st. deskriptif-2 -...

28
ST. DESKRIPTIF-2 Oleh Oleh TJUTJU SOENDARI Jurusan PLB-FIP-UPI

Upload: vudung

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

ST. DESKRIPTIF-2

OlehTJUTJU SOENDARI

Jurusan PLB-FIP-UPI

ST. DESKRIPTIF-2

OlehTJUTJU SOENDARI

Jurusan PLB-FIP-UPI

Page 2: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

PERTEMUAN KE-2

Tujuan Pembahasan

Mahasiswa menguasai pengertian datastatistik, jenis data statistik, dan skala

pengukuran

PERTEMUAN KE-2

Tujuan Pembahasan

Mahasiswa menguasai pengertian datastatistik, jenis data statistik, dan skala

pengukuran

Page 3: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

MATERI PEMBAHASAN

• Data Statistik

• Jenis Data Statistik

• Skala Pengukuran

MATERI PEMBAHASAN

• Data Statistik

• Jenis Data Statistik

• Skala Pengukuran

Page 4: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

DATA STATISTIK

• Statistik pada hakikatnya merupakan suatu cara untukmengolah data yang berwujud angka-angka, sehinggadata tersebut mampu memberikan informasi secara lebihbermakna

• karena itu, statistik merupakan alat bantu untukmenafsirkan data dalam rangka mengambil kesimpulan

• dalam statistik “DATA” merupakan sesuatu yangessensial, yang harus ada karena mrp pendukungdalam menentukan atau mengambil kesimpulan

DATA STATISTIK

• Statistik pada hakikatnya merupakan suatu cara untukmengolah data yang berwujud angka-angka, sehinggadata tersebut mampu memberikan informasi secara lebihbermakna

• karena itu, statistik merupakan alat bantu untukmenafsirkan data dalam rangka mengambil kesimpulan

• dalam statistik “DATA” merupakan sesuatu yangessensial, yang harus ada karena mrp pendukungdalam menentukan atau mengambil kesimpulan

Page 5: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Data merupakan bentuk jamak dari “DATUM” artinya informasiyang diperoleh dari satu satuan amatan.

• Data fakta; hal, keadaan, peristiwa yang merupakankenyataan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi

• Data merupakan sejumlah/kumpulan informasi yang benar dannyata yang diperoleh melalui satu amatan yang dapatmemberikan gambaran tentang suatu keadaan atau suatupersoalan;

• Data statistik, yaitu kumpulan informasi yang benar dan nyatayang diperoleh melalui satu amatan yang dapat memberikangambaran tentang suatu keadaan/persoalan yang berhubungandengan statistik sehingga dapat dijadikan sbg dasar kajian,analisis, dlm pembuatan kesimpulan.

• Data merupakan bentuk jamak dari “DATUM” artinya informasiyang diperoleh dari satu satuan amatan.

• Data fakta; hal, keadaan, peristiwa yang merupakankenyataan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi

• Data merupakan sejumlah/kumpulan informasi yang benar dannyata yang diperoleh melalui satu amatan yang dapatmemberikan gambaran tentang suatu keadaan atau suatupersoalan;

• Data statistik, yaitu kumpulan informasi yang benar dan nyatayang diperoleh melalui satu amatan yang dapat memberikangambaran tentang suatu keadaan/persoalan yang berhubungandengan statistik sehingga dapat dijadikan sbg dasar kajian,analisis, dlm pembuatan kesimpulan.

Page 6: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Data merupakan bahan baku atau komponen utamadalam statistika.

• Sebagai komponen utama, maka ketepatan suatudata akan sangat menentukan dalam menghasilkanketepatan pengambilan keputusan.

• Oleh karena itu suatu data dikatakan baik bila datatersebut

(1) objektif artinya sesuai dengan kenyataan yangsebenarnya

(2) relevan untuk mejawab suatu persoalan yang sedangmenjadi pokok pembahasan,

(3) representatif artinya dapat mewakili/menggambarkankondisi/karakteristik/sifat suatu keadaan

(4) Tepat waktu

• Data merupakan bahan baku atau komponen utamadalam statistika.

• Sebagai komponen utama, maka ketepatan suatudata akan sangat menentukan dalam menghasilkanketepatan pengambilan keputusan.

• Oleh karena itu suatu data dikatakan baik bila datatersebut

(1) objektif artinya sesuai dengan kenyataan yangsebenarnya

(2) relevan untuk mejawab suatu persoalan yang sedangmenjadi pokok pembahasan,

(3) representatif artinya dapat mewakili/menggambarkankondisi/karakteristik/sifat suatu keadaan

(4) Tepat waktu

Page 7: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

Jenis Data

JENIS

DATA

KUALITATIF

KUANTITATIF

KONTINUM

DISKRITSIFAT

JENIS

DATA

KONTINUM

TINGKATKOMPLEKSITAS

•NOMINAL

•ORDINAL

•INTERVAL

•RASIO

Page 8: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Data kualitatif adalah data verbal yang berbentuk kalimat, kata ataugambar, data yang tidak berbentuk angka, misalnya: senang, benci,baik, buruk, rusak, dsb

• Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka sebagai hasilpengukuran atau penjumlahan, atau data kualitatif yang diangkakan(skoring), misalnya: 10, 25, 39, … dsb.

• Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung ataumembilang (bukan mengukur). Misalnya jumlah meja ada 20, jumlahorang ada 12, 30 buah bangunan, dsb.

• Data diskrit merupakan jumlah dari berbagai kategori Antara satubilangan dengan bilangan lainnya pada skala itu tidak dapatditempatkan bilangan rasional atau bilangan desimal.

• Mis. Dalam pernyataan 5 anak laki-laki, kita tidak dapatmengatakan 4 ½ atau 4,5 anak, karena bilangan-bilangan yangdihasilkan merupakan jumlah kategori.

• Data kualitatif adalah data verbal yang berbentuk kalimat, kata ataugambar, data yang tidak berbentuk angka, misalnya: senang, benci,baik, buruk, rusak, dsb

• Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka sebagai hasilpengukuran atau penjumlahan, atau data kualitatif yang diangkakan(skoring), misalnya: 10, 25, 39, … dsb.

• Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung ataumembilang (bukan mengukur). Misalnya jumlah meja ada 20, jumlahorang ada 12, 30 buah bangunan, dsb.

• Data diskrit merupakan jumlah dari berbagai kategori Antara satubilangan dengan bilangan lainnya pada skala itu tidak dapatditempatkan bilangan rasional atau bilangan desimal.

• Mis. Dalam pernyataan 5 anak laki-laki, kita tidak dapatmengatakan 4 ½ atau 4,5 anak, karena bilangan-bilangan yangdihasilkan merupakan jumlah kategori.

Page 9: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Data diskrit merupakan data yang besarannya tidak dapatmenempati semua nilai yang ada di antara dua titik

• Umumnya diperoleh melalui pencacahan/survey/eksploratif atauhasil menghitung atau membilang, dan bukan hasil pengukuran tapipengkategorian.

• Data diskrit digunakan untuk mengklasifikasikan (menggolongkan)objek-objek amatan atau kejadian-kejadian dalam kelompok,kategori atau klasifikasi tertentu dengan jalan menghitung untukmenunjukan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek.

• Contoh :Jumlah siswa laki-laki dan perempuan; Jumlahresponden yang menjawab ya atau tidak; Pengelompokan bungaberdasarkan warnanya; Pengelompokan benda berdasarkan bentukdan ukurannya.

• Data diskrit merupakan data yang besarannya tidak dapatmenempati semua nilai yang ada di antara dua titik

• Umumnya diperoleh melalui pencacahan/survey/eksploratif atauhasil menghitung atau membilang, dan bukan hasil pengukuran tapipengkategorian.

• Data diskrit digunakan untuk mengklasifikasikan (menggolongkan)objek-objek amatan atau kejadian-kejadian dalam kelompok,kategori atau klasifikasi tertentu dengan jalan menghitung untukmenunjukan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek.

• Contoh :Jumlah siswa laki-laki dan perempuan; Jumlahresponden yang menjawab ya atau tidak; Pengelompokan bungaberdasarkan warnanya; Pengelompokan benda berdasarkan bentukdan ukurannya.

Page 10: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Data kontinum (kontinyu) adalah data yang diperoleh dari hasilpengukuran, yaitu data yang besarannya dapat menempati semuanilai yang ada di antara dua titik.

• Data semacam itu mempunyai ciri adanya kesinambungan antarasuatu bilangan dengan bilangan lain.

• Bila bilangan itu ditempatkan pada skala bilangan maka kedudukansuatu bilangan pada skala itu bersambung satu sama lain.

• Kesinambungan itu dapat diuji melalui bisa tidaknya menempatkanbilangan rasional atau desimal antara satuan-satuan bilangantersebut.

• Misalnya, data skor tes, bilangan yang digunakan bisa berupabilangan bulat, rasional atau desimal; hasil pengukuran tinggibadan seseorang, luas daerah A sebesar 425,7 km, kecepatanmobil 60/km jam, dan sebagainya.

• Data kontinum (kontinyu) adalah data yang diperoleh dari hasilpengukuran, yaitu data yang besarannya dapat menempati semuanilai yang ada di antara dua titik.

• Data semacam itu mempunyai ciri adanya kesinambungan antarasuatu bilangan dengan bilangan lain.

• Bila bilangan itu ditempatkan pada skala bilangan maka kedudukansuatu bilangan pada skala itu bersambung satu sama lain.

• Kesinambungan itu dapat diuji melalui bisa tidaknya menempatkanbilangan rasional atau desimal antara satuan-satuan bilangantersebut.

• Misalnya, data skor tes, bilangan yang digunakan bisa berupabilangan bulat, rasional atau desimal; hasil pengukuran tinggibadan seseorang, luas daerah A sebesar 425,7 km, kecepatanmobil 60/km jam, dan sebagainya.

Page 11: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

Skala Pengukuran

• Dalam konteks analisis statistik, data (kuantitatif) dapatdibedakan ke dalam 4 jenis skala pengukuran

• Skala pengukuran bersifat gradual (khirarkhis) skaladi bawahnya meliputi karakteristik-karakteristik diatasnya

• Semakin ke bawah karakteristik skala tersebut semakinkompleks. Skala tersebut adalah

Skala Pengukuran

• Dalam konteks analisis statistik, data (kuantitatif) dapatdibedakan ke dalam 4 jenis skala pengukuran

• Skala pengukuran bersifat gradual (khirarkhis) skaladi bawahnya meliputi karakteristik-karakteristik diatasnya

• Semakin ke bawah karakteristik skala tersebut semakinkompleks. Skala tersebut adalah

Page 12: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

Skala nominal

Skala ordinal

Skala interval

Skala rasio

• Jenis skala ini berfungsi untuk menentukan analisastatistik yang digunakan dalam mengolah data sehinggabermakna

Skala nominal

Skala ordinal

Skala interval

Skala rasio

• Jenis skala ini berfungsi untuk menentukan analisastatistik yang digunakan dalam mengolah data sehinggabermakna

Page 13: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Pemahaman terhadap sifat skala pengukuranini penting dalam rangka analisis daninterpretasi data, karena mempunyai kaitanyang sangat erat dengan ketepatanmenggunakan metode statistika.

• Contoh : bila data penelitian berskala nominalatau bersifat diskrit, kemudian akan dihitungkecenderungan pemusatannya, maka tidaktepat bila menggunakan rata-rata, yang tepatadalah perhitungan modus.

