statistik daerah provinsi jawa barat 2014
DESCRIPTION
kependudukanTRANSCRIPT
-
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
STATISTIK DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
2014
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
STATISTIK DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2014
ISSN: 0215.2169 Nomor Publikasi: 32.000.14.02 Katalog BPS: 1101002.32 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman: ii + 93 halaman
Naskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah SWT publikasi Statistik Daerah
Provinsi Jawa Barat 2014 dapat diterbitkan tepat pada waktunya. BPS Provinsi Jawa
Barat berkomitmen untuk menepati penerbitan setiap publikasi sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dalam Senarai Rencana Terbit atau lebih dikenal sebagai Advance
Release Calendar (ARC).
Buku ini memberikan gambaran umum data dan informasi terpilih seputar Jawa
Barat. Publikasi ini melengkapi publikasi-publikasi lain yang telah terbit setiap tahun, yang
memuat berbagai indikator kegiatan ekonomi dan sosial lainnya di Jawa Barat. Dengan
analisis sederhana publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat
membantu pengguna data untuk memahami perkembangan pembangunan seputar Jawa
Barat.
Selanjutnya diharapkan buku ini bermanfaat untuk evaluasi kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan dan bisa menjadi landasan pemikiran untuk pengambilan
keputusan dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di Jawa Barat. Kritik
dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014.
Bandung, September 2014
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
Gema Purwana
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
ii Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
DAFTAR ISI
1. Geografi & Iklim 1
11. Industri Pengolahan 35
2. Pemerintahan 3
12. Konstruksi 38
3. Penduduk 7
13. Hotel & Pariwisata 40
4. Ketenagakerjaan 11
14. Transportasi & Komunikasi 43
5. Pendidikan 14
15. Perbankan & Investasi 47
6. Kesehatan 18
16. Harga-Harga 51
7. Perumahan 21
17. Pengeluaran Penduduk 55
8. Pembangunan Manusia 24
18. Perdagangan 59
9. Pertanian 27
19. Pendapatan Regional 62
10. Pertambangan & Energi 33
20. Perbandingan Regional 65
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 1
Provinsi Jawa Barat secara
geografis terletak di antara 550'-750'
Lintang Selatan dan 10448'-10848'
Bujur Timur, dengan batas wilayah:
sebelah Utara, berbatasan dengan
Laut Jawa dan DKI Jakarta;
sebelah Timur, berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah;
sebelah Selatan, berbatasan dengan
Samudera Indonesia;
sebelah Barat, berbatasan dengan
Provinsi Banten.
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat
meliputi wilayah daratan seluas
3.710.061,32 hektar. Sebagian besar
wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat
berbatasan dengan laut sehingga
wilayah Jawa Barat memiliki garis pantai
cukup panjang, yaitu 755,83 KM.
Daratan Jawa Barat dapat dibedakan
atas wilayah pegunungan curam
(9,5% dari total luas wilayah Jawa
Barat) terletak di bagian Selatan
dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di
atas permukaan laut (dpl), wilayah
lereng bukit yang landai (36,48%)
terletak di bagian tengah dengan
ketinggian 10-1.500 m dpl, dan wilayah
dataran luas (54,03%) terletak di bagian
utara dengan ketinggian 0-10 m dpl.
Gambar 1.1 Peta Provinsi Jawa Barat
Tabel 1.1 Statistik Geografi Jawa Barat Tahun 2011
Uraian Satuan 2011
(1) (2) (3)
Luas (000 Ha) 3 710
Desa di Pesisir Desa 448
Desa Bukan di Pesisir Desa 5 457
Desa di Lembah Desa 181
Desa di Lereng Desa 1 569
Desa di Pedataran Desa 4 155
Sumber: Podes 2011
1 GEOGRAFI & IKLIM
Luas wilayah dataran Jawa Barat mencapai 54,03 persen
terletak di bagian utara dengan ketinggian 0-10m dpl.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
2 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel 1.2. Statistik Curah Hujan Jawa Barat Tahun 2012-2014
Bulan Curah Hujan
2012 2013 2014
Januari 82,9 216,9 309,0
Februari 303,7 250,0 88,9
Maret 155,5 305,0 418,7
April 290,8 286,0 216,6
Mei 257,1 171,0 176,7
Juni 60,5 231,5 195,5
Juli 34,2 159,0 *)
Agustus 0,0 74,0 *)
September 27,0 172,0 *)
Oktober 125,0 234,0 *)
November 537,0 164,0 *)
Desember 637,0 418,0 *)
Rata-Rata 209,23 223,45 234,2
*) Data tidak tersedia
Gambar 1.2. Statistik Iklim Jawa Barat Tahun 2013
Berdasarkan data Potensi Desa
(Podes) tahun 2011 desa yang ada di
wilayah pesisir sebanyak 448, sebagian
wilayah Jawa Barat merupakan desa
bukan pesisir yang jumlahnya mencapai
5.457 desa, dengan komposisi 181 desa
di lembah 1.569 desa di lereng dan 4.155
buah desa di pedataran. Selain itu, Jawa
Barat yang memiliki lahan yang subur
berasal dari endapan vulkanis serta
banyaknya aliran sungai menyebabkan
sebagian besar dari luas tanahnya
digunakan untuk pertanian.
Curah hujan adalah ketinggian air
hujan yang jatuh pada tempat yang datar.
Sedangkan curah hujan bulanan adalah
jumlah curah hujan yang terkumpul
selama 28 atau 29 hari untuk bulan
Februari, dan 30 atau 31 hari untuk bulan-
bulan lain.
Berdasarkan pantauan BMKG di Kota
Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa
Barat, untuk tahun 2013 tercatat potensi
adanya peningkatan curah hujan dengan
intesitas tinggi terjadi pada bulan
Desember, yaitu mencapai 418.0 mm.
Pada bulan April tercatat sebesar 286.0
mm, sedangkan curah hujan terendah
pada bulan Agustus yaitu 74,0 mm.
Kecepatan Angin Rata-rata: 3 (Knot)
TekananUdara:
923,1 (mb)
Kecepatan Angin terbesar: 13 (Knot)
1 GEOGRAFI & IKLIM Tahun 2013 tercatat potensi adanya peningkatan curah hujan dengan
intesitas tinggi terjadi pada bulan Desember yaitu mencapai 418.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 3
Memenuhi kebutuhan percepatan
pembangunan dan juga perbaikan
pelayanan publik, pemekaran wilayah
dipandang sebagai sebuah terobosan
untuk mempercepat pembangunan
tersebut melalui peningkatan kualitas dan
kemudahan memperoleh pelayanan bagi
masyarakat. Pemekaran wilayah juga
merupakan bagian dari upaya untuk
meningkatkan kemampuan pemerintah
daerah dalam memperpendek rentang
kendali pemerintah sehingga
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
pemerintah dan pengelolaan
pembangunan Dengan dikembangkannya
daerah baru yang otonom, maka akan
memberikan peluang untuk menggali
berbagai potensi ekonomi daerah baru
yang selama ini tidak tergali. Mengingat
jumlah penduduk Jawa Barat sudah
menembus angka 43 juta jiwa. Maka
pemekaran disejumlah daerah
Kabupaten/Kota sudah seharusnya
dilaksanakan. Memasuki tahun 2012
tepatnya tanggal 25 Oktober terjadi
momen penting yaitu terbentuknya
Kabupaten Pangandaran, pemekaran dari
Kabupaten Ciamis, sehingga di wilayah
Provinsi Jawa Barat terdapat 18
Kabupaten dan 9 Kota. Sedangkan untuk
wilayah kecamatan tidak terjadi
penambahan atau pemekaran wilayah dari
tahun 2011 sampai tahun 2013. Begitu
juga dengan jumlah desa dan kelurahan
tidak mengalami perubahan dari tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 5.962
desa/kelurahan.
Dengan adanya pemekaran wilayah
ini diharapkan pembangunan di Jawa
Barat akan lebih merata.
Tabel 2.1. Statistik Pemerintahan Jawa Barat Tahun 2011-2013
Wilayah Administrasi
2011 2012 2013
Kabupaten 17 18 18
Kota 9 9 9
Kecamatan 626 626 626
Desa dan Kelurahan
5 918 5 962 5 962
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
PEMERINTAHAN Memasuki tahun 2012 tepatnya tanggal 25 Oktober terjadi momen penting yaitu
terbentuknya Kabupaten Pangandaran, pemekaran dari Kabupaten Ciamis. 2
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
4 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 2.1. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Gambar 2.2. Jumlah Anggota DPRD Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Pesta demokrasi lima tahunan pada
pemilu tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat
banyak mengalami perubahan terutama
pada perolehan suara partai peserta
pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
selaku lembaga yang diberi wewenang
sebagai penyelenggara pemilu sudah
memutuskan hanya ada 12 partai politik
yang lolos sebagai peserta pemilu 2014.
Hasil PEMILU tahun 2014 banyak
mengalami perubahan dalam perolehan
suara seperti yang terlihat pada Gambar
2.1. Hasil PEMILU 2014 posisi wakil
rakyat terbanyak adalah dari partai PDI
Perjuangan sebanyak 20 orang. Urutan
kedua ditempati oleh Partai Golkar
dengan jumlah anggota dewan sebanyak
17 orang. Partai Demokrat dan Gerindra
menempati urutan ketiga dan keempat
dengan jumlah anggota dewan masing-
masing 12 orang, Partai Gerindra dan
gabungan Hanura dan PKB dengan
memperoleh kursi di dewan sebanyak 11
dan 10 orang. Partai PPP, Nasdem, dan
PAN masing-masing mendapatkan kursi
9, 5, dan 4.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota periode tahun
2004-2009 terdiri dari laki-laki sebanyak
967 orang dan perempuan sebanyak 103
orang. Pada periode 2009-2014 jumlah
anggota dewan laki-laki menjadi 1.034
orang dan perempuan sebanyak 181
orang.
PEMERINTAHAN Hasil PEMILU 2014, posisi wakil rakyat terbanyak adalah dari Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan sebanyak 20 orang. 2
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 5
Keberhasilan penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pelayanan
masyarakat akan banyak ditentukan oleh
keberadaan PNS yang merupakan
aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat dalam rangka menciptakan
Good Governance dan Clean
Government.
Berdasarkan komposisi pegawai
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
laki-laki jauh lebih besar dari pada
jumlah pegawai perempuan. Fenomena
ini mungkin juga dijumpai di provinsi-
provinsi lain. Jumlah PNS laki-laki pada
tahun 2013 sebanyak 181.905 orang
atau 52,18%, PNS perempuan sebanyak
166.674 orang atau 47,81% dari total
PNS yang ada di Jawa Barat (Tabel 2.2),
Sedangkan bila dilihat berdasarkan
golongan jumlah PNS terbanyak
mengelompok pada golongan III dengan
jumlah 168.572, terbanyak kedua adalah
golongan IV dengan jumlah PNS
sebanyak 102.374 orang, Golongan II
mencapai 60.667 orang PNS,
sedangkan yang paling sedikit terdapat
pada golongan I sebanyak 6.275 orang.
Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Jawa Barat 2011-2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Jumlah
PNS 2011 2012 2013
Laki-Laki 194 918 191 513 181 905
Perempuan 170 466 172 675 166 674
Total 365 384 364 188 337 888
Golongan I 11 305 10 109 6 275
Golongan II 105 979 98 684 60 667
Golongan III 164 656 161 074 168 572
Golongan IV 83 444 94 321 102 374
2 PEMERINTAHAN
PNS perempuan sebanyak 166.674 orang atau 47.81 persen dari total PNS
di Jawa Barat.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
6 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 2.3. Tingkat Pendidikan PNS Jawa Barat Tahun 2013
Keberadaan PNS sejatinya adalah
untuk memberikan pelayanan terbaik
bagi seluruh masyarakat dan hal ini tidak
dapat dipisahkan dari SDM Pegawai
Negeri Sipil tersebut. Tingkat pendidikan
PNS menjadi hal yang terpenting untuk
mewujudkan tercapainya tugas-tugas
pemerintahan. Dari jumlah PNS yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota di
Jawa Barat tercatat ada 337.888 orang
dengan beragam disiplin ilmu
pendidikan.
Dari jumlah PNS tersebut yang
berpindidikan S1 banyak mendominasi
yaitu sekitan 34,74%, tertinggi kedua
adalah mereka yang berpendidikan
SLTA yaitu sebanyak 24,52%, D-II
sebanyak 24,40%, D-III 8,06%,
sedangkan lainnya 8,28% yang terdiri
dari pendidikan S3, S2, D-I, D-IV, SD,
dan SMP, SLTA 98.967 (27.17%), D-II
86,872 (23.85%) D-III 8,61% sedangkan
lainnya yang mencakup pendidikan SD,
SLTP, D-IV, S2, dan S3 sebanyak
8.54%.
PEMERINTAHAN PNS yang berpendidikan S1 banyak mendominasi yaitu 34,74 persen. 2
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 7
Data kependudukan merupakan data
yang sangat strategis dan bersifat lintas
sektor. Integrasi berbagai aspek
kependudukan dalam perencanaan
pembangunan dan bagaimana
pembangunan kependudukan itu sendiri
akan dicapai, akan menjadi pekerjaan
besar yang harus diwujudkan. Dalam hal
ini, upaya mewujudkan keterkaitan
perkembangan kependudukan, sebagai
wujud dinamika penduduk dengan
berbagai kebijakan pembangunan
haruslah menjadi prioritas penting agar
ke depan pengelolaan perkembangan
kependudukan dapat mewujudkan
keseimbangan yang serasi antara
kuantitas dan kualitas penduduk,
pengarahan mobilitas penduduk dan
penataan persebarannya yang didukung
oleh upaya-upaya perlindungan dan
pemberdayaan penduduk dan
peningkatan pemahaman dan
pengetahuan tentang wawasan
kependudukan bahkan sejak usia dini.
Data kependudukan memegang
peranan penting dalam menentukan
kebijakan, perencanaan pembangunan,
dan evaluasi hasil-hasil pembangunan,
baik bagi pemerintah maupun pihak lain
termasuk dunia usaha. Oleh karena itu
ketersediaan data perkembangan
kependudukan sampai tingkat lapangan
menjadi faktor kunci keberhasilan
pelaksanaan program-program
kependudukan.
Proyeksi penduduk bertujuan
sebagai informasi untuk pengambilan
kebijakan di masa datang untuk
memperoleh informasi penduduk dengan
mengasumsikan tahun mendatang.
Proyeksi Penduduk Jawa Barat lima
tahunan yaitu dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2035 mencatat bahwa
tahun 2010 penduduk Jawa Barat
sebanyak 43.227,1 orang hasil proyeksi
tahun 2035 tercatat sebanyak 57.137,3
orang (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Proyeksi Penduduk Jawa Barat 2010-2035
Tahun Proyeksi Penduduk
(Ribu Orang)
2010 43 227,1
2015 46 709,6
2020 49 935,7
2025 52 785,8
2030 55 193,8
2035 57 137,3
Sumber: Statistik Indonesia 2014
3 PENDUDUK
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang besar
disertai dengan kualitas yang baik akan memberikan suatu keuntungan, namun jika
sebaliknya maka akan menjadi masalah yang besar.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
8 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Jawa Barat Tahun 2013
Kabupaten/Kota Penduduk (000) orang
Laki-laki Perempuan
Kabupaten
Bogor 2 663,4 2 538,6
Sukabumi 1 222,8 1 185,6
Cianjur 1 146,6 1 078,6
Bandung 1 729,3 1 676,0
Garut 1 262,6 1 239,7
Tasikmalaya 853,8 866,3
Ciamis 763,5 778,0
Kuningan 524,3 518,4
Cirebon 1 072,8 1 020,2
Majalengka 585,0 585,4
Sumedang 561,4 563,7
Indramayu 861,4 811,2
Subang 756,0 740,8
Purwakarta 457,5 740,8
Karawang 1 142,8 1 082,4
Bekasi 1 531,8 1 470,2
Bandung Barat 807,6 781,0
Kota
Bogor 514,7 498,2
Sukabumi 158,1 153,6
Bandung 1 242,8 1 215,6
Cirebon 151,2 150,4
Bekasi 1 297,9 1 272,4
Depok 990,2 971,9
Cimahi 288,0 282,9
Tasikmalaya 328,3 323,2
Banjar 88,8 90,8
Jawa Barat 23 004,1 22 336,6
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Jawa Barat merupakan provinsi
terpadat penduduknya di Indonesia.
Pada tahun 2013 penduduk Jawa Barat
tercatat sebanyak 45.340.799 orang
yang tersebar di seluruh kabupaten/kota
dengan komposisi 23.004.158 penduduk
laki-laki dan 22.336.641 penduduk
perempuan. Tiga wilayah dengan
penduduk terbanyak di Jawa Barat
meliputi Kabupaten Bogor sebanyak
5.202.674 (11,47%), Kabupaten
Bandung 3.405.475 (7,51%), dan Kota
Bekasi sebanyak 2.570.397 (5,66%).
Jumlah penduduk terkecil terdapat di
Kota Banjar sebanyak 179.706 Jiwa atau
0,39% dari total penduduk Jawa Barat.
Jika diperhatikan menurut jenis
kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-
laki lebih banyak dibanding jumlah
penduduk perempuan. Gambaran ini
terlihat dihampir seluruh wilayah, kecuali
Kabupaten Tasikmalaya (laki-laki
49,74%, perempuan 50,36%),
Kabupaten Ciamis (laki-laki 49,53%,
perempuan 50,47%), Kabupaten
Majalengka (laki-laki 49,98%,
perempuan 50,02%), dan Kota Banjar
(laki-laki 49,47%, perempuan 50,53%).
3 PENDUDUK Tiga wilayah dengan penduduk terbanyak di Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor
5.202.674 (11,47%),Kabupaten Bandung 3.405.475 (7,51%), dan
Kota Bekasi 2.570.397 (5,66%).
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 9
Penduduk Jawa Barat belum merata
dan tersebar dengan baik. Hal ini erat
kaitannya dengan kemampuan wilayah
dalam mendukung kehidupan
perekonomian penduduknya. Sebaran
penduduk banyak mengelompok di
wilayah kabupaten/kota penyangga Ibu
Kota. Jumlah penduduk di daerah
penyangga ibu kota, yaitu di Kabupaten
Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi, dan Kota Depok sebanyak
13.749.807 jiwa atau 30,32% dari jumlah
penduduk Jawa Barat atau seperempat
penduduk Jawa Barat tinggal di daerah
penyangga ibu kota.
Jumlah penduduk yang tinggal di
Bandung Raya (Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kota
Bandung, dan Kota Cimahi) sebanyak
8.023.750 jiwa atau 17,69 % dari total
penduduk Jawa Barat, artinya hampir
seperlima penduduk Jawa Barat tinggal
di Bandung Raya/ibu kota provinsi.
Selebihnya penduduk yang
dikelompokkan pada wilayah lainnya
mencapai 23.567.242 jiwa atau 51,97%
yang tersebar di kabupaten/kota di luar
wilayah Bandung Raya dan penyangga
ibu kota.
Gambar 3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Wilayah Tahun 2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Jika dijumlahkan penduduk yang
tinggal di penyangga ibu kota dan
Bandung Raya, maka didapat jumlah
penduduk di kedua daerah tersebut
sebanyak 20.411.007 jiwa atau 51,97%
dari total jumlah penduduk Jawa Barat.
Terlihat bahwa hampir separuh
penduduk Jawa Barat tinggal di kedua
daerah tersebut.
3 PENDUDUK
Sebaran penduduk di Jawa Barat tidak merata, ini terlihat dari hampir setengah
penduduk Jawa Barat tinggal di wilayah ibukota provinsi (Bandung Raya)
dan wilayah penyangga ibukota (Jakarta).
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
10 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel 3.3. Statistik Kependudukan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013
Tahun Jumlah
Penduduk
Jumlah Rumah Tangga
Rata-Rata
Anggota Rumah Tangga
2010 43 053 732 11 573 793 3,7
2011 43 826 775 11 761 192 3,7
2012 44 548 431 11 908 513 3,7
2013 45 340 799 12 114 274 3,8
Laju pertumbuhan rumah tangga di
Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu
empat tahun sebesar 4,66%. Jumlah
rumah tangga pada tahun 2010
11.573.793. Pada tahun 2012 menjadi
12.114.274 atau mengalami
penambahan 540.581 rumah tangga.
Rata-rata anggota rumah tangga dari
tahun 2010 hingga tahun 2013
cenderung stabil yaitu 3,7 pada periode
tahun 2010-2012 dan 3,8 pada tahun
2013.
3 PENDUDUK
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 11
Provinsi Jawa Barat merupakan
wilayah dengan jumlah penduduk lebih
dari 31 juta orang yang berumur 15
tahun ke atas pada tahun 2011. Selama
kurun waktu 4 tahun terakhir ini yaitu
dari Agustus 2010 sampai Agustus
2013, penduduk yang bekerja
menunjukkan indikasi signifikan kearah
yang lebih baik.
Jumlah penduduk yang bekerja pada
tahun 2010 sebanyak 16,94 juta orang
dari jumlah angkatan kerja sebesar
18,89 juta orang. Pada tahun 2011
meningkat menjadi 17,45 juta orang dari
jumlah angkatan kerja sebesar 19,36
juta selanjutnya pada tahun 2013
meningkat menjadi 18,73 juta orang dari
jumlah angkatan kerja sebanyak 20,62
juta orang.
Pada tahun 2011 tingkat
pengangguran Jawa Barat sebesar
9,81% menurun menjadi 9,00% pada
tahun 2012, hingga menjadi 9,16% pada
tahun 2013.
Tabel 4.1. Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Usia 15 Tahun yang Bekerja Tahun 2010-2013 (Juta Orang)
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Tabel 4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat Tahun 2010-2013 (%)
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Angkatan Kerja = 18,89 Bekerja = 16,94 2010
Angkatan Kerja = 19,36 Bekerja = 17,45 2011
Angkatan Kerja = 20,15 Bekerja = 18,32 2012
Angkatan Kerja = 20,62 Bekerja =18,73 2013
4 KETENAGAKERJAAN
Tahun 2013 jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk bekerja terus mengalami
peningkatan, hal ini menunjukkan indikasi ke arah yang lebih baik.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
12 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 4.3. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Jawa Barat
Tahun 2011-2013 (%)
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Tabel 4.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2012- Agustus 2013 (Jutaan)
Lapangan Pekerjaan Utama
Agustus
2012 2013
(1) (2) (3)
Pertanian 3,97 3,80
Industri 3,86 3,93
Perdagangan 4,60 4,80
Jasa-jasa 2,82 3,12
Lainnya 3,08 3,07
Total 18,32 18,73
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka),
memberikan indikasi tentang penduduk
usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran.
TPAK (Tingkat partisipasi angkatan
kerja), mengindikasikan besarnya
penduduk usia kerja yang aktif secara
ekonomi.
TPAK menunjukkan besaran relatif dari
pasokan tenaga kerja (labour supply)
yang tersedia untuk memproduksi
barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian.
TPAK di Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2013 mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya, yaitu menjadi
62,82%. IM artinya penduduk usia kerja
yang aktif di Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2013 sebesar 62,82%. Jika
dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, maka TPAK sempat
mengalami penigkatan dari tahun 2011,
yaitu dari 61,34% menjadi 63,63% pada
tahun 2012
Selama periode Agustus 2012 hingga
Agustus 2013 sektor perdagangan tetap
memiliki kontribusi terbesar terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Jawa Barat. Sekitar ini menyerap tenaga
kerja sebesar 4,60 juta jiwa pada tahun
2012 dan mengalami peningkatan
menjadi 4,80 juta jiwa pada tahun 2013.
4 KETENAGAKERJAAN Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2013 mencapai 62,82 persen.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 13
Penduduk yang bekerja pada tahun
2013 sebagian yang berpendidikan SD
ke bawah, seperti terlihat dari gambar
4.4 yaitu sebesar 39,11%. Kemudian
diikuti yang berpendidikan SLTA ke atas
sebesar 33,29% dan yang berpendidikan
SLTP sebesar 27,60%.
Pada tahun 2013 penduduk usia 15
tahun ke atas yang masuk dalam
angkatan kerja berjumlah 20.620.610
jiwa yang terdiri dari yang bekerja
sebanyak 18.731.943 jiwa dan
pengangguran terbuka sebanyak
1.888.667 jiwa. Dari total angkatan kerja
tersebut jumlah laki-laki lebih banyak
dari pada jumlah perempuan.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja
di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013
ini mencapai 12.204.427 jiwa, dengan
jumlah perempuan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah laki-laki.
Gambar 4.4. Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2013 (%)
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Tabel 4.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Uraian Laki-laki Perempuan Total
Angkatan Kerja
13 843 730 6 776 880 20 620 610
Bekerja 12 635 203 6 096 740 18 731 943
Pengangguran Terbuka
1 208 527 680 140 1 888 667
Bukan Angkatan Kerja
2 747 144 9 457 283 12 204 427
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
SD ke Bawah 39.11
SLTP 27.60
SLTA Ke Atas 33.29
4 KETENAGAKERJAAN
Penduduk yang bekerja jika dilihat dari tingkat pendidikannya
pada tahun 2013 didominasi oleh penduduk yang berpendidikan
SD ke bawah dan yang berpendidikan SLTA ke atas.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
14 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Pendidikan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting terhadap
kemajuan suatu bangsa. Semakin bagus
kualitas pendidikan akan semakin
menentukan arah perbaikan kualitas
sumber daya manusianya. Komponen
pendidikan yang bisa dijadikan acuan
melihat kemajuan dari sisi pendidikan
adalah rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf.
Rata-rata lama sekolah merupakan
gambaran mengenai seberapa lama
seseorang mengenyam pendidikan. Di
Jawa Barat rata-rata seseorang
mengenyam pendidikan sekitar 8-9
tahun atau kisaran tamat SLTP.
Rata-rata lama sekolah Tahun 2013 di
Provinsi Jawa Barat adalah sebesar
8,11. Apabila kita bandingkan dengan
rata-rata lama sekolah di kabupaten/kota
di Jawa, terdapat 12 kabupaten/kota
yang memiliki rata-rata lama sekolah di
atas angka provinsi (Gambar 5.2). Dari
12 kabupaten/kota tersebut merupakan
daerah perkotaan atau di sekitar daerah
perkotaan dengan rincian 9 kota dan 3
kabupaten.
Gambar 5.1. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Barat 2011-2013
Gambar 5.2. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
8,06
8,08
8,11
8,02
8,04
8,06
8,08
8,10
8,12
2011 2012 2013
GARU T
CIANJUR
BOGOR
SUKABUMI
CIAMIS
SUBANG
TASIKMALAYA
BEKASI
BANDU NG
INDR AM AYU
KARAW ANG
SUM EDANG
KUN INGAN
CIREBON
MAJAL EN GKABANDU NG BARAT
PUR W AKAR TA
KOTA BEKASI
KOTA DEPOK
KOTA BAN DUN G
KOTA TASIKM ALAYA
KOTA BOGOR
KOTA SUKABUM I
KOTA CIREBON
KOTA BANJAR
KOTA CIMA HI
40 0 40 80 Miles
RLS 2013
DI Bawah RLS Jabar
Di Atas RLS Jabar
S
N
EW
5 PENDIDIKAN Terdapat 12 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki rata-rata lama
sekolah di atas angka rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 15
Angka melek huruf di Provinsi Jawa
Barat sejak tahun 2011 hingga tahun
2013 terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2011 angka melek huruf
sebesar 96,29%, tahun 2012 dan tahun
2013 masing-masing sebesar 96,39 dan
96,87%. Artinya sudah lebih dari 96%
dari penduduk di Provinsi Jawa Barat
bisa membaca dan menulis.
Dari gambar 5.4 terlihat bahwa
daerah selatan Jawa Barat memiliki
angka melek huruf di atas angka melek
huruf provinsi Jawa Barat. Sementara itu
terdapat 8 kabupaten/kota di sebelah
utara Jawa Barat memiliki angka melek
huruf di bawah angka melek huruf
provinsi Jawa Barat. Hal ini
mengindikasikan bahwa secara umum
masyarakat Jawa Barat sudah sadar
akan pentingnya pendidikan terlihat dari
banyaknya daerah di Jawa Barat yang
memiliki angka melek huruf di atas
96,87% atau lebih dari 96% penduduk di
sebagian besar wilayah Jawa Barat atau
didaerah selatan bisa membaca dan
menulis.
Fasilitas pendidikan yang lengkap
merupakan salah satu kesadaran
pemerintah daerah maupun pusat akan
pentingnya pendidikan. Salah satunya
bisa kita lihat dengan penambahan
jumlah sekolah baik swasta maupun
negeri yang ada di daerah tersebut.
Jumlah sekolah menurut tingkat
pendidikan di Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2011, untuk tingkat SD ada
sebanyak 5. 891 sekolah, SLTP
sebanyak 3.632 sekolah, SLTA
sebanyak 1.618 sekolah dan tingkat
Perguruan Tinggi ada sebanyak 351
sekolah.
Gambar 5.3. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2013
Gambar 5.4. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2013
2011
96,29
2012
96,39
2013
96,87
GARU T
CIANJUR
BOGOR
SUKABUMI
CIAMIS
SUBANG
TASIKMALAYA
BEKASI
BANDU NG
INDR AM AYU
KARAW ANG
SUM EDANG
KUN INGAN
CIREBON
MAJAL EN GKABANDU NG BARAT
PUR W AKAR TA
KOTA BEKASI
KOTA DEPOK
KOTA BAN DUN G
KOTA TASIKM ALAYA
KOTA BOGOR
KOTA SUKABUM I
KOTA CIREBON
KOTA BANJAR
KOTA CIMA HI
40 0 40 80 Miles
AMH 2013Di Bawah AMH JabarDi Atas AMH Jabar
S
N
EW
5 PENDIDIKAN
Angka melek huruf di Provinsi Jawa Barat di atas 96 persen.
Artinya sudah lebih dari 96 persen dari penduduk di Provinsi Jawa Barat
bisa membaca dan menulis.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
16 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 5.5. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Sumber: Podes Jawa Barat 2011
Gambar 5.6. Angka Partisipasi Sekolah di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2013
Sumber: Statistik Indonesia, 2014
Angka partisipasi sekolah
menggambarkan penduduk usia sekolah
yang sedang bersekolah. Angka
partisipasi sekolah bisa kita lihat
perjenjang usia yaitu usia SD usia SLTP,
usia SLTA dan usia perguruan tinggi. Di
Provinsi Jawa Barat Angka Partisipasi
Sekolah paling tinggi yaitu pada usia SD
yaitu 7-12 tahun, dengan APS di atas
98%, artinya hampir semua penduduk
usia sekolah SD atau yang berusia 7-12
tahun sedang mengenyam pendidikan di
SD.
Kelompok usia 13-15 tahun memiliki
kisaran APS di atas 85%, artinya lebih
dari 85% penduduk usia 13-15 tahun
atau usia SLTP sedang bersekolah. APS
penduduk usia 13-15 tahun dari tahun
2011 hingga tahun 2013 terus
mengalami peningkatan.
Usia 16-18 tahun atau pendidikan
SLTA masih relatif rendah jika
dibandingkan dengan APS pada tingkat
pendidikan SD maupun SLTP. Hal ini
terlihat dari APS usia 16-18 tahun
berkisar antara 50 hingga 59 antara
tahun 2011 sampai tahun 2013.
Angka partisipasi sekolah paling
rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu usia
SD
5.891
SLTP
3.632
SLTA
1.618
PT
351
5 PENDIDIKAN Angka Partisipasi Sekolah atau APS di Provinsi Jawa Barat paling besar
berada pada usia 7-12 tahun yaitu berpendidikan SD.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 17
19-24 tahun atau Perguruan Tinggi.
Pada tahun 2011 usia Perguruan tinggi
APS sebesar 10,71 terus mengalami
peningkatan menjadi 17,12 tahun. Hal ini
mengindikasikan bahwa dari tahun ke
tahun jumlah penduduk yang
mengenyam pendidikan Perguruan
Tinggi di Jawa Barat secara persentase
mengalami peningkatan.
Lembaga pendidikan keterampilan
merupakan pendidikan diluar pendidikan
formil. Banyak orang memilih pendidikan
keterampilan ini dalam rangka
menambah keahlian, karena seiring
dengan perkembangan jaman yang
menuntut setiap orang memilih keahlian
lebih sebagai modal mencari pekerjaan.
Di Provinsi Jawa Barat Pada tahun 2011
lembaga pendidikan keterampilan
komputer dan menjahit/ tata busana
paling banyak jumlahnya di Jawa Barat
yaitu masing-masing sebanyak 743 dan
713, kemudian diikuti oleh lembaga
pendidikan bahasa asing sebanyak 523
lembaga.
Gambar 5.7. Jumlah Lembaga Pendidikan Keterampilan di Jawa Barat Tahun 2011
Sumber: Statistik Potensi Desa Jawa Barat, 2011
Bahasa Asing
523
Komputer
743
Menjahit/Tata Busana
713
Kecantikan
312
Montir Mobil/Motor
206
Elektronika
119
Lainnya
121
5 PENDIDIKAN
Salah satu target MDGs (Millennium
Development Goals) tahun 2015
adalah Memastikan bahwa setiap
anak, baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan
tahap pendidikan dasar.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
18 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Dalam rangka pengembangan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui
Dinas Kesehatan terus berupaya
meningkatkan layanannya, baik berupa
sarana maupun prasarana kesehatan.
Dari gambar 6.1 terlihat bahwa
sarana kesehatan selain rumah sakit,
ada beberapa sarana kesehatan yang
dapat menjangkau sampai kepelosok
pedesaan seperti puskesmas keliling
yang cara kerjanya mampu menjangkau
ke pelosok pedesaan dan mampu
menjangkau daerah daerah yang sulit
mendapatkan akses ke rumah sakit.
Jumlah puskesmas keliling di Jawa
Barat pada tahun 2013 adalah 788 unit.
Penunjang kesehatan lainnya
adalah balai pengobatan sebanyak
3.111 unit. Terdapat pula program
khusus untuk pelayanan balita, ibu
hamil, dan lansia melalui program
posyandu. Cara kerja dan
penyelenggaraan serta pemanfaatan
posyandu memerlukan peran serta aktif
masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya,
sehingga dapat meningkatkan status gizi
balita.
Gambar 6.1. Jumlah Sarana Kesehatan di Jawa Barat Tahun 2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Tabel 6.1. Statistik Balita di Jawa Barat
Tahun 2013
Bayi Lahir Hidup
915 280
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
18 997
Jumlah Balita 3 346 574
Balita dengan Gizi Buruk
24 348
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Puskesmas Keliling 788
Balai Pengobatan 3.111
Posyandu 50.266
6 KESEHATAN Dalam menjangkau kesehatan ke pelosok pedesaan Pemerintah Jawa Barat
menyediakan sarana Puskesmas keliling sebanyak 788 unit, balai pengobatan 3.111
unit, dan Posyandu sebanyak 50.266 unit.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 19
Posyandu dibentuk oleh
masyarakat desa/kelurahan dengan
tujuan untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar, terutama Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada
masyarakat setempat.
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 di Provinsi Jawa Barat
bayi lahir hidup mencapai 915.280
orang, namun sangat disayangkan
masih banyak bayi lahir hidup dengan
berat lahir rendah yaitu mencapai 18.997
orang atau 2.07% dari total bayi lahir
hidup . Balita yang mengalami gizi buruk
sebanyak 24.348 orang atau 0.72% dari
total 3.346.574 orang balita. Diharapkan
dengan banyaknya pos yandu bayi
dengan gizi buruk dan Bayi lahir dengan
berat badan rendah bisa diberantas.
Keluarga Berencana merupakan
suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan manusia dan populasi
penduduk, tujuan umumnya adalah
untuk membentuk keluarga kecil yang
sejahtera dengan jumlah dua anak
sudah cukup. Untuk menekan populasi
penduduk pemerintah melalui
programnya Keluarga Berencana telah
memfasilitasi masyarakat terutama usia
produktif untuk berperan aktif jadi
peserta KB. Di Jawa Barat sarana KB
selama tahun 2013 meliputi KKB
sebanyak 3.418, pos KB sebanyak 7.766
unit dan PKBRS sebanyak 129 unit.
Gambar 6.2. Jumlah sarana Pelayanan KB di Jawa Barat Tahun 2013
Gambar 6.3. Jumlah Petugas Pelayanan KB yang dihubungi oleh Akseptor di Jawa Barat Tahun 2013
PKBRS
129
Pos KB Desa
7.766
KKB
3.418
PLK 1.654
Dokter 1.738
Bidan 6.914
6 KESEHATAN
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
20 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 6.4. Penolong Kelahiran
di Jawa Barat Tahun 2013
Dalam mendapatkan pelayanan dari
petugas KB, masyarakat lebih
cenderung melakakukannya di bidan
yaitu sebanyak 6.914 orang atau lebih
dari 67% dari total akseptor yang
mendatangi petugas KB. Sedangkan
yang mempercayakan ke dokter dan
PLKB berjumlah masing-masing
sebanyak 1.738 dan 1.654 orang.
Keselamatan ibu dan bayi dalam
proses melahirkan menjadi perhatian
khusus di negara berkembang seluruh
dunia, tidak terkecuali di Indonesia
persalinan yang ditangani oleh tenaga
medis dan terlatih berperan untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan anak
juga sebagai indikator kemajuan suatu
daerah.
Dalam menanggulangi tingginya
angka kematian ibu dan anak di Jawa
Barat pemerintah setempat melakukan
berbagai upaya antara lain dengan
menempatkan tenaga medis seperti
bidan terlatih atau dukun beranak yang
sudah mendapatkan pelatihan dengan
standar kesehatan yang memadai.
Dari gambar 6.2 terlihat bahwa ibu
melahirkan yang ditolong oleh tenaga
medis sebanyak 890.407 orang
sedangkan sisanya sebanyak 106.455.
6 KESEHATAN Sebanyak 89.32 persen ibu melahirkan ditolong oleh tenaga medis dalam hal ini
bidan dan dokter.
PadaTahun 2013
di Provinsi Jawa Barat masih
ditemukan balita dengan gizi buruk
sebanyak 24.348 orang atau 2,071
persen dari total balita 3.346.574
orang.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 21
Rumah merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi setiap manusia.
Banyak kriteria agar rumah tersebut
dikatakan sehat dan layak huni, menurut
Kementrian Kesehatan RI rumah harus
memenuhi empat kriteria yaitu dapat
memenuhi kebutuhan fisologis yakni,
pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak; privacy; memenuhi persyaratan
pencegahan penularan penyakit dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja
dan limbah rumah tangga; tempat
berlindung. Menurut WHO salah satu
indikator rumah sehat adalah rumah
tinggal yang memiliki luas lantai per
kapita minimal 10 M
Pada tabel 7.1 bisa kita cermati
bahwa rumah tangga yang menempati
luas lantai dari kurang dari 20 m2
sebanyak 7,30% pada tahun 2012,
terjadi sedikit penurunan pada tahun
2013 menjadi 7,14%. Kelompok yang
menempati luas lantai 20-49 M
mengalami sedikit penurunan dari
41,01% pada tahun 2012 menjadi
39,44% pada tahun 2013. Kenaikkan
terjadi pada kelompok masyarakat yang
menempati luas lantai diatas 50 m2 yaitu
51,69% pada tahun 2012 menjadi
53,41% pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan bahwa kesadaran akan
rumah sehat dan layak huni sudah mulai
dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat.
Tabel 7.1. Statistik Perumahan Jawa Barat Tahun 2012-2013
Rumah Tangga dengan Luas Lantai (%)
2012 2013
50 M2 51,69 53,41
Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas (%)
2012 2013
Lantai Bukan Tanah
87,01 87,66
Tanah 3,66 3,54
Bambu 9,33 8,82
Sumber: Susenas Tahun 2013
Gambar 7.2. Banyaknya Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Atap Terluas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
7 PERUMAHAN
Rumah Tangga dengan luas lantai lebih dari 7 persen rumah tangga
di Jawa Barat menempati luas lantai
-
22 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 7.2. Persentase Jenis Dinding
Terluas di Jawa Barat
Tahun 2013
Jika dilihat berdasarkan jenis lantai,
atap dan dinding, maka sebagian besar
masyarakat Jawa Barat sudah
menempati rumah layak huni dengan
standar rumah sehat yang memadai.
Pada tabel 7.1 terlihat bahwa rumah
tangga yang menempati lantai bukan
tanah 87,66% yang sebelumnya
sebanyak 87,01%. Penduduk yang
menggunakan lantai dari tanah dan
bambu masing-masing sebesar 3,66%
dan 9,33% pada tahun 2012 untuk tahun
2013 3,54% dan 8,82%.
Jenis atap yang banyak digunakan
oleh rumah tangga di Jawa Barat adalah
atap genteng sebanyak 88,86%.
Pemakaian asbes dan beton masing-
masing sebesar 7,32% dan 3,18%
sedangkan lainnya hanya 0,65% yang
terdiri dari sirap, seng, ijuk/rumbia
(Gambar 7.1). Jenis dinding yang
banyak digunakan oleh masyarakat
Jawa Barat adalah jenis tembok sebesar
80,10%, tembok dari jenis bambu
sebanyak 16,11% dari jenis kayu 2,93%
dan lainnya 0,86%.
Bambu
16,11%
Kayu
2,93%
Lainnya
0,86%
Tembok
80,10 %
7 PERUMAHAN Sebagian besar masyarakat Jawa Barat sudah menempati rumah layak huni
dengan standar rumah sehat yang memadai.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 23
Air merupakan sumber kehidupan
bagi semua mahluk hidup, tidak
terkecuali manusia yang dalam
kehidupan sehari-harinya banyak
membutuhkan air mulai dari mandi,
minum mencuci dan sebagainya.
Ironisnya sumber air bersih mulai sulit
didapatkan terutama di kota-kota besar.
Kebanyakan masyarakat Jawa Barat
yang hidup di perkotaan dalam
pemenuhan kebutuhan air minum
banyak menggunakan air minum dalam
kemasan atau isi ulang serta air ledeng.
Dari gambar 7.3 dapat dilihat bahwa
sumber air minum yang banyak
digunakan oleh masyarakat Jawa Barat
adalah air kemasan bermerk dan isi
ulang sebanyak 32,30% banyak tersebar
di kota-kota besar. Urutan kedua adalah
sumber air minum dari sumur terlindung
sebanyak 19,77% sumber air ini banyak
tersebar di kota-kota kecil dan
pedesaan. Ketiga adalah sumur bor atau
pompa sebanyak 20,21%, kemudian
mata air terlindung dan sumber air
minum dari ledeng masing masing
sebesar 9,74% dan 6,689%. Sumber air
lainnya yang mencakup sumur tak
terlindung, mata air tak terlindung, air
sungai, air hujan, dan yang tidak bisa
dimasukan pada kategori diatas
mencapai 11%.
Gambar 7.3. Persentase Sumber Air Minum
Penduduk Jawa Barat
Tahun 2013
7 PERUMAHAN
Sumber air bersih mulai sulit didapatkan terutama di kota-kota besar
di Provinsi Jawa Barat.
Salah satu target MDGs adalah
mencapai perbaikan yang berarti
dalam kehidupan penduduk miskin di
pemukiman kumuh pada tahun
2020.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
24 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Pembangunan manusia menekankan
kekayaan utama sebuah negara adalah
rakyatnya. Tujuan pembangunan ialah
untuk membangun sebuah lingkungan
yang memberdayakan rakyat untuk
menikmati kehidupan panjang yang
sehat dan kreatif, sehingga kualitas
sumberdaya manusia, baik sebagai
kekuatan sosial-budaya maupun
ekonomi negara tersebut akan
meningkat.
Seperti yang terlihat pada gambar
8.1, Indeks Pembangunan Manusia
Provinsi Jawa Barat mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Indeks
Pembangunan Manusia 2009 hingga
tahun 2013 terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2009 IPM
sebesar 71,64 dan pada tahun 2013
berada pada titik 73,58. Hal ini
menggambarkan bahwa dari sisi
pendidikan kesehatan dan daya beli
masyarakat Jawa Barat mengalami
perbaikan dari tahun ke tahun.
Gini rasio merupakan salah satu
indikator yang dapat melihat
ketimpangan pendapatan antar
golongan penduduk. Gini Rasio Provinsi
Jawa Barat masuk kategori ketimpangan
sedang, karena berada antara 0,3
sampai 0,5.
Gambar 8.1. Perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2013
Sumber: BPS
Gambar 8.2. Gini Rasio (GR) Jawa Barat
Tahun 2009-2013
Sumber: BPS
2009
71,64
2010
72,29
2011
72,73
2012
73,11
2013
73,58
8 PEMBANGUNAN MANUSIA Gini Rasio Provinsi Jawa Barat masuk kategori ketimpangan sedang, karena berada
antara 0,3 sampai 0,5.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 25
Gambar 8.3. Angka Indeks Pembentuk IPM
Jawa Barat Tahun 2013
Pembentuk IPM terdiri dari 3
Indeks, antara lain Indeks Pendidikan,
Indeks Kesehatan, dan Pengeluaran
Perkapita. Indeks Pendidikan terdiri dari
angka melek huruf (AMH) dan rata-rata
lama sekolah (RLS), Indeks Kesehatan
terdiri dari Angka Harapan Hidup (AHH),
dan Indeks Pengeluaran Perkapita per
tahun yang disesuaikan (PPP).
Provinsi Jawa Barat pada tahun
2013 memiliki angka melek huruf (AMH)
sebesar 96,87 yang artinya sebesar
96,87% penduduk di Provinsi Jawa
Barat yang bisa membaca dan menulis,
RLS sebesar 8,11 yang artinya rata-rata
sekolah penduduk di provinsi Jawa Barat
selama 8,11 tahun.
Angka Harapan Hidup (AHH)
sebesar 68,84 yang artinya rata-rata
penduduk di Provinsi Jawa Barat dapat
bertahan hidup selama 68,84 tahun.
Komponen terakhir yang
menjadi pembentuk IPM adalah PPP
/Pengeluaran Perkapita, sebesar 641,63
ribu rupiah. Ini artinya pada tahun 2013
pengeluaran perkapita penduduk Jawa
Barat rata-rata sebesar 641.630 rupiah.
Indeks pendidikan
AMH = 96,87
RLS = 8,11
Indeks Kesehatan AHH = 68,84
PPP PPP = 641,63
8 PEMBANGUNAN MANUSIA
Gini Rasio Provinsi Jawa Barat masuk kategori ketimpangan sedang,
karena berada antara 0,3 sampai 0,5.
Indeks Pembangunan Manusia di
Jawa Barat pada tahun 2007-2013
masuk pada kategori menengah
atas, antara 66-80.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
26 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Garis kemiskinan di Provinsi Jawa
Barat sejak tahun 2010 hingga tahun
2013 baik di daerah kota maupun desa
mengalami peningkatan. Di daerah
perkotaan pada tahun 2013 garis
kemiskinan mencapai 258.538 dan di
daerah perdesaan mencapai 240.945.
Jumlah penduduk miskin pada tahun
2013 mencapai mencapai 4.297,04 ribu
jiwa. Di Jawa Barat tingkat kemiskinan
berkisar antara 9 sampai 12%.
Menurut kriteria bank dunia, di
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013
persentase pengeluaran terbesar berada
pada pengeluaran 20% tertinggi dengan
persentase sebesar 48,50%. Kemudian
diikuti oleh pengeluaran 40% menengah
dengan persentase sebesar 34,25%.
Selanjutnya pada pengeluaran 40%
terendah dengan persentase sebesar
17,25%. Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa Provinsi Jawa
Barat masuk pada kategori ketimpangan
pendapatan rendah karena 40%
pengeluaran terendahnya terhadap total
pendapatan seluruh penduduk lebih dari
17%.
Tabel 8.1. Statistik Kemiskinan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013
Uraian 2010 2011 2012 2013
Garis Kemiskinan
Kota 212 210 228 401 239 189 258 538
Desa 185 335 204 199 216 610 240 945
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
4 773,70 4 648,63 4 477,50 4 297,04
Persentase Penduduk Miskin (000 jiwa)
11,27 10,65 10,09 9,52
Sumber: BPS
Tabel 8.4. Persentase Pengeluaran Menurut Kriteria Bank Dunia Tahun 2013*
*Tahun 2013 merupakan data Susenas Triwulan III
(September)
Sumber: Statistik Indonesia
40 % terendah17.25
40 % meneng
ah 34.25
20 % tertinggi
48.5
8 PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi Jawa Barat masuk pada kategori ketimpangan pendapatan rendah.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 27
Pada tahun 2013 peran sektor
pertanian terhadap perekonomian Jawa
Barat adalah sebesar 11,95% yang
meliputi 5 subsektor yang menjadi
penopang di sektor pertanian, yaitu
tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan dan hasil-
hasilnya, kehutanan, dan perikanan.
Berdasarkan gambar 11.1, luas
panen tanaman padi di Jawa Barat pada
tahun 2013 seluas 2.029.891 Ha.
Apabila dilihat dari tahun sebelumnya,
luas panen di Jawa Barat pada tahun
2013 ini mengalami sedikit penigkatan.
Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
produksi padi yang juga mengalami
peningkatan dari 11.271.861 ton pada
tahun 2012 menjadi 12.083.162 ton
pada tahun 2013.
Selain penghasil padi Jawa Barat
juga memiliki potensi palawija. Tanaman
palawija pada tahun 2013, produktivitas
tertinggi pada tanaman ubi kayu yaitu
sebesar 22,39 ton/ha, kemudian diikuti
oleh tanaman ubi jalar sebesar 18,21
ton/ha.
Komoditas tanaman bahan
makanan lainnya seperti sayuran sangat
bergantung pada faktor musim dan
cuaca. Pada tahun 2013 produksi jamur
merupakan produksi terbesar di Jawa
Barat yaitu sebesar 32.683.883 ton
dengan luas panen sebesar 4.200.810
ha.
Gambar 9.1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di Jawa Barat Tahun 2011-2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2013
Gambar 9.2. Produktivitas Tanaman Palawija di Jawa Barat Tahun 2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2013
2011 Luas Panen (Ha) 1.964.466 Produksi (Ton)
11.633.891
2012 Luas Panen (Ha) 1.918.799 Produksi (Ton)
11.271.861
2013
Luas Panen (Ha) 2.029.891 Produksi (Ton)
12.083.162
Jagung 7.21
Ubi Kayu 22.39
Kedelai 1.43
Kacang Hijau 1.21
Kacang Tanah 1.68
Ubi Jalar 18.21
9 PERTANIAN
Selain penghasil padi Jawa Barat juga memiliki potensi palawija,
dengan produktivitas tertinggi pada tanaman ubi kayu yaitu sebesar 22,39 ton/ha.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
28 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel 9.1. Luas Panen dan Produksi
Komoditas Sayuran di Jawa Barat
Tahun 2013
Sayuran Luas Panen
(Ha) Produksi
(Ton)
Bawang Daun 14 362 191 345
Bawang Merah 11 257 115 585
Kentang 13 820 258 716
Kubis 14 531 319 492
Lobak 1 040 20 820
Petsai 15 873 233 030
Kacang Panjang 10 827 120 393
Wortel 6 886 125 044
Buncis 6 363 102 108
Bayam 4 210 27 933
Ketimun 10 295 155 350
Cabe 17 903 250 914
Tomat 12 679 353 340
Terung 5 040 87 682
Labu Siam 1 797 131 848
Kangkung 5 648 65 419
Bawang Putih 163 1 775
Kembang Kol 1 593 22 923
Cabe Rawit 8 353 123 756
Blewah 199 4 958
Jamur 4 200 810 32 683 883
Melinjo 675 121 361 918
Petai 597 129 390 537
Kacang Merah 9 688 76 984
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2013
Produksi bawang putih pada tahun
2013 di Jawa Barat paling sedikit
dibandingkan dengan produksi bahan
sayuran yang lainnya, tentunya hal ini
sangat tidak mencukupi kebutuhan
penduduk Jawa Barat. Kecilnya produksi
komoditas ini mengakibatkan arus impor
dari daerah penghasil bawang putih.
Komoditas perkebunan besar di
Jawa Barat berupa perkebunan besar
negara dan perkebunan besar swasta.
Komoditas teh merupakan komoditas
yang memiliki produksi terbesar di Jawa
Barat baik yang dimiliki oleh negara
maupun swasta. Hal ini didukung pula
dengan luas area perkebunan teh yang
luas di Jawa Barat. Tiga Kabupaten
yang jumlah pohon the terbanyak di
Jawa Barat, antara lain Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, dan
Kabupaten Purwakarta.
9 PERTANIAN Pada tahun 2013 produksi jamur merupakan produksi sayuran terbesar
di Jawa Barat yaitu sebesar 32.683.883 ton.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 29
Jawa Barat merupakan provinsi
dengan jumlah penduduk yang besar.
Kebutuhan konsumsi penduduk akan
semakin besar seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonominya. Dengan
demikian produksi hasil ternak perlu
terus dikembangkan, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan penduduk.
Berdasarkan data dinas peternakan
provinsi Jawa barat, populasi ternak
besar di Jawa Barat sejak tahun 2011
hingga 2013 yang mengalami
peningkatan adalah kambing dan
domba. Sedangkan ternak lain
jumlahnya mengalami penurunan pada
tahun 2013.
Ayam Ras potong merupakan
unggas yang jumlahnya paling banyak di
Jawa Barat yaitu sebanyak 106.756.896
ekor pada tahun 2013. Selain jenis ini
banyak diminati masyarakat dari sisi
peternak juga jenis ras potong lebih
menjanjikan dari sisi keuntungannya
karena lebih gampang dalam
pemeliharaannya. Sedangkan itik sangat
sedikit peminatnya di Jawa barat hanya
sebanyak 8.290.355 ekor.
Tabel 9.2. Daerah Penghasil Komoditas Strategis Perkebunan di Jawa Barat Tahun 2013 Berdasarkan Jumlah Pohon/Lajar/ Rumpun dan Luas Tanaman
Sumber: BPS, Sensus Pertanian 2013
Gambar 9.3. Jumlah Ternak Menurut Jenis di Jawa Barat
Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Komoditas Kab/Kota Jumlah Pohon Luas Tanaman (Ha)
Teh Kab Cianjur 38.792.470 48.796.616
Kab Tasikmalaya 33.893.740 37.642.869
Kab Purwakarta 16.188.494 22.725.300
Kopi Kab Bandung 12.450.112 46.849.918
Kab Ciamis 9.738.245 35.838.326
Kab Garut 8.473.886 32.847.463
Karet Kab Sukabumi 5.080.484 38.979.176
Kab Cianjur 2.870.642 27.956.145
Kab Garut 2.428.667 27.340.935
Kelapa Kab Ciamis 4.438.137 94.546.000
Kab Tasikmalaya 2.053.571 56.012.780
Kab Sukabumi 1.008.454 24.830.958
Cengkeh Kab Garut 748.342 25.110.198
Kab Sukabumi 716.896 18.583.875
Kab cianjur 591.711 18.625.946
2011
Sapi Potong
422.989
Sapi Perah
139.970
Kerbau
130.157
Kuda
14.080
Kambing
2.016.867
Domba
7.041.437
Babi
9.846
2012
Sapi Potong
429.637
Sapi Perah
136.054
Kerbau
121.854
Kuda
14.418
Kambing
2.303.256
Domba
8.249.844
Babi
7.620
2013
Sapi Potong
382.949
Sapi Perah
103.832
Kerbau
108.303
Kuda
14.193
Kambing
2.559.699
Domba
9.391.590
Babi
7.296
9 PERTANIAN
Ayam ras potong merupakan unggas yang jumlahnya paling banyak
di Jawa Barat yaitu sebanyak 106.756.896 ekor pada tahun 2013.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
30 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 9.4. Jumlah Unggas Menurut Jenis di Jawa Barat Tahun 2013
Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Tabel 9.3. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut Tempat Penangkapan di Jawa Barat tahun 2013
Tempat Penangkapan/ Pemeliharaan
Produksi (Ton)
Nilai Produksi
(Rp)
Penangkapan
Laut 183 744,96 88 480 166 115
Perairan Umum
0 0
Budidaya
Tambak 301 215,88 4 677 800 859
Kolam 406 813,28 7 912 685 192
Sawah 27 016,74 430 048 838
Laut 1 528,75 3 944 390
Karamba
285,98 5 201 066
Kolam Air
9 802,47 168 621 864
Jaring Apung
179 017,74 2 380 000 036
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat
Dari sektor perikanan produksi ikan
terbanyak berasal dari budidaya ikan di
kolam yaitu sebanyak 406.813,28 ton
dengan nilai produksi sebesar
7.912.685.192 rupiah. Produksi ikan
yang berasal berasal dari penangkapan,
terbanyak berasal dari laut sebanyak
183.744,96 ton dengan nilai produksi
sebesar 88.480.166.115 rupiah.
Berdasarkan hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013
(ST2013), jumlah usaha pertanian di
wilayah Provinsi Jawa Barat yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota
sebanyak 3.058.612 rumah tangga.
Kondisi ini menurun jika dibandingkan
jumlah rumah tangga usaha tani pada
tahun 2003 yaitu sebanyak 4.345.148
rumah tangga, terjadi penurunan
1.286.536 rumah tangga atau turun
sebesar 29,61%. Hasil pencacahan
lengkap ST2013 jumlah rumah tangga
usaha kehutanan sebanyak 1.073.535
rumah tangga sedangkan tahun 2003
sebanyak 958.439 rumah tangga naik
sebanyak 115.096 rumah tangga atau
12,01%.
27.497.344 Ayam Buras
12.882.262 Ayam Ras Petelur
106.756.896 Ayam Ras Potong
8.290.355 Itik
9 PERTANIAN Pada tahun 2013 produksi jamur merupakan produksi sayuran terbesar
di Jawa Barat yaitu sebesar 32.683.883 ton.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 31
Berdasarkan data dari dinas
perikanan Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2013 yang melakukan
penangkapan ikan di laut sebanyak
21.017 orang/kk dan tidak ada yang
melakukan penangkapan di perairan
umum. Sedangkan yang melakukan
budidaya ikan sebagian besar penduduk
lebih memilih budidaya ikan di kolam
yaitu sebanyak 293.717 orang/kk dan
hanya sedikit yang memilih melakukan
budidaya ikan di laut yaitu sebanyak
1.043 orang/kk.
ST2013 menunjukkan bahwa
jumlah RTUP kategori ikan hias,
Kabupaten Bogor merupakan wilayah
yang terbanyak membudidayakan ikan
hias hal ini terlihat dari banyaknya rumah
tangga yang mengusahakan ikan hias
yaitu sebanyak 1.321 rumah tangga.
Selanjutnya Kabupaten Sukabumi dan
Kota Depok jumlah RTUP yang
mengusahakan budidaya ikan hias
masing-masing sebanyak 519 rumah
tangga dan 465 rumah tangga,
selanjutnya Kabupaten yang juga
banyak mengusahakan ikan hias adalah
Kota Bekasi, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Cirebon, Kota Bogor, dan
Kabupaten Bekasi (Gambar 9.6).
Gambar 9.5. Jumlah RTUP Pertanian dan RTUP Kehutanan di Jawa Barat Tahun 2003 dan 2013
Sumber: BPS, Sensus Pertanian 2013
Tabel 9.4. Jumlah Rumah Tangga Perikanan di Jawa Barat 2011-2013 (orang/kk)
Tempat Penangkapan/ Pemeliharaan
2011 2012 2013
Penangkapan
Laut 19 697 13 746 21 017
Perairan Umum
26 486 26 856 -
Budidaya
Tambak 23 434 23 746 23 763
Kolam 283 024 293 762 293 717
Sawah 75 251 65 513 65 418
Laut 1 096 1 047 1 043
Karamba 1 723 1 520 1 153
Kolam Air
1 655 1 670 1 670
Jaring Apung
6 129 6 394 5 913
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat
Pertanian Kehutanan
4 345 148
958 439
3 058 612
1 073 535
2013 2003
9 PERTANIAN
ST2013 mencatat bahwa jumlah RTUP kategori ikan hias, Kabupaten Bogor
merupakan wilayah yang terbanyak membudidayakan ikan hias.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
32 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 9.6. Jumlah RTUP Ikan Hias Delapan Terbesar di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Sumber: BPS, Sensus Pertanian 2013
Kab. Bogor
1.321
Kab. Sukabumi
519
Kota Depok
465
Kab. Cirebon
78
Kab. Karawang
190
Kota Bekasi
274
Kota Bogor
78
Kab. Bekasi
70
9 PERTANIAN
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 33
Kontribusi sektor pertambangan
dan penggalian terhadap PDRB Jawa
Barat masih sangat rendah yaitu
sebesar 2,37% pada tahun 2013.
Namun demikian pertambangan di
Provinsi Jawa Barat masih sangat
berpotensi untuk terus digali dan
menjadikan sumber pendapatan. Secara
geografis beberapa tempat di Jawa
Barat terdapat gugusan gunung
terutama gunung api sehingga bahan
galian tambangpun yang paling banyak
ditemukan adalah jenis batu andesit
yang banyak terdapat di lereng gunung
api. Batu jenis ini masih jadi primadona
dan banyak diminati oleh para kontraktor
karena harganya jauh lebih murah dari
batu granit.
