ssj

Upload: melati-setia-ningsih

Post on 10-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

journal reading

TRANSCRIPT

Analisis Retrospektif Terapi Kortikosteroid pada Sindrom Steven Johnson dan/atau Nekrolisis Epidermal Toksik Periode 10 Tahun Lebih di Rumah Sakit Vajira, Universitas Navamindradhiraj, Bangkok

Analisis Retrospektif Terapi Kortikosteroid pada Sindrom Steven Johnson dan/atau Nekrolisis Epidermal Toksik Periode 10 Tahun Lebih di Rumah Sakit Vajira, Universitas Navamindradhiraj, BangkokBy:Agi P.Vidya H.AbstrackCont..1. PendahuluanSindroma Steven Johnson (SSJ) dan/atau Nekrolisis Epidermal Toksis (NET) merupakan penyakit yang tidak biasa dengan insiden sebesar 1,9 kasus/1.000.000 per tahun. SSJ dan/atau NET merupakan penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian, ditandai dengan luasnya exantema dan peluruhan epitel, terjadi dengan keterlibatan mukosa (Gambar 1 dan 2). Meskipun banyak faktor yang sudah diajukan sebagai penyebab dari penyakit-penyakit ini, hipersensitivitas terhadap obat dilaporkan untuk kasus paling banyak. Antibiotik -laktam, sulfonamide, antikonvulsif, dan allopurinol sering memicu terjadinya SSJ dan/atau NET. SKORTEN indikasi suatu beratnya kesakitan, yang mana sangat berhubungan kuat dengan risiko kematian. Sebuah pusat penelitian retrospektif menunjukkan bahwa terapi jangka pendek dexametason yang diberikan pada stadium awal penyakit mungkin berkontribusi menurunkan angka kematian. Selain itu, penelitian dari Rumah Sakit Umum di Singapur melaporkan bahwa penggunaan dexametason sebagai terapi mungkin akan menguntungkan. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menyajikan penyebab, pengobatan, dan luaran klinis dari SSJ dan/atau NET di RS Vajira, Universitas Navamindradhiraj, di Bangkok, Thailand.2. MetodeUlasan retrospektif telah dilakukan pada pasien yang masuk ke RS Vajira, Universitas Navamindradhiraj, dengan didiagnosis sebagai SSj dan/atau NET. Data telah dikumpulkan menjadi dua kelompok dari 2003 sampai 2007 dan 2008 sampai 2012 (penelitian 10 tahun).Mengikuti data yang telah dikumpulkan: informasi demografi, pelaku obat, luasnya keterlibatan mukokutan, penyakit pokok, data laboratorium, pengobatan, komplikasi, dan kematian. Obat yang diambil dalam 6 minggu sebelum serangan gejala dianggap sebagai pelaku obat. Jika pasien telah mengonsumsi lebih dari satu obat, semua obat tersebut dianggap sebagai pelaku obat.3. Analisis StatistikPenelitian menggunakan test X2 atau test fisher. Statistic yang signifikan telah diatur pada P < 0,05. Analisis statistic telah ditampilkan dengan SPSS versi 18,0.6. KesimpulanObat yang paling banyak berhubungan dengan SSJ dan/atau NET di Rumah Sakit Vajira adalah allopurinol dan kelompok obat paling banyak adalah antibiotic. Kortikosteroid jangka pendek mungkin berkontribusi dalam menurunkan angka kematian SSJ dan/atau NET tanpa meningkatkan infeksi kedua. Penelitian lebih lanjut wajib membandingkan tatalaksana kortikosteroid untuk SSJ dan/atau NET.