standar operasional prosedur (sop)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/sop/sop...

82

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 2: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) CABAI MERAH (PEDOMAN UMUM)

TIM PENYUSUN

Dr. Ir. Yul H. BaharDr. Ir. Muchjidin Rachmat, MSDr. Ir. Ani Andayani, MAgrDr. Iteu M Hidayat, MScProf (Riset) Dr. Ati Srie DuriatIr. Yogawati Dwi AgustiniEnung Hartati Suwarno, SPIr. Irma SiregarIr. M. Tahir, MP Novia Yosrini, SP, MPPopy Suryani S, SKomAdityo Utomo, SEJamin WaludinIr. Wandi Ruswandi, MSiIr. Dadan Hidayat, MSiIr. Mimin PakihIr. ChakrawatiIr. Ina Kania DewiIr. Pidio Leksono Ir. Wawan SuhermanIr. ZahmarniIr. Sri KristianingsihIr. Andi PermadiIr. MarianiIr. Wawan SAde RubiniIyen SuryantoAsepE. Koswara

PENYUNTINGEnung Hartati Suwarno, SP

Diterbitkan Oleh :KEMENTERIAN PERTANIANDirektorat Jenderal HortikulturaDirektorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan Biofarmaka2010

Page 3: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

i

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2007

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menghadapi persaingan di pasar bebas, pengembangan cabai merah secara komersil/agribisnis perlu dilakukan sesuai prosedur yang dianjurkan agar menghasilkan produk yang bermutu, aman konsumsi dan ramah lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang berdasar atas norma budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP).

Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah ini bersifat umum dan disusun sebagai pedoman bagi petugas/penyuluh/kelompok tani/petani dalam berbudidaya secara benar. Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses produksi cabai merah, terutama untuk mendapatkan suatu produk yang aman dikonsumsi dan ramah lingkungan. Buku ini merupakan revisi ke 1 dari buku sebelumnya namun tentunya masih belum sempurna, oleh karena itu saran kritik dan saran untuk perbaikannya sangat diharapkan dari para pembaca. Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pelaku yang terkait dalam pengembangan agribisnis cabai merah.

Jakarta, November 2010 Direktur

Dr. Ir. Yul H Bahar

Page 4: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 5: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

���

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

ii

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2007

i

iii

v

1

3

4

7

13

19

23

27

29

33

37

63

67

70

Page 6: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 7: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

iii

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2007

Page 8: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 9: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

1

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Tanaman Cabai merah ( L.) adalah tumbuhan perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaisin. Agar dapat berhasil dengan baik budidaya cabai merah diupayakan untuk memenuhi persyaratan teknis optimal sehingga dapat diproduksi secara teratur sepanjang tahun dengan produksi dan mutu yang optimal. Sebagai tanaman semusim yang diperlukan setiap hari, budidaya cabai merah perlu dilakukan secara teratur dengan areal tanam yang relatif tetap sepanjang tahun. Di Indonesia tanaman cabai merah mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Oleh karena itu tanaman ini umumnya dapat dibudidayakan hampir diseluruh wilayah Indonesia, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi sampai ketinggian 1400 mdpl. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai merah adalah 25° – 27° C pada siang hari dan 18° – 20° C pada malam hari. Pembungaan tanaman cabai merah tidak banyak dipengaruhi oleh panjang hari. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan cabai merah adalah sekitar 600 – 1200 mm per tahun. Tanaman Cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase dan aerasi tanah cukup baik dan air tersedia selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tingkat kemasaman (pH) tanah yang sesuai adalah 6 – 7.

Page 10: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

2

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Untuk menghindari timbulnya berbagai masalah dalam budidaya cabai merah, terutama terhadap keamanan produk dan lingkungan, perlu dilakukan usaha budidaya cabai merah secara benar. Dengan upayaupaya yang dilakukan secara benar ini diharapkan usaha budidaya cabai merah dapat dilakukan secara berkelanjutan dan produknya aman untuk konsumsi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membuat standar, yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi cabai merah. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini memuat alur proses budidaya dari onfarm sampai penanganan pascapanen sesuai dengan GAP (Good Agricultural Practices) yang dianjurkan. Dokumen SOP ini bersifat umum dan diharapkan dapat dikembangkan/disusun disetiap daerah pengembangan sesuai dengan spesifik lokasi.

Page 11: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

2

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Untuk menghindari timbulnya berbagai masalah dalam budidaya cabai merah, terutama terhadap keamanan produk dan lingkungan, perlu dilakukan usaha budidaya cabai merah secara benar. Dengan upayaupaya yang dilakukan secara benar ini diharapkan usaha budidaya cabai merah dapat dilakukan secara berkelanjutan dan produknya aman untuk konsumsi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membuat standar, yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi cabai merah. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini memuat alur proses budidaya dari onfarm sampai penanganan pascapanen sesuai dengan GAP (Good Agricultural Practices) yang dianjurkan. Dokumen SOP ini bersifat umum dan diharapkan dapat dikembangkan/disusun disetiap daerah pengembangan sesuai dengan spesifik lokasi.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

3

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Target yang akan dicapai dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya ini adalah tercapainya produksi/hasil optimal, mutu produksi sesuai standar yang telah ditetapkan (SNI 0144801998), dan meningkatnya penggunaan produksi cabai merah untuk industri sehingga impor dapat ditekan. a. Target produksi yang akan dicapai untuk cabai

merah adalah 15 20 ton/ha. b. Dengan penerapan SOP ini diharapkan akan

diperoleh mutu buah cabai merah sbb: 1) Ukuran buah yang dihasilkan seragam

tergantung permintaan pasar. 2) Keseragaman bentuk : 98 normal (mutu 1) 96

normal (mutu 2) dan 95 normal (mutu 3) 3) Keseragaman ukuran panjang buah : 1214

(mutu 1), 9 – 11 (mutu 2) dan < 9 (mutu 3) 4) Keseragaman ukuran garis tengah pangkal :

1,5 – 1,7 (mutu 1), 1,3 < 1,5 (mutu 2) dan < 1,3 (mutu 3)

5) Kadar kotoran 1% (mutu 1), 2% (mutu 2) dan 5% (mutu 3)

6) Tingkat kerusakan dan busuk : 0% (mutu 1), 1% (mutu 2) dan 2% (mutu 3).

7) Buah aman untuk dikonsumsi

Page 12: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

4

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Peningkatan produksi dan mutu cabai merah memerlukan management khusus budidaya yang meliputi perbaikan manajemen serta aplikasi budidaya dari prapanen sampai dengan pasca panen. Aplikasi budidaya prapanen dengan sistem konvensional saat ini sudah banyak ditinggalkan dan beralih ke sistem yang lebih maju, misalnya penanaman dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Tanaman cabai merah dapat beradaptasi luas mulai dari dataran rendah sampai ke dataran tinggi, tergantung dari varietas yang digunakan. Untuk memperoleh hasil buah yang optimal, selain dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap OPT, juga perlu diperhatikan penerapan teknologi budidaya yang tepat.

Kegiatan budidaya yang dinilai berkaitan erat dengan tujuan dan target yang ditetapkan adalah penyediaan benih, persiapan lahan, penanaman, pemasangan ajir, perempelan, pengairan, pemupukan, pengendalian OPT, panen dan penanganan pasca panen.

Dalam hal penyediaan benih, harus menggunakan beih bermutu dan varietas yang dianjurkan. Varietas cabai merah yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dari tahun 1994 2010 sebanyak 77 varietas. Varietas cabai merah yang telah dilepas tersebut (terlampir).

Page 13: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

4

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Peningkatan produksi dan mutu cabai merah memerlukan management khusus budidaya yang meliputi perbaikan manajemen serta aplikasi budidaya dari prapanen sampai dengan pasca panen. Aplikasi budidaya prapanen dengan sistem konvensional saat ini sudah banyak ditinggalkan dan beralih ke sistem yang lebih maju, misalnya penanaman dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Tanaman cabai merah dapat beradaptasi luas mulai dari dataran rendah sampai ke dataran tinggi, tergantung dari varietas yang digunakan. Untuk memperoleh hasil buah yang optimal, selain dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap OPT, juga perlu diperhatikan penerapan teknologi budidaya yang tepat.

Kegiatan budidaya yang dinilai berkaitan erat dengan tujuan dan target yang ditetapkan adalah penyediaan benih, persiapan lahan, penanaman, pemasangan ajir, perempelan, pengairan, pemupukan, pengendalian OPT, panen dan penanganan pasca panen.

Dalam hal penyediaan benih, harus menggunakan beih bermutu dan varietas yang dianjurkan. Varietas cabai merah yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dari tahun 1994 2010 sebanyak 77 varietas. Varietas cabai merah yang telah dilepas tersebut (terlampir).

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

5

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Bersamaan dengan kegiatan penyediaan benih, dilakukan kegiatan penyiapan lahan yang tujuannya untuk mempersiapkan lahan sebaikbaiknya agar pertumbuhan tanaman optimal. Kegiatan ini meliputi, pengolahan tanah, pemberian kapur tanah bila pH tanah asam, pemupukan dasar, pemasangan mulsa dan pembuatan lubang tanam.

Setelah penyiapan benih dan persiapan lahan, dilakukan penanaman pada lubang tanam yang sudah disiapkan dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk cabai. Selama pertanaman, diatur pengairannya, pemupukan, pemasangan ajir dan perempelan. Apabila tanaman terserang hama dan penyakit, dilakukan pengendalian OPT baik secara kultur teknis, fisik mekanis, hayati, maupun secara kimia dengan menggunakan pestisida yang dianjurkan dan tepat dosis. Disamping itu, pengendalian OPT juga ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan OPT.

Panen dan pasca panen dilakukan untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik dan menjamin keseragaman ukuran dan mutu buah tersebut sesuai dengan permintaan pasar domestik maupun ekspor.

Page 14: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 15: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

6

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi :

Penyediaan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih cabai merah bermutu dari varietas yang dianjurkan dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat.

B. Tujuan :

1. Menyediakan benih bermutu yang dianjurkan sesuai dengan kebutuhan dalam jumlah dan waktu yang tepat.

2. Menyediakan benih murni secara genetik, sehat, daya tumbuhnya baik dan mempunyai daya adaptasi yang baik di lahan yang akan ditanami

C. Validasi/referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Produksi Benih Cabai (Yenni K dan Agus Muharam. Balai Penelitian Sayuran, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Sayuran, 2005)

Page 16: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

7

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

4. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

5. Buku Tahunan Hortikultura, seri Tanaman Sayuran (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2006)

D. Bahan dan Alat

1. Benih 2. Tanah 3. Pupuk kandang masak 4. Polybag/baki persemaian 5. Bambu 6. Plastik transparan/screen 7. Pestisida 8. Pupuk daun 9. Pisau/gunting 10. Gembor 11. Handsprayer

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Benih digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan tanaman

2. Tanah digunakan sebagai media tanam/semai 3. Pupuk kandang digunakan untuk menambah

bahan organik dan memperbaiki sifat fisik tanah (tekstur dan struktur tanah)

4. Polybag untuk wadah media tanam/semai 5. Bambu untuk membuat naungan tempat

pembenihan 6. Plastik transparan digunakan untuk menaungi

persemaian

Page 17: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

7

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

4. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

5. Buku Tahunan Hortikultura, seri Tanaman Sayuran (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2006)

D. Bahan dan Alat

1. Benih 2. Tanah 3. Pupuk kandang masak 4. Polybag/baki persemaian 5. Bambu 6. Plastik transparan/screen 7. Pestisida 8. Pupuk daun 9. Pisau/gunting 10. Gembor 11. Handsprayer

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Benih digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan tanaman

2. Tanah digunakan sebagai media tanam/semai 3. Pupuk kandang digunakan untuk menambah

bahan organik dan memperbaiki sifat fisik tanah (tekstur dan struktur tanah)

4. Polybag untuk wadah media tanam/semai 5. Bambu untuk membuat naungan tempat

pembenihan 6. Plastik transparan digunakan untuk menaungi

persemaian

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

8

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

7. Pestisida untuk mengendalikan serangan OPT 8. Pupuk daun untuk menambah unsur hara melalui

daun 9. Pisau/gunting untuk memotong polybag 10. Gembor 11. Handsprayer

F. Prosedur Pelaksanaan : 1. Pemilihan benih

a. Gunakan varietas yang dianjurkan, sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan tersedia dipasaran

b.Pilih benih bermutu tinggi (berdaya kecambah diatas 80%, mempunyai vigor yang baik, murni, bersih dan sehat)

c. Pilih benih yang sesuai dengan iklim, musim tanam dan permintaan pasar

d.Gunakan benih yang tidak kadaluarsa e. Simpan label benih

2. Pesemaian

a. Media tanam Gunakan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingann 1 : 1 dan steril. Masukan media kedalam polybag/baki persemaian.

b.Pelaksanaan Penyemaian benih di bedeng persemaian 1) Rendam benih cabai merah dalam air hangat

(50° C) selama 1 jam

Page 18: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

9

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2) Campur media tanam terlebih dahulu dengan diberi pupuk kandang atau kompos 1 minggu sebelum penyemaian

3) Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 – 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.

4) Buat naungan atau atap plastik transparan di bedengan yang menghadap timur

5) Sebar benih cabai merah merata pada bedengan , lalu ditutup dengan lapisan tanah halus, kemudian ditutup lagi dengan daun pisang

6) Lakukan penyiraman, penyiangan serta pengendalian OPT Selama persemaian

7) Pindahkan benih ke dalam bumbunan daun pisang atau polybag setelah membentuk 2 helai daun ± 1214 hari sejak semai.

8) Lakukan penguatan benih (hardening) 7 – 10 hari sebelum benih dipindahkan ke lapangan.

9) Pindahkan benih ke lapangan setelah berumur 34 minggu sejak dibumbun atau sudah mempunyai 45 helai daun dengan tinggi antara 510 cm.

10) Tanam benih di lahan/lapangan pada pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram.

Page 19: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

9

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2) Campur media tanam terlebih dahulu dengan diberi pupuk kandang atau kompos 1 minggu sebelum penyemaian

3) Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 – 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.

4) Buat naungan atau atap plastik transparan di bedengan yang menghadap timur

5) Sebar benih cabai merah merata pada bedengan , lalu ditutup dengan lapisan tanah halus, kemudian ditutup lagi dengan daun pisang

6) Lakukan penyiraman, penyiangan serta pengendalian OPT Selama persemaian

7) Pindahkan benih ke dalam bumbunan daun pisang atau polybag setelah membentuk 2 helai daun ± 1214 hari sejak semai.

8) Lakukan penguatan benih (hardening) 7 – 10 hari sebelum benih dipindahkan ke lapangan.

9) Pindahkan benih ke lapangan setelah berumur 34 minggu sejak dibumbun atau sudah mempunyai 45 helai daun dengan tinggi antara 510 cm.

10) Tanam benih di lahan/lapangan pada pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

10

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

c. Penyemaian benih dengan menggunakan baki semai 1) Letakkan 3 – 5 lapis kertas tisue ke dalam

baki semai, kemudian dibasahi dengan air secukupnya.

2) Tebar benih di atas kertas tisue yang telah dibasahi, lalu baki semai ditutup (slip/stepler) dan dibiarkan selama 3 – 4 hari ditempat yang tidak terkena cahaya langsung. Kertas tisue harus selalu dipertahankan dalam keadaan lembab.

3) Isi pesemaian dengan media semai sampai penuh dan dibasahi dengan air. Pindahkan benih yang sudah berkecambah ke persemaian dengan 1 benih untuk setiap lubang tanam kemudian simpan di dalam rumah pesemaian sampai siap tanam (4 – 5 minggu).

Page 20: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

11

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

d.Tempat persemaian Buat tempat persemaian dari bambu/besi/kayu dengan atap palstik lebar 1,2 m, tinggi bagian depan 1,5 m, bagian belakang 1 m dan panjang sesuai keperluan.

3. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran 1. Digunakannya benih bermutu dari varietas unggul

untuk mendapat pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

2. Digunakannya benih yang mempunyai tingkat kemurnian, daya tumbuh yang tinggi dan sehat (tidak membawa dan atau menularkan OPT) untuk pertanaman seragam dan produktifitas yang tinggi.

Page 21: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

11

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

d.Tempat persemaian Buat tempat persemaian dari bambu/besi/kayu dengan atap palstik lebar 1,2 m, tinggi bagian depan 1,5 m, bagian belakang 1 m dan panjang sesuai keperluan.

3. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran 1. Digunakannya benih bermutu dari varietas unggul

untuk mendapat pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

2. Digunakannya benih yang mempunyai tingkat kemurnian, daya tumbuh yang tinggi dan sehat (tidak membawa dan atau menularkan OPT) untuk pertanaman seragam dan produktifitas yang tinggi.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

12

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi :

Kegiatan persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, meliputi kegiatan persiapan/pengolahan lahan, pemupukan dasar dan pemasangan mulsa plastik.

B. Tujuan Mempersiapkan lahan dengan sebaikbaiknya agar pertumbuhan tanaman optimal.

C. Validasi/Referensi 1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah

(Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

4. Buku Tahunan Hortikultura, seri Tanaman Sayuran (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2006)

Page 22: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

13

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Alat dan Bahan 1. Bambu/golok/pisau/palu besar 2. Kertas/alat tulis/penggaris 3. Cangkul/sekop/garpu 4. Mulsa plastik 5. Pelubang mulsa plastik 6. Tali rafia/tambang plastik 7. Pupuk kandang 8. Dolomit/kapur pertanian 9. Pupuk anorganik (Urea, ZA, SP36 dan KCl) 10.Gembor

E. Fungsi Bahan dan Alat 1. Bambu/golok/pisau/palu besar, digunakan

sebagai bahan dan alat membuat ajir dan pasak penjepit mulsa.

2. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat tulis dalam rangka pembuatan desain kebun, dll

3. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat dalam proses pengolahan tanah yaitu membersihkan sisasisa perakaran tanaman, menggemburkan, menghaluskan/meratakan tanah dan membuat guludan/bedengan.

4. Mulsa plastik untuk menutup permukaan atas bedengan yang bermanfaat untuk merangsang perkembangan akar, memperbaiki tekstur dan struktur, mempertahankan suhu dan kelembaban tanah, mencegah erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan proses fotosintesa, dan mengurangi penguapan air dan pupuk.

Page 23: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

13

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Alat dan Bahan 1. Bambu/golok/pisau/palu besar 2. Kertas/alat tulis/penggaris 3. Cangkul/sekop/garpu 4. Mulsa plastik 5. Pelubang mulsa plastik 6. Tali rafia/tambang plastik 7. Pupuk kandang 8. Dolomit/kapur pertanian 9. Pupuk anorganik (Urea, ZA, SP36 dan KCl) 10.Gembor

E. Fungsi Bahan dan Alat 1. Bambu/golok/pisau/palu besar, digunakan

sebagai bahan dan alat membuat ajir dan pasak penjepit mulsa.

2. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat tulis dalam rangka pembuatan desain kebun, dll

3. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat dalam proses pengolahan tanah yaitu membersihkan sisasisa perakaran tanaman, menggemburkan, menghaluskan/meratakan tanah dan membuat guludan/bedengan.

4. Mulsa plastik untuk menutup permukaan atas bedengan yang bermanfaat untuk merangsang perkembangan akar, memperbaiki tekstur dan struktur, mempertahankan suhu dan kelembaban tanah, mencegah erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan proses fotosintesa, dan mengurangi penguapan air dan pupuk.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

14

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

5. Alat pelubang mulsa plastik berdiameter 10 cm yang dipanaskan, digunakan untuk membuat lubang tanam pada mulsa plastik dengan jarak tanam yang sudah ditentukan.

6. Pupuk kandang diberikan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (tekstur dan struktur tanah) sehingga meningkatkan ketersediaan unsurunsur hara yang diperlukan tanaman.

7. Dolomit/kapur pertanian diberikan untuk meningkatkan pH pada tanah masam hingga mendekati pH normal (diberikan 1 bulan sebelum tanam).

8. Pupuk anorganik (Urea, ZA, SP36, KCl) untuk pupuk tunggal atau pupuk NPK untuk pupuk majemuk.

F. Prosedur Pelaksanaan :

1. Pengolahan Tanah a.Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman

dan sampah. b.Lakukan penggemburan lahan dengan cara

mencangkul sampai kedalaman 30 – 40 cm, kemudian lahan dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 (dua) minggu.

c. Pada lahan kering/tegalan: 1)Buat bedengan dengan lebar 1 – 1,2 m, tinggi

30 cm dengan jarak antar bedengan 50 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan yang dikehendaki.

Page 24: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�6

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

15

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2)Buat garitangaritan dan lubanglubang tanam dengan jarak (5060 cm) x (5070 cm), pada tiap bedengan terdapat 2 baris tanam.

d.Pada Lahan Sawah 1)Buat bedengan dengan lebar 1,5 m dan antar

bedengan dibuat parit sedalam 60 cm dan lebar 50 cm

2)Cangkul tanah diatas bedengan sampai gembut

3)Buat lubanglubang tanam dengan jarak tanam sesuai dengan varietas (5060 cm) x (5070 cm)

2. Pemberian kapur tanah Lakukan pemberian kapur tanah dengan kaptan/dolomit sebanyak 1,5 ton/ha yang

Page 25: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

15

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2)Buat garitangaritan dan lubanglubang tanam dengan jarak (5060 cm) x (5070 cm), pada tiap bedengan terdapat 2 baris tanam.

d.Pada Lahan Sawah 1)Buat bedengan dengan lebar 1,5 m dan antar

bedengan dibuat parit sedalam 60 cm dan lebar 50 cm

2)Cangkul tanah diatas bedengan sampai gembut

3)Buat lubanglubang tanam dengan jarak tanam sesuai dengan varietas (5060 cm) x (5070 cm)

2. Pemberian kapur tanah Lakukan pemberian kapur tanah dengan kaptan/dolomit sebanyak 1,5 ton/ha yang

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

16

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah (apabila kondisi pH tanah kurang dari 5,5).

3. Pemupukan dasar Berikan pupuk dasar dalam bentuk pupuk kandang yang sudah matang sekitar 2 minggu sebelum tanam. Pupuk anorganik N, P, K diberikan 5 hari sebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jumlah dan jenis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi.

4. Pemasangan mulsa a. Gunakan mulsa plastik hitam perak dengan

lebar 100 – 125 cm, bagian plastik berwarna perak menghadap ke atas dan yang berwarna hitam menghadap ke tanah/bawah.

b.Tarik ujung mulsa, kaitkan pasak penjepit (terbuat dari bambu) pada sisisisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidak mudah lepas.

5. Pembuatan Lubang Tanam a. Setelah mulsa terpasang lanjutkan pembuatan

lubang tanam pada mulsa dengan menggunakan alat pelubang mulsa

b.Buat lubang tanam menurut sistem zigzag (segi tiga) atau 2 baris berhadapan

c. Buat Lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yaitu ( 5060 cm) x (5070 cm).

6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

Page 26: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

17

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

G. Sasaran 1. Tersedianya lahan untuk budidaya yang mampu

mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. 2. Tersedianya bedengan yang sesuai untuk budidaya

cabai merah 3. Terpasangnya mulsa plastik untuk menutup

permukaan bedengan, dengan lubang tanam yang mengikuti jarak tanam sesuai anjuran.

Page 27: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

17

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

G. Sasaran 1. Tersedianya lahan untuk budidaya yang mampu

mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. 2. Tersedianya bedengan yang sesuai untuk budidaya

cabai merah 3. Terpasangnya mulsa plastik untuk menutup

permukaan bedengan, dengan lubang tanam yang mengikuti jarak tanam sesuai anjuran.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

18

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi Merupakan kegiatan memindahkan bibit dari

persemaian ke lahan atau areal penanaman hingga tanaman berdiri tegak dan tumbuh secara optimal di lapangan.

B. Tujuan Menempatkan bibit di lahan C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah ( Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

Page 28: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

19

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Bahan dan Alat 1. Air 2. Bibit 3. Ember dan gayung

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Air digunakan untuk membasahi tanah sehingga kelembaban tanah optimal dan tanaman tidak mengalami kelayuan/ kekeringan.

2. Benih digunakan sebagai bahan yang akan ditanam pada bedengan yang telah disiapkan

3. Ember dan gayung untuk mengambil dan menyiram air ke tanaman

F. Prosedur Pelaksanaan :

1. Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari agar benih tidak layu akibat terik cahaya matahari.

2. Periksa dan seleksi bibit terlebih dahulu. Batang tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak dan pertumbuhannya normal.

3. Basahi media di polybag, dipadatkan kemudian plastik ditarik kebawah sehingga bibit terlepas dari polybag (jika bibit dari polybag).

4. Tanam bibit di guludan/bedengan pada mulsa yang telah dilubangi sebatas leher akar atau pada pangkal batang tanpa mengikutsertakan batangnya.

5. Lakukan penyiraman setelah penanaman 6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

Page 29: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

19

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Bahan dan Alat 1. Air 2. Bibit 3. Ember dan gayung

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Air digunakan untuk membasahi tanah sehingga kelembaban tanah optimal dan tanaman tidak mengalami kelayuan/ kekeringan.

2. Benih digunakan sebagai bahan yang akan ditanam pada bedengan yang telah disiapkan

3. Ember dan gayung untuk mengambil dan menyiram air ke tanaman

F. Prosedur Pelaksanaan :

1. Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari agar benih tidak layu akibat terik cahaya matahari.

2. Periksa dan seleksi bibit terlebih dahulu. Batang tanaman harus tumbuh lurus, perakaran banyak dan pertumbuhannya normal.

3. Basahi media di polybag, dipadatkan kemudian plastik ditarik kebawah sehingga bibit terlepas dari polybag (jika bibit dari polybag).

4. Tanam bibit di guludan/bedengan pada mulsa yang telah dilubangi sebatas leher akar atau pada pangkal batang tanpa mengikutsertakan batangnya.

5. Lakukan penyiraman setelah penanaman 6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

20

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

G. Sasaran

Bibit dari persemaian dapat ditanam di bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam yang telah ditentukan dan tanaman tumbuh dengan optimal.

Page 30: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 31: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

21

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi :

Merupakan kegiatan memasang penyanggah/ penopang (biasanya dibuat dari bambu) dekat dengan tanaman cabai merah.

Page 32: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

22

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

B. Tujuan : Membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah dan tiupan angin, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, mempermudah pemeliharaan.

C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

Page 33: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

22

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

B. Tujuan : Membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah dan tiupan angin, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, mempermudah pemeliharaan.

C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

23

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Bahan dan Alat 1. Bambu 2. Golok/pisau 3. Tali rafia

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Bambu digunakan sebagai bahan pembuat ajir 2. Golok/pisau digunakan untuk membuat ajir yang

panjang agar sesuai kebutuhan. 3. Tali rafia digunakan untuk mengikat ajir.

F. Prosedur Pelaksanaan : 1. Buat ajir dari bambu dengan ukuran 4 x 100 cm

yang ditancapkan 10 cm dari tanaman dan ditanamkan dalam tanah sedalam 20 – 30 cm dengan posisi miring keluar atau tegak lurus.

2. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia setelah tanaman berumur 30 – 40 hari setelah tanam.

3. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

Page 34: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�6

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

24

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

G. Sasaran Terpasangnya ajir untuk menopang pertumbuhan

tanaman agar tumbuh tegak.

Page 35: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

24

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

G. Sasaran Terpasangnya ajir untuk menopang pertumbuhan

tanaman agar tumbuh tegak.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

25

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi

Merupakan kegiatan membuang tunas air, daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena serangan OPT.

B. Tujuan :

1. Mengatur keseimbangan nutrisi dan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. Untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk energi fotosintesis.

Mempermudah pemeliharaan C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

D. Bahan dan Alat Wadah/ember

Page 36: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

26

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

E. Fungsi Alat Wadah/ember digunakan untuk menampung perempelan

F. Prosedur Pelaksanaan: 1. Lakukan perempelan pada pagi hari 2. Lakukan perempelan tunas di ketiak daun pada

umur 10 – 12 HST jika ditanam didataran rendah dan 15 – 20 HST di dataran tinggi

3. Lakukan perempelan pada bunga cabang utama untuk menunda pembentukan bunga dan buah karena kondisi tanaman belum kuat.

4. Lakukan perempelan daun di cabang utama pada saat tajuk tanaman telah optimal. Perempelan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 75 – 80 HST untuk dataran rendah dan 90 HST untuk dataran tinggi tergantung varietas yang ditanam.

5. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran

1. Terbentuk keseimbangan nutrisi dan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. Terbentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk energi fotosintesis.

3. Mempermudah pemeliharaan

Page 37: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

26

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

E. Fungsi Alat Wadah/ember digunakan untuk menampung perempelan

F. Prosedur Pelaksanaan: 1. Lakukan perempelan pada pagi hari 2. Lakukan perempelan tunas di ketiak daun pada

umur 10 – 12 HST jika ditanam didataran rendah dan 15 – 20 HST di dataran tinggi

3. Lakukan perempelan pada bunga cabang utama untuk menunda pembentukan bunga dan buah karena kondisi tanaman belum kuat.

4. Lakukan perempelan daun di cabang utama pada saat tajuk tanaman telah optimal. Perempelan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 75 – 80 HST untuk dataran rendah dan 90 HST untuk dataran tinggi tergantung varietas yang ditanam.

5. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran

1. Terbentuk keseimbangan nutrisi dan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. Terbentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk energi fotosintesis.

3. Mempermudah pemeliharaan

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

27

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman di sekitar perakaran dengan air yang memenuhi standar baku mutu pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat.

B. Tujuan Menjamin ketersediaan air bagi tanaman untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut, dll, sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal.

Page 38: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

28

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah ( Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

D. Alat dan bahan

1. Air 2. Pompa air 3. Selang plastik 4. Gembor

E. Fungsi

1. Selang digunakan untuk menyalurkan air (apabila sumber air lebih tinggi dari pertanaman).

2. Pompa air digunakan untuk menaikkan air (apabila sumber air lebih rendah dari pertanaman).

3. Gembor untuk menyiram tanaman (apabila jumlah air tidak mencukupi untuk menggenangi bedengan).

F. Prosedur pelaksanaan 1.Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan

tanaman, bisa dilakukan dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke dalam mulsa plastik.

Page 39: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

28

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah ( Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

D. Alat dan bahan

1. Air 2. Pompa air 3. Selang plastik 4. Gembor

E. Fungsi

1. Selang digunakan untuk menyalurkan air (apabila sumber air lebih tinggi dari pertanaman).

2. Pompa air digunakan untuk menaikkan air (apabila sumber air lebih rendah dari pertanaman).

3. Gembor untuk menyiram tanaman (apabila jumlah air tidak mencukupi untuk menggenangi bedengan).

F. Prosedur pelaksanaan 1.Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan

tanaman, bisa dilakukan dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke dalam mulsa plastik.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

29

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2.Lakukan pengairan dengan sistem leb selama 15 – 30 menit, setelah itu dikeluarkan dari petakan melalui saluran drainase.

3.Pada musim penghujan sistem pembuangan (drainase) diatur supaya aliran air berjalan lancar sehingga akar cabai merah tidak tergenang air terlalu lama.

4.Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat. G. Sasaran

Terjaminnya ketersediaan air bagi tanaman untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan, hanyut, dll, sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal.

Page 40: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 41: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

30

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi

Penambahan unsur hara ke dalam tanah apabila kandungan unsur hara dalam tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal.

B. Tujuan

Mempertahankan status hara tanah agar memenuhi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan berproduksi dengan mutu yang optimal.

C. Validasi/Referensi

1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah ( Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

Page 42: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

31

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Bahan dan Alat 1. Pupuk organik 2. Pupuk anorganik (Unsur N, P, K, S) 3. Pupuk Daun 4. Dolomit 5. Cangkul 6. Ember/gayung 7. Sorong

E. Fungsi :

1. Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah

2. Pupuk anorganik, digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk pupuk tunggal maupun majemuk

3. Pupuk daun digunakan untuk mengatasi kekurangan jumlah unsur hara mikro yang diperlukan tanaman.

4. Dolomit digunakan untuk untuk memperbaiki ketidakseimbangan unsur hara yang dapat diambil tanaman, meningkatkan Ca dan Mg di dalam tanah serta dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman.

5. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah 6. Ember sebagai tempat/wadah air 7. Sorong digunakan untuk mengangkut bahan dan

alat ke lokasi pemupukan.

F. Prosedur Pelaksanaan: 1. Gunakan jumlah pupuk berdasarkan dosis yang

telah ditentukan sesuai dengan rekomendasi setempat.

Page 43: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

31

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

D. Bahan dan Alat 1. Pupuk organik 2. Pupuk anorganik (Unsur N, P, K, S) 3. Pupuk Daun 4. Dolomit 5. Cangkul 6. Ember/gayung 7. Sorong

E. Fungsi :

1. Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah

2. Pupuk anorganik, digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk pupuk tunggal maupun majemuk

3. Pupuk daun digunakan untuk mengatasi kekurangan jumlah unsur hara mikro yang diperlukan tanaman.

4. Dolomit digunakan untuk untuk memperbaiki ketidakseimbangan unsur hara yang dapat diambil tanaman, meningkatkan Ca dan Mg di dalam tanah serta dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman.

5. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah 6. Ember sebagai tempat/wadah air 7. Sorong digunakan untuk mengangkut bahan dan

alat ke lokasi pemupukan.

F. Prosedur Pelaksanaan: 1. Gunakan jumlah pupuk berdasarkan dosis yang

telah ditentukan sesuai dengan rekomendasi setempat.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

32

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

2. Jenis pupuk yang umumnya digunakan untuk menambah hara N,P,K dan S adalah Urea, ZA, SP18, KCl, ZK (K2SO4), untuk menambah hara Ca dan Mg dengan pemberian kapur, dolomit, dan unsur hara mikro dari pupuk daun.

3. Kebutuhan boron dapat diberikan bersamaan dengan pupuk dasar dalam bentuk pupuk Borate dengan dosis sesuai kebutuhan. Boron berperan dalam mengoptimalkan proses fotosintesis.

4. Waktu aplikasi pupuk Nitrogen dan Kalium dilakukan 3 (tiga) kali selama pertumbuhan yaitu pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam.

5. Aplikasi pupuk SP18 diberikan sekaligus pada saat tanam.

6. Larutkan pupuk dalam air agar pupuk lebih cepat bereaksi dan diberikan ketanaman bersamaan dengan penyiraman

7. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran Terpenuhinya kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan berproduksi dengan mutu yang optimal.

Page 44: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 45: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

33

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi :

Kegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan.

B. Tujuan

1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.

2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dan kelestarian lingkungan hidup.

C. Validasi/Referensi

1. Pengenalan dan pengendalian Hamahama penting pada Tanaman Cabai merah ( Balitsa, 2005)

2. Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Cabai (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1999)

3. Pengenalan dan Pengendalian penyakit Virus pada cabai (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2004)

Page 46: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

34

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

4. Pedoman Umum Budidaya Cabai merah Merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

5. Penyakit Penting Tanaman Cabai dan Pengendaliannya (Balitsa, 2007)

D. Bahan dan Alat :

1. Bahan a. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang

terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2006.

b.Pestisida nabati dan agens hayati. c. Air

2. Alat

a. Hand sprayer, power sprayer b.Ember/drum c. Pengaduk d.Takaran (skala ml dan liter) e. Kuas f. Pisau g.Minyak tanah, air h.Gunting pangkas i. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker,

topi, sepatu boot, baju lengan panjang.

Page 47: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

34

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

4. Pedoman Umum Budidaya Cabai merah Merah (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

5. Penyakit Penting Tanaman Cabai dan Pengendaliannya (Balitsa, 2007)

D. Bahan dan Alat :

1. Bahan a. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang

terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2006.

b.Pestisida nabati dan agens hayati. c. Air

2. Alat

a. Hand sprayer, power sprayer b.Ember/drum c. Pengaduk d.Takaran (skala ml dan liter) e. Kuas f. Pisau g.Minyak tanah, air h.Gunting pangkas i. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker,

topi, sepatu boot, baju lengan panjang.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

35

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

E. Fungsi Bahan dan Alat 1. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida

nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT);

2. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih;

3. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman;

4. Ember untuk mencampur pestisida dan air; 5. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air; 6. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan

air (skala cc/ml, dan liter); 7. Minyak tanah : untuk membakar sisasisa/ bagian

tanaman yang terserang OPT; 8. Deterjen : Untuk mencuci alat aplikator,

mengendalikan OPT tertentu dan pencampur bahan pestisida nabati;

9. Alkohol 70%, kloroks 1% (Bayclin) dan lysol. Untuk mensucihamakan (desinfektan) alatalat pertanian (pisau, gunting pangkas dan gergaji);

10.Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida).

F. Prosedur Pelaksanaan

1. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (1 minggu 1 kali) dengan mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama dan populasinya.

2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya.

Page 48: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

36

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan.

4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugas dinas pertanian setempat.

5. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Jenis Hama :

(Karny)Pada umumnya hama ini berkembang pesat dimusim kemarau, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daundaun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercakbercak putih/keperakperakan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.

1)Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman

Page 49: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

36

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan.

4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugas dinas pertanian setempat.

5. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Jenis Hama :

(Karny)Pada umumnya hama ini berkembang pesat dimusim kemarau, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daundaun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercakbercak putih/keperakperakan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.

1)Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

37

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

perangkap. Cara ini cukup efektif untuk menunda serangan yang biasanya terjadi pada umur 14 HST. Penggunaan mulsa plastik juga dapat mencegah infeksi kutu daun dari luar pertanaman dan mencegah thrips mencapai tanah untuk berpupa, sehingga daur hidup thrips menjadi terputus.

2)Sanitasi dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang thrips.

3)Tidak menanam tanaman inang (Famili Solanaceae)

Penggunaan perangkap likat warna biru atau putih sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2, dan dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap likat dapat dibuat dari potongan paralon berdiameter 10 cm dan panjang + 15 cm, kemudian di cat putih atau biru, digantungkan di atas tanaman cabai. Lem yang digunakan berupa lem kayu yang diencerkan atau vaselin, lem dipasang setiap seminggu sekali.

Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau,

Page 50: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

38

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen .

Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau caracara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami antara lain yang berasal dari gadung ().

( ) Hama menghisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan, sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal seperti daun menebal dan perubahan warna daun menjadi menjadi tembaga/kecoklatan, terpuntuir, menyusut serta keriting, tunas dan bunga gugur. Pada awal musim kemarau biasanya serangan bersamaan dengan serangan trips dan kutu daun. a. Kultur Teknis

Sanitasi dengan memusnahkan tanaman terserang

Page 51: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

38

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen .

Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau caracara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami antara lain yang berasal dari gadung ().

( ) Hama menghisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan, sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal seperti daun menebal dan perubahan warna daun menjadi menjadi tembaga/kecoklatan, terpuntuir, menyusut serta keriting, tunas dan bunga gugur. Pada awal musim kemarau biasanya serangan bersamaan dengan serangan trips dan kutu daun. a. Kultur Teknis

Sanitasi dengan memusnahkan tanaman terserang

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

39

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

b. Hayati Pemanfaatan musuh alami (predator

c. Kimiawi Apabila cara lain tidak dapat menekan populasi hama, dapat diaplikasikan dengan pestisida efektif dan terdaftar dan apabila berdasarkan hasil pengamatan intensitas serangan ≥ 15% per tanaman contoh.

()

Buah cabai merah yang terserang ditandai dengan adanya lubang titik hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakkan telurnya. Jika buah cabai dibelah, didalamnya terdapat larva lalat buah. Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan menyebabkan terjadinya infeksi oleh OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah menjadi pupa. Serangan berat terjadi pada musim hujan, disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh bakteri sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.

Page 52: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

40

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

1. Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buah yang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari

2. Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.

1. Penggunaan perangkap dengan atraktan misalnya metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha atau 2 buah per 500 m2. Perangkap dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali.

2. Pelepasan serangga jantan mandul yang

telah diradiasi dilepas ke lapangan dalam jumlah besar sehingga diharapkan dapat mengurangi keberhasilan perkawinan dengan lalat fertil dan akhirnya populasi lalat buah dapat berkurang.

3. Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama lalat buah, antara lain parasitoid larva dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut,

Page 53: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

40

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

1. Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buah yang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari

2. Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.

1. Penggunaan perangkap dengan atraktan misalnya metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha atau 2 buah per 500 m2. Perangkap dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali.

2. Pelepasan serangga jantan mandul yang

telah diradiasi dilepas ke lapangan dalam jumlah besar sehingga diharapkan dapat mengurangi keberhasilan perkawinan dengan lalat fertil dan akhirnya populasi lalat buah dapat berkurang.

3. Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama lalat buah, antara lain parasitoid larva dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut,

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

41

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Arachnidae (labalaba), Staphylinidae (kumbang) dan Dermatera (Cocopet).

Beberapa varietas yang agak tahan terhadap serangan hama lalat buah, yaitu Tombak 1, Tombak 2, Nenggala 1 dan Cemeti 1.

Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila caracara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama, sehingga digunakan pestisida yang efektif, terdaftar dan sesuai anjuran.

(Sulz)

Tanaman yang terserang kutu daun persik menjadi keriput, pertumbuhan tanaman kerdil, warna daun kekuningan, terpuntir, layu dan akhirnya mati. Kutu daun ini merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus CMV dan PVY. Ledakan hama biasanya terjadi pada musim kemarau. Hama ini hidupnya berkelompok dan berada di bawah permukaan daun. Menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun muda dan bagian pucuk tanaman. Cairan yang dikeluarkan kutu daun ini mengandung madu

Page 54: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�6

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

42

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

yang dapat mendorong tumbuhnya cendawan jelaga pada daun sehingga menghambat proses fotosintesis.

1. Melakukan eradikasi gulma dan bagianbagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar

2. Tumpangsari cabai merah dengan bawang daun, dapat menekan serangan hama kutu daun persik karena bawang daun bersifat sebagai pengusir hama ini.

3. Penggunaan tanaman perangkap, seperti tanaman caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai merah, karena caisin lebih disukai oleh kutu daun persik daripada tanaman cabai. Jika populasi hama cukup tinggi, dilakukan penyemprotan pestisida pada tanaman perangkap saja (caisin).

1. Penggunaan kain kasa pada bedengan persemaian maupun di sekitar pertanaman

2. Penggunaan perangkap air berwarna kuning. Perangkap yang dibutuhkan sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2, dipasang pada saat tanaman cabai berumur 2 minggu.

Page 55: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

42

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

yang dapat mendorong tumbuhnya cendawan jelaga pada daun sehingga menghambat proses fotosintesis.

1. Melakukan eradikasi gulma dan bagianbagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar

2. Tumpangsari cabai merah dengan bawang daun, dapat menekan serangan hama kutu daun persik karena bawang daun bersifat sebagai pengusir hama ini.

3. Penggunaan tanaman perangkap, seperti tanaman caisin yang ditanam di sekeliling tanaman cabai merah, karena caisin lebih disukai oleh kutu daun persik daripada tanaman cabai. Jika populasi hama cukup tinggi, dilakukan penyemprotan pestisida pada tanaman perangkap saja (caisin).

1. Penggunaan kain kasa pada bedengan persemaian maupun di sekitar pertanaman

2. Penggunaan perangkap air berwarna kuning. Perangkap yang dibutuhkan sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2, dipasang pada saat tanaman cabai berumur 2 minggu.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

43

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Musuh alami yang potensial menyerang kutu daun persik di lapangan antara lain parasitoid sp, predator kumbang , , larva , sp dan patogen sp

Apabila jumlah kutu daun lebih dari 7 ekor per 10 daun contoh atau kerusakan tanaman lebih dari 15% per tanaman contoh dapat digunakan pestisida yang efektif, terdaftar dan sesuai anjuran. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada senja hari.

( F.)

Larva instar 1 dan 2 merusak daun dan buah dengan meninggalkan sisasisa epidermis daun bagian atas dan yang tinggal hanya tulangtulang daun. Larva instar lanjut merusak tulang daun ditandai dengan gundulnya daun, kadangkadang larva menyerang buah cabai. Larva biasanya berada di permukaan bawah daun dan menyerang secara serentak dan berkelompok. Gejala serangan pada buah cabai ditandai dengan timbulnya lubang

Page 56: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

44

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

yang tidak beraturan pada permukaan buah. Pada serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Umumnya serangan berat terjadi pada saat musim kemarau.

1. Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.

2. Pengolahan lahan yang intensif dan saluran air (drainase) yang baik.

3. Eradikasi selektif dilakukan terhadap kelompok telur sp yang dijumpai pada pertanaman cabai merah.

1. Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang.

2. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per Ha atau 2 buah per 500 m2. Pemasangan perangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu.

Pemanfaatan patogen Sl. NPV (Spodoptera lituraNuclear Polyhedrosis Virus), Sl. Bx 9, cendawan cordisep, Nematoda steinerma,

Page 57: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

44

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

yang tidak beraturan pada permukaan buah. Pada serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Umumnya serangan berat terjadi pada saat musim kemarau.

1. Sanitasi lahan dengan cara membersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi.

2. Pengolahan lahan yang intensif dan saluran air (drainase) yang baik.

3. Eradikasi selektif dilakukan terhadap kelompok telur sp yang dijumpai pada pertanaman cabai merah.

1. Pemusnahan kelompok telur, larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang.

2. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per Ha atau 2 buah per 500 m2. Pemasangan perangkap dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu.

Pemanfaatan patogen Sl. NPV (Spodoptera lituraNuclear Polyhedrosis Virus), Sl. Bx 9, cendawan cordisep, Nematoda steinerma,

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

45

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

predator sp, parasitoid sp, dan sp.

Jika intensitas kerusakan daun akibat serangan ulat grayak telah mencapai lebih atau sama dengan 12,5% per tanaman contoh, maka pertanaman cabai disemprot dengan pestisida sesuai yang dianjurkan.

()Serangan pada daun berupa bercak nekrotik, akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sekresi yang dikeluarkan oleh kutu Kebul dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia tanaman.

Pemanfaatan musuh alami : predator yang

diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain (mampu memangsa larva sebanyak 200 – 400 larva/hari), , dll. Parasitoid yang diketahui efektif menyerang adalah (15 species),

Page 58: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

46

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

(4 species), sedangkan jenis patogen yang menyerang , antara lain dan

Penggunaan perangkap likat dapat dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan yang ditumbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Beberapa jenis tanaman dapat digunakan untuk mengurangi serangan kutu Kebul, antara lain tumpangsari antara cabai dengan tagetes, penanaman jagung atau gandum disekitar tanaman cabai.

Beberapa insektisida yang diketahui efektif untuk mengendalikan kutu kebul, antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat.

Page 59: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

46

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

(4 species), sedangkan jenis patogen yang menyerang , antara lain dan

Penggunaan perangkap likat dapat dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan yang ditumbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Beberapa jenis tanaman dapat digunakan untuk mengurangi serangan kutu Kebul, antara lain tumpangsari antara cabai dengan tagetes, penanaman jagung atau gandum disekitar tanaman cabai.

Beberapa insektisida yang diketahui efektif untuk mengendalikan kutu kebul, antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

47

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

H. Jenis Penyakit Yang Menyerang Tanaman Cabai merah :

(

Layu pada pucuk daun kemudian menjalar ke bagian bawah daun sampai seluruh daun menjadi layu dan akhirnya tanaman menjadi mati. Jaringan pembuluh batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Apabila batang dan akar yang terserang dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih tampak mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni bakteri. Serangan pada buah menyebabkan warna buah cabai menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan cepat berkembang jika ada luka mekanis akibat gigitan hama dan faktor lainnya. Penyakit layu bakteri ini berkembang sangat cepat pada musim hujan.

a. Melakukan sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang terserang dan sisasisa tanaman sakit dicabut dan dimusnahkan.

b. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang bagi bakteri .

c. Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang cukup

Page 60: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

48

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40 50 cm.

d. Penurunan pH tanah dengan pemberian belerang pada areal pertanaman

e. Menanam varietas cabai merah yang sehat dan tahan penyakit layu bakteri

f. Memanfaatkan agens antagonis dan .

g. Mekanisme pengendaliannya melalui hiperparasit, antibiosis dan lisis serta melalui persaingan. Aplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih.

h. Memanfaatkan mikroba antagonis

I. Apabila cara–cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan serangan penyakit ini dapat digunakan fungisida yang efektif dan sesuai anjuran.

Tanaman menjadi layu mulai dari bagian bawah dan anak tulang daun menjadi menguning. Apabila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam waktu 2 – 3 hari setelah infeksi. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat terjadinya luka tertutup hifa berwarna putih seperti kapas. Jika serangan terjadi pada saat pertumbuhan

Page 61: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

48

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40 50 cm.

d. Penurunan pH tanah dengan pemberian belerang pada areal pertanaman

e. Menanam varietas cabai merah yang sehat dan tahan penyakit layu bakteri

f. Memanfaatkan agens antagonis dan .

g. Mekanisme pengendaliannya melalui hiperparasit, antibiosis dan lisis serta melalui persaingan. Aplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih.

h. Memanfaatkan mikroba antagonis

I. Apabila cara–cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan serangan penyakit ini dapat digunakan fungisida yang efektif dan sesuai anjuran.

Tanaman menjadi layu mulai dari bagian bawah dan anak tulang daun menjadi menguning. Apabila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam waktu 2 – 3 hari setelah infeksi. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat terjadinya luka tertutup hifa berwarna putih seperti kapas. Jika serangan terjadi pada saat pertumbuhan

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

49

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

sudah maksimum, tanaman masih dapat menghasilkan buah. Bila serangan sudah mencapai batang, buah menjadi kecil dan gugur. Penyebaran penyakit melalui spora yang diterbangkan angin dan air. Tanaman inang lainnya adalah kacang panjang, kubis, ketimun dan bawang merah.

a. Sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang

terserang kemudian dicabut dan dimusnahkan. b. Memperbaiki pengairan untuk mencegah

terjadinya genangan air dan kelembaban yang tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40 – 50 cm.

c. Menggunakan benih yang sehat d. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman

bukan inang dan memusnahkan gulma sebagai inang “perfect stage” dari cendawan.

e. Memanfaatkan agens hayati dan

f. Apabila cara lain tidak dapat menekan serangan penyakit ini dapat digunakan fungisida yang efektif, terdaftar dan dianjurkan.

(

Gejala serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak. Bagian tengah buah tampak

Page 62: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

50

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi. Dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit.

a. Perlakuan biji dengan cara merendam biji dalam

air panas (55° C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pyrimidin (0.05 – 0.1%).

b. Sanitasi rumputrumput/gulma dan buah cabai merah yang terserang penyakit busuk buah dikumpulkan kemudian dimusnahkan.

c. Menanam benih yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen penaykit busuk buah antraknosa, baik di persemaian maupun di lapangan

d. Menanam cabai merah varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.

e. Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan solanaceae

f. Melakukan perbaikan drainase tanah g. Memanfaatkan agens antagonis

dan , Aplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5

grm per kantong. diaplikasikan 3 hari sebelum

Page 63: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

50

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi. Dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit.

a. Perlakuan biji dengan cara merendam biji dalam

air panas (55° C) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pyrimidin (0.05 – 0.1%).

b. Sanitasi rumputrumput/gulma dan buah cabai merah yang terserang penyakit busuk buah dikumpulkan kemudian dimusnahkan.

c. Menanam benih yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen penaykit busuk buah antraknosa, baik di persemaian maupun di lapangan

d. Menanam cabai merah varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.

e. Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan solanaceae

f. Melakukan perbaikan drainase tanah g. Memanfaatkan agens antagonis

dan , Aplikasi pada kantong persemaian sebanyak 5

grm per kantong. diaplikasikan 3 hari sebelum

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

51

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih.

h. Memanfaatkan mikroba antagonis dan , diaplikasi mulai fase pembungaan hingga 2 minggu setelah pembungaan dengan selang waktu 1 minggu.

i. Apabila gejala serangan penyakit pada buah semakin meluas dapat digunakan fungisida yang efektif dan sudah terdaftar/dianjurkan.

Penyakit bercak daun dapat timbul pada tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih banyak menyerang tanaman tua. Pada musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai drainase baik, penyakit layu kurang berkembang. Daun yang terinfeksi dapat berubah menjadi kuning dan gugur ke tanah. Pada daun yang terserang tampak bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak tersebut meluas sampai diameter sekitar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubanglubang. Apbaila terdapat banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada tangkai daun, batang, sedangkan serangan pada buah jarang

Page 64: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�6

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

52

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

ditemukan. Penyakit ini kadangkadang menyerang cabai pada waktu persemaian.

a. Sanitasi dengan cara memusnahkan daun atau

sisasisa tanaman yang terinfeksi b.Menanam benih yang bebas patogen pada lahan

yang tidak terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan

c. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik.

d.Aplikasi fungisida secara bijaksana dan hanya bila diperlukan (sesuai dengan rekomendasi)

Penyakit virus yang menyerang tanaman cabai merah di Indonesia dapat disebabkan oleh satu jenis atau gabungan beberapa jenis virus, antara lain Virus Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus = TMV), Virus Belang Urat Daun (Chilli Veinal Mottle Virus = CVMV), Virus Mosaik Mentimun (Cucumber Mosaic Virus = CMV), Geminivirus (Tomato yellow leaf curl virus = TYLCV), Virus mengkerut kerdil cabai merah (CVSV), Virus mozaic tomat (ToMV).

Page 65: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

52

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

ditemukan. Penyakit ini kadangkadang menyerang cabai pada waktu persemaian.

a. Sanitasi dengan cara memusnahkan daun atau

sisasisa tanaman yang terinfeksi b.Menanam benih yang bebas patogen pada lahan

yang tidak terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan

c. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik.

d.Aplikasi fungisida secara bijaksana dan hanya bila diperlukan (sesuai dengan rekomendasi)

Penyakit virus yang menyerang tanaman cabai merah di Indonesia dapat disebabkan oleh satu jenis atau gabungan beberapa jenis virus, antara lain Virus Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus = TMV), Virus Belang Urat Daun (Chilli Veinal Mottle Virus = CVMV), Virus Mosaik Mentimun (Cucumber Mosaic Virus = CMV), Geminivirus (Tomato yellow leaf curl virus = TYLCV), Virus mengkerut kerdil cabai merah (CVSV), Virus mozaic tomat (ToMV).

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

53

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

5.1 Penyakit virus kuning yang disebabkan oleh YLCV

Kelompok (TYLCV) adalah helai daun mengalami vein clearing, dimulai dari daundaun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari geminivirus menyebabkan daundaun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah.

a. Pemupukan berimbang yaitu 150 – 200 kg

urea, 450500 kg ZA, 100150 kg TSP, 100150 KCl dan 2030 ton pupuk organik/ha.

b.Menggunakan benih yang sehat(tidak mengandung virus) atau bukan dari daerah yang terserang

c. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.

d.Eradikasi tanaman yang sakit. e. Sanitasi lingkungan disekitar pertanaman,

termasuk penyiangan gulma dan tanaman liar lainnya yang dapat menjadi inang sementara bagi virus atau inang bagi vektor.

f. Menggunakan benih yang sehat.

Page 66: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

54

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Langkahlangkah yang dianjurkan untuk melindungi benih cabai merah dari serangga vektor adalah : 1)Dengan pengerudungan menggunakan

kain atau nilon kerapatan 3050 mesh; 2)tempat persemaian yang terisolasi jauh

dari lahan yang terserang penyakit; 3)semai dilindungi dengan pestisida nabati

seperti nimba, ekstrak tembakau atau dengan pestisida kimiawi secara bijaksana.

g.Praktek budidaya, antara lain : 1)pengendalian dengan perangkap warna

kuning berperekat; 2)pengendalian dengan mulsa plastik

pemantul sinar ultraviolet h.Melakukan penyemprotan serangga vektor

dengan insektisida sesuai anjuran.

5.2 Penyakit Virus kerupuk : Pada tanaman muda dimulai dengan daun yang melengkung ke bawah. Pada umur selanjutnya gejala melengkung lebih parah disertai kerutankerutan. Daun berwarna hijau pekat mengkilat dan permukaan tidak rata. Pertumbuhan terhambat, ruas jarak antar tangkai daun lebih pendek terutama di bagian pucuk sehingga daun menumpuk dan

Page 67: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

54

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

Langkahlangkah yang dianjurkan untuk melindungi benih cabai merah dari serangga vektor adalah : 1)Dengan pengerudungan menggunakan

kain atau nilon kerapatan 3050 mesh; 2)tempat persemaian yang terisolasi jauh

dari lahan yang terserang penyakit; 3)semai dilindungi dengan pestisida nabati

seperti nimba, ekstrak tembakau atau dengan pestisida kimiawi secara bijaksana.

g.Praktek budidaya, antara lain : 1)pengendalian dengan perangkap warna

kuning berperekat; 2)pengendalian dengan mulsa plastik

pemantul sinar ultraviolet h.Melakukan penyemprotan serangga vektor

dengan insektisida sesuai anjuran.

5.2 Penyakit Virus kerupuk : Pada tanaman muda dimulai dengan daun yang melengkung ke bawah. Pada umur selanjutnya gejala melengkung lebih parah disertai kerutankerutan. Daun berwarna hijau pekat mengkilat dan permukaan tidak rata. Pertumbuhan terhambat, ruas jarak antar tangkai daun lebih pendek terutama di bagian pucuk sehingga daun menumpuk dan

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

55

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

bergumpalgumpal berkesan regas seperti kerupuk.

a. Menggunakan benih tanaman yang sehat

(tidak mengandung virus) b.Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman

bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.

c. Melakukan sanitasi lingkungan d.Penggunaan mulsa e. Eradikasi tanaman sakit pada serangan

kurang dari 5% f. Penggunaan pupuk berimbang

5.3 Penyakit Virus Mosaik Keriting (disebabkan

oleh salah satu atau gabungan PVY, TEV, CMV atau CVMV) Daun tanaman yang terserang mosaik warna belang antara hijau tua dan hijau muda, kadangkadang disertai dengan perubahan bentuk daun (cekung, keriting atau memanjang). Serangan salah satu strain CMV sering menyebabkan daun menyempit seperti rambut atau bercak berpola daun oak pada buah dan daun, atau mosaik klorosis.

Page 68: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

60

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

56

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

a. Menggunakan benih tanaman yang sehat

(tidak mengandung virus) b. Imunisasi tanaman cabai merah dan tomat

dengan virus CMV yang dilemahkan dengan satelit virus CARNA5 dapat menahan serangan CMV yang lebih ganas di lapang

c. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.

d.Melakukan sanitasi lingkungan e. Penggunaan mulsa f. Eradikasi tanaman sakit pada serangan

kurang dari 5%

5.4 Virus Kerdil, Nekrosis, Mosaik Ringan (yang disebabkan oleh TMV atau ToMV) Bervariasi termasuk mosaik, kerdil dan sistemik klorosis, kadangkadang diikuti dengan nekrotik streak pada batang atau cabang dan diikuti dengan gugur daun.

a. Eradikasi kontaminasi virus pada benih biji

dengan pemanasan atau perendaman dalam 10% Na3PO4 selama 12 jam.

b.Menggunakan benih tanaman yang sehat (tidak mengandung virus)

Page 69: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

56

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

a. Menggunakan benih tanaman yang sehat

(tidak mengandung virus) b. Imunisasi tanaman cabai merah dan tomat

dengan virus CMV yang dilemahkan dengan satelit virus CARNA5 dapat menahan serangan CMV yang lebih ganas di lapang

c. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.

d.Melakukan sanitasi lingkungan e. Penggunaan mulsa f. Eradikasi tanaman sakit pada serangan

kurang dari 5%

5.4 Virus Kerdil, Nekrosis, Mosaik Ringan (yang disebabkan oleh TMV atau ToMV) Bervariasi termasuk mosaik, kerdil dan sistemik klorosis, kadangkadang diikuti dengan nekrotik streak pada batang atau cabang dan diikuti dengan gugur daun.

a. Eradikasi kontaminasi virus pada benih biji

dengan pemanasan atau perendaman dalam 10% Na3PO4 selama 12 jam.

b.Menggunakan benih tanaman yang sehat (tidak mengandung virus)

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

57

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

c. Memusnahkan tanaman cabai merah muda yang terserang dan menggantinya dengan tanaman yang sehat

d.Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.

e. Melakukan sanitasi lingkungan f. Penggunaan mulsa g.Eradikasi tanaman sakit pada serangan

kurang dari 5%

Page 70: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 71: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

58

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi

Kegiatan memetik buah yang telah siap panen yaitu pada saat mencapai kematangan fisiologis sesuai varietas yang digunakan.

Page 72: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

59

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

B. Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju.

C. Validasi/Referensi 1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

D. Bahan dan Alat 1. Keranjang plastik atau kontainer plastik 2. Gunting/pisau 3. Gerobak 4. Gudang

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Keranjang plastik atau kontainer plastik digunakan sebagai wadah hasil panen.

2. Gunting/pisau digunakan untuk memetik buah selain mengunakan tangan

3. Gerobak digunakan untuk mengangkut buah dari lahan.

Page 73: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

59

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

B. Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju.

C. Validasi/Referensi 1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

3. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005)

D. Bahan dan Alat 1. Keranjang plastik atau kontainer plastik 2. Gunting/pisau 3. Gerobak 4. Gudang

E. Fungsi Bahan dan Alat

1. Keranjang plastik atau kontainer plastik digunakan sebagai wadah hasil panen.

2. Gunting/pisau digunakan untuk memetik buah selain mengunakan tangan

3. Gerobak digunakan untuk mengangkut buah dari lahan.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

60

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

4. Gudang digunakan sebagai tempat menyimpan buah.

F. Prosedur Pelaksanaan

1. Hentikan penyemprotan pestisida menjelang panen.

2. Lakukan panen pertama pada umur 90 HST (tergantung lokasi dan varietas), dengan interval 3 – 7 hari.

3. Petik buah dengan dan menyertakan tangkai buahnya. Selain menggunakan tangan pemetikan dapat menggunakan pisau atau gunting.

4. Tempatkan hasil panen di keranjang atau ember dan dibawa ketempat penyimpanan sementara untuk diseleksi/digrading

5. Lakukan sortasi buah yang terserang OPT kemudian dimusnahkan.

6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran Mendapatkan buah dengan tingkat kematangan

dengan mutu buah yang sesuai permintaan pasar.

Page 74: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran
Page 75: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

61

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

A. Definisi :

Kegiatan penanganan buah setelah dipanen hingga siap didistribusikan ke konsumen

B. Tujuan Menjamin keseragaman ukuran dan mutu buah sesuai dengan permintaan pasar domestik dan ekspor

Page 76: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

62

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

C. Validasi/Referensi 1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

D. Bahan dan Alat 1. Kotak karton, kotak kayu, karung plastik warning 2. Kertas koran

E. Fungsi Alat

1. Kotak karton, kotak kayu, karung plastik warning digunakan untuk wadah hasil panen

2. Kertas Koran digunakan sebagai alas

F. Prosedur pelaksanaan 1. Lakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan

kriteria yang dikehendaki pasar. 2. Keringanginkan (proses curing) hasil buah untuk

mencegah pembusukan dengan membuang panas lapang sebelum dijual ke pasar dan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai merah.

3. Simpan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali

4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan pasar. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.

Page 77: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

6�

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

62

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

C. Validasi/Referensi 1. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah (

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, 2003)

2. Budidaya Cabai merah Merah Sesuai GAP (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2005)

D. Bahan dan Alat 1. Kotak karton, kotak kayu, karung plastik warning 2. Kertas koran

E. Fungsi Alat

1. Kotak karton, kotak kayu, karung plastik warning digunakan untuk wadah hasil panen

2. Kertas Koran digunakan sebagai alas

F. Prosedur pelaksanaan 1. Lakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan

kriteria yang dikehendaki pasar. 2. Keringanginkan (proses curing) hasil buah untuk

mencegah pembusukan dengan membuang panas lapang sebelum dijual ke pasar dan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai merah.

3. Simpan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali

4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan pasar. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

63

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

5. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat.

G. Sasaran

Terjaminnya keseragaman ukuran dan mutu buah sesuai dengan permintaan pasar baik domestik dan ekspor

Page 78: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

�0

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

64

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

1 Nenggala 1

573/Kpts/TP.240/7/1994

Introduksi dari Thailand

PT. Tanindo Subur Prima

2 Tombak 1 571/Kpts/TP.240/7/1

994

Introduksi dari Thailand

PT. Tanindo Subur Prima

3 Tombak 2 569/Kpts/TP.240/7/1

994

Introduksi dari Thailand

PT. Tanindo Subur Prima

4 Cemeti 1 570/Kpts/TP.240/7/1

994

Introduksi dari Thailand

PT. Tanindo Subur Prima

5 Prabu F1 866/Kpts/TP.240/7/1

999

960 M x 960 F PT. East West Seed Indonesia

6 Maraton 867/Kpts/TP.240/7/1

999

966 M x 966 F PT. East West Seed Indonesia

7 Gada 868/Kpts/TP.240/7/1

999

2952 M x 2952 F PT. East West Seed Indonesia

8 Kresna 869/Kpts/TP.240/7/1

999

5230 M x 5230 F PT. East West Seed Indonesia

9 Hirbrida Arimbi 139/Kpts/TP.240/3/2

000

Introduksi dari Thailand

PT. East West Seed Indonesia

10 Tanjung 1 239/Kpts/TP.240/4/2

001

Hasil seleksi tanaman di Brebes

Balitsa Lembang

11 Tanjung 2 240/Kpts/TP.240/4/2

001

Hasil seleksi tanaman di Brebes

Balitsa Lembang

12 Sultan F1 249/Kpts/TP.240/4/2

002

CB 9669 F x CB 9669 M

PT. East West Seed Indonesia

Page 79: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

65

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

13 Trisula 344/Kpts/TP.240/6/2003

Blitar UD. Riawan Tani Blitar

14 Jet Set 345/Kpts/TP.240/6/2003

Persilangan (HPZA x HPZB) x HPZC

PT. Benih Inti Subur Intani

15 Buana 346/Kpts/TP.240/6/2003

Persilangan (HP07A x HP07B) x HP07C

PT. Benih Inti Subur Intani

16 Adipati 346/Kpts/LB.240/6/2004

Persil 15994 F x 15994 M

PT. Eawt West, Asep Harpenas

17 Senopati 347/Kpts/LB.240/6/2004

Persil 14884 RF x 14884 RM

PT. Eawt West, Asep Harpenas

18 Provost 348/Kpts/LB.240/6/2004

Persil 16565 F x 16565 M

PT. Eawt West, Asep Harpenas

19 Dewarengku 80/Kpts/SR.120/3/2005

Hibrida persil. HP 30161 x HP HL 62031

PT. Marcopolo Seed Nusantara,

20 Rekab 355 83/Kpts/SR.120/3/2005

Hibrida persilangan MS CB

BPSBTPH Jateng, CV. Multi Global Agrindo

21 Pertiwi 367 84/Kpts/SR.120/3/2005

Hibrida persilangan MS CB

BPSBTPH Jateng, CV. Multi Global Agrindo

22 Jawara 501/Kpts/SR.120/12/2005

CV. Sari Tani Seed, Jawa Timur

CV. Sari Tani Seed BPTP, BPSBTPH Jawa

23 Gajah 502/Kpts/SR.120/12/2005

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT. Koreana Seed Indonesia

24 Red Gloss 2033 460/Kpts/SR.120/12/2005

Hibrida persilangan PT. BISI

25 Hot Express 447/Kpts/SR.120/12/2005

PT. Inko Seed Makmur, Indonesia

PT. Inko Seed Makmur

26 KY Keriting 222/Kpts/SR.120/3/2006

Known You Seed Pte, Ltd, Taiwan

Known You Seed Distribution (S.E.A)

27 Good Choice 125/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT. Selektani Hortikultura

28 Equator 126/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT. Selektani Hortikultura

29 Osaka 03 183/Kpts/SR.120/3/2006

Sakata Seed Corp, Jepang

PT. Mulia Bintang Utama

30 Biola 184/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT. Mulia Bintang Utama

31 Purwo 175/Kpts/SR.120/3/2006

Suntech Seed Co. Ltd, Taiwan

PT. Johny Jaya Makmur

Page 80: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

66

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

32 Panther 217/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT, Koreana Seed Indonesia,

33 Tropical Wonder 218/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT, Koreana Seed Indonesia,

34 Kaiser 219/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT, Koreana Seed Indonesia,

35 Victor 220/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT, Koreana Seed Indonesia,

36 Premium 231/Kpts/SR.120/3/2006

Nong Woo Bio Co. Ltd, Korea

PT, Koreana Seed Indonesia,

37 Hot Beauty 163/Kpts/SR.120/3/2006

Known You Seed Pte. Ltd. Taiwan

Known You Seed Pte. Ltd,

38 Super Flavour 230/Kpts/SR.120/3/2006

Known You Seed Pte. Ltd. Taiwan

Known You Seed Pte. Ltd,

39 Restu 312/Kpts/SR.120/4/2006

PT. Benihinti Subur Intani, Indonesia

PT. BISI

40 Hot Java 350/Kpts/SR.120/5/2006

PT. Syngenta Thailand Co. Ltd. Thailand

PT. Syngenta Indonesia

41 Amando 362/Kpts/SR.120/5/2006

Nunhems Zaden BV, Belanda

Nunhems Indonesia

42 Fantastic 363/Kpts/SR.120/5/2006

Nunhems Zaden PVT. Ltd. India

Nunhems Indonesia

43 Kranti 364/Kpts/SR.120/5/2006

Nunhems Zaden PVT. Ltd. India

Nunhems Indonesia

44 Nemo 365/Kpts/SR.120/5/2006

Nunhems Zaden PVT. Ltd. India

Nunhems Indonesia

45 Inko Hot 519/Kpts/SR.120/9/2006

PT. Inko Seed Makmur, Indonesia

PT. Inko Seed Makmur

46 Imperial 308 641/Kpts/SR.120/10/2006

Silang HP6A dan HP 6B x HP 6C

PT. Bisi

47 Elegance 081 642/Kpts/SR.120/10/2006

Silang HP 16A dan HP 16B x HP 16C

PT. Bisi

48 Emerald 2078 643/Kpts/SR.120/10/2006

Silang HP 15A dan HP 15B x HP 15C

PT. Bisi

49 Horizon 2089 644/Kpts/SR.120/10/2006

Silang HP 14A dan HP 14B x HP 14C

PT. Bisi

50 Optima 14/Kpts/SR.120/1/2007

Sakata Seed Co. Ltd, Korea Selatan

PT. Global Agrotech

51 Agung 15/Kpts/SR.120/1/2007

Myoung Sun Seed Co. Ltd, Korea

PT. Inko Seed Makmur

52 Spirit 18/Kpts/SR.120/1/2007

PT. Benih Inti Subur Intani, Indonesia

PT. Bisi

Page 81: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka 2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

67

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

53 Hot Chilli 69/Kpts/SR.120/2/2007

PT. Seminis Vegetable Seeds, Korea

UD. Tani Murni

54 Profit 174/Kpts/SR.120/3/2007

PT. Benihinti Suburintani, Indonesia

PT. Bisi

55 Prada 186/Kpts/SR.120/3/2007

Seminis Vegetable Seeds Korea

PT. Seminis Vegetable Seeds Indonesia

56 HP. 207 187/Kpts/SR.120/3/2007

Sakata Seed Co. Ltd, Korea Selatan

PT. Global Agrotech

57 Big Hot 308/Kpts/SR.120/5/2007

Syngenta Thailand Co.,Ltd, Thailand

PT. Oriental Seed Indonesia

58 OR 985 400/Kpts/SR.120/7/2007

PT. Oriental Seed Indonesia

PT. Oriental Seed Indonesia

59 OR Bigman 1157 401/Kpts/SR.120/7/2007

PT. Oriental Seed Indonesia

PT. Oriental Seed Indonesia

60 OR Hot Vision 402/Kpts/SR.120/7/2007

PT. Oriental Seed Indonesia

PT. Oriental Seed Indonesia

61 Laras 403/Kpts/SR.120/7/2007

PT. Marco Polo Seed Limited

PT. Marco Polo Seed Nusantara

62 OR Beautiful 497 418/Kpts/SR.120/7/2007

PT. Oriental Seed Indonesia

PT. Oriental Seed Indonesia

63 Cabarda 421 488/Kpts/SR.120/9/2007

CV. Duta Agro Utama Nusantara, Indonesia

CV. Duta Agro Utama Nusantara

64 Red Sky 499/Kpts/SR.120/9/2007

Green Seed Co.Ltd Vietnam

PT. Sang Hyang Seri

65 Prason 438/Kpts/SR.120/4/2008

PT. Inko Seed Makmur

PT. Inko Seed Makmur

66 Astina 611/Kpts/SR.120/5/2008

PT. East West Seed Indonesia

PT. East West Seed Ind.

67 BP 1 1732/Kpts/SR.120/12/2008

CV. Duta Agro Utama Nusantara, Indonesia

CV. Duta Agro Utama Nusantara

68 Bewe 1733/Kpts/SR.120/12/2008

PT. Primasid Andalan Utama, Indonesia

PT. Primasid Andalan Utama, Indonesia

69 Wibawa 2084/Kpts/SR.120/5/2009

PT. East West Seed Indonesia

PT. East West Seed Indonesia

70 Karina 2856/Kpts/SR.120/7/2009

Winall HiTech Seed China

PT. Hextar Indonesia

71 Mia 3652/Kpts/SR.120/10/2009

Winall HiTech Seed China

PT. Hextar Indonesia

Page 82: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)horti.pertanian.go.id/simantab/assets/docstatic/SOP/SOP Cabai.pdf · Standar Operasional Prosedur Cabai Merah i Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran

��

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka2010

Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah

S t a n d a r O p e r a s i o n a l P r o s e d u r C a b a i M e r a h

68

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka 2010

72 Malika 3653/Kpts/SR.120/10/2009

Winall HiTech Seed China

PT. Hextar Indonesia

73 Santa 32 643/Kpts/SR.120/2/2010

Nong Woo Bio, Korea PT. Koreana Seed Indonesia dan UPT PSBTPH Jatim

74 P Sada 300 644/Kpts/SR.120/2/2010

Nong Woo Bio, Korea PT. Koreana Seed Indonesia dan UPT PSBTPH Jatim

75 SPH 77 647/Kpts/SR.120/2/2010

Nong Woo Bio, Korea PT. Koreana Seed Indonesia dan UPT PSBTPH Jatim

76 P Sada 700 648/Kpts/SR.120/2/2010

Nong Woo Bio, Korea PT. Koreana Seed Indonesia dan UPT PSBTPH Jatim

77 Pima Hot 618/Kpts/Sr.120/2/2010

PT. Inko Seed Makmur

PT. Inko Seed Makmur