standar pembiayaan pendidikan - … · web viewuas ujian akhir sekolah uks unit kesehatan sekolah...

31
STANDAR BIAYA PENDIDIKAN BIAYA OPERASI SEKOLAH DASAR

Upload: ledien

Post on 05-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

STANDAR BIAYA PENDIDIKANBIAYA OPERASI

SEKOLAH DASAR

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKANJAKARTA

19 Desember 2006

Page 2: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Kata Pengantar

Konstitusi amandemen UUD l945 mengamanatkan bahwa pemerintah mempunyai kewajiban mengalokasikan biaya pendidikan sebesar 20% dari APBN dan 20% dari APBD selain gaji guru agar mutu dan pemerataan pendidikan dapat lebih ditingkatkan. Upaya peningkatan mutu dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah memerlukan adanya standar nasional bidang pendidikan. Untuk itu pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. l9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan pengaturan standar nasional pendidikan sekaligus merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pelaksanaan PP No. 19 Tahun 2005 membawa implikasi terhadap perlunya disusun standar pembiayaan yang meliputi standarisasi komponen biaya pendidikan yang meliputi biaya operasional, biaya investasi dan biaya personal. Selanjutnya dinyatakan bahwa standar biaya-biaya satuan pendidikan ini ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Standar pembiayaan pendidikan ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di setiap Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertaman (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh Indonesia.

Naskah ini memberikan uraian tentang konsep dan metodologi perhitungan biaya operasi pendidikan, serta hasil perhitungan berbasiskan data tahun 2006 bagi SD seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Hasil perhitungan ini disiapkan sebagai dasar bagi perhitungan standar pembiayaan operasi SD tahun 2007.

ii

Page 3: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Daftar Isi

halaman

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Daftar Singkatan iv

1. Landasan Hukum 1

2. Konsep Pembiayaan Pendidikan 42.1 Sistem Pembiayaan Pendidikan 42.2 Pendekatan Kecukupan 6

3. Metodologi dan Teknik Perhitungan Standar Biaya Operasi 73.1 Model Dasar Perhitungan Standar Biaya Operasi 73.2 Data dan Sumber Data 73.3 Komponen Perhitungan Standar Biaya Operasi 9

3.3.1 Biaya Pegawai 103.3.2 Biaya Bukan-Pegawai 11

4 Asumsi-asumsi Perhitungan Standar Biaya Operasi Sekolah Dasar 13

Lampiran-LampiranLampiran 1: Biaya Operasi Sekolah Dasar per Tahun – Standar DKI (6 rombel)Lampiran 2: Standar Biaya Operasi Pendidikan Sekolah Dasar per Murid

Per Tahun, Kabupaten/Kota dan RombelLampiran 3: Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota

iii

Page 4: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Daftar Singkatan

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN Anggaran Pendapatan dan Belanja NasionalATS Alat Tulis SekolahBOS Bantuan Operasional Sekolah/SiswaDAK Dana Alokasi KhususDASK Dokumen Anggaran Satuan KerjaDepdiknas Departemen Pendidikan NasionalIKK Indeks Kemahalan KonstruksiIPM Indeks Pembangunan ManusiaMAK Madrasah Aliyah KejuruanMTs Madrasah TsanawiyahPMR Palang Merah RemajaPP Peraturan PemerintahRA Radhyatul AtfalRombel Rombongan belajarSAB Standar Analisa BiayaSD Sekolah DasarSDLB Sekolah Dasar Luar BiasaSisdiknas Sistem Pendidikan NasionalSMA Sekolah Menengah AtasSMALB Sekolah Menengah Atas Luar BiasaSMK Sekolah Menengah KejuruanSMP Sekolah Menengah PertamaSMPLB Sekolah Menengah Pertama Luar BiasaSNP Standar Nasional PendidikanSPM Standar Pelayanan MinimalTK Taman Kanak-kanakTKK Tingkat Kemahalan Harga KonstruksiUAS Ujian Akhir SekolahUKS Unit Kesehatan SekolahUU Undang-undangUUD Undang-undang Dasar

iv

Page 5: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

BAB 1Landasan Hukum

Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lebih lanjut telah mengatur beberapa pasal yang menjelaskan pendanaan pendidikan yaitu pada Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun. Lebih lanjut pada Pasal 12, Ayat (1) disebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Di samping itu disebutkan pula bahwa setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2) dan Ayat (3) diatur lebih lanjut dengan PP. Pendanaan Pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pengelolaan dana pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

1

Page 6: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat adalah dengan berperan serta dalam pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik diatur dengan PP

Pada Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu standar pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur komponen dan besarnya “biaya operasi” satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pada Pasal 62 mencakup “biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal”. Pada Bab IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa:

(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.

(2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

(4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji.b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, danc. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

(5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP

2

Page 7: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Sebelum PP tentang standar pembiayaan pendidikan ini dikeluarkan, telah ada SK Mendiknas tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan (SPM) yaitu Kepmendiknas No.053/U/2001 yang menyatakan bahwa SPM bidang pendidikan adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan atau acuan bagi penyelenggaraan pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota sebagai daerah otonom. Penyusunan SPM bidang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu kepada PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom mengisyaratkan adanya hak dan kewenangan Pemerintah Pusat untuk membuat kebijakan tentang perencanaan nasional dan standarisasi nasional.

Dalam rangka penyusunan standarisasi nasional itulah, Mendiknas telah menerbitkan Keputusan No.053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang SPM yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sekaligus ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai di tingkat sekolah.

Kepmendiknas No. 129/U/2004 merupakan hasil revisi dari kepmen

sebelumnya sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam sistem dan manajemen pendidikan nasional. Pada kepmen ini pendidikan nonformal, kepemudaan, olahraga, dan Pendidikan Usia Dini lebih ditonjolkan. Pendidikan nonformal seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan SD, SMP, SMA, pendidikan ketrampilan dan bermata pencaharian, kelompok bermain, pendidikan kepemudaan dan olahraga secara ekplisit telah ditentukan standar pelayanan untuk masing-masing SPM.

Karena standar pembiayaan juga mencakup kebutuhan atas buku teks pelajaran, maka perlu diperhatikan Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran yaitu Pasal 7: satuan pendidikan menetapkan masa pakai buku teks pelajaran paling sedikit 5 tahun dan buku teks pelajaran tidak dipakai lagi oleh satuan pendidikan apabila ada perubahan standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran dinyatakan tidak layak lagi oleh Menteri. Pada Pasal 8 ditegaskan bahwa: guru dapat menganjurkan kepada peserta didik yang mampu untuk memiliki buku teks pelajaran; anjuran sebagaimana dimaksud bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan; untuk memiliki buku teks pelajaran, peserta didik atau orangtua/walinya membelinya di pasar; untuk membantu peserta didik yang tidak mampu memiliki akses ke buku teks pelajaran, satuan pendidikan wajib menyediakan paling sedikit 10 (sepuluh) eksemplar buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada setiap kelas, untuk dijadikan koleksi perpustakaannya

3

Page 8: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

BAB 2Konsep Pembiayaan Pendidikan

2.1 Sistem Pembiayaan Pendidikan

Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah. Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara. Untuk mengetahui apakah sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan dengan cara: i) menghitung berbagai proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat buta huruf; ii) distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai kewajiban pemerintah pusat mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan dengan sektor lainnya.

Setiap keputusan dalam masalah pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung sistem pembiayaan pendidikan. Tanggungjawab pemerintah dalam pembiayaan pendidikan termasuk untuk pendidikan kejuruan dan bantuan terhadap murid. Hal itu perlu dilihat dari faktor kebutuhan dan ketersediaan pendidikan, tanggungjawab orang tua dalam menyekolahkan vs social benefit secara luas, pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan.

Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekolah ini berkaitan dengan bidang politik pendidikan dan program pembiayaan pemerintah serta administrasi sekolah. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembiayaan sekolah, yakni school revenues, school expenditures, capital dan current cost. Dalam pembiayaan sekolah tidak ada pendekatan tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan semua sekolah karena kondisi tiap sekolah berbeda.

Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan

4

Page 9: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

kebijakan yang berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa melihat konsekuensinya terhadap pembiayaan pendidikan, yakni:

Keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan

Keputusan tentang bagaimana mereka akan dididik Keputusan tentang siapa yang akan membayar biaya pendidikan Keputusan tentang sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk

mendukung pembiayaan sekolah

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, ada dua hal pokok yang harus dapat dijawab, yakni: i) bagaimana sumber daya akan diperoleh, ii) bagaimana sumber daya akan dialokasikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan/tipe sekolah/kondisi daerah yang berbeda. Terdapat dua kriteria untuk menganalisis setiap hal tersebut, yakni, i) efisiensi yang terkait dengan keberadaan sumber daya yang dapat memaksimalkan kesejahteraan masyarakat dan ii) keadilan yang terkait dengan benefits dan costs yang seimbang.

Menurut J. Wiseman (1987) terdapat tiga aspek yang perlu dikaji dalam melihat apakah pemerintahan perlu terlibat dalam masalah pembiayaan pendidikan:

Kebutuhan dan ketersediaan pendidikan terkait dengan sektor pendidikan dapat dianggap sebagai salah satu alat perdagangan dan kebutuhan akan investasi dalam sumberdaya manusia/human capital

Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk memilih menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak pada social benefit secara keseluruhan

Pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan

Dalam hal pendidikan kejuruan dan industri, M. Woodhall (1987) menjelaskan bahwa di masa lalu pembiayaan pendidikan jenis ini ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan memberi subsidi kepada para pekerjanya sendiri. Sekarang peran pemerintah semakin besar dalam pembiayaan ini. Hal itu disebabkan adanya kepentingan ekonomi. Artinya kebijakan ketenagakerjaan, diharapkan dapat meningkatkan kepentingan untuk membagi biaya dan manfaat dari pendidikan ini dengan adil.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan kejuruan ini adalah: Peran pemerintah dalam membiayai jenis pendidikan ini Perbedaan antara jenis training yang umum dan spesifik Pilihan antara training yang on dan off the job Keseimbangan antara pembiayaan dari pemerintah dan sektor swasta di

pendidikan ini Pentingnya praktek kerja sebagai kelanjutan dari jenis pendidikan ini Pembayaran kompensasi selama mengikuti pendidikan ini Sumber daya yang dialokasikan untuk jenis pendidikan ini

5

Page 10: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

2.2 Pendekatan Kecukupan (Adequacy Approach)

Pengukuran biaya pendidikan seringkali menitikberatkan kepada ketersediaan dana yang ada namun secara bersamaan seringkali mengabaikan adanya standar minimal untuk melakukan pelayanan pendidikan. Konsep pendekatan kecukupan menjadi penting karena memasukkan berbagai standar kualitas dalam perhitungan pembiayaan pendidikan. Sehingga berdasarkan berbagai tingkat kualitas pelayanan pendidikan tersebut dapat ditunjukkan adanya variasi biaya pendidikan yang cukup ideal untuk mencapai standar kualitas tersebut. Analisis kecukupan biaya pendidikan ini telah digunakan di beberapa negara bagian Amerika Serikat untuk mengalokasikan dana pendidikan. Berbagai studi di Indonesia telah pula mencoba memperhitungkan biaya pendidikan berdasarkan standar kecukupan.

Perhitungan biaya pendidikan berdasarkan pendekatan kecukupan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:

Besar kecilnya sebuah institusi pendidikan Jumlah siswa Tingkat gaji guru (karena bidang pendidikan dianggap sebagai highly labour

intensive) Rasio siswa dibandingkan jumlah guru Kualifikasi guru Tingkat pertumbuhan populasi penduduk (khususnya di negara berkembang) Perubahan dari pendapatan (revenue theory of cost)

6

Page 11: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

BAB 3Metodologi dan Teknik Perhitungan Standar Biaya Operasi

3.1 Model Dasar Perhitungan Standar Biaya Operasi

Untuk menghitung berapa kebutuhan pembiayaan operasional pendidikan dalam pencapaian SPM pendidikan yang berkualitas diperlukan tools Standar Analisa Biaya (SAB), dan dihitung dengan pernyataan sebagai berikut:

(1)

di mana: TCa = biaya keseluruhan (Rp) per sekolah per tahun,

pada jenjang tertentu (SD, SMP, atau SMA) di kabupaten/kota afi,j = frekuensi item ke-i dan ke-j per tahunqi,j = kuantitas item ke-i dan ke-j per tahunni,j = per satuan item ke-i dan ke-jpi,j = harga item ke-i dan ke-j (Rp)m = jumlah item biaya pegawain = jumlah item komponen bukan-pegawaiha = indeks kemahalan pendidikan di kabupaten/kota a

Perlu dicatat bahwa ha menyatakan indeks kemahalan daerah untuk 434 kabupaten/kota di Indonesia, dan ha = 1 untuk DKI Jakarta yang dalam studi ini digunakan sebagai benchmark. Nilai ha diproksi dengan indeks kemahalan konstruksi yang didapat dari studi oleh Depkeu dan BPS, yang dalam hal ini telah diadaptasikan dengan memperhitungkan faktor transportasi, dan didapat rentang nilai ha sebagai berikut: 0,91 ≤ ha ≤ 3,7.

Dengan demikian, perhitungan standar biaya operasi dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: (i) biaya pegawai [suku pertama ruas kanan persamaan (1)]; (ii) biaya bukan-pegawai [suku kedua ruas kanan persamaan (1)]. Pada masing-masing kelompok, ditentukan lebih dahulu dan sedapat mungkin berdasarkan data yang tersedia (sekunder dari BPS dan berbagai laporan studi terkait) maupun data yang dikumpulkan dari studi lapangan. Selanjutnya, biaya satuan per siswa per tahun untuk setiap kabupaten/kota dapat ditentukan sebagai berikut:

7

Page 12: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

(2)

di mana:UCa = Biaya satuan (Rp) per siswa per tahun,

pada jenjang tertentu (SD, SMP, atau SMA) di kabupatem/kota a x1 = Jumlah siswa per rombel pada jenjang tertentu (SD, SMP, atau SMA)x2 = Jumlah rombel di sekolah

Berbagai angka yang diasumsikan dalam perhitungan untuk jenjang pendidikan SD dijelaskan pada Bab 4.

3.2 Data dan Sumber Data

Data dikumpulkan berdasarkan laporan keuangan maupun standar biaya dari beberapa daerah terpilih. Tim Pembiayaan BSNP melakukan kunjungan lapangan ke 12 provinsi dan 27 kabupaten/kota seperti ditampilkan dalam Tabel 3.1 Pemilihan daerah survei berdasarkan purposive sampling, disebabkan kondisi daerah yang sangat bervariasi, waktu dan tenaga yang terbatas. Akurasi data biaya pendidikan sangat diperlukan dalam penentuan standar pembiayaan pendidikan. Studi maupun data yang lebih menyeluruh dan rinci mengenai satuan biaya berdasarkan kualitas barang dan jasa di masa yang akan datang sangat diperlukan untuk merevisi standar pembiayaan pendidikan.

Berdasarkan Studi Lapangan, Tim mengumpulkan antara lain Standar Harga Barang dan Jasa yang berlaku di tingkat kabupaten/kota, Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) untuk Bidang Pendidikan dan beberapa contoh Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah dari tingkat dasar dan menengah. Terdapat variasi yang besar antara daerah yang memiliki Standar Harga secara lengkap (misal DKI Jakarta) dan daerah yang hanya memiliki Standar Harga secara terbatas (misal Papua). Oleh karena itu DKI Jakarta dipakai sebagai dasar perhitungan standar pembiayaan pendidikan. Perhitungan standar pembiayaan pendidikan untuk daerah lain dilakukan dengan mengalikan data standar pembiayaan pendidikan untuk DKI Jakarta dengan Indeks Kemahalan Pendidikan antar Daerah.

Tabel 3.1Daftar Kunjungan Lapangan ke Kabupaten/Kota

Mei, 2006Propinsi Kabupaten KotaDKI JakartaJawa Barat Bekasi

BandungBekasiBandungCimahi

Bali Karangasem DenpasarNTT Sikka KupangPapua Jayawijaya Jayapura

8

Page 13: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Maluku Utara Halamahera Barat TernateSulawesi Utara Minahasa ManadoSulawesi Selatan Maros MakasarKalimantan Timur Kutai Kertanegara BalikpapanKalimantan Selatan Barito Kuala BanjarmasinKepulauan Riau Tanjung Pinang

BatamSumatera Barat Solok Padang

Data Indeks Kemahalan Pendidikan antar Daerah belum tersedia untuk Indonesia, sehingga dalam hal ini diproksi dengan data Indeks Kemahalan Konstruksi antar Daerah (IKK) yang disusun oleh BPS dan Depkeu untuk 434 kabupaten/kota dan 33 propinsi (BPS dan Depkeu, 2005). Indeks ini merupakan angka yang menunjukkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) suatu kabupaten/kota atau propinsi terhadap TKK rata-rata Nasional.

TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau propinsi yang diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah bahan bangunan, termasuk sewa alat berat dan upah jasa yang menjadi paket komoditas.

Selain itu, penghitungan IKK juga telah memperhitungkan biaya transportasi antara daerah tersebut dengan ibukota propinsi yang merupakan proksi tingkat kemahalan antar daerah untuk daerah kepulauan. Adanya keragaman geografis wilayah daratan, lautan, dan pegunungan sebenarnya sudah dicerminkan dalam variabel Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) karena sudah diperhitungkan dalam tambahan komponen biaya transportasi khusus untuk daerah kepulauan. Sebagai contoh IKK daerah kepulauan Maluku relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang hanya memiliki wilayah daratan saja.

IKK selain dapat digunakan sebagai tools untuk menghitung tingkat variasi kemahalan antar daerah, juga dapat digunakan sebagai variabel adjustment atas cost/unit untuk setiap kabupaten/kota dan provinsi agar hasil formulasi standar pembiayaan pendidikan memiliki tingkat akurasi yang tinggi bagi setiap daerah. Di samping itu, terdapat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai variabel tambahan untuk peningkatan kualitas SDM pada usia sekolah (schooling years) terutama pada level pendidikan dasar dan menengah.

3.3 Komponen Perhitungan Standar Biaya Operasi

Menurut PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.

9

Page 14: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Sementara itu, menurut Ayat (4) Pasal 62 PP No. 19 Tahun 2003, biaya operasi satuan pendidikan meliputi biaya berikut.a. gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai.c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,

pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lainnya.

Walaupun dalam pasal ini biaya operasi hanya didefinisikan ke dalam tiga kelompok biaya, namun ada sebagian biaya investasi yang juga dapat dikeluarkan setiap tahun yaitu biaya depreasiasi (sebagai penyisihan dari investasi) dan dapat bersifat tunai. Dana ini merupakan penyisihan untuk investasi di masa yang akan datang misalnya dana untuk pembelian buku (karena buku diasumsikan berusia 5 tahun, dana tersebut dapat dibelanjakankan per tahun sejumlah 20% dari dana keseluruhan), dana untuk memperbaharui gedung maupunperalatan. Penggunaan dana depresiasi ini dapat berupa pembangunan gedung baru atau renovasi berat gedung lama, maupun pembelian peralatan baru. Namun perhitungan biaya investasi tidak diperhitungkan dalam Standar Biaya Operasi Pendidikan.

Untuk keperluan perhitungan standar biaya operasi dalam naskah ini, biaya operasi dibagi ke dalam dua kelompok, menjadi biaya pegawai dan biaya bukan-pegawai. Perhitungan standar biaya operasi ini didasarkan pada kebutuhan biaya minimal untuk menyelenggarakan kegiatan sekolah. Standar biaya operasi disusun berdasarkan peraturan yang berlaku serta masukan dari berbagai tim standar pendidikan lainnya.

3.3.1 Biaya Pegawai

Sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005, biaya pegawai dibagi menjadi dua kelompok: (i) Gaji pokok serta tunjangan yang melekat pada gaji, (ii) Penghasilan lain yang terdiri atas: tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan Maslahat Tambahan.

Gaji Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Segala Tunjangan yang Melekat pada Gaji

Ayat (6), Pasal 1, Bab I UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan batasan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Sedangkan, batasan tenaga kependidikan sebagaimana Ayat (6), Pasal 1, Bab I UU No. 20 Tahun 2003 adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara itu, Ayat (1) Pasal 35 PP No. 19 Tahun 2005 menjelaskan tenaga pendidikan sebagai berikut.

10

Page 15: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Tenaga kependidikan pada TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala TK/RA dan tenaga kebersihan.

Tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.

Tenaga kependidikan pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.

Tenaga kependidikan pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.

Tenaga kependidikan pada SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber belajar, psikolog, pekerja sosial, dan terapis.

Tenaga kependidikan pada Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga adminstrasi, dan tenaga perpustakaan.

Tenaga kependidikan pada lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan laboran.

Seiring dengan telah disetujuinya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pengertian gaji dan tunjangan meliputi: Gaji pokok , besarnya gaji pokok mengikuti aturan menteri keuangan tentang gaji

PNS Tunjangan yang melekat pada gaji, yang meliputi tunjangan: (i) isteri/suami 10%, (ii)

anak 2% dengan batas maksimal dua orang anak hingga usia 21 tahun atau belum pernah menikah atau belum berumur 25 tahun kuliah dan belum pernah menikah, (iii) jabatan, (iv) beras, dan (v) khusus, yakni diberikan sebagai pengganti apabila yang bersangkutan terkena pajak penghasilan sejumlah potongan yang terkena pajak

Penghasilan lainnya Tunjangan profesi: tunjangan profesi diberikan kepada guru yang telah memiliki

sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan/satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Besarnya tunjangan setara dengan satu kali gaji pokok guru.

Tunjangan fungsional: tunjangan yang diberikan kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. Besar tunjangan mengikuti subsidi yang dialokasikan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah.

Tunjangan khusus: tunjangan yang diberikan kepada guru yang bertugas di daerah khusus. UU No. 14 Tahun 2005, Pasal 1, Ayat 17, menjelaskan bahwa daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain; daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.

11

Page 16: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.

3.3.2. Biaya Bukan-Pegawai

Biaya bukan-pegawai terdiri atas: (i) Alat Tulis Sekolah (ATS)/bahan habis pakai, (ii) Rapat-rapat, (iii) Transpor/perjalanan dinas, (iv) Penilaian, (v) Daya dan jasa, (vi) Pemeliharaan sarana dan prasarana, (vii) Pendukung pembinaan siswa.

ATS/bahan habis pakaiBiaya ATS meliputi biaya minimal bagi seluruh pengeluaran sekolah untuk alat tulis yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran. ATS untuk pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran mencakup: pensil, pena, toner/tinta printer, tinta stempel, penghapus pensil, penghapus tinta, buku tulis, buku administrasi, buku polio, kertas HVS, kertas karbon, penggaris, amplop, stepler kecil dan isi, stepler besar dan isi, pemotong/cutter, gunting, lem, lakban, selotip, kotak P3K dan isi, set alat jahit, tali rapia, buku raport siswa, buku rencana pembelajaran, buku absen, buku nilai, karton manila, kapur tulis, penghapus papan tulis, penggaris papan tulis, bahan praktikum IPA (SD s/d SMA), bahan praktikum IPS (SMP dan SMA), bahan praktikum bahasa (SMP dan SMA), bahan praktikum komputer (SD s/d SMA), bahan praktikum ketrampilan (SMP dan SMA) kartu anggota perpustakaan, kartu buku, foto copy, kertas warna, cat poster, spidol

Rapat-rapatBiaya rapat adalah biaya minimal yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan rapat-rapat bagi keperluan sekolah. Rapat-rapat ini meliputi rapat penerimaan siswa baru, rapat evaluasi semester siswa, rapat kenaikan kelas, rapat kelulusan, rapat pemecahan masalah, rapat koordinasi, rapat wali murid.

Transpor/perjalanan dinasBiaya transpor/perjalanan dinas adalah biaya yang dikeluarkan untuk berbagai keperluan dinas baik dalam kota maupun luar kota.

PenilaianBiaya penilaian mencakup berbagai biaya minimal yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan ujian dan evaluasi siswa, yaitu: ulangan umum kelas I s/d III, ujian akhir tertulis, penyusunan soal UAS, penyusunan soal ulangan umum.

Daya dan jasaBiaya daya dan jasa adalah biaya minimal untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, mencakup biaya listrik, telepon dan air.

Pemeliharaan sarana dan prasarana

12

Page 17: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah adalah biaya minimal untuk mempertahankan kualitas sekolah agar layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar yaitu mencakup bahan dan alat kebersihan, pengecatan gedung/pagar, penggantian genteng yang rusak, perbaikan atau penggantian kunci, pemeliharaan meubel, pemeliharaan peralatan.

