spesifikasi teknis probolinggo 2013(1)

Upload: jenny-arye

Post on 19-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1

    SPESIFIKASI TEKNIS

    PASAL 1

    LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat syarat (RKS) pekerjaan ini

    adalah :

    Nama Kegiatan : Pembangunan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Probolinggo

    Lingkup : Causeway, jalan rigid beton dan lampu penerangan di area paving

    PASAL 2

    JENIS DAN MUTU BAHAN

    1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan bahan produksi

    dalam negeri, sesuai kepuasan bersama Menteri perdagangan dan koperasi. Menteri

    perindustrian dan Menteri penerbitan Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan

    Keppres Nomor 80 Tahun 2003.

    2. Bahan- bahan bangunan / tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila

    bahan bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan

    yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari direksi (secara

    tertulis).

    3. Bila bahan bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa /

    bermacam macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu

    jenis.

    4. Bahan bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan bahan bangunan

    mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.

    5. Bila rekanan telah menadatangani/melaksasnakan jenis dan mutu untuk pekerjaan atau

    bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan bahan tersebut harus

    ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya

    menjadi tanggung jawab rekanan.

    6. Contoh contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus segera

    disesuaikan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart.

    Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan

    tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan

    sebagai dasar penolokan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak

    sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat sifatnya.

    7. Bila dalam uraian dan syarat syarat yang disebutkan nama pabrik pembautan dari suatu

    barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang

    barang yang memuaskan pemberi tugas.

  • 2

    PASAL 3

    URAIAN PEKERJAAN

    1. Penyediaan

    Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

    secara sempurna dan efisian dengan urutan yang teratur, termasuk semaua alat alat

    pembantu yang dipergunakan seperti andang andang, alat alat pengangkat, mesin

    mesin, alat alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua

    alat alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan

    untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

    2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan

    a. Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus

    dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar gambar kontrak atau uraikan dalam

    uraian dan syarat syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas apa yang yang tertera

    dalam dan syarat syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak,

    merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum

    dalam syarat syarat ini.

    b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian bagian

    gambar dan uraian dan syarat nsyarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,

    tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yand dikehendaki oleh

    pemberi tugas.

    c. Segala pernyataan kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktuy waktu diberikan

    kepada pemborong tidak boleh merupakan bagian dari kontrak itu, dan harga harga

    yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidaksesuaian harga

    harga itu dengan apa yang tercantum dengan perkiraan apapun.

    d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun menuruti

    ketetapan ketetapan yang tetap dari syarat syarat ini, segala kekeliruan baik

    mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima

    oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

    PASAL 4

    GAMBAR GAMBAR PEKERJAAN

    1. Gambar gambar Rencana Pekerjaan

    Yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya

    yang telah di sampaikan kepada rekanan beserta dokumen dokumen lain. Rekanan tidak

    boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat pesetujuan tertulis dari pejabat

    pelaksana Teknik kegiatan / Direksi. Gambar gambar tersebut tidak boleh diberikan

    kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya denag pekerjaan pemborong ini atau

    dipergunakan untuk maksud maksud lain.

  • 3

    2. Gambar gambar tambahan

    Bila direksi menganggap perlu, maka pemborong / kontraktor harus membuat gambar

    detail (gambar penjelas) yang disyahkan oleh Direksi. Gambar gambar tersebut menjadi

    milik Direksi.

    3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)

    Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar gambar baik menyimpang

    atas perintah pemberi tugas atau tidak harus membuat gambar gambar yang sesuai

    dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan

    perbedaan antara gambar gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan.

    Gambar gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya

    pembuatannya ditanggung oleh Rekanan.

    4. Gambar gambar di tempat pekerjaan

    Rekanan harus menyimpan di tempat pekerjaan 1 rangkap gambar kontrak lengkap

    termasuk rencana j\kerja dan syarat syarat, berita acar Aanwijzing, time schedule dalam

    keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan perubahan terakhir dalam

    masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu

    waktu memerlukannya.

    5. Contoh barang / bahan yang ditawarkan :

    a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan bahan / barang yang akan

    dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.

    b. Barang / bahan yang ditawarkan dalam harga satuan dan harga bahan / upah dalam

    mengikat, rekanan harus menawarkan harga harga tersebut sesuai dengan RKS dan

    Berita Acara Aanwijzing.

    c. Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat ditawarkan bila belum mendapat

    persetujuan dari Direksi secara tertulis.

    PASAL 5

    PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

    1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail, maka

    gambar detail yang dipakai / diikuti.

    2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan

    angka dalam gambar yang diikuti.

    3. Bila ukuran ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan bahan / barang dipakai dalam

    RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.

    4. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan gambar gambar yang ada baik mengenai

    mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi RKS, maka rekanan berkewajiban untuk

    menanyakan kepada pengawas / pejabat pelaksana Teknik kegiatan secara tertulis.

  • 4

    5. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal hal tersebut diatas.

    Setelah rekanan menerima dokumen dari pejabat pelaksana Teknik kegiatan dan hal

    tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.

    6. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen

    yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.

    PASAL 6

    PERSIAPAN DI LAPANGAN

    1. Bangunan Sementara (BOUWKEET)

    Pemborong harus menyediakan akan mendirikan semua bangunan sementara

    (Bouwkeet) untuk digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan bahan

    bahan bangunan . Rekanan / pemborong harus pula menyediakan ruangan untuk

    keperluan Direksi dengan perlengkapannya : meja, kursi, papan tulis, buku harian dan

    buku Direksi seperlunya.

    Semua Bouwkeet perlengkapan rekanan pemborong dan sebagainya, pada waktu

    selesainya pekerjaan harus dibongkar, atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak,

    juga persetujuan pengawas / pejabat pelaksana Teknik kegiatan yang bersangkutan.

    2. Jalan Masuk ke tempat Pekerjaan

    Jalan masuk ke tempat pekerjaan dalam waktu pelaksanaan yang telah ditentukan harus

    diadakan oleh pemborong, bila mana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan

    kepentingan kegiatan.

    Apabila jalan masuk sudah ada (pihak lain) maka apabila pekerjaan kegiatan telah

    selesai, segala kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan tersebut, harus

    dibetulkan kembali seperti semula dengan biaya yang dibebankan sepenuhnya kepada

    pemborong.

    3. Direksi keet.

    3.1 Untuk pekerjaan tambahan

    untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pemborong harus membuat Barak kerja

    dan gudang material di lokasi kegiatan (dengan ukuran 60 m2) yang dilengkapi

    dengan meja kursi tamu dan buku tamu, time schedule pelaksanaan serta RKS dan

    gambar gambar pelaksanaan.

    3.2 Bahan Barak kerja dll

    a. Bahan dinding dari papan dan pintu masuk dari triplek.

    b. Rangka bangunan dari kayu meranti.

    c. Lantai dari semen.

    d. Jendela naco 8 daun.

    e. Penutup atap dari esbes / seng / genteng.

    f. Kunci pintu merk kuda terbang.

    3.3 Perlengkapan Barak kerja

    a. Meja tulis

    b. Kursi untuk meja tulis

  • 5

    c. Satu set meja kursi untuk tamu

    d. Papan tulis white board

    e. Satu set meja besar dan kursi untuk keperluan rapat

    f. Satu buah almari yang bias dikunci

    g. Perangkat computer

    4. Biaya Pekerjaan Persiapan

    Segala biaya pembuatan Direksi keet gudang, dan bangsal kerja menjadi tanggung

    jawab dan beban kontraktor.

    PASAL 7

    JADWAL PELAKSANAAN

    Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima SPMK dari

    pimpinan kegiatan harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan

    yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang

    dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam

    kontrak dan harus disyahkan kepada DPU setempat dari pimpinan kegiatan.

    Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan

    perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna

    merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah langkah

    untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

    PASAL 8

    JADWAL PELAKSANAAN

    1. Pengawasan dan prosedur pelaksanaan

    Pemborong /rekanan harus mengawasi dan mempimpin pekerjaan dengan menggunakan

    kecakapan dan perhatian sepenuhnya.

    Ia harus semata mata bertanggung jawab untuk semua alat alat konstruksi, cara cara

    teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semuau bagian pekerjaan yang

    berada di dalam kontrak.

    2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan :

    a. Sebagai pejabat pelaksana Teknik pelaksanaan kegiatan sehari hari pada pelaksanaan

    pekerjaan pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap

    sesuai dengan bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan

    selalu barada ditempat pekerjaan.

    b. Sebagai penanggung jawab dilapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan

    mendalami semuai isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi

    kesalahan kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan bahan yang harus

    dilaksanakan.

    c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan bahan bangunan harus dapat

    dilaksanakan apabila ada izin tertulis dari pengawas/pejabat pelaksana Teknik kegiatan

  • 6

    berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab

    pemborong, untuk melaksanakan sesuai dengan gambar dan bestek.

    d. Direksi bentuk menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong

    berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini

    pemborong harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

    PASAL 9

    JADWAL PELAKSANAAN

    1. Adapun kebangsaan pemborong, sub pemborong. Leveransir atau penengah (arbitrage) dan

    dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domosili) atau dimanapun pekerjaan atau

    bagian pekerjaan berada Undang Undang Republik Indonesia adalah Undang Undang

    yang melindungi kontrak ini.

    2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan

    rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor

    telepon rumah (bila ada) kepada pelaksana Teknik Kegiatan.

    PASAL 10

    PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

    1. Keamanan dan kesejahteraan

    Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala hal yang

    diperlukan untuk keamanan pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air

    minum, dan fasilitas fasilitas pekerjaan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan

    tata tertib, ordonansi pemerintah atau pemerintahan Daerah setempat.

    2. Terhadap Wilayah orang lain

    Pemborong diharuskan memebatasi daerah opersinya di sekitar tampak dan harus mencegah

    para pekerjaannya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

    3. Terhadap milik umum

    Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari

    bahan bahan bangunan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi

    kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

    Pemborong harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas

    perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan

    oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan

    menjadi tanggung jawab pemborong.

    4. Terhadap bangunan yang ada :

    Selama masa masa pelaksanaan kegiatan, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala

    kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan jalan, saluran saluran pembuangan dan

    sebagainya di tapak kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan

    pemborong dalam arti kata yang luas.

    Itu semua diperbaiki (pemborong) hingga dapat diterima pemberi tugas.

  • 7

    5. Keamanan Terhadap Pekerjaan

    Pemborong harus bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan

    bahan bangunan dan perlengkapan instalasi, sehingga kontrak selesai dan diterima baik oleh

    Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan bahan dari segala kemungkinan

    kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian bagian

    yang dilkasanakan oleh pekerja pekerja dan menjaga agar pekerjaan babas dari air hujan

    dengan melindungi mamakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang

    dikehendaki atau diinstruksikan.

    PASAL 11

    LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN

    Rekanan / pemborong harus membuat laporan bulanan / harian mengenai kemajuan pekerjaan.

    Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang kurangnya mengenai keterangan keterangan

    yang berhubungan denag kejadian kejadian selama 1 (satu) bahan dimana disediakan disalah

    satu kemajuan sebagi berikut :

    I. Jumlah pegawai / tenaga kerja yang dipekerjakannya selama satu bulan itu.

    II. Uraian pekerjaan pada akhir bulan

    III. Bahan bahan dan barang barang perlengkapan yang telah masuk dan di terima ditempat

    pekerjaan

    IV. Keadaan cuaca

    V. Kunjungan tamu tamu yang ada hubungannya dengan kegiatan

    VI. Kunjungan tamu tamu lain

    VII. Kejadian khusus

    VIII. Foto foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk pengawas

    IX. Pengesahan pengawas / pejabat pelaksana Teknik kegiatan

    PASAL 12

    JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

    1. Air minum dan Air untuk pekerjaan

    a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat pekerjaan

    untuk para pekerjanya.

    b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau

    menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna

    memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila hal

    meragukan pengawas harus diperiksa dilaboratorium.

  • 8

    2. Kecelakaan

    Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada

    waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk

    menyelamatkan si korban dengan biaya pengobatan dan lain lain menjadi tanggung jawab

    pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.

    3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat obatan untuk pertolongan pertama yang

    selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi keet / Bouwkeet.

    PASAL 13

    ALAT ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

    1. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan / menyiapkan alat alat baik

    untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan peralatan yang diperlukan untuk

    memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen dan sebagainya.

    2. Penentuan titik duga letak bangunan, siku siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak

    lurusnya banguanan harus ditentukan dengan memakai alat yang tepat.

    PASAL 14

    SYARAT SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

    1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara

    pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang baik sesuai atau tidak mempunyai keahlian

    dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

    2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan

    menurut kontrak dan dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik

    bebas dari cacat.

    Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.

    3. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya biaya pengujian /

    pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan.

    Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya biaya pengiriman

    yang tidak memenuhi syarat syarat yang dikehendaki.

  • 9

    PASAL 15

    PEKERJAAN TIDAK BAIK

    1. Pemberi pekerjaan berhak memberikan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa

    saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan

    bahan atau barang barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam

    pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.

    Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan

    dengan kontrak.

    2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,

    pelaksaan pekerjaan, bahan bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.

    3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan

    perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

    PASAL 16

    PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEEREN MINDERWERK)

    1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut kontraktor dan

    menurut gambar gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara

    keseluruhan atau dalam bagian bagian menurut persyaratan persyaratan teknis untuk

    mendapatkan pekerjaan yang baik.

    Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu

    demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan bahan yang tepat walaupun satu dan

    yang lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.

    2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara

    tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan

    dilakukan atas dasar harga yang telah disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak

    tercantumdalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

    3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa seijin Direksi secara tertulis adalah tidak

    sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

    PASAL 17

    CARA CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN

    Harga satuan dan harga penawaran :

    a. Dalam formulir surat penawaran, penawar harus melengkapi daftar satuan harga. Tiap harga

    satuan harus meliputi segala per ongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya umum

    yang dikenakan untuk pekerjaan semacam ini.

    b. Harga penawaran yang ditancumkan (disebut) dalam formulir surat penawaran hanya

    ditancumkan dalam rupiah. Jumlahnya harus dibulatkan dalam rupiah kebawah.

    c.

  • 10

    Permohonan untuk pembayaran :

    Setelah pemberi tugas / pejabat pelaksana Teknik kegiatan menerima surat permohonan untuk

    pembayaran, maka suatu Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk tiap tahap pembayaran yang

    tersebut di atas, dikeluarkan oleh konsultan pengawas dan diketahui oleh kepala Dinas

    Perhubungan setempat apabila kemajuan pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan

    kontrak.

    PASAL 18

    IJIN BANGUNAN, IKLAN DAN PAPAN NAMA KEGIATAN

    1. Biaya ijin bangunan, biaya dan pengurusannya menjadi tanggung jawab pemborong dan

    dikalkuluskan dalam biaya pekerjaan persiapan dan penawaran.

    2. Pemborong tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas batas

    lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin pengawas.

    3. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan

    pekerjaan.

    4. Pemborong harus memasang papan nama kegiatan di lokasi dengan ukuran 0,8 x 1, 2 m2

    berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender

    terhitung sejak tanggal dikeluarkannya SPMK.

    PASAL 19

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus memenuhi

    prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan persiapan persiapan

    pembangunan kepada pemerintah daerah setempat, terutama dimana harus membangun

    Direksi keet, bahan bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.

    2. Pada saat mengadakan persiapan pekerjaan direksi lapangan sudah harus mulai aktif

    mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

    3. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap tiap bagian pekerjaan

    dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat

    meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

    PASAL 20

    PEKERJAAN PEMBONGKARAN & BASE COURSE

    Pekerjaan pembongkaran meliputi :

    A. TALUD ATAU REVETMENT DILOKASI EXISTING

    1. Pekerjaan Meliputi :

    Persiapan ditempat tempat yang di gali / di potong.

    Persiapan ditempat tempat yang ditimbun.

  • 11

    Penyediaan straight edge (Uidar-piket) dan templates (malmal acuan)

    Pekerjaan pendahuluan antara lain culverts (gorong-gorong), drainpipes (saluran

    pipa pembuangan) dan lain lain yang harus dibuat dan berada, termasuk pemadatan

    tanah timbunan kembali dari pekerjaan pekerjaan tersebut.

    Pemadatan, derajat kepadatan yang disyaratkan adalah 98 % dari kepadatan

    maksimum (maximum dry density) yang diperoleh berdasarkan prosedur percobaan

    pemadatan menurut AASHTO T.99

    2. Bahan bahan

    Bahan urugan pasir/berbatu harus dipadatkan sampai tercapai nilai CBR minimal yang

    ditentukan sebesar 6 %. Jika Nilai CBR ini tidak tercapai, bahan harus dibuang dan diganti

    dengan bahan yang baik, lalu dipadatkan kembali sampai tercapai hasil nilai CBR yang

    memenuhi persyaratan.

    3. Uraian (Detail)

    Pembuangan dari bahan yang digali / dipotong atau yang tidak tercapai, dibuang ketempat

    tempat pembuangan atau tempat tempat penimbunan dengan sepengetahuan Direksi /

    konsultan pengawas.

    Pemotongan / penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga setelah permukaan

    potongan/galian dipadatkan kembali sampai memenuhi persyaratan, tercapai bentuk dan

    level (final garde) yang diinginkan/ditentukan oleh Direksi / konsultan pengawas.

    Bahan timbunan harus baik untuk reklamasi, jika dipadatkan harus dapat mencapai

    hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 60%. Jika digunakan bahan

    timbunan yang tidak / kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini

    harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan untuk

    itu.

    Syarat syarat pemadatan lapisan didaerah yang harus dipadatkan adalah sebagai

    berikut :

    - Semua timbunan harus mempunyai nilai kepadatan 95 % dan 50 cm padat pada

    bagian timbunan teratas harus mempunyai nilai kepadatan 98 % dari kepadatan

    maksimum pada optimum Moisture Content. Kepadatan maksimum harus

    ditentukan berdasarkan AASHTO.T.99

    - Sebelum dipadatkan, didalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh

    lebih dari 30 cm.

    - Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan roller dan/atau sheepfootroller

    yang type dan ukurannya telah disetujui oleh Direksi / konsultan pengawas.

    - Pemadatan/penggilasan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah

    longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalur jalan).

    - Tiap tiap lajur dengan arah longitudinal harus digilas secara overlapping

    paling sedikit setengah lebar unit penggilas itu.

    - Seluruh detail setiap lapisan harus dipadatkan sekian kali (passes) sesuai petunjuk

    Direksi / konsultan pengawas, jumlah lintasan (passes) tidak boleh kurang dari 20

    kali untuk pneuematic tired roller seberat 12 ton.

  • 12

    - Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata/halus sampai pada lapisan

    dengan kerataan yang diinginkan. Lereng lereng urukan harus dibuat serapih

    mungkin dan tidak longsor.

    Pemeliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai

    Bagian yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak retak akibat

    pengeringan yang cepat atau akibat traffic, kendaraan proyek atau hal hal lain

    yang menyebabkan rusak, terganggu strukturnya. Kerusakan itu harus diperbaiki oleh

    pemborong tanpa adanya tambahan biaya.

    Test / pengujian.

    Test akan dilakukan baik di laboratium maupun dilapangan, untuk mengetahui

    kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain lain

    yang dianggap perlu pada lapisan ini, pembiayaan test test ini menjadi tanggungan

    pemborong.

    B. LAPIS DASAR (base course)

    1. Lingkup pekerjaan

    Base Course B setebal 40 cm dibawah Jalan Beton dan 55 cm, sesuai dengan

    persyaratan kontrak, spesifikasi serta gambar yang dapat digunakan dan disetujui.

    2. Bahan bahan

    a. Sumber bahan : pemborong harus mencari lokasi sumber bahan untuk base,

    biaya pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar serta memecahkan

    bahan tersebut sampai ke lokasi proyek harus sudah diperhitungkan dalam

    penawaran pemborong.

    b. Pemeriksaan, pengujian/test dan persetujuan dari bahan.

    Semua bahan agregat untuk lapis dasar (base course) harus bersih, kasar

    permukaan, tahan terhadap perubahan cuaca,sharp angle frag ment, bebas

    dari bagianyang pipih atau elongated dan tidak mengandung bahan yang dapat

    merugikan lapisan ini, antara lain debu, batu yang rapuh/lunak dan lain- lain.

    Agregat batu terdiri dari batu pecah kelas B, CBR minimum 7% yang

    merupakan hasil dari pemecahan batuan.

    Agregat base harus memenuhi persyaratan persyaratan dibawah ini :

    - Toughness (ASTM D 3) 6 min

    - Loss by sodium sulphate, soundness 10% maks.

    (AASHTO.T.104)

    - Loss by Magnesium Sulphate, soundness test 12% maks.

    (AASHTO.T.104)

    - Loss by abrasion after 100 revolusions 10% maks.

    (AASHTO.T.96)

  • 13

    - Loss by abrasion after 500 revolusions 40% maks.

    (AASHTO.T.96)

    - Thin and elongated pieces, by weight (pieces larger than 2,5 cm with thickness

    less than 1/5 length) 5% maks.

    - Soft fragments (ASTM.C.235) 5% maks.

    - Clay lumps (AASHTO.T.112) 0,25 % maks.

    Agregat kelas A terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah dengan berat jenis

    yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung dengan persyaratan eperti dibawah ini.

    LAPISAN (ASTM)

    LOLOS

    PROSENTASE

    TERHADAP BERAT

    1 100

    1 60 100

    55 85

    No. 4 35 60

    No. 10 25 50

    No. 40 15 30

    No. 200 8 - 15

    Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,02 mm harus tiidak lebih dari 3% dari berat total

    contoh bahan yang diuji.

    Prosentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh Direksi Pekerjaan bila agregat terdiri dari

    bahan bahan dengan berat yang berlainan.

    Batas Cair (AASHTO T90) 25 max

    Indeks Plastis (AASHTO T90) 8

    Kadar Lempung (AASHTO T90) 50 min

    Prosentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus paling tidak berjumlah

    80% dar berat material yang tertinggal pada ayakan No.4

    c. Pelaksanaan

    - Perlengkapan : semua perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini

    harus dalam keadaan siap/tersedia utuk bekerja dan telah disetujui oleh Direksi /

    Konsultan pengawas sebelum pelaksanaan itu dimulai.

    - Permukaan sub base harus bersih dari debu, lempung atau bahan bahan yang merugikan,

    sebelum bahan base course ditempatkan/dihamparkan.

    - Pencampuarn penempatan dan penghamparan

    - Kecuali cara penempatan lapisan base course harus dilaksanakan berlapis yang

    tebalnya setiap lapis setelah dipadatkan tidak boleh kurang dari 6 cm atau dari 12

    cm. gradasi agregat yang sudah ditebarkan harus seragam dan tidak mengandung

  • 14

    pecahan pecahan atau unsur unsure yang halus ataupun kasar pada suatu

    tempat.

    - Agregat yang dimaksudkan tidak boleh ditebarkan melebihi 1500 meter sebelum

    digilas kecuali jika diperkenankan ole Direksi/Konsultan pengawas.

    - Penyesuaian pemadatan

    - Konstruksi base course dikerjakan berlapis lapis tiap lapis maksimum 12 cm

    tebal padat sesudah dipasang dan digilas. Nilai CBR maksimum lapisan base

    course ini harus 7 %.

    Untuk pemadatan digunakan smooth wheel rollers dengan berat 8 12 ton, pemadatan

    dilaksanakan sdemikian sehingga tercapai struktur yang homogeny dan jika perlu

    penambahan air yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan sehinggga dapat tercapai

    pemadatan yang optimal.

    Penggilas harus berlangsung dari tepi ke tengah.

    Penggilas dari jalur kejalur harus over lapping seperti penggilas lapisan sub base. Apabila

    penggilas itu menghasilkan ketidakrataan melebihi 10 mm, jika diuji dengan tongkat lurus

    panjang 3 meter, maka permukaan yang tidak rata harus dibongkar, kemudian ditimbbun

    kembali dengan bahan yang sama yang dipakai untuk mebuatlapisan itu, laludigilas

    sampai kepadatan yang disyaratkan, perbaikan dan penggantian tersebut atas beban biaya

    pemborong.

    Sepanjang tempata yang tidak dapat dimasuki mesin gilas bahan base course ditumbuk

    langsung dengan alat alat tumbuk mekanis (mechanical tampers/compactors).

    - Pemeliharaan

    - Setelah lapisan agregata base selesai, pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan

    pemeliharaan yang dperlukan untuk menjaga lapisan agregat base tetap dalam keadaan

    baik dan memuaskan untuk priming.

    - Setelah dalam keadaan priming harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari bahan

    bahan yang tidak diinginkan.

    Lapisan agragat base course harus dalam keadaan kering untuk setiap saat.

    Apabila pembersihan agregat dianggap perlu, maka pekerjaaan yang bersifat memulihkan

    harus diadakan atas biaya pemborong sendiri.

    PASAL 21

    PEKERJAAN BETON

    1. Ruang Ligkup Pekerjaan

    - Bagian ini mecakup segala sesuatu yang diperluakan untuk pelaksanaan pekerjaan

    beton sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

    - Pekerjaan yang mencakup dalam bagian ini adalah :

    1. Bahan, upah dan peralatan mengaduk, memasang cetakan, pembesian,

    penyelesaian, pemeliharaan beton.

  • 15

    2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua pembesian, serta item item

    pekerjaan yang tertanam dalam beton.

    3. Perencanaan, pelaksanaan dan pembongkaran cetakan cetakan beton.

    4. Penyelesaian dan pemeliharaan beton.

    5. Semua jenis pekerjaan yang menunjang semua pekerjaan beton termasuk

    penyimpanan bahan bahan.

    2. Syarat syarat umum dan Peraturan

    - Persyaratan persayaratan konstruksi beton, istilah istilah teknik serat syarat

    pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokume ini.

    - Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan beton harus

    sesuai denga standar dibawah ini.

    1. Peraaturan Umum Pemeriksaan Bahan Bahan Bangunan (P.U.B.B./N.1.3

    1970)

    2. Peratuaran Cement Portland (N.I.8 1964)

    3. Peratuaran Beton Indonesia(N.I.2/P.B.I 1971) Peratuaran Muatan Indonesia

    (P.M.I 1970).

    4. American Societi for testing and materials (ASTM) American Concrete

    Institute (A.C.I)

    5. Tataa cara penghitungan struktur beton untuk banguan gedung (SNI 0302847

    1992)

    - Persyaratan persyaratan dalam standar tersebut diatas adalah persyaratan

    minimum bilamana terjadi ketidaksesuaian antara peraturan peraturan tersebut

    diatas maka peraturan peraturan Indonesia yang menentukan.

    - Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus mendapat persetuajuan

    terlebih dahulu dari Konsultan pengawas/Ahli sebelum diguanakan dalam

    proyek.

    3. Bahan

    a. Semen

    - Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini harus digunakan

    smen Portland dengan persyaratan standar Indonesia NI-8 (64) atau

    ASTM C150

    - Cara pengaturan dan tempat penyimpanan semenharus sedemikian

    rupa pada tempat tempat yan baik untuk memudahkan pekerjaan

    dan setiap saat semen secara cermat harus terlindungi dari

    kelembapan dan hujan.

    b. Agregat Beton

    - Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan

    batu.

    - Agregat beton harus sesuai dengan dengan spesifikasi agregat beton

    menurut ASTM C33.

    - Ukuran agragat beton erbesar adalah 2.5 cm

  • 16

    - Sistem penyimpanan harus sedemikian agar memudahkan pekerjaan

    dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak

    diinginkan.

    - Agrgat kasar :

    1. Agregat kasar pada beton harus terdiri dari butir butir kasar,

    tidak berpori pori dan berbentuk kubus. Bila ada butir butir

    yang pipih berate jumlahnya tidk boleh melampaui 20% dari

    jumlah seluruhnya.

    2. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga

    melebihi 50% kehilangan berat menurut tes mesin Los Angles

    ASTM C-131-55

    3. Agregat kasar arus bersih dari zat zat organis, zat zat raio aktif

    atau substansi yang merusak beton.

    Gradasi :

    SARINGAN

    UKURAN

    % LEWAT SARINGAN

    1 25 mm 100

    20 mm 90 100

    3/8 9.5 mm 22 25

    No. 4 4.76 mm 0- 10

    - Agregat Halus

    1. Agragat halus dapat mengguanakan pasir alam atau pasir

    yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. Pasir harus bersih

    dari bahan organis lumpur zat zat alkali dan substansi yang

    merusak beton.

    2. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton

    3. Pasir halus terdiri dari partikel. Partikel yang tajam dank eras.

    4. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin

    kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak

    terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.

    Gradasi :

    SARINGAN

    UKURAN

    % LEWAT SARINGAN

    3/8 9.5 mm 100

    No. 4 4.76 mm 90 100

    No. 8 2.38 mm 80 100

    No. 16 1.19 mm 50 85

    No. 30 0.595 mm 25 65

    No. 50 0.297 mm 10 30

    No. 100 0.149 mm 5 10

    No. 200 0.074 mm 0 - 5

  • 17

    c. Air

    - Air untuk pembuata beton dan perawatan beton harus bersih,

    tidak megandung garam, zat p zat yang dapat merusak beton dan

    baja. Dalam hal ini sebaiknya menggunakan air yang dapat

    diminum.

    d. Baja Tulangan

    - Baja tulangan harus memenuhi persayaratan tulangan leleh

    karakteristik

    - Kontraktor harus dapat memberikan sertfikat dari pabrik besi

    beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi besi tersebut

    sesuai dengan spesifikasi.

    - Jika dalam surat keterangan tersebut ada petunjuk petunjuk

    bahwa persyaratan persyaratan dari spesifikasi ini mungkin

    tidak terpenuhi, kontraktor harus menaggung semua biaya

    pengujian untuk memastikan baja itu memenuhi persyaratan ini.

    4. Cara Pelaksanaan

    a. Beton

    - Beton harus dibuat dari capuran semen, agrgat dan air dalam suatu

    perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karasteristik K-300,

    Tbk 300 kg/cm2 untuk rigid pavement denga ketebalan 30 cm. untuk pelat

    beton dengan kekuatan tekan karakteristi K-300. Water Cement Rasio

    maksimum 0,52 dalam berat.untuk beton CTB kerja tak bertulang kekuatan

    tekannya K-125.

    - Slump (kekentalan Beton)

    - Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian ASTM C 143

    adala sebagai berikut :

    JENIS KONSTRUKSI

    SLUMP MAX (mm)

    S

    SLUMP MIN (mm)

    Kaki dan dinding pondasi 75 25

    Pelat balok dan dinding 100 25

    Kolom 100 25

    - Bila tidak digunakan penggetar dengan frekuensi getaran yang tinggi, harga

    tersebut dapat dinaikkan sebesar 50% tetapi dalam hal apapun tidak boleh

    melebihi 150mm.

    - Percobaan Pendahuluan.

    1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang dimnta, kontraktor harus

    mengadakan percobaan percobaan dilaboratorium sebagai persiapan

    dari percobaan pendahulan sampai di dapatkan suatu perbandingan

    perbandingan bermutu untuk mutu beton yang akan dipakai.

    2. Setiap ada perubahan perubahan jenis bahan bahan, harus diadakan

    percobaan dilaboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang

    diperlukan

  • 18

    3. Benda uji yang dibuat dalam percobaan ini dan prosedur percobaan harus

    sesuai dengan PBI.

    4. Sebelum hasil percobaan laboratorium dapat ditunjukkan seperti, mutu

    beton, kekentalan yang ditunjukkan dengan slump tes pekerjaan beton

    tidak boleh dilaksanakan.

    - Perlengkapan mengaduk

    Kontraktor harus menediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai

    ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing

    masing bahan pembentuk beton.

    - Perlengakapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan

    persetujuan Direksi/Konsultan pengawas.

    - Mengaduk

    Bahan bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin

    pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer selama

    setidaknya 1.5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah

    penuh) ada dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani sesuai dengan

    kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin pengaduk dilengakapi dengan alat

    mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

    Waktu pengadukan dapat ditambah jika mesin berkapasitas besar lebih dar 1.5

    m3. Direksi/Konsultan pengawas berwenang untuk menambah waktu

    pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk

    mendapatkan hasil adukan denan susunan kekentalan dan warna yang

    merata/seragam.

    Beton harus seragam dengan komposisi dan konsistensi dari adukan ke

    adukan.

    Air harus dituang sebelum dan selama pekerjaan mencampur (pengadukan).

    Pengadukan yang berlebih lebihan lamanya yang membutuhkan

    penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki,

    tidak diperkenankan.

    b. Pengecoran

    - Memberitahuan Direksi/Konsultan pengawas selambat lambatnya 24 jam

    sebelum pengecoran beton dilaksanakan.persetujuan Direksi/Konsultan

    pengawas untuk mengecor berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan

    dan pasnagn besi serta bukti bahwa kontraktor dapat melakukan pengecoran

    tanpa gangguan. Persetuajuan tersebut diatas tdak mengurangi tanggung

    jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.

    - Adukan beton tidak boleh dituang bila sejak dicampurnya air pada semen dan

    agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika

    Direksi/Konsultan pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

    - Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghidarkan terjadinya

    pemisahan material dan perubahan letak tulangan.

    - Cara penulangan dengan alat alat pembantu seperti talang pipa, chute dan

    sebagainya harus mendapat persetuajuan Direksi/Konsultan pengawas.

  • 19

    - Alat alat penuang seperti pipa, talang chute dan sebaganya harus selalu bersih

    dan bebas dari lapisan lapisan beton yang mengeras.

    Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas lebih dari 2 meter. Selama

    dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh dengan

    adukan dengan penangkalnya terbenan dalam adukan yang baru dituang.

    - Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang mengalami initial

    se atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis

    karena getaran.

    - Semua pengecoran bagian dasr beton yang menyentuh tanah harus diberi

    lantai dasar atau CTB / Plastik agar menjamin duduknya tulangan dengan

    baik dan penyerapan air semen oleh tanah.

    - Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi

    keras tidak berubah bentuk, muka beton harus dibersihkan dari lapisan air

    semen (laitance) dan partikel partikel yang terlepas sampai suatu kedalam

    yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setalah pemberhentian

    pengecoran ini maka adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan yang

    dibersihkan.

    c. Pemadatan Beton

    - Kontraktor yang bertanggug jawab untuk menyediakan peralatan untuk

    mengangkut dan menuang beton beton dengan kekentalan secukupnya agar

    didapat beton yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.

    - Pelaksanan penuangan dan penggetaran beton adalah sngat penting. Beton

    digetarkan dengan vibrator secukupnya, dan dijaga agar tidak berlebihan.

    (overvibrate). Hasil beton yang berongga rongga dan terjadi pengantongan

    beton beton tidaka akan diterima.

    - Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.

    - Pada daerah pembesian yang (padat) harus digetarkan dengan penggetar

    berfrekuensi tinggi diameter I inchi, agar dijamin pengisian beton dan

    pemadatan yang baik.

    d. Cetakan Beton.

    - Rencana seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepunuhnya.

    - Cetakan harus dengan bentuk, ukuran batas batas bidang dari hasil beton

    yang diingikan oleh perencana dalam, gambar gambar.

    - Cetakan harus sedemikian rupa penghasilan muka beton yang rata. Untuk itu

    dapat digunakan cetakan cetakan multiple, pelat atau papan dengan

    permukaan yang halus dan rata.

    - Sebelum beton dituang konstruksi cetakan diteliti untuk memastikan letak

    kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton

    dituang serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran

    kotoran.

    Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil)

    untuk mecegah lekatnya beton pada cetakan.

  • 20

    - Pelaksanaanya agar berhati hati agar jangan sampai terjadi kontak dengan

    besi yang dapat mengurangi daya lekat beton dan besi.

    - permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjad penyerapan

    air beton yang baru dituang.

    - Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis Direksi/Konsultan

    pengawas atau jika umur beton telah melampaui batas waktu sbb:

    1. Bagian sisi balok 48 jam

    2. Balok tanpa beban konstuksi 7 hari

    3. Balok dengan beban konstruksi 21 hari

    4. Pelat lantai/atap 21 hari

    - Dengan persetujaun Direksi/Konsultan pengawas cetakan beton dapat

    dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan

    beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28

    hari.

    - Segala ijin yag diberikan oleh Direksi/Konsultan pengawas sekali kali

    tidak boleh menjadi bahan yang mengurangi/membebaskan tanggung jawab

    kontraktor dari adanya kerusakan kerusakan yang timbul akibat

    pembongkaran cetakan tersebut.

    - Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati hati

    sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permuakaan beton,

    tetap dihasilkan sudut sudut yang tajam dan tidak pecah.

    - Bekas cetakan beton untuk bagian bagian konstruksi yang terpendam dalam

    tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurukan tanah

    kembali

    e. Construction Joints (Sambungan Beton)

    - Rencana pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu struktur

    secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi/Konsultan pengawas

    akan memeberikan persetujuan dimana letak construction joint tersebut.

    - Dalam keadaan mendesak, Direksi/Konsultan pengawas dapat merubah letak

    construction joints.

    - Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasara dengan

    mengupas seluruh permukan sampai didapat permuakaan beton yang padat

    dengan menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tetapi

    kurang dari 4 jam sejak beton dituang.

    - Bila cara tersebut diatas tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain vainz

    disetujui Direksi/Konsultan pengawas seperti di sandblast atau dipahat.

    - Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi

    lapisan grout segera sebelum beton dituang, grout terdiri dari 1 bagian semen

    2 bagian pasir.

    - Construction Joints harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis

    tegak atau horizontal.

    - Bila construction joints tegak diperlukan tulangan harus menonjol sedemikian

    rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit. Sedapat mungkin

  • 21

    dihindarkan ada construction joints tegak kalaupun ada [rosedurnya harus

    disetujui Direksi/Konsultan pengawas.

    f. Tulangan Beton

    - Tulangan harus bersih dari kotoran kotoran, minyak, karat, cat, dan lain lain

    segera sebelum disetujui untuk pengecoran beton.

    - Pelaksanaan pengecoran, penyambungan, pembengkokan, harus sesuai

    dengan persyaratan dalam P.B.I 71.

    - Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :

    1. Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah 75mm

    2. Beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah 50mm

    3. Balok, kolom tidak kontak langsung dengan tanah 40mm

    4. Pelat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah 20mm

    g. Penyelesaian Beton

    - Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua biadang harus

    tajam dan halus bidang bidangnya. Segera setelah beton dibuka dan beton

    masih relative segar semua penonjolan penonjolan harus diisi dengan

    adukan semen 1 dan pasir 1.

    - Semua bagian bagian atau permukaaan yang kasara harus digosok dengan

    batu carborandumdengan air dan ditinggalkan dengan warna yang merata.

    - Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan kasara akibat cetakan atau

    tetesan air semen.

    - Permukaan lantai beton harusmempunyai bentuk finis yang halus dan rata.

    Menaburkan semen kering pada beton dengan maksud menyerap kelebihan air

    yang tidak dibenarkan.

    - Kerataan permukaan lantai tidak boleh mencapai 1 cm dalam jarak 10 cm.

    h. Benda Benda yang tertanam dalam Beton

    - Semua angkur, baut baut, pipa pipa dan sebagainya yang diperlukan

    gtertanam, dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton

    dicor.

    - Benda benda tersebut diatas harus dalam keadaan bersih dari karat dan

    kotoran kotoran lain pada saat beton dicor.

    - Baut baut dan angkur dipasang dalam keadaan posisi yang akurat dan diikat

    pada tempatnya dengan menggunakan tempelate.

    i. Perawatan dan Perlindungan Beton

    - Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik dengan cara yang disetujui

    Direksi/Konsultan pengawas

    Segera sesudah beton dicor dan difinis maka permukaan permukaan yang

    tidak tertutup oleh scetakan harus dijaga terhadap kehilangan kelembapan

    dengan menjaga agar tetap basahsecara terus menerus selama 7 hari

  • 22

    - Permukaan permukaan yang dibongkar cetakannyasedang masa perawatan

    beton belum dilampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaan

    permukaan beton yang terttup oleh cetakan.

    - Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapandan tidak dibongkar

    selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi dengan air untuk

    mengurangi retak dan terjadinya celah celah pada sambungannya.

    - Lantai beton dan permukaan lainnya yang tidak disebut diatas harus dirawat

    denga air atau ditutupi dengan membran yang basah

    - Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawatan beton (curing

    compound) hanya diperbolehkan pada bagian bagian beton yang tidak

    ditonjolkan secara estetika. Kecuali dapat dibuktikan kepada konsultan/ ahli

    bahwa bahan bahan tersebut tidak memeberi pengaruh buruk pada

    permukaan beton.

    j. Pengujian Beton

    - Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Neton Indonesia

    (PBI 1970) dengan syarat syarat minimum sebgai berikut : tidak kurang dari

    satu pengujian harus untuk setiap jenis pekerjaan betonyang dikerjakan dalam

    satu hari dengan volume sampai sejumlah 5m3

    Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 buah benda uji khusus 15 x 15 x 15 cm.

    Satu benda uji akan diuji pada umur 28 hari.

    Hasil test merupakan hasil rata rata dari ketiga specimen tersebut. Batas kekuatan beton

    rata rata harus sama aytau lebih dari kekuatan karakteristik 300 kg/cm2 untuk beton K

    300 (untuk test silinder fc = 30 Mpa).

    Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal dilapngan,

    dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan kesadaan sebenarnya.

    5. SUHU

    Suhu beton sewaktu di cor tidak boleh lebih dan 32 c. bila beton yang ditaruh berada anrata

    27 c dan 32 c, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung di cor.

    Bila beton pada waktu sedemikian suhu beton melebihi 32 c, kontraktor harus mengambil

    langkah langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mengecor pada waktu

    malam.

  • 23

    PASAL 22

    PEKERJAAN GORONG GORONG

    UMUM

    Standarisasi ini bertujuan mempermudah para perencana dan pelaksana gorong gorong

    Persegi sedemikian rupa. Sehingga tercapainya kelancaran pembangunan gorong gorong

    Persegi.

    Dimensi gorong gorong persegi beton bertulang

    Sesuai dengan gambar perencanaan, gorong gorong yang akan dibuat berukuran

    2,1 x 2,1 x 0,3 m. Dari beton sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Untuk

    panjang gorong gorong sendiri ditentukan sesuai gambar rencana yang sudah ada.

    PENULANGAN

    Penulangan gorong gorong bertulang sendiri dirancang sedemikian rupa sehingga :

    1. Mudah dilaksanakan agar didapat hasil yang rapi dan sesuai dengan perhitungan pada

    Gambar.

    2. Diameter tulangan yang digunakan menyesuaikan ukuran ukuran yang tertera pada

    Gambar.

    3. Bentuk / ukuran segmen penulangan sederhana, praktis, dan dapat dipakai pada

    beberapa

    Segmen gorong gorong, serta beratnya pun diperhitungkan sedemikian rupa sehingga

    Mudah dirakit / dipasang dan diikat.

    4. Pembengkokan dan penempatan tulangan ( lihat pada gambar penulangan )

    direncanakan

  • 24

    Sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pemakai jalan. Bila penutup beton

    pecah

    Karena benturan keras atau aus ( ujung tulangan tidak akan menonjol ke permukaan

    Lantai kendaraan.

    DASAR-DASAR PERENCANAAN

    Analisa Pembebanan

    Perhitungan struktur didasarkan pada asumsi tanah lunak yang umumnya disebut highly

    compressible, dengan mengambil hasil pembebanan terbesar/maksimum dari kombinasi

    pembebanan sebagai berikut :

    a. Berat sendiri gorong-gorong persegi beton bertulang

    b. Beban roda ganda (dual wheel load) 10 ton atau muatan rencana sumbu 20 ton

    c. Beban kendaraan diatas konstruksi gorong-gorong persegi ini diperhitungkan setara

    dengan muatan tanah setinggi 60cm

    d. Tekanan tanah aktif

    e. Tekanan air dari luar

    f. Tekanan hydrostatic

    PERSYARATAN MATERIAL

    2,1 Beton Bertulang

    . Berdasarkan Kuat tekan beton pada umur 28 hari sesuai dengan K-300. Untuk

    Dinding dan plat telah mencapai 22,5 Mpa.

    . Density ( kepadatan ) beton sekitar : 2500 kg/ m3

    . Poison Ratio : 0,2.

    Semua material yang dipakai dalam campuran beton diisyaratkan sebagai berikut.

    . Semen Memenui ketentuan dan syarat yang ditentukan NI-8

    . Agregat halus ( pasir ) Harus berupa butiran halus yang tajam dan keras serta

    tidak

    Pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Agregat halus tersebut tidak boleh

  • 25

    Mengandung lumpur lebih dari 5 % ( ditentukan terhadap berat kering ) dan bahan

    Organis.

    . Air Tidak boleh mengan dung minyak, asam, alkali, garam, bahan bahan

    organis

    Atau bahan bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan.

    . Bahan pembantu Untuk memperbaiki mutu beton, sifat sifat pengerjaan,

    waktu,

    Pengikatan dan pengerasan ataupun maksud maksud lain, dapat dipakai bahan

    bahan

    Pembantu, jenis pembantu, jenis dan jumlah bahan pembantu yangdipakai harus

    Disetujui terlebih dahulu oleh direksi

    2,2 Besi Tulangan

    . Mutu baja tulangan BJ-24

    . Kuat leleh tulangan untuk baja polos dan ulir dari kelas BJ-24 = 240 Mpa

    . Kawat pengikat tulangan harus berupa kawat ikat baja lunak sesuai AASHTO

    M32-78

    . Pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.

    PASAL 23

    PEKERJAAN LAMPU SOLAR CELL DAN TIANG PJU

    Spesifikasi Untuk Lampu Solar cell.

    . 2 Unit Modul Solar cell 100 W ( 200 W )

    . 2 Unit baterry solar 12 VDC 100 Ah VRLA dan box baterry panel outdoor

    Powder coating.

    . 1 Unit regulator Automatic system 12V 20 A

  • 26

    . 1 Set lampu LED 3x16 Watt 12 Vdc type LES-75DC + housing lampu, Lumens:

    + -( 5200 lm ) Warna lampu pure white / warm.

    . 1 Set Kabel lampu ( NYYHY 2 x 1,5 mm ) + kabel modul (NYYHY 3 x 4 mm ) +

    Kabel baterry.

    . 1 Set modul support + bracket + aksessories

    Untuk Tiang Lampu menggunakan jenis Pipa Uctagonal / Tiang Bulat galvenize.

    Tinggi Tiang pipa sendiri kurang lebih sekitar 9 meter.

    PASAL 24

    PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

    Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan

    waktu sesuai dengan Addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah

    menyerahkan pekerjaan dengan baik sesuai dengan kontrak kepada pejabat pelaksana teknik

    kegiatan secara tertulis dan pengawas berkewajiban :

    1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksana dengan kontrak pemborongan.

    2. Menanggapi / melaporkan kepada pejabat pelaksana teknik kegiatan tentang hasil

    pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.

    Pejabat pelaksana teknik kegiatan mengadakan rapat kegiatan mengenai pekerjaan

    penyerahan tersebut diatas berdasarkan :

    a. Kontrak Pemborong

    b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong

    c. Surat tanggapan dari penagwas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan

    tersebut.

  • 27

    PASAL 25

    PENUTUP

    Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan bahan, pekerjaan pekerjaan

    yang disebut dalam kalimat diselenggarakan oleh pemborong maka hal ini harus

    dianggap seperti disebutkan.

    Gusn mendapatkaan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian bagian yang nyata

    termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata

    dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarajkan oleh pemborong dan diterima

    sebagai hal yang disebut

    Hal - hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini ditentukan lebih lanjut oleh Pimpinan

    kegiatan bilamana perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis ini.

    Menyetujui

    PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

    ACHMAD FADIL. ST. MM

    NIP. 1955 12 25 1981 03 1 015

    ACHMAD FADIL ST

    NIP 1955 12 25 1981 03 1 015