st. aminah ali p1807212402
TRANSCRIPT
2011
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
A. LATAR BELAKANG
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index
(HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Indeks ini
pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel dari India Amartya Sen dan
Mahbub ul Haq seorang ekonom Pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari
Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics
dan sejak itu dipakai oleh program pembangunan PBB pada laporan HDI
tahunannya. Digambarkan sebagai pengukuran (vulgar) oleh Amartya Sen
karena batasannya. Indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif
dibandingkan menggunakan indikator pendapatan perkapita yang selama ini
digunakan dan indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang
serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan
pembangunan manusianya.
Suatu negara yang dikatakan maju dapat tercermin jika yang dijadikan
acuan salah satunya adalah masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
yang tentu saja menjelaskan seberapa besar perkembangan manusia disuatu
negara. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang bisa dieksplorasi dan
1
2011
digali sehingga menunjukan Indeks Pembangunan Manusia yang signifikan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang
dipengaruhi oleh indikator kesehatan yang diwakili oleh Umur Harapan Hidup
(UHH), indikator pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf (AMH),
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan indikator ekonomi yang diwakili oleh
Daya Beli masyarakat (PPP).
██ tinggi (0.800 - 1)
██ menengah (0.500 - 0.799)
██ rendah (0.300 - 0.499)
██ data tidak tersedia
Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004).
Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat
dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang
2
2011
paling mendasar di masyarakat tersebut dapat teratasi. Permasalahan-
permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta
huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Namun persoalannya
adalah capaianpembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi
dimana beberapa aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspek
pembangunan lainnya gagal. Selanjutnya bagaimana menilai keberhasilan
pembangunan manusia secara keseluruhan?
Dewasa ini persoalan mengenai capaian pembangunan manusia telah
menjadi perhatian para penyelenggara pemerintahan. Berbagai ukuran
pembangunan manusia dibuat namun tidak semuanya dapat digunakan
sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan antar wilayah atau antar
negara. Oleh karena itu Badan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB)
menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks
pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks
ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka
melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator
angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat.
Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan
output dari dimensi pengetahuan. Adapun indikator kemampuan daya beli
digunakan untuk mengukur dimensi hidup layak. Luasnya cakupan
pembangunan manusia menjadikan peningkatan IPM sebagai manifestasi
dari pembangunan manusia dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam
3
2011
meningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan (enlarging the
choices of the people). Seperti diketahui, beberapa faktor penting dalam
pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah
pendidikan dan kesehatan. Dua faktor penting ini merupakan kebutuhan
dasar manusia yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkan potensinya.
Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar yang dimiliki suatu bangsa,
semakin tinggi pula peluang untuk meningkatkan potensi bangsa itu. Di
tengah eskalasi persaingan global, tuntutan terhadap kapabilitas dasar itu
dirasakan semakin tinggi. Jika tidak demikian maka bangsa tersebut akan
kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju.
Untuk meningkatkan IPM semata-mata tidak hanya pada pertumbuhan
ekonomi karena pertumbuhan ekonomi baru merupakan syarat perlu. Agar
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia, maka
pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan syarat cukup yaitu pemerataan
pembangunan. Dengan pemerataan pembangunan terdapat jaminan bahwa
semua penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan.
Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagai negara diperoleh
pembelajaran bahwa untuk mempercepat pembangunan manusia dapat
dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitu distribusi pendapatan yang
merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan
kesehatan. Korea Selatan sebagai contoh sukses, tetap konsisten melakukan
4
2011
dua hal tersebut. Sebaliknya Brazil mengalami kegagalan karena memiliki
distribusi pendapatan yang timpang dan alokasi belanja publik yang kurang
memadai untuk pendidikan dan kesehatan (UNDP, BPS, Bappenas,
2004).
Saat ini tampaknya pemerintah sangat perhatian dengan isue
pembangunan manusia. Hal ini ditandai dengan diikutkannya IPM sebagai
salah satu alokator dana alokasi umum (DAU) untuk mengatasi kesenjangan
keuangan wilayah (fiscal gap). Alokator lainnya adalah luas wilayah, jumlah
penduduk, produk domestik regional bruto dan indeks kemahalan konstruksi.
Seyogianya, wilayah dengan IPM rendah secara perlahan dapat mengejar
ketertinggalannya karena memperoleh alokasi dana yang berlebih. Meskipun
demikian, hal itu masih sangat tergantung dengan strategi pembangunan
yang dijalankan oleh wilayah tertsebut.
