spesifikasi teknis

Upload: mohammad-jalil

Post on 16-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Spesifikasi Teknis Proyek

TRANSCRIPT

  • Spesifikasi Teknis

    1

    A. SPESIFIKASI UMUM

    1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Mess BBU Kabupaten

    Simeulue .

    Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

    2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan

    Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan

    tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

    Perpres No. 54 tahun 2011 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau

    Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.

    Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995

    Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-

    2003

    Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5 Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984

    Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987 Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991

    Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972

    Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10

  • Spesifikasi Teknis

    2

    Peraturan Plumbing Indonesia

    Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991

    Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.

    Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang

    bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

    Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

    3. Pekerjaan Persiapan Lingkup Pekerjaan

    1. Pembersihan

    2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet. 3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan 4. Pembuatan papan nama proyek

    5. Pemasangan bouwplank

    6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan 7. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para

    pekerja. Persyaratan bahan

    3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka Kayu, dinding papan dan atap seng.

    3.2.2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau

    triplex dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat beton.

    3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.

    3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat

    putih.

    3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan

    papan meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.

    3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak

  • Spesifikasi Teknis

    3

    dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

    3.3. Pedoman Pelaksanaan

    3.3.1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan

    Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran

    akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung

    akan dibangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi

    pekerjaan.Pembuatan Gudang, 3.3.2. Bangsal Kerja dan Direksi Keet

    Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan

    ukuran sesuai gambar, luas = 12 M2, dilengkapi mobiler sederhana 1

    meja tulis, beberapa buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.

    3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.

    Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.

    3.3.4. Pembuatan papan nama proyek

    Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.

    Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada

    tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat

    Nama proyek

    Pemilik Proyek

    Lokasi Proyek

    Jumlah biaya (kontrak)

  • Spesifikasi Teknis

    4

    Nama Konsultan Perencana

    Nama Konsultan Pengawas

    Nama Pelaksana (Kontraktor) Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

    3.3.5. Pemasangan Bouwplank

    Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus

    pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

    4. Pengawasan

    4.1. Prosedur Pengawasan

    Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas. 4.2. Laporan Berkala

    a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.

    b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

    c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku

    harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan pengawas.

    d. Kontraktor wajib menyampaikan permohonan melaksanakan pekerjaan dan permohonan pemeriksaan pekerjaan apabila setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan dapat dilaksanakan oleh kontraktor apabila telah disetujui oleh konsultan pengawas dan Pihak Satuan Kerja ataupun Pejabat Pembuat Komitmen.

    5. Dokumentasi

    5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi : a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,

  • Spesifikasi Teknis

    5

    penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan material, pengerasan jalan dan lain-lain.

    b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan, bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.

    c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.

    5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai

    100% (sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan setelah masa pemeliharaan.

    6. Jaminan dan Keselamatan Kerja 6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

    pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas

    dan pekerja lapangan. 6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi

    syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah kekuasaan kontraktor.

    6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali untuk penjaga keamanan.

    6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    7. Mobilisasi

    Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan. Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan

    informasi berikut ini harus dimasukkan pula :

    Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah

  • Spesifikasi Teknis

    6

    terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang

    dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan

    Laboratorium.

    Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat kerja.

    Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam pekerjaan ini.

  • Spesifikasi Teknis

    7

    B. SPESIFIKASI TEKNIS

    8. Pengukuran 8.1. Situasi

    Pekerjaan ini merupakan pembangunan Pembangunan Mess BBU yang akan dilaksanakan di Kabupaten Simeulue.

    Kabupaten : Simeulue

    Provinsi : Aceh

    8.2. Lingkup Pekerjaan a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan

    yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai RKS dan gambar-gambar.

    b. Pekerjaan pengukuran antara lain : Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain. Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan, saluran,

    elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.

    8.3. Syarat-syarat

    a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya

    dan berpengalaman.

    b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada. Direksi/

    konsultan penagawas dan dimintakan persetujuan. Direksi/ konsultan pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

    c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang dalam pengurusan IMB.

    8.4. Bahan-bahan dan peralatan :

    Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan

  • Spesifikasi Teknis

    8

    untuk pengukuran.

    Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila

    sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

    8.5. Tata Kerja : Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam gambar.

    Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

    9. Pekerjaan Tanah/Urugan

    9.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu: 9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling

    bangunan). 9.1.2. Septictank dan peresapan

    9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi

    9.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk

    pemadatannya.

    9.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan

    9.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di

    syaratkan.

    9.1.7. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada) 9.2. Persyaratan Bahan

    Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.

    Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

    9.3. Pedoman Pelaksanaan

    9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan

    penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam

  • Spesifikasi Teknis

    9

    gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,

    kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka

    Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada

    instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,

    maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.

    Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar

    kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang

    turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus

    dibongkar setelah pondasi selesai.

    9.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang

    disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan.

    9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan

    dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian

    tersebut dengan pasir urug.

    9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air

    hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan

    dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang

    baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian

    seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi

    tertutup kembali.

    9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis

    demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga

    padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10

  • Spesifikasi Teknis

    10

    cm, dan padatkan 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis

    tersebut.

    9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.

    Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga

    jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.

    9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan

    setebal 10 cm dan dipadatkan.

    10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah - daerah atau bagian-bagian

    pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan

    harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm,

    dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari

    kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat

    merusak pekerjaan.

    11. Penghamparan dan Pemadatan

    Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama

    meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,

    bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan

    dari material lepas selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20

    cm. dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan

    material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan

    yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan

    seperti yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung

    alat pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong

  • Spesifikasi Teknis

    11

    secukupnya.

    12. Pekerjaan Pondasi

    12.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari : 12.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang

    12.1.2. Pondasi pasangan batu kali/batu belah

    12.1.3. Pondasi batu bata

    12.2. Persyaratan Bahan

    12.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi

    persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Beton yang

    digunakan adalah beto K-225.

    12.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas baik.

    12.2.3. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Kpr : 10 Psr,

    bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong

    yang dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-

    batu bertumpuk.

    12.3. Pedoman Pelaksanaan

    12.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-

    pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan

    dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian. 12.3.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm dan

    dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi

    batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali

    tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.

    12.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah

    pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga

  • Spesifikasi Teknis

    12

    mencapai kedalaman tanah keras.

    12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton K-225.

    Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang

    diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1

    Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan

    pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

    12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,

    adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton

    bertulang.

    13. Pekerjaan Beton Bertulang

    13.1. Lingkup Pekerjaan Beton bertulang dengan K-225 harus dibuat untuk :

    13.1.1. Sloof

    13.1.2. Kolom-kolom induk

    13.1.3. Kolom-kolom praktis

    13.1.4. Ring balok dan balok-balok lantai

    13.1.5. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai

    dengan gambar rencana

    13.2. Bahan

    13.2.1. Semen

    Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang

    digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam

    satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai

    bahan campuran.

    Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari

  • Spesifikasi Teknis

    13

    tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat

    penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan

    paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus

    dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen

    dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

    13.2.2. Aggregat

    a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-246-

    1991 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau

    batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup

    syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh lebih dari 4% berat.

    b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5

    mm dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil

    dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

    c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan

    sebagainya.

    13.2.3. Air

    Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam

    alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

    merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.

    13.2.4. Besi Beton

    Besi beton yang digunakan adalah besi ulir ( 16, 20, 22 dan 25) dan besi beton polos ( 14, 12, 10 dan 9) dan behel dengan 10, 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg/ cm2). Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang

  • Spesifikasi Teknis

    14

    diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan uji tarik, biaya ditanggung kontraktor.

    13.2.5. Toleransi besi

    Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7

    % dan toleransi diameter adalah +/- 0,2 mm.

    Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), 10 mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16) variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 % dan toleransi

    diameter adalah +/- 0,2 mm.

    Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), 16 mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28) variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi

    diameter adalah +/- 0,2 mm.

    Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak

    boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam

    keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan

    sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai

    dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan

    penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan: Harus ada

    persetujuan Direksi. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.

    13.2.6. Cetakan dan Acuan

    Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik

    sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-

    batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan

  • Spesifikasi Teknis

    15

    uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

    didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.

    13.2.7. Mutu Beton

    Mutu beton yang digunakan adalah K 225 dan perbandingan, jika dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka harus diadakan mix design, biaya ditanggung oleh kontraktor.

    Pedoman Pelaksanaan

    13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.

    13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar

    arsitektur.

    13.2.10. Pengecoran

    Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak

    membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut

    pada saat beton dicor.

    Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat

    penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive

    yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran

    kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih

    tinggi dari 1,5 m.

    Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum 12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan

  • Spesifikasi Teknis

    16

    Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat

    beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian

    adukan tersebut diitusuk tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16

    mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur

    penurunannya (nilai slump). Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

    13.2.11. Bagian bagian yang tertanam dalam beton

    Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.

    Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi. 13.2.12. Pekerjaan Coating

    Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat

    air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan

    dengan pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan dipasang pada plat atap beton.

    Persyaratan

    - NI 3 1970

    - BS 278 untuk elongation dan membrane strenght

    - ASTME 154 untuk puncture resistence

    - BS 3177 untuk water vapour permeability

    13.2.13. Perawatan Beton

    Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :

    Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai

    penutup beton.

    Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya

    pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak

  • Spesifikasi Teknis

    17

    memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau

    seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

    13.2.14. Perbaikan Permukaan Beton

    Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan

    adalah :

    Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan

    campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi/ Pengawas.

    Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan

    permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/ pengawas,

    maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali

    atas beban biaya kontraktor.

    Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak

    teratur. pecah/ retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang,

    tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/ diinginkan.

    Hal- hal lain ( Miscellaneous Items) Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas

    jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat bantalan beton untuk pondasi alat alat mekanik dan elektronik

    yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar

    rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti

    yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

    14. Pekerjaan Quality Control Beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus

    dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu: Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

    Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah

  • Spesifikasi Teknis

    18

    dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.

    Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.

    Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas

    beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan

    mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas lapangan.

    Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan

    disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai

    karakteristik Laporan tertulis tersebut.

    Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

    14.1. Pengujian Dengan Menggunakan Kubus Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok, pihak kontraktor harus membuat percobaan test kubus minimal 3 (tiga) sampel untuk masing-masing bagian pekerjaan. Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus

    diadakan job mix design.

    14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton

    Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila

    dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan

    benda uji berturut-turut. Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda

    uji berturut-turut berkurang. Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus

  • Spesifikasi Teknis

    19

    dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu

    diadakan perubahan dalam campuran beton.

    14.2. Pemeriksaan Benda Uji Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.

    14.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan

    dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis

    ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan ujung dibulatkan.

    14.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus

    dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.

    14.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.

    14.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton

    juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan ketelitian sampai ratusan gram.

    14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang

    ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas

    maksimum.

    15. Pondasi Foot Plate

    15.1. Lingkup Pekerjaan : Lingkup pekerjaan pondasi Foot Plate adalah : a. Pasir Alas

    b. Beton cor lantai kerja

  • Spesifikasi Teknis

    20

    c. Beton kedap air

    d. Pondasi Foot Plat

    15.2. Bahan bahan dan Peralatan

    15.2.1. Bahan bahan yang diperlukan adalah :

    No.

    Bahan

    Jenis

    Spesifikasi

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Semen Besi Tulangan Dia. 12mm Besi Tulangan Dia.> 12mm Pasir Kerikil Batu Gunung Papan

    Type 1 / Andalas U 24 / Polos U 32 / Ulir Baik Baik Baik/Keras Kayu Bekesting

    PBI 1971 PBI 1971 PBI 1971 PBI 1971 PBI 1971 PBI 1971 PBI 1971

    15.2.2. Peralatan yang diperlukan :

    a. Sendok Semen

    b. Molen

    c. Vibrator

    d. Kunci dan Gunting besi

    e. Kereta Sorong

    15.3. Peraturan dan Syarat-syarat

    15.3.1. Peraturan yang harus dipedomani adalahPBI 1971

    15.3.2. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K- 250

    15.3.3. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR dengan ketebalan 10 cm

    15.4. Tata cara pelaksanaan

    15.4.1. Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer pondasi.

  • Spesifikasi Teknis

    21

    15.4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer pondasi

    setebal 10 cm dan pengecoran lantai kerja setebal 10 cm. 15.4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting, dilakulkan

    pengecoran Plat poer beton pondasi

    15.4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.

    16. Pekerjaan Quality Control Baja 16.1. Bahan logam untuk pekerjaan struktur

    16.1.1. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain harus sesuai dengan PUBB 1965.

    16.1.2. Semua bagian baja yang digunakan harus dari jenis yang sama kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis U-24 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2.400 Kg/cm2.

    16.1.3. Batang Profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok, putiran

    dan cacat perubahan lain.

    16.1.4. Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar.

    16.1.5. Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan

    baut dan tegangan las minimum 1400 kg/m2 atau minimal sama

    dengan mutu baja yang digunakan. 16.1.6. Elektroda-elektroda las harus diambil dari BPADE A (Best Heavy

    Coated Type ) diamternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4) dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan tetap kering.

    16.2. Macam Pekerjaan Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung kantor sesuai dengan gambar.

    Rangka-rangka harus rata dan baku dalam satu bidang sesuai denagn gambar.

    16.3. Penyambungan dan pemasangan

    16.3.1. Penjelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati logam yang dilas harus bebas dari retak dan cacat yang dapat mengurangi kekuatan

    sambungan. Permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan

    rapi.

  • Spesifikasi Teknis

    22

    16.3.2. Sambungan/pertemuan batang pada plat bahul pada konstruksi kap

    adalah sambungan las.

    16.3.3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang

    dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi dan tertip.

    Semua perlengkapan lain perlu demi kesempurnaan pemasangan

    walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar, harus

    diadakan/disediakan.

    16.3.4. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat

    pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja. 16.3.5. Seluruh permukaan baja dicat dengan cat menie baja.

    17. Pekerjaan Dinding 17.1. Lingkup Pekerjaan

    17.1.1. Diding Bata

    Pemasangan dinding bata merah setebal bata dilakukan untuk

    seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan

    dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

    Persyaratan ;

    - PUBI NI 1970 / peraturan Umum

    - NI 19 1973 / Peraturan Batu Merah Sebagai Bahan Bangunan

    - NI 10 1973 / Peraturan

    - SII 0021 1978 / Standar Industri Indonesia

    17.2. Persyaratan Bahan

    17.2.1. Bata

    Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat

    dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada

  • Spesifikasi Teknis

    23

    suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

    17.2.2. Pasir

    Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,

    seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat

    17.2.3. Semen dan Air

    Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang

    telah digariskan pada pasal beton bertulang.

    17.2.4. Batu Kali/ batu belah

    Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta keras dan

    memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

    17.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk

    triplek digunakan produksi dalam negeri.

    17.3. Pedoman Pelaksanaan

    17.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu: Pasangan kedap air (1 PC : 3 PS)

    Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20

    cm diatas lantai

    Pasangan dinding saluran keliling bangunan

    Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan

    lantai

    Pasangan dinding septicktank

    Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas pasangan

    kedap air tersebut.

    17.3.2. Persyaratan Adukan

    Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak

    kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus

    dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat

    campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak

  • Spesifikasi Teknis

    24

    habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan

    adukan yang baru.

    17.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:

    Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang.

    Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang

    tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.

    17.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

    setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

    17.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian

    hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolomkolom

    praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

    17.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding,

    harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,

    dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. 17.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu

    hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari

    setelah pemasangannya.

    18. Pekerjaan Plesteran

    18.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,

    saluran keliling bangunan dan septicktank.

    Persyaratan :

  • Spesifikasi Teknis

    25

    - NI 2 1971

    - NI 3 1970

    - NI 8 1972

    18.2. Persyaratan Bahan

    Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam

    pasal beton bertulang.

    18.3. Pedoman Pelaksanaan

    18.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

    Dinding dibersihkan dari semua kotoran

    Dinding dibasahi dengan air

    Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm

    Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan

    plesteran dapat merekat dengan baik.

    18.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2

    PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:4

    PSR.

    18.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama

    tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50

    cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan

    pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara horisontal dan vertikal.

    18.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan

    memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus

    diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

    18.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama

    seminggu sejak permulaan plesteran. 18.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup

    atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

  • Spesifikasi Teknis

    26

    19. Pekerjaan Dinding Keramik/Porselen

    19.1. Lingkup Pekerjaan 19.1.1. Dinding KM/WC, dan bak air dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25

    cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala basah) warna 20 x 20 cm. 19.1.2. Lantai meja beton dan dinding didepannya setinggi 33 cm dilapisi

    dengan keramik 20 x 20 cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala basah) warna 20 x 20 cm.

    19.2. Persyaratan Bahan

    Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi Dalam Negeri setara

    merk KIA atau (KW 1) sekualitas.

    19.3. Pedoman Pelaksanaan

    19.3.1. Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester kasar

    dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut

    ditempel keramik atau dengan menggunakan pasta semen.

    19.3.2. Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya,

    harus sama besarnya. Celah-celah antar keramik/porselin diisi dengan

    semen berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala

    basah.

    20. Pekerjaan Lantai

    20.1. Lingkup Pekerjaan Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC, Selasar

    depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari : 20.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada ruangan

    dalam, selasar samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan.

    20.1.2. Lantai Keramik pada seluruh ruang dan selasar bangunan.

    20.1.3. Keramik unpolished pada WC/KM.

    20.2. Bahan Yang digunakan

    20.2.1. Keramik didalam bangunan ukuran 40 X 40 cm Produksi setempat.

  • Spesifikasi Teknis

    27

    20.2.2. Keramik 20 X 20 Produksi Dalam Negeri merk KIA atau sekualitas.

    20.2.3. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr

    20.3. Pedoman Pelaksanaan

    20.3.1. Dasar lantai

    Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan

    20.3.2. Pemeriksaan

    Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua

    pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus

    sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

    20.3.3. Adukan

    Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc

    Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps

    Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat

    campuran yang plastis.

    20.3.4. Pemasangan

    Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan

    diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps :

    6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps

    Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar

    tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat

    melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin

    harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang

    warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus

    rata tidak bergelombang dan waterpass.

    Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

    Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass.

    Pada lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke

    arah floor drain.

  • Spesifikasi Teknis

    28

    21. Pekerjaan Rangka Kosen Pintu dan Jendela

    21.1. Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium. Lingkup Pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi pemasangan selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah : 21.1.1. Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian dinding luar dan

    dalam terbuat dari bahan aluminium dan sesuai dengan petunjuk gambar kerja/bestek.

    21.1.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/ kaca sesuai petunjuk gambar bestek.

    21.1.3. Listplank dari bahan papan dilapisi plat seng aluminium.

    Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setara produksi

    ALCAN warna disesuaikan , tebal, bentuk maupun sistim profil sesuai

    dengan gambar bestek/ kerja. 21.1.4. Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet penjepit kaca, karet

    peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari

    noda bekas percikan adukan semen.

    Persiapan :

    a. Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera

    diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatka perbaikan.

    b. Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti rock atau griper pada permukaan aluminium harus diganti.

    Pelaksanaan :

    - Pekerjaan / pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam bidangnya.

    - Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang

    kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.

    - Finishing Asesories sekrup asembling dan engsel- engsel harus terbuat dari

  • Spesifikasi Teknis

    29

    bahan stainless Steel.

    21.2. Pekerjaan Kosen Kayu 21.2.1. Selain bangunan Utama, bangunan lainnya menggunakan Kosen yang

    terbuat dari kayu .

    21.2.2. Kosen- kosen pintu dan jendela harus terbuat dari kayu klas I ( Seumantok ) kualitas baik, dengan bentuk, ukuran dan cara pemasangan sesuai gambar. Kadar kelembaman maksimum adalah

    15 %.

    21.2.3. Bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek/ kerja dan sebelum dibentu kayu-kayu tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

    21.2.4. Persyaratan persyaratan konstruksi harus didasarkan kepada PPKI NI

    5/PPKI dan segala sesuatu harus diketahjui dan disetujui Direksi/Pengawas.

    21.2.5. Setiap kosen harus dilengkapi dengan anker minimum 4 buah

    dipasang dikiri, kanan kosen, untuk kosenpintu ujung bawah, dilengkapi dengan dook dan diangkerkan dalam neut beton.

    21.2.6. Setelah kosen terpasang, bidang permukaan kosen harus rata dan tidak

    ada bagian-bagian kayu yang gompal-gompal atau cacat-cacat lainnya

    dan kemudian dicat sesuai dengan yang ditentukan.

    Pekerjaan Pintu dan Jendela 21.2.7. Daun Pintu dan jendela

    Daun pintu dan jendela pada gedung kantor utama menggunakan bahan dari aluminium yang berkualitas baik.

    Bahan Aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga pada saat

    dipasang tidak mudah lentur/ bengkok,bahan dalam untuk

    mengikat kaca harus dilapisi karet sebagai penguat getaran.

    Pembuatan daunpintu/jendela pada bangunan lainnya menggunakan papan kayu klas kuat II yang berkualitas baik.

    Untuk pintu km/wc daun pintu terbuat dari bahan aluminium.

    Semua ketebalan daun jadi, baik panel maupun rangka pintu harus

  • Spesifikasi Teknis

    30

    sama.

    Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam gambar kerja yang aman segalanya harus ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari

    perencanaan, Konsultan Pengawas atau Pemberi tugas.

    21.2.8. Rangka Atap

    Rangka atap yang digunakan adalah dari Konstruksi Kayu Kelas I.

    Ukuran setiap unit kuda - kuda yang digunakan harus sesuai standar

    Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, dan dimensi baja yang diminta pada gambar kerja supaya diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

    - Bahan kayu yang digunakan kecuali ditunjuk atau diisyaratkan lain harus sesuai dengan PKKI.

    - Semua bagian kayu yang digunakan harus dari jenis yang sama kualitasnya .

    - Batang kayu yang disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal,

    ukuran, berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar kerja. - Batang profil harus bebas dari lubang-lubang, bengkok,

    puntiran,dan cacat perubahan lainnya.

    21.2.9. Macam Pekerjaan : Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung utama sesuai dengan

    gambar.

    Rangka rangka hartus rata dan baku dalam satu bidang sesuai

    dengan gambar.

    21.2.10. Penutup Atap

    Lingkup pekerjaan : Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan pekerjaan penutup atap seperti yang tertera pada gambar kerja/bestek.

    Bahan

    Genteng Seng Metal jenis Ruby warna. Disini warna disesuaikan atau menunggu petunjuk dari Direksi/pengawas.

  • Spesifikasi Teknis

    31

    Fibre Glass

    Pedoman Pelaksanaan :

    Rangka Penutup atap untuk banguna gedung diantaranya

    - Konstruksi kuda kuda kayu

    - Gording mengguanakan konstruksi dari baja ringan - Ring kayu sesuai ukuran pada gambar

    - Jarak serta letak sisesuaikan dengan petunjuk gambar kerja/bestek/.

    Pemasangan genteng seng Metal harus mengkuti petunjuk dari brosur yang telah disiapkan. Pemasangan harus rapi dan tidak

    boleh ada gelombang yang menakibatka atap tidak sama rata.

    21.2.11. Lisplank dari hahan aluminium lebar sesuai gambar. Pemasangannya

    langsung pada ujung bagian luar konstruksi atap baja. Pemasangan dilapisi papan dengan ukuran tinggi untuk Lisplang harus sesuai

    dengan gambar kerja.harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar

    dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.

    22. Pekerjaan Kaca

    22.1. Lingkup Pekerjaan Bahan ini mencakup pengadaan dan pemasangan kaca, seperti yang terteta

    dalam gambar perencanaan.

    Persyaratan :

    22.1.1. Bahan

    1). Kaca bening dan berwarna, tebal minimum 5 mm dipasang pada tempat sesuai dengan gambar perencanaan dan peyunjuk Direksi Pelaksanaan , kualitas kaca setara dengan produk Asahi Mas.

    2) Kaca cermin dari kualitas utama, tebal 6 mm, dipasang sesuai dengan gambar perencanaan, sekualitas Asahi Mas.

    3) Kontraktor Harus memberikan contaoh kaca pada direksi

  • Spesifikasi Teknis

    32

    pelaksana untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan pemasangan.

    Pedoman Pelaksanaan

    Kaca harus dipasang tegak lurus pada alurnya dan di stell di tengah- tengah,

    dipasang sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuatnya. Antara kaca dan

    bidang aluminium dipisahkan dengan seal karet untuk penyekat dan penahan

    getaran. Kontraktor harus mengambil ukuran yang tepat dari lubang/bidang

    yang akan dipasang kaca, kesalahan karena ini menjadi tanggungjawab Kontraktor. Setelah terpasang, kaca harus dibersihkan dan kaca yang tergores

    harus diganti.

    23. Pekerjaan Langit-langit

    23.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada seluruh ruang yang terdapat pada bangunan.

    23.2. Persyaratan Bahan

    - NI 3

    - NI 5

    - NI 0015 1976

    Bahan :

    23.2.1. Bahan yang digunakan adalah kayu lapis ( plywood) tebal minimum 3 mm dari kualitas terbaik dan Gipsum Board dengan tebal 10 mm siap

    pasang/jadi. 23.2.2. Cara pemasangan plafond gibsum dapat dilihat pada brosur saat

    dibelinya bahan tersebut. Bentuk dan Corak tergantung permintaan

    pemilik proyek.

    23.2.3. Diperlukan tenaga pemasang yang benar benar ahli dibidangnya.

  • Spesifikasi Teknis

    33

    Pedoman Pelaksanaan :

    a. Plafond Plywood, plafond gyposum dan plafon rider :

    - Bahan penutup langit-langit / plafond, dapat dipasang apabila semua

    instalasi diatas plafond sudah terpasang dan sudah diuji coba ( test). - Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling

    tegak lurus dan siku.

    - Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan

    faktor kekuatan perletakan lampu dan lain-lain fixtures yang akan

    dipasang pada pertemuan plafond.

    - Pemasangan rangak plafond plywood dengan modul polos kecuali

    bila dalam gambar dinyatakan lain. Ukuran kayu penggantung adalah

    5/7 cm dengan penggantung utama 5/10 cm.

    - Pemasangan plafond harus dipasang pada permukaan rangka yang

    benar-benar datar ( water pass) . Celah-celah (naad) harus benar-benar lurus sesuai dengan gambar. Permukaan plafond pada rangka

    harus benar-benar rapi dan beraturan letaknya.

    - Pengakiran pada bidang dinding dengan list kayu/naad dan profil

    gypsum. Demikian pula sebagai bahan untuk plafondnya digunakan

    bahan gypsum.

    24. Pekerjaan Penutup Atap

    24.1. Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.

    24.2. Bahan yang digunakan

    24.2.1. Penutup atap menggunakan genteng seng metal jenis Emerald atau sekualitas yang telah disetujui direksi.

    24.3. Pedoman Pelaksanaan

    24.3.1. Pasangan genteng seng metal disusun berlapis sesuai dengan bentuk

    genteng yang ada. Bubungan ditutup dengan bahan yang sejenis dengan bahan atap.

  • Spesifikasi Teknis

    34

    24.3.2. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak

    mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar

    dan dipasang baru.

    25. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

    25.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin. Untuk bangunan utama bentuk dari penggantung dan pengunci berhubungan

    langsung dengan plat kosen aluminium.

    25.2. Persyaratan Bahan

    25.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH Nylon ukuran 4

    X 3 atau yang setaraf.

    25.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali putas) atau yang setaraf.

    25.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik. 25.3. Pedoman pelaksanaan

    25.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, dan kunci Cyelinder pada pintu yang sesuai dengan rencana dan gambar

    kerja, bahan yang didatangkan harus yang berkualitas baik. 25.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.

    Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak

    dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan

    menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan

    memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan

    menempel kuat ke kayu yang dipasang.

    25.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.

    25.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan

  • Spesifikasi Teknis

    35

    yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar

    kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya

    Kontraktor.

    25.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.

    25.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu.

    Semua merk dan ukuran harus dilihat pada gambar kerja sehingga tidak terjadi kesalahan pemasangan ulang.

    26. Pekerjaan Pemipaan dan Perlengkapan Sanitasi Syarat syarat umum : Syarat- syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada

    beberapa klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan

    teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul dari syarat umum

    hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis

    ini.

    Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada. Apabila timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian ini harus dilaksanakan.

    Pada waktu akan memulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

    26.1. Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Sanitasi Air bersih dan Air Kotor. Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam persyaratan Teknis ini adalah sebagai berikut :

    a. Sistim pemipaan air bersih dari jaringan utama air bersih diluar bangunan sampai ke fixture-fixture dalam bangunan lengkap dengan fixting-

  • Spesifikasi Teknis

    36

    fixtingnya.

    b. Sistim pembuangan air kotor ( dari toilet, sarana domestik) dari seluruh fixture sampai 1 ( satu ) meter di luar bangunan.

    c. Penyediaan dan pemasangan semua plumbing fixtures.

    26.2. Bahan-bahan yang digunakan

    26.2.1. Pipa PVC diameter dan diameter , untuk keperluan air bersih

    digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan untuk pipa.

    26.2.2. Stop kran sekwalitas HAMCO.

    26.2.3. Kran diameter sekwalitas HAMCO.

    26.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.

    26.2.5. Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari beton

    bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk, ukuran seperti gambar detail.

    26.2.6. Kloset jongkok sekualitas KIA standart atau sekualitas. 26.2.7. Bak penampungan air dari pasangan bata dan dinding keramik. Atau

    dari feberglass sekualitas GAPURA.

    26.2.8. Wastafel sekualitas KIA standart.

    26.2.9. Bak cuci dari aluminium sekualitas DIAMOND.

    26.2.10. Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton

    cetak.

    26.2.11. Toren air dari besi siku 50.50.5 dan bak air dari fiber glass / plastik

    anti lumut kapasitas 3000 liter sekualitas GRAIN atau PINGUIN

    (sesuai gambar detail). 26.2.12. Cincin sumur dari beton cetak untuk sumur gali.

    26.2.13. Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak Diameter 20 cm dan diameter 20 cm atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester

    dengan adukan yang sama.

    26.3. Pedoman Pelaksanaan

  • Spesifikasi Teknis

    37

    26.3.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding

    (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.

    26.3.2. Air diambil dari sumber PDAM. Pengambilan air tersebut

    dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu

    sesuai gambar, memakai pipa PVC diameter dan diteruskan ke

    bangunan yang memerlukan tapping air. Dari sini digunakan shock

    -3/4 untuk mengubah besaran pipa ke . Pipa ditanam

    didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan,

    dan disini digunakan kran air diameter . Pipa pengambilan dan pipa

    distribusi harus ditanam didalam tanah.

    26.3.3. Toren air dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku 50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan menggunakan mur baut

    dan pengelasan sehingga konstruksinya kuat. Konstruksi baja tersebut harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1 (satu) kali. Diatas toren dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 2 m3 air.

    26.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan Pemimpin

    Bagian Proyek. Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan

    pengujian adalah tanggungan Kontraktor. 26.3.5. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton diameter - 20 cm

    kesaluran terdekat, harga satuan untuk saluran harus termasuk harga

    grill didepan jalan masuk. Pipa-pipa sanitair, bahan kimia digunakan dari pipa PVC ( 6 kg/cm2 )

    merek Wavin.

    Semua cabang harus dibuat dengan Y buatan pabrik Wavin.

    Semua floor drain dan WC harus diberi water trup baik yang

    dibuat, mauopun yang dibuilt in.

  • Spesifikasi Teknis

    38

    Pipa-pipa dan fitting untuk vent dibuat dari PVC klas ( 6 Kg/cm2) merek Wavin.

    26.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wc dialirkan dengan pipa PCV

    diameter 4 ke septic tank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa

    dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol

    tergantung dari jarak dan tikungan saluran. 26.3.7. Septictank dibuat dari pasangan trasram bata merah adukan 1 PC : 2

    PS, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan

    bagian atasnya plat beton bertulang 1 PC : 2PS : 3 KR tebal 8 cm

    (termasuk tutup kontrol) serta diberi pipa pembuang udara dari pipa galvanis diameter 2.

    26.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas

    septicktank dan sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai

    gambar yang bersangkutan. Tata letak sumur peresapan (rembesan) sekurang-kurangnya 15,00 m dari sumber air tanah (sumur gali) agar tidak terjadi pencemaran terhadap sumber air tersebut.

    26.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata

    1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualias baik.

    Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi

    dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

    26.3.10. Untuk bak air yang menggunakan fiberglass pada bagian luarnya

    dipasang bata campuran 1 PC : 2 PS dan dilapisi keramik 20 x 25 cm.

    Pengujian dan Desinfeksi Air Buangan. Pengujian sistim pembuangan

    Seluruh Sistim pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat

    ditutup (plugged) agar seluruh sistim tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang vent tertinggi.

    Sistim tersebut dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas

    minimumselama 30 menit dan penurunan air selama waktu tersebut tidak

    lebih dari 10 cm.

  • Spesifikasi Teknis

    39

    Apabila pada waktu Direksi/Pengawas melaksanakan pengujian lain disamping pengujian diatas, pemborong harus melakukannya dengan tambahan biaya.

    Pengujian dan desinfeksi Air bersih. Pengujian sistim Distribusi Air : Setelah rouching- in selesai dipasang dan sebelum memasang fixture

    seluruh sistim distribusi air harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya ( workingpressure), minimum 7,5 atau tanpa mengalami kebocoran selama satu jam.

    Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau

    konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau

    bagian bangunan tersebut.

    Gambar- gambar sesuai terpasang ( As- Built Drawings) - Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, pemborong

    harus memberikan tanda tanda dengan pensil / tinta merah pada 2 set

    gambar pluimbing, atas segala perubahan penghapusan atau

    penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.

    27. Pekerjaan Instalasi Listrik

    27.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN

    (Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah

    titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud

    tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang

    diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

    27.2. Gambar gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling

  • Spesifikasi Teknis

    40

    melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan spesifikasi bersifat mengikat.

    27.3. Seluruh Pekerjaan Instalasi listrik yang tidak dilaksanakan harus dikerjakan oleh kontraktor Instalasi Listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi

    yang baik dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan Instalatur PLN

    dengan kelas minimal C dan masih berlaku hingga tahun terakhir yang

    sedang berjalan. 27.4. Seluruh permukaan Instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum

    Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan- peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard / code code lainnya yang diakui secara

    internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebagainya). 27.5. Bahan-bahan yang digunakan

    27.5.1. Kabel NYWGBY

    Kabel dengan 4 inti

    Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti . Lapisan metal yang

    menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.

    27.5.2. Kabel NYM

    Kabel dengan 3 inti untuk satu pass

    Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS

    Isolasi 2 lapis menyelubungi inti

    27.5.3. Kabel NYA

    Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan

    2,5mm2.

    Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang. 27.5.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.

    27.5.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat

    berikut :

    Lampu TL :

  • Spesifikasi Teknis

    41

    Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan, abu-

    abu di belakang.

    Balast merk Sinar atau sejenisnya Stater Merek Philips atau sejenisnya Fitting :

    Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %

    Pengabelan di dalam harus disolder

    Kap merek SUN atau sekualitas.

    27.5.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group

    pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt

    adalah :

    Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet) Pole : Phase + Neutral + Earth

    Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

    Rating arus : 16 ampere

    Type : Pemasangan sistem tanam

    Bahan : Ebonit warna putih

    Plug dan socket 1 phase untuk power

    Pole : Phase + Neutral + Earth

    Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

    Rating arus : minimum 25 amper

    Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu

    Bahan : Ebonit warna putih

    Sekering BOX

    Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu

    induk PLN ataupun Genset.

    Bahan : Rangka profil 30 mm

    Cover : Besi plat 2 mm

    Module : Minimum (30 X 40) tinggi maksimum 175 cm

  • Spesifikasi Teknis

    42

    Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar

    Warna : Abu-abu

    27.6. Penggunaan

    27.6.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara lain panel

    digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar

    bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan

    peraturan-peraturan yang berlaku.

    27.6.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam

    dinding.

    27.6.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

    27.7. Pedoman Pelaksanaan

    27.7.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta

    jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa

    listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi

    stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

    27.7.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-

    komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220

    Volt.

    27.7.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku

    dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

    27.7.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang

  • Spesifikasi Teknis

    43

    timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. 27.7.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari

    instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka

    Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan

    tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.

    Prinsip Distribusi :

    Distribusi TR ( Tegangan Rendah ) 220/230 V secara radial dari Panel utama Tegangan Rendah (LVDD) didistrbusikan ke Panel bagi Bantu (SDP) setiap bangunan. Panel-panel Daya (PP), Panel Penerangan (LP) melalui kabel (NYY).

    Karakteristik Tegangan Rendah 220/380 V, 50 Hz, 3 Fase, 3 kawat dan

    Tegangan Rendah 220/230 V, 550 Hz, 3 Fase, 5 kawat. Distribusi Daya

    untuk penerangan dan peralatan terbagi dari 3 (tiga) sistim suplai daya, yaitu :

    Suplai sepenuhnya dari PLN

    Suplay Genset

    Suplai UPS

    Fluktuasi tegangan yang diizinkan untuk penerangan sekitar 3 % dan

    untuk mesin mesin sekitar 3 %.

    27.7.6. Untuk lebih Rinci dalam hal pemasangan Instalasi Listrik pendekatan

    penjelasan dari rekanan instalatur harus dimengerti para pekerja, agar pemasangan tidak terjadi kesalahan yang tidak mestinya diinginkan. Dan sebelum dilaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi/ pengawas Instalatur itu sendiri.

    27.7.7. Produk

    Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi .

    Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru dapat

    mengganti bila adad persetujuan dari Direksi/pengawas resmi secara tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai

  • Spesifikasi Teknis

    44

    berikut :

    Bahan/Peralatan

    Merk/Pembuatan

    1. KomponenPanel 2. Pembuatan Panel

    3. Kabel 4. Konduit hight inpact 5. Lampu TLD - Flurescent - Starter - Condensator - Fitting - Ballas Low Los - Pembuat * Kotak Kontak * Saklar * Metal Conduit * Lasdop

    Siemens, Merlin Gerlin, AEG PT. Industri, AEG Bina, PT Mustika Parulindo Kabel Metal, Kabelindo, Supreme Ega, Gifflex

    Philips Philips Philips Philips Philips PT. Industri Candela Clipsal, Tenby Clippsal. Tenby National, Maruichi 3 M, Legrand

    28. Sistem Tata Udara 28.1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan dan pemasangan peralatan sistem tata udara beserta perlengkapannya seperti ditentukan dalam spesifikasi

    dan/atau ditunjukkan dalam gambar kerja Pekerjaan ini akan termasuk peralatan pengkondisian udara, exhaust fan, pemipaan sistem pendingin, pengujian, balencing, dan peralatan lain yang dibutuhkan agar semua bekerja dengan baik dan siap dioperasikan.

    28.2. Standard/Rujukan 28.2.1. American Society of Heading Refrigeneration and Air Conditioning

    Engineers (ASHRAE). 28.2.2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987) 28.2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM) 28.2.4. Standard Industri Indonesia (SII) dan/atau Standard Nasional

    Indonesia (SNI). 28.2.5. Spesifikasi Teknis :

  • Spesifikasi Teknis

    45

    03300 Beton Cor di Tempat

    05500 Berbagai Jenis Metal

    09900 Pengecatan

    16400 Sistem Elektrikal

    28.3. Prosedur Umum

    28.3.1. Data dan Teknis

    Kontraktor harus menyerahkan semua data teknis bahan yang

    dibutuhkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui. Data teknis harus meliputi deskripsi, karakteristik dan petunjuk pemasangan dan pemeliharaan.

    28.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

    a. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyiapkan dan

    menyerahkan gambar detail pelaksanaan kepada Konsultan

    Pengawas untuk disetujui. b. Kontraktor harus memeriksa semua dimensi dari Gambar Kerja

    dengan kondisi di lokasi. Tidak ada tuntutan yang dapat diajukan akibat karena adanya perbedaan antara Gambar Kerja disiplin lain dan/atau pengukuran yang diambil dilokasi proyek.

    c. Gambar Detail Pelaksanaan harus meliputi hal-hal berikut :

    Dimensi, ukuran dan tata letak

    Metoda pemasangan

    Diagram pengkabelan setiap instansi

    Semua dokumen harus digambar sesuai dengan model yang telah

    disetujui Konsultan Pengawas 28.4. Bahan-bahan

    28.4.1. Umum

    Semua peralatan ventilasi dan pengkondisian udara berikut aksesoris

    harus berasal dari kuanlitas terbaik dan dalam kondisi terbaik, dan

    memenuhi standar yang berlaku dan berasal dari pabrik pembuatan

    yang disetujui Pengawas Lapangan. 28.4.2. Kontrol

  • Spesifikasi Teknis

    46

    Kontraktor harus melengkapi dan memasang alat kontrol termostat

    kelembaban di dalam ruang dan saklar on-out. Termostat harus dari

    jenis satu kutub, switch action. Alat penyetop yang dapat diatur harus digabungkan dengan kontrol untuk memudahkan pemakai menyetel

    temperatur maksimal dan minimal. Ketepatan harus 2%.

    28.4.3. Pemipaan

    a. Pipa Pembuangan

    Pipa drainase terbut dari pipa PVC dengan Dimensi sesuai

    Gambar Kerja atau sesuai ketentuan pabrik pembuat. b. Pipa Refrigeran

    Pemipaan refigeran, termasuk sambungan pipa dan aksesoris

    lainnya yang dibutuhkan untuk peralatan pengkondisian udara

    harus terbuat dari tipe phosphoric acid deoxidized, dengan

    dimensi sesuai untuk tekanan kerja 10 15 Kg/Cm. c. Isolasi Pipa

    Isolasi pipa harus memenuhi standar pabrik pembuatnya, anarata

    lain memiliki karakteristik sebagai berikut :

    Terbuat dari bahan bebas CFC, Fleksibel, Closed Cellular

    Structure seperti AF/Armaflex atau yang setara.

    Ketebalan minimal 9 mm.

    Daya penghantar panas 0,036 W/mK pada 20OC.

    Tahan api kelas I sesuai BS 476.

    d. Perekat

    Perekat untuk merekat isolasi pipa harus sesuai dengan standar

    pabrik pembuatnya, seperti Armaflex Adhesive atau yang setara.

    28.5. Pelaksanaan Pekerjaan 28.5.1. Umum

    Sebelum pemasangan, Kontraktor harus berkonsultasi dengan

    Pengawas Lapangan atau mengacu pada Gambar Kerja dari disiplin lain untuk menentukan lokasi pemasangan bahan-bahan

  • Spesifikasi Teknis

    47

    yang akan dipasang oleh Kontraktor.

