spesifikasi teknis
DESCRIPTION
FDFDFDFDFFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDGHGHGHGTRANSCRIPT
2013
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
POKJA
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
|SPESIFIKASI TEKNIS - i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Pasal 1 Uraian Kerja ............................................................................ S-1
Pasal 2 Persyaratan Khusus ............................................................... S-3
Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Proyek....................................... S-5
Pasal 4 Pekerjaan Persiapan ............................................................... S-6
Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja ................................. S-10
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan .......................................................... S-12
Pasal 2 Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan...................................... S-15
Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang ...................................................... S-25
BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Adukan dan Campuran ........................................... S-32
Pasal 2 Pekerjaan Pasangan batu Gunung .......................................... S-33
Pasal 3 Pekerjaan pasangan Batu Bata Ringan ................................... S-35
Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural .............................................. S-36
Pasal 5 Pekerjaan Kayu ....................................................................... S-38
Pasal 6 Pekerjaan Panel Daun Pintu .................................................... S-41
Pasal 7 Pekerjaan Pasangan Keramik ................................................. S-42
Pasal 8 Pekerjaan Pengecatan ............................................................ S-44
Pasal 9 Pekerjaan Kusen Alumunium .................................................. S-48
Pasal 10 Pekerjaan Dinding Partisi ...................................................... S-51
Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan jendela ........................... S-53
Pasal 12 Pekerjaan Rangka Atap ......................................................... S-57
Pasal 13 Pekerjaan Langit – Langit ..................................................... S-59
Pasal 14 Pekerjaan Batu Koral Merah .................................................. S-61
Pasal 15 Pekerjaan Water Proofing ...................................................... S-62
Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan Atap Kaca .............. S-64
Pasal 17 Pekerjaan Lansekap .............................................................. S-66
Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC ........................................................... S-66
Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan ........................................................... S-68
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
|SPESIFIKASI TEKNIS - ii
Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix ................................................................. S-71
Pasal 21 Pekerjaan Drainage ............................................................... S-72
BAB IV SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 Sistem Elektrikal ...................................................................... S-74
BAB V PENUTUP ............................................................................................ S-83
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-1
BAB I PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 1 Uraian Pekerjaan
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
1.1.1 Pekerjaan Persiapan
1.1.2 Pekerjaan Bangunan
1. Gedung Kantor 2. Bangunan Mess 3. Rumah Pengelola 4. Pos Satpam 5. Gudang Saprodi 6. Gudang Kompos/Media 7. Laboratorium Kultur 8. Laboratorium Uji Mutu 9. Gedung Serbaguna 10. Rumah Genset 11. Rumah Kassa 1 12. Rumah Kassa 2 13. Bangunan Rumah Kebun 14. Tempat Prosesing Biji 15. Bak Persemaian Biji 16. Tempat Perbanyakan 17. Tempat Transplating 18. Tempat pembesaran
1.1.3 Pekerjaan Lansekap
1.1.4 Pekerjaan Site Development
1. Pekerjaan Pagar 2. Pekerjaan Sarana Pengairan 3. Pekerjaan Area Parkir Kantor 4. Pekerjaan Instalasi Air Bersih 5. Pekerjaan Gapura 6. Pekerjaan Jalan 7. Pekerjaan Drainase 8. Pek Tiang Bendera 9. Pekerjaan Tempat Sampah
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-2
1.1.1 Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih
Tanaman Buah Tropika dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada
gambar dan dokumen lainnya.
1.1.2 Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya
kontraktor, misalnya :
a. Membuat papan nama pekerjaan.
b. Mobilisasi material
c. Quality Cotrol
d. As Build drawing
e. Foto dokumentasi
f. Pengurusan Ijin, jika ada
1.1.3 Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan
suatu kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.
1.2 Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan
1.2.1 Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang
dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai
Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung Bertingkat yang
ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus
mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan
Pengawas berhak untuk menolak/meminta agar personil Site Manager dan
Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi
kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya
proyek ini.
1.2.2 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk
menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.Semua biaya mobilisasi
dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-3
Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Mesin Las
b. Beton Molen
c. Mesin Listrik (Gen-set)
d. Mesin Pemadat (Stamper Compaction Equipment)
e. Pompa Air
f. Alat-alat ukur lengkap
g. Bor Listrik
h. Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang
i. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran
penawaran kontraktor.
1.2.3 Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang
up to date.Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
diajukan sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan
dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan,
serta petunjuk dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
Pengelola Proyek.
1.2.4 Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan
dengan Masyarakat setempat untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
1.2.5 Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamin
bahwa kegiatansekitar tidak terganggu.
Pasal 2 Persyaratan Khusus
2.1 Standar-standar yang berlaku.
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-4
Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang
berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
2.1.1 SK.SNI.T-15-1991-03
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
2.1.2 SK.SNIS-04-1989-F
SK.SNIS-05-1989-F
SK.SNIS-06-1989-F
Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan
2.1.3 American Society For Testing & Materials (ASTM)
2.1.4 Standar Industri Indonesia (SII)
2.1.5 AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij
Aanneming Van Openbare Werken.
2.1.6 American Institute of Steel Construction (AISC)
2.1.7 American Welding Society (AWS)
2.1.8 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang
tersebut diatas, maupun standarstandar Nasional lainnya maka diberlakukan
standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau
setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara
asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. Persyaratan lain yang mengikat adalah
:
2.1.9 Dokumen Lelang berupa gambar-gambar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
2.1.10 Berita Acara Aanwijzing
Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama
setiap detail bangunan rencana.
2.1.11 Berita Acara Rapat Lapangan
2.1.12 Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan pada
Buku Harian Lapangan atau surat resmi.
2.1.13 Brosur resmi (user manual) dari Produsen yang materialnya digunakan.
2.1.14 Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat
izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan
dalam bentuk “Surat Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-5
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan
Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak
diprogress.
2.1.15 Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan lapangan
terbuka)tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa ijin dari Direksi
Proyek/Konsultan Pengawas
2.1.16 Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan
Pengawas yangdiaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diprogress.
2.2 Ukuran dan Patokan.
Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil +
0,00 (datumline) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan tahap I yang
telah ditentukan. Apabila BM yang dipasang berubah letak atau rusak maka
dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib membuat BM yang
baru, dimana BM yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak bergerak selama masa
pelaksanaan. Kontraktor wajib menambahkan jika diperlukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.BM yang baru tersebut terbuat dari balok beton
dengan titik yang terbuat dari besi dia. 24 cm.
Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu
standby di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan
dimulai harus diukur bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi
untuk dilaksanakan.
Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Nama Proyek
3.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk
pengaman, atas biaya kontraktor.
3.2 Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi
beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-6
Pasal 4 Pekerjaan Persiapan
4.1 Sebelum Pekerjaan Dimulai
Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan
sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak
ada lagi di Job Site.Dengan demikian seluruh Job Site terlihat denga jelas.Demikian pula
seluruh bekas pondasi, baik dari kayu maupun pasangan batu atau beton harus
dicabut/dibersihkan.
4.1.1 Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC).
Sebelum pekerjaan kami laksanakan, maka kami melakukan pengukuran di
lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan
dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan
finishing. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan,
adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama ( “ Bench Mark “ ) yang
akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Kami akan memasang minimal
tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu
utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan,
dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung
maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan
pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu
utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya
harus diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton
sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang
100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup
kokoh tidak meudah berubah bentuk dan posisinya. Semua data, gambar sketsa
pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai
sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan
(“Construction Drawing”). Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran,
sungai, embung dll. harus dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap
50 m atau sesuai instruksi Pengguna Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-7
tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan,
tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan. Selama masa pelaksanaan,
semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi
pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan
dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, kami akan melakukan
pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan
perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan
dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun
(As built Drawing) Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
pekerjaan, Direksi pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak
memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia
untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala
atau stick proof, misalnya kedalaman fondasi, batas pembebasan tanah dan lain
sebagainya. Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus
menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan
oleh Direksi pekerjaan. Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan
kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja
dan disetujui Pengguna Jasa. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus
disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check
(MC-0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
Kegagalan Penyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
atas MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan
Penyedia Jasa untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Kami akan menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan
dalam format MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.
2. Pembersihan Lokasi / land clearing
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan
dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-8
perdu, semak belukar dan Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon
perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar
akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari
tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk
semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus
ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka kami akan melindunginya dari
kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan
juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta
areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan
tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2, sedangkan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan keuntungan
Penyedia Jasa.
3. Mobilisasi Dan Demobilisasi
Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat yang didirikan atau dibawa ke lokasi
proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk proyek, kecuali Direksi secara
tertulis menentukan lain untuk hal tersebut diatas. Dalam hal ini Penyedia Jasa
hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu mencukupi dan efisien, serta
dapat melindungi, menjalankan, memperbaiki dan mempersiapkan fasilitas
instalasi dan alat – alat. Alat – alat tersebut tadi tidak boleh dibongkar atau
dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan selesai tanpa izin tertulis dari
Direksi Pekerjaan. Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dilapangan, juga
menjadi wewenang Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup
pekerjaan di Kontrak, dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pembersihan Akhir Jika pekerjaan telah selesai seluruhnya, Pemborong harus
memindahkan semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dari proyek yang akan
menjadi bagian yang permanen dari bangunan lapangan akan diserahkan hingga
memuaskan Direksi dalam keadaan bersih bebas dari kotoran, material –
material yang sudah tak digunakan dan alat – alat bantu sementara.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-9
4.2 Setelah Pekerjaan Selesai
Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site
dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan
selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan
tidak akan dianggap selesai 100 (seratus) %.
4.3 Selama Pekerjaan Berlangsung
4.3.1 Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site selama
pekerjaan berlangsung.
4.3.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui oleh
kendaraan yang mengangkut material dari dan ke job site.
4.3.3 Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar job
site.
4.3.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site yang
jelas-jelas diakibatkan oleh kegiatan Kontraktor.
4.3.5 Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa
pelaksanaan, bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami
kerusakan. Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua claim dari
tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
4.3.6 Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung kegiatan
perkantoran tidak tergannggu.
4.3.7 Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi :
4.3.7.1 Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa
pembuangan berbagai jenis sampah.
4.3.7.2 Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh
sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan
serpihan kayu, dll.
4.3.7.3 Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan
peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-10
4.5 Gudang Material
Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan, Gudang tersebut
terutama dimaksudkan untuk penyimpanan material dan peralatan yang
memerlukan perlindungan dari alam ataupun terhadap pencurian.
4.6 Generator Set & Penyediaan Air Sementara.
4.6.1 Genset
Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja,
Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set Generator dengan
kapasitas sesuai keperluan.
4.6.2 Untuk keperluan pekerja dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan tempat
penampungan air yang bersih. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan
sesuai standar WHO.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan akibat yang timbul dari
pemakaian air yang tidak memenuhi syarat tersebut.
4.7 Jalan Masuk Sementara.
Jika dianggap perlu, direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk membuat
jalan masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material
dan sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut, dapat
ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari lingkup pekerjaan
Kontraktor.
Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja
5.1 Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site
Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan.
Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan
Perencana dan konsultan pengawas.Hasil dari presentasi metode pelaksanaan
setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan
ini.
5.2 Gambar Kerja.
5.2.1 Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-11
5.2.2 Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan
Kontraktor untuk membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian
pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail.
5.2.3 Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai
dengan “tanda tangan” diatas gambar tersebut.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-12
BAB II PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan 1.1 Pengukuran
1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada pemberi tugas untuk
dimintakan keputusan.
2. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab Pemborong.
1.2 Pekerjaan Tanah
1.2.1 Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja
pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.
Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan
galian. Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan
untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini
untuk pekerjaan timbunan.
1.2.2 ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk
Tanah
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk
Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Casagrande.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-13
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan
Tanah yang mengandung Butir Kasar
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Tanah Untuk Bangunan Sederhana
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan
Kepadatan Tanah Maksimum
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan
dengan Alat Konus Pasir
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
dengan Alat Hidrometer.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
- SNI 03-3637-1994 :Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir
Halus dengan Cetakan Benda Uji
1.3 KETENTUAN, PERSYARATAN DAN PELAKSANAAN
1.3.1 Penebasan dan Pembersihan Semak Belukar
Lingkup PekerjaanYang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan
pembersihan dan pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang
pohon, gelondongan kayu, belukar dan tanaman lain serta bahan non
organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran
lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam
batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan. Sebelumnya
kami minta persetujuan Pengguna Jasa sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan,
dan pohon, bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh
diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan
tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas
bakar dipilih kami. dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian,
keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.
Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan
dan pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut :
Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman
pangan lain dan buah-buahan,
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-14
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk
perkebunan karet atau kelapa sawit termasuk tanaman sela,
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli,
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran / sungai
Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh
Pengguna Jasa berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan.
Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman
yang tingginya kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas
setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka pembukaan dan
pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam
Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan
ketentuan dalam pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan,
fondasi dan lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.
1.3.2 Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
(1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput,
akar-akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan
membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan
bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-areat) atau
lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau printah Pengguna Jasa. Pengupasan
lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
Pengguna Jasa tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas
dan lokasi pembuangan material hasil kupasan. Klasifikasi pekerjaan
sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Tipe-A : dilaksanakan secara manual
Tipe-B : dilaksanakan secara mekanis/dengan alat berat
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-15
(2) Pengukuran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-persegi (m2) yang
dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran pekerjaan pengupasan
lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan kami dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit
pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.
Pasal 2
Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan
2.1 Umum
2.1.1 Uraian
1. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi
timbunan.
2. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
untuk memulai pekerjaan.
3. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan dari
tanah lempung. Adapun tanah lempung yang digunakan harus memenuhi
spesifikasi yang ditentukan oleh Konsultan. Timbunan tanah lempung akan
digunakan untuk stabilitas lereng sehingga kekuatan timbunan adalah faktor
yang sangat kritis.
2.1.2 Survei
1. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level
yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
2. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh Konsultan. Gambar penampang
harus pada interval 10 m. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar
tampak dan penampang.
2.1.3 Peralatan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-16
Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian,
jumlah, type dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan
lingkungan.
2.2 Pekerjaan Timbunan
2.2.1 Lingkup
1. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah untuk timbunan. Galian dan timbunan pada umumnya
diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang
yang telah disetujui.
2. Timbunan/urugan kering (diatas elevasi air) menggunakan material lempung
sesuai gambar rencana dan harus memenuhi kepadatan yang diisyaratkan pada
spesifikasi ini.
3. Pekerjaan timbunan kering (lempung) harus dilakukan sesuai elevasi gambar
rencana.
2.2.2 Toleransi Dimensi
1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
2. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan
rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran
bebas dari air permukaan.
3. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.
4. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm.
2.2.3 Standar Rujukan
1. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian dibawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah
masing-masing pengujian dilaksanakan.
2. Pengujian mencakup :
a. Analisis Saringan : AASHTO T 88 – 78
b. Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 – 74
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-17
c. Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 – 69
d. Penetapan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 – 70
e. CBR : AASHTO T 193 – 72
f. Unit Weight :
g. Water Content : ASTM d 2216
2.2.4 Pengajuan Persetujuan Pekerjaan
1. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
b. Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari
permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan tersebut akan ditempatkan.
2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan :
a. Dua contoh material timbunan masing-masing seberat 50 kg dari bahan-
bahan, salah satu akan ditahan oleh Konsultan untuk rujukan selama
periode kontrak.
b. Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi sifat yang ditentukan.
3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain diatas timbunan :
a. Hasil pengujian kepadatan.
b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan
bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.
2.2.5 Kondisi Tempat Kerja
1. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
2. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem
drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-18
drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem
drainase permanen.Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase
sementara yang mengalirkan kedalam sistem drainase permanen.
3. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.
2.2.6 Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat
1. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan,
harus diperbaiki dengan mengupas permukaan tersebut dan membuang atau
menambah material sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan
pemadatan kembali.
2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan
mengupas material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya
dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau
peralatan lain yang disetujui.
3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan
pengupas material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata (grader)
berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat
antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Jika tidak atau jika pengeringan
yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan material
terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar material tersebut
dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan material kering yang memadai.
4. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak
akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan,
harus dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahan-bahan.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-19
2.2.7 Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan
dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari
spesifikasi ini.
2.2.8 Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau
sebaliknya bila kadar air bahan-bahan material berada di luar batas yang
ditentukan.
2.2.9 Royalti Bahan-bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan
royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
2.2.10 Bahan-Bahan
1. Sumber Bahan-bahan.
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan.
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty
clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM
(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah).Clay fraction (< 0.002
mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang
ditunjukkan dari hasil analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi
atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-20
d. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang
ditunjukkan dari hasil test mineralogi.
e. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki :
¾ Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih
besar dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. ¾
Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. ¾ Kepadatan kering minimum harus
mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density
untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum density
untuk bahan timbunan subgrade jalan.
2.2.11 Penempatan dan Pemadatan Timbunan
1. Persiapan Tempat Kerja.
a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan
dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus
diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.
b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka
daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh
(termasuk penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan)
sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan
yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.
c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lerenglereng yang ada harus dipotong untuk
membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung
peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan
horisontal.
2. Penempatan Timbunan.
a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan
ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-21
b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.
c. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan
sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik
sewaktu penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
d. Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru
terikat pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai
pada ketinggian tanah dasar.Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
e. Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan
dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan
atau pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum
(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai
kadar air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-22
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180. c. Semua timbunan batuan harus
ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang
bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan
mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan
penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan
tanah.
c. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum
lapisan berikutnya ditempatkan.
d. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga
setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
e. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang
memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga
dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya
longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud,
maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada
instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang
diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki
timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-23
Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut
sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian
yang diperintahkan Direksi Teknik.
2.2.12 Jaminan Kualitas
1. Pengawasan Kualitas Bahan
a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-
bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas
bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahanbahan tersebut harus diulangi lagi
atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa
ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana
diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan
yang diperoleh dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 300
mm.
b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air
optimum + 2%.
c. Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-rata
harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering
yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4
inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan
untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan
oleh Tenaga Ahli/Insinyur.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-24
d. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap
500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM
D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan
kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus
membetulkan pekerjaan tersebut.
3. Percobaan Pemadatan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal
bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan,
kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.
b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubahubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang
selanjutnya.
2.2.13 Pengukuran
1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah
atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis,
kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan
disetujui.Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metoda
luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari
pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
2. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan akibat pekerjaan
terasiring atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat
penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali :
a. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai
atau lunak atau untuk mengganti bahanbahan batuan atau keras lainnya.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-25
b. Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang
kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa
Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab.
3. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran
sebagai timbunan di bawah bab ini.
4. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
5. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini.
6. Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan berdasarkan
mata pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan
persiapan, penyelesaian dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor
serta semua kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.
7. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
8. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan
di dalam bab ini.
Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang
3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan untuk pekerjaan atau pemasangan
sambungan kolom, ring balok, balok sloof dan bangunan lain yang ditunjukkan
dalam gambar.
3.2 Persyaratan Material
3.2.1 Referensi
1. SKBI-2.3.53.1987 2. SNI 03-1727-1989 3. SNI 03-1728-1989 4. SNI 03-1736-1989 5. SNI 03-1750-1990 6. SNI 03-1756-1990 7. SNI 03-2461-1991 8. SNI 03-2495-1991
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-26
9. SNI 03-2834-1992 10. SNI 03-2847-1992 11. SNI 03-2854-1992 12. SNI 03-2914-1992 13. SNI 03-3976-1995 14. SK SNI S-36–1990–03 15. SK SNI T-28-1991-03 16. SK SNI T-15-1992-03
3.2.2 Persyaratan Material
1. Portland Cement (PC)
Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh
badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi
yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua
pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC, PC harus disimpan dengan
baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai.PC yang
telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC harus disimpan
sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.
2. Batu Split/Kerikil.
Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup
banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut
ini :
Split/Kerikil Pasir
Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100
15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100
5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90
2.5 mm 0 – 5 0.6 mm 25 – 60
0.3 mm 10 – 30
0.15 mm 2 – 10
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-27
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan
sebaiknya air tersebut dapat diminum.
4. Bahan Pembantu (Admixture).
Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya
penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.Bahan pembantu
yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN
PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991.Jumlah penggunaan PC dalam
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik.
5. Tulangan Baja.
Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana
dan bebas dari karat. Untuk tulangan baja dengan diamater ∅ ≥ 13 mm
menggunakan baja tulangan deform/ulir (BjTD 40), dan untuk tulangan baja
dengan diamater ∅< 13 mm menggunakan baja tulangan polos (BjTP 24), dan
dapat ditunjukkan dengan sertifikasi dari pabrik. Harus dilakukan pengujian
minimum 2 sampel untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton besi.Pengujian
ini dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
atas biaya Kontraktor.Semua pembengkokan, penyambungan dan panjang
penyaluran harus sesuai dengan SK SNI T-15-1992-03.
3.2.3 Kualitas beton yang diinginkan
Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-225.Dengan persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix
concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang
dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-28
3.3 Syarat dan Pengecoran
Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang
berlaku di Indonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan
pengawasan yang ketat dari Direksi/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan akan
mendapatkan hasil yang sempurna.
3.3.1 Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran
Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode
pelaksanaan pengecoran caping beamkepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
Sebelum dilaksanakan pengecoran, dilaksanakan pemeriksaan bersama
Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila telah memenuhi syarat ijin
pengecoran dapat dikeluarkan.
3.3.2 Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan
1. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan
rencana pengadukan beton/trial mixdesign untuk mendapatkan mutu beton
yang dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di
laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua
material beton, atas biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel
tersebut, laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design)
dengan slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton,
data-data yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :
a. Tipe dan gradasi material agregat.
b. Aspal agregat.
c. Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,
modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll.
d. Tipe dan merk PC.
e. Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan).
f. Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.
g. Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan
lain-lain).
h. Hasil test silinder beton.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-29
2. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut
dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki
dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.Kontraktor tidak berhak atas penambahan
kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas.
3. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan
percobaan beton silinder (∅ 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor. Jumlah
silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992.Copy
hasil test harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
4. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan
pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu
kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70 % dari beton
umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan
Kontraktor untuk menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila
terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang
dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan
tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
5. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang
homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang
lainnya.Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat
perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk
mempertahankan hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang
dikehendaki.
6. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan
SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu,
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang
menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.
b. Tidak terjadi pemisahan dari adukan.
c. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-30
3.3.3 Persyaratan Bekisting
1. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.
2. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor
untuk membuat shop drawing dari bekisting.
3. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
4. Papan bekisting harus terbuat dari gypsum, papan yang rata dan halus,
dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
5. Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan.
Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan
adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban
konstruksi.Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecoran.
6. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau
adukan kelur dari sambungan.
7. Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara
dengan umur beton 28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis, tanpa
goncangan atau kerusakan pada beton.
3.3.4 Pengecoran Beton
1. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan
dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk
serta Pengawas Kontraktor yang setara ada di tempat kerja.
2. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
3. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam
papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya
split/kerikil dari adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-31
yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting
di atas beton yang sudah dicor.
3.3.5 Pemadatan dan Penggetaran
1. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan
maksimum sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat
pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
2. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan
minimum 7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat
“tenggelam”) dalam waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada
waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai
betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.
3. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk
dari Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun
penulangan.
3.3.6 Perawatan Beton
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni
basah, atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Air yang
yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk
campuran beton.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-32
BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Adukan Dan Campuran
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.1.1 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
1.1.2 Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata Ringan
1.1.3 Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.
1.2 Persyaratan Bahan
1.2.1 Semen
semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 tipe I menurut ASTM atau
S – 400 menurut standard Poertland Cement. Jenis semen yang dipilih dari
produk semen Tiga Roda, Gresik atau setara yang disetujui oleh project officer.
Penyimpanan harus di tempat yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah.
1.2.2 Pasir
Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai
PBI-1971/NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain.
pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini haus mempunyai gradasi ukuran dan
bentuk yang sama sesuai persyaratan.
1.2.3 Air
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organic,
garam asam alkali.
1.3 Persyaratan Pelaksanaan
1.3.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.2 Jenis adukan.
1. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps. Adukan ini untuk
pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk :
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-33
a. Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bangunan.
b. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja
c. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai
20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
1.3.3 Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mongering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
1.3.4. kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk adukan kedap air.
Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
2.1.1 Pekerjaan Tembok Penahan tanah
2.1.2 Pekerjaan pasangan batu gunung lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
2.2 Persyaratan Bahan
2.2.1 Batu gunung
Batu gunung yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.
1. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan
dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),
diantaranya :
a. PC/semen : digunakan sejenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan dengan kadar
Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung
bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran.
c. Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan keras, bersih, tidak
keropos dan mempunyai permukaan yang kasar.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-34
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang
merugikan pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya.
2.3 Persyaratan Pelaksanaan
2.3.1 Profil atau Bentuk Pondasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil/bentuk pondasi
dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
2.3.2 Galian Pondasi
Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm,
disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.Di
atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu gunung kosong yang dipasang
sesuai dengan gambar kerja.
2.3.3 Pasangan Batu gunung
Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1Pc: 4Ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar
kerja. Untuk kepala pondasi batu belah digunakan adukan kedap air 1Pc : 2Ps.
2.3.4 Adukan
Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.
2.3.5 Jarak
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanamkan stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan jumlah
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja.Demikian pula dengan bagian stek yang
tidak tertanam atau mencuat keatas sepanjang minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-35
Pasal 3 Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan
3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
3.1.1 Pekerjaan Pasangan Bata Ringan
3.1.2 Pekerjaan Acian Bata Ringan
3.1.3 Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja
3.2 Persyaratan Bahan
3.2.1 Bata yang dipasang adalah jenis bata press sejenis HEBEL atau setara, dengan
ukuran 60 x 20 x 10.
3.2.2 Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik
dan air pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali
disebutkan laindalam gambar atau akan di lapis dengan lapisan
marmer, cladding aluminium,keramik, porselin, concrete block dan lain-
lain. Dalam hal dipasang bata klinker,alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 inch
dan dalamnya 0,5 inch. Pasangan haruslurus, teratur dan rapi.
1. Campuran (aggregate) untuk plester, perekat naad antar bata dan acian halus
harus dipilih yang bersih dan bebas dari segala macam kotoran, dan melalui
ayakan.
2. Campuran plesteran dan perekat antar bata adalah dengan perbandingan 1 PC :
5 Pasir pasang.
3. Lebar atau tebal naad/siar-siar adalah sesuai petunjuk yang disyaratkan oleh
produk bata bersangkutan.
4. Untuk area basah adalah dinding trasraam/rapat air dengan ketinggian dari
lantai setinggi 120 cm. Campurannya adalah 1 PC : 3 pasir pasang.
5. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm, apabila tebal melebihi 2 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
6. Perbandingan campuran plesteran acian halus adalah 1 PC : 3 pasir pasang.
Diterapkan pada seluruh permukaan plesteran adukan 1 : 5 maupun 1 : 3 yang
sudah kering benar.
7. Hasil akhir dinding adalah rata, tidak bergelombang.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-36
Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural
4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1 Pekejaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pembuatan kolom praktis 20 x 20 cm.
2. Pembuatan balok praktis/balok lantai, ring balok dengan ukuran sesuai yang
tercantum dalam gambar kerja.
4.1.2 Pekerjaan Beton Tumbuk
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar.
4.2 Persyaratan Pelaksanaan
4.2.1 Beton Bertulang
1. Campuran dan Mutu Beton.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini
adalah K-175.
2. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan
NI-2 (PBI-1971).Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan gambar kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin
agar besi-besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan
bantalan tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
2. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja.Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.Acuan harus rapat (tidak
bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah
lumpur dan sebagainya.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-37
3. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen portland,
pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi
dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat.Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
4. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
panulangan, dan penempatan penahan jarak.Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.Pengecoran harus
dilakukan dengan menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton
cukup padat dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan baton baru harus memakai adukan perekat
CALBOND. Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus
dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai
dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan
pengecoran baru.
5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
a. Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
b. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap luas
9 m2.
c. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar dan tepi luar
bangunan setiap luas 9 m2.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-38
d. Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
e. Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar.
8. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.
a. Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.
b. Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
c. Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
balok.
d. Setiap luas 9 m2pasangan dinding yang tinggi.
e. Dan atau superti yang tercantum dalam gambar kerja.
Ukuran balok praktis adalah sesuai gambar kerja.
9. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar kerja dan atau
seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab lain dalam buku ini.
10. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti yang tercantum
dalam butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau
tidak dalam gambar kerja.
11. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja harus
diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang terlebih dahulu telah
ditanam dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang
tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.
4.2.2 Pekerjaan Beton Tumbuk
Campuran beton tumbuk adalah 1Pc : 3Ps : 5Kr. Lapisan beton tumbuk harus
padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau
seperti tercantum didalam gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6
cm, dan atau sesuai dengan gambar kerja.
Pasal 5
Pekerjaan Kayu 5.1 Lingkup Pekerjaan
5.1.1 Pekerjaan Kayu Kasar.
1. Pekerjaan kayu kasar saperti tercantum dalam gambar kerja.
5.1.2 Pekerjaan Kayu Halus.
1. Daun Pintu
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-39
2. Pekerjaan kayu halus lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
5.2 Persyaratan Bahan
5.2.1 Mutu dan Kualitas Kayu.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan yang terurai pada butir
berikut ini.Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa
cacat mata kayu, tidak putih kayu dan tidak retak.
5.2.2 Pekerjaan Kayu Kasar.
Kayu bangkirai atau sekualitas. Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81,
mutu kelas A, kelas keawetan II dan kelas kekuatan II.
5.2.3 Pekerjaan Kayu Halus
kusen serta kayu halus lainnya.
5.2.4 Kelembaban.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak
lebih dari 14 % terpasang. Untuk ketebalan kayu tidak lebih dari 7 cm, diijinkan
kelembaban kayu 25 % maximum. Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7
sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18 % maximum. Kelembaban kayu atau
kadar air kayu (moisture content) tersebut diatas diperiksa dengan alat
pemeriksa kelembaban kayu.
5.2.5 Bahan dan Alat Bantu.
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.Bahan
perekat adalah lem putih untuk kayu produk HENKEL atau yang setara. Semua
pangikat berupa paku, sekrup, bout, dynabolt, kawat dan lain-lain harus
digalvanisasi.
5.3 Persyaratan Pelaksanaan
5.3.1 Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Kayu.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan untuk :
1. Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
gambar kerja.
2. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan
dilapangan.
3. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus Kontraktor harus membuat shop drawing
untuk detail pemasangan dan sistem perkuatan. Selama pelaksanaan pekerjaan
kayu ini, Kontraktor harus selalu mengkoordinasikan dengan paket pekerjaan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-40
elektrikal, mekanikal, sanitasi khususnya apabila didalam pekerjaan ini terdapat
pemasangan fixtures dan armatur maupun jalur-jalur dari pekerjaan
tersebut.Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum
pelaksanaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran. Kontraktor harus
menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan instalasi pekerjaan lain
tersebut yang tersembunyi di balik permukaan kayu yang luas. Bentuk, ukuran,
profil, pola, nat dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil
jadi/finish.Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
panggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus sudah
diberi lapisan anti karat yang memenuhi parsyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Pengecatan di buku ini. Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak
diperkenankan pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Bilamana pada sistem perkuatan yang
tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi
kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat
meng-klaim sebagai pekerjaan tambah. Kontraktor harus memperhatikan dan
melaksanakan sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas
untuk sambungan dan hubungan kayu dengan bahan/material lain terutama
pada pekerjaan kayu halus.Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan
halus.Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampalas halus.Sebelum
pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua logam
tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
diisyaratkan.
5.3.2 Pekerjaan Kayu Halus
Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan/ exposed dan permukaan kayu yang akan dilapis/ditempel dengan
bahan/material finishing harus diserut halus dan rata. Proses pengerjaan semua
kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-41
tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan. Persyaratan ini
mencakup pula untuk penyerutan.Setelah penyerutan mesin, baru kemudian
diperkenankan penyerutan tangan. Sambungan-sambungan harus dikerjakan
dengan ketelitian yang tepat dan rapih terutama pada bagian yang diperlihatkan
(exposed). Sambungan list-list pada sudut harus berupa sambungan adu manis
dan siku. Sambungan antara papan kearah memanjang harus berupa
sambungan ekor burung.Pekerjaan kayu ini harus dilaksanakan menurut pola
dan urutan pengerjaan sesuai dengan yang ditentukan/disyaratkan dalam
gambar kerja atau oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
5.3.3 Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Yang Tersembunyi.
Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik
berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat lainnya.Apabila hal tersebut
diatas ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mangganti tanpa
mengurangi mutu.Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor,
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
5.3.4 Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) Kayu.
Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pengecatan pada buku ini.
Pasal 6
Pekerjaan Panel Daun Pintu
6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan panel daun pintu lengkap pada ruangan, atau ruang lain seperti
tercantum dalam gambar kerja.
6.2 Persyaratan Bahan
6.2.1 Rangka Daun Pintu
Penggunaan bahan rangka daun pintu Kayu bangkirai oven, referensi bahan
sesuai dengan yang diuraikan pada Pasal 7 butir 7.2.3 diatas.
6.2.2 Bahan dan Alat Bantu.
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80, bahan
perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang setara, semua
pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabott, kawat, dan lain-lain harus
digalvanized.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-42
6.3 Persyaratan Pelaksanaan.
6.3.1. Pekerjaan Kayu.
Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan pekerjaan kayu halus seperti terurai dalam Pasal 8 butir 8.3.
6.3.2 Daun Pintu.
Semua pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara fabrikasi. Semua
sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan panguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya harus memperhatikan/menjaga kesikuannya dan
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus
dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan
siap untuk penyetelan/pemasangan. Pembuatan dan pemotongan profil kayu
dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.Semua ukuran
harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pasal 7
Pekerjaan Pasangan Keramik
7.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
7.1.1 Pekerjaan Keramik Pada Dinding Km/Wc
7.1.2 Pekerjaan Keramik Lainnya Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.
7.2 Persyaratan Bahan
7.2.1 Keramik (Ceramic Tile)
Jenis : Granit tile
Permukaan : Anti slip untuk km/wc, lazed untuk dinding km/wc.
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 60 x 60 cm untuk lantai dan meja wastapel, 20 x 40 untuk
dinding toilet dan 20 x 20 km/wc.
Kualitas : Kelas 1
Produk : Setara Platinum
7.2.2 Contoh Bahan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-43
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna),
selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang
dikirim ke lapangan.
7.2.3 Keramik
keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama,
masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.
7.3 Persyaratan Pelaksanaan Keramik
7.3.1 Pemasangan
Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan. 8.3.2.
Direndam Sampai Jenuh Air. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan
merendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
7.3.4 Pola Pemasangan.
Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
7.3.5 Pemotongan.
Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.Hasil
pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa
dengan sebelum dipotong.
7.3.6 Ketebalan Finish
Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat
pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti
disyaratkan dalam gambar kerja.
7.3.7 Keramik Bersih Dari Bercak Noda
keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
parekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
7.3.8 Setelah Pemasangan
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan/ pemberian beban.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-44
7.3.9 Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.Biaya untuk pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
7.3.10 Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya.Kontraktor harus mempelajari gambar
kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah
pengarahan Konsultan Pengawas.
Pasal 8
Pekerjaan Pengecatan
8.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/ bagian – bagian lain. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
8.1.1 Pekerjaan Pengecatan Dinding Eksterior (weathershield)
8.1.2 Pekerjaan Pengecatan Dinding Interior
8.1.3 Pekerjaan Pengecatan Plafond
8.1.4 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan
8.1.5 Pekerjaan Pengecatan Langit – langit Gypsum
8.1.6 Pekerjaan pengecatan lainnya seperti tercantum pada gambar kerja
8.2 Persyaratan Bahan
8.2.1 Cat Tembok
- Ekterior : ICI Dulux atau setara.
- Interior : ICI Dulux atau setara.
8.2.2 Cat Logam dan Kayu
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama.
Produk Platon atau yang setara.
8.2.3 Cat Marka
Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan
memantulkan cahaya pada malam hari (Retroreflektif) bila terkena sinar lampu
kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal :
AASHTO M 247 – 81 untuk butiran kaca (GLASS BEAD).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-45
AASHTO M 249 – 79 untuk cat THERMOPLASTIC
Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 (empat) komponen dengan
komposisi sebagai berikut:
Binder
Glass beads
Titanium dioxide (TiO2)
Calcium Carbonate dan inert Filler
Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan
ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 ± 2ºC.
Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux
(warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir
tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.
8.2.4 Cat Langit – Langit Gypsum
Cat serta pelapis lain yang digunakan adalah produksi PT. ICI INDONESIA mutu
terbaik, yaitu terdiri dari :
ICI Alkali Resisting Primer A 931 – 1050
ICI Acrylic Wall Filler A 931 – 9001
ICI Vinyl Acrylic Emulsion A 921
Dengan warna – warna yang akan ditentukan kemudian
8.2.5 Keaslian Cat
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut diatas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
1. Segel kaleng
2. Test BD
3. Test laboratorium
4. Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.Hasil tes kemurnian
ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Direksi/Konsullan Pengawas.
8.2.6 Contoh Pengecatan
Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-46
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
8.2.7 Cat Cadangan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk
kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
8.3 Persyaratan Pelaksanaan
8.3.1 Tebal Cat
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda
sapuan, roller maupun semprotan.
8.3.2 Peralatan Pelindung.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang
harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
8.3.3 Keadaan Cara Pengecatan.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya lancar.Di dalam keadaan
tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas
angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
8.3.4 Peralatan
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-47
8.3.5 Cat Dasar
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
8.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
8.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
8.3.8 Standard Pengejaan (Mock-Up)
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah
ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang ini
akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan Pengecatan.
8.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
8.3.10 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
8.3.11 Pekejaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit
dan Tripleks :
1. Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.
2. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan
dimana tidak mungkin menggunakan roller.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-48
Pasal 9 Pekerjaan Kusen Aluminium
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
9.1.1 Pekerjaan kusen aluminium
9.1.2 Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela
9.2 Persyaratan Bahan
9.2.1 Kusen dan Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.
Spesifikasi bahan kusen dan rangka daun jendela
Jenis : Aluminium extrusion Fin.Anodized
Ketebalan : Minimum 1,3 mm
Produk : YKK
Tipe : Shop Front lebar 4”
Dan lain-lain sesuai gambar kerja/shop drawing
Persyaratan untuk konstruksi kusen :
- Defleksi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.
- Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2)
- Ketahanan terhadap udara (minimum 15 m3/jam)
- Ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
Untuk bahan pelengkap lainnya :
- Sekrup terbuat dari Stainless steel.
- Weather strip dari neopron rubber gasket.
- Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung
dengan alluminium.
- Angker rangka kusen dati steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc
mimimal 13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
- Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus
diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealant.
9.3 Persyaratan Pelaksanaan.
9.3.1 Umum.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja
dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe jendela yang terpasang harus sesuai
dengan Daftar Tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-49
ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop drawing”
dan membuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang
dimintakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk
sebagai berikut :
Gambar : Uraian/Informasi.
Denah : Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel.
Daftar jenis pintu : Merk, kualitas, bentuk, material, finish, tipe, jendela,
bovenlicht anti karat, anti rayap, glass hardware, dll.
Shop drawing detail : Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing metode,
lokasi, metoda instalasi, hardware, dll.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela. Semua kusen dan
rangka daun harus dikerjakan selain pabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.Kusen
dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang,
goresan-goresan, pada permukaan yang tampak selama fabrikasi maupun
pemasangan. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak
tepatan pemasangan, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka
Kontraktor harus memperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi
spesifikasi dengan biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan
pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang
langsung diapit oleh kolom praktis.Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan
dan dijaga agar angker kusen tetap dapat barfungsi.
9.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.
Semua profil aluminium dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan kelengkungan yang
dipersyaratkan. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat
yang aman terlindung dari benda-benda yang dapat menyebabkan kerusakan
pada permukaan, terutama material besi. Hasil pemotongan dengan mesin
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-50
potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai
toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm dan untuk diagonal adalah
2 mm. Profil aluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau
goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
Pengelasan diperkenankan menggunakan Non Activated Gas (Argon) dari arah
bagian dalam agar dalam sambungan tidak tampak oleh mata.Sekrup harus
dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan
sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air. Untuk
pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontak
dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal
bersangkutan harus diteri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm,
kemudian celah yang terjadi diberi beton ringan (grout). Agar kedap air dan
kedap suara sekeliling tepi profil diberi lapisan sealant, profil yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran diberi lapisan “Anti
Corrosive Treatment” dengan insulating varnish seperti Asphaltic Varnish.
Setelah pemasangan profil-kusen aluminium dan jendela, maka sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan
Vynil tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. Profil aluminium
harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat Apabila
tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah
tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam
gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna.Daun pintu dan jendela harus
dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan
Kontraktor.Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan
terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya
dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari
Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak
boleh menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber
Seal’ pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan
kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5 mm.
Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis Iurus, sejajar garis profil,
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-51
bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.
Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus
dibersihkan dengan “Volatile olie".Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi
dengan “Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari bentutan
alat-alat pada waktu pembangunan.Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan
bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda
tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus
kemudian diberi material pelindung.
Pasal 10
Pekerjaan Dinding Partisi
10.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan partisi dengan rangka hollow untuk bagian bangunan yang
merupakan sekat-sekat ruang sesuai dengan gambar kerja.
10.2 Persyaratan Bahan
10.2.1 Spesifikasi Bahan Rangka Partisi
Bahan rangka yang digunakan adalah hollow 4x4 untuk pas alucabond dan
hollow 40x80.
10.2.2 Persyaratan Untuk Konstruksi Rangka Partisi
1. Masing-masing rangka disambung dengan sekrup (flat join), setiap
penyambungan harus siku dan lurus.
2. Rangka partisi harus benar-benar kuat, tegak lurus dan menurut peil yang
dikehendaki.
10.2.3 Untuk Bahan Pelengkap Lainnya
1. Sekrup terbuat dari stainless steel.
2. Weather strip dari neopron rubber gasket.
3. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat panggantung dengan
hollow.
4. Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc mimimal
13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
10.2.4 Panel Partisi
- Panel gypsum 9 mm.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-52
- Kualitas baik, mempunyai bidang datar yang halus.
Ketebalan seragam, permukaan tidak melengkung, cukup keras.
10.3 Persyaratan Umum
10.3.1 Pengukuran Lapangan
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja
dan melakukan pengukuran lapangan.
10.3.2 Tipe Partisi
Tipe partisi yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam gambar
kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, untuk profil, material, detail, arah
bukaan pintu dan lainnya.
10.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kunci dan Alat Gantung
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan kunci dan alat gantung.
10.3.4 Rangka Partisi
Semua rangka partisi, panel dan daun harus dikerjakan secara pabrikasi.
10.3.5 Rangka dan Panel
Rangka dan panel harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang,
goresan-goresan pada permukaan selama pabrikasi maupun pemasangan.
10.3.6 Kerusakan dan Cacat
Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan
pemasangan karena Kontraktor kurang cermat dan teliti maka Kontraktor harus
mernperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan
biaya ditanggung Kontraktor, tanpa dapat dituntut sebagai biaya pekerjaan
tambah
10.4 Persyaratan Pelaksanaan
10.4.1 Rangka Partisi
Semua rangka partisi dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Bahan yang akan diproses prabikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, dan perlengkapan yang
disyaratkan. Sebelum pemasangan lembaran-lembaran panel, Kontraktor wajib
memeriksa bahwa kerangka partisi untuk tumpuan pemasangan telah sesuai
dengan baik letak, bentuk, maupun ukuran.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-53
10.4.2 Sekrup Anti Karat/Stainless Steel.
Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga tiap sambungan harus tahan air.
10.4.3 Rangka Partisi
Rangka partisi harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90
derajat.Apabila tidak terpenuhi Kontraktor harus membongkar, biaya yang
timbul adalah tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang
disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna.
10.4.4 Material Pelindung.
Bila rangka partisi ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan
pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus, kemudian beri material
pelindung.
Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela
(Alat Penggantung Dan Kunci)
11.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
11.1.1 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela
Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu
pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.
11.2 Persyaratan Bahan
Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.Apabila terjadi
perubahan atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan Direksi/Konsultan
Pengawas.Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap
(anak kunci).Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis
bahan pintu.
11.2.1 Kunci – Kunci
Kunci – kunci yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara. Tiap kunci harus
mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-54
contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis/Konsultan
Supervisi. Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela kayu dan binnya seperti
tercantum dalam gambar kerja.
11.2.2 Perlengkapan Pintu Ayun
1. Engsel (Hinge)
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing)
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon
Memenuhi standard SII -0407-80
Pemakaian : Pintu kayu dan aluminium
Ukuran : Standard produk (45 x 75 mm)
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu
Produk : Setara KEND
Warna : Ditentukan kemudian
2. Kotak Kunci (Lockcase)
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Pemakaian : Pintu kayu dan aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (latch bolt)
Dan mempunyai lidah malam (tolling dead bolt)
Produk : Setara KEND/CISA
Warna : Ditentukan kemudian
3. Silinder (Cylinder)
a. Spesiflkasi : Sistem anak kunci dua arah
Pemakaian : Pintu kayu pada setiap bangunan
Produk : Setara KEND/CISA
b. Spesifikasi : Pegangan dalam/luar yang dapat diputar dengan tombol
penekan pada pegangan dalam Jika dalam keadaan darurat,
pintu dapat dibuka dan sisi luar dengan “emergency pin”
Pemakaian : Pintu kamar mandi
Produk : Setara KEND/CISA
4. Pegangan Pintu (Handle)
Spesiflkasi : Pegangan dalam yang dapat diputar dengan tombol penekan
pada pegangan dalam, indikator isi/kosong H pada sisi luar
Pemakaian : Pintu km/wc umum
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-55
Produk : KEND atau setara
Spesifikasi : Pegangan dalam/luar dengan handle biasa
Pemakaian : Semua pintu kayu dan aluminium
Produk : KEND atau setara
5. Penahan Pintu (Door Stopper)
Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan panahan karet pada salah satu
Ujungnya, Panjang total + 9 cm.
Pemakaian : Pintu yang tidak menggunakan door closer
Produk : KEND atau setara
6. Door Closer
Spesifikasi : - Lengan dapat disetel untuk menahan pintu tetap terbuka
(hold open”) pada posisi tertentu sesuai dengan pilihan
- Memiliki pengatur kecepatan menutup sehingga kecepatan
tersebut konstan.
- Tipe Hidroulik “Automatic back-check”
Pemakaian : Semua pintu ruang ber- AC atau sesuai dengan gambar kerja.
Produk : KEND, Warna ditentukan kemudian.
7. Grendel Tanam Putar
Pemakaian : Pintu kayu dengan dua daun/pintu ganda sesuai dengan
gambar kerja.
Produk : KEND atau setara.
11.2.3 Perlengkapan Pintu Dorong
1. Rel Pintu
Spesifikasi : - Rel pintu dipasang di bagian atas lengkap dengan roda
penggantung
- Pada bagian bawah dipasang rel dan roda penahan pintu.
- Besar rel disesuaikan dengan berat pintu yang digantungnya
Pemakaian : - Semua pintu ruang yang memakai pintu jenis dorong
- Pintu plat baja pada bangunan gudang
Produk : - Henderson, Hillaldam atau setara
11.2.4 Perlengkapan Jendela Jungkit.
1. Casement
Mekanisme : Kombinasi dari prinsip engsel dan hak angin, sudut bukan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-56
hingga 135 derajat
Pemakaian : Jendela Aluminium Jungkit
Spesifikasi : Bahan dari baja difinish dengan Elektor Galvanized
Ukuran : 900 mm.
Kemampuan menahan beban daun jendela untuk :
Maks.Tinggi : 1525 mm, Maks. berat : 14,50 kg.
Agar dapat sesuai dengan jendela, Kontraktor harus meminta
kejelasan tipe ini kepada pabrik pembuat.
Produk : KEND atau setara
2. Slot
Spesifikasi : Spring knip
Pemakaian : Semua jendela jungkit
Produk : KEND atau setara
Warna : Ditentukan kemudian
11.2.5 Kehandalan Kerja
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
11.3 Persyaratan Pelaksanaan
11.3.1 Shop Drawing
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
dilapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak
sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap pintu
dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan
pintu, jendela dan bovenlicht khususny lockcase, handle dan blackplate harus
rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja
dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-57
11.3.2 Engsel
Pemasangan : Sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya
untuk setiap pintu dan jendela.
Engsel atas : + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah : + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Khusus pintu toilet/peturrasan dan janitor ,adalah + 32 cm (as) dari permukaan
bawah pintu.
11.3.3 Door Stopper
Pemasangan : Untuk pintu toilet/peturrasan, dipasang pada dinding dengan
minimum ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu.
Untuk pintu lain dipasang pada lantai, letaknya diatur agar
daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat
pintu terbuka.
Pasal 12
Pekerjaan Rangka Atap
12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap meliputi:
12.1.1 Pasangan Rangka Atap baja Ringan
12.1.2 Pemasangan Baja Ringan Lainnya Sesuai Dengan Gambar Kerja
12.2 Persyaratan Bahan
Material struktur rangka atap
12.2.1 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
1. Baja mutu tinggi G550
2. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
3. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa
4. Modulus geser 8 x 104 MPa
12.2.2 Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Lapisan pelindung seng
dan aluminium tangguh ex PT. BlueScope Steel Indonesia dengan komposisi
sebagai berikut :
1. 55% Aluminium (Al)
2. 43,5 % Seng (Zinc)
3. 1,5 % Silicon (Si)
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-58
4. Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100
12.2.3 Profil Material :
1. Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi
profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang
adalah 11m dan 6m.
2. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar
baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah 6m
3. Talang
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45
mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).
4. Screw
Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi
sebagai berikut :
a. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
b. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw
kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut :
Diameter kepala : 12 mm
Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
Panjang : 20 mm
Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
c. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng)
dengan ketentuan sebagai berikut :
Diameter kepala : 10 mm
Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16
Panjang : 16 mm
Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-59
Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
12.3 Persyaratan Pelaksanaan
12.3.1 Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil
pengukuran terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan
12.3.2 Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain. G.
Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain
12.3.3 Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support sementara
untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini
tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh
tenaga ahli dari pabrik.
12.3.4 Jarak antar kuda-kuda, jarak ikatan angin/bracing maksimum adalah 1.2 m
12.3.5 Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
12.3.6 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
1. Alat potong harus dalam kondisi baik.
2. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
3. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
Pasal 13
Pekerjaan Langit-Langit
13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
13.1.1 Pekerjaan Plafond Gypsum
Pekerjaan langit-langit gypsum untuk seluruh ruang dan atau sesuai gambar
kerja.
13.2 Perawatan Bahan
13.2.1 Gypsum
- Tebal : 9 mm.
13.2.2 Rangka Langit-langit.
- Hollow.
- Ukuran sesuai dengan gambar kerja.
- Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-60
13.2.3 List Langit-langit.
Bahan : Gypsum.
Ukuran list : sesuai dengan gambar kerja.
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2.
13.3 Persyaratan Pelaksanaan
13.3.1 Rangka Langit-langit.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah hollow. Harus
diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. Desain dan produk
dari plafond langit-langit harus mendapat persetujuan dari Perencana dan
Pengawas. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan
gambar rencana untuk itu. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan,
rekomendasi dari produsen dan ketentuan Kontraktor. Semua rangka harus
terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi
batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan). Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut
pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar,
Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana dan Pengawas. Setelah
pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang
terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktoruntuk
memperbaiki sampai disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
13.3.2 Langit-langit
Plafond gypsum yang dipasang adalah gypsum yang telah dipilih dengan baik,
bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Plafond gypsum dipasang dengan cara
pemasangan sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk Plafond gypsum, dan pola
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-61
pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah selesai terpasang, bidang permukaan
langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bargelombang, sambungan
antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk
jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan pengecatan
harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.
13.3.3 List Langit-langit
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.3.
Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam serta diisi
dempul, setiap jarak tertentu sedemikaian rupa sehingga lis langit-langit
menempel kuat, lurus dan rata. Setiap sambungan sudut rnerupakan
sambungan adu manis. Pada setiap sambungan harus memakai lem putih
sebelum pemakuan.Penyelesaian akhir (finishing) adalah Melamic. Pekejaan
pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.
13.3.4 Peralatan-peralatan Yang Terpasang
Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai
disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus
terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti 61rmature lampu, grill AC.
Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.
Pasal 14
Pekerjaan Batu Koral Merah
14.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan:
14.1.1 Pekerjaan Hamparan Batu Koral Merah
14.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan yang dipakai adalah batu koral sikat (dia. 10-20 mm) warna merah,
dengan pengerjaan di hampar di tempat, sesuai lokasi yang ditentukan dalam
gambar.
2. sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan material contoh
untuk disetujui oleh project officer.
3. Semua material sebelum diapakai harus mendapat persetujuan manajer
konstruksi. Contoh bahan harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat
persetujuan manajer konstruksi sebelum dipakai.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-62
Pasal 15
Pekerjaan Water Proofing
15.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian yang di waterproofing antara lain sebagai berikut :
15.1.1 Plat atap dan over stek
15.1.2 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
15.1.3 Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
15.2 Persyaratan Bahan
15.2.1 Persyaratan standar mutu bahan:
Bahan Water proofing yang dipakai adalah produksi HITCHINS dengan Standar
sesuai yang ditentukan oleh produsen Kontraktor tidak dibenarkan merubah
standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas.
15.2.2 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli :
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa :
1. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance
Warranty)
2. Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty)
3. Jaminan Kekuatan selama 5 ( lima ) Tahun
15.2.3 Waterproofing untuk atap :
1. Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
2. Jenis waterproofing yang dipakai adalah TRAFFIGARD Produksi HITCHINS
berupa cairan Heavy Bodied Acrylic Polymer- Gel dengan penulangan serat
fiberglass. jenis expose yang tahan terhadap UV.
3. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan ,persyratan teknis pelaksanaan dari
produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas.
4. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk
mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%) atau
sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi / pipa dan lain lain harus
sudah terpasang. Area yang akan diberi water proofing harus bebas dari
kotoran,( debu, minyak, sisa adukan dan lain lain ).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-63
5. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan dan perawatan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk yang disyaratkan produsen.
15.2.4 Waterproofing untuk reservoir , toilet, pantry, Teras, balkon dan bagian-bagian
yang tidak terexposed langsung pada matahari dan hujan.
1. Jenis waterproofing yang dipakai adalah FORMDEX PLUS Produk ex HITCHINS
dengan konsumsi lebih kurang 1 kg / m2 kecuali untuk groud reservoir dengan
konsumsi 1,5 kg/ m2 atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
2. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
3. Pelaksanaan :
a. Permukaan beton harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan
menggunakan air bertekanan tinggi, , sambungan pengecoran ,pertemuan
sudut dinding dan lantai dan sekeliling sparing pipa harus dibobok/ diketrik
terlebih dahulu dan dibersihkan dengan cara disemprot dengan air
beretekanan tinggi.
b. Water proofing system coating dengan perbandingan 3 kg Formdex Plus : 1
liter air bersih. Aduk hingga arata selama 2 – 3 menit. . Coating pertama
dengankonsumsi 0,5 / 0,75 kg Formdex Plus / m2 dengan waktu seating 2 –
3 jam kemudian dilanjutkan dengan pengisian bekas bobokan/ ketrikan
sambungan pengecoran sparing pipa dan bobokan/ ketrikan lainnya dengan
menggunakan FORMROCK 122 . Setelah mongering dapat dilanjutkan
dengan coating kedua dengan konsumsi 0,5 / 0,75 kg / m2 . Permukaan
bidang yang telah diwatereproofing harus dilindungi terhadap hujan,
matahari, genangan air dan debu ditutup dengan plastik atau sejenisnya.
c. Formdex yang telah diaplikasi harus dijaga kelembabannya selama
minimum 7 ( tujuh ) hari agar proses kristalisasi terus berlangsung mencapai
hasil yang optimum Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan
water proofing dianggap selesai.
d. Reservoir bawah tanah dilapisi waterproofing pada seluruh bagian kulit
beton dinding, lantai dan atap ruang-ruang tersebut pemasangan dan bahan
waterproofing pada bagian kulit beton dinding dan lantai mengikuti
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-64
ketentuan-ketentuan pada poin 2.4 pasal ini. Bagian langit-langit kulit
tersebut, dilapisi dengan cat epoxy, produk Propan atau setara persyaratan
dan cara-cara aplikasi mengikuti ketentuan dari produsen, jenis epoxy yang
dipakai adalah yang tidak beracun dan tidak larut dengan air.
15.3 Syarat Pelaksanaan
15.3.1 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan teknis dari
produsen.
15.3.2 Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
dibersihkan sampai keadaanya dapat disetujui oleh Pengawas, Peil dan ukuran
harus sesuai gambar.
15.3.3 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
produsen dan sesuai dengan gambar rencana atas persetujuan Pengawas
15.3.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
Kontraktor harus segera melaporkan kepada perencana dan Pengawas
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan
disuatu tempat dalam hal ada kelainan /perbedaan ditempat itu, sebelum
kelainan tersebut dibuatkan putusanya oleh Perencana dan Pengawas.
Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan atap Kaca/Skylite
16.1 Lingkup Pekerjaan
16.1.1 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof
16.1.2 Pekerjaan Penutup Atap Kaca/ SkyLite
16.2 Persyaratan Bahan
16.2.1 Atap Metal Roof
Jenis atap yang digunakan adalah atap seng genteng metal roof dengan ketebalan
4.5 mm, bentuk, ukuran dan warna seng sesuai dengan gambar bestek dan rencana.
16.2.2 Atap kaca/ Skylite
Atap kaca/ Skylite yang digunakan adalah kaca tempered
Dengan ukuran sesuia dengan gambar dengan mutu terbaik dari jenisnya. Jenis
dan warna akan ditentukan kemudian dengan persetujuan Perencana dan
Pengawas. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan baik
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-65
dan tidak cacat. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan,
kehilangan bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama
pelaksanaan.
16.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
16.3.1 Atap Metal Roof
1. Penyambungan penutup atap seng adalah sekurang kurangnya satu setengah
gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak ada kelihatan cahaya dari
bawah.
2. Pemasangan skrup pada lengkungan atas dari seng genteng metal roof.
3. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material
penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner pada
masa pelaksanaan konstruksi.
5. Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type
Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material.
6. Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara Pemasangan
dan Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh Tenaga Ahli Pabrik
sebelum pekerjaan pemasangan atap dimulai.
7. Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus
dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan
aluminium sengnya.
8. Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung
digunakan. Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung
dengan tanah.
16.3.2 Atap Kaca/Skylite
1. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari
produsen dan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana dan
Pengawas.
2. Kontraktor diwajibkan mengikuti gambar detail sesuai ukuran/bentuk
mekanisme kerja yang ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.
3 Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya
telah diterima oleh Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk
dilaksanakannya pekerjaan ini.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-66
4 Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
detail dan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan
dengan hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak dengan
yang baru baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
Pasal 17
Pekerjaan Lansekap
17.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan:
1. Tanaman Penutu Tanah
2. Tanaman Buah
3. Land Levelling
17.2 Persyaratan Pelaksanaan
Persyaratan Pelaksanaan harus menyangkut peningkatan kenyamanan,
kemudahan dan kesehatan penduduk Gedung, Dengan hanya ada sedikit akses
jalan yang menuju kepemandangan pedesaan dan kebutuhan mendesak bagi
penglihatan dan pendengaran yang tenang, indah, tentram yang hanya dapat
disediakan oleh alam.perlu keterlibatan peran arsitek lansekap untuk berperan
menfasilitasikan-nya.
Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC
18.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
18.1.1 Pagar BRC Tiang Besi
18.1.2 Pagar BRC Tiang Kolom Beton
18.2 Perawatan Bahan
Bahan Pagar BRC dengan Standar sesuai yang ditentukan oleh produsen
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin
dari Pengawas.
18.2.1 Pagar BRC Tiang Besi
- Ukuran Pagar :
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-67
Tinggi : 120 cm
Panjang : 240 cm
Diameter : 8 mm
- Ukuran Tiang :
Tinggi : 150 cm
Diameter : 2 Inch
- Finishing Hot Dip Galvanized (permukaan lebih kasar, ketahanan terhadap
korosi 8-10 tahun)
18.3 Persyaratan Pelaksanaan
18.3.1 Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala
kotoran/sampah, akar-akar kayu. Pembongkaran bangunan lama dilaksanakan
dengan tidak menggangu /merusak bangunan lain yang telah ada. Sebelum
memulai pekerjaan pembangunan pagar,penyediaan jasa wajib membersihkan
lokasi dari puing-puing, kayu, batu-batuan serta benda lain yang dianggap dapat
menggangu pelaksanaan Pemabungan.
RSNI.T-12-2002 (B.8) & RSNI.T-12-2002 (B.4) Sebagai langkah awal peleksanaan
pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-
hal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna. Penebangan
pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak
merusak struktur tanah.
18.3.2 Pengukuran dan Bowplank
Pengukuran Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan
Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini. Kami juga berkewajiban mencocokkan ukuran-
ukuran satu sama lain dan segera melaporkan kepada Direktur bilamana
terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan
tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-
gambar sebelum berkonsultasian dari Direktur. Apabila terdapat ketidak
sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan. Letak
titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi. Titik peil ini harus ditetapkan dengan
membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak boleh
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-68
bergesar/berubah. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi
dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman. Atas persetujuan Direktur, penentuan
titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan dengan alat ukur optic yang
sudah di Tera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga patok
(peil nol).
18.3.3 Pemasangan BRC Tiang Kolom Beton
Pembesian Kolom di rakit dengan cetakan yang telah dibuat. Sejumlah ikatan
dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya tiang kolom sesuai tipe
ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat. Pamasangan
pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom. Besi yang
horizontal diikat pada besi vertikal.
Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan
19.1 Lingkup Pekerjaan
19.1.1 Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan
termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
baik dan sempurna.
19.1.2 Pekerjaan ini meliputi :
- Persiapan area sub grade dan sub base.
- Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton)
- Pasangan Paving Block dan assesories ex conblock.atau setara tebal 8 cm
type dan warna lihat External Finish Schedule.
19.2 Persyaratan Bahan
19.2.1 Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit pavers yang pecah,
retak, lobang, berubah warna dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau
menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda.
19. 2.2 Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan
pinggiran yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan
pola yang ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi.
Gunakan unit yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong
dengan palu tidak disetujui.
19.2.3 Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-69
19.2.4 Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage)
dan tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk
untuk finish permukaan paving.
19.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
19.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata
19.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan
base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base
yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan
base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80
19.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di
atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan
level yang dikehendaki.
19.3.4 Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai
ketebalan 60 mm - 70 mm, jaga agar kandungan kelembaban tetap konstan dan
kepadatan longgar dan konstan sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan.
19.3.5 Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk
menghambat pertumbuhan rumput-rumput.
19. 3.6 Pasang pavers beton : dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum
4 mm, hati-hati jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai
spacer bars, tempatkan pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers
bars. Gunakan tali untuk menjaga garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih
cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Isi gap antar unit yang
melebihi 4 mm dengan potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers
yang untuh.
19.3.7 Getarkan pavers beton sampai ke leveling course dengan vibrator plat
almplitube rendah berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan.
Lakukan sekurang-kurangnya 3 kali bolak-balik. Getarkan di bawah kondisi
berikut :
- Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan
sebelum permukaan terkena hujan.
- Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers
beton yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-70
terbuka dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup
1,2 m pada setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan.
19.3.8 Sebarkan pasir.secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan.
Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi
penuh, kemudian singkirkan pasir yang lebih.
19.3.9 Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.
19.3.10 Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus
untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat.
Lindungi unit pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri
para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi tetapi
lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-bahan
dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit
pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dan sebelum
pekerjaan mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah terdapat
panas yang cukup dipermukaan dari udara panas beberapa hari. Periksa dan
jaga ketepatan garis sesering mungkin.
19.3.11 Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan dengan tangan
secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3
bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving
sampai sambungan-sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda
penggantian.
19.3.12 Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau
kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelah seperti yang
dikehendaki. Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan
dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula, dengan melakukan
pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.
19.3.13 Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara
yang disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak
atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-71
Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix
20.1 Lingkup Pekerjaan
20.1.1 Bagian ini meliputi penyedian dan pemasangan semua pekerjaan pengerasan
untuk jalan dan parkir kendaraan sebagimana ditunjukkan dan tertera dalam
gambar-gambar atau atas petunjuk Perencana Pengawas.
20.1.2 Pekerjaan ini meliputi :
- Persiapan area sub grade dan subgrade dan subbase
- Urugan pasir.
- Pasangan hot mix dan assories.
20.1.3 Persyaratan pekerjaan
Semua pekerjaan yang harus disediakan dipasang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam : NI -2. NI - 3, NI -8, AASHO T 99 dan buku pedoman penentuan
perkerasan jalan raya No. 04/pd/bm/1974 DPUTL Bina Marga.
20.2 Persyaratan Bahan
20.2.1 Pasir yang dipergunakan untuk bahan dasar jalan harus cukup keras, cukup
mempunyai susunan derajad gradasi . Tidak boleh mengandung Lumpur,
20.2.2 Batu pecah yang dipergunakan harus cukup keras, tidak ada tanda-tanda
keretakan dan kelapukan dan terdiri dari ukuran-ukuran sebagai berikut :
a. Sub Base tidak kurang dari 5 -7 cm dan.
b. Base, tidak kurang dari 1 - 2 cm.
20.2.3 Aspal (penetrasi tunggal) yang dipakai harus berasal dari campuran antara aspal
panas dan kerikil halus dibuat langsung ditempat pekerjaan atau dibuat
workshop.
20.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
20.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata
20.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan
base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base
yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan
base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80
20.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di
atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan
level yang dikehendaki.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-72
20.3.4 Taburkan pasir batu (abu batu) sebagai bahan pengisi setebal 20 mm dan
dipadatkan sampai denngan level. Rencana digilas dengan Roller seberat 2,50
ton minimal 2 kali.
20.3.5 Taburkan lapisan Hotmix dengan metode Aspalt Mixing Plant.
Pasal 21 Pekerjaan Drainage
21.1 Lingkup Pekerjaan
21.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, termasuk alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
21.1.2 Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainage sedemikian sehingga aliran air
hujan, air bekas dari lavatory, floor drain atau dari sumber-sumber lain, selama
dan sesudah pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar.
Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan, Kontraktor harus mengusahakan
alat-alat untuk melindungi pekerjan tersebut, misalnya pompa air, selokan
pembuangan atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya.
21.1.3 Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan bak kontrol dan saluran
drainage serta untuk pekerjaan beton lainya supaya mengikuti ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan
material. Persiapan dan cara-cara pelaksanaanya, acuan dan lain-lainya.
21.1.4 Macam Pekerjaan
Macam pekerjaan drainage meliputi pelaksanaan saluran pipa PVC dalam tanah,
selokan-selokan Bak kontrol, saluran penyambung dari jalan keselokan dan
saluran air sesuai dengan spesifikasi lainya tentang pekerjaan tersebut, dan
batas-bats kedudukan, kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam
gambar perencanaan.
Pekerjaan ini juga mencakup pembongkaran saluran-saluran yang telah ada
sebelumnya kecuali pengawas menentukan bahwa selokan-selokan tesebut
dapat dipakai lagi.
Bak Kontrol (control box)
Pada-tempat-tempat tertentu, seperti yang tercantum dalam gambar
Perencana, Kontraktor harus membuat bak kontrol (control box) untuk
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-73
mengontrol kecepatan air dan mencegah adanya erosi ke saluran
penampungan. Kontraktor hendaknya meneliti semua gambar-gambar
perencanaan, sebelum memulai pekerjaan. Apabila terdapat perbedaan-
perbedaan antara gambar perencana dengan site, Kontraktor harus
menanyakan pada pengawas/perencana. Dan Kontraktor harus membuat
gambar-gambar revisi dengan persetujuan Pengawas. Bak kontrol (control box)
dibuat dengan beton betulang dengan mutu K 175, kecuali disebutkan lain
dalan gambar perencanaan ukuran lihat gambar detail lengkap dengan tutup
dari beton yang dapat dibuka. Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar
perencanaan bila terdapat ukuran-ukuran yang kurang jelas, Kontraktor harus
mengikuti semua petunjuk-petunjuk Pengawas.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-74
BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 Sistem Elektrikal
4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal
dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehinggai sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
4.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi
listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang
dimaksud adalah sebagai betikut :
Pengadaan dan Pemasangan
1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi Penerangan.
2. Instalasi pengkabelan.
3. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
4. Armature lampu dan lampu-lampu lainnya seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
5. Insfalasi penerangan luar.
6. Instalasi penangkal petir.
7. Instalasi grounding.
8. Melakukan testing dan commissioning.
4.2 Standard atau Rujukan
4.2.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
4.2.2 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
4.2.3 International Electrotechnical Commission (IEC)
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-75
4.2.4 SPLN
4.2.5 Spesifikasi Teknis Penangkal Petir dan Pentanahan
4.3. Ketentuan Bahan dan Peralatan.
4.3.1 Panel Tegangan Rendah.
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Konstruksi dalam parel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor
terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan
juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-
komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang panelnya.
3. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-
T, 1 busbar neutra1 dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk panel 1 phasa,
cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk
besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dati 650 C
4. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengarus induksi serta ada
sertifikasi tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui
Perencana.
4.3.2 Kabel Tegangan Rendah.
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan 500 V,
0,6/1 KV untuk kabel NFA2X, NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi :
a. Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY),
Copper/sector shape (NYFGbY).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-76
b. Insultaion : PVC
c. Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC
d. Sheat : PVC.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.
b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC atau
NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel
feedernya.
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu.
5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2
4.3.3. Syarat Khusus (lampu, saklar, kotak kontak, cable ladder/tray, dll).
1. Lampu TLD
a. TebaI plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm
b. Ballast (Transformator) untuk lampu TLD harus dari bahan Low Loss Type
c. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TLD harus dapat
memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85
d. Fitting lampu TLD (lamp Holder) type.
e. Finishing untuk lampu TLD harus di Cat Oven/Powder Coating.
2. Syarat Umum
a. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dan karat, dengan
ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui deh Perencana/Direksi
Pengawas.
b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan-pekerjaan seperti panggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan
dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).
6. Kotak Kontak dan Saklar
a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk/inbow (Rush-mounting).
b. Kotak-kontak rating 16 A dan mengikuti standard VDE.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-77
c. Flush-box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dan jenis bahan bakely atau metal dari produk yang
sama.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dan permukaan lanlai. Pada ruang-
ruang yang basah/lembab harus dan jenis water dicht (WD) sedang untuk
saklar dan isolating switch dipasang maksimal 130 cm dan permukaan lantai.
e. Kodak kontak khusus/Industrial type, untuk area tertentu, akan ditentukan
kemudian.
Spesifikasi dan kotak kontak industrial type adalah sebagai barikut :
Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug
Material : Polyester-polyamide cover slainless steel screw
parts
Protection Index : IP 66
Operation temperature : - 60 - + 600 C
Vollage operation : 250 V atau 400 V
Rated Current : 16 A & 63 A.
Pole of Configurations : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.
7. Konduit
a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British
Standard-BS dan Elecbonical Standardization CENELEC) untuk pengujian
karakteristik bahan antara lain, tahan terhadap bahaya kebakaran ringan
kelenturannya dan lahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah)
pada saat pengecoran lantai atau kolom beton.
b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact atau metal conduit,
dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan
minimum diameter dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dan
material/ bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles,
inspecbon elbows, reducens, locknuts, terminal boxes dan berbagai
perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan
maupun saat perawatan.
9. Grounding
a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper Conductor).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-78
b. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang
kabel masuk (incoming feeder).
c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal
berdiameter 11/4”, diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.
d. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah
tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
e. Kedalaman grounding minimum 6 meter.
4.4 Perawatan Teknis Pemasangan
4.4.1 Panel-panel.
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal/waterpas).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dan panel harus dilengkapi dengan gland dan
karet atau panutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Pada lokasi-lokasi yanq khusus (shaft listrik, gudang atau penerangan luar),
panel-panel harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.
4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan
menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.
5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontroll/busbar atau
banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal blok yang baik
mutunya (lihat item produk).
6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push
button, harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam
mengoperasikannya dan estetik.
7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.
8. Semua panel harus ditanahkan.
4.4.2 Kabel-kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sasuai dengan WIL 1987 pasal 701. Sedangkan
untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4
macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutra1 dan grounding).
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-79
3. Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas
tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem
dengan rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2atau lebih harus dilengkap dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu tata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel. 8. Untuk kabel feeder yang
dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support, minimum setiap
jarak 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanized
dengan diameter minimum 2 ½ kali panampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable
Ladder.
12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus
dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dan bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.
14. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-80
16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung barupa las-dop merk Legrand
atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama
dengan warna kabelnya.
4.4.3 Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafondd
dan arsitek dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafondd yang
terbuat dari bahan aluminium.
4.4.4 Kotak Kontak dan Saklar
1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai, untuk kotak kontak dan 1500
mm untuk saklar.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
water dicht (bila ada). 1.4.5. KWH Meter.
a. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang
terpasang dalam sub-sub panel harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
mudah dilihat/dibaca dengan baik.
b. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan
setelah disepakati barsama Arsitek.
4.4.5 Lampu Penerangan.
1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafondd Arsitek
dan disetujui Pengawas Lapangan.
2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafondd yang
terbuat dan bahan aluminium.
3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman
(fuse box ) pada ketinggian maximum 500 mm dari tanah.
4.5 Pengujian
4.5.1 Umum
Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-81
LMK/PLN sarta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah paralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sisbm,
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat Iulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang
perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sandiri.
4.5.2 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Panel-panel tegangan rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat Iulus pengujian dan
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun
gangguan berupa undervoltage, over current, overthennis, short circuit dan lain-
lain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
2. Kabel-kabel tegangan rendah
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger
tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
Penyalaan baru boleh diiaksanakan apabila dinyatakan Iulus oleh Direksi
Lapangan yang didasarkan pada hasil pergukuran (data) langsung dari semua
instalasi.
3. Lighting Fixtures.
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian atau pengukuran faktor daya (cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang
diperbolehkan minimal 0,85.
4. Motor-motor Litrik.
a. Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan
pemakaian dan lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang.
b.Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
c. Pemasangan motor-motor listriik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-82
4.6 Peralatan Maintenance
Kontraktor diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools kit) untuk
semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.Semua
peralatan tersebut harus baru dan asli.
4.7 Produk
Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan
yang dispesifikasikan ke MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya
adalah sebagai berikut : Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Terminal Block : Local
2. MCCB, MCB dll : ABB, MG, Siemen, GE, Moeller
3. Pembuat Panel : SIER, PANELINDO
4. Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme
5. Conduit High Impact : EGA
6. Lampu TLD :
Ballast : Philips,GE
Capasitor : Philips, GE
Lamp : Philips,Interlite, GE
7. Saklar & Kotak Kontak : Clipsal 2000, MK Legrand, Panasonic Broco K1
Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika
| SPESIFIKASI TEKNIS S-83
BAB V PENUTUP
5.1 Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran
khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh
lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
5.2 Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan
penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-
rapat koordinasi lapangan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor, Konsultan
Perencana dan atas persetujuan Pelaksana Teknis , PPTK, Kepala Bidang,
DanMengetahui, Kepala Dinas Bangunan Dan Kebakaran
Konsultan Perencana
PT. DAYA CIPTA DIANRANCANA