stabilitas ekosistem

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan lingkungan dapat terganggu. Dewasa ini di media sering di massa tentang sering terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang digunakan sebagai kantong-kantong transmigrasi? Mengapa hal ini terjadi? Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa membuka lahan baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus bertambah, sdangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas tetap jumlahnya. Fenomena lain yang tak kalah mengherankan, di lereng gunung banyak berdiri bungalo yang praktis menyebabkan daya dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, 1

Upload: dani-ramdani

Post on 27-Oct-2015

1.237 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

STABILITAS EKOSISTEM

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan

antara faktor biotik dan abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun

abiotik maka keseimbangan lingkungan dapat terganggu. Dewasa ini di media

sering di massa tentang sering terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang

digunakan sebagai kantong-kantong transmigrasi? Mengapa hal ini terjadi?

Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa membuka lahan

baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk permukiman maupun

sebagai lahan pertanian, atau lahan pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah

penduduk yang terus bertambah, sdangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas

tetap jumlahnya. Fenomena lain yang tak kalah mengherankan, di lereng gunung

banyak berdiri bungalo yang praktis menyebabkan daya dukung lahan sebagai

penahan air di lereng gunung hilang, ditambah dengan membuka lahan baru yang

menyebabkan banyak tanaman yang hilang. Jika air hujan datang tanpa didukung

oleh tanaman sebagai penyeimbang lingkungan, Apa akibatnya? Apakah akan

terulang kejadian-kejadian longsor, banjir bandang, dan fenomena kerusakan alam

lainnya? Dengan berbagai gambaran di atas, banjir ataupun bencana alam lainnya

terjadi sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan alam.

B. Rumusan Masalah

1

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. apa yang dimaksud stabilitas ekosistem

2. apa saja jenis stabilitas ekosistem

3. bagaimana cara ekosistem menstabilkan dirinya dari perubahan

lingkungan

4. apa yang diaksud siksesi

5. apa saja jenis-jenis dari suksesi

6. apa faktor yang mempercepat terjadinya suksesi?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. apa yang dimaksud stabilitas ekosistem

2. apa saja jenis stabilitas ekosistem

3. bagaimana cara ekosistem menstabilkan dirinya dari perubahan

lingkungan

4. apa yang diaksud suksesi

5. apa saja jenis-jenis dari suksesi

6. apa faktor yang mempercepat terjadinya suksesi?

D. Kegunaan Makalah

1. Bagi Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep

keilmuan khususnya mengenai stabilitas ekosistem.

2. Bagi Pembaca, sebagai informasi dalam mengembangkan pengetahuan

mengenai stabilitas ekosistem.

2

II

PEMBAHASAN

A. Stabilitas Ekosistem

Satuan pokok ekologi adalah ekosistem atau sistem ekologi, yakni satuan

kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis)

dengan berbagai benda mati yang berinteraksi membentuk suatu sistem.

Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi

energi yang sepenuhnya berlangsung di antara berbagai komponen dalam sistem

itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya. Kehidupan akan berlangsung dalam

berbagai fenomena kehidupan menurut prinsip, tatanan dan hukum alam atau

ekologi seperti homeostatis (keseimbangan), kelentingan (resilience atau

kelenturan), kompetisi, toleransi, adaptasi, suksesi, evolusi, mutasi, hukum

minimum, hukum entropi dan sebagainya (ingat lagi materi dasar Biologi dan

Ekologi).

Penelaahan terhadap sifat dan perilaku sistem ekologi amat penting,

karena persepsi kita terhadap sistem ekologi akan menentukan metode yang kita

pakai dalam penelaahan dan pemecahan permasalahan lingkungan dan sumber

daya alam.

Hal penting yang perlu kita ketahui bahwa sebelum manusia ada di bumi,

sistem alam telah mengalami berbagai bentuk gangguan yang berkonsekuensi

pada perubahan-perubahan ekologi. Akan tetapi gangguan ini justru membentuk

sistem alam yang kokoh dan luwes dalam arti mampu menyerap dampak

gangguan selanjutnya serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan

3

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang bersifat dinamis

(homeostasis). Artinya ekosistem tersebut memiliki kemampuan untuk menahan

berbagai perubahan yang mengenai lingkungan tersebut. Mekanisme

keseimbangan tersebut diatur oleh berbagai faktor yang rumit. Mekanisme ini

terdiri atas :

1. penyimpanan bahan-bahan

2. pelepasan hara makanan;

3. pertumbuhan organisme dan produksi;

4. dekomposisi bahan-bahan organik.

Oleh karena ekosistem memiliki kemampuan untuk mengatur

keseimbangannya, maka ekosistem memiliki sifat sibernetiks (kybernetes :

pandu/mengatur. Fungsi sibernetika adalah untuk mengendalikan faktor-faktor

ekosistem agar berada dalam keadaan seimbang yang dinamis. Fungsi ini dapat

dikerjakan oleh beberapa jenis komponen lingkungan. Hal ini memungkinkan

adanya sifat stabilitasi suatu ekosistem.

Derajat stabilitas suatu ekosistem akan bervariasi, tergantung pada

hambatan-hambatan lingkungan dan efisiensi dari pengendalian di alam. Ada 2

jenis stabilitas, yakni :

1. Stabilitas resistensi, yakni kemampuan suatu ekosistem untuk bertahan

menghadapi tekanan lingkungan;

2. Stabilitas resiliensi, yakni kemampuan untuk cepat pulih.

4

Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali

terhadaap perubahan, tetapi bisanya batas mekanisme homeostasis dengan mudah

dapat diterobos oleh kegiatan manusia. Jika masalah ini berlangsung, maka hal ini

akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Kedua kemampuan ekosistem yakni Stabilitas resistensi dan stabilitas

resiliensi adalah dua kemampuan yang tidak dapat ditemukan dalam waktu yang

sama. Misalnya, di hutan yang memiliki kulit tebal biasanya tahan akan api;

namun bila hutan tersebut terbakar maka hal ini akan menyebabkan sulit untuk

pulih kembali. Artinya, hutan tersebut memiliki stabilitas resistensi yang tinggi,

namun berdaya resiliensi yang rendah.

Sebaliknya, padang ilalang memiliki stabilitas resistensi yang rendah terhadap api,

namun bersifat stabilitas resiliensi yang tinggi. Pada umumnya, ekosistem yang

kompleks memiliki resistensi yang tinggi tetapi memiliki resiliensi yang rendah.

Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari.

Segala sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium

dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan

keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena

keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami

perubahan.

Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang

dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak

tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas

5

pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada

pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.

B. Pengertian Suksesi

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara

teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga

terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan

perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak

seimbang menuju ekosistem seimbang.

Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk

komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil

(tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas

klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu

komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat

bertahan dari berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan.

C. Tahap suksesi

6

Dalam suksesi terjadi suatu proses perubahan secara bertahap menuju

suatukeseimbangan. Clements menyusun urutan kejadian secara rasional ke dalam

5 fase, yaitu:

NUDASI :proses awal terjadinya pertumbuhan pada lahan terbuka/kosong.

MIGRASI : proses hadirnya biji-biji tumbuhan, spora dan lain-lainnya.

ECESIS : proses kemantapan pertumbuhan biji-biji tersebut.

REAKSI :proses persaingan atau kompetisi antara jenis tumbuhan yang

telah ada/hidup, dan pengaruhnya terhadap habitat setempat.

STABILISASI : proses manakala populasi jenis tumbuhan mencapai titik akhir

kondisi yang seimbang (equilibrium), di dalam keseimbangan

dengan kondisi habitat lokal maupun regional.

Suksesi lebih lanjut tersusun atas suatu rangkaian rute perjalanan

terbentuknya komunitas vegetasi transisional menuju komunitas dalam

kesetimbangan. Clements memberi istilah untuk tingkat komunitas vegetasi

transisi dengan nama SERE/SERAL, dan kondisi akhir yang seimbang disebut

sebagai Vegetasi Klimaks. Untuk komunitas tumbuhan yang berbeda akan

berkembang pada tipe habitat yang berbeda.

D. Jenis suksesi

Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan 2 macam

suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

7

1. Suksesi Primer

Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan

yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga

terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami

maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat

berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di

muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa

kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).

Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya

berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi

tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai

menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah

sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks.

Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah

itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan

dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang baru terbentuk.

Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu

diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak

8

langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan

sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan

senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya

terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan

terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi

primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu,

bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai

kedalaman rata – rata 30 m.

2. Suksesi sekunder

Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu

komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga

masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi

sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.

Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat

berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami

misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang

tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang

9

disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal

hutan.

Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak

lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan

struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di

daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada

tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan

basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer,

serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan

yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropic.

Lalu proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi

lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat

berlangsung selama seratus tahun. Coba kalian bandingkan kejadian

suksesi pada daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau daerah

yang sangat kering). Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai

ribuan tahun.

E. Faktor penentu kecepatan proses suksesi

Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

a. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.

b. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.

c. Kehadiran pemencar benih.

d. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran

biji, sporam dan benih serta curah hujan.

10

e. Jenis substrat baru yang terbentuk

f. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.

11

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Yang dimaksud dengan stabilitas ekosistem adalah kemampuan suatu

ekosistem dalam menahan berbagai bentuk perubahan pada ekosistem

tersebut. Kemapuan menahan tekanan peruhan ekosistem bisa berupa

kemapuan menahan tekanan perubahan yang besar maupun kemampuan untuk

cepat pulih setelah tekena perubahan menjadi seperti ekositem semula.

Proses pemulihan ekosistem dari ekositem tidak seimbang menjadi

ekosistem seimbang disebut dengan suksesi. Suksesi terbagi menjadi suksesi

primer dan suksesi sekunder.

12

DAFTAR PUSTAKA

Pandora, Akel. 2013. Pengertian Suksesi dalam Ekosistem [online] tersedia di

http://ak3lvan.blogspot.com/2013/04/pengertian-suksesi-dalam-

ekosistem.html (23/09/2013)

Irwanto. 2013. SUKSESI HUTAN | SUKSESI TUMBUHAN [online] tersedia di

http://irwantoforester.wordpress.com/suksesihutan/ (23/09/2013)

Silaban, Raymons. 2013. Sifat – Perilaku Sistem Ekologi dan Implikasi Terhadap

Tindakan Konservasinya [online] http://raymoon760.wordpress.com

/2013/06/19/ sifat-perilaku-sistem-ekologi-dan-implikasi-terhadap-

tindakan-konservasinya/ (23/09/2013)

13