spesifikasi teknis rumah singgah

17
Spesifikasi Teknis PASAL 1. URAIAN PEKERJAAN 1.1. Sarana Bekerja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan; a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan- pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Alat-alat bantu seperti: beton molen, pompa air, alat pengangkutan dan peralatan konstruksi lain yang diperlukan selama pekerjaan pelaksanaan. c. Pengadaan air kerja, sumber kelistrikan & bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu. 1.2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek. PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN 2.1. Pembersihan Lokasi Kontraktor tentunya harus melakukan pembersihan lokasi pekerjaan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan konstruksi. 2.2. Papan Nama Proyek Kontraktor berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bahan yang dipergunakan adalah multipleks yang berukuran minimal 200 cm x 100 cm dengan cat dasar putih dan tulisan dengan cat hitam. Bentuk tulisan dan redaksi serta penempatannya akan ditentukan oleh Direksi Teknik. Isi tulisan minimal menyebutkan : Nama Proyek, Nama Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi, Waktu Pelaksanaan Proyek dan ketentuan lainnya disesuaikan. 2.3. Penyiapan Air Kerja Kontraktor menyediakan air untuk kebutuhan konstruksi pekerjaan di lokasi proyek. Pemenuhan Air ini harus berkala. 2.4. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank Kontraktor berkewajiban untuk melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank agar posisi bangunan tidak meleset. Sebelum itu dilakukan pematokan dengan menggunakan theodolite/waterpass. 2.5. MC 0% dan MC 100% MC 0% adalah pengukuran kembali sebelum dimulainya pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor bersama-sama dengan konsultan, bertujuan untuk mencocokkan kembali perencanaan baik dari gambar maupun volume pekerjaan tiap itemnya. Hasil dari pengukuran ini adalah Laporan MC 0% dan Shop Drawing yang ditanda tangani kontraktor pelaksana, konsultan pengawas, dan PPK. ”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Upload: fadly

Post on 12-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Persyaratan Teknis Pekerjaan Rumah Singgah

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

◙ Spesifikasi Teknis ◙

PASAL 1. URAIAN PEKERJAAN

1.1. Sarana BekerjaUntuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan;a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan-pekerjaan

yang akan dilaksanakan.b. Alat-alat bantu seperti: beton molen, pompa air, alat pengangkutan dan peralatan

konstruksi lain yang diperlukan selama pekerjaan pelaksanaan.c. Pengadaan air kerja, sumber kelistrikan & bahan-bahan bangunan dalam jumlah

yang cukup untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu.

1.2. Cara PelaksanaanPekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Pembersihan LokasiKontraktor tentunya harus melakukan pembersihan lokasi pekerjaan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan konstruksi.

2.2. Papan Nama ProyekKontraktor berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bahan yang dipergunakan adalah multipleks yang berukuran minimal 200 cm x 100 cm dengan cat dasar putih dan tulisan dengan cat hitam. Bentuk tulisan dan redaksi serta penempatannya akan ditentukan oleh Direksi Teknik. Isi tulisan minimal menyebutkan : Nama Proyek, Nama Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi, Waktu Pelaksanaan Proyek dan ketentuan lainnya disesuaikan.

2.3. Penyiapan Air KerjaKontraktor menyediakan air untuk kebutuhan konstruksi pekerjaan di lokasi proyek. Pemenuhan Air ini harus berkala.

2.4. Pengukuran dan Pemasangan BowplankKontraktor berkewajiban untuk melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank agar posisi bangunan tidak meleset. Sebelum itu dilakukan pematokan dengan menggunakan theodolite/waterpass.

2.5. MC 0% dan MC 100%MC 0% adalah pengukuran kembali sebelum dimulainya pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor bersama-sama dengan konsultan, bertujuan untuk mencocokkan kembali perencanaan baik dari gambar maupun volume pekerjaan tiap itemnya. Hasil dari pengukuran ini adalah Laporan MC 0% dan Shop Drawing yang ditanda tangani kontraktor pelaksana, konsultan pengawas, dan PPK.MC 100% adalah pengukuran kembali setelah pekerjaan telah diselesaikan oleh kontraktor bersama-sama dengan konsultan, bertujuan untuk mencocokkan kembali perencanaan baik dari gambar maupun volume pekerjaan tiap itemnya. Hasil dari pengukuran ini adalah Laporan MC 100% dan Shop Drawing yang ditanda tangani kontraktor pelaksana, konsultan pengawas, dan PPK.

2.6. Pelaporan dan DokumentasiSelama masa pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana harus membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.Seluruh laporan meliputi laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan, dan Laporan Akhir.Selama masa pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana harus membuat foto dokumentasi.Seluruh foto dokumentasi meliputi pekerjaan yang menggambarkan kondisi; 0%, 50% dan 100%. Foto dokumentasi 0%, 50% dan 100%, harus menggambarkan kemajuan pekerjaan setiap 1 (satu) fase dari tiap-tiap jenis pekerjaan.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 2: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

PASAL 3. PEKERJAAN TANAH

3.1. Pekerjaan Galian Tanah Semua pekerjaan galian tanah ukuran/dimensi dilaksanakan sesuai dengan gambar

kerja. Tanah bekas galian harus ditimbun/diangkut keluar dari area papan bouwplank dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menghambat proses pekerjaan selanjutnya.

Tanah yang sudah digali dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas harus segera dimulai dengan pekerjaan tahap berikutnya.

3.2. Pekerjaan Pengurugan & Pemadatan Tanaha. Pekerjaan pengurugan tanah sesuai dengan syarat-syarat dalam spesifikasi teknis

ini dan mengacu pada gambar kerja. Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemborong dan disetujui oleh Perencana/Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, tanah dasar yang sudah dibersihkan harus dipadatkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat mekanis khusus (stamper) yang memiliki kemampuan maksimal & optimal untuk tercapainya tingkat kepadatan yang sangat solid dari pekerjaan pemadatan yang dimaksud.

c. Material untuk pengurugan didapat dari jenis yang sudah disetujui oleh Pengawas, dan dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan per-lapis maksimum setinggi 15 cm, dipadatkan hingga mencapai angka 98% dari kepadatan maksimum sesuai dengan test ASTM D 1556 (Sand Cone Methode).

3.3. Pekerjaan Urugan pasira. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan urugan pasir bawah pondasi,

urugan pasir bawah lantai dan pekerjaan-pekerjaan urugan pasir lainnya.b. Urugan pasir harus disiram dengan air dan kemudian ditumbuk hingga tercapai

kondisi kerapatan kepadatan maksimal.c. Pasir laut tidak dapat dipergunakan sebagai material urugan.d. Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug dengan standar

gradasi minimal diameter 0,35 mm.

PASAL 4. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR (Waterproof)

4.1. Lingkup Pekerjaan WaterproofPekerjaan ini meliputi aplikasi dan pemasangan waterproof coating merk SIKA Top atau merk setara Aquaproof, yang dilaksanakan pada lantai Toilet, atap plat beton, talang beton dan pekerjaan bidang kedap air lainnya.

4.2. Pelaksanaan Pekerjaana. Plat dak/atap dan talang beton.

Sebelum pelaksanaan plesteran waterproof, permukaan yang akan dikerjakan dibersihkan dahulu dan dibasahi dengan air.

Komposisi adukan mortar/plesteran adalah 1pc : 3ps + solution liquid (larutan ecosal 1 : 4 air), kemudian dicampur dengan mortar tersebut. Rasio perbandingan solution liquid dan semen dibuat + 0,6 untuk adukan plastis.

b. Toilet Lantai Toilet yang akan di-waterproofing harus dibersihkan dan dibasahi dengan

air/jenuh air dan bebas dari cairan-cairan berminyak, kotoran padat, pelumas/grease.

Komposisi adukan mortar seperti tersebut di atas 1pc : 3ps. Untuk permukaan dinding sampai setinggi minimum 150 cm dari peil rencana lantai harus diratakan dengan plesteran 1pc : 2ps dan solution liquid (1 ecosal : 4 air).

Sebelum diselesaikan pekerjaan finishing-nya, plesteran waterproof harus dibiarkan mengering selama 48 jam.

PASAL 5. PEKERJAAN PASANGAN

5.1. Lingkup Pekerjaan

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 3: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

Pekerjaan pasangan adalah pekerjaan konstruksi pembentuk bidang dinding massif, pengisi rongga bidang dan bersifat sebagai penutup atau pembatas bidang bangunan yang direncanakan. Pekerjaan ini meliputi keseluruhan tenaga kerja, peralatan & alat bantu, bahan material yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan pasangan.

5.2. Bahan / Materiala. Semen

semua PC yang digunakan harus Portland Cement tipe I atau setara dengan produksi Semen Gresik/Tiga Roda/Tonasa atau produk PC yang memenuhi syarat-syarat menurut Standart Semen Indonesia (NI – 8 1972) dan Standart Industri Indonesia (SII,0013-81) mutu dan cara uji semen. Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan semen dari merk yang sama, kecuali tidak adanya stok di pasaran dapat digunakan merk lain tanpa meninggalkan syarat kualitas yang ditentukan. Pemakaian semen dari merk lain harus seizin Pengawas/Direksi Proyek secara tertulis. Dalam segala kondisi semen harus memenuhi ketentuan seperti tersebut pada PBI 1971.

b. Pasir PasangPasir pasang untuk pekerjaan pasangan ini harus sama kualitasnya dengan spesifikasi pasir yang telah ditentukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton. Gradasi kehalusan butiran pasir yang dipakai, ditentukan dengan ukuran butiran minimum 0,35 mm.

c. AirAir untuk yang dipakai untuk pekerjaan pasangan ini harus sesuai dengan ketentuan air untuk pekerjaan beton. Air harus bersih, bebas dari bahan-bahan organik, campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

d. Batu GunungKarakteristik & ketentuan batu gunung untuk pekerjaan pasangan antara lain; batu gunung harus berkategori batuan usia menengah atau tua (bukan kategori batuan muda), mempunyai ukuran diameter atau keliling sisi maksimum 30 cm, cukup solid dengan memiliki tingkat kekerasan material yang cukup keras.

e. Batu bataBatu bata merah (ex. Lokal), harus berkualitas baik, kualitas kering sempurna, sisi-sisinya tajam saling tegak lurus, tanpa cacat atau mengandung kotoran dan minimum mempunyai kekuatan tekan maksimal (± 30 kg/cm2). Bata harus terbuat dari material tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran dimensi penampang ± 6 x 12 x 22 cm atau setara. Meskipun nantinya ukuran bata yang diperoleh di lapangan (ex. Lokal) mungkin akan berbeda dengan ukuran standar tersebut di atas, tetapi harus diupayakan supaya selisih ukuran yang terjadi tidak terlalu menyimpang jauh dari ukuran standar sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941.Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Kualitas prima Hasil pembakaran maksimal Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus (siku) Keras dan tidak mudah patah Tidak dijinkan bata yang memiliki garis retak Harus satu ukuran dan satu kualitas Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI. 3-1956).

f. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan seluruh contoh-contoh material yang akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan yang tersebut di atas untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi.

5.3. Metode PelaksanaanA. Pasangan Batu Belah (Batu Gunung & Pondasi Barrier)

a. Penggunaan adukan1. Spesifikasi adukan/mortar/spesi adalah; 1pc : 4ps, dipasang pada “seluruh

bidang pertemuan antar batu gunung” di atas permukaan top elevasi pasangan batu kosong. Ukuran tinggi pasangan batu gunung sesuai ketentuan ukuran-ukuran di dalam gambar kerja.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 4: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

b. Pelaksanaan1. Sebelum dipakai, batu gunung harus bebas dari segala kotoran.2. Sebelum pekerjaan pemasangan, semua batu gunung harus dibasahi

dengan air bersih sampai jenuh air.3. Cara pemasangan harus sesuai dengan ketentuan derajat kemiringan,

bidang kelurusan & bidang kesikuan (waterpass). Batu gunung yang pecah dan memiliki ukuran dibawah diameter 20 cm, tidak boleh melebihi 5%.

B. Pasangan Batu Bata Merah (Dinding)a. Penggunaan adukan:

1. Spesifikasi adukan/mortar/spesi trasraam adalah; 1pc : 2ps diaplikasikan secara khusus pada seluruh “bidang pasangan dinding” di atas permukaan top elevasi sloof setinggi (± 0.30 m).

2. Pada pekerjaan pasangan dinding umumnya dipakai spesifikasi adukan/mortar/spesi dengan perbandingan (1pc : 4ps.)

b. Pelaksanaan:1. Sebelum dipakai batu bata merah harus bebas dari segala

kotoran.2. Sebelum pekerjaan pemasangan, semua bata harus dibasahi

dengan air bersih sampai jenuh air.3. Cara pemasangan harus lurus & siku (waterpass). Batu bata

yang pecah tidak boleh melebihi 5%.4. Pasangan bata dinding posisi tidur (pas.1/2 bt.) & posisi tidur

(pas.1 bt.), tebal spesi/mortar perekat antar bata disyaratkan setebal ± 1.5 – 2 cm pertingkatan dan perlajur pasangan bata.

5. Seluruh bidang pasangan bata dinding harus tertaut kuat dengan bidang kolom, dinding beton, balok atau pelat beton dan bidang pekerjaan struktur lainnya.

6. Perkuatan untuk pasangan bata dinding, dilakukan sesuai tingkat kebutuhan yang disyaratkan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

7. Pada sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angkur Ø 12 mm, dengan jarak vertikal antara angkur tersebut ± 40 – 50 cm.

8. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan deras. Jika saat pekerjaan pasangan bata dilakukan dan terjadi hujan, sangat disarankan untuk tidak melanjutkan pekerjaan pemasangan tersebut dan sesegera mungkin menutup seluruh bidang pasangan bata yang baru dikerjakan tersebut dengan penutup yang kedap air.

9. Pasangan dalam sehari tidak boleh melebihi ketinggian 120 centimeter dari tinggi keliling bidang dinding yang dikerjakan. Apabila pasangan bata dikerjakan melewati batas ketentuan yang disyaratkan, hal tersebut membutuhkan pertimbangan & persetujuan Konsultan Pengawas.

10. Jika setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dan ternyata terdapat beberapa bidang pasangan bata yang tidak sesuai hasil yang diharapkan, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan pihak pelaksana proyek (Kontraktor).

11. Setiap luasan bidang dinding yang melebihi luasan 12 m², harus diberi rangka penguat dari beton bertulang berupa kolom dan balok praktis.

12. Lubang tembok di atas pasangan kusen yang panjang bentangannya melebihi dari “100 cm atau seperti yang ditentukan di dalam gambar kerja”, harus dipasang balok beton bertulang praktis (latei).

13. Pasangan dinding tak boleh diterobos perancah.14. Tempat adukan tidak boleh langsung di atas tanah tetapi

harus pakai alas (kayu dan pengalas lainnya).

PASAL 6. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 5: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

6.1. Lingkup PekerjaanMeliputi semua pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk plesteran, seperti tercantum dalam gambar kerja.

6.2. Bahan / Materiala. Semen

semua PC yang digunakan harus Portland Cement tipe I atau setara dengan produksi Semen Gresik/Tiga Roda/Tonasa atau produk PC yang memenuhi syarat-syarat menurut Standart Semen Indonesia (NI – 8 1972) dan Standart Industri Indonesia (SII, 0013-81) mutu dan cara uji semen. Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan semen dari merk yang sama, kecuali tidak adanya stok di pasaran dapat digunakan merk lain tanpa meninggalkan syarat kualitas yang ditentukan. Pemakaian semen dari merk lain harus seizin Pengawas/Direksi Proyek secara tertulis. Dalam segala kondisi semen harus memenuhi ketentuan seperti tersebut pada PBI 1971.

b. Pasir PlesterPasir plester untuk pekerjaan pasangan ini harus sama kualitasnya dengan spesifikasi pasir yang telah ditentukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton. Gradasi kehalusan butiran pasir yang dipakai, ditentukan dengan ukuran butiran minimum 0,35 mm.

c. AirAir untuk yang dipakai untuk pekerjaan pasangan ini harus sesuai dengan ketentuan air untuk pekerjaan beton. Air harus bersih, bebas dari bahan-bahan organik, campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

6.3. Penggunaan Plesteran a. Plesteran Halus

1. Untuk penyelesaian bidang permukaan dinding keseluruhan dengan plesteran halus, digunakan spesifikasi plesteran 1pc : 4ps.

2. Apabila permukaan dinding toilet tidak ditutupi dengan lapisan keramik dinding, maka semua luasan bidang permukaan dinding diharuskan memakai plesteran kedap air 1pc : 2psr (trasraam). Ketinggian pasangan dinding trasraam berikut plesteran trasraam, dibuat minimal 150 cm dari peil lantai toilet. Untuk plesteran trasraam pada bidang dinding lainnya secara keseluruhan dibuat minimal setinggi 30 cm dari permukaan lantai, dengan komposisi campuran plesteran 1pc : 2psr .

3. Untuk bidang permukaan beton bertulang, dipakai spesifikasi plesteran beton 1pc : 3ps.

4. Adukan mortar yang tumpah pada saat pekerjaan plesteran khususnya yang ditinggalkan dalam waktu lebih dari 2 jam, adukan tersebut tidak boleh dipakai lagi atau dicampurkan dengan mortar plesteran yang baru.

b. Plesteran Kasar1. Diaplikasikan pada permukaan pasangan rollag bata, pondasi menerus, saluran

keliling bangunan & pasangan batu yang teredam di dalam tanah lainnya, formula campuran plesteran dengan komposisi 1Pc : 4Psr untuk campuran normal & 1Pc : 2Psr untuk campuran trasraam.

c. AcianSetelah diplester, permukaan dinding harus mengalami proses finishing dengan dilakukan proses pengacian (semen dan air) hingga halus dan rata bidang.

6.4. Pelaksanaan Pekerjaana. Sebelum diplester, keseluruhan permukaan dinding atau bidang beton, harus

terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa mortar maupun material pengecoran beton yang tertinggal. Tengat waktu diberikan untuk mencapai kondisi permukaan pasangan dinding dan beton yang benar-benar kering.

b. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding maupun beton harus dibasahi dengan air untuk mencapai kondisi permukaan dinding maupun beton yang jenuh air.

c. Ketebalan plesteran yang digunakan minimal setebal 1,5 cm, kecuali ada ketentuan lain yang sesuai gambar rencana.

d. Plesteran harus dibentuk sedemikian rupa hingga permukaannya benar-benar rata & lurus dengan mempergunakan peralatan bantu untuk hampar dan perata yang

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 6: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

memadai. Pasangan plesteran harus dibiarkan kering minimal 2 hari setelah dikerjakan sebelum dilakukannya proses finishing berupa pekerjaan acian.

6.5. Pekerjaan Perbaikan & Pembersihana. Membetulkan semua pekerjaan plesteran yang cacat, harus dilaksanakan dengan

membongkar bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan hingga dinyatakan baik dan sudah disetujui Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan menjadi tanggungan kontraktor.

b. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda-noda dan cacat-cacat lainnya.

c. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lubang sparing yang disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik.

d. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih.

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, PINTU JENDELA

7.1. Lingkup PekerjaanPekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan keseluruhan pekerjaan konstruksi kayu antara lain;1. Pengadaan material kayu yang diaplikasikan untuk: pekerjaan rangka kusen, rangka

daun pintu/jendela/ventilasi/jalusi.2. Pembuatan dan pemasangan daun pintu/jendela kayu termasuk juga material kaca

dan material multiplex lapis melamin sebagai material pengisi/penutup.

7.2. BahanKayu Kelas I untuk pekerjaan KusenKayu Kelas I dan II untuk pekerjaan Kuda-

7.3. Pekerjaan Persiapana. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material kayu yang sejenis/setara

untuk diperiksa & diberikan persetujuan dari pihak Pengawas.b. Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan

kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk dan solusi selanjutnya.

c. Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material kayu maka, seluruh material kayu tersebut harus diganti dengan material kayu yang baru berkualitas prima atau bebas cacat teknis. Seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong.

7.4. Pelaksanaan Pekerjaaana. K u s e n

1. Kusen dibuat dari rangka kayu ukuran sesuai spesifikasi dan syarat teknis yang telah disebutkan di atas, yang disesuaikan dengan ukuran kebutuhan volume rangka kusen, pintu atau jendela & dinding (Partisi) seperti yang tertera dalam gambar kerja.

2. Kerangka kusen kayu harus dibuat dengan tingkat keberhasilan sambungan yang sempurna, baik itu ketepatan ukuran, kelurusan, kesikuan, kekakuan maupun kekokohannya.

3. Rangka kusen kayu harus dilengkapi dengan semua aksesoris dan kelengkapan penunjangnya, sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi kayu seperti tertera dalam syarat teknis & gambar rencana.

b. Daun Pintu/Jendela & Dinding (Partisi)1. Dibuat dari rangka kayu dengan ukuran sesuai gambar rencana.2. Semua sambungan dan pengkombinasiannya harus dikerjakan dengan teliti dan

penuh keahlian.3. Daun pintu dilengkapi kunci yang dipasang setinggi ± 90 cm, dari muka lantai

atau (sesuai dengan ukuran pada gambar kerja). Disertai pula pemasangan 3 set engsel (stainless steel) ukuran 4 inch pada setiap lembar daun pintu (single action). Untuk daun pintu (double action) dilengkapi dengan 2 buah grendel tanam, dipasang pada salah satu daun pintu, dengan posisi perletakan, di atas dan di bawah serta dipasangkan pada sisi dalam daun pintu. Untuk lembar daun

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 7: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

pintu ganda di pasangkan juga 3 buah engsel (stainless steel), ukuran 4 inchi pada masing-masing lembarnya.

4. Setiap daun pintu dan (jendela), harus dipasang pada kusen secara tepat, presisi dan penuh ketelitian. Diberikan pula toleransi untuk rongga pemuaian/penyusutan.

5. Daun pintu atau jendela dengan pias penutup dari kaca dan atau bahan multiplex lapis melamin ditengahnya, harus mempunyai hasil akhir yang prima dan presisi, sehingga mudah saat dipasang nantinya pada rongga yang telah tersedia pada konstruksi kusen yang sebelumnya telah pasang.

6. Untuk penutup ventilasi yang sifatnya mati (tanpa bukaan) dengan menggunakan material penutup yang terbuat dari kaca, hendaknya dipresisikan ukuran dan posisinya yang disesuaikan dengan toleransi standar yang ditentukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kemungkinan pecah, atau retak pada material kaca yang dipasang.

7.5. Pekerjaan Pemasangan Pada Dindinga. Pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen kayu beserta kaca harus

dilaksanakan oleh Pemborong Khusus kayu (Sub Kontraktor) yang ahli, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

b. Untuk mendapatkan ukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran langsung atau ukuran jadi dilapangan.

c. Pemasangan kusen kayu pada bidang dinding bangunan harus dengan angker atau mur bautyang berkualitas dan kuat.

d. Pertemuan antara dinding, kolom-kolom, dan balok terhadap kusen kayu, harus diisi dengan bahan “seal” yang elastis dan berkualitas baik.

e. Pemasangan material kaca, (kaca ryban/bening) pada kusen kayu harus menggunakan “seal” yang berupa alur karet khusus.

f. Dalam keadaan saat ditutup ataupun saat dibuka, bidang kaca terpasang tidak boleh bergetar.

g. Apabila bidang kaca sampai bergetar maka hal ini menandakan kinerja dari “seal” kurang sempurna, maka perlu diadakan pengecekan kembali dan perbaikan posisi pasangan bidang kaca yang dimaksud, hingga tercapai hasil akhir pemasangan yang sempurna.

h. Sambungan dan pengkombinasian rangka profil kayu harus dipasang dengan teliti dan sempurna, dengan sekrup pengaku yang tersembunyi.

PASAL 8. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

8.1. Lantai Kramika. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan pasangan granit lantai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan di dalam gambar kerja. Pekerjaan pemasangan material granit ini diaplikasikan pada bidang permukaan lantai ruang, plin lantai dan meja pantry.

b. Bahan1. Granit lantai yang dipakai merupakan granit produksi PT. Agung Jaya Inti,

kualitas prima dengan nama produk “Baleno” atau yang setara2. Ukuran & Spesifikasi material granit tile yang dipakai adalah:

Granit Tile Lantai 60 x 60 cm(tekstur halus), corak & warna kombinasi (by owner)aplikasi pemasangan pada Lantai Interior

Plin Granit Tile Lantai 15 x 60 cm(tekstur halus), corak & warna kombinasi (by owner), aplikasi pemasangan pada Dinding Lantai & Tangga Interior.

Granit Tile 60 x 60 cm(tekstur halus), corak & warna kombinasi (by owner), aplikasi pemasangan pada plat beton Meja Pantry

Step Nosing Tangga 10 x 30 cm(tekstur halus), warna kombinasi diusahakan selaras dengan granit tile ukuran 60 x 60 cm, aplikasi pemasangan pada tangga

3. Material harus diajukan terlebih dahulu kepada Direksi Proyek, guna diperiksa & selanjutnya untuk disetujui oleh Direksi Proyek & Konsultan Pengawas.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 8: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

4. Tidak boleh terdapat perbedaan warna dalam satu tipe granit, kecuali ditentukan lain atau sesuai gambar rencana

c. Pemasangan 1. Pemasangan lantai granit dilakukan pada tahap akhir, untuk itu pekerjaan

dinding, plafond dan lain-lain harus sudah selesai dikerjakan untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.

2. Permukaan lantai yang akan dipasang granit harus bersih, cukup kering dan waterpas.

3. Menentukan tulangan/kepala pemasangan dengan mempertimbangkan tata letak ruang, perletakan konstruksi tangga yang ada.

4. Sebelum dipasang granit, lantai harus dibasahi air terlebih dahulu hingga mencapai jenuh air.

5. Setiap jalur pemasangan granit, sebaiknya ditarik dengan bantuan garis benang dan kerataan bidang waterpas. Pemasangan harus rata, lurus dan siku satu sama lainnya dengan permukaan bidang granit harus waterpas.

6. Adukan mortar 1pc : 3ps dengan ketebalan rata-rata 1.5 – 2.5 cm (sesuai elevasi yang ditentukan), campuran harus padat di dasar maupun di permukaan bidang granit yang terpasang.

7. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan sangat rata & halus tanpa bergerigi.

8. Untuk mencegah kemungkinan tergores ataupun rusaknya permukaan granit, tiap bidang permukaan granit yang terkena tampias dari campuran mortar pasangan, harus sesegera mungkin dibersihkan dengan cara hati-hati sebelum mortar tersebut mengering di permukaan granit.

8.2. Pekerjaan Lantai Rabat Beton Acian a. Lantai Beton rabat dari adukan 1pc : 3 ps : 5 kr dicetak atau dihampar per bidang

lantai, sesuai PUBB (NI.3-1956) dan PBI (NI. 2-1971).b. Permukaan membidang lantai beton rabat harus waterpass dengan ukuran

ketinggian, ketebalan atau kemiringan permukaan sesuai dengan ketentuan dan ukuran dalam gambar kerja.

c. Pekerjaan finishing terhadap permukaan lantai beton rabat dilakukan dengan pekerjaan acian, menggunakan formula yang telah ditentukan berupa campuran semen dan air.

d. Proses pekerjaan dilakukan hingga memperoleh kualitas permukaan bidang lantai yang sesuai dengan corak maupun tekstur yang ditentukan.

PASAL 9. PEKERJAAN KACA

9.1. Lingkup Pekerjaan Penyediaan dan pemasangan kaca dilaksanakan pada:1. Daun pintu, daun jendela, rooster & ventilasi.

9.2. Bahan1. Semua material untuk lingkup pekerjaan kaca dipakai produksi Asahhimas kualitas

prima atau produk yang setara.2. Kaca Panasap, tebal 5 mm, aplikasikan pada dinding rangka kaca.3. Kaca tempered, tebal 12 mm, aplikasikan pada pintu “frameless”.4. Kaca ryban, tebal 5 mm, aplikasikan pada pintu & jendela/ventilasi sisi dinding

terluar bangunan (seperti ditentukan di dalam gambar kerja).

9.3. Pelaksanaan Pekerjaan1. Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan plafond, lantai dan finishing dinding

termasuk pula rangka-rangka kusen pintu, jendela dan partisi.2. Pemotongan material kaca harus dilakukan secara teliti dan sesuai dengan ukuran

rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca, sehingga dalam pemasangan tidak terjadi paksaan yang dapat mengakibatkan resiko pecah.

3. Pemakaian sealent sepatutnya mengikuti petunjuk pabrik.4. Kaca yang dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat lainnya

harus diganti dengan yang baru dan tidak bercacat, seluruh biaya penggantian merupakan tanggungan kontraktor pelaksana.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 9: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

PASAL 10. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

11.1. Pendahuluana. Dalam melaksanakan instalasi listrik ini, kontraktor harus mengikuti/mematuhi

semua peraturan-peraturan yang ada seperti:1. Peraturan Umum Instalasi Listrik, tahun 19772. Peraturan Instalasi listrik, tahun 19783. VDE, BS, LMK dan lain-lain

b. Sumber Daya Listrik Diambil dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Tegangan Rendah (KVA).

c. Fasilitas Instalasi Listrik adalah untuk:1. Penerangan interior, eksterior bangunan dan halaman2. Stop kontak tenaga/daya dan stop kontak AC3. Pompa air4. Peralatan-peralatan lain yang dikeluarkan.5. Sekring/MCB

d. Persyaratan Kontraktor Listrik1. Harus mempunyai SIKA dari PLN Golongan C atau pas PLN golongan III yang

masih berlaku2. Harus mempunyai SIPP bidang Listrik golongan A, yang masih berlaku3. Mendapat persetujuan dari Direksi Proyek & Konsultan Pengawas

11.2. Gambar-Gambara. Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang

di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

b. Pekerjaan pemasangan peralatan-peralatan disesuaikan kondisi lapangan.c. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal dan lainnya haruslah

menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.d. Pemborong harus menyesuaikan peralatan terhadap rencana pekerjaan dan

memeriksanya kembali, setiap terdapat kekurangan atau kekeliruan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus dan wajib menyampaikan kepada Konsultan Pengawas.

11.3. Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatana. Kelompok Kabel dan Pengantar

1. Kabel Tegangan Rendah Kabel tegangan rendah direncanakan untuk bekerja pada sistem: 1 phase,

220 volt, 50 Hz, 3 kawat Semua kabel yang dipakai ex. produksi lokal yang lulus standar PLN yaitu:

“Kabelindo” dan “kabelmetal Indonesia”. Untuk instalasi penerangan, saklar, stop kontak tenaga/daya dan AC

menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 dan NYA 2,5 mm.2. Konduit

Seluruh wiring penerangan dan stop kontak akan dilaksanakan dalam conduit. Bahan konduit adalah pipa PVC dari berbagai ukuran sesuai kebutuhan dan

disesuaikan dengan peraturan PLN tentang isi kabelnya. Semua teknik pelaksanaan yaitu:

Persambungan, pembelokan, percabangan, pengetepan, penghalusan ujung pipa dan sebagainya, harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow, doos, tools dan lain-lain.

b. Saklar dan Stop Kontak1. Saklar yg digunakan untuk instalasi titik lampu jenis Brocco atau setara. Tipe

saklar tunggal & saklar ganda, jenis pemasangan adalah tertanam (inbow), di dalam permukaan dinding.

2. Dalam supply saklar dan stop kontak harus lengkap dengan box tempat duduknya dari bahan metal tipe L Kontinental.

3. Mekanisme saklar adalah ungkit (rocker) dr rating 6 A/250 V warna dasar dari switch & perlengkapan finishing.

4. Stop kontak (200 watt), dipergunakan merk “Brocco” atau yang setara.5. Saklar Power untuk instalasi listrik khusus AC (Air Conditioning), tipe AC Split

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 10: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

11.4. Spesifikasi Pemasangana. Persyaratan Instalasi

1. Kontraktor harus meneliti & memeriksa semua detail rencana instalasi listrik secepatnya sesudah mendapat perintah kerja.

2. Kontraktor harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan tepat koordinat-koordinat sesuai gambar kerja & keadaan yang sebenarnya & bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.

3. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau masuk ke lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bila diperlukan dengan memberi contah-contoh.

b. Pemasangan Beberapa Peralatan1. Lampu-lampu penerangan dalam

Lampu-lampu yang terpasang pada plafond tersebut tidak bolehmenjadi beban kerangka plafond, maka setiap lampu harus digantung lantai beton langit-langit di atasnya.

Seluruh bahan penggantung menjadi beban Pemborong Listrik, tidak diperkenankan menggantungkannya kepada instalasasi lainnya misalnya pada pipa/AC dan lain-lain.

Setiap lampu-lampu mendapat daya dari titik sadap (doos) terdekat di atasnya dan dari titik sadap ke lampu-lampu tersebut pengabelan harus memakai conduit plastis.

Tanpa kecuali badan dari titik-2 lampu harus terdapat pentahanan. Kawat pentahanan adalah kawat ke 3 yang jalannya juga dalam conduit

(pipa). Semua penyambungan antara jaringan instalasi dengan armature dilakukan

dengan terminal krustin.Untuk pemasangan lampu-lampu outbouw dan menempel pada beton, pelekatannya adalah dengan klos-klos kayu yang telah difiser pada beton.

2. Pemasangan Kabel Feeder Kabel feeser di atas plafond diklem pada hanger instalasi dengan memakai

pelindung pipa PVC. Kabel-kabel feeder yang terletak dalam tanah tertanam sedalam 100 cm

dibawah permukaan tanah dengan ditarik/dilindungi pipa galvanis Tidak diperkenangkan melakukan penyadapan/penyambungan kabel ditengah

perjalanan. Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah kelebihan

panjang secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana ada pergeseran panel atau peralatan lainnya.

Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel yang melalui tembok terpasang inbouw dengan pelindung pipa PVC.

3. Pemasangan Kabel Instalasi. Pada langit-langit plat beton, instalasi terpasang pada cor-coran plat beton

dengan memakai pelindung pipa PVC lengkap doos-doosan percabangan, alat penyambung dan elbow.

Pada langit-langit plafond instalasi dan saklar penerangan, stop kontak daya/tenaga dan stop kontak AC dipakai sistem tarikan kabel NYA 3 x 2,5 mm² dengan memakai isolator granit.

Setiap percabangan, pembelokan dipakai pelindung lengkap doos percabangan, alat penyambung dan elbow.

Instalasi kabel NYA yang tertanam dalam dinding dimasukkan/dilindungi dalam pipa PVC dia. 3/4”.

Instalasi yang terpasang dalam shaft, tunnel serta trenh diklem setiap jarak 100 cm memakai pipa lengkap alat penyambungan.

4. Kabel-kabel Feeder dan Instalasi Sebelum kabel-kabel feeder dan instalasi dipasang, Kontraktor harus

membuat gambar lay-out jalur-jalur kabel feeder dan instalasi dan membuat koordinatnya.

5. Sistem Pentanahan Semua panel-panel, lampu, armature, stop kontak dan logam lainnya yang

berhubungan dengan listrik harus dihubungkan dengan arde/grounding. Sistem pentanahan yang digunakan adalah terpusat pada panel utama (MDP)

di lantai satu/dasar, hantaran pengaman (arde) dari instalasi ke panel-panel distribusi, dan dari panel utama ke panel-panel penerangan.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 11: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

Pentanahan Panel Utama dilaksanakan dengan BC 50 mm, dengan pipa galvanis dia. 2”, diujung pipa tersebut dipasang rod tembaga sepanjang 50 cm.

Dalamnya pertanahan tidak ditentukan, tetapi tahanan tanah yang dihasilkan maksimal 2 Ohm diukur setelah tidak terjadi hujan selama 3 (tiga) hari.

6. Pengujian TestingA. Semua pelaksanaan dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil

bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN atau pabrik. Bilamana diperlukan bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh Konsultan Pengawas untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan Kontraktor.

B. Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut: Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji

sebelum dan sesudah bagian tersebut ditutup, sehingga dicapai hasil yang memuaskan.

Setiap satu lantai selesai dipasang, harus dilakukan pengujian sehingga tercapai hasil yang baik.

Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah harus diuji dalam keadaan baik.

Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala baik.

Polaritas pemasangan harus diperiksa dan diuji supaya tidak terdapat penyambungan pole yang terbalik pada panel listrik.

Tahanan tanah pertanahan harus diuji, sehingga mencapai ½ Ohm memenuhi persyaratan yang ada di spesifikasi.

Semua pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuat dalam Berita Acara Evaluasi Pekerjaan.

7. Penanggung Jawab Pelaksanaan Kontraktor harus menempatkan seorang Penanggung Jawab Pelaksanaan

Pekerjaan yang ahli atau berpengalaman, dilapangan/site, yang mampu untuk memberikan keputusan-keputusan teknis sekaligus bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh instruksi-instruksi dari Direksi/Konsultan Pengawas.

PASAL 11. PEKERJAAN INSTALASI PELENGKAP

12.1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi: .Pekerjaan Instalasi Sanitair & Aksesoris .Pekerjaan Instalasi Air & Aksesoris

12.2. Pekerjaan Sanitar .Bahan dan Lingkup Pekerjaan meliputi:

1. Pemasangan Kloset Duduk2. Pemasangan Kran Air Ø ½”3. Pemasangan Kran Wastafel4. Pemasangan Wastafel5. Pemasangan Kitchen Zink & Kran Kitchen Zink

.Pelaksanaan 1. Dalam pekerjaan pemasangan kloset duduk, wastafel & kitchen zink, disesuaikan

dengan ketentuan–ketentuan yang berlaku (mengacu pada gambar kerja), baik dalam perletakan posisi, pembuatan lubang pembuangan maupun jalur pipa saluran pembuangan.

2. Pekerjaan pemasangan kitchen zink, kran air atau kran wastafel & kran kitchen zink, menggunakan bahan yang berkualitas dan bermutu. Pemasangan dilakukan dengan penuh ketelitian dan keahlian, sehingga kemungkinan yang timbul akibat masalah kebocoran dapat diantisipasi diawal pekerjaan.

12.3. Pekerjaan Instalasi Air meliputi:

.Pekerjaan Instalasi Pipa Air Bersih .Bahan

Pipa PVC tipe AW Kualitas No.1 (Prima) dengan ukuran: Pipa PVC Ø ½” (pipa titik instalasi) Aksesoris instalasi Pipa PVC & Peralatan Bantu

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 12: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

.Pelaksanaan1. Seluruh rangkaian pekerjaan perpipaan (pemotongan, pengeleman,

penyambungan dan perletakkan) harus dikerjakan dengan cara teliti dan benar, hal ini untuk menjamin keberhasilan kinerja instalasi perpipaan secara keseluruhan, kualitas kebersihan, kerapihan, ketinggian pemasangan yang benar hingga memperkecil banyaknya titik penyilangan.

2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ketersediaan jarak longgar, minimal 5 cm antara pipa dengan pipa atau antara pipa-pipa dengan bagian permukaan bangunan & peralatan lainnya.

3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, ampas scrab dan benda-benda penghalang lainnya.

4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.

5. Semua instalasi perpipaan yang disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.

6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

7. Reducer dan expander yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horizontal dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase.

8. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

9. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angker pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.

10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.

11. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angker-angker pipa dan pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.

13. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa “sleeves” harus disediakan, dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.

14. Bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.16. Setelah semua rangkaian pemipaan air selesai di pasang. Langkah

selanjutnya adalah proses pengujian terhadap rangkaian instalasi perpipaan dengan tekanan Hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 selama 2 jam terus menerus dengan penurunan maksimum sebasar 5% dari nilai tersebut di atas.

17. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki oleh pemborong tanpa adanya tambahan biaya.

.Pekerjaan Instalasi Pipa Pembuangan Air Kotor .Bahan

Pipa PVC Kualitas No.1 (prima) dengan ukuran: Pipa PVC Ø 1” & Ø 3/4” (pembuangan dari mesin AC) Aksesoris Pipa PVC & Peralatan Bantu

.Pelaksanaan

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat

Page 13: Spesifikasi Teknis Rumah Singgah

1. Setelah semua jaringan pipa & aksesoris pipa berikut peralatan bantu selesai terpasang, langkah selanjutnya diuji kualitas keberhasilan pemasangan dengan cara atau metode konfensional.

2. Melakukan penyiraman atau mengguyur air yang cukup ke setiap lubang pipa saluran yang berhubungan ke pembuangan.

3. Untuk saluran air kotor dan air bekas cucian, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok dan peralatan sumbat, sampai air dalam pipa pembuangan tersebut lancar mengalirnya.

4. Septictank dan peresapan dilengkapi dengan Instalasi pipa Inlet, Outlet dan pipa ventilasi (pelepas udara). Ukuran-ukuran perletakan untuk pipa Inlet maupun Outlet disesuaikan dengan gambar kerja. Dilakukan test dengan pengisian/mengguyur air yang cukup banyak dari kloset toilet, untuk mengetahui lancarnya air.

5. Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm² selama ± 3 jam.

6. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik tertinggi selama ± 3 jam.

PASAL 12. PEKERJAAN AKHIR/PENYELESAIAN PEKERJAAN

14.1. Sebelum penyerahan pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti semua bagian pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.

14.2. Setelah penyerahan pertama, semua barang-barang dan peralatan milik Pemborong harus segera disingkirkan dari lokasi bangunan.

14.3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan & halaman telah selesai dibersihkan dari segala macam sampah/kotoran maupun sisa-sisa material.

14.4. Pemborong harus mengusahakan & mengupayakan penyelesaian seluruh pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sehingga memuaskan Direksi serta Pemberi Pekerjaan, serta tidak memerlukan perbaikan.

PASAL 13. PENUTUP

Sebagai penutup perlu disampaikan bahwa uraian dan syarat-syarat yang terdapat dalam spesifikasi teknis ini merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar-gambar perencanaan yang ada serta Risalah penjelasan yang akan disampaikan kepada Pemborong/Pelaksana Proyek.

”Rumah Singgah Propinsi Papua Barat