statistik daerah provinsi dki jakarta 2014
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
1/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
2/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
3/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
4/52
© Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
ISSN : 2087-6238No. Publikasi : 31550.13.02Katalog BPS : 1101002.31
Diproduksi : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis - BPS Provinsi DKI JakartaEditor : Dwi Paramita DewiPenulis : Rocky Gunung Hasudungan Klarawidya Puspita Rasman Favten Ari Pujiastuti Budi Utami Supendi
Desain : Rocky Gunung Hasudungan
Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2014iii + 42 halaman; 21 x 29,7 cm
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
5/52
iStatistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Kata Pengantar
Publikasi Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta merupakan seri publikasi tahunan BPS
yang menyajikan beragam jenis data yang bersumber dari BPS dan institusi lain. Publikasiini memuat berbagai informasi/indikator terpilih terkait dalam pembangunan di berbagai
sektor serta dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahamiperkembangan serta potensi yang ada.
Untuk memenuhi kebutuhan data terkini, beberapa data tahun 2014 disajikan dalam
publikasi ini. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen data, publikasi StatistikDaerah akan terus mengalami penyempurnaan baik struktur maupun mutunya.
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaanpenerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhandata statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun
masyarakat luas.
Jakarta, 26 September 2014
Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta
Nyoto Widodo
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
6/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
7/52
iiiStatistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
Statistik Kunci 1
1. Geografi dan Iklim 3
2. Pemerintahan 4
3. Penduduk 6
4. Pembangunan Manusia 7
5. Ketenagakerjaan 8
6. Kesehatan 10
7. Pendidikan 12
8. Perumahan 14
9. Kemiskinan 15
10. Pertanian 16
11. Energi dan Air bersih 17
12. Industri Pengolahan 18
13. Konstruksi 19
14. Hotel dan Pariwisata 20
15. Transportasi dan Komunikasi 21
16. Perbankan dan Investasi 22
17. Harga-harga 23
18. Pengeluaran Penduduk 24
19. Perdagangan 25
20. Pendapatan Regional 27
21. Perbandingan Regional 29
Lampiran Tabel 31
Daftar Isi
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
8/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
9/52
1Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Jumlah Penduduk 1) Ribu Jiwa 9 752,1 9 862,1 9 969,9 10 075,3
Laju Pertumbuhan Penduduk1) % 1,16 1,13 1,09 1,06
Kepadatan Penduduk1)
J iwa /Km 2 14 724 14 890 15 053 15 212
Rasio J enis Kelamin (Sex Ratio)1) % 102,15 101,84 101,55 101,29
Jumlah Rumah Tangga (Ruta)1) Juta Ruta 2,54 2,58 2,61 2,64
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)2) % 69,36 70,83 68,44 68,49
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)2) % 11,80 10,72 9,94 9,84
Jumlah Penduduk Miskin3) Ribu Orang 363,40 363,20 354,19 393,90
Persentase Penduduk Miskin3) % 3,75 3,69 3,55 3,92
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) % 77,97 78,33 78,59 n/a
PDRB Harga Berlaku4) Triliun Rp 982,52 1 103,69 1 255,93 590,97
PDRB Harga Konstan 2000
4)
Triliun Rp 422,16 449,81 477,29 248,41
Laju Pertumbuhan Ekonomi4) % 6,73 6,53 6,11 6,05
PDRB Perkapita Harga Berlaku4) Juta Rp 100,75 111,91 125,97 n/a
Inflasi5) % 3,97 4,52 8,00 3,45
Ekspor Produk DKI Jakarta4) Juta USD 11 043,45 11 800,84 11 375,12 5 529,59
Ekspor yang melalui pelabuhan di DKI Jakarta4) Juta USD 46 476,17 48 134,85 47 397,61 23 627,02
Impor yang melalui pelabuhan di DKI Jakarta4) Juta USD 88 874,02 96 926,34 90 107,99 43 154,21
Jumlah Wisatawan Mancanegara4) Juta Orang 2,01 2,13 1,12 1,17
EKONOMI
SOSIAL
Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014
Statistik Kunci
Keterangan:1) Hasil Proyeksi Penduduk SP20102) Keadaan Bulan Februari 20143) Keadaan Bulan Maret 20144) Keadaan s/d Semeter I 20145) Keadaan s/d Bulan Agustus 2014
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
10/52
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
11/52
3Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
GEOGRAFI
Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakartaterletak pada posisi 6°12’ LS dan 106°48’ BT. Secarageografis Jakarta berbatasan dengan ProvinsiBanten disebelah barat dan Provinsi Jawa Barat ditimur dan selatan serta Laut Jawa di utara. Dibagianutara terbentang pantai sepanjang ± 35 km tempatbermuara 13 sungai dan 2 kanal.
Wilayah Jakarta terhampar pada dataranrendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meterdiatas permukaan laut. Akan tetapi, menurut WorldBank (2010), 40 persen wilayah Jakarta, utamanyadi bagian utara, berada di bawah permukaan lautakibat terjadinya penurunan permukaan tanah.Jakarta juga dilalui oleh beberapa sungai besardimana 73 persen kelurahannya dilalui oleh sungai.Hal tersebut membuat Jakarta sangat rentanterhadap bencana banjir. Normalisasi sungai danwaduk/setu di wilayah Jakarta yang dilakukan olehPemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini merupakan
suatu usaha dalam rangka mengurangi risikoterjadinya bencana banjir.
IKLIM
Jakarta, seperti pada umumnya seluruhdaerah di Indonesia, mempunyai dua musim, yaitumusim kemarau dan musim penghujan. Pada bulanJuni-September arus angin berasal dari Australiadan tidak banyak mengandung uap air, sehinggaterjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan
Desember-Maret arus angin banyak mengandunguap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifiksehingga terjadi musim hujan.
Keadaan Jakarta secara umum panas dengansuhu udara rata-rata di sepanjang tahun 2013berkisar antara 22,4°C - 35,8°C. Temperatur rata-rataterendah terjadi pada bulan Januari, sedangkantertinggi pada bulan Oktober. Sementarakelembaban udara rata-rata antara 64% dan 80%,terendah pada bulan Juli, sedangkan tertinggi padabulan Februari dan April. Curah hujan tertinggiterjadi pada bulan Januari sebesar 275,1mm yangterjadi selama 24,5 hari.
GEOGRAFI DAN IKLIMDKI Jakarta, provinsi terkecil se-Indonesia
Luas wilayah provinsi DKI Jakarta hanya 0,035 persen luas daratan Indonesia
dan hanya 0,57 persen luas pulau Jawa
Peta Provinsi DKI Jakarta
Uraian Satuan 2013
Luas km² 662,33
Jumlah Pulau pulau 110
Kecepatan Angin m/se 3,9
Kelembaban % 74
Hari Hujan hari 139
Kelurahan di Pesisir kel. 15
Kelurahan Dilalui Sungai kel. 7
Kelurahan Tidak Dilalui Sung kel. 8
Kelurahan Bukan Pesisir kel. 252
Kelurahan Dilalui Sungai kel. 188 Kelurahan Tidak Dilalui Sung kel. 64
Statistik Geografi dan Iklim DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
1
“ 73% Kelurahan di Jakarta dilalui aliran
sungai“
Sumber: Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desahttp://www.pemetaanttg.com/
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
12/52
4 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
WILAYAH ADMINISTRASI
Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2007Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara,memiliki status istimewa dan diberikan otonomikhusus, sehingga seluruh kebijakan mengenaipemerintahan maupun anggaran ditentukan padatingkat provinsi.
Dalam struktur wilayah administrasi, Jakartaterbagi menjadi 1 kabupaten administrasi dan 5kota aministrasi. Secara paralel jumlah wilayahadministrasi dibawahnya ada sebanyak 44kecamatan dan 267 kelurahan.
Secara struktural kelurahan di Jakarta dibagimenjadi Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga(RT). Keberadaan RW dan RT sangat membantupemerintah provinsi dalam koordinasi pelayananterhadap masyarakat. Bahkan sejak tahun 2006Pemprov mengalokasikan anggaran APBD untukoperasional RW dan RT. Sampai dengan tahun
2013 jumlah RW dan RT di Jakarta ada 2.720 RWdan 30.422 RT.
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
Terjadi penurunan jumlah PNS di Jakarta. Padatahun 2013 jumlah PNS berkurang sebanyak 4.191(atau 4,18 persen) dibandingkan tahun 2012. Biladilihat menurut statusnya jumlah PNS dilingkunganPemprov DKI Jakarta adalah 71.455 orangsedangkan PNS Pemerintah Pusat (level provinsi)
24.625 orang. Rasio PNS perempuan terhadap laki-laki sejak tahun 2011 terus mengalami peningkatan.Pada tahun 2011 rasio sebesar 0,73 naik menjadi0,87 di tahun 2012, dan 0,88 di tahun 2013.
Dari sisi kualitas, PNS yang mangabdi diJakarta memiliki tingkat pendidikan yang cukuptinggi. Hal ini dapat dilihat 60 persennya adalahtamatan perguruan tinggi (Diploma/S1/S2/S3).Pegawai tamatan S1 mendominasi SDM yangbekerja sebagai PNS di Jakarta yaitu sebesar 41,31
persen. Sementara yang berpendidikan SD semakinmengecil karena memasuki masa pensiun dimanatahun 2013 hanya tersisa 1,71 persen saja.
2 PEMERINTAHAN
Mayoritas PNS yang mengabdi di Jakarta Lulusan Perguruan Tinggi
60 % PNS Jakarta berpendidikan Diploma ke atas,
dengan mayoritas berpendidikan Strata 1 (S1)
1,7% 2,1%
34,9%
13,8%
41,3%
6,2%
SD SLTP SMA
Diploma Sarjana S2/S3
Wilayah Administrasi 2011 2012 2013
Kabupaten Adm. 1 1 1
Kota 5 5 5
Kecamatan 44 44 44
Kelurahan 267 267 267
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Laki-laki 74 861 53 577 51 092
Perempuan 54 760 46 694 44 988
Total PNS 129 621 100 271 96 080
Statistik Pemerintahan DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Tingkat Pendidikan PNS di DKI Jakarta, 2013
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
13/52
5Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
2PEMERINTAHAN
Realisasi Pendapatan Daerah Jakarta Tahun 2013 hampir menembus angka
40 Trilyun Rupiah
PAD memberikan kontribusi terbesar yaitu sekitar 70 persennya
APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Dalam tiga tahun terakhir AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) PemerintahProvinsi DKI Jakarta mengalami kenaikan rata-ratasebesar 20 persen dan disertai surplus. Kenaikan inididorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 27,6persen (rata-rata tiga tahun), sementara dari sisibelanja terjadi kenaikan 21,3 persen. Pada tahun2013 sumber pendapatan daerah terbesar (sekitar68%) berasal dari pendapatan asli daerah (PAD),
selebihnya berasal dari pendapatan transfer (danaperimbangan) dan lain-lain pendapatan nya sebesar32 persen. Dari komponen PAD, penyumbangterbesar adalah pajak daerah yang mencapailebih dari 87 persen dari PAD atau 59 persendari pendapatan keseluruhan. Besaran tersebutdiartikan bahwa komponen pajak daerah mampumenjadi motor penggerak roda pemerintahandi DKI Jakarta. Kondisi perekonomian Jakartayang baik di tahun 2013, serta suksesi pimpinanpemerintahan provinsi DKI Jakarta menjadikantarget pendapatan daerah mampu terlampaui.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakartamengeluarkan belanja lebih dari 38 trilyun rupiahpada tahun 2013. Jumlah ini meningkat 21persen dibanding tahun sebelumnya. Meskipunmengalami kenaikan, belanja Pemprov DKI Jakartamasih belum optimal karena penyerapan anggaranbelanjanya masih di bawah 90 persen. Penyerapanbelanja modal masih terkendala dengan proses
pengadaan.Berdasarkan fungsi, belanja paling besar
digunakan untuk membiayai pendidikan yaitusebesar 30 persen serta meningkat 17,24 persendibanding tahun sebelumnya. Anggaran iniantara lain digunakan mendukung programwajib belajar hingga tingkat SLTA dan pemberianKartu Jakarta Pintar (KJP) bagi masyarakat kurangmampu. Disamping itu Pemprov DKI Jakarta jugamenambah pengadaan buku/kepustakaan pada
tahun 2013 yang mencapai lebih dari 500 MilyarRupiah. Pengeluaran lain yang relatif besar adalahpelayanan umum (24%), perumahan dan fasilitasumum (12%), dan ekonomi (11%).
