spesifikasi teknis smg barat
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
1/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmatnya “Dokumen
Spesifikasi Teknis” Pekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Semarang
Barat, yang berlokasi Kelurahan Krobokan, Kelurahan Tambakharjo dan Kelurahan
Ngemplak Simongan telah selesai disusun.
Dokumen Spesifikasi Teknis ini bagian dari Dokumen Lelang Bab XII yang berisi
antara lain spesifikasi umum, spesifikasi teknis/khusus masing-masing bangunan, syarat-
syarat bahan/material dan cara pelaksanaan konstruksi yang harus diikuti oleh pelaksana yang
ditunjuk agar menghasilkan bangunan yang sesuai dengan yang direncanakan sehingga
berdaya guna dan berhasil guna dalam usaha meningkatan kondisi permukiman kumuh di
Kota Semarang khususnya di Kelurahan Kelurahan Krobokan, Kelurahan Tambakharjo dan
Kelurahan Ngemplak Simongan.
Besar harapan kami “Dokumen Spesifikasi Teknis” ini dapat dijadikan pedoman untuk
mewujudkan upaya kegiatan menata kawasan kumuh di Kelurahan Krobokan, Kelurahan
Tambakharjo dan Kelurahan Ngemplak Simongan.
Atas perhatian dan kepercayaan serta kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Semarang, Pebruari 2016
CV. HRV Planner Consultant
Rayyan Malik, ST, MT.
Direktur
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
2/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAGIAN I URAIAN PEKERJAAN UMUM ....................................................................1
PASAL 01 PERATURAN UMUM ......................................................................................1
PASAL 02 KETENTUAN PELAKSANAAN K-3..............................................................2
PASAL 02 PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN.......................................10
PASAL 03 SITUASI ..........................................................................................................11
PASAL 04 GAMBAR – GAMBAR ..................................................................................11
PASAL 05 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ............................................................11
PASAL 06 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG ............................................................12
PASAL 07 SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS ........................................................12
PASAL 08 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN ....................12
PASAL 09 PERSIAPAN DI LAPANGAN........................................................................13
PASAL 10 KUASA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DI LAPANGAN ......................13
PASAL 11 TEMPAT TINGGAL PENYEDIA JASA KONSTRUKSI .............................14
PASAL 12 PENJAGAAN KEAMANAN DI LINGKUNGAN PEKERJAAN .................14
PASAL 13 JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA .................................................15
PASAL 14 PEKERJAAN PERSIAPAN / PEMBONGKARAN .......................................15
PASAL 15 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................17
PASAL 16 SARANA PEKERJAAN .................................................................................17
PASAL 17 UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK ...............................................18
PASAL 18 PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK ............................................18
PASAL 19 PEMBERITAHUAN MULAI BEKERJA .......................................................19
PASAL 20 PEMERIKSAAN PEKERJAAN .....................................................................19
PASAL 21 PERSYARATAN BAHAN .............................................................................19
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
3/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
iii
PASAL 22 AIR KERJA .....................................................................................................23
PASAL 23 PEKERJAAN PENGUKURAN ......................................................................23
BAGIAN II PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN SIPIL .....................................24
PASAL 01 PEKERJAAN TANAH ....................................................................................24
PASAL 02 PEKERJAAN BETON ....................................................................................27
PASAL 03 PEKERJAAN PEMASANGAN SALURAN UDITCH DAN
COVER UDITCH (PABRIKASI) ...................................................................41
PASAL 04 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA ....................................................43
PASAL 05 PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH ..................................................45
PASAL 06 PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN ...................................................46
PASAL 07 PEKERJAAN PAVING DAN KANSTEEN BETON ....................................48
BAGIAN III URAIAN PEKERJAAN LAINNYA ............................................................52
PASAL 01 PEKERJAAN PEMBERSIHAN PEMBONG-KARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN. .........................................52
PASAL 02 PERATURAN-PERATURAN / SYARAT-SYARAT YANG
DIGUNAKAN .................................................................................................52
PASAL 03 PEKERJAAN LAIN-LAIN .............................................................................53
PASAL 04 SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PENUTUP........................................54
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
4/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
1
BAGIAN I
URAIAN PEKERJAAN UMUM
PASAL 01
PERATURAN UMUM
1. Syarat-syarat umum pemborongan dari Pekerjaan Umum di Indonesia yang disahkan
dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 mei 1976 Nomor 9 tambahan Lembaga
negara Nomor 145171
2. Peraturan daerah setempat.
3. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan spesi N-3 PUPB 1956 / NI-3
/ 63. PUPB 1969.
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia yaitu SK SNI Tahun 1991.
5. Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan gambar kerja, Syarat-syarat dan uraian dalam
RKS ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam berita Acara Aanjwijzing,
petunjuk serta perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah/kurang
yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
6. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya :
a Pada Gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah Gambar
yang sekalanya lebih besar.
b Antara gambar kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
c Bila pada gambar kerja tertulis sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka gambar
kerja yang mengikat.
d Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam gambar kerja tidak dilukiskan, maka yang
mengikat adalah RKS.
e Penentuan bagian yang mengikat/berlaku di atas harus mendapat persetujuan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan sebelum dilaksanakan.
7. Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan/Kontraktor harus dapat menjaga lingkungan
agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
8. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan ataupun lahan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab Rekanan/Kontraktor.Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Pemborong bisa minta ijin kepada
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
5/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
2
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi
ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
9. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan/Kontraktor dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan dilapangan atau peninjauan lapangan.
10. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor dapat berkonsultasi
dengan Pengawas / Direksi / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
PASAL 02
KETENTUAN PELAKSANAAN K-3
1. Ketentuan Administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat
lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan
kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenagakerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja
telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing danusaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
6/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
3
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3
untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam
struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau
penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik -baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi
dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
7/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
4
Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat -
alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada
kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain -lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko
tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
8/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
5
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas
K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi
sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan
perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan.
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi
bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya Penyedia Jasa harus
melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk
penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut
dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu
memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan
langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.
2. Ketentuan teknis
Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan dan jembatan,
Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), bila dokumen
tersebut tidak ada maka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan
aspek lingkungan harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
9/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
6
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya
apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk menc egah
bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda
tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau
tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.
Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia :
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan
alat pemadam kebakaran.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
10/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
7
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam kebakaran
harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang
yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran
harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan
dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagaiberikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun dimana
terdapat barang-barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang disebabkan olehaliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan
teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated hydrocarbon atau karbon
tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang terbatas
(ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir, standpipe) dipasang di suatu gedung,
pipa tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah
katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.
Perlengkapan keselamatan kerja
Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakantugasnya antara lain sebagai berikut :
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
11/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
8
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
Gambar 1. Perlengkapan keselamatan kerja
3. Pedoman untuk pelaku utama konstruksi :
Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya
karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program keselamatan
kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
12/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
9
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat memberikan
jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja dan
memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi (bagian)
untuk program keselamatan kerja.
Pedoman untuk manajer dan pengawas
Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk meningkatkan
K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadapK3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan,
menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang
realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti dengan
memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan
dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan yang
erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadikecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya
dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar
mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya
memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada
hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena dengan
mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut pandang pari
pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak (“merongrong”)
kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak
pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi juga
harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia) dapat
membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para
mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan
kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
13/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
10
Pedoman untuk mandor
Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan tidak
membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak
menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan target
produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan
pekerjanya.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi
kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal
dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran
perusahaan.
Pedoman untuk pekerja
Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.
PASAL 02PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN
Pekerjaan Yang Harus Dilaksanakan adalah Pembangunan Penanganan dan Penataan
Permukiman Kumuh Kelurahan Krobokan, Kelurahan Tambakharjo dan Kelurahan
Ngemplak Simongan, yang meliputi :
1. Persiapan
2. Pekerjaan Sipil, meliputi :
a. Galian tanah (dengan tenaga);
b. Urugan pasir urug;
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
14/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
11
c. Lantai kerja beton K-100;
d. Beton struktur K-225;
e. Pembesian;
f. Bekesting/cetakan beton;
g. Pasangan batu belah 1 : 4;
h. Plesteran 1 : 4, t = 1,5 cm;
i. Pengadaan dan Pemasangan Saluran U-ditch
j. Pengadaan dan Pemasangan Cover U-ditch
k. Pemasangan Paving block
l. Buangan tanah;
Jenis dan volume kegiatan secara rinci diuraikan dalam Gambar Rencana dan Bill of
Quantity (BOQ).
PASAL 03
SITUASI
1. Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Kelurahan Krobokan, Kelurahan
Tambakharjo dan Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat Kota
Semarang.
2. Kondisi trase akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat
penjelasan, terutama kondisi topografi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh harga penawaran.
PASAL 04
GAMBAR – GAMBAR
Gambar yang dipakai adalah gambar yang dibuat Konsultan Perencana dan telah disetujui
oleh Kepala DTKP Kota Semarang selaku Pengguna Anggaran, dan telah dikoreksi oleh PPK
dan PPTK pada DTKP Kota Semarang sesuai yang disampaikan pada pemberian penjelasan.
Apabila terdapat ketidak sesuaian antara gambar-gambar detail, maka agar dikonsultasikankepada Konsultan Perencana/Pengawas dan Direksi Pekerjaan atau diadakan Rapat
Koordinasi Lapangan.
PASAL 05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Pelaksana wajib meneliti semua Gambar Kerja/Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) atau Rapat Koordinasi Lapangan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
15/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
12
2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat/berlaku adalah RKS sebagai
Teknis Pelaksanaan. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih kecil yang berlaku, begitu pula apabila dalam
bestek (RKS) tidak dicantumkan, sedangkan gambar ada, maka gambar yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Pelaksana bersama Konsultan Pengawas wajib menanyakan
kepada Konsultan Perencana dan Pelaksana mengikuti keputusannya atau sesuai
keputusan rapat lapangan.
PASAL 06
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam bukuharian dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila nyata-nyata ada perintah tertulis dari Direksi
Pekerjaan .
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam RAB, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi
Pekerjaan bersama Penyedia Jasa Konstruksi.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi Pekerjaan dapat mempertimbangkan perpanjangan
waktu, karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
PASAL 07
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri dan mengacu
Peraturan Pemerintah yang berlaku kecuali ditentukan lain.
PASAL 08
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi Syarat dan Standart yang
ditentukan atau yang berlaku menurut (SNI).
2. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dahulu kepada Direksi
Pekerjaan dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan .
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
16/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
13
3. Jika ada perkembangan lain, sehingga suatu ketika Pelaksana mengajukan bahan
bangunan berbeda dengan bahan bangunan yang tercantum dalam Dokumen Lelang, baik
berpengaruh ataupun tidak terhadap konstruksi dan ataupun arsitektural, Penyedia Jasa
Konstruksi sebelum menggunakannya harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
.
4. Bahan bangunan khusus yang berkaitan dengan estetika yang telah didatangkan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh
Direksi Pekerjaan harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambatnya-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam, terhitung dari jam penolakan.
5. Apabila Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Direksi Pekerjaan
berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan Bangunan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi
tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang dilakukan Penyedia Jasa Konstruksi tetapi ternyata
ditolak Direksi Pekerjaan harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan .
7. Setiap bahan bangunan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan untuk
pelaksanaan, diambil sampelnya dan disaji kemas yang layak untuk memudahkan
pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan atau pihak lain yang berwenang.
PASAL 09
PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
3. Tempat/lokasi bengkel kerja sesuai petunjuk Direksi.
PASAL 10
KUASA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menunjuk seorang kuasa atau
biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa Konstruksi, berpendidikan teknik dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dengan pengalaman pekerjaan diidang konstruksi
perpipaan, bangunan sipil.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
17/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
14
2. Dengan adanya Koordinator Lapangan, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa Konstruksi
lepas tanggungjawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
nama dan jabatan Koordinator Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi Pekerjaan, bahwa Koordinator Lapangan
kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Penyedia Jasa Konstruksi secara tertulis untuk menggantinya dengan tenaga-tenaga yang
memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus sudah menunjuk Koordinator Lapangan baru atau Penyedia Jasa
Konstruksi sendiri (penanggungjawab/Team Leader) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.
PASAL 11
TEMPAT TINGGAL PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
DAN KOORDINATOR LAPANGAN
1. Koordinator Lapangan selalu berada di kantor direksi lapangan
2. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja, apabila terjadi hal-hal
mendesak, Penyedia Jasa Kontruksi dan Koordinator Lapangan wajib memberitahukan
secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Direksi Pekerjaan.
3. Alamat Penyedia Jasa Kontruksi dan Koordinator Lapangan diharapkan tidak sering
berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Penyedia Jasa Kontruksi
dan Koordinator Lapangan wajib memberitahukan secara tertulis.
PASAL 12
PENJAGAAN KEAMANAN DI LINGKUNGAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menjaga keamanan lapangan pekerjaan terhadap barang-
barang milik Direksi Pekerjaan yang berada di lingkungan pekerjaan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menjaga lingkungan pekerjaan dari kerusakan yang
diakibatkan adanya pekerjaan ini.
3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki dan atau mengganti apabila ada kerusakan
yang diakibatkan adanya pekerjaan ini.
4. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang
layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga
keamanan dan seijin Direksi Pekerjaan .
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
18/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
15
PASAL 13
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di
lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja
lapangan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan air minum yang cukup, bersih dan
memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah
kekuasaan Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku.
PASAL 14
PEKERJAAN PERSIAPAN / PEMBONGKARAN
1. Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan.
2. Pekerjaan pembongkaran adalah meliputi pembongkaran beton/pasangan, pembongkaran
paving block, pembongkaran jalan aspal dan pembongkaran keramik. Setelah selesai
pekerjaan akan dikembalikan seperti semula seperti pekerjaan beton K-100, pekerjaan
paving block, pengaspalan kembali dan pasang keramik.
3. Selama berlangsungnya pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus dapat menjaga
lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya Pekerjaan.
4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang nama Kegiatan 1 (satu) unit dari papan/tiang
kayu. Redaksi papan nama Kegiatan tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan
ukuran minimal 1,50m x 0,80 m.
5. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
6. Pembongkaran bangunan barak kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
7. Tempat/lokasi barak kerja sesuai petunjuk Direksi.
8. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa di
lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan perencana/konsultan pengawas.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
19/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
16
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan disel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenakan untuk penggunaan sementara atas
persetujuan konsultan pengawas, daya listrik juga disediakan untuk suplai kantor
konsultan pengawas.
9. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 2 (dua) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 Kg.
10. Kantor Kontraktor Dan Los Kerja.
a. Ukuran luar kantor kontraktor Los kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan kontraktor tanpa mengabaikan keamanan dan kebersihan sertadilengkapi dengan pemadan kebakaran.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : Pasir, kerikil harus dibuat kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing
bahan tidak tercampur.
11. Papan Nama Proyek.
a. Kontraktor harus membuat Papan nama proyek yang mencantumkan nama-nama
pemberi tugas, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.
b. Ukuran, bahan, layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
c. Papan Nama Proyek sekurang kurangnya berisi :.
1) Nama Kegiatan
2) Nilai kontrak
3) Pengguna Jasa dan Alamat
4) Penyedia Jasa dan Alamat
5) Konsultan Pengawas dan Alamat
6) Jangka waktu pelaksanaan
7) Jangka waktu pemeliharan
12. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan untuk
keselamatan pemakai jalan dan pekerja Kegiatan disetiap lokasi pekerjaan yang diaangap
perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh keramaian Rekanan/Kontraktor
baik karena menyangkut rambu-rambu dan peringatan maupun peletakan alat-alat dan
bahan bangunan yang tidak teratur menjadi tanggung jawab Rekanan/Kontraktor yang
bersangkutan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
20/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
17
13. Selama berlangsungnya pekerjaan Kontraktor harus dapat menjaga lingkungan agar tidak
terganggu oleh jalannya pekerjaan.
14. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus berkonsultasi dengan
Pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
PASAL 15
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan , Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat
metoda pelaksanaan Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Barchart dan Curve “S” untuk bahan/tenaga, Bending Schedule dan Shop Drawing untuk
gambar yang akan dikerjakan.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Penggunaan Anggaran, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah
Surat Perintah Mulai Kerja diterima oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan disahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan salinan rencana kerja sebanyak rangkap 4
(empat) kepada Direksi Pekerjaan, satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding
di bangsal kerja di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja) secara riil.
4. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi berdasarkan
rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi tersebut.
5. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai syarat
kelengkapan berkas serah terima pekerjaan.
PASAL 16
SARANA PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan :
1. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan tenaga kerja yang terampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadahi dengan pengalaman untuk pekerjaan
bangunan sipil dan bangunan perpipaan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
21/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
18
2. Penyediaan alat-alat bantu
3. Beton mollen, vibrator, pompa air, mesin las, alat pengangkut, mesin tumbuk
(stamper)dan peralatan-peralatan lainnya yang digunakan harus selalu tersedia
dilapangan sesuai kebutuhan.
4. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
5. Melaksanakan tepat dengan schedule.
PASAL 17
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan mm, kecuali
ukuran baja/besi yang dinyatakan dalam inc/mm.
2. Ukuran penduga mengacu pada struktur bangunan yang telah ada dan dipilih pada salah
satu kolom bangunan yang cukup jelas. Ukuran penduga tersebut merupakan titik ikat
tetap yang harus dibuat pelaksana dibawah pengamatan Direksi lapangan dan dipelihara
selama pelaksanaan.
3. Ketentuan letak bangunan baru / tambahan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan
patok-patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi bagian atas
dan diberi tanda. Pelaksana harus menyediakan paling sedikit 3 orang pembantu yang
menguasai hal pengukuran untuk menentukan peil datar dan bidang siku-siku.
PASAL 18
PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK
Ukuran dapat dilihat dalam gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang belum terdapat
dalam gambar harus dirundingkan dengan pengawas. Kontraktor harus membuat patok-patok
kayu sementara di sekitar tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukuran. Biaya
pematokan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.Pematokan yang diperlukan untuk menetukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat
berdasarkan gambar/petunjuk pengawas harus dilakukan kontraktor dan biaya pematokan
tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontaktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian
pekerjaan dan segera melaporkan kepada pengawas setiap terdapat perbedaan ukuran/selisih
untuk mendapatkan keputusan perbaikan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Adanya pengawasan dari
wakil pengawas tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
22/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
19
PASAL 19
PEMBERITAHUAN MULAI BEKERJA
Bila diminta oleh pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis
mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pekerjaan permanen harus selalu disertai persetujuan pengawas sebelum dikerjakan. Sebelum
waktu pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu harus diberikan penjelasan lengkap secara
tertulis kepada pengawas agar bila perlu pengawas dapat mengatur waktu pemeriksaan
inspeksi.
PASAL 20PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan
memintakan persetujuan kepada Direksi Pekerjaan. Apabila telah disetujui bagian
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa konstruksi dapat meneruskan pekerjaan.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari jam diterimanya
permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari libur/hari raya) tidak dipenuhi oleh Direksi
Pekerjaan , Pelaksana dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya
diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi Pekerjaan . Hal ini dikecualikan bila Direksi
Pekerjaan minta perpanjangan waktu.
3. Bila Pelaksana melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas berhak menyuruh membongkar
bagian-bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
konstruksi.
PASAL 21
PERSYARATAN BAHAN
1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002,
AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
23/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
20
3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan
mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.
4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan
termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan
dengan mutu bahan yang akan digunakan.
6. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang
dipakai (dimaksud).
7. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-
lengkapnya tentang bahan tersebut.
8. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum
dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
apakah layak untuk dikirim/ dipasang.
9. A i r
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas
mineral zat organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain. b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka
penyedia jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan
mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
10. Semen Portland
a. PortlandCemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen
sekualitas Bosowa Type I atau Type II harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam NI-8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu
kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai
pada waktu menentukan campuran beton.
c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan
sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
24/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
21
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan
untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai
dengan schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan
tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama
11. K e r i k i l / agregat kasar.
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih
dari bahan organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih
dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang
keras tidak berpori.c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
12. P a s i r/ agregat halus
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas
dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau
tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis, kasar
tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’ 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung
lumpur atau tanah (yang berkualitas baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi
penggunaannya, tidak diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.
13. Batu Belah
a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa batu blondos (harusdibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan antara 10 cm sampai
dengan 20 cm, sedapat mungkin berbentuk persegi.
14. B e s i
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
25/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
22
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal
2400 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 12 mm dan dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2
untuk besi beton Ø > 12 mm, untuk tulangan dengan Ø > 12 mm digunakan baja
diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-
15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan
harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir campuran
1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x
2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan
kawat bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
atau bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai.
15. Pasir urug
a. Lapisan pasir digunakan sebagai lantai kerja untuk konstruksi drainase
b. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis dan bebas dari bahan
lumpur.c. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis atau garam atau tidak
tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
d. Penggunaan lapis sirtu dan peralatannya harus disahkan oleh Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan sebelum digunakan.
e. Pada akhir pekerjaan lapis sirtu harus dipadatkan dengan alat stamper atau yang
sejenis.
16. Kayu
a. Kayu yang rusak akibat kesalahan penyimpanan dalam lokasi proyek, harus
dikeluarkan segera dan merupakan resiko Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Semua kayu baik untuk daerah basah maupun daerah kering harus berada dibawah
kadar air 12 % dan mengalami pengawetan kayu dengan residu dengan
pelaksanaan di bawah.
17. Lain-lain
a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan
penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
26/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
23
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini
sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan
segala resiko oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam
gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih
dahulu dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
PASAL 22
AIR KERJA
Penyedia jasa harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik
dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak diperkenankan
memakai air rawa atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
Air yang dipakai sebagai pencampur adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PUBI 1982.
PASAL 23
PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
a. Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak bangunan existing dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada perencana untuk dimintakan keputusannya.Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. Penyedia jasa
harus menyediakan waterpass/theodolit beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksanaan perencanaan selama pelaksanaan proyek. Pengukuran
sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh perencana. Segala
pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan penyedia jasa.
b. Penyedia jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/keadaan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan, siku
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
27/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
24
bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan
dengan memakai alat waterpass instrument/theodolith.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notas-notasi yang tercantum
pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya
antara kondisi lapangan dan gambar lay out, penyedia jasa harus melapor pada
pengawas/perencana.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang diberikan
konsultan pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi,
dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga
kerja yang diperlukan.
Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab penyedia jasa serta
wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan
tersebut disebabkan referensi tertulis dari direksi.
Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh konsultan pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab penyedia jasa menjadi berkurang.
d. Bahan dan Pelaksanaan
1) Tiang bouplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2m’,
sedangkan papan bouplank ukuran 2/20 diketam halus dan lurus bagian atasnya
dan dipasang datar (waterpass) dan dicat bagian bangunan.
2) Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2m’ dari As tepi
bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouplank tidak boleh dilepas/dibongkar
dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga
pekerjaan mencapai tahapan transram tembok bawah.
BAGIAN II
PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN SIPIL
PASAL 01
PEKERJAAN TANAH
1. Umum
a. Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk
bangunan sarana seperti yang disyaratkan dan tertera dalam gambar.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
28/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
25
b. Penyedia jasa harus menjaga dan berhati-hati jika menggunakan alat-alat berat
konstruksi di daerah mata air, agar aliran mata air terhindar dari kerusakan.
Menggunakan peralatan berat didekat mata air harus mendapat persetujuan
Pengguna Jasa (hanya untuk pengambilan mata air)
2.
Galian
a. Umum
Kecuali ditentukan lain, maka galian meliputi penyingkiran semua bahan galian,
apapun sifatnya, termasuk rintangan yang bagaimanapun sifatnya, yang akan
mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sebagaimana mestinya.
Pembuangan bahan (galian) tersebut harus mengikuti garis dan tingkat seperti yanbg
tertera dalam gambar atau yang diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh
lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-tumbuhan dan puing-
puing, dan bahan-bahan tersebut harus disingkirkan, sebelum galian atau
pengurangan dilakukan.
Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara penunjang dan turap
yang mungkin diperlukan untuk sisi-sisi galian, serta pemompaan, saluran atau
tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau mengeluarkan air,
termasuk memberi daerah pekerjaan dari manapun asalnya, hingga terhindarf
kerusakan pada pekerjaan dan sekitarnya. Galian harus landai, kecuali jika ditunjang
dengan cara yang aman seperti yang disetujui Pengguna Jasa.
b. Galian dibawah struktur
Kecuali ditentukan lain untuk struktur khusus atau diperintahkan oleh Pengguna
Jasa, galian harus dilaksanakan sampai pada dasar pondasi, pelat atau lapisan batu
belah (aanstamping). Bila diperintahkan, daerah dibawah struktur harus digali lebih.
Bila galian lebih itu diperintahkan oleh pengguna jasa, maka galian lebih tersebut
atau urugan kembali yang terjadi sebagai akibatnya, akan dibayar dengan harga
penawaran, bila harga penawaran tersebut telah ditetapkan, kalau tidak, pembayaran
akan dilakukan sesuai dengan nilai yang dinegoisasikan. Setelah galian atau galian
lebihyang diminta telah diselesaikan, permukaan yang tampak harus digaruk-garuk
dengan kedalaman 15 cm, dibuat agar kandungan basah optimum dan dipadatkan
sampai 95 % kepadatan proktor maksimum.
c. Galian dibawah permukaan pengerasan.
Galian dibawah daerah yang akan ada pengerasannya, harus diteruskan sampai dasar
lapisan agregat, bila dasar tersebut ada, atau harus diteruskan sampai ketebalan
pengerasan Setelah galian yang disyaratkan telah terselesaikan, permukaan yang
tampak harus digaruk-garuk sedalam 15 cm, dibuat kadar basah optimum,
dipadatkan sampai 90 % kepadatan proktor maksimum.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
29/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
26
3. Urugan Kembali
a. Umum
Urugan kembali tidak boleh langsung dijatuhkan diatas setiap struktur atau pipa.
Bahan yang dipakai untuk urugan kembali, harus bahan pilihan lain bebas dari
rumput, akar, semak-semak dan tumbuhan lainya, atau batu-batuan yang mempunyai
ukuran lebih besar dari15 cm. Bahan urug setebal 15 cm diluar struktur atau pipa
harus bebas dari batu-batuan, gumpalan massa dalam tanah yang berukuran
maksimum lebih besar 7,5 cm. Urugan kembali tidak boleh diletakan disekitar atau
diatas sesuatu struktur sampai beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan
beban yang menekan.
b. Urugan kembali sekeliling dan dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan.
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh pengguna
jasa, urugan kembali sekeliling dan dibawah struktur dan dibawah daerah
pengerasan, harus ditebarkan secara lapisan horizontal tidak lebih 15 cm tebalnya
sebelum dipadatkan, dan pemadatannya dilakukan dengan mesin pemadat yang
dikendalikan tangan. Urugan kembali harus dilakukan rata setiap lapisan, dibasahi,
dipadatkan secara mekanis sampai sampai mencai SP 90 % disekeliling sisi
bangunan dibawah daerah pengerasan.
c. Urugan kembali dibawah bangunan penahan air ( untuk penyadapan air saja)
Setelah persiapan lapangan dan galian, lapisan batu pengeringan setebal 15 cm
diletakan pada dasar bangunan penahan air seperti tertera di gambar.
Batu untuk rembesan harus koral atau batu pecah yang bersih, tahan lama dan tidak
lapuk atau berubah susunannya karena akibat basah dan kering. Harus bergradasi
seragam dan atau ukurannya berdasarkan persentase berat seperti yang ditetapkan
dalam standard “Cara uji analisa ayakan agregat halus dan kasar” (ASTM-C-136),
sepertigradasi dibawah ini.
Ukuran ayakan (mm) Prosentase yang lewat.
25 100
19 90-100
9,5 40-100
4,75 25-40
2,36 18-33
0,60 5-15
0,30 0-7
0,075 0-3
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
30/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
27
d. Urugan tanggul.
Didaerah yang akan dibangun tanggul, harus bersih dari tanam-tanaman, akar
dan bahan-bahan asing. Setelah itu, permukaan dibasahi, digaruk-garuk sedalam 15
cm dan digiling atau dengan cara lain dipadatkan secara mekanis sampai 95 %
kepadatan proktor maksimum dibawah suatu bangunan dan 90 % kepadatan proktor
maksimum ditempat lainnya.Urugan tanggul harus dilakukan secara horizontal
dengan lapisan tidak melebihi 20 cm ketebalannya diukur sebelum dipadatkan, bila
pemadatan dilakukan dengancara gilingan kaki domba (sheeps foot roller). Bila
pemadatan dengan gilingan kaki domba tidak dapat dileksanakan, lapisan tidak
boleh melebihi 15 cm ketebalannya sebelum pemadatan, dan pemadatannya
dilakukan dengan mesin pemadat tangan. Urugan dilakukan merata dengan setiap
lapisan dibasahi dan dipadatkan dengan cara mekanis samapi 95 % kepadatan
proktor maksimum dibawah bangunan, 90 % kepadatan proktor maksimum ditempatlain. Lapisan penutup teratas 15 cm pada tanggul harus terdiri dari tanah lempung,
bebas dari batu-batuan yang berukuran maksimum lebih dari25 mm. Cara
pembongkaran dan penjangkaran tanggul harus sesuai engan tertera di gambar.
4. Pemeriksaan Galian dan Urugan
Galian dan urugan harus diperiksa dan disetujui pengguna jasa sebelum memulai tahap
konstruksi berikutnya. Dalam hal urugan, pengguna jasa harus segara diberitahu, bila
pemadatan dapat dilakukan. Bahan urugan harus juga disetujui oleh pengguna jasa.
5.
Pekerjaan Pengurugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan atau dalam
gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah dibawahnya rata (waterpass),
ketebalan disesuaikan sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir urug
yang digunakan harus bersih dari kotoran organic, kandungan lumpur maksimal 10%
pemadatan urugan pasir untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat pemadat
mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan
bahan kertas yang berukuran lebih dari 1,5 cm.
PASAL 02
PEKERJAAN BETON
1.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
31/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
28
terbaik.Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar atau meliputi bangunan IPAL dengan mutu beton
adalah K-225.
2. Beton tak bertulang, beton tidak bertulang dilaksanakan pada lantai kerja dengan mutu
beton K-100.
3. Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan / normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI’71 / SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-
lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI ’71 /
SKSNI – T15 – 1991-03.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 pasal 3.1 sampai
3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI – T15 – 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku
seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI ’71 / SKSNI – T15
– 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
1) Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat minimal K-225 dengan test
beton yang dilakukan di lembaga yang resmi.
2) Kualitas baja U-24. untuk tulangan kurang dari atau sama dengan 12 sedangkan
U-40 untuk tulangan lebih dari 12.
3) Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.
d. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton pemborong harus meneliti gambar-gambar
kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera memberitahu kepada
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
e. Adukan
Adukan beton tak bertulang dan beton bertulang adalah sesuai dengan mix design.
Dengan mutu beton K-225 untuk beton struktur, dan mutu K-100 untuk lantai kerja
atau beton rabat.
f. Besi Beton
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
32/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
29
a) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
c) Dari jenis baja mutu U-24 untuk diameter kurang dari atau sama dengan 12
mm dan U-40 untuk lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d) Mempunyai penampang yang sama rata.
e) Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan Direksi pekerjaan/perencana/ konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan MilCertaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat
persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan sesuai
dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat teguh, tidak bergeser
selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karet,
kulit giling atau bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas tidak
sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam waktu 2x24
jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus
dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.
8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
33/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
30
10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan
lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat digunakan
cakar ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor
harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
13) Persiapan Pengecoran
14) Pemborong harus membuat kotak-kotak takaran untuk adukan beton, yang
disetujui oleh direksi pekerjaan/konsultan pengawas.
15) Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
16) Pertemuan dengan plat /balok / kolom / pondasi yang sudah dicor beton keringdan sebagainya dibongkar terlebih dahulu sampai panjang dibuat miring 45
sesuai PBI ‘71 dan disiram air semen kental.
17) Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan kedudukan dan bentuknya tetap
tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi
mudah dibongkar. Cetakan dibuat dari kayu kalimantan tebal 3 cm, dan
memenuhi syarat sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan
balok harus rapat, rapi dan kuat.
18) Khusus untuk plat lantai dan balok-balok induk dan anak, cetakan menggunakan
multiplek tebal 18 mm.
19) Apabila untuk rangka penyangga bekisting digunakan kayu, maka bahan kayu
harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus. Jarak penempatan
maksimum adalah 60 cm. Dan memikul muatan dibawah 1000 kg.
20) Bila menggunakan bambu sebagai penyangga harus seijin Direksi lagi pula
penyangga tidak boleh didirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
21) Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang
bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
22) Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan disetujui oleh
Direksi.
23) Seluruh pipa kabel harus dipasang pada plat lantai dan kolom-kolom sebelum
dicor.
g. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah semen Portland yang disesuaikan dengan
syarat-syarat.
a) Peraturan semen Portland Indonesia (NI.8-1972)
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
34/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
31
b) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1972)
c) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung 1991.
d) Mempunyai sertifikat Uji (Test Sertifikasi).
e) Mendapat persetujuan perencanaan/konsultan pengawas.
2) Semua semen yang akan dipakai harus satu merk yag sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
3) Dalam pengangkatan semen harus dilindungi dari hujan. Harus diterimakan
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakan tidak kena air.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpamelalui test lagi.
5) Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan
sesuai dengan syarat penumpukan semen.
h. Agregat
1) Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat:
a) Peraturan umum pemerikasaan Bahan Bangunan (NI.3-1956). b) Peratutan Beton Indonesia (NI.2-1971).
c) Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung 1991.
d) Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
e) Bebas dari tanah/tanah liat tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya.
2) Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas.
3) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.
4) Konsultan pengawas dapat meminta kepada kontraktor untuk mengadakan test
kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
konsultan pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya
kontraktor.
5) Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplay maka
kontraktor diwajibkan memberitahukan konsultan pengawas.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
35/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
32
6) Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran satu sama lain dari terkotori.
i. Air Kerja
1) Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah
air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam akali)
tidak mengandung organism yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak
atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan
diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya
ditanggung oleh kontraktor.
2) Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
j. Perbandingan Campuran dan Kekuatan
Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang
diberikan. Tes pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk
berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI – 2 (PBI’ 71) untuk
menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan digunakan.
Tes pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan pengerjaan
(workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh kira – kira 30% -
40% lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan.
Kekuatan yang lebih tinggi (margin) yang diminta oleh Pengawas Proyek / Direksi
Pekerjaan adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan hasil test karena keadaan
mesin – mesin pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi
mutu beton.
Campuran yang pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan akan tetap
dipertahankan selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
pekerjaan / Engineer, perubahan mana dipandang perlu karena adanya perubahan
dalam bahan atau hasil-hasil test.
Kontraktor diharuskan membuat adukan percontohan (trial mix) untuk mengontrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadi pengendapan dari agregat.
Suplai Beton Struktur harus dilakukan oleh penyedia bahan yang disetujui oleh
direksi pekerjaan/konsultan pengawas
k. Test Pendahuluan untuk Menentukan Perbandingan Beton
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan – bahan
penambah (admixture) yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan harus ditentukan oleh Pemborong dari sejumlah campuran-campuran
percobaan yang dilakukan dalam laboratorium untuk beton yang akan dipakai dalam pekerjaan. Campuran – campuran tersebut diatas harus dibuat paling sedikit 42 hari
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
36/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
33
sebelum pengecoran beton dimulai dan harus cukup variasi perbandingan
campurannya agar dapat dipilih perbandingan campuran yang memenuhi keinginan
Direksi Pekerjaan / Engineer. Kekuatan beton rencana 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh
delapan) hari harus ditentukan. Kekuatan campuran percobaan dalam laboratorium
ditentukan sebagai nilai karakteristik dari 20 contoh percobaan dan hanya satu buah
contoh saja yang harganya lebih kecil dari yang ditentukan.
Persetujuan Pengawas Kegiatan Proyek/ Direksi pekerjaan mengenai campuran
percobaan termasuk kekuatan 28 (dua puluh delapan) hari harus di dapat secara
tertulis sebelum beton diizinkan untuk dicor.
l. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)
Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawas Proyek.
Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada
beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur
otomatis, dan petunjuk – petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah bahan – bahan yang aktif, ukuran
yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya penggunaan
dosis bahan – bahan secara terus menerus pada sifat – sifat fisik dan kimia beton
basah dan yang sudah mengeras dan akan diserahkan kepada Pengawas Proyek
untuk persetujuannya.
Pemborong harus menyediakan sampel – sampel dan melaksanakan percobaan –
percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek sebelum izin
penggunaan admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan test menjadi tanggungan
Pemborong.
m. Tempat Adukan
Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam
mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang mempunyai alat pengatur/ penunjuk
berat. Air yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk ini harus dilakukan dengan
tepat. Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air
yang akan dimasukkan dapat ditentukan dengan tepat. Kadar kelembaban setiap
agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu sekali diwaktu pagi dan sekali
diwaktu siang atau pada waktu – waktu lain yang dianggap perlu oleh Pengawas
Proyek. Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas 2% untuk semen dan 3%
untuk agregat.
n. Pengecoran
1) Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan. Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam
bestek ini.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Smg Barat
37/58
Spesifikasi TeknisPekerjaan Penanganan dan Penataan Permukiman Kumuh Kec. Semarang Barat
34
2) Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam berat yang
ditakar dalam keadaan kering.
3) Takaran harus dibuat baik dan kuat dan sebelum dipakai dimintakan persetujuan
Direksi.
4) Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum
pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang
sama.
5) Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
6) Bekisting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum
pengecoran selanjutnya.
7)
Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untukmencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
8) Nilai slump untuk lantai, balok, kolom dan pondasi adalah 8.0 sampai 12 cm.
o. Pembongkaran Bekisting.
1) Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin
seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur beton vertikal
yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya setelah 72 jam
dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras sehingga tidak ada
kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur betonyang disangga dengan bat