Selama tahun 2013 produksi bahan
galian batu andesit sebanyak
8.024.317.855 ton, terbanyak kedua
adalah jenis bahan galian batu kapur
sebanyak 7.550.957.620 ton, selain itu
Jawa Barat juga merupakan sumber
tanah liat sebagai bahan untuk membuat
bata merah dan genting pada tahun
2013 mencapai 5.335.714.130 ton,
selanjutnya adalah pasir kuarsa, batu
urug, pasir kerikil sebanyak
3.514.137.167 ton (Tabel 10.1).
Tabel 10.1. Produksi Bahan Galian Tambang di Jawa Barat (Ton) 2012-2013
Jenis Bahan Galian
Produksi
2012 2013
Andesit, Andesit Batu Hias
7 622 427 626 8 024 317 855
Batu Kapur 8 356 016 004 7 550 957 620
Bentonit 157 916 183 5 454 310
Feldspar 2 642 482 4 149 431
Fosfat 59 191 974 -
Marmer 1 346 577 859 148 837,50
Pasir/Pasang 8300,00 8 715,00
Sirtu 2 032 020 034 1 772 545 365
Pasir Kuarsa, Batu Urug, Pasir Kerikil
6 558 812 914 3 514 137 167
Tanah Liat 9 772 489 331 5 335 714 130
Pasir/Tanah Urug 69 075 184 59 929 574
Trass 2 031 766 507 1 534 774 448
Zeolit 3 839 054 12 003 12
Batu Bulat / Kali, Alam, Split. Ades
916 600 46 492 530
Pasir Besi 121 038 571 679 178 091
Gipsum 22 081,00 -
Bijih Besi 317,1 -
Gambar 10.1. Usaha Pertambangan Berdasarkan SK Bupati di Jawa Barat Tahun 2011
10 PERTAMBANGAN & ENERGI Secara geografis beberapa tempat di Jawa Barat terdapat gugusan gunung api.
Jumlah Ijin Usaha Pertambangan: 645 Luas Area: 268.036,87 Ha
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
34 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 10.2. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung, dan Energi Listrik Terjual di Jawa Barat Tahun 2013
Tabel 10.3. Jumlah Pelanggan, Daya
Tersambung, dan Energi Listrik
Terjual Menurut Jenis Tarif
di Jawa Barat Tahun 2013
Jenis Tarif
Jumlah Pelanggan
Daya Tersambung
Energi yang Terjual
R (Rumah Tangga)
9 698 693 8 189 723 050 14 486 337 716
B (Bisnis) 292 509 2 256 888 910 3 493 121 568
I (Industri) 12 471 6 246 436 850 19 879 769 306
P (Publik) 50 675 301 647 618 587 032 371
TCI 18 329 590 123 200 850 915 607
Jumlah 10 276 128 17 998 810 968 39 931 828 559
Pada tahun 2011 di Jawa Barat luas
areal pertambangan yang memiliki ijin
atau SK bupati sebanyak 268 hektar,
sedangkan usaha pertambangan yang
memiliki ijin bupati sebanyak 645 unit
usaha (gambar 10.1).
Data energi listrik selama dua tahun
terakhir yaitu tahun 2012-2013, berturut-
turut menunjukkan peningkatan baik
jumlah pelanggan, daya tersambung,
maupun energi yang terjual. Hal ini
sebagai respon dari kebutuhan energi
listrik yang semakin meningkat, baik
pelanggan rumah tangga, pabrik,
ataupun usaha lainnya. Ketersediaan
energi listrik yang memadai dan
berkesinambungan menjadi hal yang
penting untuk menggerakkan roda
perekonomian terutama sektor industri.
Pada tahun 2013 jumlah pelanggan
berdasarkan kelompok pemakai tercatat
yang paling tinggi adalah pada pemakai
rumah tangga yaitu 9.698.693, begitu
pun daya tersambung sebesar
8.189.723.050 VA, sedangkan energi
terjual lebih didominasi oleh kelompok
pelanggan industri sebesar
19.879.769.306 KWH, sedangkan untuk
rumah tangga energi yang terjual
sebesar 14.486.716 KWH.
PERTAMBANGAN & ENERGI 10
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 35
Industri merupakan sektor utama
dalam perekonomian Indonesia yang
memberikan kontribusi terbesar dalam
pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Di
Indonesia sektor industri dibagi menjadi
empat kelompok yaitu industri berskala
besar, sedang, industri kecil, dan industri
usaha kerajinan rumah tangga.
Provinsi Jawa Barat mengalami
pasang surut pertumbuhan sektor
industri, setelah sempat tumbuh positif
sampai 6,21% pada tahun 2011 dan
pada tahun 2012 laju pertumbuhan
sektor industri tumbuh sebesar 3,94%.
Sektor industri pengolahan penting bagi
perekonomian Jawa Barat, karena
secara struktur sektor ini berperan
sebesar 35,69% pada tahun 2012. Pada
tahun 2013 laju pertumbuhan sektor
industri tumbuh sebesar 5,32% dengan
peranan sebesar 34,56%.
Sejak tahun 2010 hingga tahun
2012 jumlah unit usaha industri kecil
menengah dan besar di Jawa Barat
terus mengalami peningkatan dari
203.060 unit usaha menjadi 203.419
pada tahun 2012. Peningkatan jumlah
tersebut seiring dengan meningkatnya
penyerapan tenaga kerja dan jumlah
investasi. Pada tahun 2012 sektor ini
bisa menyerap tenaga kerja sebanyak
4.221.393 orang dengan jumlah
investasi sebesar Rp. 213.076.638,83,-.
Tabel 11.1. PDRB dan LPE Sektor Industri
Provinsi Jawa Barat
Uraian Satuan 2011 2012 2013
PDRB ADHB
Trilyun 319,98 338,97 369,83
LPE Persen 6,21 3,94 5,32
Peranan Persen 37,16 35,69 34,56
Sumber: Olahan BPS Jawa Barat, 2014
Tabel 11.2. Jumlah Unit Industri Kecil, Menengah, dan Besar di Jawa Barat
Sumber: Disperindag Provinsi Jawa Barat
2010
Unit Usaha
203.060
Tenaga Kerja
(Orang)
4.216.671
Investasi (Rupiah)
130.681.582,73
2011
Unit Usaha
203.312
Tenaga Kerja
(orang)
4.221.285
Investasi (Rupiah)
212.529.638,83
2012
Unit Usaha
203.419
Tenaga Kerja (orang)
4.221.393
Investasi (Rupiah)
213.076.638,83
11 INDUSTRI PENGOLAHAN Pada tahun 2013 laju pertumbuhan sektor industri tumbuh sebesar 5,32 persen dengan peranan sebesar 34,56 persen.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
36 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Gambar 11.1. Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil (2010=100) di Jawa Barat Tahun 2011-2013
Sumber: Statistik Indonesia 2014
Gambar 11.3. Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil (2010=100) di Jawa Barat Tahun 2011-2013
Sumber: Statistik Indonesia 2014
Indeks produksi merupakan salah
satu indikator untuk melihat
perkembangan produksi sektor industri
pengolahan secara periodik maupun
secara tahunan. Berdasarkan gambar
11.1 terlihat bahwa indeks produksi IMK
(Industri Mikro dan Kecil) triwulanan
selama 3 tahun terakhir ini cenderung
berfluktuasi. Pada triwulan I dan II tahun
2012 mengalami penurunan kemudian
mengalami peningkatan kembali pada
triwulan III tahun 2012, terlihat pola yang
sama pada tahun 2013 dimana triwulan I
dan triwulan II mengalami penurunan.
Selama tahun 2011 indeks produksi
IMK pertumbuhan tertinggi terjadi pada
triwulan IV sebesar 5,13%, dan
pertumbuhan terendah terjadi pada
triwulan I 2011 sebesar 0,05%. Pada
tahun 2012 indeks produksi IMK
pertumbuhan tertinggi terjadi pada
triwulan III sebesar 5,08%, dan
pertumbuhan terendah pada triwulan II
sebesar -6,38% selanjutnya pada tahun
2013 indeks produksi IMK pertumbuhan
tertinggi terjadi di triwulan II sebesar
9,36% dan terendah pada triwulan III
sebesar -7,29%.
2011 TW I = 0,05
TW II = 4,91
TW III = 1,52
TW IV = 5,13
2012 TW I = -2,19
TW II = -6,38
TW III = 5,08
TW IV = 2,92
2013 TW I = 4,78
TW II = 9,36
TW III = -7,29
TW IV = 1,24
11 INDUSTRI PENGOLAHAN Selama tahun 2011 hingga tahun 2013, indeks produksi triwulanan industri mikro, kecil, dan menengah pertumbuhan tertinggi terjadi padatriwulan II tahun 2013.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 37
Indeks produksi tahunan
industri mikro kecil di Provinsi Jawa
Barat sejak tahun 2011 hingga tahun
2013 mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan. Pada tahun 2012
indeks produksi mengalami
pertumbuhan sebesar 1,73% dari tahun
sebelumnya, kemudian mengalami
pertumbuhan yang cukup besar pada
tahun 2013 dengan pertumbuhan
sebesar 11,52%. Pertumbuhan ini
disebabkan terjadinya beberapa
peningkatan produksi dari beberapa
jenis industri di Jawa Barat.
Gambar 11.2. Indeks Produksi Tahunan Industri Mikro Kecil di Jawa Barat 2011-2013
Sumber: Statistik Indonesia 2014
2013
120,14
2012
107,73
2011
105,90
11 INDUSTRI PENGOLAHAN
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
38 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Sektor konstruksi merupakan salah
satu sektor penting dalam perekonomian
di Jawa Barat. Indeks kegiatan
konstruksi triwulan di Jawa Barat selama
2012-2013 triwulan II menunjukkan
adanya fluktuasi pada jumlah pekerja
dan balas jasa. Paling tinggi penyerapan
pekerja tetap pada triwulan IV 2012 yaitu
sebesar 111,89 dan pada pekerja harian
paling tinggi pada triwulan I 2013 yaitu
sebesar 143,58. Balas jasa yang
dibayarkan kepada sektor konstruksi
bervariasi pada tiap triwulan. Selama
periode triwulan II 2013 hingga triwulan
II 2013 balas jasa yang dibayarkan
kepada pekerja sektor konstruksi paling
tinggi terjadi di triwulan I 2013.
Nilai konstruksi yang diselesaikan
Provinsi Jawa Barat selama periode
2008 hingga 2013 mengalami
peningkatan. Dari nilai konstruksi
sebesar 22.527.888 ribu rupiah
meningkat menjadi 58.496.447 ribu
rupiah pada tahun 2013. Hal ini
menggambarkan bahwa Provinsi Jawa
Barat mengalami peningkatan
pembangunan yang cukup signifikan
karena terlihat peningkatan nilai
konstruksinya dari tahun ke tahun.
Tabel 12.1. Indeks Triwulanan dan Pertumbuhan Sektor Konstruksi Tahun 2012 dan 2013
Uraian
2012 2013
TW. II
TW. III
TW. IV
TW. I TW. II*
Pekerja Tetap 107,04 109,64 111,89 108,19 108,50
Pekerja Harian 125,27 129,20 137,16 133,91 143,58
Balas Jasa 143,86 149,35 158,95 153,18 163,83
Pertumbuhan Pekerja Tetap
1,46 2,42 2,06 -3,31 0,28
Pertumbuhan Pekerja Harian
4,31 3,14 6,16 -2,37 7,22
Pertumbuhan Balas Jasa
3,48 3,82 6,43 -3,64 6,95
Sumber: Indikator Konstruksi Triwulan II-2013 BPS *) Angka sementara
Gambar 12.1. Nilai Konstruksi yang Diselesaikan Jawa Barat Tahun 2008-2013 (000 Rupiah)
Sumber: Statistik Indonesia
2008=22.527.888,00
2009=28.817.581,33
2010=36.730.174,74
2011=42.304.805,00
2012=50.400.626,00
2013*=58.496.447,00
12 KONSTRUKSI Nilai konstruksi yang diselesaikan Provinsi Jawa Barat selama periode 2008 hingga 2013 mengalamai peningkatan.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 39
Gambar 12.2. Indeks Kondisi, Prospek Bisnis dan Masalah Bisnis di Provinsi Jawa Barat
Sumber: Indikator Konstruksi Triwulan II 2013 BPS
Gambar 12.3. Jumlah Perusahaan Konstruksi di Jawa Barat Tahun 2010-2013
Sumber: Statistik Indonesia BPS RI Catatan : IMB (indeks masalah bisnis) < 25 % = sedikit masalah 25 % < IMB
-
40 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Jawa Barat merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki alam
dan pemandangan yang indah serta
memiliki berbagai potensi yang dapat
diberdayakan, antara lain menyangkut
sumber daya alam dan pemanfaatan
lahan, sumber daya hutan, sumber daya
pesisir dan laut, serta sumber daya
perekonomian yang ditandai dengan
semakin menggeliatnya di sektor
perdagangan juga keragaman budaya
yang tidak kalah menarik untuk
dikunjungi oleh wisatawan. Letak
geografis yang berbatasan dengan DKI
Jakarta dan sebelah timur dengan
Provinsi Jawa Tengah, membuat
Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah
strategis untuk mengembangkan sektor
pariwisata.
Hal tersebut terbukti dengan
meningkatnya jumlah pengunjung ke
objek wisata di Jawa Barat mengalami
kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari
28.679.423 pada tahun 2011 menjadi
28.679.423 atau mengalami kenaikan
sebesar 1,32% dengan proporsi
kenaikan wisatawan nusantara sebesar
1.223.895 orang.
Tabel 13.1. Statistik Hotel dan Pariwisata Jawa Barat Tahun 2010-2012
Uraian 2010 2011 2012
Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata
Jumlah 14 791 328 28 300 085 28 679 423
Wisatawan Mancanegara
344 607 844 557 454 408
Wisatawan Nusantara
14 446 721 27 455 528 28 679 423
Jumlah Pengunjung Hotel & ke Akomodasi Lainnya
Jumlah 6 112 103 8 412 644 10 788 199
Wisatawan Mancanegara
256 493 497 335 666 830
Wisatawan Nusantara
5 855 644 7 915 309 10 121 289
Gambar 13.1. Persentase Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan akomodasi Lainnya di Jawa Barat Tahun 2013
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka
Hotel Berbintang
46,32
Hotel Non Bintang
37,68
Akomodasi Lainnya
16,00
HOTEL & PARIWISATA Jumlah Wisatawan ke objek wisata tahun 2011 naik sebesar 91,33 persen sedangkan jumlah wisatawan ke akomodasi naik 37,64 persen. 13
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 41
Tabel 13.2. Statistik hotel Bintang dan Non Bintang di Jawa Barat Tahun 2011-2013
Uraian 2011 2012 2013
Jumlah Hotel
Hotel Berbintang 199 210
1 649 Hotel Non Bintang
1 377 1 442
Jumlah Kamar
Hotel Berbintang 13 648 18 643
52 493 Hotel Non Bintang
29 374 31 721
Jumlah Tempat Tidur
Hotel Bintang & Non Bintang
71 611 82 603 85 861
Gambar 13.3. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Domestik di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 (Hari)
Wisatawan manca Negara
mengalami penurunan 390.149 orang.
Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi
pemerintah Provinsi Jawa Barat
khususnya Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan untuk lebih gencar dalam
mempromosikan tempat wisata di Jawa
Barat. Bila kunjungan wisatawan
mancanegara terhadap obejek wisata
terjadi penurunan tidak demikian
dengan kunjungannya terhadap hotel
dan akomodasi lainnya, yang terjadi
penambahan sebanyak 169.495 orang
atau terjadi kenaikan sebesar 25,41%.
Wisatawan nusantara yang mengunjungi
Hotel dan akomodasi lainnya terjadi
penambahan sebesar 2.205.980 orang
atau naik sebesar 21,79% dibanding
tahun sebelumnya. Bila dilihat dari
keseluruhan wisatawan mancanegara
dan wisatawan domestik terjadi
penambahan sebanyak 2.375.555 orang
atau terjadi kenaikan sebesar 22,01%.
Dari keseluruhan tingkat hunian
hotel pada tahun 2013 menunjukan
tingkat hunian hotel berbintang sebesar
46,32%, hotel non bintang sebanyak
37,68%, dan tingkat hunian akomodasi
lainnya sebanyak 16,00% (Gambar
13.1).
1,54
1,45
1,72
1,69
1,49
1,49
1,8
1,64
1,6
1,49
1,46
1,39
1,36
1,3
1,4
1,28
1,36
1,36
1,37
1,27
1,26
1,3
1,3
1,26
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Hotel Bintang Hotel Non Bintang
HOTEL & PARIWISATA Jumlah Wisatawan ke objek wisata tahun 2011 naik sebesar 91,33 persen
sedangkan jumlah wisatawan ke akomodasi naik 37,64 persen. 13
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
42 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Dalam rangka mendukung
perkembangan sektor pariwisata di
Provinsi Jawa Barat maka keberadaan
hotel menjadi hal yang penting untuk
memfasilitasi para wisatawan yang
berkunjung.
Berdasarkan data Statistik
perhotelan pada tahun 2013, terjadi
penurunan jumlah hotel sebanyak 3 unit
yaitu dari 1.652 unit hotel pada tahun
2012 menjadi 1.649 unit hotel pada
tahun 2013. Jumlah kamar hotel untuk
tahun 2013 terjadi penambahan
sebanyak 2.129 yaitu dari 50.364 unit
kamar menjadi 52.493 unit kamar hotel.
Penambahan jumlah unit kamar diikuti
juga dengan penambahan tempat tidur.
Pada tahun 2013 terjadi penambahan
tempat tidur sebanyak 3.258 buah dari
82.603 tahun 2012 menjadi 85.861
buah.
Dari Tabel 13.3 terlihat bahwa rata-
rata lama menginap pada hotel di Jawa
Barat selama tahun 2013 adalah
dibawah 2 hari, pada hotel berbintang
rata-rata tamu menginap tertinggi terjadi
pada bulan Juli yaitu 1,8 hari. Hal ini
terkait dengan momen libur sekolah,
yang terendah pada bulan Desember
yaitu 1,39 hari, begitu pula yang terjadi
pada hotel non bintang rata-rata lama
tamu menginap tertinggi terjadi pada
bulan Juli 1,37 hari dan terendah pada
bulan September dan bulan Desember
yaitu 1,26 hari.
HOTEL & PARIWISATA 13
Grand Hotel Preanger adalah salah
satu hotel besar dan tertua di
Bandung.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014 43
Pengembangan transportasi
beserta infrastrukturnya sangat penting
dalam menunjang dan menggerakkan
dinamika pembangunan, karena
transportasi berfungsi sebagai
katalisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah.
Jenis permukaan jalan akan sangat
mempengaruhi kinerja sektor angkutan.
Pada tahun 2013 jenis permukaan jalan
yang beraspal sudah mencapai
19.344.85 km atau mencapai 85,02% ini
mengindikasikan bahwa infrastruktur
jalan raya di Jawa Barat sudah
membaik. Dari gambar 14.1 dapat
terlihat bahwa jenis permukaan jalan
yang masih kerikil sepanjang 1.916.25
km atau 8,42%, tidak dirinci sepanjang
1.194 atau 5,2%, dan sisanya masih
tanah sebesar sepanjang 295.54 atau
1,29%.
Jika dilihat secara spasial, jalan
terpanjang dengan permukaan aspal
pada tahun 2013 berada di Kabupaten
Karawang yaitu sepanjang 2.537,27 Km,
sedangkan yang terpendek ada di Kota
Cimahi yaitu sepanjang 118,96 Km. Hal
ini tentu saja akan sejalan dengan luas
wilayahnya.
Gambar 14.1. Statistik Jenis Permukaan Jalan di Jawa Barat 2013
Gambar 14.2. Statistik Kondisi Jalan di Jawa Barat 2013
1
10
100
1000
Aspal Kerikil Tanah Tidakdirinci
2012 19090,67 1994,79 317,8 1345,34
2013 19344,85 1916,25 295,54 1194,51
Baik Sedang RusakRusakBerat
2012 10033,67 5071,39 4406,06 3237,47
2013 10299,74 4999,02 4163,72 3288,67
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14 TRANSPORTASI & KOMUNIKASI Tahun 2013 kondisi jalan di Jawa Barat 45,27% dengan kondisi baik dan hampir 85,02% sudah beraspal.
http
://jab
ar.b
ps.g
o.id
-
44 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel 14.1. Lalu Lintas Penumpang dan Barang Kereta Api di Wilayah Jawa Barat Tahun 20