Uraian 2011 2012 2013
Pendapatan 28
296,9 35
379,2 39 507,2
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)17
825,5 22
040,8 26 849,3
Pendapatan
Transfer/ Dana
Perimbangan
9
149,7 11
555,0 9 387,5
Lain-Lain 1 321,7 1
783,4 3 270,4
Belanja 26
423,7 31
558,7 38 294,4
Belanja Operasi 19
107,4 22
774,3 27 598,4
Belanja Modal 7
316,3 8
784,4 10 696,0
Surplus/Defisit 1 873 3
820,5 1 212,8
Pembiayaan 4
596,9 5
643,2 6 377,9
Penerimaan 4
926,1 6
475,5 9 463,7
Pengeluaran 329,2 832,3 3 085,7
Sisa Lebih PembiayaanAnggaran
6
470,1 9
463,7 7 590,8
Pendidikan
30,0%
Pelayanan
Umum
24,5%
Perumahan &
Fasilitas
Umum
12,1%
Ekonomi
11,8%
Kesehatan
10,0%
Lingkungan
Hidup
7,2%
Pariwisata
dan Budaya
2,6%
Perlindungan
Sosial
1,5%
Ketertiban
Ketentraman
0,3%
Other
4,4%
Realisasi APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran Tahun 2011-2013 (Milyar Rupiah)
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Distribusi Belanja Daerah Pemprov. DKI Jakarta
Berdasarkan Fungsinya, Tahun Anggaran 2013
Sumber: Buku Data 2013 - BPKD DKI Jakarta
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
14/52
6 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Jumlah penduduk DKI Jakarta terus mengalamipeningkatan setiap tahunnya, baik dikarenakanpertumbuhan alami maupun karena faktormigrasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP)tahun 2010 jumlah penduduk Jakarta sebesar 9,78 juta. Tahun 2014 (berdasarkan Proyeksi Penduduk2010-2035) penduduk DKI jakarta menjadi 10,07 juta (meningkat hampir 300 ribu jiwa) atau dapatdikatakan secara rata-rata penduduk Jakarta setiap jamnya bertambah 7 orang.
DKI Jakarta adalah provinsi dengan pendudukterpadat di Indonesia dimana kepadatannyamencapai 15 ribu jiwa lebih setiap km2. Berdasarkansebaran penduduknya Kota Jakarta Pusat adalahwilayah terpadat di Jakarta. Tercatat bahwa,kelurahan Kalianyar (Kecamatan Tambora - JakartaBarat) adalah termasuk salah satu wilayah terpadatdi dunia yang mencapai hampir 90 ribu jiwa perkm2, diikuti oleh Kelurahan Kampung Rawa (Kec.Johar Baru - Jakarta Pusat) sebesar 70 ribu jiwa perkm2.
Komposisi penduduk DKI Jakarta tahun 2014didominasi oleh penduduk usia produktif 15-64tahun sebesar 71,8 persen. Persentase pendudukyang belum produktif (0-14 tahun) dan yang tidakproduktif lagi atau melewati masa pensiun di tahun2014 terus meningkat. Kondisi ini seperti dua sisimata uang, yaitu disatu sisi hal ini menandakansemakin membaiknya derajat kesehatanmasyarakat baik penduduk usia belum produktif
atau anak/usia muda dan juga semakin lanjut usiapenduduk di Jakarta, namun disisi yang lain, bebanyang harus ditanggung oleh penduduk produktifsemakin berat khususnya pada aging people (usialanjut) dimana biaya kesehatan semakin besar.
Angka Dependency Ratio (DR) tahun 2014mencapai 39,28 meningkat 1,92 poin dibandingkantahun 2010. Angka tersebut dapat diartikan bahwadari 100 penduduk usia produktif di DKI Jakartaakan menanggung secara ekonomi sebesar 39
penduduk usia tidak produktif. Dengan DR kurangdari 40 maka Jakarta masih menikmati fase “bonusdemografi”
3 PENDUDUK
Dependency Ratio di Jakarta tahun 2014 sebesar 39,28
Dari 100 penduduk usia produktif menanggung secara ekonomi sebesar
39 penduduk usia tidak produktif
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Hasil Sensus
Penduduk 2010 dan Proyeksi Penduduk Tahun 2014Menurut Kabupaten/Kota
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Indikator Kependudukan DKI Jakarta
2010 2014 2010 2014
Kepulauan Seribu 21 520 23 011 2 465 2 645
Jakarta Selatan 2 104 092 2 164 070 14 620 15 273
Jakarta Timur 2 748 371 2 817 994 14 367 14 963
Jakarta Pusat 904 630 910 381 18 603 18 914
Jakarta Barat 2 328 936 2 430 410 17 749 18 812
Jakarta Utara 1 679 141 1 729 444 12 019 12 573
Jumlah 9 786 690 10 075 310 14 750 15 415
Kab/Kota Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
(km2/jiwa)
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014Ket. ART: Anggota Rumah Tangga
“ penduduk Jakarta setiap jam
bertambah 7 orang“
Uraian Satuan 2010 2014
Jumlah Penduduk jiwa 9 640 415 10 075 310
Laki-laki jiwa 4 879,0 5 069,9
Perempuan jiwa 4 761,4 5 005,4
Pertumbuhan
Penduduk% 1,42 1,06
Kepadatan
Penduduk jiwa/km2 14 750 15 415
Sex Ratio % 102,40 101,30
Jumlah ruta ruta 2,61 2,64
Rata-rata ART (jiwa/ruta) 3,93 3,81
Penduduk menurut kelompok Umur
0 - 14 thn jiwa 2 332 907 2 486 899
15 - 64 thn jiwa 7 018 412 7 233 722
> 65 thn jiwa 289 096 354 689
Dependency Ratio % 37,36 39,28
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
15/52
7Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
4PEMBANGUNAN MANUSIA
IPM DKI Jakarta menempati peringkat pertama secara nasional
Rata-rata kenaikan IPM selama 3 tahun terakhir sebesar 0,32 point pertahunnya
Pengukuran keberhasilan pembangunansuatu negara tidak hanya ditandai oleh tingginyapertumbuhan ekonomi, tetapi juga mencakupkualitas manusianya. Oleh karena itu konseppengukuran keberhasilan pembangunan harusberorientasi kepada pelakunya (manusia ataumasyarakatnya), yaitu bagaimana pertumbuhanekonomi mampu dirasakan seluruh lapisanmasyarakat dan meningkatkan kualitas masyarakatsebagai manusia. Pembangunan manusia yangmencakup tiga dimensi pokok yaitu kesehatan
(umur panjang), pendidikan (pengetahuan)dandaya beli (standar kehidupan layak) dapat dilihatdari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia(IPM) di suatu wilayah.
Nilai IPM DKI Jakarta adalah yang tertinggidiantara provinsi lainnya. Hal ini didukung olehkemajuan dalam berbagai bidang dengan berbagaisarana prasarana kesehatan, pendidikan serta pusatperekonomian di Jakarta yang lebih baik, sehinggaakses untuk mendapatkan kesehatan dan ekonomidi Jakarta cukup mudah dan terjangkau.
Angka IPM merupakan agregasi dan kombinasidari nilai komponen-komponen pembentuknya,sehingga perkembangan IPM sangat ditentukanoleh perkembangan komponennya. Perkembangankomponen IPM DKI Jakarta selama tahun 2011-2013 menunjukkan peningkatan yang relatif stabil.Angka IPM DKI Jakarta pada tahun 2012 sebesarsebesar 78,33 kemudian meningkat 0,26 poin
menjadi 78,59 di tahun 2013. Di tahun 2013 angkaharapan hidup mencapai 73,56 tahun, sementaraangka melek huruf sebesar 99,22 persen. Rata-ratalama sekolah mencapai 11 tahun atau setara kelas2 SLTA, sementara itu pendapatan perkapita yangdisesuaikan mencapai Rp. 637.920.
Pembangunan manusia di wilayah KotaAdm. Jakarta Selatan adalah yang paling baikdiantara wilayah lainnya di Jakarta. Tiga komponenyang merupakan tertinggi se-DKI Jakarta yaitu
pendapatan, angka harapan hidup dan rata-ratalama sekolah di wilayah tersebut adalah yangtertinggi (lihat Lampiran Tabel 3).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Provinsi DKI Jakarta Menurut Kab/Kota, Tahun 2013
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Karakteristik Pembentuk IPM
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 - 2013
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
J a k a r t a S e l a t a n ; 8 0 , 4
7
J a k a r t a T i m u r ; 8 0 , 0
7
J a k a r t a B a r a t ; 7 9 , 6
9
J a k a r t a P u s a t ; 7 9 , 3
7
D K I J a k a r t a ; 7 8 , 5
9
J a k a r t a U t a r a ; 7 8 , 5
4
K e p .
S e r i b u ; 7 1 , 7
3
Karakteristik Satuan 2011 2012 2013
Angka Harapan
Hidup Tahun 73,35 73,49 73,56
Angka Melek Huruf % 99,15 99,21 99,22
Rata-rata Lama
Sekolah Tahun 10,95 10,98 11,00
Pendapatan Per
Kapita DisesuaikanRp.000 632,17 635,29 637,92
IPM 77,97 78,33 78,59
“ Kota Adm. Jakarta Selatan adalah wilayah
dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia tahun 2013“
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
16/52
8 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Selama dua tahun terakhir penduduk usiakerja (usia 15 tahun ke atas) DKI Jakarta mengalamipeningkatan 1,06 persen. Demikian juga dengan jumlah angkatan kerja dan jumlah pendudukbekerja juga mengalami peningkatan masingmasing sebesar 0,49 persen dan 0,60 persen.Sementara persentase penganggur dalam kurunwaktu 2013-2014 menurun 0,1 poin.
Indikator lain yang juga sangat penting adalahTPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) yang
mengindikasikan besarnya penduduk usia kerjayang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Padatahun 2013-2014 pasokan tenaga kerja untukmemproduksi barang dan jasa di DKI Jakartasemakin meningkat dari 68,44 persen menjadi68,49 persen.
Jumlah kesempatan kerja di DKI Jakartatahun 2013-2014 juga semakin meningkat yangtercermin dari besarnya penduduk usia kerjayang terserap dalam pasar tenaga kerja dari
sebesar 90,06 persen pada tahun 2013 menjadi90,16 persen pada tahun 2014. Peningkatan jumlah kesempatan kerja di DKI Jakarta ternyatabelum bisa menyerap pertumbuhan angkatankerja di DKI Jakarta, sehingga tidak bisa dihindaripengangguran yang cukup tinggi di ibukota.Sudah umum diketahui bahwa kesempatan kerja diDKI Jakarta dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarJakarta. Salah satu pemicunya adalah tingginyaUpah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta dimana
pada tahun 2014 mencapai angka 2,44 Juta Rupiahatau telah miningkat dua kali lipat selama kurunwaktu 2010-2014.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir UMPDKI Jakarta menunjukkan tren pertumbuhanyang cukup tinggi bahkan tercatat tertinggidi antara negara ASEAN. Keadaan yang cukupmenguntungkan terjadi dimana peningkatan upahtersebut ternyata tidak diikuti dengan gejolak hargayang cukup berarti. Inflasi di Jakarta bergerak pada
kisaran 4-6 persen dan menjadikan iklim investasidi Jakarta tetap terjaga baik.
