status tanah wakaf tanpa sertifikat dalam …

91
STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI KECAMATAN PAAL MERAH KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1) Dalam Hukum Keluarga Islam Pada Fakultas Syariah Oleh : MUHAMMAD RIDHO NIM : 101170094 PEMBIMBING Dr. H. UMAR YUSUF, M.H.I IRSADUNNAS NOVERI, S.H., M.H PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI KECAMATAN PAAL MERAH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1)

Dalam Hukum Keluarga Islam

Pada Fakultas Syariah

Oleh :

MUHAMMAD RIDHO

NIM : 101170094

PEMBIMBING

Dr. H. UMAR YUSUF, M.H.I

IRSADUNNAS NOVERI, S.H., M.H

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

1442 H/2021 M

Page 2: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

i

Page 3: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

ii

Page 4: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

iii

Page 5: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

iv

MOTTO

بهعليم الل اتحبىنوماتىفقىامهشيءفان ىتىفقىامم حت لهتىالىاالبز

Artinya :

kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta

yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah

Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran : 92)1

1 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: Abyan, 2014), hlm 62

Page 6: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

v

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Status Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Dalam Perspektif

Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi”

Perwakafan tanah selain harus dilaksanakan sesuai dengan syariat hukum Islam,

dalam hukum positif perwakafan tanah juga harus didaftarkan ke Badan Pertanahan

Nasional untuk diterbitkan sertifikat tanah wakaf. Namun dalam prakteknya

dilapangan khususnya diwilayah Kecamatan Paal Merah masih ada tanah wakaf yang

belum memiliki sertifikat tanah wakaf hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi nya. Dalam penelitian ini menggunakan teori maqashid syariah,

maslahah mursalah dan teori kepastian hukum. Pendekatan penelitian yang digunakan

dalam skripsi ini adalah pendekatan yuridis empiris yaitu dengan menggunakan

pendekatan yang melihat gejala gejala sosial yang berkaitan dengan hukum dalam

praktik legislasi di Indonesia. Jenis dan sumber dalam penelitian ini yaitu jenis data

primer dan data sekunder, Metode penggumpulan data yang digunakan yaitu dengan

melakukan observasi, wawancara dan dokumen. Hasil dari penelitian ini yaitu Wakaf

dalam konsep hukum Islam yaitu perbuatan hukum menahan benda yang dapat

diambil manfaatnya tanpa menghabiskan bendanya yang digunakan dalam berbuat

kebaikan. Sedangkan wakaf dalam konsep hukum Positif adalah memisahkan atau

menyerahkan sebagian harta yang dimiliki untuk dimanfaatkan selamanya atau pun

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tujuan diwakafkan untuk keperluan

ibadah atau kepentingan umum lainnya yang sesuai dengan syariat. Faktor penyebab

masih adanya tanah wakaf tanpa sertifikat yaitu: kurang aktifnya nadzir dalam

mengurus sertifikat tanah wakaf, status kepemilikan tanah yang diwakafkan,

kurangnya sosialisasi dari BWI dan KUA serta ribetnya prosedur pendaftaran

sertifikat tanah wakaf. Status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat dalam hukum Islam

tetap sah jika terpenuhinya semua rukun dan syarat wakaf, sedangkan dalam hukum

positif status tanah wakaf tanpa sertifikat wakaf maka tidak memiliki kekuatan

hukum tetap, Jika tanah wakaf tersebut telah memiliki AIW maka wakaf tersebut

tidak dapat dibatalkan, akan tetapi belum sempurna karena belum memiliki sertifikat

wakaf.

Kata Kunci: Status Hukum Tanah Wakaf, Tanpa Sertifikat Wakaf

Page 7: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

vi

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan inayah-

Nya, sehingga saya diberikan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

Kedua Orang Tua Ku Tercinta, Bapakku Ardiansayah Dan Ibuku Sri

Susilowati, yang senantiasa selalu mendoakan, memotivasi, dan berkorban

untukku, terima atas semua kasih sayang yang selalu engkau berikan yang

tak akan sanggup aku membalas semuanya itu.

Untuk semua Guruku, dan Dosen-dosen ku yang selalu memeberikanku ilmu

ilmu yang bermanfaat dan semoga ilmu tersebut dapat saya amalkan untuk

kesuksesan dimasa depan nanti.

Untuk semua teman teman seperjuangan di Prodi Hukum Keluarga Islam,

ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Hukum Keluaarga Islam, dan Seluruh staf

Fakultas Syariah, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga Allah SWT Selalu memberikan keberkahan dan kesuksesan kepada

kita semua.

Berkah Semuanya, Segalanya, Selamanya.

Aamiin Allahumma Aamiin.

Page 8: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat limpahan Rahmat,

Taufik, Hidayah serta Inayahnya sehingga penulis diberikan kemampuan untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya sholawat beriringan salam

semoga tetap selalu tercurahkan terhadap junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

telah menuntun kita dari alam kebodohan kepada alam yang terang benderang dengan

dengan cahaya Iman dan Islam.

Kemudian dalam penyususnan skripsi ini, yang berjudul “Status Tanah Wakaf

Tanpa Sertifikat Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Di Kecamatan

Paal Merah Kota Jambi”. Penulis akui banyak sekali hambatan dan rintangan yang

penulis alami baik saat menggumpulkan data maupun pada saat penyusunan skripsi,

namun semua itu harus disyukuri, karena banyak sekali pelajaran dan penggalaman

yang penulis dapatkan dari penyusunan skripsi ini. Berkat adanya bantuan dan

motifasi dari berbagai pihak, terutama motifasi serta bimbingan yang diberikan oleh

dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pantaslah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,M.H selaku Dekan Fakultas Syariah.

3. Bapak Agus Salim, S.TH.I, M.A., M.I.R., Ph.D, selaku wakil dekan I bidang

Akademik dan Kelembagaan,

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H., M.Hum selaku wakil dekan II bidang

administrasi umum, perencanaan, dan keuangan,

Page 9: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

viii

5. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H.,M.Hum selaku wakil dekan III bidang kemahasiswaan

dan kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

6. Ibu Mustiah, RH, S.Ag., M.Sy selaku ketua Prodi Hukum Keluarga Islam dan

bapak Irsadunnas Noveri, S.H., M.H selaku sekretaris Prodi Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Dr. H. Umar Yusuf, M.HI selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

pembimbing I yang senantiasa selalu memberikan arahan dan bantuan sehingga

saya dapat meneyelesaikan penelitian ini dengan baik.

8. Bapak Irsadunnas Noveri, S.H., M.H selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa selalu memberikan arahan dan bantuan sehingga saya dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

9. Seluruh Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, saya ucapkan terima kasih banyak atas semua ilmu yang telah

diberikan, dan semoga ilmu tersebut dapat saya amalkan serta dapat bermanfaat

bagi diri saya sendiri dan orang lain.

10. Seluruh karyawan dan karyawati staf akademik Fakultas Syariah yang senantiasa

melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga proses penelitian ini dapat

diselesaikan dengan baik.

11. Kepala perpustakaan Fakultas Syariah beserta stafnya dan kepala perpustakaan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya.

12. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

13. Seluruh teman-teman seperjuangan, teman-teman prodi Hukum Keluarga Islam

angkatan 2017, terima kasih atas dukungan dan semangat kalian, sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 10: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

ix

Page 11: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .......................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Batasan Masalah...................................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 6

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual ............................................. 7

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 16

B. Jenis Penelitian ....................................................................................... 16

C. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 16

D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 17

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 18

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 20

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan .................... 22

B. Letak Geografis Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan ...... 23

Page 12: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

xi

C. Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan .......... 26

D. Susunan Organisasi, Program Kerja dan Uraian Kerja Kantor Urusan

Agama Kecamatan Jambi Selatan .......................................................... 27

E. Sarana dan prasarana Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

Kota Jambi ............................................................................................. 32

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Konsep Wakaf Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif ................... 34

B. Faktor Penyebab Masih Adanya Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat di

Kecamatan Paal Merah Kota Jambi ....................................................... 49

C. Status Hukum Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Di Kecamatan Paal Merah

Ditinjau Dari Hukum Islam dan Hukum Positif ................................... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 68

B. Saran ...................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITEA

Page 13: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Daftar Nama Kepala KUA Jambi Selatan Sejak Awal Berdiri Sampai

Sekarang ................................................................................................. 22

Tabel 3.2 : Jumlah Penduduk Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi Dirinci Per

Kelurahan ............................................................................................... 24

Tabel 3.3 : Jumlah Penduduk Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi Dirinci Per

Kelurahan ............................................................................................... 26

Tabel 4.1 : Jumlah Tanah Wakaf Kecamatan Paal Merah Kota Jambi Dirinci Per

Kelurahan ............................................................................................... 57

Tabel 4.2 : Daftar Penggunaan Tanah Wakaf Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi

Dirinci Per Kelurahan ............................................................................. 58

Page 14: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah memiliki arti penting bagi kehidupan manusia karena seluruh

kehidupan manusia itu tidak dapat dipisahkan dari tanah, mereka hidup di atas

tanah, memperoleh bahan pangan dari tanah dan akan kembali pun ke tanah.

Masalah yang akan timbul dari permasalahan tanah yaitu terjadinya

persengketaan karena manusia ingin menguasai tanah orang lain karena adanya

suatu kepentingan didalamnya.2

Tanah selain memiliki fungsi ekonomi, tanah juga memiliki fungsi

sosial. Salah satu fungsi sosial tanah bagi kehidupan manusia jika dikaitkan

dengan ibadah dalam ajaran agama Islam, maka tanah tersebut dapat di wakafkan

berdasarkan ajaran agama Islam. Karena wakaf merupakan salah satu ajaran

agama Islam yang berdimensi sosial dan dapat berperan dalam pemberdayaan

ekomoni sosial umat Islam, karena dalam sejarahnya wakaf telah berperan dalam

perkembangan sosial, ekonomi dan budaya manusia.3

Tanah wakaf mempunyai fungsi multi dimensional dalam membantu

kesejahteraan, perkembangan atau kemajuan masyarakat. Azas keseimbangan

dalam suatu kehidupan merupakan azaz hukum yang bersifat universal. Azaz

tersebut mengandung tujuan bahwa wakaf adalah ibadah atau pegabdian kepada

Allah SWT merupakan keseimbangan antara makhluk (manusia) dengan sang

pencipta (Allah SWT), kesimbangan antara keduannya itu akan menimbulkan

keserasian dirinya dengan hati nuraninya sehingga akan mewujudkan

ketenteraman dan ketertiban dalam hidup. Azaz kesimbangan menjadi azaz yang

2 G. Kartasapoetra, dkk, Hukum Tanah Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan Pendayagunaan

Tanah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm 1

3 Suhrawardi K, Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm

21.

Page 15: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

2

dapat meningkatkan pembangunan nasional, karena keseimbangan antara

kepentingan materil dengan sprituil, kepentingan pribadi dengan masyarakat dan

kepentingan dunia dan akhirat.4

Perwakafan tanah memiliki fungsi sosial yang berarti bahwa

penggunaan hak milik tanah pribadi seseorang harus memberikan manfaat

langsung atau tidak langsung kepada masyarakat banyak. Kepemilikan terhadap

harta benda wakaf (tanah) tercakup didalamnya benda-benda lain, dengan kata

lain bahwa di dalam harta benda tanah seseorang ada hak orang lain yang

terdapat pada harta benda tanah tersebut.5 Salah satu fungsi sosial dari tanah

wakaf yaitu tanah wakaf tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum

seperti membangun sarana dan prasarana keagamaan seperti membangun masjid,

pesantren, madrasah, sekolah, perguruan tinggi, tempat pemakaman, serta

membangun rumah qur‟an, dan rumah-rumah untuk anak yatim, dan lain-lain.

Pelaksanaan perwakafan tanah milik menjadi salah satu sarana untuk

mengembangkan kehidupan sosial ekonomi kemasyarakatan, keagamaan, dan

menjadi bentuk ibadah sosial dalam ajaran agama Islam yang memiliki kaitan

erat dengan hukum keagrariaan. Dengan demikian wakaf memiliki fungsi untuk

mengekalkan manfaat tanah yang diwakafkan sesuai dengan tujuan

diwakafkannya tanah tersebut. Dengan dijadikannya tanah hak milik menjadi

suatu wakaf, maka status hak miliknya menjadi terhapus. Tetapi tanah tersebut

tidak menjadi tanah negara, melainkan memiliki status khusus sebagai tanah

wakaf yang diatur oleh hukum agama Islam.6

Untuk mengatur permasalahan tanah di Indonesia, maka Pemerintah

menerbitkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Undang-Undang Nomor 5

4 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam, 2007), hlm 10

5 Ibid, hlm 14

6 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2008), hlm 345

Page 16: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

3

Tahun 1960, yang berbunyi bahwa “Berhubung dengan apa yang tersebut dalam

pertimbangan-pertimbangan di atas perlu adanya hukum agraria nasional, yang

berdasar atas hukum adat tentang tanah yang sederhana dan menjamin kepastian

hukum bagi seluruh rakyat Indonesia dengan tidak mengabaikan unsur unsur

yang bersandar pada hukum agama.”7

Selanjutnya permasalahan pendaftaran tanah di muat lagi dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 yang berbunyi

“Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus,

berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukaan,

dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta

dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun,

termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang

sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak hak tertentu

yang membebaninya.”8

Pendaftaran tanah yang menghasilkan tanda bukti hak atas tanah disebut

sertifikat, merupakan tujuan dari Undang Undang Pokok Agraria. Kewajiban

melakukan perndaftaran tanah itu prinsipnya dibebankan kepada pemerintah dan

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap oleh daerah-daerah berdasarkan

pertimbangan ketersediaan peta dasar pendaftarannya.9

Berkaitan dengan pendaftaran tanah wakaf di Indonesia, tentunya tidak

terlepas dari peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, pengaturan

tentang pendaftaran tanah wakaf bermula terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria. Selanjutnya

7 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Raja

Grafindo, 2002), hlm 2

8 Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihhan Hak Atas Tanah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm

13

9 Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi, (Jakarta:

Kompas, 2001), hlm 181-182

Page 17: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

4

ditindaklanjuti oleh Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang

Perwakafan Tanah milik, serta harus melalui prosedur akta ikrar wakaf yang

akan mengubah sertifikat hak milik menjadi sertifikat wakaf.10

Permasalahan wakaf juga dimuat dalam Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia yang berlaku berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991. Dan

untuk lebih mengefektifkan pengaturan dan pendayagunaan wakaf yang memiliki

potensi dan manfaat ekonomi, maka pemerintah membuat Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42

Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004

Tentang Wakaf.

Namun yang menjadi permasalahannya praktek perwakafan di Indonesia

masih sangat tradisionalis, karena masih banyak umat muslim di Indonesia yang

melakukan kegiatan perwakafan hanya menggunakan kebiasaan-kebiasaan

keagamaan, dengan memenuhi semua rukun dan syaratnya saja, dengan

menggunakan tradisi lisan atas dasar saling memberikan kepercayaan kepada

seseorang atau lembaga-lembaga tertentu. Mereka memandang wakaf adalah

amal sholeh yang bernilai ibadah dihadirat Allah SWT tanpa harus melalui

proses administrasi yang berlaku di negara Indonesia.

Adanya suatu indikasi bahwa pelaksanaan perwakafan di Kecamatan

Paal Merah Kota Jambi masih sangat tradisionalis, dengan tidak mengikuti aturan

yang telah di tetapkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang pelaksanaan

UU No 41 Tahun 2004. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya tanah

wakaf di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi yang belum mempunyai sertifikat

tanah wakaf. Hal ini dapat terjadi karena masih ada sebagian masyarakat yang

10 Rahmat Perlaungan Siregar, “Problematika Pendaftaran Tanah Wakaf: Studi Kecamatan

Percut Sei Tuan, Deli Serdang,” Premise Law Jurnal, 2014, hlm 2

Page 18: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

5

belum mengetahui, dan memahami tentang peraturan perwakafan yang berlaku di

Indonesia.

Tanah wakaf di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi berjumlah 119 tanah

wakaf. Dengan tanah wakaf yang sudah bersertifikat berjumlah 84 tanah wakaf

dan 35 tanah wakaf lainnya belum memiliki sertifikat wakaf serta 24 tanah wakaf

sudah ber akta ikrar wakaf dan 11 tanah wakaf lainnya belum mempunyai akta

ikrar wakaf. Melihat masih banyaknya tanah wakaf yang belum memiliki

sertifikat wakaf di Kecamatan Paal Merah, untuk menghindari terjadinya

persengketaan tanah wakaf maka perlunya tanah wakaf tersebut untuk

didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional agar diterbitkan sertifikat wakafnya

sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

yang berlaku di Indonesia.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis berfikir untuk

melakukan penelitian tentang praktek perwakafan tanah di Kecamatan Paal

Merah Kota Jambi yang dalam prakteknya dilapangan masih ditemukan adanya

tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat tanah wakaf. Maka penulis akan

mengkaji masalah ini ke dalam sebuah penelitian dengan judul “STATUS

TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI KECAMATAN PAAL MERAH KOTA

JAMBI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan pada latar belakang

diatas, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian

proposal skripsi ini sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep wakaf menurut hukum Islam dan hukum positif ?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan masih adanya tanah wakaf tanpa sertifikat

wakaf di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi ?

3. Bagaimana status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat di Kecamatan Paal

Merah Kota Jambi ditinjau dari hukum Islam dan hukum positif ?

Page 19: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

6

C. Batasan Masalah

Mengingat objek yang akan dibahas dalam penelitian ini cukup luas,

sehingga diperlukan pembatasan masalah agar penelitian ini dapat lebih akurat

dan terarah, maka penulis memberikan batasan masalah penelitian hanya pada

status tanah wakaf tanpa sertifikat dalam perspektif hukum Islam dan hukum

positif di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui konsep wakaf menurut hukum Islam dan hukum

positif

b. Untuk mencari dan menganalisis faktor apa yang menyebabkan masih

adanya tanah wakaf tanpa sertifikat wakaf di Kecamatan Paal Merah Kota

Jambi

c. Untuk mengetahui status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat di

Kecamatan Paal Merah Kota Jambi yang ditinjau dari hukum Islam dan

hukum positif.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan kontribusi ilmiah

dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam

masalah status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat di Indonesia.

2) Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana stara satu

di Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Kegunaan Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian lebih lanjut guna kepentingan ilmu

Page 20: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

7

pengetahuan khususnya tentang status hukum tanah wakaf tanpa

sertifikat di Indonesia.

2) Diharapkan dengan penelitian ini masyarakat mendapatkan wawasan

dan pengetahuan tentang bagaimana status hukum tanah wakaf tanpa

sertifikat di Indonesia.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teori

a. Teori Maqashid Syari’ah

Maqashid al-syari’ah terdiri dari dua kata, yaitu maqashid dan

syari’ah. Kata maqashid merupakan bentuk jamak dari maqshad yang berarti

maksud dan tujuan, sedangkan syari‟ah mempunyai pengertian hukum

hukum Allah yang ditetapkan untuk manusia agar dipedomani untuk

mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.

Dengan demikian, maqashid al-syari’ah berarti kandungan nilai yang

menjadi tujuan pensyariatan hukum. Maka maqashid al-syariah adalah tujuan

tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum.11

Maqashid syari’ah dapat juga berarti tujuan-tujuan Allah dan Rasul-

Nya dalam merumuskan hukum-hukum Islam. Tujuan hukum Islam itu dapat

ditelusuri didalam ayat-ayat Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai

alasan yang logis bagi rumusan suatu hukum yang berorientasi pada

kemaslahatan seluruh umat manusia.12

b. Teori maslahah mursalah

Al-maslahah sewazan dengan kata al-manfaat, yang berarti

mengandung manfaat. Bentuk jamak dari al-maslahah adalah al-mashalih.

Menurut bahasa al-maslahah berarti segala yang dapat mendatangkan

11 Asafri Jaya, Konsep Maqashid al-Syari’ah Menurut Al-Syathibi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1996) hlm 5

12 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2005), hlm 233

Page 21: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

8

manfaat baik dengan cara melakukan suatu tindakan maupun menghindarkan

dan menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan kemudharatan dan

kesulitan. Pengertian al-maslahah al-mursalah adalah kemaslahatan yang

sejalan dengan tujuan syara’ sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam

mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan dari kemudaharatan yang

dibutuhkan dalam kehidupan manusia.13

Ditinjau dari segi kepentingan dan kualitas maslahah dibagi dalam

tiga tingkatan, yaitu:

1) Al-Maslahah al-dharuriyat, yaitu kemaslahatan yang berkaitan dengan

semua kebutuhan dasar manusia baik di dunia maupun di akhirat.

2) Al-Maslahah al-hajiyat, yaitu kemaslahatan yang dibutuhkan semua

manusia untuk menyempurnakan kemaslahatan pokok manusia dan untuk

menghilangkan kesulitan yang mereka hadapi.

3) Al-Maslahah al-tahsiniyat, yaitu kemaslahatan yang bersifat sebagai

pelengkap terhadapa kemaslahatan dharuriyat dan hajiyat.14

c. Teori Kepastisan Hukum

Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) memiliki salah satu tujuan

yaitu untuk meletakkan dasar dasar yang menjamin kepastian hukum bagi

seluruh rakyat Indonesia. Tujuan kepastian hukum tersebut dapat diwujudkan

dengan upaya pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah ini menjadi kewajiban

pemerintah yang telah diatur dalam pasal 19 UUPA, yaitu: (1) untuk

menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah

diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang

diatur dengan Peraturan Pemerintah. (2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1

pasal ini meliputi: pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah, pendaftaran

13

Firdaus, Ushul Fiqh : Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara

Komprehensif, (Depok, Rajawali Pers, 2017), hlm 91-92

14 Ibid, hlm 93-94

Page 22: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

9

hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut, pemberian surat-surat

tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. (3)

pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengigat keadaan negara dan

masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta kemungkinan

penyelenggaraannya menurut pertimbangan Menteri Agraria. (4) dalam

Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan

pendaftaran termaksud di dalam ayat 1 di atas, dengan ketentuan bahwa

rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pebayaran biaya-biaya tersebut.15

Dalam Undang Undang Pokok Agraria Pasal 19 Ayat 1 menetapkan

bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran tanah diatur dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Pemerintah tersebut bertujuan memberikan kepastian hukum dan

perlindungan hukum kepada pemegang hak milik atas tanah, dengan alat

bukti yang dihasilkan pada akhir proses pendaftaran tanah berupa sertifikat

tanah yang terdiri atas salinan buku tanah dan surat ukur.16

2. Kerangka Konseptual

a. Sertifikat Tanah Wakaf

Sertifikat adalah sebuah salinan buku tanah dan surat ukuran tanahnya

yang dijilid menjadi satu bersama dengan kertas sampul yang bentuknya

telah ditetapkan oleh peraturan Menteri Agraria dan diberikan kepada

yang berhak menerimanya.17

Untuk memberikan kepastian hukum kepada pemilik hak atas tanah

dan hak milik satuan rumah susun maka telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 32 Ayat 1 Tentang Pendaftaran

Tanah bahwa sertifikat tanah dapat berlaku sebagai alat pembuktian yang

15

Urip Santoso, Kepastian Hukum Wakaf Tanah Hak Milik, Jurnal Ilmu Hukum, Vol XIX

No. 2, 2004, hlm 76

16 Ibid

17 Mudjiono, Politik dan Hukum Agraria, (Yogyakarta: Liberty, 1997), hlm 31

Page 23: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

10

kuat. Sertifikat tanah menjadi suatu surat tanda bukti yang kuat mengenai

data fisik dan data yuridis yang terdapat didalamnya, sepanjang data fisik

dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang terdapat didalam surat

ukur dan buku tanah yang bersangkutan.18

Sertifikat tanah wakaf merupakan salah satu program nasional sebagai

bentuk pertanggung jawaban pemerintah kepada masyarakat. Oleh

karenanya, perlu diadakan pendataan tanah wakaf secara pasti dan akurat

untuk mengetahui secara pasti berapa jumlah tanah wakaf yang ada di

seluruh Indonesia. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang

melakukan praktek perwakafan tanpa adanya akta ikrar wakaf dan tidak

ada sertifikat wakafnya.

b. Wakaf Dalam Hukum Islam

Wakaf adalah salah satu ibadah dalam hukum Islam. membicarakan

permasalahan wakaf baik secara umum maupun secara khusus tidak akan

terlepas dari pembicaraan tentang konsep wakaf menurut hukum Islam.

Tetapi wakaf tidak memiliki konsep yang tunggal dalam ajaran hukum

Islam, karena banyak sekali pendapat tentang konsep wakaf tersebut.19

Dasar hukum tentang wakaf terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur‟an yang

memerintahkan manusia untuk selalu berbuat kebaikan terhadap sesama

umat manusia, salah satunya ialah mewakafkan harta atau tanah yang

dimilikinya untuk kepentingan masyarakat banyak. Diantaranya ayat Al-

Qur‟an yang memerintahkan untuk berbuat kebaikan terdapat dalam

surah Al-Hajj ayat 77:

اركعىاواسجدواواعبدواربكموافعلىاالخيزلعلكمتفلحىن۩ياأيهاالذيهآمىىا

18

Boedi Harsono, Op-cit, hlm 481

19 Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara

Kita, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), hlm 15

Page 24: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

11

“Wahai orang orang yang beriman! rukuklah, sujudlah, dan sembahlah

Tuhanmu dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung”. (QS. Al-Hajj

Ayat 77).20

Menurut perspektif fiqih Islam, ada 4 rukun wakaf, yaitu:

1) Wakif (orang yang mewakafkan hartanya)

2) Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan)

3) Mauquf ‘Alaih (pihak yang diberikan wakaf atau peruntukan wakaf)

4) Shighat (ikrar wakaf sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan

sebagian harta bendanya)

Jika ditinjau dari kepada siapa wakaf diperuntukkan, maka wakaf

dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Wakaf Ahli

Wakaf ahli atau bisa disebut juga wakaf Dzurri, yaitu wakaf yang

diperuntukkan kepada orang-orang tertentu saja, hanya seorang

ataupun lebih, keluarga si wakif atau bukan.

2) Wakaf Khairi

Yaitu wakaf yang digunakan untuk kepentingan agama atau

kemasyarakatan (kepentingan umum), seperti digunakan untuk

keperluan pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, rumah

qur‟an, rumah anak yatim piatu, dan lain-lainnya.21

c. Wakaf Dalam Hukum Positif

Pengaturan tentang perwakafan di Indonesia telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok

agraria, yang selanjutnya ditindak lanjuti oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik. Dan wakaf juga

20

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: Abyan, 2014), hlm 341

21 Departemen agama RI, FIqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,, 2007), hlm 3

Page 25: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

12

dimuat di dalam Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 yaitu Kompilasi

Hukum Islam di Indonesia.22

Untuk mengefektifkan potensi ekonomi yang terkandung didalam

wakaf, maka pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf. Didalam Undang-Undang ini dikembangkan juga

tentang ketentuan mengenai perwakafan berdasarkan syariah, kewajiban

pendaftaran serta pengumuman harta benda wakaf, benda yang

diwakafkan tidak terbatas hanya benda tidak bergerak saja tetapi juga

pada benda yang bergerak, baik yang bewujud maupun yang tidak

berwujud, keperuntukan benda wakaf tidak semata hanya untuk

kepentingan keagamaan dan sosial saja, tetapi juga untuk memajukan

kesejahteraan umum dengan meningkatkan manfaat dan potensi ekonomi

yang terkandung didalam benda wakaf tersebut, dan dibentuknya Badan

Wakaf Indonesia (BWI).23

F. Tinjauan Pustaka

Untuk dapat mengetahui lebih jelas dan lebih mendalam mengenai

penelitian ini, penulis berusaha memulai aktifitas penelitian dan mengkaji dengan

berusaha membaca skripsi maupun buku-buku dengan suatu permasalahan yang

penulis angkat. Kemudian dipaparkan kembali agar tidak terjadi adanya

pengulangan pembuatan skripsi.

Ada beberapa penelitian yang penulis temukan yang membahas tentang

wakaf, yaitu :

1. Skripsi yang ditulis oleh Nurul Syafiqah Binti Mohd Shahdan Mahasiswa

Program Studi Ahwal Syakhsiyyah dan Hukum Fakultas Syariah Institut

Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan judul skripsi

“Peran MAIS Dalam Mencegah Terjadinya Sengketa Tanah Wakaf (Studi

22

Suhrawardi K, Lubis, dkk, Op-cit, hlm 156

23 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm 9

Page 26: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

13

Sabak Bernam Selangor)”.24

Penelitian ini membahas tentang peran MAIS

dalam mencegah terjadinya sengketa tanah wakaf di Provinsi Selangor oleh

Majelis Agama Islam Provinsi Selangor, mendeskripsikan prosedur

penyelesaian sengketa tanah wakaf di Negeri Selangor, dan Untuk

mendeskripsikan aspek apa saja yang menjadi penimbang MAIS dalam

menyelesaikan sengketa tanah wakaf yang terjadi di Majelis Agama Islam

Selangor.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian Nurul Syafiqah

Binti Mohd Shahdan yaitu terletak pada pembahasannya yang mana pada

penelitian sebelumnya membahas tentang bagaimana peran MAIS dalam

mencegah terjadinya sengketa tanah wakaf sedangkan dalam penelitian ini,

peneliti membahas tentang bagaimana status hukum tanah wakaf tanpa

sertifikat, yang mana jika tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat, maka

akan banyak permasalahan yang ditimbulkan, salah satunya persengketaan

antara ahli waris yang menggugat kembali tanah wakaf tersebut yang belum

memiliki sertifikat. Hal ini disebabkan karena tanah wakaf tersebut belum

memiliki sertifikat wakaf.

2. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Yassir Mahasiswa Program Studi

Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, dengan judul skripsi “Kedudukan Wakaf Dalam Islam

Studi Perbandingan Antara Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi‟i”.25

Penelitian

ini membahas tentang bagaimana kedudukan wakaf dalam Islam dan untuk

mengungkap bagaimana pandangan hukum Islam mengenai penarikan

24 Nurul Syafiqah Binti Mohd Shahdan, Peran MAIS Dalam Mencegah Terjadinya Sengketa

Tanah Wakaf (Studi Sabak Bernam Selangor), Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah Institut Agama Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2013)

25Muhammad Yassir, Kedudukan Wakaf Dalam Islam Studi Perbandingan Antara Mazhab

Hanafi dan Mazhab Syafi’I, Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, 2019)

Page 27: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

14

kembali harta wakaf yang telah diwakafkan tersebut, penelitian ini juga

membahas tentang bagaimana tanggapan ulama tentang kedudukan harta

tersebut, di skripsi ini hanya memakai pendapat Mazhab Hanafi dan Mazhab

Syafi‟I mengenai kedudukan harta benda wakaf yang ditarik kembali.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian Muhammad

Yassir yaitu terletak pada pembahasannya yang mana pada penelitian

sebelumnya membahas tentang bagaimana kedudukan wakaf dalam Islam,

bagaimana pandangan hukum Islam tentang penarikan kembali harta wakaf

yang telah diwakafkan sedangkan dalam penelitian ini, peneliti membahas

tentang bagaimana status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat baik dalam

pandangan hukum Islam maupun hukum positif

3. Skripsi yang ditulis oleh Hazril Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, dengan judul skripsi “Hukum Pemanfaatan Tanah Wakaf Untuk

Kepentingan Pribadi (Studi Kasus Di Desa Talang Sengegah Kab Merangin

Jambi)”26

. Skripsi ini membahas tentang tanah wakaf yang dimanfaatkan

untuk kepentingan pribadi, karena masyarakat Desa Talang Sengegah

beranggapan bahwa harta wakaf adalah milik umum sesuai dengan keinginan

si pewakaf, dan tidak boleh harta wakaf tersebut digunakan untuk selain

kepentingan umum. Faktor penyebabnya adalah faktor ekonomi, faktor

pengetahuan dan faktor dari kurangnya pengawasan dari nadzir.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian Hazril yaitu

terletak pada pembahasannya yang mana pada penelitian sebelumnya

membahas tentang tanah wakaf yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi

di Desa Talang Sengegeh sedangkan dalam penelitian ini membahas tentang

26

Hazril, Hukum Pemanfaatan Tanah Wakaf Untuk Kepentingan Pribadi (Studi Kasus Di

Desa Talang Sengegah Kab Meranigin Jambi), Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020)

Page 28: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

15

status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat wakaf yang ditinjau dari hukum

Islam dan hukum positif.

Page 29: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

16

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota

Jambi yang beralamat di Jln Rb Siagian Rt 02 Kelurahan Pasir Putih Kecamatan

Jambi Selatan Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dari

tanggal 17 Februari 2021 Sampai tanggal 17 Mei 2021.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif yang

lebih khususnya dengan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

yang objeknya mengenai gejala gejala atau peristiwa peristiwa yang terjadi pada

kelompok masyarakat.27

C. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penilitian ini adalah

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengumpulkan

dan menganalisis data dan tidak berdasarkan angka-angka, akan tetapi bukan

berarti tidak boleh menggunakan angka dalam menerangkan gejala. Sedangkan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.28

Selanjutnya penulis menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan

yuridis empiris, yaitu dengan menggunakan pendekatan yang melihat gejala

27 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta. Cet. II, 1998), hlm 15.

28 Sayuti Una, pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi : Syariah Press, 2014), hlm

32

Page 30: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

17

gejala sosial yang berkaitan dengan hukum dalam praktik legislasi di Indonesia.29

Pendekatan yuridis empiris ini mengkaji bagaimana ketentuan ketentuan hukum

yang berlaku dan apa yang terjadi di masyarakat. Yaitu tentang bagaimana status

hukum tanah wakaf tanpa sertifikat di Kecamatan Paal Merah Ditinjau Dari

Hukum Islam dan Hukum Positif.

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam setiap penelitian tentunya memerlukan jenis dan sumber datanya,

dalam penelitian penulis menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut :

a) Jenis Data

1) Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek

penelitian.30

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil

wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Wawancara langsung

dengan ketua BWI Kota Jambi, wawancara dengan kepala KUA Jambi

Selatan Kota Jambi, dan penyuluh agama bidang wakaf di Kantor Urusan

Agama Jambi Selatan Kota Jambi untuk lebih menguatkan hasil penelitian

ini, serta wawancara terhadap wakif dan nadzir.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan cara mengutip

langsung dari sumber lain, sehingga data tersebut tidak bersifat autentik,

karena sudah diperoleh dari pihak lain.31

Data sekunder yang penulis

29 Noor Muhammad Aziz, “Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Rechts Vinding BPHN, Vol. 1 No. 1, (Januari-April 2012),

hlm 19.

30 Sayuti Una, Op-cit, hlm 34

31 Sayuti Una, Ibid

Page 31: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

18

gunakan dalam penelitian ini berupa Al-qur‟an, hadis, undang-undang,

buku, jurnal, skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini.

b) Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ialah subjek dari mana saja data data

ini dapat diperoleh. Peneliti memperoleh sumber data dari orang-orang yang

mengetahui, mengalami, ikut serta, dan terlibat langsung maupun dalam

proses perwakafan yang terjadi di Kecamatan Paal Merah. Dalam penelitian

ini sumber datanya terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder,

yaitu :

Sumber data primer

- Ketua BWI Kota Jambi

- Kepala KUA Jambi Selatan

- Penyuluh agama bidang wakaf di KUA Jambi Selatan

- Wakif

- Nadzir

Sumber data sekunder

- Buku-Buku

- Jurnal

- Data-data atau Dokumen

- Artikel-artikel lain yang berkaitan dengan penelitian ini

Namun untuk mendapatkan kelengkapan data-data, tidak menutup

kemungkinan penulis juga akan mendapatkan data-data dan informasinya dari

pihak-pihak diluar dari yang sudah disebutkan diatas, namun masih

berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian ini.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam

kegiatan penelitian, yaitu menentukan cara mendapatkan data mengenai variabel

Page 32: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

19

variabel.32

Metode pengumpulan data dibutuhkan guna untuk menjawab rumusan

masalah dalam sebuah penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga

metode pengumpulan data sebagai berikut :

a) Observasi

Observasi atau pengamatan langsung semua objek dengan menggunakan

semua panca indra. Observasi digunakan dalam sebuah penelitian hukum

apabila suatu tujuan penelitian hukum itu mencatat perilaku hukum yang

terjadi di lingkungan masyarakat.33

Dalam proses observasi maka penulis akan

membuat catatan-catatan untuk keperluan saat menganalisis data dan saat

pengecekan data kembali. Data yang diperoleh dari hasil observasi akan

menjadi data primer.

b) Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada responden untuk memperoleh

informasi langsung. Wawancara tersebut dilakukan dengan cara sistematis dan

memiliki nilai validasi dan reliabilitas.34

Wawancara ini dilakukan oleh

penulis untuk mendapatkan data data langsung dari responden untuk

mengetahui secara langsung tentang bagaimana status tanah wakaf tanpa

sertifikat yang ada di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi ini.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan mengambil data-

data dari catatan, administrasi, arsip-arsip dan dokumen yang mendukung data

primer dalam penelitian ini.

32

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2009), hlm 129

33 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi. (Bandung :

Alfabeta, 2017), hlm 119

34 Ishaq, Ibid, hlm 115

Page 33: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

20

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk

menganalisa dan mengembangkan data-data yang telah diperoleh saat melakukan

suatu penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data

versi Miles dan Hubermen sebagai berikut:35

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Semua data yang telah diperoleh dan dikumpulkan selama proses

penelitian kemudian dicatat secara rinci dan teliti, dan selanjutnya dilakukan

teknik analisis data dengan reduksi data, yakni dengan merangkum dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting saja, dan membuang yang tidak

penting. Reduksi data dapat juga diartikan sebagai proses pemilihan,

penyederhanaan, dan transformasi data data yang masih kasar yang muncul

dari catatan-catatan saat melakukan penelitian di lapangan. Mereduksi data

merupakan membuang data-data yang tidak perlu dan menganalisis data

dengan menggolongkan, mengarahkan, mengkategorikan, dan

mengorganisasikan data menjadi sedemikian rupa sehingga data yang sudah

terkumpul menjadi lebih akurat dan dapat di verifikasi.

b) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah mendeskripsikan informasi tersusun yang telah

terkumpul yang memberikan kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data atau data display ini

bisa juga dalam bentuk grafik, bagan ataupun jaringan. Semuanya ini

dirancang agar dapat menggabungkan informasi yang tersusun ke dalam

bentuk yang mudah untuk dipahami.

35 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), hlm 85-87

Page 34: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

21

c) Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah kegiatan akhir dalam

penelitian kualitatif. Penelitian ini harus sampai pada kesimpulan dan

melakukan verifikasi data, baik dari segi maknanya maupun kebenaran

sekumpulan data yang telah disepakati oleh objek tempat penelitian dilakukan.

Page 35: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

22

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan pertama kali berdiri di

Lorong Dharma II Kelurahan Pakuan Baru pada tahun 1969, dan pada tahun 1979

pindah ke Jalan Rb, Siagian Nomor 03 RT 02 Kelurahan Pasir Putih dengan luas

tanah 570 m2. Sejak awal berdiri pada tahun 1969 sampai tahun 2021 ini, Kepala

Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan telah mengalami beberapa kali

pergantian kepala, sebagai berikut36

:

Tabel 3.1

Daftar Nama Kepala KUA Jambi Selatan Kota Jambi

Sejak Awal Berdiri Sampai Sekarang37

No Nama Tahun Jabatan

1 Nungcik Ismail 1969 – 1972

2 Khatib 1972 – 1975

3 Nungcik Ismail 1975 – 1978

4 M. Yazid, BA 1978 – 1979

5 M. Fachruddin, BA 1979 – 1983

6 Said Hasan, BA 1983 – 1985

7 Drs. H. Warongi 1985 – 1989

8 Drs. H. M. Ridho 1989 – 1994

9 Drs. H. Fachrur 1994 – 1999

10 H. Hasan Muhammad, BA 1999 – 2003

11 Zoztafia, S.Ag 2003 – 2006

12 Drs. H. Rusli Adam, M.HI 2006 – 2007

36

Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

37 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 36: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

13 Syfarizal, S.Ag 2007 – 2011

14 Muhammad Safwan, S.Ag 2011 – 2013

15 Juwaini, S.Ag 2013 – 2018

16 Marjuin, S.Ag 2018 – sekarang

Sumber : Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2021

Tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama sangat strategis, karena Kantor

Urusan Agama merupakan ujung tombak dari Kementerian Agama yang

berhubungan langsung dengan masyarakat dan melakukan pelayanan kepada

masyarakat seperti pencatatan pernikahan, pembinaan keluarga sakinah,

pembinaan hubungan baik dengan para ulama, pemuka masyarakat dan

penyelenggaraan pencatatan dan pembuatan akta wakaf. 38

Untuk menjalankan tugasnya tersebut, Kantor Urusan Agama Kecamatan

harus membutuhkan kinerja yang optimal dengan didukung oleh sumber daya

manusia yang mumpuni dari karyawan dan karyawati. Di era global seperti saat

ini, menuntut segala sesuatunya harus diselesaikan dengan cepat dan rapi.

Komputerisasi arsip dan data merupakan tuntutan zaman yang tidak bisa dihindari

lagi.39

B. Letal Goegrafis Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

1. Monografi Kecamatan Jambi Selatan

a) Letak wilayah dan batas-batas Kecamatan Jambi Selatan

Kecamatan Jambi Selatan merupakan salah satu kecamatan yang

berada di wilayah Kota Jambi, yang terdiri dari lima kelurahan meliputi:

1) Kelurahan Tambak Sari (1,46 Km2) terdiri dari 34 RT

2) Kelurahan Pakuan Baru (1,05 Km2) terdiri dari 25 RT

3) Kelurahan Thehok (6,60 Km2) terdiri dari 40 RT

4) Kelurahan Pasir Putih (1,14 Km2) terdiri dari 28 RT

38 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

39 Ibid

Page 37: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

5) Kelurahan Wijayapura (1,16 Km2) terdiri dari 23 RT

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Jambi Selatan meliputi:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pasar Jambi

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru dan

Kecamatan Mestong

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jambi Timur dan

Kecamatan Kumpeh Ulu

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jelutung40

b) Luas wilayah dan jumlah penduduk Kecamatan Jambi Selatan

Luas wilayah Kecamatan Jambi Selatan adalah 11,41 Km2. Dengan

jumlah penduduk sebanyak 62.906 jiwa. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi

Dirinci Per Kelurahan41

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Tambak Sari 5. 785 5.931 11.716

2 Pakuan Baru 4.209 4.289 8.498

3 Thehok 9.841 10.484 20.325

4 Pasir Putih 7.065 7.090 14.155

5 Wijaya Pura 4.068 4.144 8.212

Jumlah 30.968 31.938 62.906

Sumber : Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2021

Dari data tabel di atas jumlah penduduk di Kecamatan Jambi Selatan

Kota Jambi berjumlah 62.906 jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan

40

Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

41 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 38: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

baik dewasa maupun anak-anak. Kecamatan Jambi Selatan memiliki 5

kelurahan, dengan kepadatan penduduk terbesar ada di tiga kelurahan,

yaitu kelurahan Thehok, Pasir Putih, dan Tambak Sari. Dengan jumlah

penduduk terbesar yaitu di kelurahan Thehok dengan jumlah 20.325 jiwa.42

2. Monografi Kecamatan Paal Merah

a) Letak wilayah dan batas-batas Kecamatan Paal Merah

Kecamatan Paal Merah merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan

Jambi selatan yang berada diwilayah Kota Jambi, yang terdiri dari lima

kelurahan, meliputi:

1) Kelurahan Talang Bakung (6.84 Km2) terdiri dari 46 RT

2) Kelurahan Eka Jaya (8.73 Km2) terdiri dari 62 RT

3) Kelurahan Paal Merah (5.38 Km2) terdiri dari 35 RT

4) Kelurahan Lingkar Selatan (1.72 Km2) terdiri dari 56 RT

5) Kelurahan Payo Selincah (4.472 Km2) terdiri dari 37 RT

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Paal Merah meliputi:

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan dan Jambi

Timur

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi43

b) Luas wilayah dan jumlah penduduk Kecamatan Paal Merah

Luas wilayah Kecamatan Paal Merah adalah 27,142 Km2. Dengan

jumlah penduduk sebanyak 91.383 jiwa. Dengan rincian sebagai berikut:

42

Ibid

43Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 39: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi

Dirinci Per Kelurahan44

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Talang Bakung 12.571 12.466 25.037

2 Eka Jaya 10.534 10.417 20.951

3 Paal Merah 7.131 6.823 13.954

4 Lingkar Selatan 9.200 8.923 18.123

5 Payo Selincah 6.779 6.539 13.318

Jumlah 46.215 45.168 91.383

Sumber : Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2021

Dari data tabel di atas jumlah penduduk di Kecamatan Paal Merah

Kota Jambi berjumlah 91.383 jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan

baik dewasa maupun anak-anak. Kecamatan Paal Merah memiliki lima

kelurahan, dengan kepadatan penduduk terbesar ada di tiga kelurahan,

yaitu kelurahan Talang Bakung, Eka Jaya dan Lingkar Selatan. Dengan

jumlah penduduk terbesar yaitu di Kelurahan Talang Bakung dengan

jumlah penduduk 25.037 jiwa.45

C. Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

Dalam menjalan tugas-tugasnya, Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi

Selatan merumuskannya didalam Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi :

“ Unggul Dalam Pelayanan Dan Bimbingan Menuju Masyarakat Islami Yang

Berkualitas Dan Berakhlak Mulia”.

44 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

45 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 40: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

Misi :

1. Meningkatkan pelayanan dibidang organisasi.

2. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi nikah dan rujuk.

3. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi kependudukan, keluarga

sakinah dan pangan halal.

4. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi kemasjidan.

5. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi zakat, infak, shadaqah dan

wakaf.

6. Meningkatkan pelayanan informasi tentang madrasah, pondok pesantren, haji

dan umrah.

7. Meningkatkan pelayanan dan kegiatan lintas sektoral.46

D. Susunan Organisasi, Program Kerja, dan Uraian Kerja Kantor Urusan

Agama Kecamatan Jambi Selatan

1. Susunan Organisasi Kantor Urusan agama Kecamatan Jambi Selatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 1996

Tentang Nama dan Uraian Jabatan Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka

struktur organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan sebagai

berikut:

a) Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

b) Petugas Tata usaha

c) Petugas Administrasi Keuangan

d) Petugas Bimbingan dan Pelayanan Nikah dan Rujuk

e) Petugas Bimbingan Kemasjidan

f) Petugas Pembinaan Zakat, Wakaf dan Ibadah Sosial

g) Petugas Pengembangan Keluarga Sakinah dan Kependudukan

h) Petuas Pelayanan Ibadah Haji dan Umroh

46

Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 41: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi47

:

Sumber : Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2021

47 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Kepala H. Marjuin, S.Ag

Fungsional Umum (Wakaf)

Suroto, A.ma

Fungsional Penghulu 1. Ihsan, S.Ag 2. Tesmayadi, S.Ag 3. Zainal Arifin, S.H 4.Yusuf Ahmadi, S.Th.I 5. H. Fahron Siregar, S.Ag. M.Sy 6. Rusli Adam, M.HI

Fungsional Penghulu 1. H. Dairun, S.Ag 2. H. Miftahul Huda, S.Ag 3. Rajo Bungsu, S.Pd. 4. Ahmad Al-Juwaini, S.Sos 5. Nurul Huda, SP

Fungsional Umum (Tata Usaha)

Yatni

Page 42: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

2. Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

a) Pembinaan

1) Pembinaan Staf

2) Pembinaan Penghulu

3) Pembinaan Pengamalan Agama

4) Pembinaan BP4 (Badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian

Perkawinan)

5) Pembinaan Keluarga Sakinah

b) Pelayanan

1) Pendaftaran Nikah dan Rujuk

2) Pemeriksaan Catin dan Wali Nikah

3) Penasihatan Catin (Suscatin)

4) Pendaftaran Akta Wakaf

5) Informasi Haji dan Umrah

6) Insidentil Harian

3. Uraian Tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

a) Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

1) Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan Kantor Urusan Agama

Kecamatan Jambi Selatan

2) Menyusun Visi, Misi program dan rencana kerja Kantor Urusan Agama

Kecamatan Jambi Selatan

3) Membagi tugas dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan

4) Memantau, menggerakkan, membimbing dan mengarahkan

pelaksanaan tugas bawahan

5) Memberikan bimbingan dan pelayanan dibidang kepenghuluan

6) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang pengembangan

keluarga sakinah

7) Memberikan bimbingan dan pelayanan dibidang kemasjidan, zakat,

wakaf, ibadah sosial, pengan halal dan kemitraan umat

Page 43: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

8) Meneliti keabsahan AIW untuk ditandatangani

9) Melaksanakan dan mengembangkan kerja sama lintas sektoral dengan

instansi terkait dan lembaga-lembaga keagamaan di bidang

pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

10) Menanggapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di

bidang pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi

Selatan

11) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala kemenag Kota Jambi

b) Petugas Tata Usaha

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar

3) Mengisi kartu kendali dan lembar disposisi

4) Memeriksa kartu kendali dan lembar disposisi

5) Melayani legalisasi foto copy kutipan akta nikah

6) Mencatat jadwal kegiatan kepala KUA

7) Melayani surat-surat yang harus diketahui oleh kepala KUA

8) Menyiapkan buku tamu dan notulen

9) Merekapitulasi dan mempertanggung jawabkan pengisian absen

pegawai

10) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA

c) Petugas Administrasi Keuangan

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan NR

3) Menyetorkan dan membukukan biaya NR ke Pos dan Giro

4) Mengarsipkan bukti setor, NB dan akta nikah

5) Mengisi buku setor dan membuat buku ekspedisi untuk buku nikah

6) Memberi nomor surat akta nikah dan merekapitulasi peristiwa nikah

7) Menuliskan buku nikah membuat data zakat dan ibadah qurban

8) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA

Page 44: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

d) Petugas Bimbingan dan Pelayanan Nikah dan Rujuk

1) Menyipakan bahan dan peralatan kerja

2) Meneliti dan mempelajari permohonan nikah

3) Melakukan pemeriksaan calon pengantin dan mengisi formulir NB

4) Menyusun jadwal pelaksanaan nikah

5) Menyiapkan konsep pengumuman nikah

6) Menyiapkan buku kutipan akta nikah

7) Menyiapkan bahan bimbingan calon pengantin

8) Mewakili PPN dalam pelaksanaan nikah

9) Menyiapkan rekomendasi pindah nikah diluar wilayah kerja KUA

Kecamatan Jambi Selatan

10) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA

e) Petugas Bimbingan Kemasjidan

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Menyiapkan bahan bimbingan kemasjidan

3) Menginventarisasi jumlah dan perkembangan masjid, musholla dan

langgar

4) Mempelajari dan meneliti berkas permohonan bantuan dana

pembangunan masjid, musholla dan langgar

5) Mengikuti perkembangan tempat ibadah dan penyiaran agama

6) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan

f) Petugas Pembinaan Zakat, Wakaf dan Ibadah Sosial

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Menginventarisasi tanah wakaf, wakif dan nadzir

3) Meneliti kelengkapan bahan pensertifikatan tanah wakaf

4) Mencatat dan membukukan tanah wakaf yang telah bersertifikat

5) Membuat rekomendasi pindah nikah

6) Membuat absen pegawai

7) Membuat laporan bulanan (A,F1,F2 Petikan NA dan Produk Halal)

Page 45: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

8) Mendata produk halal

9) Membuat laporan tahunan

10) Membuat jadwal pendaftaran nikah

11) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA

g) Petugas Pengembangan Keluarga Sakinah dan Kependudukan

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Mendata jumlah penduduk

3) Mengidentifikasi keluarga sakinah dan pra sakinah

4) Menyiapkan bahan bimbingan dan penasehatan kepada catin

5) Membuat laporan bulanan BP 4

6) Mengarsipkan pengumuman kehendak nikah

7) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA

h) Petugas Pelayanan Ibadah Haji dan Umrah

1) Menyiapkan bahan dan peralatan kerja

2) Membuat laporan dan BKU penggunaan dana bantuan operasional

3) Membuat laporan dan BKU penggunaan dana penyelenggaraan haji

4) Membuat laporan dan BKU penggunaan dana operasional manasik haji

5) Menginput pendaftaran, pemeriksaan dan akta nikah

6) Membuat buku keluar masuk ATK

7) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala KUA48

E. Sarana dan Prasarana Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan

1. Ruangan

a) 1 ruangan kepala

b) 1 ruangan penghulu dan penyuluh

c) 1 ruangan balai nikah dan BP4

d) 1 ruangan arsip

e) 1 ruangan dapur + wc

48 Dokumen Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 46: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

2. Administrasi dan Pelayanan

a) 11 buah meja + kursi

b) 1 unit kendaraan roda 2

c) 1 unit komputer + printer

d) 1 buah mesin ketik

e) 1 buah lemari filling kabinet

f) 1 buah lemari arsip berkas nikah

g) 3 buah lemari data

h) 1 buah papan pengumuman kehendak nikah

i) 1 buah papan kegiatan kepala KUA

j) 14 papan data pembinaan dan pelaksanaan tugas KUA

3. Personalia

a) 1 orang kepala

b) 2 orang penghulu

c) 5 orang staf/pegawai

d) 2 orang penyuluh49

Dari data-data sarana dan prasarana diatas Kantor Urusan Agama Jambi

Selatan sudah memenuhi kriteria sebagai kantor pelayanan publik karena telah

memiliki fasilitas yang memadai, meskipun dalam pelayanan tersebut masih

banyak terdapat kekurangan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan di

Kantor Urursan Agama Jambi Selatan, akan tetapi pihak KUA Jambi selatan selalu

memberikan pelayanan secara maksimal dan sebaik mungkin untuk seluruh

masyarakat.

49 Dokumen Kantor urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret 2021

Page 47: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

34

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Wakaf Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif

1. Konsep Wakaf Menurut Hukum Islam

a) Pengertian Wakaf

Kata wakaf berasal dari bahasa arab yaitu “Waqafa”. Kata “Waqafa”

berarti “menahan, diam ditempat, atau berdiri”. Kata “Waqafa-Yaqifu-

Waqfan” artinya sama dengan “Habasa-Yahbisu-Tahbisan”.50

Dari segi etimologi wakaf berasal dari bahasa arab yaitu Waqf

(Jamaknya awqaf), yang berarti menyerahkan harta milik dengan penuh

keikhlasan dan pengabdian, yaitu berupa penyerahan sesuatu pada suatu

lembaga Islam dengan menahan benda itu, dan yang diwakafkan itu disebut

mauquf.51

Wakaf menurut bahasa yang berarti menahan harta, menyerahkan

harta dengan memanfaatkan hasilnya dijalan Allah. Maknanya disini berarti

menghentikan memanfaatkan keuntungannya dan diganti sebagai amal

kebaikan dijalan Allah sesuai dengan tujuan dari wakaf. Menghentikan

segala aktifitas yang awalnya boleh dilakukan terhadap harta tersebut seperti

menjual, menghibahkan, atau mewariskan, namun setelah harta tersebut

dijadikan sebuah wakaf maka perbuatan tersebut tidak boleh dilakukan, akan

tetapi hanya boleh dilakukan untuk kepentingan agama saja sesuai dengan

tujuan harta tersebut diwakafkan. 52

Wakaf dalam perspektif fikih diartikan sebagai suatu perbuatan hukum

menahan benda yang dapat diambil manfaatnya tanpa menghabiskan

50 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, dan Syorksh, (Bandung: Al-

Ma‟arif, 1977), hlm 5

51 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat: Ciputat Press, 2005) hlm 7

52 Ibid, hlm 8

Page 48: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

35

bendanya yang digunakan dalam berbuat kebaikan. Hak milik berupa harta

yang telah diwakafkan dianggap sebagai hak milik Allah SWT yang harus

dipergunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat banyak

sesuai dengan tujuan dari wakaf tersebut.53

Para ulama berbeda pendapat dalam hal mendefinisikan wakaf

menurut istilah (syara‟), karena para ulama merujuk kepada pendapat-

pendapat imam mazhab sebagai berikut:

1) Imam Abu Hanifah

Wakaf adalah menahan harta dari suatu tindakan otoritas pemilik

harta, dan menyedekahkan manfaat harta wakaf tersebut untuk tujuan

kebaikan. Maksudnya disini wakaf tidak memberikan konsekuensi akan

hilangnya harta yang diwakafkan dari kepemilikan si wakif, karena dia

boleh saja mencabut wakaf tersebut, dan boleh menjualnya bahkan

mewariskannya apabila si wakif telah wafat. Hal ini dikarenakan imam

Abu Hanifah menghukumi wakaf sebagai hukum jaiz (boleh), bukan

suatu yang lazim (wajib, yaitu mengandung hukum yang mengikat).54

2) Imam Mazhab Maliki

Wakaf adalah si wakif menjadikan hasil dari harta yang dia miliki,

meskipun kepemilikan itu hanya dengan cara menyewa atau menjadikan

penghasilan dari harta tersebut. Maksudnya si wakif menahan harta itu

dari semua bentuk kepemilikan dan menyedekahkan hasil dari harta

tersebut untuk hal kebaikan, namun harta tersebut masih menjadi milik

wakif, untuk tempo waktu tertentu. Karena menurut Malikiyyah wakaf

53

Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia, (Yogyakarta: Pilar

Media, 2006), hlm 24

54 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 10 (Jakarta: Gema Insani: 2011), hlm

269

Page 49: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

36

tidak menghilangkan kepemilikan harta tersebut, namun hanya

memutuskan hak pengelolaannya saja.55

3) Mazhab Syafi‟I dan Mazhab Hambali

Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan namun harta

tersebut masih utuh, dengan menghentikan segala bentuk pengawasan

terhadap harta tersebut dari si wakif atau lainnya. Harta wakaf tersebut

dikelola untuk tujuan kebaikan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Maka atas dasar ini lah harta tersebut hilang hak kepemilikannya dari wakif

dan harta tersebut dihukumi menjadi milik Allah SWT. Wakif terhalang

untuk mengelola harta yang diwakafkannya dan penghasilan/pemanfaatan

harta wakaf tersebut disedekahkan untuk suatu perbuatan kebajikan sesuai

dengan tujuan diwakafkannya harta tersebut.56

b) Dasar Hukum Wakaf

Dasar hukum wakaf menurut hukum Islam terdapat didalam Al-

Qur‟an Dan hadis sebagai berikut:

1) Al-Qur‟an Surah Al-Hajj Ayat 77

مىىااركعىاواسجدواواعبدواربكموافعلىاالخيزلعلكمتفلحىن ايهاالذيها ي

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan

sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.57

(QS.Al-Hajj Ayat 77)

2) Al-Qur‟an Surah Ali Imran Ayat 92

بهعليم الل اتحبىنوماتىفقىامهشيءفإن تىفقىامم حتى لهتىالىاالبز

55

Ibid, hlm 272

56 Ibid, hlm 271

57 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: Abyan, 2014), hlm 341

Page 50: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

37

Artinya :

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa

saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.58

(QS. Ali Imran Ayat 92)

3) Al-Qur‟an Surah Al Baqarah Ayat 261

سىبلة كمثلحبةأوبتتسبعسىابلفيكل مثلالذيهيىفقىنأمىالهمفيسبيلالل

واسع عليم يضاعفلمهيشاءوالل مائةحبةوالل

Artinya :

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah

seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai

ada seratus biji, Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki,

Dan Allah Maha Luas, Maha mengetahui.59

(QS. Al-Baqarah Ayat 261)

4) Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah Ayat 267

هٱلرضول أخزجىالكمم ا تماكسبتمومم اأوفقىامهطيب أيهاٱلذيهءامىى ي

غىى ٱلل اأن أنتغمضىافيهوٱعلمى ـاخذيهإل مىاٱلخبيثمىهتىفقىنولستمب تيم

حميد

Artinya :

Wahai Orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil

usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari

bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu

keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan

58 Ibid, hlm 62

59 Ibid, hlm 44

Page 51: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

38

dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa

Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.60

(QS. Al-Baqarah Ayat 267)

5) Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW

bersabda:

ذب ب ب حفبعبث بعلنب بهيبصذقةبجبسة ب بهيبثلثة:بإلا بعولبإلا قطعبع سبىبا إرابهبتبال

صبحبذعبب

Artinya :

Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua

amalnya kecuali tiga hal yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat,

dan anak yang sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya. (HR. Imam

Muslim)

6) Hadits riwayat Imam Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW

bersabda:

بإب ببفقبلبببسسبلباللا سلانبسحأهشبف ب بعل بصلاىباللا ا جشبفأجىبااج صبةبعوشبسضببثخ

بقبلبإىبشئثبحجسثب بفوببجأهشبث ذيبه فسبع ب جشبنبصتبهبلبقطب صجثبسضببثخ

تب لبب لبسخب لبجحبعب بب بلبجبعبصل ببعوشبا ببقبلبفحصذاقبث جصذاقثبث بب صل

Artinya :

Umar mendapatkan bagian tanah perkebunan di Khaibar, lalu dia

datang kepada Nabi Saw dan meminta saran mengenai bagian tersebut.

Dia berkata; Wahai Rasulullah, saya mendapat bagian tanah perkebunan

di Khaibar, dan saya belum pernah mendapatkan harta yang sangat saya

banggakan seperti kebun itu, maka apa yang anda perintahkan mengenai

kebun tersebut? Nabi Saw menjawab; Jika kamu mau, peliharalah

pohonnya dan sedekahkanlah hasilnya. Ibnu Umar berkata; Kemudian

60 Ibid, hlm 45

Page 52: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

39

Umar mensedekahkannya, tidak dijual pohonnya dan hasilnya, tidak

diwariskan dan tidak dihibahkan.

c) Rukun dan Syarat-Syarat Wakaf

Wakaf akan dinyatakan sah apabila telah terpenuhinya segala rukun

dan syarat-syaratnya. Adapun rukun wakaf itu ada 4, yaitu:

1) Adanya orang yang berwakaf/ wakif (sebagai subjek wakaf)

2) Adanya benda yang diwakafkan/ mauquf bih (sebagai objek wakaf)

3) Adanya penerima wakaf/ mauquf alaih (sebagai subjek wakaf)

4) Adanya „aqad/lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf dari tangan wakif

kepada orang atau tempat berwakaf /shighat.61

Adapun syarat-syarat wakaf sebagai berikut:

1) Syarat Wakif

a. Merdeka

Wakaf tidak sah apabila dilakukan oleh seorang hamba sahaya

(budak), karena wakaf adalah pengguguran hak milik dengan

memberikan hak milik tersebut kepada orang lain. Seorang hamba

sahaya tidak memiliki hak milik karena dirinya dan apa yang ia miliki

adalah milik tuannya, maka dari itu tidak sah wakaf yang dilakukan

oleh seorang hamba sahaya.62

b. Berakal sehat

Wakaf yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal sehat (gila)

tidak akan sah hukumnya karena akalnya tidak sempurna sehingga ia

tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya.63

61

Rachmadi Usman, Op-cit, hlm 59

62 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Op-cit, hlm 22

63 Ibid

Page 53: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

40

c. Dewasa (baligh)

Wakaf yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa (anak-anak)

tidak sah hukumnya karena ia dipandang tidak cakap dalam melakukan

akad wakaf dan tidak pula dapat menggugurkan hak miliknya.64

d. Tidak berada dibawah pengampunan (boros/lalai)

Wakaf yang dilakukan oleh orang yang berada dibawah

pengampunan orang lain tidak sah hukumnya, karena ia dipandang

tidak cakap untuk berbuat baik (tabarru‟)65

2) Syarat Mauquf Bih (Harta yang diwakafkan)

a. Harta yang diwakafkan harus bersifat abadi untuk selama-lamanya,

maka tidak sah apabila harta yang diwakafkan tersebut untuk jangka

waktu tertentu, seperti mewakaafkan harta wakaf tersebut selama dua

tahun. Namun berbeda lagi pendapat yang dikemukakan oleh Imam

Malik dan Imam Abu Hanifah yang menyatakan bahwa boleh

mewakafkan harta wakaf untuk waktu tertentu dan benda tersebut tetap

menjadi milik si wakif.66

b. Harta benda yang diwakafkan harus benda yang tetap zatnya dan dapat

dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama.67

c. Harta yang diwakafkan harus jelas wujudnya, apabila harta tersebut

berupa tanah maka harus jelas pula batas-batsannya, harus milik si

pewakif sendiri, dan bukan benda yang diragu-ragukan, serta bebas

dari segala macam bentuk ikatan.68

64

Ibid

65 Ibid

66 Abdul Halim, Op-cit, hlm 19

67 Ibid

68 Ibid

Page 54: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

41

d. Harta tang diwakafkan dapat berupa benda bergerak maupun benda

yang tidak bergerak, seperti tanah, buku-buku, surat-surat berharga,

dan lain-lain.69

3) Syarat Mauquf ‘Alaih (Penerima wakaf)

Penerima wakaf harus jelas orangnya, dinyatakan kepada siapa

yang menerima harta benda wakaf tersebut secara tegas dan jelas dalam

sighat selama tidak ada hukum yang menengahnya. Tidak sah apabila

wakaf diberikan kepada orang yang belum jelas orangnya atau bayi yang

belum lahir. Penerima wakaf juga disyariatkan pula orang yang ahli

untuk memiliki (menerima) harta wakaf tersebut, maksudnya mauquf

„alaihnya adalah orang yang dapat mempertanggung jawabkan dan

memelihara harta wakaf tersebut dan melihat harta wakaf tersebut

sebagai amanah dari Allah SWT yang harus benar-benar dijaga. Dan

penerima wakaf (Mauquf „alaih) bukanlah orang yang suka berbuat

kemaksiatan dan melawan hukum Allah SWT.70

4) Syarat Shighat (Ikrar wakaf)

Shighat adalah pernyataan si pewakif sebagai tanda penyerahan

harta benda yang diwakafkan, baik dilakukan dengan lisan maupun

dilakukan secara tulisan. Dengan pernyataan penyerahan tersebut maka

hilanglah hak kepemilikan si wakif terhadap harta yang diwakafkannya

tersebut. Dalam perwakafan hanya ada ijab yaitu pernyataan wakif untuk

mewakafkan hartanya tersebut tanpa harus adanya qabul dari muaquf

„alaih (orang yang menerima wakaf). Karena dalam ibadah wakaf hanya

ada ijab tanpa harus ada qabul. Dengan adanya pernyataan ijab dari

69

Ibid

70 Ibid, hlm 18-19

Page 55: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

42

wakif maka dengan sendirinya perwakafan telah terjadi saat ijab itu

dilakukan.71

d) Macam-Macam Wakaf

Menurut pendapat para jumhur ulama secara umum wakaf dapat

dibedakan menjadi wakaf ahli/wakaf dzurri (wakaf keluarga) dan wakaf

khairi (wakaf umum).

1) Wakaf Ahli

Wakaf ahli atau biasa disebut juga dengan wakaf dzurri, yaitu wakaf

yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu saja, yaitu hanya kepada

seseorang ataupun lebih, keluarga si wakif ataupun bukan.72

Contohnya

seseorang mewakafkan buku-buku yang ada diperpustakaan pribadi

miliknya untuk dapat dipergunakan oleh anak cucunya. Wakaf semacam

ini dikatakan sah dan yang berhak menikmati harta wakaf tersebut adalah

orang-orang yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf tersebut.

2) Wakaf Khairi

Wakaf khairi yaitu wakaf yang digunakan untuk kepentingan agama

atau kepentingan masyarakat banyak (untuk kepentingan umum), seperti

digunakan untuk keperluan membangun masjid, madrasah, pesantren,

rumah sakit, rumah anak yatim piatu, rumah tahfidz, dan lain

sebagainya.73

Wakaf kahiri ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianjurkan

kepada orang yang mempunyai harta untuk melalukan wakaf tersebut

agar dapat memperoleh pahala yang terus mengalir meskipun orang yang

mewakafkan (wakif) tersebut telah meninggal dunia, selama wakaf

tersebut masih terus dimanfaatkan oleh orang banyak. Wakaf khairi ini

71

Ibid, hlm 20-21

72 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Op-cit, hlm 14

73 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Op-cit, hlm 16

Page 56: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

43

merupakan wakaf yang benar-benar manfaatnya dapat dinikmati dan

dimanfaatkan oleh masyarakat banyak dan dapat menjadi sarana untuk

dapat mensejahterakan masyarakat baik didalam bidang keagamaan

maupun dibidang sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan.

2. Konsep Wakaf Menurut Hukum Positif

a) Pengertian Wakaf

Ada beberapa pengertian tentang wakaf yang dirumuskan menurut

hukum positif yang mengatur tentang perwakafan yang berlaku di

Indonesia, baik berupa Peraturan Pemerintah, Undang-Undang maupun

Kompilasi Hukum Islam, sebagai berikut:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Pasal 1 Ayat 1 Tentang

Perwakafan Tanah Milik

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik

dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan

peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama

Islam.74

2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan

selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan-

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syariah.75

74

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Perwakafan Tanah

Milik

75 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Wakaf

Page 57: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

44

3) Kompilasi Hukum Islam Pasal 215 Ayat 1

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau

badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau

keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.76

b) Dasar Hukum Wakaf

Dasar Hukum Wakaf menurut peraturan hukum yang berlaku di

Indonesia, diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai

berikut:

1) Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan

Tanah Milik

3) Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang

Perwakafan Tanah Milik.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977 Tentang Tata

Cara Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik

5) Intruksi Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 1978 Dan Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik

6) Keputusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia Dan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 422 Tahun 2004 Dan Nomor

3/SKB/BPN/2004 Tentang Sertifikat Tanah Wakaf

7) Keputusan Fatwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang

Wakaf Uang

76

Kompilasi Hukum Islam, Buku III Hukum Perwakafan, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 215

Ayat 1

Page 58: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

45

8) Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum

Islam

9) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

10) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

c) Rukun dan Syarat-Syarat Wakaf

Di dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Pasal 6 disebutkan bahwa wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur

wakaf sebagai berikut:

1) Wakif

2) Nazhir

3) Harta Benda Wakaf

4) Ikrar Wakaf

5) Peruntukan Harta Benda Wakaf

6) Jangka Waktu Wakaf77

Setiap unsur unsur wakaf yang disebut dalam Pasal 6 UU No 41

Tahun 2004 memiliki syarat-syaratnya sebagai berikut:

1) Wakif

Didalam pasal 7 UU No 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa wakif itu

meliputi wakif perseorangan, organisasi, dan badan hukum. Disetiap

macam-macam wakif tersebut memiliki kriteria masing-masing, yaitu:

a. Wakif perseorangan, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7

huruf a hanya dapat dilakukan wakaf apabila memenuhi

persyaratan78

:

Dewasa

Berakal sehat

77

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 6

78 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 8

Page 59: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

46

Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

Pemilik sah harta benda wakaf

b. Wakif organisasi, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7 huruf b

hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan

organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi

sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkutan.79

c. Wakif badan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7

huruf c hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan

badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf milik badan

hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang

bersangkutan.80

2) Nazhir

Untuk mengelola benda wakaf, maka diperlukan nadzir, yang mana

menurut ketentuan dalam Pasal 215 angka 5 Kompilasi Hukum Islam,

harus berbentuk kelompok orang atau badan hukum yang diberikan

tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.81

Sedangkan didalam UU

No 41 tahun 2004 pasal 9 disebutkan bahwa nadzir itu meliputi:

Perseorangan, organisasi dan badan hukum. Yang memiliki persyaratan

sebagai berikut:

a. Nadzir perseorangan hanya dapat menjadi nadzir apabila memenuhi

persyaratan:

Warga negara Indonesia

Beragama Islam

Dewasa

Amanah

79

Ibid

80 Ibid

81 Rachmadi Usman, Op-cit, hlm 67

Page 60: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

47

Mampu secara jasmani dan rohani

Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum82

b. Nadzir organisasi hanya dapat menjadi nadzir apabila memenuhi

persyaratan:

Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nadzir perseorangan

Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,

kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam.83

c. Nadzir badan hukum hanya dapat menjadi Nadzir apabila memenuhi

persyaratan:

Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi

persyaratan nadzir perseorangan

Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial,

pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.84

3) Harta Benda Wakaf

Dalam UU No 41 Tahun 2004 Pasal 15 disebutkan bahwa harta benda

wakaf hanya dapat diwakafkan apabila memiliki dan dikuasai oleh

wakif secara sah. Selanjutnya dalam pasal 16 disebutkan bahwa harta

benda wakaf terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak.85

a. Benda tidak bergerak, meliputi:

82

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 10

83 Ibid

84 Ibid

85 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 15 dan Pasal 16

Page 61: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

48

Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum

terdaftar

Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri diatas tanah

sebagaimana yang disebutkan diatas

Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah

Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.86

b. Benda bergerak yaitu benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi,

meliputi:

Uang

Logam mulia

Surat berharga

Kendaraan

Hak atas kekayaan intelektual

Hak sewa

Benda bergarak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.87

4) Ikrar Wakaf

Ikrar wakaf atau disebut juga dengan shighat wakaf adalah segala

ucapan, tulisan atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan

kehendaknya dan menjelaskan apa yang diinginkannya.88

86

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 16

87 Ibid

88 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Op-cit, hlm 55

Page 62: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

49

Dalam UU No 41 Tahun 2004 Pasal 17 Ayat 1 disebutkan bahwa ikrar

wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nadzir di hadapan PPAIW

dengan disaksikan oleh dua orang saksi. Selanjutnya pada ayat 2

disebutkan ikrar wakaf dinyatakan secara lisan atau tulisan serta

dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.89

5) Peruntukkan Benda Wakaf

Dalam UU No 41 Tahun 2004 Pasal 22 disebutkan bahwa untuk

mencapai tujuan dan fungsi wakaf, maka harta benda wakaf hanya dapat

digunakan untuk:

a. Sarana dan kegiatan ibadah

b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa

d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan

dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.90

B. Faktor Penyebab Masih Adanya Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat

Wakaf memiliki peranan yang penting dalam pembangunan pemberdayaan

sosial ekonomi masyarakat muslim, wakaf menjadi jawaban yang kongkrit dalam

realitas problematika kehidupan sosial ekonomi masyarakat muslim. Namun

dalam prakteknya pelaksanaan perwakafan masih ada yang menggunakan

kebiasaan-kebiasaan agama saja, yaitu dengan memenuhi semua rukun dan syarat

nya saja tanpa memenuhi semua prosedur perwakafan yang telah ditentukan oleh

pemerintah dengan diterbitkannya Undang-Undang yang mengatur tentang wakaf.

Permasalahan yang timbul dari praktek perwakafan yang masih tradisional ini

adalah tidak adanya bukti pensertifikatan wakaf atau pendaftaran tanah wakaf

secara resmi sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang.

89

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 17

90 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 22

Page 63: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

50

Menurut Adijani Al-Alabij faktor penyebab masih banyaknya tanah wakaf

yang belum didaftarkan sehingga belum mempunyai sertifikat wakaf sebagai

berikut:91

1. Kurangnya pemahaman terhadap berbagai peraturan yang menyangkut

tentang tata cara atau prosedur pendaftaran tanah

2. Sebagian surat-surat bukti hak tentang tanah itu tidak ada lagi

3. Kurangnya tenaga khusus untuk menekuni pendaftaran tanah

4. Adanya anggapan bahwa tanpa sertifikat pun kedudukan tanah wakaf

sudah cukup kuat, atau kepastian hukumnya sudah terjamin

5. Masalah biaya pengurusan dan biaya pendaftaran tanah.

Mengenai faktor penyebab masih adanya tanah wakaf yang belum mempunyai

sertifikat wakaf di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi, maka peneliti mencari

informasi dan data-data terkait perwakafan tanah hak milik tanpa sertifikat tersebut

dengan menggunakan metode wawancara kepada beberapa pihak yang terkait

dalam skripsi ini.

Wawancara yang peneliti lakukan yaitu dengan mewawancarai wakif, nadzir

yang tanah wakafnya belum mempunyai sertifikat wakaf, serta wawancara dengan

penjabat pemerintah yang mengatur tentang wakaf yaitu Badan Wakaf Indonesia

Kota Jambi dan Pegawai Pencatat Akta Ikrar Wakaf di KUA Jambi Selatan.

Berikut ini paparan hasil dari wawancara yang penulis lakukan:

1. Kamdi

Bapak Kamdi selaku wakif langgar Nurul Islam yang berusia 75

Tahun, beliau mengatakan bahwa:

Tanah wakaf tersebut belum ada surat menyurat satupun yang

membuktikan bahwa tanah tersebut adalah tanah wakaf, beliau juga

menyatakan bahwa ia telah menyerahkan sepenuhnya kepada nadzir

untuk membuat akta ikrar wakaf dan sertifikat tanah wakaf langgar Nurul

91

Adijani Al-Alabij, Op-cit, hlm 100-101

Page 64: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

51

Islam tersebut, akan tetapi dari pihak nadzir belum ada yang mengurus

surat tersebut.92

2. M. Nasrudin

Bapak M. Nasrudin selaku ahli waris dari wakif langgar Hidayatul

Mustaqim yang berusia 51 Tahun, beliau mengatakan bahwa:

Tanah wakaf langgar Hidayatul Mustaqim ini telah memiliki akta ikrar

wakaf tetapi belum mempunyai sertifikat tanah wakaf. Pewakif telah

menyerahkan segala urusan surat menyurat kepada nadzir untuk

mengurusnya, tetapi selama 10 tahun sertifikat tanah tersebut belum

diurus juga oleh nadzir, sehingga saat ini ahli waris dari wakif berinisiatif

untuk mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut.93

3. M. Tarom

Bapak M. Tarom selaku wakif Masjid An-Nur yang berusia 79 Tahun,

beliau mengatakan :

Tanah wakaf Masjid An-Nur tersebut telah melakukan pembuatan akta

ikrar wakaf, akan tetapi belum melakukan pembuatan sertifikat tanah

wakaf, bapak M.Tarom selaku wakif telah menyerahkan sepenuhnya

kepada nadzir untuk dibuatkan sertifikat tanah wakaf dan dikelola dengan

baik sesuai dengan ajaran agama Islam, akan tetapi nadzir belum belum

mendaftarkan tanah wakaf tersebut.94

4. H. Khoiruddin Misri

Bapak H. Khoiruddin Misri selaku Nadzir masjid Miftahul Huda,

beliau mengatakan bahwa:

Tanah wakaf masjid Miftahul Huda ini baru saja memiliki akta ikrar

wakaf tetapi belum memiliki sertifikat wakaf, hal ini dikarenakan ada

sedikit tambahan untuk tanah wakaf sehingga diperlukan pemecahan

sertifikat tanah dari sertifikat induk, sehingga masih membutuhkan waktu

lagi untuk mengurus sertifikat wakaf. Nantinya setelah tanah tersebut

92

Wawancara dengan Kamdi, Wakif Langgar Nurul Iman, tanggal 21 Maret 2021

93 Wawancara dengan M.Nasrudin, Ahli Waris Wakif Langgar Hidayatul Mustaqim, tanggal

21 Maret 2021

94 Wawancara dengan M. Tarom, Wakif Masjid An-Nur, tanggal 22 Maret 2021

Page 65: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

52

dipecah dari sertifikat induk maka ia akan segera mendaftarkan nya ke

BPN untuk diterbitkan sertifikat wakaf.95

5. Sy Effendi

Bapak Sy Effendi selaku nadzir langgar Roudhotam Mardhotillah

yang berusia 60 Tahun, beliau mengatakan bahwa:

Tanah wakaf ini diwakafkan oleh bapak H. Sanusi untuk dibangun masjid

atau musholla, dan sekarang telah berdiri masjid Roudhotam

Mardhotillah ditanah yang diwakafkan tersebut. Tanah wakaf tersebut

belum memiliki akta ikrar wakaf dan sertifikat wakaf dikarenakan

terkendala dari surat tanah dari wakif yang belum memiliki sertifikat hak

milik, tapi saat ini ia akan mengajak seluruh nadzir dan penggurus masjid

yang baru untuk mengupayakan mengurus surat menyurat tanah tersebut

hingga selesai, sampai diterbitkannya nanti sertifikat wakaf.96

6. H. Slamet

Bapak H. Slamet selaku nadzir Langgar Darul Muttaqin yang berusia

68 Tahun, beliau mengatakan bahwa:

Tanah wakaf Langgar Darul Muttaqin ini belum mengurus akta ikrar

wakaf dan sertifikat wakaf, hal ini karena terkendala pada asal usul tanah

tersebut, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat akta ikrar

wakaf dan sertifikat tanah wakaf.97

7. Helmi Damsa, S.Pd.I

Bapak Helmi Damsa, S.Pd.I selaku pegawai Kementerian Agama Kota

Jambi bidang analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf

Indonesia Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa:

Masih adanya tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat ini dikarenakan

nadzir tidak mau atau enggan untuk mengurus sertifikat tanah wakaf

tersebut, hal itu dikarenakan ketidak pahaman nadzir atau pun nadzir

95

Wawancara dengan H. Khoiruddin Misri, Nadzir Masjid Miftahul Huda, tanggal 19 Maret

2021

96 Wawancara dengan Sy Effendi, Nadzir Masjid Roudhotam Mardhotillah, tanggal 20 Maret

2021

97 Wawancara dengan H. Slamet, Nadzir Langgar Darul Muttaqim, tanggal 22 Maret 2021

Page 66: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

53

tidak rajin sehingga dipendamlah surat sertifikat tanah tersebut dengan

surat penyerahan tanah tadi. Beliau menyatakan telah melakukan

sosialisasi pembuatan sertifikat tanah wakaf dan pembuatan akta ikrar

wakaf kepada para nadzir dan wakif, beliau juga telah melakukan jemput

bola minimal menelpon para nadzir bahkan juga sampai terjun

kelapangan melihat lokasi wakaf tersebut, kita juga menjelaskan disana

untuk segera membuat sertifikat tanah wakaf tersebut. Faktor penyebab

selanjutnya yaitu tanah tersebut mentah belum ada sertifikat, sehingga

harus diterbitkan supradik, tanah hak milik, ada lagi juga tanah nya luas

akan tetapi tidak semuanya di wakafkan, tanah tersebut bersertifikat,

sehingga harus dipecah dulu dari sertifikat induk. Itulah hambatan dalam

pembuatan akta ikrar wakaf dan sertifikat wakaf.98

8. Suroto, A.ma

Bapak Suroto, A.ma selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang

bimbingan wakaf, mengatakan bahwa:

Tanah yang belum bersertifikat wakaf itu biasanya tergantung pada

kepengurusan tanahnya, kemudian masalah sertifikat tanah tersebut

masih induk belum dipecah dari sertifikat hak milik. Karena ketika kita

membuat akta ikrar wakaf itu sertifikat harus dipecah dulu jika hanya

sebagian tanah yang diwakafkannya. Faktor berikutnya yaitu di

penggurus wakafnya dalam hal ini nadzir malas untuk mengurusnya

dengan alasan ribet untuk mengurus akta ikrar wakaf maupun sertifikat

wakaf, sebenarnya mengurus akta ikrar wakaf dan sertifikat wakaf

tersebut tidak ribet asalkan semua syarat-syaratnya terpenuhi.99

Dari beberapa penjelasan di atas yang diapaparkan oleh wakif, nadzir, BWI

Kota Jambi dan Pegawai Pembuat Akta Ikrar Wakaf, maka dapat disimpulkan

bahwa yang menjadi faktor penyebab masih adanya tanah wakaf yang belum

memiliki sertifikat wakaf sebagai berikut:

98

Wawancara dengan Helmi Damsa, selaku pegawai Kementerian Agama Kota Jambi bidang

analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi, tanggal 19 Maret 2021

99 Wawancara dengan Suroto, selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang bimbingan wakaf,

tanggal 18 Maret 2021

Page 67: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

54

1. Kurang aktifnya nadzir untuk mengurus sertifikat wakaf

Menurut pendapat Helmi Damsa, nadzir tidak mau atau enggan untuk

mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut, hal itu dikarenakan ketidak

pahaman nadzir atau pun nadzir tidak rajin sehingga dipendamlah surat

sertifikat tanah tersebut dengan surat penyerahan tanah tadi.100

Masih

adanya nadzir yang beranggapan bahwa wakaf hanya cukup dilakukan

berdasarkan hukum Islam saja dengan memenuhi semua rukun dan syaratnya

dan sudah memiliki kekuatan hukumnya. Mereka beranggapan bahwa kalau

tanah itu sudah menjadi tanah wakaf, maka tidak akan ada yang berani

menggugatnya karena tanah wakaf itu adalah milik Allah SWT. Hal ini lah

yang menyebabkan masih ada nadzir yang enggan untuk mengurus sertifikat

tanah wakaf.

2. Status kepemilikan tanah yang di wakafkan

Tanah yang diwakafkan oleh wakif kadang belum memiliki bukti

otentik yang menunjukkan bahwa tanah itu adalah hak milik si wakif, hal ini

dikarenakan tanah tersebut masih mentah belum memiliki sertifikat, ketika

tanah tersebut belum memiliki sertifikat, maka tanah tersebut harus

diterbitkan supradik, tanah hak milik, agar bisa nantinya diurus untuk

mendaftarkan tanah wakaf tersebut ke BPN untuk diterbitkannya sertifikat

tanah wakaf. Faktor selanjutnya yaitu tanah yang diwakafkan tersebut masih

bergabung kedalam sertifikat induk, ketika tidak semua tanah tersebut

diwakafkan hanya sebagian saja, maka tanah tersebut harus dipecah dulu

dari sertifikat induk. Hal ini lah yang menyebabkan masih adanya tanah

wakaf yang belum memiliki sertifikat

100 Wawancara dengan Helmi Damsa, selaku pegawai Kementerian Agama Kota Jambi

bidang analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi, tanggal 19

Maret 2021

Page 68: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

55

3. Kurangnya sosialisasi dari pihak BWI mapun KUA

Menurut Suroto selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang wakaf,

kegiatan sosialisasi masalah perwakafan itu adalah tugasnya dari BWI,

karena kami ini hanya menjadi petugas pelaksana lapangan untuk

pelaksanaan akta ikrar wakaf dan membuat akta ikrar wakaf.101

Menurut

pendapat Helmi Damsa, kami dari pihak BWI telah melakukan sosialisasi

kepada masyarakat tentang hukum perwakafan ini, bahkan kami ada

program jemput bola, minimal dengan menelpon para nadzir bahkan juga

sampai terjun kelapangan melihat lokasi wakaf tersebut, kita juga

menjelaskan disana untuk segera membuat sertifikat tanah wakaf tersebut.102

Menurut penulis memang betul bahwa BWI telah melaksanakan sosialisasi

tentang pensertifikatan tanah wakaf, akan tetapi sosialisasi yang dilakukan

tersebut belum maksimal dan belum menyeluruh kepada para nadzir nadzir,

sosialisasi tersebut tidak hanya sampai pada tingkat kecamatan saja, tetapi

harus sampai ke tingkat rt sehingga semua informasi tersebut dapat diterima

oleh masyarakat luas.

4. Prosedur pengurusan sertifikat wakaf yang ribet

Membahas mengenai prosedur pendaftaran sertifikat wakaf pada

dasarnya tidak lah ribet. Karena semuanya itu telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 Pasal 39, sebagai berikut:

1) Pendaftaran sertifikat tanah wakaf dilakukan berdasarkan AIW atau

APAIW dengan tata cara sebagai berikut:

a. Terhadap tanah yang sudah berstatus hak milik didaftarkan menjadi

tanah wakaf atas nama nadzir

101

Wawancara dengan Suroto, selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang bimbingan wakaf,

tanggal 18 Maret 2021

102 Wawancara dengan Helmi Damsa, selaku pegawai Kementerian Agama Kota Jambi

bidang analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi, tanggal 19

Maret 2021

Page 69: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

56

b. Terhadap tanah hak milik yang diwakafkan hanya sebagian dari luas

keseluruhan harus dilakukan pemecahan sertifikat hak milik terlebih

dahulu kemudian didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nadzir

c. Terhadap tanah yang belum berstatus hak milik yang berasal dari

tanah milik adat langsung didaftarkan menjadi tanah wakaf atas

nama nadzir

d. Terhadap hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai diatas

tanah negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 1 huruf b

yang telah mendapatkan persetujuan perlepasan hak dari penjabat

yang berwenang di bidang pertanahan didaftarkan menjadi tanah

wakaf atas nama nadzir

e. Terhadap tanah negara yang diatasnya berdiri bangunan masjid,

mushola. Makam, didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nadzir

f. Penjabat yang berwenang di bidang pertanahan kabupaten/kota

setempat mencatat perwakafan tanah yang bersangkutan pada buku

tanah dan sertifikatnya.

2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran wakaf tanah

diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat saran dan

pertimbangan dari penjabat yang berwenang di bidang pertanahan.103

C. Status Hukum Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Di Kecamatan Paal Merah

Ditinjau Dari Hukum Islam dan Hukum Positif

1. Jumlah Tanah Wakaf Di Kecamatan Paal Merah

Kecamatan Paal Merah belum mempunyai Kantor Urusan Agama

Kecamatan, maka segala kegiatan yang berkaitan dengan masalah urursan

agama masih berada di wilayah tugas dari Kantor Urusan Agama Jambi

Selatan, termasuk permasalahan wakaf di Kecamatan Paal Merah yang masih

103

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Pasal 39

Page 70: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

57

menjadi tugas dari KUA Jambi Selatan. Berikut ini data-data tanah wakaf di

Kecamatan Paal Merah berdasarkan jumlah kelurahan:

Tabel 4.1

Jumlah Tanah Wakaf Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi

Dirinci Per Kelurahan

No Kelurahan Total

Tanah

Wakaf

Status Tanah Wakaf

Sudah

Sertifikat

Belum

Sertifikat

Sudah

AIW

Belum

AIW

1 Talang Bakung 48 41 7 5 2

2 Paal Merah 27 24 3 2 1

3 Lingkar Selatan 10 2 8 4 4

4 Eka Jaya 15 6 9 6 3

5 Payo Selincah 19 11 8 7 1

Jumlah 119 84 35 24 11

Sumber: Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi Tahun 2021104

Dari data tabel diatas jumlah tanah wakaf di Kecamatan Paal Merah yaitu

119 tanah wakaf. Dengan tanah wakaf yang sudah bersertifikat berjumlah 84

tanah wakaf dan 35 tanah wakaf belum bersertifikat. Serta 24 tanah wakaf

sudah ber akta ikrar wakaf dan 11 tanah belum mempunyai akta ikrar wakaf.

Tanah wakaf terbanyak berada di Kelurahan Talang Bakung dan yang sedikit

berada di Kelurahan Lingkar Selatan. Tanah-tanah wakaf tersebut

dimanfaatkan untuk membangun masjid, musholla, sekolah, pesantren, tanah

makam, dan tempat kegiatan sosial lainnya.

104

Data dari Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi

Page 71: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

58

Tabel 4.2

Daftar Penggunaan Tanah Wakaf

Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi Dirinci Per Kelurahan

No Kelurahan Masjid Musholla Sekolah Pesantren Makam Sosial

Lainnya

1 Talang Bakung 11 18 8 2 3 6

2 Paal Merah 7 14 2 - 4 -

3 Lingkar Selatan 3 5 1 - 1 -

4 Eka Jaya 7 4 4 - - -

5 Payo Selincah 6 11 2 - - -

Jumlah 34 52 17 2 8 6

Sumber : Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi Tahun 2021

Dari data tabel diatas tentang daftar penggunaan tanah wakaf di

Kecamatan Paal Merah Kota Jambi. Tanah wakaf tersebut dipergunakan untuk

membangun 34 masjid, 52 musholla, 17 sekolah, 2 pesantren, 8 makam, dan 6

sosial lainnya. Adapun tanah wakaf di Kecamatan Paal Merah lebih banyak

dimanfaatkan untuk membangun musholla dengan jumlah 52 bangunan,

dengan bangunan musholla terbanyak berada di Kelurahan Talang Bakung.

Dan tanah wakaf tersebut hanya sedikit dimanfaatkan untuk membangun

pesantren yang hanya berjumlah 2 pesantren saja. Dari berbagai macam

pemanfaatan tanah wakaf tersebut dengan dimanfaatkan untuk membangun

masjid, musholla, sekolah, pesantren, makam dan sosial lainnya, masih ada

beberapa tanah wakaf yang belum mempunyai sertifikat wakaf bahkan masih

ada juga yang belum mempunyai akta ikrar wakaf, akan tetapi tanah wakaf

tersebut telah dimanfaat untuk kesejahteraan masyarakat sebagaimana tujuan

diwakafkannya tanah tersebut.

Melihat dari data tanah wakaf di Kecamatan Paal Merah tersebut masih

banyak tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat wakaf, maka untuk

Page 72: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

59

menghindari terjadinya konflik ditengah masyarakat mengenai perwakafan

tersebut maka perlunya pendafataran surat sertifikat tanah wakaf.

2. Status Hukum Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Ditinjau Dari Hukum

Islam

Membahas tentang tanah wakaf tanpa sertifikat ditinjau dari hukum

Islam, berarti harus membahas juga tentang bagaimana hukum pendaftaran

tanah wakaf menurut hukum Islam. Dalam hukum Islam sendiri tidak

diperlukan adanya persyaratan berkaitan prosedur dan tata cara pendaftaran

tanah wakaf.105

Berbeda halnya dengan hukum positif yang berlaku di

Indonesia dengan diterbitkannya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

yang secara khusus membahas tentang wakaf dan bagaimana prosedur

pendaftaran tanah wakaf, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977

Tentang Perwakafan Tanah Milik, Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang

Pelaksanaan Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Dalam hukum Islam tidak membahas tentang urgensi pendaftaran tanah

wakaf, karena dalam hukum Islam wakaf dikatakan sah apabila telah

terpenuhinya semua rukun dan syarat syarat wakaf tanpa harus adanya

pendaftaran tanah wakaf sebagaimana yang diatur dalam hukum positif. Hal

ini dikarenakan masyarakat muslim terdahulu memiliki tingkat keimanan yang

sangat tinggi dengan menganggap bahwa harta benda yang telah diwakafkan

itu menjadi hak milik Allah SWT, sehingga tidak akan ada yang berani

menggugat ataupun menjual harta benda yang telah diwakafkan tersebut.

Tata cara perwakafan dalam hukum Islam yaitu cukup dengan ikrar wakaf

yang diucapkan oleh wakif dengan ucapan bahwa dia (wakif) mewakafkan

harta benda miliknya seperti tanah, rumah dan lain-lainnya untuk kepentingan

agama dan kepentingan sosial kemasyarakatan lainnya, dengan tidak ada qobul

105

Adijani Al-Alabij, Op-cit, hlm 35

Page 73: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

60

menurut kitab kuning dari semua pendapat mazhab-mazhab fiqih.106

Dan juga

tanpa adanya pencatatan maupun pendaftaran wakaf tersebut.

Para ulama ulama fikih dalam menyusun kitab-kitab fikihnya terutama

dalam hal pembahasan mengenai wakaf tidak disebutkan maupun dijelaskan

tentang masalah pendaftaran dan pensertifikatan tanah wakaf, karena

kehidupan umat Islam pada saat itu belum Komplek seperti saat ini, tingkat

keimanan umat Islam terdahulu masih sangat tinggi, berbeda dengan tingkat

keimanan umat muslim saat ini yang sangat mengkhawatirkan dan

memprihatinkan dikarenakan banyaknya paham paham kapitalisme dan

materialisme yang telah berkembang dan mengubah cara berfikir mereka

mengenai hal-hal yang menyangkut kebendaan. Sehingga banyak terjadi

persengketaan terhadap tanah tanah wakaf, terutama tanah tanah wakaf yang

belum mempunyai sertfikat wakaf, membuat mereka yang berpaham

materialistis menganggap ini sebagai peluang untuk menguasai harta tersebut.

Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa dalam hukum

Islam tidak ada aturan khusus yang mengatur tentang pendaftaran dan

pensertifikatan tanah wakaf, begitu juga para ulama mazhab tidak

mengharuskan pendaftaran dan pensertifikatan tanah wakaf. Akan tetapi saat

semakin majunya zaman, berkembangnya paham materialistis sehingga banyak

terjadinya persengketaan tanah wakaf, maka dapat kita perhatikan firman Allah

SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 282 :

ب ب سوىبفبكحج ىباجلبه يبا حنبثذ ابارابجذا ه يبا ببااز ب

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu melakukan utang

piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (QS.

Al-Baqarah ayat 282)107

106

Rachmadi Usman, Op-cit, hlm 118

Page 74: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

61

Menurut Adijani Al-Alabij wakaf adalah suatu kegiatan penyerahan hak

yang tidak kalah penting juga dengan kegiatan muammalah lainnya seperti

jual beli, hutang piutang, sewa menyewa, dll, sebagaimana yang termaksud

dalam ayat diatas jika kegiatan muammalah lainnya Allah perintahkan untuk

dicatatkan maka seyogyanya wakaf juga harus dicatatkan. Karena maksud

yang terkandung dalam ayat tersebut adalah agar tidak terjadinya

persengketaan gugat menggugat dikemudian hari yang dilakukan oleh orang

yang tidak bertanggung jawab.108

Meskipun secara khusus ayat ini tidak

memberikan ketegasan tentang wakaf untuk dicatatkan, tetapi jika dikaitkan

dengan kondisi saat ini yang sangat rawan terjadinya persengketaan wakaf,

khususnya terhadapat tanah wakaf yang belum bersertifikat, maka ayat ini

dapat dijadikan sandaran sebagai dasar untuk pencatatan administrasi harta

benda wakaf agar tidak terjadi persengketaan di kemudian hari.

Selain itu terdapat juga kaidah kaidah fiqhiyyah yang sepaham dengan

permasalahan diatas, seperti kaidah :

شسبزالب اضا

“kemudharatan harus dihilangkan”109

وفبسذبهقب وصبحدسءبا مبعلىبجلتبا ذا

“menolak kerusakan lebih diutamakan dari pada menarik keselamatan”110

Kaidah fiqhiyyah diatas memberikan pemahaman bahwa kemudharatan

yang ditimbulkan dari adanya persengketaan gugat menggugat karna tidak

adanya pencatatan tanah wakaf berupa sertifikat wakaf dapat dihilangkan dan

untuk menarik kemaslahatannya.

107 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: Abyan, 2014), hlm 48

108 Adijani Al-Alabij, Op-cit, hlm 99-100

109 Nashr Farid Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam, Qawa’id Fiqhiyyah,

(Jakarta: Amzah, 2016) hlm 17

110 Ibid, hlm 21

Page 75: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

62

3. Status Hukum Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Ditinjau Dari Hukum

Positif

Perwakafan tanah di Indonesia telah mendapat perhatian khusus dalam

hukum positif. Hal ini dapat dilihat dengan diterbitkanya Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah yang secara khusus membahas tentang wakaf.

Sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960

Tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria, yang pelaksanaannya diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan

Tanah Milik. Kemudian Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun

1977 Tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah perwakafan tanah milik,

Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah

Milik. Selanjutnya Intruksi bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik. Lalu perwakafan

diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.111

Tanah wakaf dinyatakan sah apabila telah mempunyai kepastian hukum

yaitu dengan mempunyai syarat-syarat administrasi yang telah diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 serta peraturan pelaksananya,

khususnya tanah yang sudah mempunyai sertifikat tanah dan tanah wakaf

tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf itu sendiri, serta

dapat dikembangkan nantinya.112

111

Athoillah, Hukum Wakaf, (Bandung: Yrama Widya, 2014), hlm 220

112 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, Op-cit, hlm 75

Page 76: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

63

Permasalahan yang penulis temukan di Kecamatan Paal Merah, masih

ada tanah wakaf yang belum mempunyai sertifikat wakaf, tanah wakaf

tersebut ada yang dibangun masjid, langgar, madrasah, dll, akan tetapi masih

ada sebagian tanah wakaf tersebut belum mempunyai akta ikrar wakaf

sehingga belum memiliki sertifikat wakaf, ada juga yang sudah memiliki akta

ikrar wakaf tetapi belum mengurus sertifikat wakafnya. Melihat permasalahan

yang terjadi diatas, melihat juga semakin tingginya harga jual tanah di Kota

Jambi dan khususnya di Kecamatan Paal Merah, serta kurangnya pengetahuan

masyarakat muslim tentang hukum Islam khusunya permasalahan tentang

wakaf, maka untuk mengantisipasi agar tidak terjadinya persengketaan tanah

wakaf maka tanah wakaf tersebut diperlukan memiliki sertifikat tanah wakaf

supaya memiliki kekuatan hukum tetap sebagaimana yang telah diatur dalam

Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19.

