spesifikasi teknis.pdf
TRANSCRIPT
-
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO TIMUR
DINAS KESEHATAN Jalan Nansarunai No. 62 Telp. (0526) 20916157 Kode Pos 73611
TAMIANG LAYANG
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Rehabilitasi / Perluasan Puskesmas Bambulung Kegiatan Pembangunan dan Pengadaan Konstruksi Rehabilitasi Berat Puskesmas,Pustu,Alkes dan Farmasi (DAK).
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pagar Keamanan Pemborong diwajibkan memelihara I melengkapi pagar keamanan disekeliling site agar
tetap rapi dan tidak merusak pemandangan, bahan pagar dari seng gelombang. 2. Direksi KeetIBarak kerja
1. Pemborong diwajibkan membuat bangunan sementara dan melengkapi ruang-ruang dengan perlengkapan untuk kantor tersebut.
2. Setelah selesai proyek, seluruh bangunan sementara dan perlengkapannya wajib
dipindahkan oleh Kontraktor.
3. Alat / Perlengkapan Pekerjaan dan Tenaga Lapangan
1. Pemborong dan bagian-bagian didalamnya proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan
perlengkapan-perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing
seperti:
- Batching Plant (Alat Pembuat Beton)
- Mixer (Beton Molen)
- Concrete Vibrator (Alat Penggetar/ pemadat beton)
- Dump Truck
- Perlengkapan-perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur
- Pompa air untuk sistem pengeringan jika diperluka
- Terpal atau tenda darurat yang memadai untuk perlindungan pekerjaan beton pada
waktu hujan.
- Alat-alat ukur
- Alat-alat pemotong, penarik
- Alat-alat pengetesan lainnya yang akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
2. Disamping itu harus menyediakan juga:
- Buku-buku laporan (harian, mingguan, bulanan)
- Buku petunjuk alat-alat
- Rencana kerja dan penempatan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab
-
penuh untuk memutuskan segala sesuatu di lapangan dan bertindak atas nama
Pemborong yang bersangkutan.
- Time Schedule pelaksanaan yang ditanda tangani dan disyahkan unsur-unsur terkait.
3. Untuk keperluan mobilisasi bahan material dan peralatan Kontraktor harus
mengkoordinasikan dengan pihak Direksi atau berwenang mengangkut hal :
- Jenis alat angkut yang diperbolehkan
- Jalur jalan yang diperbolehkan untuk dilalui.
4. Penyimpanan Barang-barang dan Material
1. Pemborong diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material-material
kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang-gudang, sesuai
dengan sifat-sifat barang-barang dan material tersebut, atas persetujuan Konsultan
Pengawas, sehingga akan menjamin :
- Keamanannya - Terhindar dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan
yang salah atau cuaca.
2. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan
didalam site.
5. Kebersihan dan keleluasaan halaman.
Pemborong diwajibkan menjaga keleluasaan halaman dengan menempatkan barang-
barang dan material sedemikian rupa sehingga :
- Memudahkan lalu lintas barang dan orang
- Memudahkan pekerjaan
- Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing,
air yang menggenang)
- Tidak menyumbat saluran-saluran air
6. Fasilitas-fasilitas Lapangan
Pemborong diwajibkan menyediakan atas biaya sendiri :
- Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada diproyek.
- Pemadam kebakaran (Tabung PK 4,6 Kg 2 unit)
- Alat-alat PPPK dengan isinya
- Semua alat-alat keselamatan dan perlindungan kerja yang disyaratkan oleh peraturan
perburuhan, DEPNAKER
- Kamar mandi dan WC untuk para pekerja lapangan maupun Direksi yang layak.
7. Barang Contoh (sample)
- Pemborong diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
- Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat teknis harus dikeluarkan dari lokasi proyek
-
paling lama 2 x 24 jam.
8. Pengujian Atas Mutu Pekerjaan
1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, misalnya :
Pengujian mutu beton Pengujian bekerjanya mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya
2. Semua biaya untuk kebutuhan tersebut diatas, ditanggung oleh Pemborong.
9. Gambar-gambar "As Built Drawing"
1. Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Built Drawing" sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan secara kenyataan untuk kebutuhan pemeriksaan
dan maintaenance di kemudian hari Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pemberi tugas setelah disetujui oleh Pengawas Lapangan
2. Pemborong diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang digunakan didalam proyek
10. Shop Drawing
Dalam hal-hal tertentu kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
membutuhkan penjelasan-penjelasan dimana hal-hal tersebut tidak terdapat dalam
gambar-gambar kerja, maka Pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar shop
drawing untuk kebutuhan tersebut dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas .
11. Peraturan dan Syarat yang digunakan dalam pelaksanaan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :
AV (Algemene voor waarden voor de uitvoering bijaaneming van openbare werken in
Indonesia, tgl 28 Mei 1941 no. 9 dan tambahan lembaran negara no. 14571)
Tata cara perhitungan beton untuk bangunan gedung (SNI T -15 1991-03)
peraturan beton bertulang Indonesia SNI-1991
Peraturan umum pemeriksaan bahan bangunan NI-3/1956
Peraturan Konstruksi kayu Indonesia NI-5
Peraturan Umum Air Minum (A VWI - Drink water)
Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8/1972
Peraturan Pengecatan NI 12 Peraturan Muatan Indonesia NI 18 PeraturanUmum Instalasi Listrik(PUlL) Dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
Normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Peraturan Umum pemadam kebakaran (NFPA)
2. Pemborong harus melaksanakan segala pekerjaan menurut dokumen kontrak, instruksi-
instruksi tertulis dari Pengawas Lapangan.
3. Konsultan Pengawas Lapangan berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pemborong pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan
Pemborong tidak membebaskan Pemborong dari tanggung jawabnya.
4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
-
gambar-gambar dan instruksi tertulis dari Direksi harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab pemborong.
5. Semua bahan yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
12. Foto-foto Dokumentasi Proyek
1. Pemborong diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
Foto-foto kegiatan pekerjaan proyek antara lain kegiatan dalam uitzet, penempatan
peralatan-peralatan lapangan (beton-batcher), penempatan material, pengerasan
Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain pembesian, bekisting,
pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 5%, 10%, 20%, 25%, dan
seterusnya sampai 100% (setiap peningkatan progress 5%) dan kondisi pada waktu
selesainya masa pemeliharaan. Pengambilan obyek foto-foto harus dari arah yang
sama.
2. Foto-foto dicetak dalam ukuran post card (3R) berwarna, masing-masing 2 (dua)
lembar.
3. SITUASI
1. Lokasi bangunan terletak di Puskesmas Bambulung Kabupaten Barito Timur.
2. Halaman bangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu
rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi lapangan,
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh pada harga penawaran.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk claim
dikemudian hari.
4. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan mm, kecuali
ukuran baja / besi yang dinyatakan dalam inc/mm.
2. Permukaan atas lantai (P + 0,00) adalah 0 cm dari permukaan atas lantai (P + 0.00)
bangunan, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan dilokasi.
3. Ukuran penduga terbuat dari papan / kayu kelas kuat II (terentang) ukuran 5/7 cm x 3 m
yang diketam rata-rata semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ketanah asli sedalam
1 m atau beton 20/20 tinggi 0,5 m tertanam 0,8 m. Ukuran penduga tersebut merupakan
titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong dibawah pengamatan Direksi lapangan dan
dipelihara selama pelaksanaan. Dibuat titik duga simpanan dari beton dengan ukuran sama
disimpan pada tempat yang aman.
4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-patok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi bagian atas dan diberi tanda.
Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 orang pembantu yang menguasai hal
pengukuran untuk menentukan bidang datar dan bidang siku-siku.
5. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Pembersihan Lokasi dari tumbuhan-tumbuhan dan pohon-pohon yang merintangi lokasi
pekerjaan.
- Pengukuran dan Pemasangan bouwplank
-
- Penggalian tanah pondasi siring
- Urugan kembali bekas galian dan timbunan
- Pemadatan pada setiap lapisan timbunan
2. Pembongkaran dan pembersihan
Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput /tanah humus
(top soil) 5-20 cm, sampah atau bahan lainnya yang menganggu, menebang pohon-pohon
dan mencabut akarnya sesuai petunjuk Direksi.
3. Pekerjaan Cut dan Fill
3.1. Pekejaan Cut I pengupasan tanah
- Dalam Pelaksanaan pekerjaan cut, pemborong harus memperhatikan pail-peil
tanah yang dikehendaki/sesuai detail pengolahan tanah. Dan gambar potongan
memanjang dan melintang tanah.
- Pembentukan dan penyelesaian harus mengikuti bentuk / kemiringan yang cukup
untuk aliran air. Adanya genangan air diatas tanah tidak diperkenankan atas sesuai
petunjuk Direksi.
- Kelebihan galian dari yang ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan, dan apabila
kelebihan galian ini membahayakan konstruksi maka pemborong wajib
memperbaikinya atas biaya sendiri.
- Penggalian harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga akibat karena kekurangan
telitian menjadi tanggung jawab pemborong.
- Semua galian atas kehendak pemborong untuk maksud-maksud yang tidak
tercantum dalam kontrak harus ditutup dan dipadatkan kembali.
3.2. Pekerjaan Fill (penimbunan dan pemadatan tanah)
- Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus ditanah yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi lapangan. Jika diijinkan dapat
digunakan tanah bekas galian tanah dikupas (Top soil ).
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum tiap lapisan 30 cm
dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan digilas/timbiris dengan Concrete
Vibrator dan begitu seterusnya sampai mencapai pail yang ditentukan.Direksi dapat
memerintahkan pengurugan melebihi ukuran, dan diperhitungkan penyusutan
tanah akibat konsolidasi.
4. Galian tanah untuk pondasi
- Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar/sampai tanah
keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian
harus dipadatkan/ditumbuk.
- Hasil galian tanah yang masih dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ketempat yang direncanakan yang disetujui Direksi. Sedangkan hasil galian yang tidak
dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ketempat lain.
5. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya,
pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.
6. PAPAN BOUWPLANK
1. Semua bouwplank menggunakan kayu (papan 2/15) terentang diserut rata dan terpasang
waterpass dengan peil + 0.00, setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan
patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu
dinding, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim atau diberi tanda- tanda yang
-
jelas.
2. Jarak bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian tanah pondasi.
3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib memintakan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari Direksi.
7. PEKERJAAN PONDASI
1. Galian Tanah Pondasi
- Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya baik dalam, lebar, tinggi dan
panjang harus dilakukan menurut ukuran dalam gambar rencana. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama atau akar-akar pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dibangun harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak
dipakai harus disumbat.
- Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, pipa-pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telpon dan lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau kepada pejabat instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
- Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang
telah ditentukan, maka Pemborong harus mengisi/mengurug daerah tersebut dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi.
- Pemborong harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan
pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
- Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya, dan ditumbuk sampai padat dengan Concrete Vibrator.
2. Pekerjaan Batu Belah
Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :
- Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, padat, berat dan berwarna putih kehitam-
hitaman.
- Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/pecah menjadi ukuran normal
menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
- Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran dalam gambar rencana atau atas petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas.
8. PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah:
- Pasangan dinding bata 1/2 bata
- Plesteran dinding bata
- Perapian/acian permukaan beton
- Pembuatan profil nama
2. Bahan yang dipakai adalah :
- Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cat dan retak, memenuhi
-
persyaratan dan bahan-bahan PSUSI 1970. Sebagai referensi : batu bata ex. Pal 4.
- Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan. untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu
diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm. Pasir pasang dari Pasir
Pasang kualitas baik, Pasir Seton diambil dari : Pasir cor kualitas baik untuk cor.
- Semen yang dipakai memenuhi persyaratan Standart Portland Semen Type I
3. Adukan campuran
a. Adukan trasram 1 PC : 3 PS dilaksanakan untuk :
- Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof dan lantai pada semua dinding yang
berhubungan dengan air, dan untuk KM/WC setinggi 150 cm atau sesuai petunjuk
Direksi.
- Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruhnya pasangan trasraam, plint
plesteran, aferkig permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc:3Ps tersebut
diatas.
b. Adukan 1 Pc : 4 Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran diatas seperti
tersebut pada bagian 3.a instruksi diatas.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
- Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horisontal. Pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter
setiap hari.
- Sebelum dinding diplester harus dikamprot dengan campuran 1 Pc: 3 Ps dengan
ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik. Kelembaban
plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian
diperhalus dengan acian semen.
- Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari. Untuk itu
pelsteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
- Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/afwerking permukaan beton perlu
dikasarkan/dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan
lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
- Seluruh pekerjaan pasangan dan pelsteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak
harus dibongkar dan diperbaiki. Atas biaya pemborong.
9. PEKERJAAN BETON
A. Bahan-bahan dan syarat bahan yang digunakan
1. Pelaksanaan Beton dilakukan pada :
- Cor beton tumbuk pada lantai bangunan dengan ketebalan 5 cm campuran 1pc :
3pc : 5kr,
- Cor dak beton bertulang dengan ketebalan 10 cm campuran 1pc : 3pc : 5kr,
- Pekerjaan sloff beton bertulang ketebalan uk. 15/20 cm, ringk balk beton bertulang
dengan ketebalan uk. 10/15 cm campuran 1pc : 3pc : 5kr,
- Pekerjaan balok gantung beton bertulang dengan uk. 15/17 cm campuran 1pc : 3pc :
5kr,
2. Semen.
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang memenuhi syarat-syarat
:
- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Mendapat persetujuan Perencanaan/Pengawas Lapangan
-
Semua Semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk Semen untuk suatu
Konstruksi/struktur yang sama) dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong
semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindung dari
kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.
Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanannya dan dianggap sudah rusak dan membatu dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui pengetesan lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari Lapangan paling lambat 2 x 24 jam.
2. Aggregat (Agregate).
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi syarat-
syarat:
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956).
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI.-1991), ASTM.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah Hat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya). Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Gradasi dari aggregate-aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu. beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proposi campuran yang akan dipakai. Pengawas Lapangan dapat meminta kepada Pemborong untuk mengadakan test kwalitas dari aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas Lapangan, setiap saat dalam laboratorium yang diakui.
Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut akan
disupply, maka Pemborong diwajibkan untuk memberitahukan kepada
Pengawas Lapangan.
3. A i r
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusakkan beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (SNI- 1991)
4. Adukan dan Campuran.
Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proposi
adukan dan campuran dibawah ini.
Angka-angka tersebut menyatakan perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan
kering. Pemborong bertanggur Jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan dan
campuran tersebut.
-
URAIAN PC PS KR
(semen) (pasir) (kerikil)
- beton tumbuk 1 3 5
- lantai kerja 1 3 6
- pondasi batu kali 1 2
- Pasangan dinding biasa 1 6
- Plesteran kasar 1 4
- plesteran dinding biasa 1 4
- plesteran sudut 1 4
- Plesteran beton 1 4
Semua campuran pasangan dan campuran cor beton dengan pasir beton dengan pasir muntilan Pemborong harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya dan harus mendapat. persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Selanjutnya takaran tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai
campuran, untuk pasangan plesteran dll.
Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus
lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.
B. Pekerjaan Beton.
1. Beton Biasa.
a. Adukan (adonan) Beton.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PSI 1971.
Pemborong diharuskan membuat adukan (adonan) Beton dengan komposisi
adukan dan proporsi antara semen dan air dan bertanggung jawab penuh atas
kekuatan beton yang dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang
padat dengan daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang
baik dengan besi beton.
Pemborong diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan
(aggregation) dari aggregat. Percobaan slump diade harus memenuhi syarat-
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI .- 1971).
- Adukan Beton dibuat setempat (site mixing).
Adukan beton yang dibuat setempat didalam site, harus memenuhi syarat-
syarat:
Semen diukur menurut beratnya perkantong.
Agregat diukur menurut beratnya.
Pasir diukur menurut beratnya. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch
mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Mengingat kapasitas pekerjaan yang besar.
Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin
tersebut. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk. Lama pengaduk tidak kurang dari 3 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk.
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
-
Disarankan adukan beton struktur menggunakan ready mix dengan control
yang berkala dan konsisten
b. Pengecoran Beton.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat
pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Pada tiap-tiap kali mengaduk beton, Pemborong diwajibkan melaksanakan
pengujian slump seperti yang ditentukan dalam PSI 1971. Hasil pengujian slump
tersebut terletak dalam batas-batas yang ditentukan dalam PSI 1971 (max 12
cm) biaya seluruh rangkaian pengujian tersebut sepenuhnya di tanggung oleh
Pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
c. Pemadatan beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pemborong harus menyediakan vibrator-vobrator
untuk menjamin effisiensi tanpa adanya penundaan.
Penggunaan vibrator tidak boleh tegak lurus terhadap bidang cor.
Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 50 cm tebalnya.
Lapis-lapis ini harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang
baik.
d. Curing dan Perlindungan Atas beton.
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Pemborong harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
2. Perlindungan atas Beton
Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap : - Matahari. - Pengeringan oleh Angin.
-
- Hujan/aliran air. - Pengrusakan secara mekanis. - Pengeringan sebelum waktunya. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga agar tetap basah, dengan cara menyemprotkan air atau menggenangi dengan air permukaan beton tersebut selama 4 hari. Perlindungan atas beton harus diperhatikan terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas. Pemborong harus pertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
10. PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan papan listplank, papan bibir atap lis profil tepi plafon.
- Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu diawetkan dengan bahan anti
rayap di coating dengan kwas atau sesuai petunjuk Pengawas.
- Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh bahan
kepada pada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Persyaratan bahan
- Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak
bengkok, serta tidak mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1971 - NI.5.
3. Persyaratan bahan
- Kayu Ulin digunakan untuk pekerjaan list plank,
- Kayu balau digunakan untuk pekerjaan rangka atap.
- Langit-langit/Plafond yang digunakan baik dalam dan luar yaitu menggunakan calcibord,
- Calciboad digunakan pada penutup langit-langit/plafond dilis dengan kayu profil.
- Pelaksanaan Pekerjaan
Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya pemborong.
Permukaan kayu tampak harus diserut rata dan licin. Setiap sambungan konstruksi
atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci atau sistem
sambungan yang benar. 4. Pekerjaan rangka langit-langit dan penutup
- Pekerjaan langit-langit terdiri dari dua bahan yaitu bahan kayu dan bahan baja ringan
/rangka hollow.
- Untuk pasangan rangka plafond dalam bangunan baru menggunakan rangka baja
ringan/rangka hollow.
- Untuk rangka hollow harus dipasang dengan kuat dimana setiap pertemuan du rangka
harus dibaut dengan kuat dan rapi, sehingga rangka dapat bergantung dengan kuat.
- Dan untuk pasangan rangka plafond pada bangunan lama menggunakan bahan kayu
klas II yang masih terpasang dalam kondisi yang sangat baik.
- Rangka langit-langit dipakai kayu Lanan/atau klas II yang kering, lurus tidak bengkok
dengan ukuran 5/7 cm untuk balok induk, 5/5 cm untuk balok anak dan bidang
-
permukaan harus diserut rata.
- Plafond dari bahan calciboad dan diberi lis dari bahan kayu profil.
- Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang
sudah terpasang sebelum melaksanakan penutupan langit-langit.
- Pelaksanaan rangka langit-langit dengan ukuran rangka 60x60 cm, untuk setiap jarak
maksimal 3 m harus dipasang balok induk kearah bentang pendek. Agar diperhatikan
bahwa gantungan plafond kayu 5/5 cm harus dipasang, sehingga langit-langit benar-
benar kaku.
- Permukaan rangka langit-langit bagian bawah harus diserut halus dan rata, sebelum
dipasang penutup langit-langit rangka harus benar-benar rata dan waterpass secara
keseluruhan.
- Secara keseluruhan langit-langit yang berombak atau melengkung, nat yang tidak lurus
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
11. PEKERJAAN ALLUMINIUM
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi
- Pekerjaan rangka atap,
- Pekerjaan rangka plafond
2. Bahan penutup atap yang digunakan genteng metal sekualitas : metal rainbow atau
metalroof dengan rangka atap multi truss/ baja ringan,
3. Untuk seluruh bangunan harus mengunakan bahan penutup atap genteng sesuai gambar,
dan sebelum dipesan/dikirim ke lapangan pemborong terlebih dahulu mengajukan contoh
kepada Konsultan Pengawas/Proyak untuk mendapat persetujuan. bahan penutup atap
yang cacat dan retak tidak dibenarkan untuk dipakai.
4. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus dicek kemiringan dengan
kerataan rangka atap sehingga diperoteh bidang yang sesuai.
5. Pekerjaan langit-langit menggunakan bahan baja ringan /rangka hollow.
6. Untuk rangka hollow harus dipasang dengan kuat dimana setiap pertemuan dua rangka
harus dibaut dengan kuat dan rapi, sehingga rangka dapat bergantung dengan kuat.
7. Plafond dari bahan calciboad dan diberi lis dari bahan kayu profil untuk luar bangunan dan
lis profil gypsum untuk dalam bangunan.
8. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang sudah
terpasang sebelum melaksanakan penutupan langit-langit.
9. Pelaksanaan rangka langit-langit dengan ukuran rangka 60x60 cm, untuk setiap jarak
maksimal 2 m harus dipasang balok induk kearah bentang pendek. Agar diperhatikan
bahwa gantungan plafond kayu harus dipasang, sehingga langit-langit benar-benar kaku.
10. Permukaan rangka langit-langit bagian bawah harus diserut halus dan rata, sebelum
dipasang penutup langit-langit rangka harus benar-benar rata dan waterpass secara
keseluruhan.
11. Secara keseluruhan langit-langit yang berombak atau melengkung, nat yang tidak lurus
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
12. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan pengecatan kayu
- Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan semua list langit-Iangit, listplank, bibir atap dan
seluruh permukaan kayu yang diexpose.
- Cat kayu yang dipakai adalah sekualitas Bee Brand 1000, bahan cat yang akan digunakan
terlebih dahuJu harus mengajukan contoh untuk disetujui Direksi, warna cat ditentukan
-
kemudian.
- Pekerjaan dempulan, manie, plamur dan penghalusan (diampelas) harus dilaksanakan
hingga rapih dan halus sebelum pengecatan dilaksanakan.
- Pekerjaan menie dilaksanakan pada konstruksi atap, rangka atap, dan gording, ikatan
angin (bagian yang tidak dicat).
- Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata harus diulangi dan diperbaiki
2. Pengecatan tembok dan langit-langit
- Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan beton yang
tidak dilindungi bahan lain seperti ring balk gantung accesories & langit-Iangit
- Cat yang digunakan adalah setara/sekualitas Decolith atau danabrite baik cat interior
maupun cat eksterior, Semua contoh cat terlebih dulu harus mendapat persetujan
Konsultan Pengawas.
- Semua dinding, langit-Iangit yang akan dicat harus diplamir atau didempul dari jenis
yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga licin dan rata. Pekerjaan
cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari Konsultan Pengawas.
- Khusus pendempulan langit-Iangit untuk dicat harus dijaga terhadap neut yang telah
terbentuk sehingga tetap lurus & rata.
- Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas dan roller.
- Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang pecah-pecah serta masih tipis harus
diulang dan diperbaiki atas biaya pemborong.
13. PEKERJAAN SANITAIR
- Pasangan sanitair harus betul-betul rapi, tidak boleh bocor atau rembes. Saluran pengering
dalam WC harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk penyaluran air. Pemasangan
closet diatas dudukan pasangan bata.
1. Bahan
a. Alat perlengkapan sanitair adalah sekualitas INA, warna ditentukan kemudian
b. Septictank dan perembesan untuk KM/WC dan bak pembuangan beserta peresapannya
sesuai dengan gambar kerja.
c. Macam-macam Kran :
Dipakai kran dari produksi Fukuda atau sekualitas yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas: Ukuran, macam dan cara pemasangannya sesuai dengan yang tertera pada
gambar.
d. Floor Drain
Dipakai floor drain dan clean out produksi SAN El dari bahan stainless steel atau
sekualitas. Dipasang pada bak cuci piring.
e. Pipa untuk air bersih digunakan GIP klass medium sedangkan untuk air kotor
menggunakan pipa PVC klass AW. Diameter pipa sesuai gambar.
2. Macam Pekerjaan
a. Memasang pipa penghubung antara alat-alat sanitair dan pipa maupun pembuang
(kotoran, air kotor).
b. Memasang alat-alat perlengkapan sanitair pada dinding atau lantai.
d. Membuat peturasan urinoir untuk umum dilengkapi dengan pipa dan kran untuk air
penggelontor/ penyiram.
e. Membuat septictank dengan perembesannya, untuk kotoran KM/WC
f. Instalasi-instalasi:
-
- Jaringan air bersih dipasang dengan sistem pencabangan di dalam shaft pipa untuk
pipa dengan distribusi utama dan tempat-tempat menuju utility
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Alat-alat sanitair harus dipasang pada dinding atau lantai dan tidak terjadi kerusakan
pada alat-alat tersebut akibat pemasangan.
b. Penyambungan pipa pada plat-plat sanitair tidak boleh bocor dan harus dilengkapi
dengan packing karet.
c. Untuk membuat sarana-sarana sanitair lainnya seperti bak-bak air, bak-bak cuci,
septictank harus diikuti ketentuan-ketentuan teknis dibab-bab lain yang nyata-nyata
berkaitan setelah petunjuk-petunjuk pada gambar rencana.
d. Testing terhadap pipa air bersih dilakukan dengan cara memberi tekanan pada jaringan
pipa sebesar 2,5 atm dan didiamkan selama 24 jam dengan penurunan max 1/3 dari
tekanan testing, jika lebih dari itu kontraktor harus mencari kebocoran dan diperbaiki
sampai didapat hasif sesuai tekanan kerja yang disyaratkan.
e. Pada pipa distribusi utama sebelum masuk ke lantai yang memerlukan air didalam shaf
harus dipasang ball value seperti pada gambar.
14. SALURAN PEMBUANGAN AIR KOTORAN DAN SEPTICTANK
- Untuk pembuangan air kotor dari WC dan air cuci disalurkan pada septitank dengan
dilengkapi rembesan.
- Pembuangan air kotor tersebut disalurkan mempergunakan saluran pipa PVC ukuran
diameter sesuai gambar yang dipasang dengan kemiringanyang cukup.
- Ukuran dan konstruksi septitank dan rembesan dapat disesuaikan dengan gambar detail.
- Septitank dibuat dari pasangan bata finishing plester trasam atau sesuai gambar.
- Pipa PVC yang digunakan adalah pipa PVC dengan kualitas AW dengan ukuran diameter
sesuai gambar
- Setiap sambungan atau pertulangan atau perempatan atau belokan diharapkan untuk
menggunakan sock atau keni kecuali pada pipa tersebut telah terdapat fasilitas tersebut.
- Setiap sambungan atau pertigaan atau perempatan atau belokan diharapkan agar
tersambung dengan baik dan tidak bocor.
15. INSTALASI AIR BERSIH
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit
utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa, panel
berserta peralatannya.
- Sumber air yang didapat ialah dari sumur dalam dengan kedalaman disesuaikan dengan
keadaan air tanah daerah setempat.
16. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Spesifikasi Umum
a. U m u m
1) Pemborong yang mengerjakan pekerjaan elektrikal harus memiliki surat pengakuan (PAS) golongan C dari PLN.
2) Gambar dan spesifikasi merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi.
-
3) Pemborong harus menjalin hubungan yang baik dengan Pemborong lain dalam pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.
b. Ijin dan Pemeriksaan
1) Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang
digunakan.Semua ijin dan pemeriksaan dari badan Pemerintah merupakan tanggung
jawab Pemborong baik cara maupun biaya yang diperlukan untuk itu.
2) Pemborong wajib melengkapi segala yang diperlukan guna terlaksananya
pemeriksaan dan pengujian dari badan I instansi Pemerintah tersebut.
3) Pemborong wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua
pekerjaan yang telah dilakukannya memenuhi persyaratan dan standard yang
ditetapkan dalam spesifikasi, ketentuan maupun peraturan Pemerintah.
4) Pemborong harus mempunyai Tanda Daftar Rekanan yang masih berlaku dan
disyahkan oleh Instansi yang berwenang setempat.
c. Standart
1) Standard yang digunakan adalah yang terakhir sebagai berikut:
- P.U.I.L.
- A.V.E.N.D.E.
- SLI 1992
Standard-standard lain yang akan digunakan harus disetujui oleh Pengawas
Pelaksana. Setiap Pemborong harus memiliki pas PLN golongan C.
2) Semua peralatan yang akan digunakan harus baru dan memenuhi standard yang
telah ditetapkan.
d. Inspeksi
1) Pemborong wajib membuat gambar dan rencana kerja untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2) Gambar serta rencana kerja ini harus tersedia di ruang pemborong dan mudah
diperiksa sewaktu-waktu oleh Pengawas Pelaksana/Pengawas Pelaksana Lapangan.
3) Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantumkan pada gambar dan rencana kerja
tersebut (kuva S).
e. Peralatan
1) Seluruh peralatan yang akan dipakai dan diadakan pengadaannya oleh Pemborong
sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
2) Daftar merk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan dalam dokumen
lelang.
3) Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang diajukan dengan yang akan
dipakai, Pemborong wajib mengajukan persetujuan terlebih dahulu Kepada Pemberi
Tugas.
4) Pemborong wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang bila peralatan
tersebut tidak sesuai dengan daftar yang diajukan atau disetujui Konsultan.
5) Semua penggantian merk/jenis dari peralatan yang telah di setujui dalam daftar yang
diajukan harus dilengkapi dengan perubahan biaya dari biaya kontrak.
-
f. Pengujian (Testing and Commissioning)
1) Sebelum daya listrik dimasukan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah selesai diuji
dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan disetujui oleh Konsultan I
Badan Pemerintah yang berwajib.
2) Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V harus mengunakan megger
500 Volts yang sudah dikalibrasi. Tahanan isolasi minimal yang harus dipenuhi adalah
0,5 m Ohm.
3) Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas Pelaksana. Bila didapat hasil buruk/kurang
memuaskan pada suatu bagian instalasi, Pemborong wajib memperbaikinya kembali,
kemudian pengujian diulangi sampai mendapatkan hasil yang baik Pengujian
dilakukan pada semua bagian (group) instalasi.
4) Pemborong wajib mengadakan peralatan dan tenaga serta biaya yang diperlukan
untuk pengujian tersebut dan pemberitahuan kepada Pengawas Pelaksana harus
paling lambat 48 jam sebelumnya.
5) Selesai pengujian harus dibuatkan Berita Acara yang dilampiri hasil dari pengujian
tersebut.
g. Koordinasi dengan Pekerjaan Lain
1) Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memeriksa gambar-gambar/
spesifikasi lain yang berhubungan supaya dapat mutu pekerjaan yang baik.
2) Bila terdapat kelainan baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaannya dengan
pekerjaan lain, Pemborong wajib melaporkan kepada Konsultan.
h. Sub-Pemborong
1) Pemborong sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dapat
menggunakan tenaga pembantu sebagai sub-Pemborong, dengan persetujuan
Pengawas Pelaksana.
2) Pemborong wajib melaporkan kepada Pengawas Pelaksana, sub-sub Pemborong
yang digunakan.
i. Pengawasan
1) Pemborong wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.
2) Pemborong wajib menempatkan tenaga-tenaga pengawas untuk mengawasi
pekerjaannya sendiri.
3) Penanggung jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada ditempat pekerjaan dan
dapat mengambil keputusan-keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan.
-
17. DAFTAR PERSONIL INTI
No. Nama Daftar Personil Inti
Pendidikan Keahlian Pengalaman
(Tahun) Jumlah (Orang)
Ket. Yang harus dipenuhi
1 2 3 4 5 6 7
1. Site Manager S1 Teknik Sipil
Ahli Madya/Muda Pelaksana
Struktur
5 Tahun 1 SKA, Ijazah,KTP,
2. Superitendent S1 Teknik Sipil
Ahli Madya/Muda Pelaksana
Struktur
5 Tahun 1 SKA, Ijazah,KTP,
3. Pelaksana Lapangan
S1/D3/STM Pelaksana
Permukiman Perumahan
3 Tahun 1 SKA, Ijazah,KTP,
4. Elektrikal S1/D3/STM
Teknisi Listrik/Jaringan tegangan
Menengah
1 Tahun 1 SKK, Ijazah,KTP,
5. Logistik S1/D3/SLTA 2 Tahun 1 Ijazah,KTP,
6 Administrasi S1/D3/SLTA 2 Tahun 1 , Ijazah,KTP,
18. DAFTAR PERALATAN
No. Nama Daftar Peralatan Kapasitas Jumlah Ket
1 2 3 4 5
1. Concrete Mixer 0,6 M3 1 -
2. Concrete Vibrator 60 Hz 1 -
3. Dump Truck 8 Ton 1 -
4. Pick Up 1 Ton 1 -
5. Generator Set 1000 watt - -
6 Pompa Air - 1 -
7. Gerobak Arco - 1 -
8. Teodolite/TO - - -
9. Peralatan Tukang - 1 Set -
19. PEKERJAAN LAIN-LAIN 1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain :
- Surat Bukti Keer Listrik I pengetesan dari PLN dan pengetesan lainnya yang diperlukan. 2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus
-
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan. 3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksanaan, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
5. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan, dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga penyerahan ke II dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempuma.
6. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
7. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan. sesuai dengan petunjuk, perintah Direksi baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwijzing.
8. Hal-hal yang timbul akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh Pengelola Kegiatan Direksi.
Tamiang Layang, Maret 2014
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
ANDA KIRSELINA, S.Si,Apt,M.Kes
Pembina IV/a
NIP. 19710208 200012 2 002