spek teknis

80
DINAS PEKERJAAN UMUM --- PEMERINTAH KOTA 64 BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS A. PETUNJUK UMUM (1) Sifat pekerjaan Dalam pelaksanaan proyek pembangunan GEDUNG PERPUSTAKAAN Balikpapan secara keseluruhan, hal-hal yang memerlukan perhatian adalah Konstruksi bangunan, agar para pengguna gedung ini merasa aman dan nyaman. Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, material, alat-alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala sesuatu yang secara permanen atau temporer diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan,ditentukan dalam Kontrak. (2)Syarat Umum Pelaksana Pekerjaan “Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan pekerjaan atau Pekerjaan Sementara, akan tetapi tidak termasuk material ataupun barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau sebagian dari pekerjaan tetap. Dalam Pelaksaan Pekerjaan Proyek Pembangunan GEDUNG PERPUSTAKAAN Balikpapan ini, Kontraktor wajib memiliki Peralatan dan Pekerja minimum sebagai berikut : a. Peralatan minimal yang digunakan : 1 (Satu) Alat Pengaduk bahan Beton yaitu Molen Alat-alat penunjang pekerjaan bidang beton maupun kayu ( Meteran, Bor, Ketam, Palu, Tang, Obeng, Siku, Linggis, Sendok Semen, Cangkul, Sekop, dll. ) b. Personil minimal yang digunakan : 2 (Dua) Orang berpendiikan STM (3) Pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksaan Proyek adalah sebagai berikut : a. “Owner”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan sebagai Pemilik Proyek. ( Pemerintah Kota Balikpapan ) b. “Konsultan”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencanaan Konstruksi. c. “Engineer”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan Pengawasan atau menjadi Management Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini.

Upload: irmakikissi

Post on 26-Jun-2015

3.015 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 64

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PETUNJUK UMUM

(1) Sifat pekerjaan

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan GEDUNG PERPUSTAKAAN

Balikpapan secara keseluruhan, hal-hal yang memerlukan perhatian adalah

Konstruksi bangunan, agar para pengguna gedung ini merasa aman dan

nyaman.

Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi

pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan

tenaga kerja, material, alat-alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala

sesuatu yang secara permanen atau temporer diperlukan dalam

pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan,ditentukan dalam Kontrak.

(2)Syarat Umum Pelaksana Pekerjaan

“Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang

dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan

pekerjaan atau Pekerjaan Sementara, akan tetapi tidak termasuk material

ataupun barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau

sebagian dari pekerjaan tetap.

Dalam Pelaksaan Pekerjaan Proyek Pembangunan GEDUNG

PERPUSTAKAAN Balikpapan ini, Kontraktor wajib memiliki Peralatan dan

Pekerja minimum sebagai berikut :

a. Peralatan minimal yang digunakan :

� 1 (Satu) Alat Pengaduk bahan Beton yaitu Molen

� Alat-alat penunjang pekerjaan bidang beton maupun kayu

( Meteran, Bor, Ketam, Palu, Tang, Obeng, Siku, Linggis,

Sendok Semen, Cangkul, Sekop, dll. )

b. Personil minimal yang digunakan :

� 2 (Dua) Orang berpendiikan STM

(3) Pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksaan Proyek adalah sebagai berikut :

a. “Owner”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan sebagai

Pemilik Proyek. ( Pemerintah Kota Balikpapan )

b. “Konsultan”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan yang

ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada

proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencanaan Konstruksi.

c. “Engineer”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik

Proyek untuk melakukan Pengawasan atau menjadi Management

Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini.

Page 2: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 65

d. “Kontraktor”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik

Proyek untuk mengerjakan pembangunan proyek ini.

B. ACUAN PENGENDALIAN SELURUH PEKERJAAN

(1) Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standard

dan peraturan-peraturan sebagai berikut :

a) Peraturan-peraturan standar setempat yang biasa dipakai.

b) Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8.

c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

d) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan

Pekerjaan Umum (AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan

Lembaran Negara No. 1457.

e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis

yang diberikan Perencana/M.K.

f) Standar Normalisasi Jerman (DIN).

g) American Society for Testing and Material (ASTM).

Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan

normalisasi di Indonesia yang belum tercantum di atas, serta mendapat

persetujuan Perencana dan Pengawas.

(2) Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan menurut dokumen

kontrak, instruksi-instruksi tertulis dari Perencana.

(3) Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor

pada setiap saat, kelalaian Perencana dalam pengontrolan / pengawasan

terhadap kesalahan yang dilakukan Kontraktor. Kntraktor tetap bertanggung

jawab untuk memperbaiki sampai dengan disetujui Perencana dengan

seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

(4) Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) atau

gambar-gambar dan instruksi tertulis dari Perencana atau Pengawas harus

diperbaiki dengan semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung

jawab Kontraktor.

(5) Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus

mendapat persetujuan dari Perencana.

(6) Ukuran yang tertera dan terulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah

ukuran jadi, bukan ukuran bahan baku.

(7) Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan spesifikasi ini maka,

Kontraktor wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk

dibuatkan putusannya. Kontraktor tidak diperkenankan mengambil

keputusan sendiri.

Page 3: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 66

C. SETTING OUT

(1) Lokasi proyek ini telah disurvey/diukur oleh pihak Pemilik Proyek dengan

hasil sebagaimana tertera dalam gambar Rencana yang diberikan kepada

Kontraktor pada saat pemberian surat Perintah Kerja.

(2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran

ulang untuk mencocokkan areal proyek dengan apa yang tertera pada

gambar rencana. Survey ulang tadi harus mencakup hal-hal sebagai berikut

:

a. Posisi patok-patok dilapangan, jarak horisontal dan perbedaan tinggi

antara tiap patok.

b. Bangunan konstruksi-konstruksi lain, dan benda-benda yang berada

dalam daerah proyek, bentuk denah tanah (land configuration), dan

hal lain yang perlu.

(3) Kontraktor wajib memberi report tertulis tentang hasil survey ulang yang

dilakukannya.

Bila terjadi perbedaan-perbedaan, maka semua perbedaan tadi wajib

dilaporkan kepada Engineer untuk menentukan langkah selanjutnya, sedang

peng-koreksian gambar pengukuran harus dilakukan oleh kontraktor dengan

diperiksa dan disetujui Engineer.

(4) Sebagai patokan dasar dari ketinggian lantai bangunan, maka peil Arsitektur

lantai dasar ditentukan ketinggiannya adalah ± 0.00 cm dari tanah dasar.

(5) Posisi, ketinggian, dan letak bangunan harus sesuai dengan gambar rencana,

dengan tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros

bangunan.

(6) Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu

harus berkonsultasi dengan Engineer untuk mendapatkan persetujuannya.

Page 4: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 67

D. LINGKUP PEKERJAAN

Bangunan-bangunan pada Proyek GEDUNG PERPUSTAKAAN Balikpapan

meliputi :

1.GEDUNG MASA UTAMA

2.GEDUNG MASA PENERIMA 1

3.GEDUNG MASA PENERIMA 2

4.RUANG. POMPA, GENSET, GROUND TANK & TANKI AIR

Lingkup Pekerjaan secara keseluruhan :

I. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

II. PENGUKURAN & PEMASANGAN BOWPLANK

III. MEMBUAT SEROBONG KERJA

IV. PEMBONGKARAN BANG. YG AKAN DISAMBUNG

V. PENYEDIAAN AIR KERJA

VI. PENGGALIAN PONDASI / URUGAN

VII. PEMADATAN

VIII. PEMBUANGAN , MENDATANGKAN MATERIAL &

DRAINASE

IX. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

X. PEKERJAAN BEKISTING

XI. PEKERJAAN BESI BETON

XII. PEKERJAAN TIANG PANCANG

XIII. PEKERJAAN RAILING

XVI. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

XVII PEKERJAAN DINDING

XVIII. PEKERJAAN LANTAI

XIX. PEKERJAAN KOSEN & PINTU

XX. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

Page 5: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 68

DAN PENGUNCI

XXI. PEKERJAAN ATAP

XXII. PEKERJAAN PLAFOND

XXIII. PEKERJAAN PENGECATAN

XXIV. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

XXV. PEKERJAAN SANITARY

Page 6: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 69

E . URAIAN / PENJELASAN PEKERJAAN

I. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

Sebelum pekerjaan Pembangunan Operation Room dilaksanakan, persiapan-

persiapan yang perlu dilakukan adalah Penyediaan sarana tranportasi guna

penunjang pelaksanaan pekerjaan proyek.

II. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Setelah lokasi selesai di survey hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan

pengukuran lapangan dan pemasangan bowplank yang di sesuaikan dengan

gambar rencana dari pihak Perencana. Bila ada ketidak sesuaian antara gambar

dan lokasi, Kontraktor Tidak berhak merubah sendiri rencana tanpa

persetujuan Perencana, dan Kontraktor wajib memberi laporan kepada pihak

Perencana untuk dicarikan Penyelesaiannya.

III. MEMBUAT SEROBONG KERJA

Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perlu

dipikirkan adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk

Pelaksana. Hak ini perlu agar bongkar muat material untuk pelaksanaan

proyek dapat dilakukan dengan mudah dan sebisa mungkin tempat kerja

sementara maupun tempat penyimpanan material tidak mengganggu aktifitas

kerja kantor yang dibangun, dan yang paling penting mempercepat kerja

IV. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG AKAN DISAMBUNG

(1) Sebelum pekerjaan bongkaran dilaksanakan pelaksana harus benar-benar

memperhatikan gambar rencana renovasi yang telah ada, agar tidak

terjadi kesalahan bongkaran ruang yang akan direnovasi.

(2) Bila dalam pekerjaan pembongkaran dijumpai pipa-pipa saluran yang

sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin

dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang kesemua

langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Engineer. Sedangkan bila

dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum,

pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib

secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Engineer dan pihak

berwenang lainnya untuk mendapat petunjuk-petunjuk lebih lanjut dalam

menanganinya.

(3)Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa

sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di ruang yang

akan di reovasi tidak rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi

ditanggung oleh pihak kontraktor.

V.PENYEDIAAN AIR KERJA

Meliputi penyediaan Air untuk kebutuhan pelaksanaan Proyek Pembangunan

Gedung Perpustakaan Balikpapan.

Page 7: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 70

VI.PENGGALIAN PONDASI & URUGAN

PENGGALIAN PONDASI

Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk

tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas-bekas

bangunan, dan benda-benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan.

Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk

mengamankan patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan

pondasi khususnya penentuan patok-patok untuk galian pondasi.

(1) Semua penggalian pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(a) Penggalian biasa

Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah

liat, lanau, pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak

besar (boulders), tetapi bukan tipe rock atau weathered rock.

(b) Penggalian pada Weathered Rock (batuan pelapukan)

Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material

yang memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau

alat pemecah khusus lainnya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan

effisien.

(c) Penggalian pada Rock

Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat

digali tanpa melakukan peledakan (blasting) untuk memecah dan

menghaluskan batuan tadi (rock foundation atau rock fragment).

Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type

(a).

(2) Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-syarat

yang sudah ditentukan, baik mengenai kedalaman atau pun dimensinya

harus sesuai dengan gambar rencana yang disetujui Engineer. Lubang galian

harus digali dengan kemiringan yang seperlunya untuk keperluan stabilitas

lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer.

(3) Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus dilakukan

dengan bantuan turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan

longsornya dinding galian. Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus

sudah termasuk semua material, upah, dan semua biaya untuk penurapan,

pompa dll.

(4) Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti

hingga mencapai ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan-

kemiringan yang direncanakan.

Page 8: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 71

(5) Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari material-

material yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam

mendukung beban yang direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila

dianggap perlu harus diperiksa oleh Engineer.

(6) Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang

diakibatkan modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai

pekerjaan untuk pekerjaan-pekerjaan galian, beton, bekisting, dan urugan

kembali, tetap didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang tercantum

dalam Bill of Quantities.

(7) Bila kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari segi

daya dukung tanah, Engineer dapat memerintahkan penggalian diteruskan

atau memperbaiki kondisi tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral

tebal 15 cm yang dipadatkan dengan baik.

(8) Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman rencana

atau ukuran lebar yang melebihi ukuran rencana, maka terhadap dasar galian

pondasi ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan

dengan lapisan gravel seperti tersebut di atas atau memperbesar dimensinya,

dengan beban biaya Kontraktor sendiri.

URUGAN

(1) Seluruh pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Engineer,

yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum

digunakan. Engineer juga akan mempersiapkan macam-macam test yang

diperlukan sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau

laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak

diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Engineer.

