standar dan karakteristik air buangan
DESCRIPTION
effluent standard, stream standard, air limbah domestik, tekn ik lingkungan, pengolahan biologiTRANSCRIPT
1.2 Standar dan Karakteristik Air Buangan
1.2.1 Standar dan Karakteristik Air Buangan
Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu negara atau
daerah. pengelolaan mutu air bagi sumber air menurut Sudarmadji (2002) dalam Tri
Hartato (2012) dibagi menjadi dua macam baku mutu air, yaitu sebagai berikut:
1. Stream Standard
Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang
disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut,
kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis.
2. Effluent Standard
Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan
lokasi lainnya dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang
bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air buangan.
standard kualitas air biasanya didasarkan atas satu dari dua kriteria utama yaitu Stream
Standard atau Effluent Standard. Stream Standard didasarkan pada persyaratan
pengenceran atau kualitas badan air penerima air didasarkan pada nilai ambang batas
kontaminan tertentu yang sesuai peruntukkan airnya. Effluent standard didasarkan pada
konsentrasi zat pencemar yang berasal dari hasil pengolahan IPAL.
(Eckenfelder, 1980)
Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran, baku mutu perairan (stream standard) didefinisikan sebagai batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya yang ada atau harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai
peruntukannya. Effluent standard (baku mutu limbah cair) adalah batas kadar dan
jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari
suatu jenis kegiatan tertentu. Effluent Standard untuk limbah domestik mengacu pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik dimana berdasarkan KepMen LH tersebut baku mutu air limbah
domestik (effluent standard) untuk limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar
unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan.
1.2.2 uraian karakteristik air limbah domestik ( fisik, kimia, mikrobiologi) yang
mungkin terkandung, meliputi :unsur pencemar, sumber pencemar, dampak dan
arti pentingnya untuk diketahui.
Konstituen air limbah domestik berasal dari tinja manusia dan urin, air cucian air bekas
mandi, limbah sisa makan, hasil pemeliharaan suatu produk rumah tangga dll yang
didalamnya juga mengandung bahan organik dan anorganik. Semua konstituen tersebut
akan mempengaruhi kualitas air buangan. Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991)
Kualitas air buangan dapat diketahui dari karakteristik fisik, karakteristik kimia dan
karakteristik biologi.
Berikut uraian mengenai karakteristik air limbah domestik :
a. Karakteristik fisika limbah domestik umumnya dilihat dari temperatur, warna
limbah, bau dan kekeruhan. Berikut penjelasan mengenai karakteristik fisika dalam
limbah domestik
1. Temperatur : temperatur air limbah domestik biasanya lebih besar dibanding
temperatur air bersih. Variasi temperatur limbah domestik dipengaruhi oleh
musim.suhu air akan rendah ketika suhu udara nya sangat panas atau memasuki
musim kemarau. (Qasim, 1985)
Efek: temperatur air meupakan parameter yang sangat penting karena efeknya
berupa reaksi kimia dan tingkat reaksi, kehidupan aquatik dan kesesuaian air
dengan peruntukannya. Meningkatnya temperatur, dapat menyebabkan
perubahan pada spesies ikan yang berada di badan air penerima. (Tchobanoglous
dan Burton, 1991)
2. Warna : air limbah domestik yang baru berwarna abu-abu sedangkan yang sudah
dalam keadaan septic akan berwarna hitam. (Tchobanoglous dan Burton, 1991)
3. Bau : air limbah domestik yang masih baru mempunyai bau sabun dan minyak.
Bau berhubungan dengan fasilitas pengolahan. Menurut Tchobanoglous dan
Burton (1991) bau dalam limbah domestik biasanya disebabkan oleh gas yang
dihasilkan oleh dekomposisi organik atau oleh zat yang ditambahkan ke limbah
tersebut.
4. Kekeruhan : kekeruhan alam air limbah isebabkan oleh suspended solid.
Umumnya air limbah yang kuat mempunyai kekeruhan yang besar. (Qasim,
1985)
b. Karakteristik kimia
Karakteristik kimia suatu limbah ditunjukkan dengan zat organik dan zat
anorganik. Limbah domestik pada umumnya mengandung 50% organik dan
50% materi anorganik.
Karakteristik kimia limbah domestik meliputi:
a. Total Solids : total solid dalam air limbah domestik dapat berupa bahan
organik dan anorganik, bahan/materi yang dapat terendapkan,
tersuspensi dan yang terlarut. Total solid dibagi lagi menjadi 2 yaitu
TDS dan TSS.
