spesifikasi teknis

64
B BA AB B I I U UM MU UM M P P E E N NJ J E E L L A AS S A AN N K KE E T TE E N NT T U UA AN N U UM MU UN N & & T TE E K KN NI I S S T TA AT TA A L L A AK KS S A AN NA A D DI I L L A AP P A AN NG GA AN N P P a a s s a a l l 1 1 P P E E R RS S I I A AP P A AN N D DA AN N P P E E N NG GU UK KU UR RA AN N 1.1. URAIAN PEKERJAAN 1.1.1. Lingkup Pekerjaan PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH PEKERJAAN PASANGAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PEKERJAAN FINISHING PASANGAN, KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN PEKERJAAN LANTAI & PENGECATAN PEKERJAAN PLAFOUND PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK PEKERJAAN SANITASI 1.1.2. Sarana Bekerja Tenaga Kerja/Tenaga Ahli Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan teknis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Peralatan Bekerja. Alat-alat bantu, seperti mesin, las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Bahan-bahan Bangunan. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya. 1.1.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuanketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Direksi. 1.2. PENJELASAN RKS & GAMBAR 1.2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perbahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing). 1.2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. 1.2.3. Bila terdapat perbedaan-perbedaan dalam Dokumen perencanaan yag menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Proyek serta Konsultan Perencana sebagai tembusan dan Kontraktor harus mengikuti keputusan tersebut.

Upload: emilaprillo

Post on 17-Jan-2016

150 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

spektek gedung

TRANSCRIPT

Page 1: SPESIFIKASI TEKNIS

BBAABB II UUMMUUM M

PPEENNJJE ELLA ASSA ANN KKE ETTE ENNTTUUAANN UUMMUUNN && TTE EKKN NIIS S TTA ATTAA LLA AKKS SAAN NAA D DII L LAAP PAAN NGGAAN N

PPaassa all 1 1 PPEERRSSIIA APPA ANN DDAAN N PPE ENNGGU UKKU URRA ANN

1.1. URAIAN PEKERJAAN

1.1.1.Lingkup Pekerjaan PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH PEKERJAAN PASANGAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PEKERJAAN FINISHINGPASANGAN, KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN PEKERJAAN LANTAI & PENGECATAN PEKERJAAN PLAFOUND PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK PEKERJAAN SANITASI

1.1.2. Sarana Bekerja Tenaga Kerja/Tenaga Ahli

Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan teknis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Peralatan Bekerja. Alat-alat bantu, seperti mesin, las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Bahan-bahan Bangunan. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

1.1.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuanketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Direksi.

1.2. PENJELASAN RKS & GAMBAR

1.2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perbahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1.2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.

1.2.3. Bila terdapat perbedaan-perbedaan dalam Dokumen perencanaan yag menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Proyek serta Konsultan Perencana sebagai tembusan dan Kontraktor harus mengikuti keputusan tersebut.

Page 2: SPESIFIKASI TEKNIS

1.3. TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR

1.3.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

1.3.2. Kehadiran Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberik nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

1.3.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.

1.3.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.

1.3.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

1.3.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

1.3.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik Proyek, Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang mauun belum; adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

1.4. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1.4.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan memdapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sar-jana Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.

1.4.2. Dengan adanya Pelaksanana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

1.4.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Direksi, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

1.4.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Direksi, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan dibertahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

1.4.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

1.5. KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

1.5.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syara(RKS) ini maupundalam berita acarapenjelasan pekerjaan, bahan-bahan yang akan di per-gunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.

1.5.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi. 1.5.2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan

Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.

Page 3: SPESIFIKASI TEKNIS

1.5.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

1.5.2.3. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak untuk untuk menunjuk tenaga akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Suplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.

1.5.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

1.5.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Direksi secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambahan.

1.5.3. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi tugas,

selanjutnya contoh tersebut harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

1.5.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

1.5.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut di atas.

1.6. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1.6.1. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Direksi.

1.6.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kwalitas jelek yang diynatakan afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

1.6.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1o/oo ( satu permil ) dari harga borongan.

1.6.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.

1.6.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan Pekerjaan-pekerjaan yang mengunakan bahan-bahan tersebut diatas.

Page 4: SPESIFIKASI TEKNIS

1.7. KOORDINASI PELAKSANAAN 1.7.1. Jadwal Pelaksanaan

1.7.1.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.

1.7.1.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi, paling lambat dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.

1.7.1.3. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

1.7.1.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana.

1.7.1.5. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

1.7.1.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

1.7.1.7. Suplier & Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)

1.7.1.7.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

1.7.1.7.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier bahan.

1.7.1.7.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

1.7.2 Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan

1.7.2.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.

1.7.2.2 Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan ,patokan ukuran yang dipakai adalah terhadap patok ukur (“Bench Mark”) yang telah ada existing, dengan setiap kali menyesuaikan ukuran di gambar kerja atau dipakai patokan-patokan yang ada didalam tapak.

1.7.2.3 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di tapak untuk patok titik mula setiap bagian dari pekerjaan.

1.7.2.4 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat pemecahannya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.

Page 5: SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II

PEKERJAAN SIPIL DAN STRUKTUR

Pasal 1 PERSIAPAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1.1. Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peil-peil dan lain-lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam gambar, BQ dan di lapangan.

1.1.2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum

pekerjaan tersebut dimulai. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk meyakinkan : • Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan • Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan • Peil-peil ketinggian yang diperlukan • dan lain-lain

1.1.3. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap

bahan, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya.

1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolak-dolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya.

1.2. PEKERJAAN PENGUKURAN

1.2.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.

1.2.2. Standar/rujukan

Tidak ada. 1.2.3. Prosedur Umum

Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor. Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.

1.2.4. Persyaratan Pengukuran

Page 6: SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan pengawas. Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon Tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon Tertutup adalah sebagai berikut: • Kerangka Horizontal (poligon):

- Salah menutup sudut = n10 (n = banyak titik/sudut)

- Salah relatif ≤1/1000 • Kerangka Vertikal (sifat Datar)

- Salah satu penutup beda tinggi = D10 km (mm) (D = total jarak terpendek) Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

1.2.5. Patok/Bench Mark

1.2.5.1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok-patok yang dibuatnya.

1.2.5.2. Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan. Tidak diperkenankan mengikat binatang pada patok. Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas.

Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.2.5.3. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton seperti dalam gambar berikut, kecuali bila ditentukan lain di lokasi pekerjaan.

c f

d a b

Plain concrete Stone bedding Compacted subgrade 10 e 90-95% soildensity

a b c d e f. Tanah Lunak : 10

0 90 15 20 45 2.5 Cm

Tanah Kasar : 70 50 15 15 15 2.5 Cm

Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan pengawas.

Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini. 1.2.5.4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah

harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.

Page 7: SPESIFIKASI TEKNIS

1.2.5.5. Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.

1.2.6. Tim Ukur dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan pengawas.

1.2.7. Bahan-bahan

Tidak ada.

1.2.8. Pelaksanaan Pekerjaan 1.2.8.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran

Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan. Catatan lapangan yang terpisah harus buat untuk setiap kategori berikut: • Pemeriksaan melintang. • Ketinggian patok. • Lokasi pengukuran. • Konstruksi pengukuran. • Potongan melintang. Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran. Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku lapangan. Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga ditempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.

1.2.8.2. Pemeriksaan Ketepatan Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus

diperiksa Konsultan pengawas pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas selama pemeriksaan pengukuran lapangan.

Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan:

Kesalahan sudut meyilang e1 = n1

Kesalahan garis menyilang e2 = 22 )()2( D+ L = perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang Selatan.

D = perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik keberangkatan barat.

Ketepatan = perimeter

e

Page 8: SPESIFIKASI TEKNIS

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya. Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tepat terlihat jelas selama pemeriksaan. Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

Pasal 2 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI

2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut: • Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga

kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.

• Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong-gorong, jalur utilitas dan lainnya seperti ditunjukan pada Gambar Kerja.

• Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan kesuatu tempat pembuangan yang telah ditentukan.

• Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian. • Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.2. STANDAR/RUJUKAN

• American Assosciation of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) • American Society for Testing and Materials (ASTM). • Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

2.3. PROSEDUR UMUM

2.3.1. Penggalian

2.3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Konsultan pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.

2.3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan berikutnya.

2.3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai pertunjuk Konsultan pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.

2.3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.

Page 9: SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.

2.3.1.7. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam lubang galian.

2.3.1.8. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

2.3.1.9. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi

2.3.1.10. Kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator.

2.3.2. Urugan dan Timbunan

2.3.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pekerjaan urugan/timbunan telah disetujui Konsultan pengawas.

2.3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan pengawas.

2.3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor ditempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan pengawas.

2.3.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.

2.3.3. Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel whell vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

2.4. BAHAN-BAHAN

Lihat butir 2.5. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.5.1. Galian

2.5.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Konsultan pengawas.

2.5.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Konsultan pengawas sehingga bila dibutuhkan dan

Page 10: SPESIFIKASI TEKNIS

memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

2.5.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan pengawas yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.

2.5.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung-jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.

2.5.1.5. Kontraktor harus mengingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 15 cm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5 cm3 atau berukuran lebih besar dari 1 meter, yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan/atau diledakan.

2.5.2. Urugan dan Timbunan

2.5.2.1. Bahan Urugan • Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,

bahan-bahan lain yang menggangu dan butiran batu lebih besar dari 10 cm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.

• Bila menurut pendapat Konsultan pengawas, suatu bahan tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 15 cm dan lebih kecil dari 5 cm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.

• Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan pengawas seperti disebutkan dalam butir 2.5.1.2. dari Spesifikasi Teknis ini.

• Bahan urugan yang disimpan didekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang disetujui tersebut.

• Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang diisyaratkan.

2.5.2.2. Persiapan Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan sebelumnya: • Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar

kerja dan Spesifikasi Teknis. • Kontraktor harus memberitahu Konsultan pengawas sebelum

memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan pengawas akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.

Page 11: SPESIFIKASI TEKNIS

• Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Konsultan pengawas.

2.5.2.3. Penempatan Bahan Urugan • Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan waktu hujan. • Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus

ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 30 cm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.

• Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai dengan ketentuan dalam butir 2.5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.

• Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 2.5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.

• Kecuali ketentuan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat teknis.

• Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum pemadatan lapisan terdapulu disetujui Konsultan pengawas.

• Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan pengawas.

2.5.3. Pemadatan

2.5.3.1. Umum • Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki

kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai.

Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic tire rollers, grid roller, three-wheeled power rollers, vibratory, sheeps foot atau tamping roller atau alat pemadat lain yang disetujui.

• Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.

• Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus untuk setiap 600 m2, atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas.

• Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian rupa agar efisien.

2.5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal

Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan berdasarkan metode ASTM D1557-70 (AASHTOT180-74) yang umum dikenal sebagai modified Proctor Test.

2.5.3.3. Pengawasan Kelembaban

Page 12: SPESIFIKASI TEKNIS

Pada saat pemadatan yang dibutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan dan pengukuran yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang diisyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan teknis.

2.5.3.4. Penggilasan

• Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan pengawas, yang memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi. Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadat lainnya yang disetjui. Jenis urugan dan ukuran dan berat peralatan harus sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

• Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Konsultan pengawas agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dilanjutkan.

2.5.3.5. Kepadatan Tanah Kohesif

Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang melalui saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Daerah Pemadatan Kepadatan

Relatif (%)

Kadar Air (%)

Pemadatan Umum Jalan Utama dan Daerah parkir Kendaraan Berat (1 m lapisan atas) Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan Ringan (0.5 m lapisan atas) Lapisan Gudang dan Bengkel (0.5 m lapisan atas) Pemadatan saluran (kecuali ditentukan lain)

90

95

95

95

90

-3 Wo + 3 -4 Wo + 2 -4 Wo + 3 -4 Wo + 2 -3 Wo + 3

Wo = Kadar Air Optimal

2.5.3.6. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif

Page 13: SPESIFIKASI TEKNIS

Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat emadatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif (%)

Timbunan di bawah lapisan drainase Timbunan pengisi di bawah pelat lantai Dasar jalan Pemadatan saluran Saluran

Tidak ada persyaratan khusus. Cukup digilas dengan bulldozer (mis: D-6) 95 bisa juga diperiksa dengan beberapa kali lintasan roller sesuai petunjuk Konsultan pengawas 95 92 Tidak ada persyaratan khusus

2.5.4. Pembuangan Bahan Galian Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat yang ditentukan.

Pasal 3 PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PONDASI

3.1 PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PONDASI

3.1.1 Pekerjaan galian dan urugan meliputi: • Galian tanah untuk pondasi dan sloof . • Galian tanah untuk areal basement dan saluran air hujan • Galian tanah untuk badan jalan • Urugan dan pemadatan tanah untuk badan jalan • Urugan tanah kembali lubang pondasi • Urugan pasir di bawah pondasi

3.1.2 Pengerjaan

3.1.2.1 Kontraktor bertanggungjawab atas tata letak yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan Pengawas/Tim teknis. Bench mark yang bersifat tetap ataupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.

3.1.2.2 Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus menempatkan pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan galian

Page 14: SPESIFIKASI TEKNIS

dan urugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.

3.1.2.3 Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serta rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan harus dibersihkan, kecuali untuk hal-hal tertentu yang tidak mengganggu sesuai dengan petunjuk Pengawas/Tim Teknis.

3.1.2.4 Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar atau BQ dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya. Apabila terjadi galian melebihi kedalaman yang ditentukan, maka pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pembari Tugas.

3.1.2.5 Bila diperlukan untuk mendapat daya dukung tanah yang lebih baik, maka dasar galian tanah pondasi harus dipadatkan/ditimbris/ditumbuk.

3.1.2.6 Pada bagian-bagian galian yang dianggap dapat longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan penahan/turap atau dengan cara lain.

3.1.2.7 Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melibihi 20 cm, dan setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan kotoran lainnya.

Pasal 4

PEKERJAAN BATU KALI

4 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

4.1 Lingkup Pekerjaan : ♦ Pembuatan pondasi batu kali ♦ Pembuatan dinding penahan tanah dan tangga

4.2 Persyaratan Bahan

4.2.2 Semen Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna. 4.2.3 Pasir. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,

keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis. 4.2.4 Air. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,

garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. 4.2.5 Batu Kali Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut

runcing dan tidak porous.

4.3 Persyaratan Pelaksanaan 4.3.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus memperhatikan detail

bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.

4.3.3 Sebelum pemasangan, batu kali harus bersih . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu kali tersebut.

4.3.4 Jenis Adukan perekat/spesi. 4.3.4.1 Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini

untuk pasangan batu kali dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

Page 15: SPESIFIKASI TEKNIS

4.3.4.2 Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran ini untuk :

4.3.4.3 Untuk menutup semua bagian batu kali baik permukaan pada bagian tepi/luar supaya kedap terhadap air.

4.3.4.4 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

4.4 Syarat pemasangan batu kali

4.4.2 Pasangan batu belah kosong untuk lantai kerja/aanstamping batu belah dipasang di bawah pondasi batu belah dengan ukuran sesuai gambar/BQ.

4.4.3 Batu belah untuk pondasi yang digunakan harus dari jenis batu keras dengan rata-rata berukuran 15-20 cm (batu kali atau batu gunung yang dibelah), jenis yang dipakai harus bermutu granit, kwarsit, cukup keras, tanpa kulit, tidak berpori, tidak bercacat alur/cacat lain yang melemahkan.

4.4.4 Batu belah yang digunakan/dipasang dengan posisi elemen-elemen yang tegak, rapat, padat, dan celah diantara batu belah harus diisi dengan pasir urug sampai penuh.

4.4.5 Material lain seperti pasir, semen, dan air harus memenuhi persyaratan seperti disebutkan dalam bab terdahulu.

4.4.6 Adukan yang digunakan adalah campuran 1Pc : 4 Ps atau sesuai gambar/BQ. Aduk perekat harus betul-betul mengisi rongga antara batu belah dan tidak boleh lebih tebal dari batunya, rongga yang cukup besar harus diisi dengan batu yang lebih kecil.

4.4.7 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat bentuk/profil pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

4.4.8 Galian pondasi harus telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim teknis. Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm.

4.4.9 Setiap jarak 50 cm as-as harus dutanam stek diameter 10 mm untuk sloof dan dinding pasangan yang tercantum dalam gambar kerja. Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom beton tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.

4.5 Pemeliharaan

Selama pasangan batu kali belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya. Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 5 PEKERJAAN STRUKTUR BETON

5 PEKERJAAN STRUKTUR BETON

5.1 Pekerjaan beton meliputi semua pekerjaan beton: • Pembuatan poer beton bertulang • Pembuatan pondasi telapak.

Page 16: SPESIFIKASI TEKNIS

• Pembuatan sloof beton bertulang • Beton bertulang struktur kolom, balok, pelat

5.2 Material

5.2.2 Besi Beton • Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U 24 polos (BJTP) untuk

sengkang, U 39, U 32 ulir (BJTD) untuk tulangan pokok, kecuali bila disebutkan lain dalam gambar rencana/kerja.

• Ukuran baja harus sesuai dengan gambar, dan penggantian dengan diameter lain hanya berdasarkan ijin tertulis dari Tim Teknis. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari perhitungan atau gambar.

• Besi beton yang digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat atau terdapat serpihan, gelembung, lipatan, dan atau tanda-tanda yang menunjukan kelemahan dari material tersebut, sehingga pada percobaan lengkung 180 derajat tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.

• Besi beton juga harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas atau hal lain yang dapat mempengaruhi perletakan beton dengan besinya.

• Kawat beton/ikat harus berkwalitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiemater 1 mm.

• Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat yang diperbolehkan

Toleransi diameter

Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0,4 mm 10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm)

± 5 % ± 0,4 mm

16 mm sampai 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)

± 4 % ± 0,5 mm

5.2.3 Semen Portland • Semen portlad yang digunakan ialah kualitas jenis I menurut SII.13

1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan untuk memaki produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk lain yang diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus memakai merk yang sama.

• Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya. Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan urutan pengiriman.

• Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.

• Semen yang sebagian sudah membantu dalam kantong, sama sekali tidak boleh digunakan. Semen portlad yang digunakan ialah kualitas

Page 17: SPESIFIKASI TEKNIS

jenis I menurut SII.13 1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan untuk memaki produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk lain yang diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus memakai merk yang sama.

• Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya. Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan urutan pengiriman.

• Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.

• Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh digunakan.

5.2.4 Agregat • Agregat kasar harus berupa kerikil atau batu pecah yang

mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat atau tidak porous, serta kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebih 4% berat.

• Dimensi maksium dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi bersangkutan.

• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam, dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung, dan sebagainya.

• Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan, dan tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.

• Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregat yang telah disetujui Tim Teknis, untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading semalam masa pelaksanaan.

5.2.5 Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengadung minyak, asam, garam, alkalis, atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971.

5.2.6 Admixture • Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara

pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.

• Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetuan dari Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS mengenai hal tersebut. Untuk hal itu pemborong diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan lainnya yang dianggap perlu.

• Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, pemborong harus memberikan hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7,14,21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakanbahan-bahan admixture itu.

Page 18: SPESIFIKASI TEKNIS

5.3 Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan struktur beton 5.3.2 Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, pemborong diwajibkan

membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan keputusan dari Direksi. Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama pemborong sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton K. 225 dari Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik atau Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, berdasarkan contoh sebelumnya yang telah diserahkan.

5.3.3 Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan , termasuk kekuatan; toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1:3:5. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku.

Apabila Konsultan Pengawas/Tim Teknis memandang perlu, pemborong dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Pengawas atas beban pemborong.

5.3.4 Semua pekerjaan tersebut baik untuk pekerjaan awal, kelengkapan yang diperlukan dan penyelesaiannya, harus dilaksanakan oleh tenaga ahli berpengalaman yang mengerti benar akan pekerjaan.

5.3.5 Sebelum dimulai pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan kawat ikat, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi mutu beton. Disamping itu, seluruh bidang cetakan harus dibasahi secukupnya serta perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah cetakan.

5.3.6 Keseluruhan pekerjaan terikat kokoh pada tempatnya/dudukannya maupun bentuknya, sehingga tidak mudah berubah selama pengecoran berlangsung. Penggetaran dan pengrojokan harus menampilkan hasil yang sesuai dengan gambar baik bentuk, jumlah, jarak, dan ukurannya.

5.3.7 Adukan dalam keadaan matang baik menurut waktu, jumlah putaran, bentuk maupun warna.

5.3.8 Beton-beton yang mengeras, kotoran-kotoran pada alat-alat pengaduk (beton mollen) dan alat-alat pembawa (dolak, ember, roda) harus bersih dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.

5.3.9 Semua pekerjaan pengecoran (struktur, kolom, balok, dinding, plat) harus diselesaikan sekaligus dalam satu kali pengecoran.

5.3.10 Setiap permukaan beton khusus yang tampak/akan tampak harus dalam keadaan tanpa cacat berat.

5.3.11 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.

5.3.12 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

5.3.13 Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari berturut-turt setelah pengecoran.

5.4 Perancah

5.4.2 Acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan , juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar linkage). Susunan acuan

Page 19: SPESIFIKASI TEKNIS

dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukan inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.

5.4.3 Penggunaan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari pada acuan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan merupakan tanggung jawab pemborong (Bambu tidak boleh dipakai).

5.4.4 Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

5.4.5 Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.

5.4.6 Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan bahwa pekerjaan inijangan sampai merugikan kekuatan konstruksi

5.4.7 Setelah pekerjaan di atas selesai dan siap untuk pengecoran, harus diperoleh ijin pelaksana/persetujuan Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS untuk dapat melangkah ke pekerjaan selanjutnya.

5.4.8 Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan seperti pada "Recommended Practice for Concrete Formwork" (ACI.34768) dan peninjauan terhadap beban angin dan lail-lain peraturan dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

5.5 Konstruksi Cetakan

5.5.2 Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.

5.5.3 Semua cetakan beton harus kokoh Alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-

cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.

Sebelum beton di cor, permukaan dari cetakan-cetakan harus

diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan melepaskan cetakan.

Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.

Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

5.5.4 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

Page 20: SPESIFIKASI TEKNIS

5.6 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan 5.6.2 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus diikuti

petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan

kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera

sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

5.6.3 Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.

5.7 Penyekat-penyekat air

5.7.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar.

Kontraktor harus menyiapkan semua perekat-perekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.

5.7.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dengan lengkung-lengkung (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.

5.7.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

5.7.5 Beton boleh di cor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.

5.7.6 Dalam semua hal, beton yang akan di cor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara krikil dan spasinya.

5.8 Pekerjaan Sparing

5.8.2 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

5.8.3 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5.8.4 Bilamana sparing (pipa. dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipinfahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5.8.5 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan

harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

5.8.6 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

Page 21: SPESIFIKASI TEKNIS

5.9 Pengangkutan Beton Cara dan alat-alat yang digunakan untuk penganguktan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dengan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

5.10 Pengecoran

5.10.2 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lain-lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungandengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.

5.10.3 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lapas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merta sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

5.10.4 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.

5.10.5 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/ penulangan yang ada.

5.10.6 Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau Tim Teknis yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.

5.10.7 Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahkan agar dalam pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.

5.10.8 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

5.10.9 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construksion joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dituang sebelum pekerjaan dilanjutkan.

5.10.10 Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan

Page 22: SPESIFIKASI TEKNIS

kapasitas minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

5.10.11 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenaKonsultan Pengawasan dalam beton.

5.11 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

5.11.2 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk meghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak dijinkan untuk dibebani.

5.11.3 Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

5.11.4 Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, pat atap, tangga dan kolom.

5.12 Perawatan (Curing)

5.12.2 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merk SIKA. Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan bada bagian-bagian pekerjaan.

5.12.3 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

5.12.4 Perawatan beton setelah tiga hari. Yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis arau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas, sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu daklam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

5.13 Perlindungan (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

5.14 Perbaikan Permukaan Beton

5.14.2 Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar

Page 23: SPESIFIKASI TEKNIS

atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak maka hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan ijinya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal tersebut.

5.14.3 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak yang harus dibuang dengan pematahan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor edemikian dan sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.

5.14.4 Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas, hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat, maka jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak akan memuaskan tampaknya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1 pc : 3 ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm Demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan dan pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

5.15 Penyekat-penyekat Air

5.15.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.

5.15.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joint and bends), pasak-pasak untuk penyekat air, pertemuan untuk perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.

5.15.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

Page 24: SPESIFIKASI TEKNIS

5.16 Pekerjaan Sparing dan Conduit 5.16.2 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus

sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

5.16.3 Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur. 5.16.4 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar

pelaksanaan dan bila tidak dak ada dalam gambar, maka Pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan Konsultan Pengawas/Tim teknis.

5.16.5 Bilamana sparing(pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulangan (besi), maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5.16.6 Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dapat diperkuat sehingga tidak akan bergesep pada saat pengecoran beton.

5.16.7 Sparing pipa air hujan dan pipa lainnya serta bagian-bagiannya yang tertanam dalam ataupun bersinggungan dengan beton harus dibuat dari bahan yang tidak merusak beton.

5.16.8 Pipa-pipa yang tertanam dalam plat dan balok beton tidak boleh mempunyai diameter yang lebih besar dari pada 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa dan balok tersebut tertaman.

5.16.9 Pipa-pipa serta bagian-bagiannya yang yang menembus lantai atau

balok penempatannya harus memilih tempat-tempat dimana besar momen 0, atau sesuai denagn petunjuk Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS.

5.16.10 Sparing-sparing dan pipa-pipa harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

Page 25: SPESIFIKASI TEKNIS

5.17 Kualitas dan Pengujian Beton 5.17.2 Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K.225

untuk struktur utama, K.175 untuk struktur praktis dengan didahului mix design . Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam P.B.I 1971.

5.17.3 Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mixed di laboratorium yang ditunjuk.

5.17.4 Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9. dari P.B.I 1971, mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai di sini adalah sekitar 0,52 - 0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9. ayat 3 P.B.I tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 5 m3 beton. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

5.17.5 Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS.

5.17.6 Selama Pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dan maximum 12 cm. Untuk pengujian slum sesuai dengan kaidah yang berlaku.

5.17.7 Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatanmix design maupun

pada pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam P.B.i 1971.

5.17.8 Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air , selama 7 (tujuh) hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.

5.17.9 Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umut 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memebrikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 71 dengan tidak menambah biaya bagi pemberi tugas.

5.18 Finishing Beton

5.18.2 Permukaan beton semi expose Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat berupa

plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Apabila dipergunakan bahan kayu, maka kayu acuan untuk

permukaan beton exposed ini tidak boleh dipergunakan kebih dari 3 (tiga) kali. Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat berupa plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Page 26: SPESIFIKASI TEKNIS

5.18.3 Permukaan beton biasa Bahan acuan dapat dari kayu atau bahan-bahan lain yang harus

mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Apabila dipergunakan bahan kayu, harus setara dengan kayu meranti

dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 3 (tiga) kali.

5.19 Beton Ready Mixed 5.19.2 Bila dipakai beton ready-mix maka proses pabrik, pengukuran,

campuran harus sesuai dengan ACI-304 dan ASTM C-94. 5.19.3 Campuran beton harus direncanakan oleh supplier beton dan dikontrol

oleh pemborong dan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS. Sehingga didapatkan mutu beton K. 225 terpasang atau ditentukan lain

dalam gambar. 5.19.4 Setiap tahapan pengecoran harus dibuat kubus beton dengan jumlah

sesuai dengan pasal 5.c.PBI.971. 5.19.5 Pengujian slump beton sampai diproyek minimum 7 cm dengan cara

pengujian slump seperti pada pasal 5.e PBI 1971. 5.19.6 Pemilihan supplier beton ready mix harus dengan persetujuan tertulis

dari Konsultan Pengawas, dan tanggung jawab mutu beton tetap pada Pemborong

5.19.7 Pengadukan tidak boleh lebih dari 2 jam sejak keluar dari batching plant dan mesin pengaduk harus jalan terus.

5.20 Selimut Beton

5.20.2 Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.

5.20.3 Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut : • Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm untuk sisi lainnya 8

cm • Balok sloof = 4 cm • Kolom = 4 cm • Balok = 3 cm • Pelat beton = 1,50 cm • Dinding beton = 2,50 cm

5.21 Sambungan Baja Tulangan

5.21.2 Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

5.21.3 Overlapp pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

5.22 Suhu

5.22.2 Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari 45 oC.

Page 27: SPESIFIKASI TEKNIS

5.22.3 Bila suhu dari beton yang dituang berada diantara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

5.22.4 Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32 oC, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, umpanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu di bawah 32 oC.

Pasal 6 PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON

6 PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON

6.1 Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan, layanan dan transportasi yang dipelukan untuk menyelesaikan semua poer dan sloof beton seperti yang tercantum pada gambar rencana atau yang tersebut dalam spesifikasi teknis pekerjaan struktur beton bertulang.

6.2 Pemasangan

6.2.2 Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan untuk pondasi.

6.2.3 Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada tiang/strauss pile harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir urug padat setebal 10 cm sesuai gambar pelaksanaan.

6.2.4 Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan.

6.2.5 Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab terdahulu (persyaratan pekerjaan beton).

6.2.6 Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail yang ada.

6.2.7 Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu dari kotoran-kotoran dan material-material yang bisa mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.

Pasal 7 PEKERJAAN PERLINDUNGAN

7.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi : • Pekerjaan Grouting • Pekerjaan Floor Hardener • Pekerjaan Waterproofing 7.1.1 Pekerjaan Grouting

Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan/material metal yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata

Page 28: SPESIFIKASI TEKNIS

7.1.2 Pekerjaan Floor Hardener Pelapisan dengan bahan/material floor hardener untuk permukaan lantai beton

pada R. Pompa , genset dan lain sebagainya sesuai gambar kerja. 7.1.3 Pekerjaan Waterproofing Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk : Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap beton

dan permukaan sisi dalam “ Ground Reservoir “ dan basement Bahan/material waterproofing cair untuk permukaan atas lantai semua KM/WC.

7.2 PERSYARATAN BAHAN

7.2.1 Pekerjaan Grouting Bahan grouting dari jenis non shrink & non-metalic dengan pemakaian dicampur

semen Produk : ABC, BETEK, LEMKRA, atau setaraf 7.2.2 Pekerjaan Floor Hardener Bahan Floor Hardener dari jenis non-metalic siap pakai, tahan gesek, tahan aus,

tahan benturan, tahan minyak daan oli, anti slip daan memiliki ketahanan terhadap beban 5 – 10 Kg/m2

Produk : ABC Durafloor Non Metalic atau setaraf Warna : ditentukan kemudian 7.2.3 Pekerjaan Waterproofing Tipe lembaran dengan bahan dasar bituthene, produk : Tipe cair, merek WELDCRETE, LEMKRA, atau setaraf 7.2.4 Penyerahan bahan/material ditempat pekerjaan harus dalam keadaan masih utuh,

tertutup baik dan tersegel dalam kemasan berlabel seperti waktu diterima dari distributor/pabrik.

Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan/material tersebut tidak diperkenankan dipakai.

7.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN

7.3.1 Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun kotoran lainya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui konsultan pengawas.

Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan lain sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/Supervisi dari pabrik. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak daapat di-klim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

7.3.2 Pekerjaan Grouting

7.3.2.1. Persiapan permukaan 7.3.2.2. Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali

untuk baja stainless steel, persyaratan ini berlaku. Permukaan lubang pada beton maupun pasangan bata harus bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan/material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainya.

7.3.2.3. Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahi terlebih dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran di atas permukaan tersebut pada waktu pelaksanaan grouting.

7.3.2.4. Pelaksanaan

Page 29: SPESIFIKASI TEKNIS

7.3.2.5. Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah/lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga udara

7.3.2.6. Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat mempergunakan corong/alat lain.

7.3.2.7. Perawatan/curing dan perbaikan 7.3.2.8. Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan

pengerasan yang terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah. 7.3.3 Pekerjaan Floor Hardener.

7.3.3.1 Persiapan permukaan Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-celah Jika ada retak, lubang atau celah harus ditutup dengan adukan kedap air/trasram sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

7.3.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari direksi/pengawas Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.

7.3.3.3 Pemeliharaan Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkan dari terjadinya keruksakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain. Keruksakan-keruksakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor hardener harus diperbaiki oleh kontraktor hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya tambahan biaya.

7.3.4 Pekerjaan Water Proofing

7.3.4.1 Persiapan Permukaan Bekesting pada bagian/sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar. Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan pekerjaan beton struktural. Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan water proofing. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaanya.

7.3.4.2 Pekerjaan Water proofing lembaran Lapisan Dasar / Primer Pelaksanaan dengan disemprot, kuas atau roll dengan daya tutup 6 – 8 m2 perliter Lapisan dasar / primer harus langsung ditutup dengan lembaran water proofing. Jika dalam satu hari kerja ada area yang telah diberi lapisan dasar/primer tetapi belum sempat ditutup dengan lembaran water proofing, maka area tersebut harus diberi lapisan dasr / primer kembali pada hari berikutnya. Lapisan Lembaran Water proofing Permukaan Horizontal Lembaran waterproofing harus dipasang mulai titik terendah permukaannya ke arah titik tertinggi.

Page 30: SPESIFIKASI TEKNIS

Tumpang-tindih ( overlap ) antara lapisan minimum 65mm dan atau sesuai rekomendasi pabrik Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller ( berat roller +/- 35 kg dan lebar +/- 70 cm ) dengan seksama, menerus dan secara merata sehingga tidak terdapat gelembung udara. Diatas sepanjang siar dilatasi, pelapisan lembaran waterproofing dilakukan dua kali. Permukaan vertikal Lembaran Water proofing harus dipasang dari titik terendah hingga ke titik tertinggi menerus dalam 1 lembar kemudian baru dipasang lapisan baru. Tumpang-tindih ( overlap ) antara lapisan minimum 65mm dan atau sesuai rekomendasi pabrik Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller ( berat roller +/- 35 kg dan lebar +/- 70 cm ) dengan seksama, menerus dan secara merata sehingga tidak terdapat gelembung udara. Jika diperlukan dapat memakai paku beton ukuran kecil untuk mengikat. Pertemuan sudut/dinding/parapet Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps, selanjutnya pelaksanaan pekerjaan waterproofing. Lubang pipa talang Setiap lubang pipa talang harus dikerjakan dua lapis lembaran waterproofing Lapisan pertama : lembaran waterproofing dipasang di dinding lubang ke bawah sejauh minimal 150 mm, kemudian dari bibir lubang ke segala arah sejauh minimal 150 mm. Lapisan kedua : lembaran waterproofing permukaan atap harus diteruskan masuk ke dalam lubang talang sampai kedalam minimal 150 mm dari bibir lubang talang Lapisan pelindung Berupa lapisan ( screed ) kedap air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawaat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm. Setelah selesai pelapisan, permukaan ditabur dengan aspal hingga merata. Pengujian Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan pelindung. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam. Perbaikan lapisan waterproofing Jika terdapat kebocoran, lapisan water proofing diatas kebocoran disobek secukupnya. Letakkan potongan lapisan waterproofing baru diatas bagian yang disobek sejauh minimal 150 mm ke segala arah.

Page 31: SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian dan permukaan harus kering betul.

7.3.4.3 Pekerjaan Water proofing cair

Perbandingan campuran semen dengan waterproofing cair adalah 2 : 1 tanpa mengunakan air. Pelaksanaan pekerjaan waterproofing cair dilakukan dengan dituangkan atau memakai kuas dengan volume 1 galon untuk 10 – 15 m2 Aplikasi/Pemasangan pada pelat beton Pelat beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan pemadat ( densifier ) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil tes laboratorium. Kemiringan ideal menuju arah roof drain ( sesuai yang dicantumkan dalam gambar kerja ) Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak/parapet/dinding dibuat groove +/- 2 cm Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta semua dudukkan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm. Lapisan pelindung Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan ( screed ) kedap air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm. Pengujian Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan pelindung. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam. Perbaikan lapisan waterproofing Apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pelaksanaanya terjadi kebocoran maka kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui direksi/konsultan pengawas dan biaya perbaikan tersebut menjadi tanggungjawab kontraktor. Metode pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petujuk/saran dari pakarnya dan disetujui oleh direksi/konsultan pengawas.

7.3.5 Jaminan/Garansi Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/garansi tertulis bahwa pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat. Jaminan/garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.

Page 32: SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 8 PEKERJAAN LAIN-LAIN

8.1 PEKERJAAN LAIN-LAIN

8.1.1. Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pemberesan semua bagian-bagian yang telah diperbaiki, namun dari segi kerapihan maupun kwalitas pekerjaannya masih dirasakan kurang sempurna, sehingga perlu disempurnakan, sesuai dengan perintah/petunjuk direksi/pengawas lapangan.

8.1.2. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang ternasuk dalam lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Kontraktor bersangkutanb selesai

Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sbagainya harus dikeluarkan dari tapak konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima

8.1.3. Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini namun termasuk di dalam BQ maka jenis pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan didalam pelaksanaannya harus meminta petunjuk direksi/pengawas lapangan.

8.1.4. Volume yang termuat di dalam BQ bukan merupakan volume yang mengikat sehingga segala kekurangan perhitungan yang berkaitan dengan perbaikan akan menjadi tanggung jawab kontraktor.

Segala sesuatu yang belum diatur dan disyaratkan di dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam rapat penjelasan pekerjaan. Berita acara rapat penjelasan merupakan bagian dari persyaratan yang sah dan berlaku mengikat.

Pasal 9 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN

9 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN

9.1 Perkerjaan Talang Vertikal 9.1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan talang vertikal dan atau seperti tercantum

dalam gambar Kerja 9.1.2 Persyaratan Bahan

9.1.2.1 Talang Vertika Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty

(AW-1), produk RUCIKA atau setaraf. 9.1.2.2 Pipa “Sparing” Pipa sparing dibuat dari pipa GIP Ukuran dan diameter sesuai Gambar Kerja 9.1.2.3 Saringan Talang Saringan talang dibuat dari Stainless Steel, produk lokal dengan mutu

terbaik. 9.1.3 Persyaratan Pelaksanaan

9.1.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya Sanitasi

9.1.3.2 Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan pabrik khusus pada sambungan

Page 33: SPESIFIKASI TEKNIS

9.1.3.3 Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai sistem ulir yaitu pipa talang diulir pada bagian/sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian/sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

9.1.3.4 Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan water stop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing

9.1.3.5 Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan pelat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.

9.1.3.6 Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda.

Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas maka talang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti hingga disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraltor tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.

9.1.3.7 Saringan talang harus tepat masuk pada tulang sparing sehingga tidak ada celah sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang.

9.2 Pekerjaan Saluran Drainase Air Hujan 9.2.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan : - Saluran drainase air hujan 9.2.2 Persyaratan Bahan

9.2.2.1 Saluran Terbuka Gravel/buis beton ukuran ½ diameter 20 cm Ex lokal mutu baik 9.2.2.2 Saluran Tertutup Gravel/buis beton bulat untuk gorong-gorong Ex lokal mutu baik

9.2.3 Persyaratan Pelaksanaan 9.2.3.1 Kemiringan saluran, harus dibuat sedemikian rupa sehingga air dapat

mengalir dengan sempurna tanpa hambatan 9.2.3.2 Semua sistim aliran pada saluran terlihat pada gambar kerja, dan

ketentuan-ketentuan tertulis pada gambar tersebut harus diikuti 9.2.3.3 Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus sudah mengetahui

saluran induk yang sudah ada di daerah tersebut 9.2.3.4 Galian Tanah

9.2.3.4.1 Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup disesuaikan dengan keadaan kondisi lapangan setempat dalam hubungan menghindari kemungkinan runtuhnya dinding galian, terutama pada waktu musim hujan.

9.2.3.4.2 Ukuran dan kedalaman galian menurut gambar-gambar perencanaan atau menurut Pengawas bilamana ada perubahan-perubahan.

9.2.3.4.3 Apabila kontraktor melakukan penggalian dengan kedalaman lebih dari yang ditentukan tanpa petunjuk Konsultan Pengawas, maka Kontraktor diwajibkan menguruk kembali kelebihan galian tersebut dengan pasir yang didpatkan atas tanggungan/biaya kontraktor sendiri, sampai mencapai kedalam yang ditentukan.

9.2.3.5 Urugan Pasir Sebelum dasar saluran dipasang, dasar galian harus diurug dulu dengan

pasir urug dan dipadatkan sedemikian rupa sehingga kepadatannya merata, sampai mencapai tebal 15 cm.

Page 34: SPESIFIKASI TEKNIS

9.2.3.6 Pasangan Untuk Badan Salura Badan saluran (dinding dan dasar) dibuat dari pasangan batu kali dengan

campuran 1 pc : 4 ps apabila digunakan saluran type U 9.2.3.7 Plesteran Seluruh permukaan bagian dalam dan atas dari saluran diplester dengan

campuran 1 pc : 3 ps setebal 2 cm dan kemudian dihaluskan dengan semen.

9.2.3.8 Plat Beton Semua plat beton untuk penutup dibuat dengan campuran 1 pc : ps : 3 kr

dengan pembesian sesuai dengan gambar-gambar perencanaan 9.2.3.9 Urugan Tanah

9.2.3.9.1 Setelah bahan saluran salurannya selesai terpasang, sisa galian yang ada ditutup (diisi) dengan tanah bekas galian itu sendiri, dan didapatkan sedemikian rupa sehingga betul-betul bahwa pada tanah urug maupun lubang galian tidak terdapat kotoran-kotoran yang dapat membusuk. Kelebihan galian harus diisi dengan adukan, tidak boleh diisi dengan tanah.

9.2.3.9.2 Sisa tanah galian yang tidak terpakai harus disingkirkan secepatnya dari tempat pekerjaan apabila telah selesai

9.2.3.10 Ukuran Saluran 9.2.3.10.1 Ukuran saluran-saluran yang tercantum dalam gambar-

gambar perencanaan adalah ukuran bersih (effective) atau ukuran dalam keadaan jadi, oleh karenanya di dalam pelaksanaan harus diperhitungkan terhadap plesteran dan penghalusan.

9.2.3.10.2 Apabila kontraktor melaksanakan pekerjaan dengan ukuran yang berbeda dengan gambar perencanaan tanpa petunjuk Konsultan Pengawas, dalam hal ini lebih dari gambar, maka kontraktor diwajibkan membongkar kembali saluran tersebut dan memasangnya lagi sesuai dengan petunjuk Pengawas.

9.2.3.10.3 Dalam hal ini ukuran tersebut lebih besar dari gambar, kontraktor tidak berhak mengajukan klaim atas kelebihan ukuran tersebut sebagai pekerjaan tambah.

9.2.3.11 As Saluran As saluran ditentukan atas petunjuk atau dilakukan bersama-sama dengan

Pengawas. Apabila Kontraktor melakukan kesalahan dalam menentukan As saluran tanpa petunjuk Pengawas, Kontraktor diwajibkan melakukan perbaikan/pembongkaran sehingga sesuai dengan As saluran yang ditentukan atas tanggungan kontraktor sendiri.

9.2.3.12 Grorong-Gorong Gorong-gorong yang tidak melintas jalan dan parkir dibuat dari buis

beton bulat. Sepanjang alas gorong-gorong diberi lapisan pasir untuk mengatur

kemiringan. Diameter sesuai dengan Gambar Kerja. 9.2.3.13 Saluran Terbuka Saluran terbuka dibuat dari buis beton setengah lingkaran Sepanjang alas saluran diberi lapisan pasir untuk mengatur kemiringan. Diameter sesuai dengan Gambar Kerja. 9.2.3.14 Pada setiap pertemuan/persilangan atau pembelokan, dibuat bak

kontrol dari pasangan batu bata ½ batu dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr, diberi pegangan dari besi tulangan diameter 12 mm untuk membuka tutup

Page 35: SPESIFIKASI TEKNIS

9.2.3.15 Pada setiap sambungan gorong-gorong dan saluran terbuka harus diberi alas dari kanan kiri, ditutup oleh pasangan batu bata ½ batu adukan 1pc : 4 ps, diberapen.

9.2.4 Pekerjaan Waterproofing.

9.2.4.1 Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk : Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap

beton dan permukaan sisi dalam Ground Reservoir. Bahan/material waterproofing cair untuk permukaan atas lantai 1 (satu)

semua KM/WC 9.2.4.2 Persyaratan Bahan Type lembaran dengan bahan dasar bitumen, produk : Tipe cair, produk : WELDCRETE atau setaraf.

9.2.5 Persyaratan Pelaksanaan Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui Konsultan pengawas. Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung mis : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. PROSEDUR PELAKSANAAN HARUS SESUAI DENGAN SPESIFIKASI PABRIK.

Pasal 10 PEKERJAAN PEMIPAAN

10.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan sistem pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/ atau ditunjukkan dalam gambar kerja.

Sistem pemipaan ini meliputi pemipaan distribusi air bersih, pembuangan air kotor berikut pengujian seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan baik. Pekerjaan ini juga meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti ditunjukan dalam gambar kerja.

10.2 STANDAR RUJUKAN

10.2.1 American Society for Testing and Materials ( ASTM ) 10.2.2 British Standard ( BS ) 10.2.3 Standar Industri Indonesia ( SII ) 10.2.4 Japanese Industrial Standard ( JIS ) 10.2.5 Pedoman Plumbing Indonesia

10.3 PROSEDUR UMUM

Page 36: SPESIFIKASI TEKNIS

10.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis 10.3.1.1 Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/ brosur dari

bahan yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi.

10.3.1.2 Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

10.3.1.3 Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan penggantian, bersamaan dengan alasan penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila kontraktor mengabaikan hal ini maka kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan gambar kerja.

10.3.2 Gambar Detail Pelaksanaan

10.3.2.1 Kontraktor harus meyiapkan dan menyerahkan gambar detail pelaksanaan pemipaan yang disebutkan disini, atau yang membutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lain.

10.3.2.2 Gambar kerja hanya menunjukan secara garis besar lokasi bahan dan peralatan. Gambar kerja harus diikuti dengan seksama mungkin. Gambar struktur dan gambar lainya yang terkait, dan semua elemen yang dipasang harus diperiksa dimensi dan kebutuhan ruang geraknya sebelum pemasangan

10.3.2.3 Gambar detail pelaksanaan harus diserahkan kepada konsutan pengawas sesegera mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa, dan tidak ada tambahan waktu bagi kontraktor bila mengabaikan hal ini.

Gambar detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.

10.3.2.4 Kontraktor harus mendapatkan, atas biayanya, semua ijin yang diperlukan dan mengatur semua pemeriksaan yang dibutuhkan yang berhubungan dengan sistem plumbing dan pemipaan lain yang disebutkan disini.

10.3.3 Pengiriman dan Penyimpanan.

10.3.3.1 Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain yang digunakan dalam sistem pemipaan harus mempunyai tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.

10.3.3.2 Semua bahan harus disimpan ditempat yang aman dan terlindung dari segala jenis keruksakan.

10.3.4 Ketidaksesuaian

10.3.4.1 Kontraktor wajib memeriksa gambar kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.

10.3.4.2 Semua perlengkapan pipa, plumbing dan sambungan yang didatangkan atau dipasang tanpa tanda/merk harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa tambahan biaya .

10.3.5 Jaminan

Kontraktor harus memberikan kepada pemilik proyek surat jaminan yang menyatakan bahwa sistem pemipaan telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut

Page 37: SPESIFIKASI TEKNIS

kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.

10.4 BAHAN-BAHAN

10.4.1 Umum Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang

harus dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas. 10.4.2 Pemipaan Air Bersih

10.4.2.1 Pipa Digunakan pipa baja lapis galfanis standar SII-0161, kelas medium,

seperti merek bumi karya atau yang setara, dengan salah satu ujungnya dilengkapi sambungan ulir. Permukaan pipa baja galfanis harus jernih/mengkilap dan bebas dari cacat.

Pipa-pipa dengan diameter sampai dengan 65 mm harus memiliki ulir pada bagian sambungan

Pipa-pipa dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi dengan flens pada bagian sambungannya.

Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan sesuai ketentuan dalam gambar kerja.

10.4.2.2 Sambungan Pipa Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee,

nipple, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan baja lapis galvanis dan sesuai untuk pipa galvanis kelas medium serta berasal dari merk yang dikenal.

Sambungan-sambungan dengan diameter sampai dengan 65 mm harus dilengkapi ulir untuk penyambungan, sedang sambungan-sambungan dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi dengan flens.

10.4.2.3 Katup/Valve Katup bertekanan kerja 125 psi, dengan jenis dan diameter sesuai

gambar kerja, harus terbuat dari bahan kuningan dan harus berasal dari merek yang dikenal seperti Kitz atau yang setara.

Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran yang diterakan pada badan katup.

Katup dengan diameter sampai dengan diameter 65 mm harus memiliki ulir untuk penyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus memiliki flens yang bersatu dengan badan katup.

10.4.2.4 Flens Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis reised face.

Flens tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau peralatan yang akan disambung.

10.4.2.5 Paking Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral

tebal minimal 3 mm. Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flene yang akan

digunakan. Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang

seharusnya diadakan. 10.4.2.6 Baut, Mur untuk Flens Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari

baja hitam kelas 8.8., dengan sistem ulir metrik, digunakan untuk pemasangan flens.

Page 38: SPESIFIKASI TEKNIS

Diameter dan panjang baut harus disesuaikan dengan dimensi flens. Sisa ulir setelah pemasangan minimal yang seharusnya diadakan.

10.4.3 Pemipaan Air Buangan

10.4.3.1 Pipa Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar JIS dengan kelas tekanan kerja 8 kg/cm2, seperti merek Pralon atau Rucika atau yang setara.

Diameter dan panjang pipa PVC yang dibutuhkan sesuai ketentuan dalamGambar Kerja.

10.4.3.2 Sambungan Pipa Sambungan-sambungan pipa seperti elbow, reducer, knee, tee dan

sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan pipa PVC, berkualitas baik dan dari merek yang dikenal.

10.4.3.3 Perekat Perekat untuk penyambung pipa PVC harus dari merek yang

direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

10.4.4 Lubang/Bak Pemeriksaan Lubang/bak pemeriksa dibuat dari beton cor ditempat dengan ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja. Bahan beton harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton.

10.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN 10.5.1 Umum

10.5.1.2 Semua tenaga kerja harus ahli dan mampu serta berpengalaman seperti disetujui Konsultan pengawas.

10.5.1.2 Semua lokasi dan dimensi perlengkapan sistem pemipaan harus sesuai Gambar Kerja dan petunjuk Konsultan pengawas.

10.5.1.2 Semua bahan, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan atau ditujukan dalam Gambar Kerja, harus disediakan dan dipasang untuk melengkapi sistem sesuai mutu pemasangan terbaik dan disetujui Konsultan pengawas.

10.5.2 Pemasangan

10.5.2.1 Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih, dan bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan disertakan dan diterima Pemilik Proyek.

10.5.2.2 Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan. 10.5.2.3 Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang

diperlukan sehingga membentuk pemasangan yang lengkap. Semua sambungan harus diperiksa dengan teliti untuk mematikan semua bagian yang harus bagian yang harus disediakan tersebut sudah lengkap.

10.5.2.4 Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang sesuai seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.

10.5.2.5 Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan. 10.5.2.6 Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambung reducer

atau increaser. 10.5.2.7 Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus

ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang

Page 39: SPESIFIKASI TEKNIS

cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horizontal atau vertikal.

10.5.2.8 Pipa pembuangan air kotor harus dipasang menurut 1 cm setiap 100 cm panjang pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Sebelum pipa pembuangan air kotor dipasang, Kontraktor harus memeriksa dilapangan semua pipa yang akan dipasang untuk memeriksa benar-tidaknya sistem pemipaan sehingga pipa-pipa tersebut dapat dipasang sesuai persyaratan.

10.5.2.9 Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.

10.5.2.10 Pekerjaan pemipaan yang dibutuhkan penggalian dan pengurugan harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan Galian dan Urugan .

10.5.3 Penumpu dan Alat Pengencang

10.5.3.1 Semua pipa, sambungan dan peralatan harus ditumpu dan diikat dengan kuat dan aman.

10.5.3.2 Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan kemiringan pipa tetap terjaga dan cukup kuat memegang pipa dan pemuaianyang disebabkan karena perubahan panas.

10.5.4 Roughing-In

10.5.4.1 Roughing-in untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang konstruksi, dan harus dikoordinasikan antara Konsultan pengawas dan Kontraktor.

10.5.4.2 Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus disediakan bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Jerja, dan koordinasi posisi terakhir harus dibicrakan dengan Konsultan pengawas.

10.5.4.3 Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang ditanam dalam beton harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.

10.5.5 Pembersihan dan Penyesuaian

10.5.5.1 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan setiap sistem pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk memebersihkan seluruh sistem pemipaan.

10.5.5.1 Setelah seluruh sistem terpasang lengkap, Kontraktor harus menjalankan peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting menyeimbangkan katup, kontrol tekanaan otomatis dan lainnya, sampai semua persyaratan tercapai.

10.5.6 Pengujian Sistem Saluran Pembuangan

10.5.6.1 Seluruh seluruh sistem saluran pembuangan dan sistem pembuangan udara harus dilengkapi lubang-lubang yang ditutp dengan rapat sehingga seluruh sistem dapat diisi dengan air sampai elevasi tertinggi batang saluran pembuangan udara yang ada diatas atap.

10.5.6.2 Sistem ini harus menahan air tersebut selama 30 menit dan dalam waktu tersebut ketinggian air tidak berubah.

10.5.6.3 Bila menurut pendapat Konsultan pengawas dibutuhkan pengujian tambahan, seperti pengujian asap/udara pada sistem saluran pembuangan, Kontraktor harus melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

10.5.7 Pengujian Sistem Bertekanan

Page 40: SPESIFIKASI TEKNIS

10.5.7.1 Setelah selesai memasang dan roughing – in, seluruh sistem pemipaan harus diuji pada tekanan hidrostatis 1.5 (satu setengah) kali tekanan kerja nominal dan dibiarkan pada tekanan tersebut selama minimal 8 jam. Tekanan kerja nominal setelah 10 bar.

10.5.7.2 Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh pemasangan selesi, bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh sistem dan disaksikan oleh Konsultan pengawas.

10.5.8 Pengecatan 10.5.8.1 Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat

dalam warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Semua pipa yang terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.

10.5.8.2 Bahan Cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan spesifikasi teknis pengecatan yang disetujui perencana dan pengawas.

Pasal 11

PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

11.1 PEKERJAAN SANITASI

11.1.1 Umum Syarat-syarat teknis pekerjaan plumbing/sanitasi yang diuraikan disini adalah

persyaratan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.

11.1.2 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan di dalam dan diluar bangunan sebagai salah satu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti tertera dalam gambar maupun yang dispesifikasikan.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah: • Pekerjaan kloset lengkap dengan “ assesories “ • Pekerjaan Urinoir lengkap dengan “assesories “ • Pekerjaan wastafel lengkap dengan “ assesories “ • Pekerjaan saluran air kotor dan air bersih.

11.1.3 Persyaratan Bahan

11.1.3.1 Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan “assesories” (Kran, pipa drain dan sebagainya). Satuan unit saniter harus utuh tanpa cacat.

11.1.3.2 Kloset Jongkok dan duduk Produk : setaraf TOTO Bahan : Porselen Warna : ditentukan kemudian Pemakaian : Semua toilet pada bangunan.

11.1.3.3 Urinal Produk : setaraf TOTO Bahan : Porselen Warna : ditentukan kemudian Pemakaian : Semua toilet pada bangunan. Type : Ditempelkan ke dinding.

11.1.3.4 Wastafel Produk : setaraf TOTO

Page 41: SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan : Porselen Warna : ditentukan kemudian Pemakaian : Semua toilet pada bangunan dan daerah kantin. Type : Ditempelkan ke dinding

11.1.3.5 Perlengkapan (assesories) untuk unit-unit saniter tersebut diatas lengkap dari kran sampai pipa pembuangan (drain), semua assesories yang terpasang harus utuh, tidak cacat dan lengkap. Pipa drain untuk semua unit saniter harus mempunyai leher angsa.

11.1.3.6 Kran (air, Urinoir) yang digunakan adalah Kran Logam Vernekel Setaraf SAN-EI yang memenuhi SII. Setiap dan Jumlah kran dipasang pada tempa dan ketinggian seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.

11.1.3.7 Clean-Out, Floor Drain. Dipasang pada setiap KM/WC seperti ditunjukkan pada gambar kerja. Clean-Out, Floor Drain yang dipakai setara dengan Merk SAN-EI yang kwalitasnya adalah memenuhi SII.

11.1.3.8 Pipa air bersih baik pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures memakai pipa GIP medium class yang memenuhi standar BS 1387/1967. dia ½” , ¾” s/d 3” dengan merk setaraf BUMIKAYA, BAKRIE dan kualitasnya memenuhi SII, untuk Pipa air kotor memakai pipa PVC class AW dia 1 1/2” s/d 4” dengan merk setaraf RUCIKA dan kualitasnya memenuhi SII.

11.2 Instalasi Air. 11.2.1 Instalasi Air Bersih Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan didalam dan di luar

bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi

plumbing serta peralatan-peralatannya. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan

oleh pompa yang disediakan oleh kontraktor. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial

dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.

11.2.2 Instalasi Air Kotor Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap dengan

peralatannya yang berada didalam bangunan antara lain : WC, urinoir, wastafel, floordrain, clean out dan lain sebagainya. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septik tank.

Pembuatan septictank dan sumur resapan, lengkap dengan pemipaan vent-out

dan filternya, pembuatan sump-pit dan pemompaannya termasuk panel kontrol yang diragukan. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.

11.3 Persyaratan Pelaksanaan.

11.3.1 Umum 11.3.1.1 Pengecatan

Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit yang sesuai dengan bahan masing-masing.

Page 42: SPESIFIKASI TEKNIS

Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merk ICI dengan merk sebagai berikut : • Pipa air bersih : biru ( ICI R 404-41001 ) • Pipa drain / waste : hitam ( ICI R 404-41009 ) • Gantungan / support : hitam( ICI R 404-41009 ) • Panah pengarah : putih ( ICI R 404-101 ) Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat. Sebelumnya kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peraltan-peraltan itu kepada direksi/pengawas.

11.3.1.2 Peralatan Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada

tempat-tempat rendah tertutup. Kontraktor harus menyediakan dan memasang “pipe fitting” untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.

semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan

ketelitian tinggi serta simetris. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat-tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.

Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release

valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.

11.3.1.3 Ukuran (dimensi) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada

gambar harus ditaati oleh kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan dan terdapat perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan direksi/pengawas.

Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan-pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksaanaan.

11.3.2 Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar Kerja, Uraian dan Persyaratn Pekerjaan, Spesifikasi Pabrik serta Petunjuk Konsultan Pengawas.

11.3.3 Pada saat pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat lain untuk pemasangan dilantai maupun di dinding/ meja beton.

11.3.4 Sambungan pipa dengan assesories unit saniter pada umumnya menggunakan

sambungan ulir. Penyambaungan denganulur ini terlebih dahulu dilapisi dengan “ Red Lead Cement “ dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat khusus digunakan sambungan “ flanged “, hal ini perlu dilengkapi dengan “ ring type gasket “ untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.

11.3.5 Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian

tekanan dan kebocoran oleh Konsultan Pengawas.

Page 43: SPESIFIKASI TEKNIS

11.3.6 Semua assesories yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah

atau pada naad ubin keramik.

11.4 PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI AIR 11.4.1 Instalasi Air Bersih

11.4.1.1 Pipa Pipa dengan diameter 1” s/d 3” baik pipa utama maupun cabang,

termasuk yang menuju fixtures menggunakan galvanized iron pipe ( GIP ) medium class yang memenuhi standar BS 1387/1967. Pipa ex BUMIKAYA, BAKRIE atau setara.

11.4.1.2 Fitting Fiting-fiting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa. 11.4.1.3 Valves Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan

sambungan ulir (screwed). Valve pada fixtures terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixtures tersebut harus mengkilat tanpa cacat.

Semua valve dari merk KITZ atau setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur/katalog dari pabrik

pembuat, untuk kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi). 11.4.1.4 Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem

distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka/diangkat serta dikunci.

11.4.1.5 Pemasangan Pipa Pipa tegak Pipa tegak yang menuju fixtures harus ditanam di dalam tembok/lantai.

Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar.

Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

Pipa mendatar Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus

dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jika jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

11.4.1.6 Penyambungan Pipa Sambungan Ulir Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan dengan

diameter sampai 40mm ( 1 ½” ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.

Semua potongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalm harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambunagn Lem

Page 44: SPESIFIKASI TEKNIS

Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

Sambungan Las Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.

Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las/elektroda yang sesuai. Tukang harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapat ijin tertulis dari direksi/pengawas. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat khusus untuk itu.

Sleeves Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa

tersebut menembus beton. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap/flens/water stop. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing ) harus dari jenis flushing sleeves.

Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

11.4.1.7 Penanaman Pipa di Dalam Tanah

• Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. • Diberi pasir urug setebal 10 cm • Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang

dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa. • Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran. • Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug setebal

15 cm dihitung dari atas pipa. • Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok/penguat dari beton

agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan. • Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan

semula.

11.4.2 Instalasi Air Kotor 11.4.2.1 Material Pipa di dalam bangunan Pipa dengan ukuran 1 ½ “ – 4 “ baik pipa utama maupun pipa cabang

menggunakan PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara. Pipa di luar bangunan Dari ujung pipa di bagian dalam bangunan menuju ke saluran drainase

menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara. Asesories

• Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama dibuat dengan cara injection moulding.

• Floor drain dan clean out dari stanless steel. • Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber

glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.

11.4.3 Cara pemasangan pipa

Page 45: SPESIFIKASI TEKNIS

11.4.3.1 Pipa di dalam bangunan ( termasuk pipa vent ) Pipa mendatar Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2% perletakan pipa harus

diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik didinding / tembok maupun pada ruangan yang berada dibawah lantai.

Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.

Pipa di dalam tanah Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan dengan

tebal/tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.

Selanjutnya setelah pipa diletakkan, disekeliling dan diatas pipa

kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

Penanaman pipa pada dasar dari lubang parit harus diratakan dan

dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Dalam perletakan pipa disesuaikan kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank kesumur resapan.

Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan

kedalaman kurang dari 80cm pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

11.4.3.2 Penyambungan pipa

• Pipa PVC dengan diameter 3” keatas yang dipasang dibawah pelat lantai dasr harus disambung dengan rubber ring jont (RRJ).

• Sedangkan pemipaan lainya disambungkan dengan solvent cement. • Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan

terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak. • Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan

ddalm dari pipa yang akan saling melekat. • Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa

yang akan disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air didalam pipa.

11.4.3.3 Cara pemasangan floor drain dan clean out. Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar

perencanaan penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45° dengan pipa utama.

11.5. PENGUJIAN PADA AIR BERSIH DAN AIR KOTOR 11.5.1 Pengujian terhadap tekanan dan kebocoran

• Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hydrolik sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/penurunan tekanan.

• Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor. • Pengujian harus disaksikan oleh direksi/pengawas atau yang dikuasakan

untuk itu.

Page 46: SPESIFIKASI TEKNIS

• Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

• Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

11.5.2 Pengujian sistem kerja (Trial Run) Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa

distribusi, kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh direksi/pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

11.5.3 Pengujian instalasi air kotor • Seluruh sistem air kotor/buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum

disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kgm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.

• Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa keperalatan ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan.

• Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh kontraktor. • Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan. • Direksi/pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini

dianggap perlu. • Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang

memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab kontraktor.

• Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh direksi/pengawas.

11.6 LAIN LAIN

Termasuk didalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor adalah pembobokan dinding , selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

Page 47: SPESIFIKASI TEKNIS

BAB III PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1

PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1 PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi : • Pekerjaan adukan untuk pasangan batu bata • Pekerjaan adukan untuk pasangan batu kali • Pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.1.2 Standar / Rujukan

1.1.2.1 Standar Industri Indonesia ( SII ) 1.1.2.2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)

1.1.3 Persyaratan Bahan

1.1.3.1 Semen

Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.

1.1.3.2 Pasir.

Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.

1.1.3.2 Air.

Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.1.4 Persyaratan Pelaksanaan

1.1.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. 1.1.4.2 Jenis Adukan

1.1.4.2.1 Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.1.4.2.2 Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

1.1.4.2.3 Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran ini untuk :

Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.

Page 48: SPESIFIKASI TEKNIS

Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

1.1.4.2.4 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara

waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk daukan kedap air.

Pasal 2

PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA 2 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

2.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pembuatan Dinding bata ½ batu dan pekerjaan batu bata lainya seperti tercantum

dalam gambar kerja. 2.2 Persyaratan Bahan

2.2.1 Batu bata Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf

bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 Cm dengan pembakaran sempurna dan merata. Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak , cat atau adukan,

mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.

Sebelum pengadaan bahan ini, kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.

2.2.2 Semen Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna. 2.2.3 Pasir. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,

keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis. 2.2.4 Air. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,

garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan 2.3.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk

profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.

2.3.2 Sebelum pemasukan, batu bata harus direndam dalam air bersih dalu sehingga

jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.

2.3.3 Jenis Adukan perekat/spesi.

2.3.3.1 Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

Page 49: SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.3.2 Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran ini untuk :

Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.

Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

2.3.3.3 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu

pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

2.3.4 Untuk pemasangan dinding bata, dilakukan bertahap setiap tahap terdiri

maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis mengacu pada persyaratn pekerjaan struktur beton.

2.3.5 Pekerjaan pemasangan bata harus benar benar vertikal dan horizontal.

Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pe-lengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm untuk setiap jarak 200Cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

2.3.6 Pesanganan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus

setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.

2.3.7 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola

ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.3.8 Semua pasangn bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai

setinggi permukaan tanah. 2.3.9 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman

1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.

2.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih

dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan. 2.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali

tidak diperkenankan. 2.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.

Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan. 2.3.13 Ketebalan jadi ( setelah di finish dengan pelster aci halus ): Dinding bata ½ batu harus setebal 15 Cm Dinding bata 1 batu harus setebal 25 Cm.

Page 50: SPESIFIKASI TEKNIS

2.4 Pemeliharaan Selama pasangan dinding belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan

menjaga atas keruksakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya.

Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan

tambah.

Pasal 3 PEKERJAAN PLESTERAN

3 PEKERJAAN PLESTERAN

3.2 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : • Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton. • Plesteran kedap air. • Plesteran biasa. • Plesteran kasar untuk dinding passangan bata yang tertanam dalam tanah. • Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.

3.3 Persyaratan Bahan 3.3.1 Semen Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.

3.3.2 Pasir. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,

keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.

3.3.3 Air. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,

garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

3.4 Persyaratan Pelaksanaan

3.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding padangan

bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh direksi/konsultan pengawas.

3.4.2 Jenis Plesteran

3.4.2.1 Adukan plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

3.4.2.2 Adukan plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan

plesteran ini untuk : Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi

luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.

Page 51: SPESIFIKASI TEKNIS

Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

3.4.2.3 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu

pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk daukan kedap air.

3.4.2.4 Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering.

3.4.2.5 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi

terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa bekesting, kemudian dikasarkan(scratched). Semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya.

3.4.2.6 Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat/wallpaper

dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. 3.4.2.7 Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material

akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi aur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.

3.4.2.8 Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada

satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.

3.4.2.9 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkung atau

pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2 meter. tebal plesteran adlah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang berssaangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

3.5 Pemelihaan

3.5.1 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

3.5.2 Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir. Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap keruksakan-keruksakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh kontraktor, dan tidaak dapat di-klim sebagai pekerjaan tambah.

3.5.3 Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir diatas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)

Page 52: SPESIFIKASI TEKNIS

minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang diisyaratkan tersebut diatas.

3.5.4 Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh direksi/konsultan pengawas, maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 4 PEKERJAAN PASANGAN LANTAI

4 PEKERJAAN PASANGAN LANTAI

4.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pemasangan ubin keramik untuk seluruh lantai dalam ruangan, tangga dan teras atau sesuai dengan gambar kerja, diantaranya : 4.1.1 Pekerjaan Ubin Keramik. 4.1.2 Keramik 30x30 Cm Polos Ruangan dan 30x30 cm Rock tile type untuk seluruh selasar termasuk dapur. 4.1.3 Keramik 20x20 Cm untuk lantai toilet, 20/25 untuk dinding 4.1.4 Keramik khusus anak tangga untuk stairnosing.

4.2 Persyaratan Bahan 4.2.1 Spesifikasi bahan

Jenis : KeramikUkuran : 30x30 Cm dan 20x20 Cm Warna : Muda/terang : ditentukan kemudian Produk : Lokal dan mengacu SII

4.2.2 Bahan pengisi siar ( nat ) digunakan pasta semen dengan warna yang sama dengan warna ubin keramik.

4.2.3 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Konsultan Pengawas dengan 4 gradasi warna dalam 1 bahan untuk mendapatkan persetujuan dan akan dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

4.2.4 Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan.

4.2.5 Pemakaian satu produk adalah mengikat, kecuali bila dinyatakan lain oleh Direksi.

4.3 Persyaratan Pelaksanaan 4.3.1 Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan minyak

kacang.

Page 53: SPESIFIKASI TEKNIS

4.3.2 Pada saat pemasangan ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.

4.3.3 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan menyiram air semen kepermukaannya.

4.3.4 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan menyiram air semen kepermukaannya.

4.3.5 Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing atau sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as kolom atau as dinding, dan ataupun sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

4.3.6 Seluruh rongga pada permukaan ubin keramik bagian belakang harus terisi dengan aduk perekat.

4.3.7 Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata/waterpass sesuai dengan peil “finish” atau ketebalan “finish” yang disyaratkan dam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5mm untuk setiap 2,00 m2.

4.3.8 Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus, lebar siar harus sama, maksimum selebar 3 mm dengan kedalaman 2mm.

4.3.9 Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum menjadi keras/kering dengan lap basah.

4.3.10 Aduk perekat untuk pemasangan ubin keramik dengan campuran 1pc : 3ps, digunakan pada lantai dasar dan bagian lantai harus kedap air seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja. Untuk lantai-lantai lainnya digunakan aduk perekat dengan campuran 1 pc : 4 ps.

4.3.11 Pemasangan dilakukan diatas lapisan screed yang bebas dari debu, kotoran dan telah betul-betul keras.

4.3.12 Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

4.3.13 Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.

4.3.14 Bila terjadi keruksakan/cacat. Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

4.3.15 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa “ sparing “ atau jaringan pipa sudah terpasang pada tempatnya.

Pasal 5 PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN

5 PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN

5.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi: • Pekerjaan kusen alumunium untuk pintu dan jendela. • Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela alumunium. • Pekerjaan kusen, rangka daun pintu dan jendela lengkap lainnya sesuai tercantum

dalam gambar Kerja.

5.2 Persyaratan Bahan 5.2.1 Kusen, Rangka Daun Pintu, Rangka Daun Jendela Alumunium

Spesifkasi bahan kusen & rangka daun pintu/jendela: Jenis : Alumunium extrussion alloy clear anodizing.

Page 54: SPESIFIKASI TEKNIS

Ketebalan : Minimum 1,2 mm. Warna : HitamProduk : Alexindo atau yang setaraf. Daun pintu gudang dan dapur memakai Lapis Formika atau sesuai gambar Persyaratan untuk konstruksi kusen : Deflikasi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan. Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2) ketahanan terhadap udara (minimum 15 m3/jam), dan ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.

Untuk bahan pelengkap lainnya: • Skup dari stenless steel. • Weather strip dari neopren rubber gesket. • Caulking dan sealant sebagai penutup dari steel plate, tebal 2 mm dengan

lapisan zinc minimal 13 mikron. Penemoatan pada setiap jarak 30 mm. • Untuk rangka/propil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus

diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealent.

5.3 Persyaratan Pelaksanaan 5.3.1 Umum

Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran lapangan.

Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera dalam Gambar Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan dan lain-lain.

Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuka “shop-drawing” dan mambuat contoh jadi (“mock-up”) detail hubungan bagian tertentu yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengn petunjuk sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela. Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, goresan-goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.

Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pasang, ketidak-tepatan pemasangan karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus

Gambar Uraian / informasi Denah Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel Daftar jenis pintu, jendel buvenlicht

Merk, kualitas, bentuk, material finish, tipe, anti karat, anti rayap, glass hardware, dll

Shop-drawing detail

Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing method, lokasi, metode instalasi, hardware, dll

Page 55: SPESIFIKASI TEKNIS

memperbaiki/membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang langsung diapit oleh kolom praktis. Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap dapat berfungsi.

5.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu, Rangka Daun Jendela Alumunium

Semua profil alumunium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kodisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan di proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi kurang, ketebalan, kesikuan dan lengkungan yang disyaratkan. Pemotongan alumunium hendaknya dkerjakan pada tempat yang aman/terlindungi dari benda-benda yang dapat menyebakan kerusakan pada permukaan, terutama dari material besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar 1 mm, dan untuk diagonal adalah 2 mm. Profil alumunium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan. Penggelasan dibenarkan menggunakan Non-Activated Gas (Argon) dari arah bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata. Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan sekrup anti karat/steiless steel, tiap sambungan harus kedap air. Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil alumunium yang akan kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka pemukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghidari kontak korosi. Toleransi pemasangan profil alumunium dengan dinding adalah 10 – 25 mm, kemudian celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profl diberi ‘sealant’. Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran, diberi lapisan ‘Anti Corrosive Treatment’ dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish. Setelah pemasangan profil/kusen allumunium pintu dan jendela maka sekeliling kusen yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu lapisan vynil tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. Profil alumunium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat. Apabila tidak terpenuhi, kontraktor harus membongkarnya, biaya yang timbul adalah tanggungan kontraktor. Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan sempurna. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan, kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggunan kontraktor. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang

Page 56: SPESIFIKASI TEKNIS

dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat dipergunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber Seal“ pemegang kaca harus diganti atas biaya kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil alumunium disyaratkan tebal minimum 5 mm. Bahan sealent yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.

Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan dengan ‘Volatile Oil’ Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan ‘Corrugated Card board’ dengan hati-hati agar terlindungi dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan. Bila profil ternoda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material pelindung.

Pasal 6 PEKERJAAN PLAFOND

6 PEKERJAAN PLAFOND

6.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi: Pekerjaan langit-langit mengunakan bahan Gypsum board untuk dalam ruangan dan GRC untuk luar ruangan.

6.2.1 Rangka Langit-langit. Bahan : Hollow Galvanize 0,5 mm Ukuran : Sesuai Gambar Kerja Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir 8.1.2.

6.2.2 Lis langit-langit. Bahan : profil Gypsum Ukuran : Sesuai Gambar Kerja Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir 8.1.2.

6.3 Persyaratan Pelaksanaan : Mengikuti standar Pabrikan

Page 57: SPESIFIKASI TEKNIS

6.3.1 Umum Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe plafond yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam Gambar Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, material, detail, dan lain-lain. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuat “shop-drawing” dan mambuat contoh jadi (“mock-up”) detail hubungan bagian tertentu yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut: 6.3.1.1 Rangka Langit-langit

Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Bab III pasal 8 Pekerjaan Kayu butir 8.3. Bagian permukaan rangka langit-langit yang akan dipasang rangka langit-langit harus diserut halus dan rata permukaan. Panggantung rangka langit-langit adalah klem besi strip dengan kawat/kabel baja yang diikatkan ke stek penggantung langit-langit dengan watermut (“flame clip”). Stek penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran. Pamjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja. Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding pasangan batu bata atau beton adalah dengan “fisher”. Panjang “fisher” yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok. Pemasangan rangka langit-langit harus rata waterpass pada permukaan bawahnya. Setelah rangka langit-langit terpasang, dilapis dengan cat menie kayu.

6.3.1.2 Langit-langit Triplek Panel triplek yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yanng retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Panel gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk panel, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja. Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m. Panel Triplek yang terpasang harus memiliki sifat kedap udara. Penyelesaian akhir (“finishing”) adalah di cat. Pekerjaan harus memenuhi point Pekerjaan Cat

6.3.1.3 Langit-langit Lumbershering Panel Lumbershering yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yanng retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Panel akustik dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, khusus untuk lumbershering menggunakan lis kayu untuk dudukannya. dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja. Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian akhir (“finishing”) adalah di cat.

Page 58: SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan harus memenuhi point Pekerjaan Cat 6.3.1.4 Lis Langit- langit

Persyratan pelaksanaan harus memenuhi Bab III pasal 8 Pekerjaan Kayu butir 8.3. Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam, setiap jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis langit-langit menempel kuat, lurus dan rata. Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu-manis. Pada setiap sambungan harus memakai lem putih sebelum pemakuan. Penyelesaian akhir (“finishing”) adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi pasal Pekerjaan Cat.

6.3.1.5 Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan-pekerjaan dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasik-an peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti Armature lampu, grill AC, titik pengindraan Kebakaran, Sprinkler dan lainnya.

Pasal 7 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

7.1 PEKERJAAN PENUTUP ATAP KAYU / BAJA / ZINCALUM

7.1.1 Lingkup Pekerjaan. • Pekerjaan rangka atap baja ringan • Pekerjaan penutup atap genteng metal.

7.1.2 Material 7.1.2.1 Pekerjaan rangka atap untuk Kuda–kuda menggunakan Zincalum (Baja

Ringan) 7.1.2.2 Untuk seluruh pekerjaan rangka atap (reng dan kaso) menggunakan Baja

Ringan. 7.1.2.3 Jenis penutup atap kerangka atap Zincalum (Baja Ringan) menggunakan

penutup atap metal roof

7.1.3 Pemasangan 7.1.3.1 Untuk pekerjaan penutup atap kerangka baja ringan dan genteng metal ,

harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran, spesifikasi, dan kontruksi yang dituntut dari petunjuk teknis pabrikan dan Perencana..

Pasal 8 PEKERJAAN KAYU

( PINTU JENDELA DAN ASSESORIS TDK MENGGUNAKAN KAYU)

Page 59: SPESIFIKASI TEKNIS

BAB IV PEKERJAAN ELEKTRIKAL dan MEKANIKAL

Pasal 1 SISTEM ELEKTRIKAL

1.3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.3.1. Umum Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalah hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan materi-al dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam bangunan FIP Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Dalam hal ini Syarat-syarat Khusus Teknik ini. Prinsip Penyediaaan Daya Listrik a. Sumber daya listrik bagi pekerjaan baru ini adalah sistem kelistrikan dengan

penyambungan lama dan baru. b. Sistem distribusi daya tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa-

empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pertanahan Netral Pengaman).

1.3.2. Lingkup Pekerjaan 1.3.2.1. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem

listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

1.3.2.2. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemas-angan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima pemeliharaannya selama 12 bulan.

1.3.2.3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun di dalam spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dumasukan ke dalam pekerjaan ini.

1.3.2.4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah: Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat khusus Teknis atau gambar dokumen.

1.3.2.5. Pekerjaan ini meliputi : 3.2.5.1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan

daya (stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet dan alat-alat bantu yang diperlukan.

3.2.5.2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik pentanahan sistem listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

Page 60: SPESIFIKASI TEKNIS

1.3.3. Gambar-gambar

1.3.3.1. Gambar-gambar elektrikal menunjukan secara khusus teknik pekerkaan listrik yang di dalamnya dircantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

1.3.3.2. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

1.3.3.3. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

1.3.3.4. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada ahli, Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

1.3.4. Ketentuan-ketentuan Instalasi

1.3.4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah. Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop

kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box), kabinet panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.

1.3.4.2. Kotak-kotak (doos) Outlet. 3.4.2.1. Jenis

Kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan. Celling box dan kotak-kotak lainnya yan tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

3.4.2.2. Ukuran Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit halnya ditempat

yang diperlukan. 3.4.2.3. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type). Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari

tipe yang diberi gasket tahan cuaca : • tempat-tempat yang kena matahari • tempat-tempat yang kena hujan • tempat-tempat yang kena minyak • tempat-tempat yang kena udara lembab • tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

3.4.2.4. Outlet pada permukaan khusus Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada

partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

1.3.5. Saklar dan Stop Kontak 1.3.5.1. Bahan Doos Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk

saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan lebih dari dua peralatan.

1.3.5.2. Cara Pemasangan Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating

minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar

Page 61: SPESIFIKASI TEKNIS

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.

Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan

ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

1.3.5.3. Jumlah Kutub Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fase, netral dan

pentanahan) dengan rating minimum 10 A/220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

1.3.5.4. Pendukung dan Pengikat Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup

supaya mempunyai bentuk yang tetap.

1.3.6. Kabel-kabel Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah, meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua dan peralatan.

1.3.6.1. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V). Kabel daya tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi

persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasidan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti di syaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm ke atas harus berurat banyak dan di pilih (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi kabel yang diijinkan adalah 2,5 sqmm, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1.5 sqmm.

Kecuali disyaratkan lain, Kabel instalasi didalam bangunan dari jenis NYM ex SUPREME atau setara (5 besar).

Kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit PVC–high impact heavy duty ex EGA, clipsal atau setara.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40%.

1.3.6.2. Pemasangan kabel. Pemasangan di permukaan Kabel instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan. Semua kabel Harus dipasang di dalam konduit PVC High impact-heavy

duty, dipasang dipermukaan pelat beton kolom menuju ke armatur, saklar atau stop kontak dengan klem pendukung yang sesuai.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat pabrik (Minimum 15 Kali diameter kabel).

Pemasangan di Dalam Dinding Kabel Instalasi penerangan dan stop kontak yang di pasang di dalam

dinding harus diletakan di dalam konduit PVC high impact- heavy duty dengan ukuran minimum ¾.

Page 62: SPESIFIKASI TEKNIS

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

Pemasangan menembus Dinding Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparring kabel

yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

1.3.6.3. Penggunaan Warna Kabel. Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,

neutral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu :

Sistem tegangan 220 V, 1 fasa hitam : fasa biru : neutral kuning/hijau : pentanahan Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa : Merah : fasa R Kuning : fasa S hitam : fasa T biru : neutral (N) kuning/hijau : pentanahan (G) 1.3.6.4. Pendukung Kabel Setiap kotak tarik (pull box) yang ada di atas panel daya harus diberi

cukup banyak klem dan peralatan pendukung lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan

pengenalan, sehinggga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

1.3.6.5. Konduit Tertanam. Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi

harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

1.3.7. Sistem “Race Way”

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

1.3.7.1. Ukuran Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa

melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.

1.3.7.2. Bahan Semua conduit PVC yang digunakan harus dari jenis high impact-

heavy duty gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan BS 6099. 1.3.7.3. Pemasangan Race Way yang Ditanam di Dinding Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan

dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.

Page 63: SPESIFIKASI TEKNIS

Ke dalam dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.

Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula.

Race Way yang dipasang di Permukaan Race Way yang dipasang dipermukaan beton (exposed) harus dipasang

sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan skrup dengan kuat.

Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup/dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-lainnya harus digalvanisisr atau dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa –pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus

dicat dengan warna sebagai berikut : • Pipa penerangan dan daya – orange • Pipa telepon – hijau

Race Way Melintas / menembus dinding Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit – langit dan

lain-lain maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

Pengakhiran dan sambungan Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet

dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fibre minded yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari rice way.

Sambungan untuk Race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.

Pentanahan Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan labih besar dari

tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang

terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.

Page 64: SPESIFIKASI TEKNIS

Luas penampang minimum kondukstor pentanahan adalah 4 sqmm dan dimasukkan kedalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan Penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.3.8. Peralatan Penerangan

1.3.8.1. Umum Peralatan Penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,

peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

1.3.8.2. Kualitas dan Pengerjaan Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum

maupun khusus harus dari kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan

standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul atau seperti yang disyaratkan disini.

1.3.8.3. Jenis Armature Lampu-lampu Floureascent (TL) Fixture harus sesuai dengan gambar, lampu (bulb) harus dengan

warna standar white deluxe. Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis.

Semua ficture harus dilengkapai dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96 Balast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN.

Lampu Down Light Lampu Down Laight haruslah dari tipe PL yang dilengkapi dengan

ballast dan kapsitor perbaikan faktor kerja (min 0,96) Armature dilengkapi dengan tutup dari bahan polyethylene / BJLS

setebal 8 mm Lampu Baret Lampu Baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari

kaca sesu dengan lampu pijat (incandescent) 1.3.8.4. Pemasangan Semua armature penerangan dan perlengkapannya harus dipasang

oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga betul-betul lurus. Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan disebelahnya.

Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded) Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,

peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan. Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.