spesifikasi teknis

62
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) BAB XII 1 BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan: 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran. PETUNJUK UNTUK PESERTA Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pertanyaan kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

Upload: novicamavilana

Post on 02-Jul-2015

4.628 views

Category:

Documents


70 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

1

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan: 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PETUNJUK UNTUK PESERTA Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pertanyaan kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

Page 2: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

2

A. KETENTUAN UMUM DAFTAR ISI

1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS

2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS

3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

4. IZIN BANGUNAN

5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL

KERJA/GUDANG

6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR

8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN

9. KEAMANAN PROYEK

10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

Page 3: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

3

A. KETENTUAN UMUM

1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini maka akan berlaku dan tambahannya, yaitu: a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun

1941. b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan

Teknik Bangunan Indonesia (DTPI). c. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI – 18. d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. e. Peraturan yang dikeluarkan oleh jabatan/instansi pemerintah setempat, yang

berkaitan dangan pelaksanaan bangunan.

2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu: a. Gambar Bestek, Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). b. Berita Acara Penjelasan (Anwijing). c. Berita Acara Penunjukan. d. Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan. e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampiranya. g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan

Konsultan Pengawas. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar Bestek dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/ pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara Anwijing. a. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar Bestek dengan rencana kerja

dan syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat.

b. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar Bestek yang satu dengan rencana gambar Bestek yang lain, maka diambil rencana gambar Bestek yang ukuran skalanya lebih besar.

c. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-keraguan, sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.

3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

- Pekerjaan Renovasi Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII Banjarmasin di Jalan Brigjen H. Hasan Basri Kayu Tangi Banjarmasin.

- Pekerjaan Laboratorium Dan Workshop Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII Banjarmasin di Kawasan Trisakti Kota Banjarmasin.

Page 4: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

4

4. IZIN BANGUNAN 4.1. Setelah Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK) di keluarkan, maka izin

bangunan dan izin lainnya akan di urus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya di tanggung oleh Kontraktor.

4.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukan kepada Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.

4.3. Tanpa ada izin bangunan dari Instalasi yang berwenang, maka kontraktor tidak diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar lingkungan proyek.

4.4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan yang berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.

5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG 5.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 4 m x

9 m, dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang atau bangsal Kontraktor.

5.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus dilengkapi dengan: a. Dua buah meja tulis ukuran 120 cm x 240 cm. b. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis. c. satu set meja kursi tamu. d. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm. e. Satu buah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan

pertemuan/rapat di lapangan. f. Pada meja besar harus dilengkapi denga kursi panjang yang sesuai dengan

kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan. g. Sebuah ruangan toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan

air bersih. 5.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerjaan dan gudang untuk

menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang kuat/baik untuk keamanan bahan/perlengkapan.

5.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.

5.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi Bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPMK diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi pemilik Pemberi Tugas.

5.6. Pembongkaran Bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.

Page 5: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

5

6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE) 6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal

pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.

6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci pelaksanaan Kontraktor: a. harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang

diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan. b. harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang

yang harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan. c. harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan. 6.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan

Pengawasan dan Pemberi Tugas 6.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus selesai dibuat oleh Kontraktor, paling

lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPKM diterima. 6.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak

4 (empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding bangsal kerja.

6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR 7.1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana), yang

mempunyai pengetahuan dibidang Teknik Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.

7.2. Pelaksana harus berpendidikan minimum Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil dan mempunyai pengalaman kerja lapangan minimum 3 tahun.

7.3. Selain Petugas Pelaksana, maka kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara tertulis kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatan masing-masing.

7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran pekerjaan.

Page 6: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

6

8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN 8.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli

dibidang pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang, tukang besi, tukang kayu, tukang pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga kerja lainnya.

8.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana harus memberikan contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengwas Lapangan dan bila sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek.

8.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas.

8.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada waktunya dan kualitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.

8.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesuai surat pernyataan penolakan dikeluarkan.

8.6. Bahan bangunan yang berada di lokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.

8.7. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.

8.8. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.

8.9. Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia di pasaran dengan toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam Bestek.

8.10. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalu lintas/kecelakaan, atau menurut petunjuk direksi.

9. KEAMANAN PROYEK

9.1. Kontraktor diharuskan menjaga terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.

9.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.

9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat, dan hasil pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.

Page 7: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

7

9.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

10.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.

10.2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor harus menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut.

10.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.

10.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.

10.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada di bawah tanggung jawabnya maupun yang berada di pihak ketiga.

Page 8: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

8

B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

DAFTAR ISI

PASAL 1 KEADAAN LAPANGAN

PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

PASAL 3 PEKERJAAN TANAH, PANCANGAN GALAM

PASAL 4 PEKERJAAN BETON BERTULANG

PASAL 5 PEKERJAAN PASANGAN

PASAL 6 PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN

HARDWARE (PENGGANTUNG)

PASAL 7 PEKERJAAN ALUMINIUM

PASAL 8 PEKERJAAN LANTAI

PASAL 9 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

PASAL 10 PEKERJAAN KACA DAN PENGECATAN DAN

FINISHING LAIN

PASAL 11 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

PASAL 12 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN

PLUMBING

PASAL 13 PEKERJAAN PENUTUP

Page 9: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

9

B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1 KEADAAN LAPANGAN Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih dahulu oleh direksi pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjuk dalam gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.

PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

2.1 LINGKUP PEKERJAAN Meliputi seluruh persiapan untuk pelaksanaan Pekerjaan Renovasi Kantor Bangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII Banjarmasin di Kota Banjarmasin Lokasi Di Jalan Brigjen H. Hasan Basri dan Pembangunan Laboratorium dan Workshop Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII Banjarmasin di daerah trisakti kota Banjarmasin.

2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN 2.2.1 Peralatan Pendukung Pekerjaan dan Lain Sebagainya

Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat yang dipergunakan seperti: katrol (keretan), instalasi, steger, alat pengangkat mesin-mesin, pekerja-pekerja, alat-alat penarik, bahan-bahan dan lain sebagaimananya, yang diperlukan oleh Pemborong dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

2.2.2 Direksi Keet Pemborong harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara direksi keet untuk keperluan kegiatan kantor lapangan lengkap dengan perabot dan peralatan masing-masing seluas 50 m2, dan juga tempat penyimpanan barang-barang Penggunaan bangunan yang ada di lapangan untuk maksud-maksud ini hanya diizinkan setelah Pemborong memperoleh persetujuan tertulis dari Lembaga yang bersangkutan. Semua boukeet/perlengkapan pemborong dan sebagainya tetap menjadi milik pemborong dihitung sebagai biaya sewa selama pelaksanaan proyek. Pada waktu penyelesaiaan harus dibongkar.

Page 10: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

10

2.2.3 Pembangkit Tenaga Listrik Sementara Setiap pembangkit tenaga listrik sementara atau penerangan

buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan, harus disediakan oleh Pemborong, termasuk pemasangan semetara dari kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pemberesannya kembali waktu pekerjaan selesai, adalah beban pemborong.

2.2.4 Penyediaan Air Kerja Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin

dapat dari sumber yang sudah ada. Pemborong harus membuat sambungan-sambungan sementara yang diperlukan atau cara lain untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai dan membetulkan segala pekerjaan yang tertanggu. Tidak diperbolehkan menyambung dan mengambil air dari saluran induk, lobang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya, tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Apabila air didapat dari sumber lain, pemborong harus membayar segala ongkos penyambungan, air yang dipakai, dan pembongkaran kembali. Pemberi Tugas dalam hal ini tidak bertanggung jawab atau mengganti biaya yang dikeluarkan oleh Pemborong untuk keperluan itu.

2.2.5 Pencegahan Pelanggaran Wilayah Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar

tempat pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

2.2.6 Orang-Orang yang Tidak Berkepentingan Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan

memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas tetapi sopan memberikan perintah sedemikian rupa kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

2.2.7 Perlindungan Terhadap Milik Umum Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan

pemakaian jalan, bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya, serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (kapan umum) seperti aluran air, telepon, listrik, dan sebagainya, yang disebabkan oleh operasi-operasi pemborong. Ia akan diminta membayar segala ongkos dan biaya untuk yang berhubungan dengan pemasangannya kembali serta perbaikan-perbaikannya.

Page 11: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

11

2.2.8 Perlindungan Terhadap Bangunan-Bangunan yang Ada Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung

jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya, di tempat pekerjaan dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi pemborong dalam arti kata yang seluas-luasnya. Itu semua harus diperbaiki oleh Pemborong hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

2.2.9 Penjagaan, Pembuatan Pagar dan Papan Nama Proyek Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan, dan

perlindungan terhadap pekerjaan yang yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam hari. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemborong dan sub pemborong atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan Pemborong wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara (pagar proyek) yang diperlukan untuk keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan dan umum, juga membayar segala upah dan biaya yang resmi untuk keperluan tersebut. Pagar proyek tersebut dari seng gelombang dicat sebelah luarnya, dan juga pembuatan papan nama proyek.

2.2.10 Perlindungan Pekerjaan Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan,

termasuk bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan diterima Pemberi Tugas. Ia harus mengingat perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan, termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh sub pemborong dan mengingat agar pekerjaan bebas dari air hujan lebat dan banjir, dengan jalan melindunginya memakai tutup yang layak, memompa, menimba atau seperti apa yang dikehendaki atau diintruksikan.

2.2.11 Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama Pemborong harus mengadakan dan memelihara fasilitas

kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang untuk melindungi para pekerja dan tamu pekerjaan. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas, juga harus menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku pada waktu ini. Dipekerjaan Pemborong wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai, sebagai tambahan hendaknya disetiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.

Page 12: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

12

PASAL 3 PEKERJAAN TANAH, PANCANGAN GALAM

3.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan persiapan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar dan spesifikasi ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut. Semua persiapan, pembersihan galian, dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan Konsultan Pengawas.

3.2 UMUM Persiapan dan pembersihan daerah yang dikerjakan:

a. Kontraktor berkewajiban melaksanakan seluruh pekerjaan penggalian sesuai dengan ketentuan, peraturan hukum yang berlaku.

b. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Pembersihan harus dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material/ benda-benda lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, semuanya harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang, dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput, dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0.30 meter di bawah tanah dasar/permukaan.

c. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan yang dapat menimbulkan pelapukan di kemudian hari.

d. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Pelaksana Pekerjaan dan harus dibuat dari kayu Meranti atau setaraf setebal 3 cm dengan tiang kaso-kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 sampai 10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpas).

e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan

f. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as dan atau level peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak hilang terkena air/hujan.

h. Elevasi Lapangan/kontur harus diasumsikan sesuai dengan gambar topografi yang ditentukan. Jika timbul keragu-raguan tentang ketepatan elevasi tersebut, maka elevasi akan ditentukan bersama dengan Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai.

i. Semua material galian termasuk batu-batuan harus dibuang keluar lapangan dan semua biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana

Page 13: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

13

Pekerjaan. Tempat penampungan material galian akan ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan dan semua biaya yang timbul adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

3.3 PEKERJAAN GALIAN 3.3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar. Pelaksana Pekerjaan harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana tidak terganggu. Jika terganggu Pelaksana Pekerjaan harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat-syarat yang tertera dalam spesifikasi di bawah ini.

