spesifikasi teknis
TRANSCRIPT
R.K.S TEKNIS
Page 1 of 57
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG
TAHUN 2012
1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
− Informasi Site
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi
/pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala permasalahan
yang dihadapi.
2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi
tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi
selama pekerjaan berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,
persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian
dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan
benar.
− Penyediaan Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat-
alat penarik dan pengangkat, andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua
peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan
dengan Pengguna Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat.
Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang tidak
sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-
alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta
membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus
menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu hujan.
− Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan. 1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus
dianggap seperti yang tertera di gambar kontrak atau tercantum di uraian dan
syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang tertera dalam uraian
R.K.S TEKNIS
Page 2 of 57
dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh ditolak,
diubah, atau dipengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
2. Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar, uraian dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan kontrak ini tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki Pemberi
tugas.
3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain
menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada
pasal-pasal dari syarat-syarat ini. Semua kekeliruan baik mengenai hitungan atau
bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah
pihak yang bersangkutan.
− Petunjuk dan Instruksi. Semua petunjuk dan instruksi Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas yang dikeluarkan
secara tertulis harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor.
Apabila Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui pendapat atau perintah
Konsultan Pengawas /Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan secara tertulis
dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila dalam jangka waktu
tersebut Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah menyetujui dan
menerima perintah Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas untuk dilaksanakan.
− Gambar Pekerjaan
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail konstruksi, situasi
dan sebagainya yang telah dibuat perancang telah disampaikan kepada rekanan
bersama dokumen lainnya. Rekanan tidak boleh mengubah/menambah tanpa ijin
tertulis dari Pimpinan proyek. Semua gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada
pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini, atau digunakan untuk
maksud-maksud lain.
2. Gambar-gambar Tambahan. Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu, Pemborong
harus membuat gambar detail penjelasan (shop drawings) yang diperiksa/disahkan
oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi milik Pemimpin Proyek.
3. As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).Untuk semua gambar yang
belum ada pada gambar kerja dan gambar perubahan di lapangan baik
penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat
“as built drawing” yang jelas, gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap tiga dan semua biaya pembuatannya ditanggung Pemborong.
R.K.S TEKNIS
Page 3 of 57
4. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan. Rekanan harus menyimpan di lokasi
pekerjaan satu set gambar kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-
syarat, berita acara aanwijzing dan time schedule dalam keadaan baik selama
masa pelaksanaan pekerjaan, dan harus tersedia bila Pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu-waktu memerlukan.
− PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang diikuti.
2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka
RKS yang diikuti.
4. Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS,
baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib bertanya kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. PELAKSANAAN
− Rencana Pelaksanaan 1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK dari
Pemberi Tugas, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk
pembuatan jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan dengan jangka
waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disahkan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network
Planning’ apabila Konsultan Pengawas meminta diadakannya perbaikan /
penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut, paling lambat 4
(empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atas Rencana kerja tersebut.
R.K.S TEKNIS
Page 4 of 57
4. ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi pekerjaan
agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan diberi tanda garis
tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.
− Gambar Kerja. 1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup memberikan petunjuk
mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor wajib untuk
mempersiapkan Gambar Kerja yang terperinci yang akan memperlihatkan Cara
Pelaksanaan tsb.
2. Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
3. Gambar Kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya dalam rangkap 2 (dua).
− Rencana Mingguan dan Bulanan 1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu
Rencana Mingguan yang berisi Rencana Pelaksanaan dari berbagai Bagian
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Mingguan berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor wajib
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu Rencana Bulanan yang
menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan dari
berbagai Bagian Pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan
berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana Mingguan
maupun Bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan Perintah
Konsultan Pengawas dalam Melaksanakan Pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu Bagian Pekerjaan yang baru Kontraktor diwajibkan untuk
menyampaikan Pemberitahuan kepada Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut
paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.
− Dokumentasi 1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pihak Konsultan Pengawas Pekerjaan dan ke pihak lain yang
memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
R.K.S TEKNIS
Page 5 of 57
- Laporan-laporan perkembangan Proyek.
- Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam
album. Foto-foto tersebut menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat
minimal peristiwa sebagai berikut :
a. Sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pada saat pengurugan lahan
c. Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang (plat lajur, strausspile).
d. Pada saat pengerjaan poer
e. Pada saat penulangan dan pengecoran plat lantai
f. Pada saat penulangan dan pengecoran kolom-kolom
g. Pada saat penulangan dan pengecoran balok-balok
h. Pada saat pelaksanaan konstruksi atap (erection) dan pemasangan atap.
i. Setelah dinding dan kusen terpasang.
j. Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal
k. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafon.
l. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan lantai
m. Bangunan telah selesai 100%
Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk diserahkan pada
penyerahan pertama.
− Jam Kerja. 1. Jam kerja Kontraktor adalah 8 jam perhari dalam satu minggu 7 hari kalender.
2. Jika Kontraktor menghendaki lembur maka Kontraktor diharuskan mengajukan ijin
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dalam waktu sekurang-
kurangnya 24 jam.
3. Bilamana Konsultan Pengawas dalam keadaan tersebut menganggap perlu
pengawasan, maka biaya pengawasan dibebankan kepada Kontraktor. Kecuali, jika
penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah akibat dari sifat keadaan pekerjaan .
− Kuasa Pemborong Di Lapangan
1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.
Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus bertanggung jawab sepenuhnya bagi
semua alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan dan prosedur koordinasi semua
bagian yang ada di bawah kontrak.
2. Pegawai pemborong yang melaksanakan.
R.K.S TEKNIS
Page 6 of 57
a. Sebagai pemimpin sehari-hari pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus
menunjuk seorang Pelaksana yang ahli pada bidangnya, cakap diberi kuasa,
penuh tanggung jawab, dan selalu berada di tempat pekerjaan, di samping itu
Pemborong harus membuat susunan organisasi kerja di lapangan sesuai
dengan bidang keahlian serta pekerjaan yang ada.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Pelaksana harus
mempelajari dan memahami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun
kualitas bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan bila
ada ijin tertulis dari Pemberi Tugas berdasarkan rapat Konsultan Pengawas.
Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong untuk
membetulkan dan melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Pengawas berhak menolak penunjukan Pelaksana oleh Pemborong didasarkan
pendidikan, pengalaman, tingkah laku, dan kecakapan. Dalam hal ini
Pemborong harus segera menempatkan Pelaksana lain dengan persetujuan
Pengawas.
− Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan 1. Keamanan dan Kesejahteraan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan semua yang
diperlukan bagi para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi, air
minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Rekanan juga wajib memenuhi semua
persyaratan, tata tertib, ordonasi Pemerintah pusat dan lokal.
2. Terhadap Wilayah Orang Lain.
Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap Milik Umum.
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai jalan
bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Rekanan
juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas fasilitas
umum seperti saluran air, listrik, dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan
Pemborong. Semua biaya pemasangan kembali dan perbaikan kerusakan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
4. Terhadap Bangunan yang Ada.
R.K.S TEKNIS
Page 7 of 57
Selama masa pelaksanaan kontrak, Pemborong bertanggung jawab penuh atas
semua kerusakan utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Pemborong dalam arti yang
luas. Itu semua diperbaiki Pemborong hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
5. Keamanan terhadap Pekerjaan.
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk
bahan-bahan bangunan, perlengkapan instalasi yang ada hingga kontrak selesai
dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-
bahan dari semua kemungkinan kerusakan, kehilangan, dan sebagainya bagi
seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja
dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan memakai tutup yang
layak, memompa, atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau yang
diinstruksikan.
6. Dalam pelaksanaan proyek, rekanan berkewajiban menjaga agar tidak
mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di lokasi pekerjaan.
7. Apabila terjadi kehilangan di laboratorium, kantor, dan di kelas yang disebabkan
oleh pekerja rekanan, maka hal itu menjadi beban dan tanggung jawab rekanan.
8. Warung dan penjual lainnya yang melayani pekerja proyek harus berada di dalam
pagar proyek.
− Laporan Mingguan Dan Harian Rekanan membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pekerjaan. Laporan
kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai semua keterangan yang berhubungan
dengan kejadian selama satu bulan yang mencakup mengenai:
• Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.
• Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
• Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat
pekerjaan.
• Keadaan cuaca.
• Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
• Kunjungan tamu-tamu lain.
• Kejadian khusus.
• Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
R.K.S TEKNIS
Page 8 of 57
− Jaminan Keselamatan Buruh 1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk
setiap bidang pekerjaan.
2. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan.
Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan selama masa
pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada dengan
meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau air sumur yang
bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air meragukan Konsultan Pengawas, harus
diperiksakan pada laboratorium.
3. Kecelakaan.
Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat pelaksanaan, Kontraktor
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban dengan
biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pemborong. Kejadian
tersebut harus segera dilaporkan pada Jawatan Perburuan dan Konsultan
Pengawas.
4. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama
yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Konsultan Pengawas keet.
− Pekerjaan Tambah Dan Kurang 1. Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan sesuai gambar dan gambar
detail, melaksanakan dengan baik sesuai persyaratan teknis. Pemborong
selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Selanjutnya perhitungan penambahan atau
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah
pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
3. PERATURAN UMUM TEKNIS YANG DIGUNAKAN
− Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat – Syarat (RKS) ini, berlaku peraturan dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar
R.K.S TEKNIS
Page 9 of 57
Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-Peraturan Nasional maupun Peraturan-Peraturan
setempat lainnya yang berlaku antara lain mengikat ketentuan–ketentuan di bawah ini:
1. TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON ( SNI 03-2847-2002)
2. PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-
2002)
3. TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN
GEDUNG SNI. 03-17726-2002
4. N.I – 2 TAHUN 1971 PBI, (PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA)
5. NI-3 TAHUN 1989, PUPB (PERATURAN UMUM UNTUK PEMERIKSAAN BAHAN–
BAHAN BANGUNAN );
6. NI - (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA
(SKBI.1.3.55.1987).
7. PUIL (PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK) 2000.
8. Peraturan – Peraturan Pemerintah Kota Surabaya yang berkaitan dengan
bangunan dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian
pekerjaan ini;
− Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula
hal-hal di bawah ini :
a. Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Penyedia jasa dan sudah disahkan/ disetujui Konsultan Pengawas;
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
d. Berita Acara Penunjukan;
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Penyedia jasa;
f. Surat Perintah Kerja (SPK);
g. Surat Penawaran Beserta lampiran – lampirannya;
h. Jadual Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui;
i. Kontrak/ Surat Perjanjian Penyedia Jasa, Berita Acara/ Surat – Surat Klarifikasi
Tender.
4. PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN
− Los kerja/ Direksi Keet Sebelum Pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan
Direksi Keet, berupa bangunan sementara, yang khusus dimanfaatkan oleh
Konsultan Pengawas.
Kelengkapan Direksi Keet.
R.K.S TEKNIS
Page 10 of 57
- 1 (satu) meja kerja/ tulis dan kursi
- 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
- Helm proyek
- Gambar proyek
- Time schedule
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah Terima pertama) semua Peralatan /
kelengkapan tersebut menjadi milik Kontraktor, dengan demikian pembiayaannya
tidak perlu ditawarkan (semua biaya ditanggung oleh pemborong).
− Kantor dan Gudang Kontraktor Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor, barak-
barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang
sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Management
Konstruksi berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan
berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar.
− Pembersihan Lapangan a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.
c. Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada
gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus
disingkirkan.
Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.
− Penjagaan, Pemagaran sementara, dan Papan nama a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan
sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi/ arus
kendaraan keluar/ masuk proyek.
b. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu
memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaaan yang akan dilakukan.
R.K.S TEKNIS
Page 11 of 57
c. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan.
d. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/ kuat sampai pekerjaan selesai
dan tampak dari luar dapat menunjang estetika atas kawasan yang ada.
e. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor harus memasang papan nama Proyek
yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Semua bahan tersebut diatas pembiayaannya tidak perlu ditawarkan (ditanggung
oleh pemborong).
5. PAPAN BOUWPLANK
a) Bouwplank menggunakan papan kayu meranti ukuran 3 x 20 cm dipasang datar,
dengan diperkuat kayu usuk 4 x 6 cm.
b) Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan yang direncanakan;
c) Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada
tempatnya hingga selesai pemasangan trassram tembok;
d) Pemasangan papan bouwplank bagian atasnya dipasang sama dengan titik duga ±
0.00 (peil lantai ) bangunan, dimana ± 0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar
rencana;
e) Bila terjadi ketidaksesuaian antara batas-batas/ letak tanah yang tersedia dengan apa
yang terdapat dalam gambar, maka Penyedia jasa harus segera memberitahukan
secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk segera
mendapatkan keputusan bersama dari pihak-pihak terkait dan dituangkan dalam
suatu Berita Acara .
6. PEKERJAAN UTAMA - PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
Ketentuan Umum :
• Bagian ini mencakup semua pekerjaan tanah dari seluruh Pekerjaan yang akan
dilaksanakan, sebagaimana dituangkan dalam Gambar Teknis Pelaksanaan dan
R.K.S serta dokumen Kontrak yang terkait;
• Sebelum pekerjaan tanah dimulai Penyedia jasa berkewajiban untuk meneliti semua
Dokumen Kontrak yang berhubungan dengan tanah urugan, memeriksa kebenaran
dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,
melakukan pengukuran dan mempertimbangkan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan
untuk penyelesaian dan kelengkapan proyek;
R.K.S TEKNIS
Page 12 of 57
• Pengukuran harus dilakukan dengan teliti bersama-sama dengan Konsultan
Pengawas/ Management Konstruksi.
− Pelaksanaan Pekerjaan: Pekerjaan galian untuk seluruh bangunan dan Pekerjaan galian lainnya tidak dapat
dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan/ Bouwplank disetujui Konsultan
Pengawas/ Management Konstruksi.
Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran
seperti sisa bongkaran, akar pohon, sampah dan sebagainya;
Galian pondasi harus disesuaikan dengan gambar perencanaan, hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian
harus cukup lebar untuk dapatnya bekerja dengan baik serta sisi-sisinya tidak
mudah gugur;
Tanah galian pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan dipastikan tidak mudah
gugur kembali kedalam lubang pondasi;
Jika Konsultan Pengawas menganggap pondasi sudah cukup mengeras, urugan
dilakukan selapis demi selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan
dipadatkan;
Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian
hingga mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam
dipadatkan dengan alat pemadat/ compactor vibrator dan disiram air hingga
mencapai hasil kepadatan maksimum;
Penyedia jasa harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk
menguras/ mengeringkan genangan air pada galian lubang pondasi akibat air hujan,
air sumber atau sebab-sebab lain. Pondasi harus dikerjakan dalam keadaan lobang
galian kering;
Urugan pasir dilaksanakan pada bawah pondasi, dibawah lantai, dibawah lantai
kerja, dibawah rabat dan ditempat lainnya sesuai gambar perencanaan, harus
dipadatkan dengan disetujui Konsultan Pengawas/ Management Konstruksi;
Daerah-daerah yang memerlukan urugan (fill) dapat diambilkan dari tanah hasil
keprasan (cut) dilokasi pekerjaan atau dari daerah diluar lokasi yang telah disetujui
Konsultan pengawas;
Tebal/ peil masing-masing urugan dilaksanakan sesuai Gambar perencanaan;
R.K.S TEKNIS
Page 13 of 57
Lubang sisa galian pondasi diurug dengan menggunakan tanah galian dan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang cukup sempurna dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas;
Semua bahan urugan yang dipergunakan harus bebas dari bahan bongkaran, batu-
batuan dan benda yang dapat merugikan;
Tanah urug yang tidak terpakai harus segera diratakan ditempat pekerjaan atau
dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
− PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga
kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pekerjaan pemasangan pondasi tiang pancang sistem injeksi hidrolis dan yang
berhubungan, antara lain :
Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas dari
segala macam bahan yang dapat mengganggu jalanya pekerjaan.
Dilengkapi dengan Pile Record
Survey dan setting titik pancang sesuai berita acara uitzet.
Penyediaan material pancang dan peralatan pancang injeksi hidrolis.
Bahan Yang Digunakan Tiang pancang yang digunakan produksi pabrik JHS, WIKA atau setara, dengan
spesifikasi sesuai gambar perencanaan. Tiang pancang yang rusak, cacat, atau retak
akibat pengangkutan ke lapangan dan tidak sesuai spesifikasi pemesanan tidak
diperbolehkan masuk ke lokasi pekerjaan. Tiang pancang yang dipasang dipastikan
tidak rusak, cacat, atau retak.
− Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan harus dilaksanakan tepat pada titik-titik pemancangan yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Arah tiang pancang adalah tegak lurus bidang rata
air. Oleh karenanya selama penekanan tiang pancang, kelurusan harus dikontrol
dengan 2 alat ukur theodolite pada sumbu absis dan ordinatnya. Penyimpangan
akhir pelaksanaan hanya diperkenankan maksimum 5 cm dari sumbu absis dan
ordinatnya.
Bila penyimpangan kedudukannya lebih dari yang disyaratkan, Kontraktor
Pelaksana harus membuat rencana perubahan poer beserta perhitungan
R.K.S TEKNIS
Page 14 of 57
konstruksinya dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
poer dilaksanakan.
Bila hal ini terjadi, tambahan biaya yang mungkin timbul sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pemancangan dilaksanakan pada titik yang telah ditentukan dengan pedoman
sesuai gambar rencana. Beban perlawanan harus sudah terpasang diatas alat
pancang dengan berat keseluruhan sesuai beban yang disyaratkan untuk titik
pancang bersangkutan.
Penyambungan tiang pancang menggunakan slip joint yang terbuat dari plat besi
untuk membungkus dan meyambung kepala tiang yang akan disambungkan tanpa
pengelasan.
Pemancangan dilakukan hingga kedalaman sesuai gambar perencanaan dari
permukaan tanah asli. Setiap pekerjaan pemancangan harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas/ Management Konstruksi.
Pekerjaan pembuatan poer harus dilaksanakan sesuai gambar perencanaan,
dimana termasuk penghancuran kepala tiang pancang +1 m. Agar tulangan dari
tiang pancang tersebut dapat dikaitkan di dalam poer adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan sudah harus dianggap telah termasuk dalam faktor-faktor
penawaran.
Sebelum pelaksanaan pemancangan Kontraktor harus memberitahu terlebih dahulu
dan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/ Management
Konstruksi.
Pelaksanaan konstruksi di atas pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pondasi
benar-benar kering (minimal 3 minggu setelah selesai pengecoran poer di tiap-tiap
titik pondasi) serta memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas Management
Konstruksi.
− PEKERJAAN BETON LINGKUP PEKERJAAN Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi beton ini adalah juga pekerjaan-
pekerjaan persiapan guna pelaksanaan konstruksinya, penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan. Sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi
beton dengan mutu beton sesuai perencanaan, meliputi :
a. Pekerjaan Bekisting
b. Pekerjaan Tulangan
c. Pekerjaan Selimut Beton (Beton Decking)
d. Pekerjaan Adukan Beton
R.K.S TEKNIS
Page 15 of 57
e. Pekerjaan Pemeliharaan Beton
f. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
g. Pekerjaan Beton Kedap Air
h. Pekerjaan Beton Praktis
i. Pekerjaan Waterproofing
− BEKISTING Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan bekisting ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting.
Bahan Yang Digunakan. Bahan untuk bekisting terdiri atas :
a. Bekisting terbuat dari multipleks atau papan kayu.
b. Klem bekisting
c. Perancah dan penyanggah lainnya.
d. Bekisting pasangan bata ½ batu.
Pelaksanaan Pekerjaan. 1. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau
tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting
kolom disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah 2m dari permukaan
dasar yang telah mengeras.
c. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi.
d. Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar
pelaksanaannya (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya,
dan telah mendapatkan persetujuan Konsultan MK / Konsultan Pengawas
sebelum bekisting dilaksanakan.
2. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin
Konsultan MK / Konsultan Pengawas secara tertulis.
3. Bekisting pasangan bata digunakan untuk pengecoran balok beton diatas tanah
4. Bekisting bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang
disebutkan di atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari Konsultan
MK / Konsultan Pengawas.
− T U L A N G A N
R.K.S TEKNIS
Page 16 of 57
Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi tulangan beton ini
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan
tulangan beton.
Bahan. 1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan berprofil dengan mutu baja U-32
yakni bagian tulangan yang di dalam gambar perencanaan ditandai dengan huruf D
untuk diameter pengenalnya.
2. Baja tulangan tambahan/ pelengkapnya adalah baja tulangan polos dengan mutu
baja U-24, yakni yang didalam gambar perencanaan ditandai dengan Ø sebagai
kode diameternya.
3. Seluruh baja tulangan yang digunakan harus menggunakan eks. Krakatau Steel
atau yang setara.
Pelaksanaan. 1. Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan
langsung dikerjakan sebelum mendapatkan pembenaran / persetujuan dari
Konsultan MK/ Konsultan Pengawas.
2. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada/sulit
dipasaran, Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin tertulis
yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknis dan waktu
pelaksanaanya.
3. Bila Konsultan MK / Konsultan Pengawas meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat
melaksanakannya sesuai dengan ijin konsultan MK / Konsultan Pengawas.
4. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan
tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi PBI 1971.
5. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton
decking (beton tahu) dengan tebal minimal 3 cm yang jumlah, penempatan dan
mutunya harus disetujui Konsultan MK / Konsultan Pengawas.
6. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran
harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
7. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (Rust
Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.
8. Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh petunjuk
yang jelas dari Produsen dan persetujuan dari Konsultan MK / Konsultan
Pengawas.
R.K.S TEKNIS
Page 17 of 57
9. Bila meragukan dilakukan tes di laboratorium material.
− SELIMUT BETON (BETON DECKING) Lingkup Pekerjaan Meliputi pengaturan jarak tulangan terhadap dinding bekisting dengan ketebalan sesuai
persyaratan teknik yang disyaratkan.
Pelaksanaan Ketebalan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan persyaratan yang diatur
dalam SK SNI T15-1991-03 Pasal 3.3.16-7 minimal sesuai tabel berikut ini:
Bagian
Konstruksi
Yang tidak langsung berhubungan
dengan tanah dan cuaca
Yang langsung berhubungan
dengan tanah dan cuaca
Lantai/dinding D-36 dan lebih kecil : 20 mm
> D-36 : 20 mm
D-16 dan lebih kecil : 40 mm
> D-16 : 50 mm
Balok Seluruh diameter : 20 mm D-16 dan lebih kecil : 40 mm
> D-16 : 50 mm
Kolom Seluruh diameter : 40 mm D-16 dan lebih kecil : 40 mm
> D-16 : 50 mm
− ADUKAN BETON Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan adukan beton ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pembetonan Pondasi, Sloof,
Kolom, Balok, Lisplang, Tangga, Plat Lantai dan Plat Atap.
Bahan. 1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2. Mutu Beton :
a. Adukan beton harus memenuhi Mutu Beton sesuai perencanaan dan sesuai
dengan rekomendasi di dalam PBI 1971.
b. Disyaratkan menggunakan beton siap tuang (ready mix) yang diproduksi oleh
perusahaan pembuat beton, dan atas biaya kontraktor wajib membuat benda uji
dengan jumlah tertentu sesuai yang disyaratkan oleh konsultan
Pengawas/Konsultan MK guna cek kelenturan dan cek kekuatan yang akan
R.K.S TEKNIS
Page 18 of 57
dilakukan.
c. Benda uji diujikan di Laboratorium beton yang netral/ independen atas biaya
kontraktor.
3. Pengecoran Beton
a. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton,
maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan MK /
Konsultan Pengawas kapan pengecoran dilaksanakan.
b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
- Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas / Konsultan MK.
- Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
- Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi
pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
- Stek-stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya telah dipersiapkan dan dibuat.
- Seluruh persiapan pekerjaan yang berkaitan dengan komponen yang di cor
terutama pemasangan angker untuk peralatan, pelaksanaan floor hardener
dan lain-lain telah dipersiapkan dengan pihak lain yang melaksanakannya,
dan telah disetujui Konsultan MK / Konsultan Pengawas.
- Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut di atas telah mendapatkan
pembenaran dari Konsultan MK / Konsultan Pengawas. Seluruh persiapan di
atas, apabila telah disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan pemeriksaan
dan penilaian di lapangan pekerjaan, Kontraktor dapat melaksanakan
pengecoran.
c. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
- Melakukan slump test, pengujian kekuatan setiap kali penuangan
campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang diperoleh harus
sesuai dengan yang disyaratkan PB1-1971.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio
sesuai yang diatur di dalam PBI-1971, maka rasio benda uji akan
ditetapkan oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas. Setelah mencapai
umur yang cukup, benda-benda uji ini harus diteskan ke Laboratorium
dengan biaya Kontraktor. Bila hasil Laboratorium ternyata mutu beton
yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan test-test
selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam PBI
R.K.S TEKNIS
Page 19 of 57
1971. Bila test-test di lapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu
beton dibawah angka yang direncanakan maka Kontraktor berkewajiban
membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali tanpa
mendapatkan ganti rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus
dilakukan secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan
tegak lurus, secara perlahan-lahan, demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan
bekisting. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu)
buah vibrator cadangan selama pekerjan pengecoran berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "retention time"
yang telah ditentukan.
- Kontraktor harus selalu menjaga ketepatan titik-titik pemasangan angker
supaya tidak bergeser dari posisi yang telah ditentukan sampai beton
benar-benar kering.
d. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas,
Konsultan MK/Konsultan Pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan
semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
− PEMELIHARAAN BETON.
Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton, hingga beton
yang baru di cor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai
beton mengeras secara wajar.
Bahan. Bahan yang digunakan antara lain :
- Goni
- Air
Pelaksanaan. 1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu
cepat dengan cara-cara sebagai di bawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
R.K.S TEKNIS
Page 20 of 57
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya
permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama
perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air
selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
MK / Konsultan Pengawas.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan
setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan MK /
Konsultan Pengawas bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.
− PEMBONGKARAN BEKISTING. Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.
Pelaksanaan. 1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8, sehingga
belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja di
atasnya.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan
ijin pembongkaran secara lisan kepada Konsultan MK / Konsultan Pengawas.
Namun sebelum Konsultan MK / Konsultan Pengawas memberikan ijin secara
tertulis (baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam buku Konsultan MK /
Konsultan Pengawas), Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan
pembongkaran.
3. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa
sehingga:
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
4. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi
dengan mortar beton sesuai campuran asal.
5. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas
petunjuk Konsultan MK / Konsultan Pengawas sehingga tidak menghambat
jalannya pelaksanaan selanjutnya.
R.K.S TEKNIS
Page 21 of 57
6. Akibat-akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawabnya.
− BETON KEDAP AIR Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton kedap air ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan beton bak mandi dan Meja beton Pantry.
Pelaksanaan. 1. Beton-beton Kedap air, yakni bagian beton yang bersinggungan langsung dengan
air misalnya KM/WC, meja beton pantry, bak mandi dan lain-lain. Bila tidak
disebutkan lain dalam gambar, maka beton kedap air harus menggunakan
campuran 1PC : 2Ps : 3Kr meskipun mutu beton yang disyaratkan (sesuai mix
design) tidak memerlukan campuran yang lebih kedap dari campuran tersebut.
2. Bila hasil mix design menunjukkan persyaratan campuran (PC : Ps) yang lebih
kedap dari campuran mortar 1PC : 2Ps : 3Kr, maka hasil mix design yang harus
diacu.
− BETON-BETON PRAKTIS
Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton-beton praktis ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan beton praktis.
Bahan. 1. Adukan Beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr atau minimal memenuhi mutu
beton K 175. 2. Besi beton tulangan
Pelaksanaan. 1. Yang dimaksud dengan beton-beton praktis adalah semua elemen konstruksi
beton yang bukan merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk
beton-beton praktis ini adalah 1PC : 2Ps : 3Kr atau minimal memenuhi mutu beton
K 175.
2. Meskipun di dalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton-beton praktis
yang tersebut di bawah ini tetap harus dilaksanakan dan dianggap sudah
diperhitungkan oleh Kontraktor Pelaksana di dalam penawaran pekerjaan ini.
Beton-beton praktis tersebut adalah :
R.K.S TEKNIS
Page 22 of 57
a. Kolom-kolom praktis dan ring balk praktis, yang oleh sendirinya atau
bersama-sama dengan beton-beton struktur membentuk frame pasangan
dinding batu bata untuk setiap lembar bidang datar dinding batu bata (jadi
pada setiap pertemuan dua bidang dinding harus ada kolom praktisnya) atau
pada dinding yang lebar dengan maksimum luas bidang 12 m². Dimensi
kolom praktis dan ring balk praktis ini adalah 12cm x 12cm dengan
penulangan 4-Ø 10 mm, Beugel/sengkang Ø 8-15 cm.
b. Balok latai, yakni balok-balok beton yang dilaksanakan di atas kusen dengan
bentang minimum 100 cm. Dilaksanakan dengan dimensi 12cm x 15cm
dengan tulangan 4-Ø 10 mm dan sengkang Ø 8 mm-15 cm. Ujung-ujung
balok latai harus masuk ke dalam pasangan dinding sepanjang minimal 20
cm dan bila dibatasi dengan kolom-kolom maka tulangannya secara
konstruksi dari kedua elemen ini harus bersambungan.
c. Tutup-tutup manhole atau bak-bak pemeriksa harus dibuat dengan
penulangan silang Ø 8 mm - 12 cm.
d. Pemasangan Kolom Praktis ini bersamaan dengan pekerjaan balok/plat lantai
sehingga memudahkan dalam pembuatan stek pada kolom tersebut
− WATERPROOFING Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan waterproofing atap dak beton, talang dan plat
beton lantai KM/WC dan daertah basah lainnya.
Bahan Yang Digunakan. 1. Waterproofing jenis coating cement base untuk lantai dan dinding serta bak
KM/WC sampai setinggi 175 cm dari lantai KM/WC.
2. Waterproofing jenis Membrane eks Master Builder Technologi (MBT) atau yang
setara dengan data spesifikasi sebagai berikut:
KETERANGAN NILAI SPESIFIKASI
a. Membrane Thickness + 5%
b. Reinforcement Base
c. Softening Point (R+B) of Coating
Mixture
3 mm
180 gms/m2 polyester mat
150 C
R.K.S TEKNIS
Page 23 of 57
d. Penetration (DOW) of Coating
e. Flexibility at low temperature
f. Water Absorption
g. Impermeability of the membrane to
Water
h. Water Vapour Permeability
i. Creeping of the membrane applied on
600 C sloped surface at a test.
Temperature af 1000 C during 120
Hours.
20 – 30 dmm
- 5 C
Less than 0.15 %
Absolutely Impermeable
Absolutely Impermeable
No Creeping
Pelaksanaan. 1. Untuk Waterproofing jenis coating :
a. Teknik pelaksanaan dengan melapiskan (coating) sebanyak 3 lapis.
b. Pemasangan water proofing pada lantai KM/WC atau daerah basah lainya
terpasang sebelum pemasangan finishing, pemasangan thermal insulation
dan acian beton ( finishing ).
2. Untuk Waterproofing membrane :
a. Teknik pelaksanaan dengan sistem pembakaran secara merata seluas
permukaan water proofing dengan suhu yang tidak terlalu panas ± 600 C
b. Pemasangan water proofing pada atap/dak atau talang beton diletakkan pada
permukaan paling atas.
c. Untuk penyambungan membrane minimal harus dengan overlap 15 cm.
Pemasangan water proofing pada siku pertemuan antara dinding dengan
lantai dibuat landai / tidak siku patah (sesuai gambar rencana) dengan cara
diberi bantalan / penyangga dari pasir atau acian semen.
d. Water proofing harus sudah terpasang dengan rapi sebelum pemasangan
avour.
3. Pada pemasangan instalasi water proofing harus dengan pengawasan Konsultan
Pengawas untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
4. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan teknis
Kontraktor wajib membongkar, memperbaiki / mengganti kembali sampai
dinyatakan memenuhi syarat oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas.
R.K.S TEKNIS
Page 24 of 57
− PEKERJAAN ATAP
− PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja termasuk
kelengkapannya.
Bahan. 1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini :
a. Kuda-kuda menggunakan rangka WF sesuai gambar perencanaan
b. Gording canal C sesuai gambar perencanaan
c. Baja siku penyangga gording tingginya harus lebih besar dari setengah
tingginya Gording canal C
d. Tebal Plat Flendes harus sesuai gambar
e. Trekstang dan ikatan angin harus sesuai gambar lengkap dengan ulir
penegang (turn buckle)
f. Mutu baja ST 37 (minimal)
g. Mutu angker baut U 42 (minimal)
2. Baja yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Batang-batang baja yang dipergunakan harus lurus dengan maksimum
bengkok 1/4000 panjang batang, bebas dari puntiran dan lubang-lubang serta
cacat-cacat lainnya.
b. Plat baja yang dipergunakan sebagai plat simpul harus benar-benar datar,
bebas dari tekukan-tekukan, puntiran dan lubang-lubang serta cacat lainnya.
c. Baut-baut untuk konstruksi tumpuan harus menggunakan baut hitam dengan
jenis HTB.
d. Elektroda-elektroda las harus diambil dari gradea best heavy coated type.
Batang-batang elektroda harus berdiameter minimal 6 mm.
Pelaksanaan.
1. Bentuk dan dimensi kuda kuda dan plat simpulnya harus dilaksanakan sesuai
gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan keadaan bentang
kedudukannya di lapangan pekerjaan.
Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"
lebih dahulu. Pekerjaan kuda kuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Konsultan Pengawas.
R.K.S TEKNIS
Page 25 of 57
2. Pembuatan kuda kuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan
lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan, Kontraktor
harus meminta ijin secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan menunjukkan
bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus
menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran
harus ditumpulkan dengan gerenda.
4. Pengelasan harus menggunakan mesin las listrik, dengan hasil tebal las yang
rata serta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Las yang dipakai adalah las sudut (Fillet Weld), dengan mutu las minimal
sama dengan mutu baja yang dilas.
b. Permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran, minyak, cat dll.
c. Pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga baja tidak termakan
oleh las yang dapat mengakibatkan berkurangnya luas efektif penampang
baja.
d. Pengelasan di atas hanya boleh dilaksanakan bila konstruksi dalam
keadaan benar-benar diam, tidak pada saat hari hujan atau baja dalam
keadaan basah.
5. Pemasangan kuda kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok
beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan baut-
baut pengikatnya telah terpasang dengan benar.
6. Pengangkatan kuda kuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak
menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kuda kuda.
7. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang penjepit sebagai klem pengaku
bidang kuda kuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak boleh dilepas sebelum
trek stang dipasang serta konstruksi kuda kuda telah benar-benar dalam
keadaan diam.
8. Trek stang ( ikatan angin ) harus menggunakan besi beton sesuai perencanaan
dan dilengkapi dengan ulir penegang ( turn buckle ).
− RANGKA ATAP BAJA RINGAN (DIPAKAI BILA DIPERLUKAN) Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja termasuk
kelengkapannya.
Bahan.
R.K.S TEKNIS
Page 26 of 57
Bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Menggunakan Bahan Dasar Zincalume eks BHP.
b. Produsen mampu menyajikan data perhitungan konstruksi terpasang secara
akurat.
c. Dapat memberikan jaminan pekerjaan sesuai yang ditentukan Konsultan
Pengawas.
Pelaksanaan. 1. Bentuk kuda kuda serta dimensi batang-batang dan plat simpulnya harus
dilaksanakan sesuai gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan
keadaan bentang kedudukannya di lapangan pekerjaan.
Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"
lebih dahulu. Pekerjaan kuda kuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Konsultan Pengawas.
2. Pembuatan kuda kuda harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan lantai
kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan, Kontraktor harus
meminta ijin secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan menunjukkan
bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus
menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran
harus ditumpulkan dengan gerenda.
4. Pemasangan kuda kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok
beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan baut-
baut pengikatnya telah terpasang dengan benar.
5. Pengangkatan kuda kuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak
menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kuda kuda.
6. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang penjepit sebagai klem pengaku
bidang kuda kuda harus dipasang lebih dahulu.
− PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA Lingkup Pekerjaan. 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
R.K.S TEKNIS
Page 27 of 57
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas .
Bahan. 1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Konsultan Pengawas . Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-10.
2. Batu bata/batu merah yang digunakan harus bermutu terbaik, siku dan sama
ukuran, sama warna serta disetujui Konsultan Pengawas .
3. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas
dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 .
Pelaksanaan. 1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas .
2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran 1pc : 4
pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof sampai 50 cm di atas
permukaan lantai setempat. Untuk daerah KM/WC, Urinoir dan Wastafel tinggi dinding
trasram adalah 150 cm dari lantai sesuai dengan yang tercantum didalam gambar.
Pasangan ini digunakan untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah serta pasangan
batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.
4. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh.
5. Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7 hari dan harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan sebelum diplester.
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata
tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan
balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12 cm, jarak antara kolom satu
dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
R.K.S TEKNIS
Page 28 of 57
7. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
8. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan
lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
9. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih.
10. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata.
11. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi pen
dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester).
− PEKERJAAN PLESTERAN TEMBOK DAN BENANGAN
Lingkup Pekerjaan. 1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan
bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas dilapangan .
Bahan. 1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas
dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
R.K.S TEKNIS
Page 29 of 57
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih
dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.
Pelaksanaan. 1. Pekerjaan plester dilakukan setelah pasangan bata cukup kuat minimum 7 hari
setelah selesai pemasangan. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk
campuran 1 PC : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata trasram/ rapat air.
2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air diplester dengan aduk campuran 1PC :3
PS (yang dilakukan pada sekeliling kamar mandi, WC, dan bagian-bagian yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar serta atas petunjuk Konsultan
Pengawas).
3. Pasir pasang yang di gunakan harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan di setujui Konsultan Pengawas
5. Semen Portland yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
MK/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui
harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa
biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/ lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas, Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
10. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
R.K.S TEKNIS
Page 30 of 57
11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan
Pengawas.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul).
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
15. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan, atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.
− PEKERJAAN DINDING KERAMIK Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada ruangan atau seluruh bidang yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar (bila ada) dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Bahan 1. Jenis : Keramik Tile
Keramik tile buatan dalam negeri yang disetujui Konsultan Pengawas.
2. Warna :
- Warna keramik harus sesuai dengan ketentuan perencana / sesuai gambar
atau;
- Warna ditentukan pemakai bangunan atau setelah diputuskan bersama dalam
rapat.
3. Merk : Ex Asia Tile atau setara
4. M u t u : Tingkat I (satu) / KW I / KELAS A
5. Bahan pengisi : Grout semen berwarna
6. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir
R.K.S TEKNIS
Page 31 of 57
7. Ukuran : 20X25 cm atau ukuran lain yang ditentukan dalam gambar
perencanaan dengan pola pemasangan sesuai detail gambar.
8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM,
NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.
9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Pengawas dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, pasir harus memenuhi PUBI
1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 9.
10. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas .
11. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari
pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan,
dengan campuran sesuai dengan ketentuan pabrik.
Pelaksanaan 1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola
keramik yang disetujui Konsultan Pengawas .
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir harus terpasang merata di
bawah permukaan keramik.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau
sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas , yang membentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
6. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
R.K.S TEKNIS
Page 32 of 57
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
11. Pingulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3 x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
− PEKERJAAN DINDING PARTISI ( DIPAKAI BILA DIPERLUKAN) Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat -
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar
dan atau yang ditentukan konsultan perencana bersama Konsultan Pengawas.
Bahan 1. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.
2. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal
pelaksanaan, semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering
memakai alas dan dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.
3. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan
harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan
barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi
beban tambahan kepada pemberi tugas.
Pelaksanaan 1. Gypsum :
- Ex Jaya, Elephant, atau setara dan ketebalan yang dipakai 12 mm per panel.
- Tidak retak atau pecah/melengkung mempunyai lapisan luar Paper Coved
dipasang sesuai gambar detail.
- Bahan Gypsum Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof,
memenuhi Standard American Standard Specification untuk Gypsum wall
board ASTM C-36 dengan fire resistance : tiga jam.
2. Rangka Partisi :
R.K.S TEKNIS
Page 33 of 57
- Bahan rangka metal studs 40x34x0.5 dan U-Runner 40x30x0.4 mm, atau yang
lain sesuai gambar perencanaan, yang memenuhi persyaratan pabrik
pembuatan gypsum.
- Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang
akan berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang
digalvanisasi.
- Berkas-berkas pekerjaan harus halus dan rata permukaan.
- Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
- Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan sesuai gambar.
- Pemasangan dinding partisi harus benar-benar siku, lapisan dinding dilapis
dengan cat tembok.
3. Sterofoam ( bila dipersyaratkan )
Sterofoam dipasang di tengah-tengah sebagai pengisi dinding partisi dengan
ukuran sterofoam t = 2 cm. Maksud dan tujuan ini untuk peredam suara dari
pantulan suara dari luar.
4. Plint Partisi
Plint partisi atau kol – kolan terbuat dari aluminium.
5. Dinding partisi tanpa nat. Dinding partisi berdiri di atas lantai keramik.
6. Dinding partisi harus mudah dibongkar dan dipasang ulang di tempat lain.
7. Sambungan partisi ke lantai dan dinding menggunakan Dyna Bolt.
8. Modul dan type partisi tersebut disesuaikan dengan gambar dan detail gambar
arsitektur.
9. Pemasangan partisi diwajibkan untuk berkoordinasi dahulu dengan Pengawas.
10. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui akan
dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
− PEKERJAAN LANTAI
− PEKERJAAN LANTAI RABAT Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
R.K.S TEKNIS
Page 34 of 57
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing lantai
dengan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
dengan Konsultan Pengawas.
Bahan 1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain
yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas Pengawas dan memenuhi syarat-syarat
dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/
0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9,
AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI
1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).
Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di
serahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir
urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil
atau split dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
R.K.S TEKNIS
Page 35 of 57
5. Tebal lapisan sub lantai adalah 7 cm untuk daerah lantai bangunan dan
joglo sedangkan untuk daerah KM tebalnya 3 cm atau sesuai yang ditentu-
kan/ disyaratkan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
− PEKERJAAN LANTAI KERAMIK (TILE) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini
dilakukan pada ruang yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar dan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan 1. Jenis : Keramik Tile
Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar
material dan disetujui Konsultan Pengawas .
2. Warna : a. Untuk masing-masing warna harus seragam
b. Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
3. Merk : Ex Asia Tile atau sekualitas
4. M u t u : Tingkat I (satu) / KW I / KELAS A
5. Ukuran/jenis dan pemakaian : 40 x 40 cm untuk lantai gedung dan joglo
sedang untuk KM Ukuran 20 x 20 cm, atau segala ukuran yang tertera pada
gambar / ketentuan Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing lantai
pada seluruh detail yang ditunjukan/ disebutkan dalam gambar. Pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
6. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna
7. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan
penguat berupa bahan perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan
menambah daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat bahan perekat tersebut.
8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
R.K.S TEKNIS
Page 36 of 57
9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain
yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas Pengawas dan memenuhi syarat-syarat
dalam NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
10. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari
pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan
dilapangan.
Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari
pola keramik yang disetujui Konsultan Pengawas.
3. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.
4. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang
benar-benar rata, adukan harus terpasang merata di bawah permukaan
keramik.
5. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-
siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm,
atau sesuai detail gambar serta Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak
lurus sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
10. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui
R.K.S TEKNIS
Page 37 of 57
akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil
perkerjaan ini.
11. Tepat diatas delatasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nat selebar 1 cm,
kemudian kedalam nat selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon
rubber sealant dengan warna yang sama dengan warna grouting nat.
− PEKERJAAN PLAFON
− Pekerjaan Metal Hollow Rangka Plafon
Rangka penggantung plafond (plafond hanger) menggunakan Metal Hollow uk.
40 x 40 , 20 x 20 kualitas baik
Pemasangan rangka ini harus sudah diperhitungkan terhadap beban dan
aktifitas-aktifitas lainya. Penyedia jasa harus membuat shop drawwing terlebih
dahulu untuk detail-detail khusus yang belum masuk dalam gambar rencana
dan sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas.
− Plafond Gypsum Board 9 mm;
Bahan-bahan
1. Gypsum Board ex Knauf atau setara, tebal 9 mm’;
2. Rangka Metal Hollow 40 x 40 , 20 x 20
− Penutup Plafond.
Menggunakan bahan Gypsum Board 9 mm dengan Rangka Metal Hollow
Pada semua tepi pasangan plafond yang berhubungan dengan tembok atau
yang lain, harus dipasang list-list dari Gipsum Board kualitas baik ukuran 10 X
10 cm, kemudian dicat sesuai warna Plafon;
Penutup plafon, baru boleh dipasang apabila semua keperluan/ kepentingan
diatas plafond yang akan ditutup selesai terpasang keseluruhannya seperti
kabel listrik, pipa air, atap, talang dan lain sebagainya.
− PEKERJAAN KUSEN, JENDELA, DAN PINTU
− Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :
♦ Kusen Aluminium 4”;
♦ Daun pintu Triplek dilapis Teakwood;
♦ Kaca clear ukuran 5 mm;
♦ Kusen & daun pintu PVC (untuk km/wc) ex ONA atau setara;
♦ Handle stainles steel solid Ex. Dexon atau setara.
R.K.S TEKNIS
Page 38 of 57
− Persyaratan Bahan :
♦ Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kusen, material yang digunakan harus
sesuai contoh yang disetujui Konsultan Pengawas Pengawas lapangan dari setiap
jenis yang dipilih.
♦ Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus
bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.
♦ Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/ material untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan.
− PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
− Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan bahan dan peralatan Bantu
lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini serta pemasangan semua
perlengkapan pintu/ jendela seperti : Kunci, engsel, slot, hak angin dan sebagainya;
− Pemasangan kunci tanam untuk daun pintu, digunakan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, 2 kali putaran, ukuran besar, lengkap dengan handle/ pegangan. Kunci
dipasang harus rapat, kuat dan tidak bergoyang;
− Semua daun pintu memakai engsel pintu digunakan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas ukuran 4” x 3” untuk masing-masing daun memakai 3 buah;
− Untuk daun jendela kaca memakai engsel jendela digunakan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas ukuran 3” x 21/2” untuk masing-masing daun memakai 2 buah
dengan arah membuka keatas/ keluar. Tiap-tiap daun jendela dilengkapi grendel /
slot 1 buah,hak angin kait masing-masing daun 2 buah dan handle/ pegangan 1
buah digunakan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas;
− PEKERJAAN KACA
− Pekerjaan ini mencakup seluruh jenis pekerjaan kaca yang ada dalam dokumen
kontrak;
− Pemasangan kaca untuk daun jendela, bouwvenlight/ ventilasi, maupun kaca
mati, menggunakan kaca Bening Ex. ASAHI MAS, atau yang setara, tebal 5 mm.
Ukuran kaca disesuaikan dengan gambar rencana;
− Pemasangan kaca harus sesuai persyaratan, dengan menutup sponneng yang
tersedia pada semua sisi dengan Karet/ Sealent. Setelah semua kaca, Karet/ sealent
terpasang rapat hingga kaca tidak bergetar;
− Kualitas kaca yang dipakai harus baik, rata, tidak bergelombang dan tidak ada
cacat lain yang merugikan.
R.K.S TEKNIS
Page 39 of 57
− PEKERJAAN PENGECATAN
− Ketentuan Umum :
Pekerjaan ini meliputi pengecatan tembok dan plafond, Partisipen, besi, meni
untuk rangka atap yang tidak terlihat, seperti yang tercantum dalam gambar
rencana atau sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas;
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan cat adalah:
1. Cat tembok luar dan dalam bangunan;
2. Cat lantai lapangan;
3. Cat plafond, Cat plafond expose beton dan list plafond;
4. Cat garis lapangan;
− Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan Tembok Dan Partisi.
1. Kualitas cat tembok yang dipakai adalah cat tembok setara dengan mutu
Decolit/ setara dengan plamur yang dipakai menggunakan Semen putih dan
Lem merk RAJAWALI atau setara dengan perbandingan 2 : 1;
2. Pada proses pengecatan tembok bagian luar sebelum pengecatan harus
dibersihkan dan digosok lebih dahulu hingga rata dan tembok harus dalam
keadaan kering dan bersih kemudian baru dicoating dengan ALKALI
RESISTANT SEALER. Untuk tembok bagian dalam sebelum proses
pengecatan juga demikian setelah itu baru di plamir hingga rata, hasil
plamur digosok memakai amplas basah kemudian mulai dicat dasar. Bila
masih terlihat bergelombang tembok harus diplamur ulang hingga benar-
benar rata dan dicat dasar kembali;
3. Kemudian dilaksanakan pengecatan berikutnya untuk lapisan kedua dan
ketiga dengan menggunakan roller dan kuas;
4. Finishing terakhir warna cat harus benar-benar kelihatan sempurna rata.
Pengecatan Plafond.
Pengecatan plafond dilakukan 3 kali/ lapis sampai rata. Pada semua nat/
sambungan harus diplamur rata dan tidak boleh pecah atau retak-retak, hingga
benar - benar menghasilkan warna yang sempurna.
− PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik baru seperti pada
gambar perencanaan.
− Pekerjaan instalasi listrik harus dipasang oleh Penyedia jasa yang ahli
mengerjakan pemasangan instalasi listrik;
R.K.S TEKNIS
Page 40 of 57
− Jika Penyedia jasa menemukan kesalahan dalam gambar perencana/
Spesifikasi teknisnya, maka Penyedia jasa wajib memberitahukan Konsultan
Pengawas secara tertulis/ lisan untuk mendapatkan penjelasan;
− Penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan Penyedia jasa lain (sipil,
plumbing, dan lain-lain) atas petunjuk Konsultan Pengawas sehingga diperoleh
hasil kerja yang baik dan memuaskan;
− Pemakaian barang – barang harus barang baru dan tidak cacat bermutu baik
dan memenuhi syarat keamanan dan syarat – syarat yang ditentukan oleh PLN;
− Pemakaian pipa – pipa listrik pada tembok harus ditanam dan dipergunakan
pipa PVC yang tertutup.
− Kawat yang digunakan ialah kawat Tembaga kualitas terbaik dengan jenis dan
ukurannya menurut fungsi dan syarat – syarat teknis yang telah lazim
disyaratkan/ disetujui oleh PLN (sesuai gambar);
− Saklar dan stop kontak dipasang inbow/ rata dinding, rapi, pemasangan serta
tidak miring dan dipakai kualitas terbaik, dengan ketinggian pemasangan sesuai
dengan yang diisyaratkan PLN/ sesuai gambar;
− Semua lampu termasuk lampu pijar dan perlengkapan lainnya dipakai produk
kualitas nomor 1 atau setara yang disetujui Konsultan Pengawas, sedangkan
sebagai komponen yang terdiri dari trafo/ balast, Starter memakai kualitas
terbaik;
− Pekerjaan instalasi listrik dalam keadaan menyala dan disambung pada instalasi
terdekat yang sudah ada pada saat serah terima 1 (pertama) harus ditest
terlebih dahulu.
− Pekerjaan Pemasangan Pipa
a. Pemasangan pipa - pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian
rupa, sehingga bila ditutup (diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa
dilaksanakan sebelum tembok diplester.
b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem
dan pipa yang digunakan ialah pipa-pipa PVC.
c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang
jarak pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).
− Konstruksi Panel Listrik
1. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku
atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat
serta difinish dengan cat bakar powder coating warna abu-abu.
R.K.S TEKNIS
Page 41 of 57
2. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
Panel Dinding Pintu
Panel Utama 2.0 mm 3.0 mm
Sub. Distribusi
Panel 2.0 mm 3.0 mm
Panel
Pembagi &
Sub. Panel
1.6 mm 3.0 mm
3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja : 220-415 Volt
b. Tegangan Uji : 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv
d. Frekuensi : 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada setiap
panel, misalnya LVMDP (Panel Utama Tegangan Rendah dan sebagainya.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter ukur
berupa Ampere meter dan Voltmeter untuk masing-masing phase dengan
ukuran yang proporsional dan peralatan lain misalnya lampu Indikator dan
Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi
dengan dibagian dalamnya diberi plat/ lapisan pelindung, sehingga dapat
dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagian-
bagian dalam panel yang bertegangan.
8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur
sedemikian sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan - perbaikan,
penyambungan kabel ke terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa
mengganggu komponen yang lain.
9. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal
penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam
arti kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan kabel
outgoing itu meninggalkan panel.
R.K.S TEKNIS
Page 42 of 57
10. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada
gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan
konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dinabolt sehingga
tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
11. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok dengan
lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus
diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh
gangguan mekanis.
12. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada disekitar
panel harus dihubungkan ke sistem pengaman pertanahan gambar skema
rangkaian listrik panel harus dilengkapi dengan gambar-gambar skema
rangkaian listrik, lengkap dengan keterangan mengenai bagian - bagian intalasi
yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan
baik dan dilapisi plastik. Ditempatkan pada panel bagian dalam.
13. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi dengan
kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup bagian dalamnya
panel maupun tutup bagian luar (pintu) panel.
14. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu,
indikator, fuse dan alat-alat ukur berupa Voltmeter dan Amperemeter. Bagian
tersebut merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed). Ukuran panel tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan
ukuran komponen yang dipilih dan standard pabrik pembuat.
15. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi
panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
16. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan dengan
lapangan.
17. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas dan
dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus dipasang tanda
warna phasa (marking colour end cup).
18. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan arus
hubungan singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang mungkin terjadi (
short circuit prospective ).
19. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar / diagram
panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau
dilaminating.
20. Persyaratan Pemasangan :
R.K.S TEKNIS
Page 43 of 57
a. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
b. Tiap–tiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC dan diberi pipa PVC
dengan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Panel-panel listrik baru adalah jenis Indoor/ outdoor type, terbuat dari plat
baja.
d. Untuk type outdoor ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm,
konstruksi ini disesuaikan dengan peralatan/ komponen yang terpasang.
f. Semua bagian peralatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang
cukup dengan bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi
tambahan Isolator untuk menghindari adanya hubungan singkat.
g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari jenis
cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk
rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan kimia
penghilang karat (RUST REMOVER).
h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pertanahan, baut terminal
harus dilas penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
i. Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan kawat
tembaga Flexible untuk pentanahan pintu panel.
j. Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan wartel
mur sesuai ukuran kabel.
− Bus-Bar / Rel Tembaga
1. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan
(grounding) dan busbar pengetanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel pertanahan.
2. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase, 4
kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pertanahan terpisah yang terdiri
dari 3 busbar untuk phase R-S-T, 1 busbar untuk Netral, dan 1 busbar untuk
grounding. Kapasitas busbar harus mampu mengalirkan arus minimal sebesar 2
kali dari rating pengaman utama. Setiap busbar harus diselubungi bahan isolatif
dengan warna standar untuk identifiksi phasa.
3. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi ini,
termasuk pula bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan
lain-lain.
R.K.S TEKNIS
Page 44 of 57
4. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun dan
dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan elektron
mekanikal force akibat arus hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.
5. Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
perawatan, penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan
datang.
6. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dan disesuaikan kawat
tanahnya. Dimensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
7. Semua Bus-bar (5 buah) harus dicat dengan warna sesuai ketentuan PUIL 2000
:
a. Fasa ke 1 L1/ R-Merah
b. Fasa ke 2 L2/ S-Kuning
c. Fasa ke 3 L3/ T-Hitam
d. Netral N-Biru
e. Penghantar PE-Hijau/ Kuning
f. Pembumian
8. Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka Konstruksi dengan
menggunakan penyangga atau dijepit partinax pada beberapa tempat sehingga
Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur/ bergetar.
9. Bus-bar untuk pertanahan/ penghantar pembumian/ di klem dengan baik ke
rangka panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-bar pertanahan
harus dihilangkan.
− Circuit Breaker
1. Peralatan pengaman/ Circuit Breaker (MCCB / MCB) yang dipasang pada Base
Plate atau plat dasar yang terpasang kuat pada rangka panel.
2. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap MCCB/ MCB dan
peralatan penting yang lain harus diberi nama/ nomor saluran yang dapat dibaca
dengan jelas / mudah.
3. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang rating ampere
trip dapat disetel ( adjustable ). Komponen Panel produksi ex. ABB, Merlin Gerin
atau setara.
4. Circuit breaker harus mampu mengamankan beban apabila terjadi arus lebih,
hubung singkat, tegangan sangat rendah, tegangan sangat tinggi, hilang salah
satu fasa.
5. Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan proteksi
arus hubungan singkat.
R.K.S TEKNIS
Page 45 of 57
6. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi/ label/ sign
plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatat daya listriknya.
Label itu harus dibuat dari plat aluminium atau standar DIN 4070.
7. Sekering/ Fuse (jika ada) harus mampu menahan arus hubung singkat diatas
100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan rumah sekering (Safety
Fuse Holder).
8. Magnetik Kontaktor harus memiliki kemampuan sesuai dengan daya beban dan
tidak kurang dari yang tercantum pada gambar perencanaan.
9. Magnetik kontaktor harus mampu menahan arus gangguan sebelum peralatan
pengaman gangguan bekerja.
10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus dilengkapi
dengan proteksi kehilangan arus satu phase.
11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor – motor listrik harus menggunakan Cirkuit
Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.
12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar
yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini meliputi
Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya sesuai dengan
dinyatakan dalam gambar perencanaan.
14. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga
tidak akan lepas oleh gangguan mekanis dan thermis . Jika dalam gambar
perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus terpasang secara lengkap.
Semua CB harus diberi label/ sign plate yang terbuat dari bahan yang sudah
disetujui oleh Pengawas/ Konsultan Pengawas.
− Pemasangan Kawat/ Kabel
1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
a. Kabel daya
b. Instalasi penerangan
c. Instalasi tenaga
2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu dibutuhkannya.
3. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel
menghubungkan antara panel–panel penerangan dengan fixture penerangan.
Dalam instalasi penerangan ini harus termasuk juga peralatan–peralatan bantu
instalasi seperti conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan
lain–lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
R.K.S TEKNIS
Page 46 of 57
4. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan
panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, pompa–pompa listrik
(pompa air bersih, pompa kebakaran, pompa hydrant, pompa jockey, pompa
bahan bakar), dan lain–lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam
instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos
penyambung, doos pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.
5. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku
yang diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik TR
yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan. Kabel
listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 volt/ 1000
volt dan sudah direkomendasi oleh LMK produksi ex. Supreme, Kabelindo atau
setara
a. Inti Tembaga
b. Isolasi PVC High Impact (HI)
c. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
6. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan
lokasi pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar
Perencanaan :
7. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang
jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
8. Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour, untuk
mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh berubah atau
pudar karena temperatur kabel.
9. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal 7.2.
10. Setiap tarikan kabel / sirkit harus tidak diperbolehkan adanya sambungan
kecuali untuk kabel instalasi penerangan.
Pemakaian Jenis Kabel
Instalasi penerangan didalam bangunan NYM
Instalasi penerangan diluar bangunan NYM, NYY, NYFGbY
Instalasi kabel tenaga didalam bangunan NYM, NYY
Instalasi kabel daya didalam bangunan NYY
Instalasi kabel daya diluar bangunan NYFGbY
R.K.S TEKNIS
Page 47 of 57
11. Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /
hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung
kabel harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
12. Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari masing-masing panel utama ke panel
- panel Pembagi Lantai (PP) dengan dimensi sesuai gambar perencanaan.
13. Kabel NYM dalam pipa PVC HI diameter 20 mm digunakan untuk instalasi dari
panel ke beban penerangan atau peralatan/ kotak kontak.
14. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang
sudah direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat
menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
15. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
16. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
17. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan
harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.
18. Penyambungan kabel ke terminal panel/ peralatan di semua bangunan adalah
tanggung jawab kontraktor.
19. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat/ erat sesuai dengan
model terminal peralatan yang terpasang.
20. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor/ pabrik.
21. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR’.
22. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel
tidak dapat dilaksanakan dengan kedalaman ± 1,20 meter, maka
pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang
dilewati kendaraan.
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized
dengan penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/ tinggi dan
kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel
PLN dengan jarak minimum 50 cm.
R.K.S TEKNIS
Page 48 of 57
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah
satu tindakan pengamanan yang diuraikan dalam butir 1 dan 2 di bawah ini,
kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu terletak di dalam
saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang mempunyai tebal
dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup
pelindung dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau
sekurang-kurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api.
Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5
meter dari kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
23. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
24. Semua kabel penerangan harus dipasang didalam PVC conduit, diluar dinding
dan atau didalam dinding/ dak.
25. Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan
didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang sama
dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan cara clip
tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai alat penyambung berupa las
dop.
26. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling menyilang.
27. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah harus
dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan
bangunan yang tidak dapat terbakar.
a. Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak
lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang menghadap ke kabel
tanah telekomunikasi dipasang alat/ pipa dari bahan bangunan yang tidak
dapat terbakar. Perlindungan ini harus menjorok keluar paling sedikit 0,5
meter dari kedua sisi persilangan.
b. Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut maupun
pada kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar paling sedikit 0,5
meter dari kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.
c. Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap
telah terlindung.
28. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan
secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak
R.K.S TEKNIS
Page 49 of 57
menggunakan las maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor
tembaga minimal berpenampang 2,5 mm2.
29. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/ lama harus dikerjakan
dengan extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena
peralatan gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel tersebut
tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja yang
mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.
30. Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah
perjalanan kecuali apabila panjang kabel/ saluran melebihi standard panjang
yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.
31. Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang dari
standar panjang pabrik maka sistem/ cara penyambungan harus dibicarakan
dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
32. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN)
merupakan Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
33. Untuk pengkabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
a. Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
b. Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
c. Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada
konsultan Pengawas alat roll tersebut roll tersebut serta alat – alat lainnya.
34. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan
seluruh biaya menjadi kewajiban kontraktor.
35. Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan
puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.
a. Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung
(Sealing end).
b. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak
terlihat dari bawah.
c. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.
d. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka
kawat itu dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
e. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.
− Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll
1. Socket Outlet
R.K.S TEKNIS
Page 50 of 57
Outlet daya dan plug yang digunakan Produksi ex. ABB, Legrand atau setara
dan harus memenuhi standard SII dan PLN atau standart lain yang berlaku dan
diakui di Indonesia.
2. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Cutled : 10 A, 13A, 16A
Type pemasangan : Classic recessed
3. Switches / Saklar
Saklar yang digunakan Produksi ex. ABB, Legrand atau setara dan sesuai
dengan standard PLN atau SII atau standard lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Current : minimal 10 / 16 A
Type : Classic recessed
4. Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :
a. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam
(In-Bow) rata dengan permukaan plesteran dinding atau didalam partisi
dengan konstruksi tersendiri/ khusus.
b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow/ rata dengan
permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
tersendiri / khusus dengan menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari
bahan yang sama dengan kotak kontaknya. Pemasangan kotak kontak pada
doosnya menggunakan sekrup.
c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai/ sesuai permintaan
user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata
dengan permukaan plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas dipasang setinggi
210 cm dari lantai/ sesuai permintaan user (disesuaikan dengan alat)
dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata degnan permukaan plester
dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari
Pengawas.
e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai disesuaikan
dengan kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan pasangan menempel
dinding (out-bouw) dan harus terpasang kuat, tidak boleh goyang/ miring
sesuai petunjuk pengawas.
R.K.S TEKNIS
Page 51 of 57
f. Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal pertanahan (3 P + N + PE)
tegangan 250 V.
g. Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3 phase pada dinding
harus menggunakan vischer dan sekrup, pemasangan pada kayu/ meja
harus menggunakan sekrup. Penggunaan paku pada pekerjaan ini sangat
dilarang.
h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai type
tertutup (Water Proof Type).
5. Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal pertanahan (P + N + PE)
tegangan 250 V.
− Jumlah Titik Lampu yang diperlukan
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar detail Elektrikal.
a. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
b. Diffuser/ reflector lampu-lampu harus terbuat dari bahan yang cukup kuat
terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
c. Reflektor harus mempunyai lapisan pemantul kualitas baik.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan
tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu.
Ventilasi dalam box harus cukup.
e. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
f. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi
mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
2. Jenis dan type yang diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Armatur Lampu produksi ex. Artholite, Antares atau setara.
b. Type lampu tabung TLD, PLC, Halogen, PAR & SON produksi ex. Osram, Philips atau setara.
c. Ballast produksi ex. Philips, Schwabe atau setara.
d. Ballast harus leak proof, mempunyai temperatur kerja rendah, noiseless,
rumahan dari bahan polyester. Ballast harus dilengkapi dengan connection
terminal.
e. Starter produksi ex. Philips atau setara.
R.K.S TEKNIS
Page 52 of 57
f. Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater
untuk lampu fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality
white polycarbonate. Rating stater disesuaikan dengan rating lampu TL.
g. Kapasitor produksi ex. Phillips / Vosloh / Cambridge atau setara. Yang
digunakan harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95 (kapasitas +
3.25 s/d 4.5 micro farad).
h. Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau
setara. Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive
dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.
3. Body lampu dibuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm (Finish).
4. Jenis lampu yang digunakan disesuaikakn dengan kebutuhan sesuai dengan
gambar perencanaan.
5. Semua jenis Lampu penempatannya disesuaikan dengan gambar perencanaan
masing-masing lokasi.
6. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan
masing-masing lokasi.
7. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah
satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak
padam seluruhnya.
− PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
− Uraian Pekerjaan
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pemasangan tandon air bersih
bawah kapasitas 6 m3, pemasangan Pompa dengan accessorisnya.
2. Penempatan, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang
tercatum dalam gambar dokumen, Bill Of Quantity dan yang diminta oleh
Konsultan Pengawas;
3. Pemasangan instalasi air bersih hendaknya diserahkan kepada instalatir yang
ahli yang mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,dimana dalam hal ini
Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab penuh dalam kebersihan dan
kesempurnaan hasil pekerjaan;
4. Pipa – pipa air bersih sedapat mungkin ditanam/ disembunyikan, sesuai dengan
gambar detail;
5. Dalam pemasangan pipa-pipa air bersih, hendaknya Penyedia Jasa membantu
dalam pembuatan alur-alur pada dinding/ lantai yang kemudian menutupnya
kembali dengan rapi;
R.K.S TEKNIS
Page 53 of 57
6. Instalasi yang akan dikerjakan adalah instalasi luar dan instalasi dalam, berikut
Stop kran, Kran dan lain –lain;
7. Ketentuan – ketentuan dan persyaratan – persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair/ mekanikal/ plumbing atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam
spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
− Pekerjaan Instalasi Air Bersih Berikut Accessorises.
Accessories pada pekerjaan instalasi air bersih sebagai berikut:
a. Gate Valve Bronze Class 125” Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”, Ø 1”
b. Strainer Bronze Class 150 Ø 1 1/2”
c. Check Valve class 125 Ø 1 1/4”
d. Fleksibel join flanged End too Jis 10 K Single Below Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”
e. Foot Valve Screw Class 125 Ø 1 1/2”
f. Floating Valve Screw Class 125 dia 1 1/4”
g. pipa PVC class AW Ø 2”, Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”, Ø 1”, Ø 13/4”
− Testing dan Comissioning
1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran
secara partial dan secara system, untuk mengetahui apakah instalasi yang
sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang
ditentukan;
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan
tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan
oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai pesyaratan
yang ditentukan.
− PEKERJAAN INSTALASI AIR BUANGAN
− Uraian Pekerjaan :
• Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pengadaan dan Pemasangan
pemipaan air buangan bahan Pipa PVC – D terpasang lengkap dengan
gantungan / hanger, galian/ urugan, lengkap dengan fitting dan accesoris;
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan;
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya;
R.K.S TEKNIS
Page 54 of 57
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar;
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik;
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah
pengurasan;
Semua galian, harus juga termasuk pengurungan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
− Pekerjaan Instalasi Air buangan Berikut Accessorises.
Accessories pada pekerjaan instalasi air buangan sebagai berikut:
- Pipa PVC Ø 5”, Ø 4”, Ø 3”, Ø2 1/2” ”, Ø2”
− Cara Pemasangan Pipa dalam Tanah
1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum
75 cm dibawah tanah, dibawah pipa air minum;
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras;
3. Urugan pasir minimum 5 cm dibawah pipa dan 5 cm diatas pipa kemudian
diurug dengan tanah tanpa benda keras.
− Sambungan Lem PVC
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabik pipa;
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus
terhadap batang pipa;
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa;
4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari
kotoran.
− Pembersihan Pasca Pemasangan Pipa.
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara /
metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
− Testing Dan Commissioning
R.K.S TEKNIS
Page 55 of 57
1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran
secara partial dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang sudah
dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang ditentukan;
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan
tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan
oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan
yang ditentukan.
− PEKERJAAN SANITASI
− Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan agar seluruh pekerjaan
saluran, sanitasi dan system mekanikal dalam pekerjaan ini dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna;
Pekerjaan pemasangan Closet jongkok, Bak air, Floor drain, Saluran Buis
beton dan penutup plat beton, wastafel, Pipa pembuangan air kotor,
Septictank dan Sumur resapan.
Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia jasa harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari pola penempatan,
pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan
gambar.
− Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan Pemasangan Closet untuk KM/ WC menggunakan Closet duduk,
closet jongkok porselin dengan American Standart atau setara dan wastafel
dengan American Standart atau setara beserta accessorisnya dengan
perletakan sesuai gambar rencana;
Semua saringan air kotor (Avour) dipakai Floor drain yang dilengkapi dengan
penahan bau model U-trap dari pipa PVC class D produksi Maspion atau
setara, dengan perletakan sesuai gambar rencana;
Pekerjaan Septictank & Sumur resapan.
1. Sistem pembuangan kotoran dan air kotor menggunakan sistem
konvensional melalui Septictank & Sumur resapan, dimana septictank
Bio Filter menggunakan kapasitas 6 m3 dan kapasitas 2 m3.
2. Pipa saluran pembuangan air kotor dari closet ke Septictank maupun
dari Septictank ke Sumur resapan menggunakan pipa PVC type D Ø
5 “, Ø 4”, Ø 3”, Ø 2 1/2”, Ø 2” produksi Maspion atau yang setara
lengkap dengan fitting-fitting menurut standar JIS-K 6741;
R.K.S TEKNIS
Page 56 of 57
3. Pipa-pipa harus dipasang dengan kemiringan minimal 1,5 % dalam
bangunan dan 2 % diluar bangunan.
Fitting-fitting untuk PVC harus merupakan cetakan pabrik dengan bahan
penyambung/ perekat sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat pipa.
22.2.5. Cara pemasangan bentuk serta detail-detail ukuran lainnya sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lain yang berlaku sama
dengan ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan Sanitasi/ mekanikal/
plumbing atau mengikuti ketentuan dan persyaratan lain yang sejenis dalam
spesifikasi ini atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
− Testing Dan Commissioning
1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran
secara partial dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang
sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang
ditentukan;
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan
tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang
dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai
pesyaratan yang ditentukan.
− PEKERJAAN LAIN-LAIN
Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang tidak tercantum
dalam RKS ini, tetapi pekerjaan tersebut masih berhubungan dengan pekerjaan
dilapangan yang harus diselesaikan.
7. P E N U T U P
− Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan tak disebut
perkata atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Penyedia jasa maka dalam hal ini
harus dianggap seperti disebutkan.
− Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebut kata demi
kata dalam bestek ini haruslah diselenggarakan oleh Penyedia jasa dan diterima
sebagai hal yang disebut.
R.K.S TEKNIS
Page 57 of 57
− Penyedia jasa harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi
dan lain-lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang
memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Penyedia jasa. Dan segala kerusakan
jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain
sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, bilamana perlu akan diadakan perbaikan dalam
peraturan ini.