spesifikasi teknis

40
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Alamat: Jl. Dr. Soetomo No. 58 Telp. ( 0285 ) 391271 Batang 51215 SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG KANTOR BPPKB PEKERJAAN REHAB GEDUNG PERMANEN LOKASI KEC. BATANG KAB. BATANG TAHUN ANGGARAN 2015 OFFICE : JL. YOS SUDARSO Gg. MANGGIS 04/01 KASEPUHAN BATANG 51214

Upload: muto-sn

Post on 29-Sep-2015

244 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

SPESIFIKASI TEKNIS

TRANSCRIPT

  • PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

    BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

    KELUARGA BERENCANA Alamat: Jl. Dr. Soetomo No. 58 Telp. ( 0285 ) 391271 Batang

    51215

    SPESIFIKASI TEKNIS

    KEGIATAN

    REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG KANTOR BPPKB

    PEKERJAAN

    REHAB GEDUNG PERMANEN

    LOKASI

    KEC. BATANG KAB. BATANG

    TAHUN ANGGARAN

    2015

    OFFICE : JL. YOS SUDARSO Gg. MANGGIS 04/01 KASEPUHAN BATANG 51214

  • SPESIFIKASI

    TEKNIS

    REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB KEC. BATANG KAB. BATANG

    Keterangan :

    Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang

    dilelangkan, dengan ketentuan:

    1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

    digunakannya produksi dalam negeri;

    2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

    3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;

    4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;

    5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama

    minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

    6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam

    pelaksanaan pekerjaan;

    7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

    8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang

    diinginkan;

    9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

  • LAPANGAN PEKERJAAN

    Keadaan lapangan pekerjaan pada saat penawaran termasuk segala sesuatu

    yang berada di lapangan, diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor

    dengan Berita Acara Serah Terima.

    LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

    2.1. Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor

    adalah meliputi semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun

    bersama-sama tercantum dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan.

    Volume pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Bill of Quantity

    (BOQ).

    2.2. Secara teknis, pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor dalam REHAB GEDUNG KANTOR BPPKB

    sebagai berikut :

    I PEKERJAAN PERSIAPAN

    II PEKERJAAN TANAH

    III PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

    IV PEKERJAAN BETON

    V PEKERJAAN RANGKA ATAP

    VI PEKERJAAN PENUTUP ATAP

    VII PEKERJAAN KAYU

    VIII PEKERJAAN LANGIT - LANGIIT

    IX PEKERJAAN LANTAI

    X PEKERJAAN INSTALASI

    XI PEKERJAAN PENGECETAN

  • LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

    Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus melakukan Pengadaan,

    Pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga

    kerja, mobilisasi/demobilisasi peralatan personil, papan nama proyek,

    pengukuran, dan sebagainya yang pada umumnya langsung dan tidak

    langsung termasuk dalam usaha

    menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan dengan baik, sempurna dan lengkap

    sesuai dengan gambar rencana, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

    Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,

    Kontraktor berkewajiban :

    a. Uitzet dan Pembersihan Lahan

    b. Memasang Papan Nama Kegiatan

    c. Pembongkaran Dinding

    d. Pembuangan bekas bongkaran

    e. Melakukan pengupasan plesteran

    f. Mengadakan hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

    Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan persiapan yang menjadi

    tanggungjawabnya berdasarkan Petunjuk Teknis.

    Papan Nama Proyek

    Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan

    halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama

    tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan

    petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau

    memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin

    dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan.

    Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran

    Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan

    terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa pembongkaran dibuang dari

    lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan

    Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

  • menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas

    bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut

    keluar dari halaman proyek pembersihan menjadi tanggung jawab pemborong.

    Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan

    seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus

    dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-

    barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

    Pekerjaan Pembongkaran.

    a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus

    memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan

    pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan

    pekerjaan.

    b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.

    Pemeriksaan Tempat Kerja.

    Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala

    akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan

    pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah

    dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas,

    Perencana dan Pemberi Tugas.

    Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi

    a. Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain

    dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh

    Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak

    lain yang berkepentingan.

    Pembongkaran

    a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan

    aman.Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran

    yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.

    b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan

    yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya

  • c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana

    pembongkaran/kontaktor.

    d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan

    (proyek).

    e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan

    dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas

    dengan diketahui oleh Konsultan

    Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank:

    1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam

    gambar rencana.

    2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar

    perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama

    atau ditanyakan pada Direksi Teknis.

    3. Sebagai ukuran pokok 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.

    Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan

    Pengawas akan menetapkan patok duga 0,00 tersebut di lapangan dan

    dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama

    pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama

    pelaksanaan pekerjaan.

    4. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan

    mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada

    bangunan yang telah ada.

    5. Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan

    Bouplank. Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan

    ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar

    Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.

    6. Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum

    memulai proses Pekerjaan.

  • PEKERJAAN TANAH

    Urugan Tanah Kembali

    a. Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan

    secara berlapis dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian

    dipadatkan.

    b. Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat

    membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan.

    c. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak

    diperlukan didalam proyek harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi

    proyek.

    Urugan Pasir Bawah Pondasi

    a. Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan

    disiram dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang

    dikehendaki.

    b. Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 6 ps karena

    adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada

    bagian yang keropos dan untuk pondasi digunakan batu yang baik dan

    memenuhi syarat-syarat dan sesuai dengan persetujuan Direksi.

    c. Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya

    harus disediakan stek-stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik

    pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat dari laur sepanjang 40 cm diatas

    sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.

    Urugan Pasir Bawah Lantai

    Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram

    dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.

    .

  • PEKERJAAN

    PASANGAN DAN PLESTERAN

    Bahan

    PC, pasir daan air harus memenuhi persyaratan sesuai dengan:

    1. Ketentuan umum

    Semua bahan yang diperlukan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan

    spesifikasi bahan bangunan SK SNIS-04-1989-F atau ketentuan yang sudah

    diatur dalam bidang pembangunan pada umumnya.

    Semua bahan-bahan ataupun perlengkapan yang dipakai, dipasang,atau

    dikerjakan dalam pembangunan ini harus seijin Direksi dan Konsultan

    Pengawas.

