standard operating procedure

36
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK A. SYOK HIPOVOLEMIK Kriteria Diagnosis: 1. Kesadaran menurun 2. Takikardi, hipotensi dengan tekanan nadi menyempit 3. Vena kolaps dan pengisian kapiler tehambat 4. Pucat, keringat berlebihan, ekstremitas dingin 5. Nadi cepat dan kecil sampai tak teraba 6. Oliguria 7. Tekanan vena sentral rendah (normal 2 – 10 cmH2O) 8. Tekanan nadi ≤ 20 mmHg Diagnosis Banding 1. Syok Kardiogenik 2. Syok Sepsis 3. Syok Anafilaksis Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah/Urin Lengkap 2. Analisa Gas darah (AGD) 3. Fungsi Ginjal 4. Foto Toraks sesuai keadaan Perawatan: Rawat Inap bila memungkinkan sebaiknya di Ruang Perawatan Intensif Anak. Terapi : 1. Bebaskan jalan napas dan oksigenasi yang baik 2. Pengelolaan cairan : a. Memperbaiki Volume Intravaskuler dengan : 1. Kristaloid (Ringer Laktat, Asering, NaCl 0,9%)

Upload: dhezi-suci-angraeni

Post on 17-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOP

TRANSCRIPT

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAKA. SYOK HIPOVOLEMIKKriteria Diagnosis:1. Kesadaran menurun2. Takikardi, hipotensi dengan tekanan nadi menyempit3. Vena kolaps dan pengisian kapiler tehambat4. Pucat, keringat berlebihan, ekstremitas dingin5. Nadi cepat dan kecil sampai tak teraba6. Oliguria7. Tekanan vena sentral rendah (normal 2 10 cmH2O)8. Tekanan nadi 20 mmHgDiagnosis Banding1. Syok Kardiogenik2. Syok Sepsis3. Syok AnafilaksisPemeriksaan Penunjang :1. Darah/Urin Lengkap2. Analisa Gas darah (AGD)3. Fungsi Ginjal4. Foto Toraks sesuai keadaanPerawatan:Rawat Inap bila memungkinkan sebaiknya di Ruang Perawatan Intensif Anak.Terapi :1. Bebaskan jalan napas dan oksigenasi yang baik2. Pengelolaan cairan :a. Memperbaiki Volume Intravaskuler dengan :1. Kristaloid (Ringer Laktat, Asering, NaCl 0,9%)2. Koloid / Darah sesuai keadaan3. Plasma Ekspander Sintetik (Dekstran 40/Gelafundin/Haesb. Pemberian cairan:Syok hipovolemik dengan hipoalbumin diberi cairan koloid isoonkotik misalnya pada kehilangan plasma atau darah ( perdarahan, trauma, operasi) penyakit jantung, penyulit sistemik pernafasan kegagalan ginjal.c. Jumlah cairan ;1. Kristaloid pada syok hipovolemik tanpa komplikasi guyur secepatnya sampai syok teratasi (20 ml/kgBB/ 1jam)2. Plasma darah / FPP : 10 20 ml/kgBB atau Dextran 40 10 -20 ml/kgBB selama 1 jam3. Diberikan Dopamin/Dobutamin sesuai keadaan4. Pemeliharaan Fungsi Ginjal :a. Furosemide 1 mg/kgBB, dapat diulang 4-6 jamb. Dopamin 2-4 mgr/kgBB/menitc. Manitol 0,5 mgr/kgBB5. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian Sodium Bikarbonat dengan rumus : Base Deficit x 0,3 x BB secara IV dengan kecepatan tidak melebihi 1 mEq/kgBB/menit

Penyulit :1. Kegagalan Ginjal Akut2. Payah Jantung3. Gangguan Elektrolit dan Keseimbangan Asam BasaInformed Consent :Perlu (tertulis)Lama perawatan :1. Sampai syok teratasi2. Selama keadaan umum masih jelekMasa Pemulihan :Beberapa hari sampai beberapa mingguOut Put :1. Sembuh Total2. Kematian