3.3.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.

b. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air dengan jumlah dan kapasitas yang cukup atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

d. Pelaksana Pekerjaan harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau kemiringan lereng yang cukup dan plester seperti gambar.

e. Juga kepada Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lobang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan disiram air serta

Page 14: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

14

dipadatkan sampai mencapai 90% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.

h. Muka air tanah harus selalu berada 100 cm di bawah elevasi dasar pondasi terendah.

i. Selama pekerjaan Pelaksana Pekerjaan harus memperhatikan agar tidak mengganggu atau merusak saluran drainase, pipa air, pipa gas, kabel dan lain-lain, maka Manajemen Konstruksi harus segera diberitahu sebelum penggalian dilanjutkan. Segala kerusakan pada saluran atau jaringan kabel, pipa dan lain-lain harus segera diberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan sebagai biaya sehubungan dengan hal tersebut termasuk biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

j. Semua air genangan di dalam proyek selama pekerjaan galian harus dipompa keluar dan semua konstruki sistem drainase serta sistem dewatering yang diperlukan menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Saluran di dalam dan di sekeliling site harus disediakan sesuai dengan gambar. Apabila diperlukan dewatering harus dilaksanakan untuk menjaga agar galian bebas dari genangan air tanah dan air hujan selama pekerjaan galian dan sesudahnya sesuai ketentuan. Semua biaya yang timbul sehubungan dengan pekerjaan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

3.3.3 Sistem Pengamanan Galian

a. Kestabilan dinding galian selama pekerjaan seluruhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan diharuskan melakukan semua langkah-langkah pencegahan kelongsoran yang mungkin diperlukan antara lain seperti stritting dan shoring selama waktu yang ditentukan dalam kontrak. Apabila diperlukan, penggalian tambahan dan timbunan kembali akibat langkah-langkah pencegahan tersebut harus menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan harus menjaga dan memelihara kestabilan seluruh dinding, kemiringan dinding galian, membuang tanah longsoran dan memperbaiki kerusakan yang timbul selama jangka waktu kontrak dan masa pemeliharaan selanjutnya.

b. Pengamanan terhadap pondasi yang bersebelahan. Apabila level galian lebih rendah daripada level pondasi bangunan yang bersebelahan, maka pengamanan dinding galian harus diberikan pada bagian tersebut dengan perkuatan batu kali atau beton atau sheet pile sperti yang ditunjukkan pada gambar.

c. Inspeksi pekerjaan galian Seluruh pekerjaan galian harus diinspeksi oleh Manajemen Konstruksi, sebelum pemasangan tulangan, pengecoran beton, atau pekerjaan lain dilanjutkan.

d. Kebersihan jalan lingkungan

Page 15: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

15

Selama pekerjaan galian semua alat berat, truk dan kendaraan angkut lain harus dibersihkan pada saat akan meninggalkan pada saat akan meninggalkan proyek dan Pelaksana Pekerjaan harus mengupayakan agar kendaraan angkut tidak mengotori jalan.

e. Timbunan Apabila diperlukan penimbunan, akibat kelalaian atau kesalahan galian dan lain-lain, maka pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut ini. Seluruh area yang akan ditimbun harus dibersihkan dari segala kotoran dan sampah sebelum penimbunan. Material untuk timbunan dapat menggunakan material hasil galian yang dipilih/ditentukan oleh Konsultan Pengawas atau dengan mendatangkan material timbunan dari luar yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Timbunan harus dikerjakan sampai level, dimensi dan kemiringan yang ditentukan dalam gambar. Material timbunan harus dipadatkan secara berlapis-lapis (max 250 mm) dengan alat-alat kompaksi sehingga mencapai kepadatan tanah yang ditentukan dibawah ini. Penggunaan alat-alat berat tidak boleh dipergunakan apabila menurut Konsultan Pengawas hal tersebut dapat membahayakan pekerjaan lain atau saluran, pipa dan lain-lain. Pekerjaan timbunan hanya dapat dilaksanakan setelah diinspeksi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.4 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah

dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan digunakan sebagai pemikul beban.

3.4.1 Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

b. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang dibutuhkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

c. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan

3.4.2 Bahan-Bahan

a. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah disirami, diratakan, dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat.

b. Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan

Page 16: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

16

yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm.

3.4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan c. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis

sedemikian rupa sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.

d. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat-alat pemadat/Compactor “Vibrator type” yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% dari kepadatan kering maksimum hasil laboratorium.

e. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor. Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.

f. Pengeringan atau pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.

g. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil yang dipadatkan.

h. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana Pekerjaan ke tempat pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

i. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa biaya tambahan.

3.4.4 Sarana Darurat

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat drainase sementara ataupun menyediakan pompa sehingga pada lokasi proyek tidak terjadi pengurangan air. Pembuatan drainase tersebut sudah harus diperhitungkan dalam penawaran dan dalam pelaksanaannya harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.4.5 Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Manajemen konstruksi harus memberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan sebenarnya di lapangan.

Page 17: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

17

b. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum maka Pelaksana Pekerjaan harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum laboratorium. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-1556-70 atau perosedur lainnya yang disetujui Manajemen Konstruksi dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

d. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur dibawah ini: • “Density of soil inplace by sand-cone method” AASHTO.T.191 • “Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T.204 • “Density of soil inplace by the rubber ballon method”

AASHTO.T.205 atau dengan cara lain harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Manajemen Konstruksi.

Pancangan Galam : Uraian pekerjaan antara lain :

a. Pancangan galam Ø10 - 12 cm - P=7 - 8 m,

Spesifikasi bahan :

a.. Kayu galam harus lurus, tampuk bawah Ø 10 - 12 cm, dan panjang minimal 7 – 8 m.

b. Bahan yang tidak memenuhi syarat harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan :

a. Ujung atas pancangan galam harus rata dengan elevasi permukaan tanah setelah digali sesuai ukuran pada gambar rencana. Ujung atas galam harus berdiameter besar dan tidak boleh pecah serta harus diratakan satu dengan lainnya.

b. Pengawas / Direksi berhak menolak dan tidak menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan karena kontraktor tidak mengindahkan pasal tersebut diatas.

PASAL 4 PEKERJAAN BETON BERTULANG

4.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan atap beton, plat, balok lantai dan kolom sesuai gambar dan pembongkaran-pembongkaran beton eksisting yang diperlukan.

Page 18: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

18

4.2 STANDARD a. PUBI-1982 NI-3 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia b. Tata Cara Perhitungan struktur beton untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-

1991-03 c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2) d. Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk

Rumah dan Gedung SKBI-2.3.53.1987 e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8) g. ASTM C-150 “Spesification for Fortland Cement” h. ASTM C-33 “Standard Spesification for Concrete Aggregates”. i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat j. Peraturan Bangunan Nasional 1978 k. “American Society for Testingand Material” (ASTM) l. “American Concrete Institute” (AC) m. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang

diberikan oleh Konsultan Pengawas n. Peraturan-peraturan yang lain supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di site.

4.3 PENYIMPANAN 4.3.1 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus

sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan. 4.3.2 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak dapat

kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang dimunta harus tetap terjamin.

4.3.3 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak dan lain-lain). Jenis semen dari merek Tiga Roda, Gresik atau Cibinong dan jenis merek semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.

4.3.4 Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya, serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

Page 19: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

19

4.4 PERSYARATAN BAHAN/PRODUK 4.4.1 Portland Cement

a. Portland cement jenis II, menurut NI-8 atau type I, menurut ASTM dan memenuhi S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi Semen Indonesia.

b. Untuk permukaan beton expose, harus dipakai 1 merk semen saja. c. Kekuatan tes kubus semen minimal 350 kg cm persegi

4.4.2 Aggregates a. Kualitas agregate harus memenuhi syarat PBI-71. Agregate kasar harus

berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berta kering

b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

c. Pasar harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

4.4.3 Air a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung

minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan.

b. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat (SO3) tidak boleh melebihi 1000 ppm. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan.

4.4.4 Besi Beton a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat

mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi mutu BJTP 24 ø < 13 mm dan BJTD 40 D ≥ 13 mm

b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

c. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing dua (dua) contoh percobaan (stres

Page 20: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

20

strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas

4.4.5 Admixture a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara

mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture

b. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari KONSULTAN PERENCANA mengenai hal tersebut. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

4.5 SYARAT PELAKSANAAN 4.5.1 Kualitas Beton

a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971 Mutu beton K-175 digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.

b. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial-mixed di laboratorium yang ditunjuk.

c. Test selama pekerjaan d. Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan tertulis atas data-data

kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 10±2 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut: Contoh: beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton atau plat baja, cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalm satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka

Page 21: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

21

dibiarkan ½ menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunnya (nilai slump).

f. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas.

g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dengan ditutup karung basah tapi tidah tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta 28 hari, dengan catatan tampa adanya bahan tambahan admixture. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam PBI’71 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.

i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.

j. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya komponen-komponen beton.

k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

4.5.2 Pekerjaan Acuan/Bekisting 4.5.2.1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang

telah di tetapkan/yang diperlukan dalam gambar. 4.5.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,

sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.

4.5.2.3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah di bongkar tanpa merusak permukaan beton.

4.5.2.4. Pelaksana Kerja harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split pasir dan semen portland) kepada Perencana/MK, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan ditentukan.

4.5.2.5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga mutu dan bahan terjamin sesuai persyaratan.

4.5.2.6. Kawat pengikat bevel beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40mm. Kawat pengikat bevel beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang di tentukan dalam Nl-2 (PBI tahun 1971).

4.5.2.7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.

Page 22: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

22

4.5.2.8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

4.5.3 Penggantian Besi a. Pelaksana Pekerjaan harus mengusahakan supaya besi yang dipasang

adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar. b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pelaksana Pekerjaan atau

pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka: • Pelaksana Pekerjaan dapat menambah ekstra besi dengan tidak

mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana untuk sekadar informasi.

• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pelaksana Pekerjaan sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana.

• Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana. Mengajukan usul dalm rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Pelaksana Pekerjaan.

c. Jika Pelaksana Pekerjaan tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan: • Harus persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana. • Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan

tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).

• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang berkurang.

• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara dua permukaan yang berlawanan) 

 Dibawah 10 mm  10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm)  16 mm sampai 32 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm) 

Variasi dalam berat yang diperbolehkan 

 ± 7% 

 ± 5% 

  

± 4% 

Toleransi diameter 

 ± 0,4 mm 

 ± 0,4 mm 

  

± 0,5 mm 

Page 23: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

23

4.5.4 Perawatan Beton a. Beton harus dilindungi dari pengarus panas, sehingga tidak terjadi

penguapan cepat. b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus

diperhatikan. c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari

setelah pengecoran. d. Khusus elemen vertikal harus dipakai curing coumpound.

4.5.5 Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan

Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan. Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas Atau perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

4.5.6 Perbaikan Permukaan Beton Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dan sepengatahuan Konsultan Pengawas. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Pelaksana Pekerjaan. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

4.5.7 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton

bertulang. b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.

4.5.8 Hal-hal Lain (“Miscellaneous item”)

a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal.

Page 24: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

24

Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150cm. Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan pada tulangan pelat atau balok.

4.5.9 Pembersihan

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur.

4.5.10 Contoh yang harus disediakan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh material: split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Pelaksana Pekerjaan ke lapangan.

c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.

4.5.11 Sparing Conduit dan pipa-pipa

a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur. b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar

pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Perencana.

c. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

d. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

e. Sekeliling sparing harus diperkuat dengan tulangan-tulangan silang yang ditentukan dalam gambar detail standart.

4.5.12 Penghentian Pengecoran Sementara Dapat dilakukan pada waktu pengecoran pelat/balok dengan jarak minimal 2h (h = tinggi balok) dihitung dari tepi kolom/balok yang bersilangan. Pengecoran dihentikan dengan kemiringan 60˚ terhadap dasar balok/plat.

4.5.13 Pengecoran Sambungan Beton

Harus dilakukan dengan rambahan bahan addictive seperti larutan CALBOND atau setara.

Page 25: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

25

4.6 KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus dibuat lantai kerja dari beton ringan dengan campuran (semen : pasir : koral = 1:3:5). Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya, Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standart yang berlaku.

PASAL 5 PEKERJAAN PASANGAN

5.1 SEMEN Semen untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton, lihat pasal 4.

5.2 PASIR Pasir untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton. Pasir laut yang dicuci bersih kualitasnya sesuai hanya boleh dipakai bila pasir biasa yang sesuai tidak dapat diperoleh sesuai hanya boleh dipakai bila pasir biasa yang sesuai tidak dapat diperoleh dan hanya setelah disetujui oleh Pemberi Tugas.

5.3 AIR Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal 2.

5.4 JENIS ADUKAN 5.4.1 Komposisi

Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar-gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:

Jenis Adukan

M1 1 p.c. : 2 pasir

M2 1 p.c. : 4 pasir

5.4.2 Mencampur

Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras.

Page 26: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

26

Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membukukannya untuk dipakai lagi.

5.5 PEKERJAAN PLESTERAN 5.5.1 Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagisn dalam gambar dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

5.5.2 Persyaratan Bahan a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satuan pabrik/produk

untuk satu pekerjaan). b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10 d. Penggunaan adukan plesteran : e. Adukan 1 pc : 2 ps, dipakai untuk plesteran rapat air. f. Adukan 1 pc : 4 ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya. g. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

5.5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Plesteran dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan ini.

b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.

c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalsi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

e. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

Page 27: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

27

f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).

g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi air.

h. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi alur-alur garis horizontal diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.

i. Pasangan kepala plesteran dibuat jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.

j. Plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas.

k. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat tali air dengan ukuran lebar 0,7 dan didalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar.

l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 meter. Jika melebihi Pelaksana Pekerjaan berkewajiban memperbaiki dengan biaya atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari lansung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.

n. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dapat dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Pelaksana Pekerjaan harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

o. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan dan wajib diperbaiki.

p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih 2 minggu.

Page 28: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

28

5.6 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA 5.6.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peraltan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Standart: • Batu bata harus memenuhi NI-10 • Semen portland harus memenuhi NI-8 • Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 • Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9

5.6.2 Persyaratan Bahan

Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran nominal kira-kira 6 cm x 12 cm x 24 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1041, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm2.

5.6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pasangan batu bata/bata merah, dengan menggunakan adukan

campuran 1 pc : 4 pasir pasang. b. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari

permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar menggunakan simbol aduk transraam/kedap air digunakan aduk rapat air (1pc : 2pasir pasang).

c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.

d. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm, dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maximum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

g. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)

h. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.

i. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam

Page 29: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

29

dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.

j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

k. Pasangan baru bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 6 PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN PEKERJAAN HARDWARE (PENGGANTUNG)

6.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENUTUP DAR LOGAM (HARDWARE) 6.1.1 Lingkup Pekerjaan

Hardware untuk jendela/pintu

6.1.2 Syarat-Syarat Umum Semua pekerjaan besi halus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus dihasilkan dari pabrik-pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

6.1.3 Persyaratan Bahan a. Kunci-kunci

Kunci-kunci mengikuti spesifikasi jenis dan tipe yang telah diberikan oleh Perencana. Tiap kunci harus mempunyai 2 anak kunci yang berselimut nikel, dijadikan satu dan diikat dengan kawat dan masing-masing diberi merk nomor pintu.

b. Pegangan dan engsel-engsel Pegangan dan engsel-engsel terbuat dari logam yang digalvanisir dengan type dan finish yang sesuai.

c. Produk Supaya digunakan merk-merk yang cukup terkenal setara Sess Kwalitas 1. Pemborong harus mengajukan contoh untuk disetujui Konsultan Pengawas.

6.1.4 Syarat-syarat Pelaksanaan Semua pemasangan Hardware untuk jendela/pintu, menggunakan paku ulir, dipasangkan dengan sistem putar (tidak digetok/dipukul). Untuk Hardware yang menggunakan paku ulir besar, harus dilobangi terlebih dahulu atau dibor sesuai ukuran yang dibutuhkan.

Page 30: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

30

PASAL 7 PEKERJAAN ALUMINUM HITAM

7.1. Lingkup Pekerjaan a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, perealatan dan alat bantu

lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kerja.

7.2. Persyaratan Bahan 7.2.1 Kosen Alumunium yang digunakan :

Bahan :Dari bahan Alumuniaum flaming system Bentuk Profil :Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK

Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat system framless.

Warna Profil :Ditentukan kemudian (contoh warna Hitam diajukan Pelaksana Kerja)

Pewarna :Colour Anodized 18 micron, tebal minimum 1,8 mm Nilai Deformasi :Diijinkan maksimal 2 mm. Produk yang dipakai adalah Alexindo atau yang setara

7.2.2 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan

syarat-syarat dari pekerjaan alumunium serta memenuhu ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

7.2.3 Konstruksi alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukuran.

7.2.4 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes, minimum 100 kg/m².

7.2.5 Ketahanan terhadap udara dan tidak kuarang dari 15 m²/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m²yang harus disertai hasil test.

7.2.6 Bahan yang akan diperoses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

7.2.7 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut.

Untuk tinggi dan lebar 1 mm Untuk diagonal 2 mm

7.2.8. Accessories.

Sekrup dan stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan

Page 31: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

31

alumunium harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangkai kusen alumunium terbuat dari steel tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikro sehingga dapat bergeser.

7.2.9. Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersangkutan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari aquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insutating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

7. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

7.3.1. Sebelum memulai pelaksanaan Pelaksanan Kerja diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan,ukuran dan peil lubang dalam membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.

7.3.2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/MK meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

7.3.3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

7.3.4. Potongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa mrnyebabkan kerusakan pada permukaannya.

7.3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.

7.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan cocok.

7.3.7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen alumunium terbuat dari stel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

7.3.8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,sedemikian rupa sehingga hair line dan tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm².celah antara kaca system kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.

7.3.9. Disyaratkan bahan kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : a) Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati. b) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar,dll. c) Sistem kosen dapat menampung kaca frameless. d) Untuk system partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa

harus dimaikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.

Page 32: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

32

e) Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

7.3.10. Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kosen alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan material yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium menghindari kontak korosi.

7.3.11. Toleransi pemasangan kosen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

7.3.12. Khususnya untukpenahan jendela gerak alumunium agar diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada lubang bawah dan atas harus dengan waterpass.

7.3.13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruangan yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic ribber atau bahan synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.

7.3.14. Sekeliling tepi yang terlihat berbatasan dengan dinding agar sealent supaya kedap air dan kedap suara.

7.3.15. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PASAL 8 PEKERJAAN LANTAI

8.1. LINGKUP PEKERJAAN 8.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan

dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

8.1.2 Pekerjaan lantai terdiri dari urugan pasir dan pasangan screeding/ lapisan dasar pemasangan keramik/granit.

8.2. PERSYARATAN BAHAN 8.2.1. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satuan pabrik/produk

untuk satu pekerjaan). 8.2.2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 8.2.3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran : • Adukan 1 pc : 2 ps, dipakai untuk plesteran rapat air. • Adukan 1 pc : 4 ps, dipakai untuk seluruh lantai lainnya. • Produk : setara Granito (Lantai Utama) • setara Roman (Lantai + Dinding Toilet)

Page 33: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

33

8.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 8.3.1 Sebelum dimulai pekerjaan, diwajibkan membuat shop drawing. 8.3.2 Pekerjaan lantai dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan

yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan ini.

8.3.3 Pekerjaan lantai dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.

8.3.4 Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk propilnya.

8.3.5 Pekerjaan lantai hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalsi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

8.3.6 Lubang-lubang saluran air kotor yang melewati lantai sudah dipersiapkan terlebih dahulu  

PASAL 9 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

9.1. LINGKUP PEKERJAAN 9.1.1 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit. 9.1.2 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan rangka langit-langit serta

semua perlengkapan lainnya, yang menjadikan kesempurnaan pekerjaan rangka itu sendiri, serta sehubungan dengan kolom-kolom dan dinding-dinding sesuai gambar kerja.

9.1.3 Pemasangan penutup rangka pada 9.1.4 Pemasangan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit

dalam ruang desain dan persyaratannya dari desain interior.

9.2. PERSYARATAN BAHAN 9.2.1 Rangka langit-langit/plafond

a. Pada lantai satu dipakai furing metal dengan mengacu persyaratan pemasangan yang disetujui konsultan pengawas

b. Pada lantai dua dipakai aluminium dengan ukuran yang mengacu pada gambar kerja.

c. Aluminium rangka plafond lantai dua bertumpu pada aluminium sesuai dengan gambar kerja.