    Bahan alat-alat ataupun perlengkapan yang dibeli oleh Pelaksana Pekerjaan

    untuk pekerjaan ini, diletakkan pada tempat yang mudah diperiksa oleh Direksi,

    untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib mempersiapkan segalanya agar pemeriksaan

    tersebut terlaksana

    2. Air untuk pembangunan.

    Untuk pembangunan, air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan

    bebas dari mineral organik, bebas lumpur, larutkan air kali dan lain-lain.

    3. Semen / Portland Cement (PC)

    Untuk semen (PC) dipakai kualitas semen yang memenuhi persyaratan sekwalitas

    semen merk Tiga Roda yang memenuhi persyaratan SNI 8.

    4. Pasir

    a. Pasir harus bersih,bebas kotoran

    b. Butir-butir pasir harus tajam dan keras bergradasi tidak mudah pecah atau hancur

    oleh pengaruh cuaca.

    c. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dari berat kering, bilamana lebih

    dari 5 % pasir harus dicuci terlebih dahulu.

  • PEKERJAAN PASANGAN

    1. Aanstamping

    Pekerjaan pasangan batu blonos (batu blondos) menggunakan batu kali yang

    keras, padat dan tidak berongga serta tidak mengandung tanah atau lumpur

    yang melekat.

    2. Pasangan Batu Belah

    Split / batu pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori,

    warna abu-abu, bersih dan tidak mengandung zat alkali aktif, dan

    diameter split berukuran antar 2-3 cm.

    Tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % terhadap berat kering.

    Yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063

    mm. Apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar darus dicuci.

    Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran

    oleh bahan-bahan lain.

    Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak

    berongga-rongga

    Ukuran pondasi / pasangan batu kali harus sesuai gambar dengan adukan

    1 pc : 6 ps. Sisi pasangan batu kali yang ditimbun tanah harus diplester

    kasar (beraben) agar tidak terdapat celah-celah

    Sebelum pondasi lajur yang dipasang, terlebih dahulu dibuat profil /

    bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan

    ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh

    Konsultan / Direksi lapangan

    Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran,

    lalu harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dan diratakan

    sampai benar-benar padat. Diatas lapisan pasir tersebut diberi

    aanstamping, batu belah yang dipasang sesuai Gambar Rencana

    Pondasi batu belah menggunkan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr

    setinggi 75 cm dihitung dari permukaan atas ke bawah sampai

    anstamping.

  • Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi,

    sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga /

    tidak padat.

    Pada pondasi batu belah untuk peletakan kolom-kolom beton atau kolom

    praktis beton, harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter

    dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok, yang tertanam dengan

    baik dalam pondasi sedalam minimum 40 diameter tulangan pokok

    (sesuai dengan ukuran dan Gambar detail)

    3. Pasangan Batu Bata

    Batu bata yang digunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di

    dalam air tetap utuh, tidak pecah / hancur.

    Ukuran bata 5 x 11 x 23 cm untuk rusuk-rusuknya tajam dan ukurannya

    sama besar berasal dari satu produk dan langsung didatangkan dari pabrik

    atau penjual

    Semen PC yang digunakan setara Tiga Roda / Gresik. Umur penyimpanan

    semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik.

    Penyimpanan dilakukan di gudang yang lantainya kering dan minimum

    30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu / lembab tidak

    diijinkan untuk dipakai.

    Pasir Pasang sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton.

    Pasir harus bersih dari segala kotoran, bahan-bahan kimia dan bebas dari

    lumpur. Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lembut.

    Setiap pekerjaan harus didahului dengan contoh sebelum disetujui untuk

    dipakai

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, batu bata direndam didalam air

    sampai jenuh dan permukaan yang dipasang harus basah. Bata yang

    dipasang harus bata utuh / tidak pecah, kecuali untuk las-lasan

    Pemasangan bata harus dipasang selang-seling dengan perbedaan separuh

    bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar /

    spesies batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm

    Dalam satu hari pelaksana, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi

    dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun tidak

  • tegak bergigi. Semua pasangan bata harus waterpass dan tiap-tiap kali

    diukur rata dengan lantai, dengan menggunakan benang. Pasangan

    benang tidak boleh lebih dari 20 cm diatas pasangan dibawahnya

    Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm

    diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 6 psr,

    demikian juga untuk dinding kamar mandi dan WC mulai dari permukaan

    sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan 1 pc : 6 psr.

    Bidang dinding bata batu dengan luas lebih dari 10 m2 harus

    ditambahkan kolom dan balok penguat berupa kolom praktis dengan

    ukuran 12 x 12 cm dengan tulangan pokok 4 10 mm, begel 6 - 150

    Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus dan pola

    ikatan harus terjaga dengan baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran

    dilakukan dengan tiang let dan harus diukur dengan tepat

    Pertemuan sudut antara dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan

    tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar kerja

    Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkapan atau

    pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m

    vertikal dan horizontal

    Jika melebihi, kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya

    untuk pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat diajukan

    sebagai pekerjaan tambahan

    Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,

    balok penguat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam

    Gambar kerja, harus dipasang angkur 10 mm tiap jarak sebesar 1,2 m

    PEKERJAAN PLESTERAN

    1. Bahan

    Semen / Portland Cement (PC)

    Semen PC yang digunakan setara dengan produksi PT. Semen Nusantara /

    Tiga Roda / setara

    Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dan warna asli

  • 2. Jenis Plesteran

    Plesteran 1 pc : 6 psr Sudah termasuk Acian.

    Plesteran digunakan untuk menutup dinding yang selalu berhubungan

    dengan air, pelesteran sudut dan plesteran beton.

    Plesteran 1 pc : 6 psr. Pasir Muntilan digunakan untuk seluruh dinding

    selain dinding tahan air.