B. SYOK SEPSISKriteria Diagnosis1. Pada stadium awal terjadi warm shock karena dilatasi dan kenaikan curah jantung dengan penurunan efektivitas volume darah sirkulasi.2. Kulit kemerahan (flush), tekanan sistolik normal, tekanan nadi meningkat, hiperventilasi, depresi susunan saraf pusat dan penurunan jumlah urin. Biasanya disertai demam dan menggigil.3. Pada stadium lanjut :a. Penurunan curah jantungb. Hipotensic. Nadi cepat dan kecild. Kulit dingin dan sianotike. Anurif. Asidemia dan dapat terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)Diagnosis Banding1. Syok Hipovolemik2. Syok Kardiogenik3. Syok AnafilaksisPemeriksaan Penunjang1. Darah, Urin, Feces Lengkap, AGD2. Biakan darah / Urin dan Cairan Serebrospinalis serta Tes Kepekaan (Sensitivity Test)3. Foto Rontgen Thorak dan Tes Fungsi GinjalPerawatan:Rawat Inap bila memungkinkan sebaiknya di Ruang Perawatan Intensif Anak.Terapi:1. Memberantas Infeksi :a. Derivat Penisilin (Ampisilin) 300-400 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosisb. Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosisc. Golongan sefalosporin dengan atau tanpa kombinasi dengan golongan aminoglikosida, ataupun beta laktamase (Meronem,Tienam)d. Jamur Kandida: diberikan Amfoterisin B dengan dosis awal 0,25-0,50 mg/kgBB diberikan dalam waktu 3-5 jam.Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan 0,1-0,25 mg/kgBB sehingga mencapai 0,5-1,0 mg/kgBB/hari (maksimal 50 mg/hari) dan diberikan selama 10 -14 hari2. Mempertahan perfusi jaringan adekuat :a. Cairan dan pengaturan Keseimbangan Asam dan Basa.b. Plasma darah / FPP : 10 20 ml/kgBB atau Dextran 40 10 -20 ml/kgBB selama 1 jam.c. Ringer Laktat atau Asering guyur secepatnya sampai syok teratasi (20 ml/kgBB/1jam).d. Transfusi darah (bila hematokrit < 30%) untuk mempertahankan hematokrit 35-40%.e. Koreksi gangguan asam basa3. Obat-obat Vasoaktif (bila curah jantung tetap rendah) :a. Golongan Xantin (Aminofilin)b. Glukagonc. Kardiak glikosida, digitalis dan derivatnya, atau dopamin 2-4 gr/kgBB/menitd. Deksame tason: 1-3 mg/kgBB ataue. Metilprednisolon 30 mg/kgBB setiap 4-6 jam selama 72 jam4. Pengobatan suportifPenyulit:1. Perdarahan (DIC)2. Gagal Napas3. Gagal Jantung4. Gagal Ginjal Akut5. Meningitis BakterialInformed Consent:Perlu (Tertulis)Lama perawatan:14 hari sampai 21 hari bila ada Meningitis BakterialMasa pemulihan:3 minggu sampai 1 bulanOut Put:1. Sembuh Total2. Sembuh dengan Gejala Sisa3. Kematian

C. SYOK KARDIOGENIKKriteria Diagnosis:1. Ujung ekstremitas (akral) dingin, lembab dan sianosis2. Tekanan darah auskultasi tak terukur, dan nadi lemah3. Kelainan kardiovaskuler yang mendasari4. Akibat vasokonstriksi perifer yang lama mengakibatkan:a. Bendungan pulmonalb. Kelemahan jantungc. Berkurangnya perfusi jaringan periferd. Asidosis metabolikDiagnosis Banding:1. Syok Sepsis2. Syok Hipovolemik3. Syok AnafilaksisPemeriksaan Penunjang:1. Hb, Hematokrit (untuk hemodilusi/hemokonsentrasi)2. Urin Lengkap (volume, berat jenis)3. AGD4. Kadar Elektrolit5. EKG6. Tekanan vena sentral7. Rontgen Thorak atas indikasiKonsultasi :Spesialis Jantung/Jantung AnakPerawatan:Rawat inap sebaiknya di ICU Anak.Terapi:1. Oksigen adekuat dan pengawasan ventilasi2. Tidur telentang dengan tungkai lebih tinggi (setinggi 15 0 )3. Bila sesak, kepala sedikit ditinggikan4. Jumlah cairan minimal (60-70 ml/kgBB) disesuaikan dengan tekanan vena sentral5. Obat-obat Kardiotonika: Dopamin (dosis 5-10 gr/kgBB/menit), dobutamin.6. Atasi asidosis metabolik dan gangguan elektrolitPenyulit:1. Gagal Ginjal Akut2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit3. Edema ParuInformed Consent:Perlu (Tertulis)Lama perawatan:1. Sampai syok teratasi2. 3 minggu sampai 1 bulanMasa pemulihan:Berbulan-bulanOut Put:1. Sembuh Total2. Kematian

D. KOMAKoma adalah gangguan kesadaran yang paling berat dan yang tidak dapat bereaksi terhadap sekitarnya atau dibangunkan dengan rangsangan nyeri yang kuat, yang masih tampak adalah refleks primitif saja, yang dapat disebabkan oleh beberapa keadaan :1. Lesi yang meliputi kedua belahan otak (proses metabolik atau trauma kapitis)2. Lesi yang mempengaruhi secara langsung/tidak langsung pada sistem ARAS3. (Ascending Reticular Activating System) di talamus, mesensefalon atau pons4. Lesi campuranDerajat Kesadaran:1. Letargi : Gangguan kesadaran minimal dengan berkurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Sering mengantuk, dan keadaan ini dapat disertai dengan kegelisahan, perhatian yang mudah beralih, lupa, tapi masih dapat berkomunikasi.2. Obtudansi : Gangguan kesadaran ringan-sedang disertai berkurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Komunikasi masih dapat dilangsungkan walaupun tidak sempurna3. Stupor : Gangguan kesadaran yang menyerupai tidur dalam dan hanya dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat berulang kali, komunikasi minimal atau tidak ada sama sekali.4. Koma : Gangguan kesadaran berat. Penderita tidur tanpa dapat dibangunkan, mata tertutup dan tidak ada gerakan spontan serta tidak ada komunikasi. Respons withdrawal masih ada bila diberi rangsangan nyeri.Diagnosis Banding:1. Vegetatif (Coma Vigil, Akinetic autism, Aphalic State)2. Sindroma Locked-inPemeriksaan Penunjang:1. Darah/Urin/Feces Lengkap, Analisa gas darah, Pemeriksaan LCS, Kultur darah2. Gula darah3. Fungsi hati, amonia, ureum, dan elektrolit4. Pemeriksaan penyaring keracunan terhadap urine, darah5. Pemeriksaan penyaring kualitatip metabolit urin (feriklorida, dinitrofenilhidrazin, natrium nitroprusid, asam amino, asam organik dll)6. EEG7. Foto kepala, Leher dan CT-Scan kepalaKonsultasi:1. Tergantung Penyebab2. Subbagian Endokrinologi,Nefrologi, Hepatologi dll3. Bedah SarafPerawatan:Rawat inap, sebaiknya di ICU.Terapi:1. Perbaiki jalan napas dan pertahankan sirkulasi2. Kurangi tekanan intrakranial3. Atasi kejang4. Berantas infeksi5. Perbaiki keseimbangan elektrolit6. Kendalikan suhu badan7. Berikan antidotum spesifik8. Tenangkan agitasiMenurunkan Tekanan Intrakranial :1. Memasang alat pemantau tekanan intrakranial yaitu kateter ventrikulaer atau subaraknoid2. Cairan dibatasi 2/3 kebutuhan3. Kepala penderita diangkat 300 untuk mempercepat venous return4. Diberikan obat-obat menurunkan tekanan intrakranial :a. Manitol (diuretik osmotik) dosis kecil 0,25gr/kgBB (dapat mengurangi tekanan intrakranial 4-6 jam) bila kurang berhasil dapat diberikan dosis sampai 1 gr/kgBB (larutan manitol 20% diberikan dalam 30 menit dan diulangisetiap 4-6 jam). Penggunaan manitol kurang disukai karena dapat menyebbabkan dehidrasi sel normal bilaterdapat kerusakan sawar darah otak. Efek manitol pendek dan dapat menyebabkan efek Rebound karenapeningkatan osmolalitas jaringan otak.b. Gliserol dapat diberikan secara oral 0,5-2,0 g/kgBB melalui sonde atau perinfus larutan 10% dengan 1g/kgBB dalam 30 menit.c. Diuretika yang efektif adalah furosemid 1 mg/kgBB dalam 30 menit setiap 3-6 jam. Furosemide tidak boleh diberikan pada keadaan edema serebri karene tumor dan abses (dosis 0,5 mg/kgBB).5. Hiperventilasi dengan ventilasi mekanik untuk menurunkan tekanan intrakranial (PCO2 : 23- 25 mmHgPenyulit:1. Pneumonia Ortostatik2. Dekubitus3. Gagal ginjal4. Ensefalitis5. Brain DeathInformed Consent:Perlu (Tertulis)Lama perawatan:1. Sampai penderita sadar betul2. 21 hari bila Meningitis BakterialMasa pemulihan:3 minggu sampai 1 bulanOut Put:Koma Non Traumatik:1. Sembuh Total 50%2. Cacat 20%3. Kematian 30%

