spesifikasi teknis

57
R.K.S TEKNIS Page 1 of 57 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TAHUN 2012 1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN Informasi Site 1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi /pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala permasalahan yang dihadapi. 2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung. 3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Penyediaan Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat- alat penarik dan pengangkat, andang-andang dan sebagainya. 1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa. 2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat. Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas. 3. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan. 4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat- alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya. 5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu hujan. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan. 1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus dianggap seperti yang tertera di gambar kontrak atau tercantum di uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang tertera dalam uraian

Upload: chubby99

Post on 11-Aug-2015

639 views

Category:

Documents


118 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 1 of 57

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG

TAHUN 2012

1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

− Informasi Site

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi

/pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala permasalahan

yang dihadapi.

2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi

tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi

selama pekerjaan berlangsung.

3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,

persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian

dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan

benar.

− Penyediaan Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang

sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat-

alat penarik dan pengangkat, andang-andang dan sebagainya.

1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua

peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan

dengan Pengguna Jasa.

2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat.

Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.

3. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang tidak

sesuai / tidak memenuhi persyaratan.

4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-

alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta

membersihkan bekas-bekasnya.

5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus

menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu hujan.

− Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan. 1. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus

dianggap seperti yang tertera di gambar kontrak atau tercantum di uraian dan

syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang tertera dalam uraian

Page 2: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 2 of 57

dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh ditolak,

diubah, atau dipengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum

dalam syarat-syarat ini.

2. Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian

dari gambar, uraian dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan kontrak ini tetapi

hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki Pemberi

tugas.

3. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain

menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada

pasal-pasal dari syarat-syarat ini. Semua kekeliruan baik mengenai hitungan atau

bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah

pihak yang bersangkutan.

− Petunjuk dan Instruksi. Semua petunjuk dan instruksi Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas yang dikeluarkan

secara tertulis harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor.

Apabila Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui pendapat atau perintah

Konsultan Pengawas /Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan secara tertulis

dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila dalam jangka waktu

tersebut Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah menyetujui dan

menerima perintah Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas untuk dilaksanakan.

− Gambar Pekerjaan

1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail konstruksi, situasi

dan sebagainya yang telah dibuat perancang telah disampaikan kepada rekanan

bersama dokumen lainnya. Rekanan tidak boleh mengubah/menambah tanpa ijin

tertulis dari Pimpinan proyek. Semua gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada

pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini, atau digunakan untuk

maksud-maksud lain.

2. Gambar-gambar Tambahan. Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu, Pemborong

harus membuat gambar detail penjelasan (shop drawings) yang diperiksa/disahkan

oleh Pengawas. Gambar-gambar tersebut menjadi milik Pemimpin Proyek.

3. As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).Untuk semua gambar yang

belum ada pada gambar kerja dan gambar perubahan di lapangan baik

penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat

“as built drawing” yang jelas, gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam

rangkap tiga dan semua biaya pembuatannya ditanggung Pemborong.

Page 3: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 3 of 57

4. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan. Rekanan harus menyimpan di lokasi

pekerjaan satu set gambar kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-

syarat, berita acara aanwijzing dan time schedule dalam keadaan baik selama

masa pelaksanaan pekerjaan, dan harus tersedia bila Pemberi tugas atau wakilnya

sewaktu-waktu memerlukan.

− PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar

detail yang diikuti.

2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran

dengan angka dalam gambar yang diikuti.

3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka

RKS yang diikuti.

4. Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS,

baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib bertanya kepada

Konsultan Pengawas secara tertulis.

5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua

dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan

(Aanwijzing).

6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

2. PELAKSANAAN

− Rencana Pelaksanaan 1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK dari

Pemberi Tugas, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk

pembuatan jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang berisi tahap-tahap

pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan dengan jangka

waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disahkan Konsultan Pengawas.

2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network

Planning’ apabila Konsultan Pengawas meminta diadakannya perbaikan /

penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut, paling lambat 4

(empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.

3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan sebelum

adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atas Rencana kerja tersebut.

Page 4: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 4 of 57

4. ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi pekerjaan

agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan diberi tanda garis

tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua pihak harus segera

mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.

− Gambar Kerja. 1. Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup memberikan petunjuk

mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor wajib untuk

mempersiapkan Gambar Kerja yang terperinci yang akan memperlihatkan Cara

Pelaksanaan tsb.

2. Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh

Konsultan Pengawas.

3. Gambar Kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan

persetujuannya dalam rangkap 2 (dua).

− Rencana Mingguan dan Bulanan 1. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses pelaksanaan pekerjaan

berlangsung, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu

Rencana Mingguan yang berisi Rencana Pelaksanaan dari berbagai Bagian

Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Mingguan berikutnya.

2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor wajib

menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu Rencana Bulanan yang

menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan dari

berbagai Bagian Pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan

berikutnya.

3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana Mingguan

maupun Bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan Perintah

Konsultan Pengawas dalam Melaksanakan Pekerjaan.

4. Untuk memulai suatu Bagian Pekerjaan yang baru Kontraktor diwajibkan untuk

menyampaikan Pemberitahuan kepada Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut

paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.

− Dokumentasi 1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta

pengirimannya ke pihak Konsultan Pengawas Pekerjaan dan ke pihak lain yang

memerlukan.

2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :

Page 5: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 5 of 57

- Laporan-laporan perkembangan Proyek.

- Foto-foto hasil pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam

album. Foto-foto tersebut menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat

minimal peristiwa sebagai berikut :

a. Sebelum pekerjaan dimulai.

b. Pada saat pengurugan lahan

c. Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang (plat lajur, strausspile).

d. Pada saat pengerjaan poer

e. Pada saat penulangan dan pengecoran plat lantai

f. Pada saat penulangan dan pengecoran kolom-kolom

g. Pada saat penulangan dan pengecoran balok-balok

h. Pada saat pelaksanaan konstruksi atap (erection) dan pemasangan atap.

i. Setelah dinding dan kusen terpasang.

j. Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal

k. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan plafon.

l. Pada saat pemasangan dan selesainya pekerjaan lantai

m. Bangunan telah selesai 100%

Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk diserahkan pada

penyerahan pertama.

− Jam Kerja. 1. Jam kerja Kontraktor adalah 8 jam perhari dalam satu minggu 7 hari kalender.

2. Jika Kontraktor menghendaki lembur maka Kontraktor diharuskan mengajukan ijin

sebelumnya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dalam waktu sekurang-

kurangnya 24 jam.

3. Bilamana Konsultan Pengawas dalam keadaan tersebut menganggap perlu

pengawasan, maka biaya pengawasan dibebankan kepada Kontraktor. Kecuali, jika

penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah akibat dari sifat keadaan pekerjaan .

− Kuasa Pemborong Di Lapangan

1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.

Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan

kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus bertanggung jawab sepenuhnya bagi

semua alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan dan prosedur koordinasi semua

bagian yang ada di bawah kontrak.

2. Pegawai pemborong yang melaksanakan.

Page 6: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 6 of 57

a. Sebagai pemimpin sehari-hari pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus

menunjuk seorang Pelaksana yang ahli pada bidangnya, cakap diberi kuasa,

penuh tanggung jawab, dan selalu berada di tempat pekerjaan, di samping itu

Pemborong harus membuat susunan organisasi kerja di lapangan sesuai

dengan bidang keahlian serta pekerjaan yang ada.

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Pelaksana harus

mempelajari dan memahami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara

Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun

kualitas bahan yang harus dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan bila

ada ijin tertulis dari Pemberi Tugas berdasarkan rapat Konsultan Pengawas.

Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong untuk

membetulkan dan melaksanakan sesuai gambar dan bestek.

d. Pengawas berhak menolak penunjukan Pelaksana oleh Pemborong didasarkan

pendidikan, pengalaman, tingkah laku, dan kecakapan. Dalam hal ini

Pemborong harus segera menempatkan Pelaksana lain dengan persetujuan

Pengawas.

− Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan 1. Keamanan dan Kesejahteraan.

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan semua yang

diperlukan bagi para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi, air

minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Rekanan juga wajib memenuhi semua

persyaratan, tata tertib, ordonasi Pemerintah pusat dan lokal.

2. Terhadap Wilayah Orang Lain.

Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus

mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

3. Terhadap Milik Umum.

Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai jalan

bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas,

baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Rekanan

juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas fasilitas

umum seperti saluran air, listrik, dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan

Pemborong. Semua biaya pemasangan kembali dan perbaikan kerusakan menjadi

tanggung jawab Pemborong.

4. Terhadap Bangunan yang Ada.

Page 7: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 7 of 57

Selama masa pelaksanaan kontrak, Pemborong bertanggung jawab penuh atas

semua kerusakan utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya dan

kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Pemborong dalam arti yang

luas. Itu semua diperbaiki Pemborong hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

5. Keamanan terhadap Pekerjaan.

Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk

bahan-bahan bangunan, perlengkapan instalasi yang ada hingga kontrak selesai

dan diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-

bahan dari semua kemungkinan kerusakan, kehilangan, dan sebagainya bagi

seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja

dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan memakai tutup yang

layak, memompa, atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau yang

diinstruksikan.

6. Dalam pelaksanaan proyek, rekanan berkewajiban menjaga agar tidak

mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di lokasi pekerjaan.

7. Apabila terjadi kehilangan di laboratorium, kantor, dan di kelas yang disebabkan

oleh pekerja rekanan, maka hal itu menjadi beban dan tanggung jawab rekanan.

8. Warung dan penjual lainnya yang melayani pekerja proyek harus berada di dalam

pagar proyek.

− Laporan Mingguan Dan Harian Rekanan membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pekerjaan. Laporan

kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai semua keterangan yang berhubungan

dengan kejadian selama satu bulan yang mencakup mengenai:

• Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.

• Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.

• Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat

pekerjaan.

• Keadaan cuaca.

• Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.