    Kontraktor harus mendapatkan informasi ini dari Pengawas

    Lapangan sebelum memulai pemasangan.

    Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis saling melengkapi satu sama lain, dengan tenaga kerja atau bahan yang disebut di sini, bila diperlukan untuk keberhasilan bekerjanya peralatan khusus yang disebutkan dalam pekerjaan ini, harus disediakan dan dipasang tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

    Kontraktor harus memeriksa dengan teliti besar ruang yang

    dibutuhkan dengan Kontraktor lain untuk memastikan bahwa

    semua peralatan, pipa dan lainnya dapat dipasang pada tempat

    yang telah ditentukan.

    Semua perlengkapan yang dibutuhkan, alat kontrol dan lainnya

    sesuai peraturan lokal harus diadakan oleh Kontraktor.

    28.5.2. Pekerjaan Pipa Lokasi, susunan dan ukuran pipa harus sesuai dengan ketentuan

    pabrik pembuatan peralatan pengkondisian udara atau sesuai

    petunjuk Gambar Kerja. Pekerjaan pipa harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk

    pemasangan dari pabrik pembuat dan sesuai Gambar Kerja. Isolasi harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik

    pembuatnya.

    Variasi ukuran dan lokasi penempatan pipa tidak diizinkan tanpa

    persetujuan dari Pengawas Lapangan. 28.5.3. Penumpu dan Penopang

    Kontraktor harus menyediakan penumpu beton untuk semua peralatan

    utama jika diperlukan. Semua pekerjaan beton harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

    Penumpu dan penompang yang terbuat dari rangkaian baja profil dengan dimensi yang sesuai, harus difabrikasi sesuai ketentuan

    Spesifikasi Teknis.

  • Spesifikasi Teknis

    48

    28.5.4. Pekerjaan Elektrikal Semua sistem elektrikal seperti kabel, diagram pengkabelan dan

    lainnya yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus dipasang sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

    28.5.5. Pengujian dan Balancing. a. Pengujian di lokasi dan balacing peralatan harus dilaksanakan

    sesuai standar terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas. Semua pengujian yang diminta harus dibuat atas biaya Kontraktor yang harus melengkapi semua bahan dan peralatan pengujian yang diperlukan.

    b. Setiap sistem harus diuji dan dibalance secara lengkap untuk pemeriksaan :

    Kapasitas mesin tiap unit

    Aliran udara

    Termperatur Udara

    Kelembaban

    Tekanan

    Tegangan kerja dan daya Tingkat suara dan getaran

    Komponen pelindung

    Dan pemeriksaan lainnya sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. c. Pengujian harus dilakukan mencapai beban penuh rencana d. Semua peralatan harus diuji keamanan sistem listriknya. e. Setelah pengujian dan balancing dinyatakan berhasil, sistem harus

    dioperasikan perlahan tanpa segala jenis kegagalan selama sebulan, sebelum Pengawas Lapangan memberikan pernyataan.

    28.5.6. Pemeliharaan

    a. Setiap peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeriksaan

    harus dilengkapi dengan :

    Spesifikasi teknis detail yang dipersiapkan oleh pabrik

    pembuat yang mencakup deskripsi dan karakteristik;

  • Spesifikasi Teknis

    49

    Kartu pemeliharaan yang menyebutkan :

    Nama pabrik pembuat atau pemasok

    Jenis pelaksanaan perawatan (elektrikal, mekanikal dan lainnya) dan selang waktu (kalender atau sebagai fungsi waktu pengoperasian)

    29. Pekerjaan Pengecatan

    29.1. Lingkup Pekerjaan 29.1.1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ke tembok, sambungan-

    sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.

    29.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.

    29.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu

    panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list eternit, serta dinding papan

    yang dapat dibuka dan plafond lambrisering.

    29.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan

    plafond eternit.

    29.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

    29.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

    29.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.

    29.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.

    29.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.

    29.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.

    29.2.5. Politur sekualitas Platon

    29.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,

    Platon.

    29.3. Pedoman Pelaksanaan

    29.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. 29.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,

    pengecatan minimal 2 (dua) kali. 29.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan

    memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.

  • Spesifikasi Teknis

    50

    2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar. 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu. Penghalusan dengan amplas

    Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali. 29.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

    Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,

    setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

    Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.

    Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap

    dengan kain kering yang bersih.

    Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2

    (dua) kali. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan

    tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

    29.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :

    Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.

    Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang

    atau noda-noda mengelupas.

    29.3.6. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi

    Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :

    Dinding dalam/luar digunakan warna Cream 302 dari daftar warna

    cat superpolimyx.

    Plafond asbes warna putih (pear white) Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925 dari

    daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.

    Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna

    Candy Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang

    sekualitas.

    29.3.7. Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan persyaratan yang

  • Spesifikasi Teknis

    51

    tercantum dalam PBI 1961.

    29.3.8. Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding, kebersihan dengan

    alat test yang digunakan untuk pengecatan harus dipenuhi kontraktor

    atas permintaan Direksi/pengawas dan seluruh biaya pengetesan

    tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor. Interior Ekterior

    - Plasteran Cat Dasar 2 kali Cat Dasar Alkasi

    Cat Emulsion 3 KALI CAT EMULSI

    - Langit-langit 2 Kali cat emulsi 2 kali cat emulsi

    - Pintu teak wood 2 Kali Pinotex 2 kali Pinotex

    - Pekerjaan Baja -- Didesign dengan lapisan Mordant. Satu lapis cat

    Dasar Zink Chromate

    Dan 2 kali cat enamel

    30. Pekerjaan Lain-lain

    30.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa : (i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala

    sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak. (ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan

    dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/ PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

    (iii) Dokumen Foto : KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan

    tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui

    oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.

  • Spesifikasi Teknis

    52

    Syarat-syarat foto dokumentasi :

    a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah, b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah, c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut

    pengambilan tersebut pada butir (a).

    Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui

    DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima). Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.

    Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.

    30.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.

    As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

    lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.

    30.2.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua

    kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.

    30.2.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Proyek.

    30.2.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati

  • Spesifikasi Teknis

    53

    oleh Kontraktor dan Pemimpin Proyek dalam melaksanakan pekerjaan ini.

    Dibuat Oleh, CV. PAYUNG SEJAHTERA CONSULTANT

    AMRI, A.Md Direktur