E. DIARE DAN DEHIDRASIKriteria Diagnosis:1. Adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair da bertambahnya frekwensi berak dari biasanya ( 3x/hari)2. Diare akut diare yang berlangsung < 2 minggu3. Diare kronis diare yang berlangsung > 2 mingguFaktor Penyebab:1. Peradangan usus oleh agen penyebab: bakteri, virus, parasit, jamur2. Keracunan makanan atau minuman baik yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia3. Kekurangan gizi yaitu kekurangan energi protein4. Intoleransi terhadap laktosa susu, atau karena alergi susu sapi5. Imunodefisiensi6. Faktor lain seperti kurangya penyediaan air bersih, kurangnya fasilitas sanitasi dan higiene7. perorangan, pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai8. Faktor musim dan geografi daerahPemeriksaan Penunjang :1. Tinja mikroskopis, parasit dan jamur2. Biakan Tinja dan tes sensitivitas3. Darah tepi rutin4. Elektrolit , AGD, KGD sesuai keadaanDerajat Dehidarasi:1. Dehidarsi Ringan : kehilangan berat badan 2-5%2. Dehidrasi Sedang : kehilangan berat badan 6-9%3. Dehidrasi Berat : kehilangan berat badan 10%Penilaian Derajat Dehidrasi :

Terapi :Rencana Pengobatan A (Diare Tanpa Dehidrasi)a. Terangkan ketiga cara untuk pengobatan diare di rumah 1. Beri anak lebih banyak cairan daripada biasa untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang cocok termasuk:a) Cairan yang dianjurkan untuk digunakan di rumah atau makanan cair seperti sup atau air tajinb) ASI atau makanan yang terbuat dari susu yang diencerkan dengan jumlah 2 kali lebih banyak dari biasa2. Beri anak makan :a) Makanan yang baru dibuat. Makanan yang dianjurkan adalah campuran padi-padian dengan daging, susu dan ikan. Tambahkan beberapa tetes minyak atau lemak kedalam makanan bila mungkin.b) Beri sari buah segar atau pisang untuk menambah kaliumc) Bujuk anak agar makan sebanyak mungkind) Masak atau hancurkan/cincang makanan dengan baik agar lebih mudah dicernae) Setelah diare berhenti, beri tambahan makan 1 kali sehari selama seminggu atau sampai anak mencapai berat badan normal kembali.3. Bawa anak kembali ke Rumah sakit, bila anak menderita sebagai berikut:a) Buang air besar cair meningkat lebih banyak/beberapa kalib) Sangat kurusc) Mata menjadi cekungd) Demame) Tidak mau makan atau minum seperti biasanyaf) Kelihatannya tidak bertambah baik

b. Ajari Ibu bagaimana menggunakan larutan oralit/pedyalit di rumah bila :1. Ibu tidak dapat kembali sedangkan diarenya bertambah berat. Kebijakan Nasional untuk memberi oralit kepada semua anak yang datang ke pusat kesehatan untuk pengobatan diare atau anaknya sudah mendapatkan rencana pengobatan B, untuk mencegah dehidrasi kembali.2. Perlihatkan kepada Ibu bagaimana mencampur dan memberikan oralit3. Perlihatkan kepada Ibu berapa banyak yang harus diberikan :50 100 ml (1/4 . gelas besar/200 ml) larutan oralit setiap BAB cair untuk anak < 2 tahun100 200 ml (1/2 1 gelas besar/200 ml) larutan oralit setiap BAB cair untuk anak > 2 tahun4. Katakan kepada ibu bila anak muntah, tunggu 10 menit kemudian teruskan memberikan larutan oralit tetapi lebih lambat, sesendok makan tiap 2-3 menit.5. Berikan ibu beberapa bungkus oralit yang cukup untuk 2 hari.6. Ingatkan Ibu, selain anak diberikan oralit, anak juga harus terus tetap diberikan ASI atau makanan dan susu yang diencerkan, dan harus diberi makan seperti yang diberikan sebelum sakit (sesuai kebutuhan dan umur anak).7. Ingatkan Ibu, makanan encer atau gula garam tidak boleh diberikan sebagai campuran oralit.c. Terangkan bagaimana Ibu dapat mencegah diare dengan :1. Memberi ASI saja selama usia 4-6 bulan pertama dan terus memberikan ASI untuk paling kurang usia 1 tahun pertama.2. Memberikan makanan sapihan yang yang bersih dan bergizi pada umur 4 6 bulan3. Semua anggota keluarga harus selalu mencuci tangannya dengan sabun dan air setelah buang air besar, sebelum makan, atau sebelum menyiapkan makanan4. Buanglah air besar di jamban/WC5. Membuang/membersihkan dengan cepat tinja anak kecil ke jamban/WC

Rencana Pengobatan B (Dehidrasi Ringan Sedang) 1. jumlah larutan oralit yang harus diberikan pada 3 jam pertama :

Anjurkan Ibu untuk terus memberikan ASI. Bila penderita mau oralit berikan lagi.Bila mata penderita menjadi bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan cairan yang lain. 2. Bila diare masih berlangsung gunakan oralit kembali setelah bengkaknya hilang. Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian teruskan pemberian oralit tetapi ebih perlahan. 2. Bila anak dirawat untuk rehidrasi: a. Tunjukkan kepada Ibu banyaknya larutan yang harus diberikan pada anakb. Tunjukkan cara memberikannya, sesendok makan tiap 1-2 menit c. Periksa berulang kali apakah ada penyakit lain 3. Setelah 3 jam periksa anak kembali dengan meggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana pengobatan yang cocok. Bila akan diteruskan dengan rencana pengobatan B, suruh Ibu memberi makanan sedikit-sedikit. Bila anak dibawah umur 12 bulan suruh ibu untuk terus memberikan ASI, atau bila anak tidak disusui, berikan 100-200 ml air minum sebelum memberikan oralit. 4. Bila anak rawat jalan sebelum rencana pengobatan B : a. Berikan Ibu bungkusan oralit yang cukup untuk 2 hari dan perlihatkan cara menyiapkan larutan b. Tunjukkan banyaknya oralit yang harus diberikan selama pengobatan 3 jam di rumah c. Beritahu Ibu untuk memberikan sebanyak mungkin oralit dan cairan lain setelah 3 jam pengobatan pertama selesai d. Beritahu Ibu untuk memberikan makan anak sedikit-sedikit tiap 3-4 jam e. Beritahu Ibu untuk membawa anak kembali ke Rumah Sakit/Pusat kesehatan, bila anak menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: (tiga) tanda dehidrasi: BAB sering kali Sangat haus Mata cekung Demam Makan dan minum tidak seperti biasa Tampak tidak membaik5. Bila pemberian minum oral tidak/sulit dilakukan, anak dirawat inap dan dapat diberikan cairan RL/Asering 10 ml/KgBB/jam selama 6 jam, sambil monitor kekerapan BAB dan motivasi keluarga untuk berusaha memberikan oralit/pedyalit setiap BAB cair pada periode 6 jam tersebut. Setelah 6 jam, telah terehidarasi cairan diganti dengan cairan rumatan,dan pemberian oralit diteruskan seperti di atas.

Rencana Pengobatan C (Dehidrasi Berat) 1. Bila penderita mengalami dehidrasi berat defisit cairan diperkirakan 10% dari berat badannya. Ini juga dapat dinyatakan sebagai 100 ml/KgBB banyaknya dan kecepatan cairan yang diberikan dalam 3 jam pertama.2. Anak 1 tahun harus diberikan 100 ml/ Kg BB dalam 3 jam pertama. Bila penderita dalam keadaan syok, cairan intravena harus diberikan secepatnya sampai denyut nadi teraba atau sebanyak setengah jumlah cairan yang harus diberikan dalam 1 jam. 3. Untuk bayi < 1 tahun, cairan harus diberikan lebih lambat, mulai dengan kecepatan 30 ml/KgBB dalam 1 jam pertama lalu 20 ml/KgBB dalam 2 jam berikut atau 70 ml/KgBB dalam 3 jam pertama. Setelah itu sisanya 30ml/KgBB harus diberikan oral dengan oralit bila bayi itu dapat diberi minum oralit dan atau ASI. 4. Terapi rehidrasi awal dan pemberian cairan yang sudah dihitung harus dipenuhi dalam waktu 3jam untuk anak diatas usia 5 tahun, dan dalam waktu 4-6 jam untuk bayi dan balita. 5. Jumlah cairan dan kecepatan pemberian cairan yang dicantumkan diatas adalah rata-rata, berdasarkan kebutuhan biasa. Jumlah ini harus ditambah bila tidak cukup atau dikurangi bila rehidrasi sudah tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan. Overhidrasi terjadi dengan ditandai oleh bengkak di sekitar mata, payah jantung kongesti ataupun edema paru. 6. Cairan yang dipakai adalah cairan RL / Aschering. Bila tidak tersedia, dapat dipakai larutan setengah Darrow atau NaCl 0,45% dalam Dektrose 5%.

