spesifikasi teknis

86
2013 DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS POKJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Upload: andyyulianto

Post on 20-Jan-2016

233 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

FDFDFDFDFFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDFDGHGHGHG

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknis

2013

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

POKJA

BADAN PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PERTANIAN

Page 2: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

|SPESIFIKASI TEKNIS - i

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Pasal 1 Uraian Kerja ............................................................................ S-1

Pasal 2 Persyaratan Khusus ............................................................... S-3

Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Proyek....................................... S-5

Pasal 4 Pekerjaan Persiapan ............................................................... S-6

Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja ................................. S-10

BAB II PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan .......................................................... S-12

Pasal 2 Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan...................................... S-15

Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang ...................................................... S-25

BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1 Pekerjaan Adukan dan Campuran ........................................... S-32

Pasal 2 Pekerjaan Pasangan batu Gunung .......................................... S-33

Pasal 3 Pekerjaan pasangan Batu Bata Ringan ................................... S-35

Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural .............................................. S-36

Pasal 5 Pekerjaan Kayu ....................................................................... S-38

Pasal 6 Pekerjaan Panel Daun Pintu .................................................... S-41

Pasal 7 Pekerjaan Pasangan Keramik ................................................. S-42

Pasal 8 Pekerjaan Pengecatan ............................................................ S-44

Pasal 9 Pekerjaan Kusen Alumunium .................................................. S-48

Pasal 10 Pekerjaan Dinding Partisi ...................................................... S-51

Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan jendela ........................... S-53

Pasal 12 Pekerjaan Rangka Atap ......................................................... S-57

Pasal 13 Pekerjaan Langit – Langit ..................................................... S-59

Pasal 14 Pekerjaan Batu Koral Merah .................................................. S-61

Pasal 15 Pekerjaan Water Proofing ...................................................... S-62

Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan Atap Kaca .............. S-64

Pasal 17 Pekerjaan Lansekap .............................................................. S-66

Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC ........................................................... S-66

Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan ........................................................... S-68

Page 3: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

|SPESIFIKASI TEKNIS - ii

Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix ................................................................. S-71

Pasal 21 Pekerjaan Drainage ............................................................... S-72

BAB IV SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 Sistem Elektrikal ...................................................................... S-74

BAB V PENUTUP ............................................................................................ S-83

Page 4: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-1

BAB I PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pasal 1 Uraian Pekerjaan

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

1.1.1 Pekerjaan Persiapan

1.1.2 Pekerjaan Bangunan

1. Gedung Kantor 2. Bangunan Mess 3. Rumah Pengelola 4. Pos Satpam 5. Gudang Saprodi 6. Gudang Kompos/Media 7. Laboratorium Kultur 8. Laboratorium Uji Mutu 9. Gedung Serbaguna 10. Rumah Genset 11. Rumah Kassa 1 12. Rumah Kassa 2 13. Bangunan Rumah Kebun 14. Tempat Prosesing Biji 15. Bak Persemaian Biji 16. Tempat Perbanyakan 17. Tempat Transplating 18. Tempat pembesaran

1.1.3 Pekerjaan Lansekap

1.1.4 Pekerjaan Site Development

1. Pekerjaan Pagar 2. Pekerjaan Sarana Pengairan 3. Pekerjaan Area Parkir Kantor 4. Pekerjaan Instalasi Air Bersih 5. Pekerjaan Gapura 6. Pekerjaan Jalan 7. Pekerjaan Drainase 8. Pek Tiang Bendera 9. Pekerjaan Tempat Sampah

Page 5: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-2

1.1.1 Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih

Tanaman Buah Tropika dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada

gambar dan dokumen lainnya.

1.1.2 Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib

melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus

dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya

kontraktor, misalnya :

a. Membuat papan nama pekerjaan.

b. Mobilisasi material

c. Quality Cotrol

d. As Build drawing

e. Foto dokumentasi

f. Pengurusan Ijin, jika ada

1.1.3 Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan

suatu kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.

1.2 Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan

1.2.1 Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang

dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang

penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai

Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Pembangunan gedung Bertingkat yang

ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus

mengajukan Curriculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk

memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan

Pengawas berhak untuk menolak/meminta agar personil Site Manager dan

Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi

kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi suksesnya

proyek ini.

1.2.2 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk

mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk

menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.Semua biaya mobilisasi

dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran

Page 6: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-3

Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

a. Mesin Las

b. Beton Molen

c. Mesin Listrik (Gen-set)

d. Mesin Pemadat (Stamper Compaction Equipment)

e. Pompa Air

f. Alat-alat ukur lengkap

g. Bor Listrik

h. Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang

i. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan

Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam lampiran

penawaran kontraktor.

1.2.3 Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat

mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan,

Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang

up to date.Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat

diajukan sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan harus dilaksanakan

dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi

Teknis, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan,

serta petunjuk dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis

Pengelola Proyek.

1.2.4 Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan

dengan Masyarakat setempat untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini.

1.2.5 Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus bisa mengatur dan menjamin

bahwa kegiatansekitar tidak terganggu.

Pasal 2 Persyaratan Khusus

2.1 Standar-standar yang berlaku.

Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan

memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan

Page 7: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-4

Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang

berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :

2.1.1 SK.SNI.T-15-1991-03

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

2.1.2 SK.SNIS-04-1989-F

SK.SNIS-05-1989-F

SK.SNIS-06-1989-F

Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan

2.1.3 American Society For Testing & Materials (ASTM)

2.1.4 Standar Industri Indonesia (SII)

2.1.5 AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij

Aanneming Van Openbare Werken.

2.1.6 American Institute of Steel Construction (AISC)

2.1.7 American Welding Society (AWS)

2.1.8 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang

tersebut diatas, maupun standarstandar Nasional lainnya maka diberlakukan

standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau

setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara

asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. Persyaratan lain yang mengikat adalah

:

2.1.9 Dokumen Lelang berupa gambar-gambar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

2.1.10 Berita Acara Aanwijzing

Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan

dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama

setiap detail bangunan rencana.

2.1.11 Berita Acara Rapat Lapangan

2.1.12 Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan pada

Buku Harian Lapangan atau surat resmi.

2.1.13 Brosur resmi (user manual) dari Produsen yang materialnya digunakan.

2.1.14 Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat

izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan

dalam bentuk “Surat Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa

Page 8: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-5

persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan

Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak

diprogress.

2.1.15 Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan lapangan

terbuka)tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa ijin dari Direksi

Proyek/Konsultan Pengawas

2.1.16 Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan

Pengawas yangdiaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang

dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab

Kontraktor dan tidak akan diprogress.

2.2 Ukuran dan Patokan.

Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil +

0,00 (datumline) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan tahap I yang

telah ditentukan. Apabila BM yang dipasang berubah letak atau rusak maka

dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib membuat BM yang

baru, dimana BM yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak bergerak selama masa

pelaksanaan. Kontraktor wajib menambahkan jika diperlukan oleh

Direksi/Konsultan Pengawas.BM yang baru tersebut terbuat dari balok beton

dengan titik yang terbuat dari besi dia. 24 cm.

Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu

standby di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan

dimulai harus diukur bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi

untuk dilaksanakan.

Pasal 3 Pagar Pengaman dan Papan Nama Proyek

3.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk

pengaman, atas biaya kontraktor.

3.2 Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi

beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.

Page 9: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-6

Pasal 4 Pekerjaan Persiapan

4.1 Sebelum Pekerjaan Dimulai

Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan

sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak

ada lagi di Job Site.Dengan demikian seluruh Job Site terlihat denga jelas.Demikian pula

seluruh bekas pondasi, baik dari kayu maupun pasangan batu atau beton harus

dicabut/dibersihkan.

4.1.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC).

Sebelum pekerjaan kami laksanakan, maka kami melakukan pengukuran di

lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan

dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan

finishing. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan,

adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama ( “ Bench Mark “ ) yang

akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Kami akan memasang minimal

tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu

utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan,

dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung

maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan

pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu

utama dengan jarak + 500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya

harus diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton

sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang

100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup

kokoh tidak meudah berubah bentuk dan posisinya. Semua data, gambar sketsa

pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan

pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai

sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan

(“Construction Drawing”). Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran,

sungai, embung dll. harus dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap

50 m atau sesuai instruksi Pengguna Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak

Page 10: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-7

tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan,

tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan. Selama masa pelaksanaan,

semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi

pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan

dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, kami akan melakukan

pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan

perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan

dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun

(As built Drawing) Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

pekerjaan, Direksi pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak

memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia

untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala

atau stick proof, misalnya kedalaman fondasi, batas pembebasan tanah dan lain

sebagainya. Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus

menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan

oleh Direksi pekerjaan. Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan

kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja

dan disetujui Pengguna Jasa. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus

disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum

pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check

(MC-0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.

Kegagalan Penyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa

atas MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan

Penyedia Jasa untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Kami akan menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan

dalam format MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan

paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.

2. Pembersihan Lokasi / land clearing

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan

dari semua tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon

Page 11: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-8

perdu, semak belukar dan Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon

perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar

akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari

tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk

semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus

ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka kami akan melindunginya dari

kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan

juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta

areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan

tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2, sedangkan harga satuan

pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material

yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan keuntungan

Penyedia Jasa.

3. Mobilisasi Dan Demobilisasi

Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat yang didirikan atau dibawa ke lokasi

proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk proyek, kecuali Direksi secara

tertulis menentukan lain untuk hal tersebut diatas. Dalam hal ini Penyedia Jasa

hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu mencukupi dan efisien, serta

dapat melindungi, menjalankan, memperbaiki dan mempersiapkan fasilitas

instalasi dan alat – alat. Alat – alat tersebut tadi tidak boleh dibongkar atau

dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan selesai tanpa izin tertulis dari

Direksi Pekerjaan. Semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dilapangan, juga

menjadi wewenang Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup

pekerjaan di Kontrak, dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan yang

dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Pembersihan Akhir Jika pekerjaan telah selesai seluruhnya, Pemborong harus

memindahkan semua fasilitas, instalasi, dan alat – alat dari proyek yang akan

menjadi bagian yang permanen dari bangunan lapangan akan diserahkan hingga

memuaskan Direksi dalam keadaan bersih bebas dari kotoran, material –

material yang sudah tak digunakan dan alat – alat bantu sementara.

Page 12: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-9

4.2 Setelah Pekerjaan Selesai

Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site

dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan

selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi

pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan

tidak akan dianggap selesai 100 (seratus) %.

4.3 Selama Pekerjaan Berlangsung

4.3.1 Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site selama

pekerjaan berlangsung.

4.3.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui oleh

kendaraan yang mengangkut material dari dan ke job site.

4.3.3 Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar job

site.

4.3.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site yang

jelas-jelas diakibatkan oleh kegiatan Kontraktor.

4.3.5 Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa

pelaksanaan, bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami

kerusakan. Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua claim dari

tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini.

4.3.6 Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung kegiatan

perkantoran tidak tergannggu.

4.3.7 Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi :

4.3.7.1 Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa

pembuangan berbagai jenis sampah.

4.3.7.2 Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh

sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan

serpihan kayu, dll.

4.3.7.3 Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan

peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.

Page 13: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-10

4.5 Gudang Material

Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan, Gudang tersebut

terutama dimaksudkan untuk penyimpanan material dan peralatan yang

memerlukan perlindungan dari alam ataupun terhadap pencurian.

4.6 Generator Set & Penyediaan Air Sementara.

4.6.1 Genset

Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja,

Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set Generator dengan

kapasitas sesuai keperluan.

4.6.2 Untuk keperluan pekerja dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan tempat

penampungan air yang bersih. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan

sesuai standar WHO.

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan akibat yang timbul dari

pemakaian air yang tidak memenuhi syarat tersebut.

4.7 Jalan Masuk Sementara.

Jika dianggap perlu, direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk membuat

jalan masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material

dan sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut, dapat

ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari lingkup pekerjaan

Kontraktor.

Pasal 5 Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja

5.1 Metode Pelaksanaan

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site

Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan.

Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan

Perencana dan konsultan pengawas.Hasil dari presentasi metode pelaksanaan

setelah disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan

Pengawas merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan

ini.

5.2 Gambar Kerja.

5.2.1 Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana pekerjaan

yang akan dilaksanakan.

Page 14: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-11

5.2.2 Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan

Kontraktor untuk membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian-bagian

pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail.

5.2.3 Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop drawing

telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, yang ditandai

dengan “tanda tangan” diatas gambar tersebut.

Page 15: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-12

BAB II PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1

Pekerjaan Pendahuluan 1.1 Pengukuran

1. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan

yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada pemberi tugas untuk

dimintakan keputusan.

2. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.2 Pekerjaan Tanah

1.2.1 Ruang Lingkup

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja

pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau

penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang

diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan

galian. Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan,

penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk

pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan

untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan

sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang

disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini

untuk pekerjaan timbunan.

1.2.2 ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk

Tanah

- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk

Tanah.

- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.

- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.

- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat

Casagrande.

Page 16: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-13

- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan

Tanah yang mengandung Butir Kasar

- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Tanah Untuk Bangunan Sederhana

- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan

Kepadatan Tanah Maksimum

- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan

dengan Alat Konus Pasir

- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah

- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah

dengan Alat Hidrometer.

- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah

- SNI 03-3637-1994 :Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir

Halus dengan Cetakan Benda Uji

1.3 KETENTUAN, PERSYARATAN DAN PELAKSANAAN

1.3.1 Penebasan dan Pembersihan Semak Belukar

Lingkup PekerjaanYang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan

pembersihan dan pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang

pohon, gelondongan kayu, belukar dan tanaman lain serta bahan non

organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran

lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam

batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan. Sebelumnya

kami minta persetujuan Pengguna Jasa sebelum pekerjaan ini

dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan,

dan pohon, bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh

diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan

tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas

bakar dipilih kami. dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian,

keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.

Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan

dan pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut :

Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman

pangan lain dan buah-buahan,

Page 17: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-14

Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk

perkebunan karet atau kelapa sawit termasuk tanaman sela,

Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli,

Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran / sungai

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh

Pengguna Jasa berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman

yang tingginya kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas

setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka pembukaan dan

pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai

pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam

Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan

ketentuan dalam pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah

bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan,

fondasi dan lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

1.3.2 Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)

(1) Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah

pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput,

akar-akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan

membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan

bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-areat) atau

lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau printah Pengguna Jasa. Pengupasan

lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan

gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum

melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan

Pengguna Jasa tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas

dan lokasi pembuangan material hasil kupasan. Klasifikasi pekerjaan

sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut :

Tipe-A : dilaksanakan secara manual

Tipe-B : dilaksanakan secara mekanis/dengan alat berat

Page 18: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-15

(2) Pengukuran

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-persegi (m2) yang

dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai

dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran pekerjaan pengupasan

lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang

ditawarkan kami dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit

pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.

Pasal 2

Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan

2.1 Umum

2.1.1 Uraian

1. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan

pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi

timbunan.

2. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada

Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan

untuk memulai pekerjaan.

3. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan dari

tanah lempung. Adapun tanah lempung yang digunakan harus memenuhi

spesifikasi yang ditentukan oleh Konsultan. Timbunan tanah lempung akan

digunakan untuk stabilitas lereng sehingga kekuatan timbunan adalah faktor

yang sangat kritis.

2.1.2 Survei

1. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level

yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan

Kontraktor.

2. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan

penampang dengan skala yang disetujui oleh Konsultan. Gambar penampang

harus pada interval 10 m. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar

tampak dan penampang.

2.1.3 Peralatan

Page 19: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-16

Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian,

jumlah, type dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.

Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan

lingkungan.

2.2 Pekerjaan Timbunan

2.2.1 Lingkup

1. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan

pemadatan tanah untuk timbunan. Galian dan timbunan pada umumnya

diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang

yang telah disetujui.

2. Timbunan/urugan kering (diatas elevasi air) menggunakan material lempung

sesuai gambar rencana dan harus memenuhi kepadatan yang diisyaratkan pada

spesifikasi ini.

3. Pekerjaan timbunan kering (lempung) harus dilakukan sesuai elevasi gambar

rencana.

2.2.2 Toleransi Dimensi

1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan

melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau

disetujui.

2. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan

rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran

bebas dari air permukaan.

3. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil

yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.

4. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan

melebihi 300 mm.

2.2.3 Standar Rujukan

1. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian dibawah pengawasan

Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah

masing-masing pengujian dilaksanakan.

2. Pengujian mencakup :

a. Analisis Saringan : AASHTO T 88 – 78

b. Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 – 74

Page 20: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-17

c. Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 – 69

d. Penetapan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 – 70

e. CBR : AASHTO T 193 – 72

f. Unit Weight :

g. Water Content : ASTM d 2216

2.2.4 Pengajuan Persetujuan Pekerjaan

1. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu

persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.

a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang

dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.

b. Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari

permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan tersebut akan ditempatkan.

2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sekurang-

kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari

penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan :

a. Dua contoh material timbunan masing-masing seberat 50 kg dari bahan-

bahan, salah satu akan ditahan oleh Konsultan untuk rujukan selama

periode kontrak.

b. Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang

diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data

pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut

memenuhi sifat yang ditentukan.

3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan

segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap

persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain diatas timbunan :

a. Hasil pengujian kepadatan.

b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan

bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.

2.2.5 Kondisi Tempat Kerja

1. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama

pekerjaan pemadatan.

2. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem

drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai

Page 21: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-18

drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem

drainase permanen.Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase

sementara yang mengalirkan kedalam sistem drainase permanen.

3. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup

untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.

2.2.6 Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

1. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang

ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan,

harus diperbaiki dengan mengupas permukaan tersebut dan membuang atau

menambah material sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan

pemadatan kembali.

2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang

ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan

mengupas material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya

dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau

peralatan lain yang disetujui.

3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang

ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan

pengupas material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata (grader)

berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang istirahat

antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Jika tidak atau jika pengeringan

yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan material

terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar material tersebut

dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan material kering yang memadai.

4. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah

dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak

akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan

permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.

5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan

bahan-bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan,

harus dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan

pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan

penggantian bahan-bahan.

Page 22: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-19

2.2.7 Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau

lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan

dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari

spesifikasi ini.

2.2.8 Pembatasan Cuaca

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan

turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau

sebaliknya bila kadar air bahan-bahan material berada di luar batas yang

ditentukan.

2.2.9 Royalti Bahan-bahan

Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus

membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan

royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

2.2.10 Bahan-Bahan

1. Sumber Bahan-bahan.

Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.

2. Bahan Timbunan.

a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh

Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan

dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty

clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM

(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah).Clay fraction (< 0.002

mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang

ditunjukkan dari hasil analisis saringan.

b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang

mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat

pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi

atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai

Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan

Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).

c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil

dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).

Page 23: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-20

d. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang

ditunjukkan dari hasil test mineralogi.

e. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki :

¾ Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih

besar dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. ¾

Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. ¾ Kepadatan kering minimum harus

mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density

untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum density

untuk bahan timbunan subgrade jalan.

2.2.11 Penempatan dan Pemadatan Timbunan

1. Persiapan Tempat Kerja.

a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi

pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang

tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan

dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan

sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus

diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.

b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka

daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh

(termasuk penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan)

sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan

yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.

c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan

pada timbunan yang ada, maka lerenglereng yang ada harus dipotong untuk

membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung

peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan

horisontal.

2. Penempatan Timbunan.

a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan

disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi

ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan

ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.

Page 24: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-21

b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke

permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan

tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu

lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.

c. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-

bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari

pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal

pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua

bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan

sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik

sewaktu penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.

d. Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus

dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus

dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru

terikat pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Konsultan. Timbunan

yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai

pada ketinggian tanah dasar.Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis

dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian

permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan

peretakan permukaan.

e. Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan

harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan

dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan

atau pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.

3. Pemadatan

a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap

lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang

cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-

bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum

(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai

kadar air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut

Page 25: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-22

dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180. c. Semua timbunan batuan harus

ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang

bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan

mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan

penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan

tanah.

c. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana

ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum

lapisan berikutnya ditempatkan.

d. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah

sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga

setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.

e. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat

biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas

tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan

menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang

disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang

memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga

dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.

4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan

a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan

dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.

b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya

longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud,

maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada

instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang

diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.

c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak

memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan

timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan

tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi

Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki

timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka

Page 26: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-23

Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut

sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian

yang diperintahkan Direksi Teknik.

2.2.12 Jaminan Kualitas

1. Pengawasan Kualitas Bahan

a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk

persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh

Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah

ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-

bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas

bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.

b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang

diajukan, maka pengujian kualitas bahanbahan tersebut harus diulangi lagi

atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang

diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.

c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus

dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa

ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana

diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan

yang diperoleh dari setiap sumber.

2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah

a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 300

mm.

b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai

kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air

optimum + 2%.

c. Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-rata

harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering

yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang

mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4

inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan

untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan

oleh Tenaga Ahli/Insinyur.

Page 27: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-24

d. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap

500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM

D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan

kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus

membetulkan pekerjaan tersebut.

3. Percobaan Pemadatan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan

metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal

bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang

disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan,

kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.

b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat

pemadat dan kadar air harus diubahubah sampai kepadatan yang

ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini

kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang

disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang

selanjutnya.

2.2.13 Pengukuran

1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang

dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus

didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah

atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis,

kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan

disetujui.Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metoda

luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari

pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.

2. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang

disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan akibat pekerjaan

terasiring atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat

penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali :

a. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai

atau lunak atau untuk mengganti bahanbahan batuan atau keras lainnya.

Page 28: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-25

b. Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang

kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa

Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab.

3. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan

sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran

sebagai timbunan di bawah bab ini.

4. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau

untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,

tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

5. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini

akan dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini.

6. Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan berdasarkan

mata pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan

persiapan, penyelesaian dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor

serta semua kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.

7. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.

8. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase

porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan

di dalam bab ini.

Pasal 3 Pekerjaan Beton Bertulang

3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan untuk pekerjaan atau pemasangan

sambungan kolom, ring balok, balok sloof dan bangunan lain yang ditunjukkan

dalam gambar.

3.2 Persyaratan Material

3.2.1 Referensi

1. SKBI-2.3.53.1987 2. SNI 03-1727-1989 3. SNI 03-1728-1989 4. SNI 03-1736-1989 5. SNI 03-1750-1990 6. SNI 03-1756-1990 7. SNI 03-2461-1991 8. SNI 03-2495-1991

Page 29: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-26

9. SNI 03-2834-1992 10. SNI 03-2847-1992 11. SNI 03-2854-1992 12. SNI 03-2914-1992 13. SNI 03-3976-1995 14. SK SNI S-36–1990–03 15. SK SNI T-28-1991-03 16. SK SNI T-15-1992-03

3.2.2 Persyaratan Material

1. Portland Cement (PC)

Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh

badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi

yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua

pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC, PC harus disimpan dengan

baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai.PC yang

telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC harus disimpan

sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

2. Batu Split/Kerikil.

Batu split/kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak

mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup

banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus

memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut

ini :

Split/Kerikil Pasir

Ayakan % Lewat Ayakan

(Berat Kering)

30 mm 100 10 mm 100

25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100

15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100

5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90

2.5 mm 0 – 5 0.6 mm 25 – 60

0.3 mm 10 – 30

0.15 mm 2 – 10

Page 30: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-27

3. Air

Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan

sebaiknya air tersebut dapat diminum.

4. Bahan Pembantu (Admixture).

Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan

pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur

pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya

penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Kontraktor.Bahan pembantu

yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh

Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk

penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN

PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-2495-1991.Jumlah penggunaan PC dalam

adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan

bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari

pabrik.

5. Tulangan Baja.

Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana

dan bebas dari karat. Untuk tulangan baja dengan diamater ∅ ≥ 13 mm

menggunakan baja tulangan deform/ulir (BjTD 40), dan untuk tulangan baja

dengan diamater ∅< 13 mm menggunakan baja tulangan polos (BjTP 24), dan

dapat ditunjukkan dengan sertifikasi dari pabrik. Harus dilakukan pengujian

minimum 2 sampel untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton besi.Pengujian

ini dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas

atas biaya Kontraktor.Semua pembengkokan, penyambungan dan panjang

penyaluran harus sesuai dengan SK SNI T-15-1992-03.

3.2.3 Kualitas beton yang diinginkan

Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-225.Dengan persetujuan

tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan

pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready mix

concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton yang

dikehendaki kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran

dilaksanakan.

Page 31: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-28

3.3 Syarat dan Pengecoran

Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang

berlaku di Indonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan

pengawasan yang ketat dari Direksi/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan

pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan akan

mendapatkan hasil yang sempurna.

3.3.1 Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran

Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode

pelaksanaan pengecoran caping beamkepada Konsultan Pengawas untuk

mendapat persetujuan tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

Sebelum dilaksanakan pengecoran, dilaksanakan pemeriksaan bersama

Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila telah memenuhi syarat ijin

pengecoran dapat dikeluarkan.

3.3.2 Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan

1. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan

rencana pengadukan beton/trial mixdesign untuk mendapatkan mutu beton

yang dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di

laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk semua

material beton, atas biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel

tersebut, laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design)

dengan slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton,

data-data yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :

a. Tipe dan gradasi material agregat.

b. Aspal agregat.

c. Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,

modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll.

d. Tipe dan merk PC.

e. Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan).

f. Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.

g. Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan

lain-lain).

h. Hasil test silinder beton.

Page 32: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-29

2. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak

boleh melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut

dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki

dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan

persetujuan dari Konsultan Pengawas.Kontraktor tidak berhak atas penambahan

kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas.

3. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan

percobaan beton silinder (∅ 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor. Jumlah

silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan SNI 03-2834-1992.Copy

hasil test harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

4. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan

pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Suatu

kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70 % dari beton

umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan

Kontraktor untuk menambah PC ke dalam campuran beton. Dan apabila

terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang

dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan

tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

5. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu

pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang

homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang

lainnya.Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat

perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk

mempertahankan hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang

dikehendaki.

6. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan

SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai

yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu,

dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang

menyimpang dari ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :

a. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.

b. Tidak terjadi pemisahan dari adukan.

c. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).

Page 33: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-30

3.3.3 Persyaratan Bekisting

1. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi

adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan

yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang

memadai untuk seluruh bekisting.

2. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor

untuk membuat shop drawing dari bekisting.

3. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan

dari Konsultan Pengawas.

4. Papan bekisting harus terbuat dari gypsum, papan yang rata dan halus,

dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan

permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.

5. Toleransi yang diijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan.

Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan

adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban

konstruksi.Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang

disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecoran.

6. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau

adukan kelur dari sambungan.

7. Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara

dengan umur beton 28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari

Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis, tanpa

goncangan atau kerusakan pada beton.

3.3.4 Pengecoran Beton

1. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan

dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk

serta Pengawas Kontraktor yang setara ada di tempat kerja.

2. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat

menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan

oleh Konsultan Pengawas.

3. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam

papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya

split/kerikil dari adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting

Page 34: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-31

yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting

di atas beton yang sudah dicor.

3.3.5 Pemadatan dan Penggetaran

1. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan

maksimum sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat

pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat.

2. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan

minimum 7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat

“tenggelam”) dalam waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada

waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai

betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh

permukaan bekisting.

3. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk

dari Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun

penulangan.

3.3.6 Perawatan Beton

Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-

kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni

basah, atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Air yang

yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk

campuran beton.

Page 35: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-32

BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1

Pekerjaan Adukan Dan Campuran

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1.1.1 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung

1.1.2 Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata Ringan

1.1.3 Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.

1.2 Persyaratan Bahan

1.2.1 Semen

semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 tipe I menurut ASTM atau

S – 400 menurut standard Poertland Cement. Jenis semen yang dipilih dari

produk semen Tiga Roda, Gresik atau setara yang disetujui oleh project officer.

Penyimpanan harus di tempat yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah.

1.2.2 Pasir

Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai

PBI-1971/NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain.

pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari

tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini haus mempunyai gradasi ukuran dan

bentuk yang sama sesuai persyaratan.

1.2.3 Air

Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organic,

garam asam alkali.

1.3 Persyaratan Pelaksanaan

1.3.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.

1.3.2 Jenis adukan.

1. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps. Adukan ini untuk

pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan

dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air

seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk :

Page 36: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-33

a. Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar

bangunan.

b. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang

disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja

c. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai

20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

1.3.3 Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga

selalu dalam keadaan masih segar dan belum mongering pada waktu

pelaksanaan pemasangan.

1.3.4. kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu

pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama

untuk adukan kedap air.

Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Batu Gunung

2.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

2.1.1 Pekerjaan Tembok Penahan tanah

2.1.2 Pekerjaan pasangan batu gunung lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.2 Persyaratan Bahan

2.2.1 Batu gunung

Batu gunung yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut

runcing dan tidak porous.

1. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan

dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),

diantaranya :

a. PC/semen : digunakan sejenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang

memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8

atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan dengan kadar

Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung

bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran.

c. Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan keras, bersih, tidak

keropos dan mempunyai permukaan yang kasar.

Page 37: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-34

d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang

merugikan pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan

2.3.1 Profil atau Bentuk Pondasi

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil/bentuk pondasi

dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai

dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan

Pengawas.

2.3.2 Galian Pondasi

Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan

Pengawas.Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm,

disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.Di

atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu gunung kosong yang dipasang

sesuai dengan gambar kerja.

2.3.3 Pasangan Batu gunung

Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran

1Pc: 4Ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar

kerja. Untuk kepala pondasi batu belah digunakan adukan kedap air 1Pc : 2Ps.

2.3.4 Adukan

Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada

bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian

tengah.

2.3.5 Jarak

Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanamkan stek-stek

tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan jumlah

tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus

tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai

dengan ukuran dalam gambar kerja.Demikian pula dengan bagian stek yang

tidak tertanam atau mencuat keatas sepanjang minimum 40-d atau sesuai

dengan ukuran dalam gambar kerja.

Page 38: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-35

Pasal 3 Pekerjaan Pasangan Batu Bata Ringan

3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

3.1.1 Pekerjaan Pasangan Bata Ringan

3.1.2 Pekerjaan Acian Bata Ringan

3.1.3 Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja

3.2 Persyaratan Bahan

3.2.1 Bata yang dipasang adalah jenis bata press sejenis HEBEL atau setara, dengan

ukuran 60 x 20 x 10.

3.2.2 Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik

dan air pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali

disebutkan laindalam gambar atau akan di lapis dengan lapisan

marmer, cladding aluminium,keramik, porselin, concrete block dan lain-

lain. Dalam hal dipasang bata klinker,alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 inch

dan dalamnya 0,5 inch. Pasangan haruslurus, teratur dan rapi.

1. Campuran (aggregate) untuk plester, perekat naad antar bata dan acian halus

harus dipilih yang bersih dan bebas dari segala macam kotoran, dan melalui

ayakan.

2. Campuran plesteran dan perekat antar bata adalah dengan perbandingan 1 PC :

5 Pasir pasang.

3. Lebar atau tebal naad/siar-siar adalah sesuai petunjuk yang disyaratkan oleh

produk bata bersangkutan.

4. Untuk area basah adalah dinding trasraam/rapat air dengan ketinggian dari

lantai setinggi 120 cm. Campurannya adalah 1 PC : 3 pasir pasang.

5. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm, apabila tebal melebihi 2 cm harus diberi

kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.

6. Perbandingan campuran plesteran acian halus adalah 1 PC : 3 pasir pasang.

Diterapkan pada seluruh permukaan plesteran adukan 1 : 5 maupun 1 : 3 yang

sudah kering benar.

7. Hasil akhir dinding adalah rata, tidak bergelombang.

Page 39: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-36

Pasal 4 Pekerjaan Beton Non Struktural

4.1 Lingkup Pekerjaan

4.1.1 Pekejaan Beton Bertulang

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1. Pembuatan kolom praktis 20 x 20 cm.

2. Pembuatan balok praktis/balok lantai, ring balok dengan ukuran sesuai yang

tercantum dalam gambar kerja.

4.1.2 Pekerjaan Beton Tumbuk

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1. Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar.

4.2 Persyaratan Pelaksanaan

4.2.1 Beton Bertulang

1. Campuran dan Mutu Beton.

Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non struktural ini

adalah K-175.

2. Pembesian.

Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,

sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan

NI-2 (PBI-1971).Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai

dengan gambar kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin

agar besi-besi tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari

papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan

bantalan tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

2. Pekerjaan Acuan/Bekisting.

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah

ditetapkan dalam gambar kerja.Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan

perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk

dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.Acuan harus rapat (tidak

bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah

lumpur dan sebagainya.

Page 40: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-37

3. Cara Pengadukan.

Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen portland,

pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi

dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat.Persiapan

perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

4. Pengecoran Beton.

Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan

pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan

sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan

panulangan, dan penempatan penahan jarak.Pengecoran beton hanya dapat

dilaksanakan atas persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.Pengecoran harus

dilakukan dengan menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton

cukup padat dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti

keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.

Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,

maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

Penyambungan beton lama dengan baton baru harus memakai adukan perekat

CALBOND. Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus

dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai

dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan

pengecoran baru.

5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.

Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin

tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan

mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton tanpa persetujuan

Direksi/Konsultan Pengawas.

6. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.

Pemasangan kolom praktis untuk :

a. Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.

b. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap luas

9 m2.

c. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar dan tepi luar

bangunan setiap luas 9 m2.

Page 41: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-38

d. Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

e. Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar.

8. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.

a. Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.

b. Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.

c. Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring

balok.

d. Setiap luas 9 m2pasangan dinding yang tinggi.

e. Dan atau superti yang tercantum dalam gambar kerja.

Ukuran balok praktis adalah sesuai gambar kerja.

9. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar kerja dan atau

seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab lain dalam buku ini.

10. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti yang tercantum

dalam butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau

tidak dalam gambar kerja.

11. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok

beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja harus

diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang terlebih dahulu telah

ditanam dengan baik pada bagian kolom dan balok praktis ini. Bagian yang

tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.

4.2.2 Pekerjaan Beton Tumbuk

Campuran beton tumbuk adalah 1Pc : 3Ps : 5Kr. Lapisan beton tumbuk harus

padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau

seperti tercantum didalam gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6

cm, dan atau sesuai dengan gambar kerja.

Pasal 5

Pekerjaan Kayu 5.1 Lingkup Pekerjaan

5.1.1 Pekerjaan Kayu Kasar.

1. Pekerjaan kayu kasar saperti tercantum dalam gambar kerja.

5.1.2 Pekerjaan Kayu Halus.

1. Daun Pintu

Page 42: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-39

2. Pekerjaan kayu halus lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

5.2 Persyaratan Bahan

5.2.1 Mutu dan Kualitas Kayu.

Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan yang terurai pada butir

berikut ini.Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa

cacat mata kayu, tidak putih kayu dan tidak retak.

5.2.2 Pekerjaan Kayu Kasar.

Kayu bangkirai atau sekualitas. Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81,

mutu kelas A, kelas keawetan II dan kelas kekuatan II.

5.2.3 Pekerjaan Kayu Halus

kusen serta kayu halus lainnya.

5.2.4 Kelembaban.

Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak

lebih dari 14 % terpasang. Untuk ketebalan kayu tidak lebih dari 7 cm, diijinkan

kelembaban kayu 25 % maximum. Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7

sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18 % maximum. Kelembaban kayu atau

kadar air kayu (moisture content) tersebut diatas diperiksa dengan alat

pemeriksa kelembaban kayu.

5.2.5 Bahan dan Alat Bantu.

Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.Bahan

perekat adalah lem putih untuk kayu produk HENKEL atau yang setara. Semua

pangikat berupa paku, sekrup, bout, dynabolt, kawat dan lain-lain harus

digalvanisasi.

5.3 Persyaratan Pelaksanaan

5.3.1 Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Kayu.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan untuk :

1. Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai

gambar kerja.

2. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan

dilapangan.

3. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus Kontraktor harus membuat shop drawing

untuk detail pemasangan dan sistem perkuatan. Selama pelaksanaan pekerjaan

kayu ini, Kontraktor harus selalu mengkoordinasikan dengan paket pekerjaan

Page 43: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-40

elektrikal, mekanikal, sanitasi khususnya apabila didalam pekerjaan ini terdapat

pemasangan fixtures dan armatur maupun jalur-jalur dari pekerjaan

tersebut.Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum

pelaksanaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran. Kontraktor harus

menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan instalasi pekerjaan lain

tersebut yang tersembunyi di balik permukaan kayu yang luas. Bentuk, ukuran,

profil, pola, nat dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil

jadi/finish.Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Direksi/Konsultan

Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali

tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung

jawab Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan

tambah.Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat

panggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus sudah

diberi lapisan anti karat yang memenuhi parsyaratan dalam Pasal Pekerjaan

Pengecatan di buku ini. Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak

diperkenankan pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang

disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Bilamana pada sistem perkuatan yang

tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi

kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah

disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat

meng-klaim sebagai pekerjaan tambah. Kontraktor harus memperhatikan dan

melaksanakan sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas

untuk sambungan dan hubungan kayu dengan bahan/material lain terutama

pada pekerjaan kayu halus.Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan

halus.Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampalas halus.Sebelum

pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua logam

tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang

diisyaratkan.

5.3.2 Pekerjaan Kayu Halus

Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan

diperlihatkan/ exposed dan permukaan kayu yang akan dilapis/ditempel dengan

bahan/material finishing harus diserut halus dan rata. Proses pengerjaan semua

kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan

Page 44: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-41

tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan. Persyaratan ini

mencakup pula untuk penyerutan.Setelah penyerutan mesin, baru kemudian

diperkenankan penyerutan tangan. Sambungan-sambungan harus dikerjakan

dengan ketelitian yang tepat dan rapih terutama pada bagian yang diperlihatkan

(exposed). Sambungan list-list pada sudut harus berupa sambungan adu manis

dan siku. Sambungan antara papan kearah memanjang harus berupa

sambungan ekor burung.Pekerjaan kayu ini harus dilaksanakan menurut pola

dan urutan pengerjaan sesuai dengan yang ditentukan/disyaratkan dalam

gambar kerja atau oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

5.3.3 Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Yang Tersembunyi.

Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik

berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat lainnya.Apabila hal tersebut

diatas ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mangganti tanpa

mengurangi mutu.Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor,

tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

5.3.4 Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) Kayu.

Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pengecatan pada buku ini.

Pasal 6

Pekerjaan Panel Daun Pintu

6.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan panel daun pintu lengkap pada ruangan, atau ruang lain seperti

tercantum dalam gambar kerja.

6.2 Persyaratan Bahan

6.2.1 Rangka Daun Pintu

Penggunaan bahan rangka daun pintu Kayu bangkirai oven, referensi bahan

sesuai dengan yang diuraikan pada Pasal 7 butir 7.2.3 diatas.

6.2.2 Bahan dan Alat Bantu.

Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80, bahan

perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang setara, semua

pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabott, kawat, dan lain-lain harus

digalvanized.

Page 45: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-42

6.3 Persyaratan Pelaksanaan.

6.3.1. Pekerjaan Kayu.

Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan

pelaksanaan pekerjaan kayu halus seperti terurai dalam Pasal 8 butir 8.3.

6.3.2 Daun Pintu.

Semua pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara fabrikasi. Semua

sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan panguat lain yang diperlukan

hingga terjamin kekuatannya harus memperhatikan/menjaga kesikuannya dan

kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang

atau cacat bekas penyetelan. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus

dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan

siap untuk penyetelan/pemasangan. Pembuatan dan pemotongan profil kayu

dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.Semua ukuran

harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

Pasal 7

Pekerjaan Pasangan Keramik

7.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

7.1.1 Pekerjaan Keramik Pada Dinding Km/Wc

7.1.2 Pekerjaan Keramik Lainnya Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.

7.2 Persyaratan Bahan

7.2.1 Keramik (Ceramic Tile)

Jenis : Granit tile

Permukaan : Anti slip untuk km/wc, lazed untuk dinding km/wc.

Ketebalan : 6 mm.

Warna : Ditentukan kemudian.

Ukuran : 60 x 60 cm untuk lantai dan meja wastapel, 20 x 40 untuk

dinding toilet dan 20 x 20 km/wc.

Kualitas : Kelas 1

Produk : Setara Platinum

7.2.2 Contoh Bahan

Page 46: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-43

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada

Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna),

selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang

dikirim ke lapangan.

7.2.3 Keramik

keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama,

masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.

7.3 Persyaratan Pelaksanaan Keramik

7.3.1 Pemasangan

Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,

tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan. 8.3.2.

Direndam Sampai Jenuh Air. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan

merendam sampai jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.

7.3.4 Pola Pemasangan.

Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing

atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

7.3.5 Pemotongan.

Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu

dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.Hasil

pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong

dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa

dengan sebelum dipotong.

7.3.6 Ketebalan Finish

Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat

pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti

disyaratkan dalam gambar kerja.

7.3.7 Keramik Bersih Dari Bercak Noda

keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk

parekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih

dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

7.3.8 Setelah Pemasangan

Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari

injakan/ pemberian beban.

Page 47: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-44

7.3.9 Kerusakan atau Cacat

Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali

dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.Biaya untuk pekerjaan ini adalah

tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

7.3.10 Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa

sudah harus terpasang pada tempatnya.Kontraktor harus mempelajari gambar

kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah

pengarahan Konsultan Pengawas.

Pasal 8

Pekerjaan Pengecatan

8.1 Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah pengecatan seluruh plesteran

bangunan dan/ bagian – bagian lain. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

8.1.1 Pekerjaan Pengecatan Dinding Eksterior (weathershield)

8.1.2 Pekerjaan Pengecatan Dinding Interior

8.1.3 Pekerjaan Pengecatan Plafond

8.1.4 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan

8.1.5 Pekerjaan Pengecatan Langit – langit Gypsum

8.1.6 Pekerjaan pengecatan lainnya seperti tercantum pada gambar kerja

8.2 Persyaratan Bahan

8.2.1 Cat Tembok

- Ekterior : ICI Dulux atau setara.

- Interior : ICI Dulux atau setara.

8.2.2 Cat Logam dan Kayu

Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama.

Produk Platon atau yang setara.

8.2.3 Cat Marka

Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan

memantulkan cahaya pada malam hari (Retroreflektif) bila terkena sinar lampu

kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal :

AASHTO M 247 – 81 untuk butiran kaca (GLASS BEAD).

Page 48: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-45

AASHTO M 249 – 79 untuk cat THERMOPLASTIC

Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 (empat) komponen dengan

komposisi sebagai berikut:

Binder

Glass beads

Titanium dioxide (TiO2)

Calcium Carbonate dan inert Filler

Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan

ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 ± 2ºC.

Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux

(warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir

tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.

8.2.4 Cat Langit – Langit Gypsum

Cat serta pelapis lain yang digunakan adalah produksi PT. ICI INDONESIA mutu

terbaik, yaitu terdiri dari :

ICI Alkali Resisting Primer A 931 – 1050

ICI Acrylic Wall Filler A 931 – 9001

ICI Vinyl Acrylic Emulsion A 921

Dengan warna – warna yang akan ditentukan kemudian

8.2.5 Keaslian Cat

Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut diatas

mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.

Pembuktian berupa :

1. Segel kaleng

2. Test BD

3. Test laboratorium

4. Hasil akhir pengecatan

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.Hasil tes kemurnian

ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke

Direksi/Konsullan Pengawas.

8.2.6 Contoh Pengecatan

Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna dan jenis cat pada

bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut

Page 49: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-46

harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis

lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).

8.2.7 Cat Cadangan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk

kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis

cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan

mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai

sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

8.3 Persyaratan Pelaksanaan

8.3.1 Tebal Cat

Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila

dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama

dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak

bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda

sapuan, roller maupun semprotan.

8.3.2 Peralatan Pelindung.

Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau

membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan

peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang

harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.

8.3.3 Keadaan Cara Pengecatan.

Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang

lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.Terutama untuk

pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau

membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai

ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya lancar.Di dalam keadaan

tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas

angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.

8.3.4 Peralatan

Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum

cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas terbaik dan

jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

Page 50: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-47

8.3.5 Cat Dasar

Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan

hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

8.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain

kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari

Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.

8.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen

bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut

terpasang.

8.3.8 Standard Pengejaan (Mock-Up)

Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada

satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang

tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara

pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan

oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah

ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang ini

akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan Pengecatan.

8.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas harus diulang

dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar

atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh

Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan

tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

8.3.10 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari

pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim

sebagai pekerjaan tambah.

8.3.11 Pekejaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit

dan Tripleks :

1. Sebelum pelaksanaan : Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,

kotoran atau noda lain, bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang

pernah dicat dan dalam kondisi kering.

2. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan

dimana tidak mungkin menggunakan roller.

Page 51: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-48

Pasal 9 Pekerjaan Kusen Aluminium

9.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

9.1.1 Pekerjaan kusen aluminium

9.1.2 Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela

9.2 Persyaratan Bahan

9.2.1 Kusen dan Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.

Spesifikasi bahan kusen dan rangka daun jendela

Jenis : Aluminium extrusion Fin.Anodized

Ketebalan : Minimum 1,3 mm

Produk : YKK

Tipe : Shop Front lebar 4”

Dan lain-lain sesuai gambar kerja/shop drawing

Persyaratan untuk konstruksi kusen :

- Defleksi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.

- Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2)

- Ketahanan terhadap udara (minimum 15 m3/jam)

- Ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.

Untuk bahan pelengkap lainnya :

- Sekrup terbuat dari Stainless steel.

- Weather strip dari neopron rubber gasket.

- Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung

dengan alluminium.

- Angker rangka kusen dati steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc

mimimal 13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.

- Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus

diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealant.

9.3 Persyaratan Pelaksanaan.

9.3.1 Umum.

Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja

dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe jendela yang terpasang harus sesuai

dengan Daftar Tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan

Page 52: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-49

ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan dan lain-lain.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop drawing”

dan membuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang

dimintakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk

sebagai berikut :

Gambar : Uraian/Informasi.

Denah : Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel.

Daftar jenis pintu : Merk, kualitas, bentuk, material, finish, tipe, jendela,

bovenlicht anti karat, anti rayap, glass hardware, dll.

Shop drawing detail : Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing metode,

lokasi, metoda instalasi, hardware, dll.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan

Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela. Semua kusen dan

rangka daun harus dikerjakan selain pabrikasi dengan teliti sesuai dengan

ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.Kusen

dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang,

goresan-goresan, pada permukaan yang tampak selama fabrikasi maupun

pemasangan. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak

tepatan pemasangan, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka

Kontraktor harus memperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi

spesifikasi dengan biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di klaim sebagai

pekerjaan tambah. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan

pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang

langsung diapit oleh kolom praktis.Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan

dan dijaga agar angker kusen tetap dapat barfungsi.

9.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.

Semua profil aluminium dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan

ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai

dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan kelengkungan yang

dipersyaratkan. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat

yang aman terlindung dari benda-benda yang dapat menyebabkan kerusakan

pada permukaan, terutama material besi. Hasil pemotongan dengan mesin

Page 53: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-50

potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai

toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm dan untuk diagonal adalah

2 mm. Profil aluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau

goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.

Pengelasan diperkenankan menggunakan Non Activated Gas (Argon) dari arah

bagian dalam agar dalam sambungan tidak tampak oleh mata.Sekrup harus

dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan

sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air. Untuk

pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontak

dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal

bersangkutan harus diteri lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.

Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm,

kemudian celah yang terjadi diberi beton ringan (grout). Agar kedap air dan

kedap suara sekeliling tepi profil diberi lapisan sealant, profil yang bersentuhan

dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran diberi lapisan “Anti

Corrosive Treatment” dengan insulating varnish seperti Asphaltic Varnish.

Setelah pemasangan profil-kusen aluminium dan jendela, maka sekeliling kusen

yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan

Vynil tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. Profil aluminium

harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat Apabila

tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah

tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam

gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna.Daun pintu dan jendela harus

dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan Kontraktor harus

membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan

Kontraktor.Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan

terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya

dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari

Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak

boleh menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber

Seal’ pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan

kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5 mm.

Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis Iurus, sejajar garis profil,

Page 54: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-51

bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.

Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus

dibersihkan dengan “Volatile olie".Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi

dengan “Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari bentutan

alat-alat pada waktu pembangunan.Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan

bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda

tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus

kemudian diberi material pelindung.

Pasal 10

Pekerjaan Dinding Partisi

10.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan partisi dengan rangka hollow untuk bagian bangunan yang

merupakan sekat-sekat ruang sesuai dengan gambar kerja.

10.2 Persyaratan Bahan

10.2.1 Spesifikasi Bahan Rangka Partisi

Bahan rangka yang digunakan adalah hollow 4x4 untuk pas alucabond dan

hollow 40x80.

10.2.2 Persyaratan Untuk Konstruksi Rangka Partisi

1. Masing-masing rangka disambung dengan sekrup (flat join), setiap

penyambungan harus siku dan lurus.

2. Rangka partisi harus benar-benar kuat, tegak lurus dan menurut peil yang

dikehendaki.

10.2.3 Untuk Bahan Pelengkap Lainnya

1. Sekrup terbuat dari stainless steel.

2. Weather strip dari neopron rubber gasket.

3. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat panggantung dengan

hollow.

4. Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc mimimal

13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.

10.2.4 Panel Partisi

- Panel gypsum 9 mm.

Page 55: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-52

- Kualitas baik, mempunyai bidang datar yang halus.

Ketebalan seragam, permukaan tidak melengkung, cukup keras.

10.3 Persyaratan Umum

10.3.1 Pengukuran Lapangan

Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja

dan melakukan pengukuran lapangan.

10.3.2 Tipe Partisi

Tipe partisi yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam gambar

kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, untuk profil, material, detail, arah

bukaan pintu dan lainnya.

10.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kunci dan Alat Gantung

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan pelaksanaan

pekerjaan kunci dan alat gantung.

10.3.4 Rangka Partisi

Semua rangka partisi, panel dan daun harus dikerjakan secara pabrikasi.

10.3.5 Rangka dan Panel

Rangka dan panel harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang,

goresan-goresan pada permukaan selama pabrikasi maupun pemasangan.

10.3.6 Kerusakan dan Cacat

Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan

pemasangan karena Kontraktor kurang cermat dan teliti maka Kontraktor harus

mernperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan

biaya ditanggung Kontraktor, tanpa dapat dituntut sebagai biaya pekerjaan

tambah

10.4 Persyaratan Pelaksanaan

10.4.1 Rangka Partisi

Semua rangka partisi dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan

ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

Bahan yang akan diproses prabikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai

dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, dan perlengkapan yang

disyaratkan. Sebelum pemasangan lembaran-lembaran panel, Kontraktor wajib

memeriksa bahwa kerangka partisi untuk tumpuan pemasangan telah sesuai

dengan baik letak, bentuk, maupun ukuran.

Page 56: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-53

10.4.2 Sekrup Anti Karat/Stainless Steel.

Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti

karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga tiap sambungan harus tahan air.

10.4.3 Rangka Partisi

Rangka partisi harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90

derajat.Apabila tidak terpenuhi Kontraktor harus membongkar, biaya yang

timbul adalah tanggungan Kontraktor.Semua sistem dan mekanisme yang

disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna.

10.4.4 Material Pelindung.

Bila rangka partisi ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan

pelindung harus digunakan.Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air

bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus, kemudian beri material

pelindung.

Pasal 11 Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela

(Alat Penggantung Dan Kunci)

11.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :

11.1.1 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela

Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu

pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.

11.2 Persyaratan Bahan

Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.Apabila terjadi

perubahan atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu

secara tertulis dari Pemberi Tugas. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan

untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan Direksi/Konsultan

Pengawas.Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap

(anak kunci).Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis

bahan pintu.

11.2.1 Kunci – Kunci

Kunci – kunci yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara. Tiap kunci harus

mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan

Page 57: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-54

contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis/Konsultan

Supervisi. Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela kayu dan binnya seperti

tercantum dalam gambar kerja.

11.2.2 Perlengkapan Pintu Ayun

1. Engsel (Hinge)

Mekanisme : Ayun satu arah (single swing)

Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon

Memenuhi standard SII -0407-80

Pemakaian : Pintu kayu dan aluminium

Ukuran : Standard produk (45 x 75 mm)

Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu

Produk : Setara KEND

Warna : Ditentukan kemudian

2. Kotak Kunci (Lockcase)

Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).

Pemakaian : Pintu kayu dan aluminium.

Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (latch bolt)

Dan mempunyai lidah malam (tolling dead bolt)

Produk : Setara KEND/CISA

Warna : Ditentukan kemudian

3. Silinder (Cylinder)

a. Spesiflkasi : Sistem anak kunci dua arah

Pemakaian : Pintu kayu pada setiap bangunan

Produk : Setara KEND/CISA

b. Spesifikasi : Pegangan dalam/luar yang dapat diputar dengan tombol

penekan pada pegangan dalam Jika dalam keadaan darurat,

pintu dapat dibuka dan sisi luar dengan “emergency pin”

Pemakaian : Pintu kamar mandi

Produk : Setara KEND/CISA

4. Pegangan Pintu (Handle)

Spesiflkasi : Pegangan dalam yang dapat diputar dengan tombol penekan

pada pegangan dalam, indikator isi/kosong H pada sisi luar

Pemakaian : Pintu km/wc umum

Page 58: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-55

Produk : KEND atau setara

Spesifikasi : Pegangan dalam/luar dengan handle biasa

Pemakaian : Semua pintu kayu dan aluminium

Produk : KEND atau setara

5. Penahan Pintu (Door Stopper)

Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan panahan karet pada salah satu

Ujungnya, Panjang total + 9 cm.

Pemakaian : Pintu yang tidak menggunakan door closer

Produk : KEND atau setara

6. Door Closer

Spesifikasi : - Lengan dapat disetel untuk menahan pintu tetap terbuka

(hold open”) pada posisi tertentu sesuai dengan pilihan

- Memiliki pengatur kecepatan menutup sehingga kecepatan

tersebut konstan.

- Tipe Hidroulik “Automatic back-check”

Pemakaian : Semua pintu ruang ber- AC atau sesuai dengan gambar kerja.

Produk : KEND, Warna ditentukan kemudian.

7. Grendel Tanam Putar

Pemakaian : Pintu kayu dengan dua daun/pintu ganda sesuai dengan

gambar kerja.

Produk : KEND atau setara.

11.2.3 Perlengkapan Pintu Dorong

1. Rel Pintu

Spesifikasi : - Rel pintu dipasang di bagian atas lengkap dengan roda

penggantung

- Pada bagian bawah dipasang rel dan roda penahan pintu.

- Besar rel disesuaikan dengan berat pintu yang digantungnya

Pemakaian : - Semua pintu ruang yang memakai pintu jenis dorong

- Pintu plat baja pada bangunan gudang

Produk : - Henderson, Hillaldam atau setara

11.2.4 Perlengkapan Jendela Jungkit.

1. Casement

Mekanisme : Kombinasi dari prinsip engsel dan hak angin, sudut bukan

Page 59: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-56

hingga 135 derajat

Pemakaian : Jendela Aluminium Jungkit

Spesifikasi : Bahan dari baja difinish dengan Elektor Galvanized

Ukuran : 900 mm.

Kemampuan menahan beban daun jendela untuk :

Maks.Tinggi : 1525 mm, Maks. berat : 14,50 kg.

Agar dapat sesuai dengan jendela, Kontraktor harus meminta

kejelasan tipe ini kepada pabrik pembuat.

Produk : KEND atau setara

2. Slot

Spesifikasi : Spring knip

Pemakaian : Semua jendela jungkit

Produk : KEND atau setara

Warna : Ditentukan kemudian

11.2.5 Kehandalan Kerja

Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik

sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara

kasar dan halus.

11.3 Persyaratan Pelaksanaan

11.3.1 Shop Drawing

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)

berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan

dilapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang

diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail

khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak

sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap pintu

dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan

Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan

pintu, jendela dan bovenlicht khususny lockcase, handle dan blackplate harus

rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja

dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak

tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

Page 60: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-57

11.3.2 Engsel

Pemasangan : Sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya

untuk setiap pintu dan jendela.

Engsel atas : + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

Engsel bawah : + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Khusus pintu toilet/peturrasan dan janitor ,adalah + 32 cm (as) dari permukaan

bawah pintu.

11.3.3 Door Stopper

Pemasangan : Untuk pintu toilet/peturrasan, dipasang pada dinding dengan

minimum ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu.

Untuk pintu lain dipasang pada lantai, letaknya diatur agar

daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat

pintu terbuka.

Pasal 12

Pekerjaan Rangka Atap

12.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan rangka atap meliputi:

12.1.1 Pasangan Rangka Atap baja Ringan

12.1.2 Pemasangan Baja Ringan Lainnya Sesuai Dengan Gambar Kerja

12.2 Persyaratan Bahan

Material struktur rangka atap

12.2.1 Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :

1. Baja mutu tinggi G550

2. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa

3. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa

4. Modulus geser 8 x 104 MPa

12.2.2 Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Lapisan pelindung seng

dan aluminium tangguh ex PT. BlueScope Steel Indonesia dengan komposisi

sebagai berikut :

1. 55% Aluminium (Al)

2. 43,5 % Seng (Zinc)

3. 1,5 % Silicon (Si)

Page 61: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-58

4. Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100

12.2.3 Profil Material :

1. Rangka Atap

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi

profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang

adalah 11m dan 6m.

2. Reng

Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga

dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar

baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah 6m

3. Talang

Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45

mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

4. Screw

Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi

sebagai berikut :

a. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)

b. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw

kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut :

Diameter kepala : 12 mm

Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14

Panjang : 20 mm

Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel

Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN

Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN

Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

c. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng)

dengan ketentuan sebagai berikut :

Diameter kepala : 10 mm

Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16

Panjang : 16 mm

Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel

Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

Page 62: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-59

Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN

Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN

12.3 Persyaratan Pelaksanaan

12.3.1 Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil

pengukuran terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan

12.3.2 Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain. G.

Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain

12.3.3 Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support sementara

untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini

tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh

tenaga ahli dari pabrik.

12.3.4 Jarak antar kuda-kuda, jarak ikatan angin/bracing maksimum adalah 1.2 m

12.3.5 Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-hal berikut:

12.3.6 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang

sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.

1. Alat potong harus dalam kondisi baik.

2. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.

3. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

Pasal 13

Pekerjaan Langit-Langit

13.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

13.1.1 Pekerjaan Plafond Gypsum

Pekerjaan langit-langit gypsum untuk seluruh ruang dan atau sesuai gambar

kerja.

13.2 Perawatan Bahan

13.2.1 Gypsum

- Tebal : 9 mm.

13.2.2 Rangka Langit-langit.

- Hollow.

- Ukuran sesuai dengan gambar kerja.

- Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2.

Page 63: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-60

13.2.3 List Langit-langit.

Bahan : Gypsum.

Ukuran list : sesuai dengan gambar kerja.

Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.2.

13.3 Persyaratan Pelaksanaan

13.3.1 Rangka Langit-langit.

Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah hollow. Harus

diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-

angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan

memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak

tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. Desain dan produk

dari plafond langit-langit harus mendapat persetujuan dari Perencana dan

Pengawas. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan

gambar rencana untuk itu. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan,

rekomendasi dari produsen dan ketentuan Kontraktor. Semua rangka harus

terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi

batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang

digunakan). Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut

pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar,

Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana dan Pengawas. Setelah

pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-

benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang

terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktoruntuk

memperbaiki sampai disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh

biaya ditanggung oleh Kontraktor.

13.3.2 Langit-langit

Plafond gypsum yang dipasang adalah gypsum yang telah dipilih dengan baik,

bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,

gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari

Direksi/Konsultan Pengawas. Plafond gypsum dipasang dengan cara

pemasangan sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh pabrik

pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk Plafond gypsum, dan pola

Page 64: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-61

pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah selesai terpasang, bidang permukaan

langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bargelombang, sambungan

antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk

jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan pengecatan

harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.

13.3.3 List Langit-langit

Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal 7 Pekerjaan Kayu butir 7.3.

Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam serta diisi

dempul, setiap jarak tertentu sedemikaian rupa sehingga lis langit-langit

menempel kuat, lurus dan rata. Setiap sambungan sudut rnerupakan

sambungan adu manis. Pada setiap sambungan harus memakai lem putih

sebelum pemakuan.Penyelesaian akhir (finishing) adalah Melamic. Pekejaan

pengecatan harus sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat.

13.3.4 Peralatan-peralatan Yang Terpasang

Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai

disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus

terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti 61rmature lampu, grill AC.

Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.

Pasal 14

Pekerjaan Batu Koral Merah

14.1 Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan:

14.1.1 Pekerjaan Hamparan Batu Koral Merah

14.2 Persyaratan Bahan

1. Bahan yang dipakai adalah batu koral sikat (dia. 10-20 mm) warna merah,

dengan pengerjaan di hampar di tempat, sesuai lokasi yang ditentukan dalam

gambar.

2. sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan material contoh

untuk disetujui oleh project officer.

3. Semua material sebelum diapakai harus mendapat persetujuan manajer

konstruksi. Contoh bahan harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat

persetujuan manajer konstruksi sebelum dipakai.

Page 65: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-62

Pasal 15

Pekerjaan Water Proofing

15.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian yang di waterproofing antara lain sebagai berikut :

15.1.1 Plat atap dan over stek

15.1.2 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.

15.1.3 Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

15.2 Persyaratan Bahan

15.2.1 Persyaratan standar mutu bahan:

Bahan Water proofing yang dipakai adalah produksi HITCHINS dengan Standar

sesuai yang ditentukan oleh produsen Kontraktor tidak dibenarkan merubah

standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas.

15.2.2 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli :

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan

pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa :

1. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance

Warranty)

2. Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty)

3. Jaminan Kekuatan selama 5 ( lima ) Tahun

15.2.3 Waterproofing untuk atap :

1. Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang

berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.

2. Jenis waterproofing yang dipakai adalah TRAFFIGARD Produksi HITCHINS

berupa cairan Heavy Bodied Acrylic Polymer- Gel dengan penulangan serat

fiberglass. jenis expose yang tahan terhadap UV.

3. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan ,persyratan teknis pelaksanaan dari

produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari

Pengawas.

4. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk

mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%) atau

sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi / pipa dan lain lain harus

sudah terpasang. Area yang akan diberi water proofing harus bebas dari

kotoran,( debu, minyak, sisa adukan dan lain lain ).

Page 66: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-63

5. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan

permukaan dan perawatan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-

petunjuk yang disyaratkan produsen.

15.2.4 Waterproofing untuk reservoir , toilet, pantry, Teras, balkon dan bagian-bagian

yang tidak terexposed langsung pada matahari dan hujan.

1. Jenis waterproofing yang dipakai adalah FORMDEX PLUS Produk ex HITCHINS

dengan konsumsi lebih kurang 1 kg / m2 kecuali untuk groud reservoir dengan

konsumsi 1,5 kg/ m2 atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen.

2. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara

pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah

pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

3. Pelaksanaan :

a. Permukaan beton harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan

menggunakan air bertekanan tinggi, , sambungan pengecoran ,pertemuan

sudut dinding dan lantai dan sekeliling sparing pipa harus dibobok/ diketrik

terlebih dahulu dan dibersihkan dengan cara disemprot dengan air

beretekanan tinggi.

b. Water proofing system coating dengan perbandingan 3 kg Formdex Plus : 1

liter air bersih. Aduk hingga arata selama 2 – 3 menit. . Coating pertama

dengankonsumsi 0,5 / 0,75 kg Formdex Plus / m2 dengan waktu seating 2 –

3 jam kemudian dilanjutkan dengan pengisian bekas bobokan/ ketrikan

sambungan pengecoran sparing pipa dan bobokan/ ketrikan lainnya dengan

menggunakan FORMROCK 122 . Setelah mongering dapat dilanjutkan

dengan coating kedua dengan konsumsi 0,5 / 0,75 kg / m2 . Permukaan

bidang yang telah diwatereproofing harus dilindungi terhadap hujan,

matahari, genangan air dan debu ditutup dengan plastik atau sejenisnya.

c. Formdex yang telah diaplikasi harus dijaga kelembabannya selama

minimum 7 ( tujuh ) hari agar proses kristalisasi terus berlangsung mencapai

hasil yang optimum Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan

water proofing dianggap selesai.

d. Reservoir bawah tanah dilapisi waterproofing pada seluruh bagian kulit

beton dinding, lantai dan atap ruang-ruang tersebut pemasangan dan bahan

waterproofing pada bagian kulit beton dinding dan lantai mengikuti

Page 67: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-64

ketentuan-ketentuan pada poin 2.4 pasal ini. Bagian langit-langit kulit

tersebut, dilapisi dengan cat epoxy, produk Propan atau setara persyaratan

dan cara-cara aplikasi mengikuti ketentuan dari produsen, jenis epoxy yang

dipakai adalah yang tidak beracun dan tidak larut dengan air.

15.3 Syarat Pelaksanaan

15.3.1 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan teknis dari

produsen.

15.3.2 Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini

dibersihkan sampai keadaanya dapat disetujui oleh Pengawas, Peil dan ukuran

harus sesuai gambar.

15.3.3 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari

produsen dan sesuai dengan gambar rencana atas persetujuan Pengawas

15.3.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya

Kontraktor harus segera melaporkan kepada perencana dan Pengawas

sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan

disuatu tempat dalam hal ada kelainan /perbedaan ditempat itu, sebelum

kelainan tersebut dibuatkan putusanya oleh Perencana dan Pengawas.

Pasal 16 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof dan atap Kaca/Skylite

16.1 Lingkup Pekerjaan

16.1.1 Pekerjaan Penutup Atap Metal Roof

16.1.2 Pekerjaan Penutup Atap Kaca/ SkyLite

16.2 Persyaratan Bahan

16.2.1 Atap Metal Roof

Jenis atap yang digunakan adalah atap seng genteng metal roof dengan ketebalan

4.5 mm, bentuk, ukuran dan warna seng sesuai dengan gambar bestek dan rencana.

16.2.2 Atap kaca/ Skylite

Atap kaca/ Skylite yang digunakan adalah kaca tempered

Dengan ukuran sesuia dengan gambar dengan mutu terbaik dari jenisnya. Jenis

dan warna akan ditentukan kemudian dengan persetujuan Perencana dan

Pengawas. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan baik

Page 68: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-65

dan tidak cacat. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan,

kehilangan bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama

pelaksanaan.

16.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan

16.3.1 Atap Metal Roof

1. Penyambungan penutup atap seng adalah sekurang kurangnya satu setengah

gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak ada kelihatan cahaya dari

bawah.

2. Pemasangan skrup pada lengkungan atas dari seng genteng metal roof.

3. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material

penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner pada

masa pelaksanaan konstruksi.

5. Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type

Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material.

6. Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara Pemasangan

dan Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh Tenaga Ahli Pabrik

sebelum pekerjaan pemasangan atap dimulai.

7. Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus

dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan

aluminium sengnya.

8. Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung

digunakan. Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung

dengan tanah.

16.3.2 Atap Kaca/Skylite

1. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari

produsen dan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana dan

Pengawas.

2. Kontraktor diwajibkan mengikuti gambar detail sesuai ukuran/bentuk

mekanisme kerja yang ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.

3 Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya

telah diterima oleh Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk

dilaksanakannya pekerjaan ini.

Page 69: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-66

4 Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar

detail dan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan

dengan hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak dengan

yang baru baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik

dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

Pasal 17

Pekerjaan Lansekap

17.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud mencakup pekerjaan/kegiatan:

1. Tanaman Penutu Tanah

2. Tanaman Buah

3. Land Levelling

17.2 Persyaratan Pelaksanaan

Persyaratan Pelaksanaan harus menyangkut peningkatan kenyamanan,

kemudahan dan kesehatan penduduk Gedung, Dengan hanya ada sedikit akses

jalan yang menuju kepemandangan pedesaan dan kebutuhan mendesak bagi

penglihatan dan pendengaran yang tenang, indah, tentram yang hanya dapat

disediakan oleh alam.perlu keterlibatan peran arsitek lansekap untuk berperan

menfasilitasikan-nya.

Pasal 18 Pekerjaan Pagar BRC

18.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

18.1.1 Pagar BRC Tiang Besi

18.1.2 Pagar BRC Tiang Kolom Beton

18.2 Perawatan Bahan

Bahan Pagar BRC dengan Standar sesuai yang ditentukan oleh produsen

Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin

dari Pengawas.

18.2.1 Pagar BRC Tiang Besi

- Ukuran Pagar :

Page 70: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-67

Tinggi : 120 cm

Panjang : 240 cm

Diameter : 8 mm

- Ukuran Tiang :

Tinggi : 150 cm

Diameter : 2 Inch

- Finishing Hot Dip Galvanized (permukaan lebih kasar, ketahanan terhadap

korosi 8-10 tahun)

18.3 Persyaratan Pelaksanaan

18.3.1 Pembersihan Lapangan

Pembersihan lapangan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala

kotoran/sampah, akar-akar kayu. Pembongkaran bangunan lama dilaksanakan

dengan tidak menggangu /merusak bangunan lain yang telah ada. Sebelum

memulai pekerjaan pembangunan pagar,penyediaan jasa wajib membersihkan

lokasi dari puing-puing, kayu, batu-batuan serta benda lain yang dianggap dapat

menggangu pelaksanaan Pemabungan.

RSNI.T-12-2002 (B.8) & RSNI.T-12-2002 (B.4) Sebagai langkah awal peleksanaan

pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-

hal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna. Penebangan

pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak

merusak struktur tanah.

18.3.2 Pengukuran dan Bowplank

Pengukuran Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut

bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan

Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini. Kami juga berkewajiban mencocokkan ukuran-

ukuran satu sama lain dan segera melaporkan kepada Direktur bilamana

terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan

tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-

gambar sebelum berkonsultasian dari Direktur. Apabila terdapat ketidak

sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan. Letak

titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai

kesepakatan dalam peninjauan lokasi. Titik peil ini harus ditetapkan dengan

membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak boleh

Page 71: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-68

bergesar/berubah. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi

dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman. Atas persetujuan Direktur, penentuan

titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan dengan alat ukur optic yang

sudah di Tera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga patok

(peil nol).

18.3.3 Pemasangan BRC Tiang Kolom Beton

Pembesian Kolom di rakit dengan cetakan yang telah dibuat. Sejumlah ikatan

dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya tiang kolom sesuai tipe

ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat. Pamasangan

pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom. Besi yang

horizontal diikat pada besi vertikal.

Pasal 19 Pekerjaan Perkerasan

19.1 Lingkup Pekerjaan

19.1.1 Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan

termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan

baik dan sempurna.

19.1.2 Pekerjaan ini meliputi :

- Persiapan area sub grade dan sub base.

- Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton)

- Pasangan Paving Block dan assesories ex conblock.atau setara tebal 8 cm

type dan warna lihat External Finish Schedule.

19.2 Persyaratan Bahan

19.2.1 Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit pavers yang pecah,

retak, lobang, berubah warna dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau

menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda.

19. 2.2 Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan

pinggiran yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan

pola yang ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi.

Gunakan unit yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong

dengan palu tidak disetujui.

19.2.3 Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.

Page 72: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-69

19.2.4 Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage)

dan tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk

untuk finish permukaan paving.

19.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

19.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata

19.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan

base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base

yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan

base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80

19.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di

atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan

level yang dikehendaki.

19.3.4 Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai

ketebalan 60 mm - 70 mm, jaga agar kandungan kelembaban tetap konstan dan

kepadatan longgar dan konstan sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan.

19.3.5 Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk

menghambat pertumbuhan rumput-rumput.

19. 3.6 Pasang pavers beton : dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum

4 mm, hati-hati jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai

spacer bars, tempatkan pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers

bars. Gunakan tali untuk menjaga garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih

cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Isi gap antar unit yang

melebihi 4 mm dengan potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers

yang untuh.

19.3.7 Getarkan pavers beton sampai ke leveling course dengan vibrator plat

almplitube rendah berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan.

Lakukan sekurang-kurangnya 3 kali bolak-balik. Getarkan di bawah kondisi

berikut :

- Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan

sebelum permukaan terkena hujan.

- Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers

beton yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang

Page 73: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-70

terbuka dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup

1,2 m pada setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan.

19.3.8 Sebarkan pasir.secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan.

Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi

penuh, kemudian singkirkan pasir yang lebih.

19.3.9 Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.

19.3.10 Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus

untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat.

Lindungi unit pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri

para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi tetapi

lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-bahan

dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit

pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dan sebelum

pekerjaan mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah terdapat

panas yang cukup dipermukaan dari udara panas beberapa hari. Periksa dan

jaga ketepatan garis sesering mungkin.

19.3.11 Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan dengan tangan

secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3

bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving

sampai sambungan-sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda

penggantian.

19.3.12 Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau

kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelah seperti yang

dikehendaki. Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan

dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula, dengan melakukan

pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.

19.3.13 Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara

yang disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak

atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Page 74: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-71

Pasal 20 Pekerjaan Hot Mix

20.1 Lingkup Pekerjaan

20.1.1 Bagian ini meliputi penyedian dan pemasangan semua pekerjaan pengerasan

untuk jalan dan parkir kendaraan sebagimana ditunjukkan dan tertera dalam

gambar-gambar atau atas petunjuk Perencana Pengawas.

20.1.2 Pekerjaan ini meliputi :

- Persiapan area sub grade dan subgrade dan subbase

- Urugan pasir.

- Pasangan hot mix dan assories.

20.1.3 Persyaratan pekerjaan

Semua pekerjaan yang harus disediakan dipasang sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dalam : NI -2. NI - 3, NI -8, AASHO T 99 dan buku pedoman penentuan

perkerasan jalan raya No. 04/pd/bm/1974 DPUTL Bina Marga.

20.2 Persyaratan Bahan

20.2.1 Pasir yang dipergunakan untuk bahan dasar jalan harus cukup keras, cukup

mempunyai susunan derajad gradasi . Tidak boleh mengandung Lumpur,

20.2.2 Batu pecah yang dipergunakan harus cukup keras, tidak ada tanda-tanda

keretakan dan kelapukan dan terdiri dari ukuran-ukuran sebagai berikut :

a. Sub Base tidak kurang dari 5 -7 cm dan.

b. Base, tidak kurang dari 1 - 2 cm.

20.2.3 Aspal (penetrasi tunggal) yang dipakai harus berasal dari campuran antara aspal

panas dan kerikil halus dibuat langsung ditempat pekerjaan atau dibuat

workshop.

20.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan

20.3.1 Padatkan tanah sub grade secara merata

20.3.2 Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan

base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base

yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan

base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80

20.3.3 Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di

atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan

level yang dikehendaki.

Page 75: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-72

20.3.4 Taburkan pasir batu (abu batu) sebagai bahan pengisi setebal 20 mm dan

dipadatkan sampai denngan level. Rencana digilas dengan Roller seberat 2,50

ton minimal 2 kali.

20.3.5 Taburkan lapisan Hotmix dengan metode Aspalt Mixing Plant.

Pasal 21 Pekerjaan Drainage

21.1 Lingkup Pekerjaan

21.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, termasuk alat-alat

bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.

21.1.2 Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainage sedemikian sehingga aliran air

hujan, air bekas dari lavatory, floor drain atau dari sumber-sumber lain, selama

dan sesudah pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar.

Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan, Kontraktor harus mengusahakan

alat-alat untuk melindungi pekerjan tersebut, misalnya pompa air, selokan

pembuangan atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya.

21.1.3 Pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan bak kontrol dan saluran

drainage serta untuk pekerjaan beton lainya supaya mengikuti ketentuan-

ketentuan yang tercantum dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan

material. Persiapan dan cara-cara pelaksanaanya, acuan dan lain-lainya.

21.1.4 Macam Pekerjaan

Macam pekerjaan drainage meliputi pelaksanaan saluran pipa PVC dalam tanah,

selokan-selokan Bak kontrol, saluran penyambung dari jalan keselokan dan

saluran air sesuai dengan spesifikasi lainya tentang pekerjaan tersebut, dan

batas-bats kedudukan, kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam

gambar perencanaan.

Pekerjaan ini juga mencakup pembongkaran saluran-saluran yang telah ada

sebelumnya kecuali pengawas menentukan bahwa selokan-selokan tesebut

dapat dipakai lagi.

Bak Kontrol (control box)

Pada-tempat-tempat tertentu, seperti yang tercantum dalam gambar

Perencana, Kontraktor harus membuat bak kontrol (control box) untuk

Page 76: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-73

mengontrol kecepatan air dan mencegah adanya erosi ke saluran

penampungan. Kontraktor hendaknya meneliti semua gambar-gambar

perencanaan, sebelum memulai pekerjaan. Apabila terdapat perbedaan-

perbedaan antara gambar perencana dengan site, Kontraktor harus

menanyakan pada pengawas/perencana. Dan Kontraktor harus membuat

gambar-gambar revisi dengan persetujuan Pengawas. Bak kontrol (control box)

dibuat dengan beton betulang dengan mutu K 175, kecuali disebutkan lain

dalan gambar perencanaan ukuran lihat gambar detail lengkap dengan tutup

dari beton yang dapat dibuka. Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar

perencanaan bila terdapat ukuran-ukuran yang kurang jelas, Kontraktor harus

mengikuti semua petunjuk-petunjuk Pengawas.

Page 77: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-74

BAB IV

SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 Sistem Elektrikal

4.1 Lingkup Pekerjaan

4.1.1. Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik

dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan

peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi

ini.Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau

peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal

dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan

atau peralatan tersebut sehinggai sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan

disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.

4.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan.

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi

listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan

dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang

dimaksud adalah sebagai betikut :

Pengadaan dan Pemasangan

1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi Penerangan.

2. Instalasi pengkabelan.

3. Instalasi penerangan dan kotak kontak.

4. Armature lampu dan lampu-lampu lainnya seperti yang ditunjukkan dalam

gambar rencana.

5. Insfalasi penerangan luar.

6. Instalasi penangkal petir.

7. Instalasi grounding.

8. Melakukan testing dan commissioning.

4.2 Standard atau Rujukan

4.2.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)

4.2.2 Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)

4.2.3 International Electrotechnical Commission (IEC)

Page 78: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-75

4.2.4 SPLN

4.2.5 Spesifikasi Teknis Penangkal Petir dan Pentanahan

4.3. Ketentuan Bahan dan Peralatan.

4.3.1 Panel Tegangan Rendah.

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus

mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

2. Konstruksi dalam parel-panel serta letak dari komponen-komponen dan

sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor

terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan,

penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan

mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan

juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-

komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang panelnya.

3. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-

T, 1 busbar neutra1 dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk panel 1 phasa,

cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk

besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dati 650 C

4. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang

dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang

tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak

tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm

dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengarus induksi serta ada

sertifikasi tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).

6. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan

serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui

Perencana.

4.3.2 Kabel Tegangan Rendah.

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan 500 V,

0,6/1 KV untuk kabel NFA2X, NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi :

a. Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY),

Copper/sector shape (NYFGbY).

Page 79: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-76

b. Insultaion : PVC

c. Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC

d. Sheat : PVC.

2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.

b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.

3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC atau

NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel

feedernya.

4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan

persetujuan terlebih dahulu.

5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2

4.3.3. Syarat Khusus (lampu, saklar, kotak kontak, cable ladder/tray, dll).

1. Lampu TLD

a. TebaI plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm

b. Ballast (Transformator) untuk lampu TLD harus dari bahan Low Loss Type

c. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TLD harus dapat

memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85

d. Fitting lampu TLD (lamp Holder) type.

e. Finishing untuk lampu TLD harus di Cat Oven/Powder Coating.

2. Syarat Umum

a. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dan karat, dengan

ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui deh Perencana/Direksi

Pengawas.

b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi

penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga

pekerjaan-pekerjaan seperti panggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan

dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.

c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).

6. Kotak Kontak dan Saklar

a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah

type pemasangan masuk/inbow (Rush-mounting).

b. Kotak-kontak rating 16 A dan mengikuti standard VDE.

Page 80: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-77

c. Flush-box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push

button harus dipakai dan jenis bahan bakely atau metal dari produk yang

sama.

d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dan permukaan lanlai. Pada ruang-

ruang yang basah/lembab harus dan jenis water dicht (WD) sedang untuk

saklar dan isolating switch dipasang maksimal 130 cm dan permukaan lantai.

e. Kodak kontak khusus/Industrial type, untuk area tertentu, akan ditentukan

kemudian.

Spesifikasi dan kotak kontak industrial type adalah sebagai barikut :

Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug

Material : Polyester-polyamide cover slainless steel screw

parts

Protection Index : IP 66

Operation temperature : - 60 - + 600 C

Vollage operation : 250 V atau 400 V

Rated Current : 16 A & 63 A.

Pole of Configurations : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.

7. Konduit

a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British

Standard-BS dan Elecbonical Standardization CENELEC) untuk pengujian

karakteristik bahan antara lain, tahan terhadap bahaya kebakaran ringan

kelenturannya dan lahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah)

pada saat pengecoran lantai atau kolom beton.

b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact atau metal conduit,

dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan

minimum diameter dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dan

material/ bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles,

inspecbon elbows, reducens, locknuts, terminal boxes dan berbagai

perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan

maupun saat perawatan.

9. Grounding

a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper Conductor).

Page 81: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-78

b. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang

kabel masuk (incoming feeder).

c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal

berdiameter 11/4”, diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.

d. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah

tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

e. Kedalaman grounding minimum 6 meter.

4.4 Perawatan Teknis Pemasangan

4.4.1 Panel-panel.

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan

harus rata (horizontal/waterpas).

2. Setiap kabel yang masuk/keluar dan panel harus dilengkapi dengan gland dan

karet atau panutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Pada lokasi-lokasi yanq khusus (shaft listrik, gudang atau penerangan luar),

panel-panel harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.

4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan

menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.

5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontroll/busbar atau

banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal blok yang baik

mutunya (lihat item produk).

6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push

button, harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam

mengoperasikannya dan estetik.

7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.

8. Semua panel harus ditanahkan.

4.4.2 Kabel-kabel.

1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas

dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.

2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk

mengidentifikasikan phasanya sasuai dengan WIL 1987 pasal 701. Sedangkan

untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4

macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutra1 dan grounding).

Page 82: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-79

3. Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas

tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem

dengan rapi.

4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel

penerangan.

5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2atau lebih harus dilengkap dengan sepatu

kabel untuk terminasinya.

6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus

mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah

pateri.

7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana

sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya

diamankan dengan batu tata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum

adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel. 8. Untuk kabel feeder yang

dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support, minimum setiap

jarak 50 cm.

9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah

jalannya kabel.

10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya

harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanized

dengan diameter minimum 2 ½ kali panampang kabel.

11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable

Ladder.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus

dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali

penampang kabel.

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak

terminal yang terbuat dan bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan

dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi

minimum 4 cm.

14. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m

disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.

Page 83: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-80

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak

penyambungan dan memakai alat penyambung barupa las-dop merk Legrand

atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama

dengan warna kabelnya.

4.4.3 Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafondd

dan arsitek dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafondd yang

terbuat dari bahan aluminium.

4.4.4 Kotak Kontak dan Saklar

1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan

dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai, untuk kotak kontak dan 1500

mm untuk saklar.

2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type

water dicht (bila ada). 1.4.5. KWH Meter.

a. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang

terpasang dalam sub-sub panel harus diletakkan sedemikian rupa sehingga

mudah dilihat/dibaca dengan baik.

b. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan

setelah disepakati barsama Arsitek.

4.4.5 Lampu Penerangan.

1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafondd Arsitek

dan disetujui Pengawas Lapangan.

2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafondd yang

terbuat dan bahan aluminium.

3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.

4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman

(fuse box ) pada ketinggian maximum 500 mm dari tanah.

4.5 Pengujian

4.5.1 Umum

Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus diadakan pengujian

secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi

dengan sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan

Page 84: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-81

LMK/PLN sarta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah paralatan

tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sisbm,

untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.Semua biaya untuk

mendapatkan sertifikat Iulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang

perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sandiri.

4.5.2 Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.

1. Panel-panel tegangan rendah

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat Iulus pengujian dan

pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut

berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun

gangguan berupa undervoltage, over current, overthennis, short circuit dan lain-

lain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel tegangan rendah

Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus dari PLN yang

terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-

ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger

tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

Penyalaan baru boleh diiaksanakan apabila dinyatakan Iulus oleh Direksi

Lapangan yang didasarkan pada hasil pergukuran (data) langsung dari semua

instalasi.

3. Lighting Fixtures.

Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan

pengujian atau pengukuran faktor daya (cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang

diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor-motor Litrik.

a. Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan

pemakaian dan lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang.

b.Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.

c. Pemasangan motor-motor listriik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan hasil

pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.

Page 85: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-82

4.6 Peralatan Maintenance

Kontraktor diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools kit) untuk

semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.Semua

peralatan tersebut harus baru dan asli.

4.7 Produk

Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi.

Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan

yang dispesifikasikan ke MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada

persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya

adalah sebagai berikut : Bahan/Peralatan Merk/Pembuat

1. Terminal Block : Local

2. MCCB, MCB dll : ABB, MG, Siemen, GE, Moeller

3. Pembuat Panel : SIER, PANELINDO

4. Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme

5. Conduit High Impact : EGA

6. Lampu TLD :

Ballast : Philips,GE

Capasitor : Philips, GE

Lamp : Philips,Interlite, GE

7. Saklar & Kotak Kontak : Clipsal 2000, MK Legrand, Panasonic Broco K1

Page 86: Spesifikasi Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Dan Infrastruktur Pusat Produksi Benih Tanaman Buah Tropika

| SPESIFIKASI TEKNIS S-83

BAB V PENUTUP

5.1 Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus

dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya

Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran

khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh

lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai.

5.2 Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan

penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-

rapat koordinasi lapangan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor, Konsultan

Perencana dan atas persetujuan Pelaksana Teknis , PPTK, Kepala Bidang,

DanMengetahui, Kepala Dinas Bangunan Dan Kebakaran

Konsultan Perencana

PT. DAYA CIPTA DIANRANCANA