9.2.2 Penutup langit-langit

a. Jenis : Kalsiboard b. Tebal : 5 mm c. Ukuran : 122 x 244 cm

Page 34: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

34

d. Produk : Eternit atau setara e. Standart : Interior lathing dan Furring, class O fire resistance

9.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN 9.3.1 Pada pemasangan rangka-rangka penggantung dan pekerjaan baja

lainnya harus memenuhi persyaratan baja. 9.3.2 Pemasangan penutup langit-langit harus memenuhi syarat teknis yang

dikeluarkan pabrik dimana bahan-bahan langit-langit tersebut digunakan.

9.3.3 Pada pemasangan garis-garis alur harus rapi dan lurus serta mempunyai bidang yang rata.

9.3.4 Semua peraturan-peraturan/normalisasi-nomalisasi yang dipakai harus yang berlaku di Indonesia misalnya SKSNI dan lain-lain.

9.3.5 Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Penggantung Langit-langit. a. Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap

semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. b. Detail dan sambungan dari bagian-bagian kontruksi yang tidak

tercantum dalam gambar tetapi ada dalam pelaksanaanya, maka Kontraktor/Pelaksana wajib melengkapi gambar tersebut berupa shop drawing dan harus disetujui oleh Pengawas.

c. Perubahan bahan atau detail berhubungan alasan tertentu yang kuat dapat diterima harus diajukan dan diusulkan kepada Pengawas harian utuk mendapatkan persetujuan dari pengawas dan Perencana.

d. Semua perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya perubahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

e. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Pelaksana harus dilaksanakan pemborong tanpa diajukan sebagai tambahan pekerjaan/biaya.

f. Pola pelaksanaan pemasangan rangka plafond harus sudah memperhatikan pola pemasangan lampu dan pekerjaan lainnya serta modul penutup langit-langit.

9.3.6 Persyaratan pelaksanaan pemasangan penutup langit-langit a. Pemborong wajib meneliti seluruh pekerjaan lain yang terkait erat

dengan pekerjaan ini. b. Kebenaran pemasangan dalam kaitannya terhadap pekerjaan lainnya

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. c. Sebelum dilaksanakan pemasangan daun penutup langit-langit

Pelaksana Pekerjaan Wajib memeriksa seluruh pekerjaan lain yang berada di dalam ruang plafond (instalasi mekanikal dan Elektrikal).

Page 35: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

35

d. Pelaksananaan pekerjaan baru boleh dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan.

e. Sebelum pemasangan gypsum board harus dilaksanakan pengukuran elevasi permukaan bawah rangka plafond, Rangka plafond harus sudah pada satu elevasi yang sama.

f. Penutup langit-langit GRC tebal 6 mm dipakai di daerah basah dan luar sesuai dengan gambar kerja.

g. Untuk keperluan inspeksi / control pemeriksaan diatas plafond maka dibuatkan lubang untuk orang/petugas masuk ( disarankan pada areal ruangan km/wc ).

PASAL 10 PEKERJAAN KACA

10.1. PEKERJAAN KACA 10.1.1. Lingkup pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

10.1.2. Persyaratan bahan Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mencapai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, gilas pengambangan (Float Glass) Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. Cacat-cacat

Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik.

Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).

Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.

Kaca harus bebas dari keretakan ( garis-garis pecah pada pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca).

Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/masuk).

Harus bebas dari benang (String) dan gelombang (Wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

Harus bebas dari bintik-bintik (Spots), awan (cloud) dan goresan (scratch). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.

Page 36: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

36

Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5mm kira-kira 0,3mm.

Bahan Kaca • Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/79 dan PBVI 1982.

digunakan produk Standard : - ANSI : American Nat Standard Inst. 297-1-1975 Safety Material Used In Build

• Bahan untuk kaca interior : Colour (tinted fload glass, refleksi glass 40%) tebal sesuai gambar untuk itu.

• Bahan untuk cermin menggunakan : Clear float glass, tebal minimal 6mm. Disatu permukaannnya dilapisi (chaemics deposited silver). Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.

• ASTM : E6-P3 • PBVI 1982 • Ketebalan kaca harus merata, siku sudut-sudutnya (toleransi 1,5

mm per m’) potongannya harus lurus Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan perencana/MK. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan garis digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

10.1.3. Syarat-syarat pelaksanaan Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syaratpekerjaan dalam buku ini. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian. Semua bahan yang telah dipasang harus disetujui oleh MK. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan, dari benturan dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca pada kosen. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca merk.... Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kosen, harus diisi dengan lem silikon merk.....produk....warna transparan cara pemasangan dan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada setelan/tepinya, bebas dari segala noda dan goresan. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua terpasang harus disetujui MK, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV polished, tebal 5 mm. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus. Pemasangan cermin

Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klose-klose dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1cm.

Page 37: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

37

Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku/skrup-skrup kaca yang mempunyai dop penutup steinless steel.

Setelah terpasang, cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung amoniak merk setara Cling produk Wings

10.2. PEKERJAAN PENGECATAN (Bagian Luar dan Bagian Dalam) 10.2.1 Lingkup Pekerjaan

a. Persiapan permukaan yang akan cat. b. Pengecatan semua permukaan sesuai spec/gambar dengan warna dan

bahan yang telah ditentukan sesuai yamh dipilih oleh Konsultan Pengawas.

10.2.2 Persyaratan Bahan

a. Standard : - PVBI : 54,58 1982. b. N.I : 4 c. ASTM : D – 361 d. BS : 3900-1970 e. AS : K-41

10.2.3 Ketentuan Bahan a. Untuk dinding luar bagunan dipakai cat khusus exterior, produk ICI

Weathershield atau yang setara. b. Untuk dinding interior digunakan:

• Plamir digunakan ICI atau yang setara • Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan

sebagainya, harus memakai cat emulsi/acrylic berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.

c. Pekerjaan cat kayu harus mengandung bahan sintetis d. Untuk finishing interior kayu (lambresering, plafond dsb) digunakan

melamik, produk : Niponpaint atau yang setara.

10.2.4 Daftar Bahan-bahan a. Setelah kontrak ditandatangani, pemborong harus secepatnya,

mengajukan daftar dari semua bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas.

b. Semua warna dipilih oleh Konsultan Pengawas dan pemborong harus memasukkan dalam penawaran biaya untuk mengadakan contoh warna-warna untuk disetujui.

c. Semua bahan cat harus diperoleh dari levalinsir yang telah disetujui. d. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai

dengan instruksi pabriknya. Juga plamur dan cat dasarnya harus yang dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan permukaan. Tidak boleh mencampurkan bahan pengering atau bahan-

Page 38: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

38

bahan lain kedalam cat, jika tidak disarankan oleh pabrik cat dan sebagainya.

10.2.5 Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Luar dan Dalam

• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

• Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar jenis ICI Weathershiled atau yang setara, warna ditentukan perencana.

• Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic merk ICI Dulux atau yang setara, ditentukan Konsultan Pengawas.

• Sebelum dinding dicat, plesteran dan acian sudah harus benar-benar kering da bersih, tidak retak-retak dan Pelaksana Pekerjaan meminta persetujuan Konsultan Perencana.

• Dinding yang akan dicat diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer • Setelah diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer masih terdapat

retak rambut maka segera diberi plamur yang satu merk. • Setelah pekerjaan plamur selesai maka diberikan kembali 1 (satu)

lapis alkali resistance sealer. • Lapisan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance

sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat sesuai persyaratan pabrik.

• Pemborong diharuskan membuat contoh (mock up) cat dengan ukuran 1,00 x 2,00 m untuk disetujui.

• Untuk warna-warna yang sejenis, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

b. Pekerjaan Pengecatan Besi • Persiapan Umum

Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan, ruangan area pengecatan harus bersih dan dijaga agar tidak ada debu berterbangan. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan itu harus disediakan banyak lap-lap bersih. Melakukan percobaan pengecatan, terutama (untuk bidang-bidang yang luas) untuk disetujui Konsultan Pengawas.

Page 39: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

39

c. Pekerjaan Pengecatan Langit-langit • Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit

gysum board, pelat beton atau bagian-bagian yang ditentukan gambar.

• Cat yang digunakan merk ICI Dulux atau setara, jenis Vinyl Acrylic warna ditentukan Konsultan Pengawas setelah melakukan percobaan pengecatan.

• Plamur yang digunakan adalah plamur kayu yang satu merek dengan cat yang akan digunakan.

• Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal ini, kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-langit.

PASAL 11 PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

11.1. PEKERJAAN BAJA 11.1.1. Ketentuan Umum

Persyaratan-persyaratan kontruksi baja dan istilah teknik secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja harus sesuai standart di bawah ini :

a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983 b. Peraturan Pembebenan Untuk Gedung Indonesia ((PPUGI) c. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) d. American Societyfor Testing & Material (ASTM) e. Steel Structural Painting Council (SSPC) f. Standart Industri Indonesia (SII)

Pelaksanaan harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan intruksi-intruksi yang diperlukan oleh pengawas.

11.1.2 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu untuk pelaksanaan kontruksi baja

secara lengkap dengan gambar dan persyaratan teknis ini. 11.1.3. Material

a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui oleh pengawas. Pengawas berhak untuk minta diadakan pengujian atas bahan-bahan tersebut dan pelaksanaan harus bertanggung jawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk ini.

b. Baja struktur harus mempunyai mutu sesuai Sdengan ASTM A36 dengan E=200.000 Mpa. Dengan kualitas ST 37. Baut, mur dan ring dari jenis “High Stregth” ASTM A35 baja hitam atau sekurang-kurangnya dari standart FE360 (ST37). Semua baut dan mur harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat, sentries, dan siku terhadap batangnya dengan kepala dan mur yang berbentuk horizontal. Lubang diameter ring yang digunakan adalah lebih besar 1,5 mm dari diameter baut. Penjelasan dengan “Aech Welding Electrodes” sesuai AWS A5.569.

c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 60.

Page 40: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

40

d. Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan ketebalan serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk atau putir, dengan berat sesuai rancana.

e. Semua material baja harus supplier yang dapat dipertanggung jawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksaan harus menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan kontruksi baja ini disertai faktur pengiriman.

11.1.4 Fabrikasi a. fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi

persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Perencanaan harus membuat workshop dilapangan dan disetujui oleh pengawas. Apabila fabrikasi dilakukan diluar lokasi, pelaksanaan mharus menanggung biaya yang dikeluarkan oleh pengawas dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.

b. Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan dilaksanakan dengan menggunakan las bujur listrik. Batang yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan kualitas baik. Baja yang akan dilas harus bebas dari cat, retak, minyak cat dan yang disambung harus rata satu sama lainnya, Pengecatan dasar dilakukan di workshop sebelum pengiriman kelokasi atau penyimpanan.