5 KETENAGAKERJAAN
UMP DKI Jakarta tahun 2014 sebesar 2,44 juta rupiah
UMP 2014 naik 11 persen dibandingkan tahun lalu, namun kenaikan tersebut
tidak setinggi tahun 2013 yang mencapai 44 persen
Statistik Ketenagakerjaan DKI Jakarta
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Feb 2013 dan Feb 2014
Uraian 2013 2014
Penduduk Usia 15 thn keatas
(000) 7 496,98 7 577,11
Angkatan Kerja (000) 5 163,95 5 189,28
Penduduk Bekerja (000) 4 650,78 4 678,84
Penganggur (000) 513,17 510,44
TPAK (%) 68,44 68,49
Tingkat Pengangguran (%) 9,94 9,84
Bekerja (%) 90,06 90,16
UMP ( Rp. Ribu) 2 200 2 441
Bekerja di Sektor Primer (%) 1,90 2,40
Bekerja di Sektor Sekunder (%) 17,08 19,25
Bekerja di Sektor Tersier (%) 81,01 78,35
“ upah minimum di Jakarta naik 2 kali
lipat dalam lima tahun terakhir“
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
5,953,97 4,52
5,67 6,15
11,048,58
18,54
43,87
10,96
2010 2011 2012 2013 2014
Inflasi Kenaikan UMP
Inflasi dan Kenaikan UMP DKI Jakarta
Tahun 2010-2014 (%)
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
17/52
9Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
5KETENAGAKERJAAN
Tingkat Pengangguran di DKI Jakarta Terus Menurun
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir tingkat pengangguran berkurang
dari 9,94% di tahun 2013 menjadi 9,84% di tahun 2014
Penduduk DKI Jakarta yang Bekerja pada Sektor For-
mal dan Informal Tahun 2010-2014 (%)
Karakteristik Pembentuk IPM
Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta
13,97
8,96
10,39 10,729,31
10,339,87
6,03
8,569,47
8,6 8,699,67
9,02
Kep
Seribu
Jak.
Selatan
Jak.
Timur
Jak.
Pusat
Jak. Barat Jak.
Utara
DKI
Jakarta
2012 2013
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2012-2013
62,1
69,1 69,1
73,671,7
37,9
30,9 30,9 26,4 28,3
2010 2011 2012 2013 2014
Formal Informal
Sebagian besar perekonomian di DKI Jakartadisokong oleh sektor tersier (jasa-jasa) dengankontribusi sebesar 72,21 persen pada tahun2013. Seiring dengan besarnya kontribusi sektortersier, penduduk DKI Jakarta paling besar jugabekerja pada sektor tersebut yaitu sebesar 81,01persen pada tahun 2013 dan 78,35 persen padatahun 2014. Dalam kurun waktu 2013-2014telah terjadi fluktuasi proporsi penduduk yangbekerja menurut sektor. Proporsi penduduk yangbekerja di sektor tradable (primer dan sekunder)
meningkat sementara sektor non tradable (tersier)mengalami penurunan. Hal ini sejalan denganterjadinya penurunan angka pengangguran yangsalah satunya disebabkan meningkatnya proporsipenduduk yang bekerja pada sektor tradable (sektor padat karya).
Jumlah penduduk yang bekerja di DKI Jakartasebagian besar terserap pada sektor formal, sepertikantor pemerintah baik pusat maupun daerah,perusahaan swasta serta badan usaha lainnya.Selama lima tahun terakhir jumlah pekerja formalcenderung meningkat, dari sebesar 62,09 persenpada tahun 2010 menjadi 71,65 persen pada tahun2014. Sementara tenaga kerja informal cenderungmenurun dari 37,91 persen menjadi 28,35 persenpada periode yang sama. Meningkatnya proporsitenaga kerja pada sektor formal akan berdampakmeningkatnya kesejahteraan pekerja.
Pada kurun waktu 2013-2014 tingkat
pengangguran di DKI Jakarta menunjukkan trenpenurun yaitu dari sebesar 9,94 persen menjadi9,84 persen. Angka 9,84 persen berarti bahwapada tahun 2014 dari sebanyak 1000 pendudukusia kerja di DKI Jakarta 98 diantaranya adalahpengangguran. Tingkat pengangguran terbukatertinggi tahun 2013 terdapat pada masyarakatyang tinggal di wilayah Jakarta Utara yaitu sebesar9,67 persen, meskipun angka tersebut lebihrendah 0,66 poin dibandingkan tahun sebelumnya.Sementara pengangguran terendah tahun 2013
terdapat di Kepulauan Seribu yaitu sebesar 6,03persen dimana diketahui bahwa sebagian besarmasyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
“ upah minimum ditetapkan
berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak
dengan mengacu pada 60 jenis
barang/jasa yang sering dikonsumsi
masyarakat“
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Feb 2013 dan Feb 2014
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
18/52
10 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Salah satu tujuan pembangunan di DKIJakarta antara lain adalah terciptanya kualitashidup masyarakat secara adil dan merata. Ukurankeberhasilan peningkatan kualitas hidup adalahtercapainya derajat kesehatan yang memadai.Indikator yang menujukkan perbaikan kualitaskesehatan antara lain adalah penurunan angkakematian bayi, peningkatan angka harapan hidupserta persentase balita yang pernah diimunisasi.
Indikator kesehatan hasil Proyeksi Sensus
Penduduk 2010 yaitu angka kematian bayi danangka harapan hidup adalah angka indikatoryang berlaku 5 tahunan mengikuti tahun sensusataupun survei diantar sensus penduduk (SUPAS).Indikator kesehatan untuk angka kematian bayiberada pada kisaran 19 dari 1000 kelahiran. Angkakematian bayi laki-laki sebesar 22,3 lebih tinggi darikematian bayi perempuan sebesar 15,9.
Tingginya angka kematian bayi laki-lakiberimplikasi pada rendahnya rata-rata angka
harapan hidup (AHH) laki-laki dibandingkanperempuan. AHH laki-laki mencapai 70 tahun lebihsementara penduduk perempuan di Jakarta secararata-rata hidup 4 tahun lebih lama yaitu mencapai74 tahun.
Indikator lain untuk melihat derajat kesehatanpenduduk adalah persentase penduduk yangmengalami keluhan kesehatan. Selama tahun2011-2013 penduduk yang mengalami keluhankesehatan menunjukkan tren yang menurun (lihatgaris linear). Pada tahun 2011 sebanyak 32,69persen penduduk mengalami keluhan kesehatankemudian turun menjadi 29,47 persen di tahun2013. Penurunan tersebut menunjukkan bahwaderajat kesehatan penduduk Jakarta semakinmembaik.
Berdasarkan jenis kelamin, selama tahun 2011dan 2012, penduduk perempuan lebih banyakyang mengalami keluhan kesehatan dibanding
penduduk laki-laki, namun pada tahun 2014berlaku sebaliknya dimana penduduk laki-laki lebihbanyak yang mengalami keluhan kesehatan.
6 KESEHATAN
Kesehatan Penduduk Jakarta Terus Membaik
Persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan di tahun 2013 sebesar 29,47
berkurang 3,43 poin dibanding tahun 2012
Indikator Kesehatan DKI Jakarta, 2011-2013
Sumber: Hasil Proyeksi SP2010 dan Susenas 2011-2013
“ Imunisasi pernah dilakukan ke hampir
seluruh balita di Jakarta. Hanya kurang
dari 3 persennya saja yang belum
tersentuh suntikan kekebalan tubuhtersebut“
Uraian / Jenis Kelamin 2011 2012 2013
Laki-laki 22,30 22,30 22,30
Perempuan 15,90 15,90 15,90
Laki-laki + Perempuan 19,00 19,00 19,00
Laki-laki 70,30 70,30 70,30
Perempuan 74,00 74,00 74,00
Laki-laki + Perempuan 72,10 72,10 72,10
% balita pernah diimunisasi 97,90 97,85 97,76
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran
Angka Harapan Hidup
3 2 , 9 8 3
4 , 2 4
2 8 , 5 9
3
2 , 4 1
3 1 , 6 4
3 0 , 3 7
3 2 , 6 9
3 2 , 9
2 9 , 4 7
2011 2012 2013
Perempuan Laki-Laki
Total Linear (Total)
Persentase Penduduk yang Memiliki Keluhan
Kesehatan di DKI Jakarta
Sumber: Susenas 2011-2013
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
19/52
11Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
6KESEHATAN
Hampir Semua Penolong Kelahiran adalah Tenaga Medis
Pada tahun 2013, hanya 1,24 persen penolong kelahiran
dilakukan oleh tenaga non medis
Penolong Kelahiran di DKI Jakarta
Karakteristik Pembentuk IPM
Persentase Balita Usia 6-59 Bulan Menurut
Lama pemberian ASI tanpaMinuman/Makanan Tambahan
Sumber: Susenas 2011-2013
Sumber: Susenas 2011-2013
Lama pemberian ASI tanpa
makanan tambahan2011 2012 2013
ASI saja selama < 6 Bulan 65,87 53,78 57,63
ASI saja minimal 6 bulan
(ASI eksklusif) 34,13 46,22 42,37
Jumlah 100,00 100,00 100,00
(J umlah Ibu) (740 027) (751 223) (702 539)
Penolong Kelahiran 2011 2012 2013
Dokter 40,86 35,44 38,54
Bidan 56,96 62,37 59,66
Paramedis 0,28 0,65 0,56
Dukun 1,70 1,40 1,24
Family - 0,06 -
Lainnya 0,22 0,08 -
Dalam rangka melayani kebutuhan kesehatanwarga Jakarta, Pemprov terus mengembangkanpelayanan kesehatan prima bagi warga Jakarta.Upaya yang dilakukan antara lain menyediakanlayanan kesehatan yang terjangkau, baik dari aspekpembiayaan maupun aspek lokasi. Salah satu upayayang telah dilakukan adalah ketersediaan saranakesehatan Puskesmas sampai tingkat kelurahandan adanya Kartu Jakarta Sehat (KJS). KJS mulaiditerapkan di DKI Jakarta pada bulan November2012, pemegang KJS bisa berobat di seluruh
Puskesmas dan 88 Rumah Sakit yang ditunjuk olehPemerintah Provinsi DKI Jakarta secara gratis.
Upaya lainnya dalam rangka meningkatkankesehatan masyarakat adalah peningkatanpenolong kelahiran oleh tenaga medis. Selamatahun 2011-2013 persentase persalinan yangditangani oleh tenaga medis semakin meningkat,bahkan pada tahun 2013 hanya 1,24 persenkelahiran saja yang ditolong oleh tenaga nonmedis. Peningkatan kesadaran masyarakat untukmempercayakan proses kelahirannya kepadatenaga medis akan mengurangi resiko kematianbayi dan kematian ibu melahirkan.
Hal yang juga sangat penting dalammeningkatkan kualitas kesehatan adalahpemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi. PemberianASI merupakan investasi kesehatan yang harusdilakukan sejak usia dini. Upaya pemerintah dalammensosialisasikan pentingnya ASI eksklusif kurang
mendapatkan respon yang positif dari masyarakatJakarta. Hal ini terlihat dari menurunnya persentasebalita yang mendapat ASI eksklusif (minimal 6 bulantanpa makanan/minuman tambahan) pada tahun2013 dari sebesar 46,22 persen pada tahun 2012menjadi 42,37 pada tahun 2013 atau turun yaitu3,85 poin. Penurunan persentase pemberian ASIkepada bayi dapat mengindikasikan berkurangnyakesadaran masyarakat akan pentingnya ASIbagi kesehatan ibu dan anak. Hal lainnya yangcukup mempengaruhi adalah banyaknya ibu
rumahtangga di Jakarta yang bekerja dan menjadisumber pendapatan rumahtangganya.
“ manfaat pemberian ASI eksklusif
sesuai dengan salah satu tujuan dari
Millenium Development Goals (MDGs)
yaitu mengurangi tingkat kematian anak
dan meningkatkan kesehatan ibu“Sumber: http://health.dekiben.com
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
20/52
12 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Kebijakan Pemprov DKI Jakarta dalam upayamemberikan kesempatan untuk menempuhpendidikan lebih lama dan lebih baik diwujudkandengan program wajib belajar 12 tahun danprgram unggulan berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP)yang diberikan kepada murid dari rumahtanggakurang mampu dengan persayaratan tertentu.
Rata-rata lama sekolah berdasarkan hasilSurvei Sosial Ekonomi Nasional (susenas) tahun2013 adalah 10,69 tahun artinya tingkat pendidikan
di Jakarta ekuivalen dengan tingkat SLTA atausederajat (11 tahun).
Dukungan yang besar dari Pemprov DKI jakarta seperti pembangunan sarana dan prasaranapendidikan, peningkatan mutu dan kesejahteraantenaga pendidikan serta bantuan operasionalsekolah menjadikan capaian di sektor pendidikanmencatat hasil yang memuaskan.
Pada tahun 2013, lebih dari 50 persen
penduduk usia 10 tahun ke atas di DKI Jakartatamat SMA atau sederajat. Menurut jenis kelamin,pendidikan penduduk laki-laki relatif lebih tinggidari perempuan. Masih ada beberapa masyarakatyang lebih mengutamakan laki-laki untukmelanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Selama tahun 2010-2013 capaianpembangunan pendidikan di DKI Jakarta semakinmeningkat, yang terlihat dari Angka PartisipasiSekolah (APS) yang semakin meningkat untuk
setiap jenjang pendidikan. Pada tahu 2013 APSpada jenjang pendidikan SD (usia 7-12 tahun)hampir mencapai 100 persen yaitu sebesar 99,34persen, di tingkat SLTP (usia 13–15 tahun) sebesar95,28 persen, dan di tingkat SLTA (usia 16–18 tahun)sebesar 65,54 persen.
Persentase total penduduk usia 10 tahunke atas tamatan SMK sederajat di DKI Jakartamenunjukkan proporsi yang cukup besar yaitu12,69 persen dimana diketahui bahwa penduduktersebut merupakan potensi yang besar sebagaitenaga kerja terdidik yang siap pakai.
7 PENDIDIKAN
Mulai Tahun 2013 di DKI Jakarta Terselenggara Program KJP
Mayoritas penduduk Jakarta berpendidikan SMA keatas yaitu sebesar 52,69 persen.
Penduduk yang mengenyam bangku universitas mencapai 13,55 persen.
Indikator Pendidikan DKI Jakarta, 2011-2013
Sumber: Sumber : Susenas 2011-2013
“ 332 ribu Kartu Jakarta Pintar (KJP) diterbitkan
Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2013“
1 0 , 3 1
1 1 , 3 9
9 , 2 6
1 7 , 4 6
2 0 , 1 9
1 4 , 8
1 9 , 5 5
2 0 , 9 3
1 8 , 2
2 6 , 4 5
2 3 , 9 7
2 8 , 8 5
1 2 , 6 9
1 0 , 6 2
1 4 , 7
4 , 2 2
4 , 5 8
3 , 8 6
9 , 3 3
8 , 3 2
1 0 , 3 1
TOTAL
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
Tidak/Belum Tamat SD SD
SMP SLTA
SMK D1-D3
S1+
2011 2012 2013
Laki-laki 0,52 0,34 0,35
Perempuan 1,67 1,39 1,19
Total 1,10 0,86 0,77
Total 10,93 10,98 10,69
7 - 12 98,09 98,97 99,34
13 - 15 92,01 93,79 95,28
16 - 18 58,56 60,81 65,54
Angka Buta Huruf
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) usia 15 +
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Persentase Penduduk Usia 10 tahun ke atas Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, DKI Jakarta,
Tahun 2013
Sumber: Sumber : Susenas 2013
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
21/52
13Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
7PENDIDIKAN
Jumlah Fasilitas Sekolah terbanyak di Jakarta adalah pada jenjang SD
Rata-rata satu kelas di Jakarta di ajar oleh dua orang guru
serta rasio murid per guru terbesar adalah SD yaitu 20 murid per satu orang guru
Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru
di DKI Jakarta, Tahun 2013/2014
Rasio Murid, Guru dan Rasio Murid-Kelas Menurut
Jenjang Pendidikan di DKI Jakarta Tahun 2013/2014
Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Indikator rasio murid-kelas dapat menggam-barkan ketersediaan dan kelayakan saranapendidikan. Semakin kecil rasio murid-kelas, makaproses belajar mengajar dapat berjalan lebih baik,karena kepadatan murid dalam kelas menjadi lebihkecil.
Rasio murid-kelas tertinggi berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yaitu 33,03. Arti darinilai rasio tersebut adalah setiap satu kelas rata-rata diisi oleh 33 orang murid. Jumlah yang relatif
besar ini dapat mempengaruhi ketidaknyamanansiswa dalam proses belajar. Sementara untuk jenjang SLTP, rasio murid kelas sebesar 30,99. Angkaini relatif lebih rendah dibandingkan jenjang SD,sehingga proses belajar mengajar di tingkat SLTPlebih memadai dibandingkan pada tingkat SD.Pada jenjang SLTA rasio murid kelas sebesar 25,83ini berarti kepadatan kelas di tingkat SLTA lebihrendah dibandingkan kepadatan kelas di tingkatSLTP dan lebih rendah dibandingkan tingkat SD.
Idealnya seorang guru membimbing saturombongan belajar yaitu antara 20 sampai 32 siswa.Data di atas mengindikasikan jumlah guru yangtersedia di DKI Jakarta cukup memadai. Dengankapasitas sekolah di Jakarta yang rata-ratanyamampu menampung 30 murid per kelas dan rata-rata keberadaan guru sebesar 15 murid per gurumaka satu kelas di Jakarta rata-rata dibimbing olehdua orang guru.
Rasio yang cukup menarik untuk dicermatiadalah rasio murid/kelas di jenjang SMK dan SMU.Pada tahun 2013 rasio murid/kelas tingkat SMKlebih besar dari pada tingkat SMU. Pada tingkatSMK, rata-rata satu kelasnya terdiri dari 29 siswasementara pada tingkat SMU, satu kelas diisihanya 26 siswa. Fenomena ini menggambarkanbahwa SMK juga merupakan jenjang pendidikanyang cukup diminati di DKI Jakarta namuntingkat ketersediaan kelasnya tidak sebanyakSMU. Bila dilihat dari rasio guru/murid maka SMK
memiliki rasio lebih tinggi dari SMU yang berartiketersediaan guru bagi siswa SMU lebih banyakdibandingkan SMK.
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Tingkat Pendidikan Sekolah Murid Guru
TK 1 974 83 631 10 448
SD 3 047 825 971 42 161
SLTP 1 022 345 472 22 728
SMU 480 142 966 13 509
SMK 593 187 174 15 390
8
1 4
2 0
3 3
1 5
3 1
1 1
2 6
1 2
2 9
Murid/Guru Murid/Kelas
TK SD SLTP SMU SMK
“ Dengan kapasitas sekolah di Jakarta
yang rata-ratanya mampu menampung
30 murid per kelas dan rata-ratakeberadaan guru sebesar 15 murid per
guru maka satu kelas di Jakarta rata-rata
dibimbing oleh dua orang guru“
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
22/52
14 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Jakarta sebagai kota metropolitan menjadimagnet bagi daerah sekitar sehingga berdampakpada peningkatan jumlah penduduk. Namunpenambahan jumlah penduduk tidaklah seimbangdengan luas lahan Kota Jakarta. Sehingga KotaJakarta menjadi sangat padat dan menjadikanharga properti semakin melambung.
Alih fungsi lahan terbuka hijau menjadibeton bisa dilihat juga dari besarnya persentaseperumahan yang lantainya bukan tanah (beton).
Sejak tahun 2011-2013 sebanyak 99 persen lebihrumah berlantai beton, hanya sedikit sisanya untukpenyerapan air.
Dari sisi kualitas bangunan perumahan diDKI Jakarta relatif cukup bagus. Hal ini terlihatdari banyaknya bangunan yang sudah berdindingtembok (92,48 persen), atap genteng (47,55persen), jamban pribadi (77,86 persen) dan hampirseluruh perumahan sudah bisa menikmati fasilitaslistrik dan air minum dari leding atau kemasan.
Jumlah rumah tangga yang penggunatengki septik untuk pembuangan akhir tinjasebanyak 93,76 persen pada tahun 2013. Semakinmeningkatnya kesadaran warga akan berakibatpada berkurangnya polusi air sungai dan danau.Namun masih ada beberapa hal perlu menjadiperhatian Pemerintah Provinsi Jakarta yaituInstalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL). Sebagianbesar warga Jakarta masih membuang limbah cairmaupun padat langsung ke selokan yang akanbermuara ke sungai atau danau terdekat sehinggaair sungai masih sangat kotor.
Semakin sempitnya lahan di Jakartamembuat Pemprov DKI Jakarta mengambillangkah menyediakan rumah susun dengan hargaterjangkau yaitu dengan memanfaatkan tanahyang tidak begitu luas dengan fasilitas ruangterbuka dan tempat olahraga. Pada tahun 2013 jumlah rumah susun di Jakarta sebanyak 48 lokasi
yang terdiri dari di DKI Jakarta ada 15.615 unit.Sebagian besar Rumah Susun Sederhana berlokasidi Jakarta Timur (15 lokasi) dan Jakarta Utara (13lokasi).