(2) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian pondasi

baru dapat dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting

beton pondasi selesai dilakukan.

(3) Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu baik

untuk bahan urugan, yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun

mendatangkan dari tempat lain yang kesemuanya harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari Engineer. Urugan harus dilakukan dengan

lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum

30 cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis

yang disetujui Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90

% standart proctor.

(4) Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan sesuai

dengan gambar rencana.

Page 9: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 72

VII.PEMADATAN

(1) Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka

perlu disediakan alat-alat percobaan :

a. Speedy moisture test

b. Cone penetrometer

Pengambilan sampel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah

minimal 2 (dua) buah.

VIII.PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL, DAN DRAINASE

(1) Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan urugan,

harus segera dibuang ke luar sesuai pengarahan Engineer.

(2) Kelebihan material bekas galian setelah pengurugan kembali, harus

diratakan dengan mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan

kelebihan material yang didatangkan untuk urugan kembali harus

dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya Kontraktor sendiri.

(3) Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama pelaksanaan

pekerjaan untuk mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak

mengganggu lingkungannya setempat, sesuai gambar rencana ataupun

sebagaimana diinstruksikan oleh Engineer.

Page 10: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 73

IX.PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

Pasal 1

STANDARDS

Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga

pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam SK-SNI T-

15-1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Engineer. Bila

terdapat hal-hal yang tidak tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-

ketentuan berikut ini dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan

memintakan ijin dari Engineer. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai

berikut :

ASTM C 150 Portland Cement

ASTM C 33 Concrete Agregates

ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete

ASTM A 615 Deformad and Plain Reinforcing Bars for Concrete

Reinforcement

ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

Pasal 2

SEMEN

(1) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, semen yang digunakan adalah semen

Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti

ketentuan SK-SNI T-15-1991-03. Semen yang digunakan harus merupakan

produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan Engineer terlebih

dahulu.

(2) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap

pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi telah memenuhi

sesuatu test standard yang lazim digunakan untuk material itu.

(3) Engineer berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada

setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima

atau tidak semen-semen tersebut.

(4) Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada

tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa

terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama

sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30

cm dari permukaan tanah.

(5) Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari

dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa

sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya.

Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan

Page 11: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 74

penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan

dari lapangan.

(6) Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi

gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari

penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Engineer bila

dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap

bagian kerja.

Pasal 3

AIR UNTUK ADUKAN

(1) Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pemasangan dan

grouting, bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar

yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti

minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau), Kadar Silt (lanau)

yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan

beratnya. Kadar sulfat maximum yang diperkenankan adalah 0.5 % atau

5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum 1,5 % atau 15 gr/lt.

(2) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air

yang berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan

terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus

ada jarak vertikal 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat

pengambilan tadi.

(3) Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan

aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari

suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam

mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui;

maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test

tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test

tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu

pengerasannya. Dallam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan mencari

sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Engineer.

Pasal 4

AGREGAT HALUS (PASIR)

(1) Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan

bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Pasir buatan:Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.

b. Pasir alam:Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau

pasir alam yang didapat dari persetujuan Engineer.

c. Pasir paduan:Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan

perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (susunan butiran)

yang dikehendaki.

Page 12: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 75

(2) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus

disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain

sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber

yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus

mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya dan harus membayar

semua sewa atau lain-lain biaya yang bersangkutan dengan hal tersebut.

(3) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai

persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam

tersebut, dan kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi

satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan.

(4) Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir alam, pasir

hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat

gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang

merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak

terselaput oleh material lain.

(5) Pasir yang ditolak oleh Engineer, harus segera disingkirkan dari lapangan

kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran ataupun grouting,

pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Engineer

mengenai mutu dan jumlahnya.

(6) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali,

bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat

subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %.

(7) Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan

persyaratan pada SK-SNI T-15-1991-03.

Pasal 5

AGREGAT KASAR (KORAL)

(1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau

campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air

yang merata dan stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat,

tidak porous, dan tidak terselaput material lain. Dalam penggunaannya koral

harus dicuci terlebih dahulu dan diayak agar didapat gradasi sesuai yang

dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7.5 atau

bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai dengan SK-SNI T-15-

1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5 mm harus

disingkirkan.

(2) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum

mendapat persetujuan dari Engineer baik mengenai mutu ataupun

jumlahnya.

Page 13: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 76

(3) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk

adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu

beton yang direncanakan, memberikan kepadatan maximum, baik

workability-nya, dan memberikan kondisi watercement ratio yang minimum.

Pasal 6

BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)

(1) Penggunaan bahan admixture harus dengan harus dengan ijin tertulis dari

Engineer, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari

adukan beton yang dibuat.

Pasal 7

BAJA TULANGAN

(1) Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03

dengan mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk

diameter lebih besar dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil

digunakan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2).

(2) Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan tidak

bercacat seperti retak dll.

- Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed

(deformed-bar).

(3) Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai

sesuai dengan petunjuk dari Engineer. Batang percobaan diambil dengan

disaksikan Engineer sejumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis

baik mutu maupun pengiriman massal atau bilamana terjadi keraguan

terhadap mutu baja yang dikirim ke proyek. Semua biaya-biaya percobaan

tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Sedangkan

panjang setiap benda uji adalah 100 cm.

Pasal 8

TRANSPORTASI DAN PENIMBUNAN MATERIAL

(1) Pengangkutan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terlindung

dari lembab dan sinar matahari. Semen harus dikirim ke lapangan dalam

jumlah yang harus mendapat ijin dari Engineer terlebih dahulu, dengan

memperhatikan kemajuan pekerjaan beton.

(2) Segera setelah tiba dilapangan, semen harus disimpan dalam tempat

penyimpanan yang kering, terlindung, bebas pengaruh cuaca, mempunyai

ventilasi baik. Lantai tempat penimbunan sedikitnya harus berada 50 cm

diatas tanah. Semua kelengkapan dari tempat penyimpanan harus mendapat

persetujuan Engineer dan memungkinkan dilakukannya pemeriksaan dengan

mudah.

Page 14: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 77

(3) Semen dengan type dan asal yang berbeda harus disimpan pada tempat yang

berbeda pula. Semen dalam kantung-kantung harus ditumpuk dengan tinggi

tumpukan tidak lebih dari 13 kantung untuk periode sampai dengan 30 hari,

atau tinggi tumpukan maximumnya 7 untuk periode-periode yang lebih

panjang. Semen harus secepatnya digunakan segera setelah tiba dilapangan

dan pengambilannya dari tempat penyimpanannya harus berurutan hingga

dapat dihindari tersimpannya semen secara lama. Semen yang sudah rusak

atau terkena lembab harus dengan segera disingkirkan dari lapangan.

(4) Agregat yang berbeda harus disimpan secara terpisah dengan

mempertimbangkan kemungkinan terkena kotoran.

(5) Agregat yang telah tercemar ataupun berubah gradasinya akibat transportasi,

harus disingkirkan dan diganti dengan material yang lebih baik atas biaya

kontraktor.

(6) Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarinya

baja tulangan mengenai tanah. Bila baja tulangan telah mengalami

kemunduran dalam mutu akibat dari karat ataupun hal-hal lain akibat

transportasi atau penyimpanan, maka baja tadi tidak dapat digunakan.

Batang baja dengan mutu dan ukuran yang berbeda harus disimpan secara

terpisah dan diberi label tentang mutunya dari test pabrik.

Pasal 9

PERBANDINGAN ADUKAN

(1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang di

buatnya, dan harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan

hasil sesuai yang diminta dalam spesifikasi.

(2) Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton,

kontraktor mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya

pada Engineer. Asal usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan,

metode pengadukan yang dipakai, metode pengecoran, harus turut

diberitahukan kepada Engineer. Setelah itu kontraktor harus mengadakan

trial test (percobaan pendahuluan), dengan membuat suatu percobaan

adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan

pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi Engineer,

dan menggunakan peralatan, bahan, metode yang sesuai dengan kondisi

yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan.

(3) Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak Engineer

puas dengan kenyataan bahwa material dan prosedur yang digunakan akan

menghasilkan beton dangan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi

yang diminta. Kekuatan dari beton yang disyaratkan harus dibuktikan

dengan mengambil kubus test untuk ditest di laboratorium; yang

kesemuanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-

1991-03. Tidak satupun komposisi adukan beton yang dapat digunakan

Page 15: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 78

dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Engineer. Untuk

selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasar pada

hasil adukan percobaan yang telah disetujui.

(4) Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan pekerjaan oleh

Engineer dengan berdasar pada hasil test pada agregat dan test beton yang

sudah selesai dikerjakan.

(5) Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus

diterapkan agar tercapai hal-hal sebagai berikut :

i) Kekuatan beton rencana yaitu beton K-225.

ii) Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan

lingkungan.

iii) Pengaruh kembang susut yang kecil.

(6) Pada penggunaan adukan beton “ready mix”, Kontraktor harus mendapat ijin

lebih dahulu dari Engineer, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama

dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor

tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar

memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas

dan kualitas yang kontinu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang

harus dilakukan dilapangan harus tetap dijalankan, dan Engineer akan

menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua

resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 10

T E S T I N G

(1) Testing mutu beton harus dilakukan Kontraktor dengan diawasi Engineer.

Kontraktor harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan

pengambilan sample dapat diawasi Engineer dengan mudah dan dapat

diawasi dengan baik dan mudah didekati selama periode proyek.

Pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam

SK-SNI T-15-1991-03. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15

x 15 x 15 cm3, dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi

sehingga bisa didapat benda uji yang sempurna.

(2) Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Engineer untuk dapat

dinyatakan suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi Spesifikasi,

dan juga untuk menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan

termasuk menentukan perlu atau tidaknya merubah komposisi adukan beton.

(3) Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing

test) dan slump test. Kesemua test ini harus mengikuti ketentuan dalam SK-

SNI T-15-1991-03. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan

kubus test, selain mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-

03, juga harus dilakukan bilamana ditentukan oleh Engineer demi

Page 16: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 79

pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua hasil pemeriksaan kubus

(crushing test) harus sesegera mungkin disampaikan kepada Engineer.

(4) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran,

dan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

Toleransi dalam kekentalan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut

: 10 mm untuk nilai Slump yang ditentukan kurang dari 80 mm

5 mm untuk nilai Slump yang ditentukan 80 mm atau lebih

Nilai Slump yang disebutkan dalam 10.(4) harus dicapai dalam pelaksanaan

sesungguhnya di pelaksanaan pengecoran.

(5) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu

yang disyaratkan, maka Engineer berhak untuk memerintahkan hal-hal

sebagai berikut :

a. Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.

b. Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton.

c. Non-destructive testing.

d. Core drilling.

e. Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.

Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam

SK-SNI T-15-1991-03 harus tetap diikuti.

(6) Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas,

dan ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi Spesifikasi,

maka Engineer berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan

tidak memenuhi syarat tadi sesegera mungkin.

(7) Semua biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan

perbaikan, dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton yang

dibongkar tadi, sepenuhnya menjadi beban kontraktor.

Pasal 11

PENGADUKAN

(1) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat

pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi

baik; sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap

bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum

dimasukkan ke dalam alat pengaduk, dan diukur dapat berdasarkan berat

atau volume.

(2) Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai

kapasitas minimum 0.2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1 ½ menit

setelah semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air

yang dapat dimasukkan sebagian lebih dahulu. Engineer berhak untuk

memerintahkan memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil

adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang homogen seluruhnya, dan

kekentalannya tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan dari proses

pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata

untuk keseluruhannya.

Page 17: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 80

(3) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu

pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses

pengeluaraan dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur.

Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga

kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan. Mesin pengaduk yang

menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, harus segera diperbaiki atau

diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang ditempatkan

secara sentral, atau pada mixing plants, Kontraktor harus menyediakan

sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang

tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak

boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi

kapasitasnya, kecuali diinstruksikan Engineer.

(4) Alat pengaduk yang digunakan harus menunjukkan dengan jelas data-data

dari pabriknya yang menunjukkan :

a. Gross volume dari ruang pengaduk.

b. Maximum kecepatan pengadukan.

c. Minimum dan maximum kecepatan pengadukan dengan disertai data-

data tentang ruang pengaduk, sirip pengaduk dll.

(5) Alat pengaduk (beton molen) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum

diisi bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus segera dicuci bersih

setelah selesai mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan

yang pertama pada suatu pengecoran dengan beton mollen yang sudah

bersih, pengadukan yang pertama harus mengandung koral dengan jumlah

perbandingan separuh dari jumlah perbandingan normalnya untuk menjaga

adanya material halus dan semen yang tertinggal melekat pada bagian dalam

beton mollen. Juga lama pengadukan dengan kondisi pertama ini harus

dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari waktu pengadukan

normal.

(6) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali

untuk suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah

mendapat persetujuan dari Engineer. Pengadukan dengan manual (hand

mixing) ini harus dilakukan pada suatu platform yang mempunyai tepi-tepi

penghalang. Pada proses pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk

harus diaduk dulu secara kering dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan,

untuk kemudian air pencampurnya disemprotkan dengan selang air, dan

setelah itu dilakukan pengadukan kembali dengan sedikitnya 3 (tiga) kali

pengadukan sampai didapat suatu adukan yang benar-benar merata. Dalam

pengadukan kembali ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10 persen,

serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk

suatu jumlah yang lebih dari ½ m3 diaduk sekaligus.

Pasal 12

TRANSPORTASI (1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat

pengecoran dengan cara yang sepraktis mungkin yang metodenya harus

Page 18: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 81

mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Methode yang dipakai harus

menjaga jangan sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton

(segregation), kehilangan unsur-unsur betonnya, dan harus dapat menjaga

tidak timbulnya hal-hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur

ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus

segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan

tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut; serta pula

penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan dengan

tinggi jetuh lebih dari satu meter.

(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari

metal, permukaannya halus dan kedap air.

(3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-

benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang

diambil pada saat adukan dituangkan ke bekisting, harus tidak melewati

batas-batas toleransi yang ditentukan pada pasal 10.(4)

Pasal 13

PENGECORAN

(1) Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam

dari bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari

segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja

tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.

(2) Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicorkan

harus segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton

dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainage yang baik atau dengan

metode lain yang disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton

yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.

(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton

dicor, kondisi permukaan beton yang berbatasan dengandaerah yang akan

dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh

Engineer. Setelah diperiksa dan disetujui Engineer, maka pekerjaan yang

dapat dilakukan hanyalah pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai

selesainya pengecoran beton pada daerah yang telah disetujui; terkecuali

dengan seijin Engineer.

(4) Pada tiap pengecoran, Kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga

pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan

pelaksana ini harus hadir, mengawasi, dan bertanggung jawab atas pekerjaan

pengecoran. Sedang semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh

tenaga-tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk

menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan.

Page 19: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 82

(5) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari

pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Engineer atau wakil

dari Engineer (inspector).

(6) Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan

beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan,

dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan

menerus.

(7) Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali tidak

diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi

belum dicorkan, harus segera dibuang.

(8) Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum

adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus

segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat-saat beton

belum mengeras.

(9) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal

pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus,

Kontraktor harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai

suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton

masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan

bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana

juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan

adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang

lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu

keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang ditentukan

oleh pihak Engineer.

(10) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau

terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin

mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu

batas waktu yang disetujui Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak

sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca

yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya

perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik dalam

keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan

yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan

Engineer.

Pasal 14

PEMADATAN DAN ADUKAN BETON

(1) Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maximum

sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul

antara celah-celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-

benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang

seharusnya tertanam dalam beton. Selama proses pengecoran, adukan beton

Page 20: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 83

harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator yang mencukupi keperluan

pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan adukan beton dan lama

proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar dicapai beton yang

bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk beton.

(2) Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai

pengecoran dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus

dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain atau material lain

yang basah agar tetap lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus

sama mutunya dengan air untuk bahan adukan beton.

Pasal 15

PERBAIKAN BETON

(1) Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Engineer.

Bila dianggap oleh Engineer perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan

atau pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas

beban biaya Kontraktor.

(2) Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-

benar ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-

hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan

finishing. Kecuali dinyatakan lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan

ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam semenjak pembukaan bekisting.

Tonjolan di permukaan beton harus dihilangkan.

(3) Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang

membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat

mengakibatkan perintah dibongkarnya beton tadi untuk kemudian dilakukan

pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-batas daerah yang harus

dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Engineer, begitu juga langkah

pengecoran dan material yang akan digunakan.

Pasal 16

J O I N T S

(1) Lokasi dan type dari construction joints harus sesuai dengan pada gambar

rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer. Penambahan construction

joint yang dikehendaki Kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus

mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Penentuan letak joint tadi

harus memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja ataupun untuk

menghindari terjadinya retak.

(2) Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus tanpa berhenti. Bila

terjadi penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada

pengecoran nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur dengan beton

lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana

permukaan construction joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air

hingga bersih.

Page 21: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 84

X.BEKISTING (ACUAN BETON)

Pasal 1

U M U M

(1) Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer semua perhitungan dan

gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta

Engineer, Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini,

walaupun Engineer telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana

bekisting dari kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting

tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 2

M A T E R I A L

(1) Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu, besi, atau

material lain yang disetujui oleh Engineer. Semua type material tadi bila

digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas

dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai

dimensi yang direncanakan.

(2) Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus benar-benar

mempunyai permukaan yang halus.Jika digunakan bekisting multipleks,

sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga

didapat permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang

direncanakan.

Pasal 3

PELAKSANAAN

(1) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam

adukan beton tidak hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup

kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk

mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan

gaya-gaya yang mungkin bekarja pada bekisting tadi. Hubungan-hubungan

antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar

didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus

dilakukan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan

horisontal dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam

proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan

dalam beton harus menggunakan batang besi dan murnya.

(2) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan

dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah

digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima

Page 22: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 85

Engineer, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi

atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.

(3) Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam

gambar harus ditakik 25 mm.

Pasal 4

PEMBASAHAN & MEMINYAKI BIDANG BEKISTING

(1) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-

staining mineral oil dengan sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus

dilakukan dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar

pondasi dan juga pembesian.

(2) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus

dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.

Pasal 5

PEMBONGKARAN BEKISTING

(1) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus

disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak

terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan

langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera

setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting

untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar

setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk

permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton

yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan

dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton (curing).

(2) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton

mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan

sebelum beton mengeras untuk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya.

Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah

timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton

pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus

sesegera mungkin dilakukan.

Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung

sejak selesai pengecoran

- Sisi-sisi balok, dinding & kolom yang tidak dibebani 2 hari

- Plat beton (penyangga tidak dibuka) 3 hari

- Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 14 hari

- Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21hari

- Tiang-tiang penyangga cantilever28 hari

Untuk kondisi-kondisi dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai

diatasnya, maka pembukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan

Engineer, dimana dalam hal ini segala kemungkinan beban yang akan bekerja serta

umur beton yang terbebani harus ditinjau dengan teliti.

Page 23: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 86

XI.PEKERJAAN BESI BETON

Pasal 1

U M U M

(1) Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam

SK-SNI T-15-1991-03. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar

rencana atau seperti yang diinstruksikan Engineer. Terkecuali sebagaimana

yang dinyatakan pada gambar atau diinstruksikan Engineer, pengukuran

pada pemasangan besi tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi

tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk,

panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah kondisi

terpasang.

Pasal 2

PEMBERSIHAN

(1) Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari

karat, kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada

besi beton tadi dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara

beton dan besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses

pengecoran beton.

Pasal 3

PEMBENGKOKAN

(1) Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi

sesuai gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh

Kontraktor dan disetujui Engineer. Semua proses pembengkokan harus

dilakukan dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung-ujung

pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI

T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat dibenarkan

apabila telah mendapat ijin dari Engineer.

Pasal 4

PELURUSAN

(1) Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat

menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang

tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan

dipakai.

Pasal 5

PEMASANGAN

(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana,

dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan

Page 24: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 87

didudukkan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar

posisinya tidak berubah selama proses pemasangan dan pengecoran.

Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting

dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan

didudukan pada blok beton kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang

mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus menjamin

didapatnya permukaan beton yang baik.

Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah

bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi.

Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan

tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran beton,

Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja yang khusus

mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser atau

berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul; dan hal-hal tadi harus

cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut.

Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan,

atau antar tulangan dan angkur, atau antara benda-benda metal tertanam

sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

Pasal 6

SELIMUT BETON

(1) Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover)

sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer.

Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20

mm.

Pasal 7

SAMBUNGAN LEWATAN (SPLICING)

(1) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi Engineer,

atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

(2) Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan pada posisi lain

dari posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh

Engineer. Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi

tegangan yang maximum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya

bersebelahan agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered).

Bilamana dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari

batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap

memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan dalam

SK-SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.

Page 25: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 88

XII. PEKERJAAN PANCANG (BORE PILE)

TIANG BOR BETON COR LANGSUNG DITEMPAT (BORE PILE)

Pasal 1

Umum

Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian

penetrometer untuk bahan dilapangan harus dilakukan selama penggalian

dan pada dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Direksi

Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada tiang

bor pertama dari tiap kelompok

Pasal 2

Pengeboran Tiang Bor Beton

Lubang-lubang harus dibor sampai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam

gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Semua lubang harus

diperiksa, bilamana diameter dasar lubang kurang dari setengah diameter yang

ditentukan, pekerjaan tersebut akan ditolak.

Sebelum pengecoran beton, semua lubang tersebut harus ditutup

sedemikian rupa hingga keutuhan lubang dapat terjamin. Dasar selubung

(casing) harus dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari

30 cm di bawah permukaan beton selama penarikan dan operasi

penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.

Sampai kedalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan

alat penggetar. Sebelum pengecoran, semua bahan lepas yang terdapat lubang bor

harus dibersihkan. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk kedalam lubang.

Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus

dipompa keluar. Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan

untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing. Pengecoran

beton dan pemasangan baja tulangan tidak diijinkan sebelum mendapat

persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pasal 3

Pengecoran Beton

Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi beton. Dimanapun

beton digunakan harus dicor kedalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton

harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa. Pengaliran harus diarahkan

sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang.

Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi tanah

kemungkinan besar akan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi akhir

pemotongan berada dibawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan

Page 26: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 89

pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air

tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.

Pasal 4

Pengecoran Beton di Bawah Air

Bilamana pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur, semua bahan lunak

dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah

disetujui harus digunakan.

Cara tremie harus mencakup sebuah pipe yang diisi dari sebuah corong

diatasnya. Pipa harus diperpanjang sedikit dibawah permukaan beton baru

dalam tiang bor sampai diatas elevasi air/Lumpur.

Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi

lagi dengan beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa

tremie harus kedap air, dan harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah

sumbat harus ditempatkan didepat beton yang dimasukkan pertama kali

dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.

Pasal 5

Penanganan Kepala Tiang Bor Beton

Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter diatas elevasi yang akan

dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian

puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang

cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur

diatasnya.

Pasal 6

Tiang Bor Beton yang Cacat

Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga

dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang

bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan diluar toleransi

harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

2. LATERAL LOAD TEST

Pasa l 1

Persyaratan Umum

• Kontraktor harus mensuplai semua material, buruh dan peralatan lain

yang dianggap penting untuk pelaksanaan, rekaman, dan pengukuran

dari test pembebanan dan penurunan yang terjadi.

• Test pembebanan yang dilaksanakan adalah untuk single pile

Page 27: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 90

Pasa l 2

Standard Load Test

Beban percobaan lateral total harus sebesar 200% dari beban desain lateral dan

dilakukan sesuai standar ASTM D 3966-81 dengan cyclic loading.

Pasa l 3

Peralatan untuk Pembebanan

Pembebanan di lakukan dengan suatu j ack yang mempunyai

kapasi tas t idak boleh lebih kec il dari 125% dar i beban maksimum

yang d ite rapkan. Se lanjutnya Kon traktor harus mengajukan

te rlebih dahulu rencana platform dan konstruksi unutk load tes t in i

untuk mendapat perse tujuan Direksi /Pengawas Lapangan.

Pasa l 4

Peralatan untuk Pengukuran Sett lement

• Acuan (referensi) pengukuran settlement yang berupa balok (beams) dan

kawat (wires) harus secara terpisah ditahan oleh penopang yang benar-

benar tertanam di dalam tanah pada jarak yang tidak boleh lebih kecil dari

3 m diluar sistem yang akan dibebani dengan beban lateral. Acuan

pengukuran ini harus mempunyai kekakuan lateral dan aksial yang cukup

guna mendapatkan titik acuan yang stabil untuk pengukuran defleksi pile.

• Dial gauge stems harus bisa bergerak sekurangnya 75 mm dan sejumlah

blok gauge yang memadai harus disediakan untuk untuk bisa bergerak

hingga jarak terjauh yang diharapkan. Gauge harus memiliki ketelitian

sekurangnya 0.25 mm. Permukaan bantalan yang licin harus tegak lurus

terhadap arah gerakan stem gaugeuntuk semua stem gauge. Skala yang

harus digunakan untuk pembacaan pergerakan hingga 0.25 mm, sedangkan

batang target (target rod) hingga 0.3 mm.

• Tanda dengan jelas semua dial gauges, skala, dan titik referensi dengan

angka atau tulisan agar memudahkan dan mendapatkan pencatatan yang

akurat. Susun semua gauge, skala, atau titik referensi dengan kokoh

sehingga tidak bergerak relatif terhadap penahan selama test.

• Dua dial gauge harus diletakkan untuk memonitor pergerakan horizontal

searah beban. Satu dial gauge tambahan harus diletakkan tegak lurus

terhadap dua dial gauge untuk mengukur pergerakan horizontal dalam arah

tegak lurus beban.

• Satu alat pencatat yang lain dan terpisah menggunakan kabel, cermin dan

skala harus disediakan sesuai dengan ASTM D 3968-90. Susun cermin dan

skala pada bagian tengah atas pile yang ditest atau pada suatu bracket yang

disusun sepanjang garis dari beban yang diberikan pada sisi pile yang ditest

Page 28: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 91

dengan skala sepanjang garis beban yang diberikan. Regangkan kawat atau

material lain yang ekivalen, tegaklurus terhadap garis pemberian beban dan

melewati permukaan skala. Letakkan kawat tidak lebih dari 25 mm dari

muka skala dan penyokong, pasang alat yang cocok untuk menjaga

tegangan kawat sepanjang test sedemikian hingga jika kawat ditarik, kawat

akan kembali ke posisi semula. Jika skala dan kawat diletakkan pada pile

di sisi yang berlawanan terhadap titik pemberian beban, ruang yang cukup

bebas harus disediakan antara pile dan kawat untuk mengantisipasi

pergerakan lateral pile.

• Keseluruhan a la t -ala t tes t harus di l indungi te rhadap perubahan

suhu.

Pasa l 5

Prosedur Pembebanan

Pembebanan lateral ini dilakukan dalam 4 cycles sesuai dengan standar ASTM D

3966-90.

Siklus beban

(% x WL)

Lama

Pembebanan

Pembacaan Perpindahan

Lateral (menit)

0 - -

25 10 0-5-10

50 (siklus 1) 10 0-5-10-15-20

25 10 0-5-10

0 10 0-5-10

50 10 0-5-10

75 20 0-5-10-15-20

100 (siklus 2) 20 0-5-10-15-20

50 10 0-5-10

0 10 0-5-10

50 10 0-5-10

100 10 0-5-10

125 20 0-5-10-15-20

150 (siklus 3) 20 0-5-10-15-20

75 10 0-5-10

0 10 0-5-10

50 10 0-5-10

100 10 0-5-10

150 10 0-5-10

170 20 0-5-10-15-20

180 20 0-5-10-15-20

190 20 0-5-10-15-20

200 (siklus 4) 60 0-10-20-30—40-50-60

150 10 0-5-10

100 10 0-5-10

50 10 0-5-10

0 10 0-5-10

Page 29: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 92

Pasa l 6

Prosedur Pembacaan

Pembacaan harus dilakukan sesuai prosedur berikut:

- Sebelum dan sesudah setiap penambahan beban

- Sebelum dan sesudah setiap penurunan beban

- Setiap 5 menit

- Pada saat beban puncak (200%) pembacaan dilakukan

sebagai berikut:

i. Setiap 10 menit untuk 2 jam pertama

ii. Setiap ½ jam kemudian hingga selama 10 jam

iii.Sesudah itu dilakukan setiap 1 jam

Pasa l 7

Kriteria Fai lure

Tes dianggap telah mencapai failure apabila perpindahan maksimum lateral melebihi

12 mm pada beban maksimum sebesar dua kali beban desain.

Pasa l 8

Kegagalan Pekerjaan

• Apabila terjadi kegagalan pada tiang pada saat tes dilakukan, penambahan

tiang pada lokasi yang berdekatan sebagaimana ditentukan oleh Engineer

harus dilakukan dan dites kembali jika dianggap penting oleh Engineer.

Dalam kasus ini, kontraktor harus melakukan pemasangan tiang lagi guna

memastikan keamanan struktur yang dilakukan dengan menggunakan

rejected piles. Semua jenis pekerjaan ini dilakukan dengan tanggungan

kontraktor.

• Apabila pekerjaan tes tiang gagal untuk mencapai beban kerja (full W.L),

maka 2 (dua) buah tes lebih lanjut harus dilakukan oleh Kontraktor dengan

tiang yang lain pada lokasi yang sama yang dipilih oleh Engineer, dengan

tanggungan Kontraktor.

Pasa l 9

Pembersihan

Kontraktor harus memindahkan dan mengeluarkan semua

reruntuhan, dan s isa -s isa bahan-bahan la innya ke luar lokasi ke

tempat yang d i tunjuk oleh Manager Konst ruksi dengan tanpa

tambahan biaya.

Page 30: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 93

3. TES TIANG DINAMIK

Tes tiang dinamik harus dilakukan menggunakan sebuah Pile Driving

Analyzer (PDA) serupa dengan yang dibuat oleh Pile Dynamics

Incorporated baik peralatan transduser maupun rekamannya dan dengan

diawasi seorang Engineer. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis

menggunakan program komputer CAPWAP atau dengan metode yang

serupa.

Kontraktor harus memberikan usulan sistem pemancangan beserta

kriterianya kepada seorang Engineer untuk mendapatkan persetujuan.

Usulan sistem dan criteria pemancangan harus dilakukan menggunakan

stress wave procedure atau metode serupa.

Semua instrumentasi yang dipasang pada tiang bor untuk pengukuran

tegangan dan pergerakan tiang, dan semua peralatan untuk penerimaan dan

pemrosesan data harus sesuai dengan tujuan pekerjan ini. Peralatan yang

dibutuhkan untuk dipasang pada tiang bor harus dipasang secara benar dan

mendapat persetujuan seorang Engineer.

Palu dan semua peralatan yang digunakan harus mampu memberikan gaya

yang cukup untuk melaksanakan tes uji beban ini tanpa mengakibatkan

kerusakan pada tiang bor.

Tes beban dinamik ini harus dilakukan pada waktu yang tepat dan telah

disetujui setelah instalasi tiang telah dilakukan. Waktu antara selesainya

instalasi dan pemancangan atau pengujian tiang normalnya harus lebih dari

12 jam. Untuk tiang bor yang dibuat di tempat, harus dijamin bahwa tiang

tidak mengalami kerusakan akibat tegangan pada saat pemancangan atau

pengujian dilakukan.

Integritas dan perkiraan kapasitas daya dukung tiang bor harus dievaluasi

dengan prosedur yang telah dikembangkan di Case Western Reserve

University, Ohio, USA.

Kontraktor harus memasang dua set transduser regangan dan accelerometer

di dekat ujung setiap tiang bor yang akan di uji, dan harus menyediakan

sistem pengukuran dan perekaman yang diperlukan seperti tape recorder

dan oscilloscope. Kontraktor harus menganalisis semua hasil pengukuran

dan memberikannya pada Engineer dalam tempo 24 jam setalah pengujian

selesai dilakukan, mencakup informasi seperti:

a) Perkiraan kapasitas daya dukung statik

b) Maksimum energi yang diberikan ke tiang bor

c) Maksimum gaya yang diberikan pada kepala tiang bor

d) Maksimum percepatan palu dan kecepatan kepala tiang bor

e) Integritas tiang bor

Page 31: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 94

Kontraktor harus bekerjasama untuk menjamin bahwa jadual untuk

pelaksanaan uji tiang bor ini dapat diikuti/dilaksanakan dengan

menyediakan semua akses dan bantuan yang diperlukan sehingga

memungkinkan perusahaan pelaksana pengujian melaksanakan pekerjaan

ini.

Untuk tiang yang telah diuji, Engineer dapat memilih hasil rekaman

pengukuran lapangan yang akan dianalisis menggunakan program analisis

penjalaran gelombang tegangan CAPWAP atau yang serupa. Hasil analisis

harus mencakup tahanan static tiang bor baik friksi maupun ujung, perilaku

beban-penurunan dan integritas tiang.

Perusahaan yang melaksanakan pengujian harus memberikan sebuah

laporan lengkap kepada Engineer dalam jangka waktu 10 hari setelah

pengujian selesai. Laporan harus mencakup semua informasi mengenai

ttiang bor dan palu, tangal pengujian, jumlah pukulan untuk analisis

CAPWAP, beban uji yang dicapai, pergerakan kepala tiang bor saat beban

desain ekivalen dan beban pengujian yang diberikan maksimum. Detail

spesifik meliputi:

a) Tanggal instalasi tiang bor

b) Tanggal pengujian

c) Identifikasi dan lokasi tiang bor

d) Panjang tiang bor di bawah permukaan tanah

e) Panjang total tiang bor, termasuk proyeksinya di atas permukaan tanah

setiap saat.

f) Panjang tiang bor dari posisi instrumentasi ke ujung bawah tiang

g) Tipe palu, tinggi jatuh dan detail informasi relevan lainnya

h) Jumlah pukulan

i) Beban uji yang dicapai

j) Pergerakan kepala tiang bor saat beban verifikasi desain ekuivalen

k) Pergerakan kepala tiang saat beban verifikasi desain ekuivalen + 50%

beban kerja

l) Pergerakan kepala tiang saat beban uji maksimum

m) permanent residual movement dari kepala tiang setelah setiap pukulan

n) temporary compression

Kontraktor harus menyediakan semua detail informasi yang ada mengenai

kondisi tanah, dimensi tiang, dan metode konstruksi kepada perusahaan

spesialis yang melakukan pengujian ini berkaiatan dengan interpretasi dari

pengujian yang dilakukan.

XIII.PEKERJAAN RAILING

(1) Pekerjaan Railing Tangga

1. Lingkup Pekerjaan

Page 32: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 95

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang

disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Tangga

- Terbuat dari bahan Stainless Steel (SS) H 950 mm &

(SS) H 840 mm dengan tebal 1.2 mm ex Hessel atau

produk setara & Finishing dipoles, dan disetujui oleh

Direksi Pengawas.

- Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Stenless Steel harus mempunyai kekuatan tarik

minimum 41 kgf/mm2 (402 N/mm2) dan batas ulur

minimum 24 kgf/mm2 (235 N/mm2).

b. Tebal Tiang plat besi 12 mm finish duco dan disetujui oleh

Direksi Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang

berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan

ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat

dipasang dengan tepat dilapangan.

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila

dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak

ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan

disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan

gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus

mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus

membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail

lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,

Page 33: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 96

jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan

dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab

terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel

yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las

listrik serta pengelasannya sudah melalui test & harus

memiliki ijasah yang menetapkan kualifikasi, jenis pengelasan

yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan

dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.

i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun

merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya

boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan

yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus

menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas

hasil pengelasan yang dilakukan.

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las

ulangan,baikbekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang

benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka

lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan

percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las

yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak

harus dibuang sama sekali.

XIV.PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

Pasal 1

PENJELASAN & SPESIFIKASI UMUM

(1) Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Pipa

yang telah mempunyai surat pengakuan (P.A.S) golongan III dari PAM

setempat dan SIBP klas A dari Pemerintah Daerah.

(2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini,

disamping Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku :

Page 34: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 97

- A.V. 1941

- Peraturan/ persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan

Kerja Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja

Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan

material tersebut dibuat.

- Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.

(3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh

Kontraktor/ Instalatur Plumbing maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu

harus mendapat persetujuan Pengawas/ Contrustion Management.

(4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor/ Instalastur diharuskan menyerahkan

gambar instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PAM setempat,

dalam rangkap 5 (lima) dilampiri surat tanda keur dari PAM yang

menyatakan bahwa pemasangan instalasi telah memenuhi syarat-syarat yang

diwajibkan.

(5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :

- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-

peralatan yang dipasang.

- Biaya keur dan biaya tanggungan instalasi.

- Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko pecah/rusaknya

sanitary fixtures.

- Biaya penyimpanan/gudang untuk sanitary fixtures.

- Biaya penyambungan PAM.

(6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah terpasang,

sebelum diserahkan harus ditest mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.

Pasal 2

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

(1) Pekerjaan Air Bersih

- pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan

utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa

pompa-pompa, panel pompa beserta perlengkapan.

- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan

yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa

dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya

closed, wastafel, urinal dan lain-lain.

Page 35: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 98

(2) Pekerjaan Air Kotor

- Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan

dalam sistem pembuangan air kotor.

- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed,

wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.

(3) Pekerjaan Fire Fighting

- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit peralatan utama

yang diperlukan dalam sistem fire fighting berupa satu set pompa fire

hydrant, dan panel-panel control pompa beserta perlengkapan, panel

control, smoke detector serta head detector dan perlengkapannya.

- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan

meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan

pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

- Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistem

pemadaman kebakaran berupa fire hydrant pillar, fire hydrant box,

siamese connection, peralatan valve-valve kontrol, panel

system,sprinkler, smoke detector dan head detector.

- Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang

terpasang

Pasal 3

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

(1) Waktu Pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan

disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan.

(2) M a t e r i a l

- Semua material/ bahan yang digunakan/ dipasang harus dari jenis

material berkualitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam

keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standard yang

berlaku (SII) atau standard International seperti B.S., J.I.S.,

A.S.T.M., DIN atau yang setaraf.

Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas

mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat

persetujuan Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana.

- Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan

adalah baru bebas dari defective material, improver material dan

Page 36: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 99

menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan

spesifikasi.

- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus

diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1

(satu) minggu setelah ditandatangani berita acara penerimaan barang.

- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalasi dipasang/

digunakan untuk diminta persetujuannya kepada Pemilik Proyek dan

Konsultan Perencana.

(3) Gambar-gambar dan Spesifikasi

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan

suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan.

Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar

instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah

satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor

harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

(4) Gambar-gambar Perencanaan

Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan menunjukkan

semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.

Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau

disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor,

apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik

sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

(5) Gambar-gambar Kerja

Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di site/

lapangan. Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain

sebagainya. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus

memberikan tanda-tanda dengan pensil/ tinta merah pada set gambar atas

segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

(6) Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop

Drawing) untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar

Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang

terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi di atas/

digambar dikertas kalkir.

Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku

dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

Page 37: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 100

(7) Contoh-contoh Barang

Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan

dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-

alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-

alat tersebut dipasang.

Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor

penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor.

Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/ tidak

bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Pemborong harus mengangkut

bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari,

harus sudah tidak ada di lapangan (site).

(8) Tenaga Pelaksanaan

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga

ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja

yang terbaik dan rapi.

Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataan

yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan

tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.

Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh

PDAM setempat sesuai dengan Domisili dengan Pemborong/ Kontraktor

tersebut.

(9) Pengamanan

Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan-peralatan

untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.

Bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh

Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

(10) Koordinasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan

koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,

Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya

kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/ dihilangkan.

Pasal 4

PENGECATAN DAN LABEL

(1) semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok/ tanah harus diberi

tanda-tanda dengan mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis

bahan anti karat dan tanda arah aliran warna akan ditentukan kemudian

(kecuali pipa PVC).

Page 38: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 101

(2) Semua pipa-pipa yang akan ditanam didalam tanah harus dilapisi berturut-

turut lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal/ plinkote minyak.

(3) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat

dengan lapisan cat dasar yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat

finish.

(4) Sebelum dilakukan pengecatan/ pelapisan dengan bahan anti karat, semua

bagian pipa harus dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan

menggunakan alat yang sesuai dengan untuk itu.

Pasal 5

PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH

(1) Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran

dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja.

Pipa yang digunakan untuk keperluan ini adalah pipa GIP.medium class A.

Fittings dari Class 10 K dengan tiap-tiap sambungan menggunakan

sambungan ulir dan fitting tape atau sambungan flange serta welding untuk

hidrant dan sprinkler.

Merk pipa: Bakrie, PPI atau setaraf.

Merk Fittings : TG, HE atau setaraf.

(2) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipments valve

harus digunakan union fitting, kecuali apabila fictures atau equipment yang

bersangkutan telah dilengkapi oleh alat-alat penyambung tersebut.

(3) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixtures atau

equipment harus dipasang valves sesuai dengan gambar. Semua valves

ukuran dia. < 2,5" digunakan screwed class 10 K, dan ukuran > 2,5"

digunakan flanged class 10 K.

Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(4) Ketentuan penggantung Pipa, Konstruksi & Persyaratan Pemipaan.

- Semua alat-alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa

sehingga tidak merusakkan pipa-pipa dan cukup kuat sehingga tidak

menyebabkan turunnya pipa-pipa yang terpasang.

- Semua pipa-pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak

diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-

langit.

Konstruksi penggantung harus memungkinkan adanya expansi termis

dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas 1".

- 1 1/4"-Mak. 7 feet.

- 1,5" -Mak 9 feet.

- 2"- Mak. 10 feet.

- 3"- Mak. 12 feet.

Page 39: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 102

- 4"- Mak. 14 feet.

- 6"- Mak. 17 feet.

(5) Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut

:

- Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus

sesuai dengan gambar rencana dan penyambungan kedap air dengan

sealing tape

- Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/

plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

- Pembobokan plesteran/ salut dinding dan pembongkaran langit yang

sudah terpasang harus dihindarkan.

- Pemasangan sparing harus pipa-pipa yang mungkin akan menembus

struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu

pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

- Pemasangan pipa-pipa atau equipment harus dilakukan sedemikian

rupa sehingga tidak ada suatu sambungan yang saling bersilangan

antara pipa-pipa air bersih dengan pipa-pipa pembuangan lainnya.

(6) Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan gergaji atau pipa

cutter. Permukaan pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai

ukuran penampang aslinya, selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari

kotoran-kotoran bekas gergaji atau perataan.

(7) Penempatan dari valves, clean out, accessories, equipment dan lain-lain

peralatan harus sedemikian rupa sehingga :

- Terlindung (bila perlu dengan tanda-tanda petunjuk).

- Mudah dicapai.

- Tidak mengganggu.

(8) Perlindungan/ proteksi waktu pelaksanaan :

- Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan

equipment atau fixtures, harus ditutup dengan cap atau plug.

- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valves,

trape dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran

yang akan menyumbat.

- Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan

kerusakan-kerusakan.

Page 40: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 103

- Semua pekerjaan gantungan pipa-pipa diplat lantai harus seizin

pengawas dan kontraktor sipil.

- Pemasangan pipa datar harus benar-benar lurus dan pemasangan pipa

tegak harus benar-benar vertikal.

- Pipa-pipa didalam shaft pipa harus diikat denga “U” klem terhadap

kanal yang ditempatkan pada jarak maksimum jauh 1,2 meter dengan

konstruksi klem seperti pada gambar.

- Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur

instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran

dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri.

- Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu

(elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan

TEE atau Cross tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa

tidak diperkenankan.

- Perubahan design oleh Pemborong atas permintaan Owner, shop

drawing yang dibuat harus dengan persetujuan pemilik proyek.

- Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki

tahanan aliran yang berlebihan tidak diperkenankan dipasang kecuali

bila disyaratkan pada buku ini.

- Sebelum dipasang, selama pemasangan dan sesudah dipasang pipa-

pipa dan accessoriesnya, terutama bagian dalamnya harus dijaga agar

tetap bersih dan harus diperiksa setiap saat terhadap kerusakan dan

kotoran.

- Harus disediakan automatic release valve pada tempat-tempat

tertinggi untuk mengeluarkan udara secara otomatis dan pada tempat

terendah harus dipasangkan katup blow off berikut pemipaannya

menuju ke saluran air hujan terdekat.

(9) Sambungan Pipa

a. Sambungan pipa yang digunakan adalah sambungan ulir, sambungan

flange dan sambungan las.

b. Sambungan ulir dipergunakan untuk pipa dengan diameter kurang

dari 4 inch dimana setiap jarak 2 length (standard pipe length) harus

diberi sambungan flange.

c. Sambungan flange dipergunakan untuk pipa dengan diameter lebih

besar dari 3 inchs, persyaratan flange yang dipakai dan pelubangnya

seperti yang tercantum pada pasal selanjutnya.

Page 41: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 104

d. Sambungan las diperlukan untuk membantu pemasangan pada

tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga segmen pipa tersebut harus

dirakit terlebih dahulu sebelum dipasang pada tempatnya. Segmen

pipa yang disambung dengan las harus dihubungkan dengan segmen

lainnya menggunakan flange.

e. Sambungan las harus dipergunakan untuk membuat “intake port” dan

“outlet-port” pada pipa header.

f. Pada sambungan ulir, terlebih dahulu harus dilapisi dengan “read-

lead cement”, kemudian dibalut dengan menggunakan pintalan

serabut kain atau pipa khusus.

g. Pada sambungan flanged harus dilengkapi dengan “Ring Type

Gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.

h. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar sudut

maksimum yang ditentukan oleh pabrik pipa yang bersangkutan

(maksimum deflection allowed).

(10) Pemasangan Peralatan Ukur/ Sensor

Pemasangan peralatan ukur dan peralatan sensor harus mengikuti

persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut

sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggung jawabkan.

(11) F i t t i n g

a. Double-nipple, socket, elbow, bend dan lainnya.

Jenis : Cast-Iron Fitting

Kelas : 150 psi

Merk : Top Brand atau setaraf.

b. Flange

Jenis : Forged Steel Flange

Kelas : 150 psi

c. Flange bolt

Jenis : Commercial Bolt

Pasal 6

PERSYARATAN PERALATAN BANTU

(1) Katup Penutup

Jenis : Bronze valve, hand-wheel operated

Stem : Non-rising (air bersih) rising stem (air cond.)

rising stem (air cond)

Kelas : 150 psi

Standard: (B.S.), (JIS), (ANSI), (ASTM).

Page 42: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 105

(2) Katup Searah

Jenis : Swing “Y” pattern bronze

Arah aliran: Horizontal atau vertikal bergantung posisi pipa

Kelas : 150 psi

Katup searah harus type anti water hummer.

(3) Katup Pengatur/ Pembalans.

Jenis : Full foot ball bronze valve, lever operated.

Kelas : 150 psi

(4) Katup Reservoir/ Foot Valve

Jenis : Ball foot ball bronze valve, lever operated.

Kelas : 150 psi

(5) Katup Pelepas Udara

Jenis : Cast-iron valve

Kelas : 150 psi

(6) S t r a i n e r

Jenis : “Y” pattern bronze

Screen : Stainless steel

Kelas : 150 psi

Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(7) Flexible Connection

Jenis : Spool type flexible rubber

Bentuk: Spherical

Kelas : 150 psi

Merk : Proco, Tozen, atau setaraf.

(8) Pressure gauge

Jenis : Bourdon, dial-gage

Fluida kerja: Air

Dial size: 10 cm

Range : 1 - 1 0 atm

Merk : Nagano,Yamamoto atau setaraf

(9) Flow Meter

Jenis : Direct-reading impact-tube

Range : 10 - 100 gpm

Tekanan kerja: 5 atm

Ketelitian: + 5%

(10) Thermometer

Jenis : Mercury expansion

Mounting: Pipa

Range : 10 - 40 centrigrade

Page 43: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 106

Kelengkapan: - Thermometer well

: - Bronze glass guard

(11) Kran Taman & Kran Botol

Jenis : Per chroom

Ukuran: 0 1/2"

Merk : TOTO,KITZ, TAHO, SAN-EI atau setaraf.

Khusus untuk kran taman/ Hose Bibb harus dilengkapi dengan

coupling penyambungan ke slang.

Pasal 7

PENGETESAN/ PENGUJIAN SISTIM PEMIPAAN AIR BERSIH

Semua peralatan yang sudah terpasang harus ditest dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

a. Sistim pemipaan harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 2 x tekanan

kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 6 atm absolut selama 6 (enam)

jam terus menerus.

b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan

plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang

bersangkutan terpasang.

c. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan

plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang

bersangkutan terpasang.

d. Pengujian dinyatakan berhasil apabila selama pengujian tidak terjadi

penurunan tekanan.

e. Pengujian dilakukan pada pipa utama sebelum pipa tersebut ditanam dalam

tanah atau didalam bagian bangunan.

f. Bila terjadi penurunan tekanan selama waktu waktu pengujian, kontraktor

harus mencari sebabnya dan segera memperbaiki kesalahan/ kerusakan/

ketidak sempurnaan tersebut dan pengujian harus diulang.

g. Pekerjaan desinfeksi, dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistim

pemipaan air bersih dengan sistim injeksi dan menjalankan pompa dan

setelah 16 jam harus dibilas dengan air bersih sehingga dosis chlorine yang

sisa tidak lebih dari 0,2 ppm

Page 44: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 107

Pasal 8.

KETENTUAN PENGGANTUNG PIPA, KONSTRUKSI & PERSYARATAN

PEMIPAAN

(1) Semua alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak

merusakkan pipa-pipa, isolasi dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan

turunnya pipa-pipa yang terpasang.

(2) Semua pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak

diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit.

Konstruksi dan jarak penggantung sesuai dengan ketentuan pada instalasi

pipa air bersih.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal dipasang miring ke atas mengikuti arah aliran,

kemiringan pipa dari 1 : 200 s/d 1 : 300.

(4) Pemotongan pipa, perlindungan/ proteksi pada waktu pelaksanaan sesuai

dengan ketentuan pabrik dan ketentuan pada instalasi pipa air bersih.

(5) Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi

lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya

pemborong sendiri.

(6) Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow,

bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan Tee atau Cross

Tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.

(7) Bila ada perubahan design atas permintaan owner, kontraktor harus

membuat shop srawing dengan persetujuan pemilik proyek.

Pasal 9

FITTING

(1) Double nepple, elbow, bend, tee, reduct, socket dan lainnya, dengan jenis

material yang sama.

Kelas atau type dari fitting harus equivalent dengan type dari pipa

tembaganya.

Pasal 10

PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR & AIR BEKAS

(1) Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan pemipaan/saluran air kotor dan air bersih buangan dari

sanitary fixtures sampai ke tempat pengolahan air kotor/ air buangan.

- Pemasangan semua sanitary fixtures dengan perlengkapannya.

Page 45: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 108

- Pembuatan bak kontrol (inspection chamber) untuk waste dan soil.

(2)Persyaratan Pemipaan Air Kotor

a. Pemasangan instalasi pipa air kotor dan air bekas harus dilaksanakan

sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam

gambar kerja.

Pipa yang digunakan harus dari jenis poly vinyl chloride (P.V.C)

klas/ kualitas terbaik (clase A.W.) tidak rapuh, merk : WAVIN atau

setaraf (SII Standard), khusus pipa menyeberangi jalan atau parkir

harus dilindungi pipa Galvanized Steel Pipe (GSP). Untuk vent dan

semua fittingnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk sambungan

monolit (solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk

dipakai.

b. Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai

berikut

- Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing

fitting.

- Pembelokkan arah aliran harus menggunakan “Y” fitting

kombinasi dari “Y” dan 1/8 “bend”, long sweep 1/4, 1/6, 1/8

dan 1/16.

- Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang “Tee” dengan short

weep 1/4 bend, untuk arah aliran horisontal ke vertikal dan

untuk belokan pembuangan dari closed.

- Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC

connection.

- Fitting, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai.

c. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan atau standard dari jenis pipa PVC system.

Tidak dibenarkan menembak/ ramset pada plat lantai untuk keperluan

penggantung pipa-pipa, kecuali dengan cara mengebor pada tempat-

tempat tertentu atas petunjuk pengawas dan kontraktor sipil.

d. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

- Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) & air bekas

ditujukan ke pipa sewage treatment melalui basin pompa

sewage.

- Semua pipa-pipa horizontal dengan kemiringan minimal 1,5 %

(1,5 cm per meter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan

lain sesuai dengan kebutuhannya.

Page 46: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 109

- Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga

tidak menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan

pada sambungannya.

- Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan

dengan cara sebelumnya.

Penyambungan pipa atau fitting harus mengikuti petunjuk dan

instruksi dari pabrik produsen via yang bersangkutan.

e. Trape harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

- Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan

pemasangan trap pada pipa yang akan menuju fixture, kecuali

apabila fixtures tersebut telah dilengkapi dengan trap

tersendiri.

- Trap harus dipasang ditempat yang sudah dicapai dan harus

menggunakan clean out plug.

f. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan

brass strainer yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan.

Merk : Toto atau setaraf.

g. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Pipa horizontal harus dipasang miring ke arah aliran drain

yang menuju pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang

berbentuk trap.

- Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas

dengan ukuran yang sama, diteruskan ke atap sebagai vent

yang dengan pipa-pipa vent vertikal lainnya.

- Pipa vent yang berasal dari kelompok fixtures, jika

dihubungkan dengan pipa vent utama harus pada ketinggian

tidak kurang dari 30 cm diatas atap dan harus dilengkapi

dengan flashing fittings.

h.Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (sloop plat

lantai,

dinding atau balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton

yang bersangkutan dicor.

- Jika tidak memakai isolasi maka sleeve harus dipasang

minimal satu ukuran lebih besar dari pada aslinya.

- Sleeve yang dipakai adalah galvanized steel pipe.

- Rongga antara pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat

dengan bahan yang elastis.

Page 47: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 110

i. Perlindungan/ proteksi sesuai dengan cara sebelumnya.

j. Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari

satu merk dan mengikuti standard yang sama.

k. Fittings terbuat dari bahan yang sama dengan jenis bahan pipa dan

merupakan cetakan pabrik.

l. Semua pipa tegak harus dijangkar kuat pada tiap jarak 2,5 m

maksimum. Untuk pipa mendatar harus ditumpu/ digantung kuat pada

jarak maksimum 2 m.

m. Semua clean out adalah yang dimaksud sampai menembus lantai

(floor clean out) atau type clean out lantai.

Merk : San-Ei, Toto atau setaraf.

n. Untuk fitting/ belokan yang menerima beban vertikal akibat adanya

pipa tegak diatas harus diberi penumpu beton/ thrust blok.

o. Pipa vent tegak yang keluar dari permukaan tanah harus mempunyai

ketinggian 2,5 m dan diujung pipa tersebut dipasang Tee.

p. Pengujian dari seluruh sistim pemipaan air kotor/ bekas ini dilakukan

setelah pemasangan selesai dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

CM/ Perencana.

q. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk

keperluan pengujian tersebut dan segala biaya menjadi tanggung

jawab Pemborong.

r. Pemasangan/ perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar

pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tertera jelas dalam

gambar.

s. Pada jalur pemipaan setelah keluar dari bangunan harus dipasang

inspection chamber dengan konstruksi sesuai dengan persyaratan/

standard.

t. Pada bagian bawah dari pipa tegak ke pipa datar harus diberi

penumpu/ support dan pipa datar lainnya diberi penggantung.

Pasal 11

PERSYARATAN SAMBUNGAN PIPA AIR KOTOR

(1) Sambungan pipa PVC harus menggunakan sambungan dengan “solvent

cement”.

Page 48: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 111

(2) Sambungan harus mampu menahan tekanan air kotor sebesar tinggi kolom

air dari pipa terendam sampai ke titik ujung atap pipa vent stack.

(3) Sambungan antara pipa dan arah yang berbeda harus menggunakan “Long

Radius Elbow” dan/ atau combination WYE.

(4) Fitting yang digunakan harus dari jenis “Injection moulded fitting”, fitting

dari jenis welded fitting tidak diperkenankan untuk dipakai.

Pasal 12

PENGUJIAN SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR & VENT

(1) Semua lubang keluar/ pembuangan harus ditutup rapat dengan menggunakan

plastik yang khusus untuk itu.

(2) Seluruh sistem pemipaan diisi dengan air sampai ke lubang pipa vent yang

tertinggi.

(3) Bila selama 60 menit penurunan permukaan air tidak lebih dari 10 cm,

pengujian dinyatakan berhasil.

(4) Bila penurunan permukaan air melebihi batas yang telah ditentukan maka Kontraktor

harus segera memperbaiki dan pengujian harus diulang kembali.

Pasal 13

PEMASANGAN INSTALASI AIR HUJAN

(1) Pemasangan dan pemipaan ini meliputi :

- Pemasangan semua instalasi air hujan dari atap sampai ke bak kontrol

di lantai dasar.

- Pemasangan roof drain dari pipa yang bersangkutan.

- Seluruh bak kontrol untuk air hujan tidak termasuk dalam skope ini

(masuk pekerjaan sipil/ arsitektur).

(2) Pipa yang digunakan harus PVC pipe dari clase AW dengan solvent cement.

Merk : Ruchika, Wavin, Pralon atau setaraf.

Roof drain ttype cast iron drain.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal, kemiringan pipa harus sesuai dengan gambar

dan keadaan setempat.

Pengetesan kebocoran dilakukan sesuai dengan diatas.

Page 49: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 112

Pasal 14

GROUND RESERVOIR

Reservoir bawah dengan kapasitas 18.2 m3, terbuat dari beton bertulang kedap air,

dengan perlengkapan pipa pengisi lengkap dengan float kontrol, pipa vent peluap,

pipa keluar dari jenis GIP, manhole, float valve dari stainless steel, tangga

pengontrol, elektroda water level kontrol.

Reservoir harus diuji terhadap kemungkinan kebocoran. Semua peralatan harus

dapat berfungsi dengan baik.

Pasal 15

PETUNJUK KERJA DAN PETUNJUK PEMELIHARAAN INSTALASI

(1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai pelaksanaan

pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam

mengoperasikan serta memelihara seluruh sistim perlengkapan instalasi

yang dilaksanakan.

(2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik

Bangunan sehingga mahir dalam mengoperasikan seluruh peralatan dan

sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik

Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.

(3) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan seluruh

peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang

ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup

menggantikannya.

(4) Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistim

instalasi san petunjuk pemeliharaan kepada CM. Brosur-brosur yang

dikeluarkan pabrik pembuat peralatan tidak dapat dianggap sebagai petunjuk

kerja dan petunjuk pemeliharaan, tetapi dapat dilampirkan hanya sebagai

pelengkap.

(5) Buku petunjuk sistim kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan harus

disusun sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal

dengan muka depan tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan

dan tertulis dalam Bahasa Indonesia.

Buku tersebut harus memuat :

- Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi Plumbing

secara keseluruhan.

- Sistim kerja dari setiap bagian instalasi.

- Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan serta mengatasi

kerusakan-kerusakan kecil yang mungkin timbul.

Page 50: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 113

- Tebal peralatan yang memuat macam dan jumlah mesin/ peralatan

lokasi, pabrik asal, tipe, tahun pembuatan, nama dan alamat

perusahaan yang menjadi agen di Indonesia.

- Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang. Jangan

memasukkan brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada

sangkut pautnya dengan peralatan yang terpasang.

- Petunjuk pemeliharaan dari sistim instalasi dan semua peralatan, yang

memuat tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan

berkala, tabel pelunasan dan daftar suku cadang.

Pasal 16

PENGUJIAN INSTALASI, RUNNING TEST DAN COMMISSIONING

(1) Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat dijamin

bahwa pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka

panjang.

(2) Tata cara pengujian dan pelaksanaan pengujian harus dilakukan dibawah

pengawasan CM.

(3) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian

menjadi tanggungan Kontraktor.

(4) Kontraktor harus menanggung biaya untuk pemeriksaan dan pemberian izin

dari instansi yang berwenang, bila diperlukan.

(5) Sebelum melakukan test, Kontraktor harus menyerahkan prosedur running

test kepada Direksi/ CM berikut start up manual yang dikeluarkan dari

pabrik pembuat mesin tersebut.

(6) Harus dilakukan oleh tenaga ahli dari penjual mesin/peralatan tersebut yang

mana telah mendapat pendidikan khusus untuk itu dari pabrik pembuat

mesin tersebut.

(7) Harus disaksikan oleh Pemberi Tugas, CM/ Team Pengawas dan badan lain

yang berwenang.

Page 51: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 114

XV.PEKERJAAN DINDING

(1) Pekerjaan Dinding Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan

dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding

bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan

dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan bahan

a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk

lokal dan disetujui Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata

harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

b. Batu bata yang digunakan ukuran 10 x 10 x 20 cm dengan

mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna serta

disetujui Direksi Pengawas.

c. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk,

mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.

e. Air untuk adukan pasangan, harus bersih, tidak mengandung

lumpur, minyak, asam, base serta memenuhi PUBI-1982 pasal

9.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih

dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi

Pengawas minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang

berlainan untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Seluruh dinding dari pasangan batu menggunakan adukan 1pc :

4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen raam.

c. Untuk dinding semen raam/rapat air, adukan yang digunakan 1

pc : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan

sloof/balok sampai 50 cm diatas permukaan lantai setempat.

Page 52: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 115

(2) Pekerjaan Plesteran Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat

tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu

bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh

detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I

dan yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan dalam NI-8.

b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI-1982.

c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.

d. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-

benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus

bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1

Pc : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam/rapat

air.

b. Pada dinding batu bata semen raam/rapat air diplester dengan

aduk campuran 1 PC : 2 pasir

c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu

dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.

d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas

tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan

dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan

disetujui Direksi Pengawas.

e. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan

tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel

pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan

utuh dan tidak ada cacat.

Page 53: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 116

f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,

terlindung bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup

menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan

jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada

Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap

dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

Material yang tidak disetujui diganti dengan material lain yang

mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan

memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi

persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa

site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan

untuk di mulainya pekerjaan.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi

dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada

Direksi Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan

pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan

diselesaikan.

j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish

15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat

ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,

pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.

k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan

lain sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm

dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai

mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan

sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan

berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi

permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi

dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang

bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

n. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada

kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa

garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan

disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

Page 54: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 117

XVI.PEKERJAAN LANTAI

A.Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Bangunan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang

bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada finishing lantai

bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan bahan

a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik KIA atau merek

setara lainnya.

b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna

harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan

lentur 250 kg/cm2 dan tingkat I (satu).

d. Bahanpengisi siar dari grout semen

berwarna/ibagrout/Titlegrout.

e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 2 pasir ditambah bahan

perekat/ Ibafix.

f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai.

- Ukuran 30 x 30 cm digunakan sebagai finishing

keseluruhan lantai sesuai yang disebutkan/ditunjukkan

dalam detail gambar.

- Ukuran 20 x 20 cm digunakan sebagai finishing

keseluruhan keramik lantai WC dan Ukuran 20 x 30 cm

digunakan sebagai dinding keramik WC sesuai yang

disebutkan/ditujukkan dalam detail .

g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan

peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan

SII 0023-81.

h. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi

PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

Page 55: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 118

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih

dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh

bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi

Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat

shop drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi

Pengawas.

c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak

retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan

ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan.

e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar

rata.

f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang

(lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan

kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta

petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis

sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk

siar-siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya.

g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan

persyaratan warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik

yang dipasangnya.

h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat

pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang

bersangkutan.

i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala

macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul

bersih.

j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada

permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang

ditunjukkan dalam gambar.

k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik

direndam dalam air sampai jenuh.

l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat

gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku

dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna.

Page 56: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 119

m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh

pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari

kemungkinan cacat pada permukaan lantai.

B.Pekerjaan Lapisan Paving Block Area Parkir

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lapisan paving block ini dipasang sebagai lapisan

finishing pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan

dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan paving block dari produk yang bermutu baik dan

disetujui Direksi Pengawas.

b. Bahan harus memenuhi ketentuan dari Asutralian Standard For

Metric Concrete Building Block, As 1500-1974, dengan berat

jenis 2200 kg/m3.

c. Type dan lokasi pemasangan :

- Type interblock 16,8 warna, dengan subbase dari bahan

lapisan sirtu padat tebal 35 cm dan lapisan pasir urug

atas lapisan sirtu tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan

finishing untuk tempat parkir dan jalan serta seluruh

detail yang ditunjukkan dalam gambar.

- Type Interblock 16,6 warna, dengan subbase dari bahan

lapisan pasir urug padat tebal 5 cm, dipasang sebagai

lapisan finishing untuk Trotoir serta seluruh detail yang

ditunjukkan dalam gambar.

d. Sirtu yang digunakan dari dalam sungai dengan ukuran gradasi

klas B (100% lolos ayakan 1,5 inchi), bahan harus memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 13,

ASTM No. 13/D3/C235 dan peraturan Bina Marga No.

01/ST/BM/1972.

Page 57: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 120

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh permukaan tanah dasar (sub grade) dan lapisan

subbase dari hamparan sirtu, harus dipadatkan dengan Smooth

Wheel Rollers kapasitas 8 ton, hingga tercapai hasil struktur

lapisan homogen dan kepadatan yang maksimal. Penggilasan

dilakukan dari bagian tepi yang maksimal. Penggilasan

dilakukan dari bagian tepi kerah tengah dengan pengulangan

minimal 6 kali.

b. Lapisan paving block dipasang diatas lapisan pasir urug yang

telah dipadatkan serta telah disiram dengan air yang bersih.

c. Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat

maksimum 8 mm, selanjutnya nat atau se-sela tersebut diisi

dengan pasir beton yang diayak dengan mata ayakan

maksimum 2 mm.

d. Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh

permukaannya diratakan dengan menggunakan mesin

penggilas kapasitas 1 ton atau sesuai yang disyaratkan dalam

pekerjaan ini.

e. Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang

patah, retak atau yang ada cacat-cacat lain.

f. Hails pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang

pada permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi

genangan air.

g. Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan

dengan detail-detail gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran

dan jenis warnanya.

h. Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/ retak/ rengat pada

permukaannya. Hasil pemasangan harus rata dengan

kelandaian/ kemiringan sesuai yang disyaratkan/ ditentukan

dalam detail gambar.

Page 58: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 121

XVII.PEKERJAAN KAYU KOSEN, PINTU & JENDELA

(1) Pekerjaan Kosen Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk

pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang

bermutu baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan

- Bahan kosen dari kayu Bangkirai yang telah

dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas

awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC

- Ukuran finish kosen sesuai detail gambar.

- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan

dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan

memenuhi persyaratan SII 0458-81.

- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering

dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-

retak, mata kayu fan cacat lainnya.

- Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk

seluruh bahan kayu kosen yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan

untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di

lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari

bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,

mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan

harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara

yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari

kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-

klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan

Page 59: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 122

hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-bidang tampak

tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-

siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam

keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila

ditentukan lain.

e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran

jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan

mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan

diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah

pembukaan pintu/jendela.

g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus

lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela

bekerja dengan sempurna.

h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni

atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh

Direksi Pengawas.

i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi

penguat angkur diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu

yang tegak dipasang 3 angkur dan untuk sisi kosen jendela 2

angkur.

j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan

dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen

pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1

PC : 2 pasir beton : 3 koral.

(3) Pekerjaan Daun Jendela Kaca

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela

kaca/frame dari kayu bangkiray untuk seluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Page 60: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 123

2. Persyaratan Bahan

Bahan Panel

Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan

dalam PUBI 82 pasal 63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca rayband

tebal 5 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan

untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi

dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari

bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,

mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan

jendela ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada

ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkenan

cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka

jendela dan penguat lain agar tetap terjamin kekuatannya

dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan, tidak boleh ada

lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas

persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan

bekas/cacat pada permukaan rangka yang tampak.

e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak

bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat

berfungsi dengan baik.

(4) Pekerjaan Daun Pintu Double Teakwood Bagian Dalam Lapis aluminium

Seng

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun pintu double teakwood bagian

dalam lapis aluminium seng dipasangkan pada pintu-pintu dan

seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam

gambar.

Page 61: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 124

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan,

mutu I, kelas kuat II dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang

ditunjukkan dalam gambar.

b. Pengisi pintu dari bahan block board tebal 18 mm lapis double

Teakwood 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah

sisi/muka block board.

c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan

dalam detail gambar, dipasang list dari kayu Ramin yang telah

dikeringkan, lebar 5 cm, pemasangan sesuai detail gambar.

d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan

permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu

dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan,

disyaratkan maksimum 12%.

Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam

NI-5 (PKKI tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi

persyaratan dlm SII 0458-81.

e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam

negeri merk Asahi, teak Teakwood dari merk Asahi atau yang

setara dan Teakwood merk Singa Laut, bahan-bahan yang

digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun

1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.

f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan

permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan

lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain

yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan

untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di

lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari

bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,

mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu

ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat

dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung

dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

Page 62: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 125

c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu

agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan

kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas

penyetelan.

d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus

dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu

merupakan ukuran jadi.

e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen

dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu

yang bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang

telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan

daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan

penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim

pres di pabrik).

f. Tebal lapisan aluminium seng daun pintu, bentuk dan susunan

pelapisannya, sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas

persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan

bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.

h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,

tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan

baik dan sempurna.

Page 63: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 126

XVIII.PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

(1) Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-

bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari

seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun

jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam

gambar.

(2) Persyaratan Bahan

1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,

seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah

disetujui Direksi Pengawas.

2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan

gambar.

3. Perlengkapan Daun Pintu

a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu

enkel dan 2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela

minimum dipasang 2 buah setiap daunnya, menggunakan

engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie 414, atau

merk lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.

Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup

kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin

stainless steel atau satin chromium.

b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam

gambar, dipasang Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin

type/serie LCN 1000 (steel grey)

c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah

disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang peralatan-

peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau merk lain,

antara lain :

- Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel

- Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium

- Door Stop type/serie 431 dari alumunium

- Door viewer type/serie DV 004 dari Brass

- Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass

Page 64: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 127

d. Lock set, Handle dan Back Plate

- Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double

teak Teakwood dan daun pintu glasal, digunakan kunci

pintu merk Schlage type/serie A dan B dengan material

finish satin stainless steel atau satin chromium.

- Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan

D adalah Orbit.

e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish

lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan

dihilangkan sama sekali.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila

dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah

disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan

menggunakan sekrup dan nylon plug.

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum

dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada

Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik

yang bersangkutan.

2. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk

mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-

contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya

test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu

kebawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari

permukaan lantai keatas.

Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

4. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada

Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Page 65: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 128

XIX.PEKERJAAN ATAP

A.PEKERJAAN RANGKA ATAP

(1) Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang

disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. - Terbuat dari bahan baja Ringan mutu terbaik, produk dalam

negeri, dan yang disetujui Direksi Pengawas.

- Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Kolom Baja 200.100.5,5.8 mutu BJ 37

Kuda-kuda + jurai Baja 150.75.5.7 mutu BJ 37

Plat stefner + assesories, mutu ST 42

Gording canal kait C 125.50.20.3,2

Baja ∟ 40.40.4 dudukan gording mutu BJ 37

Trekstang besi Ø 16 + jarum keras

Sograd besi Ø 12 lengkap mur-baut

c. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar

konstruksi dan harus mengikuti prosedur/ persyaratan-

persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang

berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan

ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat

dipasang dengan tepat dilapangan.

Page 66: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 129

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila

dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak

ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan

disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan

gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus

mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus

membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail

lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,

jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan

dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab

terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel

yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las

listrik serta pengelasannya sudah melalui test & harus

memiliki ijasah yang menetapkan kualifikasi, jenis pengelasan

yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan

dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.

i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun

merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya

boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan

yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus

menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas

hasil pengelasan yang dilakukan.

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las

ulangan,baikbekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang

benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka

lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan

percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las

yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak

harus dibuang sama sekali.

Page 67: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 130

B.PEKERJAAN PENUTUP ATAP

I.PEKERJAAN ATAP DAK

1.Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti

yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini

meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,

sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2.Persyaratan Bahan

Semua persyaratan pelaksanaan dan mutu beton untuk atap dak sepeti

tercantum balam bab pekerjaan beton.

II.PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG BETON

1. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup

atap seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar

rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan

dengan pekerjaan pemasangan atap, seperti pekerjaan baja,

pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya.

2. Persyaratan Bahan

Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan,

contoh-contoh semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang

akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan

persetujuan konsultan perencana dan konsultan pengawas.

a. Bahan : Genteng Metal

b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau

berjamur, tahan terhadap perubahan cuaca, dan dapat

mereduksi udara panas dan suara hujan.

c. Spesifikasi bahan :

� Ukuran seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan

gambar rencana, dan sesuai persetujuan konsultan pengawas.

Page 68: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 131

d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu

harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan

persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi

diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam

bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus

disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

XX.PEKERJAAN PLAFOND

(1). Pekerjaan langit-langit gypsum

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

b. Pekerjaan langit-langit gypsum ini dilakukan pada ruang serta

seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau

sesuai petunjukk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan : gypsum tebal 9 mm, produk bermutu baik, dan

disetujui oleh Direksi Pengawas.

b. Pola pemasangan :Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam

gambar.

c. Rangka plafond metal furing. Pola pemasangan rangka

pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos ukuran 3 x 4

cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.

Page 69: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 132

4. Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu

harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan

persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi

diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam

bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus

disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya

pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat

hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum

dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang

terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan

sempurna.

e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya

pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang

diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak

tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih

dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC

dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi

dengan Direksi Pengawas.

f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm untuk lantai

2 sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata/waterpas,

jarak pemasangan satu sama lain (naad) dibuat 0,5 cm atau

sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,

pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu

sama lian. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.

h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil

ukuran sesuai yang ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan

kayu kamper yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

Page 70: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 133

XXI.PEKERJAAN PENGECATAN

(1) Pekerjaan Pengecatan Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta

seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan cat buatan dalam negeri produk Danapaint, ICI atau

merk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Jenis cat finishing/akhir

- Jenis Vinyl Acrylic emulsion digunakan sebagai cat

finishing dinding/beton bagian dalam (interior).

- Jenis Weathershield digunakan sebagai cat finishing

dinding/beton bagian luar (exterior).

- Pengecatan untuk dinding/beton bagian dalam/luar

minimal dilakukan 2 lapis.

c. Warna akan ditentukan kemudian.

d. Cat dasar

- Digunakan jenis alkali Pimer (untuk dinding/beton

bagian dalam)

- Digunakan jenis Sealer (untuk dinding/beton bagian

luar)

- Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata

dan sama tebalnya.

e. Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2/liter untuk pengecatan 1

lapis.

f. Pengencer air bersih maksimum 20%.

g. Pengeringan minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat

dilakukan.

h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS no. 3900-

1970. AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang

bersangkutan.

Page 71: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 134

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih

dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapat

persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan

persyaratan teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan

warna cat kepada Direksi Pengawas.

c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan

harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan

debu.

d. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah

diratakan/dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul-

betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi

Pengawas.

e. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan

membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi

Pengawas.

f. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk

permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan,

dipakai kuas yang baik.

g. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan

memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-

pekerjaan yang ada didalamnya.

h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan

terjadinya sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-

pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

(2) Pekerjaan Pengecatan Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga

kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, daun pintu dan

daerah service serta permukaan kayu yang tampak sesuai yang

ditentukan/ ditunjukkan dalam detail gambar.

Page 72: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 135

2. Persyaratan Bahan

a. Digunakan bahan finishing melamine semi gloss buatan dalam

negeri dari mutu terbaik produk I C I atau dari produk lain

yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Seluruh permukaan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir,

harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan

licin.

c. Sebagai cat awal digunakan cat jenis Pinotex clear yang

dilapiskan sehingga tebal dan merata pada seluruh permukaan

pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui

Direksi Pengawas.

d. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam NI-4 serta sesuai ketentuan-ketentuan dari

pabrik yang bersangkutan.

e. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan

contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua)

jenis hasil produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan

Direksi Pengawas.

b. Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari

pabrik yang bersangkutan.

c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan

pengecatan dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan

kepada Direksi Pengawas.

d. Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh

yang disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi

Pengawas, penukaran dan penggantian bahan menjadi

tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya

tambahan biaya.

e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan

dengan bahan/ alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik,

sampai merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus

dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi

persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.

Page 73: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 136

f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk

gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta

kering betul.

g. Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu

pada permukaan pengecatan.

h. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.

i. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga

dicapai hasil pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya.

Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan

awal.

j. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh

pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.

XXI.MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pasal 1

INSTALASI LISTRIK

1.1. Persyaratan Umum

(1) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Listrik

yang telah mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C dari PLN

setempat dan SIPP kelas A dari pemerintah setempat.

(2) Gambar spesifikasi dan risalah aanwijzing merupakan suatu kesatuan yang

saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan

yang baik dengan kontraktor lain dalam pekerjaan ini, sehingga secara

bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan

spesifikasi yang ditentukan.

(3) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, disamping

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku :

- A.V. 1941

-Puil 1987

-AVE/VDE.

- Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan

Kerja Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja

Pemerintah Daerah setempat.

- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan

material tersebut dibuat.

- Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia

Page 74: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 137

(4) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh

Kontraktor/ Instalatur listrik maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu

harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Lapangan.

(5) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-

penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut

harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) As Built Drawing

dan harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.

(6) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :

- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-

peralatan yang dipasang.

- Biaya keur dan biaya tanggungan instalsi

- Biaya administrasi pengurusan penyambungan.

(7) Semua instalasi peralatan dan mesin yang telah dipasang sebelum

diserahkan harus dites mengenai kemampuan bekerjanya , sesuai dengan

ketentuan yang dipersyaratkan.

(8) Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang dipasang kepada

direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian

contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan pemborong.

(9) Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam

spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan harus

dilakukan oleh tenaga ahli.

(10) Pengawas

Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya. Kontraktor

wajib menempatkan pengawas untuk mengawasi pekerjaannya sendiri.

Penanggung jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada di tempat

pekerjaan dan dapat mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan.

(11) Commisioning & Testing

a. Pemborong pekerjaan instalasi harus dilakukan testing dan pengukuran

yang dianggap perlu untuk memeriksa, mengetahui apakah seluruh

instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah

memenuhi persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan

testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Hal ini

termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing.

Page 75: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 138

1.2. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal.

1.2.1. Umum

Pekerjaan sistem elektrikal meliputi semua bahan, peralatan, tenaga kerja,

pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan trainning

bagi calon operator.

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan sistem distribusi daya listrik

- Pengadaan, pemasangan, dan penyambungan panel tegangan

menengah

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan

menengah lengkap dengan cable fitting lainnya.

- Pengadaan dan pemasangan trafo distribusi

- Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan

rendah dengan berbagai ukuran dan type.

- Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, armatur lampu, kotak

kontak dan pompa.

b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak

1. Sistem Penerangan dan Stop Kontak

- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya.

- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa atau

khusus

- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, switches

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi

pelindung kabel serta berbagai accecoris lainnya seperti box untuk

saklar, stop kontak, junction box, flexible conduit, bends/elbows,

socket, dll.

- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi

penerangan dan stop kontak.

- Pengadaan dan pemasangan pipa conduit, flexible harus dipasang

untuk melindungi kabel antara kotak sambung dan armature lampu.

2. Pekerjaan Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting)

- Pengadaan dan pemasangan tiang lampu, armature, lampu, kabel

instalasi dan pipa pelindung kabel dan accecorisnya.

3. Instalasi dan pemasangan kabel

a.Umum

Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi

persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru,jelas

ditandai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalan.

Page 76: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 139

Konduktor yang dipakai dari type :

- Untuk

instalasi penerangan adalah NYM/NYA denganconduit PVC.

- Untuk

kabel distribusi adalah NYY

Semua kabel harus berada dalam conduit UPVC High Impact yang

disesuaikan ukurannya, semua kabel pada rak kabel harus diklem.

b. Splice/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya splice baik dalam feeder maupun

cabang, kecuali pada outlet yang bisa dicapai.Sambungan kabel

circuit cabang harus di buat secara mekanis dan harus teguh secara

electric.

Semua sambungan kabel baik dalam junction box, panel atau tempat

lain harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga

yang diisolasi porselen, bakelite atau PVC.

c.Bahan isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti

karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin splice case, composition

dan lain-lain harus dari type yang disetujui.

d. Penyambungan kabel

- Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak-kotak

penyambung yang khusus untuk itu.

- Kabel-kabel disambung sesuai warna atau nama masing-masing

dan dites tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan.

- Penyambungan tembaga dilapisi timah putih dan kuat.

- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi untuk

pipa PVC yang khusus untuk listrik.

- Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, harus

dilindungi GIP conduit.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan

- Instalasi penerangan tanpa ceiling gantung, saluran penghantar

(conduit) ditanam dalam beton.

- Instalasi penerangan dengan ceiling gantung, saluran penghantar

(conduit) dipasang di atas cable tray dan diletakan di atas ceiling.

- Instalasi saluran penghantar di luar bangunan digunakan saluran

beton, kecuali untuk penerangan taman digunakan pipa

galvanized.

- Setiap kabel dalam bangunan digunakan pipa conduit minimum

5/8” diameternya.

- Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus

dilengkapi dengan socket/ lock nut.

f. Pemasangan kabel dalam Tanah

- Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.

- Kabel yang langsung ditanam dalam tanah harus dilindungi bata

merah, diberi pasir , ditanam minimal 80 cm.

Page 77: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 140

- Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi

pipa Galvanized.

- Kabel yang menyebrang jalur selokan, dilindungi pipa galvanized

atau pipa beton.

- Galian untuk tempat kabel harus bersih dari bahan-bahan yang

dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran bahan

kimia, dll.

- Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara

langsung, harus menggunakan peralatan khusus unrtuk

penyambungan kabel dalam tanah.

3. Konstruksi Panel dan Instalasinya.

a. Kabinet.

Semua kabinet harus di buat dari plat baja dengan tebal

minimum 2 mm. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan

kunci-kunci.

b. Finishing

Semua kabinet dicat dengan warna yang ditentukan

direksi.Semua kabinet dari pintu untuk panel board listrik,

di buat tahan karat atau diberi lapisan anti karat.

c. Pasangan panel

Pasangan panel sedemikain rupa sehingga setiap peralatan

dalam panel dengan mudah dijangkau tegantung macam

atau type panel.

d. Panel-panel Sub Distribusi Utama

Panel-panel sub distribusi harus seperti ditunjuk pada

gambar, kecuali ditunjuk lain.

e. Papan nama

Setiap pemutus daya harus dilengkapi dengan papan nama

dan dapat dilihat dengan mudah.

f. Bus-bar/ Rel

Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan

luarnya dilapis dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai

dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang

yang ukurannya disesuaiakan dengan ukuran PUIL.

g. Terminal dan Mur Baut

Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga dan

disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan

tembaga atau mur baut yang divernikel dengan ring

tembaga.

Page 78: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 141

h. Cadangan/ Penyambungan di kemudian hari

Bila dalam gambar ada cadangan, maka ruangantersebut

dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung

dsb, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat

berupa equipment bus bar, panel kayu, switch, circuit

breaker, dll.

i. Alat-alat ukur

Setiap panel dilengkapi dengan alat ukur seperti pada

gambar.

j. Transformator Arus

Traformator fully hermetic, oil immersed indoor type,

victor group Dyn 5 dalam ruangan berventiasi.

k. Sikring

Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Sikring

harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan

yang dapat dicabut.

Sikring cadangan disediakan sebanyak sikring yang ada

disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal.

l. Kabel-kabel pengontrol

Dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap dan dibundel

dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran

minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 volt PVC.

m. Merk Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu

pabrik. Panel adalah assembling lokal.

n. Peralatan Pengaman Pemutus Daya

Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan moulded

case.

o. Pilot Lamp

Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :

1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T

2. Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan

sistem telah on / off.

3. Pilot lampu untuk remote control pada panel.

Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan di atas

merupakan keharusan, biarpun pada gambar tidak

tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp :

1. Untuk phase R: warna merah

2. Untuk phase S: warna kuning

3. Untuk phase T: warna biru

Page 79: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 142

4. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau dengan

saklar, ataupun dengan Time Switch menyatakan sistem on dengan warna

merah.

5.Untuk menyatakan sistem telah off dengan warna hijau.

XXIII.PEKERJAAN SANITAIR

(1) Pekerjaan Sanitair

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu

baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/ kamar

mandi/ WC serta seluruh detail sesuai yang dinyatakan/

ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan bahan

a. Pemasangan Closet

Closet duduk pada Toilet digunakan produk TOTO, type C 721

PV 1, atau dari merk lain yang setara dan disetujui Direksi

Pengawas,warna ditentukan kemudian.

b. Wastafel yang digunakan produk TOTO dan KIA type L

237V3, warna standard atau dari merk lain yang setara dan

disetujui Direksi Pengawas.

c. Kran dinding dari merk TOTO dan KIA type T 23 BS13V52

atau dari type lain yang disesuaikan dengan kegunaan seperti

yang disyaratkan dalam gambar detail. Pemasangan kran

dinding lengkap pemasangan “stop kran dan siphon” bahan

dari merk yang sama.

e. Urinoir digunakan merk TOTO & KIA type U-57M atau KIA,

warna standard atau dapat digunakan dari merk lain yang

setara dan disetujui Direksi Pengawas.

f. Floor drain dari ex Japan merk San-Ei type H51 (Floor

strainer) atau dapat digunakan merk lain yang setara, ukuran

4" x 2" warna verchroom lengkap pemasangan spoonnya.

g. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah

didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

Page 80: spek teknis

D IN AS P EKERJ AAN UM UM -- - P EM ERINT AH KO T A 143

h. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala

perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh

pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah

disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada

Direksi Pengawas beserta persyaratan pabrik untuk

mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus

diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan

pengganti harus disetujui Direksi Pengawas berdasarkan

contoh yang diajukan Kontraktor.

c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti

gambar-gambar yang dan kondisi dilapangan, termasuk

mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan

detail-detail sesuai gambar.

d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan

gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka

Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi

Pengawas.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat

bila ada kelainan/ perbedaan ditempat itu sebelum kelainan

tersebut diselesaikan.

f. Selama wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada

kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa

garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan

disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

g. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang

sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya.