spesifikasi teknis malang

30
SPESIFIKASI TEKNIS I. LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN A. Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah meliputi semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun bersama- sama tercantum dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan. B. Secara teknis, pekerjaan yang harus dilaksanakan kontraktor dalam Pembangunan rehab asrama putri malang, sebagai berikut: a. Pekerjaan Pendahuluan b. Pekerjaan Pengecetan gedung c. Pekerjaan Plafond d. Pekerjaan Sanitasi dalam gedung. e. Pekerjaan Atap f. Pekerjaan Paving block g. Pekerjaan Pasangan h. Pekerjaan Lain – lain. A. PEKERJAAN PENDAHULUAN a. Pembersihan lapangan Sebelum pengukuran dan dimulainya pelaksanaan pekerjaan, tapak proyek/lokasi harus dibersihkan dari segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat

Upload: arie-rambu-anarki

Post on 16-Dec-2015

152 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

spesifikasi

TRANSCRIPT

SPESIFIKASI TEKNIS

I. LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah meliputi semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun bersama-sama tercantum dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan.B. Secara teknis, pekerjaan yang harus dilaksanakan kontraktor dalam Pembangunan rehab asrama putri malang, sebagai berikut:

a. Pekerjaan Pendahuluanb. Pekerjaan Pengecetan gedungc. Pekerjaan Plafondd. Pekerjaan Sanitasi dalam gedung.e. Pekerjaan Atapf. Pekerjaan Paving blockg. Pekerjaan Pasanganh. Pekerjaan Lain lain.

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN a. Pembersihan lapanganSebelum pengukuran dan dimulainya pelaksanaan pekerjaan, tapak proyek/lokasi harus dibersihkan dari segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan.Semua benda yang tercantum dalam pasal 4 ayat 1 diatas harus dikeluarkan dari tapak proyek/lokasi proyek ke tempat yang telah disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan dimulai.b. Papan nama pekerjaanPemborong harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80 m, sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi jalan masuk pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai.

B. PEKERJAAN PENGECETAN

1. Bahan-bahan/persyaratan khusus cat tembok, cat kayu dan cat besia. Cat besi : Besi harus dicat sebanyak 2 (dua) lapis dengan menie besi, kemudian baru dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat dengan cat minyak.

b. Cat tembok bagian luar (Exterior Wall) ,dengan 1 (satu) lapis Wall Siller dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat tembok.Cat tembok bagian dalam (Interior Wall) adalah setara Vinilex, dengan 1 (satu) lapis Wall Siller dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat tembok.Cat kozen/ pintu : Cat kayu dipakai dengan jenis cat minyak , dengan 2 (dua) lapis cat minyak.

c. Daftar bahanSecepatnya setelah penandatangan Kontrak, tetapi paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan cat, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi daftar bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

d. Pilihan warnaSemua jenis warna yang akan dipakai harus terlebih dahulu dipilih dan disetujui oleh Direksi/ Pemberi Tugas.

e. PersiapanBidang yang sudah pernah dicat harus dikupas kembali dan diampelas sehingga bebas dari kemungkinan lepasnya laburan cat yang baru. Sebelum pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu-debu sedapat mungkin dicegah menempel pada bidang yang akan dan telah di cat. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan persyaratan tertulis dari pabrik. Harus disediakan kain pembersih debu dengan secukupnya untuk mencapai tujuan tersebut di atas.

f. Pekerjaan permulaan/ cat dasar besiSegera setelah besi dibersihkan, permukaan besi diberi cat dasar menie sebanyak 2 lapis dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi cat dasar sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan sikat baja dan segera diberi cat dasar baru. Apabila dipergunakan besi yang telah dicat maka harus dicuci bersih.

g. Persiapan/ dasar plesteranPlesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang cacat harus dibuang dan diperbaiki lebih dahulu dengan plesteran yang sejenis. Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), semua lumut/ kerak pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan kain kasar yang dibasahi dengan air bersih, permukaan dibiarkan mengering.

C. PEKERJAAN PLAFOND

1. Bahan penutup langit-langit dipergunakan bahan PVC shunda plafon, ukuran sesuai dengan gambar rencana. Untuk rangka langit-langit dipakai Rangka Boral.2. Pada langit-langit bagian tengah dibuat list dan pada pertemuan dengan tembok bata dipasang list propil seperti gambar rencana.3. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau menunjukkan cacat lainnya harus segera diperbaiki dan hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor.4. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar rencana. Kontraktor berkewajiban untuk membuat gambar detail kerja (Shop Drawing) dari rangka penggantung untuk disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi.

D. PEKERJAAN SANITASI DALAM GEDUNG

A. Umum Lingkup PekerjaanTermasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean out dan metal sink.

Pekerjaan yang berhubungana. Pekerjaan Waterproofingb. Pekerjaan Plumbing

Persetujuana. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan Kontraktor.

B. Bahan / Produka. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam negeri atau setara.b. Floor drain dan clean out : AMERICAN STANDARD/Viega, atau setara.

C. Pelaksanaana. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

E. PEKERJAAN ATAPPekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :1. Rangka utama atas (top chord)2. Rangka utama bawah (bottom chord)3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.a. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi), 3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan 5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)b. Persyaratan Material Rangka Atap Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) Baja Mutu Tinggi G 550 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa Tegangan Maksimum 550 Mpa Modulus Elastisitas 200.000 Mpa Modulus geser 80.000 MpaLapisan anti karat :Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220). Pelapisan Galvanised Jenis Hot-dip zinc Kelas Z22 katebalan pelapisan 220 gr/m2 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuranGalvalume (AZ100) Pelapisan Zinc-Aluminium Jenis Hot-dip-allumunium-zinc Kelas AZ100 katebalan pelapisan 100 gr/m2 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut: Galvabond Z275 Yield Strength 250 MPa Design Tensile Strength 150 MPac. Brace System (bracing) BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan. LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut. DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan. STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur.Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.d. Alat Sambung (Screw)Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm Kepadatan Alur 16 alur/inci Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm Kekuatan Mekanikal Gaya geser satu baut 5,10 KN Gaya aksial 8,60 KN Gaya Torsi 6,90 KNe. Persyaratan Pra-Konstruksi1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul. 4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya). F. Persyaratan Pelaksanaan1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek. Jaminan Struktural Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold formed code for structural steel(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & Wind load(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for the building and construction industries(Australian Standard 3566).

F. PEKERJAAN PAVING BLOKPerkerasan paving block sering diaplikasikan pada area carport, halaman rumah, lahan parkir berbagai jenis bangunan, openyard di pelabuhan maupun area pergudangan, taman, jalan lingkungan, dan pedestrian / trotoar.

Secara umum metode pelaksanaan perkerasan paving block dapat diuraikan sebagai berikut :1. Pertama dilakukan pemeriksaan kepadatan tanah dasar, baikgalian / timbunan, sebagai dasar perletakan lapisan pondasi2. Kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah dasar ( lapisan base dan sub base ).3. Setelah itu pasang beton penyokong yang diikuti beton pembatas dantambahkan adukan beton pada bagian belakang / punggung beton pembatas tsb4. Pasang pasir alas dengan ketebalan 5 - 6 cm, ratakan dengan jidarkayu (Pasir alas adalah pasir dgn ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving block).5. Pasang benang pembantu searah & tegaklurus / 45 terhadap jalan / area kerja.6. Pemasangan paving block dilakukan setelah penentuan arah dan bentuk pola dengan menggunakan benang pembantu, pemasangan paving blok dimulai dari satu arah.7. Lakukan pemadatan dengan plat getar / stamper plate / vibro, supaya terjadi penguncian akibat pengisian celah dari pasir alas yang terdesak keatas & pasirpengisi yang dipasang bersamaan dengan vibro.8. Pasang pasir pengisi, ratakan dgn sikat ijuk dan penggetar / vibro secara bersamaan.9. Pemasangan paving dilakukan secara diagonal dari pinggir, setelah 34 baris dapat dilakukan simultan di beberapa bagian.

ContohPolaPemasanganPerkerasan Paving Blok

Filler / pengisi natPengisian nat tidak penuh memungkinkan paving akan mudah bergerak dan air lebih mudah masuk kedalam sela-sela paving sehingga mengakibatkan abu batu jenuh air. Jika abu batu jenuh air akan membuat permukaan paving bergelombang dan mudah bergerak / bergeser.

Sand bedding / abubatu / pasir di bawah pavingKetebalan abu batu padat untuk alas paving di atas beton tidak boleh lebih dari 35 cm. Abu batu padat adalah setelah paving di atas abu batu dipadatkan, bukan karena abu batu dipadatkan terlebih dahulu sebelum paving dipasang. Saat paving dipasang abu batu digelar dengan ketebalan 4-6 cm, dan akan menjadi 35 cm setelah paving dipadatkan. Tujuannya agar tidak ada penurunan lagi setelah perkerasan paving block menerima beban atau dilintasi kendaraan.

G. PEKERJAAN PASANGAN Dinding Partisi A. Persiapan Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum. Approval material yang akan digunakan. Persiapan lahan kerja. Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

B. Pengukuran Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai (marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.C. Pemasangan rangka hollow dan gypsum board Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja. Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak rangka 60x60 cm. Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku). Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan sekrup gypsum. Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang. Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board. Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan rata. Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.

Pekerjaan pasangan bata. UmumA. Lingkup PekerjaanPekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan serta material bantu lainnya demi terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang sempurna.B. Pekerjaan Lain Yang TerkaitMutu beton balok/kolom praktis, pada pekerjaan beton bertulang Kualitas angkur besi, pada pekerjaan besi Plesteran dan acian, pada pekerjaan plesteranC. Referensi PUBBI SII D. Submittal1. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.2. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing, memperlihatkan layout penempatan angkur dan kolom/balok praktis dan detail pengangkuran.E. Penanganan BahanPerhatikan skedule pemasangan, sediakan bahan secukupnya agar tidak terjadi keterlambatan pekerjaan atau terhentinya pekerjaan. Simpanan bahan-bahan ditempat yang tidak bersinggungan dengan tanah langsung dan pengaruh alam seperti hujan dan panas.

Persyaratan BahanA. Material1. Digunakan Bata Mesin ukuran 6,0 x 12 x 24 cm kelas I, terbakar matang, tidak keropos, tidak boleh pecah-pecah melebihi 5% dari total penggunaan pasangan. Penggunaan batu bata ini harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.2. Bahan batu bata diambil dari satu sumber yang memiliki karakteristik dan mutu bahan yang sejenis. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20% berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai.3. Adukan Seperti yang dijelaskan pada spesifikasi pekerjaan adukan pasangan dan plesteran adalah campuran 1 Ps : 4 Psr untuk pasangan batu dan untuk Pasangan Batu Trasram mengunakan Campuran 1 Ps : 2 Psr .

B. Beton Kolom/Balok PraktisUkuran 12 x 12 cm dengan mutu dan kekuatan beton K-225 sesuai dengan spesifikasi pekerjaan beton. Gunakan tulangan minimal 4 12 mm dengan sengkang 6 mm jarak 20 cm. Pasangkan kolom dengan jarak kolom dan balok praktis pada setiap bidang dinding 12 m dengan jarak kolom maksimum 4 m.

C. AngkurGunakan angkur besi beton 10 mm jarak 60 cm, bata pengikat pasangan dengan dinding beton / kolom beton/ sloof.

Persyaratan PelaksanaanA. Pemeriksaan LapanganPerhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani pasangan bata. Bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka pemasangan bata harus ditunda dahulu. Dalam hal penundaan dan rencana dimulainya pekerjaan harus disampaikan/ diberitahukan secara tertulis.B. Persiapan Pekerjaan1. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lain yang akan mengurangi kualitas pekerjaan.

2. Berikan perlindungan terhadap batu bata pada saat persiapan pemasangan maupun pada saat dilaksanakan pemasangan.C. Pembuatan dan Penggunaan AdukanLakukan seperti yang dijelaskan pada spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.D. Pemasangan1. Batu BataDipasang batu bata yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk membuat dinding pasangan sesuai dengan yang direncanakan Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang patah, hanya keadaan tertentu seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan/pekerjaan lain batu diijinkan mempergunakan bata yang patas tetapi tidak melebihi 50%.Sebelum dipasangkan batu bata harus direndam di air sampai jenuh, demikian pula bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus terlebih dahulu dibasahi agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan secara berlebihan.Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru di atas pasangan lama, yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam, maka pasangan lama harus dibersihkan dahulu, kedudukan bata yang longgar/lepas harus diganti dan mortar yang lepas agar ditambal. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spesi datar dan 1,5 cm untuk spesi tegak, kecuali jika ditentukan lain.Mortar/spesi datar dan tegak harus penuh dan padat. Lakukan koordinasi dan sediakan tempat atau lubang-lubang untuk pekerjaan koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan. Tera/Leveling, bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan pasangan yang sama dan merata disetiap tempat. Setiap tahap pemasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari 1,50 m.

2. PlesteranLakukan seperti yang telah dijelaskan pada spesifikasi pekerjaan plesteran.3. Pemasangan AngkurPasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan, kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan setiap jarak 60 cm untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal dengan panjang angkur efektif 20 cm. Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera siar datar dan tegak.

4. Balok/Kolom PraktisLaksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan beton cetak di tempat. Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan koordinasi lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan kedudukannya.

Pembersihan dan PerlindunganBersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera kemudian berikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-kurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja selesai terpasang.

Pekerjaan plesteran.a. Lingkup pekerjaan.Pekerjaan plesteran untuk pasangan biasa dan pasangan trasram.

b. BahanPC, pasir daan air harus memenuhi persyaratan sesuai dengan pasal 8 ayat 1,2,3, dan 4 PBI 1971.

c. Perbandingan.Adukan 1 pc : 4 ps untuk pelesteran biasa, 1pc : 2 ps untuk pleseteran trasram,. Semua pasangan harus ditambah bahan anti penyusutan (anti shrinkage).d. Persiapan permukaan.Permukaan yang akan diplester harus bersih. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.

e. Pelaksanaan.Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimal 1 cm dan harus menghasilkan permukaan yang rata atau sesuai dengan persetujuan Direksi. Harus dipasang adukan-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata. Plesteran harus diratakan dengan menggunakan alat kayu yang lurus, minimal sepanjang 1 m (satu meter). Plesteran harus dibasahi untuk mencegah cacat-cacat. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindunginterhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.

f. Memperbaiki dan membersihkan.Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lainnya. Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.

H. PEKERJAAN LAIN LAIN

A. Tangga baja. Tangga baja banyak digunakan pada bangunan yang konstruksinya dibuat dan baja, seperti bengkel-bengkel kereta api, tangga untuk lantai dibawah muka tanah (kelder) dan untuk tangga kebakaran.Bahan yang dipakai dan baja profil, baja plat, baja siku, dan baja kanal sebagai ibu tangga. Hubungan antara profil sebagai ibu tangga dari anak tangga dilaksanakan dengan cara dibaut, keling, atau dengan las. Bentuk tangga yang sederhana yang dipakai untuk turun pada lantai di bawah tanah dibuat dari baja strip atau baja siku sebagai ibu tangga dan baja bulat1 6 mm sehagai anak tangga. Anak tangga melekatpada ibu tangga dengan cara dikeling.Ibu tangga yang lebih sempurna dibuat dan baja kanal 26 atau 28 sebagai ibu tangga dan pemasangan anak tangga dengan perantaraan baja siku 50.50.6 atau 60.60.6. Diatas baja siku ini dapat di pasang anak tangga dari baja plat atau papan dari kayu. Tebal papan yang digunakan seperti pada tangga dar kayu ialah 3,5 tau 4 cmPerkuatan ibu tangga juga dengan baut mur yang ditanam dalam beton. Tiang sandaran dapat dibuat dari baja segi panjang 20 x 40 mm yang dipasang pada ibu tangga dengan baut. Pada bagian atas ibu tangga dihubungkan dengan gelagar lantai atas atau pada gelagar bordes Agar hubungan mudah dilaksanakan lebih baik gelagar tepi yang dihubungkan ibu tangga dibuat dari baja kanal juga. Seperti pada tangga kayu, maka ibu tangga baja dibawah dan diatas, dibaut antara 15-20 cm untuk memudahkan pelaksanaannya. Untuk menghemat ruangan, tangga baja dapat berbentuk tangga porosya itu semua anak tangga dihubungkan pada satu poros yang dibuat dari pipa baja 4 atau 5, sedangkan anak tangga dibuat dari baja siku atau baja T.Bidang atas anak tangga berbentuk segitiga dan permukaannya dipasang papan dengan tebal 3,5 cm. Pada tepi anak tangga dikelilingi lembaran baja plat 1/8X8di mann sandaran dipasang pada plat tersebutDalam pembuatan tangga yang perludi perhatikan adalah untuk apa tangga itu dibuat (fungsi) dan dimana tangga itu dipergunakan? Seperti yang telah dijelaskan diawal, bahwa tangga sebagai tempat bekerja berbeda dengan tangga umum( biasa ), dan juga berbeda dengan tangga darurat.Untuk berjalan naik,tenaga yang diperlukan adalah 2kali dari pada berjalan ditempat datar. Oleh karena itu kemiringan tangga jangan dibuat terlalucuram, terutama dirumah sakit. Sehingga ada ketentuan bahwa tangga yang layak dipergunakan memiliki derajat kemiringan tidak lebih dari 350.Oleh karena itu akan dibahas juga tentang Perbandingan kelandaian dan keamanan konstruksi serta Perhitungan tirusan tangga.

B. Ukuran anak TanggaUkuran anak tangga tergantung pada langkah naik dan langkah datar, yaitu menggunakan rumus :a +2.o= 5765 cm. Di mana a= langkah datar dan o = langkah naik Sedangkan bilangan 5765 merupakan panjang langkah ratarata orang berjalan di tempat datar, bagi orang dewasa. Biasanya tinggi anak tangga tegak atau langkah tegak berkisar17 20 cm. Dari uraian tadi dapat diketahui panjang anak tangga datar / maju.Lebar tangga untuk satuorang adalah antara 6090cm, danuntuk dua orang ditentukan antara 80-120cm. Untuk tempat umum seperti sekolah dan tempat pertunjukan lebar tangga ditentukan antara 150 300 cm.Untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar pada hitungan ditambah satu atau dua langkah dan berkisar antara 80 150 cm. Banyaknya langkah tegak tergantung pada tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai berikutnya. Dalam hal ini pembagian dilakukan seteliti mungkin agar tinggi anak tangga sama dari tempat awal sampai tempat akhir. Untuk mendapatkan ukuran langkah naik adalah dengan mengambil bilangan antara 1720cm dari tinggi lantai bagian bawah ke atas. Misal tinggi lantai diatas 165cm,maka ukuran langkah naik yang diambil adalah 16,5 cm. Jika tinggi lantai bagian atas sama dengan 240 maka untuk tinggi langkah naik dapat diambil = 20 cm.

PENUTUP

1.Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan disesuaikan dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal).

2.Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), pelaksanaannya harus mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.

3.Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) maka halaman (lokasi) pekerjaan harus dibersihkan dari sisa- sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.

4. Kontraktor diwajibkan melunasi ASTEK sesuai peraturan yang berlaku.

Di Buat OlehCV. MITRA JASA BINAPRATAMA

ISKANDAR, STDirektur Cabang