spesifikasi teknis kantor

135
Spesifikasi Teknis BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS A. U M U M PASAL 1 URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai dengan : a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS) c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) d. Rencana Anggaran Biaya (RAB) e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan. ` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi : a. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Barat b. Sarana dan Prasarana Penunjang : Pekerjaan instalansi listrik. Pekerjaan instalansi air bersih/kotor, septictank, groundtank dan watertank. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang Pekerjaan prasarana lingkungan, meliputi: Resapan air hujan saluran pembuangan air hujan dan air kotor. Pekerjaan instalasi AC Pekerjaan Jaringan Utilitas lainnya. 1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek, bestek dan gambar detail, Pemborong harus segera lapor kepada Direksi dan Pengawas Lapangan 1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume setiap pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini. 1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. 1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan agar VI-1 Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Upload: buyuangkota

Post on 16-Dec-2015

104 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Spesifikasi Umum

TRANSCRIPT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Spesifikasi Teknis

Spesifikasi Teknis

BAB VISPESIFIKASI TEKNIS

A. U M U M

PASAL 1 URAIAN UMUM1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai dengan :a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampirb. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS)c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.

`1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :a. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Baratb. Sarana dan Prasarana Penunjang : Pekerjaan instalansi listrik. Pekerjaan instalansi air bersih/kotor, septictank, groundtank dan watertank. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang Pekerjaan prasarana lingkungan, meliputi: Resapan air hujan saluran pembuangan air hujan dan air kotor. Pekerjaan instalasi AC Pekerjaan Jaringan Utilitas lainnya.

1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek, bestek dan gambar detail, Pemborong harus segera lapor kepada Direksi dan Pengawas Lapangan

1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume setiap pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.

1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.

1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.

1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.

1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada waktu diserahkan.b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi memuaskan dengan disaksikan oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.

PASAL 2 URAIAN PEKERJAAN 2.1. UmumUntuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk mendapatkan penyelesaian/

2.2. Lingkup PekerjaanPenyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

2.3. Sarana KerjaKontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib memasukan identiikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

2.4. Gambar-gambar Dokumena. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang ada (arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/ konsultan pengawasan. Secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan dimulai.Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan kontraktor wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan pengawas.e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sempat dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.

2.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoha. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan kontraktor atau subkontraktor, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai dahulu.c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan konsultan pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal demikian.d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan pengawas dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas.h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari konsultan pengawas.i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan konsultan pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas akan memeriksa dan mencantumkan Telah Diperiksa Tanpa Perubahan atau Ditolak satu salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis harus dikirimkan kepada konsultan pengawas.l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, catalog-katalog kepada konsultan, Pengawas dan perencanaan menjadi tanggungan kontraktor.

2.6. Jaminan KualitasKontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.Apabila diminta. Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

2.7. Nama Pabrik/Merk yang ditentukanApabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik.merk dari suatu jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan, jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.Apabila kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana dengan persetujuan tertulis dari pemberi tugas akan melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan pemenang, kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import)

2.8. Contoh-contoh Bahan/Materiala. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti sertifikasi pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan kesite (melalui pemesanan) maka kontraktor diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop drawing dan sample yang dianggap perlu perencanaan/konsultan pengawas.

2.9. Subtitusia. Produk yang disebutkan nama pabriknya :Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum memesan.b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya menguraikan data-data atau yang menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik/ perencana/konsultan pengawas.

2.10. Peralatan, Material dan Tenaga KerjaSeluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan kontraktor harus melaksanakannya.

2.11. Klausal disebutkan kembaliApabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.

2.12. Koordinasi Pekerjaana. Untuk kelancaran pekerjaan ini, garus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan yang laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan perencana/ pengawas.b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari konsultan pengawas.c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. Tidak berarti kontraktor bebas dari tanggung jawab.d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor

2.13. Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaana. Perlindungan terhadap milik umumKontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.b. Orang-orang yang tidak berkepentinganKontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan oara penjaga.c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima oleh pemberi tugas.d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan: Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerapan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam. Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertamaKontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan harus memuaskan pemberi tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai.

f. Gangguan pada tetanggaSegala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang mungkin ia keluarkan.

2.14. Peraturan Hak PatentKontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua claim atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15. IklanKontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pemberi tugas

2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakana. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tanggal 03 Nopember tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor Uitvorering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung SK-SNI T-15 1991-03g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja.h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 979 dan PLN setempat.i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum serta Instalasi pembuangan dari Perusahaan Air Minum.j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.o. Peraturan Pengecatan NI-12.p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.u. Berita Acara Penunjukan.v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.

2.17. Shop Drawinga. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan design yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain yang diperlukan.c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop kecuali atas persetujuan konsultan pengawas.e. Semua Baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun dilapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas biaya kontraktor.g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada konsultan pengawas/perencana.h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas

2.18. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannyab. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahanc. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulud. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 atau A2e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pertama.

PASAL 3 PERSYARATAN BAHAN-BAHAN3.1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.

3.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI T15 1991 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.

3.3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.

3.4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing), pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.

3.5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang akan digunakan.

3.6. Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka Pemborong berkewajiban memeriksakan bahan tersebut kelaboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan dengan semua biaya menjadi tanggungan Pemborong, begitu pula waktu yang tersita dapat untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan.

3.7. Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang bahan tersebut.

3.8. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang dipakai (dimaksud).

3.9. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan apakah layak untuk dikirim/dipasang.

3.10. Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk bahan adalah bersih (ukuran jadi).

3.11. Aira. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka penyedia jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat

3.12. Semen Portlanda. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen sekualitas Tiga Roda Kualitas I harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI 1982, warna abu-abu kehijauan.b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai pada waktu menentukan campuran beton.

c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan sulfat.d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan.e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule).g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan tidak terpengaruh cuaca.h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama.

3.13. Kerikil (Agregat Kasar)a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori.c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

3.14. Pasir (Agregat Halus)a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas dari bahan lumpur.b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis, kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 71.d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas baik).e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi penggunaannya, tidak diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.

3.15. Batu Belaha. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa batu blondos (harus dibelah).b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan antara 10 cm sampai dengan 20 cm, sedapat mungkin berbentuk persegi.

3.16. Besia. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui Pengawas Kegiatan.c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, Baja tulangan harus dari baja Ulir atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2 untuk besi beton < 19 mm dan dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton > 12 mm, untuk tulangan dengan > 16 mm digunakan baja diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03. d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai.

3.17. Lain-laina. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan. b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan segala resiko oleh Penyedia jasa.d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia jasa. e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.

PASAL 4 PEKERJAAN PERSIAPAN4.1. Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari gugatan Pihak Ketiga.

4.2. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor pengelolaan kegiatan, barak kerja dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan sekitarnya yang masih layak dipergunakan.b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara, penempatan bangunan sementara harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan. c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan penerangan secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi rapat, meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja, white board serta papan untuk menempelkan gambar dan ditutup dengan plastik bening.f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah: 1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur. 1 (satu) buah alat ukur optic (teodolit/waterpass). 1 (satu) buah mesin tik standar 18. 1 (satu) unit computer dan printer. satu set kelengkapan PPPK (P3K)

4.3. Kantor Pengawasa. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi pintu/jendela secukupnya, penghawaan/pencahayaan. Letak kantor konsultan pengawas harus dekat dengan kantor kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas yang harus disediakan : 1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm dengan 10 kursi. 1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm dengan 2 kursi. 1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50 cm dapat dikunci. 1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm. Berdekatan dengan kantor pengawas harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya

4.4. Pelayanan Pengujiana. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu.c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI, sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini, atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.

4.5. Papan nama Kegiatan a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi kegiatan, 1 (satu) minggu setelah Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan berlangsung. b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu 10x10 kayu kualitas I (dibuat sesuai petunjuk Pengawas Kegiatan)c. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak penguasa daerah setempat, Penyedia jasa boleh memasang papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari Pemerintah Daerah setempat.

4.6. Titik Ikat Lapangan Penyedia jasa diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang terbuat dari beton untuk memudahkan dalam pengukuran peil pekerjaan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan diminta untuk mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam perencanaan dan melaporkan ke Pemimpin Kegiatan.

4.7. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan a. Lingkup PekerjaanPekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan serta pembuatan bangunan-bangunan, jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang merupakan milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak pada lokasi pekerjaan. Pekerjaan Kontraktor menurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat teknis dan instansi yang bersangkutan.b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau penggalian harus diusahakan tidak merusak bahan yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas umum harus disediakan, dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang dimaksud dan belum tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan informasi dan instansi yang bersangkutan.4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa terdapat pengerasan bangunan, maka sebelum pengerasan tersebut berikut pondasinya harus dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan Direksi.6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun dan ditanam kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.c. Bahan dan Bekas Bongkaran1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, batu bata, paving dan lain-lain harus dibersihkan dan disusun di lokasi pekerjaan atau diangkut ke tempat penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan dan dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi.3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh pemilik menghendakinya kembali diangkat ke tempat yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan, pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban Kontraktor.

4.8. Penjagaan dan Penerangana. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain.b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu.c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian, Penyedia jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan.d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

4.9. Penyediaan Alat Pemadam KebakaranSelama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya dengan jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15kg.

4.10. Drainase Tapaka. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk membuang air yang ada.b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembangunan.c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan konsultan pengawas.

4.11. Asuransia. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja (Astek) dll.b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan dan Pemimpin Kegiatan.c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai pekerjaan.d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh penyedia jasa dan wajib dilaksanakan.

4.12. Keselamatan Kerjaa. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera mengambil tindakan dan segera memberitahukan kepada Pemimpin Kegiatan.b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya.c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu memberikan pertolongan kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatane. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.

4.13. Mobilisasi dan Demobilisasia. Mobilisasi Personil1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.3) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.b. Mobilisasi PeralatanPenyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera dikembalikan.4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.

c. Mobilisasi MaterialPenyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Kegiatan/Direksi Pekerjaan dan atau diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.

d. DemobilisasiKegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.

4.14. Penyediaan Air dan Listrik a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sambungan dari PDAM atau disuplai dari luar.b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi/Pengawas.c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 1.300 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Direksi.d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi lapangan/Direksi Keet.e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontraktor.

4.15. Pekerjaan lain-lainSesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk melaksanakan atas biaya Penyedia jasa.

PASAL 5 PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON-POHON5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :a. Pembersihan Selama Pelaksanaan1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan bersih setiap saat.2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (sistem drainase) yang ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon dan rumput yang tumbuh pada sekitar bangunan yang direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengalami kerusakan.4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan (bak sampah) untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung endapan dan saringan pada musim hujan.6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan yang ada atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.11) Semua pembabatan/penebangan pohon di kawasan perencanaan untuk pembukaan lahan maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi Pekerjaan /Pengawas Lapangan.

b. Pembersihan Akhir1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir

5.2. Penebangan Pohon-pohonPemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.

PASAL 6 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUPLANK6.1. Pengukuran Tapak Kembalia. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana untuk dimintakan keputusannya.c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.d. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana selama pelaksanaan proyek.e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana.f. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan kontraktor.

6.2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) BangunanPemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat waterpass instrument/ theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, langit-langit dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dan gambar Lay out, Pemborong harus melapor pada Pengawas/Perencana.

6.3. Pemasangan Bouplanka. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan bouplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yag diperlukan.b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi.c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang.d. Bahan dan pelaksanaan Tiang bouplank menggunakan kayu ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2 m, sedangkan papan bouplank ukuran 2/20 diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass). Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2 m dari As tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasram tembok bawah. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam tanah dan tidak dapat digerakkan. Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenarannya agar tidak berubah letaknya. Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan as-as bangunan dalam bouwplank tidak dibenarkan. Pemindahan titik-titik as bangunan harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.

PASAL 7 PEKERJAAN TANAH7.1. Lingkup Pekerjaan. Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).

7.2. Persiapan Pekerjaan TanahBagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan, pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-daerah dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan, seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang ditunjukan oleh pengawas.Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :

a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang sehubungan dengan proyek ini, serta semua addendumnya.b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta semua fasilitas yang ada.c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan pada gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimanan yang disetujui oleh pengawas.

Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus yakin bahwa semua permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transisi yang tertera dalam gambar rencana adalah benar.Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

7.3. Pekerjaan Galian Tanaha. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur elevasi tanah asli dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebutb. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari Pengawas.c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.e. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas penunjuk Pengawas.h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum.i. Pembuangan Material Hasil Galian1) Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi tanggung jawab kontraktor.2) Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan pengawas telah diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 8 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN8.1. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman dan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan pemadatan untuk setiap layer urugan.

8.2. Persiapan Untuk UruganPengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh Direksi/Pengawas. Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Pemborong harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas, Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

8.3. Bahan-bahan Urugana. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug/padas yang didatangkan dari luar lokasi.b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan bahan organik, kadar lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.

8.4. Urugan Tanaha. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum dilaksanakan pengurugan awal, seluruh permukaan tanah asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar lokasi.b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimal 15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin pengawas/direksi.d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah +/- 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest dilaboratorium untuk mendapatkan nilai standart proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratoriumnya resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas. Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga dilapangan dengan system Field Density Test dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana kepadatannya 95% dari sumber proctor.2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana kepadatannya 90% dari standart proctor.Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.g. Standar Rujukan (AASHTO)T 88 - 78Analisa ukuran butir tanahT 89 - 68Penetapan batas cair tanahT 90 - 70Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanahT 99 - 74Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanahT 145 - 73Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan agregat untuk keperluan konstruksi jalanT 180 - 74Hubungan antara kelembaban dan kepadatan tanah menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm tinggi jatuhT 191 - 61Kepadatan tanah di tempat dengan menggunakan metoda kerucut pasirT 193 - 72The California Bearing RatioT 258 - 78Penetapan tanah yang mengembang dan tindakan perbaikannya.

8.5. Urugan Pasira. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaanc. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic, kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat pemadat mekanis (stamper).d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan bahan kertas yang berukuran lebih dari 1,5 cm.

8.6. Pelaporana. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin memulai pekerjaan disetujui :1). Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penempatan urugan.2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang cukup dari permukaan yang disiapkan dimana urugan ditempatkan.b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan itu1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik untuk rujukan selama masa Kontrak.2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang diusulkan, bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan sifat meterial tersebut memenuhi persyaratan sesuai dengan poin e pasal ini.c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik, tidak diperkenankan material lain di atas urugan terdahulu :1). Hasil dari pengujian kepadatan 2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/ kelerengan dan data survei yang memeriksa bahwa toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi.

8.7. Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak stabila. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru permukaan dan membuang atau menambah material sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau yang seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti material, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan menggunakan motor grader atau peralatan lain yang disetujui.c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar airnya melampaui kadar air yang disyaratkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti material, disusul dengan penggunaan motor grader berulang-ulang atau oleh alat lainnya dengan selang waktu istirahat ketika penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara lain, atau jika pengeringan tak dapat dicapai dengan cara mengaduk atau membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik dapat memerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut dari pekerjaan dan menggantikannya dengan bahan kering yang lebih cocok.d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lainnya setelah dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asal sifat meterial dan kerataan permukaan masih memanuhi persyaratan Spesfikasi ini.e. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat material dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian material.

PASAL 9 ADUKAN DAN CAMPURAN9.1. Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan perbandingan jumlah isi yang ditakar dalam keadaan kering.

9.2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan dalam 50 cm. Volume kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan.

9.3. Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar atau tempat-tempat yang dianggap perlu oleh Direksi.

PASAL 10PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/BELAH10.1. Lingkup Pekerjaana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.

10.2. Persyaratan Bahana. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.

Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan pekerjaan beton bertulang.b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC : 5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar rencana.

10.3. Syarat Pelaksanaana. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan pasangan batu kali/belah termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam keadaan lubang galian kering dan sudah diberi urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau seperti yang ditunjukan dalam gambar.e. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu kali yang disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal 20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir dan disiram air sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup kokoh sebagai dudukan pondasi.f. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangannya. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortal.g. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian gambar rencana yang terkait dan jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas Lapangan.h. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.i. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

PASAL 11 PEKERJAAN BETON BERTULANG11.1. Lingkup Pekerjaana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.

11.2. Persyaratan Umuma. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI71/SKSNI T15 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.b. Peraturan beton1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI 71 / SKSNI T15 1991-03.

2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI 71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI T15 1991-03.3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI 71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI 71/SKSNI T15 1991-03.6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-59) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-810) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.

11.3. Persyaratan Bahana. Semen portlandHarus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat penumpukan semen.b. Pasir betonPasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.c. Batu ciping/splitDigunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat. d. AirAir yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 Pasal 10.e. Besi betonBesi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang terdiri dari besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi beton polos 10 mm dan 8 mm dengan penggunaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

11.4. Syarat-syarat Pelaksanaana. Cetakan begisting1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap pengerasan beton.2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk jenis acuan-acuan tertentu, terlebih dahulu Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas. Bilamana hal tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat dilaksanakan.3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat menggunakan papan-papan atau kayu lapis/multipleks 18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau konstruksi form work yang lazim digunakan.4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi terletak pada Pemborong, Pemborong harus meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar pada bagian-bagian konstruksi utama.5). Cetakan halusKhusus pembuatan begisting untuk permukaan beton yang tidak perlu dilapisi plesteran (dinding graving dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat sebagai berikut : Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan catatan hanya cetakan yang bermutu baik boleh dipakai yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak (form oil/mould release agent) yang bermaksud untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih, halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat pembukaan/pembongkaran bidang-bidang begisting. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor harus ditambal (diplester) sedemikian rupa hingga sesuai warna/texture permukaan disekatnya.

b. PengujianPengujian dilakukan sebagai berikut :1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor harus mengadakan mix design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 3m3 beton dan dalam waktu sesingkat-singkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji, sedang setelah berjalan lancar diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji untuk setiap harinya.3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971 masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan hammer test atau kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal 4.9 PBI 1971 dan semua biaya yang timbul akibat pengujian yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 7,5-10 cm, pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat dipergunakan slump yang tinggi.

c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan PengecoranSebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang beru dicor atas biaya pemborong.Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang setiap jarak 1,00m. Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin pengaduk (beton molen) maupun alat-alat pembawa.Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.

d. Kelas dan Mutu betonKecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus mencapai kekuatan tekan beton karakteristik yang penggunaannya sebagai berikut :1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non struktural seperti lantai kerja (work floor).2). Beton dengan mutu K-275 untuk pekerjaan-pekerjaan struktur seperti; sloof, kolom & balok dan mutu K-175 untuk pekerjaan beton praktis lainnya.3). Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.

e. Pembesian1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang dari 12 mm dan U-40 untuk lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.d). Mempunyai penampang yang sama rata.e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan perencana/konsultan pengawas.3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan Mil Certaificate.4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan pengawas.5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam waktu 2x24 jam.7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI 71 / SKSNI T15 1991-0311) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat digunakan cakar ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI 71.

f. Cara pengadukan1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara pengadukannya mengikuti prosedur beton ready mix dengan memperhatikan mutu beton yang akan dicapai.

g. Bahan Bahan Penambah (Admixture)1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawas Proyek. Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.2). Istilah istilah kimia, rumus rumus dan jumlah bahan bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya penggunaan dosis bahan bahan secara terus menerus pada sifat sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan akan diserahkan kepada Pengawas Proyek untuk persetujuannya.3). Pemborong harus menyediakan sampel sampel dan melaksanakan percobaan percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan test menjadi tanggungan Pemborong.

h. Pengecoran beton1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

i. Pemadatan betonSebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang barang lain yang harus berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton harus betul betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persiapan persiapannya disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas Proyek. Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh mandor atau (foreman) yang berpengalaman.Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan request yang telah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan, permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan lapisan horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Proyek. Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan selang selang penyemprot atau pelat pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas Proyek. Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang akan dicor, ukuran ukuran beton dan penulangan. Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling penulangan dan barang barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan. Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.

j. Siar DilatasiBeton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi, letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar gambar atau seperti yang disetujui Pengawas Proyek.

Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang dianggap baik.Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dimana: Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata keseluruh permukaan bahan yang dipakai untuk expantion joint adalah heavyduty sealant dengan pelat hitam berukuran 200mm x 2mm yang diletakkan sepanjang delatasi dan dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton yang sudah mengeras, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut harus dibersihakan dari bagian bagian yang lepas dan kotoran kotoran lainnya disemprot dengan air semen atau zat perekat (addition) dan beton baru dikerjakan, yang harus dipadatkan dengan baik pada bidang pertemuan tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton lama harus dilapis dengan adukan semen dengan kualitas yang sama dengan adukan beton.

k. Pengeringan BetonBeton harus dilindungi selama proses pengerasan dari pengaruh panas matahari yang merusak, hujan dan air yang mengalir atau angin yang kering.Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton dengan cara sebagai berikut :1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, atau bahan sejenis atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari.2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan air yang disetujui.

l. Curing dan Perlindungan Atas BetonBeton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

m. Alat-alat di Dalam BetonKontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

n. Beton Kedap AirUntuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-gambar), maka Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas perihal bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton dan proporsi adukannya.Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat bocor atau terjadi rembesan, maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

o. Pembongkaran Begisting (cetakan)1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan berakhir.2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

PASAL 12 PEKERJAAN PASANGAN BATU TELA12.1. Lingkup Pekerjaana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.b. Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan.

12.2. Persyaratan Bahana. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).b. Batu tela harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta berukuran sama.c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.e. Penggunaan adukan : Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai pasangan kedap air/trasraam. Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan lainnya. Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu bata.

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaana. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar menggunakan pasangan setengah batu tela aduk campuran 1 PC : 5 Pasir pasang. Untuk semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 150 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar yang menggunakan simbol aduk trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 PC : 3 Pasir pasang serta untuk pasangan rolag batu tela menggunakan adukan 1 PC : 6 Pasir pasang.b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan, siku dan sama ukurannya.c. Sebelum digunakan batu tela harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.d. Setelah batu tela terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram.e. Pasangan dinding batu tela sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.f. Tidak diperkenankan memasang batu tela yang patah melebihi dari 5%. Batu tela yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 CHI untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan lain.h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat. Melakukan koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan.i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan pasangan.j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis.k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.

m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.n. Sesudah pasangan batu tela selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan plesteran dimulai.o. Tera/levelingLapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.

12.4. Perlindungan dan PembersihanSesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu tela yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh pengawas.Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian betikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-kurangnya 3 hari setelah seluruh sebuah bidang kerja selesai terpasang.

PASAL 13PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN13.1. Lingkup Pekerjaana. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.b. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

13.2. Persyaratan Bahana. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2. c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.d. Penggunaan adukan plesteran : Adukan 1 PC : 2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air, seluruh plesteran beton dan seluruh plesteran sudut/skoning. Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

13.3. Syarat-syarat Pelaksanaana. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu tela telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan sesuai uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.

c. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan bentuk profilnya.d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk semua aduk plester.e. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekesting atau form tie harus tertutup aduk plester.f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.g. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm.i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, pemborong berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan pemborong.j. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.l. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi dan Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan pemborong. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai pemborong harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.m. Selama pemasangan dinding batu tela/beton bertulang belum finishing, pemborong wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab pemborong dan wajib diperbaiki.n. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan plesteran diberi lapisan acian dari bahan PC.o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 14PEKERJAAN SUB-LANTAI/RABAT BETON14.1. Lingkup Pekerjaana. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan term