standar dan karakteristik air buangan

24
1.2 Standar dan Karakteristik Air Buangan 1.2.1 Standar dan Karakteristik Air Buangan Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu negara atau daerah. pengelolaan mutu air bagi sumber air menurut Sudarmadji (2002) dalam Tri Hartato (2012) dibagi menjadi dua macam baku mutu air, yaitu sebagai berikut: 1. Stream Standard Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut, kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis. 2. Effluent Standard Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan lokasi lainnya dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air buangan. standard kualitas air biasanya didasarkan atas satu dari dua kriteria utama yaitu Stream Standard atau Effluent Standard. Stream Standard didasarkan pada persyaratan pengenceran atau kualitas badan air penerima air didasarkan pada nilai ambang batas kontaminan tertentu yang sesuai peruntukkan airnya. Effluent standard didasarkan pada konsentrasi zat

Upload: windi-indranoviyani

Post on 03-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

effluent standard, stream standard, air limbah domestik, tekn ik lingkungan, pengolahan biologi

TRANSCRIPT

Page 1: Standar dan Karakteristik Air Buangan

1.2 Standar dan Karakteristik Air Buangan

1.2.1 Standar dan Karakteristik Air Buangan

Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu negara atau

daerah. pengelolaan mutu air bagi sumber air menurut Sudarmadji (2002) dalam Tri

Hartato (2012) dibagi menjadi dua macam baku mutu air, yaitu sebagai berikut:

1. Stream Standard

Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang

disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut,

kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis.

2. Effluent Standard

Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan

lokasi lainnya dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang

bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air buangan.

standard kualitas air biasanya didasarkan atas satu dari dua kriteria utama yaitu Stream

Standard atau Effluent Standard. Stream Standard didasarkan pada persyaratan

pengenceran atau kualitas badan air penerima air didasarkan pada nilai ambang batas

kontaminan tertentu yang sesuai peruntukkan airnya. Effluent standard didasarkan pada

konsentrasi zat pencemar yang berasal dari hasil pengolahan IPAL.

(Eckenfelder, 1980)

Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian

pencemaran, baku mutu perairan (stream standard) didefinisikan sebagai batas atau

kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya yang ada atau harus ada dan

atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai

peruntukannya. Effluent standard (baku mutu limbah cair) adalah batas kadar dan

jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari

suatu jenis kegiatan tertentu. Effluent Standard untuk limbah domestik mengacu pada

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air

Limbah Domestik dimana berdasarkan KepMen LH tersebut baku mutu air limbah

domestik (effluent standard) untuk limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar

Page 2: Standar dan Karakteristik Air Buangan

unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam

air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan.

1.2.2 uraian karakteristik air limbah domestik ( fisik, kimia, mikrobiologi) yang

mungkin terkandung, meliputi :unsur pencemar, sumber pencemar, dampak dan

arti pentingnya untuk diketahui.

Konstituen air limbah domestik berasal dari tinja manusia dan urin, air cucian air bekas

mandi, limbah sisa makan, hasil pemeliharaan suatu produk rumah tangga dll yang

didalamnya juga mengandung bahan organik dan anorganik. Semua konstituen tersebut

akan mempengaruhi kualitas air buangan. Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991)

Kualitas air buangan dapat diketahui dari karakteristik fisik, karakteristik kimia dan

karakteristik biologi.

Berikut uraian mengenai karakteristik air limbah domestik :

a. Karakteristik fisika limbah domestik umumnya dilihat dari temperatur, warna

limbah, bau dan kekeruhan. Berikut penjelasan mengenai karakteristik fisika dalam

limbah domestik

1. Temperatur : temperatur air limbah domestik biasanya lebih besar dibanding

temperatur air bersih. Variasi temperatur limbah domestik dipengaruhi oleh

musim.suhu air akan rendah ketika suhu udara nya sangat panas atau memasuki

musim kemarau. (Qasim, 1985)

Efek: temperatur air meupakan parameter yang sangat penting karena efeknya

berupa reaksi kimia dan tingkat reaksi, kehidupan aquatik dan kesesuaian air

dengan peruntukannya. Meningkatnya temperatur, dapat menyebabkan

perubahan pada spesies ikan yang berada di badan air penerima. (Tchobanoglous

dan Burton, 1991)

2. Warna : air limbah domestik yang baru berwarna abu-abu sedangkan yang sudah

dalam keadaan septic akan berwarna hitam. (Tchobanoglous dan Burton, 1991)

3. Bau : air limbah domestik yang masih baru mempunyai bau sabun dan minyak.

Bau berhubungan dengan fasilitas pengolahan. Menurut Tchobanoglous dan

Burton (1991) bau dalam limbah domestik biasanya disebabkan oleh gas yang

Page 3: Standar dan Karakteristik Air Buangan

dihasilkan oleh dekomposisi organik atau oleh zat yang ditambahkan ke limbah

tersebut.

4. Kekeruhan : kekeruhan alam air limbah isebabkan oleh suspended solid.

Umumnya air limbah yang kuat mempunyai kekeruhan yang besar. (Qasim,

1985)

b. Karakteristik kimia

Karakteristik kimia suatu limbah ditunjukkan dengan zat organik dan zat

anorganik. Limbah domestik pada umumnya mengandung 50% organik dan

50% materi anorganik.

Karakteristik kimia limbah domestik meliputi:

a. Total Solids : total solid dalam air limbah domestik dapat berupa bahan

organik dan anorganik, bahan/materi yang dapat terendapkan,

tersuspensi dan yang terlarut. Total solid dibagi lagi menjadi 2 yaitu

TDS dan TSS.

TSS (Total Suspended Solid) adalah bagian dari total solid yang

dapat berupa bahan organik atau anorganik tetapi materi yang

termasuk TSS tidak terlarut dalam air (tersuspensi) menurut

Qasim (1985) biasanya nilai TSS dalam air limbah domestik

berkisar antara 120-360 mg/L dan typical 230 mg/L. TSS ini

terbagi lagi menjadi 2 klasifikasi berdasarkan mudah tidaknya

menguap yaitu suspended solid yang tidak mudah menguap

(Fixed suspended solid) dan suspended solid yang mudah

menguap (volatile suspended solids)

FSS (fixed suspended solid) adalah total suspended solid

yang tidak mudah menguap / tidak mudah terbakar meski

dibakar pada suhu 5000C biasanya yang termasuk materi

dalam fss adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar

(noncombustible). Dalam limbah domestik nilai FSS

berkisar antara 30 -80 mg/L dan typical nya adalah 55

mg/L

Page 4: Standar dan Karakteristik Air Buangan

VSS (Volatile suspended solids) adalah total suspended

solid yang menguap pada pembakaran 5000C VSS adalah

komponen organik yang terkandung dalam total

suspended solids. Nilai VSS biasanya berkisar antara 90 -

280 mg/L dengan typical 175 mg/L.

TDS (Total Dissolved solids) bagian dari total solid yang dapat

berupa organik dan anorganik yang tidak lolos saringan karena

padatan ini memiliki ukuran lebih kecil dari 1 millimikron. TDS

dalam air limbah domestik biasanya berkisar antara 250-800

mg/L dengan typical 500 mg/L. Total dissolved solids terbagi

laggi menjadi 2 klasifikasi yaitu total dissolved solid yang

mudah terbakar dalam suhu 5000C (Volatile Disolved Solids)

dan yang tidak mudah terbakar dalam suhu tersebut (Fixed

Dissolved Solids).

FDS (Fixed Dissolved Solids) adalah total dissolved solid

yang tidak mudah menguap / terbakar meski dibakar pada

suhu 5000C biasanya yang termasuk materi dalam fss

adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar

(noncombustible) atau bahan anorganik lain. Dalam

limbah domestik nilai FSS berkisar antara mg/L dan

typical nya adalah 55 mg/L

VDS (Volatile Dissolved solids) adalah total dissolved

solid yang menguap pada pembakaran 5000C VDS adalah

komponen organik yang terkandung dalam total

suspended solids. Nilai VDS biasanya berkisar antara

105-300 mg/L dengan typical 200 mg/L.

b. BOD5 : BOD5 atau Biochemical Oxygen Demand merupakan jumlah

oksigen yang dimanfaatkan oleh mikrooganisme pada keaadaan aerob

untuk mendegradasi bahan organik dalam air limbah tersebut.

(Tchobanoglous dan Burton, 1991)

Page 5: Standar dan Karakteristik Air Buangan

BOD digunakan sebagai indikator jumlah bahan/zat organik

biodegradable yang terkandung dalam air limbah domestik, juga

digunakan untuk menentukan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan

mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik tersebut. Biasanya

nilai BOD5 dalam limbah domestik brkisar antara 110-400 mg/L dengan

ttypical 210 mg/L. (Qasim,1985)

c. COD : (Chemical Oxygen Demand) merupakan nilai yang digunakan

untuk menentukan jumlah bahan organik yang didegradasi dengan

pengoksidasi kuat dari suatu bahan kimia seperti (potasium dikromat)

dalam kondisi air limbah yang basa. Nilai COD dalam limbah domestik

berkisar antara 200-780 mg/L dengan typical 400 mg/L.

d. TOC : Total Organic Carbon adalah suatu pengukuran untuk

menentukan bahan orrganik dalam air limbah. TOC ditentuan dengan

mengonversi karbon organic menjadi karbondioksida. Proses tersebut

dapat berlangsung pada tenperatur tinggi dalam furnace dengan bantuan

katalis. Dengan mengubah karbon organik menjadi karbondioksida

maka jumlah karbon organik total dapat ditentukan. Menurut Qasim

(1985) konsentrasi TOC dalam limbah domestik berkisar antara 80-290

mg/L dengan typical 150 mg/l

e. Total nitrogen: total nitrogen termasuk nitrogen organik, ammonia, nitrit

dan nitrat. Nitrogen dan fosfor bersama dengan karbon dan elemen lain

sebagai nutrien untuk mempercepat perkembangan tumbuhan akuatik.

Konsentrasi total nitrogen dalam limbah domestik berkisar antara 20-85

mg/L dengan typical 40 mg/L.

Nitrogen organik (ON) sebagai N: Nitrogen organik (N) terikat

dalam protein, asam amino dan urea. Konsentrasinya dalam air

limbah domestik berkisar antara 8-35 mg/L.

Ammonia (NH3-N) sebaagai N : nitrogen dalam amonia sebagi

produk pertama hasil dari dekomposisi nitrogen organik.

Konsentrasinya dalam limbah dmestik berkisarantara 12-50

mg/L.

Page 6: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Nitrit dan nitrat (sebagai N): nitrit dan nitrat nitrogen adalah

bentuk oksidasi terbesar dari nitrogen. Keduanya absen dalam air

limbah domestik

f. Total fosfor : total fosfor ada dalam dua bentuk, organik atau anorganik.

Fosfor dalam perairan alami bersumber dari eutrofkasi

g. Ph : ph digunakan untuk menentukan keadaan basa atau normalnya

suatu limbah. Larutan yang netral memiliki ph 7

h. Alkalinitas (CaCo3) alkalinitas dalam air limbah domestik hadir dalam

bentuk bikarbonat, karbonat dan ion hidroksida.

i. Kesadahan (CaCo3) komponen utama kesadahan dalam air limbah

berasal dari ion kalsium dan magnesium kesdahanini bergantung pada

kesadahan dalam air bersih yang digunakan.

j. Klorida : klorida dalam air limbah berasal dari air bersih, buangan

manusia dan pelunak airr domestik.

k. Minyak dan lemak: adalah bagian soluble dari bahan organik dalam

heksana. Sumber minyak dan lemak adalah fats dan oils dalam makanan.

l. Karakteristik biologi

Limbah domestik mengandung mikroorganisme yang berperan penting dalam

proses pengolahan biologi. Mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri, fungi,

protozoa dan algae. (Qasim, 1985)

Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991) karakteristik biologi air limbah

menjadi bagian penting dalam kontrol pnyakit yang disebabkan oleh organisme

pathogen dari kotoran /faeces manusia.organisme patogen ditemukan dalam excreta

manusia yang terinfeksi penyakit atau yang membawa penyakit infeksius. Berikut

tabel tentang mikroorganisme yang ada dalam air limbah domestik menurut

Tchobanoglous dan Burton (1991).

Data beban pencemar harian atau tahunan per kapita merupakan data dasar

yang digunakan untuk mengetahui komposisi dari air limbah domestik. Komposisi

air limbah domestik sangat tergantung waktu dan lokasi/tempat. berikut data

komposisi limbah domestik di berbagai negara. (Morgen. 1996)

Page 7: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Tabel 2. 1 Komposisi Limbah Domestik Di Berbagai Negara

Komposisi typical air limbah domestik menurut Morgen (1996) di tunjukkan pada

tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2. 2 Konten Rata-Rata Typical Bahan Organik Dalam Limbah Domestik

Page 8: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Tabel 2. 3 Komposisi Nutrient Dalam Air Limbah Domestik

Tabel 2. 4 Komposisi Logam Berat Dalam Air Limbah Domestik

Page 9: Standar dan Karakteristik Air Buangan

menurut Harold. B gotaas (1956) komposisi faeces manusia tanpa urin adalah

sebagai berikut:

kandungan air .......................................................... 66-80%

bahan organik (dry basis)......................................... 88-97%

nitrogen (dry basis).................................................. 5,0-7,0%

phosporus sebagai (P2O5) (dry basis)...................... 3,0-5,4%

potassium (dry basis)............................................... 1,0-2,5%

karbon (dry basis)..................................................... 40-55%

kalsium sebagai (CaO) (dry basis)............................. 4-5%

C/N Ratio (dry basis) ................................................ 5-10%

Komposisi urin manusia:

kandungan air .......................................................... 93-96%

bahan organik (dry basis)......................................... 65-85%

nitrogen (dry basis).................................................. 15-19%

phosporus sebagai (P2O5) (dry basis)...................... 2,5-5%

potassium sebagai (K2O) (dry basis)........................ 3-4,5%

karbon (dry basis)..................................................... 11-17%

kalsium sebagai (CaO) (dry basis)............................. 4-5%

Menurut Sumarno (2002) komposisi limbah cair rumah tangga rata-rata

mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan,

Page 10: Standar dan Karakteristik Air Buangan

urin dan sabun. Sebagian limbah berbentuk bahan tersuspensi, lainnya dalam

bentuk terlarut. Karakteristik fisis dan kimia limbah rumah tangga dapat dilihat

pada tabel 2.5 berikut ini

Tabel 2. 5 Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga

Cemaran konsentrasi (mg/l)

Kisaran rata-rata

padatan:

Terlarut 250-850 500

Tersuspensi 100-350 220

minyak dan lemak 50-150 100

BOD 110-400 220

COD 250-1000 500

TOC 80-290 160

Nitrogen

Organik 8-35 15

NH3 12-50 25

Phospor:

Organik 1-5 3

Anorganik 3-10 5

Klorida 30-100 50

Alkalinitas 50-200 100

Sumber : Sumarno, 2002

Unsur pencemar dalam air limbah domestik, sumber dan arti pentingnya

1. TSS

Sumber : lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. (Effendi,2003)

Menurut Tarigan dan Edward (2003) Zat padat tersuspensi (Total

Suspended Solids) adalah semua zat padat atau partikelpartikel yang tersuspensi

dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,

zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus

dan partikel-partikel anorganik.

Page 11: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi

kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang

paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu

perairan. Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam

tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga

fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sehingga organisme yang butuh

cahaya akan mat, kematian organisme ini akan mengganggu ekosistem akuatik.

Apabila jumlah materi tersuspensi ini akan mengendap, maka pembentukan

lumpur dapat sangat mengganggu aliran dalam badan air penerima misalnya

sungai, maka pendangkalan akan cepat terjadi.(Soemirat, 2004)

2. TDS

Sumber: Total dissolved solids disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa

ion-ion yang terdapat dalam limbah domestik. Ion-ion yang terkandung dalam

limbah domestik dapat dilihat pada tabel 2.4.

Dampak : menurut Effendy (2003) nilai TDS yang tinggi karena mengandung

banyak senyawa kimia, akan menyebabkan tingginya nilai salinitas dan daya

hantar listrik.

3. BOD (Kebutuhan Oksigen Biokimiawi)

Sumber: BOD hanya menggambarkan bahan organik yang dapat

didekomposisi secara biologi (biodegradable) oleh mikroorganisme. Bahan

organik ini dapat berupa lemak, protein, kanji (starch), glukosa, aldehida, ester

dan sebagainya. (Effendy 2003)

Menurut Qasim (1985) Komponen utama bahan organik dalam air limbah

domestik adalah karbohidrat, protein dan lemak, minyak dan gemuk.

Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991) bahan organik tersusun atas

kombinasi dari karbon, hydrogen dan oksigen dan dalam beberapa kasus

bergabung juga dengan nitrogen. Bahan organik dalam air limbah domestik

biasanya mengandung 40-60% protein, 25-50% karbohidrat dan minyak dan

lemak 8-12%. Urea adalah konstituen terbesar dalam urin dengan kata lain urea

merupakan penyumbang organik terbesar dalam fresh wastewater.

Page 12: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Arti penting: Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban

pencemaran akibat air limbah domestik dan untuk mendesain sistem-sistem

pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut.

Dampak: ketika bahan organik dalam suatu badan perairan besar maka

kebutuhan oksigen dalam perairan tersebut akan berkurang karena digunakan

oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik sebagai sumber

makanannya. Ketika oksigen terlarut dalam suatu badan perairan itu rendah,

maka biota akuatik dalam air pun akan mati karena sumber oksigen yang

digunakan sebagai sumber respirasi telah menurun konsentrasinya.

4. COD

Pengertian:

COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara

biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis

(nonbiodegradable) menjadi CO2 dan H2O.

Sumber : selulosa, tanin, lignin, polisakarida, benzena dan sebagainya.

5. TOC

TOC mengukur jumlah karbon yang berasal dari senyawa organik.

Sumber :karbon organik dan karbon anorganik total (karbonat, bikarbonat dan

asam karbonat) (Effendy, 2003)

Arti penting: nilai TOC digunakan untuk mengetahui pencemaran akibat

senyawa organik dalam suatu perairan/ untuk menilai pencemaran air limbah

akibat senyawa organik.

6. Hubungan Antar Parameter

Menurut moegen henze (2000) ratio nilai antara berbagai substances

(parameter) dalam air buangan digunakan untuk menentukan proses pengolahan

yang akan dilakukan tabel 2.5 berikut ini menunjukkan rasio yang sering

digunakan. Misal jika nilai rasio COD/BOD besar berarti mengindikasikan

Page 13: Standar dan Karakteristik Air Buangan

bahwa air limbah domestik tersebut memiliki bahan organik yang sulit

terdegradasi secara biokimia berarti pemilihan unit yang teapat adalah bukan

dengan menggunakan proses biologi saja.

Tabel 2. 6 Rasio Parameter Dalam Air Limbah Domestik

Rasio Low Typical High

COD/BOD 1,5-2 2,0-2,5 2,5-3,5

COD/TN 6-8 8-12 12-16

COD/TP 20-35 35-45 45-60

BOD/TN 3-4 4-6 6-8

BOD/TP 10-15 15-20 20-30

COD/VSS 1,2-1,4 1,4-1,6 1,6-2,0

VSS/SS 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-0,9

COD/TOC 2-2,5 1,5-3 3-3,5

7. Nitrogen

Sumber : pada urine manusia terkandung nitrogen sebesar 15-19% dan pada

tinja manusia terkandung nitrogen sebesar 5-7%.

Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen

anorganik terdiri atas amonia (NH3), amonium (NH4), nitrit (NO2), nitrat (NO3)

dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein,

asam amino dan urea.

Dampak : nitrogen dalam air (ditemukan dalam bentuk ammonium) merupakan

nutrisi penting untuk ganggang, namun apabila jumlahnya berlebih maka akan

terjadi eutrofikasi sungai, danau dan badan air penerima lainnya. Eutrofikasi

tersebut terjadi karena kelebihan ammonium, sehingga amonium akan

teroksidasi secara mikrobiologi menghasilkan nitrat. Adanya nitrat ini dapat

merangsang pertumbuhan ganggang menjadi tak terbatas sehingga kandungan

oksigen dalam perairan berkurang (Prasetya,1992), ketika oksigen terlarut

dalam suatu perairan berkurang maka akan perairan tersebut toksisitas amonia

Page 14: Standar dan Karakteristik Air Buangan

terhadap organisme akuatik akan meningkat dan menyebabkan perairan berada

dalam kondisi anoxic (tanpa oksigen). (Effendy,2003)

8. Fats, minyak dan lemak (fats, oils and grease) FOG

FOG dalam effluent instalasi dapat dihasilkan dalam bentuk material yang

melayang diatas permukaan air. FOG dapat memasuki onstalasi sebagai prtikel

diskret yang melayang sebagai material emulsi atau sebagai zat terlarut. FOG

juga diklasifikasikan menjadi FOG polar dan non polar. FOG polar biasanya

biodegradable, sedangkan FOG non polar kurang biodegradable.

Sumber: FOG polar bersumber dari hewan sedangkan FOG non polar berasal

dari pretoleum product

Arti penting: pengukuran FOG pada upstream dan downstream pada unit

pengolahan digunakan untuk mengetahui efisiensi penyisihan. (WEF. 2008)

9. Fosfor

Pengertian : fosfor memiliki kesamaan dengan nitrogen hanya berbeda bentuk.

Fosfor digunakan sebagai element essensial untuk perkembangan biological dan

reproduksi mikroorganisme.

Sumber: fosfor dapat berupa ortofosfat, polyfosfat dan organic fosfat. Berbagai

jenis fosfat tersebut dihitung sebagai fosfat total. Ortofosfat ber

Page 15: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Daftar Pustaka

Arceivela,soli J. 1998. Wastewater Treatment For pollution Control. McGraw-Hill:New

Delhi

Eckenfelder, wesley. 1979. Principles of water quality management. CBI Publishing

company, Inc:Bostom.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius: yogyakarta.

Gotaas, Harold B. 1956. Composting : Sanitary Disposal And Reclamation Of Organic

Wastes. World Health Organization: Geneva.

Hartarto, NugrohoTri. 2012. Laporan Integrasi Praktikum Metode dan Teknik Analisis

Lingkungan Uji Kualitas Air Berdasarkanparameter Biologi, Fisika dan Kimia.

Universitas airlangga. (https://www.academia.edu/7307980/Integrasi_FIX)

diakses tanggal 9 oktober 2015.

Mogens henze. Poul harremoes jes la cour jansen, Erik Arvin. 1996. Wastewater

Treatment: biological and chemical processes. Springer.

Prasetya, 1992, “Studi Pengaruh N Secara Biologis dan Perbandingan C/TKN terhadap

Pengurangan N secara Biologis dengan Proses Nitrifikasi dan denitrifikasi

Lumpur aktif,” Skripsi, FTSP-ITS, Surabaya.

Sumarno. 2000. Degradasi Lingkungan. Hand Out Kuliah. Magister Ilmu Lingkungan,

UNDIP. Semarang

Qasim, Syed R. 1985. Waste Water Treatment Plants: Planning, Design And Operation,

2nd Ed, Vol 1. Mcgraw-Hill International Edition: Singapore.

Tchobanoglous, George dan Burton (1991), Wastewater Engineering: Treatment,

Disposal, and Reuse/Metcalf & Eddy,Inc.,3rd Edition, McGraw-Hill, Inc.New

York.

Page 16: Standar dan Karakteristik Air Buangan

Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Water Environment Federation. 2008. Operation of municipal wasteater treatment

plants: MoP no.11, sixth edition. McGraw-hill : new york.