status gizi pasien hd
TRANSCRIPT
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 1/8
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, DAN PENGETAHUAN
TERHADAP STATUS GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISIS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TAHUN 2014
Elsa Permata Sari
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Chronic Kydney Disease (CKD) stage 5 is the end stage renal failure which requires
kydney substitute therapy along their life, one of them is hemodialysis. Energy andprotein intake of CKD patients with hemodialysis should be sufficient to maintain
optimal nutrition status. Knowledge about the diet is necessary to prevent malnutrition.
The purpose of this study was to determine the relationship energy, protein intake, and
the knowledge with nutrition status of CKD patients with hemodialysis. The study was
a cross sectional in Hemodialysis Instalation of RSUP DR. M. Djamil Padang. The
study starts from October 2013 to June 2014. The number of subjects are 30 patients,
taken by purposive sampling. Energy and protein intake obtained with 1x24 hour food
recall method, the knowledge with questionnaires, and the nutrition status using Body
Mass Index (BMI). Univariate analysis performed to present frequency distribution.
Bivariate analysis to test variable relationship using the Spearman Correlation test with
confidence interval 95%. The study results showed that 30.0 % of subjects has
underweight nutrition status, 56.7% of subjects has less energy intake (< 80% of need),
30.0% of subjects has less protein intake (< 80% of need), and 13.3% of subjects has
poor knowledge. There is no relationship between energy intake and nutrition status (p
= 0.165), protein intake and nutrition status (p = 0.253), the knowledge and nutrition
status (p = 0.483). It is expected that patients should still have health life style, therefore
it’s prevent them from the complications. RSUP DR. M. Djamil Padang should give
regular nutritional counseling to CKD patients with hemodialysis therapy to increase
the knowledge and prevent malnutrition.
Keyword : Energy, protein intake , knowledge, nutrition status, hemodialysis
PENDAHULUAN
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
adalah suatu proses patofisiologis
dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal.1 Gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang irreversibel, tidak dapat diobati,
dan memerlukan terapi pengganti ginjal
seumur hidup.2
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 2/8
Saat ini, dunia kesehatan
memandang penyakit GGK sebagai
masalah kesehatan yang serius karena
angka kejadiannya terus meningkat
setiap tahun.3
Diperkirakan akan terjadipeningkatan penyakit ginjal sebesar
41,4 % antara tahun 1995-2020 di
Indonesia.4
Terapi pengganti ginjal dapat
berupa hemodialisis, dialisis peritonial,
atau transplantasi ginjal. Hemodialisis
(HD) merupakan terapi pengganti ginjal
yang paling banyak digunakan dan
jumlahnya meningkat dari tahun ke
tahun.2 Di Amerika Serikat, dari
142.488 pasien gagal ginjal terdapat 90% nya menjalani hemodialisis.
6
Salah satu masalah yang dapat
dialami oleh pasien yang menjalani HD
adalah kecenderungan mengalami
malnutrisi. Hal ini disebabkan adanya
gejala gastrointestinal berupa anoreksia,
mual, dan muntah disamping proses
hemodialisis sendiri yang dapat
menyebabkan kehilangan protein.
Gambaran keadaaan gizi pasiengagal ginjal di unit-unit hemodialisis di
luar negri pada tahun 2001 sebanyak
18-70 % mengalami malnutrisi.8
Manutrisi akan berdampak pada
penurunan kualitas hidupnya sehingga
morbiditas dan mortalitas yang dimiliki
pasien lebih tinggi dibanding populasi
normal.9
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta padatahun 1999 sebanyak 49,3 % pasien HD
mengalami gizi kurang.10
Penelitian di
Rumah Sakit Tugurejo Semarang pada
tahun 2012 dan hasilnya hampir
sepertiga pasien yang menjalani
hemodialisis mengalami status gizi
underweight berdasarkan IMT (30,3
%).12
Selanjutnya, penelitian di
RS.Wahidin Sudirohusodo, RS.Labuang
Baji dan RS.Faisal Makassar sebagian
besar pasien hemodialisis memiliki
status gizi kurus (67.3 %).13
Asupan makanan baik energi
maupun zat gizi merupakan penyebab
langsung terjadinya masalah gizi.Asupan energi yang adekuat diperlukan
untuk mencegah katabolisme jaringan
tubuh. Pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa harus
memenuhi kebutuhannya yaitu sebesar
35 kkal/kg BBI/hari. Sumber energi bisa
diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan
protein.2
Asupan protein memegang
peranan penting dalam penanggulangan
gizi penderita gagal ginjal kronik,karena gejala penumpukan ureum di
dalam tubuh disebabkan karena
menumpuknya sisa katabolisme protein
tubuh. Pasien gagal ginjal kronik harus
memenuhi kebutuhan protein yaitu 1-
1,2 gram/kg BBI/hari. Sumber protein
didapat dari telur, daging, ayam, ikan,
susu.2
Penelitian di RSUP DR. M.
