spesifikasi teknis

22
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS. KEGIATAN : PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI PERDAGANGAN. PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR TEMANGGUNG PERMAI. LOKASI : PLAZA - TEMANGGUNG TH. ANGGARAN : 2013 Keterangan : Spesifikasi teknis disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri ; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ( SNI ); 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ; 4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan ; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam dalam pelaksanaan pekerjaan ; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran. Pasal 1. Penjelasan Umum 1.1 Tata cara penyelenggaraan pekerjaan ini telah diatur dalam bab-bab sebelumnya, sedangkan bentuk bangunan yang dimaksud, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal demi pasal di bawah ini. 1.2 Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah : a. Pembangunan Kios dan Los b. Pembangunan Pagar Halaman c. Pekerjaan Halaman / Taman d. Rehabilitasi Kios dan Los 1.3 Konstruksi Bangunan yang dimaksud secara garis besar adalah : Kerangka : Beton bertulang (Foot plate, Sloof, Kolom, Balok Lantai, Plat dak beton, Ringbalk, Listplank Beton) Dinding : Batu bata merah diplester finishing cat, finishing batu tempel. Kusen : Kayu Bangkirai. Daun pintu : Panil Kayu Bengkirai dan fiber / alumunium. Langit-langit : Rangka kayu, Plafond setara Indoplex/Excel, List Profil kayu. Kuda-kuda : Kayu Kruing, KW.1 Rangka Atap : Usuk ; Kayu Kruing, KW.1 Reng ; Kayu Kruing, KW.1 Atap : Genteng dan asbes gelombang. Listrik : sampai menyala.

Upload: sadda-amalla-riezka

Post on 29-Oct-2015

719 views

Category:

Documents


113 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPESIFIKASI TEKNIS

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS.

KEGIATAN : PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI PERDAGANGAN. PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR TEMANGGUNG

PERMAI. LOKASI : PLAZA - TEMANGGUNG TH. ANGGARAN : 2013

Keterangan : Spesifikasi teknis disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

digunakannya produksi dalam negeri ; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ( SNI ); 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ; 4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan ; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama

minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam dalam

pelaksanaan pekerjaan ; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang

diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Pasal 1. Penjelasan Umum

1.1 Tata cara penyelenggaraan pekerjaan ini telah diatur dalam bab-bab sebelumnya, sedangkan bentuk bangunan yang dimaksud, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal demi pasal di bawah ini.

1.2 Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah : a. Pembangunan Kios dan Los b. Pembangunan Pagar Halaman c. Pekerjaan Halaman / Taman d. Rehabilitasi Kios dan Los

1.3 Konstruksi Bangunan yang dimaksud secara garis besar adalah : Kerangka : Beton bertulang (Foot plate, Sloof, Kolom, Balok Lantai, Plat dak beton, Ringbalk, Listplank Beton) Dinding : Batu bata merah diplester finishing cat, finishing batu tempel. Kusen : Kayu Bangkirai. Daun pintu : Panil Kayu Bengkirai dan fiber / alumunium. Langit-langit : Rangka kayu, Plafond setara Indoplex/Excel, List Profil kayu. Kuda-kuda : Kayu Kruing, KW.1 Rangka Atap : Usuk ; Kayu Kruing, KW.1 Reng ; Kayu Kruing, KW.1 Atap : Genteng dan asbes gelombang. Listrik : sampai menyala.

Page 2: SPESIFIKASI TEKNIS

1.4 Standar Acuan Normatif yang dipergunakan adalah :

SNI 15-2049-1994 : Semen Portland

SNI 15-3758-1998 : Semen adukan pasangan

SNI 15-2530-1991 : Metode Kehalusan Semen Portland

SNI 15-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland

NI 2 PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia 1971

SKSNI T-15-1991 : Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

NI-3 PMI PUBI : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia

SKSNI S-05-1990 : Spesifikasi Ukuran Kayu untuk Bangunan

NI – 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia

SNI 03-2095-1991 : Genteng Keramik

NI – 10 : Bata merah sebagai bahan bangunan

PPI – 1979 : Pedoman Plumbing Indonesia

PUIL – 2000 : Peraturan Umum Instalasi Listrik

SNI 1728-1989-F : Tata cara Perancanaan Bangunan Baja untuk Gedung

Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia

Pasal 2. Pekerjaan Persiapan

2.1 Lahan tempat akan didirikan bangunan harus dibuat bowklaar ( siap bangun ), dibersihkan dari segala macam kotoran, semak, rumput, tanaman dan perakarannya serta diratakan dengan urugan dan atau keprasan.

2.2 Kontraktor harus mendirikan bangunan yang digunakan untuk : Gudang bahan bangunan yang tertutup rapat dan dapat dikunci, berikut brak

kerja/anjap kerja. Ruang direksi yang berisi :

- 1 stel meja tulis - 1 buah almari penyimpan buku dan gambar - 1 buah buku Direksi - 1 buah buku tamu - 1 buah buku laporan tenaga - 1 buah buku laporan bahan - 1 buah buku laporan cuaca - Softboard untuk memasang gambar kerja.

Bangunan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, dengan pintu dan jendela yang dapat dikunci dan lantai floor.

2.3 Menyiapkan piket dan bouwplank. a. Piket-piket untuk petunjuk as, titik duga dan lain-lain dibuat dari kayu tahun yang

baik dan kering ukuran 5 x 7 x 100 cm dan dimenie. b. Bouwplank dibuat dari papan kayu tahun yang baik, diserut rata bagian atasnya,

dipasang di sekeliling lahan bangunan (tanpa putus) pada patok kayu yang tertancap kuat, tidak mudah bergerak ataupun berubah kedudukannya, dengan ketinggian yang menunjukkan tinggi lantai bangunan atau titik 0,00 dari bangunan tersebut.

Page 3: SPESIFIKASI TEKNIS

2.4. Papan nama proyek dibuat dari papan tripleks dengan redaksi sesuai dengan nama kegiatan.

2.5. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi / tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, untuk itu diharuskan minta ijin kepada pemilik lokasi yang bersangkutan, untuk mendapatkan dispensasi menuju lokasi.

2.6. Pelaksana pekerjaan menyiapkan shopdrawing

Pasal 3. Pekerjaan Bongkaran

3.1 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan segala kondisi existing yang ada dan tidak terbatas hanya pada saluran drainase, instalalsi listrik, plumbing dan instalasi lainnya yang masih berfungsi.

3.2. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus melaksanakan pembongkaran, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistim yang ada dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

3.3. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada direksi / konsultan pengawas sebelum melakukan pembongkaran / pemindahan segala sesuatu yang ada di lapangan.

3.4 Untuk memulai pekerjaan pembongkaran pemborong harus mendapat ijin secara tertulis terlebih dahulu dari PPK.

3.5 Mengingat bangunan yang akan dibangun / dibongkar, maka hendaknya pembongkaran harus dilakukan secara hati-hati dan semua bekas bongkaran yang masih dapat dipakai dipergunakan kembali, serta pengembalian bongkaran dilaksanakan dengan baik tepat dan rapi.

3.5. Seluruh bongkaran bangunan kecuali yang akan dipergunakan kembali menjadi milik KPUD Kab. Temanggung.

Pasal 4. Tempat Titik Duga Dan Ukuran-Ukuran

4.1 Titik duga (peil +0.00) permukaan lantai bangunan akan ditentukan kemudian oleh PPK atau sesuai dengan bangunan lama.

4.2 Ukuran-ukuran tinggi dan panjang telah ditetapkan dalam gambar kerja dengan catatan : a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar satu dengan yang lain, yang

mengikat adalah ukuran pada gambar yang berskala lebih besar. b. Jika terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, pelaksana harus

berkonsultasi dengan PPK. c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan sepanjang

pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Kontraktor pelaksana. d. Penetapan ukuran dan sudut siku bangunan agar diperhatikan ketelitiannya.

Page 4: SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 5. Pekerjaan Tanah dan Urugan

5.1 Pekerjaan Galian a. Pekerjaan galian untuk semua lobang baru boleh dilakukan setelah papan patok

dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.

b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja, untuk hal ini diadakan pemeriksaan oleh direksi dan konsultan pengawas.

c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan dibersihkan dari segala kotoran.

d. Kelebihan tanah bekas galian harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan sehingga antara bouwplank dan galian bebas dari timbunan tanah dan tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan.

e. Kontraktor harus menyediakan pompa air yang dapat bekerja terus menerus, untuk menjaga kemungkinan terjadinya terkumpulnya air baik pada saat dilaksanakan penggalian maupun pekerjaan pasangan pondasi.

5.2. Pekerjaan Urugan

5.2.1. Urugan Tanah a. Pekerjaan urugan tanah dikerjakan untuk pengurugan kembali lubang

pondasi, pengurugan untuk perataan lahan bangunan dan pengurugan perataan dalam bangunan.

b. Pengurugan kembali galian pondasi dikerjakan setelah pekerjaan pasangan pondasi diperiksa dan disetujui oleh direksi/konsultan pengawas.

c. Tanah yang dipergunakan untuk urugan harus dibersihkan dari segala macam kotoran organik maupun anorganik.

d. Pekerjaan urugan tanah harus diikuti dengan pemadatan hingga mencapai ketebalan yang disyaratkan dalam gambar kerja.

e. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan dengan mesin pemadat ( stampler ) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan alat timbris, kecuali pada bagian - bagian tertentu.

5.2.2. Urugan Pasir

a. Urugan pasir bawah pondasi dikerjakan di bawah pasangan batu kosong. b. Urugan pasir bawah lantai dikerjakan di bawah pasangan lantai kerja dan

lantai rabat beton. c. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan tahap demi tahap disertai pemadatan

dengan disiram air sampai benar benar jenuh, hingga mencapai ketebalan yang ditentukan dalam gambar kerja.

Pasal 6. Pekerjaan Pasangan

6.1. Lingkup pekerjaan meliputi Pasangan aanstampeng/batu kosong Pasangan pondasi batu belah 1pc : 3kp : 10ps Pasangan bata merah 1pc : 4 ps Pasangan bata merah 1pc : 3kp :10ps Plesteran dinding spesi 1pc : 4ps

Page 5: SPESIFIKASI TEKNIS

Plesteran dinding spesi 1pc : 2kp : 8ps Plesteran sudut 1pc : 4 ps.

6.2. Persyaratan Pekerjaan 6. 2.1. Pondasi batu kali belah :

Galian tanah pondasi yang telah mencapai peil yang direncanakan diurug dengan pasir yang dipadatkan setebal 10 cm, kemudian dipasang aanstamping batu belah ukuran 15/20 cm yang dipasang tegak dan diisi dengan pasir serta disiram air untuk mendapatkan kepadatan pasir yang disyaratkan.

Pasangan pondasi batu belah dikerjakan di atas pasangan aanstamping dengan spesi 1pc : 3kp : 10ps, menggunakan batu belah dengan minimal memiliki tiga muka pecahan.

Setelah pasangan pondasi yang telah selesai dikerjakan diperiksa Direksi, sisa lubang galian diurug dengan tanah urug dan dipadatkan.

6.3 Dinding batu bata /batu merah :

6.3.1 Pasangan batu bata dengan adukan 1pc : 4psr dipergunakan pada: Dinding batu bata di atas beton sloof setinggi 30 cm atau sesuai gambar

rencana. Dinding batu bata di atas beton sloof setinggi 150 cm (untuk dinding

KM/WC) Pada pasangan rollag di atas kosen-kosen dengan bentangan <110 cm. Bagian–bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk

PTK/Konsultan Pengawas. 6.3.2 Pasangan batu bata dengan campuran 1pc : 3kp : 10ps dipasang untuk

pasangan batu bata di atas pasangan 1pc : 3psr. 6.3.3 Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai

jenuh. 6.3.4 Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap sampai setinggi 100 cm

diikuti dengan cor kolom praktis ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari untuk pasangan berikutnya.

6.3.5 Batu bata yang kurang dari ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-bagian yang membutuhkan.

6.3.6 Pasangan batu bata yang telah selesai dikerjakan harus terus menerus

dibasahi air selama 7 ( tujuh ) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.

6.4 Plesteran : 6.4.1 Pada dasarnya spesi untuk plesteran tembok, sama dengan campuran spesi

pasangannya. 6.4.2 Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester

harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.

6.4.3 Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu.

6.4.4 Adukan plesteran harus benar-benar halus sehingga bidang plesteran tidak pecah-pecah.

Page 6: SPESIFIKASI TEKNIS

6.4.5 Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1cm.

6.4.6 Plesteran difinish dengan acian PC, kemudian digosok berulang-ulang sehingga hasil acian halus, rata dan tidak terjadi retak-retak atau pecah.

6.4.7 Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1pc : 4psr. 6.4.8 Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang rata, halus, tidak

bergelombang, difinish dengan acian dan diberi sponengan.

Pasal 7. Pekerjaan Beton 7.1 Lingkup pekerjaan :

Pekerjaan persiapan, penyediaan peralatan yang diperlukan, pengangkutan, pencampuran dan perawatannya.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan footplate, sloof, kolom struktur, balok lantai, plat dak beton bertulang, listplank beton dan kolom praktis dan balok latei sesuai dengan ukuran dan ketentuan dalam gambar.

Beton untuk struktur digunakan mutu beton K 225 dan Baja U32.

7.2 Persyaratan umum : 7.2.1 Beton tak bertulang dengan spesi 1pc : 3ps : 5split 7.2.2 Beton bertulang spesi 1pc : 2ps : 3split atau sesuai dengan Job Mix Formula

untuk beton K225. 7.2.3 Pembuatan cetakan beton. 7.2.4 Bahan dan peralatan-peralatan harus sesuai dengan normalisasi yang berlaku

di Indonesia seperti PBBI, PMI, PKKI dan lain-lain.

7.3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan : 7.3.1 Adukan beton terdiri dari 2(dua) jenis antara lain : 7.3.2 Adukan beton spesi 1pc : 3ps : 5split untuk beton tak bertulang. 7.3.3 Adukan beton spesi 1pc : 2ps : 3split untuk beton bertulang atau sesuai JMF

untuk beton K 225.

7.4 Persyaratan Pembesian

Besi tulangan beton : Besi beton yang dipergunakan adalah jenis besi beton yang dikeluarkan oleh Pabrik-pabrik baja yang terkenal, mengutamakan produksi dalam negeri dan bersertifikat. Besi baja yang dikeluarkan mempunyai standard mutu tertentu dan jenis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar rencana atau petunjuk direksi teknik sebagai berikut: Besi beton polos : U24 untuk tulangan polos dengan diameter ≤ 12 mm. Besi beton ulir : U32 untuk tulangan ulir dengan diameter ≥ 14 mm.

Secara umum besi beton yang dipergunakan harus bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas, gemuk, minyak cat, Lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan-bahan lain yang menempel dan mendapat persetujuan PPK serta disimpan dan dijaga dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.

Besi tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat atau rusak karena pengaruh cuaca.

Page 7: SPESIFIKASI TEKNIS

Besi-besi tulangan dipotong, dibengkokkan atau diluruskan secara hati-hati dan tidak diperbolehkan untuk pembengkokkan yang kedua kalinya, dan tidak boleh dilaksanakan dengan pemanasan.

Penempatan besi tulangan harus cermat, ditempatkan sesuai dengan gambar rencana dan shop drawing, terpegang teguh pada posisinya, dan didudukan pada landasan berupa batu-batu tahu dengan campuran 1PC : 3Ps setebal selimut beton.

Sambungan tidak boleh ditempatkan pada tempat-tempat dengan momen maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak semuanya terjadi pada satu tempat. Overlaping sambungan sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 dan perubahannya.

- Sebelum pemasangan rangka beton, pemborong harus menunjukkan sampel baja tulangan kepada PPK.

- Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.

- Tulangan harus bebas dari kotoran, karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.

- Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti dalam gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton lain, maka jumlah batang-batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi dalam hal ini harus dimintakan persetujuan secara tertulis terlebih dahulu.

- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sejak dirangkai dalam cetakan sampai dengan saat pengecoran tidak tidak berubah kedudukannya.

- Tulangan beton dan sengkang/pembagi/beugel tidak boleh menempel pada papan cetakan, oleh karena itu pada waktu pengecoran harus dibuatkan tumpuan atau beton tahu (beton decking)

7.5 Persyaratan bahan-bahan

7.5.1 Semen - Semen yang dipakai harus Portland Cement yang ada di pasaran, yang dalam segala

hal memenuhi persyaratan beton tersebut di atas. Dalam pengangkutan , semen harus terlindung dari hujan.

Semen Portland yang dipergunakan adalah semen Portland yang memenuhi syarat-syarat Peraturan Semen Indonesia ( NI 8 – 1972 ), Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( SNI -1991 ), mempunyai Test

Certificate dan mendapat Persetujuan Pengendali Pekerjaan, direksi Teknis dan Pengawas, contoh PC dijaga dengan baik.

Semua semen Portland yang digunakan harus satu merk untuk suatu konstruksi dan struktur, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Semua semen harus disimpan dalam gudang yang tertutup dan terlindung dari kerusakan akibat cuaca dan salah penyimpanan.

7.5.2 Agregat halus

- Agregat halus (pasir beton), keras, bebas lumpur, bersih dari tidak boleh tercampur tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, akar-akaran yang nantinya akan merusak bentuk/kualitas beton.

Page 8: SPESIFIKASI TEKNIS

7.5.3 Agregat kasar

- Agregat kasar adalah batu pecah tangan atau mesin ukuran 1/1– 2/2cm, berasal dari batu kali yang tidak berporus, keras dan bebas dari segala macam kotoran dan tanah.

Semua agregat kasar ( split ) dan halus ( pasir beton ), harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan ( NI 3 – 1956 ), Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( SNI – 1991 ) / ASTM, tidak mudah hancur / memenuhi syarat kekerasan butir dan ketahanan keausan, bebas dari bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kekuatan / mutu betonnya.

Persyaratan Gradasi Agregat :

UKURAN SARINGAN PROSENTASE LOLOS BERDASARKAN BERAT

Standar

( mm )

Imperial

(Inches )

AGREGAT

HALUS

PILIHAN AGREGAT KASAR

50 2 100

37 1½ 95 – 100 100

25 1 - 95 – 100 100

19 ¾ 35 – 70 - 90 – 100 100

13 ½ - 25 – 60 - 90 – 100

9,5 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70

4,75 #4 95-100 0 – 5 0 – 10 0 – 10 0 – 15

2,36 #8 - - 0 – 5 0 – 5 0 – 5

1,18 #16 45 - 80 - - -

0,3 #50 10 – 30

0,15 #100 2 – 10

Page 9: SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan Mutu Agregat :

U R A I A N

BATAS PENGUJIAN

AGREGAT

KASAR

AGREGAT

HALUS

Kehilangan berat karena abrasi ( 500 putaran ) 40 % -

Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5

putaran

12 % 10 %

Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2 % 0,5 %

Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm ( # 200 ) 1 % 3 %.

7.5.4 Air

- Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang bersifat merusak beton dan baja tulangan atau campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

Air yang dipergunakan untuk semua jenis pekerjaan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung bahan-bahan kimia ( asam, alkali ), tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak dan lemak. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan pengendali pekerjaan, direksi teknis dan pengawas.

7.6. Begisting dan Perancah:

Acuan / cetakan beton dapat dari kayu atau baja, dengan sambungan yang kedap terhadap adonan dan dapat memelihara bentuk / posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan beton.

Permukaan sebelah dalam dari acuan / cetakan beton harus bersih dari setiap kotoran yang lepas, atau bahan-bahan lain yang mengggangu pekerjaan beton. Sebelum pelaksanakan pekerjaan pengecoran harus disiram air sampai jenuh atau diolesi minyak mineral anti karat sebelum dipergunakan.

Cetakan untuk permukaan expose kayunya harus diserut halus dan rata, dan dapat tidak diserut untuk permukaan tidak expose, tetapi harus tetap rata dan baik.

Perkuatan cetakan dengan menggunakan baut-baut, klemp atau sarana lain menurut keperluannya untuk mencegah merenggangya acuan / cetakan selama pengecoran harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar tanpa merusak permukaan beton dan dalam jumlah yang tidak mengurangi kekuatan betonnya.

Bingkai begisting haraus dibuat sedemikian rupa sehingga kalau ada sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan begisting dan pada waktu membuka begisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya, begisting haraus benar-benar lurus dan elevasi sesuai dengan perencanaan / gambar rencana.

Page 10: SPESIFIKASI TEKNIS

Tidak boleh membuka begisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang kemungkinan akan disangganya dengan aman. Bila tidak ada ketentuan lain begisting baru dapat dibongkar setelah betonnya berumur 28 hari dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi teknis.

7.7. Persiapan pengecoran

- Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin PPK dan Konsultan Pengawas. - Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari segala macam

kotoran. - Cetakan harus datar dan tegak lurus, sambungan kayunya tidak ada yang bocor

dan harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah dibongkar.

- Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan dengan gambar. Kalau ada yang bengkok/berubah posisinya harus segera dikembalikan.

- Perubahan/penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja harus sepengatahuan dan dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.

7.8. Pekerjaan Beton Bertulang :

a. Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang: 1. Campuran Percobaan / Rencana / Job Mix Formula:

Sebelum pelaksanaan pencampuran beton di lapangan harus dibuat campuran percobaan / Rencana ( Job Mix Formula ) untuk pekerjaan beton dengan menggunakan material / bahan-bahan yang telah disetujui, dengan peralatan jenis yang sama seperti yang akan dilaksanakan disaksikan oleh Direksi Teknik.

Bila pekerjaan beton nantinya memakai Ready Mix, maka harus ada JMF nya sebelum pelaksanaan pekerjaan yang telah disaksikan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

JMF ini harus diajukan sebelum pelaksanaan pekerjaan beton yang sesungguhnya dilaksanakan dan bila JMF belum disetujui, maka harus dibuat JMF yang lain yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Selama pelaksanaan pekerjaan beton maka JMF yang telah disetujui ini yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Persyaratan sifat-sifat campuran:

Semua pekerjaan beton yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump seperti dalam table di bawah ini :

Page 11: SPESIFIKASI TEKNIS

KELAS

BETON

KEKUATAN TEKAN MINIMUM KG/CM2.

SLUMP YG. DIIJINKAN

(MM)

KUBUS 15 CM SILINDER 15 CM X 30

CM

Digetar

Tak digetar

7 hari 28 hari 7 hari 28 hari

K 400 40 – 60 -

K 350 225 350 190 290 40 – 60 -

K 275 175 275 145 230 40 – 60 -

K 225 145 225 120 185 40 – 60 -

K 175 110 175 90 145 40 - 60 50 – 80

K 125 80 125 65 100 - 40 – 100

K 225

(dlm.air )

145 225 120 185 - 75 – 175

Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus.

Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump pada umumnya akan dianggap di bawah standard an tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini, kecuali Direksi Teknik menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas / mutu beton yang lebih rendah.

Bilamana hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan, pengecoran beton berikutnya tidak boleh dilaksanakan, sampai masalah hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan kontraktor telah mengambil langkah-langkah sedemikian rupa sehingga akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan sepesifikaksi dan memuaskan DIreksi Teknik.

Pekerjaan beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada table di atas, akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki.

3. Pelaksanaan Pekerjaan :

Pencampuran :

Terkecuali ditentukan lain, pencampuran dilaksanakan untuk beton struktur dengan K275 yang pelaksanaan pencampuiran sesuai dengan pencampuran percobaan ( JMF ) yang telah disetujui dan Beton untuk lantai kerja dibawah footplate atau rabat beton dengan campuran 1 PC : 3Ps : 5 Split dan dengan air secukupnya.

Page 12: SPESIFIKASI TEKNIS

Pengadukan campuran beton dengan menggunakan beton molen yang disetujui Direksi Teknik, dengan waktu pencampuran setelah semua bahan campuran berada di dalam beton molen minimal selama 3 menit dan campuran tercampur secara merata / homogeen.

Pelaksanaan pencampuran mula-mula diisi dengan aggregate dan semen yang telah ditakar, dicampur kering dulu baru kemudian diberi air sesuai dengan ukurannya.

Untuk pencampuran selanjutnya beton molen harus benar-benar bersih dari semua bahan-bahan campuran sisa.

Disarankan adukan beton struktur dengan menggunakan ready mix dengan control berkala yang konsisten.

b. Pengecoran :

Pengecoran tidak dapat dilaksanakan sebelum semua permukaan cetakan, lantai kerja, bersih dari air yang menggenang, bahan-bahan yang lepas dan kotoran-kotoran, pekerjaan cetakan, besi beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, benar-benar telah dilaksanakan dengan benar dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

Beton yang akan dituangkan / dicor harus diusahakan agar dapat diangkat sedekat mungkin ke posisi pengecoran, sehingga pada waktu pengecoran tidak menyebabkan pemisahan antara krikil dan spesinya.

Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak terkendali dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan / pemberhentian pengecoran yang telah direncanakan dan disetujui Direksi Teknik.

Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul dengan menggunakan vibrator atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

Pengecoran tidak diperkekankan selama hujan deras kecuali ada usaha-usaha sehingga lokasi tempat kerja terlindung dari hujan dan dengan persetujuan Direksi Teknik.

c. Pemadatan: - Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar yang disetujui dan apabila diperlukan

dilengkapi dengan pemampatan adukan beton. - Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk harus dibatasi sampai waktu yang

diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.

- Pemadatan dengan penggetar dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan, sejajar dengan sumbu memanjang dan digetar selam 30 detik, pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm ( PBI 1971 ).

- Jumlah penggetar yang diperlukan ditentukan berdasarkan volumen beton yang dicor dalam setiap jam, dengan persyaratan minimum 2 penggetar untuk beton setiap 4 m3.

Page 13: SPESIFIKASI TEKNIS

d. Penyelesaian dan Perawatan beton: - Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus diselesaikan segera setelah

pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

- Permukaan yang tidak sempurna harus segera dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi Teknik. Apabila terdapat rongga-rongga besar yang nanpak, beton harus dibongkar sampai lapisan yang kuat / keras, dibasahi dengan air kemudian dilapisi dengan lapisan adonan semen yang tipis, selanjutnya ditutup dengan adonan 1PC : 2Ps, sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

- Beton yang telah dicor harus terus menerus dibasahi, direndam air selama 3 hari, selanjutnya dibasahi terus menerus selama 14 hari. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit selama 3 hari untuk menjamin pengerasan dan hidrasi.

e. Pengujian Mutu beton :

- Penyedia Jasa harus melakukan test beton berupa slump dan test kubus beton sesuai dengan Ketentuan dalam PBI 1971 atau ditentukan oleh Direksi Teknik.

- Test Slump dilaksanakan sebelum memulai menuangkan campuran beton dan harus sesuai dengan prosedur standar dengan slump antara 50 – 100 mm.

- Secara periodik harus dilaksanakan pengujian kekuatan tekan kubus atau silinder beton sesuai dengan procedure dan ketentuan dalam PBI 1971 dan biaya pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa

- Pengujian kubus beton harus dibuat minimal 6 kubus dari masing-masing pengecoran / sesuai ketentuan dalam PBI 1971 Pasal 4.7. atau ditentukan oleh Direksi Teknik, untuk pengujian 7 hari dan 28 hari.

Pasal 8. Pekerjaan Pintu dan Jendela. 8.1 Lingkup pekerjaan

8.1.1 Pembuatan Daun Pintu Panil Rangka kayu Bangkirai dan Panil kayu Bengkirai tebal 3 cm untuk jendela kaca dengan rangka kayu bengkirai dan kaca 5 mm serta untuk boven mempergunakan rangka kayu bengkirai dengan kaca 3 mm sesuai dengan gambar rencana.

8.1.2 Pembuatan Kusen Kayu Bangkirai untuk pintu, jendela dan boven light. 8.1.3. Sedang untuk pintu KM/WC memakai rangka kayu bengkirai atau pintu

rangka alumunium. Composit tebal 4 mm. 8.1.3 Pemasangan alat-alat gantung dan pengunci.

Setiap pintu dipasang engsel 3(tiga) buah. Pintu single dilengkapi 1 buah grendel Semua pintu dilengkapi dengan slot tanam 2 x putar 1 buah Setiap daun jendela dipasang engsel 2 ( dua ) buah. Jendela dilengkapi dengan grendel 2 buah, windhaak 2 buah dan handle 1

buah.

8.2 Persyaratan bahan 8.2.1 Semua kayu untuk pekerjaan kusen dan daun pintu menggunakan kayu

Bangkirai kualitas cat. 8.2.3 Semua daun pintu menggunakan ram kayu Bangkirai ukuran 3/10 cm

dengan ambang bawah 3/20 cm, panil bengkirai

Page 14: SPESIFIKASI TEKNIS

8.2.4 Semua daun jendela menggunakan raam kayu bengkirai ukuran 3 /8 cm dan kaca 3mm dan 5 mm sesuai dengan gambar rencana.

8.2.5. Alat-alat gantung : Engsel pintu 4 inch, engsel jendela 3 inch, grendel pintu atas 30 cm dan bawah 15 cm, grendel jendela dan pintu single 8 cm.

8.2.6 Slot tanam 2 x putar.

8.3 Syarat pekerjaan

8.3.1 Pekerjaan Kusen : Kayu bahan kusen dan ram pintu jendela ukuran 12/6 diserut halus

dengan toleransi pengurangan dimensi maksimal 0,30 cm. Penyetelan kosen dijaga agar permukaan tidak cacat. Kayu penyokong

tidak boleh dipasang pada bidang luar dan dipasang sedemikian rupa sehingga kayu penyokong mudah dilepas. Setelah kusen yang telah dipasang kokoh harus dilindungi sudut-sudutnya supaya tidak rusak selama penyetelan sampai saat pengecatan.

Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan bahan lain seperti misalnya tembok, beton serta bagian lain, sebelumnya harus dimeni sampai rata.

Pada bagian kusen yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur dari besi sebanyak 4 ( empat ) buah.

Semua kusen pintu dan jendela, bovenlight sebelum dan sesudah terpasang harus water pass.

Di atas kusen dengan bentangan 110 cm atau lebih harus dipasang balok

latei beton bertulang dengan pembesian praktis 4 10 mm, beugel 6 mm - 15 cm, dengan spesi beton 1pc : 2ps : 3split.

8.3.2 Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi, rapat, kuat

serta pada sambungan harus dilem dengan lem kayu.

8.3.3 Pekerjaan daun pintu/jendela

Bahan kayu untuk rangka daun pintu dan jendela diserut halus dan rata dengan toleransi pengurangan dimensi maksimal 0,30 cm.

Daun pintu dikerjakan dengan isian panil mulktipleks 1 cm kualitas baik, pelaksanaannya sesuai gambar.

Daun jendela dikerjakan dengan isian kaca bening berukuran tebal sesuai gambar, harus benar-benar datar dan tidak boleh bergelombang.

Pada boven pintu dan jendela dipasang sesuai gambar. Jumlah, jenis dan ukuran alat penggantung dan pengunci dipasang sesuai

dengan keterangan tersebut di atas. 8.4. Pintu KM/WC : menggunakan pintu dengan rangka dan pengisi alumunium.

Page 15: SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 9. Pekerjaan Atap.

9.1. Lingkup pekerjaan

9.1.1 Memasang rangka atap 9.1.2 Memasang penutup atap 9.1.3 Memasang rangka plafond 9.1.4 Memasang penutup plafond. 9.1.4. Mengkor atap, rangka atap, kuda-kuda dan plafond.

9.2. Persyaratan bahan

9.2.1. Kayu bangkirai untuk listplank 9.2.2. Kayu kruing untuk kuda-kuda, gording, murplat, nok, jurai 9.2.4. Usuk menggunakan Kayu Kruing 9.2.5. Reng menggunakan Kayu Kruing 9.2.6. Hanger plafond, rangka plafond menggunakan kayu kruing dan kayu lokal 9.2.7. Dimensi kayu

8/12 cm untuk kuda-kuda bentang < 8 m dan 8/14 cm untuk bentang ≥ 8m

8/12 cm untuk gording, murlpat, nok dan jurai 2 x 6/12 cm untuk gapit kuda-kuda, kait angin, hanger plafond dan

kosen 3/20 cm untuk listplank 2/20 cm untuk papan ruiter 5/7 cm untuk kaso/usuk kruing dan pembagi plafond kayu kruing >1m’

s/d 2m’ 4/6 cm untuk balok pembagi plafond kayu kruing <1m’ 2/3 cm untuk reng

9.2.8. Penutup atap Genteng Plentong kualitas super dan atap asbes gelombang besar..

9.2.9. Plafond sekualitas indoplex/excel, dengan List Profil Kayu

9.3. Syarat pelaksanaan

9.3.1. Rangka atap Rangka atap menggunakan bahan konstruksi kayu. Pada dasarnya konstruksi rangka atap ( kuda-kuda, gapit, ikatan angin,

gording, Jurai, skor jurai, skor nok, konsol ), ukuran dan cara pengerjaannya sesuai gambar kerja.

Bagian-bagian kayu yang terlihat ( expose ) harus tampak rapi, permukaannya diserut rata, halus dan bersudut siku.

Semua sambungan kayu dan pemasangan box pada kuda-kuda harus dikerjakan dengan dengan teknik sambungan “purusan”, diperkuat dengan mur/baut.

Pada konstruksi kuda-kuda dipasang perkuatan dengan beugel kalung dan plat besi yang dibaut, seperti gambar kerja.

Page 16: SPESIFIKASI TEKNIS

9.3.2 Pekerjaan penutup atap

Penutup atap bangunan menggunakan dua jenis bahan yaitu Plentong super dan asbes gelombang besar.

Penutup atap bangunan disesuaikan dengan bangunan yang sudah ada atau seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

Penataan atap genteng press harus rapi, berjajar lurus ke atas dan ke samping, oleh karena itu harus dikerjakan oleh tukang yang berpengalaman.

Bubungan atap genteng press dipasang yang sejenis dengan penutup atapnya.

Bubungan atap liannya jyga menggunakan bahan sejenis.

9.3.3. Plafond

Pada konstruksi rangka plafond menggunakan bahan yaitu rangka kayu kruing.

Pada konstruksi rangka plafond dalam ruangan dipasang balok induk 6/12 cm kayu kruing melintang setiap ruang, untuk balok pembagi kayu kruing > 1 m’ sampai dengan 2 m’ dipakai usuk 5/7 cm dan pembagi < 1 m’ dipakai usuk 4/6 cm kayu kruing, dipasang klos kayu sejenis ukuran 2/3 cm.

Pada konstruksi rangka plafond selasar dan tritisan dipergunakan bahan dengan ukuran seperti pada ketentuan jarak pembagi di atas.

Konstruksi rangka plafond dalam ruangan diperkuat dengan penggantung

plafond ke gording dari kawat 4 mm atau menggunakan usuk 4/6 cm, dipasang secukupnya.

Bagian rangka plafond yang akan dipasangi saplex/indoplex harus diserut halus, supaya permukaan plafond saplex/indoplex tampak rata.

Plafond saplex/indoplex harus terpasang rapi, naat-naatnya membentuk garis lurus.

Pada bagian tertentu dari tiap ruangan yang dibuatkan lubang kontrol dengan ukuran maksimal 100/100 cm.

Pasal 10. Pekerjaan Lantai / Keramik. 10.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :

10.1.1 Memasang lantai keramik polos 30/30 cm sesuai dengan permintaan bouwheer dan untuk lantai teras memakai keramik anti slip.

10.1.2. Memasang keramik dinding dan lantai kamar mandi

10.2. Persyaratan bahan 10.2.1 Bahan lantai menggunakan keramik 30/30 dan telah mendapatkan

persetujuan PPK. 10.2.2 Semua bahan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dan disetujui oleh PPK dan

Konsultan Pengawas. 10.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan :

Page 17: SPESIFIKASI TEKNIS

10.3.1 Sebelum pemasangan lantai keramik granito , terlebih dahulu dipasang rabat beton 1pc : 3psr : 5 kpr tebal 5 cm dan sebelumnya diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm yang dipadatkan.

10.3.2 Pekerjaan lantai keramik 30/30: Lantai keramik 30/30 dipasang dengan perekat adukan 1 pc : 5 psr

dengan naat / tanpa naat. Pemasangan keramik dikerjakan dengan mempergunakan alat bantu

Waterpas dan atau blebes yang dipasang sedemikian rupa, sehingga menghasilkan bidang permukaan pasangan yang datar, rata dan naat-naatnya segaris.

Naat-naatnya dikolot dengan PC dan harus segera dibersihkan, supaya permukaan lantai ubin tidak ternodai sisa kolotan.

Keramik yang cacat, retak tepinya, noda-noda atau cacat warna tidak boleh dipasang, jika terlanjur dipasang harus dibongkar dan diganti dengan yang utuh dengan biaya kontraktor.

Pasal 11. Pekerjaan Listrik

11.1. Lingkup Pekerjaan 11.1.1. Pemasangan instalasi listrik baru 11.2. Persyaratan bahan:

11.2.1. Semua komponen harus memenuhi persayaratan dari AVE, PULL 77 Standard dari PLN dan persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari instansi yang berwenang.

11.2.2. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian Pengawas. Komponen tersebut sekualitas Broco/Vimar.

11.3. Syarat Pelaksanaan:

11.3.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah memasang instalasi listrik . 11.3.2. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaannya dapat diserahkan pada

instalatur listrik yang berbadan hukum dan yang telah mendapat pengesahan PLN.

11.3.3. Pengurusan perijinan dan segala pembiayaannya yang diperlukan untuk pemasangan instalasi ini dibebankan kepada Kontraktor.

11.3.4 Perletakan tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lai-lain sesuai dengan gambar perencanaan. Sakelar dan stop kontak dipasang inbow ketinggian 150 cm dari

permukaan lantai. Bingkai harus rata dengan tembok. Stop kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 Ampere 500 Volt.

Semua fitting harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Harus lurus bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat. - Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan

bentuk/warnanya sama. Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ke tempat pekerjaan

dalam bungkus asli. Jenis isolasi, nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama. Penampang kabel minimum 2,5 mm dan semua kawat harus dalam keadaan baru.

11.3.5. Instalasi listrik yang dipasang, diperhitungkan untuk dipergunakan pada tegangan 220 volt.

Page 18: SPESIFIKASI TEKNIS

11.3.6. Dalam hal ini termasuk pengadaan lampu-lampu jenis lampu pijar dan TL yang dipasang dengan jumlahnya sesuai gambar.

11.3.7. Pengujian Semua instalasi setelah terpasang harus diuji coba untuk menentukan

apakah dapat bekerja sempurna dan dalam segala hal memenuhi syarat-syarat dan peraturan-peraturan yang ditentukan.

Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh Kontraktor yang disaksikan oleh Unsur Proyek dan Konsultan.

11.3.8. Instalasi listrik baru dan disambungkan ke PLN sebesar 900 watt pada setiap kios. .

Pasal 12. Pekerjaan Mengecat.

12.1 Lingkup pekerjaan : 12.2.1 Mengecat tembok dan cat genteng 12.2.2 Mengecat plafond. 12.2.3 Mengecat kayu .

12.2 Persyaratan bahan Pengecatan tembok dan cat genteng menggunakan cat tembok kualitas setara Decolith; Pengecatan Kayu menggunakan cat kayu sekualitas Emco; Warna sesuai petunjuk PPK.

12.3. Syarat pelaksanaan

12.3.1. Pekerjaan mengecat tembok dan cat genteng

Pekerjaan mengecat tembok / genteng dikerjakan untuk tembok/genteng baru dan lama pada bagian dalam dan luar seperti disyaratkan dalam gambar kerja.

Permukaan tembok baru yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan dihaluskan dengan ampelas sehingga mendapatkan permukaan yang rata dan halus.

Permukaan tembok yang sudah rata dan halus itu ditutup dengan plamuur tembok untuk menutup pori-porinya, kemudian dihaluskan lagi dengan ampelas hingga rata.

Setelah plamuran tembok dihaluskan, pengecatan dilakukan sedemikian rupa dan berulangkali hingga sampai mendapatkan warna yang merata.

12.4 Pekerjaan mengecat kayu 12.4.1 Pekerjaan mengecat kayu dilakukan untuk bagian kayu yang kelihatan, seperti

disyaratkan dalam gambar kerja.

12.4.2 Permukaan kayu dibersihkan dan pori-porinya ditutup dengan menie kayu, kemudian dihaluskan dengan plamuur dan ampelas hingga mendapatkan permukaan yang rata, halus dan bersih, serta siap untuk dicat.

12.4.3 Pengecatan dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan warna yang rata.

Page 19: SPESIFIKASI TEKNIS

12.5 Pekerjaan mengecat plafond/eternit. 12.5.1 Cat plafond/eternit yang dipergunakan adalah sejenis dengan yang

dipergunakan untuk cat tembok bangunan. 12.5.2 Pada saat pelaksanaan pengecatan plafond/eternit, lantai yang telah terpasang

harus diberi pelindung supaya tidak kotor dan setiap tahap penyelesaian pekerjaan kotoran cat harus segera dibersihkan supaya tidak meninggalkan noda tetap.

Pasal 13. Pekerjaan Softscape ( Tanaman.)

a. Lingkup pekerjaan 1. Pembersihan Lahan 2. Penanaman Tanaman 3. Perawatan / Pemeliharaan Tanaman’

b. Persyaratan bahan

Tanaman yang ditanam adalah tanaman yang bermutu baik;

Jenis tanaman sesuai dengan gambar rencana atau sesuai petunjuk PPK.

c. Syarat pelaksanaan

1. Pembersihan Lahan

1. Pembersihan lahan yang dimaksud adalah membersihkan sampah, tanaman pengganggu atau gulma dan elemen lain di lahan yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan aliran air.

2. Pembersihan lahan menggunakan kored atau cangkul. 3. Jika kondisi lapisan permukaan tanah (top soil) buruk, tanah diangkat

sedalam 15 cm, lalu diganti dengan humus/tanah gembur dan diberi pupuk.

4. Jika kondisi tanah padat, tanah diatasi dengan cara tanah digemburkan, lalu diberi pupuk.

2. Penanaman Tanaman 1. Lahan yang telah siap dibuat lubang tanaman sedalam sekitar 60 cm untuk

pohon, 30 cm untuk tanaman perdu dan 20 cm untuk tanaman groundcover/tanaman rendah.

2. Penanaman pohon dibantu dengan steger berjumlah 3 buah untuk menghindari pohon yang baru ditanam ambruk karena terpaan angin.

3. Perawatan/Pemeliharaan Tanaman Perawatan yang dimaksud adalah perawatan taman dan tanaman selama masa

pemeliharaan atau perawatan sampai serah terima pekerjaan ke dua.

1. Penyiraman

Penyiraman tanaman dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman : rumput disiram setiap hari,

Penyiraman tanah harus mampu membasahi media secara merata pada kedalaman 15-30 cm tanpa menghanyutkan permukaan tanah.

Page 20: SPESIFIKASI TEKNIS

Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari dan tidak diperkenankan pada siang hari.

2. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk keperluan pertumbuhan akar, batang dan daun menggunakan pupuk cair, pil,tablet atau kristal sesuai dosis dan kebutuhan dan fase pertumbuhan tanaman.

Pemupukan dilakukan 3 minggu setelah penanaman dan dilanjutkan 3 bulan sekali secara teratur.

Pemberian pupuk dilaksanakan pada pukul 8-10 WIB atau sore hari.

Kebutuhan pupuk untuk akar adalah yang mempunyai kandungan Pospor (TSP, DS,Fosfat Cirebon, Superfosfat dll ), untuk daun yang mempunyai kandungan Nitrogen ( Urea, Hyponex Hijau, Vitabloom N 30, BASF foliar D dll ), untuk bunga dan buah yang mempunyai kandungan Kalium ( ZK 90, ZK 96, KCL80,KCL 90, Gandasil B dll ).

3. Pemangkasan

Pemangkasan tanaman untuk mempertahankan fungsi dan penampilan visual tanaman dan dilakukan bilamana bentuk tumbuhan sudah tidak rapi.

4. Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan bilamana tanaman terserang penyakit, dengan cara diambil secara manual menggunakan alat atau tangan atau dengan pemangkasan sebagian atau seluruh bagian yang terserang penyakit.

Tanaman yang terserang terlampau serius, pengendaliannya dengan menggunakan pestisida, bakterisida, fungisida atau bahan kimia lainnya.

5. Penggantian Tanaman Rusak

Tanaman yang mati atau rusak harus diganti dengan tanaman sejenis, spesifikasi yang sama dan baik.

Pasal 14. Bahan-Bahan dan Alat Bangunan.

13.1 Ketentuan Umum 13.1.1 Yang dimaksud dengan bahan bangunan adalah semua material yang akan

dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, seperti yang tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan serta gambar kerja.

13.1.2 Semua bahan yang diperlukan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi Bahan Bangunan pada umumnya.

13.1.3 Semua bahan-bahan ataupun yang diperlukan harus dengan ketentuan-ketentuan. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNI-04-1989-F atau ketentuan yang sudah diatur dalam bidang pembangunan pada umumnya.

13.1.4 Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang ataupun dikerjakan dalam pembangunan, termasuk material bekas bongkaran yang akan dipergunakan lagi, ini harus dikonsultasikan dahulu dengan PPK/Konsultan.

Page 21: SPESIFIKASI TEKNIS

13.1.5 Bahan alat-alat perlengkapan yang telah dibeli oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini, diletakkan ditempat yang mudah diperiksa oleh PPK. Kontraktor wajib mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan tersebut terlaksana.

13.2 Air Untuk Pembangunan : Untuk pembangunan, air yang digunakan harus air tawar yang bersih, bebas dari

mineral, bebas zat organik, bebas lumpur dan larutan alkali.

13.3 Semen Portland : Untuk beton struktur dipakai sekualitas semen Holcim yang memenuhi persyaratan NI

8. 13.4. Pasir, Split dan begesting :

13.4.1. Pasir harus bersih, bebas kotoran, kualitas setara dengan pasir Belan /Merapi. 13.4.2. Split harus pecahan dan bebas dari kotoran. 13.4.3. Begesting dari kayu tahun yang tua, kuat dan cukup tebal, sesuai dengan PBI

1971.

13.5. Kayu Untuk semua pekerjaan harus digunakan kayu kualitas baik, kering, tua serta lurus. Kayu jenis Bangkirai dan Kruing yang dipergunakan memenuhi persyaratan : SNI 03-2445-1991 dan SNI 03-3527-1994.

13.6. Batu Bata dan Kapur Menggunakan batu bata dari persetujuan PPT dan Kapur harus yang berkualitas baik dan memenuhi syarat SNI 03-2097-1991.

13.7. Keramik Produk dalam negeri kualitas KW1, yang merknya akan ditentukan kemudian oleh

PPTK/ Unsur Teknis. Untuk itu Kontraktor mengajukan contoh-contoh keramik-keramik pabrik

tersebut di atas, sesuai dengan SNI 03-0028-1987.

13.8. Plafond Penutup plafond menggunakan jenis bahan bangunan yaitu :

Saflex / indoplex ukuran 100 x 100 cm untuk langit-langit harus yang kualitas baik dan tebal 3 mm, sesuai dengan SNI 03-2839-1992.

13.9. Untuk pekerjaan kayu, semua ukuran yang tertera pada gambar, RKS ini adalah

ukuran yang ada dipasaran/perdagangan umum sebelum diserut. Khusus untuk kozjein toleransi ukuran jadi 5,5 x 11,5 cm, ukuran daun pintu dan jendela adalah ukuran sebelum diserut.

13.10 Semua bahan pabrikasi, seperti: alat listrik, penggantung, pengunci, besi, baja, PVC,

harus seijin direksi dan PPK. 13.11. Lain-lain :

Page 22: SPESIFIKASI TEKNIS

13.11.1. Semua bahan dan alat yang akan dipergunakan pada pekerjaan bangunan ini harus produksi dalam negeri dan sebelum dipergunakan harus seijin PPK.

13.11.2. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan bahan tersebut akan ditolak dan atau dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah PPK dengan segala resiko Kontraktor.

13.11.3. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan bangunan yang dipergunakan, maupun atas hasil pekerjaan, biaya pemeriksaannya ditanggung Kontraktor.

13.11.4. Kontraktor membuat laporan ; harian, mingguan, cuaca, tenaga, bahan material dan asbuilt drawing.

Pasal 14. PEKERJAAN LAIN-LAIN.

1. Pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam ketentuan di atas seperti pekerjaan pengembalian bekas bongkaran, merapikan kembali sesuai dengan keadaan semula.

2. Pekerjaan saluran U20 cm, bagian tepi diberipasangan batu merah dan diplester, pada sudut-sudut diberi bak kontrol sesuai dengan gambar rencana.

3. Pekerjaan pembuatan bak kontrol dengan ukuran dalam 60x60cm dan dalam menyesuaikan dengan kedalaman saluran dengan dalam dari dasar saluran ke dasar bak kontrol minimal 10 cm dan dibuat dari pasangan batu kali belah 1PC :4Ps, bagian dalam diplester campuran 1PC : 4Ps dan ditutup dengan grill rangka besi L 60.60.5 dan diberi gril ukuran 5 x 38 mm.

4. Untuk pekerjaan pagar dengan pintu pagar pintu sorong, dibuat sesuai dengan gambar rencana.

5. Pembuatan taman-taman dan pemasangan paving tebal 5 cm sesuai gambar rencana.

6. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, yang berhak menentukan adalah bouwheer atau Direksi.

7. Pemborong diwajibkan untuk memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan ini dan mengembalikan seperti semula sampai disetujui oleh Direksi / Pengawas.