Didalam Undnag-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 3 disebutkan

bahwa akta ikrar wakaf tidak dapat dibatalkan. Jika tanah wakaf yang telah

memiliki akta ikrar wakaf tersebut didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional

untuk dibuatkan sertifikat wakafnya, maka tanah wakaf tersebut diakui dan

terdaftar di Badan Pertanahan Nasional sebagai tanah wakaf. Namun

sebaliknya jika tanah wakaf yang belum mempunyai akta ikrar wakat atau

sudah mempunyai akta ikrar wakaf, namun belum didaftarkan ke Badan

Pertanahan Nasional untuk di terbitkan sertifikat wakaf, maka tanah tersebut

tidak diakui dan tidak terdaftar sebagai tanah wakaf dan masih berststus tanah

hak milik, dan dikhawatirkan dikemudian hari tanah tersebut diperjual belikan

oleh ahli waris dari si wakif.

Tanah wakaf agar mempunyai kekuatan hukum tetap, maka harus

didaftarkan sebagai tanah wakaf, sebagaimana yang telah diatur dalam

Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19, yang

berbunyi:

Page 77: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

64

1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan

pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut

ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:

a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah

b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut

c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat

3. Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan

Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta

kemungkinan penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri

Agraria.

4. Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan

dengan pendaftaran termaksud dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan

bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-

biaya tersebut.113

Pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

Pasal 1 berbunyi :

“pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi

pengumpulan, pengelolaan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan

data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan terdaftar, mengenai bidang-

bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda

bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan memiliki

hak atas satuan rumah serta hak –hak tertentu yang membebaninya.”114

113

Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19

114 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 1

Page 78: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

65

Objek pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 Pasal 9 berbunyi:

1. Objek pendaftaran tanah meliputi:

a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna

usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai

b. Tanah hak pengelolaan

c. Tanah wakaf

d. Hak milik atas satuan rumah susun

e. Hak tanggungan

f. Tanah negara

2. Dalam hal tanah negara sebagai objek pendaftaran tanah sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 huruf f, pendaftarannya dilakukan dengan cara

membukukan bidang tanah yang merupakan tanah Negara dalam

daftar tanah.115

Peraturan tata cara dan pendaftaran tanah wakaf juga diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah

Milik Pasal 9 dan pasal 10, yang berbunyi:

Pasal 9

1. Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang

dihadapan penjabat pembuat akta ikrar wakaf untuk melaksanakan

ikrar wakaf.

2. Penjabat pembuat akta ikrar wakaf seperti dimaksud dalam ayat 1

diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama

3. Isi dan bentuk ikrar wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama

4. Pelaksanaan ikrar, demikian pula pembuatan akta ikrar wakaf,

dianggap sah jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang kurangnya 2

orang saksi

115

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 9

Page 79: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

66

5. Dalam melaksanakan ikrar seperti dimaksud ayat 1 pihak yang

mewakafkan tanah diharuskan membawa serta dan menyerahkan

kepada penjabat tersebut dalam ayat 2 surat-surat berikut:

a. Sertifikat hak milik atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya

b. Surat keterangan dari kepala desa yang diperkuat oleh kepala

kecamatan setempat yang menerangkan kebenaran pemilikan

tanah dan tidak tersangkut sesuatu sengketa

c. Surat keterangan pendaftaran tanah

d. Izin dari Bupati/Walikota Madya kepala daerah cq kepala sub

Direktorat Agraria Setempat.116

Pasal 10

1. Setelah akta ikrar wakaf dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ayat 4

dan ayat 5 pasal 9, maka penjabat pembuat akta ikrar wakaf atas nama

nadzir yang bersangkutan, diharuskan mengajukan permohonan

kepada Kepala Bupati/Walikota madya, Kepala Daerah cq, Kepala

sub Direktorat Agraria setempat untuk mendaftar perwakafan tanah

milik yang bersangkutan menurut ketentuan Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1961

2. Bupati/Walikota madya kepala daerah cq. Kepala sub Direktorat

Agraria setempat, setelah menerima permohonan tersebut dalam ayat

1 mencatat perwakafan tanah milik yang bersangkutan pada bukti

tanah dan sertifikatnya.

3. Jika tanah milik yang diwakafkan belum mempunyai sertifikat maka

pencatatan yang dimaksudkan dalam ayat 2 dilakukan setelah tanah

tersebut dibuatkan sertifikatnya.

4. Oleh Menteri Dalam Negeri diatur tata cara pencatatan perwakafan

yang dimaksudkan dalam ayat 2 dan 3

116

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Pasal 9

Page 80: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

67

5. Setelah dilakukan pencatatan perwakafan tanah milik dalam buku

tanah dan sertifikatnya seperti dimaksud dalam ayat 2 dan 3, maka

nadzir yang bersangkutan wajib melaporkannya kepada penjabat yang

ditunjuk oleh Menteri Agama.117

Menurut hemat penulis dari beberapa penjelasan diatas maka untuk

menjamin perlindungan hukum dan kepastian hukumnya, maka tanah harus

didaftarkan sesuai dengan peraturan yang telah diatur dalam Undang-Undang

dan Peraturan Pemerintah, sehingga tercipta tertib administrasi oleh

pemerintah. Sertifikat tanah sangat penting dan merupakan alat bukti yang

kuat sebagaimana yang termaksud dalam Pasal 19 Undang Undang Pokok

Agraria Nomor 5 Tahun 1960.

Maka status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat wakaf tidak mendapatkan

kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadapat tanah tersebut. Negara

pun tidak mengakui tanah wakaf yang belum didaftarkan ke Badan Pertanahan

Nasional sehingga belum mempunyai sertifikat tanah wakaf, karena belum

adanya peralihan hak milik dari sertifikat hak milik menjadi sertifikat tanah

wakaf. Tetapi apabila tanah wakaf tersebut sudah mempunyai akta ikrar wakaf

tetapi belum mempunyai sertifikat wakaf maka perwakafan tersebut tidak

dapat dibatalkan, akan tetapi tanah wakaf tersebut belum sempurna jika belum

memiliki sertifikat tanah wakaf.

117

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Pasal 10

Page 81: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas yang berjudul Status

Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Di Kecamatan Paal Merah Kota Jambi Ditinjau

Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Wakaf dalam konsep hukum Islam adalah suatu perbuatan hukum menahan

benda yang dapat diambil manfaatnya tanpa menghabiskan bendanya yang

digunakan dalam berbuat kebaikan. Dan hak milik terhadap benda yang

diwakafkan menjadi hak Allah SWT. Sedangkan wakaf dalam konsep hukum

Positif adalah memisahkan atau menyerahkan sebagian harta yang dimiliki

untuk dimanfaatkan selamanya atau pun dalam jangka waktu tertentu sesuai

dengan tujuan diwakafkan untuk keperluan ibadah atau kepentingan umum

lainnya yang sesuai dengan syariat. Dan perwakafan harus dicatat dan

didaftarkan sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang

mengaturnya.

2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya tanah wakaf tanpa

sertifikat di Kecamatan Paal merah yaitu: perrama: dikarenakan keenggan

dan ketidak mauan nadzir untuk menggurus sertifikat tanah wakaf,. Kedua :

yaitu status hak milik tanah yang diwakafkan yang belum memiliki sertifikat

hak milik atau tanah tersebut masih mentah belum mempunyai sertifikat,

Ketiga: kurang maksimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Wakaf

Indonesia, Keempat: anggapan bahwa prosedur pendaftaran tanah wakaf yang

ribet yang mana pada kenyataannya prosedur pendaftaran tanah wakaf

tersebut tidak lah ribet jika sudah terpenuhinya semua syarat-syaratnya.

3. Menurut hukum Islam status hukum tanah wakaf tanpa sertifikat tetap sah

apabila semua rukun dan syaratnya sudah terpenuhi tanpa harus adanya proses

Page 82: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

69

pendaftaran sebagaimana yang diatur dalam hukum positif. Sedangkan dalam

hukum positif status hukum tanah wakaf tanpa sertifkat maka tidak

mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap tanah

tersebut. Negara pun tidak mengakui tanah tersebut sebagai tanah wakaf

apabila belum didaftarkan ke BPN untuk diterbitkan sertifikat tanah wakaf

sehingga negara mengakui tanah tersebut masih berstatus tanah hak milik.

Dan untuk tanah wakaf yang sudah mempunyai akta ikrar wakaf maka tanah

wakaf tersebut tidak dapat dibatalkan, akan tetapi tanah wakaf tersebut belum

sempurna jika belum mempunyai sertifikat tanah wakaf.

B. Saran

1. Sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi harus

dilakukan secara lebih maksimal, sosialisasi tidak cukup hanya sampai pada

tingkat kecamatan saja akan tetapi harus sampai kepada tingkat terendah yaitu

tinggkat rt, sehingga informasi tentang urgensi pendaftaran tanah wakaf

tersebut dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.

2. Kepada para nadzir untuk segera mengurus tanah wakaf yang belum memiliki

sertifikat tanah wakaf tersebut dengan penuh kesadaran dan kepedulian

sehingga terciptanya tertib hukum dalam proses pengadministrasian dan

pendaftaran sertifikat tanah wakaf, untuk menghindari terjadinya

persengketaan tanah wakaf ataupun supaya tidak terjadi pengambilan kembali

tanah wakaf oleh ahli waris dari wakif yang telah mewakafkan tanahnya.

3. Kepada para nadzir yang tidak dapat lagi amanah untuk mengelola tanah

wakaf dikarenakan sudah tua ataupun lalai dalam melaksanakan tugasnya,

maka harus dilakukan pergantian nadzir yang lebih amanah dan bertanggung

jawab lagi untuk mengelola tanah wakaf tersebut.

Page 83: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

70

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: Abyan, 2014)

Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia,

(Yogyakarta: Pilar Media, 2006)

Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat: Ciputat Press, 2005)

Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di

Negara Kita, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994)

Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2002)

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2009)

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, dan Syorksh,

(Bandung: Al-Ma‟arif, 1977)

Asafri Jaya, Konsep Maqashid al-Syari’ah Menurut Al-Syathibi, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1996)

Athoillah, Hukum Wakaf, (Bandung: Yrama Widya, 2014)

Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2008)

Departemen agama RI, FIqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007)

Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis

di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007)

Firdaus, Ushul Fiqh : Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara

Komprehensif, (Depok, Rajawali Pers, 2017)

G. Kartasapoetra, dkk, Hukum Tanah Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan

Pendayagunaan Tanah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991)

Page 84: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

71

Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi.

(Bandung : Alfabeta, 2017)

Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi,

(Jakarta: Kompas, 2001)

Mudjiono, Politik dan Hukum Agraria, (Yogyakarta: Liberty, 1997)

Nashr Farid Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam, Qawa’id

Fiqhiyyah, (Jakarta: Amzah, 2016)

Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2009)

Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2005)

Sayuti Una, pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi : Syariah Press,

2014)

Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. II, 1998)

Suhrawardi K, Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika,

2010)

Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihhan Hak Atas Tanah, (Jakarta: Kencana,

2010)

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 10 (Jakarta: Gema Insani:

2011)

B. Peraturan Perundang-Undangan

Kompilasi Hukum Islam, Buku III Hukum Perwakafan,

Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria.

Page 85: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

72

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik

Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

C. Wawancara

Wawancara dengan Helmi Damsa, selaku pegawai Kementerian Agama Kota

Jambi bidang analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf

Indonesia Kota Jambi,

Wawancara dengan Suroto, selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang bimbingan

wakaf

Wawancara dengan H. Khoiruddin Misri, Nadzir Masjid Miftahul Huda

Wawancara dengan Sy Effendi, Nadzir Masjid Roudhotam Mardhotillah,

Wawancara dengan Kamdi, Wakif Langgar Nurul Iman

Wawancara dengan M.Nasrudin, Ahli Waris Wakif Langgar Hidayatul Mustaqim

Wawancara dengan M.Tarom, Wakif Masjid An-Nur

Wawancara dengan H. Slamet, Nadzir Langgar Darul Muttaqim.

D. Jurnal

Noor Muhammad Aziz, “Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Rechts Vinding BPHN, Vol. 1 No. 1,

(Januari-April 2012)

Rahmat Perlaungan Siregar, “Problematika Pendaftaran Tanah Wakaf: Studi Kecamatan

Percut Sei Tuan, Deli Serdang,” Premise Law Jurnal, 2014

Urip Santoso, Kepastian Hukum Wakaf Tanah Hak Milik, Jurnal Ilmu Hukum, Vol XIX

No. 2, 2004

Page 86: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

73

E. Karya Ilmiah dan dokumen

Hazril, Hukum Pemanfaatan Tanah Wakaf Untuk Kepentingan Pribadi (Studi

Kasus Di Desa Talang Sengegah Kab Meranigin Jambi), Skripsi, (Jambi:

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, 2020)

Muhammad Yassir, Kedudukan Wakaf Dalam Islam Studi Perbandingan Antara

Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’I, Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019)

Nurul Syafiqah Binti Mohd Shahdan, Peran MAIS Dalam Mencegah Terjadinya

Sengketa Tanah Wakaf (Studi Sabak Bernam Selangor), Skripsi, (Jambi:

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, 2013)

Dokumen Kantor urusan Agama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, 8 Maret

2021

Page 87: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara dengan Bapak Helmi Damsa, S.Pd.I selaku pegawai Kementerian Agama

Kota Jambi bidang analisis wakaf sekaligus Ketua Sementara Badan Wakaf Indonesia

Kota Jambi

Wawancara dengan Bapak Suroto, A.ma selaku pegawai KUA Jambi Selatan bidang

bimbingan wakaf

Page 88: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

75

Proses pengambilan data data wakaf di Badan Wakaf Indonesia Kota Jambi di kantor

Kementerian Agama Kota Jambi

Proses pengambilan data datadi Kantor Urusan Agama Jambi Selatan Kota Jambi

Page 89: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

76

Wawancara bersama Bapak H. Khoruddin Misri

Wawancara bersama Bapak Sy Effendi

Page 90: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

77

Page 91: STATUS TANAH WAKAF TANPA SERTIFIKAT DALAM …

78

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Muhammad Ridho

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 03 Juni 1999

Alamat : Jln Berbah Dalam RT 16 No 159 Kelurahan Eka Jaya

Kecamatan Paal Merah Kota Jambi

No. Telp/HP : 085378513532

Nama Ayah : Ardiansyah

Nama Ibu :Sri Susilowati

B. Riwayat Pendidikan

MI, Tahun Lulus : MIS Nahdlatuth Thullab Kota Jambi, 2010

SD, Tahun Lulus : SDN 154 Kota Jambi, 2011

MTS, Tahun Lulus : MTsN Talang Bakung Kota Jambi, 2014

MA, Tahun Lulus : MAN Model Jambi, 2017

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam Tahun 2017-

2018

2. Anggota Bidang Pendidikan Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga

Islam Tahun 2018 – 2019.

Ketua Bidang Pendidikan Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam

Tahun 2019 – 2020.