stafilokokus
TRANSCRIPT
STAFILOKOKUS
DWI KRIHARIYANI, S.Pd, S.Si, M.Kes
MORFOLOGI DAN SIFAT STAFILOKOKUS
Gram positif berbentuk bulat, tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti buah anggur merupakan hasil pewarnaan yang berasal dari perbenihan padat, sedangkan yang berasal dari perbenihan cair bisa terlihat bentukan yang lepas sendiri-sendiri, berpasangan atau rantai pendek.
Bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum 370C. Pembentukan pigmen optimum suhu kamar
(20-350C).
Tes katalase positif (yang membedakan dengan Streptokokus).
Tahan dalam lingkungan dengan kadar garam tinggi (halofilik), misalnya NaCl 10%.
Tumbuh dengan cepat pada beberapa tipe media. (1) Nutrien Agar Plate (NAP) media untuk mengetahui adanya pembentukan pigmen dari putih sampai kuning gelap. (2) Blood Agar Plate (BAP) untuk mengetahui kemampuan menghemolisa eritrosit.
Stafilokokus patogen ditandai dengan :
Menghemolisis darah. Mengkoagulasi plasma. Menghasilkan enzim ekstraseluler Menghasilkan toksin
Karakteristik Pertumbuhan
Menghasilkan katalase, yang membedakan dengan dengan streptokokus.
Memfermentasi karbohidrat, menghasilkan asam laktat dan tidak menghasilkan gas.
Tahan terhadap kondisi kering pada pus 14-16 minggu.
Dalam suhu kamar pada agar miring atau keadaan beku bisa tahan hidup sampai beberapa bulan.
Tahan pemanasan sampai 600C selama 30 menit.
Dalam fenol 2% mati dalam waktu 15 menit. Dalam hidrogen peroksida 3% mati dalam
waktu 3 menit. Dalam tinctura iodii mati dalam 1 menit.
Reaksi Biokimia
Pada semua galur dapat meragikan gula-gula sederhana (glukosa, laktosa, sukrosa).
Dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pada spesies Staphylococcus aureus dapat
meragikan manitol, sedangkan Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saphrophyticus tidak.
Untuk mengetahui sifat fermentasi terhadap manitol digunakan Manitol Salt Agar (konsentrasi garam NaCl 7,5-10%) dengan melihat adanya daerah terang (halo) berwarna kuning di sekitar koloni Staphylococcus aureus.
Struktur Antigen
Dinding sel mengandung Polisakarida (Antigen Karbohidrat/Ag-KH)
dan protein (Ag-protein) yang bersifat antigen.
Peptidoglikan, merupakan suatu sub unit eksoskeleton yang kaku. Dapat dihancurkan oleh asam kuat atau lizozim. Dalam patogenesis infeksi, zat ini menyebabkan monosit membuat interleukin-1 dan antigen opsonik,
juga menjadi zat kimia penarik (kemoatraktan) untuk lekosit polimorfonuklir, mempunyai aktivitas mirip endotoksin dan mengaktifkan komplemen.
Asam teikoat yang berikatan dengan peptidoglikan menjadi antigenik. Antibodi antiteikoat, dapat dideteksi dengan difusi gel pada penderita endokarditis aktif yang disebabkan oleh S. aureus.
Protein A merupakan komponen dinding sel kebanyakan strain S.aureus yang terikat pada bagian Fc molekul IgG, kecuali IgG3. Bagian Fab pada IgG yang terikat pada protein A bebas untuk berikatan dengan antigen spesifik. Protein A ini dimanfaatkan sebagai reagen imunologi dalam teknologi laboratorium sebagai ko-aglutinasi. Contoh protein A yang berikatan dengan molekul IgG yang diarahkan terhadap antigen bakteri tertentu akan mengaglutinasi bakteri yang mempunyai antigen itu.
Metabolit Bakterial
I. Metabolit non-toksin1. Antigen permukaan (materi kapsul)
berfungsi : mencegah fagositosis, mencegah reaksi koagulase, mencegah melekatnya bakteriofaga.
2. Koagulase adalah suatu antigen protein yang bersifat sebagai clotting agent, proteolitik, dan esterolitik.
3. Hialuronidase adalah enzim yang dihasilkan oleh 93,6% galur dengan
koagulase positif, tapi tidak dibentuk oleh galur dengan koagulase negatif. Enzim ini membuat bakteri bersifat invasif, dan dapat cepat dinetralkan pada reaksi peradangan.
4. Stafilokinase (fibrinolisin), enzim ini bekerja sebagai aktivator enzim protease dalam plasma untuk menghasilkan lytic agent, bersifat antigenik dan tidak tahan panas.
5. Protease merupakan enzim bersifat proteolitik dan menyebabkan nekrosis pada jaringan yang diinvasi, termasuk jaringan tulang.
6. Lipase merupakan enzim yang bersifat antigenik.
7. Fosfatase berhubungan erat dengan patogenisitas, karena pada umumnya galur koagulase positif menghasilkan fosfatase lebih banyak.
8. DNase merupakan enzim yang dapat digunakan untuk menentukan spesies dari Stafilokokus, karena 90-96% diproduksi oleh galur stafilokokus koagulase positif.
II. EKSOTOKSINBersifat mematikan, tidak tahan panas. Dengan
elektroforesis, dapat dipisahkan beberapa eksotoksin, yaitu Toksin alfa, toksin beta, toksin delta, panton-valentin (PV).
III. ENTEROTOKSIN
Merupakan toksin penyebab keracunan makanan.
IV. TOKSIN EPIDERMOLITIK
Toksin ini menyebabkan terjadinya scalded skin syndrome (pengelupasan epidermis kulit).
V. TOXIC SHOCK SYNDROME TOXIN
Toksin ini menyebabkan terjadinya sindrom
klinik berupa panas (febris), ruam kulit, hipotensi bahkan sampai syok.
DIAGNOSIS LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan yang diambil tergantung pada bentuk klinisnya, misalnya :
1. Eksudat atau pus dari abses diambil dengan lidi kapas steril secara aseptis kemudian dimasukkan ke dalam medium cair.
2. Sputum bila ada infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
3. Feses dan sisa-sisa bahan makanan terutama pada kasus keracunan makanan.
4. Darah bila terdapat bakterimia.5. Urin pada infeksi saluran kemih diambil
dengan cara tertentu.6. Pada karier bahan pemeriksaan diambil dari
hidung bagian bawah depan dan daerah perianal.