11.2. RANGKA KAP BAJA RINGAN. 11.2.1. Uraian.

Rangka kap ini disubkan kepada produsen rangka atap baja ringan yang ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan dana yang tersedia.

11.2.2. Syarat Bahan / Material. Sesuai dengan spesifikasi oleh merk dengan setara J-Steel Kwalitas 1.

11.2.3. Pelaksanaan

Disesuaikan dengan prosedur dan spesifikasi yang ditetapkan oleh merk dagang dan/atau produsen.

Apabila ternyata konstruksi rangka kap, menurut Direksi / Pengawas lapangan

tidak sesuai dan tidak lebih baik dari gambar rencana, maka Direksi / Pengawas Lapangan berhak meminta kepada kontraktor untuk memperbaikinya atas biaya kontraktor sendiri.

11. 3. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

11.3.1. Lingkup Pekerjaan • Penutup Atap Untuk di Bangunan Balai di Lokasi Jl. Brigjen H. Hasan

Basri untuk penutup atap nya Genteng Keramik dan Bangunan Laboratorium dan Workshop penutup atap Genteng Metal.

• Pekerjaan perubahan jarak gording, pengecatan struktur atap, pengadaan dan pemasangan Penutup atap lengkap dengan accessories

Page 41: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

41

11.3.2 PERSYARATAN BAHAN

a. Bahan/material yang digunakan untuk pekerjaan pengecatan struktur atap adalah cat zincromate produk setara ICI

b. Bahan/material yang digunakan untuk penutup atap merupakan genteng keramik. Dan Genteng Metal

11.3.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN 11.3.1.1 Persyaratan Pelaksanaan Pengecatan Konstruksi Atap yang

Baja WF. Sebelum konstruksi atap yang telah dipasang dilakukan pengecatan terlebih dahulu dilakukan pengamplasan. Apabila sudah dianggap bersih oleh Konsultan Pengawas maka Pelaksana diperbolehkan melakukan pengecatan. Pembersihan konstruksi atap existing dari karat dilakukan dengan menggunakan sikat kawat/wire brush sampai komponen konstrukssi atap benar-benar bersih dari karat.

11.3.1.2 Persyaratan Pelaksanaan Penutup Atap a. Sebelum memulai pelaksanaan, Pelaksana wajib membuat Shop

Drawing b. Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman

dalam pemasangan penutup atap. c. Pemasangan penutup atap harus memperhatikan jarak tumpang tindih

(Overlap) yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat PASAL 12 PEKERJAAN LAIN-LAIN Pekerjaan Railing Tangga

12.1. Lingkup Pekerjaan 12 1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga

kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.

12 1.2. Pekerjaan handrail tangga pada tangga Bangunan menggunakan pipa kotak hollow stainless stell.

12.2. Persyaratan Bahan

12.2.1. Bahan:

a. Untuk bahan stainless steell setara “Indah Maspion”.

b. Rangka pipa GIV ukuran 2 Inch, anak tangga dipakai baja cor lengkap dengan motif bunga dan kaca gravier.

Page 42: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

42

12.2.2 Jenis Bahan: Pipa-pipa kotak, tebal 1,8 - 2 mm, batang-batang bulat dari bahan

baja cor dan stain steel.

Digunakan stainless steel dengan mutu SS 306 finish mirror dan baja cor dengan pengelasan sambungan harus kuat dan permukaan halus.

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

12 3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana / pengawas.

12 3.2. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan di atas teknis operatif sebagai informasi bagi perencana .

12 3.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disesuaikan supaya disediakan kontraktor di site.

12 3.4. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik mengenai komposisi, Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya biaya atas beban kontraktor.

12 3.5. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh perencana/MK atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan .

12 3.6. Bila perencana / pengawas memandang perlu pengujian dengan fasilitas yang dibutuhkan, untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalh menjadi tanggung jawab kontraktor.

12 3.7. Pekerjaan baja tahan karat. • Pekerjaan stainless steel seperti yang ditunjukkan dalam

gambar untuk itu. • Untuk stainless steel yang dipakai berupa profil-profil pipa dan

plat stainless steel. • Penyambungan dengan luas harus dilaksanakan dengan

kelipata dan keahlian yang tinggi, pengelasan harus dengan las listrik dengan electrode stainless steel, permukaan yang dilas harus sama rata dan alur lasnya kelihatan teratur, bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya. Las-lasan yang cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya pemborong .

• Pembengkokan profil-profil / plat-plat / pipa-pipa harus dilaksanakan dengan alas bender (pembengkokan) sehingga hasilnya baik, halus dan tidak cacat-cacat bekas pukulan .

Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan dan pemasangan selesai stainless steel dipoles dengan mesin poles, kemudian digosok dengan compound memakai kain halus sehingga bersih dan mengkilap

Pekerjaan Kloset Dan Wastafel

12.1. Lingkup Pekerjaan 12 1.3. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan

Page 43: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

43

pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.

12 1.4. Pekerjaan pemasangan kloset jongkok, kloset duduk dan Wastafel pada Bangunan didalam kamar mandi atau wc.

12.2. Persyaratan Bahan

12.2.1. Bahan:

Untuk bahan Kloset dan Wastefel setara “American Standart”.

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

12.3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana / pengawas.

12.3.2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disesuaikan supaya disediakan kontraktor di site.

12.3.3. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik mengenai komposisi, Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya biaya atas beban kontraktor.

12.3.4. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh perencana/MK atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan.

12.3.5. Bila perencana / pengawas memandang perlu pengujian dengan fasilitas yang dibutuhkan, untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalh menjadi tanggung jawab kontraktor.

PASAL 13 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

13.1 SYARAT-SYARAT UMUM Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan, pemasangan, dan pengetesan seluruh peralatan (material) dan instalasi yang ditunjukkan pada gambar perencanaan untuk pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada Pekerjaan Renovasi Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII Banjarmasin. Spesifikasi teknis ini meliputi uraian untuk pelaksanaan antara lain:

13.1.1 Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing, terdiri dari:

a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Plumbing. b. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran.

13.1.2 Pekerjaan Elektrikal, terdiri dari:

a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Kelistrikan. b. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Penyalur Petir.

Page 44: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

44

Spesifikasi Teknis, Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity ini merupakan dokumen penawaran yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau satu kesatuan, danapabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukanagar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi teknis atau bill of quantity saja, maka Pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard dan peraturan yang berlaku.

A. Gambar-Gambar

Gambar-gambar perencanan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara detail harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik, benar dan sesuai standar yang berlaku. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi yang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) set yang harus diajukan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan pemborong dan telah disetujui Direksi Pengawas Lapangan dianggap bahwa Pemborong telah memahami situasi serta telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya. Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan 3 (tiga) set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner) setelah selesai pekerjaan. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan karena kemungkinan kesalahan penggambaran atau ketidak sesuaian lainnya, pemborong harus segera mengajukan pertanyaan tertulis kepada Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas, dan Perencana untuk mendapatkan penjelasan masalah tersebut dalam pelaksanaan baik berupa jenis barang, pemasangan maupun pengujian atau pengetesan.

B. Koordinasi

Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi atau menghambat pekerjaan lainnya.

C. Daftar Bahan dan Contoh

Page 45: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

45

Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi Pengawas Lapangan, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari bahan dan material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 3 (tiga) yang didalamnya tercantum nama dan alamat, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi Pengawas Lapangan. Persetujuan oleh Direksi Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar diatas. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan dan material yang akan dipasang kepada Direksi Pengawas Lapangan. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini, berstandar mutu dan keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga ahli. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang dan apabila terdapat keraguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas dan perencana. Penggantian merk bahan dan material dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan dari Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas dan Perencana.

D. Perlindungan Pemilik

Atas penggunaan bahan dan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong, Pemberi Tugas (Pemilik) dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya. Hal ini Harus menjadi Perhatian dan tanggung jawab Pemborong.

E. Pengetesan dan Persetujuan

Pemborong harus melakukan semua pengetesan yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, disaksikan oleh Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong. Semua peralatan-peralatan yang sudah dikirim dan dipasang, harus memenuhi standar dan ketentuan pengetesan dengan benar, selanjutnya pemborong harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, disaksikan oleh team Pemberi Tugas, Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh Pemborong. Dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan standar yang berlaku dan ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk disetujui.

Page 46: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

46

F. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan Peralatan utama harus digaransikan selama 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun terhitung dari penyerahan kedua. Selama masa garansi, Pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada peralatan utama yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga ahli yang dapat dihubungi setiap saat. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti dari hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan benar dan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut, Direksi Pengawas Lapangan dan melampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Direksi Pengawas Lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan atau kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada Tenaga calon-calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (Owner). Training tentang pengoperasian dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 3 (tiga) set operating maintenance and repair manual books, sehingga para petugas atau operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

G. Laporan

Pemborong wajib membuat "Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik Catatan dan perintah Direksi Pengawas Lapangan yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.

2. Hal-hal yang menyangkut masalah: • Material (masuk atau ditolak) • Jumlah tenaga kerja • Keadaan cuaca • Pekerjaan tambah/kurang

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu sehingga menjadi laporan selama 1 (satu) bulan dan rencana pekerjaan minggu depan dan satu bulan ke depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas untuk diketahui/disetujui.

Page 47: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

47

Pemborong harus menyerahkan Laporan Pengetesan kepada Direksi dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagi berikut:

1. Hasil pengetesan tahanan isolasi kabel dan pemberian tegangan. 2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi. 3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi Pengawas Lapangan pekerjaan ini.

H. Penanggung Jawab Pelaksana

Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman serta harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis, bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari Direksi Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi Pengawas Lapangan di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborng melalui penanggung jawab Pemborong.

I. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas Lapangan. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Direksi Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Pengajuan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Direksi Pengawas Lapangan secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Pengawas Lapangan.

J. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

Pemborong tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini. Pembobokan, pembongkaran, pengeboran dan sebagainya hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi Pengawas Lapangan.

K. Masa Pemeliharaan

Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan berjangka dan pemeriksaan rutin. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

L. Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja

Page 48: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

48

Pemborong diperbolehkan membuat ruang kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung, dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas dan Direksi Pengawas Lapangan

M. Penjagaan dan Kebakaran Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan). Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong. Pemborong wajib menyediakan peralatan pemadam kebakaran (pemadam api ringan) yang diletakkan dalam kantor lapangan dan gudang.

N. Penerangan dan Sumber Daya

Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus disediakan oleh Pemborong.

O. Kebersihan dan Ketertiban Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan di keluarkan oleh Direksi Pengawas Lapangan pada waktu pelaksanaan.

P. Kecelakaan dan Peti PPPK

Terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

Q. Bagan Penyelenggara dari Pemborong

Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada penyelenggara dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan

Page 49: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

49

mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang diperlukan Pemberi Tugas dan Direksi Pengawas Lapangan. Site Manager mewakili Pemborong ditempat pekerja dapat bertindak penuh kepada Direksi Pengawas Lapangan. Petunjuk dan perintah Direksi Pengawas Lapangan didalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Site Manager wakil Pemborong, sebagai penanggung jawab di lapangan. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

R. Pengawasan

Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi Pengawas Lapangan dan Staff-nya. Pada setiap saat Direksi Pengawas Lapangan atau petugas-petugas/staff harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan serta Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan Direksi Pengawas Lapangan dan stafnya adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Di tempat pekerjaan, Direksi Pengawas Lapangan menempatkan petugas-petugas pengawasan yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

13.2 LINGKUP PEKERJAAN Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan, pemasangan dan pengujian seluruh lingkup pekerjaan instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing yang terdiri dari:

13.2.1 Pekerjaan Mekanikal (Plumbing) a. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari PDAM

daerah setempat. b. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari sumur dalam

maupun dangkal kepada pihak Badan yang berwenang pada daerah setempat.

c. Pengadaan dan pemasangan pompa sumur dangkal (Jet Pump) dan Submersible Deep Well Pump air bersih serta pengeboran sumur dalam dan dangkal untuk sumber air bersih.

d. Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem pengolahan air kotor (Septic Tank) dengan Biotech System, sistem pengolahan air bekas (buangan) dari ruang cuci dengan Neutralizing Tank dan dari ruang dapur kotor dengan Grease Trap.

e. Pengadaan dan pemasangan sistem penyaluran dan penampungan air hujan dengan sumur resapan dan saluran/drainase bangunan.

Page 50: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

50

f. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas, pipa vent dan air hujan lengkap dengan elbow, tee, reduser, klem, dan accessories lainnya.

g. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan plumbing.

h. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang.

13.2.2 Pekerjaan Elektrikal (Kelistrikan)

a. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TM/TM. 20 kVolt ke pihak PLN daerah setempat.

b. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TR/TR 400/230 Volt ke pihak PLN daerah setempat.

c. Pengadaan dan pemasangan panel utama tegangan menengah (TM) lengkap dengan komponen-komponen panelnya.

d. Pengadaan dan pemasangan Transformator Stap-Up 20 kV/400 V, 50 Hz lengkap dengan komponen pengamanannya.

e. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan menengah 20 kV.

f. Pengadaan dan pemasangan seluruh panel-panel tegangan rendah lengkap dengan komponen-komponen panelnya.

g. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan rendah 400/230 V.

h. Pengadaan dan pemasangan sistem pembumian pengaman lengkap dengan bak kontrol dan elektroda pembumian.

i. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dalam dan luar serta stop kontak lengkap dengan kabel instalasi, isolasi penyambungan kabel, pipa pelindung kabel, junction box, kotak saklar dan stop kontak, dan accessories lainnya.

j. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis lampu penerangan, saklar, dan stop kontak.

k. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk AC dan Fan. l. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi kelistrikan yang terpasang.

13.2.3 Pekerjaan Penyalur Petir

a. Pengadaan dan pemasangan Unit Splizen (Air Terminal) penyalur petir sistem elektrostatis.

b. Pengadaan dan pemasangan tiang penyanggah air terminal penyalur petir.

c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penyalur petir dan system pentanahan penangkal petir lengkap dengan bak kontrol, alat ukur dan elektroda pentanahan.

Page 51: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

51

d. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi penyalur petir system elektrostatis dan sistem conventional (sangkar faraday).

13.3 PESERTA PELELANGAN Peserta pelelangan adalah badan hukum yang bergerak di bidang pemborong bangunan rumah tinggal serta terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu Provinsi dan memiliki Tanda Daftar Rekanan yang masih berlaku serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas, adapun persyaratan lainnya adalah:

a. Berdomisili di wilayah setempat dan sekitarnya. b. Mempunyai Pas Kerja PLN (Sikka Golongan A) dan Pas PAM-wilayah yang

masih berlaku. c. Mempunyai tenaga pelaksana yang berpengalaman. d. Mempunyai pengalaman dalam pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing

yang dinyatakan dengan referensi dan mampu berperan sebagai patner dari pemborong utama (pekerjaan Sipil).

e. Membuat Time Schedule pelaksanaan pekerjaan MEP. f. Mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

13.4 PROSEDUR PELAKSANAAN Syarat-syarat pelaksanaan antara lain:

a. Pemborong pekerjaan MEP dalam bangunan ini harus mempertanggung jawabkan pekerjaan secara teknis dan instalasi kepada pimpinan proyek.

b. Pemborong harus dapat menerima dan menyetujui gambar instalasi yang diberikan oleh perencana.

c. Pemborong harus menempatkan tenaga ahli di lapangan, agar setiap waktu dapat memberikan penjelasan dengan pimpinan proyek.

d. Pemborong harus membuat gambar kerja yang mengacu pada gambar perencanaan dan disetujui pemberi tugas serta disahkan pimpinan proyek.

e. Pemborong harus mengadakan pengujian seluruh pekerjaan instalasi Mekanikal dan Elektrikal yang disaksikan oleh pemberi tugas.

f. Pekerjaan instalasi MEP dinyatakan selesai bila pihak pemborong telah - 102 - menyatakan: • Surat hasil pengetesan dan pengujian instalasi. • Telah mendapatkan surat keterangan dari pimpinan proyek, yang

menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai 100%. • Menyerahkan gambar As Buil Drawing sebanyak 3 (tiga) set yang telah

diketahui Perencana, Pemberi Tugas dan disahkan Direksi Pengawas Lapangan.

• Seluruh material pada Pekerjaan MEP harus mempunyai purna jual yang terjamin dan garansi minimal 9 (sembilan) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun.

Page 52: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

52

g. Kerusakan material sebelum penyerahan kedua menjadi tanggung jawab pemborong.

h. Pemborong harus melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 s/d 6 bulan.

13.5 SYARAT-SYARAT TEKNIS 13.5.1 Uraian Umum

1. Pemborong harus menyerahkan daftar dan contoh material kepada pemberi tugas dan pimpinan proyek untuk mendapatkan persetujuan.

2. Semua material harus baru dan bila terjadi kerusakan pada material tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mengganti dengan yang baru.

3. Penggantian merk dari material dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan dari pemberi tugas dan pimpinan proyek.

4. Pengajuan gambar kerja dari pemborong harus dilakukan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

13.5.2 Uraian Teknis Pekerjaan Mekanikal (Plumbing)

A. Sistem 1. Air Bersih

Sumber air bersih untuk proyek ini berasal dari sumber air tanah atau Sumur dalam sebagai sumber air utama dan cadangan. Air bersih yang berasal dari sumur dalam dan sumur dangkal di sambungkan langsung ke Ground Water Reservoir Tank (GWR). Supply air bersih dari sumur dalam menggunakan Submersible Deep Well Pump (SDWP) dan dari sumur dangkal menggunakan Jet Pump. Pengontrolan penggunaan air bersih dari SDWP atau jet pump maupun PDAM dengan gate valve + pelampung (WLC, water level control) dan ditambah check valve. Selanjutnya dari Water Reservoir Tank, air bersih dengan pompa penguat (Booster Pump) secara sistem tangki tekanan (Hydrophor) otomatis disalurkan ke seluruh Toilet yang ada pada lantai bangunan hingga siram taman. Supply air bersih dari pompa penguat (Booster Pump) sebelum dialirkan akan difilterisasi terlebih dahulu dengan Sand Filter dan Carbon Filter. Untuk menentukan kenyamanan bagi pemakainya, tekanan air pada seluruh unit fixture harus memenuhi syarat-syarat tekanan air yang ada dalam buku PPI Tahun 1979. Untuk sumber air tanah telah terjamin kualitas/mutu airnya yang harus dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorim PT.Sucofindo atau yang tunjuk oleh Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner).

2. Air Kotor dan Air Bekas

Buangan air dari wastafel atau lavatory dan floor drain disebut dengan air bekas dan buangan air dari water closed dan urinal disebut dengan

Page 53: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

53

air kotor. Air buangan dari wastafel dan floor drain dipisah dengan buangan air dari water closed, untuk itu digunakan 2 (dua) pipa tegak dan mendatar untuk melayani dan mengalirkan kedua jenis air buangan tersebut. Air bekas yang berasal dari wastafel dan floor drain akan dialirkan langsung ke drainage bangunan, sedangkan buangan air dari kitchen (dapur kotor) dan ruang cuci pakaian akan dialirkan masing-masing ke bak penampungan yaitu Grease Trap dan Neutralizing Tank untuk disaring atau difilter (jika diperlukan) yang selanjunya dialirkan ke drainage/saluran bangunan. Air kotor yang berasal dari water closed & urinal pada seluruh lantai bangunan akan dialirkan ke septic tank dengan pengolahan limbah Biotech System dan selanjutnya dapat dialirkan ke drainage bangunan.

3. Air Hujan

Air hujan yang berasal dari atap bangunan disalurkan melalui beberapa pipa tegak sampai dibawah lantai satu langsung disalurkan ke drainage bangunan dan sedangkan untuk atap bangunan lainnya, air hujan jatuh bebas langsung dialirkan ke drainage/saluran bangunan. Selanjutnya air buangan yang berada pada seluruh saluran bangunan sebelum dialirkan ke drainage/saluran kota terdekat, harus dialirkan ke sumur resapan, yakni untuk mengurangi limpahan yang sangat berlebihan atau banjir sekaligus untuk menambah potensi air tanah. Pemanfaatan air hujan dapat dilakukan, yaitu sebagian air hujan ditampung dalam tanki air hujan yang selanjutnya akan difilterisasi (disaring) dengan menggunakan pompa transfer melalui sand filter tank dan karbon filter untuk disalurkan ke Water Reservoir Tank (WRT). Sedangkan limpahan dari tanki air hujan akan dialirkan ke drainage bangunan terdekat.

B. Persyaratan Bahan 1. Pipa Air Bersih

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih yang digunakan untuk pemipaan pompa utama air bersih dan pemipaan distribusi air bersih yaitu pipa baja galvanizer (Galvanized Steel pipe/GIP) medium yang tahan terhadap tekanan maksimum 50 Kg/Cm2, toleransi tebal (sedang) ± 10%, toleransi diameter luar ± 1% dan harus sesuai dengan standar BS 1387/67, SNI 07 0039- 87, SNI 0161.81. Seluruh sambungan pipa GIP harus dilas metal dengan penguat yang berupa pelana kuda (Saddle). Produksi : Setara PPI, Bakrie, Bumi Kaya, KHI, Spindo.

2. Pipa Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan Vent

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih pada pemipaan dari Water Reservoir Tank (WRT) ke toilet bangunan menuju unit fixture toilet dan dari Flow Meter PDAM, harus menggunakan pipa PVC AW yang tahan terhadap tekanan 10 Kg/cm.

Page 54: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

54

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air kotor, air bekas dan air hujan pada pemipaan dari seluruh toilet dan atap bangunan menuju septic tank (STP-Biotech System), saluran/drainage bangunan, harus menggunakan pipa PVC AW yang tahan terhadap tekanan 10 Kg/cm. Sesuai dengan standard SNI-06-0084-1987 dan SII 0344-82. Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa vent pada pemipaan dari seluruh water closed, urinal, wastafel/Lavatory dan kitchen seluruh bangunan, harus menggunakan pipa PVC D yang tahan terhadap tekanan 8 Kg/cm. Sesuai dengan standard JIS K 6741, SNI-06-0084-1987. Semua peralatan bantu pipa PVC-AW dan PVC-D seperti fitting, elbow 45, reduser (type Concentric), male adapter, tee 45 (Tee Y) dan lainnya harus dari bahan yang sama dengan pipa yang digunakan, yang mana sambungan pipa PVC AW berdiameter dibawah 4 cm digunakan perekat (lem) sedangkan yang berdiameter diatas 4 cm digunakan rubber ring joint. Bentuk dan bahan untuk peralatan unit fixture seperti: kran air dinding, floor drain, clean out, roof drain, water closed, wastafel dan lain-lain, harus mengikuti desain dari interior ruang toilet. Produksi : Setara Rucika, Pralon, Wavin, Super Intilon.

3. Fire Extinguiser System (Pemadam Api Ringan/PAR)

Fire extinguiser system (PAR) adalah jenis portable dalam mengatasi kebakaran yang harus disediakan pada areal atau ruang tertentu. PAR yang harus digunakan dari bahan serbuk kimia multipurpose dry chemical (ABC Fire) yakni NH4H2PO4, tabung dari bahan iron stell, memiliki pressure 20 Kg/Cm2 dan ditempatkan dalam kotak panel terpasang didinding. Produksi : Setara Yamato, Appindo, Chuub.

13.5.3 Uraian Teknis Pekerjaan Elektrikal

Instalasi Kelistrikan A. Sistem Sumber daya listrik berasal dari penyambungan sumber daya listrik utama PLN dengan sistem tegangan TR 380V, 50 Hz.

B. Bahan dan Material 1. Kabel Tegangan Menengah

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan menengah 20 kV adalah jenis N2XSEFGbY - 24 kVolt untuk pemasangan didalam tanah dan N2XSY - 24 kVolt untuk pemasangan di pit trench cable dan di rak kabel (udara) harus telah memenuhi persyaratan, SPLN 43-5;1986, IEC 502-1983, PUIL-2000, LMK, PLN. Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal.

Page 55: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

55

2. Panel Tegangan Rendah

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Box panel listrik ada 3 jenis, yaitu jenis pemasangan didinding (wall mounted enclosure), jenis pemasangan dilantai (standing mounted enclosed) yang kontruksinya dari plat baja dengan tebal plat 2 mm dan dicat oven, IP 55 dan jenis inbow waterproof (PVC High Impact) dengan pintu transparan, IP 54 serta memenuhi persyaratan PUIL-2000, LMK, PLN. Produksi : Setara Simetri, OniPanel, JapaPanel, SIER, Hager, Hansel.

3. Kabel Tegangan Rendah

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan rendah adalah jenis NYFGbY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangan di-dalam tanah dan NYY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangan di atas plafon (udara) harus telah memenuhi persyaratan SNI 04-2701-1992, SPLN 43-1 198, PUIL- 2000, LMK, PLN. Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

4. Komponen Panel

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama banyak ragamnya, antara lain: a. Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA,

pemutus tenaga mini MCB, 3 phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1 phasa, 8 kA dan 5 kA yang telah memenuhi persyaratan SPLN 108/SLI 175/IEC 989, dan IEC 947-2, LMK, PLN. Produksi : Setara Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.

b. Automatic Tranfer Switch (ATS) atau sistem tukar (Interloc). Satu pelat dudukan sehingga lebih menjamin aspek keamanan dan lebih mudah dalam pemasangan. Kedua pemutus tenaga (MCCB, 4 pole, 50 kA) dilengkapi mekanisme motor yang sama sehingga bisa beroperasi secara otomatis dan system interlok mekanis dan elektris mencegah kedua pemutus tenaga menutup secara serentak walaupun hanya sesaat, dan memenuhi standar LMK. Produksi : Setara Terasaki, Merlin, AEG, ABB

c. Fuse Links dari jenis HRC Fuse/phasa, 100 kA dengan rating voltage 500/660 Volt lengkap dengan solid links (dudukan HRC fuse) dengan rating current 1 step diatas rating current HRC Fuse serta harus memeliki alat pencabut HRC Fuse (Fuse Handle) standard SFS 2371, dimana semuanya sesuai dengan standar IEC 269-1, IEC 32 B, PUIL- 2000, LMK. Produksi : Setara Stomberg, AEG, ABB, Littelfuse.

d. Kapasitor Bank Kapasitor harus dari jenis Self Healing Dry Type, yaitu jenis kering (Metallized Polypropylene Film) yang bisa

Page 56: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

56

memperbaiki kerusakan sendiri dan memiliki ketentuan-ketentuan, antara lain:

• Rating Voltage : 525 Volt, pada sistem 400 (NO Load). • Sistem Koneksi : 3 phasa, Delta. • Rating Frequency : 50 Hz. • Toleransi kapasitas : - 5 % s/d + 10 %. • Tingkat Insulasi : 3 kV (power frequency) & 15 kV(Impulse). • Temperatur category : -40 �C s/d 50 �C. • Discharge time to 50 V : < 60 detik. • Losses at + 20 �C : < 0,5 W/kVar. • Protection class : IP 42. • Continuous over Voltage : 10 % (1,1 x Un). • Continuous over current : 30 % (1,3 x In). • Harus memenuhi standar IEC 831-1, IEC 831-2 (1996), PUIL-2000,

LMK. Produksi : Setara Nokian.

e. Blocking Reactor (Detuned Filter) Blocking reactor harus dari material kumparan tembaga jenis Polyeter Resin yang pencetakannya dalam keadaan Vakum dan tekanan tinggi dengan thermal resistance 150 C, digunakan untuk melindungi kapasitor bank dari kerusakan akibat kelebihan tegangan atau gelombang arus Harmonic yang terlalu tinggi dan dalam menghindari resonansi serta menurunkan presentasi harmonic pada jaringan listrik. Ketentuanketentuan lainnya yang harus dipenuhi, antara lain:

• Rating Voltage : 400 Volt. • Rating Frequency : 50 Hz. • Detuning factor : 7 %. • Separate source test : 3 kV – 1 min. • Ambient temperature : 40 �C. • Inductance of the reactor : �3 % tuning accuracy. • Protection class : IP 23. • Harmonic load : UH3 = 0,5 & UH5 = UH7 = 5 % Based on Un. • Insulation class : T 40. • Harus memenuhi standar IEC 76/3, VDE 0532831-2, PUIL-2000,

LMK. Produksi : Setara Nokian.

f. Automatic Power Factor Regulator (APFR) APFR untuk mengatur step kapasitor secara otomatis yang menggunakan teknologi digital (Microprocessor) yang dipasang langsung pada panel atau rel DIN, koneksi (penyambungan) antar phasa atau phasa – netral yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut ;

Page 57: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

57

• Rating Voltage : 230/400 Volt. • Rating Frequency : 50 Hz � 2 % automatic selection. • Current transformer (CT) : 5A, 0,7 VA. • Accuracy class : 1,5 %. • Ambient temperature : 0 �C s/d 40 �C. • Protection class : IP 40 (pada panel) & IP 20 (pada rel DIN). • Jumlah step automatic : 6 Step. • Kontrol & Proteksi : 6 jenis alarm, yaitu factor daya rendah, factor

daya terlalu kapasitif atau induktif, kelebihan atau kekurangan tegangan, kelebihan arus, temperature terlalu tinggi, dan sebagainya.

• Operational sequence : 4 Program regulasi • Harus memenuhi standar EN 50082-2 & EN 50081-2 EMC, PUIL-

2000, LMK. Produksi : Setara Nokian.

g. Relay Pengaman yang digunakan antara lain: • Earth Fault Relay (Rele arus bocor bumi), proteksi terhadap kontak

langsung, tidak langsung dan api, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, sensitivitas arus sebesar 0,003 s/d 0,3 A, tunda waktu selama 0 s/d 1 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50

• Short Circuit Relay (Rele arus hubung singkat), proteksi terhadap arus hubungan singkat atau akibat adanya variasi terhadap arus yang semestinya, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, kontak keluaran 10 A (power faktor = 1), tunda waktu selama 0,2 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50 C.

• Under and Over Voltage Relay (Rele turun dan naiknya tegangan), proteksi terhadap turunnya dan naiknya tegangan yang semestinya pada sistem tak stabil, tegangan kerja 220 V, 50Hz, sensitivitas tegangan sebesar 15% dari tegangan kerja, tunda waktu selama 0,3 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50 C.

• Fase Fault Relay (rele kesalahan phasa), proteksi terhadap kehilangan salah satu phasa, kesalahan urutan phasa dan ketidakseimbangan beban antar ketiga phasa terlalu besar, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, kontak keluaran 10 A (power faktor = 1), tunda waktu 1 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50 C.

• Relay Kontrol Tegangan, pengamanan peralatan pada instalasi terhadap tegangan yang semestinya pada system tak stabil, mengaktifkan pengisian batere bila tegangan jatuh di bawah ambang batas, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, sensitivitas tegangan sebesar 10% dari tegangan kerja, waktu tanggapan selama 200 mili detik, suhu operasi sebesar -5 s/d 55 C.

• Relay Kontrol Arus, pengamanan peralatan pada instalasi listrik akibat adanya variasi terhadap arus yang semestinya, dipasang sebagai tambahan terhadap system control dengan kontak keluaran 8 A (Cos fi= 1) 250 V, tegangan kerja 220 V, 50 Hz,

Page 58: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

58

sensitivitas tegangan sebesar 10% dari tegangan kerja, waktu tanggapan selama 200 mili detik, suhu operasi sebesar -5 s/d 55 C.

• Reverse Power Relay (Rele daya balik), proteksi terhadap adanya daya balik baik dari sumber utama (PLN) maupun sumber cadangan diesel genset sehingga kedua sumber tidak boleh terinterkoneksi walaupun sesaat. Relay-relay pengaman harus sesuai dengan standar PUIL- 2000, LMK dan IEC. Produksi : Setara Merlin Gerin, AEG, Omron.

h. Peralatan Kontrol • Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas dibawah 5.000 Watt harus

menggunakan sistem Direct On Line (DOL) yang terdiri dari tiga komponen, yakni Breaker, Contactor, Thermal Overload dengan sirkit kontrol tegangan 230 V, 50 Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-OFF, lampu tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.

• Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas diatas 5.000 Watt harus menggunakan sistem Star Delta yang terdiri dari tiga komponen, yakni Breaker, Star Contactor, Delta Contactor, Line Contaktor lengkap dengan kontak blok tunda waktu, Thermal Overload dengan sirkit kontrol tegangan 230 V, 50 Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-OFF, lampu tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.

• Voltmeter Cam Switch (Saklar Voltmeter) 7 (tujuh) posisi dengan arus thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz,

• Ammeter Cam Switch (Saklar Ammeter) 4 (empat) posisi dengan arus thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz.

• Change Over Cam Switch (Saklar Alih) 3 (tiga) posisi (Manual, OFF, Outo) dengan arus thermal 20 A, teganga kerja 230 V, 50 Hz.

• Pushbutton (Tombol Tekan) dengan bentuk bundar sring return, type flush dengan posisi NO, berwarna merah untu stop dan berwarna hijau untuk start.

• Emergency Pushbutton dengan bentuk bundar latching key release dia.40 mm dengan posisi NC, berwarna merah.

• Lampu Tanda lengkap dengan lampu type protected Led, tegangan kerja 230 V, 50 Hz, dengan penutup plastic berwarna putih, Hijau, Merah, kuning dan biru.

• Peralatan kontrol harus sesuai dengan standar PUIL-2000, LMK dan IEC. Produksi : Setara Merlin Gerin, AEG, ABB, Siemens.

i. Unit Lightning Arrester R,S,T - phase & Netral, 100 kA, 40kA dan 15kA, 400 V untuk tegangan rendah, harus memenuhi persyaratan DIN VDE 0675 part6 LMK, PLN. Produksi : Setara Phoenix Contect, OBO Bettermann, Merlin Gerin.

j. Meter Pengukur

Page 59: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

59

• Volt Meter (Pengukur tegangan listrik), kapasitas 1,2 x In continue, kelas 1,5, skala 0-500V, ukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian 1,5%, suhu operasi -10 s/d 50 C.

• Amper Meter (Pengukur arus listrik), kapasitas 1,2 x In continue, kelas 1,5, skala 0-500A, ukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian 1,5%, suhu operasi -10 s/d 50 C.

• Frekwensi Meter, Cos Phi Meter, dan lainnya harus berukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian 1,5%, kelas 1,5, suhu operasi -10 s/d 50 C.

• Kilo Watt Meter (kWh-Meter) dari jenis 1 phase dan 3 phase harus sesuai dengan data teknis PLN dan LMK. Meter-meter pengukur sesuai dengan standar LMK, IEC 51. Produksi : Setara Schlumberge, AEG.

k. Busbar dan sepatu kabel serta perekatnya (Mur dan Baut) adalah jenis tembaga dengan konduktifitasnya sebesar 99,99% yang dilengkapi dengan warna phasa, netral dan pembumian sesuai persyaratan BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN. Produksi : Setara Catu, Unibell, Voksel.

5. Instalasi Listrik (Penerangan, Stop Kontak, Unit AC, dan lain-lain)

a. Kabel instalasi listrik adalah jenis NYM 3 core 500 Volt untuk 1 phasa yang telah memenuhi persyaratan SII 0209-78, VDE 0250, LMK, PLN. Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

b. Pipa dan fleksibel conduite pelindung kabel instalasi listrik dan accessories lainnya adalah jenis PVC high impac yang telah memenuhi persyaratan BS 6099, BS 4607, LMK, PLN. Produksi : Setara EGA, Waler, Marshall Tuplex.

6. Elektroda Pembumian

Elektroda pembumian adalah dari bahan tembaga pejal dengan konduktifitasnya sebesar 99,99% yang telah memenuhi standard BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN. Produksi : Setara Catu, Unibell.

7. Saklar dan Stop Kontak

a. Saklar memiliki rating voltage 250 V, 10 A type rocker dengan jenis single gang, double gang maupun multiple gang.

b. Stop kontak 1 phasa normal memiliki rating voltage 250 V, 16 A dan stop kontak 1 phasa khusus dilengkapi saklar dan lampu tanda memiliki rating voltage 250 V, 13 A. Saklar dan stop kontak tersebut diatas harus memenuhi persyaratan IEC, SPLN, LMK dan harus dilengkapi dengan box dari bahan metal anti karat atau mouled plastic.

Page 60: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

60

Produksi : Setara MK, Legrand.

8. Armatus Lampu dan Komponen Lampu a. Armatur lampu memiliki plate minimum 0.7 mm dicat dasar anti

karat dan dicat oven warna putih untuk jenis recessed mounted TL 1 x 36 W atau 2 x 36 W type TKI maupun type balok, down light dengan lampu PLC 18 W, dan Down light halogen 50 W/12 V, dimana harus mempunyai terminal pembumian, ventilasi didalammnya cukup baik dan reflector terbuat dari bahan alumunium silicon alloy dengan derajat pemantulan yang sangat baik. Produksi : Setara Artolite, OniLigt, Phillips.

b. Komponen lampu, yaitu Ballast dari type Low loss dan digunakan untuk satu lampu floerescent (Neon) yang terpasang kokoh pada armatur.

c. Capasitor harus dari jenis metalized paper dengan maksimum temperatir 85 C, 250 V, 50 Hz, toleransi 10% serta dilengkapi dengan Stater socket dari jenis polycarbonate dan Staternya dari jenis ES Porceliain lamp holders. Produksi : Setara Phillips, Atco, BJB.

Instalasi Penangkal Petir A. Sistem Sistem penangkal petir menggunakan sistem elektrostatis non radio aktif yang prinsip kerjanya adalah menarik energi medan listrik di atmosfir yang meningkat dengan cepat pada saat terjadi petir, pengumpulan energi ini terlebih dahulu diakumulasikan dan kemudian dibebaskan pada waktu yang telah ditentukan untuk menciptakan ionisasi dengan loncatan muatan disekitar batang penerima (Ait Terminal/Splizen) penangkal petir. Pelepasan medan ionisasi keawan akan dapat (mampu) menimbulkan perbedaan potensial antara awan dan permukaan tanah (bumi), sehingga arus muatan pada tingkat yang paling rendah akan dapat mengalir secara terus menerus ke tanah melalui penghantar menuju elektroda pembumian yang tersendiri. Hal tersebut akan memungkinkan terjadinya sambaran petir berkurang dan daya tarik muatan terhadap muatan awan terkonsentrasi pada titik sambaran air terminal saja.

B. Bahan dan Material 1. Air Terminal (Splizen)

Air terminal atau splizen untuk sistem elektrostatis adalah jenis Non Radio Aktif dan harus sesuai dengan standard IEC 1024-1, LMK, PLN. Produksi : Setara Prevectron, Ese Tech. Apollo, Zeus, Kurn.

Page 61: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

61

2. Batang Peninggi (Penyanggah Air Terminal) Batang peninggi untuk air terminal adalah tiang tembaga pejal berdiameter 100 mm dengan tinggi 24 meter telah memenuhi standard BS 1977, LMK, PLN. Produksi : Setara PPI, Bakrie.

3. Kabel Penghantar Kabel penghantar untuk instalasi penangkal petir adalah jenis NYY 0.6/1 kV yang telah memenuhi persyaratan LMK, PLN. Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

4. Elektroda Pembumian

Elektroda pembumian dari bahan tembaga pejal yang telah memenuhi standard BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN. Produksi : Setara Catu, Unibell.

13.6 OUTLINE SPECK PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING 13.6.1 Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing

A. Instalasi Plumbing – (Produk/Merek harus Setara) • Pengolahan limbah air kotor : Bio-Master, Bio-Primatec. • Pompa air bersih : Grundfos, Landini, Matra, Bombas Ideal, EQual. • Pipa utama di ruang pompa : PPI, Bakrie, Bumi Kaya, KHI, Spindo. • Pipa Plumbing : Rucika, Pralon, Wavin, Super Intilon,Super

Swallow. • Peralatan pengaturan air bersih (10 bar) : Toyo, Mizu, Astam, Kitz.

B. Instalasi Pemadam Kebakaran – (Produk/Merek harus Setara)

• Pemadam api ringan (PAR) : Yamato, Appindo, Chuub.

13.6.2 Pekerjaan Elektrikal A. Instalasi Listrik (Arus Kuat) – (Produk/Merek harus Setara)

• Panel tegangan rendah : Simetri, OniPanel, JapaPanel, Hager, Hansel.

• Kabel 1 kVolt : Supreme, Jembo Cable, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

• Rak kabel : OniRack, Metosu, Nobi. • Komponen Panel TR : Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB. • Relay Pengaman : Merlin Gerin, AEG, Omron. • Lightning arrester : OBO B., Phonic Contec, MG. • Unit Instrument : Schlumberge, AEG, Crompton, Fuji Electric,

Circutor, unibell.

Page 62: Spesifikasi Teknis

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)BAB XII

62

• Peralatan pembumian pengaman : Catu, Unibell. • Pipa pelindung kabel : EGA, Waler, Marshall Tuplex. • Unit saklar dan stop kontak : MK, Legrand. • Armatur lampu : OniLight, Metosu, Phillips. • Unit alat lampu : Phillips, Atco, BJB. • Kapasitor bank : Nokian, Merlin Gerin. • Kabel kontrol : BICC Brand-Rex, Avaya.

B. Pekerjaan Instalasi Penyalur Petir – (Produk/Merek harus Setara) • Air terminal system elektrostatis : Prevectron, Ese Tech. Apollo,

Zeus, Kurn. Kabel 1 kVolt : Supreme, Jembo Cable, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

• Lightning counter : Prevectron, OBO Bettermann, Phonic Contec. • Peralatan pembumian pengaman : Catu, Unibell. • Pipa pelindung kabel : EGA, Waler, Marshall Tuplex.

PASAL 14 : PERATURAN PENUTUP.

14.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, maka pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam Bestek ini.

14.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan

pembangunan ini, tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam Bestek ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi.