sri damayanti

216
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI O. MANGUNHARJO Oleh Sri Darmayanti NIM 4105055 1

Upload: yelius-jeye-wardane

Post on 07-Aug-2015

154 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sri Damayanti

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI O. MANGUNHARJO

OlehSri Darmayanti NIM 4105055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2010

1

Page 2: Sri Damayanti

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI O. MANGUNHARJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi PersyaratanDalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sri Darmayanti NIM 4105055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2010

2

Page 3: Sri Damayanti

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI O. MANGUNHARJO

Lubuklinggau, Juni 2010

Penulis,Sri DarmayantiNIM 4105055

Disetujui dan Disyahkan oleh

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Muhd. Dani, M.Pd. Linda Kurniawati, M.Pd.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Drs.H. M. Rudy Hartoyo, M.Pd.

3

Page 4: Sri Damayanti

PENGESAHAN

Skripsi oleh Sri Darmayanti 4105055Telah dipertahankan di depan tim penguji pada

Pada Tanggal

Panitia Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd.

Sekretaris : Drs. J. Albert Barus, M.Pd.

Tim Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd.

Anggota : 1. Ida Kurnia, S.Pd.

2. Ahmad Amin, M.Si.

3. A. Budi Mulyanto, M.Pd.

MengetahuiKetua STKIP-PGRI Lubuklinggau,

H.M. Lukman Nawi, M.Pd.

4

Page 5: Sri Damayanti

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

keabadian Bakat yang kita miliki adalah hadiah dari Tuhan untuk kita… Apa yang dapat kita hasilkan dari bakat tersebut adalah hadiah dari kita untuk Tuhan. Penyesalan akan hari kemaren, dan ketakutan akan hari esok adalah dua pencuri yang mengambil kebahagiaan saat ini. Manusia tidak mencapai kesuksesan dalam bisnis atau dalam hidup, tak peduli seberapa pintarnya mereka, tak penting seberapa hebat sikap mereka, tak peduli seberapa cerdas ilmu mereka kecuali mereka berorientasi menuju tujuan-tujuan yang benar dan memiliki dorongan atau kekuatan motivasi untuk sukses. Manusia harus menginginkan sesuatu yang benar-benar sulit dan tetap menginginkanya sepanjang hidupnya.

"Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah."

Secercah harapan dan kebahagiaan telah kuraih atas Anugerah-Mu berupa karya terbaikku, ku persembahakan kepada mereka yang menghantarkan keberhasilanku: Ayahanda dan Ibunda tercinta yang

selalu melantunkan do’a disetiap hembusan nafasnya demi keberhasilan ananda

Kakaku-kakakku(Yesi dan Kak Asan), Adik-adikku (Supri dan Didi) yang selalu memberikan motivasi, do’a, perhatian dan kasih sayangnya

Keponakanku, abhy dan Zaqhia kalian bagaikan mentari yang selalu bersinar di dalam hatiku

5

Page 6: Sri Damayanti

Dosen Pembimbing, Pak Muh. Dani. M.Pd. dan Ibu Linda Kurniawati. M.Pd. yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkanku

Sahabat-sahabatku, Putri, Agustin, Dewi, Mbak Ety, Nelly, Neny, Sri, Ice, Riska, Rasmita, Rasmini yang telah banyak membantu dan memberikan kesan terindah di hari-hari ku

Sahabat-sahabat Ku Rian Puspita, Dia, Rina, Irma, Andi, Miko, Fery, Tri Susilo, dan yang tak dapat ku sebutkan satu persatu, Yang telah memberikan semangat dan kesan terindah di hari-hari ku.

Almamaterku

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Darmayanti

NPM : 4105055

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Judul Karya Ilmiah/ Skripsi :“ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray dalam meningkatkan hasil belajar

Fisika pada materi Tekanan kelas VIII SMP

Negeri O. Mangunharjo”.

6

Page 7: Sri Damayanti

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas adalah

benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah dan etika keilmuan

yang berlaku secara ilmiah.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan atau plagiat dalam karya ilmiah ini. Hal ini juga berlaku apabila

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis ini.

Lubuklinggau, Yang membuat pernyataan

Sri Darmayanti

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray dalam meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi

Tekanan kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi

Pendidikan fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik

Indonesia Lubuklinggau.

7

Page 8: Sri Damayanti

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak memperoleh arahan,

bimbingan, petunjuk, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. M. Lukman Nawi, M.Pd. sebagai Ketua STKIP-PGRI

Lubuklinggau.

2. Bapak Drs. H. Rudy Hartoyo, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

MIPA

3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika, Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Muhd. Dani, M.Pd. sebagai Pembimbing Utama.

5. Ibu Linda Kurniawati, M.Pd. sebagai Pembimbing Pembantu.

6. Bapak Susilo, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri O. Mangunharjo.

7. Kepala beserta Staf perpustakaan STKIP PGRI Lubuklinggau yang telah

banyak membantu dalam penulisan referensi dalam skipsi ini.

8. Seluruh Dosen program studi pendidikan Fisika dan Staf STKIP-PGRI

Lubuklinggau yang telah banyak membantu dalam penulisan referensi dalam

skripsi ini.

9. Orang tuaku tercinta dan semua keluarga yang telah mencurahkan kasih

sayang dan doa nya untuk keberhasilanku.

10. Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan program studi pendidikan

fisika angkatan 2005.

Penulis mengucapkan terima kasih dengan diiringi doa, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

8

Page 9: Sri Damayanti

Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca dan pihak-pihak yang terkait khususnya dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

Lubuklinggau, Juni 2010

Penulis

Abstrak

Skripsi ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Tekanan Kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara mengajar guru yang masih menerapkan metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk menerapkan motode pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray guna meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional pada materi tekanan di kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo?”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan pretest dan postest group design, pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes uraian. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai tes awal sebesar 0,80 dan akhir sebesar 4,94 dan sebesar 1,66 dengan dk= 62 dan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional.

9

Page 10: Sri Damayanti

Kata Kunci: Metode Pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Hasil Belajar

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii

PERSETUJUAN ........................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v

PERNYATAAN ........................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv

10

Page 11: Sri Damayanti

BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1

A.Latar Belakang ......................................................... 1B.Rumusan Masalah ......................................................... 3C.Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 3D.Tujuan Masalah ......................................................... 4E.Manfaat Penelitian ......................................................... 5F.Penjelasan Istilah ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 7

A. Deskripsi Teoretik ...................................................... 7 1. Pengertian Belajar ...................................................... 7

2. Pengertian Hasil Belajar .............................................. 83. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar........ 84. Pembelajaran Kooperatif ............................................ 95. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................ 136. Pembelajaran Kooperatif tipe two stay two stray ....... 187. Pembelajaran Konvensional ........................................ 198. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dengan Pembelajaran Konvensional .................. 209. Materi ............................................................... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 28C. Hipotesis Penelitian............................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 30

A. Rancangan Penelitian ........................................................ 301. Rasional .................................................................. 302. Jenis Penelitian.............................................................. 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 311. Populasi ................................................................. 312. Sampel ................................................................. 32

C. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengembangan Isntrumen ................................................. 321. Tehnik Pengumpulan Data ........................................... 322. Tehnik Pengembangan Instrumen ................................ 33

D. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 34E. Tehnik Analisis Data .......................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 45

A. Hasil Penelitian .................................................................. 451. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ............................. 45

a. Analisis Validitas Butir Soal ................................. 46b. Analisis Reliabilitas Tes ....................................... 47

11

Page 12: Sri Damayanti

c. Analisis Daya Pembeda Butir Soal ....................... 48d. Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal .................... 49

2. Deskripsi Data Penelitian ............................................ 50a. Kemampuan Awal Siswa (Data Hasil Pretes) ........ 51b. Kemampuan Akhir Siswa (Data Hasil Postes) ...... 54

3. Analisis Inferensial Data Penelitian ............................ 56a. Uji Normalitas ....................................................... 56b. Uji Homogenitas ................................................... 57c. Uji Kesamaan Rata-rata ........................................ 60

B. PEMBAHASAN PENELITIAN ........................................ 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................... 68

A.Simpulan .................................................................... 68B.Saran .................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 70

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Perangkat Pembelajaran ............................................................................ 72

1 Perangkat Pembelajaran ........................................................................... 72

2 Kisi-Kisi Soal ........................................................................................... 92

3 Instrumen Penelitian ................................................................................ 96

4 Pedoman Penskoran ................................................................................ 99

B. Instrumen Penelitian ..................................................................................103

1 Data Uji Coba Instrumen .........................................................................103

2 Perhitungan Validitas Soal ........................................................................109

3 Perhitungan Reliabilitas Soal ....................................................................114

12

Page 13: Sri Damayanti

4 Perhitungan Daya Pembeda Soal .............................................................116

5 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .......................................................117

C. Analisis Hasil Uji Coba dan Analisis Data ...............................................118

1 Tabel Rekapitulasi Analisis Hasil Prites dan Postes Siswa ......................118

D. Domentasi ....................................................................................................130

E. Surat Izin Penelitian ...................................................................................131

1 Surat Persetujuan Judul Skripsi ................................................................131

2 Surat Mohon Bimbingan Skripsi...............................................................132

3 Kartu Konsultasi/Bimbingan Skripsi ........................................................133

4 Surat Permohonan Penelitian dari STKIP-PGRI Llg ................................134

5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan .............................................135

6 Surat Keterangan Melaksanakan Uji Coba Instrumen ..............................136

7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................................137

8 Surat Keterangan Memperbanyak Skripsi ...............................................138

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif .............................. 21dan konvensional

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo ......... 31

Tabel 3. Sampel Penelitian. ............................................................ 32

Tabel 4. Interpretasi Validitas Tes ......................................................... 35

Tabel 5. Interpretasi Reliabilitas Tes ..................................................... 37

13

Page 14: Sri Damayanti

Tabel 6. Interpretasi Tingkat Kesukaran ............................................... 37

Tabel 6. Interpretasi Daya Pembeda ...................................................... 38

Tabel 7. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba ..................................... 46

Tabel 8. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba ............................ 48

Tabel 9. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba ..................... 49

Tabel 10. Skor Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir .................................. 51

Tabel 11. Daftar Distribusi Frekuensi Tes Awal .................................... 52

Tabel 13. Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal ..................... 53

Tabel 11. Daftar Distribusi Frekuensi Tes Akhir ................................... 54

Tabel 13. Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir .................. 56

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ............... 57

Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ............ 60

Tabel 16. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir ........... 64

Tabel 17. Nilai z score

Tabel 18. Harga Kritik Chi Kuadrat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Skor rata-rata tes awal dan tes akhir siswa ................................. 51

14

Page 15: Sri Damayanti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Oleh karena itu

untuk menghasilkan sumber daya manusia dalam pembangunan yang baik

diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini guru sangat

berperan penting dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat. Karena

15

Page 16: Sri Damayanti

guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab penuh atas

terselenggaranya proses belajar mengajar. Tugas utama guru adalah

menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar

yang dapat memotivasi siswa belajar dengan baik. Menurut Semiawan

(1985:32) dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut

menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan

kelas dan pengajaran itu sendiri. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi

yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan

mengajar.

Fisika merupakan mata pelajaran yang selalu mengalami

perkembangan. Perkembangan ilmu fisika tersebut menuntut kita untuk lebih

memahami dan menguasai konsep dasar fisika. Memahami konsep dasar tidak

mudah bagi kebanyakan siswa. Sebab konsep fisika cenderung abstrak atau

kompleks. Oleh karena itu, banyak siswa yang menganggap fisika merupakan

pelajaran yang susah dimengerti dan dipahami. Sehingga dituntut kemampuan

guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat, sesuai dengan tingkat

perkembangan mental siswa dan membantu siswa untuk mencapai kompetensi

dasar dan indikator pembelajaran.

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007:12). Pembelajaran kooperatif

adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dengan

kelompok–kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang

dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Nur (1996:36)

bahwa siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif, belajar lebih baik

16

Page 17: Sri Damayanti

dibandingkan dengan kelas yang diorganisasikan secara tradisional. Dalam

pembelajaran ini upaya-upaya berorientasi tujuan tiap individu menyumbang

pencapaian tujuan individu lain. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman

penelitian dalam program pengalaman lapangan II di sekolah, masih banyak

guru yang menggunakan metode konvensional. Dalam hal ini siswa terlihat

bosan ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar relatif rendah.

Oleh karena itu diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan

menarik yang memerlukan keaktifan siswa dalam belajar baik secara fisik,

intelektual, maupun emosional.

Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memberikan

kesempatan kepada siswa agar dapat berdiskusi, saling membantu satu sama

lain untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami dan menguasai topik

yang baru dipelajari. Para siswa dalam kelompok secara individu membangun

kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-

masalah fisika, sehingga akan mengurangi rasa cemas dan takut pada pelajaran

fisika. Melalui pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, siswa akan

terlibat secara aktif dan lebih termotivasi untuk belajar fisika. Untuk siswa

yang berkemampuan kurang, metode ini akan sangat membantunya untuk

lebih memahami materi fisika yang sedang dipelajari dan diharapkan hasil

belajar fisika siswa akan meningkat.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatip Tipe Two Stay

17

Page 18: Sri Damayanti

Two Stray dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi tekanan kelas

VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih baik dari pada

metode pembelajaran konvensional pada materi tekanan di kelas VIII SMP

Negeri O. Mangunharjo?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu konsep yang memiliki nilai ganda atau

jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Untuk pengambilan

data, dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat.

a) Variabel bebas yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray.

Strategi mengajar dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray merupakan cara pengelompokan

siswa yang terdiri 4 orang siswa dan dikelompokkan secara heterogen.

Baik jenis kelamin, suku, ras, maupun kemampuan kognitifnya.

b) Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa

18

Page 19: Sri Damayanti

Hasil belajar siswa adalah hasil belajar yang diperoleh setelah

mengikuti proses belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri O. Mangunharjo.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII semester II (dua) Tahun

pelajaran 2009/2010.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, adapun yang menjadi

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui

apakah hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray lebih baik dari pada metode pembelajaran

konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri

O. Mangunharjo”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Siswa

1) Untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis dan

kemampuan membantu siswa dalam belajar.

2) Untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan

kelompok serta meningkatkan hasil belajar siswa.

19

Page 20: Sri Damayanti

b. Guru

1) Sebagai bahan referensi bagi guru mata pelajaran fisika dalam

menerapkan pembelajaran koopertif tipe two stay two stray.

2) Informasi bagi para guru bahwa dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan penguasaan

konsep, sikap, dan keterampilan peserta didik.

c. Sekolah

Diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.

d. Peneliti

Memberikan sumbangan pikiran dan informasi atau masukan bagi peneliti

yang ingin meneliti masalah ini lebih lanjut.

F. Penjelasan Istilah

Menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap istilah–istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut :

a) Pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray adalah pembelajaran

kooperatif yang efektif, dalam penerapannya siswa dibentuk menjadi

kelompok kecil beranggotakan empat orang, dimana dua orang tinggal

dikelompoknya sedangkan dua orang yang lain untuk mendapatkan

informasi.

20

Page 21: Sri Damayanti

b) Pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang dilaksanakan secara

konvensional berupa penyampaian informasi dengan menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab.

c) Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

berupa nilai yang diperolah dari hasil tes yang dilakukan setelah

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Pengertian Belajar

21

Page 22: Sri Damayanti

Belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan

besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia, karena tanpa melalui proses

belajar seseorang tidak akan dapat melakukan sesuatu dan tidak dapat

maju dari keadaan sekarang. Belajar disini dititik beratkan pada proses

belajar tersebut, kebanyakan para ahli di bidang pendidikan memberikan

penafsiran yang berbeda-beda mengenai pengertian belajar. Dalyono

(2007:49) mengemukakan bahwa:“Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan

yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis,

mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta

dana, panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-

aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan

sebagainya”.

Sedangkan menurut Witherington (dalam Dalyono, 2007:211)

mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.

Dari beberapa defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

adalah proses perubahan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan

dalam diri manusia.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Slameto (1995:65), Hasil belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

dari interaksi siswa dengan lingkungannya sendiri. Hasil belajar digunakan

22

Page 23: Sri Damayanti

sebagai patokan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam suatu

materi pelajaran. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah

terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan maupun dalam bentuk sikap yang positif.

Hamalik (2003:30) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah melakukan proses belajar

mengajar”. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari

meteri pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang

diperoleh dari hasil belajar yaitu hasil tes. Biasanya nilai dari hasil belajar

seseorang itu dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata–kata baik,

sedang dan buruk.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil

Belajar

Dalyono (2007:55) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya

seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar

dan ada pula dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam diri orang

yang belajar disebut faktor internal, yang tergolong faktor internal antara

lain : (a) Faktor kesehatan, meliputi faktor kesehatan jasmani dan rohani;

(b) Faktor inteligensi dan bakat; (c) Faktor minat dan motivasi; (d) Cara

belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar

disebut faktor eksternal, yang tergolong faktor eksternal antara lain : (a)

23

Page 24: Sri Damayanti

Keluarga, meliputi ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi

penghuni rumah; (b) Sekolah, meliputi keadaan sekolah tempat belajar; (c)

Masyarakat, meliputi keadaan masyarakat di sekitar tempat tinggal; (d)

Lingkungan sekitar, meliputi keadaan lingkungan, bangunan rumah,

suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dimaksud

adalah pembelajaran tipe two stay two stray yang dapat membantu siswa

dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray adalah satu faktor yang berasal dari luar diri orang

yang belajar. Sehingga dapat membantu guru lebih banyak melibatkan

siswa dalam proses belajar untuk aktif dan meningkatkan proses belajar

sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika dapat meningkat.

4. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007:12) “Pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) adalah suatu metode pembelajaran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang angotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen”.

Menurut Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2007:12) “Pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan

kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.

24

Page 25: Sri Damayanti

Menurut Nur (1996:6), ada beberapa unsur dasar pembelajaran

kooperatif yaitu: (1) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya seperti milik mereka sendiri; (2) Siswa harus melihat bahwa

semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama; (3)

Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya; (4) Siswa akan diberikan evaluasi dan penghargaan

yang akan diberikan kepada semua anggota kelompok; (5) Siswa akan

berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya; (6) Siswa akan diminta

mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif.

Dalam metode pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang saling membantu belajar satu sama

lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa yang hasil

belajarnya tinggi, hasil belajarnya berada pada rata-rata dan hasil belajar

rendah, laki-laki dan perempuan, siswa dengan latar belakang suku yang

berbeda yang ada di kelas. Kelompok dengan anggota yang heterogen ini

akan bekerja sama untuk mancari pemecahan masalah yang diberikan oleh

guru.

Lugdren (dalam Isjoni, 2007:13) berpendapat bahwa unsur-unsur

dasar dalam pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah

sebagai beriku:

25

Page 26: Sri Damayanti

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta

didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri

sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan

yang sama.

d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para

anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta pertanggung jawaban secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Roger dan Davit (dalam Lie, 2007:3) mengatakan bahwa tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur metode pembelajaran

kooperatif harus diterapkan, yaitu:

1) Saling ketergantungan positif

Maksudnya adalah dengan pembelajaran kooperatif siswa

yang kurang mampu tidak akan merasa minder karena mereka juga

26

Page 27: Sri Damayanti

memberikan sumbangan nilai untuk kelompoknya, sedangkan siswa

yang lebih pandai tidak akan merasa dirugikan karena teman mereka

yang kurang mampu bukan hanya sekedar menumpang, tetapi juga ikut

memberikan sumbangan nilai.

2) Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat dari unsur ketergantungan

positif. Setiap siswa akan bertanggung jawab untuk dapat melakukan

hal yang terbaik untuk kelompok mereka.

3) Tatap muka

Setiap anggota kelompok akan diberikan kesempatan untuk

bertemu muka dan berdiskusi serta berinteraksi dengan anggota

kelompok yamg lain.

4) Komunikasi antara anggota

Tujuannya adalah agar setiap anggota kelompok dapat

memperkaya pengalaman belajar dan perkembangan mental dan

emosional para siswa.

5) Evaluasi proses kelompok

Evaluasi ini bisa dilakukan kapan saja, tujuannya adalah

untuk mengevaluasi kegiatan belajar kelompok secara kooperatif yang

telah dilakukan oleh siswa.

5. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan

oleh strategi mengajar yang digunakan. Penggunaan strategi mengajar

27

Page 28: Sri Damayanti

berdampak pada interaksi belajar mengajar yang baik. Dalam kegiatan

belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya

suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan kelas dan penyajian materi

itu sendiri. Keberhasilan mengajar dalam arti tercapainya tujuan-tujuan

pembelajaran, sangat tergantung kepada kemampuan mengatur kelas.

Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak

belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajar.

Pengorganisasian kelas merupakan suatu serangkaian kegiatan guru untuk

menumbuh kembangkan dan mempertahankan kondisi kelas yang baik

meliputi tujuan pembelajaran, pengaturan waktu yang tersedia, pengaturan

ruang serta pengelompokan siswa dalam belajar.

Stimulus belajar menuntut adanya kerjasama siswa dalam

memecahkan masalah. Kerjasama siswa dalam kegiatan belajar penting

dilaksanakan, bukan hanya sekedar memperoleh hasil yang optimal tetapi

juga merupakan usaha untuk memupuk sikap gotong royong, toleransi,

kepekaan sosial, sikap demokratis, saling menghargai dan memupuk

keterampilan mengadakan interaksi sosial.

Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe two

stay two stray akan membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif

dan hubungan yang lebih baik diantara siswa. Pembelajaran kooperatif

secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademik mereka,

peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata

pelajaran atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti

28

Page 29: Sri Damayanti

pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran konseptual akan

meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi kooperatif.

Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang

lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif

dibandingkan siswa yang belajar secara individual atau kompetitif. Jadi

materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih

lama.

Menurut Slavin (dalam Nur, 1996:34) mengemukakan bahwa.“

Tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai upaya-upaya yang

berorientasi tujuan individu menyumbang pencapaian tujuan individu

lain”. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan metode

pembelajaran kooperatif, Nur (1996:38) mengemukakan beberapa hal

antara lain :

1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a) Penyusunan kelas

Siswa dalam kelompok belajar duduk saling berhadapan

saat bekerja sama dan setiap meja diberi nomor sehingga guru

dengan mudah menunjuk nomor kelompok.

b) Menetapkan ukuran kelompok

29

Page 30: Sri Damayanti

Kelompok bekerja paling baik jika terdiri dari 2-5 siswa,

ukuran kelompok juga ditentukan oleh alat atau bahan yang

tersedia.

c) Menetapkan siswa dalam kelompok

Penyusunan anggota kelompok mencerminkan kehidupan

sehari-hari, penempatan anggota kelompok juga ditinjau dari jenis

kelamin dan kemampuan belajarnya.

d) Mengubah kelompok secara periodik

Sejumlah guru membiarkan kelompok mereka bersama-

sama untuk satu minggu, satu semester dan satu unit pengajaran.

Kriteria yang tepat membiarkan kelompok tinggal bersama dalam

waktu yang cukup lama sampai mengalami keberhasilan

kelompok.

e) Menyiapkan siswa belajar kooperatif

Kepada siswa di informasikan prosedur dan hasil yang

diharapkan dari pembentukan kelompok. Guru menekankan

pembentukan kelompok itu bukan memaksa untuk berteman

dengan orang lain, tetapi untuk mengembangkan hubungan

kerjasama dalam satu tim untuk mencapai tujuan tertentu.

f) Menjelaskan pelajaran

Setelah rencana kegiatan belajar mengajar disiapkan,

maka guru : (1) Menentukan topik pelajaran, judul pelajaran,

tujuan pelajaran; (2) Melaksanakan metode yang digunakan; (3)

30

Page 31: Sri Damayanti

Memberi tugas yang akan dikerjakan; (4) Memberi informasi

tentang metode evaluasi, keselamatan dan kerjasama serta

keselamatan alat-alat dan bahan yang digunakan.

2. Peranan Guru

Beberapa peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a) Merumuskan tujuan pembelajaran

Ada dua tujuan pembelajaran yang perlu diperhatikan

oleh guru yaitu, tujuan akademik dan tujuan keterampilan

bekerjasama yang meliputi keterampilan memimpin,

berkomunikasi, mempercayai orang lain dan mengelola konflik.

b) Memperkenalkan pembelajaran kooperatif

Mereview rencana kegiatan, menjelaskan jumlah siswa

dalam kelompok dan dasar pembentukannya.

c) Menyusun akuntabilitas

Suatu kelompok belajar tidak dapat dikatakan benar-

benar kooperatif jika diperbolehkan adanya anggota kelompok

yang mengerjakan seluruh pekerjaan.

d) Memonitor siswa mengunakan keterampilan

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru

berkeliling diantara kelompok dan memperhatikan komunikasi

antar mereka, mengamati keterampilan kooperatif tiap kelompok

selama mengerjakan tugas.

31

Page 32: Sri Damayanti

e) Memberi bantuan dalam mengerjakan keterampilan kooperatif

Bila ada kelompok yang banyak menghadapi masalah

belajar kooperatif dari kelompok lainnya, maka guru turun tangan

meminta anggota kelompok mencari penyebabnya, mengapa

kelompok tidak efektif dan minta mereka mengajukan suatu

pemecahannya.

f) Melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan

bekerjasama

Pada saat memantau kelompok-kelompok yang sedang

belajar, terkadang guru menemukan siswa yang tidak memiliki

keterampilan untuk menjalin kerjasama yang cukup dan adanya

kelompok yang memiliki masalah dalam menjalin kerjasama.

g) Menutup pelajaran

Siswa diminta membuat rangkuman dan kesimpulan yang

telah mereka pelajari

h) Mengevaluasi proses kelompok supaya kelompok menyadari

kemajuan

Dalam belajar bekerjasama guru memberi waktu untuk

mengevaluasi bagaimana mereka bekerjasama, waktu diberikan

beberapa menit diakhir pelajaran.

i) Mengevaluasi hasil belajar siswa

32

Page 33: Sri Damayanti

Walaupun siswa bekerjasama, tetapi secara perorangan

siswa bertanggung jawab terhadap pelajarannya sendiri dan untuk

mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah

dipelajarinya.

6. Pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay two stray

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran kooperatif pada

halaman sebelumnya, maka salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar yaitu dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

(Dua Tinggal Dua Tamu).

Menurut Lie (2007:61) pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray merupakan pembelajaran kooperatif yang efektif, yang melibatkan

siswa secara aktif, dalam penerapannya siswa dibentuk menjadi kelompok

kecil, yang setiap kelompok beranggotakan empat orang, dimana dua

orang tinggal dikelompoknya sedangkan dua orang yang lain mencari

informasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini

memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk membangkitkan

hasil dan informasi pada kelompok lainnya.

Lie (2007:62) menyatakan langkah-langkah metode

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa;

33

Page 34: Sri Damayanti

2. Setelah selesai dua orang dari masing-masing kelompok akan

meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertemu kedua

kelompok yang lain;

3. Dua orang tinggal yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka;

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; dan

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

7. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran yang

menggunakan pola belajar yang sederhana. Proses pembelajarannya

meliputi penyampaian informasi, penilaian materi pelajaran, media

pengajaran, waktu belajar dan metode belajar yang telah disusun

berdasarkan tujuan instruksional (Hamalik, 1992 : 59). Sebagaimana

dikatakan oleh Philip R. Wallace  tentang pendekatan konvensional

memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana

umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya, guru mentransfer

ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai

penerima.  

Kelemahan pembelajaran Konvensional adalah: (1) Guru sulit

untuk mengetahui kemampuan pemahaman anak didik terhadap materi

yang sudah diberikan; (2) Guru cenderung ingin menyampaikan materi

yang sebanyak-banyaknya hingga menjadi bersifat pemompaan; (3) Siswa

34

Page 35: Sri Damayanti

cenderung pasif dan sulit untuk mengambil kesimpulan yang tepat; (4)

Suasana kelas membosankan dan dapat membuat pembelajaran keluar dari

jalur atau tujuannya; (5) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa

tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.

Menurut Sukandi, Ujang (2003) mendeskripsikan bahwa

Pendekatan konvensional ditandai dengan  guru mengajar lebih banyak

mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah

siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan

pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.  

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional

dapat dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak

berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa,

metode pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan

demonstrasi, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-

konsep bukan kompetensi

8. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan

Metode Pembelajaran Konvensional

Dalam pembelajaran konvensional dikenal juga adanya belajar

kelompok. Walaupun demikian, ada sejumlah perbedaan esensial antara

kelompok belajar kooperatif tipe two stay two stray dengan kelompok

belajar konvensional. Menurut Abdurrahman (2002:79), sejumlah

perbedaan tersebut diuraikan pada tabel 1.1 sebagai berikut:

35

Page 36: Sri Damayanti

Tabel 1.1Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan

Konvensional

Kelompok belajar kooperatip tipe Two Stay Two Stray

Kelompok Belajar Konvensional

1. Adanya saling ketergantungan positip, saling membantu, dan saling memberikan motivasi, sehingga ada interaksipromotif.

2. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya, sehingga dapat mengetahui taraf kemampuan masing-masing siswa.

3. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya.

4. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir, hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.

5. Mengajarkan keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja kelompok seperti, kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung.

6. Guru memperhatikan secara lang-sung proses kegiatan kelompok .

7. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)

1. Guru saling membiarkan adanya siswa yang saling mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

2. Akuntabilitas individual sering diabaikan, sehingga tugas-tugas sering dikerjakan oleh beberapa orang saja.

3. Kelompok belajar biasanya homogen.

4. Pemimpin kelompok sering ditentu-kan oleh guru atau kelompok sendiri yang memilih dengan caranya masing-masing.

5. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

6. Guru sering tidak memperhatikan proses kegiatan kelompok.

7. Penekatan sering hanya pada penyelesaian tugas

36

Page 37: Sri Damayanti

9. Tekanan

a. Pengertian Tekanan

Menurut Kartono, Agus (2007) Pengertia tekanan dapat

dilihat pada kehidupan sehari-hari seperti pisau yang tajam lebih

mudah untuk memotong roti dari pada pisau yang tumpul, dan paku

yang ujungnya runcing lebih muda menancap pada kayu dibandingkan

paku yang ujungnya tumpul. Perhatikan pula bentuk cangkul, mata

bajak, kaki unggas, seperti ayam, itik. Jika ayam dan itik berjalan di

jalan yang berlumpur, ternyata kedua kaki unggas tersebut memiliki

kedalaman yang berbeda.

Dari beberapa peristiwa tersebut sangat berhubungan dengan

salah satu konsep fisika, yaitu tekanan. Jadi tekanan itu adalah gaya

yang berkerja pada suatu bidang per satuan luas bidang itu. Bidang

atau permukaan yang dikenai gaya disebut bidang tekan, sedangkan

gaya yang diberikan pada bidang tekan disebut gaya tekan.

b. Tekanan di Zat Padat

Jika adalah besar gaya yang beraksi dengan arah tegak

lurus pada suatu permukaan yang mempinyai luas A, maka tekanan P

adalah gaya F dibagi dengan luas permukaan A. Seperti gambar

dibawah ini:

37

Gambar 1.1 Untuk gaya yang besarnya sama, tekanan hanya bergantung pada luas bidang tekan

A

A

Page 38: Sri Damayanti

Dapat dirumuskan:

Keterangan:P = Tekanan (N/m2)F = Gaya tekan (N)A = Luas bidang (m2)

c. Tekanan di Zat Cair

Perhatikan gambar 1.2 di bawah ini:

Gelas yang tidak diisi air terasa ringan, sedangkan gelas yang

diisi air akan terasa berat. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa air

(zat cair) memberikan gaya tekan yang arahnya kebawah kepada

telapak tangan.

Perhatikan gambar 1.3 anggap bahwa zat cair terdiri atas

beberapa lapisan. Setiap lapisan memberi tekanan pada lapisan di

bawahnya sehingga lapisan paling bawah akan mendapatkan tekanan

yang paling besar. Oleh karena lapisan paling atas hanya mendapatkan

38

a bGambar 1.2 Semakin banyak zat cair yang ada di dalam gelas, telapak tangan semakin terasa berat untuk menahannya. Gaya berat ini di sebut sebagai gaya tekan

Page 39: Sri Damayanti

tekanan dari udara (atmosfer), maka tekanan pada permukaan zat cair

sama dengan tekanan atmosfer.

Gambar 1.3 Zat cair dapat dianggapTersusun atas lapisan-lapisan air dan

Setiap lapisan member tekanan pada lapisan bawahnya

Kartono (2007) Untuk mengetahui berapa besar tekanan pada

setiap lapisan dapat di turunkan dari rumus tekana yaitu sebagai

beikut:

................ 1.1

Untuk massa zat cair dapat di cari dengan rumus :

......................................................... 1.2

Sedangkan untuk volume zat cair dicari dengan rumus :

..........................................................1.3

Dari persamaan 1.1,1.2,dan 1.3 di substitusikan maka :

Jadi :

......................................................... 1.4

Keterangan :

39

Page 40: Sri Damayanti

Ph = Tekanan yang dialami zat cair (N/m2) = Massa Jenis zat cair (g/cm3atau kg/m3)

g = Percepatan grafitasi bumi (m/s2)h = Ketinggian / kedalaman titik diukur dari permukaan (m)

d. Bejana Berhubungan

Bejana berhubungan adalah dua tabung atau lebih yang saling

berhubungan. Tabung-tabung yang berhubungan bukanlah pipa

kapiler. Konsep bejana berhubungan: zat cair yang sejenis dalam suatu

bejana berhubungan selalu mendatar dan sama tingginya (Gambar 1.4).

Penerapan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada

desain teko air dan menara air.

Jika bejana berhubungan diisi dengan dua jenis zat cair

berbeda yang tidak bercampur (misal air dan minyak) dengan massa

jenis masing-masing maka permukaan kedua zat cair

dalam kedua kaki bejana tidak sama tingginya.

minyak

Air

Air Garis batas

Gambar 1.4 bejan berhubungan Diisi dengan air Gambar 1.5 Bejan berhubungan

Diisi dengan dua jenis zat cair berbeda, yaitu air dan minyak

Diukur dari garis batas antara kedua zat cair (lihat gambar

1.5), berlaku persamaan:

Kanginan (2008)

Dengan h adalah ketinggian permukaan zat cair diatas garis batas.

40

Page 41: Sri Damayanti

e. Hukum Pascal

Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan

pada zat cair di ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan

sama rata.

F1 F2

A1 A2

Gambar 1.6 Pipa Hidrolik memanfaatkan gaya kecil untukmemperoleh gaya yang lebih besar.

Perhatiakan gambar diatas sebuah piston kecil dengan luas

penampang A1 memberikan gaya F1 pada permukaan zat cair. Tekanan

tambahan diteruskan melalui pipa penghubung sampai di

sebuah piston besar dengan luas penampang A2. Tekanan tambahan

sama di kedua pipa silinder tersebut, sehingga:

............................................................ 1.4

atau ............................................ 1.5

Keterangan :F1 : gaya pada penampang 1 (N)F2 : gaya pada penampang 2 (N)A1 : luas penampang 1 (m2)A2 : luas penampang 2 (m2)P : tekanan (N/m2)

f. Hukum Archimedes

41

Page 42: Sri Damayanti

Berdasarkan percobaan seorang ahli Fisika yang bernama

Archimedes, yakni berat benda ketika di dalam air menjadi lebih

ringan. Gaya ini disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA). Jadi gaya

apung sama dengan berat benda diudara dikurangi dengan berat benda

di dalam air.

Dengan : FA = gaya apung atau gaya ke atas (N)wu = gaya berat benda di udara (N)wa = gaya berat benda di dalam air (N)

Besarnya gaya apung ini bergantung pada banyaknya air

yang didesak oleh benda tersebut. Semakin besar air yang didesak

maka semakin besar pula gaya apungnya. Hukum archimedes yang

menyatakan bahwa apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair,

baik sebagian atau seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung

(gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang

didesaknya (dipindahkan) oleh benda tersebut. Secara matematis

ditulis sebagai berikut:

FA = wf

Karena wf = mfg

dan

maka (Kartono: 2007)

dengan :

42

Page 43: Sri Damayanti

FA = gaya apung (N) = massa jenis zat cair (kg/m3)

V = volume zat cair didesak atau volume benda yang tercelup (m3)

g = konstanta gravitasi atau percepatan gravitasi (m/s2)

Terdapat tiga keadaan benda di dalam zat cair, yaitu terapung,

melayangan, dan tenggelam.

Terapung melayang tenggelam

g. Tekanan Udara Luar

Tekanan udara sangat mempengaruhi cuaca. Terjadinya angin

merupakan salah satu hal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan

udara. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin kencang

angin yang berhembus sehingga terjadi keseimbangan tekanan.

Perbedaan tekan ini dipicu oleh perbedaan suhu akibat pemanasan

sinar matahari.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang sebelumnya relevan dengan penelitian ini yaitu

penelitian Risnawati (2009) Penerapan pembelajaran model kooperatif tipe

43

Page 44: Sri Damayanti

Number Head Together (NHT) dengan adanya kelompok terciptanya

motivasi, siswa lebih aktif dalam belajar, dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa karena dengan belajar kelompok siswa dapat bertanya

dengan teman sekelompoknya, berbeda dengan belajar sehari-hari siswa

kurang aktif dan berperan sebagai penerima informasi saja.

2. Penelitian yang sebelumnya relevan dengan penelitian ini yaitu

penelitian Zuhkri (2007) Peningkatan hasil belajar melalui pendekatan

Three Stay One Stray (TSOS) Menunjukkan hasil bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatip tipe three stay one

stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat

pertanyaan (Sugiyono; 2005:96). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil

belajar fisika siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray lebih baik dari pada metode pembelajaran

konvensional.

44

Page 45: Sri Damayanti

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Rasional

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

eksperimen murni (metode true experimental). Penelitian dengan Metode

ini digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode kooperatif tipe two stay two stray lebih baik

dari pada metode konvensional. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai

tersebut, maka metode ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol (kelas pembanding).

Karena setiap siswa atau kelas mempunyai karakteristik yang

sama dalam tingkat pemahamannya, sehingga kelas eksperimen dapat

dibandingkan dengan kelas kontrol. Bedanya di kelas eksperimen diberi

perlakuan khusus sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain

atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang hasilnya akan dibandingkan

dengan perlakuan eksperimen.

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis

penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen murni (metode

true experimental) yang menggunakan pre-test dan post-test group design.

Persyaratan yang harus ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya

45

Page 46: Sri Damayanti

kelompok yang diberi perlakuan atau kelas eksperimen dan kelompok

yang tidak diberi perlakuan atau kelas kontrol. sebelum diberi perlakuan

terlebih dahulu dilihat kemampuan awalnya. Setelah itu diberi perlakuan

yang berupa pengajaran dengan metode kooperatif tipe two stay two stray

untuk kelompok eksperimen dan pengajaran dengan metode konvensional

untuk kelompok kontrol.

Pada akhir eksperimen kedua kelompok diukur hasil belajarnya

dengan alat ukur yang sama. Hasil kedua pengukuran digunakan sebagai

data eksperimen yang kemudian dianalisis.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP

Negeri O. Mangunharjo pada semester II (dua) tahun pelajaran 2009/2010.

Tabel 2.1Jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo

Tahun Ajaran 2009

Kelas Jumlah siswa Putra Putri

VIIIA 34 11 23

VIIIB 34 20 14

VIIIC 35 24 11

VIIID 32 18 14

VIIIE 30 13 17

Jumlah 165 86 79 Sumber : Statistik data siswa VIII SMP Negeri O. Mangunharjo Tahun Ajaran 2009

46

Page 47: Sri Damayanti

2. Sampel

Menurut Sudijono (2007:280), Sampel adalah suatu proporsi

kecil populasi yang seharusnya diteliti yang dipilih atau ditetapkan untuk

keperluan analisis. Untuk penelitian ini diambil dua kelas sebagai sampel

yaitu kelas VIIIB dan kelas VIIIE. Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan cara random atau sistem acak, yaitu teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan

melakukan undian dari lima kelas, setiap anggota populasi diberi nomor

terlebih dahulu sesuai dengan jumlah anggota populasi, sehingga diperoleh

dua kelas yang menjadi sampel yaitu kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen

dan kelas VIIIE sebagai kelas kontrol.

Tabel 2.2 Sampel Penelitian

No KelasJumlah siswa

Putra Putri

1 KelasEksperimen(VIIIB) 34 20 14

2 Kelas Kontrol (VIIIE) 30 13 17

Sumber : Statistik data siswa VIII SMP Negeri O. MangunharjoTahun Ajaran 2009

C. Tehnik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

1. Tehnik Pengumpulan data

Tehnik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes pemahaman konsep. Pada penelitian ini data

dikumpulkan dari tes hasil belajar yang diperoleh dari kelas VIIIB sebagai

47

Page 48: Sri Damayanti

kelas eksperimen dan kelas VIIIE sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen

maupun kelas kontrol menerima test yang soalnya sama.

Bentuk test yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam

bentuk uraian yang berjumlah 8 soal. Masing-masing soal mempunyai

skor sepuluh dan skor totalnya adalah 80. Adapun alasan menggunakan tes

uraian adalah untuk mengetahui batas kemampuan berpikir siswa secara

kritis, logis dan sistematis, mampu memberikan penskoran yang tepat pada

setiap langkah kerja siswa, dan mampu memberikan gambaran yang tepat

pada bagian-bagian yang belum dikuasai siswa.

2. Tehnik Pengembangan Instrumen

a. Tehnik Penyusunan Instrumen

Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, dimulai dari

pembuatan proposal penelitian, persiapan, anailsis data, hingga

menarik kesimpulan. Proses pelaksanan penelitian ini terdiri dari :

1. Tahapan persiapan

a. Pembuatan perangkat pembelajaran yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray,

b. Pembuatan instrumen penelitian dan melakukan uji coba dan

menganalisis hasilnya.

2. Tahapan Pelaksanan

a) Pemberian Pretes

b) Pelaksanan pembelajaran menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray,

48

Page 49: Sri Damayanti

c) Pemberian Postes

3) Tahap Analisis Data

a) Pengumpulan data atau penskoran

b) Analisis data yang diperoleh

c) Menarik kesimpulan.

b. Pelaksanaan Uji Coba

a. Tempat

Istrumen penelitian ini diuji cobakan di SMP Negeri O.

Mangunharjo Kelas IXA tahun pelajaran 2009/2010

b. Jumlah Subjek

Jumlah Sabjek 167 yang terdiri 5 kelas dari jumlah

tersebut diambil satu kelas untuk pelaksanaan uji coba instrumen.

D. Uji Coba Istrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah metode tes. Tes dilakukan pada awal proses pembelajaran

(pre-test) dan pada akhir proses pembelajaran (post-test) sesuai dengan materi

pembelajaran yang diberikan. Agar tes yang digunakan dalam penelitian ini

berkualitas, maka terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa yang telah

mempelajari materi tes. Setelah itu, hasil uji coba dilakukan perhitungan

untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

Sehingga ketika instrumen tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, instrumen tersebut telah valid dan reliabel.

49

Page 50: Sri Damayanti

1) Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a) Validitas Tes

Arikunto (2001:65) menyatakan bahwa validitas isi

mempersoalkan seberapa jauh sesuatu instrumen mewakili atau

mencakup daerah-daerah yang akan diukur. Pengujian validitas setiap

butir tes menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:

Keterangan := Angka indeks korelasi product

moment XY = Hasil perkalian antara X dan YX = Skor DataY = Skor data total

= Jumlah sample = Nilai

Klasifikasi untuk menginterprestasikan besarnya validitas tes

soal menurut Suherman (dalam Eko Firmansah: 2009:44) dapat dilihat

pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Interpretasi validitas tes

Nilai Rentang InterprestasiTidak Valid

Validitas Sangat rendah

Validitas Kurang

Validitas Cukup

Validitas Baik

50

Page 51: Sri Damayanti

Validitas Sangat Baik

Sudjana (2002:380), untuk menghitung dapat menggunakan

rumus:

b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah keterpercayaan, yaitu suatu tes yang

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tepat. Reliabilitas dapat juga

diartikan sebagai kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama

ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau

dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas tes diuji

dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu :

(Arikunto, 2000: 106)

Keterangan : = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya butir soal = Jumlah varians butir

= Varians total

Bentuk tes yang digunakan adalah uraian dengan tingkat

reliabilitas tes interprestasi menurut Suherman dan Sukjaya (dalam

Dewi Astuti:2009:38)

51

Page 52: Sri Damayanti

Tabel 2.4 Interprestasi Reliabilitas Tes

Nilai Rentang Interprestasi

Reliabilitas Sangat rendah

Reliabilitas Rendah

Reliabilitas Cukup

Reliabilitas Tinggi

Reliabilitas Sangat tinggi

c) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya

suatu soal disebut indeks kesukaran. Menurut Arikunto (2001:213)

tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan tingkat

kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh Suherman dan Sukjaya

(dalam Dewi Astuti: 2009:39) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

TK = 0,00 Terlalu sukar

0,20 < TK 0,40 Sukar

0,40 < TK 0,60 Sedang

0,60 < TK 0,80 Mudah

0,80 < TK 1,00 Terlalu mudah

52

Page 53: Sri Damayanti

d) Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

jauh kemampuan suatu butir soal tersebut untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Menurut Arikunto (2001:213) daya pembeda soal dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:= Jumlah skor kelompok atas= Jumlah skor kelompok bawah= Jumlah skor ideal kelompok atas atau bawah

Setelah hasil indeks daya pembeda diketahui, maka harga

tersebut diinterprestasikan pada kriteria daya pembeda yang

dikemukakan oleh Suherman dan Sukjaya (dalam Dewi Astuti:

2009:39) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 < DP 0,20 Soal rendah

0,20 < DP 0,40 Soal Sedang

0,40 < DP 0,70 Soal Baik0,70 < DP 1,00 Soal Baik sekali

53

Page 54: Sri Damayanti

E. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalahsebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data

dengan menggunakan rumus :

Sebelum mencari nilai rata-rata maka peneliti harus melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval

K = 1 + 3,3 Log n

2. Menentukan rentang data

Rentang data = Data terbesar – Data terkecil

3. Menentukan panjang kelas

Panjang kelas = Rentang data : jumlah kelas

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

5. Mencari nilai rata-rata

(Sugiyono,

2005)

Keterangan:

= Mean

= Rata-rata dari batas atas dan batas bawah = Jumlah data

6. Mencari nilai standar deviasi

(Sugiyono, 2005)

54

Page 55: Sri Damayanti

Keterangan: S = Simpangan baku

= Selisih skor dengan skor rata-rata

= Jumlah Data n = Jumlah subjek

b. Uji normalitas untuk masing-masing kelompok data menggunakan

uji Chi Kuadrat

Pengujian normalitas data dengan dapat dilakukan dengan

cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang sudah

terkumpul (B) dengan kurva normal baku atau standar (A), jadi

membandingkan antara (B:A). bila B tidak berbeda secara signifikan

dengan A maka B merupakan data yang berdistribusi normal.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Menentukan batas-batas kelas interval.

2. Menentukan titik tengah kelas interval (X) sejajar dengan kelas

interval yang bersangkutan.

3. Menuliskan frekuensi (f) untuk masing-masing kelas interval, sejajar

dengan kelas interval yang bersangkutan.

4. Menentukan fX hasil kali frekuensi dengan titik tengah.

Berdasarkan jumlah fX dapat dihitung nilai rata-rata dan standar

deviasi.

55

Page 56: Sri Damayanti

5. Dengan menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi yang sudah

diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung angka standar atau z-

score batas nyata kelas interval, dengan rumus

6. Menentukan batas daerah dengan menggunakan tabel.

7. Dengan diketahuinya batas daerah dapat diketahui luas daerah untuk

tiap-tiap kelas interval, yaitu selisih dari kedua batasnya.

8. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh).

Cara menghitung fh, didasarkan pada presentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam

sampel).

9. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga dan .Harga

adalah harga Chi Kuadrat hitung.

10. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel.

Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari pada harga Chi Kuadrat

tabel, maka distribusi data dinyatakan normal dan apabila Chi Kuadrat

hitung lebih besar dari pada Chi Kuadrat tabel maka data dinyatakan

tidak normal.

c. Uji Homogenitas Varians

Dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan atas

asumsi bahwa apabila varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang

56

fe

fefo 2

Page 57: Sri Damayanti

bersangkutan tidak jauh berbeda maka sampel-sampel tersebut cukup

homogen. Untuk menguji homogenitas, maka digunakan rumus:

(Sudjana, 2002:249)

Keterangan :

= Varians terbesar dari hasil belajar siswa kelas eksperimen

= Varians terkecil dari hasil belajar siswa kelas kontrol

Kriteria pengujian: 1. Jika F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5% maka data tidak

homogen 2. Jika F hitung < F tabel pada taraf signifikan 5% maka data homogen

Adapun kriteria hipotesisnya adalah:

: Terdapat perbedaan jawaban pada butir soal pretest dan postest

siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

: Tidak terdapat perbedaan jawaban pada butir soal pretest dan

postest siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

d. Uji hipotesis t-test

Jika data-data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi

normal dan mempunyai varians yang homogen, maka selanjutnya menguji

hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai

yang merupakan hasil prestasi belajar siswa dari kelas eksperimen dengan

kelas kontrol. Hasil tes dari kedua kelas diuji dengan t-tes dengan

menggunakan rumus:

57

Page 58: Sri Damayanti

(Sudjana 2002: 239)

Kriteria pengujiannya adalah :a. ditolak jika t tabel < t hitung.b. diterima jika t tabel > t hitung.

Keterangan:

= Tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika terhadap penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

= Terdapat pengaruh hasil belajar fisika terhadap penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

Jika kedua data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji statistik

yang digunakan adalah uji - t semu dengan rumus :

(Sudjana, 2002: 241)

58

Page 59: Sri Damayanti

Keterangan:

: Skor pretes rata-rata : Skor postes rata-rata

: Standar deviasi pretes

: Standar deviasi postes n : Jumlah sampelKriteria pengujiannya adalah diterima jika

< < dengan ketentuan:

dan

(Sudjana, 2002: 241)

59

Page 60: Sri Damayanti

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah metode tes. Tes dilakukan pada awal proses

pembelajaran (pre-test) dan pada akhir proses pembelajaran (post-test)

sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan. Istrumen terlebih

dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, untuk mengetahui

validitas isi istrumen tersebut. Sebelum digunakan istrumen tersebut

terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa yang telah mempelajari materi

tes. Setelah itu, hasil uji coba dianalisis untuk melihat validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Sehingga ketika

instrumen tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

instrumen tersebut telah valid dan reliabel. Pengolahan data hasil uji coba

instrumen dan lembar instrumen untuk pretes dan postes dapat dilihat pada

lampiran B.

a. Analisis Validitas Butir Soal

60

Page 61: Sri Damayanti

Pengujian validitas butir tes menggunakan rumus korelasi

product moment yang disarankan oleh Arikunto (2001: 65), yaitu:

Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran B)

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba

(Lampiran B)

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat soal-soal yang termasuk

katergori validitas yang baik dan sangat baik berarti soal tersebut dapat

mengukur apa yang hendak diukur, dalam hal ini adalah hasil belajar

Nomor

SoalNilai rxy t hitung t tabel Keterangan

1 0,88 10,48 2,04 Valid/ sangat baik

2 0,83 8,42 2,04 Valid/ sangat baik

3 0,86 9,54 2,04 Valid/ sangat baik

4 0,77 6,83 2,04 Valid/ baik

5 0,82 8,10 2,04 Valid/ sangat baik

6 0,60 4,24 2,04 Valid/ cukup

7 0,56 3,96 2,04 Valid/ cukup

8 0,75 6,41 2,04 Valid/ baik

9 0,71 5,70 2,04 Valid/ baik

10 0,84 8,76 2,04 Valid/ sangat baik

61

Page 62: Sri Damayanti

fisika siswa. Sedangkan, soal-soal dengan kategori validitas cukup dan

kurang berarti soal-soal tersebut tidak dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Dengan demikian, soal-soal tersebut tidak digunakan.

Jumlah soal yang tidak digunakan adalah sebanyak dua soal,

pengolahan data untuk analisis validitas butir soal dapat dilihat pada

lampiran B.

b. Analisis Reliabilitas Tes

Suatu alat tes dikatakan reliabel, jika perangkat tes tersebut

dipercaya dan produktif. Reliabilitas tes diuji dengan menggunakan

rumus Alpha, karena instrumen yang digunakan berupa soal uraian.

Adapun alasan menggunakan test uraian adalah untuk mengetahui

batas kemampuan berpikir siswa secara kritis, logis dan sistematis,

mampu memberikan penskoran yang tepat pada setiap langkah kerja

siswa, dan mampu memberikan gambaran yang tepat pada bagian-

bagian yang belum dikuasai siswa. Berdasarkan penghitungan

didapatkan bahwa nilai reliabilitas sebesar 0,92, termasuk ke dalam

kategori tinggi. Dengan demikian soal-soal tersebut memiliki

ketetapan hasil tes yang baik. Pengolahan data untuk analisis

reliabilitas instrumen dapat dilihat pada lampiran B.

Berdasarkan hasil analisis tes yang telah dilakukan, tidak

semua soal dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Dari seluruh

soal didapatkan bahwa soal yang layak untuk digunakan sebagai

instrumen penelitian adalah sebanyak 8 soal untuk instrumen

62

Page 63: Sri Damayanti

penelitian. Soal-soal yang dinyatakan layak untuk digunakan

merupakan soal yang dapat mengukur hasil belajar siswa.

c. Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

jauh kemampuan suatu butir soal tersebut untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Menurut Arikunto (2001:213) daya pembeda soal dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

Berdasarkan analisis daya pembeda butir soal yang telah dilakukan.

Hasil perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba (lampiran B)

dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba

No Soal

Daya Pembeda Keterangan

12345678910

104809078884750767591

36403135262430363731

170170170170170170170170170170

0,40,230,350,250,360,140,120,240,220,35

BaikSedangSedangSedangSedangRendahRendahSedangSedangSedang

( Lampiran B)

63

Page 64: Sri Damayanti

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa soal–soal yang

terdapat pada rata–rata berkategori baik dan sedang. Untuk soal yang

berkategori rendah menunjukkan bahwa soal tersebut tidak dapat

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah sehingga soal-soal tersebut tidak

digunakan. Pengolahan data untuk analisis daya pembeda dapat dilihat

pada lampiran B.

d. Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal

Menurut Arikunto (2001:213) tingkat kesukaran soal dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba

(lampiran B) dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba

No Soal

2 Tingkat Kesukaran Keterangan

12345678910

104809078884750767591

36403135262430363731

340340340340340340340340340340

0,410,350,350,330,330,210,240,330,330,36

SedangSedangSedangSedangSedangSukarSukar

SedangSedangSedang

(Lampiran B)

64

Page 65: Sri Damayanti

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya

suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran yaitu

antara 0,00-1,00, indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran

butir soal. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang daya fikir siswa

untuk lebih berusaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang

terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi malas dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Sehingga soal–soal yang termasuk dalam kategori sangat sukar tidak

digunakan. Pengolahan data untuk analisis taraf kesukaran butir soal

dapat dilihat pada lampiran B.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran

secara umum mengenai data yang diperoleh di lapangan. Data dalam

penelitian ini diperoleh dari tes yang disebarkan kepada siswa kelas VIII SMP

Negeri O. Mangunharjo sebanyak 34 responden untuk kelas VIIIB (kelas

eksperimen) dan 30 responden untuk kelas VIIIE (kelas kontrol). Pelaksanaan

metode kooperatif tipe two stay two stray berlangsung dalam waktu dua

minggu, setiap minggunya dilaksanakan dua pertemuan. Proses pelaksanaan

penelitian, dimulai dengan mengerjakan tes awal (pretes) untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa mengenai konsep fisika yang akan dipelajari. Setelah

tes awal selesai dikerjakan, siswa diberi perlakuan berupa penerapan metode

65

Page 66: Sri Damayanti

kooperatif tipe two stay two stray untuk kelas eksperimen sedangkan kelas

kontrol menggunakan metode konvensional. kemudian Penelitian diakhiri

dengan mengerjakan tes akhir (postes) untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar fisika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil perhitungan rata-rata tes awal dan tes akhir kedua kelas dapat

dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5Skor rata-rata tes awal dan tes akhir siswa

Kelas Rata-rata pretes Rata-rata postes

Eksperimen 14,88 39,79

Kontrol 14 31

Berdasarkan tabel 3.5 dapat kita buat grafik skor rata-rata tes awal dan tes akhir siswa sebagai berikut:

0

510152025303540

Skor rata-rata

Rata-rata pretes Rata-rata postes

Gambar 4.1 Skor Rata-rata tes awal dan tes akhir siswa

eksperimen

kontrol

66

Page 67: Sri Damayanti

Berdasarkan data tabel 3.5 berarti terjadi peningkatan rata-rata pada

masing-masing kelas dimana pada kelas eksperimen terjadi peningkatan rata-

rata sebesar 39,79 dan kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 31, hal ini

berarti peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas

kontrol.

a. Kemampuan Awal Siswa (Data Hasil Pretes)

Pada pertemuan pertama dilakukan pretes. Pretes dilakukan

untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum di berikan pembelajaran

fisika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray. Pelaksanaan pretes dilakukan pada pertemuan pertama, yaitu tanggal

22 April dan diikuti oleh 34 siswa pada kelas eksperimen dan 30 siswa

pada kelas kontrol. Pelaksanaan pretes bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa terhadap materi tekanan. Dari hasil perhitungan,

data hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat

pada lampiran (C) dan dinyatakan pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 distribusi

frekuensi berikut ini:

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS KONTROL

Nilai Tes fi xi fi . xi

6-8 2 7 14 -7 49 989-11 7 10 70 -4 16 112

12-14 8 13 104 -1 1 815-17 8 16 128 2 4 3218-20 2 19 38 5 25 5021-23 3 22 66 8 64 192

67

Page 68: Sri Damayanti

Jumlah 30   420     492

Nilai Rata-rata ( ) = 14

Simpangan Baku

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tes fi

xi fi . xi

07-Sep 6 8 48 -6,88 47,3344 284,006

10-Des 6 11 66 -3,88 15,0544 90,3264

13-15 7 14 98 -0,88 0,7744 5,4208

16-18 6 17 102 2,12 4,4944 26,9664

19-21 5 20 100 5,12 26,2144 131,072

22-24 4 23 92 8,12 65,9344 263,738

Jumlah 34 506 801,53

14,88

SB 4,93

68

Page 69: Sri Damayanti

Berdasarkan rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari hasil pretes

dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal (Pretes)

Kelas n s

Eksperimen 34 14,88 4,93

Kontrol 30 14 4,12Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas

eksperimen 14,88 dan kelas kontrol 14. Hal ini berarti hasil belajar siswa

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang

begitu besar.

b. Kemampuan Akhir Siswa (Data Hasil Postes)

Tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan akhir siswa dalam

penguasaan materi tekanan, setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan akhir diperoleh melalui postes (tes akhir). Pelaksanaan postes

dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara berbeda antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan, data hasil belajar

siswa pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat pada (lampiran C) dan

dinyatakan pada tabel 3.9 dan 3.10 distribusi frekuensi berikut ini:

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tes fi

xi fi . xi

69

Page 70: Sri Damayanti

31-35 13 33 396 -6.79 46.1041 553.249

36-40 11 38 418 -1.79 3.2041 35.2451

41-45 4 44 176 4.21 17.7241 70.896446-50 2 47 141 7.21 51.9841 155.95251-55 1 53 106 13.21 174.504 349.00856-60 3 58 116 18.21 331.604 663.208

Jumlah 34   1353     1827.56

39,79SB 7,44

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS KONTROL

Nilai Tes fi xi fi . xi

21-25 7 23 161 -8 64 44826-30 10 28 280 -3 9 9031-35 7 33 231 2 4 2836-40 2 38 76 7 49 9841-45 2 43 86 12 144 28846-50 2 48 96 17 289 578

Jumlah 30 930 153031

SB 7,26

70

Page 71: Sri Damayanti

Dari hasil perhitungan pada lampiran C dapat dikemukakan

rekapitulasi hasil rata-rata dan simpangan baku dari hasil postes yang

dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11Skor Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (Postes)

Kelas n s

Eksperimen 34 39,79 7,44

Kontrol 30 31 7,26

Dari hasil postes tersebut dapat dibandingkan dengan

kemampuan awal siswa (tabel 3.8), disini terdapat peningkatan setelah

pembelajaran. Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 14,88

sedangkan skor rata-rata kelas akhir adalah 39,79 berarti terjadi

peningkatan sebesar 24,91. Skor rata-rata tes awal pada kelas kontrol

adalah 14 sedangkan skor rata-rata tes akhir 31, hal ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 17. Peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan peningkatan rata-rata kelas kontrol.

3. Pengujian Hipotesis

71

Page 72: Sri Damayanti

Pengambilan kesimpulan data postes dapat dilakukan setelah

melakukan pengujian hipotesis secara statistik sebelum pengujian dilakukan,

maka terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari

data tersebut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes

siswa berdistribusi normal atau tidak. Untuk lebih jelas, maka uji

normalitas ini dapat dilihat pada lampiran C. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf

kepercayaan 95%, jika hitung < tabel, maka masing-masing data

berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk

kedua data kelompok dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas dk Kesimpulan

Eksperimen1. Tes Awal 2. Tes Akhir

4,729,12

55

11,111,1

Normal

Kontrol1. Tes Awal 2. Tes Akhir

3.518,19

55

11,111,1

Normal

Pada tabel 3.12 ditunjukkan bahwa nilai data tes awal

maupun tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari

pada . Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan

menggunakan uji (chi kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-

72

Page 73: Sri Damayanti

masing data untuk tes awal maupun tes akhir pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% dan derajat

kebebasan (dk) = 5

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah hasil postes

(tes akhir) pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen

atau tidak. Untuk menguji homogenitas, digunakan statistik uji-F dengan

rumus:

1) Skor tes awal kelas eksperimen dan kontrol

a) Data Se =4,93 dan Sk = 4.12

dimana Se = simpangan baku kelas eksperimen

Sk = simpangan baku kelas kontrol

b) Hipotesis yang akan diuji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau tidak heterogen

c) Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan

baku kelas kontrol, maka:

d) Nilai Ftabel dengan derajat kebebasan, dke = 34 – 1, dkk = 30 – 1 dan

.

73

Page 74: Sri Damayanti

Nilai Ftabel dengan dk (33:29) tersebut tidak terdapat di dalam tabel,

maka nilai Ftabel ditentukan dengan harga Ftabel yang lain yang ber-

dk = (34:30). Jadi, nilai

2) Skor tes akhir kelas eksperimen dan kontrol

a) Data Se = 7.44 dan Sk = 7,26

dimana Se = simpangan baku kelas eksperimen

Sk = simpangan baku kelas kontrol

b) Hipotesis yang akan diuji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau tidak heterogen

c) Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan

baku kelas kontrol, maka:

Nilai Ftabel dengan derajat kebebasan, dke = 34 – 1, dkk = 33 – 1 dan

. Nilai Ftabel dengan dk (33:29) tersebut tidak terdapat di

dalam tabel, maka nilai Ftabel ditentukan dengan harga Ftabel yang

lain yang ber-dk = (34:30). Jadi, nilai

d) Uji Hipotesis

Fhitung = 1,05 dan F tabel = 1,80 karena Fhitung < Ftabel, maka H0

diterima. Dengan demikian varians skor tes akhir (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) adalah homogen.

74

Page 75: Sri Damayanti

e) Uji Hipotesis

Fhitung = 1,43 dan F tabel = 1,80 karena Fhitung < Ftabel, maka H0

diterima. Dengan demikian varians skor tes awal (kelas eksperimen

dan kelas kontrol) adalah homogen.

Dari hasil uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir

pada taraf kepercayaan = 0,05 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.13Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Akhir

Kegiatan dk KeteranganTes Awal 1,43 (34;30) 1,80 Homogen

Tes Akhir 1,05 (34;40) 1,80 Homogen

Pada tabel 3.13, menunjukkan bahwa varians kedua kelompok

yang dibandingkan pada tes awal dan akhir adalah homogen, karena

< pada taraf kepercayaan = 0,05

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil tes

akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua

rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal

maupun tes akhir dapat menggunakan uji-t.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 = Hipotesis pembanding, kedua rata-rata sama atau homogen

75

Page 76: Sri Damayanti

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-

rata skor kelas kontrol

1) Uji kesamaan dua rata-rata skor tes awal

a) Data

, Se = 4,93, ne = 34

Sk = 4,12, nk = 30

b) Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka

menggunakan uji-t, dengan rumus:

dengan

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok,

yaitu:

Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai

dengan menggunakan uji-t dengan rumus:

76

Page 77: Sri Damayanti

c) Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 34 + 30 – 2 =

62 dan Nilai ttabel dengan dk 62 tersebut tidak terdapat di

dalam tabel, maka niali ttabel di tentukan dengan menggunakan harga

t yang lain bernilai dk=120 jadi nilai ttabel =

d) Uji hipotesis

thitung = 0,80 dan ttabel = 1,66, karena thitung < ttabel, maka H0 diterima.

Dengan demikian kedua rata-rata skor tes awal kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah sama.

2) Uji kesamaan dua rata-rata skor tes akhir

a) Data

Se = 7,44, ne = 34

Sk = 7,26, nk = 30

b) Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka

menggunakan uji-t, dengan rumus:

77

Page 78: Sri Damayanti

dengan

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok,

yaitu:

Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai

dengan menggunakan uji-t dengan rumus:

78

Page 79: Sri Damayanti

c) Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 34 + 34 – 2 =

62 dan Nilai ttabel dengan dk 60 tersebut tidak terdapat di dalam

tabel, maka niali ttabel di tentukan dengan menggunakan harga t

yang lain bernilai dk=120 jadi nilai ttabel =

d) Uji hipotesis

thitung = 4,94 dan ttabel = 1,66, karena thitung > ttabel, maka H0

ditolak dan diterima pada taraf kepercayaan 95%. Dengan

demikian rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-

rata skor kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa, hasil

belajar fisika siswa yang diajar dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray pada materi tekanan lebih baik

dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional di kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

Hasil uji-t (lampiran C) untuk tes awal dan tes akhir dapat dilihat

pada tabel 3.5.

Tabel 3.14Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Tes Awal dan Tes Akhir

Kegiatan dk KeteranganTes Awal 0,80 62 1,66 < diterima

Tes Akhir

4,94 62 1,66 > ditolak

Pada tabel 3.14, ditunjukkan bahwa hasil analisis uji-t

mengenai kemajuan awal siswa menunjukkan bahwa kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang

79

Page 80: Sri Damayanti

sama dengan taraf kepercayaan 95%, karena < (0,80 <

1,66).

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan skor, peningkatan

skor tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen

diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray, sedangkan pada kelas kontrol diberikan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional yaitu

metode ceramah dan tanya jawab. Hipotesis statistik yang diuji

dalam perhitungan uji-t untuk tes akhir adalah:

= Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen

kurang dari atau sama dengan rata-rata skor kelas kontrol.

= Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih

besar dari pada rata-rata kelas kontrol.

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t mengenai

kemampuan akhir (lampiran C) menunjukkan bahwa >

(4,94 > 1,66). Hal ini berarti ditolak, dengan demikian hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi,

hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih baik dari

pada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan

konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo.

80

Page 81: Sri Damayanti

B. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan analisis data postes (lampiran C) terdapat perbedaan

hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan dari

perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, hal ini dapat dilihat

dari hasil belajar ditinjau dari aspek kognitif siswa untuk setiap nilai tes awal

kelas eksperimen dapat dilihat bahwa skor rata-rata 14.88 dan kelas kontrol

14. Hal ini berarti kemampuan awal siswa antara kelas kontrol dan kelas

ekperimen relatif sama.

Daya serap siswa mengalami peningkatan yang begitu besar dari tes

awal kelas kontrol sebesar 14 menjadi 31, dan untuk tes awal kelas

eksperimen sebesar 14,88 menjadi 39,79. Ketuntusan belajar klasikal siswa

juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat hasil rata-rata tes akhir

siswa. Pada aspek efektif meliputi penilaian terhadap kedisiplinan siswa

selama kerjasama dalam setiap kelompok juga mengalami peningkatan.

Dengan demikian rata-rata hasil postes kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t, dengan taraf

kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 62 didapat > (4,94

> 1,66). Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ”Terdapat Perbedaan hasil

belajar fisika terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay

two stray ” dapat diterima.

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan

beberapa keunggulan dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe

81

Page 82: Sri Damayanti

two stay two stray , yaitu siswa akan lebih termotivasi karena dilibatkan

langsung dalam menemukan konsep dalam materi melalui pelaksanaan

eksperimen dalam masing-masing kelompok. Melalui pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray, siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam

mengeluarkan ide, gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan. Siswa

juga akan dibiasakan untuk bertukar pikiran dengan teman sehingga akan

terbentuk suatu pola keterampilan sosial. Di sini siswa akan belajar untuk

mengajukan suatu pendapat, mempertahankan pendapat, menghargai dan

menerima pendapat orang lain dengan sikap yang demokratis serta dapat

mempertanggung jawabkan hasil pemikiran mereka bersama.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP

Negeri O. Mangunharjo, bahwa hasil belajar yang menggunakan pembelajaran

konvensional lebih rendah dibandingkan dengan mengggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Pembelajaran yang

menggunakan pendekatan konvensional ternyata memiliki kelemahan, yaitu

pembelajaran lebih berpusat pada guru. Siswa hanya menerima apa yang guru

jelaskan dan saat diberi kesempatan untuk bertanya, mereka tidak mau

memanfaatkannya walaupun mereka belum mengerti. Saat proses belajar

mengajar berlangsung, ada beberapa siswa yang menguap dan wajah yang

mengekspresikan kebosanan. Hal ini terjadi karena mereka tidak termotivasi

dan tidak tertarik terhadap apa yang guru jelaskan. Saat dilaksanakan evaluasi,

banyak siswa yang mengalami kesulitan menjawab soal walaupun soal yang

82

Page 83: Sri Damayanti

diberikan relatif mudah. Hal ini karena sebenarnya mereka belum memahami

materi yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara statistik, terbukti

bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan hasil belajar siswa melalui

keunggulan-keunggulan yang ada dalam penerapannya.

83

Page 84: Sri Damayanti

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam meningkatkan hasil

belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri O. Mangunharjo dengan uraian

materi tekanan, maka dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas VIII SMP Negeri O.

Mangunharjo dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tekanan.

Pada tes awal diketahui bahwa nilai sebesar 0,80 dengan dk = 62 dan

harga sebesar 1,66 sedangkan pada tes akhir sebesar 4,94 dengan

dk = 62 dan sebesar 1,66 pada taraf kepercayaan 95%. Jadi >

(4,94 > 1,66), dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”Terdapat

peningkatan hasil belajar fisika terhadap penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray ” dapat diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa :

1. Penerapan pembelajaran metode

kooperatif tipe two stay two stray dapat dijadikan alternatif bagi guru

dalam pembelajaran fisika, karena dapat meningkatkan hasil belajar.

84

Page 85: Sri Damayanti

2. Dalam proses pembelajaran hendaknya

guru dapat membuat suasana kelas lebih menjadi rileks dan menyenangkan

sehingga siswa tidak merasa bosan dan tegang dalam belajar.

85

Page 86: Sri Damayanti

DAFTAR PUSTAKA

Abdrrahman. 2002. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaja. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

---------; 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

---------; 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Dewi. 2009. Penggunaan Media PowerPoin Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Pokok Tata Surya. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Program Studi Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.

Firmansah, Eko. 2009. Pola Pikir Induktif dan Deduktif pada Pemahaman Materi Fisika. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Program Studi Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

---------; 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Isjoni. 2007. Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Kanginan, M. 2008. Fokus Fisika Siap Ujian Nasional SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kartono, Agus. 2007. Seribu Pena Fisika SMP Kelas VIII Jilit 2. Bandung: Penerbit Erlangga.

Lie, A. 2007. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Nur, Muhammad. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Semiawan, Conny. 1985. Belajar Penemuan sebagai Metode Ceramah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

86

Page 87: Sri Damayanti

Sudijono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukandi, Ujang. 2003. Pendekatan Konvensional Than One. [online] Http;//www. Context. Org./Ujang Sukandi. Com. [20 March 2009].

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi STKIP PGRI Lubuklinggau. 2009. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRI Lubuklinggau

87

Page 88: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I( KELAS KONTROL )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan hukum Pascal2. Menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal3. Menerapkan persamaan hukum pascal dalam soal

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:1. menjelaskan pernyataan hukum Pascal.2. menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal 3. menghitung menggunakan persamaan hukum pascal dalam soal

B. Materi Pembelajaran

Tekanan pada Zat Padat

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucapkan salam, mengabsen siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran.

b. Motifasi - Mengapa kita bisa memotong sesuatu dengan pisau?- Mengapa ketika kita berjalan di tanah yang lembek terdapat bekas

sepatu atau sandal kita?2. Kegiatan Inti

a.Guru menjelaskan materi tentang tekanan pada zat padatb. Guru memberikan materi tentang tekanan pada zat padatc.Membahas contoh soal d. Guru memberikan soal latihan dan siswa mengerjakan soal latihan

3. Kegiatan Penutup

88

Page 89: Sri Damayanti

a.Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

F. Penilaian

Penilaian hasil dilihat dari nilai tes.

G. Instrumen

1. Tuliskan pernyataan hukum Pascal!2. Tuliskan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hukum Pascakl3. Sebuah mesin pengangkat mobil mempunyai

luas penampang penghisap kecil 10 cm2 dan penghisap besar seluas 50 cm2. Berapakah gaya yang harus diberikan agar dapat mengangkat sebuah mobil 20.000 N?

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

89

Page 90: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II( KELAS KONTROL )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan hukum Pascal2. Menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal3. Menerapkan persamaan hukum pascal dalam soal

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:1. menjelaskan pernyataan hukum Pascal.2. menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal 3. menghitung

menggunakan persamaan hukum pascal dalam soal

B. Materi Pembelajaran

Hukum Pascal

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam, mengabsen siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

b. Motivasi dan Apresepsi - Mengapa air yang keluar dari lubang paling bawah pancaranya

lebih kuat dibandingkan dengan air yang keluar dari lubang yang letaknya di atas?

- Guru menanyakan kembali materi yang telah dipalajari sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

90

Page 91: Sri Damayanti

a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan tekanan dalam zat cair.

b. Guru memberikan contoh soal tentang tekanan pada zat cair dan prinsip bejana berhubungan

c. Membahas contoh soal d. Guru memberikan soal latihan dan siswa mengerjakan soal latihan

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

F. Penilaian

Penilaian dilihat dari hasil tes soal yang dikerjakan siswa.

G. Instrumen :

1. Apakah yang dimaksud dengan bejana berhubungan!2. Tuliskan hukum bejana berhubungan!3. Tuangkan air bersih pada gelas melalui kran sampai penuh dan sebagian

air tumpah keluar gelas. Amati permukaan air di dalam gelas terutama pada bagian tepinya, datar atau melengkung?

4. Hitunglah tekanan hidrostatik di sebuah titik yang berjarak 10 cm dari dasar tabung yang berisi air dengan massa jenis 1.000 kg/m3, jika tinggi tabung 50 cm dan percepatan gravitasi 10 m/s2!

5. Sebuah titik A berada 2 cm di atas dasar sebuah bak yang berisi alkohol dengan kedalaman 12 cm. Jika percepatan gravitasi 9,8

m/s2, hitunglah:a. Tekanan di titik Ab. Tekanan di titik B yang berada 3 cm dari

dasar bejana

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

91

Page 92: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III( KELAS KONTROL )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan hukum Pascal2. Menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal3. Menerapkan persamaan hukum pascal dalam soal

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:1. Siswa dapat menjelaskan pernyataan hukum Pascal.2. Siswa dapat menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip

hukum pascal 3. Siswa dapat menghitung menggunakan persamaan hukum pascal dalam

soal

B. Materi Pembelajaran

Hukum Pascal

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam, mengabsen siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru menanyakan bunyi hukum Pascal

2. Kegiatan Inti

a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang hukum Pascal.b. Guru memberikan contoh soal tentang hukum Pascal

92

Page 93: Sri Damayanti

c. Membahas contoh soal d. Guru memberikan soal latihan dan siswa mengerjakan soal latihan

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

F. Penilaian

Penilaian dilihat dari hasil tes soal yang dikerjakan siswa.

G. Instrumen

1. Tuliskan pernyataan hukum Pascal!

2. Tuliskan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hukum Pascakl

3. Sebuah mesin pengangkat mobil mempunyai luas penampang penghisap

kecil 10 cm2 dan penghisap besar seluas 50 cm2. Berapakah gaya yang

harus diberikan agar dapat mengangkat sebuah mobil 20.000 N?

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

93

Page 94: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IV( KELAS KONTROL )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan syarat terjadinya peristiwa tenggelam, melayang dan terapung2. Menghitung volume benda melayang di dalam zat cair3. Mendeskripsikan konsep tekanan udara4. Menyebutkan alat-alat untuk mengukur tekanan udara

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendeskripsikan syarat terjadinya peristiwa tenggelam, melayang dan terapung

2. Siswa dapat menghitung volume benda melayang di dalam zat cair3. Siswa dapat mendeskripsikan konsep tekanan udara4. Siswa dapat menyebutkan alat-alat untuk mengukur tekanan udara

B. Materi Pembelajaran

Hukum Archimedes, Tekanan Udara

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam, mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Motifasi

- Sebutkan bunyi hukum Archimedes.

94

Page 95: Sri Damayanti

- Mengapa sewaktu berenang kamu dapat mengambang, melayang, atau tenggelam?

- Guru mengajukan pertanyaan mengenai pengaruh dari tekanan

udara!

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi hukum Archimedes.b. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai konsep

tenggelam, melayang, dan terapung dari suatu benda dalam zat cair dengan alat peraga.

c. Peserta didik memperhatikan pengaruh massa jenis pada peristiwa tenggelam, melayang, dan terapung yang disampaikan oleh guru.

d. Guru memberikan contoh soal tentang hukum Archimedese. Guru menjelaskan pengaruh dari tekanan udaraf. Membahas contoh soalg. Guru memberikan soal latihan dan siswa mengerjakan soal latihan

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

A. Alat : Cangkir, air telur, garam, sendok, alat tulis.B. Sumber : Buku Fisika SMP yang relefan

F. Penilaian

Penilaian dilihat dari hasil tes soal yang dikerjakan siswa.

G. Instrumen

1. Tuliskan bunyi hukum Archimedes!2. Tuliskan Syarat benda dapat dikatakan terapung, melayang, tengelam!3. Tuliskan alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Archimedes!4. diketahui tekanan udara di suatu tempat 61 cmHg. Berapakah perkiraan

ketinggian tempat itu dari permukaan laut

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

95

Page 96: Sri Damayanti

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( KELAS EKSPERIMEN )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hariIndikator :

1. Mendefenisikan pengertian tekanan2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan3. Menerapkan persamaan tekanan zat padat dalam soal

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan pengertian tekanan2. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan3. Siswa dapat menghitung tekanan pada zat padat

B. Materi Pembelajaran

Tekanan pada Zat Padat

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.Model : Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

b. Salam pembuka, mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Motivasi - Mengapa kita bisa memotong sesuatu dengan pisau?- Mengapa ketika kita berjalan di tanah yang lembek terdapat bekas

sepatu atau sandal kita?2. Kegiatan Inti

96

Page 97: Sri Damayanti

a. Guru menjelaskan materi tentang tekanan pada zat padatb. Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

1) Pengorganisasian

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok 4 orang siswa dengan tingkat pemahaman beragam, yaitu: tinggi-sedang-rendah.

2) Prosedur Penelitian

Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok mengerjakannya.

Berpikir bersama : kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.

Guru memberikan waktu 15 menit kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah selesai guru menyuruh dua orang anggota kelompok untuk menjadi tamu bagi kelompok yang lain.

Guru memberikan waktu yang fleksibel kepada dua orang yang menjadi tamu tersebut untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain sehingga dapat memperoleh informasi penyelesaian masalah dari kelompok lain dengan lebih lengkap.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi pada tamu mereka.

Setelah mendapat informasi dari kelompok lain, dua orang yang menjadi tamu mohon diri dan kembali kekelompoknya masing-masing untuk melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain kepada anggota kelompok mereka.

Anggota kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja dari temuan mereka.

Menjawab : Guru memanggil salah satu kelompok dan kelompok yang dipanggil menjawab hasil kerja sama mereka.

Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban yang benar.

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

97

Page 98: Sri Damayanti

F. Penilaian

1. Tehnik : Tes Tertulis2. Bentuk : Essay

G. Instrumen

1. Tuliskan Pengertian Tekanan!2. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat padat!

3. Berdasarkan konsep tekanan, apabila benda-benda berikut memberi gaya yang sama besar, benda yang menghasilkan tekanan paling besar adalah? Jelaskan!

A B C

4. Sebuah kotak yang beratnya 500 N dan luas alasnya 1 m2 diletakan di atas lantai. Hitunglah tekanan yang diberikan kotak pada lantai?

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

98

Page 99: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II( KELAS EKSPERIMEN )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Menghitung tekanan hidrostatik2. Mendefenisikan pengertian bejana berhubungan3. Mendefenisikan hukum bejana berhubungan4. Menghitung massa jenis zat cair dalam pipa U

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menghitung tekanan hidrostatik2. Siswa dapat menuliskan pengertian bejana berhubungan3. Siswa dapat menuliskan hukum bejana berhubungan4. Siswa dapat menghitung massa jenis zat cair dalam pipa U

B. Materi Pembelajaran

Tekanan pada Zat Cair, Prinsip Bejana Berhubungan

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.Model : Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

b. Mengucapkan salam, mengabsen siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Motivasi dan Apresepsi

99

Page 100: Sri Damayanti

- Mengapa air yang leluar dari lubang paling bawah pancaranya lebih kuat dibandingkan dengan air yang keluar dari lubang yang letaknya di atas?

- Guru menanyakan kembali materi yang telah dipalajari sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

b. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan tekanan dalam zat cair.

c. Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 1) Pengorganisasian

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok 4 orang siswa dengan tingkat pemahaman beragam, yaitu: tinggi-sedang-rendah.

2) Prosedur Penelitian

Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok mengerjakannya.

Berpikir bersama : kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.

Guru memberikan waktu 15 menit kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah selesai guru menyuruh dua orang anggota kelompok untuk menjadi tamu bagi kelompok yang lain.

Guru memberikan waktu yang fleksibel kepada dua orang yang menjadi tamu tersebut untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain sehingga dapat memperoleh informasi penyelesaian masalah dari kelompok lain dengan lebih lengkap.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi pada tamu mereka.

Setelah mendapat informasi dari kelompok lain, dua orang yang menjadi tamu mohon diri dan kembali kekelompoknya masing-masing untuk melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain kepada anggota kelompok mereka.

Anggota kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja dan temuan mereka.

Menjawab : Guru memanggil salah satu kelompok dan kelompok yang dipanggil menjawab hasil kerja sama mereka.

Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban yang benar.

100

Page 101: Sri Damayanti

3. Kegiatan Penutup

b. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanc. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

F. Penilaian

Penilaian hasil dilihat dari nilai tes.

G. Instrumen :

1. Apakah yang dimaksud dengan bejana berhubungan!

2. Tuliskan hukum bejana berhubungan!

3. Tuangkan air bersih pada gelas melalui kran sampai penuh dan sebagian air tumpah keluar gelas. Amati permukaan air di dalam gelas terutama pada bagian tepinya, datar atau melengkung?

4. Hitunglah tekanan hidrostatik di sebuah titik yang berjarak 10 cm dari

dasar tabung yang berisi air dengan massa jenis 1.000 kg/m3, jika tinggi

tabung 50 cm dan percepatan gravitasi 10 m/s2!

5. Sebuah titik A berada 2 cm di atas dasar sebuah bak yang berisi alkohol dengan kedalaman 12 cm. Jika percepatan gravitasi 9,8

m/s2, hitunglah:c. Tekanan di titik Ad. Tekanan di titik B yang berada 3 cm dari

dasar bejana

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTI

101

Page 102: Sri Damayanti

Nip 196806151991031004

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III( KELAS EKSPERIMEN )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan hukum Pascal2. Menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal3. Menerapkan persamaan hukum pascal dalam soal

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:4. menjelaskan pernyataan hukum Pascal.5. menyebutkan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hulum pascal 6. menghitung menggunakan persamaan hukum pascal dalam soal

B. Materi Pembelajaran

Hukum Pascal

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.Model : Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam, mengabsen siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru menanyakan bunyi hukum Pascal

102

Page 103: Sri Damayanti

2. Kegiatan Inti

a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang hukum Pascal.b. Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

1) Pengorganisasian Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana satu

kelompok 4 orang siswa dengan tingkat pemahaman beragam, yaitu: tinggi-sedang-rendah.

2) Prosedur Penelitian

Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok mengerjakannya.

Berpikir bersama : kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.

Guru memberikan waktu 15 menit kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah selesai guru menyuruh dua orang anggota kelompok untuk menjadi tamu bagi kelompok yang lain.

Guru memberikan waktu yang fleksibel kepada dua orang yang menjadi tamu tersebut untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain sehingga dapat memperoleh informasi penyelesaian masalah dari kelompok lain dengan lebih lengkap.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi pada tamu mereka.

Setelah mendapat informasi dari kelompok lain, dua orang yang menjadi tamu mohon diri dan kembali kekelompoknya masing-masing untuk melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain kepada anggota kelompok mereka.

Anggota kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja dan temuan mereka.

Menjawab : Guru memanggil salah satu kelompok dan kelompok yang dipanggil menjawab hasil kerja sama mereka.

Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban yang benar.

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

103

Page 104: Sri Damayanti

Alat tulis dan buku fisika yang relevan

F. Penilaian

Penilaian hasil dilihat dari nilai tes.

G. Instrumen

1. Tuliskan pernyataan hukum Pascal!2. Tuliskan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hukum Pascakl3. Sebuah mesin pengangkat mobil mempunyai

luas penampang penghisap kecil 10 cm2 dan penghisap besar seluas 50 cm2. Berapakah gaya yang harus diberikan agar dapat mengangkat sebuah mobil 20.000 N?

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

104

Page 105: Sri Damayanti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IV( KELAS EKSPERIMEN )

Sekolah : SMP Negeri O. MangunharjoMata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)Alokasi Waktu : 2 x 40 menitStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan syarat terjadinya peristiwa tenggelam, melayang dan terapung2. Menghitung volume benda melayang di dalam zat cair3. Mendeskripsikan konsep tekanan udara4. Menyebutkan alat-alat untuk mengukur tekanan udara

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendeskripsikan syarat terjadinya peristiwa tenggelam, melayang dan terapung

2. Siswa dapat menghitung volume benda melayang di dalam zat cair3. Siswa dapat Mendeskripsikan konsep tekanan udara3. Siswa dapat menyebutkan alat-alat untuk mengukur tekanan udara

B. Materi Pembelajaran

Hukum Archimedes, Tekanan Udara.

C. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.Model : Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

b. Salam pembuka, mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.

105

Page 106: Sri Damayanti

c. Motifasi

- Sebutkan bunyi hukum Archimedes. - Mengapa sewaktu berenang kamu dapat mengambang, melayang,

atau tenggelam?- Guru mengajukan pertanyaan mengenai pengaruh dari tekanan udara.

2. Kegiatan Inti

b. Guru menjelaskan materi hukum Archimedes.c. Guru memberikan informasi serta contoh tentang tekanan udara dalam

kehidupan sehari-harid. Peserta didik memperhatikan pengaruh massa jenis pada peristiwa

tenggelam, melayang, dan terapung yang disampaikan oleh guru. d. Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

1. Pengorganisasian

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok 4 orang siswa dengan tingkat pemahaman beragam, yaitu: tinggi-sedang-rendah.

2. Prosedur Penelitian

Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok mengerjakannya.

Berpikir bersama : kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.

Guru memberikan waktu 15 menit kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah selesai guru menyuruh dua orang anggota kelompok untuk menjadi tamu bagi kelompok yang lain.

Guru memberikan waktu yang fleksibel kepada dua orang yang menjadi tamu tersebut untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain sehingga dapat memperoleh informasi penyelesaian masalah dari kelompok lain dengan lebih lengkap.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi pada tamu mereka.

Setelah mendapat informasi dari kelompok lain, dua orang yang menjadi tamu mohon diri dan kembali kekelompoknya masing-masing untuk melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain kepada anggota kelompok mereka.

Anggota kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja dan temuan mereka.

Menjawab : Guru memanggil salah satu kelompok dan kelompok yang dipanggil menjawab hasil kerja sama mereka.

Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

106

Page 107: Sri Damayanti

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban yang benar.

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkumanb. Guru memberikan tugas

E. Alat Dan Sumber Pembelajaran

a. Alat : Cangkir, air telur, garam, sendok, alat tulis.b. Sumber : Buku Fisika SMP yang relefan

F. Penilaian

Penilaian dilihat dari hasil tes soal yang dikerjakan siswa.

G. Instrumen

1. Tuliskan bunyi hukum Archimedes!2. Tuliskan Syarat benda dapat dikatakan terapung, melayang, tengelam!3. Tuliskan alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Archimedes!4. diketahui tekanan udara di suatu tempat 61 cmHg. Berapakah perkiraan

ketinggian tempat itu dari permukaan laut

Mengetahui Tugumulyo, April 2010Kepala Sekolah, Peneliti,

SUSILO, S.Pd. SRI DARMAYANTINip 196806151991031004

107

Page 108: Sri Damayanti

108

Page 109: Sri Damayanti

KISI-KISI SOAL INSTRUMEN Tekanan

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Fisika (IPA- Terpadu)Kelas / Semester : VIII / IIMateri Pokok : Tekanan Standar Kompetensi : 5. Memahai peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hariKompetensi dasar : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas, serta penerapan dalam kehidupan

sehari-hari.

Indikator Pembelajaran Indikator SoalNomor

SoalAspek

PemahamanBentuk Soal

Skor Soal

5.5.1 Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan.

Siswa dapat menjelaskan konsep tekanan

1 C2

Ada dua buah sepatu, yang satu berhak tinggi dan yang satunya tidak berhak. Menurut kalian sepatu mana yang mempunyai tekanan lebih besar, jelaskan?

10

Siswa dapat menghitung besarnya tekanan hidrostatis

2 C3

Sebuah titik A berada 2 cm di atas dasar sebuah bak yang berisi alkohol

dengan kedalaman 12 cm. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2, hitunglah:a.Tekanan di titik A!b.Tekanan di titik B yang berada 3 cm dari dasar bejana!

10

109

Page 110: Sri Damayanti

Indikator Pembelajaran Indikator SoalNomor

SoalAspek

PemahamanBentuk Soal

Skor Soal

5.5.2 Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelasian masalah sehari-hari).

Siswa dapat mengaitkan konsep tekanan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari (masalah yang dengan peristiwa alam)

3 C3

Contoh dalam kehidupan yang menunjukkan bahwa gas dalam ruangan tertutup mengadakan tekanan pada didingnya adalah

100

Siswa dapat menghitung besarnya tekanan pada gas 4 C3

Sebuah ruang tertutup yang volumenya 600 cm3 berisi gas dengan tekanan 2 atm. Kemudian rungan itu diperkecil menjadi 200 cm3. bila suhu tetap, maka tekanan gas itu menjadi .........

10

5.5.3 Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari

Siswa dapat Mengaitkan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari

5 C3

Mengapa air di dalam Teko Tidak Tumpah?Jelaskan! 10

110

Page 111: Sri Damayanti

Indikator Pembelajaran Indikator SoalNomor

SoalAspek

PemahamanBentuk Soal

Skor Soal

5.5.4 Mendeskripsikan hukum pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Siswa dapat memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan Hukum Pascal

6 C4

Sebuah dongkrak hidrolik mempunyai pengisap dengan luas 200 cm2 dan pengisap besar dengan luas 2000 cm2. Jika pengisap kecil diberi gaya 30 N, tentukan gaya angkat pada pengisap yang besar.

10

Siswa dapat memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes

7 C4

suatu benda beratnya 70 N dimasukkan ke dalam air

. Apa bila berat benda didalam air menjadi setengahnya dan percepatan garvitasi sebesar , hitunglah:a. Ga

ya tekan keatas terhadap bendab. Vo

lume benda, c. da

n Massa jenis benda

10

A1= 200 cm2 A2 = 2000cm2

F2

111

Page 112: Sri Damayanti

Indikator Pembelajaran Indikator SoalNomor

SoalAspek

PemahamanBentuk Soal

Skor Soal

Siswa dapat memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes

8 C4

Perhatikan gambar berikut ini.

Se Subuah pipa U semula berisi air,

kemudian diisi dengan minyak pada salah satu ujung pipa. Apa bila selisih tinggi zat cair seperti ditunjukkan pada gambar di atas, tentukanlah massa jenis minyak?

10

Siswa dapat menyimpulkan konsep benda terapung, melayang & tenggelam

9 C4 Jelaskan syarat supaya benda dapat melayang , tenggelam, dan mengapung di dalam zat cair?

10

5.5.5 Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan dengan konsep benda

Siswa dapat menghubungkan produk teknologi dalam kehidupan dengan konsep

10 C5 Mengapa balon udara dapat terbang dan melayang? 10

Minyak 10 cm 8 cm Air

112

Page 113: Sri Damayanti

terapung, melayang, dan tenggelam

benda terapung, melayang,tenggelam

113

Page 114: Sri Damayanti

NO KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA SKOR1

2

3

4

Jawab: Sepatu yang mempunyai tekanan paling besar adalah sepatu yang berhak tinggi. Karena tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang tekan, semakin besar luas bidang tekan maka semakin kecil tekanan yang terjadi.

Diketahui :

Ditanya : a. Phit A

b. Phit B

Penyelesaian:

. B . A 12 cm

Meletusnya balon, meletusnya balon disebabkan udara didalam balon menekan dinding bagian dalam yang lebih besar pada tekanan udara luar

Diketahui:

Ditanya: P2 .............. ?

Penyelasian:

Tekanan gas akhir P2 di ruang tertutup, menurut hukum Boyle

10

2

1

2

2,5

2,5

10

2

1

NO KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA SKOR

103

Page 115: Sri Damayanti

5

6

7

adalah:

Karena permukaan zat cair tersebut tetap mendatar, dan tidak terpengaruh bentuk tempat zat cair itu. Hal ini berhubungan dengan bunyi hukum bejana berhubungan yaitu “Bila bejana-bajana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama dan berada dalam keadaan setimbang, maka permukaan zat cair dalam bejana-bajana terletak pada sebuah bidang datar.

Diketahui:

Ditanya :Penyelesaian :

Diketahui:Berat di udara, wu = 70 NBerat benda di dalam air, wa = 35 N

Ditanyakan: a. FA

b. Vbenda

c.

Jawab:

2

5

10

2

1

2

5

2

1

2

NO KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA SKOR2

104

Page 116: Sri Damayanti

8

9

Diketahui:

Ditanya: Penyelasian

Syarat supaya benda dapat melayang di dalam zat cair yaitu:2) Volume zat cair yang dipindahkan sama dengan volume

benda, 3) Massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair,

Syarat benda dapat tenggelam di dalam zat cair yaitu:1) Volume zat cair yang dipindahkan sama dengan Volume

benda, 2) Massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis zat

cair, Dan Syarat benda dapat mengapung di dalam zat cair

yaitu:1) Volume zat cair yang dipindahkan lebih kecil

dari pada Volume benda, Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair,

3

1

1

3

5

10

NO KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA SKOR10 Balon udara yang dapat naik karena ada gaya keatas pada balon

itu, jika gaya keatas lebih besar dari berat balon atau jika massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer, balon akan

10

105

Page 117: Sri Damayanti

naik. Jika gaya keatas sama dengan berat balon seluruhnya atau massa jenisnya sama dengan massa jenis udara atmosfer , balon akan melayang.

JUMLAH 100

DATA MENTAH UJI COBA INSTRUMEN

No Nama Nilai Soal Nomor (X) Jml

106

Page 118: Sri Damayanti

Skor Y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10                   

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 T-1 7 5 8 6 8 4 3 7 6 6 602 T-2 8 7 6 6 8 2 2 4 5 6 543 T-3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 124 T-4 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 85 T-5 0 2 2 4 2 0 2 3 2 2 196 T-6 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 137 T-7 8 5 5 5 8 4 5 6 6 6 588 T-8 7 7 7 7 5 2 4 3 6 4 529 T-9 8 5 8 4 8 2 4 6 4 7 56

10 T-10 0 2 0 3 2 0 2 2 4 0 1511 T-11 0 0 0 2 0 2 0 3 2 2 1112 T-12 2 3 2 2 3 2 0 2 4 2 2213 T-13 2 3 3 0 0 2 2 2 0 2 1614 T-14 2 3 3 0 0 3 0 2 3 2 1815 T-15 8 5 5 6 4 5 4 5 6 6 5416 T-16 8 5 7 5 3 3 2 5 6 7 5117 T-17 6 5 5 5 3 4 5 5 5 7 5018 T-18 7 5 4 4 5 2 5 4 4 4 4419 T-19 5 4 0 4 2 2 2 3 5 0 2720 T-20 3 2 3 3 2 0 3 3 2 0 2121 T-21 5 3 4 4 6 3 0 2 2 5 3422 T-22 5 4 2 4 0 2 0 4 3 3 2723 T-23 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2224 T-24 0 4 2 2 3 3 4 2 2 4 2625 T-25 5 4 6 3 4 2 2 4 2 5 3726 T-26 6 2 6 2 4 0 3 5 7 6 4127 T-27 4 4 4 3 5 3 2 2 3 5 3528 T-28 5 3 2 3 2 0 3 3 3 0 2429 T-29 4 2 4 2 0 3 3 2 3 2 2530 T-30 2 4 2 2 2 2 5 0 3 2 2431 T-31 4 4 0 4 4 3 2 0 0 2 2332 T-32 4 5 5 8 7 3 2 3 2 5 4433 T-33 4 5 5 4 5 4 2 6 4 6 4534 T-34 4 4 5 2 3 2 3 6 2 6 37JUMLAH 140 120 121 113 114 71 80 112 112 122 1105

KELOMPOK ATAS UJI COBA INSTRUMEN

107

Page 119: Sri Damayanti

No Nama

Nilai Soal Nomor (X)JmlSkor(Y)

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 T-1 7 5 8 6 8 4 3 7 6 6 60

2 T-7 8 5 5 5 8 4 5 6 6 6 583 T-9 8 5 8 4 8 2 4 6 4 7 56

4 T-2 8 7 6 6 8 2 2 4 5 6 54

5 T-15 8 5 5 6 4 5 4 5 6 6 54

6 T-8 7 7 7 7 5 2 4 3 6 4 527 T-16 8 5 7 5 3 3 2 5 6 7 51

8 T-17 6 5 5 5 3 4 5 5 5 7 50

9 T-33 4 5 5 4 5 4 2 6 4 6 45

10 T-18 7 5 4 4 5 2 5 4 4 4 4411 T-32 4 5 5 8 7 3 2 3 2 5 44

12 T-26 6 2 6 2 4 0 3 5 7 6 41

13 T-25 5 4 6 3 4 2 2 4 2 5 37

14 T-34 4 4 5 2 3 2 3 6 2 6 3715 T-27 4 4 4 3 5 3 2 2 3 5 35

16 T-21 5 3 4 4 6 3 0 2 2 5 34

17 T-19 5 4 0 4 2 2 2 3 5 0 27JUMLAH 104 80 90 78 88 47 50 76 75 91 779

KELOMPOK BAWAH UJI COBA INSTRUMEN

No NamaNilai Soal Nomor (X) Jml

Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

108

Page 120: Sri Damayanti

(Y)10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

18 T-22 5 4 2 4 0 2 0 4 3 3 27

19 T-24 0 4 2 2 3 3 4 2 2 4 26

20 T-29 4 2 4 2 0 3 3 2 3 2 25

21 T-28 5 3 2 3 2 0 3 3 3 0 24

22 T-30 2 4 2 2 2 2 5 0 3 2 24

23 T-31 4 4 0 4 4 3 2 0 0 2 2324 T-12 2 3 2 2 3 2 0 2 4 2 22

25 T-23 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22

26 T-20 3 2 3 3 2 0 3 3 2 0 21

27 T-5 0 2 2 4 2 0 2 3 2 2 1928 T-14 2 3 3 0 0 3 0 2 3 2 18

29 T-13 2 3 3 0 0 2 2 2 0 2 16

30 T-10 0 2 0 3 2 0 2 2 4 0 1531 T-6 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 13

32 T-3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 12

33 T-11 0 0 0 2 0 2 0 3 2 2 11

34 T-4 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 8

JUMLAH 36 40 31 35 26 24 30 36 37 31 326

109

Page 121: Sri Damayanti

SKOR HASIL UJI COBA YANG DIURUTKAN BERDASARKAN SKOR TOTAL SERTA ANALISIS DERAJAT KESUKARAN, DAYA PEMBEDA, RELIABILITAS DAN VALIDITAS TES

UJI COBA

No Nama

Nilai Soal Nomor (X) Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 (Y)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10  

1 T-1 7 5 8 6 8 4 3 7 6 6 60

2 T-7 8 5 5 5 8 4 5 6 6 6 58

3 T-9 8 5 8 4 8 2 4 6 4 7 56

4 T-2 8 7 6 6 8 2 2 4 5 6 54

5 T-15 8 5 5 6 4 5 4 5 6 6 54

6 T-8 7 7 7 7 5 2 4 3 6 4 52

7 T-16 8 5 7 5 3 3 2 5 6 7 51

8 T-17 6 5 5 5 3 4 5 5 5 7 50

9 T-33 4 5 5 4 5 4 2 6 4 6 45

10 T-18 7 5 4 4 5 2 5 4 4 4 44

11 T-32 4 5 5 8 7 3 2 3 2 5 4412 T-26 6 2 6 2 4 0 3 5 7 6 4113 T-25 5 4 6 3 4 2 2 4 2 5 3714 T-34 4 4 5 2 3 2 3 6 2 6 3715 T-27 4 4 4 3 5 3 2 2 3 5 3516 T-21 5 3 4 4 6 3 0 2 2 5 3417 T-19 5 4 0 4 2 2 2 3 5 0 2718 T-22 5 4 2 4 0 2 0 4 3 3 2719 T-24 0 4 2 2 3 3 4 2 2 4 2620 T-29 4 2 4 2 0 3 3 2 3 2 2521 T-28 5 3 2 3 2 0 3 3 3 0 2422 T-30 2 4 2 2 2 2 5 0 3 2 2423 T-31 4 4 0 4 4 3 2 0 0 2 2324 T-12 2 3 2 2 3 2 0 2 4 2 2225 T-23 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2226 T-20 3 2 3 3 2 0 3 3 2 0 2127 T-5 0 2 2 4 2 0 2 3 2 2 1928 T-14 2 3 3 0 0 3 0 2 3 2 1829 T-13 2 3 3 0 0 2 2 2 0 2 1630 T-10 0 2 0 3 2 0 2 2 4 0 1531 T-6 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 1332 T-3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 1233 T-11 0 0 0 2 0 2 0 3 2 2 1134 T-4 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 8

140 120 121 113 114 71 80 112 112 122 1105SA 136 80 90 78 88 47 50 76 75 91  SB 36 40 31 35 26 24 30 36 37 31  TK 0.41 0.35 0.35 0.33 0.33 0.21 0.24 0.33 0.33 0.36  

Keputusan Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang  DP 0.4 0.23 0.35 0.25 0.36 0.14 0.12 0.24 0.22 0.35  

Keputusan Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang    0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92  

Keputusan Reliabilitas Sangat Tinggi    0.88 0.83 0.86 0.77 0.84 0.6 0.56 0.75 0.71 0.85  

Keputusan Valit Valit Valit Valit Valit InValit InValit Valit Valit Valit  Kesimpulan Ambil Ambil Ambil Ambil Ambil Drop Drop Ambil Ambil Ambil  

SKOR HASIL UJI COBA INSTRUMEN

No NamaNilai Soal Nomor (X)

Jml Skor Y1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

110

Page 122: Sri Damayanti

10  10  10  10  10  10  10  10  10  10 

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 T-1 7 5 8 6 8 4 3 7 6 6 602 T-7 8 5 5 5 8 4 5 6 6 6 583 T-9 8 5 8 4 8 2 4 6 4 7 564 T-2 8 7 6 6 8 2 2 4 5 6 545 T-15 8 5 5 6 4 5 4 5 6 6 546 T-8 7 7 7 7 5 2 4 3 6 4 527 T-16 8 5 7 5 3 3 2 5 6 7 518 T-17 6 5 5 5 3 4 5 5 5 7 509 T-33 4 5 5 4 5 4 2 6 4 6 4510 T-18 7 5 4 4 5 2 5 4 4 4 4411 T-32 4 5 5 8 7 3 2 3 2 5 4412 T-26 6 2 6 2 4 0 3 5 7 6 4113 T-25 5 4 6 3 4 2 2 4 2 5 3714 T-34 4 4 5 2 3 2 3 6 2 6 3715 T-27 4 4 4 3 5 3 2 2 3 5 3516 T-21 5 3 4 4 6 3 0 2 2 5 3417 T-19 5 4 0 4 2 2 2 3 5 0 2718 T-22 5 4 2 4 0 2 0 4 3 3 2719 T-24 0 4 2 2 3 3 4 2 2 4 2620 T-29 4 2 4 2 0 3 3 2 3 2 2521 T-28 5 3 2 3 2 0 3 3 3 0 2422 T-30 2 4 2 2 2 2 5 0 3 2 2423 T-31 4 4 0 4 4 3 2 0 0 2 2324 T-12 2 3 2 2 3 2 0 2 4 2 2225 T-23 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2226 T-20 3 2 3 3 2 0 3 3 2 0 2127 T-5 0 2 2 4 2 0 2 3 2 2 1928 T-14 2 3 3 0 0 3 0 2 3 2 1829 T-13 2 3 3 0 0 2 2 2 0 2 1630 T-10 0 2 0 3 2 0 2 2 4 0 1531 T-6 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 1332 T-3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 1233 T-11 0 0 0 2 0 2 0 3 2 2 1134 T-4 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 8

140 120 121 113 114 71 80 112 112 122 1105

4,118 3,529 3,559 3,324 3,353 2,088 2,353 3,294 3,294 3,588  

111

Page 123: Sri Damayanti

NILAI SKOR HASIL UJI COBA INSTRUMEN

No Nama

Nilai Soal Nomor (X) Jml Skor

Y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

                   

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 T-1 7 5 8 6 8 4 3 7 6 6 60 49 25 64 36 64 16 9 49 36 36 420 300 480 360 480 240 180 420 360 360 36002 T-2 8 7 6 6 8 2 2 4 5 6 54 64 49 36 36 64 4 4 16 25 36 432 378 324 324 432 108 108 216 270 324 29163 T-3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 12 0 4 0 0 4 0 4 4 4 4 0 24 0 0 24 0 24 24 24 24 1444 T-4 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 8 4 0 4 0 0 0 0 0 4 4 16 0 16 0 0 0 0 0 16 16 645 T-5 0 2 2 4 2 0 2 3 2 2 19 0 4 4 16 4 0 4 9 4 4 0 38 38 76 38 0 38 57 38 38 3616 T-6 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 13 4 0 4 4 4 0 0 9 0 4 26 0 26 26 26 0 0 39 0 26 1697 T-7 8 5 5 5 8 4 5 6 6 6 58 64 25 25 25 64 16 25 36 36 36 464 290 290 290 464 232 290 348 348 348 33648 T-8 7 7 7 7 5 2 4 3 6 4 52 49 49 49 49 25 4 16 9 36 16 364 364 364 364 260 104 208 156 312 208 27049 T-9 8 5 8 4 8 2 4 6 4 7 56 64 25 64 16 64 4 16 36 16 49 448 280 448 224 448 112 224 336 224 392 3136

10 T-10 0 2 0 3 2 0 2 2 4 0 15 0 4 0 9 4 0 4 4 16 0 0 30 0 45 30 0 30 30 60 0 22511 T-11 0 0 0 2 0 2 0 3 2 2 11 0 0 0 4 0 4 0 9 4 4 0 0 0 22 0 22 0 33 22 22 12112 T-12 2 3 2 2 3 2 0 2 4 2 22 4 9 4 4 9 4 0 4 16 4 44 66 44 44 66 44 0 44 88 44 48413 T-13 2 3 3 0 0 2 2 2 0 2 16 4 9 9 0 0 4 4 4 0 4 32 48 48 0 0 32 32 32 0 32 25614 T-14 2 3 3 0 0 3 0 2 3 2 18 4 9 9 0 0 9 0 4 9 4 36 54 54 0 0 54 0 36 54 36 32415 T-15 8 5 5 6 4 5 4 5 6 6 54 64 25 25 36 16 25 16 25 36 36 432 270 270 324 216 270 216 270 324 324 291616 T-16 8 5 7 5 3 3 2 5 6 7 51 64 25 49 25 9 9 4 25 36 49 408 255 357 255 153 153 102 255 306 357 260117 T-17 6 5 5 5 3 4 5 5 5 7 50 36 25 25 25 9 16 25 25 25 49 300 250 250 250 150 200 250 250 250 350 250018 T-18 7 5 4 4 5 2 5 4 4 4 44 49 25 16 16 25 4 25 16 16 16 308 220 176 176 220 88 220 176 176 176 193619 T-19 5 4 0 4 2 2 2 3 5 0 27 25 16 0 16 4 4 4 9 25 0 135 108 0 108 54 54 54 81 135 0 72920 T-20 3 2 3 3 2 0 3 3 2 0 21 9 4 9 9 4 0 9 9 4 0 63 42 63 63 42 0 63 63 42 0 44121 T-21 5 3 4 4 6 3 0 2 2 5 34 25 9 16 16 36 9 0 4 4 25 170 102 136 136 204 102 0 68 68 170 115622 T-22 5 4 2 4 0 2 0 4 3 3 27 25 16 4 16 0 4 0 16 9 9 135 108 54 108 0 54 0 108 81 81 72923 T-23 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 22 9 4 4 4 4 4 4 9 4 4 66 44 44 44 44 44 44 66 44 44 48424 T-24 0 4 2 2 3 3 4 2 2 4 26 0 16 4 4 9 9 16 4 4 16 0 104 52 52 78 78 104 52 52 104 67625 T-25 5 4 6 3 4 2 2 4 2 5 37 25 16 36 9 16 4 4 16 4 25 185 148 222 111 148 74 74 148 74 185 136926 T-26 6 2 6 2 4 0 3 5 7 6 41 36 4 36 4 16 0 9 25 49 36 246 82 246 82 164 0 123 205 287 246 168127 T-27 4 4 4 3 5 3 2 2 3 5 35 16 16 16 9 25 9 4 4 9 25 140 140 140 105 175 105 70 70 105 175 1225

112

Page 124: Sri Damayanti

28 T-28 5 3 2 3 2 0 3 3 3 0 24 25 9 4 9 4 0 9 9 9 0 120 72 48 72 48 0 72 72 72 0 57629 T-29 4 2 4 2 0 3 3 2 3 2 25 16 4 16 4 0 9 9 4 9 4 100 50 100 50 0 75 75 50 75 50 62530 T-30 2 4 2 2 2 2 5 0 3 2 24 4 16 4 4 4 4 25 0 9 4 48 96 48 48 48 48 120 0 72 48 57631 T-31 4 4 0 4 4 3 2 0 0 2 23 16 16 0 16 16 9 4 0 0 4 92 92 0 92 92 69 46 0 0 46 52932 T-32 4 5 5 8 7 3 2 3 2 5 44 16 25 25 64 49 9 4 9 4 25 176 220 220 352 308 132 88 132 88 220 193633 T-33 4 5 5 4 5 4 2 6 4 6 45 16 25 25 16 25 16 4 36 16 36 180 225 225 180 225 180 90 270 180 270 202534 T-34 4 4 5 2 3 2 3 6 2 6 37 16 16 25 4 9 4 9 36 4 36 148 148 185 74 111 74 111 222 74 222 1369JUMLAH 140 120 121 113 114 71 80 112 112 122 1105 802 524 611 505 586 213 270 474 482 604 5734 4648 4968 4457 4748 2748 3056 4329 4321 4938 43947

113

Page 125: Sri Damayanti

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA TES DAN PERHITUNGAN tHITUNG UJI COBA TES

114

Page 126: Sri Damayanti

115

Page 127: Sri Damayanti

116

Page 128: Sri Damayanti

117

Page 129: Sri Damayanti

PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA TES

118

Page 130: Sri Damayanti

Varian Setiap Butir Soal

119

Page 131: Sri Damayanti

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA UJI TES

120

Page 132: Sri Damayanti

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN UJI COBA TES

121

Page 133: Sri Damayanti

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL

122

Page 134: Sri Damayanti

No NamaNilai Soal Nomor (X) Jumlah

Skor (Y)1 2 3 4 5 6 7 8

1 T-1 2 3 3 3 3 2 2 4 222 T-2 2 2 2 0 3 2 3 2 163 T-3 2 2 2 2 0 0 2 0 104 T-4 2 3 2 2 0 3 0 3 155 T-5 2 2 2 0 0 3 3 2 146 T-6 2 0 3 0 2 0 0 2 97 T-7 2 2 3 0 2 0 2 2 138 T-8 0 0 2 2 2 0 2 0 89 T-9 2 2 2 2 0 0 2 2 1210 T-10 2 0 3 2 2 2 2 2 1511 T-11 3 3 2 2 3 2 2 4 2112 T-12 0 0 2 0 2 2 4 2 1213 T-13 2 2 0 0 0 0 3 2 914 T-14 2 2 0 0 0 2 2 2 1015 T-15 3 4 2 3 3 3 2 3 2316 T-16 2 3 0 0 0 0 4 4 1317 T-17 3 3 2 2 3 4 0 0 1718 T-18 2 2 3 0 0 0 2 2 1119 T-19 2 2 0 2 3 2 0 2 1320 T-20 2 3 2 2 0 3 0 3 1521 T-21 2 0 2 0 0 2 0 0 622 T-22 3 3 2 2 3 3 0 3 1923 T-23 2 3 2 2 2 3 3 3 2024 T-24 2 2 2 0 3 3 2 3 1725 T-25 2 3 2 0 0 3 3 3 1626 T-26 2 0 2 0 3 0 2 2 1127 T-27 2 0 0 0 2 0 3 2 928 T-28 2 2 2 0 2 2 2 2 1429 T-29 2 0 3 2 4 3 2 0 1630 T-30 0 0 3 2 5 0 0 3 13

Jumlah 58 53 57 32 52 49 54 64 419

123

Page 135: Sri Damayanti

TES AWAL KELAS KONTROL

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS KONTROL

Nilai Tes fi xi fi . xi

6-8 2 7 14 -7 49 989-11 7 10 70 -4 16 112

12-14 8 13 104 -1 1 815-17 8 16 128 2 4 3218-20 2 19 38 5 25 5021-23 3 22 66 8 64 192

Jumlah 30   420     492

124

Page 136: Sri Damayanti

UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS KONTROL

Kelas Interval

Batas Kelas

Ztab L F0 fe f0 - fe (f0 - fe)2

5.5 -8.5 -2.0631068 0.4808

6-8 0.0726 2 2.178 -0.178 0.031684 0.014547291

8.5 -5.5 -1.33495146 0.4082

9-11 0.1791 7 5.373 1.627 2.647129 0.492672436

11.5 -2.5 -0.60679612 0.2291

12-14 0.2769 8 8.307 -0.307 0.094249 0.011345733

14.5 0.5 0.121359223 0.0478

15-17 0.2545 8 7.635 0.365 0.133225 0.01808893

17.5 3.5 0.849514563 0.3023

18-20 0.1406 2 4.218 -2.218 4.919524 1.166316738

20.5 6.5 1.577669903 0.4429

21-23 0.0467 3 1.401 1.599 2.556801 1.824982869

23.5 9.5 2.305825243 0.4896

Jumlah 30 3.509865067

Nilai Rata-rata ( ) = 14

Simpangan Baku

125

Page 137: Sri Damayanti

DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL

No NamaNilai Soal Nomor (X) Jumlah

Skor (Y)1 2 3 4 5 6 7 8

1 T-1 6 5 7 5 3 5 4 8 432 T-2 2 3 4 5 5 4 2 3 283 T-3 3 5 4 3 4 5 4 4 324 T-4 5 6 4 0 5 6 2 3 315 T-5 5 8 4 2 5 6 2 3 356 T-6 5 2 4 5 5 3 3 2 297 T-7 2 4 4 2 3 4 2 2 238 T-8 2 4 3 0 3 4 2 3 219 T-9 5 7 4 2 5 8 6 4 4110 T-10 3 2 2 3 3 4 4 4 2511 T-11 5 3 4 2 5 2 3 2 2612 T-12 3 3 2 3 3 3 3 2 2213 T-13 5 5 4 2 5 0 2 4 2714 T-14 2 4 4 2 3 4 2 4 2515 T-15 3 6 4 5 5 5 2 2 3216 T-16 2 4 4 5 5 0 4 6 3017 T-17 2 4 4 5 5 6 3 2 3118 T-18 5 6 4 2 5 7 4 3 3619 T-19 5 4 4 4 5 4 5 2 3320 T-20 3 6 4 2 4 4 5 2 3021 T-21 7 8 4 7 5 7 4 8 5022 T-22 5 7 4 6 5 8 6 5 4623 T-23 3 2 2 3 3 4 4 4 2524 T-24 5 4 4 5 5 4 4 2 3325 T-25 3 3 4 5 3 2 2 2 2426 T-26 5 4 4 5 5 6 3 4 3627 T-27 5 4 4 5 5 3 2 2 3028 T-28 5 4 4 5 0 5 3 3 2929 T-29 5 3 4 2 5 3 2 5 2930 T-30 5 2 4 2 5 4 2 3 27

Jumlah 121 132 116 104 127 130 96 103 929

126

Page 138: Sri Damayanti

TES AKHIR KELAS KONTROL

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS KONTROL

Nilai Tes fi xi fi . xi

21-25 7 23 161 -8 64 448

26-30 10 28 280 -3 9 9031-35 7 33 231 2 4 2836-40 2 38 76 7 49 9841-45 2 43 86 12 144 28846-50 2 48 96 17 289 578

Jumlah 30   930     1530

127

Page 139: Sri Damayanti

UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS KONTROL

Kelas Interval

Batas Kelas

Ztab L F0 fe f0 - fe (f0 - fe)2

  20.5 -10.5 -1.45 0.4265            

21-25         0.15 7 4.5 2.5 6.25 1.39

  25.5 -5.5 -0.76 0.2764            

26-30         0.25 10 7.5 2.5 6.25 0.83

  30.5 -0.5 -0.07 0.0279            

31-35         0.26 7 7.8 -0.8 0.64 0.82

  35.5 4.5 0.62 0.2324            

36-40         0.17 2 5.1 -3.1 9.61 1.88

  40.5 9.5 1.31 0.4049            

41-45         0.07 2 2.1 -0.1 0.01 0.004

  45.5 14.5 1.99 0.4767            

46-50         0.02 2 0.6 1.4 1.96 3.27

  50.5 19.5 2.69 0.4964            

Jumlah           30       8.194

Nilai Rata-rata ( ) = 31

Simpangan Baku

128

Page 140: Sri Damayanti

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

No Nama Nilai Soal Nomor (X)Jumlah Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 (Y)1 T-1 2 4 2 3 3 2 2 3 212 T-2 0 0 2 3 0 2 3 2 123 T-3 0 0 2 0 0 2 3 2 94 T-4 0 0 2 0 2 2 5 2 135 T-5 2 0 2 0 2 2 4 2 146 T-6 0 0 2 3 0 0 2 2 97 T-7 0 0 2 0 3 0 2 0 78 T-8 2 2 2 3 3 3 3 0 189 T-9 2 3 2 3 3 2 4 3 2210 T-10 2 2 2 3 3 2 4 2 2011 T-11 2 2 2 0 2 2 2 2 1412 T-12 3 5 0 3 4 3 2 3 2313 T-13 0 0 2 0 2 0 3 2 914 T-14 2 0 2 0 0 2 0 2 815 T-15 2 0 2 0 2 2 3 2 1316 T-16 0 2 2 0 3 2 2 2 1317 T-17 2 0 2 2 2 2 5 4 1918 T-18 2 2 2 3 2 2 2 2 1719 T-19 3 2 2 3 3 3 6 0 2220 T-20 2 2 2 2 2 2 0 0 1221 T-21 2 2 2 0 2 3 2 2 1522 T-22 0 2 0 3 2 0 2 3 1223 T-23 0 0 2 0 0 3 4 2 1124 T-24 2 0 2 0 0 0 2 3 925 T-25 2 0 2 2 2 2 2 0 1226 T-26 3 0 2 2 0 2 4 0 1327 T-27 3 2 3 3 3 3 5 2 2428 T-28 2 2 2 2 2 2 2 2 1629 T-29 2 2 2 3 3 2 2 3 1930 T-30 2 2 2 0 2 2 2 4 1631 T-31 2 0 2 3 2 2 2 4 1732 T-32 2 2 2 2 0 2 2 4 1633 T-33 2 0 2 0 2 0 3 2 1134 T-34 2 2 4 3 2 3 2 3 21

Jumlah 54 37 67 53 62 62 87 71 493

129

Page 141: Sri Damayanti

TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tes fi xi fi . xi

7-9 6 8 48 -6.88 47.3344 284.006

10-12 6 11 66 -3.88 15.0544 90.326413-15 7 14 98 -0.88 0.7744 5.420816-18 6 17 102 2.12 4.4944 26.966419-21 5 20 100 5.12 26.2144 131.07222-24 4 23 92 8.12 65.9344 263.738

Jumlah 34 506 801.53

130

Page 142: Sri Damayanti

UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas Kelas

Ztab L F0 fe f0 - fe (f0 - fe)2

  6.5 -8.38 -1.69 0.4545            

7-9         0.0924 6 3.14 2.86 8.1796 2.60496815

  9.5 -5.38 -1.09 0.3621            

10-12         0.1777 6 6.04 -0.04 0.0016 0.0002649

  12.5 -2.38 -0.48 0.1844            

13-15         0.2754 7 9.36 -2.36 5.5696 0.59504274

  15.5 0.62 0.13 0.091            

16-18         0.1673 6 5.69 0.31 0.0961 0.01688928

  18.5 3.62 0.73 0.2673            

19-21         0.1426 5 4.85 0.15 0.0225 0.00463918

  21.5 6.62 1.34 0.4099            

22-24         0.0645 4 2.19 1.81 3.2761 1.49593607

  24.5 9.62 1.95 0.4744            

Jumlah           34       4.71774032

Nilai Rata-rata ( ) = 14,88

Simpangan Baku

131

Page 143: Sri Damayanti

DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

No Nama Nilai Soal Nomor (X)Jumlah Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 (Y)1 T-1 8 2 10 8 6 6 8 7 552 T-2 4 10 5 7 4 5 6 8 493 T-3 4 5 5 5 4 4 5 4 364 T-4 3 5 5 3 4 6 6 3 355 T-5 8 6 5 3 4 7 5 9 476 T-6 6 7 5 5 4 6 2 4 397 T-7 7 5 5 3 4 7 3 4 388 T-8 4 5 5 3 4 7 7 7 429 T-9 4 5 5 5 4 5 4 6 3810 T-10 8 3 5 5 5 8 5 5 4411 T-11 10 3 6 5 7 4 5 6 4612 T-12 2 3 5 3 4 8 6 5 3613 T-13 4 4 5 5 5 6 2 4 3514 T-14 4 3 5 4 3 6 2 4 3115 T-15 6 5 7 5 3 10 4 3 4316 T-16 0 5 5 5 2 8 3 6 3417 T-17 8 3 5 5 3 7 3 3 3718 T-18 2 5 3 4 3 3 5 6 3119 T-19 4 4 4 5 5 4 4 2 3220 T-20 6 6 7 8 5 8 5 7 5221 T-21 2 3 5 3 4 7 6 6 3622 T-22 4 5 5 3 5 4 2 4 3223 T-23 7 8 10 6 8 8 6 7 6024 T-24 5 5 3 3 4 6 6 5 3725 T-25 5 2 3 3 4 5 7 7 3626 T-26 5 3 5 3 4 7 6 4 3727 T-27 4 4 5 5 5 6 2 4 3528 T-28 4 4 5 3 3 6 2 4 3129 T-29 4 7 4 8 2 10 4 6 4530 T-30 3 5 4 5 5 7 4 2 3531 T-31 4 5 5 5 5 7 6 2 3932 T-32 4 3 5 4 3 5 8 2 3433 T-33 5 3 3 3 3 5 5 4 3134 T-34 10 7 6 7 8 5 8 6 57

Jumlah 168 158 175 157 146 213 162 166 1345

132

Page 144: Sri Damayanti

TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tes fi xi fi . xi

31-35 12 33 396 -6.79 46.1041 553.249

36-40 11 38 418 -1.79 3.2041 35.2451

41-45 4 44 176 4.21 17.7241 70.896446-50 3 47 141 7.21 51.9841 155.95251-55 2 53 106 13.21 174.504 349.00856-60 2 58 116 18.21 331.604 663.208

Jumlah 34   1353     1827.56

133

Page 145: Sri Damayanti

UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas Kelas

Ztab L F0 fe f0 - fe (f0 - fe)2

30.5 -9.29 -1.24865591 0.4944          

31-35 0.2754 12 9.3636 2.636 6.95 0.742235892

35.5 -4.29 -0.5766129 0.219

36-40 0.2549 11 8.6666 2.333 5.44 0.627697136

40.5 0.71 0.095430108 0.0359

41-45 0.2435 4 8.279 4.279 18.31 2.211619761

45.5 5.71 0.767473118 0.2794

46-50 0.1557 3 5.2938 2.294 5.26 0.993615172

50.5 10.71 1.439516129 0.4351

51-55 0.0475 2 1.615 0.385 0.15 0.092879257

55.5 15.71 2.11155914 0.4826

56-60 0.0147 2 0.4998 1.500 2.25 4.50180072

60.5 20.71 2.783602151 0.4973

Jumlah 34 9.169847939

Nilai Rata-rata ( ) = 39,79

Simpangan Baku

134

Page 146: Sri Damayanti

Metode pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe two stay two stray

Siswa saat melakukan prites Siswa saat melakukan postes

135