standar akuntansi pemerintahan · pdf file26 kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip,...

8

Click here to load reader

Upload: vandang

Post on 05-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

LAMPIRAN XII PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PERNYATAAN NO. 10

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

Page 2: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------- 1-3 TUJUAN ----------------------------------------------------------------------------- 1 RUANG LINGKUP --------------------------------------------------------------- 2–3

DEFINISI --------------------------------------------------------------------------------- 4 KOREKSI KESALAHAN -------------------------------------------------------------- 5–23 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ---------------------------------------- 24–29 PERISTIWA LUAR BIASA ----------------------------------------------------------- 30–36 TANGGAL EFEKTIF ------------------------------------------------------------------- 37

Page 3: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 1

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN 1

PERNYATAAN NO. 10 2

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN 3 AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA 4

Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah 5 paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf 6 penjelasan yang ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual 7 Akuntansi Pemerintahan. 8

PENDAHULUAN 9

TTuujjuuaann 10

1. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan 11 akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan 12 peristiwa luar biasa. 13

RRuuaanngg LLiinnggkkuupp 14

2. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu 15 entitas harus menerapkan Pernyataan Standar ini untuk melaporkan 16 pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar 17 biasa. 18

3. Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan 19 dalam menyusun laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan 20 semua entitas akuntansi, termasuk badan layanan umum, yang berada 21 di bawah pemerintah pusat/daerah. 22

DEFINISI 23

4. Berikut Istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan 24 Standar dengan pengertian: 25 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-26 konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh 27 suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan 28 keuangan. 29 Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak 30 sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan 31 periode berjalan atau periode sebelumnya. 32

Page 4: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 2

Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang 1 tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang 2 seharusnya. 3 Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas 4 berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan 5 terjadi dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas sehingga 6 memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau 7 posisi aset/kewajiban. 8

KOREKSI KESALAHAN 9

5. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu 10 atau beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode 11 berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian 12 bukti transaksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan 13 matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi, 14 kesalahan interpretasi fakta, kecurangan , atau kelalaian. 15

6. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh 16 signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya 17 sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi. 18

7. Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompok-kan 19 dalam 2 (dua) jenis: 20 (a) Kesalahan yang tidak berulang; 21 (b) Kesalahan yang berulang dan sistemik; 22

8. Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang 23 diharapkan tidak akan terjadi kembali yang dikelompokkan dalam 2 (dua) 24 jenis: 25 (a) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; 26 (b) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya; 27

9. Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang 28 disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang 29 diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari 30 wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau 31 tambahan pembayaran dari wajib pajak. 32

10. Terhadap setiap kesalahan harus dilakukan koreksi segera 33 setelah diketahui. 34

11. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 35 periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang 36 tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan 37 dalam periode berjalan. 38

12. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 39 periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila 40 laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan 41

Page 5: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 3

pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang 1 bersangkutan. 2

13. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga 3 mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang 4 terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, 5 serta mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila 6 laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan 7 pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun 8 ekuitas dana yang terkait. 9

14. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga 10 mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang 11 terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas 12 dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila 13 laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan 14 pembetulan pada akun pendapatan lain-lain. 15

15. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang 16 tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan 17 mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut 18 sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas 19 dana lancar. 20

16. Laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila sudah 21 ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah. 22

17. Koreksi kesalahan sebagaimana dimaksud pada paragraf 13, 23 14, dan 15 tidak dengan sendirinya berpengaruh terhadap pagu anggaran 24 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi 25 kesalahan. Akun koreksi pendapatan periode lalu dan akun koreksi belanja 26 periode lalu disajikan secara terpisah dalam Laporan Realisasi Anggaran. 27 Akibat koreksi kesalahan tersebut selanjutnya diungkapkan pada Catatan 28 atas Laporan Keuangan. 29

18. Koreksi kesalahan belanja sebagaimana dijelaskan pada 30 paragraf 13 dan 14 dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo kas dan 31 yang mengurangi saldo kas. Contoh koreksi kesalahan belanja yang 32 menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai karena salah 33 penghitungan jumlah gaji, dikoreksi menambah saldo kas dan pendapatan 34 lain-lain. Contoh koreksi kesalahan belanja yang mengurangi saldo kas yaitu 35 terdapat transaksi belanja pegawai tahun lalu yang belum dilaporkan, 36 dikoreksi mengurangi akun ekuitas dana lancar dan mengurangi saldo kas. 37 Terhadap koreksi kesalahan yang berkaitan dengan belanja yang 38 menghasilkan aset, disamping mengoreksi saldo kas dan pendapatan lain-39 lain juga perlu dilakukan koreksi terhadap aset yang bersangkutan dan pos 40 ekuitas dana diinvestasikan. Sebagai contoh, belanja aset tetap yang di-41 mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan belanja tersebut 42 harus dikembalikan, maka koreksi yang harus dilakukan adalah dengan 43 menambah kas dan pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetap 44 dan pos ekuitas dana diinvestasikan. 45

Page 6: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 4

19. Koreksi kesalahan pendapatan sebagaimana dijelaskan pada 1 paragraf 15 dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo kas dan yang 2 mengurangi saldo kas. Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang 3 menambah saldo kas yaitu terdapat transaksi penyetoran bagian laba 4 perusahaan negara yang belum dilaporkan. Dalam hal demikian, koreksi 5 yang perlu dilakukan adalah menambah saldo kas dan ekuitas dana lancar. 6 Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang mengurangi saldo kas yaitu 7 kesalahan pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan 8 transfer. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalah 9 mengurangi saldo kas dan ekuitas dana lancar. 10

20. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada 11 periode-periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik 12 sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut 13 diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada 14 periode ditemukannya kesalahan. 15

21. Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas 16 sebagaimana disebutkan pada paragraf 20 adalah belanja untuk membeli 17 perabot kantor (aset tetap) dilaporkan sebagai belanja perjalanan dinas. 18 Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalah mendebet pos aset 19 tetap dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada aset tetap. 20

22. Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud 21 pada paragraf 9 tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat 22 terjadi. 23

23. Akibat kumulatif dari koreksi kesalahan yang 24 berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas 25 dilaporkan dalam baris tersendiri pada Laporan Arus Kas tahun 26 berjalan. 27

28

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI 29

24. Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari 30 suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui trend posisi 31 keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang 32 digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode. 33

25. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran 34 akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria 35 kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan 36 akuntansi. 37

26. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan 38 hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda 39 diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi 40 pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan 41 tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, 42

Page 7: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 5

kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal 1 dalam penyajian laporan keuangan entitas. 2

27. Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal 3 sebagai berikut: 4 (a) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang 5

secara substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan 6 (b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi 7

yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material. 8 28. Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan 9

suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut 10 harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan 11 persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi. 12

29. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus 13 diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 14

PERISTIWA LUAR BIASA 15

30. Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau 16 transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas 17 biasa entitas pemerintah termasuk penanggulangan bencana alam atau 18 sosial yang terjadi berulang. Dengan demikian, yang termasuk dalam 19 peristiwa luar biasa hanyalah peristiwa-peristiwa yang belum pernah atau 20 jarang terjadi sebelumnya. 21

31. Peristiwa yang berada di luar kendali atau pengaruh entitas 22 adalah kejadian yang sukar diantisipasi dan oleh karena itu tidak dicerminkan 23 di dalam anggaran. Suatu kejadian atau transaksi yang berada di luar kendali 24 atau pengaruh entitas merupakan peristiwa luar biasa bagi suatu entitas atau 25 tingkatan pemerintah tertentu, tetapi peristiwa yang sama tidak tergolong luar 26 biasa untuk entitas atau tingkatan pemerintah yang lain. 27

32. Dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran karena 28 peristiwa luar biasa terpenuhi apabila kejadian dimaksud secara tunggal 29 menyebabkan penyerapan sebagian besar anggaran belanja tak tersangka 30 atau dana darurat sehingga memerlukan perubahan/pergeseran anggaran 31 secara mendasar. 32

33. Anggaran belanja tak tersangka atau anggaran belanja lain-33 lain yang ditujukan untuk keperluan darurat biasanya ditetapkan besarnya 34 berdasarkan perkiraan dengan memanfaatkan informasi kejadian yang 35 bersifat darurat pada tahun-tahun lalu. Apabila selama tahun anggaran 36 berjalan terjadi peristiwa darurat, bencana, dan sebagainya yang 37 menyebabkan penyerapan dana dari mata anggaran ini, peristiwa tersebut 38 tidak dengan sendirinya termasuk peristiwa luar biasa, terutama bila peristiwa 39 tersebut tidak sampai menyerap porsi yang signifikan dari anggaran yang 40 tersedia. Tetapi apabila peristiwa tersebut secara tunggal harus menyerap 41 50% (lima puluh persen) atau lebih anggaran tahunan, maka peristiwa 42 tersebut layak digolongkan sebagai peristiwa luar biasa. Sebagai petunjuk, 43

Page 8: STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN · PDF file26 Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- ... 25 atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya

PSAP 10 - 6

akibat penyerapan dana yang besar itu, entitas memerlukan perubahan atau 1 penggeseran anggaran guna membiayai peristiwa luar biasa dimaksud atau 2 peristiwa lain yang seharusnya dibiayai dengan mata anggaran belanja tak 3 tersangka atau anggaran lain-lain untuk kebutuhan darurat. 4

34. Dampak yang signifikan terhadap posisi aset/kewajiban 5 karena peristiwa luar biasa terpenuhi apabila kejadian atau transaksi 6 dimaksud menyebabkan perubahan yang mendasar dalam keberadaan atau 7 nilai aset/kewajiban entitas. 8

35. Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan 9 berikut: 10 (a) Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas; 11 (b) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang; 12 (c) Berada di luar kendali atau pengaruh entitas; 13 (d) Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau 14

posisi aset/kewajiban. 15 36. Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh 16

peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan 17 atas Laporan Keuangan. 18

TANGGAL EFEKTIF 19

37. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini berlaku 20 efektif untuk laporan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran 21 mulai Tahun Anggaran 2005. 22

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

Dr. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA RI

Kepala Biro Tata Usaha,

ttd

Sugiri, S.H.