TSS (Total Suspended Solid) adalah bagian dari total solid yang
dapat berupa bahan organik atau anorganik tetapi materi yang
termasuk TSS tidak terlarut dalam air (tersuspensi) menurut
Qasim (1985) biasanya nilai TSS dalam air limbah domestik
berkisar antara 120-360 mg/L dan typical 230 mg/L. TSS ini
terbagi lagi menjadi 2 klasifikasi berdasarkan mudah tidaknya
menguap yaitu suspended solid yang tidak mudah menguap
(Fixed suspended solid) dan suspended solid yang mudah
menguap (volatile suspended solids)
FSS (fixed suspended solid) adalah total suspended solid
yang tidak mudah menguap / tidak mudah terbakar meski
dibakar pada suhu 5000C biasanya yang termasuk materi
dalam fss adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar
(noncombustible). Dalam limbah domestik nilai FSS
berkisar antara 30 -80 mg/L dan typical nya adalah 55
mg/L
VSS (Volatile suspended solids) adalah total suspended
solid yang menguap pada pembakaran 5000C VSS adalah
komponen organik yang terkandung dalam total
suspended solids. Nilai VSS biasanya berkisar antara 90 -
280 mg/L dengan typical 175 mg/L.
TDS (Total Dissolved solids) bagian dari total solid yang dapat
berupa organik dan anorganik yang tidak lolos saringan karena
padatan ini memiliki ukuran lebih kecil dari 1 millimikron. TDS
dalam air limbah domestik biasanya berkisar antara 250-800
mg/L dengan typical 500 mg/L. Total dissolved solids terbagi
laggi menjadi 2 klasifikasi yaitu total dissolved solid yang
mudah terbakar dalam suhu 5000C (Volatile Disolved Solids)
dan yang tidak mudah terbakar dalam suhu tersebut (Fixed
Dissolved Solids).
FDS (Fixed Dissolved Solids) adalah total dissolved solid
yang tidak mudah menguap / terbakar meski dibakar pada
suhu 5000C biasanya yang termasuk materi dalam fss
adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar
(noncombustible) atau bahan anorganik lain. Dalam
limbah domestik nilai FSS berkisar antara mg/L dan
typical nya adalah 55 mg/L
VDS (Volatile Dissolved solids) adalah total dissolved
solid yang menguap pada pembakaran 5000C VDS adalah
komponen organik yang terkandung dalam total
suspended solids. Nilai VDS biasanya berkisar antara
105-300 mg/L dengan typical 200 mg/L.
b. BOD5 : BOD5 atau Biochemical Oxygen Demand merupakan jumlah
oksigen yang dimanfaatkan oleh mikrooganisme pada keaadaan aerob
untuk mendegradasi bahan organik dalam air limbah tersebut.
(Tchobanoglous dan Burton, 1991)
BOD digunakan sebagai indikator jumlah bahan/zat organik
biodegradable yang terkandung dalam air limbah domestik, juga
digunakan untuk menentukan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik tersebut. Biasanya
nilai BOD5 dalam limbah domestik brkisar antara 110-400 mg/L dengan
ttypical 210 mg/L. (Qasim,1985)
c. COD : (Chemical Oxygen Demand) merupakan nilai yang digunakan
untuk menentukan jumlah bahan organik yang didegradasi dengan
pengoksidasi kuat dari suatu bahan kimia seperti (potasium dikromat)
dalam kondisi air limbah yang basa. Nilai COD dalam limbah domestik
berkisar antara 200-780 mg/L dengan typical 400 mg/L.
d. TOC : Total Organic Carbon adalah suatu pengukuran untuk
menentukan bahan orrganik dalam air limbah. TOC ditentuan dengan
mengonversi karbon organic menjadi karbondioksida. Proses tersebut
dapat berlangsung pada tenperatur tinggi dalam furnace dengan bantuan
katalis. Dengan mengubah karbon organik menjadi karbondioksida
maka jumlah karbon organik total dapat ditentukan. Menurut Qasim
(1985) konsentrasi TOC dalam limbah domestik berkisar antara 80-290
mg/L dengan typical 150 mg/l
e. Total nitrogen: total nitrogen termasuk nitrogen organik, ammonia, nitrit
dan nitrat. Nitrogen dan fosfor bersama dengan karbon dan elemen lain
sebagai nutrien untuk mempercepat perkembangan tumbuhan akuatik.
Konsentrasi total nitrogen dalam limbah domestik berkisar antara 20-85
mg/L dengan typical 40 mg/L.
Nitrogen organik (ON) sebagai N: Nitrogen organik (N) terikat
dalam protein, asam amino dan urea. Konsentrasinya dalam air
limbah domestik berkisar antara 8-35 mg/L.
Ammonia (NH3-N) sebaagai N : nitrogen dalam amonia sebagi
produk pertama hasil dari dekomposisi nitrogen organik.
Konsentrasinya dalam limbah dmestik berkisarantara 12-50
mg/L.
Nitrit dan nitrat (sebagai N): nitrit dan nitrat nitrogen adalah
bentuk oksidasi terbesar dari nitrogen. Keduanya absen dalam air
limbah domestik
f. Total fosfor : total fosfor ada dalam dua bentuk, organik atau anorganik.
Fosfor dalam perairan alami bersumber dari eutrofkasi
g. Ph : ph digunakan untuk menentukan keadaan basa atau normalnya
suatu limbah. Larutan yang netral memiliki ph 7
h. Alkalinitas (CaCo3) alkalinitas dalam air limbah domestik hadir dalam
bentuk bikarbonat, karbonat dan ion hidroksida.
i. Kesadahan (CaCo3) komponen utama kesadahan dalam air limbah
berasal dari ion kalsium dan magnesium kesdahanini bergantung pada
kesadahan dalam air bersih yang digunakan.
j. Klorida : klorida dalam air limbah berasal dari air bersih, buangan
manusia dan pelunak airr domestik.
k. Minyak dan lemak: adalah bagian soluble dari bahan organik dalam
heksana. Sumber minyak dan lemak adalah fats dan oils dalam makanan.
l. Karakteristik biologi
Limbah domestik mengandung mikroorganisme yang berperan penting dalam
proses pengolahan biologi. Mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri, fungi,
protozoa dan algae. (Qasim, 1985)
Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991) karakteristik biologi air limbah
menjadi bagian penting dalam kontrol pnyakit yang disebabkan oleh organisme
pathogen dari kotoran /faeces manusia.organisme patogen ditemukan dalam excreta
manusia yang terinfeksi penyakit atau yang membawa penyakit infeksius. Berikut
tabel tentang mikroorganisme yang ada dalam air limbah domestik menurut
Tchobanoglous dan Burton (1991).
Data beban pencemar harian atau tahunan per kapita merupakan data dasar
yang digunakan untuk mengetahui komposisi dari air limbah domestik. Komposisi
air limbah domestik sangat tergantung waktu dan lokasi/tempat. berikut data
komposisi limbah domestik di berbagai negara. (Morgen. 1996)
Tabel 2. 1 Komposisi Limbah Domestik Di Berbagai Negara
Komposisi typical air limbah domestik menurut Morgen (1996) di tunjukkan pada
tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2. 2 Konten Rata-Rata Typical Bahan Organik Dalam Limbah Domestik
Tabel 2. 3 Komposisi Nutrient Dalam Air Limbah Domestik
Tabel 2. 4 Komposisi Logam Berat Dalam Air Limbah Domestik
menurut Harold. B gotaas (1956) komposisi faeces manusia tanpa urin adalah
sebagai berikut:
kandungan air .......................................................... 66-80%
bahan organik (dry basis)......................................... 88-97%
nitrogen (dry basis).................................................. 5,0-7,0%
phosporus sebagai (P2O5) (dry basis)...................... 3,0-5,4%
potassium (dry basis)............................................... 1,0-2,5%
karbon (dry basis)..................................................... 40-55%
kalsium sebagai (CaO) (dry basis)............................. 4-5%
C/N Ratio (dry basis) ................................................ 5-10%
Komposisi urin manusia:
kandungan air .......................................................... 93-96%
bahan organik (dry basis)......................................... 65-85%
nitrogen (dry basis).................................................. 15-19%
phosporus sebagai (P2O5) (dry basis)...................... 2,5-5%
potassium sebagai (K2O) (dry basis)........................ 3-4,5%
karbon (dry basis)..................................................... 11-17%
kalsium sebagai (CaO) (dry basis)............................. 4-5%
Menurut Sumarno (2002) komposisi limbah cair rumah tangga rata-rata
mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan,
urin dan sabun. Sebagian limbah berbentuk bahan tersuspensi, lainnya dalam
bentuk terlarut. Karakteristik fisis dan kimia limbah rumah tangga dapat dilihat
pada tabel 2.5 berikut ini
Tabel 2. 5 Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga
Cemaran konsentrasi (mg/l)
Kisaran rata-rata
padatan:
Terlarut 250-850 500
Tersuspensi 100-350 220
minyak dan lemak 50-150 100
BOD 110-400 220
COD 250-1000 500
TOC 80-290 160
Nitrogen
Organik 8-35 15
NH3 12-50 25
Phospor:
Organik 1-5 3
Anorganik 3-10 5
Klorida 30-100 50
Alkalinitas 50-200 100
Sumber : Sumarno, 2002
Unsur pencemar dalam air limbah domestik, sumber dan arti pentingnya
1. TSS
Sumber : lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. (Effendi,2003)
Menurut Tarigan dan Edward (2003) Zat padat tersuspensi (Total
Suspended Solids) adalah semua zat padat atau partikelpartikel yang tersuspensi
dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus
dan partikel-partikel anorganik.
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan. Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam
tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sehingga organisme yang butuh
cahaya akan mat, kematian organisme ini akan mengganggu ekosistem akuatik.
Apabila jumlah materi tersuspensi ini akan mengendap, maka pembentukan
lumpur dapat sangat mengganggu aliran dalam badan air penerima misalnya
sungai, maka pendangkalan akan cepat terjadi.(Soemirat, 2004)
2. TDS
Sumber: Total dissolved solids disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa
ion-ion yang terdapat dalam limbah domestik. Ion-ion yang terkandung dalam
limbah domestik dapat dilihat pada tabel 2.4.
Dampak : menurut Effendy (2003) nilai TDS yang tinggi karena mengandung
banyak senyawa kimia, akan menyebabkan tingginya nilai salinitas dan daya
hantar listrik.
3. BOD (Kebutuhan Oksigen Biokimiawi)
Sumber: BOD hanya menggambarkan bahan organik yang dapat
didekomposisi secara biologi (biodegradable) oleh mikroorganisme. Bahan
organik ini dapat berupa lemak, protein, kanji (starch), glukosa, aldehida, ester
dan sebagainya. (Effendy 2003)
Menurut Qasim (1985) Komponen utama bahan organik dalam air limbah
domestik adalah karbohidrat, protein dan lemak, minyak dan gemuk.
Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991) bahan organik tersusun atas
kombinasi dari karbon, hydrogen dan oksigen dan dalam beberapa kasus
bergabung juga dengan nitrogen. Bahan organik dalam air limbah domestik
biasanya mengandung 40-60% protein, 25-50% karbohidrat dan minyak dan
lemak 8-12%. Urea adalah konstituen terbesar dalam urin dengan kata lain urea
merupakan penyumbang organik terbesar dalam fresh wastewater.
Arti penting: Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air limbah domestik dan untuk mendesain sistem-sistem
pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut.
Dampak: ketika bahan organik dalam suatu badan perairan besar maka
kebutuhan oksigen dalam perairan tersebut akan berkurang karena digunakan
oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik sebagai sumber
makanannya. Ketika oksigen terlarut dalam suatu badan perairan itu rendah,
maka biota akuatik dalam air pun akan mati karena sumber oksigen yang
digunakan sebagai sumber respirasi telah menurun konsentrasinya.
4. COD
Pengertian:
COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara
biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis
(nonbiodegradable) menjadi CO2 dan H2O.
Sumber : selulosa, tanin, lignin, polisakarida, benzena dan sebagainya.
5. TOC
TOC mengukur jumlah karbon yang berasal dari senyawa organik.
Sumber :karbon organik dan karbon anorganik total (karbonat, bikarbonat dan
asam karbonat) (Effendy, 2003)
Arti penting: nilai TOC digunakan untuk mengetahui pencemaran akibat
senyawa organik dalam suatu perairan/ untuk menilai pencemaran air limbah
akibat senyawa organik.
6. Hubungan Antar Parameter
Menurut moegen henze (2000) ratio nilai antara berbagai substances
(parameter) dalam air buangan digunakan untuk menentukan proses pengolahan
yang akan dilakukan tabel 2.5 berikut ini menunjukkan rasio yang sering
digunakan. Misal jika nilai rasio COD/BOD besar berarti mengindikasikan
bahwa air limbah domestik tersebut memiliki bahan organik yang sulit
terdegradasi secara biokimia berarti pemilihan unit yang teapat adalah bukan
dengan menggunakan proses biologi saja.
Tabel 2. 6 Rasio Parameter Dalam Air Limbah Domestik
Rasio Low Typical High
COD/BOD 1,5-2 2,0-2,5 2,5-3,5
COD/TN 6-8 8-12 12-16
COD/TP 20-35 35-45 45-60
BOD/TN 3-4 4-6 6-8
BOD/TP 10-15 15-20 20-30
COD/VSS 1,2-1,4 1,4-1,6 1,6-2,0
VSS/SS 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-0,9
COD/TOC 2-2,5 1,5-3 3-3,5
7. Nitrogen
Sumber : pada urine manusia terkandung nitrogen sebesar 15-19% dan pada
tinja manusia terkandung nitrogen sebesar 5-7%.
Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen
anorganik terdiri atas amonia (NH3), amonium (NH4), nitrit (NO2), nitrat (NO3)
dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein,
asam amino dan urea.
Dampak : nitrogen dalam air (ditemukan dalam bentuk ammonium) merupakan
nutrisi penting untuk ganggang, namun apabila jumlahnya berlebih maka akan
terjadi eutrofikasi sungai, danau dan badan air penerima lainnya. Eutrofikasi
tersebut terjadi karena kelebihan ammonium, sehingga amonium akan
teroksidasi secara mikrobiologi menghasilkan nitrat. Adanya nitrat ini dapat
merangsang pertumbuhan ganggang menjadi tak terbatas sehingga kandungan
oksigen dalam perairan berkurang (Prasetya,1992), ketika oksigen terlarut
dalam suatu perairan berkurang maka akan perairan tersebut toksisitas amonia
terhadap organisme akuatik akan meningkat dan menyebabkan perairan berada
dalam kondisi anoxic (tanpa oksigen). (Effendy,2003)
8. Fats, minyak dan lemak (fats, oils and grease) FOG
FOG dalam effluent instalasi dapat dihasilkan dalam bentuk material yang
melayang diatas permukaan air. FOG dapat memasuki onstalasi sebagai prtikel
diskret yang melayang sebagai material emulsi atau sebagai zat terlarut. FOG
juga diklasifikasikan menjadi FOG polar dan non polar. FOG polar biasanya
biodegradable, sedangkan FOG non polar kurang biodegradable.
Sumber: FOG polar bersumber dari hewan sedangkan FOG non polar berasal
dari pretoleum product
Arti penting: pengukuran FOG pada upstream dan downstream pada unit
pengolahan digunakan untuk mengetahui efisiensi penyisihan. (WEF. 2008)
9. Fosfor
Pengertian : fosfor memiliki kesamaan dengan nitrogen hanya berbeda bentuk.
Fosfor digunakan sebagai element essensial untuk perkembangan biological dan
reproduksi mikroorganisme.
Sumber: fosfor dapat berupa ortofosfat, polyfosfat dan organic fosfat. Berbagai
jenis fosfat tersebut dihitung sebagai fosfat total. Ortofosfat ber
Daftar Pustaka
Arceivela,soli J. 1998. Wastewater Treatment For pollution Control. McGraw-Hill:New
Delhi
Eckenfelder, wesley. 1979. Principles of water quality management. CBI Publishing
company, Inc:Bostom.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius: yogyakarta.
Gotaas, Harold B. 1956. Composting : Sanitary Disposal And Reclamation Of Organic
Wastes. World Health Organization: Geneva.
Hartarto, NugrohoTri. 2012. Laporan Integrasi Praktikum Metode dan Teknik Analisis
Lingkungan Uji Kualitas Air Berdasarkanparameter Biologi, Fisika dan Kimia.
Universitas airlangga. (https://www.academia.edu/7307980/Integrasi_FIX)
diakses tanggal 9 oktober 2015.
Mogens henze. Poul harremoes jes la cour jansen, Erik Arvin. 1996. Wastewater
Treatment: biological and chemical processes. Springer.
Prasetya, 1992, “Studi Pengaruh N Secara Biologis dan Perbandingan C/TKN terhadap
Pengurangan N secara Biologis dengan Proses Nitrifikasi dan denitrifikasi
Lumpur aktif,” Skripsi, FTSP-ITS, Surabaya.
Sumarno. 2000. Degradasi Lingkungan. Hand Out Kuliah. Magister Ilmu Lingkungan,
UNDIP. Semarang
Qasim, Syed R. 1985. Waste Water Treatment Plants: Planning, Design And Operation,
2nd Ed, Vol 1. Mcgraw-Hill International Edition: Singapore.
Tchobanoglous, George dan Burton (1991), Wastewater Engineering: Treatment,
Disposal, and Reuse/Metcalf & Eddy,Inc.,3rd Edition, McGraw-Hill, Inc.New
York.
Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Water Environment Federation. 2008. Operation of municipal wasteater treatment
plants: MoP no.11, sixth edition. McGraw-hill : new york.