Djamil Padang pada tahun 2013menunjukkan bahwa sebagian besar
asupan zat gizi pasien tidak sesuai
dengan anjuran (52.6 %).16
Seperti
diketahui bahwa pasien harus
memenuhi kebutuhan energi dan zat
gizinya guna memperbaiki status gizi
dan juga menurunkan morbiditas,
mortalitas pasien penyakit ginjal.5
Masalah lainnya yang
berkontribusi pada menurunnya kualitas
hidup pasien HD adalah kepatuhan dietpasien. Kepatuhan diet dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya adalah
pengetahuan. Pengetahuan terhadap diet
gagal ginjal merupakan langkah awal
dalam meningkatkan kepatuhan pasien
dialisis terkait pola dietnya. Dengan
demikian tingkat pengetahuan pasien
gagal ginjal yang menjalani hemodialisa
terkait pola diet merupakan poin
penting perilaku kepatuhan pasien
dalam penatalaksanaan diet.16
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 3/8
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam
kelompok observasional yang bersifat
analitik dengan menggunakan disaincross sectional. Penelitian ini dilakukan
di Instalasi Hemodialisis RSUP DR. M.
Djamil Padang Tahun 2014. Penelitian
dilakukan mulai dari Oktober 2013 -
Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien yang menjalani
hemodialisis rawat jalan di RSUP DR.
M. Djamil Padang. Pengambilan
responden dilakukan berdasarkan
pertimbangan sendiri oleh peneliti
dengan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan oleh
peneliti meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer yang
dikumpulkan meliputi data asupan
energi, asupan protein, pengetahuan,
dan antropometri. Data asupan energi
dan protein diperoleh melalui
wawancara terhadap responden dengan
metode food recall 1 x 24 jam. Data
pengetahuan responden didapat melaluiwawancara dengan menggunakan
kuesioner. Data antropometri meliputi
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
diperoleh dengan cara melakukan
penimbangan dan mengukur TB pasien.
Analisis data meliputi analisis
univariat dan bivariat. Sebelum analisa
bivariat dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji Shapiro-wilk . Untuk
melihat hubungan antara variabel
independen dan dependen digunakan ujikorelasi spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden penelitian berjenis kelamin
perempuan (63.3 %), hampir setengah
(46.7 %) responden berumur lebih dari
50 tahun, responden yang tamat
SMA/sederajat dengan responden yang
tamat PT/sederajat lebih banyak yaitu
73.4 %, pekerjaan responden paling
banyak adalah sebagai ibu rumah
tangga yaitu 12 orang (40.0 %), dan
lebih dari setengah responden telahmenjalani hemodialisis lebih atau sama
dengan 12 bulan (53.3 %).
Status gizi adalah hasil akhir
antara keseimbangan makanan yang
dimasukkan ke dalam tubuh dengan
kebutuhan tubuh akan zat gizi
tersebut.26
Berdasarkan hasil penelitian
hampir sepertiga (30.0 %) responden
yang memiliki status gizi kurus dan
sebagian besar responden memiliki
status gizi normal (60.0 %).Hal inimenunjukkan bahwa masalah malnutrisi
masih menjadi suatu masalah yang
dapat dialami oleh pasien hemodialisis.
Malnutrisi pada pasien yang
menjalani hemodialisis diantarannya
disebabkan oleh keluhan uremia.
Uremia adalah peningkatan ureum
didalam darah yang menyebabkan
terganggunya sistem tubuh salah
satunya pencernaan. Keluhan uremiadiantaranya mual, muntah, dan tidak
nafsu makan. Akibat adanya gangguan
tersebut menyebabkan asupan menjadi
menurun. Peradangan atau inflamasi
yang terjadi secara kronik juga menjadi
penyebab malnutrisi pada pasien
hemodialisis. Selain itu, tindakan
hemodialisis yang menyebabkan
kehilangan asam amino selama proses
hemodialisis juga mempengaruhi status
gizi. Berdasarkan hasil distribusi
frekuensi didapat dari total 30 orang
responden menunjukkan bahwa lebih
dari separoh responden memiliki asupan
energi yang kurang yaitu 17 orang
(56.7 %) dan hampir sepertiga
responden memiliki asupan protein
kurang (30.0 %). Kurangnya asupan
energi dan zat gizi pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis seringkali disebabkan
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 4/8
karena efek uremik, yaitu mual, muntah
disamping lemahnya kondisi fisik
pasien. Pada umumnya responden
menyatakan sudah tidak mual lagi
seperti pertama kali mulai menjalaniHD walaupun masih ada 10 orang
responden (33.3 %) yang kadang masih
merasakan mual serta nafsu makan
kurang.
Berdasarkan penelitian, lebih
dari setengah responden (53.3 %)
menyatakan membatasi mengkonsumsi
beras, jagung, singkong, dan kentang
karena responden takut terlalu banyak
mengonsumsi makanan tersebut akan
membahayakan tubuh. Sedangkanbahan makanan tersebut merupakan
sumber energi.
Pengetahuan adalah merupakan
hasil tahu dan ini terjadi setelah
responden melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusiadiperoleh melalui mata dan telinga
dimana pengetahuan dapat diperoleh
melalui pengalaman sendiri maupun
dari responden lain.17
Berdasarkan penelitian, masih
ada responden yang memiliki
pengetahuan kurang (13.3 %).
Kurangnya pengetahuan subjek dapat
disebabkan karena kurangnya
memperoleh informasi tentang asupan
zat gizi.
31
Berdasarkan wawancaradengan responden sebagian besar
responden (80 %) pernah mendapatkan
konsultasi gizi tentang diet penyakit
ginjal saat dirawat di rumah sakit dari
ahli gizi dan perawat. Walaupun begitu,
sebagian kecil responden (13.3 %)
mengaku belum pernah mendapat
konsultasi.
Walaupun pada umumnya
pasien pernah mendapat konsultasi gizi
namun konsultasi yang didapatkan
belum rutin sehingga secara tidak
langsung mempengaruhi pengetahuan
pasien. Jika konsultasi yang dilakukan
hanya sekali maka kemungkinannya
pasien akan melupakan informasi yangdiperoleh. Namun, jika konsultasi
dilakukan secara rutin dan berulang
informasi yang diperoleh akan lebih
tersimpan oleh pasien dan pasien lebih
memahami informasi yang diberikan.
Hasil hubungan asupan energi
terhadap status gizi menggunakan uji
korelasi spearman didapatkan fakta
secara statistik bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara asupan
energi dengan status gizi responden.Asupan makanan merupakan
salah satu penyebab langsung terjadinya
masalah gizi. Jika asupan makanan dan
zat gizi seseorang kurang maka akan
berpengaruh terhadap status gizinya.
Namun, lain halnya pada pasien yang
menjalani cuci darah yang berada dalam
keadaan sakit. Adanya efek uremia pada
pasien yang menjalani cuci darah
mempengaruhi sistem pencernaan.Lebih dari sepertiga responden
(33.3 %) masih merasakan efek uremia
pada saluran pencernaan seperti mual
dan selera makan yang kurang. Mual
dirasakan oleh pasien sebelum mereka
menjalani hemodialisis karena sebelum
hemodialisis toksin didalam darah
responden juga meningkat. Akibat
adanya gejala tersebut, saat dilakukan
recall asupan yang didapat juga kurang.
Hasil pengujian hubunganasupan protein terhadap status gizi
menggunakan uji korelasi spearman
diperoleh p value = 0.253. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara
asupan protein dengan status gizi
responden.
Asupan protein juga
berpengaruh terhadap status gizi.
Protein merupakan zat gizi penting yang
perlu diatur dalam pengaturan diet
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 5/8
pasien hemodialisis. Pada pasien
hemodialisis diet yang diberikan adalah
tinggi protein (1-1.2 gram/kg BBI/hari).
Rata- rata asupan protein responden
yaitu 47.6 gram dan telah memenuhi92.9 % rata-rata kebutuhan protein
semua responden. Meskipun demikian,
masih ada sebanyak 9 orang responden
(30.0 %) yang asupan proteinnya
kurang.
Kurangnya asupan protein
tersebut protein sebagian besar
dipengaruhi oleh masalah
gastrointestinal seperti mual dan
kurangnya nafsu makan yang
dikeluhkan oleh sebagian besarresponden (33.3 %).
Scott& Paul (2007)
menyatakan bahwa terjadi kehilangan
asam amino selama melakukan
hemodialisis sekitar 5-8 gram sehingga
mempengari status gizi pasien yang
menjalani hemodialisis. Walaupun
sebagian besar responden (70.0%)
asupan protein dari makanannya cukup.
Namun, kehilangan asam amino melaluiselama melakukan hemodialisi bisa
menyebabkan zat gizi protein yang
digunakan untuk metabolisme menjadi
berkurang.
Hasil pengujian hubungan
pengetahuan terhadap status gizi
menggunakan uji korelasi spearman
juga menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan
dengan status gizi responden.
Pengetahuan merupakan akar masalahterjadinya masalah gizi dan banyak
penyebab lainnya sehingga terjadinya
masalah gizi. Pengetahuan akan
membuat responden menentukan sikap,
dan akhirnya terbentuk perilaku dengan
harapan perilaku makan responden
sesuai dengan yang dianjurkan. Selain
pengetahuan, asupan makan responden
juga dapat dipengaruhi oleh faktor
sosial ekonomi.
KESIMPULAN
1. Hampir sepertiga responden
memiliki status gizi kurus (30.0
%).2. Lebih dari separoh responden
memiliki asupan energi yang
kurang yaitu 17 orang (56.7
%).
3. Hampir sepertiga responden
memiliki asupan protein kurang
(30.0 %).
4. Sebagian kecil responden
yang memiliki pengetahuan
kurang (13.3 %).
5.
Tidak ada hubungan yangsignifikan antara asupan energi
terhadap status gizi responden.
6. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan protein
terhadap status gizi responden.
7. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan
terhadap status gizi responden.
DAFTAR PUSTAKA
1. Black & Hawks. Medical surgical
nursing : clinical management for
positive outcome. Edisi ke-8. St
Louis Missouri: Elsevier Saunders;
2009.
2.
Sunita A. Penuntun diet. Edisi ke-
25. Jakarta: Gramedia; 2010.
3. Manns B, Hemmelgarn B, Tonelli
M, Au F, Chiasson TC, Dong J, et
al. Population based screening for
chronic kidney disease: cost
effectiveness study: BMJ; 2010.
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 6/8
4. World Health Organization. Case-
study Indonesia [sumber online]
2000 [diakses 12 Oktober 2013].
Tersedia dari: URL:
http://www.who.int/chp/knowledge/ publication/case study indonesia.pdf
5. Suhardjono. Penyakit ginjal kronik
adalah suatu wabah baru (global
epidemic) diseluruh dunia. Annual
Meeting Perhimpunan nefrologi
Indonesia; 2009.
6. Silviani, D., Adityawarman, dan
Lieza, D., 2011. Hubungan lama
periode hemodialisis dengan statusalbumin penderita gagal ginjal
kronik di unit hemodialisis RSUD.
Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto Tahun 2010, Mandala
of Health, Vol. 5, No. 2
7. Gatot, D. (2003). Rasio Reduksi
ureum dializer 0.90; 2.10 dan 2
dializer seri 0.90 dengan 1.20
[sumber online] 2010 Desember[diakses 2 November 2013].
Tersedia dari: URL:
http://repository.usu.ac.id/htm
8. National Kidney Foundation.
K/DOQI. Clinical practice
guidelines for chronic kidney
disease: AmJ Kidney Dis; 2002.
9. Zadeh KK, Kopple JD, Block G,
Humphreys M H. Association
Among SF36 Quality of Life
Measures and Nutrition,
Hospitalization and Mortality in
Hemodialysis. J of the American
Society of Nephrology; 2001
10. Triyani. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan asupan
makanan dan status gizi pada pasien
gagal ginjal terminal dengan terapi
hemodialisis di rumah sakit cipto
mangunkusumo [Tesis]. Jakarta:
Universitas Indonesia; 1999.
