spesifikasi teknis pembangunan pasar rejomulyo tahap ii

44
 2  PASAL 1 : URAIAN PEKERJAAN  1.Lingkup Pekerjaan : -  Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang / Jasa adalah Perencanaan Pasaraya I Kota Semarang , Lokasi di Kota Semarang , Tahun  Anggaran 2013. 2.  Sarana Pe kerjaan : Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan : Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalam an untuk gedun g-gedun g ber ti ngka t. Penyediaan alat-alat bantu : Beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat pengangkut, mesin giling dan peralatan peralatan lainnya yang digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai dengan kebutuhan. Bahan – bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis. Melaksanakan tepat dengan schedule 3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai syarat- syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Proyek. PASAL 02 : JENIS DAN MUTU BAHAN Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerangan. No : …………………………………………………….. PASAL 03 : GAMBAR – GAMBAR RKS ini dilampiri : 1.Gambar site plan. 2.Ga mbar kerj a arsitektur. 3.Gam bar ker ja ME. 4.Gambar infra struktur. 5.Gambar detail. PASAL 04 : PERATURA N TEKNIS PENATAAN YA NG DIGUNAKAN

Upload: andyyulianto

Post on 17-Oct-2015

209 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

..m

TRANSCRIPT

  • 2

    PASAL 1 : URAIAN PEKERJAAN 1 .L ingkup Peker jaan :

    - Keg ia tan yang harus d i laksanakan o leh Penyed ia Barang / Jasa ada lah Perencanaan Pasaraya I Kota Semarang, Lokas i d i Kota Semarang, Tahun Anggaran 2013 .

    2 . Sarana Peker jaan :

    Untuk ke lancaran peker jaan pe laksanaan d i lapangan Penyed ia Barang /Jasa harus menyed iakan : Tenaga Pe laksana yang se la lu ada d i lapangan tenaga ke r ja yang teramp i l

    dan cukup jumlahnya dengan kapas i tas yang memada i dengan penga laman un tuk gedung-gedung ber t ingkat .

    Penyed iaan a la t -a la t ban tu : Be ton mo len , v ibra to r , pompa a ir , mes in las , a la t pengangku t , mes in g i l ing dan pera la tan pera la tan la innya yang d igunakan harus se la lu te rsed ia d i lapangan sesua i dengan kebu tuhan .

    Bahan bahan bangunan harus te rsed ia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kua l i tas sesua i dengan spes i f i kas i tekn is .

    Me laksanakan tepa t dengan schedu le 3 . Cara Pe laksanaan

    Peker jaan harus d i laksanakan dengan penuh keah l ian , dan sesua i sya ra t -syara t (RKS) , gambar rencana , Ber i ta Acara Pen je lasan ser ta meng iku t i pe tun juk dan kepu tusan Konsu l tan Pengawas dan T im Tekn is Proyek .

    PASAL 02 : JENIS DAN MUTU BAHAN Jen is dan mutu bahan yang d ipaka i d iu tamakan produks i da lam neger i sesua i dengan Kepu tusan Bersama Menter i Perdagangan dan Koperas i , Men te r i Per indus t r ian dan Mente r i Penerangan . No : ..

    PASAL 03 : GAMBAR GAMBAR

    RKS in i d i lamp i r i : 1 .Gambar s i te p lan . 2 .Gambar ker ja a rs i tek tu r . 3 .Gambar ker ja ME. 4 .Gambar in f ra s t ruk tu r . 5 .Gambar de ta i l .

    PASAL 04 : PERATURAN TEKNIS PENATAAN YANG DIGUNAKAN

  • 3

    1 .Da lam me laksanakan peker jaan , kecua l i b i la ada ke ten tuan la in da lam

    Rencana Ker ja dan Syara t - sya ra t (RKS) in i , be r laku dan meng ika t ke ten tuan-ke ten tuan d i bawah in i te rmasuk sega la pe rubahan dan tambahannya : a . Kep. Pres 18 tahun 2000 dengan lamp i ran - lamp i rannya b . Pera tu ran umum ten tang pe laksanaan Pena taan d i Indones ia a tau

    Voorwaarden voor de U i tvour ing b i jaaneming vanopenbare werken (AV) 1941

    c . Keputusan - kepu tusan dar i Ma je l is Indonesia un tuk Arb i t ras i Tekn ik da r i Dewan Tekn ik Pena taan Indones ia (DTPI)

    d . Pera tu ran Be ton Ber tu lang Indones ia 1989 (PBI 1989) . e . Pera tu ran Umum dar i D inas Kese lamatan Ker ja Depar temen Tenaga

    Ker ja f . Paku dan kawat paku : SNI 03 -0283-1989 g . Batu a lam un tuk bahan bangunan : SNI 03 -0394-1989 h . Agrega t be ton : SNI 03 -1750-1990 i . Pas i r un tuk adukan dan be ton : SKSNI T .1991 .03 j . Pedoman mend i r i kan bangunan : SNI 03 -1728-1989 k . Pera tu ran Semen Por t land Indones ia N I I No. 08 dan SI I 0013-81 l . Pera tu ran Umum ten tang pe laksanaan Ins talas i A i r minum ser ta Ins ta las i

    Pembuangan dan Perusahaan Ai r Minum m. Pera tu ran Umum ten tang pe laksanaan Ins ta las i L is t r i k (PUIL ) 1997 dan

    PLN se tempat n . Pera tu ran sambungan te lepon yang ber laku d i Indones ia o . Spes i f i kas i bahan bangunan bag ian A : SK SNI S-04-1989-F p . Genteng be ton : SNI 03 -2095-1991 q . Kapur un tuk bahan bangunan : SNI 03 -2097-1991 r . Kayu un tuk bahan bangunan : SNI 03 -2445-1991 s . Mutu kayu bangunan : SNI 03 -3527-1994 t . Tata ca ra pengeca tan bangunan : SNI 03 -2407-1991 u . Bes i be ton menggunakan SKSNI S-05-1989-F ( SI I -0136-64) sedangkan

    Bendra t menggunakan SNI 0076-1787-A

    2 .Un tuk me laksanakan peker jaan da lam pasal 1 aya t 2 te rsebu t d ia tas ber laku dan meng ika t pu la : a . Gambar Bes tek yang d ibua t Konsu l tan Perencana yang sudah d isahkan

    o leh Pember i Tugas te rmasuk juga gambar -gambar de ta i l yang d ise lesa ikan o leh Penyed ia Barang / Jasa dan sudah d isahkan / d ise tu ju i o leh D i reks i .

    b . Rencana Ker ja dan Syara t - sya ra t (RKS) c . Ber i ta Acara Pen je lasan Peker jaan d . Ber i ta Acara Pene tapan Pemenang e . Sura t Kepu tusan Pemi l i k Proyek ten tang pene tapan pemenang f . Sura t Kepu tusan Pene tapan Penyed ia Barang /Jasa g . Sura t Penawaran dan lamp i ran - lamp i rannya h . Jadwa l Pe laksanaan (Ten ta t27e T ime Schedu le ) yang te lah d ise tu ju i

    D i reks i

    PASAL 05 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

  • 4

    1 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib mene l i t i semua gambar dan RKS te rmasuk

    tambahan dan perubahannya yang d ican tumkan da lam Ber i ta Acara Pen je lasan Peker jaan (Aanw i jz ing)

    2 . Bi la gambar t idak sesua i dengan RKS, maka yang meng ika t / be r laku ada lah RKS. B i la sua tu gambar t idak sesua i dengan gambar la in , maka gambar yang mempunya i ska la yang leb ih besar yang ber laku , beg i tu pu la apab i la da lam bes tek (RKS) t idak d ican tumkan sedangkan gambar ada , maka gambar lah yang meng ika t .

    3 . Bi la pe rbedaan - perbedaan in i men imbu lkan keraguan seh ingga da lam pe laksanaan men imbu lkan kesa lahan , Penyed ia Barang / Jasa wa j ib menanyakan kepada Konsu l tan dan Penyed ia Barang / Jasa meng iku t i kepu tusan da lam rapa t .

    PASAL 06 : JADUAL PELAKSANAAN

    1 . Sebe lum mu la i peker jaan nya ta d i lapangan Penyed ia Barang / Jasa wa j ib

    membuat Rencana Ker ja Pe laksanaan dan bag ian -bag ian peker jaan berupa Bar -char t dan cu rve bahan / tenaga .

    2 . Rencana ke r ja te rsebu t ha rus sudah mendapa t pe rse tu juan te r leb ih dahu lu da r i Konsu l tan Pengawas , pa l ing lambat dalam wak tu 15 ( l ima be las ) ha r i ke lender se te lah Sura t Kepu tusan Pemi l i k Proyek . Rencana ke r ja yang te lah d ise tu ju i o leh Konsu l tan Pengawas akan d isahkan o leh Pember i Tugas .

    3 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib member ikan sa l inan rencana ke r ja rangk ap 4 (empat) kepada Konsu l tan Pengawas , sa tu sa l inan rencana ke r ja ha rus d i tempe l pada d ind ing d i bangsa l Penyed ia Barang / Jasa d i lapangan yang se la lu d i i ku t i dengan gra f ik kema juan (p res tas i ke r ja) .

    4 . Konsu l tan Pengawas akan men i la i p res tas i peker jaan Penyed ia Barang / Jasa berdasarkan rencana ke r ja te rsebu t .

    PASAL 07 : KUASA PENYEDIA BARANG / JASA D ILAPANGAN

    1 . Di lapangan peker jaan , Penyed ia Barang / Jasa wa j ib menun juk seorang

    kuasa Penyed ia Barang / Jasa a tau b iasa d isebu t Pe laksana yang cakap un tuk memimp in pe laksanaan peker jaan d i lapangan dan mendapa t kuasa penuh dar i Penyed ia Barang / Jasa , be rpend id ikan min ima l Sar jana Muda Tekn ik S ip i l a tau sedera jad dengan penga laman min ima l 3 ( t iga ) tahun a tau STM ju rusan bangunan , dengan penga laman min ima l 7 ( tu juh ) tahun .

    2 . Dengan adanya pe laksana , t idak berar t i bahwa Penyed ia Barang / Jasa lepas tanggung jawab sebag ian maupun kese luruhan terhadap kewa j ibannya .

    3 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib member i tahu secara te r tu l i s kepada T im Penge lo la Tekn ik Wi layah dan Konsu l tan Pengawas , nama dan jaba tan pe laksana un tuk mendapa tkan perse tu juan .

    4 . Bi la kemud ian har i menuru t pendapa t T im Penge lo la Tekn ik Wi layah , Konsu l tan Pengawas , Pe laksana ku rang mampu a tau t idak cukup cakap memimp in peker jaan , maka akan d iber i tahu kepada Penyed ia Barang /Jasa secara te r tu l i s un tuk menggan t ikannya dengan yang memenuh i sya ra t .

  • 5

    5 . Dalam wak tu 7 ( tu juh ) har i se te lah d ikelua rkan su ra t Pember i tahuan , Penyed ia Barang / Jasa harus sudah menun juk Pe laksana baru a tau Penyed ia Barang / Jasa send i r i ( penanggung jawab / D i rek tu r Perusahaan) yang akan memimp in pe laksanaan .

    PASAL 08 : TEMPAT T INGGAL ( DOMISIL I ) PENYEDIA BARANG / JASA DAN PELAKSANA

    1 . Untuk men jaga kemungk inan d iper lukannya ker ja jam ker ja apab i la

    te r jad i ha l -ha l mendesak , Penyed ia Barang / Jasa dan Pe laksana wa j ib member i tahukan secara te r tu l i s , a lamat dan nomor te lepon d i lokas i kepada T im Penge lo la Tekn ik Wi layah dan Konsu l tan Pengawas .

    2 . Alamat Penyed ia Barang / Jasa dan Pe laksana d iha rapkan t idak ser ing berubah-ubah se lama peker jaan . B i la te r jad i pe rubahan a lamat , Penyed ia Barang / Jasa dan Pe laksana wa j ib member i tahukan secara te r tu l i s .

    PASAL 09 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

    1 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib men jaga keamanan lapangan te rhadap

    barang-barang mi l i k Proyek , Konsu l tan Pengawas dan mi l i k p ihak ke t iga yang ada d i lapangan .

    2 . Bi la te r jad i keh i langan bahan-bahan bangunan yang te lah d ise tu ju i Konsu l tan Pengawas , ba ik yang te lah d ipasang maupun yang be lum, men jad i tanggung jawab Penyed ia Barang / Jasa dan t idak akan d ipe rh i tungkan da lam b iaya peker jaan tambah .

    3 . Apab i la te r jad i kebakaran , Penyed ia Barang / Jasa ber tanggung jawab a tas ak iba tnya ba ik yang berupa barang-barang maupun kese lamatan j iwa . Un tuk i tu Penyed ia Barang / Jasa d iwa j ibkan menyed iakan a la t -a la t pemadam kebakaran yang s iap d ipaka i yang d i tempatkan d i tempat - tempat yang akan d i ten tukan o leh Konsu l tan Pengawas .

    PASAL 10 : JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

    1 . Penyed ia Barang / Jasa wa jb menyed iakan oba t - oba tan menuru t sya ra t -

    syara t Per to longan Per tama Pada Kece lakaan (PPPK) yang se la lu da lam keadaan s iap d ipaka i d i lapangan , un tuk menga tas i sega la kemungk inan mus ibah bag i semua pe tugas dan peker ja d i lapangan .

    2 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib menyed iakan a i r minum yang bers ih dan memenuh i sya ra t -syara t keseha tan bag i semua pe tugas dan peker ja yang ada d ibawah kekuasaan Penyed ia Barang / Jasa .

    3 . Penyed ia Barang / Jasa wa j ib menyed iakan a i r be rs ih , kamar mand i dan WC yang layak dan bers ih bag i semua petugas dan peker ja . Membuat tempat peng inapan d i da lam lapangan peker jaan un tuk para peker ja t idak d ipe rkenankan , kecua l i un tuk pen jaga keamanan .

    4 . Sega la ha l yang menyangku t jaminan sos ia l dan kese lamatan sesua i dengan pera tu ran perundangan yang ber laku .

  • 6

    PASAL 11 : ALAT ALAT PELAKSANAAN

    Semua a la t -a la t pe laksanaan peker jaan harus d ised iakan o leh Penyed ia Barang / Jasa , sebe lum peker jaan secara f i s ik d imu la i da lam keadaan ba ik dan s iap d ipaka i , an ta ra la in : 1 . Beton mo len yang jumlahnya akan d i ten tukan kemud ian o leh Konsu l tan

    Pengawas . 2 . Theodo l i th dan Wate r Pass ( i j i n Konsu l tan Pengawas ) . 3 . Per lengkapan penerangan un tuk peker jaan lembur . 4 . Pompa a i r un tuk s is tem penger ingan , j i ka d ipe r lukan . 5 . Mes in pemadat dengan s tamper . 6 . Ala t -a la t besar sesua i dengan besaran ( magn i tude) peker jaan tanah apab i la

    d ipe r lukan . 7 . Ala t merger , a la t tes t ins ta las i l i s t r ik dan a la t tes t ins ta las i a i r , sesua i

    kebu tuhan . 8 . Pera la tan penun jang la innya yang dapa t d igunakan un tuk mempermudah /

    me lancarkan pe laksanaan .

    PASAL 12 : SITUASI DAN UKURAN 1 .SITUASI

    a .Peker jaan te rsebu t da lam pasa l 1 ada lah peker jaan baru , sesua i gambar s i tuas i .

    b .Ukuran-ukuran da lam gambar a tau u ra ian da lam RKS merupakan gar is besar pe laksanaan .

    c .Penyed ia Barang / Jasa wa j ib mene l i t i s i tuas i tapak , te ru tama keadaan tanah bangunan , s i fa t dan luas peker jaan dan ha l -ha l yang dapa t mempengaruh i ha rga penawaran .

    d .Ke la la ian a tau kekurang te l i t ian Penyed ia Barang / Jasa da lam ha l in i t idak d i jad ikan a lasan un tuk menggaga lkan tun tu tan .

    2 .UKURAN a . Ukuran sa tuan yang d ipaka i d is in i semua d inya takan da lam cm kecua l i

    uku ran-ukuran ba ja yang d inya takan mm. b . Ti t i k duga lan ta i mas ing - mas ing d i te tapkan d i lapangan . c . Dibawah pengamatan Konsu l tan Pengawas , Penyed ia Barang / Jasa

    d iwa j ibkan menempatkan sa tu t i t i k duga dan 5 t i t i k ban tu , dengan t iang be ton yang pan jangnya 1 ,20 cm berpenampang 10x10 cm. T i t i k duga dan t i t i k ban tu d i jaga kedudukannya se r ta tak te rganggu se lama peker jaan ber langsung dan t idak bo leh d ibongkar sebe lum mendapa t i j i n te r tu l i s da r i Konsu l tan Pengawas .

    d . Memasang papan pengawas (bouwp lank ) Kete tapan le tak bangunan d iukur d ibawah pengamatan Konsu l tan

    Pengawas dengan s ike t / pa tok yang d ipasang kua t - kua t dan papan ka l iman tan dengan ke teba lan 2 cm d ike tam ra ta pada s is i - s is inya .

    Penyed ia Barang / Jasa harus menyed iakan pembantu yang ah l i da lam cara-cara mengukur , a la t -a la t peny ipa t da tar (Theodo l i th , Wate r Pass ) p r isma s i lang pengukuran menuru t s i tuas i dan kond is i tanah bangunan , yang se la lu berada d i lapangan .

  • 7

    PASAL 13 : SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN 1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat - syarat yang

    ditentukan pasal 2. 2. Konsultan Pengawas berwenang memeriksakan asal bahan dan Penyedia Barang /

    Jasa wajib memberitahukan. 3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dahulu kepada

    Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 4. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Barang / Jasa di lapangan

    pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.

    5. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa apapun hasilnya penelitian tersebut.

    6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Penyedia Barang / Jasa tetapi ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Barang / Jasa dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

    PASAL 14 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN

    1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Barang / Jasa diwajibkan memintakan kepada Konsultan Pengawas. Baru apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Penyedia Barang / Jasa dapat meneruskan pekerjaannya.

    2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Barang / Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.

    3. Bila Penyedia Barang / Jasa melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.

    PASAL 15 : FORCE MAJEURE

    1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim . 2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan

    bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI

    3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa .

  • 8

    PASAL 16 : PEKERJAAN TAMBAH / KURANG

    1 . Tugas menger jakan peker jaan tambah / ku rang d ibe r i tahukan dengan te r tu l i s da lam buku har ian o leh Konsu l tan Pengawas ser ta pe rse tu juan Pember i Tugas .

    2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata - nyata ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas atau persetujuan Pemberi Tugas.

    3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Penyedia Barang / Jasa sesuai AV artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.

    4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Penyedia Barang / Jasa dengan persetujuan Pemberi Tugas.

    5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Tim Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

    PASAL 17 : PEKERJAAN PERSIAPAN

    1 . Pembers ihan ha laman, Penyed ia Barang / Jasa harus members ihkan sega la sesua tu yang kemungk inan akan dapa t mengganggu pe laksanaan pada wak tu a taupun se te lah se lesa inya peker jaan . D ian ta ranya : pembaba tan rumput , penebangan pohon , pembers ihan humus d ise luruh a rea . T idak d ibenarkan apab i la memula i peker jaan pengurugan tanah tanpa te r leb ih dahu lu members ihkan dar i sega la semua humus , rumput dan la in sebaga inya .

    2. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa harus dapat menjaga lingkungan yang terganggu oleh jalannya proyek.

    3. Penyedia Barang / Jasa harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu. Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian dengan papan ukuran minimal 1.50 m x 0.80 m.

    4. Penyedia Barang / Jasa harus membuat pagar proyek dari papan sengon yang dicat dengan rapi serta dilengkapi dengan pintu untuk keluar/masuknya kendaraan proyek.

    5. Penyedia Barang / Jasa harus melakukan striping terhadap tanah dimana bangunan akan didirikan setebal 10 cm dan tanah bekas striping tersebut dibuang keluar dari lokasi pekerjaan, sehingga akan dihasilkan suatu hamparan tanah yang rata dan bersih dari segala kotoran.

    PASAL 18 : PEKERJAAN TANAH HALAMAN DAN TANAH

    1.Pekerjaan Tanah Halaman a. Bahan

    Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus dan expens27e (Low clay contents), bebas sampah, bebas dari bahan organisme dan lain-lain sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

    b. Macam Pekerjaan Perataan tanah dan pengurugan tanah dilakukan pada daerah dimana akan didirikan bangunan,

    jalan, perkerasan, landscaping dan struktur lainnya.

  • 9

    c.Mengerjakan penyaluran (striping) dan drainage sementara untuk menanggulangi erosi, memperbaiki keadaan tanah bangunan (grading) menurut garis-garis kedalaman, ketinggian dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.

    d. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya pekerjaan lain yaitu : Pekerjaan galian/urugan tanah untuk utilitas.

    2.Galian Tanah a.Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya di

    bawah tanah seperti sloof, semua saluran-saluran, septic tank dan lain - lain yang nyata - nyata harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

    b.Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

    c.Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan dibersihkan dari lokasi galian.

    d.Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan penahan atau cara lain. Kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan Penyedia Barang / Jasa.

    3.Urugan Tanah a.Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan Pengawas setelah

    dilakukan pemeriksaan pondasi. b.Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan segala macam

    sampah atau kotoran, tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah ladang atau berpasir atau tidak terlalu basah).

    c.Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris .

    d.Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan, pada dasarnya akan ditentukan dan dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, menurut ketinggian, lebar dan kedalaman yang diperlukan. Pelaksanaan harus dilakukan dengan mesin gilas lapis demi lapis. Setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm .

    4.Urugan Pasir a.Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai dasar setebal 5 cm, di bawah rabat dan

    aanstamping pondasi setebal 5 cm. b.Sebelum keramik dipasang, lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air dan

    diratakan . 5.Pekerjaan Pembersihan Halaman

    Setelah pekerjaan selesai Penyedia Barang / Jasa wajib membersihkan halaman di sekitar bangunan apabila Penyedia Barang / Jasa menggunakan halaman lain di luar ketentuan tersebut, maka Penyedia Barang / Jasa wajib membersihkan juga sebelum penyerahan pertama dilakukan.

    PASAL 19 : PEKERJAAN BETON

    1.Standart Semua ketentuan baik mengenai maupun metode pemasangan dan juga pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( P.B.I. 1989), terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh

  • 10

    Pengawas. Bila terdapat hal-hal yang tidak tercakup dalam peraturan tadi, maka ketentuan ketentuan beriktu ini dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahu dan memintakan ijin dari pengawas. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut :

    ASTM C 150 Portland Cement dan SII 0013-81 ASTM C 33 Concrete Agregates ASTM C 494 Chemical Admixture for Concrete ASTM C 615 Deformed and Plain Reinforcing Bars of Concrete Reinforcement ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

    2.Semen a.Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas, semen yang digunakan adalah semen Tipe I

    sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti ketentuan dalam P.B.I. 89.

    b.Pengawas berhak untuk memeriksa semen untuk kemudian menerima atau tidak semen semen tersebut.

    c.Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan semen pada tempat tempat yang baik sehingga semen semen tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah

    d.Kantung-kantung semen tidak boleh ditimpuk lebih tinggi dari dua meter. Tiap - tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.

    3.Air untuk adukan a.Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan pencuci

    agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, slit ( lanau )

    b.Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi

    c.Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Pengawas 4.Agregat halus ( Pasir )

    a.Pasir untuk beton, adukan menggunakan sekelas pasir muntilan b.Pasir yang ditolak oleh Pengawas, harus segera disingkirkan dari lapangan kerja. c.Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan gumpalan tanah liat, alkalis bahan-

    bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak, mempunyai kadar air yang merata dan stabil dan harus terdiri dari butiran yang keras.

    d.Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada SKSNI.T.1991.03

    5.Agregat Kasar ( Split ) a.Agregat kasar untuk beton dapat berupa split dari alam, batu pecah atau campuran

    dari keduanya. Spilt harus keras, padat, tidak poreous, dan tidak berselaput material lain.

    b.Split yang tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas baik mengenai mutu maupun jumlahnya.

    6.Bahan Pencampur ( Admixture )

  • 11

    a.Penggunaan bahan admixture harus dengan ijin tertulis dari Pengawas, dan admixture ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton yang dibuat.

    b.Biaya tambahan akibat penggunaan bahan-bahan pencampur (admixture) menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

    7.Baja Tulangan a.Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam P.B.I. 89 dan SKSNI S-05-1989-F

    (SII-0136-64) dengan mutu U-24 ( tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2 ) untuk diameter 12 mm, sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan U-22 ( tegangan leleh karakteristik = 2200 kg/cm2 ). Berat besi dapat diperhitungkan dengan menggunakan nominal diameter. Bila menggunakan wiremesh, maka harus digunakan tipe dengan electrically welded wire-mesh, dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam ASTM A-185.

    b.Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dean tidak bercacat seperti retak dan lain-lain.

    8.Perbandingan Adukan

    a.Bila menggunakan cara manual Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang dibuatnya, dan harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan hasil yang sesuai yang diminta dalam spesifikasi.

    b.Kekuatan dari beton yang diisyaratkan harus dibuktikan dengan mengambil kubus test untuk ditest di laboratorium, yang kesemuanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam P.B.I.89. Tidak satupun komposisi adukan beton yang dapat digunakan dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas. Untuk selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasarkan pada hasil adukan percobaan yang telah disetujui.

    c.Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus diterapkan agar tercapai hal-hal sebagai berikut :

    Kekuatan beton rencana Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan Pengaruh kembang susut yang kecil. d.Beton yang digunakan harus mengikuti ketentuan dalam klas-klas yang ditentukan

    sebagai berikut : Kelas Beton

    Mutu Beton Karakteristik pada 28 hari ( kg/cm2)

    Ukuran agregat Maksimum (mm)

    Slump (mm)

    B 275 20 100 C 225 20 70

    Semen yang digunakan adalah semen tipe I ASTM C 150. e.Penggunaan klas beton untuk tiap bagian pekerjaan harus sesuai dengan gambar

    rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas. Secara umum bila tidak dinyatakan lain, maka harus dipakai klas beton yang sesuai dengan jenis pekerjaannya :

    Klas B : Konstruksi beton Rigid Pavement. Klas C : Konstruksi beton pondasi struktur, Sloof, Tie Beam, Kolom, Balok, Plat

    Lantai, Konsol, dan Ring Balk f.Pada penggunaan beton ready mix, Penyedia Barang / Jasa harus mendapat ijin lebih

    dahulu dari Pengawas, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat suplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Penyedia Barang/Jasa tetap

  • 12

    bertanggung jawab penuh bahwa adukan disuplai benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu pada setiap pengiriman, dengan menunjukan bukti Kuat Tekan Karakteristik dari adukan kepada Pengawas. Segala test kubus yang harus dilakukan di lapangan tetap dijalankan, dan Pengawas akan menolak suplai beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

    g.Testing i.1. Testing mutu beton harus dilakukan Penyedia Barang/Jasa dengan diawasi

    Pengawas. Pengambilan sample harus sesuai dengan mengikutiketentuan-ketentuan dalan P.B.I. 89. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15x15x15 cm2, dimana cetakan untuk benda uji harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna.

    i.2. Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Pengawas untuk dapat dinyatakan suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi spesifikasi, dan juga untuk menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan termasuk menentukan perlu atau tidaknya merubah komposisi adukan beton.

    i.3. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan ( crushing test ) dan slump test. Kesemua test ini harus memenuhi ketentuan dalam P.B.I. 89. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan kubus test, selain mengikuti ketentuan-ketentuan dalan P.B.I 89, juga harus ditentukan bilamana ditentukan oleh Pengawas demi pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua hasil pemeriksaan kubus ( crushing test ) harus sesegera mungkin disampaikan kepada Pengawas.

    i.4. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaa pengecoran, dan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam P.B.I. 89. Toleransi dalam ketentuan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut : 10 mm dari batas-batas nilai slump yang diijinkan Nilai slump yang disebutkan dalam bagian terdahulu dicapai dalam

    pelaksanaan sesungguhnya dipelaksanaan pengecoran. I5. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang

    disyaratkan, maka Pengawas berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut : Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton Core drilling Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam

    P.B.I. 89 harus tetap diikuti Apabila telah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan di atas,

    dan ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi spesifikasi, maka Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tadi sesegera mungkin

    i .6 .Semua b iaya pengambi lan samp le , pemer iksaan pembongkaran , peker jaan , perba ikan , dan peker jaan pembuatan kemba l i kons t ruks i be ton yang d ibongkar tad i , sepenuhnya men jad i beban Penyed ia Barang /Jasa .

    9.Pengadukan a.Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat

    pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi baik.

  • 13

    b.Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai kapasitas minimum 0,2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 11 menit setelah semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat dimasukkan sebagian lebih dahulu. Adukan beton yang dihasilkan dari proses pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata untuk keseluruhannya.Pengawas berhak untuk memerintahkan memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal menunjukan beton yang homogen seluruhnya, kekentalannya tidak merata.

    c.Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaran dari adukan yang dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan. Alat pengaduk tidak boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi kapasitasnya, kecuali diinstruksikan oleh Pengawas.

    d.Alat pengaduk (beton mollen) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum, diisi bahan- bahan untuk mengaduk beton dan harus segera dicuci bersih setelah selesai mengaduk. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, Penyedia Barang/Jasa harus memakai mesin pengaduk yang baik. Mesin pengaduk harus cukup melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dati kotoran minyak, sebelum dipakai.

    Setiap campuran beton harus diaduk dalam pengaduk sehingga merat dan homogen dan waktu pengadukan minimum adalah 2 menit untuk setia kali mencampur.

    e.Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali untuk suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    10.Pengecoran a.Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari

    bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran.

    b.Pengecoran tidak dapat dimulai sebelum kondisi beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

    c.Bilamana perlu, Penyedia Barang/Jasa dapat menggunakan concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor.

    d.Pada tiap pengecoran, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menempatkan tenaga pelaksananya yang baik dan pelaksana ini harus mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran. Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.

    e.Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi.

    f.Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas atau wakil dari Pengawas ( Inspector ) / Direksi.

    g.Penyedia Barang/Jasa harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan merata.

  • 14

    h.Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali tidak diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur sudah mengeras tapi belum dicorkan, harus segera dibuang.

    i.Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor, mulai saat-saat beton belum mengeras.

    j.Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Penyedia Barang/Jasa harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton dinyatakan sudah mulai mengeras yang ditentukan oleh pihak Pengawas.

    k.Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti ditempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Pengawas. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 pc : 0,5 air.

    l.Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah dicor harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Pengawas terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa terjadi baik dalam keadaan yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan Pengawas. Selama waktu pengerasan, beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan air terus menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.

    m.Apabila cuaca meragukan sedangkan Pengawas tetap menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan alat perlindungan / terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah / akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau suhu udara naik di atas 28 0C.

    n.Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Penyedia Barang/Jasa diweajibkan menyediakan 1 (satu) buah sample kubus/silinder untuk pemeriksaan kuat tekan beton, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam PBI 89.

    o.Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah 10-12 cm dan faktor air semen maksimum 0,4. pengambilan-pengambilan contoh di atas dilakukan atas petunjuk Pengawas. Kubus-kubus atau silinder yang telah diambil harus dijaga dapat mengeras dengan baik. Demikian pula kubus/silinder beton yang diambil harus diuji kuat tekannya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukan mutu kurang dari K-225 atau K-275 untuk bagian struktur yang

  • 15

    direncanakan, Penyedia Barang / Jasa diwajibkan untuk mengajukan rencana perbaikan/penanggulangan kepada Pengawas dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya dari Penyedia Barang/Jasa apabila hal tersebut dipandang perlu oleh Pengawas.

    p.Apabila hasil pemeriksaan menunjukan bahwa hasil mutu beton kurang dari nilai K (kuat tekan karakteristik) yang disyaratkan, Penyedia Barang/Jasa harus mengambil cube-sample dari bagian-bagian konstruksi yang diragukan. Jumlah cube-sample untuk setiap pemeriksaan adalah 3 (tiga) buah, selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Pengawas. Hasilnya akan dievaluasi Pengawas dan apabila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan perbaikan bagian konstruksi tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.

    q.Bila dirasa perlu untuk mengurangi kadar air beton, Penyedia Barang/Jasa dapat menambahkan bahan-bahan kimia sebagai addit27e, sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada beton dan untuk itu harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas. Sebelum pelaksanaan, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan terlebih dahulu kepada Pengawas buku petunjuk pemakaiannya dari pabrik pembuat. Semua biaya yang timbul akibat penggunaan bahan-bahan tambahan (addit27e) menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

    11.Pemadatan Adukan Beton a.Adukan harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maksimum sehingga

    didapatkan beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antara celah-celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton. Selama proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator yang mencukupi keperluan pekerjaan pengecoran yang dilakukan.

    b.Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai pengecoran dengan sedikitnya 10 (sepuluh) hari.

    12.Perbaikan Beton a.Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa pengawas. Bila

    dianggap oleh pengawas perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya harus dikerjakan atas beban biaya Penyedia Barang / Jasa.

    b.Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan tenaga yang benar-benar ahli. Hal - hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk keperluan finishing.

    c.Kondisi beton yang ternyata rusak akibat rongga yang membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya beton tadi untuk kemudian dilakuakn pembersihan dan pengecoran ulang.

    13.Joints a.Lokasi dan tipe dari construction joints harus sesuai dengan gambar rencana atau

    sebagaimana ditentukan Pengawas. Penentuan letak joints tadi harus memperhatikan pola gaya gaya yang bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya retak.

    b.Bila terjadi penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran nantinya, beton baru tidak akan tercampur dengan beton lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana permukaan construction joints tadi harus dikasarkan, dibersihkan dengan air bersih. Penghentian pengecoran bila tidak memungkinkan untuk pengecoran menerus, harus diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Pengawas.

    14.Bekisting ( Acuan Beton )

  • 16

    a.Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material lain yang disetujui Pengawas. Kesemua tipe material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dengan dimensi yang direncanakan.

    b.Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang.

    c.Bila diperkirakan akan terendam air, Penyedia Barang/Jasa harus membuat bekisting kedap air dengan melapisinya dengan bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas.

    d.Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting hartus dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima pengawas, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.

    e.Bila dipergunakan bekisting multiplek maka permukaan harus cukup rata dan tebal multiplek yang dipakai minimal adalah 12 mm dengan perkuatan balok kayu 5/7 cm dengan jarak maksimal 40 cm dan pemakaiannya maksimum 3 kali. Kayu yang dipakai adalah kayu kelas II yang sesuai dengan PPKI 1970 atau kayu lokal yang setaraf. Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm.

    f.Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui Pengawas.

    g.Bekisting kayu harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton. h.Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran

    dan kering dari air. 15.Pembongkaran Bekisting

    a.Bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekauan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton.

    b.Pembukaan bekisting tidak diperkenankan sebelum mencapai umur sesuai dengan daftar di bawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting beton tidak harus dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut waktu PBI 1989 dipenuhi, dan juga harus mengikuti daftar berikut mengenai ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran : Sisi-sisi balok yang 3 hari tidak dibebani Plat beton (penyangga 5 hari tidak terbeban) Tiang tiang penyangga plat tidak mendapat beban 21hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 28 hari Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari Dalam segala kemungkinan, beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus

    ditinjau dengan teliti, dan pembukaan bekisting penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas.

  • 17

    Pasal 20 : PEKERJAAN KAYU

    1. B a h a n.

    a.Kayu yang dipakai harus menggunakan kayu kelas I, kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint)

    b.Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 12-16 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 16-18 %, kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan harus konstan sampai bangunan selesai.

    c.Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanannya ditempat kering terlindung dari hujan dan panas.

    d.Semua kayu harus diawetkan dengan residu/teer dan atau cat. e.Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidang-bidang yang

    tampak, kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan dengan memuaskan. f.Lembaran teakwood atau triplex harus direkat dengan jaring plester dilem pada setiap

    sambungan rangkanya dan dipaku dengan paku kecil dipipihkan sehingga tidak nampak pada permukaan kayu.

    2. Macam Pekerjaan.

    Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis kayu seperti dibawah ini : Rangka daun pintu 3,5/20 cm dan 3,5/12 cm= kayu Jati Papan Listplank 3/30, = kayu Bengkirei Syarat-syarat lain sesuai dengan gambar Bestek.

    PASAL 21 : PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU, JENDELA

    1. Lingkup Pekerjaan. a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang

    diperlukan, peralatan termasuk alat-alat antu dan pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.

    a. Pekerjaan meliputi : Kosen pintu/jendela dan boven licth menggunakan rangka Aluminium 4, warna Dark

    Brown. Daun pintu menggunakan rangka kayu dan atau rangka aluminium sesuai gambar. Jendela kaca mati dan Daun jendela kaca menggunakan rangka aluminium. Khusu untuk Pintu KM/WC menggunakan Kosen dan daun pintu Vinil pabrikan.

    2. Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela Aluminium. Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standard- standard antara lain :

    The Aluminium Association (AA) Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA) American Society for Testing Materials (ASTM)

    1). Bahan-bahan. a. Untuk kosen pintu, jendela dan plat aluminium digunakan aluminium framing system,

    aluminium extrusi dan tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas) produksi YKK, ALKASA atau setaraf.

    b. Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82) c. Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan

    serap/sisa) d. Seluruh pekerjaan aluminium menggunakan pewarnaan powder coating.

  • 18

    2). Seluruh pekerjaan aluminium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai berikut : a. P r o f i l e.

    Beban angin : 120 kg/m2. Ketahan kebocoran terhadap air : mampu menahan kebocoran pada tekanan 15

    kg/m2. Ketahanan kebocoran terhadap udara : max 12 m3/ham m pada tekanan 15

    kg/m2 Ketebalan profil minimum : 2 mm

    b. W a r n a. Finishing color anodizet 18 micron, Dark Brown atau ditentukan lain dilapangan oleh Pengawas/Tim Teknis.

    c. Kelengkapan aluminium. Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam weather strip dari vinyl,

    pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealent. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal minimal 2mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 micron sehingga dapat bergeser.

    Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air, kepadatan 65-96 kg/m3, penampang 25% lebih besar dari celah

    yang ada. Neoprene :

    Jenis extrusion, tahan terhadap matahari, oksidasi dengan kekerasan 60-80 durometer. Angker :

    Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapis galvanis 25 micron. Bagian lain dilapis Zinc Chromate.

    Shims (klos): Plastic, multi polymer dengan kekuatan 565 kg/cm2. Kunci-kunci : (lihat pekerjaan kunci/penggantung) Kaca : (lihat pekerjaan kaca) Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan aluminium.

    3). C o n t o h. Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang dari 30x30

    cm2, dengan ketebalan seperti yang ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (mock up) harus dengan ukuran 1:1.

    4). Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).

    Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran, besaran-besaran ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail-detail pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara keseluruhan.

    Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui Perencana.

    5). Pekerjaan Persiapan.

    Periksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan kepada Pengawas/Tim Teknis Lapangan yang akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.

    Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti rock atau gripper pada permukaan aluminium harus diganti atas biaya Pemborong.

    6). Persyaratan Pelaksanaan.

    Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

    Kosen terbuat dari aluminium berkualitas baik, bebas dari cacat.

  • 19

    Kosen harus dikerjakan rapi, rangkaian kosen yang telah jadi harus kuat sehingga tidak akan mengalami perubahan bentuk pada waktu yang singkat.

    Sebelum dan sesudah dipasang harus dilindungi agar tidak terjadi kerusakkan. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

    termasuk bentuk dan ukurannya. Seluruh bahan aluminium berwarna yang akan dikerjakan harus didatangkan di site

    dengan dilengkapi bahan pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka setelah mendapat persetujuan dari Pengawas/Tim Teknis.

    Treatment untuk permukaan kosen pintu/jendela dan boven licht yang bersentuhan dengan bahan alkalis seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corros27e treatment dengan insulating vernis seperti aspaltic vernis atau bahan lainnya.

    Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh Pemborong aluminium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui Direksi Lapangan.

    Untuk mendapat ukuran yang tepat, Pemborong aluminium harus datang ke lapangan dan melakukan pengukuran di tempat.

    Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen aluminium harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan dilapangan tinggal pasang.

    Antara tembok/kolom/beton dan kosen aluminium harus diisi dengan sealant dan karet gasket. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang

    mempengaruhi permukaan aluminium. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal, sambungan sudut maupun silang, demikian

    juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup, mur/baut dan tidak boleh kelihatan.

    Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi

    kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar. Pemasangan rangka aluminium dan kaca harus memperhatikan faktor-faktor akustik ruang,

    sehingga tidak ada kebocoran suara. Pemborong wajib menjaga kosen-kosen aluminium dan bidang-bidang kaca yang telah terpasang

    dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta mengamankannya dari benturan, sehingga semua orang mengetahui pada tempat tersebut ada kaca.

    7). Hubungan dengan Material Lain.

    Apabila aluminium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapis dengan zinc chromate dan bitumen. Jika berhubungan dengan kaca maka harus diberi sealent hingga rapat sehingga kaca tidak goncang/kocak..

    8). Perlindungan Bahan.

    Perlindungan terhadap aluminium seluruhnya menjadi tanggung jawab Pemborong, oleh karenanya Pemborong wajib memberikan perhatian mengenai cara-cara pengangkutan, penyimpanan dan lain-lain dengan cara terbaik.

    9). Pengetesan. a. Pemborong wajib melakukan pengetesan dengan hasil yang baik, jika hasil

    pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan ulang hingga mencapai standard test yang diisyaratkan. Biaya test dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong.

    b. Pengetesan terdir i sebagai berikut :

  • 20

    Performance test (test terhadap kebocoran air, udara, beban angin, kedapan suara dan lain-lain) harus dilaksanakan di laboratorium yang disetujui oleh Pengawas/Tim Teknis Proyek.

    Materi test (test terhadap bahan, test korosi, berat dan lain-lain) dilaksanakan di dalam negeri yang disetujui oleh Pengawas/Tim Teknis Proyek.

    10). Hasil test (sertifikasi) harus diserahkan secara lengkap kepada pengawas/Tim Teknis Proyek.

    11). Garansi (Jaminan).

    Pemborong wajib memberikan garansi bahan sesuai aturan standart garansi dari fabrikan dan garansi pemasangan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak selesainya masa perawatan atau sesuai kesepakatan.

    Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara atau air akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.

    3. Pekerjaan Daun Pintu Rangka Kayu.

    a. Lingkup Pekerjaan. Meliputi semua pekerjaan, seperti memasak, memahat, menyetel, membuat lidah-

    lidah, spony dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik.

    Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain untuk keperluan pelaksanaan.

    Pekerjaan kayu di proyek ini adalah penyediaan bahan pembuatan dan pemasangan untuk rangka kosen lengkap dengan finishing daun kosennya, sesuai yang tertera di dalam gambar kerja.

    b. Bahan-bahan. Bahan rangka kayu Jati dengan kualitas baik. Perekat tahan air dari jenis Presto Contack-AD, Harferin atau yang setara. Pengikat berupa paku, mur, baut, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan

    NI-5 BAB VI. Semua permukaan daun pintu kayu, tripleks dan teakwood yang terlihat, finishingnya

    menggunakan milamine. Khusus untuk kosen KM/WC menggunakan kosen Vinil /PVC pabrikan. Warna dan

    bentuknya ditentukan kemudian dilapangan dengan persetujuan Pengawas/Tim Teknis..

    c. Pelaksanaan. Tipe dan bentuk kosen sesuai dengan Bestek. Material kosen dari Aluminium Brown. Daun kosen dan rangkanya dari kayu Jati

    Kualitas 1. Harus dilakukan pengukuran ditempat/lokasi pemasangan, bila terdapat kelainan-

    kelainan agar segera dilaporkan Pengawas Lapangan/Tim Teknis Proyek untuk mendapatkan persetujuan terhadap perubahan-perubahan tersebut.

    Dalam pemasangan kosen harus lot/lurus dengan dinding dan diberi angkur sebagai perkuatan pasangan kosen.

    Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan persetujuannya terlebih dulu dari Pengawas/Tim Teknis.

    Diatas ambang kosen pintu/jendela yang bentangnya lebih dari 100cm, diatas ambang kosen tersebut harus dipasang balok beton bertulang (balok Latei praktis). Untuk lebar ambang kosen yang kurang dari 100cm dapat dipasang rollaag bata dengan adukan 1Pc : 2Ps.

  • 21

    4. Alat Kelengkapan Pintu dan Jendela. a. Lingkup Pekerjaan.

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daunpintu/jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

    Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang ditujukan/disyaratkan dalam detail gambar.

    b. Bahan-bahan.

    Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut : Lockcase= setara YALE Cylinder =setara YALE Handle= setara YALE Back Plate =setara YALE Engsel(But Hinges)=setara YALE Handle Pengunci daun jendela kaca =setara YALE

    c. Persyaratan bahan. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum

    dalam buku spesifikasi teknis, bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilihan Merk, pemborong wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas/Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

    Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

    Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan dilapangan)

    berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam Shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja Dokumen Kontrak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik.

    Shop drawing sebelum dilaksanakan dilapangan harus disetujui dahulu oleh Pengawas/Tim Teknis Proyek.

    Setelah pekerjaan selesai, pemborong harus mennyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap.

    d. Pekerjaan Engsel.

    Untuk pintu-pintu digunakan engsel pintu merk Whitcastay/Kend atau setara sesuai petunjuk pengawas dan pemberi tugas, warna Bronze, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul beban maksimal 20 kg. Pemasangan sekrup pada semua bahan (kayu/aluminium) harus dilakukan dengan pengeboran terlebih dulu sebagai upaya untuk memudahkan pemasangan sekrup dan tidak merusak kepala sekrup. Pemasangan sekrup sangat tidak diperbolehkan dengan cara penekanan menggunakan hammer/palu, karena akan merusak kepala dan alur lubang sekrup.

    e. Pekerjaan Door Stop. Semua pintu yang berhubungan langsung dengan exterior/luar bangunan harus diberi Door Stop untuk menghindari rusaknya daun pintu karena tiupan angin kencang. Door Stop dipasang di bawah dengan jarak 20cm dari lantai finished.

  • 22

    f. Persyaratan Pelaksanaan. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas (ambang) pintu. Engsel bawah

    dipasang 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu dan engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

    Penarik pintu (door pall) dipasang 105 cm (as) dari permukan lantai atau disesuaikan kemudian dilapangan dengan persetujuan pengawas.

    Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door stop harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pemborong wajib memperbaiki tanpa adanya tambahan biaya.

    5. Pekerjaan Kaca.

    a. Penggunaan. Jenis kaca Rayband tebal 5mm digunakan untuk semua pintu dan jendela kaca. Kaca bening untuk bagian-bagian tertentu sesuai dengan gambar Bestek. Kaca ES/buram digunakan untuk KM/WC dan ruang lain sesuai Bestek.

    b. B a h a n. Seluruh kaca yang digunakan adalah kaca berkualitas baik ex-ASAHI atau sekualitas

    yang dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2 dan mendapat persetujuan Pengawas/Tim Teknis lapangan, dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Kaca harus flat, rata dan jernih serta tidak ada bintik-bintik/noda lainnya.

    Sealent untuk kaca pintu/jendela aluminium berkualitas baik sehingga tidak menyebabkan terjadinya kebocoran dan pemuaian kaca dapat terlindungi.

    c. Pemasangan Kaca pada Kosen Aluminium. Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya dan kekuatannya. Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (pemuaian) maka pemasangannya harus menggunakan sealent karet sesuai dengan prosedur pemasangan kosen/kaca dari pabrikan. Untuk satu dan lain hal akan dijelaskan kemudian.

    d. Membersihkan dan memperbaiki. Semua kaca yang selesai dipasang harus segera dibersihkan dan diberi tanda silang dengan kertas ditempel lem atau bahan lainnya, hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari benturan-benturan akibat salah masuk. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Pengawas/Tim Teknis.

    e. Macam Pekerjaan. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok tepi dan tenaga

    kerja untuk pemasangan kaca jendela . Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca .

    f. Syarat-syarat Pelaksanaan Alur kusen harus harus dibersihkan, sebelum kaca dipasang Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup, sehingga

    pada waktu kaca berkembang tidak pecah . Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai karet seal sesuai ketentuan pabrik . Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi, dan kokoh pada rangka terutama

    pada sudut-sudutnya Celah kaca yang tertanam pada kusen harus diberi sealent agar tidak goncang dan

    pemuaian kaca/kosen terjadi normal sehingga tidak akan membuat kaca menjadi retak/pecah.

  • 23

    PASAL 22 : PEKERJAAN ATAP BAJA dan TALANG BETON

    1. Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja.

    a. Pekerjaan rangka atap meliputi pekerjaan struktur penyangga atap dengan atap kuda-kuda dari Pipa Baja Galvanis Finishing cat besi tipe zinc chromate produk Kanzai Paint atau setara.

    b. Spesifikasi profil baja untuk rangka atap adalah ST (BJ 37), sedang pedoman untuk pekerjaan baja adalah PPBBI 1983 dan AISC.

    c. Perletakan kuda-kuda dengan menggunakan angkur pada konstruksi beton sesuai gambar. Pada muka beton diberi plat baja setebal sama dengan alas/kaki kuda-kuda khususnya pada bagian roll.

    d. Pembuatan kuda-kuda harus dengan menggunakan mal, baik untuk batang kuda-kuda maupun plat bajanya. Pemborong harus membuat gambar Bestek yang diberi keterangan lengkap dan disetujui Pengawas/Tim Teknis.

    e. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat pengujian dari Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik serta memenuhi Standart Industri Indonesia.

    f. Bahan struktur baja harus betul-betul lurus dan tidak boleh cacat. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail konstruksinya ditunjukan dalam gambar Bestek.

    g. Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan ketepatan dan kehlian tinggi. Pengelasan harus menggunakan las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan yang dilas harus sama, rata., dan kelihatan teratur. Las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Pemborong. Mutu las minimal sama dengan mutu baja profil.

    h. Penyambungan dengan mur/baut harus dilakukan dengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut beserta ringnya harus disesuaikan dengan gambar Bestek. Mur/baut yang digunakan berupa mur/baut hitam hightstrenght non fulldrad. Semua mur/baut dilengkapi dengan ring dari kualitas yang sama. Semua lubang mur/baut harus dibuat dengan bor, tidak boleh menggunakan pons, blender atau dicolok dengan las. Ukuran lubang yang dibuat harus sesuai dengan mur/bautnya termasuk yang berbentuk oval.

    i. Pembakaran dibengkel atau di lapangan untuk pemotongan atau pemyambungan harus mendapat persetujuan dari pengawas. Jika disetujui, maka bagian yang dibakar harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga sama dengan hasil pemotongan.

    j. Permukaan besi baja yang akan dicat harus dibersihkan dari korosi dengan semprotan pasir (sand blasting) atau semprotan butir baja atau cara lain yang sama efektifnya sehingga permukaan memperoleh warna metalic. Bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya. Untuk pengawetan, baja dicat 2 kali dengan cat besi tipe zinc chromate produk Kanzai Paint atau yang setara.

    k. Segera setelah dibersihkan seperti cara diatas, permukaan baja dicat dengan lapisan pelindung.

    l. Semua pekerjaan baja, mur/baut dan plat penyambung lainnya yang diopakai harus dilindungi dari serangan karat. Perlindungan dilakukan dengan menyikat permukaan baja menggunakan sikat kawat baja sehingga betul-betul bebas dari karat. Sesudah dibersihkan segera semua permukaan dimeni. Bagian-bagian baja yang sulit dicapai setelah pemasangan harus diberi lapisan pelindung terhadap karat sebelum pemasangan dilaksanakan.

    m. Pemborong maupun subkontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Pemborong harus membuat gambar kerja (shop drawing) dari pekerjaan baja ini dan perhitungan praktis konstruksi apabila diadakan perubahan-perubahan praktis atas rencana semula. Gambar Kerja dan perhitungan ini diserahkan kepada Pengawas/Tim Teknis untuk diperiksa dan disetujui terlerbih dulu sebelum pekerjaan dilaksanakan.

  • 24

    n. Subkontraktor yang dipakai oleh Pemborong harus diketahui oleh Pengawas/Tim Teknis. Gambar kerja meliputi seluruh bagian dari pekerjaan konstruksi seperti detail-detail pemasangan, las, pemotongan, pertemuan, dimensi dan penbgetahuan teknis lainnya yang diperlukan. Gambar rencana/Bestek berlaku sebagai gambar referensi untuk gambar kerja

    2. Pemasangan Penutup Atap. a. Penutup atap menggunakan polycarbonat (twinslight) b. Warna atap polycarbonat (twinslight)atau ditentukan nanti dilapangan oleh Tim teknis. c. Cara pemasangan atap polycarbonat (twinslight) disesuiakan dengan standart

    teknis/manual book pabrikan dari produknya. Ahli teknis dan tenaga pemasangnya harus dilakukan oleh orang-orang khusus yang profesional dibidangnya.

    b. Tidak ada sesuatu apapun yang menembus penutup atap, termasuk Konduit Arde penangkal petir (terkecuali mengharuskan, dan harus diberi sealent)

    c. Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam RKS, namun tertera dalam gambar akan diatur lebih lanjut oleh Pengawas/Tim Teknis.

    d. Teknis Pemasangan. Angkat lembaran polycarbonat (twinslight) ke atas atap dengan salah satu rusuk

    semuanya menghadap ke arah yang sama. Tumpangan polycarbonat (twinslight) yang benar adalah apabila sisi yang berparit

    ditutup dengan sisi yang tanpa parit. Agar diperhatikan pada akhir pekerjaan pemborong diwajibkan mempersihkan atap

    polycarbonat (twinslight) dari sisa-sisa potongan baut atau mur, serbuk baja bekas bor dll. Karena jika tidak dibersihkan dapat mengurangi mutu dan daya tahan lapisan pelindung atap polycarbonat (twinslight).

    Bahan peredam panas dan suara dari Glasswool dipasang berlapis sejajar dengan pasangan lembaran spandect. Urutan pemasangan dari atas ke bawah : 1. Atap Polycarbonat (twinslight)

    4. Pekerjaan Talang Beton dan Talang Patahan. a.Ukuran, struktur dan detail talang beton disesuaikan dengan gambar Bestek. b.Pekerjaan talang beton difinishing dengan acian kedap air dimana sebelumnya harus dilapisi

    dengan lapisan kedap air/water proofing sebagai bahan isolasinya. c.Torong talang yang digunakan pipa PVC 4 sekualitas Maspion tipe AW. Torong talang

    yang tertanam di dalam struktur kolom/dinding bangunan terlebih dulu harus dibungkus dengan kawat ayakan (grid 1cm) agar beton/plesteran dapat melekat erat pada pipa PVC.

    d.Seluruh hasil pekerjaan talang harus dilakukan pengetesan dengan cara mengguyur air pada talang tersebut, sehingga dapat dipastikan tidak adanya kebocoran pada talang. Bilamana dianggap perlu dan memungkinkan pengetesan talang dapat dilakukan pada saat terjadinya hujan.

    PASAL 23 : PEKERJAAN LANGITLANGIT / PLAFOND

    1. Plafond Gypsum Board. a. U m u m.

    Lingkup pekerjaan pada pasal ini meliputi : Penyediaan bahan plafond dari panel gypsum board tebal 9mm, setara produk Jaya Board. Tipe gypsum dan jenis profilenya seperti Corner List, Decorat27e Ornamen, Bidding, Ceiling dll,

    ditentukan kemudian dilapangan, begitu juga jenis list profile yang menggunakan bahan dari kayu.

  • 25

    b. Persyaratan. 1. Pemborong harus berkoordinasi lebih dahulu dengan pengawas dan Tim Teknis, mengenai semua

    pekerjaan plafond, sebelum dilaksanakan pemasangannya. 2. Penyiapan ruang plafond yang akan dipasang harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan

    gambar Bestek.. 3. Rangka plafond menggunanakan besi hollow dengan ketebalan 3mm. Rangka utama plafond

    menggunakan hollow 4x4cm dan rangka pembagi hollow 2x4cm. Sistem dan tata cara pemasangan rangka besi hollow harus mengacu pada aturan standart pabrikan yang disyaratkan yang berlaku dari material yang digunakan.

    4. Jarak pemasangan rangka plafond jika menggunakan rangka kayu diatur dengan jarak grid maksimal 50x100cm. Jika digunakan rangka hollow mengacu pada aturan pabrikan yang telah ditetapkan. Pada tempat-tempat tertentu rangka grid plafond disesuaikan dengan pola desain dari bestek dan kebutuhannya sesuai petunjuk dari Pengawas/Tim Teknis.

    5. Penggantung rangka plafond harus dikaitkan dengan baik dan benar sehingga rangka plafond tidak mengalami lendutan. Penggantung dikaitkan dengan gording, kuda-kuda atau balok lainnya yang secara struktural kuat menahan beban plafond. Jarak pengantung rangka plafond tidak boleh lebih dari 3m grid.

    6. Permukaan rangka plafond yang akan ditempel dengan gypsum harus terpasang lurus dan rapi sehingga jika gupsum dipasang bisa terlihat rata, tidak bergelombang dan menghasilkan permukaan gypsum yang rapi dan baik.

    7. Semua rangka besi hollow plafond permukaannya harus dimenie besi. 8. Semua instalasi mekanikal/elektrikal dan plumbing yang ada di atas/dalam plafond harus sudah

    siap/selesai dikerjakan dan sudah dapat difungsikan sementara melalui suatu pengetesan, sebelum plafond tertutup rapat.

    c. Hasil akhir yang dikehendaki :

    Bidang plafond harus horizontal dan rata/flat sesuai dengan rencana. Ketinggian peil plafond maupun drop spelling plafond dari lantai sesuai dengan gambar

    perencanaan. Alur tepi langit-langit harus lurus dan rata dengan dindingnya. Pada setiap tepi/sudut pertemuan plafon dengan dinding yang terjadi diberi Corner List tepi plafond

    sesuai gambar. Ornamen plafond dibuat dan dipasang rapi sesuai dengan gambar bestek.

    PASAL 24 : PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN 1.Bahan

    a.Semen Portland/PC SII 0013-81untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton (lihat pasal 11). Semen Portland yang dipakai sekualitas Semen Gresik atau Tiga Roda.

    b.Kapur Kapur yang dipakai adalah kapur padam yang memenuhi syarat bahan bangunan PUBB 1970 atau NI-3.

    c.Pasir Pasir yang digunakan harus pasir kali yang berbutir. Kadar Lumpur yang terkandung dalam pasir

    tidak boleh lebih besar 5%. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3. d.A i r

    Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang dikerjakan beton. e.Bata merah harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak menunjukkan retak-retak,

    pembakarannya harus merata dan matang. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3) produksi setempat.

  • 26

    f.Batu Gunung Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang ada di

    PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex lokal. g.Kricak / Split Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi syarat PUBB 1970 dan PBI 1989. Kerikil harus cukup

    keras, bersih serta susunan butirnya gradasinya menurut kebutuhan. Batu split pecah mesin harus mempunyai ukuran yang hampir sama max. 2/3.

    2.Macam Pekerjaan a.Adukan untuk pasang dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuran

    seperti tersebut dibawah ini :

    Macam Perbandingan Penggunaan M1 1 Pc : 3 Ps Adukan & plesteran dinding batu bata dan beton

    krawang yang kedap air. Untuk plesteran trasram dan plesteran beton yang

    kedap air . Untuk pekerjaan pemasangan ubin plint ubin

    keramik pada dinding lantai km/wc. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air .

    Sponengan M2 1 Pc : 6 Kp Untuk rollag pasangan batu bata

    Untuk pasangan tegel yang menempel pada dinding/tembok .

    Untuk pasangan pondasi batu belah dan pasangan batu bata dan plesteran tembok .

    M3 1 Pc : 3 Ps Untuk pasangan saluran Pasangan ubin/keramik

    M4 Acian Semen Nat/tali air dinding dan finishing tembok

    b.Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu belah dipasang di bawah pondasi batu belah dan diisi dengan pasir.

    c.Semua tembok kamar mandi, wc setinggi 1,60 m diatas lantai dengan adukan macam M-1. d.Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai dengan campuran spesi 1 Pc : 3 Ps.

    3.Syarat syarat Pelaksanaan a.Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus dengan sisi panjang tengah, teratur dan

    bersilang kemudian di atas diberi pasir yang merata dan disiram dengan air hingga pasir mengisi lobang-lobang yang terdapat disela-sela batu kemudian ditimbris.

    b.Pasangan batu belah / batu kali untuk pondasi bila tidak dipakai untuk aanstamping harus diberi dasar pasir setebal 5 cm disiram air hingga padat. Batu belah harus bersih dari kotoran, ukuran sisi maksimal 20 cm dan pemasangan harus bersilang, semua permukaan bagian dalam harus terisi adukan sesuai dengan campuran yang digunakan, semua nat yang tebal harus diisi dengan batu kricak. Tinggi pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari 0,05 m sisi samping pondasi dibuat (plester kasar) sesuai dengan adukan pondasinya.

    c.Pondasi batu belah sesuai dengan gambar kerja. d.Pasangan batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan

    sebelum dipasang harus bebas dari segala kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangannya dalam satu panjang tidak boleh melebihi 1 m tingginya. Untuk pemasangan setengah batu

  • 27

    yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton bertulang K-225 dengan pembesiannya seperti tertera dalam gambar. Pasangan tidak boleh diterobos perancah/andang. Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk, pengadukan dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas seijin Konsultan Pengawas.

    e.Plesteran dinding dan sponing/plesteran sudut yang semua dinding diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish/diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Untuk semua sponengan harus menggunakan campuran M2 (pada daftar), rata, siku, dan tajam pada sudutnya .

    PASAL 25 : PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPISAN DINDING

    1.Bahan a.Lantai menggunakan keramik sekualitas produksi Roman/Asia Tile atau setara

    ukuran 40/40 untuk lantai. 2.Macam Pekerjaan.

    a.Pemasangan lantai keramik baik ukuran, jenis maupun pola pemasangan pada ruang-ruang sesuai dengan gambar.

    3. Cara Pelaksanaan a.Pemasangan keramik pada lantai satu menggunakan lantai kerja tebal 5 cm yang

    dipasang di atas pasir minimal tebal 5 cm. Pemasangan keramik harus menghasilkan bidang yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus sama. Untuk bidang (baik lantai maupun dinding) harus terlebih dahulu betul-betul rata harus rapi mengkuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan keramik yang permukaannya tidak rata, retak, gumpil, alur kotor dan cacat dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan dan pembongkaran menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya.

    b.Keramik yang akan dipasang hasil produksi satu pabrik/merk. Keramik harus seragam/uniform dalam warna, ukuran, tebal serta permukaan harus rata sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum dimulai pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan dulu untuk mendapatkan persetujuan baik dari Pelaku Aktifitas, Pengawas, maupun dari unsur teknik.

    c.Plesteran dinding harus mempunyai bahan dasar Pc, pasir dan air sesuai dengan syarat Konsultan Pengawas.

    d.Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

    e.Pengawasan Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Penyedia Barang / Jasa harus mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan pasir urugan harus baik. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai gambar dan sebelum keramik dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengawasan untuk pelapisan dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan dan pipa air lainnya. Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan.

  • 28

    PASAL 26 : PEKERJAAN CAT

    1.Bahan a.Pengertian cat disini meliputi cat dinding bata, beton, kayu yang tampak ter expose

    dan plafond dengan bahan cat emulsion merk Movilex untuk luar bangunan sedangkan dalam ruang sekualitas Avitek, Decolith, Cendana atau setara.

    b.Cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.

    c.Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. d.Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang sama

    dengan merk cat yang dipilih. e.Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat. f.Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik begitu juga dengan bahan yang

    diencerkan. 2.Macam Pekerjaan

    a.Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang exterior dan interior seperti dinyatakan dalam gambar.

    b.Mengecat dengan meni semua profil-profil baja digunakan sebagai structural bangunan dan non structural.

    3.Cara Pelaksanaan a.Cat Tembok

    Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumnya digosok memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaan rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.

    b.Cat Kayu / Besi Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimal 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan diatur ketika keadaan mendung dan hujan tidak diperkenankan. Bahan yang digunakan sekualitas produk Nipsea Paint / Indo Paint dengan merk Nippon 9000/Indo 9000 Gloss atau sekualitas dan cat dasar Bee Brand under coat / Indo Meni .

    c.Cat Meni Besi Segera setelah pekerjaan baja dibersihkan sampai kulit giling dan permukaan korosi terbuang

    dan terlihat warna metali, pengecatan meni dapat dimulai dengan ketebalan cat meni sampai lebih kurang 25 milimicorn

    d.Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam PBBI 1961

    PASAL 27 : INSTALASI PLUMBING & PEMADAM KEBAKARAN 27.1. PERATURAN UMUM

    27.1.1. PERATURAN DAN ACUAN

    Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982. 2. Keputusan Menteri P.U.No.02/KPTS/1985.

  • 29

    3. Pedoman plambing Indonesia

    Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh: a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang

    berwenang dan telah biasa mengerjakan.

    27.1.2. TESTING DAN COMMISSIONING

    27.1.2.1 Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan

    pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

    27.1.2.2 Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk

    mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    27.2. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

    27.2.1 . U M U M Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi gambar dan bill of quantity

    27.2.2 . URAIAN PEKARJAAN

    Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut: 1.Sistem Air Bersih 2.Sistem Pemadam Kebakaran. 3.Sistem Air Panas

    27.3 SISTEM AIR BERSIH 27.3.1 LINGKUP PEKERJAAN

    Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut: - Perpipaan - Perkabelan - Panel listrik - Peralatan Instrumen dan kontrol - Penyambungan ke semua peralatan penunjang - Penyambungan ke semua peralatan pemakai

    2734.2 PERPIPAAN

    Lihat SPESIFIKASI PERPIPAAN.

  • 30

    27.4.7. TEST KERAPATAN PIPA UNTUK BAHAN CAIR 27.4.1 Umum

    a. Sebelum jalur pipa untuk bahan cair akan dipergunakan, maka terlebih dahulu harus diperiksa dengan teliti. Hal ini berlaku pula untuk jalur pipa didalam atau diatas tanah, juga berlaku apakah jalur pipa ini merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan

    Pengujian ini termasuk : - Pemeriksaan hasil pengelasan - Penilaian terhadap keamanan pemasangan - Pengujian kekuatan - Pengujian kebocoran - Pemeriksaan hasil pengecatan dan pelapisan - Pemeriksaan kebenaran fungsi dari sistem yang dipasang.

    b. Berdasarkan atas peraturan mengenal uap, bejana bertekanan, begitu pula

    alat penyambung pipa, dan perlengkapan juga harus memenuhi standar yang berlaku baik peraturan internasional atau setempat.

    Hal ini akan berkaitan erat untuk pemasangan, pengelasan, pengujian kekuatan dan pengawasan, hal ini harus berdasarkan atas peraturan internasional ataupun peraturan setempat.

    27.4.2 TEKNIS

    27.4.2.1 Seluruh pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus disaksikan oleh Pemilik proyek atau Manajemen Kontruksi yang ditunjuk.

    27.4.2.2 Sebelum pelaksanaan pengujian, pipa harus diglontor dan dibersihkan dengan air dan d27entilasi dengan benar, sampai tidak ada air yang tersisa.

    27.4.2.3 Pengujian disini dilaksanakan mempergunakan air bertekanan. 27.V.3.4 Pengujian ini dilaksanakan untuk menguji kerapatan sambungan pipa,

    alat sambung dan perlengkapan yang lain secara benar. 27.4.3.5 Pipa yang diletakkan dalam tanah tidak boleh diurug sebelum

    pelaksanaan pengujian selesai dilaksanakan. 27.4.3.6 Pada sambungan sambungan pipa tidak boleh diisolasi, diaspal atau

    dibungkus, sebelum pengujian dilaksanakan.Lokasi penyambungan, katup-katup sambungan las, sambungan flens, sambungan ulir harus mudah diperiksa untuk memudahkan pelaksanaan pengujian.

    27.4.3.7 Pada saat dilaksanakan pengujian, seluruh pipa yang tersambung keperalatan harus dilepas dan ditutup dengan alat penutup (dop/flens buntu).

    27.4.3.8 Kebocoran yang terjadi pada saat pengujian harus dilaksanakan pengujian ulang.

    27.43.9 Pengujian ini dianggap memenuhi setelah mendapat persetujuan dari Pemilik proyek atau Manjemen Kontruksi yang ditunjuk.

  • 31

    2747.3.10 Selama pengujian dilaksanakan, harus dilengkapi alat pengukur dan alat pengaman yang memadai, sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitarnya.

    27.4.3.11 Prosedur pengujian dan pengujian peralatan benar-benar memperlihatkan hasil pengetesan yang sedang berlangsung pada jalur pipa atau bagian dari jalur tersebut.

    27.4.3.12 Catatan hasil pengujian dan pemeriksaan yang telah selesai dilaksanakan harus diserahkan kepada Pemilik/Manajemen Kontruksi yang ditunjuk untuk selanjutnya diserahkan kepada pimpinan pabrik.

    27.4.3.13 Hasil pengujian ini tetap berlaku sampai dengan dipergunakannya sistem tersebut atau dilanjutkan dengan pangujian yang berikutnya.

    27.4.3.14 Catatan hasil pengujian yang berhubungan dengan uji kebocoran sekurang-kurangnya harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut: - Tekanan kerja - Bahan/Media penguji yang dipergunakan - Tekanan pengujian - Jangka waktu pengujian - Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian - Atau informasi lain yang diperlukan yang dianggap penting. - Nama Manajemen Kontruksi yang ditunjuk mewakili Pemilik guna

    menghadiri pengujian serta menandatangani berita acara pengujian tersebut.

    27.4.4 PIPA AIR BERSIH

    Tekanan pengujian sekurang-kurangnya 1.5 kali dari tekanan kerja selama 12 jam.

    27.5. PRODUK

    Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Spesifikasi yang diarahkan :

    - Pipa PVC : AW - Pipa Galvanis : Med. B t.2.5 mm - Pompa Air : Grounfos atau Ebarra kap. 1.1 kw - Water Heater : Everton type clasikal kap.150 L - Instrumen : Kit atau sekualitas

    Untuk pemasangan pipa air panas harus di sertai dengan peredam panas dan tidak terlalu dekat dengan instalasi plumbing air dingin.

    PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

    29.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran ini meliputi :

    a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemadam kebakaran portable/pemadam api

    ringan dan siemese conection sekualitas ARINDO. b. Pekerjaan penunjang yang berkaitan dengan instalasi ini dan yang tertera

    dalam

  • 32

    gambar perencanaan. c. Ijin-ijin yang diperlukan.

    29.2. Pemasangan

    Alat pemadam kebakaran kimia (fire Extingisher) a. Fire extinguisher jenis BCF, dipasang melekat pada dinding dengan

    bracket secara kokoh, dan mudah dilepaskan bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran untuk digunakan (sesuai dengan gambar perencanaan).

    b. Fire extinguisher jenis CO2, dipasang dengan kereta, sehingga dapat bergerak secara movable bila sewaktu-waktu diperlukan (sesuai dengan gambar perencanaan).

    29.3. Pengujian

    29.3.1 Semua instalasi yang telah terpasang dengan baik harus diuji untuk menilai apakah semua instalasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari spesifikasi ini dan gambar kerja

    29.3.2 Prosedure pengujian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran/dan Depnaker setempat.

    29.4. Lain-lain 29.4.1. Peralatan - peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak

    digambarkan pada gambar perencana atau tidak disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Pemborong, sehingga instans