status gizi pasien hd

8
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, DAN PENGETAHUAN TERHADAP STATUS GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 Elsa Permata Sari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang Email : s_els [email protected] ABSTRACT Chronic Kydney Disease (CKD) stage 5 is the end stage renal failure which requires kydney su bstitute therapy along their life, one of them is hemodialysis. Energy and protein intake of CKD patients with hemodialysis should be sufficient to maintain optimal nutrition status. Knowledge about the diet is necessary to prevent malnutrition. The purpose of this study was to determine the relationship energy, protein intake, and the knowledge with nutrition status of CKD patients with hemodialysis. The study was a cross sectional in Hemodialysis Instalation of RSUP DR. M. Djamil Padang. The study starts from October 2013 to June 2014. The number of subjects are 30 patients, taken by purposive sampling. Energy and protein intake obtained with 1x24 hour food recall method, the knowledge with questionnaires, and the nutrition status using Body Mass Index (BMI). Univariate analysis performed to present frequency distribution. Bivariate analysis to test variable relationship using the Spearman Correlation test with confidence interval  95%. The study results showed that 30.0 % of subjects has underweight nutrition status, 56.7% of subjects has less energy intake (< 80% of need), 30.0% of subjects has less protein intake (< 80% of need), and 13.3% of subjects has poor knowledge. There is no relationship between energy intake and nutrition status (p = 0.165), protein intake and nutrition status (p = 0.253), the knowledge and nutrition status (p = 0.483). It is expected that patients should still have health life style, therefore it’s prevent them from the complications. RSUP DR. M. Djamil Pa dang should g ive regular nutritional co unseling to CKD patients with hemodia lysis therapy to increase the knowledge and prevent malnutrition. Keyword : Energy, protein intake , knowledge, nutrition status, hemodialysis PENDAHULUAN Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. 1  Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, tidak dapat diobati, dan memerlukan terapi pengganti ginjal seumur hidup. 2  

Upload: elsa-permata-sari

Post on 19-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 1/8

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, DAN PENGETAHUAN

TERHADAP STATUS GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG

MENJALANI HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISIS

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

TAHUN 2014

Elsa Permata Sari

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

Email : [email protected]

ABSTRACT

Chronic Kydney Disease (CKD) stage 5 is the end stage renal failure which requires

kydney substitute therapy along their life, one of them is hemodialysis. Energy andprotein intake of CKD patients with hemodialysis should be sufficient to maintain

optimal nutrition status. Knowledge about the diet is necessary to prevent malnutrition.

The purpose of this study was to determine the relationship energy, protein intake, and

the knowledge with nutrition status of CKD patients with hemodialysis. The study was

a cross sectional in Hemodialysis Instalation of RSUP DR. M. Djamil Padang. The

study starts from October 2013 to June 2014. The number of subjects are 30 patients,

taken by purposive sampling. Energy and protein intake obtained with 1x24 hour food

recall method, the knowledge with questionnaires, and the nutrition status using Body

Mass Index (BMI). Univariate analysis performed to present frequency distribution.

Bivariate analysis to test variable relationship using the Spearman Correlation test with

confidence interval  95%. The study results showed that 30.0 % of subjects has

underweight nutrition status, 56.7% of subjects has less energy intake (< 80% of need),

30.0% of subjects has less protein intake (< 80% of need), and 13.3% of subjects has

poor knowledge. There is no relationship between energy intake and nutrition status (p

= 0.165), protein intake and nutrition status (p = 0.253), the knowledge and nutrition

status (p = 0.483). It is expected that patients should still have health life style, therefore

it’s prevent them from the complications. RSUP DR. M. Djamil Padang should give

regular nutritional counseling to CKD patients with hemodialysis therapy to increase

the knowledge and prevent malnutrition.

Keyword : Energy, protein intake , knowledge, nutrition status, hemodialysis

PENDAHULUAN

Gagal Ginjal Kronik (GGK) 

adalah suatu proses patofisiologis

dengan etiologi yang beragam,

mengakibatkan penurunan fungsi ginjal

yang progresif, dan pada umumnya

berakhir dengan gagal ginjal.1  Gagal

ginjal adalah suatu keadaan klinis yang

ditandai dengan penurunan fungsi ginjal

yang irreversibel, tidak dapat diobati,

dan memerlukan terapi pengganti ginjal

seumur hidup.2 

Page 2: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 2/8

Saat ini, dunia kesehatan

memandang penyakit GGK sebagai

masalah kesehatan yang serius  karena

angka kejadiannya terus meningkat

setiap tahun.3

 Diperkirakan akan terjadipeningkatan penyakit ginjal sebesar

41,4 % antara tahun 1995-2020 di

Indonesia.4

Terapi pengganti ginjal dapat

berupa hemodialisis, dialisis peritonial,

atau transplantasi ginjal. Hemodialisis

(HD) merupakan terapi pengganti ginjal

yang paling banyak digunakan dan

 jumlahnya meningkat dari tahun ke

tahun.2  Di Amerika Serikat, dari

142.488 pasien gagal ginjal terdapat 90% nya menjalani hemodialisis.

6

Salah satu masalah yang dapat

dialami oleh pasien yang menjalani HD

adalah kecenderungan mengalami

malnutrisi. Hal ini disebabkan adanya

gejala gastrointestinal berupa anoreksia,

mual, dan muntah disamping proses

hemodialisis sendiri yang dapat

menyebabkan kehilangan protein.

Gambaran keadaaan gizi pasiengagal ginjal di unit-unit hemodialisis di

luar negri pada tahun 2001 sebanyak

18-70 % mengalami malnutrisi.8

Manutrisi akan berdampak pada

penurunan kualitas hidupnya sehingga

morbiditas dan mortalitas yang dimiliki

pasien lebih tinggi dibanding populasi

normal.9 

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) Jakarta padatahun 1999 sebanyak 49,3 % pasien HD

mengalami gizi kurang.10

Penelitian di

Rumah Sakit Tugurejo Semarang pada

tahun 2012 dan hasilnya hampir

sepertiga pasien yang menjalani

hemodialisis mengalami status gizi

underweight berdasarkan IMT (30,3

%).12

Selanjutnya, penelitian di

RS.Wahidin Sudirohusodo, RS.Labuang

Baji dan RS.Faisal Makassar sebagian

besar pasien hemodialisis memiliki

status gizi kurus (67.3 %).13

Asupan makanan baik energi

maupun zat gizi merupakan penyebab

langsung terjadinya masalah gizi.Asupan energi yang adekuat diperlukan

untuk mencegah katabolisme jaringan

tubuh. Pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa harus

memenuhi kebutuhannya yaitu sebesar

35 kkal/kg BBI/hari. Sumber energi bisa

diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan

protein.2

Asupan protein memegang

peranan penting dalam penanggulangan

gizi penderita gagal ginjal kronik,karena gejala penumpukan ureum di

dalam tubuh disebabkan karena

menumpuknya sisa katabolisme protein

tubuh. Pasien gagal ginjal kronik harus

memenuhi kebutuhan protein yaitu 1-

1,2 gram/kg BBI/hari. Sumber protein

didapat dari telur, daging, ayam, ikan,

susu.2 

Penelitian di RSUP DR. M.

Djamil Padang pada tahun 2013menunjukkan bahwa sebagian besar

asupan zat gizi pasien tidak sesuai

dengan anjuran (52.6 %).16

Seperti

diketahui bahwa pasien harus

memenuhi kebutuhan energi dan zat

gizinya guna memperbaiki status gizi

dan juga menurunkan morbiditas,

mortalitas pasien penyakit ginjal.5

Masalah lainnya yang

berkontribusi pada menurunnya kualitas

hidup pasien HD adalah kepatuhan dietpasien. Kepatuhan diet dipengaruhi oleh

banyak faktor, salah satunya adalah

pengetahuan. Pengetahuan terhadap diet

gagal ginjal merupakan langkah awal

dalam meningkatkan kepatuhan pasien

dialisis terkait pola dietnya. Dengan

demikian tingkat pengetahuan pasien

gagal ginjal yang menjalani hemodialisa

terkait pola diet merupakan poin

penting perilaku kepatuhan pasien

dalam penatalaksanaan diet.16

Page 3: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 3/8

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam

kelompok observasional yang bersifat

analitik dengan menggunakan disaincross sectional. Penelitian ini dilakukan

di Instalasi Hemodialisis RSUP DR. M.

