statistik pencacahan
TRANSCRIPT
PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER YANG BELUM DIKETAHUI
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENCACAHAN
1. TUJUAN
1.1. TUJUAN UMUM
Dapat melakukan pencacahan radiasi serta menganalisis secara statistik untuk
menentukan aktivitas sumber menggunakan sistem pencacahan spektroskopi.
1.2. TUJUAN KHUSUS
a. Melakukan pengukuran laju cacah , laju cacah rata-rata , dan deviasi pengukuran.
b. Melakukan pengukuran untuk menentukan efisiensi sistem pencacahan.
c. Menentukan aktivitas suatu sumber yang tidak diketahui ( unknown ).
2. DASAR TEORI
2.1. DASAR STATISTIK PENCACAHAN
Radiasi yang dipancarkan oleh suatu zat radioaktif bersifat acak atau random.
Hal tersebut karena tidak diketahui bagian atom mana yang akan memancarkan
radiasi berikutnya setelah pancaran radiasi yang pertama. Oleh sebab itu pancaran
radiasi bersifat acak sehingga cacah radiasi yang diterima oleh detektor hasilnya
tidak tetap bila dilakukan dalam waktu yang berbeda . Apabila pencacahan dilakukan
secara berulang-ulang terhadap suatu sumber tertentu maka hasil pencacahan radiasi
merupakan hasil rata-rata pencacahan yang diperoleh dari statistik. ( Wardhana ,
2007 )
Dalam menghadapi persoalan pencacahan radiasi ini maka perlu diketahui
adanya suatu ralat atau error terhadap suatu hasil pencacahan. Umumnya ralat yang
dipakai dalam statistik pencacahan adalah ralat acak atau random. Ralat acak
(random) yaitu kesalahan yang nilai kesalahannya dapat diduga sebelumnya.
2.2. ASPEK PENCACAHAN
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencacahan adalah
sebagai berikut.
2.7.1 Laju Cacah
Pencacahan selalu dilakukan dalam rentang waktu tertentu. Nilai yang
ditampilkan pencacah merupakan jumlah pulsa listrik dalam rentang tertentu
(∆t) yang disebut sebagai cacahan ( c ). Laju cacah merupakan jumlah
cacahan dalam satu satuan waktu. Nilai inilah yang sebanding dengan
kuantitas radiasi yang memasuki detector yang berarti juga sebanding dengan
aktivitas sumber radiasi dan dinyatakan pada persamaan
C= c∆ t
( Pusdiklat , 2005 )
a. Kebolehjadian Peluruhan Zat Radioaktif
Kebolehjadian peluruhan radioaktif bila dipandang dari sudut statistik
terdiri dari atom-atom yang meluruh dan atom-atom yang tidak/belum
meluruh. Peluruhan zat radioaktif dilihat dari persamaan berikut.
dNdt
=−λ Natau N = N0e− λt
dengan :
N = zat radioaktif yang meluruh pada saat t.
N0 = zat radioaktif mula-mula
λ = konstanta peluruhan
t = waktu peluruhan
Dari persamaan diatas maka diperoleh :
q=1−p=1−(1−e− λt )=e− λt
( Wardhana , 2007)
b. Pengaruh Cacah Latar
Setiap kali melakukan pencacahan radiasi, cacah radiasi latar harus selalu
diperhatikan, karena sangat berpengaruh pada hasil pengukuran cacah
radiasi yang sebenarnya. Cacah radiasi sebenarnya adalah cacah radiasi
terhadap sumber radiasi dikurangi cacah latar.
CN=CA−CL
dengan :
CA = Laju cacahan awal = Jumlah cacahan awal/detik
CL = Laju cacah latar = Jumlah cacahan awal/detik
CN = Laju cacah netto
c. Waktu Minimum Pencacahan
Pengukuran cacah radiasi dalam kenyataannya merupakan fungsi waktu,
baik untuk pencacahan tunggal maupun untuk pencacahan berulang.
Dengan demikian maka standar deviasi laju cacah (σ ) juga merupakan
fungsi waktu, antara waktu pengukuran sumber radiasi dan juga waktu
pengukuran cacah latar.
2.7.2 Deteksi Minimum
Pada umumnya semua alat ukur mempunyai batas kemampuan pengukuran.
Demikian juga detektor, yang mempunyai batas kemampuan pengukuran
pada laju cacah yang rendah. Untuk sumber radiasi yang lemah, laju cacah
sumber radiasi yang lemah, laju cacah sumber radiasi dan laju cacah latar
sulit dibedakan. Bila menghadapi keadaan ini maka pengukuran sumber
radiasi dilakukan dengan memakai alat LBC atau Low Background Counter
yang dapat meniadakan cacah latar, sehingga yang tertangkap oleh detector
hanyalah cacah dari sumber radiasi saja. Untuk itu perlu diketahui batas
kemampuan pengukuran suatu detector atau berapa deteksi minimum yang
dicapai oleh detector nuklir. Harga minimum kemampuan mendeteksi suatu
detector atau Minimum Detectable Activity yang disingkat MDA adalah :
CN=3 σ
( Wardhana, 2007)
2.7.3 Waktu Mati Alat Ukur Radiasi
Proses pengubahan sebuah radiasi menjadi pulsa listrik dan akhirnya
tercatat sebagai sebuah cacahan memerlukan selang waktu tertentu yang
sangat dipengaruhi oleh kecepatan detektor dan peralatan penunjangnya.
Selang waktu tersebut dinamakan sebagai waktu mati (dead time) dari sistem
pencacah karena selama selang waktu tersebut sistem pencacah tidak dapat
mendeteksi radiasi yang datang. Dengan kata lain, radiasi yang datang
berurutan dengan selang waktu yang lebih singkat daripada waktu matinya
tidak dapat dicacah atau tidak terhitung oleh sistem pencacah.
Karena intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber bersifat
acak (random) maka terdapat kemungkinan bahwa beberapa radiasi yang
mengenai detektor tidak tercatat, semakin tinggi intensitasnya (laju cacahnya)
semakin banyak radiasi yang tidak tercatat sehingga hasil pengukuran sistem
pencacah lebih sedikit dari seharusnya.
Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengeliminasi
masalah waktu mati ini adalah menggunakan persamaan berikut.
dengan :
R =laju cacah terkoreksi
CN = laju cacah yang dihasilkan sistem pencacah
τ = waktu mati sistem pencacah.
Bila aktivitas sumber terlalu kecil sehingga keduanya belum
dipengaruhi oleh waktu mati maka nilai waktu mati yang diperoleh tidak
benar, bahkan sering bernilai negatif, karena pembilang persamaan di atas
bernilai negatif. Sebaliknya bila aktivitasnya terlalu besar maka detektor akan
mengalami saturasi sehingga nilai waktu matinya juga salah, bisa bernilai
negatif karena penyebutnya yang bernilai negatif.
2.7.4 Efisiensi Alat Ukur
Salah satu kegunaan sistem pencacah yang paling utama adalah menentukan
aktivitas sumber. Efisiensi merupakan suatu nilai yang menunjukkan korelasi
antara laju cacah dan aktivitas sumber. Nilai efisiensi ini dapat ditentukan
dengan melakukan pencacahan sumber standar, yang telah diketahui jenis
nuklida dan aktivitasnya yang dinyatakan pada persamaan :
η= Cacahan per detikDisintegrasi per detik
=CA
3. ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT
a. Detektor NaI ( Tl )
b. Pembaca pulsa
c. Amplifier
d. Penampil spektrum ( Monitor dan
seperangkat alat komputer )
3.2. BAHAN
a. Sumber Cs-137
b. Sumber Co-60
c. Sumber Ba-133
d. Sumber Unknown
4. LANGKAH KERJA
a. Kabel yang menghubungkan ke amplifier dihubungkan ke listrik.
b. Amplifier dinyalakan kemudian tegangan detector diatur.
c. Untuk kalibrasi dilakukan :
Sumber Cs-137 dan Co-60 diletakkan di bawah detector
Waktu pencacahan disetting selama 600 detik.
Akuisisi ditunggu hingga ON kemudian dilakukan pencacahan.
Setelah proses selesai klik kanan pada photopeak kemudian klik energy
calibrate dan masukkan nilai nomor saluran dan energy.
d. Sumber Ba-137 dicacah selama 240 detik.
e. Photopeak ditentukan dan klik kanan “ add ROI” kemudian area photopeak dibatasi
dan hasil cacah netto dicatat.
f. Pencacahan dilakukan sebanyak 35 kali.
g. Percobaan diulangi untuk sumber unknown sebanyak 5 kali.
5. DATA PERCOBAAN
Waktu Cacah : 240 detik
Jarak detector ke sumber : 1 cm
a. Sumber Radiasi Ba-133
A0 : 1 µCi
Waktu tertera : November 2011
No. Cn
1 65059
2 66344
3 66761
4 66493
5 66198
6 65720
7 65702
8 65641
9 65391
10 65603
11 66478
12 66388
13 66107
14 65917
15 65893
16 64738
17 64901
18 64288
19 65987
20 65512
21 66095
22 64795
23 64147
24 65477
25 64582
26 64515
27 64847
28 65239
29 65509
30 64358
31 64775
32 64478
33 65141
34 64650
35 64112
b. Sumber Radiasi X ( Unknown )
No. Cn
1 4071
2 3996
3 3789
4 3935
5 4105
6. PERHITUNGAN
a. Cacah Ba-133
No. CN CN CN−CN ¿CN−CN∨¿ ¿CN−CN∨¿2 ¿1 65059 -307.8857 307.88571 94793.61306
2 66344977.1142
9 977.11429 954752.3273
3 667611394.114
3 1394.1143 1943554.642
4 664931126.114
3 1126.1143 1268133.384
5 66198831.1142
9 831.11429 690750.95596 65720 353.1142 353.11429 124689.6988
9
7 65702335.1142
9 335.11429 112301.5845
8 65641274.1142
9 274.11429 75138.64163
9 6539124.11428
6 24.114286 581.4987755
10 65603236.1142
9 236.11429 55749.95592
11 664781111.114
3 1111.1143 1234574.956
12 663881021.114
3 1021.1143 1042674.384
13 66107740.1142
9 740.11429 547769.1559
14 65917550.1142
9 550.11429 302625.7273
15 65893526.1142
9 526.11429 276796.241616 64738 -628.8857 628.88571 395497.241617 64901 -465.8857 465.88571 217049.498818 64288 -1078.886 1078.8857 1163994.384
19 65987620.1142
9 620.11429 384541.7273
20 65512145.1142
9 145.11429 21058.15592
21 66095728.1142
9 728.11429 530150.413122 64795 -571.8857 571.88571 327053.270223 64147 -1219.886 1219.8857 1488121.156
24 65477110.1142
9 110.11429 12125.1559225 64582 -784.8857 784.88571 616045.584526 64515 -851.8857 851.88571 725709.270227 64847 -519.8857 519.88571 270281.155928 65239 -127.8857 127.88571 16354.75592
29 65509142.1142
9 142.11429 20196.470230 64358 -1008.886 1008.8857 1017850.38431 64775 -591.8857 591.88571 350328.698832 64478 -888.8857 888.88571 790117.813133 65141 -225.8857 225.88571 51024.3559234 64650 -716.8857 716.88571 513925.127335 64112 -1254.886 1254.8857 1574738.156
Jumlah 19211049.54
Standar Deviasi Populasi=σ N=√∑ ¿CN−CN∨¿2
n¿ = ¿√ 19211049.54
35=¿¿740,8692
Standar Deviasi Sampel=σ n−1=√∑ ¿CN−CN∨¿2
n−1¿ = ¿√ 19211049.54
35−1=¿¿751,6853
Laju cacah netto rata-rata ( pada tingkat kepercayaan 0.95) :
=∑ CN
n± 2σn−1
¿CN ± 2σn−1
= 65366.8857± 2(751,6853) )
= 65366.8857 ± 1503,3706 cps
Limit deteksi :
CN=3 σ
65366,8857≠ 3 σ
A0 = 1 µCi
t1/2 = 10,5 tahun
t = Nov 2011 sampai 20 Nov 2012 = 385 hari = 1,05 tahun
At = A0 .e
−0,693t 1
2
t
¿1 µCi . e
−0,69310,5ta h un
(1,05 tah un)
¿0,9330µCi
= 0,9930 . 3,7 . 104 dps
= 36741 dps
Efisiensi = CN
A t
x 100 %=65366,8857 cps36741 dps
x100 %=177,91 %cpsdps
Uji Chi square :
C2 = ( 1CN
)∑i=0
35
¿CN−CN∨¿2=¿¿¿( 1
65366,8857×19211049.54 ) = 293,90
Sumber unknown
No. CN CN CN−CN ¿CN−CN∨¿ ¿CN−CN∨¿2 ¿1 4071
3979.2
91.8 91.8 8427.242 3996 16.8 16.8 282.243 3789 -190.2 190.2 36176.044 3935 -44.2 44.2 1953.645 4105 125.8 125.8 15825.64
Jumlah 62664.8
Standar Deviasi Populasi=σ N=√∑ ¿CN−CN∨¿2
n¿ = ¿√ 62664.8
5=¿¿111,9507
Standar Deviasi Sampel=σ N −1=√∑ ¿CN−CN∨¿2
n−1¿ = ¿√ 62664.8
5−1=¿¿125,1647
Laju cacah netto rata-rata ( pada tingkat kepercayaan 0.95)
=∑ CN
n± 2σn−1
¿CN ± 2σn−1
= 3979.2 ± 2(125,1647) )
= 3979.2 ± 250,3294 cps
Efisiensi = CN
A t
x 100 %
177,91%cpsdps
= 3979,2 cps
A t
x 100 %
At = 3979,2 cps
177,91cpsdps
%x100 %=2236,64 dps
= 0,06 µCi
7. PEMBAHASAN
Praktikum ini secara umum bertujuan untuk dapat melakukan pencacahan radiasi
serta menganalisis secara statistik untuk menentukan aktivitas sumber menggunakan
sistem pencacahan spektroskopi. Statistik pencacahan ini perlu dilakukan karena radiasi
yang dipancarkan oleh suatu zat radioaktif bersifak acak yang artinya tidak bisa diketahui
bagian atom mana yang akan memancarkan radiasi sehingga hasil cacah yang diterima
oleh detektor tidak tetap. Hasil pencacahan radiasi yang sebenarnya dapat diperoleh
secara statistik.
Pada praktikum ini, sumber yang digunakan adalah sumber Ba-133 dan sumber
unknown. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan detektor NaI ( Tl ) dan dalam
waktu 240 detik. Namun sebelumnya dilakukan kalibrasi dengan menggunakan sumber
Cs-137 dan Co-60.
Sumber Ba-133 digunakan sebagai standard. Hasil cacah netto yang didapatkan
dari pencacahan sebenarnya adalah cacah sumber dikurangi cacah latar. Pencacahan Ba-
133 dilakukan sebanyak 35 kali sehingga hasil pencacahan radiasi sebenarnya adalah
hasil rata-rata pencacahan netto. Secara statistik rata-rata laju radiasi yang diperoleh
adalah 65366.8857 cps dengan standard deviasi populasi sebesar 740,8692 dan standard
deviasi sampel sebesar 751,6853. Standard deviasi menyatakan besar simpangan dari data
tersebut. Metode standard deviasi ini digunakan untuk melihat seberapa besar ketelitian
yang diperoleh yang dinyatakan dengan plus minus. Laju cacah netto rata-rata ( pada
tingkat kepercayaan 0.95) adalah 65366.8857 ± 1503,3706 cps.
Untuk mengukur kestabilan detektor gamma maka dilakukan pengujian kestabilan
alat (metode chi-square test) dengan melakukan pengambilan data pencacahan
menggunakan sumber standar Ba-133. Nilai chi square ( x2 ) yanga diperoleh pada Ba-
133 adalah 293,90. Nilai tersebut tidak terletak di antara dua nilai batas x2 pada tabel Chi
square sebesar 14,6 sampai dengan 37,7 pada tingkat kepercayaan 0,05% sampai dengan
95 %, sehingga alat cacah tersebut dikatakan tidak stabil.
Detektor juga memiliki batas kemampuan pengukuran. Sumber standard Ba-133
digunakan untuk menentukan batas deteksi minimum detector. Dari hasil perhitungan
diperoleh limit deteksi 65366,8857≠ 3 σ . Jika CN ≠ 3σ makaartinya detektor ini tidak
bisa mendeteksi dengan baik.
Selanjutnya pencacahan dilakukan pada sumber unknown. Laju cacah netto rata-
rata ( pada tingkat kepercayaan 0.95) adalah 3979.2 ± 250,3294 cps. Aktivitas sumber
unknown ini dapat diketahui dengan menghitung efisiensi alat ukur. Efisiensi merupakan
parameter yang menunjukkan hubungan laju cacah dengan aktivitas sumber radiasi atau
dapat dinyatakan dalam cacahan per detik berbanding dengan disintegrasi per detik.
Sumber yang telah diketahui aktivitasnya adalah Ba-133. Oleh sebab itu Ba-133
digunakan sebagai sumber standard untuk menentukan efisiensi alat ukur. Sumber Ba-133
memiliki aktivitas mula-mula 1 µCi dengan waktu paruh 10,5 tahun. Berdasarkan
perhitungan diperoleh efisiensi sebesar 177,91%cpsdps
. Efisiensi ini digunakan untuk
menghitung aktivitas sumber unknown. Dengan laju cacah rata-rata unknown sebesar
65366.8857 maka diperoleh aktivitas sumber unknown adalah 0,06 µCi.
8. KESIMPULAN
a. Laju cacah netto rata-rata ( pada tingkat kepercayaan 0.95) Ba-133 adalah 65366.8857
± 1503,3706 cps sedangkan laju cacah netto rata-rata sumber unknown ( pada tingkat
kepercayaan 0.95) adalah 3979.2 ± 250,3294 cps.
b. Efisiensi sistem pencacahan yang diperoleh adalah 177,91%cpsdps
.
c. Aktivitas sumber unknown adalah 0,06 µCi.
9. DAFTAR PUSTAKA
a. Wardhana, Wisnu A . 2007 . Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta : ANDI
b. Tim Penyusun . 2005 . Alat Ukur Radiasi Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi .
Jakarta : Pusdiklat-BATAN
c. Tim Asisten ADPR . 2012 . Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran
Radiasi . Yogyakarta : STTN-BATAN
d. http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_05.htm
diakses pada 20 November 2012 pukul 15.00 WIB.
e. www.medcalc.org/manual/chi-square-table.php diakses pada 20 November 2012
pukul 19.00 WIB.
Yogyakarta, November 2012
Asisten, Praktikan
Sugili Putra , S.T , M.Sc Rida Ferliana
Lampiran
Tabel Chi Square Test
n x2.995 x
2.99 x
2.975 x
2.95 x
2.90 x
2.75 x
2.50 x
2.25 x
2.10 x
2.05 x
2.025 x
2.01 x
2.005
1 7.88 6.63 5.02 3.84 2.71 1.32 .455 .102 .0158 .0039 .0010 .0002 .0000
2 10.6 9.21 7.38 5.99 4.61 2.77 1.39 .575 .211 .103 .0506 .0201 .0100
3 12.8 11.3 9.35 7.81 6.25 4.11 2.37 1.21 .584 .352 .216 .115 .072
4 14.9 13.3 11.1 9.49 7.78 5.39 3.36 1.92 1.06 .711 .484 .297 .207
5 16.7 15.1 12.8 11.1 9.24 6.63 4.35 2.67 1.61 1.15 .831 .554 .412
6 18.5 16.8 14.4 12.6 10.6 7.84 5.35 3.45 2.20 1.64 1.24 .872 .676
7 20.3 18.5 16.0 14.1 12.0 9.04 6.35 4.25 2.83 2.17 1.69 1.24 .989
8 22.0 20.1 17.5 15.5 13.4 10.2 7.34 5.07 3.49 2.73 2.18 1.65 1.34
9 23.6 21.7 19.0 16.9 14.7 11.4 8.34 5.90 4.17 3.33 2.70 2.09 1.37
10 25.2 23.2 20.5 18.3 16.0 12.5 9.34 6.74 4.87 3.94 3.25 2.56 2.16
11 26.8 24.7 21.9 19.7 17.3 13.7 10.3 7.58 5.59 4.57 3.82 3.05 2.60
12 28.3 26.2 23.3 21.0 18.5 14.8 11.3 8.44 6.30 5.23 4.40 3.57 3.07
13 29.8 27.7 24.7 22.4 19.8 16.0 12.3 9.30 7.04 5.89 5.01 4.11 3.57
14 31.3 29.1 26.1 23.7 21.1 17.1 13.3 10.2 7.79 6.57 5.63 4.66 4.07
15 32.8 30.6 27.5 25.0 22.3 18.2 14.3 11.0 8.55 7.26 6.26 5.23 4.60
16 34.3 32.0 28.8 26.3 23.5 19.4 15.3 11.9 9.31 7.96 9.91 5.81 5.14
17 35.7 33.4 30.2 27.6 24.8 20.5 16.3 12.8 10.1 8.67 7.56 6.41 5.70
18 37.2 34.8 31.5 28.9 26.0 21.6 17.3 13.7 10.9 9.39 8.23 7.01 6.26
19 38.6 36.2 32.9 30.1 27.2 22.7 18.3 14.6 11.7 10.1 8.91 7.63 6.84
20 40.0 37.6 34.2 31.4 28.4 23.8 19.3 15.5 12.4 10.9 9.59 8.26 7.43
21 41.4 38.9 35.5 32.7 29.6 24.9 20.3 16.3 13.2 11.6 10.3 8.90 8.03
22 42.8 40.3 36.8 33.9 30.8 26.0 21.3 17.2 14.0 12.3 11.0 9.54 8.64
23 44.2 41.6 38.1 35.2 32.0 27.1 22.3 18.1 14.8 13.1 11.7 10.2 9.3
24 45.6 43.0 39.4 36.4 33.2 28.2 23.3 19.0 15.7 13.8 12.4 10.9 9.9
25 46.9 44.3 40.6 37.7 34.4 29.3 24.3 19.9 16.5 14.6 13.1 11.5 10.5
26 48.3 45.6 41.9 38.9 35.6 30.4 25.3 20.8 17.3 15.4 13.8 12.2 11.2
27 49.6 47.0 43.2 40.1 36.7 31.5 26.3 21.7 18.1 16.2 14.6 12.9 11.8
28 51.0 48.3 44.5 41.3 37.9 32.6 27.3 22.7 18.9 16.9 16.3 13.6 12.6
29 52.3 49.6 45.7 42.6 39.1 33.7 28.3 23.6 19.8 17.7 16.0 14.3 13.1
30 53.7 50.9 47.0 43.8 40.3 34.8 29.3 24.5 20.6 18.5 16.8 15.0 13.8
40 66.8 63.7 59.3 55.8 51.8 45.6 39.3 33.7 29.1 26.5 24.4 22.2 20.7
50 79.5 76.2 71.4 67.5 63.2 56.3 49.3 42.9 37.7 34.8 32.4 29.7 28.0
60 92.0 88.4 83.3 79.1 74.4 67.0 59.3 52.3 46.5 43.2 40.5 37.5 35.5
70 104.2 100.4 95.0 90.5 85.5 77.6 69.3 61.7 55.3 51.7 48.8 45.4 43.3
80 116.3 112.3 106.6 101.9 96.6 88.1 79.3 71.1 64.3 60.4 57.2 53.5 51.2
90 128.3 124.1 118.1 113.1 107.6 98.6 89.3 80.6 73.3 69.1 65.6 61.8 59.2
100 140.2 135.8 129.6 124.3 118.5 109.1 99.3 90.1 82.4 77.9 74.2 71.0 67.3
www.medcalc.org/manual/chi-square-table.php