spp ttg 2013

20
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013 1 BUKU VI STANDAR PELAYANAN PUBLIK PROGRAM PEMANFAATAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) BEKERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penguatan Otonomi Daerah sebagai salah satu tujuan ditetapkannya kebijaksanaan Desentralisasi Pemerintahan, maka telah ditetapkan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam undang-undang Pemerintah Daerah tersebut ditegaskan bahwa hal-hal yang mendasar dalam undang-undang ini adalah ”mendorong untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan peran serta masyarakat“. Strategi pemberdayaan masyarakat antara lain dilakukan melalui pemanfataan teknologi tepat guna seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Upaya penyelenggaraan pembangunan dalam memberdayakan Rumah Tangga Miskin (RTM) salah satunya direalisasikan pada pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan ciri-ciri: penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di Kecamatan dalam koordinasi Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) di Desa/Kelurahan baik oleh aparat maupun masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat miskin; penguatan keswadayaan masyarakat, yang fokus sentral kegiatannya diletakan kepada tumbuh kembangnya prakarsa dan swadaya masyarakat mandiri secara gotong royong dan berkesinambungan. Untuk menumbuh kembangkan prakarsa dan swadaya masyarakat tersebut, diperlukan pemberian Bantuan Stimulan TTG LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TAHUN 2013 TANGGAL : Pebruari 2013

Upload: rafif-evan-tsaqif

Post on 11-Aug-2015

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

1

BUKU VI

STANDAR PELAYANAN PUBLIK PROGRAM PEMANFAATAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) BEKERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI

TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka penguatan Otonomi Daerah sebagai salah satu tujuan ditetapkannya

kebijaksanaan Desentralisasi Pemerintahan, maka telah ditetapkan Undang- undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam undang-undang

Pemerintah Daerah tersebut ditegaskan bahwa hal-hal yang mendasar dalam

undang-undang ini adalah ”mendorong untuk memberdayakan masyarakat serta

meningkatkan peran serta masyarakat“.

Strategi pemberdayaan masyarakat antara lain dilakukan melalui pemanfataan

teknologi tepat guna seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor

20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan

Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan.

Upaya penyelenggaraan pembangunan dalam memberdayakan Rumah Tangga Miskin

(RTM) salah satunya direalisasikan pada pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)

dengan ciri-ciri: penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna

(Posyantek) di Kecamatan dalam koordinasi Badan Kerjasama Antar Desa

(BKAD) dan Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) di Desa/Kelurahan baik oleh

aparat maupun masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat miskin;

penguatan keswadayaan masyarakat, yang fokus sentral kegiatannya diletakan

kepada tumbuh kembangnya prakarsa dan swadaya masyarakat mandiri secara

gotong royong dan berkesinambungan. Untuk menumbuh kembangkan prakarsa

dan swadaya masyarakat tersebut, diperlukan pemberian Bantuan Stimulan TTG

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROVINSI JAWA TIMUR

NOMOR : TAHUN 2013 TANGGAL : Pebruari 2013

Page 2: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

2

kepada masyarakat guna merangsang, memberikan dorongan, serta menjadi

penggerak terjadinya aktifitas dari masyarakat Desa/Kelurahan/Kecamatan sendiri.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

a. Membantu mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan

kemampuan kelembagaan pemanfaatan TTG (Posyantek/Wartek/Lembaga

Lainnya) oleh masyarakat;

b. Menunjang revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri dan

agribisnis.

c. Meningkatkan kualitas teknologi tepat guna yang digunakan masyarakat

dengan mendayagunakan sumberdaya lingkungan sekitarnya;

d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam identifikasi potensi lokal,

perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian serta pengembangan kegiatan

pemanfaatan TTG bagi masyarakat perdesaan.

2. Tujuan

a. Menumbuhkan, menguatkan dan memandirikan fungsi kelembagaan TTG

(Posyantek/Wartek/Lembaga lainnya) di Desa/Kelurahan, Kecamatan dan

Kabupaten/Kota bagi masyarakat;

b. Memperluas pemanfaatan TTG sesuai kebutuhan masyarakat;

c. Membantu masyarakat dalam memperoleh kemudahan pelayanan teknis,

informasi dan promosi TTG;

d. Meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat;

e. Melakukan kerjasama TTG dengan berbagai pihak melalui pemberdayaan

masyarakat secara efektif, terarah, terpadu dan berkelanjutan.

Page 3: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

3

II. JENIS PELAYANAN

A. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan/produk pelayanan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna sebagai

salah satu jenis pelayanan di Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi

Tepat Guna (TTG), yang meliputi:

1. Pelatihan bagi pengelola Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, serta

pengeurus dari lembagan TTG.

2. Bantuan Hibah Uang yang akan dipergunakan pengembangan dan rekasaya

TTG.

3. Pendampingan/Fasilitasi tenaga profesional dari Perguruan Tinggi maupun

pihak lain yang kompeten.

B. Ruang Lingkup Pelayanan

Jenis Pelayanan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap persiapan dengan ruang lingkup kegiatan

meliputi:

a. Identifikasi lokasi Program;

b. Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP);

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan Program pada lokasi yang terpilih.

Ruang lingkup kegiatan pada tahap ini meliputi:

a. Sosialisasi dalam rangka memberikan pengetahuan dan membangun

kesadaran pelaku di Tingkat Kabupaten dan masyarakat tentang

pentingnya pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG);

b. Mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pelestarian kegiatan;

c. Pembentukan atau pengembangan kelembagaan pengelola kegiatan

(Wartek/Posyantek/Lembaga lainnya).

d. Pengembangan, pemanfaatan dan rekayasa TTG untuk peningkatan

produksi masyarakat.

Page 4: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

4

e. Pendampingan/Fasilitasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan

penerapan TTG yang berkerjasama dengan Perguruaan Tinggi;

3. Pendampingan

Pendampingan program dilaksanakan untuk memfasilitasi pengelolaan

program sehingga dapat berjalan secara optimal sesuai dengan mekanisme,

sistem dan prosedur yang ada. Pendampingan Pemanfaatan dan Penerapan

TTG Kerjasama dengan Perguruan Tinggi, dilakukan oleh Perguruan Tinggi

yang berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat dan rekayasa

Teknologi Tepat Guna.

III. DASAR HUKUM PELAKSANAAN

A. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tetang perubahan Kedua Atas Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Noor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

B. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

C. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 129, Tambahan Negara Nomor 3866);

D. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan

Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan

Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;

E. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: per/20/M.PAN/

04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standart Pelayanan Publik;

Page 5: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

5

F. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/

7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

G. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/26/M.PAN/2/

2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam

Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

H. Peraturan Daerah Tahun 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi

Jawa Timur;

I. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur;

J. Pergub Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda

Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur;

K. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Sekretariat, Bidang, Sub. Bagian dan Sub. Bidang Badan Pemberdayaan

Masyarakat Provinsi Jawa Timur;

L. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menenga Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2009 -2014;

M. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 78 Tahun 2012 tanggal 14 Desember

2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi

Jawa Timur Tahun 2013;

N. Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 21 Desember 2012 Nomor:

188/758/KPTS/013/2012, tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013;

IV. PERSYARATAN PELAYANAN

Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi memberlakukan beberapa persyaratan yang terdiri dari:

A. Persyaratan Lokasi

Page 6: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

6

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota memfasilitasi

usulan Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan

Tinggi dari masyarakat Desa/Kelurahan/Kecamatan, dengan kriteria :

1. Desa/kelurahan yang telah diidentifikasi dan dinyatakan layak sebagai calon

lokasi program;

2. Desa yang diusulkan harus mempunyai sumberdaya yang potensial, spesifik

dan prospektif yang dapat mendukung pengembangan Teknologi Tepat Guna

(TTG), dengan sasaran utama Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Rumah

Tangga Lainnya sebagai pemanfaat kegiatan;

3. Adanya respon positif dari masyarakat dan Pemerintah Desa terhadap

program, serta kesediaan Pemerintah Desa/Kelurahan menggerakkan swadaya

dari masyarakat;

4. Bersedia menyediakan tempat Untuk Posyantek/Wartek/Kelembagaan lainya

dalam jangka panjang;

5. Pemantauan dan Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan

program Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang kondusif;

6. Ada kesiapan dukungan dalam bentuk dana daerah untuk program bersama

(dana sharing) dari Pemerintah Kabupaten/Kota.

B. Persyaratan Penyusunan Proposal Program/Kegiatan Pemanfaatan dan

Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi.

1. Untuk persyaratan Bantuan Hibah yang harus di penuhi oleh Wartek/

Posyantek/Kelembagaan Lainnya, yakni calon penerima bantuan hibah

mengajukan usulan Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan

Teknologi Tepat Guna (TTG) Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi

kepada Gubernur Jawa Timur diketahui oleh Badan/Dinas/Kantor

Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota, dan dilengkapi dengan proposal

rangkap 4 (empat) yang dilampiri : (i) Fotocopy Nomor Rekening lembaga, (ii)

Surat Keputusan tentang legalitas lembaga, (iii) Fotocopy KTP Ketua dan

Bendahara, (iv) Kwitansi bermaterai cukup yang ditandatangani oleh Ketua (v)

Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), (vi) Surat Pernyataan Tanggung

Page 7: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

7

jawab mutlak/Pakta Integritas. Proposal diketahui oleh Kepala Desa/Kelurahan

dan Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota yang

bersangkutan.

2. Kerangka Proposal yang isinya antara lain:

a. Pada halaman 1 berisi: Usulan kegiatan yang ditandatangani oleh Kepala

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota.

b. Pada halaman 2 berisi: Hasil Musyawarah/Diskusi Perencanaan

Pembangunan.

c. Pada halaman 3 berisi: Rencana Anggaran Biaya (RAB).

d. Pada halaman 4 berisi: Berita Acara Keputusan Musyawarah Desa/

Kelurahan.

e. Pada halaman 5 berisi: Daftar Hadir Musyawarah Desa/Kelurahan/

Kecamatan.

f. Pada halaman 6 berisi: Dokumentasi/Foto kondisi lokasi kegiatan 0%

g. Pada halaman 7 berisi: Gambar Rencana Kegiatan (Gambar sederhana)

diketahui Kepala Desa/Kelurahan/Camat.

3. Kwitansi yang berisi, telah terima dari Gubernur Jawa Timur dana untuk

pembayaran belanja hibah program kegiatan yang akan dilakukan oleh

Wartek/Posyantek/Kelembagaan lainnya, yang ditandatangani Ketua dan

dibuat rangkap 4 (empat), lembar Pertama bermaterai Rp. 6.000,- serta

lembar 2 s.d. 4 tidak bermaterai seluruhnya tanda tangan asli dan

berstempel basah (tidak difotocopy).

4. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditandatangani Ketua

Wartek/Posyantek/Kelembagaan lain, selaku Pihak Kedua dan Kepala Badan

Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur selaku Pihak Pertama. NPHD

dibuat rangkap 4 (empat) dengan tanda tangan asli dan stempel

basah. Lembar Pertama Pihak Kesatu bermaterai cukup (untuk disimpan

Pihak Kedua). Lembar Kedua Pihak Kedua bermaterai cukup (untuk

disimpan Pihak Pertama) sedangkan Lembar Ketiga dan Keempat untuk

Bapemas Provinsi Jawa Timur.

Page 8: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

8

5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak/Pakta Integritas, yang

ditandatangani Ketua Wartek/Posyantek/Kelembagaan lain dan dibuat

rangkap 4 (empat) dengan tanda tangan asli dan stempel basah.

Lembar Pertama bermaterai Rp. 6,000,-.

6. Untuk persyaratan pada poin nomor 2 huruf a s/d f contohnya dapat dilihat

pada Lampiran, dilengkapi pula dengan :

a. Foto copy KTP Ketua Wartek/Posyantek/Kelembagaan lainnya.

b. Fotocopy Legalitas Lembaga.

c. Fotokopi Rekening Bank Penerima Hibah Daerah yang masih aktif

(atas nama Lembaga).

C. Persyaratan Pendamping

Pendamping Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi (Perguruan Tinggi Negeri/Swasta)

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Sudah berpengalaman dalam pendampingan program pemberdayaan

masyarakat minimal 3 (tiga) tahun terakhir dalam bentuk kerjasama dengan

Pemerintah atau lembaga lainnya yang dibuktikan dengan copy Surat

Perjanjian Kerja (SPK);

2. Memiliki tenaga ahli pada bidang pemberdayaan masyarakat dan Teknologi

Tepat Guna dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan

kegiatan pendampingan;

3. Menyediakan Pendamping Lokal (PL) dengan kualifikasi: (i) Pendidikan minimal

Diploma 3 (D3) diutamakan dari Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) (ii)

Diutamakan mempunyai pengalaman pemberdayaan masyarakat dan rekayasa

TTG minimal 1 (satu) tahun secara penuh, (iii) Mempunyai integritas moral yang

baik, (iv) Diutamakan berdomisili di lokasi program, dan (v) Berusia maximum 40

tahun.

D. Persyaratan Dalam Pelaksanaan Kegiatan

1. Terintegrasi dengan Program dan Panduan Posyantek atau Wartek Pusat dan

Kebijakan Jawa Timur.

Page 9: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

9

2. Melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan Pertanggung-Jawaban.

3. Terbentuk pengurus Posyantek dari hasil Musyawarah Antar Desa disetujui

Camat dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota yang ditandatangani

oleh Bupati/Walikota dan atau Sekretaris Daerah atas nama Bupati/Walikota,

sedangkan untuk pengurus Wartek dibentuk melalui Musyawarah Desa dan

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan mengetahui Camat. Sedangkan

untuk kelembagaan lainnya di Tingkat Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Kepala

Desa/Kelurahan.

4. Posyantek/Wartek/Lembaga lainnya sebagai Mitra UPK PNPM-MPd dalam

Pemberdayaan Masyarakat yang berbasis TTG.

E. Pendanaan Program

1. Pengelolaan Dana

Sharing Pembiayaan Program dan Proporsi Pembiayaan

a. Sharing Pembiayaan Program

1) Pembiayaan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama

dengan Perguruan Tinggi diatur secara sharing antara Pemerintah Provinsi

dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa/Kelurahan,

Kecamatan masyarakat sasaran program dan PTN Pendamping.

2) Pengaturan bentuk dana sharingnya, sebagai berikut:

i. Besarnya dana program yang diterima oleh masing-masing lokasi

ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi;

ii. Sedangkan besar minimal alokasi dana sharing yang bersumber

dari APBD Kabupaten ditetapkan dengan perhitungan 65% untuk

bantuan kepada Wartek/Kelembagaan lainnya di Tingkat

Desa/Kelurahan dan bantuan kepada Posyantek sebesar 20% dari

dana APBD Provinsi;

iii. Pemerintah Desa/Kelurahan dan Kecamatan wajib

menyediakan sharing untuk mendukung pelaksanaan program

berupa penyediaan Sekretariat Lembaga dan Inventaris Kantor

maupun dukungan ATK untuk memfasilitasi penyiapan operasional

Lembaga.

Page 10: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

10

iv. Sedangkan sharing masyarakat diwujudkan dalam bentuk swadaya

masyarakat.

v. PTN Pendamping dapat memberikan sharing dalam bentuk

program, untuk mengoptimalkan kegiatan fasilitasi.

b. Proporsi Pembiayaan

Dana APBD Provinsi

Dana APBD Provinsi dipergunakan untuk Dana Kegiatan sebesar 93% dan

Biaya Operasional (BOP) Wartek/Kelembagaan lainnya sebesar 7%.

Dana APBD Kabupaten/Kota

Dana APBD Kabupaten/Kota dipergunakan untuk :

1) Biaya Operasional (BOP) Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan

Masyarakat Kabupaten/Kota sebesar 20%, yang dipergunakan antara lain :

(i) Sosialisasi Kabupaten/Kota, (ii) Mendukung operasional di

Kabupaten/Kota, (iii) Konsultasi dan perjalanan dinas ke Provinsi, (iv)

Fasilitasi dan Monev pelaksanaan program (v) Pelaporan.

2) Biaya Operasional (BOP) Kecamatan, Desa/Kelurahan dan

Lembaga sebesar 15%.

3) Untuk dana kegiatan sebesar 65%.

4) Proporsi penggunaan dana sharing dari APBD Kabupaten/Kota dan hal-

hal yang belum diatur, dapat disesuaikan dengan kebijakan dari

Pemerintah Kabupaten/Kota lokasi program dengan tetap

mempertimbangkan efektifitas kebutuhan program.