Djamil Padang Tahun 2014. Penelitian

dilakukan mulai dari Oktober 2013 -

Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua pasien yang menjalani

hemodialisis rawat jalan di RSUP DR.

M. Djamil Padang. Pengambilan

responden dilakukan berdasarkan

pertimbangan sendiri oleh peneliti

dengan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan oleh

peneliti meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer yang

dikumpulkan meliputi data asupan

energi, asupan protein, pengetahuan,

dan antropometri. Data asupan energi

dan protein diperoleh melalui

wawancara terhadap responden dengan

metode  food recall 1 x 24 jam. Data

pengetahuan responden didapat melaluiwawancara dengan menggunakan

kuesioner. Data antropometri meliputi

berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)

diperoleh dengan cara melakukan

penimbangan dan mengukur TB pasien.

Analisis data meliputi analisis

univariat dan bivariat. Sebelum analisa

bivariat dilakukan uji hipotesis dengan

menggunakan uji Shapiro-wilk . Untuk

melihat hubungan antara variabel

independen dan dependen digunakan ujikorelasi spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden 

menunjukkan bahwa sebagian besar

responden penelitian berjenis kelamin

perempuan (63.3 %), hampir setengah

(46.7 %) responden berumur lebih dari

50 tahun, responden yang tamat

SMA/sederajat dengan responden yang

tamat PT/sederajat lebih banyak yaitu

73.4 %, pekerjaan responden paling

banyak adalah sebagai ibu rumah

tangga yaitu 12 orang (40.0 %), dan

lebih dari setengah responden telahmenjalani hemodialisis lebih atau sama

dengan 12 bulan (53.3 %).

Status gizi adalah hasil akhir

antara keseimbangan makanan yang

dimasukkan ke dalam tubuh dengan

kebutuhan tubuh akan zat gizi

tersebut.26

Berdasarkan hasil penelitian

hampir sepertiga (30.0 %) responden

yang memiliki status gizi kurus dan

sebagian besar responden memiliki

status gizi normal (60.0 %).Hal inimenunjukkan bahwa masalah malnutrisi

masih menjadi suatu masalah yang

dapat dialami oleh pasien hemodialisis.

Malnutrisi pada pasien yang

menjalani hemodialisis diantarannya

disebabkan oleh keluhan uremia.

Uremia adalah peningkatan ureum

didalam darah yang menyebabkan

terganggunya sistem tubuh salah

satunya pencernaan. Keluhan uremiadiantaranya mual, muntah, dan tidak

nafsu makan. Akibat adanya gangguan

tersebut menyebabkan asupan menjadi

menurun. Peradangan atau inflamasi

yang terjadi secara kronik juga menjadi

penyebab malnutrisi pada pasien

hemodialisis. Selain itu, tindakan

hemodialisis yang menyebabkan

kehilangan asam amino selama proses

hemodialisis juga mempengaruhi status

gizi. Berdasarkan hasil distribusi

frekuensi didapat dari total 30 orang

responden menunjukkan bahwa lebih

dari separoh responden memiliki asupan

energi yang kurang yaitu 17 orang

(56.7 %) dan hampir sepertiga

responden memiliki asupan protein

kurang (30.0 %). Kurangnya asupan

energi dan zat gizi pada pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani terapi

hemodialisis seringkali disebabkan

Page 4: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 4/8

karena efek uremik, yaitu mual, muntah

disamping lemahnya kondisi fisik

pasien. Pada umumnya responden

menyatakan sudah tidak mual lagi

seperti pertama kali mulai menjalaniHD walaupun masih ada 10 orang

responden (33.3 %) yang kadang masih

merasakan mual serta nafsu makan

kurang.

Berdasarkan penelitian, lebih

dari setengah responden (53.3 %)

menyatakan membatasi mengkonsumsi

beras, jagung, singkong, dan kentang

karena responden takut terlalu banyak

mengonsumsi makanan tersebut akan

membahayakan tubuh. Sedangkanbahan makanan tersebut merupakan

sumber energi.

Pengetahuan adalah merupakan

hasil tahu dan ini terjadi setelah

responden melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusiadiperoleh melalui mata dan telinga

dimana pengetahuan dapat diperoleh

melalui pengalaman sendiri maupun

dari responden lain.17

Berdasarkan penelitian, masih

ada responden yang memiliki

pengetahuan kurang (13.3 %).

Kurangnya pengetahuan subjek dapat

disebabkan karena kurangnya

memperoleh informasi tentang asupan

zat gizi.

31

Berdasarkan wawancaradengan responden sebagian besar

responden (80 %) pernah mendapatkan

konsultasi gizi tentang diet penyakit

ginjal saat dirawat di rumah sakit dari

ahli gizi dan perawat. Walaupun begitu,

sebagian kecil responden (13.3 %)

mengaku belum pernah mendapat

konsultasi.

Walaupun pada umumnya

pasien pernah mendapat konsultasi gizi

namun konsultasi yang didapatkan

belum rutin sehingga secara tidak

langsung mempengaruhi pengetahuan

pasien. Jika konsultasi yang dilakukan

hanya sekali maka kemungkinannya

pasien akan melupakan informasi yangdiperoleh. Namun, jika konsultasi

dilakukan secara rutin dan berulang

informasi yang diperoleh akan lebih

tersimpan oleh pasien dan pasien lebih

memahami informasi yang diberikan.

Hasil hubungan asupan energi

terhadap status gizi menggunakan uji

korelasi spearman didapatkan fakta

secara statistik bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara asupan

energi dengan status gizi responden.Asupan makanan merupakan

salah satu penyebab langsung terjadinya

masalah gizi. Jika asupan makanan dan

zat gizi seseorang kurang maka akan

berpengaruh terhadap status gizinya.

Namun, lain halnya pada pasien yang

menjalani cuci darah yang berada dalam

keadaan sakit. Adanya efek uremia pada

pasien yang menjalani cuci darah

mempengaruhi sistem pencernaan.Lebih dari sepertiga responden

(33.3 %) masih merasakan efek uremia

pada saluran pencernaan seperti mual

dan selera makan yang kurang. Mual

dirasakan oleh pasien sebelum mereka

menjalani hemodialisis karena sebelum

hemodialisis toksin didalam darah

responden juga meningkat. Akibat

adanya gejala tersebut, saat dilakukan

recall asupan yang didapat juga kurang.

Hasil pengujian hubunganasupan protein terhadap status gizi

menggunakan uji korelasi spearman

diperoleh p value = 0.253. Sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara

asupan protein dengan status gizi

responden.

Asupan protein juga

berpengaruh terhadap status gizi.

Protein merupakan zat gizi penting yang

perlu diatur dalam pengaturan diet

Page 5: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 5/8

pasien hemodialisis. Pada pasien

hemodialisis diet yang diberikan adalah

tinggi protein (1-1.2 gram/kg BBI/hari).

Rata- rata asupan protein responden

yaitu 47.6 gram dan telah memenuhi92.9 % rata-rata kebutuhan protein

semua responden. Meskipun demikian,

masih ada sebanyak 9 orang responden

(30.0 %) yang asupan proteinnya

kurang.

Kurangnya asupan protein

tersebut protein sebagian besar

dipengaruhi oleh masalah

gastrointestinal seperti mual dan

kurangnya nafsu makan yang

dikeluhkan oleh sebagian besarresponden (33.3 %).

Scott& Paul (2007)

menyatakan bahwa terjadi kehilangan

asam amino selama melakukan

hemodialisis sekitar 5-8 gram sehingga

mempengari status gizi pasien yang

menjalani hemodialisis. Walaupun

sebagian besar responden (70.0%)

asupan protein dari makanannya cukup.

Namun, kehilangan asam amino melaluiselama melakukan hemodialisi bisa

menyebabkan zat gizi protein yang

digunakan untuk metabolisme menjadi

berkurang.

Hasil pengujian hubungan

pengetahuan terhadap status gizi

menggunakan uji korelasi spearman

 juga menunjukkan tidak ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan

dengan status gizi responden.

Pengetahuan merupakan akar masalahterjadinya masalah gizi dan banyak

penyebab lainnya sehingga terjadinya

masalah gizi. Pengetahuan akan

membuat responden menentukan sikap,

dan akhirnya terbentuk perilaku dengan

harapan perilaku makan responden

sesuai dengan yang dianjurkan. Selain

pengetahuan, asupan makan responden

 juga dapat dipengaruhi oleh faktor

sosial ekonomi.

KESIMPULAN

1.  Hampir sepertiga responden

memiliki status gizi kurus (30.0

%).2.  Lebih dari separoh responden

memiliki asupan energi yang

kurang yaitu 17 orang (56.7

%).

3.  Hampir sepertiga responden

memiliki asupan protein kurang

(30.0 %).

4.  Sebagian kecil responden

yang memiliki pengetahuan

kurang (13.3 %).

5. 

Tidak ada hubungan yangsignifikan antara asupan energi

terhadap status gizi responden.

6.  Tidak ada hubungan yang

signifikan antara asupan protein

terhadap status gizi responden.

7.  Tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan

terhadap status gizi responden.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Black & Hawks. Medical surgical

nursing : clinical management for

positive outcome. Edisi ke-8. St

Louis Missouri: Elsevier Saunders;

2009.

2. 

Sunita A. Penuntun diet. Edisi ke-

25. Jakarta: Gramedia; 2010.

3.  Manns B, Hemmelgarn B, Tonelli

M, Au F, Chiasson TC, Dong J, et

al. Population based screening for

chronic kidney disease: cost

effectiveness study: BMJ; 2010.

Page 6: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 6/8

4.  World Health Organization. Case-

study Indonesia [sumber online]

2000 [diakses 12 Oktober 2013].

Tersedia dari: URL:

http://www.who.int/chp/knowledge/ publication/case study indonesia.pdf

5.  Suhardjono. Penyakit ginjal kronik

adalah suatu wabah baru (global

epidemic) diseluruh dunia. Annual

Meeting Perhimpunan nefrologi

Indonesia; 2009.

6.  Silviani, D., Adityawarman, dan

Lieza, D., 2011. Hubungan lama

periode hemodialisis dengan statusalbumin penderita gagal ginjal

kronik di unit hemodialisis RSUD.

Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto Tahun 2010, Mandala

of Health, Vol. 5, No. 2

7.  Gatot, D. (2003). Rasio Reduksi

ureum dializer 0.90; 2.10 dan 2

dializer seri 0.90 dengan 1.20

[sumber online] 2010 Desember[diakses 2 November 2013].

Tersedia dari: URL:

http://repository.usu.ac.id/htm

8.  National Kidney Foundation.

K/DOQI. Clinical practice

guidelines for chronic kidney

disease: AmJ Kidney Dis; 2002.

9.  Zadeh KK, Kopple JD, Block G,

Humphreys M H. Association

Among SF36 Quality of Life

Measures and Nutrition,

Hospitalization and Mortality in

Hemodialysis. J of the American

Society of Nephrology; 2001

10. Triyani. Faktor-faktor yang

berhubungan dengan asupan

makanan dan status gizi pada pasien

gagal ginjal terminal dengan terapi

hemodialisis di rumah sakit cipto

mangunkusumo [Tesis]. Jakarta:

Universitas Indonesia; 1999.

11. Kresnawan. Makanan Seimbang

untuk penyakit ginjal kronik

[sumber online] 2009 [diakses pada

 januari 2014] Tersedia dari URL :

hhtp://www.ikcc.or.id.

12. Nihaya Ika Fahmia, Tatik Mulyati2,

Erma Handarsari. Hubungan asupan

energi dan protein dengan status gizipada penderita gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisa rawat

 jalan di RSUD Tugurejo Semarang.

[Sumber online] November 2012,

volume 1, nomor 1 [diakses 22

Januari 2014]; Tersedia dari URL

http://jurnal.unimus.ac.id

13. 

Sri Selvia Sharif, Nurpudji A.Taslim, Agussalim Bukhari. Asupan

protei, status gizi pada pasien gagal

ginjal tahap akhir yang menjalani

hemodialisis reguler. [Skripsi]

Makassar : Bagian Gizi FK

Universitas Hasanuddin Makassar;

2012.

14. Sukandar ,Enday. Gagal Ginjal

Kronik dan terminal. Dalam:

Nefrologi klinik, edisi ke-

3,Bandung : Penerbit Pusat

Informasi Ilmiah Bag Ilmu Penyakit

Dalam FK.UNPAD; 2006.

15. Scott D.Cohen, Paul L.Kimmed.

Nutritional status, psychological

issues and survival in hemodyalisis

Page 7: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 7/8

patients. Contrib Nephrol. Basel,

Karger; 2007, vol 155, pp 1-17

16. Femmy Ulfah. Hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap pasien yang

menjalani hemodialisis terhadap

asupan zat gizi di RSUP DR.M

Djamil Padang Tahun 2013. [Artikel

penelitian]: Stikes Perintis Sumbar,

Padang; 2013.

17. Notoadmojo S. Ilmu perilaku

kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2010.

18. Wilson LM. Gagal Ginjal Kronik.

Dalam : Sylvia Anderson Price,

Lorraine McCarty Wilson. alih

bahasa. Brahm U. Pendit...[et. al].

editor edisi bahasa Indonesia.

Huriawati Hartanto...[et. al].

Patofisiologi : Konsep klinis proses

– proses penyakit. Edisi Ke-6.Volume 2. Jakarta: EGC; 2005.

19. Cambridge Communication

Limited. Anatomi Fisiologi Tubuh

Manusia Dan Sistem Reproduksi.

Edisi Ke-2. Jakarta; EGC: 1998.

20. Guyton dan Hall. Buku ajar fisiologi

kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:

EGC; 2007

21. Ganong. Buku ajar fisiologi

kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:

EGC; 2008

22. Baughman, C. Diane & Hackley

JoAnn. Keperawatan medikal

bedah buku saku untuk

keperawatan. Edisi ke-1. Jakarta :

EGC, 2000.

23. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle,

J.L., & Cheever, K.H. Textbook of

medical surgical nursing. Edisi ke-

12. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins ; 2008.

24. Nursalam. Asuhan keperawatan

pada pasien dengan gangguan

sistem perkemihan. Jakarta:

Salemba Medika; 2009.

25. Khomsan, Ali.dkk..Pangan dan gizi

untuk kesehatan. Jakarta : Grafindo;

2003.

26. Supariasa, dkk. Penilaian status gizi.

Jakarta: EGC; 2001.

27. WHO, 2000 dalam Perkeni.

Konsensus pengelolaan dan

pencegahan diabetes melitus tipe 2

di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni;

2011.

28. 

Tika Yeni. Hubungan pengetahuann

gizi dengan asupan energi, protein,

phosfor, dan kalium pasien penyakit

ginjal kronik dengan hemodialisis

rutin di RSUD Tugurejo Semarang.

Artikel penelitian: Program Studi

Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro, Semarang;

2013.

29. Mubarok, Wahit Iqbal, dkk.

Promosi kesehatan. Sebuah

pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan. Yogyakarta.

Graha Ilmu;2007.

30. J azwar. Faktor – faktor yang

mempengaruhi asupan makanan

pasien dialisis. Jurnal Penelitian

[sumber online] 2000 [diakses pada

Page 8: Status gizi pasien HD

7/23/2019 Status gizi pasien HD

http://slidepdf.com/reader/full/status-gizi-pasien-hd 8/8

22 Februari 2014] Tersedia dari

URL hhtp:// www.ikcc.or.id

31. Jacobson B. Nutrition Paracties and

knowledge of College VaristyAthletes A Follow Up Journal of

Strength and conditing research;

2001.

32. Nugrahani A. Hubungan asupan

protein terhadap kadar urea

nitrogen,kreatinin, dan albumin

darah pasien penyakit ginjal kronik

yang menjalani hemodialisis di rsupdr.sardjito yogyakarta. Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta; 2007.