• Pemahaman terhadap sifat skala pengukuranini penting dalam rangka analisis daninterpretasi data, karena mempunyai kaitanyang sangat erat dengan ketepatanmenggunakan metode statistika.

• Contoh : bila data penelitian berskala nominalatau bersifat diskrit, kemudian akan dihitungkecenderungan pemusatannya, maka tidaktepat bila menggunakan rata-rata, yang tepatadalah perhitungan modus.

Page 14: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

SKALA NOMINAL

• Angka-angka yang berfungsi untuk mengklasifikasikansuatu obyek, sifat, jenis, atau orang.

• Angka-angka tersebut hanya merupakan lambangpengkategorian/pengelompokkan

• Angka-angka tersebut dapat dipertukarkan, namun tidakberlaku operasi hitung

• Data berskala nominal merupakan tingkat yang palingsederhana, karena hanya menggambarkan jumlahkategori saja atau mengelompokkan saja,dan tidakberlaku operasi matematika.

SKALA NOMINAL

• Angka-angka yang berfungsi untuk mengklasifikasikansuatu obyek, sifat, jenis, atau orang.

• Angka-angka tersebut hanya merupakan lambangpengkategorian/pengelompokkan

• Angka-angka tersebut dapat dipertukarkan, namun tidakberlaku operasi hitung

• Data berskala nominal merupakan tingkat yang palingsederhana, karena hanya menggambarkan jumlahkategori saja atau mengelompokkan saja,dan tidakberlaku operasi matematika.

Page 15: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Hubungan kesamaan ini sifatnya:

– Reflektif: x = x untuk semua harga x– Simetris: jika x = y, maka y = x– Transitif: jika x = y dan y = z, maka x = z

• Karena itu lambang/angka yang diberikankepada tiap sub golongan itu dapatdipertukarkan dan tidak berlaku operasi hitung

– Contoh, istilah dalam kelompok diagnosis:1. Schizophrenia, 2. Paranoid,3. Manic depresif, 4. Psikoneurotik

• Hubungan kesamaan ini sifatnya:

– Reflektif: x = x untuk semua harga x– Simetris: jika x = y, maka y = x– Transitif: jika x = y dan y = z, maka x = z

• Karena itu lambang/angka yang diberikankepada tiap sub golongan itu dapatdipertukarkan dan tidak berlaku operasi hitung

– Contoh, istilah dalam kelompok diagnosis:1. Schizophrenia, 2. Paranoid,3. Manic depresif, 4. Psikoneurotik

Page 16: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Angka-angka dalam kelompok hasil diagnosis tersebuthanya merupakan kode

• Tidak berarti angka satu lebih baik dari angka dua

• Angka-angka ini berfungsi hanya sebagai penggantinama (schizopfrenia, laki=laki, perempuan, dsb)

• Angka-angka tersebut tidak dapat dijumlah, dikurang,dikali atau dibagi.

• Perhitungan statistik yang cocok diantaranya:persentase, frekuensi pemunculan (modus), proporsidengan menggunakan statistik non parametrik

• Angka-angka dalam kelompok hasil diagnosis tersebuthanya merupakan kode

• Tidak berarti angka satu lebih baik dari angka dua

• Angka-angka ini berfungsi hanya sebagai penggantinama (schizopfrenia, laki=laki, perempuan, dsb)

• Angka-angka tersebut tidak dapat dijumlah, dikurang,dikali atau dibagi.

• Perhitungan statistik yang cocok diantaranya:persentase, frekuensi pemunculan (modus), proporsidengan menggunakan statistik non parametrik

Page 17: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

SKALA ORDINAL• Skala Ordinal (Mengkategorikan+; menggambarkan peringkat

(rank)/urutan (order)

• Data pengukuran berskala ordinal adalah data bilangan-bilanganyang menggambarkan peringkat / berjenjang (rank) atau urutan(order) dalam satu kategori tertentu dari yang tertinggi sampaidengan yang terendah.

