spln 96_1993 uji kwh meter

26
STAITDAB PERUSAEAAN UMUM LISTN.IK NECAN.A SPLI{ $6 e l$9;l Lampiran Keputusan Direksi I'LN Irlo. : O4O.K,/0594/DIR/1993" ta:rggal l9 April 1993 PERLENGKAPAN UJI UNTUK METER. ENERGI LISTRIK DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERUSAIIAAN UMUM LISTRIK NEGARA JALAN TRLTNOJOYO NO. 135 . KEBAYORAN BARI-T - JAKARTA L2I6O

Upload: rizma-kharizmawati

Post on 02-Dec-2015

270 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

menjelaskan tentang uji kwh meter

TRANSCRIPT

Page 1: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

STAITDABPERUSAEAAN UMUM LISTN.IK NECAN.A

SPLI{ $6 e l$9;lLampiran Keputusan Direksi I'LN

Irlo. : O4O.K,/0594/DIR/1993" ta:rggal l9 April 1993

PERLENGKAPAN UJIUNTUK METER. ENERGI LISTRIK

D E P A R T E M E N P E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I

PERUSAIIAAN UMUM LISTRIK NEGARAJALAN TRLTNOJOYO NO. 135 . KEBAYORAN BARI-T - JAKARTA L2I6O

Page 2: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

PERLENGKAPAN UJI UNTTTK

METER ENERGI LISTRIK

Disusun oleh:

l. Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi dengan SuratKeputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik NegaraNo.: 076/DIR/88, tanggal 2l September 1988;

2. Kelompok Kerya Meter Listrik surat KeputusanKepala Pusat Penyelidikan Masalah KelistnkanNo.:42.IV495/PPMIV9l, tanggal I I September 1991,

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA

Jln.Trunojoyo No I3S-Kebayoran Baru

JAKARTA I2160

I 993

- i -

Page 3: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 9621993

- l t -

Page 4: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

Sussaan Anggota Kelompok Pembakuan Bidr.*ig $istribusiBerdesarhan Suret Keputusan Direksi Perusehaan [lrnum t is trik Negara

No.: 076/DIR/88 tanggal 2l Scptember 1988

l. Kepala Dinas Pembakuan, PusatPenyelidiksm Masalnh Kelistrikan

Sebegai Anggota merangkap

Anggota Tetap

Sebagai Ketua Harian merangkap

Anggota Tetap

Sebagai Sekretaris rnerangkap

Anggota Tetnp

Sebagai Wakil Sekretaris merangkap

Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagei Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebegei Anggotn Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tet.rp

Sebagai Anggota Tetup

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

Sebagai Anggota Tetap

(ex-officio) (.)

(*) Masgunarto Budiman, MSc.

2. Mesgunarto Budimtn, MSc

3. Ir. Agus Djumhana

4. Ir. Bambang Irewadi

5. Ir. Hasim Soerotaroeno

6. Ir. Sambodho Sumani

7. Ir. Soemerto Soedirman

8. Ir. Adiwardojo Warsito

9. Ir. Alfisn Helmi Hasyim

10. Ir. Hartoyo

I l. Ir. Didik Djarwanto

12. Ir. Soenyoto

t3. Ir. Samiudin

14. Ir. J. Soekanto

15. Ir. Rosid

16. Ir. Soenarjo Sastrosewojo

17. Ir. Hoedojo

18. Ir. Soetopo Sabar

19. Ir. Rahardjo

20. Ir. Pieter Mabikafola

- l l l -

Page 5: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

Susunan Anggota Kelompok Kerja Meter Listrik

Surat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan

No.: 42.I(495/PPMK/1991 tanggal l l September l99l

l . Ir. Hentiono Hendardji

2. M. Asngadi, BE

3. lr.Karijanti M.Kadri

4. Drs. Yudadi Ir ianto

5. Aryadi Suparman, BE

6. Budiharto, BE

7. Ir. Azwar Lubis

8. lr. Elman BTT

9. Ir. Kukuh Trihadi

10. lr. M. Arif in, BF

I |. lr. Haryudanto

12. lr. Zaenal Abidin

Sebagai Ketua

merangkap Anggota

Sebagai Sekretaris

merangkap Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

Sebagai Anggota

- i v

Page 6: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

D A F T A R T S g

SP[,N 96:1993

F{iitaman

Pasal SntuU M U M

l. Ruang Lingkup I

2. Tujuan I

3. Satuan I

P:esal DuaDEFINiST

4. Umum I

4.1 Fcrlcngkapan uji untuk Meter Enrrrgi [-,istrik. I

4.2 Metoda pengukuran elaya x rvaktu (Mr:todt \il attmcte$ " . t

4.3 Metoda Pernbandingan Energi l

4.4 Standar Acuan 2

4 . 5 S t a n d a r K e r j a . . " " . . 2

{.6 Standar Uji PUM 2

1.7 Terrninal keluaran PUM 2

4.8 Keluaran Maksimum PUM 2

Pasal TignPEITST'ARA'fl.AN

Kctelitian 2

5 . t l J m u m . . " . . . 25.2 Metodc untuk menentukan kesainhan suatu PlJl\d 25.3 Kondisi Acuan 25.4 lVledan magnetis bcrasal tlari FUM 35.5 Pcnentuan kqsalahan suatu PUM J5.6 Koreksi Kesalahan E pada PUM" 35.7 Pengulanganpengukuran , . . . . . J

Penandaan PUM "{6 .

Page 7: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Halaman

Pasal EmpatPENGUJIAN

7. Ketelitian 5

7.1 Pemilihan julat tegangan dan arus 5

7.2 Pengukuran dasar. 6

7.3 Pengukuran kontrcl dan Frelimensi Intervalnya. 6

8. Sifat Dielektrik. . . 7

Pasal LimaSPESIFIKASI PUM

9. Spesifikasi PUM untuk Kamar Tcra 8

Pasal EnamPEDOMAN PEMERIKSAAN

l0 Pedoman untuk pemeriksaan awal suatu PtlM baru . . . . . I

LAMPIRAN A : CATATAN TAMBAHAN DAN PETUNJTJK TETANG PERALATANUJIMETERENERGIL ISTRIK .O" ' " " . . 11

LAMPIRAN B: CATATAN MENGENAI DEFINISI KESALAHAN, BESARAN DASAR'KETELITIAN DAN PENENTUAN KESALAHAN 15

- v t -

Page 8: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

PERLENGKAPAN UJI UNTUK METER TiNERGI LISTI{,IK

Pasal satuUMUM

l . Ruang Lingkup

Standar ini berlaku untuk perlengkapan uji meter energt liE;trik fase tiga ct;ufatau fise tunggal yangdigunakan untuk uji jenis dan inspeksi penerimaan meter energi listrik Kelas 0 5. I dan 2, sefia uji ulang.Catatan : - Semua instrumen yang digunakan pada perlengkag'xrn uji ini, hanrr suds.h lulus uji jt n:s dcrigan mengacri kepada

standar yang bersosuaian sebagaimana tcrcantum pada Ay'at l0

2. Tujuan

Standar ini dimalsud sebagai pedoman unftrk menentukan spesrfikasi teknrs dm mclnksaluikan inspeksipenerimaan dan uji ulang perlengkapan uji meter energi listdk di lirrgkung:m lri,iri.

3. Satuan

Satuan yang digunakan dalam standar ini mengikuti Sistem Safuan Internasiorul (SI {Jnilsl.

Pasal dua

DEFINISI

4. Umum

Semua istilah yang digunakan dalam standar iru. berlaku pengertian sebagainuura didefinisikan di dalamPasal dua ini.

1.1 Perlengkopan Uji untuk MAer Energi Listrik

Rakitan peralatan untuk menyuplai encrgi kc mcter cnergi -iang diuji dan nrcngukur eu,. rgin.y,;r.

Calatan. - (Intuk sclanjutnvu pcrlengkapun u.ji untuk nrctcrcnergilistrik akan disebut lrerlengkLrgxrn UjiMeter yang disingkat PtIM.

4.2 Maode pengukuran doyn x waldu ( Maode Wafrme{er )

Suanr mctode untuk merwuplai sejumlah cneryi ke meter yang di{i, ditentukan olch h-.asil pcrkatian antaradua besaran yang diketahui, yakru da.ya konstan dur inten'al rvaktu.

1.3 Maode Pmtbandingan Energi

Suatrr metode untuk nrerwuplai encrgi vang diketahui ke metcr yang diuji.

- t -

Page 9: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

4.4 Standar Acuan

Standar yiutg digunakan untuk rncmbandingkm standar larn -vang ketelitiannva lebih rendah.

1.5 Standar Kerja

Standar yang dikalibrasi oleh standar acuan, digunakan untuk melaksanakan venfikasi instrumen ukur ke{ayang ketelitiarurva lebih rendah.

J.6 Standur Uji PUM

Suatu alat ukur yang digunakan untuk menentukan ketelitian suatu PUM.

Catatan : L Dida.lam standar uji PUM selalu terdapat standar acuan.

2' ,HilH'l:# j:;i:lm,t;,,,1il,l elemen-clemen lain umpamanva transt.rmator instmmen presisi, senerator

1.7 Terminal Keluoran PUM

Terminal-terminal yang terdiri dari terminal tegangan dan terminal arus untuk menyuplai daya ke blokterminal meter yang diuji.

4.8 Kelaoran Maksbnum PUM

Keluaran (dalam volt amper) yang sesuai dengan pembebanan tertinggi pada terminal keluaran PUM, dalarnbatas kesalahan yang diizinkan (Tabel I) pada kondisi acuan (Ayat 1) yang tidak dilampaui.

Kelu"aran harus ditentukan secara terpisah untuk sirkit arus dan tcgangan.

Pasal tigaPERSYARATAN

5. Ketel i t ian

5.1 Umum

PUM lums memungkinkan pemakiu untuk dapat mengatur dan mengukur besaran-besaran )'ang diperlukan,yakni tegangar\ arus. faktor-daya. waktu. daya dan energi di dalam toleransi yang diizinkan untuk kelasmeter yang relevan yang diuji oleh PUM ini.

Kesalahan E suatu PUM adalah kesalahan keseluruhan komponen-komponennya dalam kordisi pelayanannormal.

5.2 Metode untuk menentukan kesoluhan kqeluruhon suotu PUM

Kesalatnn keseluruhan suatu PUM ditentukan dengan metode berikut .- pembandingan antara cnergi tersalur pada terminal keluaran PUM yang ditunjukkan oleh standar uji

PUM dengan energi yang ditunjukkan oleh standar kerja PUM:- pembandingan antara dava pada terminal keluaran PUM yang ditunjukkan oleh standar rdi PUM.

dengan dava vang drtunjukkan olch standar kerja PUM. Pengaruh ketelitian pengukuran rvaktu padakesalalun energi harus ditentukrn

ti Kondisi Acuon

Kondisi acuan pada masukan PUM lurrus ditentukan oleh pabrikan sedemikian rupa selungga padakcluarannva" kondrsi acuan metcr vang diuji dapat dipcnuhi.

Sub-avat -5.4 ntcnrbcrikan persyaratan k-husus untuk medan nugnetis yang dilusilkan olch PUM.

-2 -

Page 10: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

5.4 Medan magndis berosal dori PUM

Kerapatan fluks magnetis yang ditimbulkan oleh PUM pada posisi meter yang druji, diszu'arlk.art tid.tkrnelebihi nilai - nilai sebagai berikut :

untuk l < l0A

untuk I :200 A

B < 0,0025 mT

B < 0,05 mT

Nilai batas kerapatan fluks magnetis untuk I antara l0 A dan 200 A . lurus dihitung sccaril interpolasi.

I = arus keluaran PUM.

B = kerapatan fluks magrrctis di udara akibat medan magrretis.

Catatan: B : uo H (H dalam arnper per meter).uo : 4i[ro' FVm (henrvpermeter).

Penentuan kesalahan sudu PUM

Kesalahan suatu PUM baru pada titik uji tertentu. harus lebih rerdah dari pada kesalahan E*** dalanr TabclI (tihat Ayat Bl pada Lampiran B mengenai definisi kesalahan).

Bila hasil pengukuran tunggal melebihi batas{atas yang diperbolehkan. nraka dua p-:ngukuran tantbaharrpada titik uji tersebut tranrs dilakukan lagi. Hasil kedua pengukuran tambahan iru lums bemda dalambatas-batas E-'* yang diizinkan.

Suatu PUM sedikitnya harus mampu digunakan untuk meter-meter dengan kela,i yang relevan menurutTabel I (uji jenis atau uji penerimaan), bila tusil uji semua titik uji (Tabel tll) h;::rda dalarn Lratas$;rtaskesalalun yang diizinkan .

Bila hasil uji dari beberapa titik uli berada diluar batas-batas yang diizinkan, pcrlg,lir.tnaan PUM bolehdibatasi sampai julat tertentu bagi meter-meter dengan kelas terlentu.

Pembatasan tersebut hanrs ditunjukkan denganjelas di tempat .y-ang mudah terlilmi pnda PUM.

Koreksi lcesalahan E pada PUM

Bila kesalahan E suatu PLJM keluar dari batas menurut Tabel I tetapi masih terletak d"iantara dria kalinilai-nilai yang sesuai menurut Tabel I. maka pada waktu digunakan untuk menguji meter, kesalatan PUMharus diperhitungkan terhadap hasil uji meter tersebut. Dalam hal ini. disarankan agar dilakrrkan usahauntuk mengurangi kesalahan PUM sampai batas{atas yang diizinkan

Tabel IBATAS-BATAS KESALATIAN PERSENTASE YANG DIIZII\{KA|'{

Kelus mctcr

Faktor - dava

5.5

5.6

0,5

0,5tertinggal

0 .5terdahulu

. 0 .5i terdahulu

i - - - *I . i 0 , 6 0r 0 , 1 0 1 0 , 1 5

Pengulangan pengukuran (hhd Ayat BS Lumpiran B)

Disarankan agar melaksanakan serangkaian pengukuran ulang yang benrrutan untu$;. "{rtiic, kontrol" Uc. ic.pada faktor- daya I (acuan No.l Tabel ttl). Unhrk setiap fase, tidak kurang dari linu lt-lf i pcnprkuran harusdilakukzur.

Diantam dua pcngulnrran ],ang berunrtan sakelar kontrol dan alat-alat kontrol harus drjalankan

s.7

- 3

Page 11: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

6.

Hasil pengukuran ulang ini digrrnakan untuk menghitung nilai s, yang discbut sebagai simpangan standar,yakni :

3 = +

dimana :

Ei = kesalahan PUM yang ditentukan oleh satu pengukuran tunggal dari serangkaian pengukuran ulangpada sebuah titik uji tertentu .

E = nilai rata-rata dari kesalahan Ei

n = jumlah pengukuran tunggal

Unruk suatu PUM baru. nilai s pada pada titik kontrol Uc,lc dan faltor-daya I hanrs terletak dalambatas-batas Smax ffi€rurut Tabel II .

* Tabel II

BATAS.BATAS NITAI S YANG DIIZINKAN DALAM PERSEN

Disarankan untuk menggurukan nilai Sm"x yilnB sesuai menurut Tabel II aprbila pengukuran tambahandilakukan pada faktor- daya 0,5 tertinggal .

Dalam penggunaannya, nilai simpangan standar suatu PUM diizinkan sebcsar dua kali nilai pada Tabel II.

Penandaan PUM

Setiap PUM lurus diberi penandaan yang berisikan informasi berikut ini :

a) narna pabrik atau merck deur tempat kedudukan pabrik;

b) nama tipe:

c) nomor seri.

d) nilai tegangan nursukan pcngenal dan jumlah fasc:

c) frekuensi acuan;

l) julat tegangan kelu.lran d.rn kaprsitas:

g) julat arus keluaran dan kapasitas:

h) julat pcrgeseran sudut f:xc antara arus dan tcgangan:

i) ketelitianmcnyeluruh.

lnfonnasi tersebut lunrs drtuliskan pada suatu pelat vang dilekatkan di bagiirn luar PUM. Penandaan lurusjclas. tidak nrudah terlurpus, d:rpat dibcdirkan dan mudah dibaca.

Faktor-daya 0,5 turgga l I I i 0 ,5 t ingga l

0 , 0 2 l o , o 2 I ( ) , ( ) 3

0,5 tinggal

- 4 -

Page 12: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

7.

7.1

Pasal Empat

PENGUJIAN

Ketelitian

Pemilihon julnt tqongan dan arus

Untuk maksud pengujian, maka dan seluruh kemungkinan kombinasi tegangan dannilai-nilai khusus, yakni nilai-nilai yang acapkali digunakan atau nilzu-nilai yangtertentu yang sangat berpengaruh.

arus, hanya dipilihrnemiliki kesalahan

Iri n

0r in UrarNilai U-ux'. nrin', I.*'. Imin',

" dan Ic bcrhubtrngan dengan nilal pengenal julat yang relevan.

| 2 3 4 5 adalahjumlah titik uji acuan dalam Tabel IIL

GAII,{BAR I "

- 5

Page 13: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

Gambar I memperlihatkm secara grafis, bagarmana menulih titik ukur menurut Tabel IIL

Untuk serangkaian pengukuran ulang (Ayat I I ) nilai untuk titrk kontrol Uc dan Ic dapat ditentukanberdasarkan kcsepakatan, misatnya . menurut tegangan pengenal dan arus dasar dari meter yang biasa diujioleh PUM.

Titik-titik uji tambahan atau pengurangan jumlah titik uji dapat ditenn*an berdasarkan kesepakatan.

Pada waktu menentukan kesalahan suatu PUM disarankan untuk memasukkan semua julat tegangan danarus termasuk Umax, Umin, I-"* dan lmin PUM tersebut.

Kombrnasi kesalahan ams dan faktor-daya yang belurn diukur tetapi dapat dihitung dan diturunkan darikesalahan terukur lainnya , tidak boleh digunakan sebagar dasar kesalahan PUM. Apabila kombinasitenebut cukup bemilai, ntaka kesalahan itu lurus diukur.

catatan- 3ffi:ilfll,:illl,ffiii-f:fft ff1?:::,T,aTl,"*,]h,ti;l"1l;-*,*[1:af,i."".fii3,i"Jlfr:7.2 Pengukuran dasar

Sebelum suatu PUM banr digunakan, pengukuran dasar menurut Tabel III merupakan pengukuran yangpaling penting yang lunrs dilaksanakan terhadap PUM tersebut.

Pengukuran dasar ini hams dilaksanakan juga apabila :

- Pengguruum umum PUM berubah misalnya titik kontrol Uc dan Ic berubah"

- Apabila ada perbaikan dar/atau penggantian komponen PUM yang sangat berpenganrh terhadapketelitian PUM tersebut.

- Apabila te{adi keraguan pada penggunaan PUM untuk kelas meter tertenru.

- Apabila hasil pengukuan kontrol menurut Sub-avat 7.3 meragukan.

7.3 Pengukuran kontrol dan Frekuensi Intemalnyo

Frekucnsi interval pengukuran kontrol suatu PUM harus disesuarkan dengan penggunaannva. Jadi nrakinsenng perlengkapan tensebut digrrnakan dan dipakai untuk menguji meter dalam jumlah yang sangat besar.maka interval antara dua pengrrkuan kontrol harus dipeningkat.

Sebaliknya sebuah PUM yang jarang digunakan (misalnya diutarnakan unuk maksud pengujian jenis) dapatdikontrol pada interval yang sama sebagainrana pengujian-pengujian tersebut.

Pada umumnya pengukuran interval keseluruhan antara dua pengukuran kontrol tidak boleh melampaui :

- dua tahun untuk PUM bagi meter kelas 2;

- satu tahun untuk PUM bagi meter kelas 0,5

- 6 -

Page 14: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

Tabel tIIJUI,,AT YANG DIKONTROL

No.Acuan

Tegangan ArusI Beban dari

Faktor- daya

i Fase-tunggalr Fase-tiga

il u" I "

I

l i Fa^sc-tunggal0,5 tinggal i Fass-tunggal0,5 depan I l:ase-tunggai

2 Urnin 5 tJi <Lhnaxl)

U i = U "

I c I i Fase-tunggal il " - lr l1 l

3 uc I m i n S I i < l m a , r l )

I t = I "

' i

Fase-tunesal II

4 Umin I" I Fasc-tunggal I0,5 t inggal I-asc-tunggal0,5 depan Fase-tunggal

5 u" I c I t Fasc - t i ga : )

Jumluh pcnsujian totsl untuk PIJM !::::t-t

Jumlah total pengujian untuk PUM tasc-tiga

l) i adalah index titik uji tertentu (U atau I). Bila PUM memrlikiJuiar tegangan dan arus lebih kecil daribalas i tsb. diatas , maka jumlah pengujian drsesuaikan

2) Satu pengukuran trams dilakukan masing-masing pada hubungan 3 kawat dan 4 kawat .

3) Beban minimum yang beftaitan dengan tersambungrn'a sebuah irstrumen ukur (meter atau rvatt- meter)saja. Beban maksimum yang berkaitan dengan tersambungnya meter dalam jumlah terbanyak yangmengkonsums,i keluaran maksimum dari sirkit tegangan dan/atau sirkt arus.

Apabila timbul keraguan, pengukuran kontrol harus diulangi.

8. Sifat dielektrik

PUM harus dapat nrcmpcrtahankan ktnlitas dielektrik yang cukup pada kondisi kerya nornLd. kondisikelembaban atmosferis normal dan tegangan kerja normal.

Pengujian isolasi suatu PUM ttarus dilal$anakan sesuai ketentuan SPLN yang berkaitan misalnya untuksambungan pentanatun, sakelar penganran dan scbagainya dan mcnurut s.yarat untuk instrumcn dzur alatyang dieunakan di dalam PUM.

- 7 -

Page 15: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96 :1993

Pasal Lima

SPESTFIKASI PUM

9. Spesifikasi PUM untuk Kamar Tera :

- Kamar Tera PLN DistribusiAVilayah

Meja uji fase tiga

Kclzrs ketelitian '.ll,lolt

Tegangan keluaran .0 - 240 Y + 20"1,

Arus keluaran : 0 - mar 50 A

Pengatur sudut fase : 0 - 360 o

Kapasitas l0 buah kwlt meter

Photo scaruler I buah (untuk Indikator kesalahan)

- Kamar Tera PLN Cabang

Meja uji Fase tiga Fase tunggal

Kelas ketelitian :0.2o/o 0,204

Tegangan keluaran '. (l - 240 Y + 20"1, 0 - 21(l V!}(J%

Aruske luaran : O-mar l00Albuah

:0- max 50 A 0-max 50 A la innYa

Kapasitas : l0 buah 20 buah

Photoscanner : lbuah

Pengatur sudut fasc : 0 - 3600 I dan 0,5 tertinggal

Catatan : llila data kesalahan setiap meter tidak diperlukan, maks untuk setiap kamar tcra cabang, meja tcnr l'asc tunggalvang diperlukan adalah dari jenis vang paling sederhana yurg cukup dilengkapi dcngan instrumen ukur yangbcrlirngii scbagai indikator, karcna cara pengujiannva cukup menggunakan mctodo mster induk. Mctsr indukkWh meter l'ase tunggal daprat dikalibrasi dengan menggururkan meja tera l'asc tiga.

Pasal Enam

PEDOMAN PEMERIKSAAN

10. Pedoman untuk pemeriksaan awal suatu PUM baru

I ) Konstruksi mekanis

2) Pengawatan dan penyambungan khususnya pada bagian$agian vang dapat digerakkan (mis. . alatpcmindah fasc)

3) Ketelitian yang ditentukan instnrmcn pengukur

1) Sifirt-sitat Dielektrik

5) Urutiur Fasc

- 8 -

Page 16: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

6) Sirkit Tegangan - Kontrol Komponen-komponen

- Sakelarjulat ukur

- Alat pengatur tegangan. Kapasitas pengaturan pada berbagai beban.- Alat pengatur keseimbangan tegangan dan penunjuk keseimbangan.

7) Siftit Ams - Kontrol komporrcn-komponen

- Sakelarjulat ukur

- peralatan pengatur arus. Kapasitas pengaturan pada berbagai beban.- peralatan pengatur keseimbangan arus

8) Stukit Ukur

- Wattmeter dan meter-meter yang dipakai sebagai standar ke{a:.julat-ukur, metode ukur.

Pemeriksaan pergesenm fase (tertinggal-merdahului).

- Pengubah polaritas wattmeter

- Pengukuran ketelitian (lihat Pasal 2 & 3)

9) Kontrol faktor distorsi

- Terminal masukan PUM

- Terminal keluar PUM :

Sirkit Arus (faktor dava = 1,0 dan 0.-5 pada beban maksimum/minimum). Sirkit Tegangan (faktordaya = 1,0 dan 0,5 pada beban maksimum/minimum)

- 9 -

Page 17: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

- l o -

Page 18: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

A r .

A.2.

A3.

L A M P I R A N ACATATAN TAMBAHAN DAN PETUNJUK TENTANG PERALATAN

UJI METER ENERGI LISTRIK

Laboratorium

Semua laboratoriunt uii meter energi listrik harus rnemrliki samrul untuk ntelaksanakal pcngujian yangdiperlukan sesuai dengan standar SPLN 60-1.

Ruangan Laboratorium harus :- cukup besar;

- bersih;

- kering;

- bebas debu;

- bebas dari getaran;

- berpenerangan cukup;- terlindung dan radiasi matahan.

Suplai ke PUM

Suplai ke PUM lums scdcmikian rupa sehingga nilai-nilai vang rcl*,an pada tcrniml keluaral PUM(tcgangan, arus, frckucnsi, bentuk gclombang, urutan fasc. kcscinrbmg;ur tcgangan dan 1rus) sesuai dcngarrstandar yang relevan dengan meter yang diuji

Tegangan suplai hams konstan, agar ketelitian alat ukur I'ang digunakan dan )'ang diperlukm untukmengukur meter dengan kelas tertentu . dapat dipenuhi. Apabila PUM tersambung ke laringan utam4tcgangannva bolch jadi tidak cukup stlbii untuk penggunaan metode wattmcter. Akan tetapi bila netodeu'attmeter tetap digunakan, beberapa usaha harus dilaksanakiur agar persyaratan ),ang berlaku dapatd ipenu hi (mr sal nv a menggu nakan stab i I isato r tegangan).

Untuk menghindari perbedaan rugi tegangan pada saat teryadr perubahan kcluaran PUM. penampang karvat(kabel) yang masuk ke PUM hams cukup besar.

Meja uji meter

Meja uji meter adalah meja vzurg mcmcnuhi persyaratan-pers!'aratan konstruksi dan rzurcangzur, sehinggantcmungkinkan pcngujian meter dapat dilaksarurkan pad.r kondisi acuan yang d.itentukap d.rlam p.rw,oifin]'ang relevan- Pengarvatan hants scdcnrikian rupa schingga nlampu mcnrpcrkecil pcngiruh-pengaruh induksinmgnctis. interfercnsi kapasitif d:rn nrgi tcgangan.

Terminal Keluaran

Mclalui kcscp:rkatan . lcrltrinal padr ntcla u1i nlctcr &rpat di tctapkan scbagai rcmrirurl kclulrran pUM .

t l

44.

Page 19: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

A5. Medan Magnetis

Pada pengujian di laboratoriunr" meter dan PUM dapat terpenganrh oleh medan magnetis dari beftagaisumber:

- medan magnetis generator atau pengatur tegangan utama;

- medan magnetis pengawatan sumber tegangan ke PUM;

- medan magnetis pengawatan atau komponen PUM;

- medan magnetis grengawatan atau sirkit pengukur suatu alat diluar PUM, khususnya pada sirkit dariPUM ke meter yang sedang diuji atau antara meter-meter yang sedang di{i:

- medan magnetis meja uji (penerangan,sirkit tambahan);

- medan magnetis luar latnnya di dalam labonatorium.

,{6. Pengujian Meter Tanpa Beban

Sfukit anrs lrarus dapat diputus, guna mercegah mengalirnva arus pada sirkit ini yang dihasilkan olehinduksi sirkit tegangan.

A7. Alat Pengatur *

A7.1 Alat Pengatur Tegangan

Alat pengatur tegangan hans dapat diatur pada tegangan pengenal dalam batas tolerarsi kondisi acuanuntuk kelas meter yang relevan

A7.2 Alat pengatur arus

Alat pengatur anrs yang disediakan oleh PUM hrnrs memungkinkan pengaturan ans uji yang diperlukan, didalam batas semua julat beban dan dalam batas toleransi yar,g ditentukan oleh kordisi acuan untuk kelasmeter yang relevan

A7.3 Alat penggeser fase

Alat penggeser fase yang tenedia pada PUM harus memungkinkan pengatuan sudut fase dankeseimbangan tegangan dan arus di dalam batas julat beban keseluruhan dan dalam batas toleransi yangditentukan pada kordisi acuan untuk kelas meter yang relwan.

A8. Transformator Tegangan *

Traruformator tegangan tranrs memenuhi batas$atas kesalahan yang diizinkan sesuai Tabel t danbatas-batas nilai simpangan standar sesuai Tabel IL

A9. Transformator Arus *

Traruformator ams hams memenuhi batas-batas kesalahan yang diizinkan sesuai Tabel I dan batas{atasnilai simpangan standar sesuai Tabel IL

Al0. Instrumen Pengukur *

Al0.l Voltmeter

Voltmeter harus memungkinkan pengaturan tegangan pengenal dalam toleransi yang ditentukan padakondisi acuan untuk kelas meter yang relevan .

Toleralui mengacu pada penu4iukan voltmeter, termasuk kesalahan resistans seri dadatau trarsformatortegangan.

I Melalui kcsepaliatan pihak-pihak vang berkcpcntingan, pcruyaratan khusus hrlch dibcrikan sohubungan dcngnn julutpengantran. ketelitian dan sebagainva.

t 2 -

Page 20: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

AlO.2 Ampermeter

Ampermeter harus nrenrungkinkan pengaturan arus pengenal dalam toi;rarsi yang ditentukan pada kondisiacuan unfuk meter dengan kelas yang relevan.

Toleransi mengacu pada penunjukan ampermeter, termasuk kesalahan resistans paralel atau trarnfornratorarus.

A10.3 Wattmeter

Wattrneter harus memungkinkan pengaturan daya diantara batas-batas yang diizinkan untuk meter dengankelas tertentu, yang tergantung juga pada nilai faktor daya yang diperlukan dan memiliki ketelitian yangsesuai dengan batas-batas yang diizinkan pada Tabel I dan Tabel II untuk nilai-nilai simpangan standar.

A10.4 Keseimbangan Tegangan

Dalam usaha mencapai keseimbangan tegangan sesuai dengan kondisi acuan untuk kelas meter yangrelevaq alat pengatur keseimbangan tegangan dan penunjuk keseirnbangan tegangan dapat digunakan.Voltmeteryang dipakai harus memiliki ketelitian yang cukup.

A10.5 KeseimbanganArus

Sebagai tambahan alat pemindah fase, alat keseimbangan anrs boleh digunakan.

A10.6 Frekwensi Meter

Frekuensi meter harus digunakan jika frekuensi suplar janngan tidak cukup stabil atau jika frekuensikeluaran PUM tidak sesuai dengan frekuensijaringan

- 13 -

Page 21: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

- t 4 -

Page 22: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

B. l

L A M P I R A N B

CATATAN MENGENAI DEFINISI KESALAHAN, BESARAN NASAR,

KETELITIAN DAN PENANTUAN KESALAT{A]q.

Definisi Kesalahan

Kesalahan absolut PUM adalah "nilai terftrduk dikurangi nilai benar". Istilah "nilai berar" seringkalidigunakan apabila diartikan sebagai "Nilai benar konvensional". Olctr karena nilai Lcnar tidak dapatditentukan oleh pengukuran (karena memerlukan proses pengukuran tanpa kesalah,an), nraka nilai tersebutdapat didekati oleh nilai benar konvensional yakni nilai yang di"koreksi oleh kesalaFnn sistimatik danketidakpastian yang ditetapkarL l'ang dapat ditelusur ke standar nasional efan ke standar yang telahdisepakati bersama antara fabnkan dan pemakai.

Kesalahan relatif adalah kesalahan absolut dibagi rulai benar.

Kesalahan relatrf suatu PUM dieambarkan sebagai benkut :

[esai ahan

E m = E t * E ' m = E . + E * E ' m

dimana :

Eu : Kcsalahan benar teoritis dari standar uji PUM setelah dikoreksi dengan koreksl j'an;l diketahui.

Et = Kesalahan benar teoritis dari PUM.

E : Kcsalalurn PUM.

Ei : Kesalahan PUM ditenrukan olch sekali pengukuran pada satu titk u";r tcrtcntu.

E'n1= Kcsalahan meter yang diukur olch PUM.

Enr : Kesalahan benar teontis dari meter yang diuji.

Catatan. Kcsulnlran E suatu ['tJM mcnvsbabkan kesalahan meter yang diuji sama dcngan Ir ttrpi dcngan t anda bcrlawanan

E ( E l )

- l-5

J

Page 23: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

nilai terunjuk - nilai benarEto/a= 100

nilai benar

nilai terrunjuk - nilai benarkonvensiorul& o/r=

nilai benar konvensional

W i - W oho/o =

Wo

dinuna :

Wi = Nilai errcrgi yang dituqiul*an oleh PUM.

Wo = Nilai benar konvensional dari energi (nilai tertu4iuk terkoreksi dari standar uji PUM).

Catstan: Disam$ng energi W daya dapat juga digunakan untuk pengukuran ini, dcngan mcmperhinrngkan pangaruhketelitian pengukuran waktu.

Nilai benar konvensionel

l lhl tertunJul

Besaran Dasar

Pengukuran errergi ditunurkan dari sel standar, resistor standar (daya) dan pengukuran waktu yangmenggunakan oscillator kwana (energr). Ketidakpastian dari standar nas-ional untuk sgl stardar dan resistorstanOar diberikan oleh laboratorium stadar nasionral dengan iulat 10.-5 sampai 10'6. Potensiometer anrssearah hanrs mampu mengutur tegangan DC dengian ketidakpasban l0-'.

Ketelitianpengukuranwalcu anlara 2 sampai 3.10-ll urfruk lonceng atonl 5.10-e untuk lonceng halts padasebagian stanOar nasional. Gerrcrator kwarts portabel dengan ketidak pastian antara L l0-4 dan S. tO-5.

Stadar pengalih hams digunakan urtuk menghubungkan besaran-besaran anrs bolak-balik kepadabesaran-besaran anrs searah.

Stardar-pengalih yang digunakan oleh laboratorium standar nasional dan yang memungkinkan tercapainyaketelitian tertinggi, tranrs mampu menguku energi arus bolak batik dengan ketidakpastian 2.10-'(faktordaya= 1.0 ).

Beberapa contoh dari stadar-pengalih tersebut adalah :

- pembanding elektro dinamik

- pembanding termo listrik

- Sirkit pengali statik

100

t00

PU[

8.2

1 6 -

Page 24: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 9621993

83.

84.

a) Wattmeter statrk

b) Meter statrk standar

Ketidak pastian terendah elemen-elemen suatu siiriie$:r, uji PUM yang masih memung-kinkan

Ketidakpastian keseluruhan dan sebuah standar uji PUM tergantring deui ketidakpastian setiap elemen yangdigunakan

Ketidakpastian Yang berbeda ini berhubungan langsung dengan k:r;riitas dan elemen yang dipergunakan dankemungkinan-kemunglanan kalibrasi ,vang ditawarkan oleh lab*ratorium standar nasional tingkat tertinggi(lihat ayat82)

Ketidakpastian keseluruhan suatu standar uji PUM sebaiknva d,rpcrkrrakan dengan mempergunzrkan nilairms dari ketidak pastian setiap elemen vang dipakai.

Pada saat ini nilai khas ketrdakpastian paling kccil 1'ang dap;u. dioer,-'ic.h dan elemen-elemen adalah sebagarberikut :

2. l0-* (faktor dava : l.())

4 l0-4 (faktor daya : 0,5)

c) Wattmeter benkala dobel

dantripel 5 l0-1 (faktordaya : 1,0)

d) Wattmeter skala tunggal

Kelas 0,1 l0 l0-1 ( fakor dar a = 0. ,5)

e) Transformator tegangan

atau arus I . I0-4 d.'rn 0.2 mcrut

Dengan rnemperhitungkan kcnyataan bahwa pcrbedaan f rsc sebesar I nrenit membenkan kesalahantambahan untuk setrap transformator rnstruntcn kurang lc rl i i l .{ i- i '1,i, pada faktor kcrya 0.-5, resultanketidakpastian adalah :

L I ()-4 (fakror dava : l.o)

1,5. l0-4 ( faktor daya = () .5)

Bila menggunakan transfc:mator arus dan transfonnator tegangan. malca rular vang paling berpeluang bagiketidak pastian dihitung nlcnum penjumlahan rms tsb. diatas :

I .5. l0-4 (faktor dava = I .())

2.10-4 (faktor dava = 0.-5)

Frekuensi Interval untuk pengukuran kontrol ketel i t ian suatu PUfut

Frckucnsi Intcnal untuk kontrol ketclitian suatu PUM tcrgantung pada :

- tipc Peralatan

- scjarah PUM

- jurnlah metcr yang diuji oleh PUM dalam I pcnode

- pemeliharaan PUM

- kelas ketelitian meter )'ang diuji oleh PUM

- kualitas komponen PUM

- kenrungkinan fluktuasi kcsalahan yang dirryatakan olch pUM

- t 7 -

Page 25: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter

SPLN 96:1993

85. Nilai rata-rata dan pengulangan pengukuran (Penjelasan Ayat 1l)

- Suatu pUM dengan nilai rata-rata kesalahan E = O. tapi dcngan nilai perkiraan simpangan s yang tinggi,

tidak mevakinkan keterulangan pengukuran.

- Suatu pUM dengan nilai rata-rata kesalahan E vang tinggi. tapi dengan nilai s yang rendab boleh

digunakan untuk pengukuran berketelitian tinggi, asalkan dikoreksi atau nilai rata-rata E dikoreksi oleh

transfornrator ko reksi.

Dan pandangzur statistik, jumlah pengukuran yang harus dilaksarurkan pada setiap titik {i tergantung dari

hasil metrologik yang dibutuhkan. Meskipun demikiarr. agar diperlutungkzur juga kenyataan bahwa

pengukuran dilakukan untuk :

- julat arus yang berbeda:

- julat tegangan yang befteda;

- faktordaya yang be6eda;

- bcbzut maksimum:

- beban minimum.

dan untuk :

- nteter fase tunggal:

- meter fase tiga;

- nrctode pengukuran yang berbeda (sistem fase-tiga, tiga dan crtrpal kan at)

Nvatalah bahwa metoda untuk menennrkan kesalahan E sebuah PUM tidak sala dipertimbangkan secara

mctrologis tapi juga kenyataan ekonomisnya.

Olch karena jumlah pengulangan pengukuran yang sedikrt biasanva belum nlembenkan dasar statistih maka

penenruan kesalahan PUM berdasarkan statistik yang benar tidak ntungkin

Karena itu Tabel II rnemberikan batas-batas yang diizjnkan untuk perkiraan simpangan stantard s.

pengulangan pengukuran sebanyak lima kali sesuai Ayat I I dapat merupakan kesepakatan yang baik.

- ltt -

Page 26: SPLN 96_1993 Uji kWh Meter