11. Kresnawan. Makanan Seimbang
untuk penyakit ginjal kronik
[sumber online] 2009 [diakses pada
januari 2014] Tersedia dari URL :
hhtp://www.ikcc.or.id.
12. Nihaya Ika Fahmia, Tatik Mulyati2,
Erma Handarsari. Hubungan asupan
energi dan protein dengan status gizipada penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa rawat
jalan di RSUD Tugurejo Semarang.
[Sumber online] November 2012,
volume 1, nomor 1 [diakses 22
Januari 2014]; Tersedia dari URL
http://jurnal.unimus.ac.id
13.
Sri Selvia Sharif, Nurpudji A.Taslim, Agussalim Bukhari. Asupan
protei, status gizi pada pasien gagal
ginjal tahap akhir yang menjalani
hemodialisis reguler. [Skripsi]
Makassar : Bagian Gizi FK
Universitas Hasanuddin Makassar;
2012.
14. Sukandar ,Enday. Gagal Ginjal
Kronik dan terminal. Dalam:
Nefrologi klinik, edisi ke-
3,Bandung : Penerbit Pusat
Informasi Ilmiah Bag Ilmu Penyakit
Dalam FK.UNPAD; 2006.
15. Scott D.Cohen, Paul L.Kimmed.
Nutritional status, psychological
issues and survival in hemodyalisis
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 7/8
patients. Contrib Nephrol. Basel,
Karger; 2007, vol 155, pp 1-17
16. Femmy Ulfah. Hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap pasien yang
menjalani hemodialisis terhadap
asupan zat gizi di RSUP DR.M
Djamil Padang Tahun 2013. [Artikel
penelitian]: Stikes Perintis Sumbar,
Padang; 2013.
17. Notoadmojo S. Ilmu perilaku
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
18. Wilson LM. Gagal Ginjal Kronik.
Dalam : Sylvia Anderson Price,
Lorraine McCarty Wilson. alih
bahasa. Brahm U. Pendit...[et. al].
editor edisi bahasa Indonesia.
Huriawati Hartanto...[et. al].
Patofisiologi : Konsep klinis proses
– proses penyakit. Edisi Ke-6.Volume 2. Jakarta: EGC; 2005.
19. Cambridge Communication
Limited. Anatomi Fisiologi Tubuh
Manusia Dan Sistem Reproduksi.
Edisi Ke-2. Jakarta; EGC: 1998.
20. Guyton dan Hall. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:
EGC; 2007
21. Ganong. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:
EGC; 2008
22. Baughman, C. Diane & Hackley
JoAnn. Keperawatan medikal
bedah buku saku untuk
keperawatan. Edisi ke-1. Jakarta :
EGC, 2000.
23. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle,
J.L., & Cheever, K.H. Textbook of
medical surgical nursing. Edisi ke-
12. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins ; 2008.
24. Nursalam. Asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan
sistem perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika; 2009.
25. Khomsan, Ali.dkk..Pangan dan gizi
untuk kesehatan. Jakarta : Grafindo;
2003.
26. Supariasa, dkk. Penilaian status gizi.
Jakarta: EGC; 2001.
27. WHO, 2000 dalam Perkeni.
Konsensus pengelolaan dan
pencegahan diabetes melitus tipe 2
di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni;
2011.
28.
Tika Yeni. Hubungan pengetahuann
gizi dengan asupan energi, protein,
phosfor, dan kalium pasien penyakit
ginjal kronik dengan hemodialisis
rutin di RSUD Tugurejo Semarang.
Artikel penelitian: Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang;
2013.
29. Mubarok, Wahit Iqbal, dkk.
Promosi kesehatan. Sebuah
pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan. Yogyakarta.
Graha Ilmu;2007.
30. J azwar. Faktor – faktor yang
mempengaruhi asupan makanan
pasien dialisis. Jurnal Penelitian
[sumber online] 2000 [diakses pada
7/23/2019 Status gizi pasien HD
http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 8/8
22 Februari 2014] Tersedia dari
URL hhtp:// www.ikcc.or.id
31. Jacobson B. Nutrition Paracties and
knowledge of College VaristyAthletes A Follow Up Journal of
Strength and conditing research;
2001.
32. Nugrahani A. Hubungan asupan
protein terhadap kadar urea
nitrogen,kreatinin, dan albumin
darah pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis di rsupdr.sardjito yogyakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta; 2007.