• Kunjungan tamu-tamu lain.

• Kejadian khusus.

• Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Page 8: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 8 of 57

− Jaminan Keselamatan Buruh 1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang

ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk

setiap bidang pekerjaan.

2. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan.

Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat

pekerjaan untuk para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan selama masa

pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada dengan

meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau air sumur yang

bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air meragukan Konsultan Pengawas, harus

diperiksakan pada laboratorium.

3. Kecelakaan.

Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat pelaksanaan, Kontraktor

harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban dengan

biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pemborong. Kejadian

tersebut harus segera dilaporkan pada Jawatan Perburuan dan Konsultan

Pengawas.

4. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama

yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Konsultan Pengawas keet.

− Pekerjaan Tambah Dan Kurang 1. Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan sesuai gambar dan gambar

detail, melaksanakan dengan baik sesuai persyaratan teknis. Pemborong

selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi

kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain

hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.

2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau

persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Selanjutnya perhitungan penambahan atau

pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah

pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah

tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

3. PERATURAN UMUM TEKNIS YANG DIGUNAKAN

− Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan

Syarat – Syarat (RKS) ini, berlaku peraturan dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar

Page 9: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 9 of 57

Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-Peraturan Nasional maupun Peraturan-Peraturan

setempat lainnya yang berlaku antara lain mengikat ketentuan–ketentuan di bawah ini:

1. TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON ( SNI 03-2847-2002)

2. PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-

2002)

3. TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN

GEDUNG SNI. 03-17726-2002

4. N.I – 2 TAHUN 1971 PBI, (PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA)

5. NI-3 TAHUN 1989, PUPB (PERATURAN UMUM UNTUK PEMERIKSAAN BAHAN–

BAHAN BANGUNAN );

6. NI - (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA

(SKBI.1.3.55.1987).

7. PUIL (PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK) 2000.

8. Peraturan – Peraturan Pemerintah Kota Surabaya yang berkaitan dengan

bangunan dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian

pekerjaan ini;

− Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula

hal-hal di bawah ini :

a. Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh

Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh

Penyedia jasa dan sudah disahkan/ disetujui Konsultan Pengawas;

b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);

d. Berita Acara Penunjukan;

e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Penyedia jasa;

f. Surat Perintah Kerja (SPK);

g. Surat Penawaran Beserta lampiran – lampirannya;

h. Jadual Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui;

i. Kontrak/ Surat Perjanjian Penyedia Jasa, Berita Acara/ Surat – Surat Klarifikasi

Tender.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN

− Los kerja/ Direksi Keet Sebelum Pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan

Direksi Keet, berupa bangunan sementara, yang khusus dimanfaatkan oleh

Konsultan Pengawas.

Kelengkapan Direksi Keet.

Page 10: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 10 of 57

- 1 (satu) meja kerja/ tulis dan kursi

- 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)

- Helm proyek

- Gambar proyek

- Time schedule

Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah Terima pertama) semua Peralatan /

kelengkapan tersebut menjadi milik Kontraktor, dengan demikian pembiayaannya

tidak perlu ditawarkan (semua biaya ditanggung oleh pemborong).

− Kantor dan Gudang Kontraktor Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor, barak-

barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang

sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Management

Konstruksi berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.

Semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan

berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar.

− Pembersihan Lapangan a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar

pohon.

b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan

rata.

c. Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau

pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada

gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus

disingkirkan.

Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan

penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.

− Penjagaan, Pemagaran sementara, dan Papan nama a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan

terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan

sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi/ arus

kendaraan keluar/ masuk proyek.

b. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu

memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaaan yang akan dilakukan.

Page 11: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 11 of 57

c. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak

mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat

penimbunan bahan-bahan.

d. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/ kuat sampai pekerjaan selesai

dan tampak dari luar dapat menunjang estetika atas kawasan yang ada.

e. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor harus memasang papan nama Proyek

yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

Semua bahan tersebut diatas pembiayaannya tidak perlu ditawarkan (ditanggung

oleh pemborong).

5. PAPAN BOUWPLANK

a) Bouwplank menggunakan papan kayu meranti ukuran 3 x 20 cm dipasang datar,

dengan diperkuat kayu usuk 4 x 6 cm.

b) Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan yang direncanakan;

c) Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada

tempatnya hingga selesai pemasangan trassram tembok;

d) Pemasangan papan bouwplank bagian atasnya dipasang sama dengan titik duga ±

0.00 (peil lantai ) bangunan, dimana ± 0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar

rencana;

e) Bila terjadi ketidaksesuaian antara batas-batas/ letak tanah yang tersedia dengan apa

yang terdapat dalam gambar, maka Penyedia jasa harus segera memberitahukan

secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk segera

mendapatkan keputusan bersama dari pihak-pihak terkait dan dituangkan dalam

suatu Berita Acara .

6. PEKERJAAN UTAMA - PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

Ketentuan Umum :

• Bagian ini mencakup semua pekerjaan tanah dari seluruh Pekerjaan yang akan

dilaksanakan, sebagaimana dituangkan dalam Gambar Teknis Pelaksanaan dan

R.K.S serta dokumen Kontrak yang terkait;

• Sebelum pekerjaan tanah dimulai Penyedia jasa berkewajiban untuk meneliti semua

Dokumen Kontrak yang berhubungan dengan tanah urugan, memeriksa kebenaran

dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,

melakukan pengukuran dan mempertimbangkan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan

untuk penyelesaian dan kelengkapan proyek;

Page 12: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 12 of 57

• Pengukuran harus dilakukan dengan teliti bersama-sama dengan Konsultan

Pengawas/ Management Konstruksi.

− Pelaksanaan Pekerjaan: Pekerjaan galian untuk seluruh bangunan dan Pekerjaan galian lainnya tidak dapat

dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan/ Bouwplank disetujui Konsultan

Pengawas/ Management Konstruksi.

Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran

seperti sisa bongkaran, akar pohon, sampah dan sebagainya;

Galian pondasi harus disesuaikan dengan gambar perencanaan, hal-hal yang

menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian

harus cukup lebar untuk dapatnya bekerja dengan baik serta sisi-sisinya tidak

mudah gugur;

Tanah galian pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan dipastikan tidak mudah

gugur kembali kedalam lubang pondasi;

Jika Konsultan Pengawas menganggap pondasi sudah cukup mengeras, urugan

dilakukan selapis demi selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan

dipadatkan;

Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian

hingga mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam

dipadatkan dengan alat pemadat/ compactor vibrator dan disiram air hingga

mencapai hasil kepadatan maksimum;

Penyedia jasa harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk

menguras/ mengeringkan genangan air pada galian lubang pondasi akibat air hujan,

air sumber atau sebab-sebab lain. Pondasi harus dikerjakan dalam keadaan lobang

galian kering;

Urugan pasir dilaksanakan pada bawah pondasi, dibawah lantai, dibawah lantai

kerja, dibawah rabat dan ditempat lainnya sesuai gambar perencanaan, harus

dipadatkan dengan disetujui Konsultan Pengawas/ Management Konstruksi;

Daerah-daerah yang memerlukan urugan (fill) dapat diambilkan dari tanah hasil

keprasan (cut) dilokasi pekerjaan atau dari daerah diluar lokasi yang telah disetujui

Konsultan pengawas;

Tebal/ peil masing-masing urugan dilaksanakan sesuai Gambar perencanaan;

Page 13: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 13 of 57

Lubang sisa galian pondasi diurug dengan menggunakan tanah galian dan

dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang cukup sempurna dan disetujui oleh

Konsultan Pengawas;

Semua bahan urugan yang dipergunakan harus bebas dari bahan bongkaran, batu-

batuan dan benda yang dapat merugikan;

Tanah urug yang tidak terpakai harus segera diratakan ditempat pekerjaan atau

dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

− PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga

kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua

pekerjaan pemasangan pondasi tiang pancang sistem injeksi hidrolis dan yang

berhubungan, antara lain :

Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas dari

segala macam bahan yang dapat mengganggu jalanya pekerjaan.

Dilengkapi dengan Pile Record

Survey dan setting titik pancang sesuai berita acara uitzet.

Penyediaan material pancang dan peralatan pancang injeksi hidrolis.

Bahan Yang Digunakan Tiang pancang yang digunakan produksi pabrik JHS, WIKA atau setara, dengan

spesifikasi sesuai gambar perencanaan. Tiang pancang yang rusak, cacat, atau retak

akibat pengangkutan ke lapangan dan tidak sesuai spesifikasi pemesanan tidak

diperbolehkan masuk ke lokasi pekerjaan. Tiang pancang yang dipasang dipastikan

tidak rusak, cacat, atau retak.

− Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan harus dilaksanakan tepat pada titik-titik pemancangan yang telah

disetujui Konsultan Pengawas. Arah tiang pancang adalah tegak lurus bidang rata

air. Oleh karenanya selama penekanan tiang pancang, kelurusan harus dikontrol

dengan 2 alat ukur theodolite pada sumbu absis dan ordinatnya. Penyimpangan

akhir pelaksanaan hanya diperkenankan maksimum 5 cm dari sumbu absis dan

ordinatnya.

Bila penyimpangan kedudukannya lebih dari yang disyaratkan, Kontraktor

Pelaksana harus membuat rencana perubahan poer beserta perhitungan

Page 14: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 14 of 57

konstruksinya dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum

poer dilaksanakan.

Bila hal ini terjadi, tambahan biaya yang mungkin timbul sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pemancangan dilaksanakan pada titik yang telah ditentukan dengan pedoman

sesuai gambar rencana. Beban perlawanan harus sudah terpasang diatas alat

pancang dengan berat keseluruhan sesuai beban yang disyaratkan untuk titik

pancang bersangkutan.

Penyambungan tiang pancang menggunakan slip joint yang terbuat dari plat besi

untuk membungkus dan meyambung kepala tiang yang akan disambungkan tanpa

pengelasan.

Pemancangan dilakukan hingga kedalaman sesuai gambar perencanaan dari

permukaan tanah asli. Setiap pekerjaan pemancangan harus disaksikan oleh

Konsultan Pengawas/ Management Konstruksi.

Pekerjaan pembuatan poer harus dilaksanakan sesuai gambar perencanaan,

dimana termasuk penghancuran kepala tiang pancang +1 m. Agar tulangan dari

tiang pancang tersebut dapat dikaitkan di dalam poer adalah menjadi tanggung

jawab Kontraktor dan sudah harus dianggap telah termasuk dalam faktor-faktor

penawaran.

Sebelum pelaksanaan pemancangan Kontraktor harus memberitahu terlebih dahulu

dan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/ Management

Konstruksi.

Pelaksanaan konstruksi di atas pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pondasi

benar-benar kering (minimal 3 minggu setelah selesai pengecoran poer di tiap-tiap

titik pondasi) serta memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas Management

Konstruksi.

− PEKERJAAN BETON LINGKUP PEKERJAAN Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi beton ini adalah juga pekerjaan-

pekerjaan persiapan guna pelaksanaan konstruksinya, penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan. Sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi

beton dengan mutu beton sesuai perencanaan, meliputi :

a. Pekerjaan Bekisting

b. Pekerjaan Tulangan

c. Pekerjaan Selimut Beton (Beton Decking)

d. Pekerjaan Adukan Beton

Page 15: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 15 of 57

e. Pekerjaan Pemeliharaan Beton

f. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

g. Pekerjaan Beton Kedap Air

h. Pekerjaan Beton Praktis

i. Pekerjaan Waterproofing

− BEKISTING Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan bekisting ini penyediaan tenaga, bahan material

dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting.

Bahan Yang Digunakan. Bahan untuk bekisting terdiri atas :

a. Bekisting terbuat dari multipleks atau papan kayu.

b. Klem bekisting

c. Perancah dan penyanggah lainnya.

d. Bekisting pasangan bata ½ batu.

Pelaksanaan Pekerjaan. 1. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :

a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau

tekanan lateralnya pada saat pengecoran.

b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting

kolom disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah 2m dari permukaan

dasar yang telah mengeras.

c. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi.

d. Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar

pelaksanaannya (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya,

dan telah mendapatkan persetujuan Konsultan MK / Konsultan Pengawas

sebelum bekisting dilaksanakan.

2. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin

Konsultan MK / Konsultan Pengawas secara tertulis.

3. Bekisting pasangan bata digunakan untuk pengecoran balok beton diatas tanah

4. Bekisting bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang

disebutkan di atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari Konsultan

MK / Konsultan Pengawas.

− T U L A N G A N

Page 16: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 16 of 57

Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi tulangan beton ini

penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan

tulangan beton.

Bahan. 1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan berprofil dengan mutu baja U-32

yakni bagian tulangan yang di dalam gambar perencanaan ditandai dengan huruf D

untuk diameter pengenalnya.

2. Baja tulangan tambahan/ pelengkapnya adalah baja tulangan polos dengan mutu

baja U-24, yakni yang didalam gambar perencanaan ditandai dengan Ø sebagai

kode diameternya.

3. Seluruh baja tulangan yang digunakan harus menggunakan eks. Krakatau Steel

atau yang setara.

Pelaksanaan. 1. Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan

langsung dikerjakan sebelum mendapatkan pembenaran / persetujuan dari

Konsultan MK/ Konsultan Pengawas.

2. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada/sulit

dipasaran, Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin tertulis

yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknis dan waktu

pelaksanaanya.

3. Bila Konsultan MK / Konsultan Pengawas meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat

melaksanakannya sesuai dengan ijin konsultan MK / Konsultan Pengawas.

4. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan

tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi PBI 1971.

5. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton

decking (beton tahu) dengan tebal minimal 3 cm yang jumlah, penempatan dan

mutunya harus disetujui Konsultan MK / Konsultan Pengawas.

6. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran

harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat

mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.

7. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (Rust

Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.

8. Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh petunjuk

yang jelas dari Produsen dan persetujuan dari Konsultan MK / Konsultan

Pengawas.

Page 17: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 17 of 57

9. Bila meragukan dilakukan tes di laboratorium material.

− SELIMUT BETON (BETON DECKING) Lingkup Pekerjaan Meliputi pengaturan jarak tulangan terhadap dinding bekisting dengan ketebalan sesuai

persyaratan teknik yang disyaratkan.

Pelaksanaan Ketebalan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan persyaratan yang diatur

dalam SK SNI T15-1991-03 Pasal 3.3.16-7 minimal sesuai tabel berikut ini:

Bagian

Konstruksi

Yang tidak langsung berhubungan

dengan tanah dan cuaca

Yang langsung berhubungan

dengan tanah dan cuaca

Lantai/dinding D-36 dan lebih kecil : 20 mm

> D-36 : 20 mm

D-16 dan lebih kecil : 40 mm

> D-16 : 50 mm

Balok Seluruh diameter : 20 mm D-16 dan lebih kecil : 40 mm

> D-16 : 50 mm

Kolom Seluruh diameter : 40 mm D-16 dan lebih kecil : 40 mm

> D-16 : 50 mm

− ADUKAN BETON Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan adukan beton ini penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pembetonan Pondasi, Sloof,

Kolom, Balok, Lisplang, Tangga, Plat Lantai dan Plat Atap.

Bahan. 1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi

persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan

konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.

2. Mutu Beton :

a. Adukan beton harus memenuhi Mutu Beton sesuai perencanaan dan sesuai

dengan rekomendasi di dalam PBI 1971.

b. Disyaratkan menggunakan beton siap tuang (ready mix) yang diproduksi oleh

perusahaan pembuat beton, dan atas biaya kontraktor wajib membuat benda uji

dengan jumlah tertentu sesuai yang disyaratkan oleh konsultan

Pengawas/Konsultan MK guna cek kelenturan dan cek kekuatan yang akan

Page 18: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 18 of 57

dilakukan.

c. Benda uji diujikan di Laboratorium beton yang netral/ independen atas biaya

kontraktor.

3. Pengecoran Beton

a. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton,

maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan MK /

Konsultan Pengawas kapan pengecoran dilaksanakan.

b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :

- Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta

pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah

mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas / Konsultan MK.

- Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta

dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.

- Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi

pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.

- Stek-stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya telah dipersiapkan dan dibuat.

- Seluruh persiapan pekerjaan yang berkaitan dengan komponen yang di cor

terutama pemasangan angker untuk peralatan, pelaksanaan floor hardener

dan lain-lain telah dipersiapkan dengan pihak lain yang melaksanakannya,

dan telah disetujui Konsultan MK / Konsultan Pengawas.

- Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut di atas telah mendapatkan

pembenaran dari Konsultan MK / Konsultan Pengawas. Seluruh persiapan di

atas, apabila telah disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan pemeriksaan

dan penilaian di lapangan pekerjaan, Kontraktor dapat melaksanakan

pengecoran.

c. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai

berikut :

- Melakukan slump test, pengujian kekuatan setiap kali penuangan

campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang diperoleh harus

sesuai dengan yang disyaratkan PB1-1971.

- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio

sesuai yang diatur di dalam PBI-1971, maka rasio benda uji akan

ditetapkan oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas. Setelah mencapai

umur yang cukup, benda-benda uji ini harus diteskan ke Laboratorium

dengan biaya Kontraktor. Bila hasil Laboratorium ternyata mutu beton

yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan test-test

selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam PBI

Page 19: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 19 of 57

1971. Bila test-test di lapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu

beton dibawah angka yang direncanakan maka Kontraktor berkewajiban

membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali tanpa

mendapatkan ganti rugi apapun.

- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus

dilakukan secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan

tegak lurus, secara perlahan-lahan, demikian juga penarikan vibrator.

Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan

bekisting. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu)

buah vibrator cadangan selama pekerjan pengecoran berlangsung.

- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "retention time"

yang telah ditentukan.

- Kontraktor harus selalu menjaga ketepatan titik-titik pemasangan angker

supaya tidak bergeser dari posisi yang telah ditentukan sampai beton

benar-benar kering.

d. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas,

Konsultan MK/Konsultan Pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan

semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

− PEMELIHARAAN BETON.

Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini penyediaan tenaga,

bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton, hingga beton

yang baru di cor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai

beton mengeras secara wajar.

Bahan. Bahan yang digunakan antara lain :

- Goni

- Air

Pelaksanaan. 1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar

matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.

2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu

cepat dengan cara-cara sebagai di bawah ini :

a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara

teratur sampai dibongkar.

Page 20: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 20 of 57

b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya

permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama

perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air

selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan

MK / Konsultan Pengawas.

c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan

setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.

d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau

memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan MK /

Konsultan Pengawas bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

− PEMBONGKARAN BEKISTING. Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,

bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.

Pelaksanaan. 1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8, sehingga

belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja di

atasnya.

2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan

ijin pembongkaran secara lisan kepada Konsultan MK / Konsultan Pengawas.

Namun sebelum Konsultan MK / Konsultan Pengawas memberikan ijin secara

tertulis (baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam buku Konsultan MK /

Konsultan Pengawas), Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan

pembongkaran.

3. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa

sehingga:

a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun

konstruksi lainnya.

b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

4. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi

dengan mortar beton sesuai campuran asal.

5. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas

petunjuk Konsultan MK / Konsultan Pengawas sehingga tidak menghambat

jalannya pelaksanaan selanjutnya.

Page 21: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 21 of 57

6. Akibat-akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawabnya.

− BETON KEDAP AIR Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton kedap air ini penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan untuk pelaksanaan beton bak mandi dan Meja beton Pantry.

Pelaksanaan. 1. Beton-beton Kedap air, yakni bagian beton yang bersinggungan langsung dengan

air misalnya KM/WC, meja beton pantry, bak mandi dan lain-lain. Bila tidak

disebutkan lain dalam gambar, maka beton kedap air harus menggunakan

campuran 1PC : 2Ps : 3Kr meskipun mutu beton yang disyaratkan (sesuai mix

design) tidak memerlukan campuran yang lebih kedap dari campuran tersebut.

2. Bila hasil mix design menunjukkan persyaratan campuran (PC : Ps) yang lebih

kedap dari campuran mortar 1PC : 2Ps : 3Kr, maka hasil mix design yang harus

diacu.

− BETON-BETON PRAKTIS

Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton-beton praktis ini penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan untuk pelaksanaan beton praktis.

Bahan. 1. Adukan Beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr atau minimal memenuhi mutu

beton K 175. 2. Besi beton tulangan

Pelaksanaan. 1. Yang dimaksud dengan beton-beton praktis adalah semua elemen konstruksi

beton yang bukan merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk

beton-beton praktis ini adalah 1PC : 2Ps : 3Kr atau minimal memenuhi mutu beton

K 175.

2. Meskipun di dalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton-beton praktis

yang tersebut di bawah ini tetap harus dilaksanakan dan dianggap sudah

diperhitungkan oleh Kontraktor Pelaksana di dalam penawaran pekerjaan ini.

Beton-beton praktis tersebut adalah :

Page 22: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 22 of 57

a. Kolom-kolom praktis dan ring balk praktis, yang oleh sendirinya atau

bersama-sama dengan beton-beton struktur membentuk frame pasangan

dinding batu bata untuk setiap lembar bidang datar dinding batu bata (jadi

pada setiap pertemuan dua bidang dinding harus ada kolom praktisnya) atau

pada dinding yang lebar dengan maksimum luas bidang 12 m². Dimensi

kolom praktis dan ring balk praktis ini adalah 12cm x 12cm dengan

penulangan 4-Ø 10 mm, Beugel/sengkang Ø 8-15 cm.

b. Balok latai, yakni balok-balok beton yang dilaksanakan di atas kusen dengan

bentang minimum 100 cm. Dilaksanakan dengan dimensi 12cm x 15cm

dengan tulangan 4-Ø 10 mm dan sengkang Ø 8 mm-15 cm. Ujung-ujung

balok latai harus masuk ke dalam pasangan dinding sepanjang minimal 20

cm dan bila dibatasi dengan kolom-kolom maka tulangannya secara

konstruksi dari kedua elemen ini harus bersambungan.

c. Tutup-tutup manhole atau bak-bak pemeriksa harus dibuat dengan

penulangan silang Ø 8 mm - 12 cm.

d. Pemasangan Kolom Praktis ini bersamaan dengan pekerjaan balok/plat lantai

sehingga memudahkan dalam pembuatan stek pada kolom tersebut

− WATERPROOFING Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan beton ini penyediaan tenaga, bahan material dan

peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan waterproofing atap dak beton, talang dan plat

beton lantai KM/WC dan daertah basah lainnya.

Bahan Yang Digunakan. 1. Waterproofing jenis coating cement base untuk lantai dan dinding serta bak

KM/WC sampai setinggi 175 cm dari lantai KM/WC.

2. Waterproofing jenis Membrane eks Master Builder Technologi (MBT) atau yang

setara dengan data spesifikasi sebagai berikut:

KETERANGAN NILAI SPESIFIKASI

a. Membrane Thickness + 5%

b. Reinforcement Base

c. Softening Point (R+B) of Coating

Mixture

3 mm

180 gms/m2 polyester mat

150 C

Page 23: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 23 of 57

d. Penetration (DOW) of Coating

e. Flexibility at low temperature

f. Water Absorption

g. Impermeability of the membrane to

Water

h. Water Vapour Permeability

i. Creeping of the membrane applied on

600 C sloped surface at a test.

Temperature af 1000 C during 120

Hours.

20 – 30 dmm

- 5 C

Less than 0.15 %

Absolutely Impermeable

Absolutely Impermeable

No Creeping

Pelaksanaan. 1. Untuk Waterproofing jenis coating :

a. Teknik pelaksanaan dengan melapiskan (coating) sebanyak 3 lapis.

b. Pemasangan water proofing pada lantai KM/WC atau daerah basah lainya

terpasang sebelum pemasangan finishing, pemasangan thermal insulation

dan acian beton ( finishing ).

2. Untuk Waterproofing membrane :

a. Teknik pelaksanaan dengan sistem pembakaran secara merata seluas

permukaan water proofing dengan suhu yang tidak terlalu panas ± 600 C

b. Pemasangan water proofing pada atap/dak atau talang beton diletakkan pada

permukaan paling atas.

c. Untuk penyambungan membrane minimal harus dengan overlap 15 cm.

Pemasangan water proofing pada siku pertemuan antara dinding dengan

lantai dibuat landai / tidak siku patah (sesuai gambar rencana) dengan cara

diberi bantalan / penyangga dari pasir atau acian semen.

d. Water proofing harus sudah terpasang dengan rapi sebelum pemasangan

avour.

3. Pada pemasangan instalasi water proofing harus dengan pengawasan Konsultan

Pengawas untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang

ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.

4. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan teknis

Kontraktor wajib membongkar, memperbaiki / mengganti kembali sampai

dinyatakan memenuhi syarat oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas.

Page 24: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 24 of 57

− PEKERJAAN ATAP

− PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja ini penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja termasuk

kelengkapannya.

Bahan. 1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini :

a. Kuda-kuda menggunakan rangka WF sesuai gambar perencanaan

b. Gording canal C sesuai gambar perencanaan

c. Baja siku penyangga gording tingginya harus lebih besar dari setengah

tingginya Gording canal C

d. Tebal Plat Flendes harus sesuai gambar

e. Trekstang dan ikatan angin harus sesuai gambar lengkap dengan ulir

penegang (turn buckle)

f. Mutu baja ST 37 (minimal)

g. Mutu angker baut U 42 (minimal)

2. Baja yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. Batang-batang baja yang dipergunakan harus lurus dengan maksimum

bengkok 1/4000 panjang batang, bebas dari puntiran dan lubang-lubang serta

cacat-cacat lainnya.

b. Plat baja yang dipergunakan sebagai plat simpul harus benar-benar datar,

bebas dari tekukan-tekukan, puntiran dan lubang-lubang serta cacat lainnya.

c. Baut-baut untuk konstruksi tumpuan harus menggunakan baut hitam dengan

jenis HTB.

d. Elektroda-elektroda las harus diambil dari gradea best heavy coated type.

Batang-batang elektroda harus berdiameter minimal 6 mm.

Pelaksanaan.

1. Bentuk dan dimensi kuda kuda dan plat simpulnya harus dilaksanakan sesuai

gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan keadaan bentang

kedudukannya di lapangan pekerjaan.

Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"

lebih dahulu. Pekerjaan kuda kuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan

sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Konsultan Pengawas.

Page 25: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 25 of 57

2. Pembuatan kuda kuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan

lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan, Kontraktor

harus meminta ijin secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan menunjukkan

bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari

Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.

3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus

menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran

harus ditumpulkan dengan gerenda.

4. Pengelasan harus menggunakan mesin las listrik, dengan hasil tebal las yang

rata serta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Las yang dipakai adalah las sudut (Fillet Weld), dengan mutu las minimal

sama dengan mutu baja yang dilas.

b. Permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran, minyak, cat dll.

c. Pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga baja tidak termakan

oleh las yang dapat mengakibatkan berkurangnya luas efektif penampang

baja.

d. Pengelasan di atas hanya boleh dilaksanakan bila konstruksi dalam

keadaan benar-benar diam, tidak pada saat hari hujan atau baja dalam

keadaan basah.

5. Pemasangan kuda kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok

beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan baut-

baut pengikatnya telah terpasang dengan benar.

6. Pengangkatan kuda kuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak

menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kuda kuda.

7. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang penjepit sebagai klem pengaku

bidang kuda kuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak boleh dilepas sebelum

trek stang dipasang serta konstruksi kuda kuda telah benar-benar dalam

keadaan diam.

8. Trek stang ( ikatan angin ) harus menggunakan besi beton sesuai perencanaan

dan dilengkapi dengan ulir penegang ( turn buckle ).

− RANGKA ATAP BAJA RINGAN (DIPAKAI BILA DIPERLUKAN) Lingkup Pekerjaan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja ini penyediaan tenaga, bahan

material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja termasuk

kelengkapannya.

Bahan.

Page 26: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 26 of 57

Bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. Menggunakan Bahan Dasar Zincalume eks BHP.

b. Produsen mampu menyajikan data perhitungan konstruksi terpasang secara

akurat.

c. Dapat memberikan jaminan pekerjaan sesuai yang ditentukan Konsultan

Pengawas.

Pelaksanaan. 1. Bentuk kuda kuda serta dimensi batang-batang dan plat simpulnya harus

dilaksanakan sesuai gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan

keadaan bentang kedudukannya di lapangan pekerjaan.

Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"

lebih dahulu. Pekerjaan kuda kuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan

sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Konsultan Pengawas.

2. Pembuatan kuda kuda harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan lantai

kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan, Kontraktor harus

meminta ijin secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan menunjukkan

bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari

Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.

3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus

menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran

harus ditumpulkan dengan gerenda.

4. Pemasangan kuda kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok

beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan baut-

baut pengikatnya telah terpasang dengan benar.

5. Pengangkatan kuda kuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak

menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kuda kuda.

6. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang penjepit sebagai klem pengaku

bidang kuda kuda harus dipasang lebih dahulu.

− PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA Lingkup Pekerjaan. 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-

alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh

hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Page 27: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 27 of 57

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh

detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan

Pengawas .

Bahan. 1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui

Konsultan Pengawas . Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-

ketentuan dalam NI-10.

2. Batu bata/batu merah yang digunakan harus bermutu terbaik, siku dan sama

ukuran, sama warna serta disetujui Konsultan Pengawas .

3. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang

mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas

dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.

5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/

minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 .

Pelaksanaan. 1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan

contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas .

2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran 1pc : 4

pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.

3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir

pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof sampai 50 cm di atas

permukaan lantai setempat. Untuk daerah KM/WC, Urinoir dan Wastafel tinggi dinding

trasram adalah 150 cm dari lantai sesuai dengan yang tercantum didalam gambar.

Pasangan ini digunakan untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah serta pasangan

batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.

4. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga

jenuh.

5. Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7 hari dan harus

dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan sebelum diplester.

6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24

lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata

tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan

balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12 cm, jarak antara kolom satu

dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

Page 28: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 28 of 57

7. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali

tidak diperkenankan.

8. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton

harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang

terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang

tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan

lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

9. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih.

10. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish

setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.

Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap

lantai serta merupakan bidang rata.

11. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi pen

dengan adukan 1 PC : 3 pasir.

Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah

diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun

toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester).

− PEKERJAAN PLESTERAN TEMBOK DAN BENANGAN

Lingkup Pekerjaan. 1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan

bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan

sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas dilapangan .

Bahan. 1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang

mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas

dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.

Page 29: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 29 of 57

3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus

dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih

dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

Pelaksanaan. 1. Pekerjaan plester dilakukan setelah pasangan bata cukup kuat minimum 7 hari

setelah selesai pemasangan. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk

campuran 1 PC : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata trasram/ rapat air.

2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air diplester dengan aduk campuran 1PC :3

PS (yang dilakukan pada sekeliling kamar mandi, WC, dan bagian-bagian yang

ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar serta atas petunjuk Konsultan

Pengawas).

3. Pasir pasang yang di gunakan harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan seperti

yang dipersyaratkan.

4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan

untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik

dari jenisnya dan di setujui Konsultan Pengawas

5. Semen Portland yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup atau

dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan

tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan

dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

7. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan

MK/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan

ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui

harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa

biaya tambahan.

8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/ lapangan

yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya

pekerjaan.

9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,

Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas, Kontraktor tidak

diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan

diselesaikan.

10. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai

yang ditunjukkan dalam detail gambar.

Page 30: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 30 of 57

11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu

dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan

Pengawas.

12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan

campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari

(kering betul).

14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak

terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering

dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa

mencegah penyerapan air secara cepat.

15. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang

terjadi selama masa pelaksanaan, atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan

disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.

− PEKERJAAN DINDING KERAMIK Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-

alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada ruangan atau seluruh bidang yang

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar (bila ada) dan sesuai dengan petunjuk

Konsultan Pengawas.

Bahan 1. Jenis : Keramik Tile

Keramik tile buatan dalam negeri yang disetujui Konsultan Pengawas.

2. Warna :

- Warna keramik harus sesuai dengan ketentuan perencana / sesuai gambar

atau;

- Warna ditentukan pemakai bangunan atau setelah diputuskan bersama dalam

rapat.

3. Merk : Ex Asia Tile atau setara

4. M u t u : Tingkat I (satu) / KW I / KELAS A

5. Bahan pengisi : Grout semen berwarna

6. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir

Page 31: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 31 of 57

7. Ukuran : 20X25 cm atau ukuran lain yang ditentukan dalam gambar

perencanaan dengan pola pemasangan sesuai detail gambar.

8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM,

NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.

9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang

mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan

Pengawas dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, pasir harus memenuhi PUBI

1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI

1982 pasal 9.

10. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas .

11. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari

pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan,

dengan campuran sesuai dengan ketentuan pabrik.

Pelaksanaan 1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola

keramik yang disetujui Konsultan Pengawas .

2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan

tidak bernoda.

3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir harus terpasang merata di

bawah permukaan keramik.

4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.

5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar),

harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau

sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas , yang membentuk garis-

garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang

berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus

sesamanya.

6. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna

bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik

khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda

pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding

atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Page 32: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 32 of 57

10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air

sampai jenuh.

11. Pingulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga

diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.

12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain

selama 3 x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

− PEKERJAAN DINDING PARTISI ( DIPAKAI BILA DIPERLUKAN) Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat -

alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil

pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar

dan atau yang ditentukan konsultan perencana bersama Konsultan Pengawas.

Bahan 1. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan Pengawas

untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.

2. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal

pelaksanaan, semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering

memakai alas dan dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.

3. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan

harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan

barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi

beban tambahan kepada pemberi tugas.

Pelaksanaan 1. Gypsum :

- Ex Jaya, Elephant, atau setara dan ketebalan yang dipakai 12 mm per panel.

- Tidak retak atau pecah/melengkung mempunyai lapisan luar Paper Coved

dipasang sesuai gambar detail.

- Bahan Gypsum Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof,

memenuhi Standard American Standard Specification untuk Gypsum wall

board ASTM C-36 dengan fire resistance : tiga jam.

2. Rangka Partisi :

Page 33: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 33 of 57

- Bahan rangka metal studs 40x34x0.5 dan U-Runner 40x30x0.4 mm, atau yang

lain sesuai gambar perencanaan, yang memenuhi persyaratan pabrik

pembuatan gypsum.

- Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang

akan berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang

digalvanisasi.

- Berkas-berkas pekerjaan harus halus dan rata permukaan.

- Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan

pemasangan.

- Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan sesuai gambar.

- Pemasangan dinding partisi harus benar-benar siku, lapisan dinding dilapis

dengan cat tembok.

3. Sterofoam ( bila dipersyaratkan )

Sterofoam dipasang di tengah-tengah sebagai pengisi dinding partisi dengan

ukuran sterofoam t = 2 cm. Maksud dan tujuan ini untuk peredam suara dari

pantulan suara dari luar.

4. Plint Partisi

Plint partisi atau kol – kolan terbuat dari aluminium.

5. Dinding partisi tanpa nat. Dinding partisi berdiri di atas lantai keramik.

6. Dinding partisi harus mudah dibongkar dan dipasang ulang di tempat lain.

7. Sambungan partisi ke lantai dan dinding menggunakan Dyna Bolt.

8. Modul dan type partisi tersebut disesuaikan dengan gambar dan detail gambar

arsitektur.

9. Pemasangan partisi diwajibkan untuk berkoordinasi dahulu dengan Pengawas.

10. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan

Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebelum perkerjaan di mulai. Biaya

pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui akan

dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

− PEKERJAAN LANTAI

− PEKERJAAN LANTAI RABAT Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Page 34: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 34 of 57

2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing lantai

dengan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai

dengan Konsultan Pengawas.

Bahan 1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain

yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan

Perencana/Konsultan Pengawas Pengawas dan memenuhi syarat-syarat

dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.

2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII

0404-80.

3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/

0075-75.

4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9,

AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.

5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI

1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).

Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di

serahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan

Pengawas.

2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi

dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus

baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan

Pengawas.

3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir

urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan

sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung

maksimal.

4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil

atau split dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.

Page 35: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 35 of 57

5. Tebal lapisan sub lantai adalah 7 cm untuk daerah lantai bangunan dan

joglo sedangkan untuk daerah KM tebalnya 3 cm atau sesuai yang ditentu-

kan/ disyaratkan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai

ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya

diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar

dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

− PEKERJAAN LANTAI KERAMIK (TILE) Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini

dilakukan pada ruang yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar dan

sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

Bahan 1. Jenis : Keramik Tile

Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar

material dan disetujui Konsultan Pengawas .

2. Warna : a. Untuk masing-masing warna harus seragam

b. Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.

3. Merk : Ex Asia Tile atau sekualitas

4. M u t u : Tingkat I (satu) / KW I / KELAS A

5. Ukuran/jenis dan pemakaian : 40 x 40 cm untuk lantai gedung dan joglo

sedang untuk KM Ukuran 20 x 20 cm, atau segala ukuran yang tertera pada

gambar / ketentuan Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing lantai

pada seluruh detail yang ditunjukan/ disebutkan dalam gambar. Pola

pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

6. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna

7. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan

penguat berupa bahan perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan

menambah daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk

pabrik pembuat bahan perekat tersebut.

8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-

peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

Page 36: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 36 of 57

9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain

yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan

Perencana/Konsultan Pengawas Pengawas dan memenuhi syarat-syarat

dalam NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

10. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari

pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan

dilapangan.

Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.

2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari

pola keramik yang disetujui Konsultan Pengawas.

3. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat

dan tidak bernoda.

4. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat

seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang

benar-benar rata, adukan harus terpasang merata di bawah permukaan

keramik.

5. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-

siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm,

atau sesuai detail gambar serta Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-

garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar

yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak

lurus sesamanya.

6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna

bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik

khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan

8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda

pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

9. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air

sampai jenuh.

10. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan

persetujuan Konsultan Pengawas . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya

pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui

Page 37: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 37 of 57

akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil

perkerjaan ini.

11. Tepat diatas delatasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nat selebar 1 cm,

kemudian kedalam nat selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon

rubber sealant dengan warna yang sama dengan warna grouting nat.

− PEKERJAAN PLAFON

− Pekerjaan Metal Hollow Rangka Plafon

Rangka penggantung plafond (plafond hanger) menggunakan Metal Hollow uk.

40 x 40 , 20 x 20 kualitas baik

Pemasangan rangka ini harus sudah diperhitungkan terhadap beban dan

aktifitas-aktifitas lainya. Penyedia jasa harus membuat shop drawwing terlebih

dahulu untuk detail-detail khusus yang belum masuk dalam gambar rencana

dan sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan

pengawas.

− Plafond Gypsum Board 9 mm;

Bahan-bahan

1. Gypsum Board ex Knauf atau setara, tebal 9 mm’;

2. Rangka Metal Hollow 40 x 40 , 20 x 20

− Penutup Plafond.

Menggunakan bahan Gypsum Board 9 mm dengan Rangka Metal Hollow

Pada semua tepi pasangan plafond yang berhubungan dengan tembok atau

yang lain, harus dipasang list-list dari Gipsum Board kualitas baik ukuran 10 X

10 cm, kemudian dicat sesuai warna Plafon;

Penutup plafon, baru boleh dipasang apabila semua keperluan/ kepentingan

diatas plafond yang akan ditutup selesai terpasang keseluruhannya seperti

kabel listrik, pipa air, atap, talang dan lain sebagainya.

− PEKERJAAN KUSEN, JENDELA, DAN PINTU

− Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :

♦ Kusen Aluminium 4”;

♦ Daun pintu Triplek dilapis Teakwood;

♦ Kaca clear ukuran 5 mm;

♦ Kusen & daun pintu PVC (untuk km/wc) ex ONA atau setara;

♦ Handle stainles steel solid Ex. Dexon atau setara.

Page 38: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 38 of 57

− Persyaratan Bahan :

♦ Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kusen, material yang digunakan harus

sesuai contoh yang disetujui Konsultan Pengawas Pengawas lapangan dari setiap

jenis yang dipilih.

♦ Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus

bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.

♦ Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/ material untuk mendapatkan

persetujuan Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan.

− PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

− Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan bahan dan peralatan Bantu

lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini serta pemasangan semua

perlengkapan pintu/ jendela seperti : Kunci, engsel, slot, hak angin dan sebagainya;

− Pemasangan kunci tanam untuk daun pintu, digunakan sesuai petunjuk Konsultan

Pengawas, 2 kali putaran, ukuran besar, lengkap dengan handle/ pegangan. Kunci

dipasang harus rapat, kuat dan tidak bergoyang;

− Semua daun pintu memakai engsel pintu digunakan sesuai petunjuk Konsultan

Pengawas ukuran 4” x 3” untuk masing-masing daun memakai 3 buah;

− Untuk daun jendela kaca memakai engsel jendela digunakan sesuai petunjuk

Konsultan Pengawas ukuran 3” x 21/2” untuk masing-masing daun memakai 2 buah

dengan arah membuka keatas/ keluar. Tiap-tiap daun jendela dilengkapi grendel /

slot 1 buah,hak angin kait masing-masing daun 2 buah dan handle/ pegangan 1

buah digunakan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas;

− PEKERJAAN KACA

− Pekerjaan ini mencakup seluruh jenis pekerjaan kaca yang ada dalam dokumen

kontrak;

− Pemasangan kaca untuk daun jendela, bouwvenlight/ ventilasi, maupun kaca

mati, menggunakan kaca Bening Ex. ASAHI MAS, atau yang setara, tebal 5 mm.

Ukuran kaca disesuaikan dengan gambar rencana;

− Pemasangan kaca harus sesuai persyaratan, dengan menutup sponneng yang

tersedia pada semua sisi dengan Karet/ Sealent. Setelah semua kaca, Karet/ sealent

terpasang rapat hingga kaca tidak bergetar;

− Kualitas kaca yang dipakai harus baik, rata, tidak bergelombang dan tidak ada

cacat lain yang merugikan.

Page 39: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 39 of 57

− PEKERJAAN PENGECATAN

− Ketentuan Umum :

Pekerjaan ini meliputi pengecatan tembok dan plafond, Partisipen, besi, meni

untuk rangka atap yang tidak terlihat, seperti yang tercantum dalam gambar

rencana atau sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas;

Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan cat adalah:

1. Cat tembok luar dan dalam bangunan;

2. Cat lantai lapangan;

3. Cat plafond, Cat plafond expose beton dan list plafond;

4. Cat garis lapangan;

− Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan

Pengecatan Tembok Dan Partisi.

1. Kualitas cat tembok yang dipakai adalah cat tembok setara dengan mutu

Decolit/ setara dengan plamur yang dipakai menggunakan Semen putih dan

Lem merk RAJAWALI atau setara dengan perbandingan 2 : 1;

2. Pada proses pengecatan tembok bagian luar sebelum pengecatan harus

dibersihkan dan digosok lebih dahulu hingga rata dan tembok harus dalam

keadaan kering dan bersih kemudian baru dicoating dengan ALKALI

RESISTANT SEALER. Untuk tembok bagian dalam sebelum proses

pengecatan juga demikian setelah itu baru di plamir hingga rata, hasil

plamur digosok memakai amplas basah kemudian mulai dicat dasar. Bila

masih terlihat bergelombang tembok harus diplamur ulang hingga benar-

benar rata dan dicat dasar kembali;

3. Kemudian dilaksanakan pengecatan berikutnya untuk lapisan kedua dan

ketiga dengan menggunakan roller dan kuas;

4. Finishing terakhir warna cat harus benar-benar kelihatan sempurna rata.

Pengecatan Plafond.

Pengecatan plafond dilakukan 3 kali/ lapis sampai rata. Pada semua nat/

sambungan harus diplamur rata dan tidak boleh pecah atau retak-retak, hingga

benar - benar menghasilkan warna yang sempurna.

− PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik baru seperti pada

gambar perencanaan.

− Pekerjaan instalasi listrik harus dipasang oleh Penyedia jasa yang ahli

mengerjakan pemasangan instalasi listrik;

Page 40: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 40 of 57

− Jika Penyedia jasa menemukan kesalahan dalam gambar perencana/

Spesifikasi teknisnya, maka Penyedia jasa wajib memberitahukan Konsultan

Pengawas secara tertulis/ lisan untuk mendapatkan penjelasan;

− Penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan Penyedia jasa lain (sipil,

plumbing, dan lain-lain) atas petunjuk Konsultan Pengawas sehingga diperoleh

hasil kerja yang baik dan memuaskan;

− Pemakaian barang – barang harus barang baru dan tidak cacat bermutu baik

dan memenuhi syarat keamanan dan syarat – syarat yang ditentukan oleh PLN;

− Pemakaian pipa – pipa listrik pada tembok harus ditanam dan dipergunakan

pipa PVC yang tertutup.

− Kawat yang digunakan ialah kawat Tembaga kualitas terbaik dengan jenis dan

ukurannya menurut fungsi dan syarat – syarat teknis yang telah lazim

disyaratkan/ disetujui oleh PLN (sesuai gambar);

− Saklar dan stop kontak dipasang inbow/ rata dinding, rapi, pemasangan serta

tidak miring dan dipakai kualitas terbaik, dengan ketinggian pemasangan sesuai

dengan yang diisyaratkan PLN/ sesuai gambar;

− Semua lampu termasuk lampu pijar dan perlengkapan lainnya dipakai produk

kualitas nomor 1 atau setara yang disetujui Konsultan Pengawas, sedangkan

sebagai komponen yang terdiri dari trafo/ balast, Starter memakai kualitas

terbaik;

− Pekerjaan instalasi listrik dalam keadaan menyala dan disambung pada instalasi

terdekat yang sudah ada pada saat serah terima 1 (pertama) harus ditest

terlebih dahulu.

− Pekerjaan Pemasangan Pipa

a. Pemasangan pipa - pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian

rupa, sehingga bila ditutup (diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa

dilaksanakan sebelum tembok diplester.

b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem

dan pipa yang digunakan ialah pipa-pipa PVC.

c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang

jarak pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.

d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).

− Konstruksi Panel Listrik

1. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku

atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat

serta difinish dengan cat bakar powder coating warna abu-abu.

Page 41: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 41 of 57

2. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :

Panel Dinding Pintu

Panel Utama 2.0 mm 3.0 mm

Sub. Distribusi

Panel 2.0 mm 3.0 mm

Panel

Pembagi &

Sub. Panel

1.6 mm 3.0 mm

3. Karakteristik panel :

a. Tegangan kerja : 220-415 Volt

b. Tegangan Uji : 3.000 Volt

c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv

d. Frekuensi : 50 Hz.

4. Panel harus dilengkapi dengan master key.

5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada setiap

panel, misalnya LVMDP (Panel Utama Tegangan Rendah dan sebagainya.

6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter ukur

berupa Ampere meter dan Voltmeter untuk masing-masing phase dengan

ukuran yang proporsional dan peralatan lain misalnya lampu Indikator dan

Minifuse.

7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi

dengan dibagian dalamnya diberi plat/ lapisan pelindung, sehingga dapat

dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagian-

bagian dalam panel yang bertegangan.

8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur

sedemikian sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan - perbaikan,

penyambungan kabel ke terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa

mengganggu komponen yang lain.

9. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal

penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam

arti kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan kabel

outgoing itu meninggalkan panel.

Page 42: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 42 of 57

10. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada

gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan

konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dinabolt sehingga

tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.

11. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok dengan

lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus

diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh

gangguan mekanis.

12. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada disekitar

panel harus dihubungkan ke sistem pengaman pertanahan gambar skema

rangkaian listrik panel harus dilengkapi dengan gambar-gambar skema

rangkaian listrik, lengkap dengan keterangan mengenai bagian - bagian intalasi

yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan

baik dan dilapisi plastik. Ditempatkan pada panel bagian dalam.

13. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi dengan

kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup bagian dalamnya

panel maupun tutup bagian luar (pintu) panel.

14. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah

ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu,

indikator, fuse dan alat-alat ukur berupa Voltmeter dan Amperemeter. Bagian

tersebut merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan kedudukannya

menetap (fixed). Ukuran panel tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan

ukuran komponen yang dipilih dan standard pabrik pembuat.

15. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi

panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.

16. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan dengan

lapangan.

17. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas dan

dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus dipasang tanda

warna phasa (marking colour end cup).

18. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan arus

hubungan singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang mungkin terjadi (

short circuit prospective ).

19. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar / diagram

panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau

dilaminating.

20. Persyaratan Pemasangan :

Page 43: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 43 of 57

a. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang,

aman dan mudah diperbaiki.

b. Tiap–tiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC dan diberi pipa PVC

dengan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan.

c. Panel-panel listrik baru adalah jenis Indoor/ outdoor type, terbuat dari plat

baja.

d. Untuk type outdoor ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian rupa

sehingga air hujan tidak dapat masuk.

e. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm,

konstruksi ini disesuaikan dengan peralatan/ komponen yang terpasang.

f. Semua bagian peralatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang

cukup dengan bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi

tambahan Isolator untuk menghindari adanya hubungan singkat.

g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari jenis

cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk

rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan kimia

penghilang karat (RUST REMOVER).

h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pertanahan, baut terminal

harus dilas penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8”.

i. Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan kawat

tembaga Flexible untuk pentanahan pintu panel.

j. Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan wartel

mur sesuai ukuran kabel.

− Bus-Bar / Rel Tembaga

1. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan

(grounding) dan busbar pengetanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung

kabel pertanahan.

2. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase, 4

kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pertanahan terpisah yang terdiri

dari 3 busbar untuk phase R-S-T, 1 busbar untuk Netral, dan 1 busbar untuk

grounding. Kapasitas busbar harus mampu mengalirkan arus minimal sebesar 2

kali dari rating pengaman utama. Setiap busbar harus diselubungi bahan isolatif

dengan warna standar untuk identifiksi phasa.

3. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi ini,

termasuk pula bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan

lain-lain.

Page 44: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 44 of 57

4. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun dan

dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan elektron

mekanikal force akibat arus hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.

5. Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam

perawatan, penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan

datang.

6. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dan disesuaikan kawat

tanahnya. Dimensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.

7. Semua Bus-bar (5 buah) harus dicat dengan warna sesuai ketentuan PUIL 2000

:

a. Fasa ke 1 L1/ R-Merah

b. Fasa ke 2 L2/ S-Kuning

c. Fasa ke 3 L3/ T-Hitam

d. Netral N-Biru

e. Penghantar PE-Hijau/ Kuning

f. Pembumian

8. Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka Konstruksi dengan

menggunakan penyangga atau dijepit partinax pada beberapa tempat sehingga

Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur/ bergetar.

9. Bus-bar untuk pertanahan/ penghantar pembumian/ di klem dengan baik ke

rangka panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-bar pertanahan

harus dihilangkan.

− Circuit Breaker

1. Peralatan pengaman/ Circuit Breaker (MCCB / MCB) yang dipasang pada Base

Plate atau plat dasar yang terpasang kuat pada rangka panel.

2. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap MCCB/ MCB dan

peralatan penting yang lain harus diberi nama/ nomor saluran yang dapat dibaca

dengan jelas / mudah.

3. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang rating ampere

trip dapat disetel ( adjustable ). Komponen Panel produksi ex. ABB, Merlin Gerin

atau setara.

4. Circuit breaker harus mampu mengamankan beban apabila terjadi arus lebih,

hubung singkat, tegangan sangat rendah, tegangan sangat tinggi, hilang salah

satu fasa.

5. Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan proteksi

arus hubungan singkat.

Page 45: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 45 of 57

6. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi/ label/ sign

plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatat daya listriknya.

Label itu harus dibuat dari plat aluminium atau standar DIN 4070.

7. Sekering/ Fuse (jika ada) harus mampu menahan arus hubung singkat diatas

100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan rumah sekering (Safety

Fuse Holder).

8. Magnetik Kontaktor harus memiliki kemampuan sesuai dengan daya beban dan

tidak kurang dari yang tercantum pada gambar perencanaan.

9. Magnetik kontaktor harus mampu menahan arus gangguan sebelum peralatan

pengaman gangguan bekerja.

10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus dilengkapi

dengan proteksi kehilangan arus satu phase.

11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor – motor listrik harus menggunakan Cirkuit

Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.

12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar

yang tercantum dalam gambar Perencanaan.

13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini meliputi

Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya sesuai dengan

dinyatakan dalam gambar perencanaan.

14. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga

tidak akan lepas oleh gangguan mekanis dan thermis . Jika dalam gambar

perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus terpasang secara lengkap.

Semua CB harus diberi label/ sign plate yang terbuat dari bahan yang sudah

disetujui oleh Pengawas/ Konsultan Pengawas.

− Pemasangan Kawat/ Kabel

1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :

a. Kabel daya

b. Instalasi penerangan

c. Instalasi tenaga

2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara

panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu dibutuhkannya.

3. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel

menghubungkan antara panel–panel penerangan dengan fixture penerangan.

Dalam instalasi penerangan ini harus termasuk juga peralatan–peralatan bantu

instalasi seperti conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan

lain–lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.

Page 46: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 46 of 57

4. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan

panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, pompa–pompa listrik

(pompa air bersih, pompa kebakaran, pompa hydrant, pompa jockey, pompa

bahan bakar), dan lain–lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam

instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos

penyambung, doos pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang

dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.

5. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku

yang diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik TR

yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan. Kabel

listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 volt/ 1000

volt dan sudah direkomendasi oleh LMK produksi ex. Supreme, Kabelindo atau

setara

a. Inti Tembaga

b. Isolasi PVC High Impact (HI)

c. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control

6. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan

lokasi pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar

Perencanaan :

7. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang

jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.

8. Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour, untuk

mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh berubah atau

pudar karena temperatur kabel.

9. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal 7.2.

10. Setiap tarikan kabel / sirkit harus tidak diperbolehkan adanya sambungan

kecuali untuk kabel instalasi penerangan.

Pemakaian Jenis Kabel

Instalasi penerangan didalam bangunan NYM

Instalasi penerangan diluar bangunan NYM, NYY, NYFGbY

Instalasi kabel tenaga didalam bangunan NYM, NYY

Instalasi kabel daya didalam bangunan NYY

Instalasi kabel daya diluar bangunan NYFGbY

Page 47: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 47 of 57

11. Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /

hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung

kabel harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.

12. Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari masing-masing panel utama ke panel

- panel Pembagi Lantai (PP) dengan dimensi sesuai gambar perencanaan.

13. Kabel NYM dalam pipa PVC HI diameter 20 mm digunakan untuk instalasi dari

panel ke beban penerangan atau peralatan/ kotak kontak.

14. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang

sudah direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat

menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.

15. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi

klem.

16. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan

pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan

menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau

lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

17. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan

harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.

18. Penyambungan kabel ke terminal panel/ peralatan di semua bangunan adalah

tanggung jawab kontraktor.

19. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat/ erat sesuai dengan

model terminal peralatan yang terpasang.

20. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat

keterangan dari distributor/ pabrik.

21. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur

penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR’.

22. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel

tidak dapat dilaksanakan dengan kedalaman ± 1,20 meter, maka

pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang

dilewati kendaraan.

b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak

dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized

dengan penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.

c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/ tinggi dan

kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel

PLN dengan jarak minimum 50 cm.

Page 48: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 48 of 57

d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah

satu tindakan pengamanan yang diuraikan dalam butir 1 dan 2 di bawah ini,

kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu terletak di dalam

saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang mempunyai tebal

dinding sekurang-kurangnya 6 cm.

Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup

pelindung dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau

sekurang-kurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.

Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton

belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api.

Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5

meter dari kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.

23. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa

galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.

24. Semua kabel penerangan harus dipasang didalam PVC conduit, diluar dinding

dan atau didalam dinding/ dak.

25. Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan

didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang sama

dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan cara clip

tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai alat penyambung berupa las

dop.

26. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling menyilang.

27. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah harus

dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan

bangunan yang tidak dapat terbakar.

a. Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak

lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang menghadap ke kabel

tanah telekomunikasi dipasang alat/ pipa dari bahan bangunan yang tidak

dapat terbakar. Perlindungan ini harus menjorok keluar paling sedikit 0,5

meter dari kedua sisi persilangan.

b. Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut maupun

pada kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar paling sedikit 0,5

meter dari kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.

c. Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap

telah terlindung.

28. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan

secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak

Page 49: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 49 of 57

menggunakan las maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor

tembaga minimal berpenampang 2,5 mm2.

29. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/ lama harus dikerjakan

dengan extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena

peralatan gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel tersebut

tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja yang

mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.

30. Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah

perjalanan kecuali apabila panjang kabel/ saluran melebihi standard panjang

yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan

penyambungan kabel.

31. Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang dari

standar panjang pabrik maka sistem/ cara penyambungan harus dibicarakan

dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

32. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN)

merupakan Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.

33. Untuk pengkabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :

a. Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan

persyaratan umum yang berlaku.

b. Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan

pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.

c. Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada

konsultan Pengawas alat roll tersebut roll tersebut serta alat – alat lainnya.

34. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan

seluruh biaya menjadi kewajiban kontraktor.

35. Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan

puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.

a. Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung

(Sealing end).

b. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak

terlihat dari bawah.

c. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.

d. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka

kawat itu dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.

e. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.

− Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll

1. Socket Outlet

Page 50: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 50 of 57

Outlet daya dan plug yang digunakan Produksi ex. ABB, Legrand atau setara

dan harus memenuhi standard SII dan PLN atau standart lain yang berlaku dan

diakui di Indonesia.

2. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut :

Rated Voltage : 250 volt

Rated Cutled : 10 A, 13A, 16A

Type pemasangan : Classic recessed

3. Switches / Saklar

Saklar yang digunakan Produksi ex. ABB, Legrand atau setara dan sesuai

dengan standard PLN atau SII atau standard lain yang berlaku dan diakui di

Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :

Rated Voltage : 250 volt

Rated Current : minimal 10 / 16 A

Type : Classic recessed

4. Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :

a. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam

(In-Bow) rata dengan permukaan plesteran dinding atau didalam partisi

dengan konstruksi tersendiri/ khusus.

b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow/ rata dengan

permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi

tersendiri / khusus dengan menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari

bahan yang sama dengan kotak kontaknya. Pemasangan kotak kontak pada

doosnya menggunakan sekrup.

c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai/ sesuai permintaan

user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata

dengan permukaan plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi

khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.

d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas dipasang setinggi

210 cm dari lantai/ sesuai permintaan user (disesuaikan dengan alat)

dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata degnan permukaan plester

dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari

Pengawas.

e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai disesuaikan

dengan kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan pasangan menempel

dinding (out-bouw) dan harus terpasang kuat, tidak boleh goyang/ miring

sesuai petunjuk pengawas.

Page 51: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 51 of 57

f. Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal pertanahan (3 P + N + PE)

tegangan 250 V.

g. Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3 phase pada dinding

harus menggunakan vischer dan sekrup, pemasangan pada kayu/ meja

harus menggunakan sekrup. Penggunaan paku pada pekerjaan ini sangat

dilarang.

h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai type

tertutup (Water Proof Type).

5. Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal pertanahan (P + N + PE)

tegangan 250 V.

− Jumlah Titik Lampu yang diperlukan

1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang

dilukiskan dalam gambar-gambar detail Elektrikal.

a. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal

pentanahan (grounding).

b. Diffuser/ reflector lampu-lampu harus terbuat dari bahan yang cukup kuat

terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.

c. Reflektor harus mempunyai lapisan pemantul kualitas baik.

d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus

cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan

tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu.

Ventilasi dalam box harus cukup.

e. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri

sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

f. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi

mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.

2. Jenis dan type yang diperkenankan adalah sebagai berikut :

a. Armatur Lampu produksi ex. Artholite, Antares atau setara.

b. Type lampu tabung TLD, PLC, Halogen, PAR & SON produksi ex. Osram, Philips atau setara.

c. Ballast produksi ex. Philips, Schwabe atau setara.

d. Ballast harus leak proof, mempunyai temperatur kerja rendah, noiseless,

rumahan dari bahan polyester. Ballast harus dilengkapi dengan connection

terminal.

e. Starter produksi ex. Philips atau setara.

Page 52: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 52 of 57

f. Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater

untuk lampu fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality

white polycarbonate. Rating stater disesuaikan dengan rating lampu TL.

g. Kapasitor produksi ex. Phillips / Vosloh / Cambridge atau setara. Yang

digunakan harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95 (kapasitas +

3.25 s/d 4.5 micro farad).

h. Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau

setara. Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive

dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.

3. Body lampu dibuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm (Finish).

4. Jenis lampu yang digunakan disesuaikakn dengan kebutuhan sesuai dengan

gambar perencanaan.

5. Semua jenis Lampu penempatannya disesuaikan dengan gambar perencanaan

masing-masing lokasi.

6. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan

masing-masing lokasi.

7. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah

satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak

padam seluruhnya.

− PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

− Uraian Pekerjaan

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pemasangan tandon air bersih

bawah kapasitas 6 m3, pemasangan Pompa dengan accessorisnya.

2. Penempatan, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang

tercatum dalam gambar dokumen, Bill Of Quantity dan yang diminta oleh

Konsultan Pengawas;

3. Pemasangan instalasi air bersih hendaknya diserahkan kepada instalatir yang

ahli yang mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,dimana dalam hal ini

Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab penuh dalam kebersihan dan

kesempurnaan hasil pekerjaan;

4. Pipa – pipa air bersih sedapat mungkin ditanam/ disembunyikan, sesuai dengan

gambar detail;

5. Dalam pemasangan pipa-pipa air bersih, hendaknya Penyedia Jasa membantu

dalam pembuatan alur-alur pada dinding/ lantai yang kemudian menutupnya

kembali dengan rapi;

Page 53: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 53 of 57

6. Instalasi yang akan dikerjakan adalah instalasi luar dan instalasi dalam, berikut

Stop kran, Kran dan lain –lain;

7. Ketentuan – ketentuan dan persyaratan – persyaratan lainnya berlaku semua

ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair/ mekanikal/ plumbing atau

mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam

spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.

− Pekerjaan Instalasi Air Bersih Berikut Accessorises.

Accessories pada pekerjaan instalasi air bersih sebagai berikut:

a. Gate Valve Bronze Class 125” Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”, Ø 1”

b. Strainer Bronze Class 150 Ø 1 1/2”

c. Check Valve class 125 Ø 1 1/4”

d. Fleksibel join flanged End too Jis 10 K Single Below Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”

e. Foot Valve Screw Class 125 Ø 1 1/2”

f. Floating Valve Screw Class 125 dia 1 1/4”

g. pipa PVC class AW Ø 2”, Ø 1 1/2”, Ø 1 1/4”, Ø 1”, Ø 13/4”

− Testing dan Comissioning

1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran

secara partial dan secara system, untuk mengetahui apakah instalasi yang

sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang

ditentukan;

2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan

tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan

oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai pesyaratan

yang ditentukan.

− PEKERJAAN INSTALASI AIR BUANGAN

− Uraian Pekerjaan :

• Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pengadaan dan Pemasangan

pemipaan air buangan bahan Pipa PVC – D terpasang lengkap dengan

gantungan / hanger, galian/ urugan, lengkap dengan fitting dan accesoris;

Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin

kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar dari lantai, serta memperkecil

banyaknya penyilangan;

Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum

dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta

penghalang lainnya;

Page 54: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 54 of 57

Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang

diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,

sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar;

Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan

cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan

pabrik;

Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik

buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah

pengurasan;

Semua galian, harus juga termasuk pengurungan serta pemadatan kembali

sehingga kembali seperti kondisi semula.

− Pekerjaan Instalasi Air buangan Berikut Accessorises.

Accessories pada pekerjaan instalasi air buangan sebagai berikut:

- Pipa PVC Ø 5”, Ø 4”, Ø 3”, Ø2 1/2” ”, Ø2”

− Cara Pemasangan Pipa dalam Tanah

1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum

75 cm dibawah tanah, dibawah pipa air minum;

2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras;

3. Urugan pasir minimum 5 cm dibawah pipa dan 5 cm diatas pipa kemudian

diurug dengan tanah tanpa benda keras.

− Sambungan Lem PVC

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai

dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabik pipa;

2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus

dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus

menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus

terhadap batang pipa;

3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari

pabrik pipa;

4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari

kotoran.

− Pembersihan Pasca Pemasangan Pipa.

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan

di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara /

metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

− Testing Dan Commissioning

Page 55: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 55 of 57

1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran

secara partial dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang sudah

dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang ditentukan;

2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan

tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan

oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan

yang ditentukan.

− PEKERJAAN SANITASI

− Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan agar seluruh pekerjaan

saluran, sanitasi dan system mekanikal dalam pekerjaan ini dapat tercapai

hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna;

Pekerjaan pemasangan Closet jongkok, Bak air, Floor drain, Saluran Buis

beton dan penutup plat beton, wastafel, Pipa pembuangan air kotor,

Septictank dan Sumur resapan.

Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia jasa harus meneliti gambar-gambar

yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari pola penempatan,

pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan

gambar.

− Pekerjaan Sanitasi

Pekerjaan Pemasangan Closet untuk KM/ WC menggunakan Closet duduk,

closet jongkok porselin dengan American Standart atau setara dan wastafel

dengan American Standart atau setara beserta accessorisnya dengan

perletakan sesuai gambar rencana;

Semua saringan air kotor (Avour) dipakai Floor drain yang dilengkapi dengan

penahan bau model U-trap dari pipa PVC class D produksi Maspion atau

setara, dengan perletakan sesuai gambar rencana;

Pekerjaan Septictank & Sumur resapan.

1. Sistem pembuangan kotoran dan air kotor menggunakan sistem

konvensional melalui Septictank & Sumur resapan, dimana septictank

Bio Filter menggunakan kapasitas 6 m3 dan kapasitas 2 m3.

2. Pipa saluran pembuangan air kotor dari closet ke Septictank maupun

dari Septictank ke Sumur resapan menggunakan pipa PVC type D Ø

5 “, Ø 4”, Ø 3”, Ø 2 1/2”, Ø 2” produksi Maspion atau yang setara

lengkap dengan fitting-fitting menurut standar JIS-K 6741;

Page 56: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 56 of 57

3. Pipa-pipa harus dipasang dengan kemiringan minimal 1,5 % dalam

bangunan dan 2 % diluar bangunan.

Fitting-fitting untuk PVC harus merupakan cetakan pabrik dengan bahan

penyambung/ perekat sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat pipa.

22.2.5. Cara pemasangan bentuk serta detail-detail ukuran lainnya sesuai

dengan yang tercantum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk

Konsultan Pengawas.

Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lain yang berlaku sama

dengan ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan Sanitasi/ mekanikal/

plumbing atau mengikuti ketentuan dan persyaratan lain yang sejenis dalam

spesifikasi ini atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

− Testing Dan Commissioning

1. Pelaksana pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran

secara partial dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang

sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang

ditentukan;

2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan

tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang

dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai

pesyaratan yang ditentukan.

− PEKERJAAN LAIN-LAIN

Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang tidak tercantum

dalam RKS ini, tetapi pekerjaan tersebut masih berhubungan dengan pekerjaan

dilapangan yang harus diselesaikan.

7. P E N U T U P

− Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan tak disebut

perkata atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Penyedia jasa maka dalam hal ini

harus dianggap seperti disebutkan.

− Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata

termasuk dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebut kata demi

kata dalam bestek ini haruslah diselenggarakan oleh Penyedia jasa dan diterima

sebagai hal yang disebut.

Page 57: SPESIFIKASI TEKNIS

R.K.S TEKNIS

Page 57 of 57

− Penyedia jasa harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi

dan lain-lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang

memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Penyedia jasa. Dan segala kerusakan

jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain

sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak

Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas, bilamana perlu akan diadakan perbaikan dalam

peraturan ini.