Petunjuk Pengobatan Rehidrasi Pada Dehidrasi Berat: 1. Apabila dalam1-2 jam masih ada tanda-tanda dehidrasi berat dapat diberi ciran30 ml/KgBB/1 jam. Jika penderita sudah sapat minum diberikan oralit 5 ml/KgBB/jam atau dapat dilakukan rehidrasi sebagai berikut:a. < 12 bulan : 30 ml/KgBB/1 jam IV, kemudian 40 ml/kgBB/2jam, setelah itu dilanjutkan dengan 30ml/kgBB/3jam secara oralb. 12 bulan : 100 ml/KgBB/3 jam IV, mula-mula diberikan secepat mungkin sampai nadi mulai teraba.c. Bila tidak ada fasilitas untuk pemberian cairan IV, maka dapat diberi cairan melalui pipa nasogastrik sebanyak 10 ml/KgBB/jam selama 6 jam (total 120 ml/KgBB)d. Bila tidak ada pipa nasogastrik dan penderita masih bisa minum maka dibaerikan cairan oralit sebanyak 10ml/kgBB/jam selama 6 jam.2. Semua penderita dehidrasi berat harus diikuti dari dekat oleh petugas kesehatan. 3. Pengobatan harus dinilai setelah 1 jam dan kemudian setelah 2-3 jambila penderita masih gawat 4. Pada saat penilaian, kecepatan pemberian tetesanharus dipercepat atau diperlambat dan jumlah cairan yang diperlukan dihitung kembali bergantung pada perubahan dan tanda- tanda dehidrasi yang dilihat pada penderita dan aspek lain keadaan penderita. 5. Secara khusus diperhatikan : a. Volume dan kekerapan BAB b. Kekerapan dan banyaknya muntah c. Tanda-tanda dehidrasi d. Apakah cairan rehidrasi (oral atau IV) sudah cukup diberikan

F. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Kriteria Diagnosis 1. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ditandai dengan demam 2-7 hari, perdarahan dan dapat disertai syok 2. Diagnosis sesuai patokan WHO : a. Patokan Klinik : 1) Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari 2) Manifestasi perdarahan : Manipulasi : dengan uji torniquet positip spontan: petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena Pembesaran hati Syok : tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg, atau tekanan nadi 20 mmHg disertai gejala dan tanda klinik syokyang lain yaitu berupa kulit teraba dingain dan lembab terutama pada ujung jari tangan, kaki dan ujung hidung, gelisah sianosis pada kuku /sekitar mulut b. Patokan Laboratorik : 1) Trombositopenia (100.000/mm3) 2) Hemokonsentrasi: meningkatnya hematokrit atau hemoglobin sebanyak20% dibandingkan dengan nilai pada masa konvalesen atau nilai rata-rata di daerah tersebut.3. Untuk diagnosis bila dijumpai 2 patokan laboratorik ditambah minimal 2 patokan klinik, dengan salah satu diantaranya adalah panas.4. Derajat penyakit menurut WHO :a. Derajat I: demam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tournique positipb. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg, hipotensi (tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg) disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah d. Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak dapat dirabadan tekanan darah yang tidak dapat diukur, tanpa atau disertai sianosis dan sidosis 5. Derajat III dan IV disebut Denque Shock Syndrome (DSS) Diagnosis Banding: Pada awal perjalan penyakit mencakup : a. Infeksi bakteri, virus protozoa: demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, leptospirosis dan malaria b. Perdarahan seperti petekie dan ekimosis ditemukan pada beberapa infeksi seperti : sepsis, meningitis, meningokokus c. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) d. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia atau anemia aplastik

Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah Rutin 2. Denque Rapid Test (IgM dan IgG)/Denque Blood Test 3. HI Test 4. KGD, Elektrolit, AGD terutama pada penderita DSS sesuai keadaan 5. Cross match, persiapan untuk sewaktu-waktu transfusi pada semua kasus DSS

Perawatan: 1. Pada derajat I dapat dirawat jalan: istirahat, antipiretik (parasetamol) / kompres, dan usahakan makan minum sebanyak-banyaknya (minimal 4-6 gelas per hari) berupa susu, sirup/jus buah, oralit, kaldu. Dinasihatkan untuk kontrol tiap hari selama masih demam. 2. Derajat I disertai muntah/anak sulit makan/minum dianjurkan rawat inap 3. Rawat Inap untuk semua kasus derajat II - IV Terapi : 1. Derajat I dan IIa. Apabila penderita sulit minum, sering muntah IVFD dengan KAEN 3A/3B, 4A/4B, atau NaCl 0,9%:D5% = 1 : 1 (sesuaikan dengan kebutuhan) dengan tetesan rumatan b. Pantau Hb, hematokrit dan trombosit tiap 6-12 jam atau tiap 3-4 jam. c. Berikan antibiotika sesuai, bila dipertimbangkan ada kemungkinan infeksi lain d. Diet lunak/padat dengan kalori sesuai kebutuhan e. Bila hematokrit cenderung meningkat dan tombosit menurun cairan diganti dengan RL atau Asering 6-7 ml/KgBB/jam f. Bila keadaan umum membaik, anak tenang, makan minum (+), tekakan nadi kuat, tekanan darah stabil dan diuresis cukup, hematokrit turun minimal pada 2x pemeriksaan berturut-turut, tetesan cairan diturunkan 5 ml/KgBB/jam Bila selanjutnya tetap stabil, tetesan dikurangi menjadi 3 ml/KgBB/jam dan bila baik terus, IVFD dihentikan dalam waktu 24 - 48 jam g. Penderita dipulangkan bila keadaan umum membaik, anak tenang, makan minum (+), tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil dan diuresis cukup, demam (-) 48 jam berturutan.

2. Derajat III dan IV : Lihat bagan penatalaksanaan DBD derajat III dan IV

Penyulit : 1. Syok ireversibel dan Gagal Ginjal Akut 2. Ensefalopati dengue 3. Edema paru

Informed Consent : Perlu (tertulis)

Lama perawatan : Tanpa komplikasi 5 - 7 hari

Masa Pemulihan : 1-2 minggu

Out Put : 1. Sembuh Total 2. Kematian

G. MORBILLI (CAMPAK) Kriteria Diagnosis 1. Penyakit infeksi virus akut yang sangat menular, ditandai oleh gejala klinis khas yang terdiri dari 3 stadium yang masing-masing mempunyai ciri khas. 2. Stadium prodromal berlangsung 3-5 hari dimulai dengan peradangan pada selaput lendir hidung, mulut,mata, tenggorokan dan saluran pencernaan sehingga terjadi gejala panas, batuk, pilek, mata merah, bercak Koplik dan diare. 3. Stadium erupsi berlangsung 2-3 hari, terjadi peningkatan suhu tubuh, batuk pilek makin hebat, timbul ruam makulopapulous eritmatous mulai di kulit leher perbatasan rambut dan kulit belakang telinga, menyebar ke dahi, muka, leher, dada, tubuh dan ke ekstremitas. 4. Stadium penyembuhan suhu tubuh menurun,gejala klinis berkurang, ruam menghitam sampai bisa mengelupas. 5. Mual, muntah-muntah, mulut terasa pahit, diare, dehidrasi, kencing warna merah tua. 6. Gangguan kesadaran apatis sampai koma, bingung dan kacau. 7. Pembesaran limpa dan hati, anemia.

Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah Rutin, tidak khas lekopenia 2. Sitologik ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa dan hidung 3. Serologis didapatkan IgM spesifik 4. KGD, AGD, Elektrolit, bila ada komplikasi sesuai keadaan

Perawatan: 1. Rawat Jalan bila campak ringan, dan tanpa penyulit 2. Rawat inap, atas indikasi :

Penyulit 1. Laringitis akut 2. Otitis Media 3. Enteritis dengan dehidrasi 4. Bronkopneumonia 5. Kejang Demam 6. Ensefalitis 7. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)

Informed Consent : Perlu (tertulis), bila dirawat

Lama perawatan : Tanpa komplikasi 5-7 hari

Masa Pemulihan : 2 minggu, tanpa komplikasi

Out Put : 1. Sembuh Total 2. Gejala gangguan tingkah laku/intelektual progresif di kemudian hari bila terjadi SSPE 3. Kematian

H. AS M A Kriteria Diagnosis: 1. Batuk, sesak napas berulang, riwyat atopi sendiri / keluarga 2. Napas berbunyi (mengi) berulang, retraksi, hipersonor 3. Ekspirasi memanjang / wheezing 4. PFR dan FEV menurun Diagnosis Banding: 1. Bronkiolitis (pada anak berumur kurang dari 2 tahun) 2. Korpus alienum di saluran napas (pada anak kecil) atau kelenjar thymus yang menekan trakea 3. Penyakit Paru Kronik (Fibrosis kistik, bronkiektasi) 4. Laringotrakeobronkitis 5. Kompresi trakeobronkial 6. Asma Kardial 7. Kelainan trakea dan bronkus (Trakeobronkomalasi/stenosis bronkus) Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah rutin/eosinofil total 2. Foto toraks 3. Uji Faal Paru4. Mantoux Test 5. Uji Kulit Alergi dan Imunologi 6. AGD (bila perlu) 7. EKG Perawatan: Rawat Inap pada kasus sedang dan berat Terapi : 1. Asma serangan ringan berikan salah satu obat : a. Teofilin 3-4 mg/kgBB/kali oral, tiap 6-8 jam b. Salbutamol 0,08-0,12 mg/kgBB/kali c. Terbutalin 0,05-0,075 mg/kgBB/kali d. Metaproterenol 0,3 mg/kgBB/kali 2. Asma serangan sedang - berat, inhalasi atau nebulizer golongan bronkodilator Untuk inhalasi: 1- 2 semprotan, tiap 4 - 6 jam Untuk Nebulizer : Salbutamol 0,5 %: 0,01 - 0,03 ml/kgBB (maksimum 1 ml) Terbutalin 1 %: 0,03 ml/kgBB (maksimum 1 ml)Metaproterenol 5 %: 0,005 - 0,01 ml/kgBB (maksimum 0,9 ml) Feneterol 0,1%: 5 tetes, bila 0,5% : 2 tetes Dapat ditambahkan Bromhexin 1 ml dan NaCl 0,9% 1,5 ml.Jika tidak ada nebulizer / tidak bisa inhalasi dapat diberikan adrenalin 1/1000 : 0,01 ml/kgBB, maksimum 0,35 ml SC, diberikan selang 20-30 menit, 2-3 kali

3. Status Asmatikus:a. Inhalasi atau nebulizer bronkodilator b. Oksigen 1-2 liter/menit (melalui nasoorofaring atau masker) c. Infus ( untuk mengoreksi kekentalan cairan dan gangguan asam basa elektrolit) d. Posisi setengah duduk e. Kortikosteroid : Deksametason, inisial 0,3 mg/kgBB,IV dilanjutkan 0,3 mg/kgBB/haridibagi 3 dosis Teofilin :1. Awal : Bila dalam 6-8 jam terakhir tidak mendapat teofilin, berikan 5-7 mg/kgBB dalam larutan NaCl/Dektrose 10% 1:3 + KCl 5 mEq/500 ml dalam 15 - 20 menit. Bila telah mendapat teofilin dalam 6-8 jam terakhir, periksa kadar teofilin dalam darah (kadar terapeutik 10 - 20 mg/ml) atau diberikan dengan dosis yang diturunkan menjadi 3-4 mg/kgBB. 2. Pemeliharaan: Teofilin per drip (3-4 mg/kgBB setiap 6-8 jam) pantau tanda-tanda keracunan teofilin f. Postural drainage / chest clapping g. Mukolitik (kalau perlu dapat diberikan) h. Bila tidak dapat diatasi rawat ICU

Penyulit : 1. Emfisema 2. Pneumotoraks 3. Atelektasis 4. Bronkiektasi 5. Gagal Napas 6. Gagal jantung

Informed Consent : Perlu (tertulis)

Lama perawatan : Bervariasi bergantung derajat penyakit

Masa Pemulihan : 80% sembuh / menghilang

Out Put : 1. Sembuh total 2. Kemungkinan serangan di kemudian hari 3. Kematian

I. PNEUMONIA Kriteria Diagnosis: Bronkopneumonia: 1. Panas, sesak napas, batuk , takipnu, takikardia 2. Retraksi interkostal, chest indrawing3. Ronki basah halus/sedang nyaring 4. Bercak berawan dengan batas tidak jelas pada foto toraks Pneumonia Lobaris: 1. Anak lebih suka tidur pada sisi yang terkena 2. Pergerakan toraks berkurang pada sisi yang terkena 3. Perkusi redup 4. Fremitus meningkat 5. Suara pernapasan subbronkial sampai bronkial 6. Ronki basah halus / krepitasi 7. Perselubungan homogen dengan batas sesuai dengan lobus paru Diagnosis Banding: 1. Bronkiolitis 2. Aspirasi benda asing 3. Empiema 4. Abses paru 5. Gagal jantung 6. TBC endotrakeal + infeksi sekunder 7. Meningitis 8. Apendisitis Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah tepi / kultur darah 2. AGD 3. Foto toraks 4. Tes Mantoux Perawatan: Rawat Inap kalau berat Terapi : 1. Tirah baring (posisi setengah duduk bila sesak sekali) 2. Oksigen (bila gelisah/sesak sekali) 3. Infus/Cairan: NaCL/Dextrose, KAEN(sesuaikan umur), dengan jumlah pemberian = Kebutuhan+kenaikan suhu, dibagi rata dalam 24 jam. Jika dehidrasi 4 jam pertam: kebutuhan, 20 jam berikutnya sisanya4. Antibiotika:a. Sesuai uji sensitivitasb. Bila belum ada hasil uji sensitivitas berikan :c. Neonatus: Ampisilin + Gentamisin IVd. Anak: Ampisilin + Kloramfenikole. Bisa juga diberikan golongan sefalosporin f. Jika alergi dengan Golongan Penisilin berikan Eritromisin g. Ulangi foto toraks untuk kontorl hasil pengobatan

5. Postural Drainage / fisioterapi ( 1-2 hari setelah panas turun) Penyulit : 1. Empiema 2. Meningitis, Perikarditis, Osteomielitis (jarang) Informed Consent : Perlu (tertulis)

Lama perawatan : 7 - 14 hari (peyebab stafilokok : 3- 4 minggu)

Masa Pemulihan : 2 -3 minggu Out Put : Sembuh total, bila tanpa komplikasi