2. Pencairan Dana

Dana Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan

Tinggi yang bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota disalurkan ke

rekening Lembaga melalui Bank Jatim setempat.

V. PROSEDUR PENYELESAIAN PELAYANAN

A. Tahap Persiapan

1. Sosialisasi Provinsi

Page 11: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

11

a. Sosialisasi Provinsi diselenggarakan oleh Bapemas Provinsi yang diikuti

oleh: Bappekab, Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat

Kabupaten/Kota, SKPD Terkait, Perguruan Tinggi/LSM dan Camat,

Kepala Desa/Kelurahan.

b. Agenda kegiatan sosialisasi, terdiri atas: (i) penjelasan program, (ii)

mekanisme pengajuan dan pencairan dana program, (iii) memastikan

ketersediaan dana sharing dari Kabupaten/Kota, (v) menyepakati

jadwal Rencana Tindak Lanjut program.

2. Sosialisasi Kabupaten/Perencanaan

Sosialisasi Kabupaten merupakan kegiatan perencanaan kegiatan

Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi,

yang diawali dengan kegiatan sebagai berikut :

Musyawarah Desa (Musdes)/Musyawarah Antar Desa (MAD)

Pembentukan Wartek/Posyantek/Lembaga lainnya dan Pemilihan

Calon Pengurusnya.

3. Perumusan Rencana

a. Penentuan usulan jenis kegiatan dilakukan melalui musyawarah Desa/

Kelurahan/Kecamatan (Musdes/Muskel/BKAD) yang dihadiri : (i) Kepala

Desa/Kelurahan, (ii) Pengurus LKMD atau sebutan lain, (iii) Tokoh

masyarakat, (iv) Badan Perwakilan Desa/Kelurahan (BPD) (v) Kelompok

Masyarakat (Pokmas) dan (vi) untuk Posyantek dari unsur BKAD dan

Aparat Kecamatan.

b. Jenis kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama

dengan Perguruan Tinggi, antara lain:

1) Rekayasa peralatan TTG dalam bidang pertanian, peternakan, pangan,

energi dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat.

2) Pelatihan teknis yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan

dan pemeliharaan (keberlanjutan) peralatan TTG.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi, dengan melibatkan masyarakat dan menarik sebanyak mungkin

Page 12: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

12

partisipasi dan swadaya masyarakat, dengan pelaksana kegiatan antara lain:

1. Posyantek

Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek)

Posyantek adalah pengelola program di Kecamatan. Pengurus Posyantek

dibentuk melalui musyawarah pembentukan Posyantek dan ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota. Apabila di Kecamatan lokasi

sudah terdapat lembaga milik Pemerintah sejenis Posyantek di Kecamatan,

maka sepanjang lembaga tersebut berfungsi, tidak bermasalah dan disepakati

dalam musyawarah, maka dapat difungsikan sebagai Posyantek.

Struktur organisasi Posyantek terdiri dari unsur Pengurus dan unsur

Pengawas. Unsur pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua,

seorang Sekretaris dan seorang Bendahara. Sedangkan unsur pengawas

adalah dari Badan Kerjasana Antar Desa (BKAD) yang dipilih melalui

musyawarah Antar Desa/Kelurahan.

Tugas dan Tanggung jawab Posyantek meliputi:

a. Membuka rekening atas nama Posyantek.

b. Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah antar Desa/Kelurahan.

c. Memfasilitasi pembentukan Tim Pelaksana (Timlak) kegiatan.

d. Membukukan secara teratur, tertib dan rapi semua transaksi Posyantek

sesuai kaidah pencatatan yang diterima umum.

e. Bertanggung jawab terhadap keberlanjutan dan pelestarian kegiatan

Posyantek.

f. Melaporkan proses pelaksanaan, hasil kegiatan, dan realisasi penggunaan

dana maupun perkembangan usaha kepada Kecamatan dan

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota secara

berkala.

2. Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) atau Kelembagaan Lainnya

Wartek atau Kelembagaan lainnya adalah pengelola program di

Desa/Kelurahan. Pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya adalah lembaga yang

dibentuk melalui Musyawarah Desa/Kelurahan (Musdes/Muskel), yang

melibatkan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan (LKMD) atau

Page 13: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

13

sebutan lain. Susunan pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya sekurang-

kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.

Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya meliputi :

a. Membuat rencana kerja Teknis Pelaksanaan kegiatan beserta Rencana

Anggaran Biaya (RAB) yang dimusyawarahkan melalui Musyawarah

Desa/Kelurahan (Musdes/Muskel).

b. Bersama Aparat Desa/Kelurahan memobilisasi potensi swadaya

masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan.

c. Mengelola, melaporkan realisasi penggunaan dana dan kemajuan serta

pelestarian pelaksanaan kegiatan.

d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan baik secara administratif

maupun teknis.

C. Tahap Pengendalian/Pelaksanaan

1. Monitoring

Monitoring pelaksanaan program dengan sasaran pendataan, antara lain :

a. Permasalahan pada pelaksanaan.

b. Perubahan pada tingkat pemanfaatan TTG oleh masyarakat.

c. Manfaat program bagi peningkatan produksi dan kualitas hasil usaha.

d. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.

e. Pengelolaan program oleh masyarakat pasca pelaksanaan kegiatan.

2. Pengawasan

Pengawasan dilakukan melalui jalur struktural oleh aparat dan oleh

masyarakat sendiri, pengawasan jalur struktural dilaksanakan secara

berjenjang dengan mengacu pada peraturan yang berlaku, sedangkan

pengawasan oleh masyarakat dilakukan oleh masyarakat di lokasi kegiatan.

3. Pelaporan

Pelaporan kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG), dilaksanakan

melalui jalur struktural (aparatur) secara berjenjang

Page 14: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

14

VI. WAKTU PENYELESAIAN PELAYANAN

Waktu penyelesaian pelayanan Program/Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna

(TTG) meliputi 3 (tiga) tahap yaitu:

A. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini diawali dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP) memerlukan waktu pelaksanaan

2 (dua) Minggu.

2. Identifikasi pada calon lokasi program Kabupaten/Kota memerlukan waktu 10

(sepuluh) hari.

3. Pemrosesan Kontrak Kerjasama Pendampingan dengan Perguruan Tinggi

memerlukan waktu 14 (empat belas) hari.

4. Sosialisasi Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi di Tingkat Kabupaten/Kota memerlukan waktu 1 (satu) hari.

5. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musyawarah Desa (Musdes) untuk

menjelaskan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi pada masyarakat lokasi program, memerlukan waktu 1

(satu) hari dengan pelaksanaannya di masing-masing Kecamatan dan

Desa/Kelurahan.

6. Review data potensi lokal di masing–masing Desa/Kelurahan memerlukan

waktu 1 (satu) minggu.

7. Musyawarah Antar Desa (MAD) Perencanaan memerlukan waktu 1 (satu) hari.

8. Penyempurnaan Proposal kegiatan memerlukan waktu 2 (dua) minggu.

9. Verifikasi Proposal memerlukan waktu 2 (dua) hari.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Realisasi Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi memerlukan waktu 1 (satu) minggu, setelah dana bantuan

hibah masuk ke rekening lembaga.

Page 15: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

15

2. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musdes Pelaksanaan memerlukan waktu 1

(satu) hari kerja.

3. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musdes Pertanggungjawaban memerlukan

waktu 1 (satu) hari kerja.

C. Tahap Pengendalian/Pengawasan

Pada tahap ini dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan evaluasi (monev) pada

lokasi program memerlukan waktu 4 (empat) Minggu.

VII. BESARNYA TARIF/BIAYA

Dalam kegiatan ini Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) masyarakat Desa/

Kelurahan atau Lembaga tidak dibebani tarif/biaya apapun.

VIII. SPESIFIKASI PRODUK/HASIL PELAYANAN YANG DITERIMA PELANGGAN

A. Bantuan Hibah dan Biaya Operasional (BOP)

Bagi pengelola kegiatan yang berada di Posyantek/Wartek/Kelembagaan lainnya

diberikan Bantuan Hibah berupa uang dan BOP yang dipergunakan untuk:

1. Rekayasa peralatan TTG dalam bidang pertanian, peternakan, pangan, energi

dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Pelatihan teknis yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan

pemeliharaan (keberlanjutan) peralatan TTG.

3. Mendukung seluruh operasionalisasi kegiatan

4. Konsultasi dan Biaya Perjalanan ke Provinsi

5. Fasilitasi dan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan

6. Pelaporan

B. Pendanaan

Pembiayaan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur dan APBD

Kabupaten/Kota, dan dimungkinkan dan sharing dari masyarakat.

Page 16: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

16

IX. KOMPETENSI PENGELOLA PROGRAM/KEGIATAN

A. Di Provinsi

Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)di tingkat Provinsi

dilaksanakan oleh Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) pada

Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan

Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur.

B. Di Kabupaten/Kota

Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat

Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat

Guna (TTG) di Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG)

atau Bidang yang ditunjuk pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat

Kabupaten/Kota.

C. Di Kecamatan

Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat

Kecamatan Kasi Pemberdayaan Masyarakat atau Kasi lain yang ditunjuk oleh

Camat.

D. Di Desa/Kelurahan

Pelaksana kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat Desa/

Kelurahan adalah Wartek atau Lembaga lainnya yang dibentuk melalui

Musyawarah Desa/Kelurahan (Musdes/Muskel), yang melibatkan Lembaga

Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan (LKMD) atau sebutan lain.

X. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN

A. Di dalam pelaksanaan kegiatan Posyantek dan Wartek pada Bidang Sumber Daya

Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat

Provinsi Jawa Timur, diberikan Biaya Operasional (BOP) dan menggunakan alat

tulis kantor (ATK), komputer, meja dan faximile.

B. Pengelola kegiatan Posyantek dan Wartek/Lembaga lainnya di Tingkat Kabupaten/

Kota dilaksanakan di Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna

(TTG) atau Bidang yang ditunjuk pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan

Page 17: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

17

Masyarakat Kabupaten/Kota, diberikan Biaya Operasional (BOP) yang berasal dari

APBD Pemerintah Kabupaten/Kota.

XI. PELAYANAN INFORMASI DAN PENANGANAN PENGADUAN MASALAH

A. Proses Pengawasan

Untuk menumbuhkan proses pengawasan publik agar dapat berjalan dengan baik,

maka pengelola program di Desa/Kelurahan perlu memberikan informasi yang

seluas-luasnya kepada masyarakat berkaitan dengan perkembangan pelaksanaan

kegiatan melalui :

1. Papan Nama Kegiatan yang berisi :

a. Nama Program/Kegiatan

b. Penanggung Jawab

c. Alamat Lokasi/Tempat

d. Jenis Kegiatan yang dilaksanakan

e. Sumber Dana

f. Jumlah anggaran untuk melaksanakan kegiatan

2. Forum-forum pertemuan yang dilakukan di Desa/Kelurahan/Kecamatan

merupakan sarana efektif dalam penyampaian laporan dan evaluasi kegiatan.

B. Pos Pengaduan Masyarakat

Dalam rangka memberikan ruang partisipasi publik yang lebih luas dalam

pengawasan pelaksanaan Program, dibuka Pos Pengaduan Masyarakat untuk

menampung pengaduan dari masyarakat secara langsung. Pengaduan Masyarakat

dapat dialamatkan pada :

1. Sekretariat Kabupaten/Kota setempat.

2. Sekretariat Provinsi dengan alamat Jl. A. Yani 152 C Surabaya

Telp/Fax. (031) 8292591

C. Jenis-Jenis Pengaduan, meliputi :

1. Pengaduan berkaitan dengan adanya penyimpangan prinsip dan prosedur.

Page 18: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

18

2. Pengaduan berkaitan dengan penyimpangan, penyalahgunaan atau

penyelewengan dana.

3. Pengaduan berkaitan dengan adanya tindakan intervensi yang mengarah

negatif dan merugikan kepentingan masyarakat maupun kepentingan

program.

D. Prinsip Penanganan Permasalahan, antara lain :

1. Berjenjang, permasalahan yang muncul di tingkat Desa/Kelurahan,

diselesaikan oleh UPKu dan Kepala Desa/Lurah. Bila pengelola di tingkat

Desa/Kelurahan tidak berhasil menangani, maka dilaporkan ke jenjang yang

lebih tinggi.

2. Transparan dan Partisipatif, sejauh mungkin masyarakat diberitahu dan

dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan terhadap masalah yang ada.

3. Proporsional, penanganan masalah sesuai dengan jenis dan cakupan

kasusnya. Jika kasus berkaitan dengan prosedur, maka penanganannya harus

pada tingkatan prosedur saja. Namun apabila permasalahannya berkaitan

dengan penyimpangan dana, maka masalah atau kasus yang ditangani

diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada prinsipnya penyelesaian

masalah sedapat mungkin dilakukan dengan mengedepankan musyawarah.

4. Obyektif, pengaduan yang muncul harus selalu diuji kebenarannya melalui

mekanisme uji silang, sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan data

yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan berdasarkan pemihakan

salah satu pihak, melainkan pemihakan pada prosedur yang seharusnya.

5. Rahasia, identitas pelapor dijamin kerahasiaannya.

E. Tahapan Penanganan Pengaduan, meliputi :

1. Registrasi

Yakni pencatatan yang berkaitan dengan :

a. Tanggal Pengaduan,

b. Identitas pengirim atau pengadu ,

c. Isi Pengaduan.

2. Uji silang dan Analisis

Page 19: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

19

a. Uji silang digunakan untuk mendapatkan, [i] Kepastian permasalahan

yang menyangkut, subyek, lokasi, data kuantitatif dsb, [ii] mendapatkan

informasi tambahan.

b. Analisis dilakukan untuk menggambarkan, [i] hasil uji silang, [ii] risalah

permasalahan hasil uji silang, [iii] rekomendasi penanganan.

3. Tindak turun tangan (Investigasi)

a. Klarifikasi masalah di lapangan.

b. Investigasi lapang.

c. Penyelesaian masalah.

d. Jika ada unsur tindak pidana maka difasilitasi melalui jalur hukum.

4. Pemantauan dan investigasi Lanjutan

Pemantauan dimaksudkan sebagau kendali penanganan pengaduan, sehingga

diketahui perkembangan penyelesaian kasusnya, dengan pendekatan

kunjungan lapangan atau investigasi apabila permasalahannya tidak kunjung

selesai atau permasalahannya semakin luas.

F. Status Masalah

Masalah dinyatakan selesai bila :

1. Ada langkah-langkah nyata/kongkrit terhadap penanganan masalah,

meliputi :

a. Jika kesalahan menyangkut penyimpangan prosedur termasuk adanya

intervensi yang merugikan kepentingan masyarakat atau kepentingan

program, maka prosedur yang disimpangkan atau kegiatan yang

dilakukan berdasarkan intervensi negatif tersebut telah dikembalikan

sesuai dengan aturan yang seharusnya.

b. Kegiatan yang terbengkalai dapat diselesaikan sesuai dengan rencana

yang telah disepakati.

c. Jika ada penyimpangan dana, maka dana yang disimpangkan telah

dikembalikan kepada pihak yang berhak dan digunakan kembali sesuai

peruntukannya.

Page 20: SPP TTG 2013

Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

20

d. Terhadap masalah yang penangananya sudah sampai pada wilayah

hukum, maka dinyatakan selesai jika prosesnya sudah pada pihak

pengadilan.

2. Ada bukti-bukti pendukung dan saksi-saksi terhadap upaya penanganan

pengaduan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

XII. P E N U T U P

Standar Pelayanan Publik Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

di Bidang SDA dan TTG Bapemas Provinsi Jawa Timur untuk Kegiatan Pemanfaatan

dan Penerapan TTG Berkerjasama dengan Perguruan Tinggi dilaksanakan oleh

Posyantek dan Wartek/Lembaga lainnya dibuat agar dalam pelaksanaan kegiatan

akan lebih baik dan berhasil, sehingga berguna serta bermanfaat bagi masyarakat

Desa/Kelurahan/Kecamatan.

Hal-hal yang belum diatur dalam Standar Pelayanan Publik Program Bidang SDA dan

TTG Bapemas Provinsi Jawa Timur untuk Program Pemberdayaan Masyarakat melalui

pemanfaatan TTG ini akan ditentukan kemudian.

Standar Pelayanan Publik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ditetapkan

Standar Pelayanan Publik yang baru.