8 PERUMAHAN
Konsumsi Air Minum Leding/Kemasan Terus Meningkat
Selama 2 tahun terakhir rumah tangga yang mengkonsumsi air minum leding/
kemasan meningkat menjadi 85 persen lebih
Indikator Perumahan (%) di DKI Jakarta
Sumber: Susenas 2011-2013
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Rumah Susun Sederhana Menurut Kota, 2013
Kota Adm. Jumlah
Lokasi
Luas Area
(Ha) Jumlah Unit
Jakarta Selatan 2 2,60 440
Jakarta Timur 15 26,29 4 766
Jakarta Pusat 10 5,96 2 695
Jakarta Barat 8 7,97 1 770
Jakarta Utara 13 32,34 5 944
DKI Jakarta 48 75,16 15 615
Karakteristik 2011 2012 2013
Lantai (bukan tanah) 99,75 99,64 99,44
Luas lantai per kapita ( > 10 m2) 58,01 57,51 57,19
Dinding (tembok) 91,88 91,21 92,48
Atap (kayu/sirap, beton,
genteng) 55,03 50,57 47,55
Fasilitas penerangan (listrik) 99,95 99,92 99,92
Fasilitas air minum
(leding/kemasan) 81,94 85,99 86,41
Jamban (milik sendiri) 76,30 77,33 77,86
Tempat pembuangan akhir
tinja (tangki septik)93,90 93,02 93,76
“ Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus
berupaya menyediakan tempat tinggal
layak huni khususnya bagi warga ibukota
yang tinggal di area pemukiman kumuh
dan area sekitar waduk/situ/sungai yang
menjadi daerah langganan banjir tahunan“
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
23/52
15Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
9KEMISKINAN
Angka Kemiskinan 2014 Naik 0,17 Poin
Persentase penduduk miskin menurut Susenas bulan Maret 2014 naik
dari 3,55 persen tahun 2013 menjadi 3,92 persen
Indikator Kemiskinan di DKI Jakarta
Trend Kemiskinan DKI Jakarta
Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta
Sumber: Susenas 2011-2014
“ Kenaikan Rp.100,- pada harga Rokok
dapat menaikkan garis kemiskinan
sebesar Rp.13,-“
Sumber: Susenas 2011-2014
3,63 3,633,54
3,94
3,75
3,69
3,55
3,92
2011 2012 2013 2014
Jumlah Penduduk Miskin (ratus ribu)
Persentase Penduduk Miskin (%)
Penentuan jumlah penduduk miskin secaramakro ditentukan oleh penetapan Garis Kemiskinan(GK), dimana GK tersebut dipergunakan sebagaibatas untuk mengelompokkan penduduk menjadimiskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalahpenduduk yang memiliki rata-rata pengeluaranperkapita per bulan di bawah GK.
Pada bulan Maret 2014 GK di DKI Jakartasebesar Rp. 447.797,- atau meningkat sekitar 40ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. hal
tersebut mengakibatkan persentase pendudukmiskin mengalami peningkatan 0,37 poin ke posisi3,92 persen. Tingkat kemiskinan di Jakarta selamasatu dekade berada pada kisaran 3-4 persen sajadan hal tersebut sudah pada posisi terbawah (hardrock ) sehingga sangat sulit mengharapkan jumlahpenduduk miskin berkurang secara drastis.
Berdasarkan data yang lebih rinci dari Susenasbulan Maret 2014, komoditi bahan makananyang dikonsumsi terbesar oleh penduduk miskin
adalah makanan jadi, rokok, dan beras. Persentasekonsumsi rokok filter sebesar 13,31 persen. Hal inidapat diartikan bahwa setiap kenaikan harga rokok100 Rupiah akan menaikan garis kemiskinan diJakarta sebesar 13 Rupiah.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin, dimensilain yang perlu diperhatikan adalah tingkatkedalaman dan keparahan kemiskinan. Selainharus mampu memperkecil jumlah pendudukmiskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus harus dapat mengurangi tingkatkedalaman dan keparahan kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalamipenurunan dari 0,63 pada tahun 2013 menjadi0,39 pada 2014. Indeks Keparahan Kemiskinan(P2) turun dari 0,17 menjadi 0,07. Penurunan nilaikedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-ratapengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
mendekati Garis Kemiskinan, serta ketimpanganpengeluaran penduduk miskin juga semakinmenyempit.
Uraian 2011 2012 2013 2014
Jumlah Penduduk
Miskin (000 orang)363,40 363,20 354,19 393,90
Persentase Penduduk
Miskin (%)3,75 3,69 3,55 3,92
Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/ bulan)355 480 379 052 407 437 447 797
Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1)0,60 0,50 0,63 0,39
Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2)0,15 0,13 0,17 0,07
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
24/52
16 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Kontribusi sektor Pertanian dalamperekonomian DKI Jakarta sangat kecil, yaitusebesar 0,1 persen. Meskipun demikian kegiatanpertanian ini merupakan sumber pendapatanbagi sebagian penduduk Jakarta utamanya bagimereka yang kesulitan mendapat pekerjaan disektor formal karena keterbatasan sumberdaya dankeahlian yang dimiliki.
Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkanadanya penurunan jumlah rumahtangga pertanian
selama 10 tahun terakhir. Penurunan yang terjadicukup signifikan yaitu sebesar 76,63 persendibanding tahun 2003. Di tahun 2013 jumlahrumahtangga pertanian ada 12.287, tersebar dikabupaten dan kota di Jakarta, terbanyak adadi Jakarta Barat tercatat 3.289 rumahtangga,sedangkan Jakarta Pusat paling kecil hanya180 rumahtangga. Dilihat dari subsektor, yangterbanyak adalah petani di subsektor hortikulturasekitar 41 persen, diikuti subsektor perikanansebesar 36 persen.
Salah satu produk unggulan pertaniandi Jakarta adalah tanaman hias. Tanaman hias jenis pisang-pisangan di DKI Jakarta sepanjangtahun 2013 mengalami kenaikan luas panenproduksi, hal ini terjadi seiring dengan permintaanpasar, demikian juga dengan nilai produksinya.Sedangkan penurunan tertinggi terjadi padatanaman kuping gajah, anggrek dan mawar.
Sementara Jakarta yang lebih dari setengahluasnya adalah lautan menjadikan sub sektorperikanan memiliki potensi yang besar untukditingkatkan terutama pada produk ikan laut. Padatahun 2013, budidaya tambak mengalami kenaikanproduksi yang cukup menggembirakan sebesar 43persen, dan juga kenaikan produksi tangkapanikan di laut lepas sebesar 6 persen yaitu dari 219,8ribu ton di tahun 2012 menjadi 229,7 ribu ton ditahun 2013. Sementara perikanan budi daya kolam,terjadi penurunan sebesar 27 persen ditahun 2013.
Keterbatasan lahan pertanian perikanan di daratyang ada di Jakarta merupakan penyebab turunnyaproduksi perikanan budidaya.
10 PERTANIAN
Produksi Perikanan tahun 2013 Meningkat 24,17 Persen
Kenaikan produksi didorong oleh kenaikan tangkapan ikan laut yang naik sekitar 27
persen
Statistik Tanaman Hias DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan
Sumber: Dinas Pertanian dan dan Kelautan
Hasil Budidaya dan Penangkapan Ikan (ton)
Uraian 2011 2012 2013
Anggrek
Luas Panen (m2) 318 548 38 125 61 852
Produksi 1 683,6 211 152.59
(ribu tangkai)
Kuping Gajah
Luas Panen (m2) 68 655 12 356 5 443
Produksi (tangkai) 85 385 23 419 13 821
Pisang-pisangan
Luas Panen (m2) 15 394 4 069 8 372
Produksi (tangkai) 25 551 24 394 38 492
Mawar
Luas Panen (m2) 21 495 9 679 8 444
Produksi (tangkai) 31 863 46 465 39 883
7 9 8
1
7 9 5
5 6
1 6
1
8 0 2
7 7 9
8 4 9
4
1 5 6
2
1 9 8
8 2 2 1
2 1 1
3
0 3 6
2
2 9 7
Bd - Laut Bd - Tambak Bd - Kolam Tangkap (00)
2011 2012 2013
“ Tanaman hias adalah salah satu produk
pertanian unggulan DKI Jakarta“Foto “Taman Anggrek Indonesia Permai” http://tamananggrektaip.blogspot.com
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
25/52
17Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
11ENERGI DAN AIR BERSIH
Produksi listrik yang disalurkan serta jumlah pelanggan terus meningkat
Di tahun 2013 produksi listrik disalurkan meningkat 4 %, sementara Volume air
tersalurkan meningkat 1,3 % atau sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk
Indikator Listrik di DKI Jakarta
Jumlah Pelanggan, Produksi dan Volume Tersalur Air
Bersih DKI Jakarta, Tahun 2011-2013
Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
“ Dalam menyalurkan air bersih di
wilayah Jakarta, BUMD PD PAM Jaya
bekerjasama dengan dua perusahaanswasta yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya
(PALYJA) dan PT Aetra Air Jakarta“
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Rincian 2011 2012 2013
Pelanggan
(000 )3 868 4 116 4 476
Produksi
(000 MWH)39 579 41 248 43 009
Penjualan
(000 MWH)35 061 38 322 39 937
Susut
(000 MWH)4 518 2 782 2 922
Losses (%) 11,40 6,74 6,79
298 310 314
528 537 537
803 800 804
2011 2012 2013
Volume air tersalur
Produksi
Pelanggan
Kota Jakarta merupakan kota metropolitandengan aktifitas yang terus berlangsungsepanjang hari sehingga mendorong tingginyakonsumsi listrik. Namun demikian konsumsilistrik belum sepenuhnya dapat terpenuhi karenapeningkatan pasokan listrik belum mampumengimbangi peningkatan kebutuhan listrik.Di tahun 2013 produksi listrik yang disalurkandi Jakarta meningkat sekitar 4 persen, dengan jumlah pelanggan sebesar 4,5 juta, naik sekitar8,7 persen. Tantangan terbesar dalam manajemen
listrik di Jakarta adalah bagaimana mengaturbeban puncak sehingga inefisiensi listrik bisadiminimalkan mengingat gap penggunaan listrikdi siang hari (hari kerja) sangat besar dibandingkanpenggunaan di malam hari. Namun demikianpada tahun 2013 PLN dapat memperbaiki kinerjadengan berhasilnya meminimalisir kehilangan dayamenjadi 6,79 % (2,922 juta MWH) dari produksi 43 juta MWH.
Tanpa air bersih, kehidupan masyarakatmustahil berjalan normal. Seementar di Jakartakondisi air tanahnya sudah tidak layak lagi untukdigunakan sebagai sumber air bersih. Untukitu, pemerintah provinsi berupaya memenuhikebutuhan tersebut dengan menyediakan airbersih melalui PD PAM Jaya. Produksi air bersihdi Jakarta pada tahun 2013 mencapai 537 jutam3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 804 ribupelanggan. Jika dibandingkan dengan tahunsebelumnya, terjadi kenaikan jumlah pelanggan
air bersih sebesar 0,4 persen. Kenaikan yang tidakterlalu tinggi tersebut tidak diikuti oleh kenaikkanvolume air yang disalurkan dari produksi tahunsebelumnya. Masalah kebocoran pipa serta jebolnya pintu air masih menjadi tantangan utamaoperator air bersih disamping bahan baku air bersihyang terbatas. Saat ini sumber air baku bersih untukPAM Jaya masih sebagian besar dipasok dari TarumKanal Barat yang bersumber dari bendunganJatiluhur melalui Kali Malang dan dari Tangerang.
Oleh karena itu perlu dijaga ekosistem di sekitarwilayah tersebut untuk menjamin keberlangsunganpasokan air ke PAM Jaya bagi warga ibukota.
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
26/52
18 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Jumlah perusahaan industri pengolahan(manufaktur) di DKI Jakarta menunjukkan trenmenurun selama kurun waktu tahun 2010-2012.Namun jumlah tenaga kerja yang terserap relatiftetap. Penurunan jumlah perusahaan industridisebabkan adanya perpindahan perusahaan keluar Jakarta sebagai implikasi dari diberlalukannyaPergub yang mengharuskan perusahaan indistriyang beroperasi di Jakarta bebas polusi. Demikianpula dengan tingginya UMP di Provinsi DKI Jakartaturut mendorong perpindahan perusahaan industri
ke luar Jakarta.
Keberadaan perusahaan industri pengolahan(manufaktur) di DKI Jakarta tahun 2012 kembaliberkurang sebesar 2,8 persen atau 41 perusahaan,dibanding tahun 2011. Setelah di tahun 2011 jumlah perusahaan industri berkurang sebanyak137 perusahaan pada tahun berikutnya terjadikenaikan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektorindustri pengolahan yaitu naik sekitar 5 persenatau naik 5,9 triliun rupiah yaitu dari 123,4 triliunrupiah menjadi 129,3 triliun rupiah. Kontribusiempat terbesar yang menunjang keseluruhan nilaitambah yang dihasilkan pada tahun 2012 berasaldari industri percetakan dan reproduksi mediarekaman, pakaian jadi, bahan kimia dan barangdari bahan kimia dan kendaraan bermotor, trailerdan semi trailer.
Potensi industri pengolahan di DKI Jakarta ditahun 2012, menunjukkan pelaku industri yang
bergerak dibidang pakaian jadi mendominasisebesar 23 persen dari seluruh jenis industri yangada, diikuti dengan perusahaan yang bergerakdibidang makanan sekitar 13 persen dan industridibidang karet, barang dari karet dan plastiksebesar 10 persen. Selama tahun 2010-2012 secaraberturut-turut data perindustrian menunjukkaninformasi yang sama.
Sementara, dilihat dari jumlah penyerapantenaga kerja ditahun 2012 mencapai 305 ribu
jumlah tenaga kerja dan didominasi industrimakanan sebesar 8 persen dari total penyerapantenaga kerja di sektor tersebut.
12 INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Pakaian Jadi Menyerap Tenaga Kerja Terbesar
Jumlah perusahaan industri terbesar adalah Industri Pakaian Jadi
sebesar 23 % dengan menyerap seperempat pekerja di sektor industri manufaktur
Jumlah Perusahaan Industri Pengolahan,
Tenaga Kerja, Nilai Tambah di DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
KETERANGAN 2010 2011 2012
Industri
Pengolahan
(perusahaan)
1 588 1 451 1 410
Tenaga Kerja
(orang)312 571 304 397 304 969
Nilai Tambah(milyar Rp.)
127,19 123 398 129 263
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Nilai Produksi Industri Besar Sedang
di DKI Jakarta (Trilyun Rp.)
230,08209,77
239,53
276,53
2009 2010 2011 2012
“ Mobil adalah salah satu produk
industri manufaktur unggulan Jakarta
namun di sisi lain Indonesia juga banyak
mengimpor mobil yang sebagian besar
melalui Jakarta“Sumber: www.tribunnews.com
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
27/52
19Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
13KONSTRUKSI
Produktivitas Tenaga Kerja Kontruksi Terus Meningkat
Produktivitas pekerja tetap konstruksi tahun 2012 mencapai 720 juta Rupiah
Perkembangan Pendapatan Bruto dan
Biaya Antara Perusahaan Konstruksi, (Milyar Rp.)
Produktivitas dan Tenaga Kerja Harian Lepasdi Sektor Konstruksi
Sumber : Jakarta Dalam Angka 2014Ket : *) Tahun 2011 adalah angka perbaikan
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
107,76
128,56
59,35
70,92
2011 2012
Pendapatan Bruto (Gross Output)
Pengeluaran (Intermadiate Input)
Keterangan 2011 *) 2012
Produktivitas
(juta rupiah) 627 720
Tenaga kerja harian lepas
(ribu Orang-Hari)205 324 205 360
Proporsi pengeluaran dan
pendapatan bruto
55,07 55,16
Sektor konstruksi memegang peran pentingseiring dengan pesatnya pembangunan di kotaJakarta yang terus berbenah diri sebagai kotametropolitan. Hal ini tergambarkan dari jumlah ijinmendirikan bangunan (IMB) yang diterbitkan olehDinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B)Pemprov DKI Jakarta yaitu sekitar 15 ribu pengajuan.Kontribusi sektor konstruksi di DKI Jakarta selamakurun waktu 2010 – 2012 cukup tinggi yaitu sekitar11 persen dengan laju pertumbuhan dalam kisaran6,8 – 7,2 persen.
Pembangunan tempat tinggal sertainfrastruktur di ibukota negara tersebut terasatidak pernah berhenti. Dalam kurun waktu tahun2011-2012 telah terjadi penambahan yangcukup tinggi utam,anya dari sisi pendapatan bagiperusahaan konstruksi di DKI Jakarta. Pada tahun2012 pendapatan bruto perusahaan konstruksimencapai 128,56 milyar rupiah atau tumbuh sekitar19 persen dibandingkan tahun 2011. Disisi lain,biaya-biaya (biaya antara) yang dikeluarkan dalammenghasilkan output tersebut, juga meningkatdibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biayaantara pada tahun 2011 proporsinya mencapai55,1% dari pendapatan bruto, sedangkan padatahun 2012 sebesar 55,2 persen.
Seiring dengan lonjakan pendapatan disektor konstruksi, produktivitas dan penyerapantenaga kerja harian lepas di sektor konstruksi jugameningkat ditahun 2012 sebesar 205,36 juta orang
hari dibandingkan kondisi tahun 2011, Sementaranilai produktivitas, di tahun 2012 produksi (output)per tenaga kerja mencapai 719,8 juta rupiahpertahun sedangkan pada tahun 2011 sebesar626,95 juta rupiah pertahun, atau meningkatsebesar 14,8 persen. Banyaknya pekerjaankonstruksi berskala besar di Jakarta yang bersifatmultiyears membuat pertumbuhan sektor ini tetapterjaga dan berkesinambungan. Para investor danpelaku bisnis masih bersikap optimis utamanyakarena masih banyak sarana perkotaan yang
direncanakan akan ditingkatkan oleh PemerintahProvinsi DKI Jakarta.
“ 32 persen pekerjaan konstruksi di
Jakarta tahun 2012 berasal dari anggaran
pemerintah“
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
28/52
20 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Maskot “Enjoy Jakarta” adalah pesan bahwaJakarta pantas sebagai tujuan utama parawisatawan baik domestik atau non domestik.Segala sarana hiburan dan rekreasi ada disini. Takheran di tahun 2012 Jakarta terpilih sebagai salahsatu destinasi wisata terbaik di Asia dalam salahsatu ajang pemilihan oleh situs wisata internasional.
Terjadi kenaikan jumlah wisatawanmancanegara (wisman) yang berkunjung ke kotaJakarta pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya sebesar 9 persen. Dilihat daripintu masuk, sebagian besar wisman (97 persen)masuk melalui pintu Sukarno Hatta.
Secara keseluruhan jumlah wisatawan yangmengunjungi obyek wisata unggulan di DKIJakarta cenderung meningkat meskipun di tahun2013 turun 15 persen akibat dari pelaksanaanpemilu. Pada tahun 2013 jumlah wisatawan yangberkunjung ke berbagai obyek wisata unggulanmencapai 26,12 juta kunjungan. Kunjungan
terbanyak adalah Ancol sebesar 65 persen daritotal obyek wisata yang lainnya. Namun persentasekenaikan jumlah kunjungan wisatawan terbesarobyek wisata Ancol yaitu sebesar 7 persen.
Seiring dengan meningkatnya jumlahwisatawan yang berkunjung ke Jakarta, jumlahakomodasi terus mengalami peningkatan.Jumlah usaha akomodasi di Jakarta pada tahun2013 adalah 400. Jika dilihat berdasarkan tingkathunian kamar, pada tahun 2013 rata-rata tingkathunian hotel sebesar 52,9 persen lebih rendahbila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,namun demikian dengan pertambahan jumlahkamar sebesar 1.494, jumlah malam-kamar secarakeseluruhan relatif cukup stabil. Sementara rata-rata lama menginap tamu pada tahun 2013 lebihlama dibandingkan dengan tahun 2012.
Jumlah akomodasi di Jakarta dalam beberapatahun terakhir juga terus mengalami peningkatan.
Jumlah hotel berbintang tumbuh 6,35 persen yaitudari 173 pada tahun 2012 menjadi 184 hotel ditahun berikutnya.
14 HOTEL & PARIWISATA
Tahun 2013 Jumlah Wisman ke Jakarta terus Meningkat
Ada sebanyak 2,31 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2013 atau
meningkat 8,85 persen dibandingkan tahun 2012
Jumlah Wisman dan Pengunjung Obyek Wisata
Unggulan DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
“ Bandar udara internasional Soekarno-
Hatta berada di provinsi Banten denganakses tol utama ke arah Jakarta “
Sumber: Direktori Hotel dan Akomodasi Lainya 2014
Statistik Hotel DKI Jakarta
Uraian 2011 2012 2013
Sukarno Hatta 1 933 022 2 053 850 2 240 490
Tanjung Priok 65 171 66 168 65 227
Halim PK 5 751 5 495 8 025
Total 2 003 944 2 125 513 2 313 742
Ancol 18 450 016 15 848 953 16 948 829
TMII 5 186 445 7 888 787 4 483 847
Ragunan 4 090 567 4 283 895 3 681 968
Monas 1 516 153 1 418 469 1 380 868
Lainnya 739 825 627 266 627 206
Total 29 983 006 30 067 363 26 122 718
Jumlah Kunjungan Wistawan ke Obyek Wisata Unggulan:
Jumlah Wisatawan Manca Negara:
Uraian 2011 2012 2013
Hotel Bintang 173 173 184
Hotel Non Bintang 202 214 216
Total 375 392 400
Hotel Bintang 29 443 30 782 32 276 Hotel Non Bintang 7 219 7 930 7 930
Total 36 662 38 712 40 206
Hotel Bintang 40 514 42 814 45 140
Hotel Non Bintang 10 214 10 742 10 327
Total 50 728 53 556 55 467
Hotel Bintang 53,06 53,45 51,98
Hotel Non Bintang 61,14 59,60 58,13
Total 54,24 54,45 52,94
Hotel Bintang 1,98 1,92 1,94
Hotel Non Bintang 1,36 1,35 1,36 Total 1,83 1,78 1,80
Jumlah Tempat Tidur
Tingkat Hunian Kamar
Rata-rata Lama Menginap
Akomodasi
Jumlah Kamar
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
29/52
21Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
15TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
Jalan cenderung memendek sedangkan kendaraan terus bertambah
Di tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor meningkat hampir 10 persen.
3 dari 4 kendaraan ber-plat B yang melintas jalan di Jakarta adalah Sepeda Motor.
Statistik Transportasi DKI Jakarta Tahun
Persentase Rumahtangga Pemilik Telepon, Telepon
Seluler, dan Personal Computer/ Desktop/Notebook diDKI Jakarta
Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta
Sumber: Jakarta dalam Angka 2014
Sumber: Jakarta dalam Angka 2014
Uraian 2011 2012 2013
Tol 123 481 123 731 123 481
Negara 142 647 152 516 152 517
Provinsi 6 599 913 6 681 445 6 599 965
Total 6 866 041 6 955 842 6 875 963
Sepeda Motor 9 861 451 10 825 973 11 949 280
Mobil
Penumpang 2 541 351 2 742 414 3 010 403Mobil Beban 581 290 561 918 619 027
Mobil Bis 363 710 358 895 360 223
Kend khusus - 129 113 133 936
Total 13 347 802 14 618 313 16 072 869
Jumlah Bus 567 565 579
Penumpang 114 783 000 111 260 431 112 522 638
Pendapatan
(Milyar Rp)379,46 364,39 369,43
Panjang Jalan (meter)
Angkutan Umum Masal Trans Jakarta (Busway)
Jumlah Kendaraan Bermotor
18,45 18,7 17,45 15,29
93,02 96,05 96,76 97,91
27,35 26,6921,64 19,11
2010 2011 2012 2013
PC (Desktop/Laptop) Mobile Phone
Fixed Line
Pelayanan angkutan umum yang memadaidan mampu memenuhi harapan masyarakatmasih belum sepenuhnya dapat diwujudkanoleh pemerinta. Sehingga kemacetan lalu lintasmasih menjadi permasalahan utama transportasidi Jakarta. Berbagai usaha yang telah dilakukanpemprov antara lain: membangun fly-over danunder-pass, penyesuaian jam masuk sekolah dan jam kerja, peningkatan sarana lalu lintas, jalur three-in-one dan sanksi bagi parkir liar.
Dalam kurun waktu 2011-2013 kenaikan jalanyang hanya sebesar 0,14 persen, belum mampumengimbangi kenaikan jumlah kendaraan 20,42persen. Sebagai perbandingan rasio jalan denganluas wilayah di sejumlah kota didunia diatas 12persen, namun untuk di DKI Jakarta pada tahun2013 baru mencapai 7,16 persen. Alat transportasimasal Bus Trans Jakarta (melalui Busway) adalahsalah satu layanan publik yang disediakan olehPemerintah DKI Jakarta untuk transportasi bagiwarganya. Pada tahun 2013 jumlah bis bertambahmenjadi 579 unit yang melayani 112,52 juta wargaJakarta. Namun jumlah penumpang Bis TransJakarta menurun sebesar 1,97 persen dibandingkantahun 2011 yang disebabkan oleh belum teraturnya jadwal Keberangkatan Bus Trans Jakarta.
Akses penduduk Jakarta terhadapteknologi informasi dan komunikasi mengalamiperkembangan yang cukup signifikan terutamauntuk telepon seluler. Pada tahun 2010
rumahtangga yang memiliki telepon selulersebanyak 93 persen meningkat menjadi 98persen di tahun 2013. Hal ini yang menyebabkankepemilikan telepon rumah terus menurun.
Dibandingkan dengan daerah daerah laindi Indonesia, DKI Jakarta merupakan provinsitertinggi pengguna IT di Indonesia. Namun biladibandingkan dengan negara negara tetanggaAsean seperti Singapore, Malaysia dan Thailand,prevalensinya ternyata masih lebih rendah.Tercatat
Singapore persentase rumahtangga penggunaPC sekitar 91%; Malaysia 75% dan Thailand 62%(http://www.neraca.co.id, 2012)
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
30/52
22 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Gerak perekonomian global yang mengalamikrisis sejak 4 tahun terakhir, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika belum menunjukkanadanya pemulihan yang berarti. Dampakdari krisis dirasakan oleh Indonesia terutamapada pertengahan tahun 2013 saat Amerikamengumumkan penghentian program ekspansimoneter atau quantitative easing.
Jakarta juga mengalami perlambatanpertumbuhan ekonomi pada tahun 2013.
Namun demikian, negara kita yang relatif stabilperekonomiannya masih tetap menarik bagiinvestor asing untuk menyimpan dananya diIndonesia. Tingkat kesadaran masyarakat untukmenyimpan dana di lembaga keuangan jugasemakin tinggi. Hal ini ditunjukkan denganpertambahan jumlah dana bank yang dikumpulkandari masyarakat dalam bentuk giro, simpananberjangka dan tabungan. Dana perbankan di tahun2013 meningkat sebesar 30,46 persen dari total Rp1 341,49 trilyun di tahun 2011 menjadi Rp 1.750,12trilyun di tahun 2013. Jumlah kantor bank yangberoperasi di Provinsi DKI Jakarta dalam kurunwaktu tahun 2011-2013 yang mengalami kenaikansebesar 11,73 persen.
Perekonomian di kawasan eropa masihberada dalam keadaan resesi ditambah banksentral Amerika Serikat yang mengurangi stimulusmoneternya sehingga membuat investor menundarencana investasinya. Hal tersebut berimbas
menurunnya angka Penanaman Modal Asing (PMA)di jakarta, namun disisi lain angka PenanamanModal Dalam Negeri (PMDN) justru mengalamipeningkatan. Pada tahun 2013 realisasi penanamanmodal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 5,77 trilyun,naik sebesar Rp 1,66 trilyun dibandingkan tahunsebelumnya. Sementara realisasi PMA turun 5,95milyar USD (72,03 persen) bila dibandingkan PMAtahun 2012. Menurut data dari Badan KoordinasiPenanaman Modal (BKPM) Indonesia, realisasiinvestasi asing di Indonesia tahun 2013 mencapai
28,6 Milyar USD artinya bahwa PMA tahun 2013bertitikberat pada wilayah di luar ibukota yaituhanya 9,05 persen dari total PMA di Indonesia.
16 PERBANKAN DAN INVESTASI
Realisasi (PMA) turun sebesar 14,86 persen
Tahun 2013 realisasi PMA tercatat 2,58 milyar USD, turun dibanding tahun sebelumnya
sebesar 8,54 milyar USD, sementara PMDN meningkat 1,66 trilliun Rupiah
Statistik Perbankan DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
“ Menurut Bappeda provinsi DKI Jakarta,
60 persen mata uang Rupiah beredar diJakarta“
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Nilai Investasi Langsung, Asing dan Dalam Negeri di
Jakarta Tahun 2011-2013
Lembaga
Keuangan2011 2012 2013
Bank 78 78 78
Kantor Bank 3 649 3 794 4 396
Dana Perbankan
(Trilyun Rp.)1 341,49 1 539,70 1 750,12
9 , 2 5 6
4 , 8
2 4
8 , 5 4 0
4 , 1
0 8
2 , 5
8 9
5 , 7
6 6
PMA (MILYAR USD) PMDN (TRILIUN RP)
2011 2012 2013
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
31/52
23Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
17HARGA-HARGA
Beberapa Tahun Terakhir Inflasi DKI Jakarta Cukup Terkendali
Sampai bulan Agustus, inflasi selama tahun 2014 di Jakarta sudah mancapai 3,96 %
Laju Inflasi DKI Jakarta dan Nasional
(Persen)
Laju Inflasi DKI Jakarta Menurut Kelompok
Pengeluaran, 2014
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Sumber : IHK dan Inflasi DKI Jakarta, 2014Catatan: 2014* Inflasi tahun ke tahun bulan Agustus
3,97 4,52
8,00
3,96
3,794,30
8,38
3,42
2011 2012 2013 2014 *)
DKI Jakarta Nasional
Jan-Agst Tahunan
Umum 3,96 4,76
Bahan Makanan 7,96 5,10
Makanan Jadi, Minuman,
Rokok dan Tembakau4,92 7,77
Perumahan, Air, Listrik, Gas
dan Bahan Bakar3,84 5,81
Sandang 2,66 5,75
Kesehatan 3,28 3,89
Pendidikan,Rekreasi dan
Olahraga
2,26 3,03
Transpor, Komunikasi, dan J 2,24 2,14
Kelompok Pengeluaran
2014
Bobot inflasi DKI Jakarta terhadap inflasinasional paling besar dibandingkan denganprovinsi lain yaitu sekitar 20,16 persen. Kontribusiini membuat pergerakan harga di DKI Jakarta bisamemberi andil yang cukup besar pada pergerakanharga pada level nasional. Dalam beberapa tahunterakhir perubahan harga di Jakarta relatifstabilpada kisaran 4 persen, kecuali pada tahun 2013yang mencapai 8 persen. Kebijakan penyusaianharga BBM yang dilakukan pemerintah menjadipendorong terjadinya inflasi.
Meskipun kebijakan penyesuaian BBM berlakudi seluruh Indonesia, dampak kenaikan yang terjadidi DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan secaranasional. Hal ini menunjukan kesiapan PemerintahProvinsi DKI Jakarta dalam menjaga distribusikebutuhan pokok warga DKI Jakarta. Namunkondisi ini tidak bertahan pada tahun 2014.
Sampai dengan bulan Agustus 2014 angkainflasi Jakarta sebesar 3,96 persen, lebih besar
dibandingkan inflasi nasional 3,42 persen.Tingginya angka inflasi di DKI Jakarta sampaidengan bulan Agustus 2014 merupakan akibatdari naiknya harga kelompok bahan makanan (7,96persen) dan kelompok makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau (4,92 persen). Nilai inflasi yangtinggi pada kelompok pengeluaran tersebut selainkarena dorongan permintaan pada saat ramadhandan hari raya idul fitri yang jatuh pada bulan Junidan Juli, juga disebabkan oleh banjir yang melanda
DKI Jakarta pada awal tahun 2014.Secara year on year , inflasi Agustus 2014
(dibanding Agustus 2013) sebesar 4,76 persen. Nilaitersebut terjadi disebabkan oleh kenaikan seluruhkelompok komoditas. Kenaikan paling besar adapada kelompok Makanan jadi, minuman, rokok dantembakau yaitu naik sebesar 7,77 persen, diikutioleh kelompok pengelurana perumahan, air, listrik,gas dan bahan bakar serta kelompok pengeluaransandang yang mengalami kenaikan masing-
masing sebesar 5,81 persen dan 5,75 persen.Kenaikan harga akibat penyesuaian BBM tersebuttidak sampai mengakibatkan inflasi double digit.
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
32/52
24 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
Pengeluaran penduduk per kapita diJakarta merupakan pengeluaran yang palingbesar dibandingkan provinsi lainnya. Rata-ratapengeluaran per kapita penduduk DKI Jakartatahun 2013 sebesar Rp.1.542.121, naik sekitar 25persen dibandingkan tahun 2011 yang sebesarRp.1.223.945. Kenaikan UMP 43,87 persen padatahun 2013 menjadi salah satu sebab kenaikanpengeluaran penduduk perkapita di Jakartasehingga dapat mendorong terjadinya inflasi.
Sebagian besar pengeluaran penduduk DKIJakarta digunakan untuk konsumsi non makananyaitu 62,47 persen dari total pengeluaran dansisanya 37,53 persen untuk konsumsi makanan.Dalam kurun waktu tahun 2011-2013 pengeluarannon makanan memiliki persentase yang semakinmenurun yang berarti bahwa selama dua tahunterakhir penduduk DKI Jakarta harus mengeluarkanpendapatan yang mereka terima untuk belanjakebutuhan makanan lebih besar dibandingkantahun 2011.
Pengeluaran untuk kebutuhan perumahan,bahan bakar, penerangan dan air menghabisaknlebih dari setengah konsumsi non-makanan.Sementara konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki proporsi sekitar 40 persendari totalkonsumsi makanan.
Dari sisi distribusi pendapatan, ketimpanganpendapatan penduduk DKI Jakarta termasukkategori ketimpangan rendah, bahkan angka GiniRasio tahun 2013 paling rendah dibandingkan duatahun sebelumnya. Menurut kriteria Bank Dunia,Jakarta merupakan Kota dengan ketimpanganpendapatan rendah karena persentase pendudukberpendapatan 40 persen terendah sebanyak17,59 persen (kriteria Bank Dunia, jika lebih dari17 persen termasuk ketimpangan rendah). Namunpada tahun yang sama 20 persen penduduk Jakartamenguasai 51 persen pendapatan yang dihasilkandi Jakarta. denghan demikian ketimpangan yang
semakin rendah terjadi antara kemlompok bawahdan menengah, sementara pada kelompok atas justru semakin menjauh.
18 PENGELUARAN PENDUDUK
Ketimpangan Distribusi Pendapatan Penduduk Jakarta Semakin Besar
Indeks Gini selama 3 tahun terakhir berkisar 0,381 - 0,397
Pengeluaran Rata-rata per kapita per bulan Menurut
Kelompok Pengeluaran, (Rp 000)
Sumber : Susenas 20011-2013
Sumber: Susenas 2011-2013
Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
untuk Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan
447517
579
777898
963
1 224
1 4151 542
2011 2012 2013
Makanan
Non Makanan
Total
63,49 63,47 62,47
36,51 36,53 37,53
2011 2012 2013
Non Makanan Makanan
40%
Rendah
40%
Sedang
20%
Tinggi
2011 16,96 35,37 47,67 0,385
2012 15,67 33,94 50,39 0,397
2013 17,59 31,51 50,90 0,364
Tahun
Kelompok PendapatanGini
Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk
Sumber : Susenas 20011-2013
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
33/52
25Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
19PERDAGANGAN EKSPOR
Amerika Serikat Negara Tujuan Eksport Produk Jakarta Terbesar
Sebanyak 9,91 % ekspor produk Jakarta, ditujukan ke Amerika Serikat, diikuti Singapura,
Thailand dan Australia
Nilai Ekspor Produk DKI dan Ekspor Melalui DKI Ja-
karta (Juta US$)
Karakteristik Pembentuk IPM
Sepuluh Negara Tujuan Utama Ekspor Produk DKI
Jakarta Tahun 2013 (persen)
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
“ Setiap 4 USD nilai ekspor ke luar
negeri melalui pintu keluar Jakarta (baik
laut maupun udara), 1 USD-nya adalah
produk Jakarta, sisanya adalah produk
dari luar Jakarta“
Sumber : Jakarta Dalam Angka 2014 *) sampai dengan Juli 2014
8 46511 043 11 801 11 376
39 656
46 476 48 135 47 398
2010 2011 2012 2013
Ekspor Produk DKI
Ekspor Melalui DKI
Linear (Ekspor Melalui DKI)
11,4%
9,7%
7,4%
6,5%
6,4%
6,1%6,1%5,9%5,1%
3,4%
31,9%
SINGAPORE
USA
THAILAND
HONGKONG
PHILIPPINES
SAUDI ARABIA
CHINA
MALAYSIA
JAPAN
UEA
OTHERS
EKSPOR MELALUI DKI JAKARTA
Jakarta masih menjadi pelabuhan utamauntuk mengangkut barang-barang yang akandiekspor ke manca negara khususnya untuk eksporproduk non-migas. Sekitar 26 persen total ekspornasional dilakukan melalui pelabuhan bongkarmuat di Jakarta yaitu pelabuhan Tanjung Priok.
Selama tahun 2013 nilai ekspor melalui DKIJakarta turun 1,53 persen dibanding periode yangsama tahun 2012. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada tahun 2014, dimana hingga bulanJuli, nilai ekspor melalui DKI Jakarta baru mencapai23,63 juta USD, atau turun 0,9 persen dari periodeyang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 23,84 juta USD. Penurunan ini disebabkan oleh masihbelum stabilnya perekonomian global.
EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA
Ekspor yang mempunyai pengaruh langsungterhadap perekonomian Jakarta adalah eksporatas produk-produk yang dihasilkan perusahaanJakarta. Selama tahun 2013 nilai ekspor produkDKI Jakarta menurun sekitar 3,61 persen dariyang dicapai pada tahun 2012. Sementara padatahun 2014, sampai dengan bulan Juli, nilai eksporbarang produk DKI Jakarta mencapai nilai 5,53 jutaUS$, atau turun 5,27 persen dibanding periodeyang sama tahun 2012 yang sebesar 5.821 jutaUS$. Rata-rata kontribusi ekspor produk DKI Jakartaterhadap ekspor yang melalui pelabuhan di Jakarta
adalah sekitar 23 persen.
Jika ditinjau menurut komoditi, ekpor produkDKI Jakarta yang terbesar selama periode Januari-Juli 2014 adalah kendaraan dan bagiannya,perhiasan/permata, mesin-mesin/pesawat meka-nik, pakaian jadi bukan rajutan, dan mesin/peralatan listrik. Sementara itu negara Singapuradan Amerika Serikat masih menjadi negaratujuan ekspor produk terbesar dengan kontribusimencapai 21 persen terhadap total ekspor produkJakarta. Sementara itu sebagian besar negaratujuan utama ekspor produk Jakarta adalah kenegara-negara di kawasan Asia.
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
34/52
26 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
IMPOR MELALUI DKI JAKARTA
Selama tahun 2013 nilai impor melaluipelabuhan bongkar di DKI Jakarta dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya menurunsebesar 7,04 persen, yaitu dari 96,9 Milyar USDmenjadi 90,1 Milyar USD . Demikian juga padaperiode Januari-Juli tahun 2014 dibandingkandengan periode yang sama tahun 2013 telah terjadipenurunan nilai impor yang lebih besar lagi yaituturun hampir 10 persennya yaitu dari 54,37 Milyar
USD menjadi 49,04 Milyar USD. Penurunan impordisebabkan krisis ekonomi global yang masihmemberikan dampaknya di dataran Eropa.
Selama periode Januari-Juli 2014, nilai imporDKI Jakarta terbesar berasal dari negara China yaitusebesar 10,78 Milyar USD atau sebesar 21,97 persendari total impor, kemudian diikuti oleh Jepang danThailand dengan nilai masing-masing sebesar 8,33Milyar USD dan 4,25 Milyar USD.
Ditinjau dari golongan penggunaan barangatau Broad Economic Category , impor semuagolongan penggunaan barang mengalamipenurunan dibandingkan periode tahunsebelumnya. Hanya golongan barang konsumsiyang penurunannya tidak tajam yaitu dari 4,01milyar USD pada periode Januari-Juli 2013 menjadi3,89 milyar USD pada periode yang sama tahun2014 atau turun 3 persen. Barang yang dikonsumsimasyarakat ternyata tidak terlalu berpengaruhterhadap gejolak ekonomi global meskipun padaperiode tersebut nilai Rupiah terus terdepresiasiterhadap USD.
Impor terbesar yang melalui pelabuhan diJakarta (Tanjung Priok), pada periode Januari-Julitahun 2014, tetap didominasi oleh produk bahanbaku dan penolong dengan nilai mencapai 32,54Milyar USD (turun 9,5 persen). Nilai impor terbesardari golongan ini adalah berasal dari kelompokbarang mesin-mesin/pesawat mekanik dengan
nilai hampir mencapai 10 Milyar USD. Sementaraimpor barang modal juga mengalami penurunansebesar 12,5 persen.
19 PERDAGANGAN IMPOR
Impor DKI Jakarta Terbesar Berasal Dari China dan Jepang
Nilai impor periode Januari-Juli 2014 dari China sebesar 10,8 Milyar USD (21,9 % dari
total impor), sementara dari Jepang sebesar 8,3 Milyar USD (16,9%)
Nilai Impor DKI Jakarta (FOB dalam Milyar USD)
Sumber : Jakarta Dalam Angka 2014 *) sampai dengan Juli 2014
“ Mobil adalah produk utama Impor dari
negara asal Thailand“
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
Impor Melalui DKI Jakarta MenurutGolongan Penggunaan Barang (Milyar USD)
48,10
70,07
88,87
96,9390,11
49,04
2009 2010 2011 2012 2013 2014*
4,01
35,95
14,41
3,89
32,54
12,61
Barang Konsumsi Bahan Baku &
Penolong
Barang Modal
Januari-Juli 2013 Januari-Juli 2014
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
35/52
27Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
20PENDAPATAN REGIONAL
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Bertahan Dikisaran 6 persen
Sejak tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Jakarta menunjukkan perlambatan
namun selalu di atas pertumbuhan nasional
Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta (Persen)
Struktur Ekonomi DKI JakartaMenurut Kelompok Sektor (%)
Sumber:
“ pertumbuhan ekonomi Jakarta pada
satu dekade terakhir selalu lebih tinggi
dari pertumbuhan nasional menjadikan
Provinsi DKI Jakarta sebagai penggerak
perekonomian nasional“
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
6,49
6,23
5,78
5,12
6,73
6,53
6,116,05
2011 2012 2013 2014*
Nasional DKI Jakarta
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 *)
Primer 0,53 0,59 0,56 0,52 0,48
Sekunder 28,18 28,02 27,98 27,27 26,91
Tersier 71,28 71,39 71,46 72,20 72,61
Selama tahun 2010-2013 pertumbuhanekonomi dunia terus menunjukkan trenperlambatan pada kisaran 4 hingga 2 persen.Pada tahun 2014, sampai dengan akhir semesterpertama, kinerja perekonomian global belummenunjukkan percepatan yang berarti. Dengankata lain, perekonomian global masih cenderungmelambat dan diliputi ketidakpastian.
Hal tersebut berdampak pada perekonomianJakarta. Pada tahun 2011-2013 pertumbuhan DKI
Jakarta menunjukkan tren penurunan. Setelahmenunjukkan percepatan pertumbuhan dari 6,01persen tahun 2010 menjadi 6,73 persen padatahun 2011, kemudian pada dua tahun berikutnyapertumbuhan ekonominya kembali mengalamiperlambatan yaitu masing-masing 6,53 persen dan6,11 persen. Kondisi ini masih berlanjut hinggaparuh pertama tahun 2014 dimana pertumbuhanekonomi DKI Jakarta tumbuh melambat padaangka 6,05 persen bila dibandingkan semesteryang sama tahun 2013.
Secara struktur yakni dari sisi supply perekonomian Provinsi DKI Jakarta menunjukkanbahwa Sektor Tersier sangat mendominasi danmenunjukkan tren menguat dimana kontribusinyaterhadap total PDRB terus meningkat dari 71,28persen di tahun 2010 menjadi 72,61 persen padasemester pertama 2014. Dari sisi pengeluaran,perekonomian Jakarta masih didorong olehkonsumsi domestik, baik rumah tangga maupun
pemerintah, yaitu sekitar 57,4 persen, dankomponen investasi sekitar 38,1 persen.
Dari sisi pertumbuhan, secara sektorpertumbuhan tertinggi pada semester pertama2014 terhadap semester yang sama tahunlalu dicapai sektor pengangkutan-komunikasisebesar 11,08 persen, diikuti sektor jasa-jasa danperdagangan-hotel-restoran yang masing-masingtumbuh 7,72 persen dan 5,69 persen. Sementaradari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
ditunjukkan oleh komponen konsumsi rumahtangga sebesar 6,13 persen.
Jakarta Dalam Angka 2014*) data semester I - 2014
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2014
-
8/19/2019 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
36/52
28 Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2014
PDRB perkapita adalah besaran kasar yangmenunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk disuatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRBper kapita DKI Jakarta atas dasar harga berlakupada tahun 2013 mencapai 125,97 juta rupiah(setara 10.800 USD). Nilai tersebut meningkat 14persen dibanding tahun sebelumnya. PDRB perkapita atas dasar harga konstan menunjukkannilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2013PDRB per kapita (harga konstan 2000) meningkat6,33 persen dibanding tahun 2012, yakni dari 45,02
juta rupiah menjadi 47,87 juta rupiah. Sementarasampai paruh pertama tahun 2014 menunjukkanpertumbuhan yang konstan dibandingkantahun 2013 yaitu sebesar 6,11 persen. Angkapertumbuhan ekonomi semester-1 tahun 2014tersebut menunjukkan bahwa perekonomianJakarta tetap pada pertumbuhan di atas 6 persenatau di atas pertumbuhan nasional dan masihmemungkinkan untuk tumbuh lebih tinggi padasemester kedua.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2013menunjukkan perlambatan dibandingkan denganpertumbuhan tahun sebelumnya. Penurunannilai perdagangan internasional maupun antarprovinsi menjadi salah satu indikasi penyebabpenurunan tersebut. Sementara struktur PDRBmenurut pengeluaran dari triwulan-4 tahun2013 ke triwulan-2 tahun 2014 tidak mengalamiperubahan yang berarti. Perubahan yang terjadipada komponen konsumsi pemerintah yaitu dari
4,64 persen menjadi 4,13 persen lebih disebabkanbelum terserapnya anggaran pemerintah padasemester pertama tahun ini. Komponen ekspor danimpior juga mengalami penurunan kontribusi yangcu