Dengan demikian, cukup menarik untuk melihat pencapaian
pembangunan manusia yang telah dilakukan selama ini khususnya pada satu
dasawarsa terakhir. Selain itu, menarik pula untuk dilihat perkembangan
masing-masing komponen IPM dalam memberikan kontribusi terhadap
peningkatan IPM. Terkait dengan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan,
barangkali perlu dilihat hasil-hasil pemerataan pembangunan manusia antar
wilayah, khususnya pada level provinsi dan kabupaten/kota.
5
2011
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index
(HDI) Indonesia menempati ranking 121 dari 187 negara. IPM Indonesia naik
3 peringkat pada tahun 2012 dibanding tahun sebelumnya yang menempati
posisi 124 dari 187 negara di dunia. Nilai IPM Indonesia ini dilihat dari
pembangunan manusia pada kelas menengah. Kenaikan IPM yang terjadi
pada tahun 2012 diketahui sebesar 0,629 atau naik sebesar 0,005
dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai nilai 0,624 dan pada 2010
sebesar 0,620. Data yang dirilis oleh UNDP pada Senin, 18 Maret 2013.
Berdasarkan data UNDP, IPM Indonesia mengalami kemajuan dalam
40 tahun terakhir. Antara tahun 1980 hingga 2012, nilai IPM Indonesia
meningkat sebesar 49 persen atau peningkatan rata-rata 1,3 persen per
tahun dari 0,422 menjadi 0,629. Pada periode yang sama, harapan hidup
orang Indonesia naik 12,2 tahun dari 57,6 persen menjadi 69,8 persen untuk
saat ini. Peningkatan juga terjadi pada harapan lama sekolah sebesar 4,6
tahun dari 8,3 tahun pada 1980 menjadi 12,9 tahun pada tahun 2012.
Sedangkan PDB per kapita tahun 2012 sebesar 4,154 atau naik sebesar 225
persen. IPM Indonesia dengan kategori menengah senilai 0,629. mengalami
kemajuan secara terus menerus selama 3 tahun terakhir. saat ini IPM
Indonesia masih berada di bawah rata-rata IPM negara-negara yang berada
di kawasan Asia Pasifik, tetapi masih berada di atas Vietnam.
6
2011
Di kawasan ASEAN, Indonesia hanya unggul dari Vietnam yang
memiliki nilai IPM 0,593, Laos dengan nilai IPM 0,524, Kamboja dengan nilai
IPM 0,523, dan Myanmar dengan nilai IPM 0,483. Di ASEAN, peringkat
pertama dalam hal kualitas manusia adalah Singapura dengan nilai 0,866.
Kemudian disusul Brunei dengan nilai IPM 0,838, disusul Malaysia (0,761),
Thailand (0,682,) dan Filipina (0,644).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pencapaian IPM Kabupaten Sidenreng Rappang
tahun 2011,
2. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kependudukan dan Peran Sosial
Wanita pada konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin-Makassar.
7
2011
C. PEMBAHASAN
Definisi IPM dan Pengukurannya
Secara khusus, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur
capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat
menggambarkan keempat komponen yaitu angka harapan hidup yang
mewakili bidang kesehatan; angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan; dan
kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok
yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk
hidup layak.
Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga
dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur
dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup. Selanjutnya
untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur
dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli
(Purchasing Power Parity).
8
2011
Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status
pembangunan manusia adalah Human Development Index (HDI) atau IPM.
IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang
pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup
(longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent
living).
1. Usia Hidup
Pembangunan manusia harus lebih mengupayakan agar penduduk
dapat mencapai “usia hidup” yang panjang dan sehat. Sebenarnya banyak
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur usia hidup tetapi dengan
mempertimbangkan ketersediaan data secara global UNDP memilih indikator
angka harapan hidup waktu lahir (life expectacy at birth) yang biasa
dinotasikan dengan eo. Angka kematian bayi (IMR) tidak digunakan untuk
keperluan itu karena indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara
industri yang telah maju. Seperti halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan
keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan. Di
Indonesia, eo dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini
menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan
hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Prosedur penghitungan eo yang
diperoleh dengan metode tidak langsung merujuk pada keadaan 3-4 tahun
dari tahun survei.
9
2011
2. Pengetahuan
Selain usia hidup, pengetahun juga diakui secara luas sebagai unsur
mendasar dari pembangunan manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan
data, pengetahuan diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah. Sebagai catatan UNDP dalam publikasi tahunan HDR
sejak tahun 1995 mengganti rata-rata lama sekolah dengan partisipasi
sekolah dasar, menengah dan tinggi sekalipun diakui bahwa indikator yang
kedua kurang sesuai sebagai indikator dampak. Penggantian dilakukan
semata-mata karena sulitnya memperoleh data rata-rata lama sekolah secara
global, suatu kesulitan yang bagi keperluan internal Indonesia dapat diatasi
dengan tersedianya data Susenas Kor atau data Instansional .
1) Indikator angka melek huruf dapat diolah dari variabel kemampuan
membaca dan menulis. Pengolahannya dapat dilakukan dengan
menjumlahkan kasus berkode 1 (dapat membaca dan menulis) dan
berkode 2 (dapat membaca dan menulis huruf lainnya). Kemudian
membandingkannya dengan jumlah seluruh kasus Seperti halnya
angka melek huruf,
2) rata-rata lama sekolah dihitung dengan pengolahan tabulasi data.
Penghitungan dilakukan dengan menggunakan dua variabel secara
simultan, yaitu : tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan jenjang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Dari penghitungan dengan
menggunakan pola hubungan antar variabel-variabel tersebut akan
10
2011
diperoleh data lama sekolah masing-masing individu yang kemudian
dihitung rata-rata lama sekolah agregat.
3. Standar Hidup Layak
Selain usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar pembangunan
manusia yang diakui secara luas adalah standar hidup layak. Banyak
indikator alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan
mempertimbangkan ketersediaan data secara internasional UNDP, memilih
PDB per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita)
sebagai indikator hidup layak.
Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM lainnya, indikator
standar hidup layak diakui sebagai indikator input, bukan indikator dampak,
sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM. Walaupun demikian
UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain yang sesuai tidak
tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga
merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan pengetahuan masih
banyak variabel input yang pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM.
Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau indikator akan menyebabkan
indikator komposit menjadi tidak sederhana. Dengan alasan itu maka GDP riil
perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input IPM
lainnya.
11
2011
Untuk keperluan perhitungan IPM data dasar PDRB perkapita tidak
dapat digunakan untuk mengukur standar hidup layak karena bukan ukuran
yang peka untuk mengukur daya beli penduduk (yang merupakan fokus IPM).
Sebagai penggantinya digunakan konsumsi perkapita riil yang telah
disesuaikan untuk keperluan yang sama. Untuk menghitung konsumsi
perkapita riil yang disesuaikan pertama dihitung terlebih dahulu daya beli
untuk tiap unit barang atau Purchasing Power Parity (PPP/unit).
Penyusunan Indeks
Sebelum perhitungan IPM, setiap komponen harus dihitung indeksnya.
Formula yang digunakan adalah sebagai berikut :
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan
batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel 1.
12
2011
Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum dari setiap Komponen IPM
Gambar 1. Diagram Penghitungan IPM
13
2011
TABEL 2. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
MENURUT KAB/KOTA PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2004 –
2010
14
2011
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN SIDRAP TAHUN 2011
1. Angka Harapan Hidup (eo)
Berikut ini adalah perhitungan Indeks Harapan Hidup (IHH) Kabupaten
Sidrap Tahun 2011.
Diketahui:
- eo : 72.81
- Nilai Max : 85
- Nilai Min : 25
Jawaban:
X1=(X i−Xmin❑)(Xmax−XMin)
x 100
X1=(72.81−25)(85−25)
x100
X1=(47.81)(60)
x100
X1=79.68tahun
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai eo Kabupaten Sidrap
Tahun 2011 adalah sebesar 79.68 tahun.
15
2011
2. Indeks Tingkat Pendidikan (IP)
Indeks tingkat pendidikan merupakan hasil perhitungan dari dua
komponen yaitu angka melek Huruf dan angka lama sekolah.
1) Angka melek Huruf
Diketahui:
- IMH : 89.77
- Nilai Maksimum : 100
- Nilai Minimum : 0
Jawaban X1=(X i−Xmin❑)(Xmax−XMin)
x 100
X1=(89.77−0)(100−0)
x100
X1=(89.77)(100)
x100
X1=89.77%
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai Angka Melek Huruf
Kabupaten Sidrap Tahun 2011 adalah sebesar 89.77 persen.
2) Indeks Lama Sekolah
Diketahui:
- ILS : 7.27
- Nilai Maksimum : 15
16
2011
- Nilai Minimum : 0
Jawab: X1=(X i−Xmin❑)(Xmax−XMin)
x 100
X1=(7.27−0)(15−0)
x100
X1=(7.27)(15)
x100
X1=48.47%
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai Indeks Lama Sekolah
Kabupaten Sidrap Tahun 2011 adalah sebesar 48.47%.
X2=(2/3 x Lit) + (1/3 x MYS)
X2=( 23 x 89.77)+( 13 x 48.47) ¿ (59.84+16.15 )
¿75.99
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai Indeks Pendidikan
Kabupaten Sidrap tahun 2011 adalah sebesar 75.99 persen.
3. Indeks Pendapatan Perkapita (IPP)
Daya beli penduduk Kabupaten Sidrap pada tahun 2004 sekitar Rp. 610.170,
meningkat menjadi Rp. 639.830 pada tahun 2008, pada tahun 2010
meningkat menjadi Rp. 649,12 dan pada tahun 2011 kembali terjadi
17
2011
peningkatan menjadi Rp. 651.28. Maka perhitungan Indeks Pendapatan
Perkapita Kabupaten Sidrap tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Diketahui:
- IPP : 630.640
- Nilai Maksimum : 737.720
- Nilai Minimum : 360
Jawab: X3=(X i−Xmin❑)(Xmax−XMin)
x 100
X3=(630.64−360)(732.720−300)
x 100
X3=(270.64)(432.72)
x 100
X3=62.54
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai IPP Kabupaten Sidrap Tahun
2011 adalah sebesar 62.54 persen.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sidrap Tahun 2011
Indeks pembangunan manusia dapat dihitung dengan menambahkan
ketika komponen yang telah dihitung diatas tadi. Maka perhitungan IPM
Kabupaten Sidrap Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
18
2011
Diketahui:
- eo (X1) : 79.68
- IP (X2) : 75.99
- IPP (X3) :62.54
Rumus:
IPM = 1/3(X1+X2+X3) = 1/3 (79.68 + 75.99 + 62.54)
IPM = 72.74
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai IPM Kabupaten Sidrap
Tahun 2011 adalah sebesar 72,74 persen. Peroleh tersebut menempatkan
Kota Makassar pada kategori IPM menengah keatas hanya terpaut 0.90%
dari IPM kategori tinggi. Angka tersebut juga berarti bahwa hanya 72,74%
penduduk Kabupaten Sidrap yang menikmati pembangunan di Kota
Makassar pada tahun 2011.
19
2011
D. KESIMPULAN
• Angka harapan hidup kabupaten Sidrap dari tehun ke tahun selalu
mengalami peningkatan, begitu pula dengan angka melek huruf, rata-
rata lama sekolah dan pendapatan perkapita.
• Tahun 2011 diperoleh IHH kabupaten bone sebesar 79,68 ITP
sebesar 75,99 dan IPP sebesar 62,54 À IPM sebesar 72,74 Angka
tersebut juga berarti bahwa hanya 72,74% penduduk Kabupaten
Sidrap yang menikmati pembangunan di Kota Sidrap pada tahun
2011.
21
2011
DAFTAR PUSTAKA
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sidrap. Badan Pusat Statistik
Provinsi Sulawesi Selatan. Available at : http://sulsel.bps.go.id/ .
Accessed : 7th April 2013.
Profil Kesehatan Kabupaten Sidrap 2008. Dinas Kesehatan Kabupaten
Pangkep. Dicetak Maret 2009.
IPM Sidrap Peringkat 4 Dari Bawah. Makassar TV. Available at :
http://makassartv.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=3059%3Aipm-pangkep-
peringkat-4-dari-bawah&Itemid=1. Accessed : 7th April 2013.
Indeks Pembangunan Manusia 2006 – 2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta –
Indonesia.
Indeks Pembangunan Manusia 2010 – 2011. Badan Pusat Statistik. Available
at:http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/ipm_2010_2011/index3.php?
pub=Indeks%20Pembangunan%20Manusia%202010-2011.
Accessed : 7th April 2013.
Redaksi Makassar. IPM Kabupaten Kota Di Sulsel Belum Merata. Available
at :http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/3542-ipm-
kabupaten-kota-di-sulsel-belum-merata.html. Accessed : 7th April
2013.
22