    3. Pelaksanaan

    Semua siar di permukaan dinding batu harus dikerok sedalam 1 cm agar

    plesteran dapat lebih merekat

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai, permukaan harus

    dalam keadaan basah

    Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding

    tembok setelah diplester adalah 15 cm

    Dinding diatas plafond diplester bersap

    Semua jenis aduk plesteran tersebut diatas disiapkan sedemikian rupa

    sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada

    waktu pelaksanaan pemasangan

    Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu

    pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30

    menit, terutama untuk plesteran kedap air

    Kontraktor harus menyediakan pekerja / tukang yang ahli untuk

    melaksanakan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus

    Kecuali untuk plesteran tersebut, permukaan semua aduk plesteran harus

    diratakan

    Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci halus, harus

    rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang,

    tidak mengandung kerikil ataupu benda-benda lain yang membuat cacat

    Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi

    dulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm

    Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus

    dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikerok / scrathced

  • Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai

    pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding bangunan

    Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai

    plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya

    Untuk bidang pasangan menggunakan bahan / material akhir lain,

    permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk

    memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan

    digunakan tersebut.

    Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu

    bidang datar, harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm

    Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau

    pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk tiap area 2 m2.

    Ketebalan plestreran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /

    kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja

    Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm

    Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat

    ayam yang dikaitkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang

    bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran

    4. Pemeliharaan

    Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

    dengan wajar dan tidak secara tiba-tiba

    Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali

    terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung

    dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara tepat

    Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : selama 7 (tujuh) hari setelah

    pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-

    kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

    Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material

    akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-

    kerusakan dan pengotoran dengan biaya adalah tanggungan kontraktor,

    tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

  • Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di

    atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari

    2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain

    seperti yang diisyaratkan tersebut diatas.

    Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan

    Konsultan / Direksi lapangan, maka kontraktor harus membongkar dan

    memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan

    Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam

    pekerjaan plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku

    sudut bagian luar hendaknya dibaut tumpul (bulat)

    Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus

    diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur

    dan plesteran baru harus dibuat rata dengan sekitarnya.

    Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah

    selesai / bangunan terlindungi

    Bilamana diperlukan pemasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada

    dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah

    pipa terpasang harus ditutup dengan plesteran yang dilaksanakan secara

    sempurna.

    5. Sponengan Sudut

    Plesteran skoning dengan campuran 1 pc : 2 ps

    Memperbaiki dan membersihkan.

    Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna

    dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang,

    memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai

    harus bebas dari retak, noda dan cacat lainnya. Pada waktu-waktu tertentu

    selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran yang

    tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.

  • PEKERJAAN BETON

    Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah

    ditetapkan pada bagian lain. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan

    mechanical, sanitary dan pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau

    pekerjaan ducting yang harus ditanam didalam beton, berdasarkan persyaratan-

    persyaratan dari gambar ME. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan

    harus mendapat persetujuan dari direksi Pengawas.

    NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan)

    NI-6 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland)

    NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)

    PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia)

    Persyaratan ini adalah persyaratan minimum.

    a. Penyedia dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi

    konstruksi dan perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan

    semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan lain

    yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan,

    disyaratkan atau sebagaimana diperlukan.

    b. Ukuran / Dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada

    gambar gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-

    ukuran dalam garis besar. Ukuran yang tepat, begitu pula besi

    penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi

    beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam

    gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih

    dahulu dengan Perencana atau Direksi / Pengawas guna mendapat ukuran

    sesungguhnya yang disetujui pengawas.

    c. Air

    Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang

    merusak, seperti minyak, bahan-bahan organis, atau bahan lain yang

    dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat lainnya.

  • Air tersebut harus diuji dilaboratorium penguji untuk menetapkan

    sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-

    1971 untuk bahan campuran beton.

    Apabila terdapat keraguan-keraguan mengenai air, maka pemborong

    diharuskan mengirim contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan

    bahan-bahan untuk menyelidiki air tersebut dengan biaya pemborong.

    d. Baja Tulangan

    Baja tulangan yang digunakan adalah batang-batang baja tegangan

    lunak dengan tegangan leleh 2400 kg / cm2

    Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah

    dikenali ukurannya dengan jalan mengelompokkan sesuai ukurannya.

    Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar, balok-balok

    penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton dan

    minimal berkekuatan sama dengan beton yang dituangkan berdekatan.

    Semua baja tulangan harus baru dan ukuran sesuai dengan standar

    Indonesia untuk beton NI-2-PBI-1071 atau ASTM Dessignation A-5

    dan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan. Kontraktor

    harus dapat memberi surat keterangan pengujian oleh pabrik dari baja

    tulangan beton yang disediakan untuk disetujui Konsultan / Direksi

    lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap konstruksi seperti

    tercantum dalam Gambar Rencana.

    Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus dibersihkan dari

    serpihan-serpihan, karat, minyak, oli, dan lapisan yang akan merusak

    atau mengurangi daya lekat didalam beton.

    Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti

    sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar

    konstruksi.

    Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan

    kembali dengan cara yang dapat merusak.

    Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari

    besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan

    disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan.

  • Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar

    Rencana.

    Agar tulangan tetap ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan

    kawat beton (Bendrat) dengan bantalan blok-blok cetak / beton

    decking atau kursi-kursi besi / cakar ayam peregang spacer atau

    logam gantung (metal hangers) sesuai dengan kebutuhan.

    Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan

    penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang turun.

    Penunjang ini harus dibuat sari logam-logam yang tidak dapat

    berkarat (non-corrosible)

    Jarak terkecil antara batang yang pararel harus sama dengan diameter

    dari batang-batang, tetapi jarak yang terbuka tidak boleh lebih dari 2,4

    kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan halus memberikan

    kesempatan masuknya alat penggetar beton.

    e. Selimut

    Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung

    dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak yang tepat untuk

    setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti : Balok 2, 5 cm dan

    Kolom 3.0 cm

    f. Penyambungan

    Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat

    lain dari yang ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus

    ditentukan oleh Konsultan / Direksi lapangan.

    Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak

    (vertikal) dan kolom, sedikitnya harus 40 kali diameter batang,

    kecuali bila telah ditetapkan secara pasti pada Gambar Rencana dan

    harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan

    g. Perlengkapan Mengaduk

    Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang

    mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi

    jumlah dari masing-masing bahan beton.

  • Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus

    mendapat persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan.

    h. Mengaduk

    Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam

    mesin pengadukan beton yaitu Batch Mixer atau Portable

    Continous Mixer dan sesudah merata dimasukkan air sambil diaduk

    selama 2 menit (waktu pemasukan air dibatasi 25 detik), dalam hal ini

    harus dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada bagian yang

    tidak bahan beton.

    Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengadukan berkapasitas

    lebih besar dari 1,5 m3.

    Konsultan / direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu

    pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk

    mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna

    yang merata / seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan

    ke adukan, kecuali jika dimintakan adanya perubahan dalam

    komposisi dan konsistensi.

    Air harus dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

    Pengadukan yang berlebihan (lamanya), membutuhkan penambahan

    air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, jika

    diperkenankan.

    Truk pengaduk (Truck mixer) hanya diperkenankan jika pengadukan

    dan pengerjaan adalah sedemikian rupa sehingga beton dari adukan ke

    adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang tinggi.

    Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak

    memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai

    melebihi dari kapasitas yang ditentukan, kecuali apabila telah nyata

    diperkenankan oleh Konsultan / Direksi lapangan. Tiap mesin

    pengaduk dilengkapi dengan air mekanis untuk mengatur waktu dan

    menghitung jumlah adukan.

  • i. Suhu

    Suhu beton sewaktu-waktu dicor / dituang tidak boleh lebih dari 320 C

    dan tidak kurang dari 4,50 C.

    Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 270 C dan 320 C maka

    beton harus diadukan ditempat pekerjaan, kemudian langsung dicor.

    Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu

    dari beton melebihi 320 C, maka kontraktor harus mengambil langkah

    -langkah dengan mengecor pada waktu malam hari, bila perlu atau

    mempertahankan suhu beton agar bisa dicor pada suhu dibawah 320

    C.

    j. Rencana Cetakan

    Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-

    perhitungan gambar rancangan cetakan dan perancah untuk

    mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum

    pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian

    tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap

    keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-

    kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Dalam

    gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan

    sambungan-sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya,

    pemindahan dan cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman

    Bahan dan perlengkapan tambahan harus diadakan, seperti

    disyaratkan untuk mencetak / membentuk dan mendukung /

    menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian

    permukaan beton yang disyaratkan

    Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar

    praktis penggunaannya dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan

    rapi diatas tanah sedemikian rupa agar memberi kesempatan untuk

    pengeringan udara secara alami

    k. Konstruksi Cetakan

    Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplang, dan bagian konstruksi

    lain dibuat dari papan terentang tebal mimimal 2,5 cm dengan

  • diperkuat kaso secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus

    rata sesuai dengan gambar tidak menggelembung

    Stut-stut balok untuk balok dan pelat harus dari dolken yang baik, ada

    di pasaran atau bahan lain yang memenuhi syarat.

    Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau

    setiap permukaan hanya 1 (satu) kali

    Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka

    cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai

    Semua cetakan harus benar-benar teliti dan aman pada kedudukannya

    sehingga dapat mencegah pengembangan atau gerakan lain selama

    penuangan beton

    Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk,

    garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan

    dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan

    Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah

    harus merupakan konstruksi yang kuat, kokoh terhadap pembebanan

    yang akan ditanggungnya, termasuk gaya prategang dan gaya

    sentuhan yang mungkin ada

    l. Pengangkutan Beton

    Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus

    sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang

    diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan

    dan kehilangan nilai slump.

    m. Pengecoran

    Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan / bekisting

    selesai. Ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar

    pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, besi

    penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek

    angkur penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah selesai

    dikerjakan.

  • Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang

    berhubungan dengan pengecoran harus disetujui Konsultan / Direksi

    lapangan

    Semua permukaan cetakan yang dilekati spesie / mortel dan adukan

    beton harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum

    pengecoran dilanjutkan

    Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat

    pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang,

    reruntuhan atau bahan terlepas

    Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempat-

    tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata, sehingga

    kelembaban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap

    Pada pengecoran baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih

    dahulu, permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan

    bahan asing yang menutupinya

    Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian

    pengecoran yang masih berlanjut terhadap sistem struktur /

    penulangan yang ada

    Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus

    dilakukan sebelum pengecoran dimulai terutama yang menyangkut

    pipa-pipa sparing yang menembus / tertanam dalam beton untuk

    keperluan setiap disiplin kerja

    Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan / Direksi lapangan serta

    pengawas Kontraktor ada ditempat kerja dan persiapan benar-benar

    telah memadai

    Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar

    pengangkutannya ke posisi terakhir sependek mungkin sehingga tidak

    mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi pada waktu

    pengecoran

    Tidak diijinkan pemisahan yang berlebihan agregat kasar dalam beton

    yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, sudut

    yang terlalu besar atau bertumpu dengan baja tulang-tulangan.

  • Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin terjadi,

    kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai

    untuk mengontrol jatuhnya beton

    Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus

    menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2

    meter

    Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama

    sedemikian rupa sehingga spesi, mortel terpisah dari agregat kasar

    Selama hujan, air semen spesie tidak boleh dihamparkan pada

    construction joint dan air semen atau spesie yang hanyut terhampar

    harus dibuang dan dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan

    Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh

    terputus sebelum bagian itu selesai

    Ember-ember / bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang

    dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat

    campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas

    sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang

    Ember beton harus mudah diangkat / diletakkan dengan alat-alat

    lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi terbatas

    Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,

    sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat

    semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan

    Dalam pemadatan setiap lapisan beton, kepala alat penggetar

    (vibrator) harus menembus dan menggetarkan kembali beton pada

    bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah, tanpa menyentuh

    tulangan dan bekisting

    Lama penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton

    dari airnya (maksimum 10 detik)

    Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type

    Immersion, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000 putaran

    per menit ketika dibenamkan dalam beton

    n. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

  • Waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus

    dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan beton

    Beton baru dijinkan dibebani setelah berumur 28 hari

    Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan

    permukaan yang tidak rata, tidak halus dan tidak rapi harus segera

    diperbaiki sampai disetujui Konsultan / Direksi lapangan

    Cetakan boleh dibuka jika bagian konstruksi tersebut telah mencapai

    kekutan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban

    pelaksanaan

    o. Perawatan (Curing)

    Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai

    dilakukan

    Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit

    14 hari terus-menerus segera setelah beton cukup keras untuk

    mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang

    dibasahi air atau dengan pipa-pipa yang berlubang

    Penyiraman mekanis atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga

    agar permukaan selalu basah

    Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi

    maksud-maksud spesifikasi air untuk campuran beton

    p. Perlindungan

    Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan beton

    untuk melindungi beton dari hujan dan terik matahari

    Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-

    kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh konsultan / Direksi

    lapangan

    Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar

    matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari setelah pengecoran

    Perlindungan semacam itu harus dibuat seefektif setelah pengecoran

    dilaksanakan

    q. Perbaikan Permukaan Beton

  • Jika sesudah permukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak

    menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada

    permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan

    spesifikasi ini dan harus dibuang, dan diganti oleh Kontraktor /

    Direksi lapangan memberi ijin untuk menambal tempat yang rusak,

    maka penamablan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam

    pasal-pasal berikut

    Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang

    terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerudakan karena cetakan,

    lubang baut, ketidakrataan atau bengkok harus dibuang dengan

    pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu

    gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat

    Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor

    sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya

    Sebelum dicor semua harus dibasahi sampai jernih, baru kemudian

    dilakukan perbaikan

    Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip

    harus dibuat shop drawing untuk dimintakan persetujuan Konsultan /

    Direksi lapangan

    Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain : lantai toilet, pelat

    atap, minimum harus memakai adukan / campuran beton 1 pc : 1 1/2

    kerikil tanpa mengurangi persyaratan mutu beton K 225 kedap air

    Bagian-bagian ini harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa

    putus sampai meliputi 1 (satu) bagian penuh

    Jika terpaksa harus menghentikan pengecoran disebabkan teknis

    pelaksanaan yang tidak memungkinkan, kontraktor harus

    merencanakan penghentian pengecoran tersebut dengan memasang

    water stop WC

    r. Sparing

    Lubang-lubang talang pada pelat beton atap dan lantai

    Ukuran pipa sparing harus sesuai dengan gambar

  • Sparing untuk listrik dipergunakan pipa Clipsat sesuai dengan gambar

    dan dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel yang berada

    dalam sparing elektrikal ini

    Kontraktor harus memperhatikan dan meneliti pelengkap elektrikal

    pada dokumen lelang

    s. Pekerjaan Beton Tidak langsung

    Komposisi campuran beton tidak bertulang adalah 1 pc : 3 : psr : 6 krl

    Dalam pengecoran, permukaan harus rata dan kerikil tidak

    diperkenankan keluar, kecuali dinyatakan lain dalam gambar kerja

    Untuk perataan harus menggunakan rooskam panjang

    Untuk lantai dengan kerikil timbul (beton sikat), digunakan kerikil

    kali yang halus dan tidak runcing

    Kerikil yang digunakan untuk penyelesaian permukaan tipe pedestrian

    tersebut, berdiameter antara 11/2 cm sampai 3 cm

    t. Beton Kedap Air

    Beton untuk tangki air, dinding, basement, lubang galian (pit) dan

    pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap

    air, antara lain dengan sistem membrane sheet waterproofing dan atau

    menambahkan bahan aditif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi

    pengawas. Penggunaan bahan aditif tersebut tidak akan mempengaruhi

    kekuatan maupun ketahanan beton jika dipakai sesuai petunjuk.

    u. Mutu Beton

    Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :

    Sloof 15 x 20 cm K-175

    Ringbalk 12 x 15 cm K-175

    v. Tes Mutu Beton

    Tes mutu beton harus dilakukan pemborong dengan diawasi Direksi

    lapangan. Pemborong harus menyiapkan segalanya agar semua proses

    pengawasan dan pengambilan sampel dapat diawasi dengan baik dan

    mudah selam periode proyek. Semua prosedur pengambilan sampel harus

    sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971

  • Benda uji yang digunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm

    dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga

    didapat benda uji yang sempurna

    Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi tes kekuatan

    (crushing test) dan slump test.

    Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan

    pengecoran. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI

    tahun 1971

    Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya

    mutu yang disyaratkan, maka Direksi lapangan berhak untuk

    memerintahkan hal-hal berikut : Mengganti komposisi adukan untuk

    pekerjaan yang tersisa; Non destructive testing; Core drilling; Test-

    test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya

    Apabila telah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan

    diatas dan ternyata mutu beton tetap tidak memenuhi syarat, maka

    Direksi lapangan berhak memerintahkan pembongkaran beton yang

    dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut sesegera mungkin

    Segala biaya pengambilan sampel, pemeriksaan, pembongkaran,

    pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi

    beton sepenuhnya menjadi beban pemborong

    Pada penggunaan adukan beton ready mix, pemborong harus

    mendapat ijin lebih dahulu dari Direksi lapangan dengan terlebih

    dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready

    mix tadi. Dalam hal ini pemborong tetap bertanggung jawab penuh

    bahwa adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat

    dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang

    kontinyu pada setiap pengiriman.

    Segala test kubus yang harus dilakukan di lapangan harus tetap

    dijalankan sesuai PBI 1971 dan Direksi lapangan akan menolak

    supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua

    resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut diatas sepenuhnya

    menjadi tanggung jawab pemborong.

  • 1. Sloof

    Sloof berfungsi sebagai penghubung antara kolom-kolom serta

    mengurangi displacement pada arah lateral maupun vertikal. Balok sloof

    juga berfungsi menahan momen yang timbul pada bagian bawah kolom,

    sehingga momen yang terjadi didistribusikan pada balok penghubung ini.

    Ukuran sloof yang dipakai adalah ukuran 15 x 20 cm, menggunakan 4

    tulangan 10, begel 6 150.

    2. Ring Balk

    Balok berfungsi sebagai penghubung antar kolom dan dan menahan beban

    diatasnya beserta semua gaya yang bekerja pada bangunan tersebut.

    Pemakaian balok pada lantai dan ringbalk digunakan ukuran balok 12 x 20

    cm.

    3. Tulangan Besi

    Tulangan besi polos atau ulir menggunakan besi beton polos atau ulir dan

    kawat beton.

    4. Bekisting (Acuan Beton)

    a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas semua

    perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat

    persetujuan bilamana diminta Pengawas, sebelum pekerjaan

    dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas

    telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari

    Kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi

    tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    b) Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material

    lain yang disetujui Pengawas. Kesemua tipe material tadi bila

    digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran,

    kwalitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus,

    rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.

    c) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang

    terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang.

    Pengerjakan bekisting harus sedemikian rupa sehingga hubungan

    papan bekisting terjamin rapat dan tidak akan menimbulkan

  • kebocoran. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan

    pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah

    terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan

    gaya-gaya yang mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubungan-

    hubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat

    yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik.

    Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan horizontal

    dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam

    proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk

    pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi dan

    murnya.

    d) Bila diperkirakan akan terendam air, Pemborong harus

    membuat bekisting kedap air dengan melapisinya menggunakan

    bahan yang tidak tembus air sesuai petunjuk Pengawas.

    e) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus

    dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan

    bekisting yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah

    tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk

    tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki

    agar kembali sempurna kondisinya. .

    f) Bila dipakai bekisting multiplek atau tripleks maka permukaan

    harus cukup rata dan tebal yang dipakai minimal adalah 12 mm

    dengan perkuatan balok kayu 5/7 cm dengan jarak maksimal 40

    cm dan pemakaiannya maksimum 3 kali. Kayu yang dipakai

    adalah kayu kelas II yang sesuai dengan persyaratan PPKI 1970

    atau kayu lokal yang setaraf. Semua pekerjaan sudut-sudut beton,

    bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm.

    g) Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah

    dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan dan

    disetujui Pengawas.

    h) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan

    non-staining mineral oil dengan sepengetahuan Konsultan

  • Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar

    cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga

    pembesian.

    i) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut

    diatas, harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum

    pengecoran beton.

    j) Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus

    bersih dari kotoran dan kering dari air.

    k) Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa hingga

    terjamin mutu beton yang diharapkan dan untuk jaminan

    bahwa bagian dalam bekisting betul-betul kering harus

    digunakan kompresor. Finishing beton bertulang sejauh mungkin

    dihindari dan perataan permukaan beton harus dilakukan sesuai

    petunjuk Pengawas.

    Pembongkaran Bekisting

    a) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua

    bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk

    memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan

    dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan bila perlu,

    bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton

    mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk

    bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar

    segera setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah

    berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan

    perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi

    harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah- langkah

    penjagaan pada proses pengerasan beton (curing).

    b) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum

    beton mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah

    pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menahan gaya-

    gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus

  • dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan

    pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat

    pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus

    sesegera mungkin dilakukan. Pembongkaran bekisting beton tidak

    boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 1971

    dipenuhi, dan juga harus mengikuti daftar berikut mengenai

    ketentuan diperkenankannya pembukaan suatu bekisting bila

    diihitung sejak selesai pengecoran :

    Sisi-sisi balok yang tidak dibebani 3 hari Plat beton (penyangga tidak

    dibuka) 7 hari Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat

    beban 21 hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 28 hari

    Tiang-tiang penyangga cantilever 28 hari Dalam segala kemungkinan,

    beban yang akan bekerja serta umur beton yang terbebani harus

    ditinjau dan penyangganya harus dengan persetujuan Pengawas.

    PEKERJAAN RANGKA ATAP

    Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan Pemasangan talang Datar/Jurai, Seng BJLS 28 Lebar 90 cm

    Pekerjaan Pemasangan Atap baja ringan Profil C-0.75 Kontruksi Sederhana

    dengan ketebalan 0.75 mm berbahan dasar zincalume

    Pasang listplank dengan ukuran 2 x 20 cm menggunakan bahan woodplang

    Rangka atap polikarbonat menggunakan rangka besi hollow 40 mm x 40 mm

    dengan ketebalan 0.7 mm, finishing menggunakan cat besi. Bentuk

    menyesuaikan gambar kerja.

    Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional

    dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan

    disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.

  • PEKERJAAN PENUTUP ATAP

    Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan memasang Atap genteng metal berpasir ukuran panjang 92 cm dan

    lebar 79 cm dengan panjang efektif 84 cm dan lebar efektif 74 cm.

    Pekerjaan memasang bubungan Genteng Metal berpasir sejenis

    Pekerjaan Atap Policarbonat dengan ukuran lebar 2.10 cm dan ketebalan 0.6 mm

    dilapisi lapisan anti sinar UV dan anti panas. ( warna menyesuaikan )

    Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh pekerja yang profesional

    dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan harus di koordinasikan

    disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan.

    PEKERJAAN KAYU

    1. Kusen Pintu dan Jendela

    Pemasangan bahan untuk kusen dalam Rehabilitasi Ringan/Berat Gedung

    Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan dengan

    gambar rencana yang ada :

    1) Kusen kayu Kampas

    Kusen pintu dan jendela menggunakan bahan dari kayu kampas

    kalimantan

    2. Daun Pintu dan Jendela

    Pemasangan bahan untuk daun pintu dalam Rehabilitasi Ringan/Berat

    Gedung Kantor BPPKB memakai 1 material, pemasangan menyesuiakan

    dengan gambar rencana yang ada :

    1) Daun Pintu Panel kayu Kampas

    Daun pintu menggunakan rangka bahan dari kayu kampas kalimantan.

    Pemasangan daun pintu yang dipasang harus dapat dibuka dengan

    sempurna

    2) Daun Jendela Kaca kayu Kampas

    Daun Jendela menggunakan rangka bahan dari kayu kampas

    kalimantan.

  • Pemasangan daun Jendela yang dipasang harus dapat dibuka dengan

    sempurna.

    3. Engsel Pintu

    Satu set pasang Engsel pintu setara Modern warna stainless steel sesuai

    dengan gambar. Kunci-kunci pada engsel pintu dipakai produksi ex Tesa.

    Sedangkan Cylinder dipakai produksi ex Tesa sesuai dengan sistem

    penguncian yang dipilih yaitu sistem anak kunci 2 arah.

    4. Engsel Jendela

    Engsel jendela yang digunakan pada 1 set pasangnya adalah setara Goldeer /

    Brass Ring

    5. Kunci tanam 2 x Putar

    Kunci tanam menggunakan bahan berkualitas SNI. Pemasangan disesuaikan

    dengan gambar (berapa set) dan Rencana Anggaran bangunan

    6. Kait Angin

    Kait angin yang dipasang harus yang berkualitas dan pemasangannya harus

    sesuai dengan ketentuan teknis yan berlaku

    7. Grendel Tanam

    Grendel tanam menggunakan bahan berkualitas SNI. Pemasangan

    disesuaikan dengan gambar kerja (berapa Set) dan Rencana Anggaran

    bangunan.

    8. List Pintu Kupu Tarung

    Kait Angin menggunakan bahan berkualitas SNI yang berkualitas.

    Pemasangan disesuaikan dengan gambar kerja (m) dan Rencana Anggaran

    bangunan.

    9. Kaca Tebal 5 mm

    Kaca yang digunakan menggunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm.

    10. Roster Beton

    Ukuran Roster disesuaikan gambar ( 12 x 25 cm ) pemasangan disesuaikan

    dengan gambar kerja.

  • PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

    Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan memasang langit-langit GypsumBoard ukuran (120x240)

    9mm Rangka Hollow. Ukuran disamakan dengan gambar kerja dilakukan oleh

    pekerja yang profesional dalam bidang tersebut, Jika akan melakukan pemasangan

    harus di koordinasikan disetujui oleh pengawas dan Direksi lapangan

    PEKERJAAN LANTAI

    PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

    Sebelum pekerjaan penyelesaian lantai dilakukan, maka :

    Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus

    diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas

    Kontraktor menyerahkan spesifikasi dan persyaratan teknis operasional dari

    pabrik sebagai informasi kepada pengawas.

    Bahan-bahan yang dipasang tidak boleh cacat, retak-retak / pecah dan sisinya

    harus tajam, tidak bergigi.

    Pekerjaan penyelesaian lantai tidak boleh dimulai sebelum plafond dan

    Pek.Pasangan dan plesteran selesai dikerjakan.

    Hasil pemasangan harus rata tidak bergelombang, pertemuan naad-naadnya

    rata, spesie harus padat tidak berongga dan permukaan harus bersih dengan

    warna, sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar.

    1. Lantai Keramik

    Menggunakan keramik ukuran 40 x 40 cm, warna terang, Polos , tekstur dan merk

    Sekualitas Mulia/Asiatile.

    ditentukan kemudian .

    a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan baik dan

    disetujui oleh pengawas. Keramik yang akan dipasang harus direndam

    dalam air bersih lebih dahulu

    b. Nat dibuat sesuai petunjuk gambar dan kemudian diisi semen pengisi

  • c. Semua pemasangan lantai keramik memakai spesie 1 pc : 6 psr kecuali

    untuk daerah-daerah basah memakai 1 pc : 2 psr.

    d. Sebelum lantai keramik dipasang, lantai rabat 1 pc : 3 psr : 5 krk, harus

    sudah selesai dan dalam keadaan kering

    e. Harus diperhatikan ketinggian peil yang ditunjukan pada gambar

    Syarat pelaksanaan pekerjaan:

    1. Sebelum lantai dipasang, pada alas keramik dipasang dasaran pasir dikocor

    dipadatkan sehingga menghasilkan permukaan yang rata, kemudian

    dipasang lantai kerja berupa rabat beton dengan spesi 1PC : 3PS : 5KR

    dengan tebal 5cm.

    2. Setelah keramik terpasang dengan baik dan telah mendapat persetujuan

    secara tertulis dari direksi dan konsultan pengawas dinyatakan baik, baru

    dapat dimulai pekerjaan pengolotan (cor nat - nat keramik dengan PC)

    hingga menghasilkan nat - nat yang sama lebarnya dan rata. Sebelum

    pekerjaan pembersihan kotoran selesai, maka pembersihan kotoran harus

    tetap diteruskan hingga betul - betul bersih walaupun jam kerja telah

    selesai. Penundaan pembersihan sisa kotoran akan berakibat sulitnya

    pembersihan sisa semen tersebut.

    3. Penyambungan keramik yang menempel tembok (berhimpit dengan

    tembok) harus dimasukkan kedalam plesteran minimal 1,5 cm.

    4. Seluruh bidang - bidang permukaan keramik setelah terpasang harus datar,

    nat - natnya merupakan ganis lurus vertikal / horisontal.

    5. Pemasangan keramik dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan

    atap selesai, kecuali pekerjaan cat - catan.

    6. Keramik yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi

    atau Pengguna Anggaran.

    7. Keramik yang cacat, retak tepinya, noda - noda atau cacat warna tidak

    boleh dipasang. Jika sudah terpasang harus dibongkar dan diganti.

  • PEKERJAAN INSTALASI

    Jika disyaratkan / diadakan adanya pekerjaan listrik maka ketentuan teknis / Iingkup

    pekerjaan tersebut adalah meIiputi :

    1. Pemasangan Instalasi di dalam bangunan, instalasi lampu beserta titik

    lampu, stop kontak, saklar, box sekring dengan dilengkapi SL 18 watt siap

    menyala.

    2. Penyambungan instalasi listrik dan bangunan yang lama.

    Syarat - syarat Pelaksanaan:

    a. Pemasangan lnstalasi Listrik yang harus dikerjakan adalah memasang

    instalasi listrik lengkap siap menyala pada setiap unit pekerjaan dengan

    dilengkapi SL 18 watt dan stop kontak siap menyala.

    b. Semua Komponen harus memenuhi persyaratan dan AVE, PUlL 77

    Standart PLN dan persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari

    instansi yang berwenang.

    c. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaanya dapat diserahkan pada

    instalatur listrik yang berbadan hukum dan yang telah mendapat

    pengesahan PLN serta disetujui oleh Direksi

    d. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk

    instalasi ini dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan lengkap dengan segala

    pembiayaannya, untuk dan atas nama Puskesmas.

    e. Tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lain - lain sesuai

    dengan gambar perencanaan.

    f. Instalasi listrik dipasang dengan diperhitungkan untuk dipergunakan pada

    tegangan 220 Volt.

    g. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian

    Direksi. Komponen tersebut sekualitas Broco / Vimar.

    h. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik sakelar stop

    kontak dan sebagainya. Dalam hal ini termasuk pemasangan / pengadaan

    lampu- lampu dengan jenis lampu SL 25 watt dan pemasangan serta jumlah

    sesuai gambar.

  • Sakelar dan Stop Kontak:

    a. Sakelar dipasang inbow ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Bingkai

    harus rata dengan tembok.

    b. Stop Kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 Ampere 500 Volt. Stop Kontak

    dipasang pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.

    c. Semua fitting harus memenuhi syarat sebagai berikut :

    Harus lurus bentuknya betul dan dibuat dari bahan yang tahan karat.

    Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk /

    warnanya sama.

    Kabel :

    Kabel yang digunakan harus baru dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam bungkus

    asli. Jenis isolasi, nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama.

    Penampang kabel minimum 1,5 mm dan semua kawat harus dalam keadaan baru.

    Pengujian:

    Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba untuk menentukan apakah

    kerjanya sempurna. Dalam segala hal memenuhi syarat - syarat dan peraturan -

    peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh Pelaksana

    Pekerjaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

    PEKERJAAN PENGECETAN

    Lingkup pekerjaan.

    Pekerjaan Cat dinding (1lap.Plamir, 1lap Cat Dasar, 2 lap. Cat Penutup) kwalitas B ,

    Pekerjaan cat langit-langit (1 lap.cat dasar, 2 lap. Cat penutup), Pekerjaan Cat kayu

    kwalitas B (1 lap.plamir 1 lap. Cat dasar, 2 lap. Cat dinding).

    Bahan

    1. Bahan-bahan/persyaratan khusus cat tembok, cat kayu

    a. Cat tembok bagian luar (Exterior Wall) ,dengan 1 (satu) lapis Wall Siller

    dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis finishing cat tembok.

  • b. Daftar bahan

    Secepatnya setelah penandatangan Kontrak, tetapi paling lambat 2

    minggu sebelum pekerjaan cat, Kontraktor wajib menyerahkan kepada

    Direksi daftar bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan

    yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

    c. Pilihan warna

    Semua jenis warna yang akan dipakai harus terlebih dahulu dipilih dan

    disetujui oleh Direksi/ Pemberi Tugas..

    d. Persiapan/ dasar plesteran

    Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum

    pengecatan dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang cacat harus

    dibuang dan diperbaiki lebih dahulu dengan plesteran yang sejenis. Sebelum

    permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), semua lumut/ kerak

    pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan kain kasar yang

    dibasahi dengan air bersih, permukaan dibiarkan mengering.

    Pelaksanaan

    Hasil pengecatan harus rata, tidak bergelombang, warna cat rata dan tidak berbintik-

    bintik. Tidak terdapat retak-retak rambut / cacat / noda kotoran pada bidang yang

    selesai dicat. Bahan plamur yang digunakan ex Cendana atau bahan yang berkualitas

    tinggi.

    1. Cat Kayu

    Cat kayu untuk semua permukaan woodplank.

    a. Meni kayu dilakukan untuk semua permukaan woodplank yang kelihatan

    termasuk yang tertanam / dilekatkan.

    b. Penghalusan dengan plamir dan amplas dilakukan hingga mendapatkan

    permukaan yang rata dan halus serta siap dilakukan pengecatan.

    c. Pengecatan dilakukan beruang - ulang hingga mengisi pori - pori / lubang -

    lubang yang ada pada permukaan kayu dan mendapatkan permukaan yang

    rata.

    d. Cat kayu digunakan sekwalitas EMCO atau AVIAN, , lolos SNI dan

    berkualitas bagus warna akan ditentukan kemudian oleh direksi.

  • e. Cat ini berfungsi sebagai pelindung kayu / besi dari serangan rayap dan

    pengeroposan serta cuaca.

    2. Cat Dinding

    Cat dinding ex Kw B untuk dinding bagian luar dan bagian dalam gedung

    Pengecatan dinding dilakukan setelah dinding diplester dengan baik dan

    sudah benar-benar kering, yaitu kurang lebih 2 minggu sejak pengecatan

    Bagian dinding yang berlubang-lubang diiisi dan diratakan dengan

    plamur

    Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau lamur dari plat baja tipis dan

    lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang

    rata

    Setelah plamur kering, pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan cat

    Pemberian lapisan cat dan jumlah lapisan sesuai dengan syarat-syarat dan

    petunjuk masing-masing pabrik

    Pengecatan dilakukan dengan rol, untuk sudut-sudut dinding dan langit-

    langit bagian bawah dinding menggunakan kuas.

    Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkan warna yang

    rata.

    \

  • PEKERJAAN LAIN - LAIN.

    1. Semua bahan - bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus

    sesuai yang diminta dalam bestek ini serta harus rnendapatkan ijin dari

    Direksi dan Konsultan Pengawas.

    2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang

    tercantum dalam Dokurnen Pelaksanaan ini, akan ditolak atau dikeluarkan

    dari lokasi atas perintah Direksi atau Konsultan Pengawas dan semuanya

    menjadi resiko Pelaksana Pekerjaan.

    3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan - bahan yang didatangkan dan

    pengawas lapangan minta penyelesaian pemeriksaan pada laboratoniurn

    bahan bangunan tersebut, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab

    Pelaksana Pekerjaan.

    4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini,

    maka akan dibetulkan dalam proses pelaksanaan dengan mendapatkan

    persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.

    5. Pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan Time Schedule (tepat waktu).

    6. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan lingkungan.

    Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut di atas yang

    berhak menentukan adalah Direksi dan Konsultan Pengawas.

  • PENUTUP

    1. Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan

    disesuaikan dengan gambar kerja, Petunjuk Teknis, Rencana Kerja

    dan Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi, harus

    diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal).

    2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), pelaksanaannya harus

    mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.

    3. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana

    Kerja dan Syarat-syarat (RKS) maka lokasi pekerjaan harus

    dibersihkan dari sisa- sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.

    4. Kontraktor diwajibkan melunasi ASTEK sesuai peraturan yang berlaku.

    Batang, 2015

    Dibuat Oleh

    Mengetahui Konsultan Perencana

    PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

    KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN

    PEREMPUAN DAN KELUARGA

    BERENCANA

    CV. TIGA PUSAKA DISAIN

    Ir. YUSUF NURRIANTO RANU ARIANTO, ST

    NIP. 19621023 199703 1 001 Direktur

    Mengetahui / Menyetujui

    KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    DAN KELUARGA BERENCANA

    SELAKU PENGGUNA ANGGARAN

    Drs. MURDIYONO, MM. NIP. 19620727 198607 1 001