Pendukung pembinaan siswaBiaya pendukung pembinaan siswa adalah biaya minimal untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan yang mencakup Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), pembinaan prestasi olah raga, pembinaan prestasi kesenian, cerdas-cermat, perpisahan kelas terakhir, dan pembinaan kegiatan keagamaan

13

Page 18: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

BAB 4Asumsi-asumsi Perhitungan Standar Biaya Operasi Sekolah Dasar

14

Page 19: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

Lampiran 3Indeks Kemahalan Konstruksi

Keberagaman potensi ekonomi dan tingkat variasi kemahalan antar daerah merupakan variabel utama untuk mengantisipasi adanya disparitas kemampuan daerah dalam mendanai anggaran pendidikan agar sesuai dengan standar pembiayaan secara nasional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Depkeu dan BPS telah menyusun variabel Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) yang terdiri dari IKK untuk 434 kabupaten/kota dan 33 propinsi, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) suatu kabupaten/kota atau propinsi terhadap TKK rata-rata Nasional.

TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau propinsi yang diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah bahan bangunan, termasuk sewa alat berat dan upah jasa yang menjadi paket komoditas.

Selain itu, penghitungan IKK juga telah memperhitungkan biaya transportasi antara daerah tersebut dengan ibukota propinsi yang merupakan proksi tingkat kemahalan antar daerah untuk daerah kepulauan. Adanya keragaman geografis wilayah daratan, lautan, dan pegunungan sebenarnya sudah dicerminkan dalam variabel Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) karena sudah diperhitungkan dalam tambahan komponen biaya transportasi khusus untuk daerah kepulauan. Sebagai contoh IKK daerah kepulauan maluku relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang hanya memiliki wilayah daratan saja.

IKK selain dapat digunakan sebagai tools untuk menghitung tingkat variasi kemahalan antar daerah, juga dapat digunakan sebagai variabel adjustment atas cost/unit (BSP) untuk setiap kabupaten/kota dan provinsi agar hasil formulasi standar pembiayaan pendidikan memiliki tingkat akurasi yang tinggi bagi setiap daerah. Di samping itu, terdapat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai variabel tambahan untuk peningkatan kualitas SDM pada usia sekolah (schooling years) terutama pada level pendidikan dasar dan menengah.

Kelompok Jenis BangunanPengelompokan jenis bangunan mengacu pada Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), yaitu: Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi Bangunan lainnya

Data Penunjang Penghitungan IKK• Paket komoditas IKK

Secara ideal terdiri dari 30 jenis bahan bangunan, 3 sewa alat berat, dan 8 upah jasa.

15

Page 20: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

• Diagram timbang IKKDiagram yang digunakan terdiri dari diagram timbang kelompok jenis bangunan dan diagram timbang umum.

• Diagram timbang kelompok jenis bangunanDisusun berdasarkan kuantitas/volume bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas (M2) menurut kelompok jenis bangunan (5 kelompok) yang diperoleh melalui Studi Tingkat Kemahalan Konstruksi.

• Diagram timbang umum Disusun berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja pembangunan dan rutin. Data ini diperoleh dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. Untuk diagram timbang umum IKK propinsi diperoleh dari Pemerintah Propinsi.

• Harga bahan bangunan, sewa alat berat, dan upah jasaHarga bulan Februari (triwulan I) 2004 yang dikumpulkan melalui survei HPB-K Triwulanan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia

Cara Penghitungan IKK

TKK kelompok jenis bangunan kabupaten/kota dihitung dengan formula sebagai berikut:

TKKkj = tingkat kemahalan harga bangunan kelompok jenis bangunan j dikabupaten/kota k

Hi = harga bahan bangunan i Qij = kuantitas/volume bahan bangunan i jenis bangunan j

Tipe/jenis spatial Cakupan/coverage (kabupaten/kota): 434 Paket komoditas dan jasa: 22 Pengumpulan data harga lengkap seluruh kabupaten/kota Penimbang/bobot bahan bangunan bersumber dari hasil survei konstruksi

Kimpraswil dengan menggunakan Tabel I/O Penimbang/bobot jenis bangunan: Realisasi APBD Kab/Kota Tahun Anggaran 2004 Metode penghitungan Indeks dapat menggunakan rata-rata geometrik tidak dibobot

(unweighted geometric mean) serta rata-rata tertimbang (weighted arithmetic mean)

16

Page 21: STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN - … · Web viewUAS Ujian Akhir Sekolah UKS Unit Kesehatan Sekolah UU Undang-undang UUD Undang-undang Dasar BAB 1 Landasan Hukum Pembiayaan pendidikan

17