• Skala ini memiliki karakteristik kategorisasi, dan sifat urutanbahwa yang satu lebih tinggi/lebih baik dari yang lain.

• Sifatnya relatif pada kelompoknya masing-masing; panjangrentangan atau jarak antara data yang satu dengan data yang laintidak mesti sama karena bilangan tersebut hanya menggambarkanperingkat semata-mata

• lebih kompleks dari pada data berskala nominal, karena selaindapat ditentukan objeknya sama, juga dapat ditentukan mana yanglebih besar dan mana yang lebih kecil.

SKALA ORDINAL• Skala Ordinal (Mengkategorikan+; menggambarkan peringkat

(rank)/urutan (order)

• Data pengukuran berskala ordinal adalah data bilangan-bilanganyang menggambarkan peringkat / berjenjang (rank) atau urutan(order) dalam satu kategori tertentu dari yang tertinggi sampaidengan yang terendah.

• Skala ini memiliki karakteristik kategorisasi, dan sifat urutanbahwa yang satu lebih tinggi/lebih baik dari yang lain.

• Sifatnya relatif pada kelompoknya masing-masing; panjangrentangan atau jarak antara data yang satu dengan data yang laintidak mesti sama karena bilangan tersebut hanya menggambarkanperingkat semata-mata

• lebih kompleks dari pada data berskala nominal, karena selaindapat ditentukan objeknya sama, juga dapat ditentukan mana yanglebih besar dan mana yang lebih kecil.

Page 18: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Misalnya peringkat 1, 2, 3 … dst. peringkat satu akan lebih baikdari peringkat dua walaupun rentangannya/jaraknya berbeda antaraperingkat satu dengan yang lainnya.

• Contoh: Sistem kepangkatan dalam militerSersan > Kopral > Prajurit

• Sistem peringkat, kejuaraan, golongan pegawai negeri, dan tingkatkelulusan mahasiswa jarak antara peringkat-peringkat tersebutbelum tentu sama

• Data ordinal dimaksudkan untuk melihat posisi subjek di dalamkelompok.

• Jenis perhitungan statistik yang sesuai diantaranya: Median, Persentil,Rank Sperman

• Misalnya peringkat 1, 2, 3 … dst. peringkat satu akan lebih baikdari peringkat dua walaupun rentangannya/jaraknya berbeda antaraperingkat satu dengan yang lainnya.

• Contoh: Sistem kepangkatan dalam militerSersan > Kopral > Prajurit

• Sistem peringkat, kejuaraan, golongan pegawai negeri, dan tingkatkelulusan mahasiswa jarak antara peringkat-peringkat tersebutbelum tentu sama

• Data ordinal dimaksudkan untuk melihat posisi subjek di dalamkelompok.

• Jenis perhitungan statistik yang sesuai diantaranya: Median, Persentil,Rank Sperman

Page 19: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

SKALA INTERVAL

• Skala Interval (+;+; rentang skala yang sama)

• Skala ini memiliki karakteristik kategorisasi, urutan, dankesamaan jarak.

• Artinya, semua ciri dari skala-skala sebelumnya adapada skala ini ditambah dengan ciri lain yaitu rentangskalanya atau jarak yang sama antara skala yang satudengan skala lainnya.

• Misalnya: bilangan kelipatan 5, (1; 5; 10; 15; dst).• Kita yakin bahwa 1=1; 5=5 x 1; 10=10x1;• Kita tahu bahwa jarak antara 1 – 5 sama dengan

jarak antara 5 – 10, atau 10 – 15.

SKALA INTERVAL

• Skala Interval (+;+; rentang skala yang sama)

• Skala ini memiliki karakteristik kategorisasi, urutan, dankesamaan jarak.

• Artinya, semua ciri dari skala-skala sebelumnya adapada skala ini ditambah dengan ciri lain yaitu rentangskalanya atau jarak yang sama antara skala yang satudengan skala lainnya.

• Misalnya: bilangan kelipatan 5, (1; 5; 10; 15; dst).• Kita yakin bahwa 1=1; 5=5 x 1; 10=10x1;• Kita tahu bahwa jarak antara 1 – 5 sama dengan

jarak antara 5 – 10, atau 10 – 15.

Page 20: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Pengakuan ini benar adanya selama kita memiliki dasaryang kuat untuk meyakini bahwa jarak antara skor 10 –15 sama dengan jarak skor 20 –25 yang dihasilkan darites ybs.

• Pengakuan bahwa skor-skor yang dihasilkan olehsuatu instrumen itu disebut data interval didasarkanpada suatu asumsi kesamaan jarak skor-skor yangdiperoleh. Jika karena berbagai hal, asumsi ini tidakdapat dipertahankan maka skor yang dihasilkan olehsuatu instrumen akan lebih merupakan data ordinal.

• Jenis perhitungan statistik yang sesuai di antarnya:mean, simpangan baku, uji perbedaan, uji hubungan

• Teknik statistik yang digunakan dapat berupaparametrik dan non parametrik

• Pengakuan ini benar adanya selama kita memiliki dasaryang kuat untuk meyakini bahwa jarak antara skor 10 –15 sama dengan jarak skor 20 –25 yang dihasilkan darites ybs.

• Pengakuan bahwa skor-skor yang dihasilkan olehsuatu instrumen itu disebut data interval didasarkanpada suatu asumsi kesamaan jarak skor-skor yangdiperoleh. Jika karena berbagai hal, asumsi ini tidakdapat dipertahankan maka skor yang dihasilkan olehsuatu instrumen akan lebih merupakan data ordinal.

• Jenis perhitungan statistik yang sesuai di antarnya:mean, simpangan baku, uji perbedaan, uji hubungan

• Teknik statistik yang digunakan dapat berupaparametrik dan non parametrik

Page 21: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

SKALA RASIO

• Skala Rasio (+;+;+; ditambah dengan nilai mutlak/nol sejati/ nolyang benar-benar menunjukkan tidak ada)

• Yang membedakan antara skala rasio dan skala interval adalahdata rasio memiliki nilai mutlak nol.

• Artinya skala ini di samping memiliki karakteristik skala di atas,juga dalam skala ini memiliki karakteristik nilai mutlak nol (0)dalam arti tidak ada/tidak punya/kosong.

• Sebagai konsekuensi dari asumsi tentang adanya nilai mutlaknol, maka kita dapat membuat perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berskala rasio.

• Orang yang berat badannya 80 kg adalah dua kali lipat beratorang yang berat badannya 40 kg; atau 15 m sama dengan 3 x5m.

SKALA RASIO

• Skala Rasio (+;+;+; ditambah dengan nilai mutlak/nol sejati/ nolyang benar-benar menunjukkan tidak ada)

• Yang membedakan antara skala rasio dan skala interval adalahdata rasio memiliki nilai mutlak nol.

• Artinya skala ini di samping memiliki karakteristik skala di atas,juga dalam skala ini memiliki karakteristik nilai mutlak nol (0)dalam arti tidak ada/tidak punya/kosong.

• Sebagai konsekuensi dari asumsi tentang adanya nilai mutlaknol, maka kita dapat membuat perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berskala rasio.

• Orang yang berat badannya 80 kg adalah dua kali lipat beratorang yang berat badannya 40 kg; atau 15 m sama dengan 3 x5m.

Page 22: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Skala rasio menggunakan titik nol mutlak/absolut.

• Angka pada skala rasio menunjukan nilai yangsebenarnya dari objek yang diukur, sedangkan besarsatu satuan ukur ditetapkan dengan suatu penyajiantertentu.

• Skala nol untuk menggambarkan keadaan yang benar-benar tidak ada atau kosong.

• Artinya dalam konteks pengukuran, bila skala itumenunjukan pada bilangan nol, berarti benda yangdiukurnya itu tidak ada.

• Pada hakikatnya sesuatu dapat dikatakan pengukuran,apabila berskala rasio.

• Skala rasio menggunakan titik nol mutlak/absolut.

• Angka pada skala rasio menunjukan nilai yangsebenarnya dari objek yang diukur, sedangkan besarsatu satuan ukur ditetapkan dengan suatu penyajiantertentu.

• Skala nol untuk menggambarkan keadaan yang benar-benar tidak ada atau kosong.

• Artinya dalam konteks pengukuran, bila skala itumenunjukan pada bilangan nol, berarti benda yangdiukurnya itu tidak ada.

• Pada hakikatnya sesuatu dapat dikatakan pengukuran,apabila berskala rasio.

Page 23: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu alam Contoh suatu bendatidak mempunyai bobot, bila diukur dengan timbangan maka skalapada timbangan itu akan menunjukan angka nol.

• Dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku atau pendidikan, skala rasiotidak pernah digunakan, karena tidak ada hasil pengukuran dalambidang-bidang tersebut yang skala nolnya benar-benar menunjukankeadaan kosong.

• Contoh : A mengikuti THB, dan semua jawaban salah, Amemperoleh skor nol (0). Tapi bukan berarti A tidak mempunyaipengetahuan sama sekali dalam bidang itu. Karena itu skor nol tidakmenggambarkan keadaan yang benar-benar kosong.

• Kita tidak dapat mengatakan bahwa tingkat kecerdasan orangyang memiliki IQ sebesar 150 adalah satu setengah kali tingkatkecerdasan orang yang memiliki IQ 100.

• Umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu alam Contoh suatu bendatidak mempunyai bobot, bila diukur dengan timbangan maka skalapada timbangan itu akan menunjukan angka nol.

• Dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku atau pendidikan, skala rasiotidak pernah digunakan, karena tidak ada hasil pengukuran dalambidang-bidang tersebut yang skala nolnya benar-benar menunjukankeadaan kosong.

• Contoh : A mengikuti THB, dan semua jawaban salah, Amemperoleh skor nol (0). Tapi bukan berarti A tidak mempunyaipengetahuan sama sekali dalam bidang itu. Karena itu skor nol tidakmenggambarkan keadaan yang benar-benar kosong.

• Kita tidak dapat mengatakan bahwa tingkat kecerdasan orangyang memiliki IQ sebesar 150 adalah satu setengah kali tingkatkecerdasan orang yang memiliki IQ 100.

Page 24: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

• Agar Anda lebih memahamidata statistik

• maka lakukanlah latihanberikut!

• Agar Anda lebih memahamidata statistik

• maka lakukanlah latihanberikut!

Page 25: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

Jelaskan Tabel di bawah ini sesuai denganjenis skala yang dimilikinya!!!

No Nama Kelas Nilai Juri Juarake

Besarhadiah

1 2 3 Total

123

MawarMelatiRose

342

808075

707060

656055

215210190

IIIIII

500.000250.000125.000

Page 26: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

BUATLAH KARAKTERISTIK DARI SETIAPSKALA PENGUKURAN DALAM SEBUAH

TABEL!!!

SKALA KARAKTERISTIK STATISTIKYANG

SESUAI

SKALA KARAKTERISTIK STATISTIKYANG

SESUAI

Nominal

Page 27: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

Buatlah daftar contoh-contoh skalapengukuran dalam suatu tabel!

No.Urut

SKALA

Nominal Ordinal Interval RatioNominal Ordinal Interval Ratio1.2.3.4

Dst.

HobiFakultas / jurusanGolongan darahJenis bunga

KejuaraanTingkatmotivasiSikapKepangkatan

Skor tesSuhu

Berat badanGaji karyawanJarak tempuh

Page 28: ST. DESKRIPTIF-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032... · • ðàArtinya dalam konteks pengukuran, bila skala itu menunjukan pada bilangan

TERIMA KASIH

soendari