standar operasional prosedur (sop) pelayanan pembuatan paspor sebagai dokumen perjalanan republik...

8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG PENDAHULUAN Dalam memasuki globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan berkembangnya teknologi dibidang informasi dan komunikasi yang menembus batas wilayah kenegaraan, aspek hubungan kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional berkembang menjadi bersifat internasional, bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya tuntutan terwujudnya tingkat kesetaraan dalam aspek kehidupan kemanusiaan, mendorong adanya kewajiban untuk menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagai bagian kehidupan universal. Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah terjadi perubahan di dalam negeri yang telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan seiring dengan bergulirnya reformasi disegala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap terwujudnya persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap warga negara Indonesia memperoleh kesempatan yang sama dalam menggunakan haknya untuk keluar atau masuk Wilayah Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa pembuatan Paspor tidak lepas dari proses imigrasi. Peran imigrasi sebagai penjaga pintu

Upload: coenkmnf

Post on 09-Apr-2021

30 views

Category:

Government & Nonprofit


0 download

DESCRIPTION

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN

PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA

DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

PENDAHULUAN

Dalam memasuki globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan

berkembangnya teknologi dibidang informasi dan komunikasi yang menembus batas

wilayah kenegaraan, aspek hubungan kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional

berkembang menjadi bersifat internasional, bersamaan dengan tumbuh dan

berkembangnya tuntutan terwujudnya tingkat kesetaraan dalam aspek kehidupan

kemanusiaan, mendorong adanya kewajiban untuk menghormati dan menjunjung tinggi

hak asasi manusia sebagai bagian kehidupan universal.

Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah terjadi perubahan di

dalam negeri yang telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan

seiring dengan bergulirnya reformasi disegala bidang. Perubahan itu telah membawa

pengaruh yang sangat besar terhadap terwujudnya persamaan hak dan kewajiban bagi

setiap warga negara Indonesia sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dengan adanya

perkembangan tersebut, setiap warga negara Indonesia memperoleh kesempatan yang

sama dalam menggunakan haknya untuk keluar atau masuk Wilayah Indonesia.

Perlu kita ketahui bahwa pembuatan Paspor tidak lepas dari proses imigrasi. Peran

imigrasi sebagai penjaga pintu gerbang negara merupakan unsur penting yang perlu

diperhatikan, karena merupakan institusi pertama dan terakhir yang menangani masalah

keberangkatan dan kedatangan seseorang dari dan keluar wilayah suatu negara.

Imigrasi mempunyai aturan – aturan yang menentukan orang mana yang boleh dan

tidak boleh masuk ke wilayah Indonesia ini. Aturan tersebut terdapat dalam Ketentuan

Umum Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,

selanjutnya disingkat UU Keimigrasian, yang berbunyi : “Keimigrasian adalah hal ihwal

lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam

rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.”

Dalam rangka menjaga kedaulatan negara maka Pemerintah di bawah Kementrian

Hukum dan HAM Republik Indonesia menerbitkan Dokumen Perjalanan Republik

Indonesia sebagai bukti sahnya warga negara untuk masuk atau keluar Wilayah Indonesia

yang berbentuk Paspor, selanjutnya diatur dalam Pasal 1 angka 16 UU Keimigrasian yang

Page 2: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

berbunyi : “Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Paspor adalah dokumen

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara Indonesia

untuk melakukan perjalanan antar negara yang berlaku selama jangka waktu tertentu.”

Selain menggunakan paspor, dalam keadaan tertentu masyarakat dapat

menggunakan dokumen pengganti paspor yakni Surat Perjalanan Laksana Paspor yang

diatur dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2014

tentang Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana Paspor, selanjutnya disingkat dengan

Permenkumham No. 8 Tahun 2014 yang berbunyi : “Surat Perjalanan Laksana Paspor

Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Surat Perjalanan Laksana Paspor adalah

dokumen pengganti Paspor yang diberikan dalam keadaan tertentu yang berlaku selama

jangka waktu tertentu.”

PEMBAHASAN

Dari penjelasan pasal di atas, kita dapat mengetahui bahwa untuk masuk dan keluar

suatu wilayah negara melalui proses pemeriksaan imigrasi, yaitu dengan menunjukkan

paspor kepada Pejabat Imigrasi tersebut. Paspor dapat diperoleh melalui prosedur yang

telah ditetapkan oleh Pejabat Imigrasi. Dalam membuat sebuah paspor seorang pegawai

tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaanya sendiri tanpa adanya kerjasama dengan

pegawai lainnya, karena pekerjaan tersebut berlangsung melalui tahap demi tahap dan

berulang secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam pembentukan suatu organisasi baik itu organisasi pemerintahan maupun

organisasi swasta diperlukan kerja sama antar team untuk mendapatkan tujuan tertentu.

Tetapi banyak diantara pimpinan organisasi yang sulit menciptakan iklim yang sehat,

aman, dan terarah. Oleh karena itu, demi mewujudkan kelancaran iklim kerja maka Kantor

Imigrasi harus membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) supaya tercipta efisiensi,

efektifitas dan iklim kerja yang sehat.

SOP yang dibuat harus sistematis dan logis serta mudah dipahami oleh pegawai.

Sehingga pegawai mengerti dalam melaksanakan tahap awal sampai tahap penyelesaian

pembuatan sebuah paspor. SOP harus dilaksanakan dengan baik sehingga akan mudah

bagi pegawai untuk menjabarkan apa yang menjadi tugas, berapa jangka waktu

penyelesaian tugas, dan bagaimana arah kegiatan. Karena dengan hal tersebut maka

pegawai tidak perlu menghabiskan tenaga, waktu dan pikiran untuk dapat bekerja lebih

nyaman, konsentrasi dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

SOP dibuat oleh pimpinan berguna untuk melindungi unit kerja dari mal praktek

atau kesalahan administrasi lainya sehingga akan mudah bagi pegawainya untuk

mengerjakan pekerjaan dengan tahap yang telah ditetapkan mulai dari langkah awal

Page 3: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

sampai penyelesaian pembuatan paspor secara urut. Dengan melakukan pekerjaan sesuai

dengan SOP, diharapkan tidak lagi terjadi penyimpangan pekerjaan dan hambatan yang

ada akan ditekan sekecil mungkin sehingga pekerjaan terselesaikan secara tepat sesuai

jadwal yang ditentukan serta tidak ada lagi pengurus paspor yang dirugikan akibat mal

praktek atau kesalahan administrasi.

Berikut SOP (Standar Operasional Proedur) yang terdapat di Kantor Imigrasi Kelas

III Non TPI Ketapang :

Mekanisme dan alur proses permohonan paspor sebagai berikut :

Page 4: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

1. Pemohon mengisi APAPO (Aplikasi Pendaftaran Antrean Paspor Online)

2. Membawa berkas asli E-KTP, KK, Akta Kelahiran, dan Ijazah / Buku Nikah

beserta fotocopy sesuai dengan permohonan yang diajukan

3. Menyerahkan berkas permohonan kepada petugas Customer Service dan pengisian

formulir pendaftaran

4. Petugas I : Verifikasi dan input data

Petugas II : Pengambilan foto, sidik jari dan wawancara

5. Mendapatkan bukti pengantar pembayaran dan tanda terima penyerahan SPRI

6. Pembayaran, dapat dilakukan melalui Bank / Kantor pos Persepsi

Page 5: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

Sedangkan untuk pengaturan tarif dan jangka waktu pembuatan paspor. Pada angka

IV PP No. 47 Tahun 2014 tentang “Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak” dijelaskan bahwa :

Pelayanan Keimigrasian

Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI)

1. Paspor Biasa 48 Halaman untuk WNI Per Dokumen Rp 350.000,00

2. Paspor Biasa Elektronik (E-Passport) 48 Halaman untuk WNI Per Dokumen

Rp 650.000,00.

Proses penerbitan paspor di Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang biasa

dalam waktu paling lama 3 (Tiga) hari kerja sejak proses wawancara dan melakukan

pembayaran pemohon sudah bisa mengambil paspornya sendiri, memberikan celah bagi

biro jasa / biro travel / perantara / calo untuk bermain dengan oknum petugas imigrasi

dalam menerbitkan paspor dengan biaya yang relatif mahal dan untuk pengambilan paspor

itu sendiri tidak dikenakan biaya apapun lagi guna mendukung progam Membangun Zona

Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani

(WBBM).

KESIMPULAN.

Prosedur pelayanan pembuatan paspor meliputi beberapa langkah, yaitu dari

pengambilan nomor antrian oleh pemohon, kemudian alur kerja input data pemohon oleh

petugas, kemudian pengiriman data ke pusdakim (pusat data keimigrasian), kemudian

melakukan wawancara singkat oleh pemohon, kemudian pencetakan tanda terima

permohonan, kemudian pencetakan paspor, pengesahan paspor, dan yang terakhir penyerahan

paspor kepada pemohon.

Dalam proses pelayanan dapat berjalan dengan lancar secara konsisten di perlukan

adanya SOP (Standar Operasional Prosedur), dengan adanya SOP, maka proses pembuatan

paspor yang dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang dapat berjalan sesuai

dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten. SOP juga bermanfaat

untuk memastikan bawah proses dapat berjalan secara internal dalam unit pelayanan. SOP

juga dapat memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang akan

diserahkan pada Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang.

SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas III Non

TPI Ketapang telah memudahkan bagi masyarakat untuk mengurus penerbitan paspornya

secara mandiri, karena mulai dari pendaftaran hingga penerbitan paspor telah diaplikasikan

Page 6: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)  PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR SEBAGAI DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA DI KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI KETAPANG

melalui sistem agar meminimalisir interaksi antara pemohon dengan petugas, sehingga

potensi pungli dapat ditekan dengan baik guna mendukung progam Membangun Zona

Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani

(WBBM).

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2014 tentang Paspor Biasa dan Surat

Perjalanan Laksana Paspor

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Pembaruan

Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN

Makmur, Syarief. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Organisasi.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Ratna Kumaladewi S., 2009. Prosedur Pembuatan Paspor Di Kantor Imigrasi Klas I A

Surakarta (Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2009)

Moenir, H.A.S., 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara