sosiologi industri

34
SOSIOLOGI INDUSTRI Mengapa perlu SOSIOLOGI INDUSTRI? KARENA PERKEMBANGAN INDUSTRI (INDUSTRIALISASI) BERPENGARUH TERHADAP KONDISI SOSIOLOGIS MASYARAKAT, DAN SEBALIKNYA KONDISI SOSIOLOGIS MASYARAKAT BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI (INDUSTRIALISASI)

Upload: awwaww

Post on 18-Dec-2014

467 views

Category:

Documents


108 download

DESCRIPTION

sosiologgi

TRANSCRIPT

Page 1: Sosiologi Industri

SOSIOLOGI INDUSTRIMengapa perlu SOSIOLOGI INDUSTRI?

KARENA PERKEMBANGAN INDUSTRI (INDUSTRIALISASI) BERPENGARUH TERHADAP KONDISI SOSIOLOGIS MASYARAKAT, DAN SEBALIKNYA KONDISI SOSIOLOGIS MASYARAKAT BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI (INDUSTRIALISASI)

Page 2: Sosiologi Industri

Pengalaman Historis Tiga Negara Besar di Eropa abad 17

3 negara besar Eropa (Inggris, Perancis, dan Jerman) dalam proses industrialisasinya memiliki perkembangan yang BERBEDA.

Inggris merupakan negara pertama yang mencapai taraf pemerintahan yang demokratis.

Revolusi Perancis terjadi karena negara itu tidak demokratis.

Page 3: Sosiologi Industri

INGGRIS Di Inggris, perjuangan politik berlangsung

mulai awal abad 17. Titik kulminasinya adalah Revolusi yang

dimulai pada tahun 1640. Akibat Revolusi: tergantinya struktur politik

lama dengan struktur yang baru. Yaitu hilangnya restriksi lama dengan berpindahnya kekuasaan politik ke tangan kaum kapitalis dan borjuis, yang kemudian beraliansi dengan seksi aristokrasi yang lebih progresif.

Page 4: Sosiologi Industri

Akibatnya perkembangan ekonomi di Inggris maju dengan pesat.

Abad 18, inovasi teknologi mendorong metamorfosis dalam organisasi industri manufaktur inovasi ini berpengaruh terhadap penyebaran mesin-mesin dan hasil industri pabrik.

Industri manufaktur kapas menjadikan Inggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial.

Page 5: Sosiologi Industri

PERANCIS Berbeda dengan Inggris, revolusi Perancis

th. 1789 merupakan usaha kaum borjuis Perancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan serta kebebasan.

Revolusi ini menginstitusionalisasikan perubahan politik dan mengisyaratkan sebuah kelengkapan organisasi masyarakat.

Page 6: Sosiologi Industri

meskipun rasionalisme sekuler sebagai prinsip penuntun perilaku manusia telah berkembang sejak abad 16, tetapi perubahan politik yang sesuai dengan hal ini tidak terjadi sebelum abad 18.

Abad 19 situasi politik Perancis berubah, posisi kuat pemerintah yang dipegang oleh kaum borjuis liberal merosot akibat menguatnya kekuasaan otokratis (hadir dalam kekuatan MONARKHIS Napoleon Bonaparte).

Page 7: Sosiologi Industri

Yang terjadi kemudian: negara yang kuat mengontrol seluruh aktivitas POLITIK dan EKONOMI masyarakat. negara menghalangi aksi bersatunya kaum borjuis dengan cara mengkooptasinya ke dalam rezim yang berkuasa.

Spirit Republikan di Perancis bangkit lagi pada tahun 1830, 1848, dan 1871. ( meskipun hasil yang telah dicapai dihancurkan oleh pemerintahan yang berdiri berikutnya.)

Page 8: Sosiologi Industri

Beberapa hal yang berhasil dicapai dalam revolusi Perancis al: kontrol harga, partisipasi dalam pemerintahan lokal, serta kemerdekaan para budak afrika.

Perubahan-perubahan konstitusional yang menjadi hasil revolusi Perancis 1789 secara kuat mempengaruhi pemerintahan monarkhis, imperial, serta republikan yang mengikutinya di abad 19.

Page 9: Sosiologi Industri

JERMAN Jerman mengambil bagian dalam

restorasi Eropa modern tanpa pernah mengambil bagian dalam revolusi-revolusinya.

Abad 19, Jerman terkomposisi atas negara-negara berdaulat yang terikat dalam agregasi yang longgar. ( berakhir ketika Prusia mampu mencapai persatuan Jerman dibawah kepemimpinan Bismark).

Page 10: Sosiologi Industri

Industrialisasi di Jerman telah dimulai sebelum terjadinya UNIFIKASI POLITIS, tetapi momentum besarnya baru berlangsung setelah tahun 1871.

Proses Industrialisasi Perkembangan segala sektor ekonomi Migrasi urban berskala besar radikalisme sosial (dianggap ancaman thd. wakil rezim aristokrasi lama) Kebijakan sosial dan ekonomis kekaisaran Prusia lebih responsif thd perubahan yang sedang berlangsung.

Page 11: Sosiologi Industri

Kebijakan ekonomi modern di dalam Monarkhi Prusia pertama-tama ditanamkan dibawah pemerintahan FREDERICK THE GREAT.

Secara historis, Jerman belum pernah mengalami revolusi borjuis yang berhasil. Sebuah tata otokratis yang kuat, yang beroperasi melalui kontrol oleh birokrasi negara serta angkatan-angkatan bersenjata menjaga kaum borjuasi yang sedang bangkit berada dalam posisi tersubordinasi.

Negara memberikan peluang, tetapi juga memiliki kekuasaan untuk mengontrol, sehingga kaum borjuis tidak memiliki kesempatan untuk menumbangkan kekuasaan.

Page 12: Sosiologi Industri

Kesimpulan: Terdapat keterkaitan antara

perubahan-perubahan sosial, ekonomi,dan politis dalam era industrialisasi awal.

Perbedaan latar belakang historis di Inggris, Perancis serta Jerman menjadi penyebab perbedaan jalan perkembangan industrial di 3 negara tersebut.

Page 13: Sosiologi Industri

Polarisasi sosial yang ekstrim membawa perubahan politis revolusioner di Inggris dari sebuah koalisi antara kelas-kelas kapitalis dengan aristokratis.

Jerman, masyarakat agraris ditransformasikan menjadi masyarakat industrial “dari atas” oleh rezim monarkhis.

Page 14: Sosiologi Industri

Hubungan historis antara bentuk-bentuk pemerintahan yang berbeda-beda dari negara tsb. Yaitu, aristokratis-monarkhis atau borjuis-kapitalis, dan populasi pekerja industrial relevan untuk menganalisis fenomena hubungan industrial dewasa ini.

Page 15: Sosiologi Industri

Dalam perkembangan industrialisasi, industri manufaktur tumbuh dan mengubah industri menjadi sektor utama perekonomian, sumbangan sektor pertanian dalam produksi ekonomis menurun.

Lowongan pekerjaan bergeser dari sektor agriculture ke sektor manufaktur.

Perkembangan ekonomi terjadi melalui sistem “pertumbuhan” bukan “pemerataan”

Page 16: Sosiologi Industri

Dalam sejarahnya situasi para pekerja pabrik dicirikan oleh kondisi-kondisi kerja yang buruk (jam kerja yang panjang, upah rendah, dll.). kondisi demikian pada akhirnya memunculkan gerakan buruh dan memainkan peran yang semakin penting dalam sistem politik di negara-negara yang menerapkan industrialisasi.

Page 17: Sosiologi Industri

PANDANGAN PARA PEMIKIR SOSIAL AWAL TENTANG HUBUNGAN-HUBUNGAN

INDUSTRIAL

Karl Marx sbg. Sumber utama berbagai bentuk neo-Marxisme konteporer.

Durkheim sbg.inspirasi dominan dibalik “fungsionalisme struktural”.

Max Weber sbg. Akar dari pandangan varian-varian modern dari fenomenologi.

Page 18: Sosiologi Industri

KARL MARX Walau tidak secara eksplisit menyebut

“hubungan-hubungan industrial”, ia menyangkal assumsi para ekonom para ekonom yang berargumen bahwa:

kondisi karakteristik produksi kapitalisme dapat diatributkan pada segala tipe ekonomi.

Premis-premis pertukaran ekonomis (al.: privat, pengejaran profit) yang dianggap sebagai karakteristik natural manusia.

Page 19: Sosiologi Industri

Menurut Marx: Formasi pertukaran ekonomis adalah hasil

dari sebuah proses historis, shg. Kapitalisme merupakan bentuk sistem produksi yang khas dalam sejarah manusia. (karena masih ada sistem produksi lain tertentu dari sistem produksi).

Obyek-obyek fisik membentuk elemen-elemen di dalam suatu rangkaian yang pasti dari hubungan-hubungan sosial. (bukan spt. Ekonom: modal, komoditi, harga tidak tergantung pada mediasi manusia.).

Page 20: Sosiologi Industri

Aktivitas produksi merupakan hubungan dialektis antara kekuatan produksi (produktive forces) dan hubungan-hubungan produksi sebagai basis atau substruktur.

Superstrukturnya adalah: ideologi, hukum, religi, institusi-institusi politik, dan budaya.

Yang dimaksud dengan kekuatan produksi adalah cara-cara material maupun tenaga manusia dalam produksi.

Page 21: Sosiologi Industri

Kondisi kekuatan produksi akan membawa kepada modus produksi tertentu. shg bisa dibedakan aktivitas-aktivitas produktif (produksi subsistem ataukah produksi industrial)

Hubungan-hubungan produksi tidak hanya eksis antara manusia dengan alam, tetapi juga antara manusia dengan manusia lainnya.

Hubungan produksi terbentuk dari kepemilikan ekonomis atas kekuatan produktif. kapitalis memiliki alat produksi, buruh hanya memiliki tenaga kerja.

Page 22: Sosiologi Industri

Artinya; buruh bergantung pada para kapitalis

Modus kapitalis dalam produksi berakibat pada pembagian kelas antara

KELAS PEKERJA atau PROLETARIAT dengan KELAS KAPITALIS atau BORJUIS.

Hubungan KELAS ini menjadi KONFLIKTUAL karena para buruh

dipaksa menjalin hubungan yang TIDAK SEDERAJAT.

Page 23: Sosiologi Industri

PARA KAPITALIS AKAN BERUSAHA MEMAKSIMALKAN PROFIT, PARA

BURUH AKAN BERUSAHA MEMPERBAIKI UPAH DAN KONDISI

KERJA.

PERUBAHAN SOSIAL MUNCUL SEBAGAI SEBUAH KONSEKWENSI DARI HUBUNGAN DIALEKTIS ANTARA KEKUATAN PRODUKTIF

MAUPUN HUBUNGAN-HUBUNGAN PRODUKSIAkhirnya: mempengaruhi institusi-institusi

politis dan budaya yang membentuk superstruktur, superstruktur dapat pula

mempengaruhi perubahan-perubahan substruktur.

Page 24: Sosiologi Industri

EMILE DURKHEIM

Durkheim tidak secara langsung berbicara mengenai fenomena yang berhubungan dengan ruang produksi industri manufaktur, tetapi berkaitan

dengan perkembangan umum masyarakat industrial modern.

Page 25: Sosiologi Industri

Konsep Durkheim tentang “pembagian kerja” (division of labour) sebenarnya adalah konsep dari pemikir terdahulu dalam studinya tentang proses produksi industrial. (al. Plato, Aristoteles, Adam Smith, August Comte, dan Karl Mark).

Smith spesialisasi teknis dalam bidang produksi akan meningkatkan produktivitas kerja. (tentang spesialisasi ekstrim dalam proses manufaktur).

Comte pembagian kerja akan memperkuat solidaritas sosial dengan cara menciptakan hubungan-hubungan dependensi timbal balik diantara individu-individu.

Page 26: Sosiologi Industri

Mark pembagian kerja memproduksi konflik sosial dan merupakan kausa prima ketidaksederajatan sosial dan alienasi.

Menurut Durkheim, pembagian kerja dan differensiasi fungsional dari peran-peran individu menciptakan integrasi sosial di dalam masyarakat modern. (kontras dengan pemikiran Mark).

dipengaruhi oleh pemikir sosil Perancias dan Jerman al.: Rousseau, Saint Simon, Auguste Comte, Herbert Spencer, Schaffle, serta Lilienfeld.

Page 27: Sosiologi Industri

POKOK-POKOK PIKIRAN DURKHEIM

a. Masyarakat membentuk suatu kesatuan terintegrasi yang dalam beberapa hal dapat diperbandingkan dengan sebuah organisme hidup, bukan hanya mengakar pada interaksi-interaksi individual. masyarakat merupakan realitas sui generis; memiliki karakteristik khas tersendiri, representasi yang diekspresikan mempunyai “isi” yang berbeda dari yang murni bersifat individual.

Page 28: Sosiologi Industri

b. Masyarakat memiliki properti spesifik yang dapat dipisahkan dari milik anggota individualnya.

c. Masyarakat terikat menjadi suatu kesatuan bukan karena hubungan material, tetapi karena pertalian IDE-IDE, PERASAAN, KEPERCAYAAN MORAL TRADISIONAL, dan CITA-CITA membentuk warisan budaya para anggota masyarakat tersebut. kesemuanya tumbuh secara sosial, bukan merupakan hasil/properti individu tertentu.

d. Masyarakat bersifat impersonal dan memiliki properti CONSCIENCE COLLECTIVE (kesadaran Kolektif/suara hati masyarakat) yang berbedadengan kesadaran individual.

Page 29: Sosiologi Industri

(Conscience collective = kesatuan erat yang terbentuk dari pikiran-pikiran individual sebagai elemen-elemennya)

e. Perubahan sosial dapat dideskripsikan dengan membedakan menjadi 2 (dua) tipe solidaritas sosial; solidaritas MEKANIS dan solidaritas ORGANIS.

Solidaritas mekanis didasarkan pada homogenitas moral dan sosial, sehingga berciri; tradisional, non individualistik/ komunal, keadilan kolektif, properti bersifat komunal, kehendak komunitas mendominai kehendak individu, kekerabatan, lokalisme, sakral.

Page 30: Sosiologi Industri

Solidaritas organis, masyarakat didasarkan pada individu-individu dengan fungsi yang berbeda yang dipersatukan oleh peran-peran komplementer. Sehingga berciri; personal, kesamaan kesempatan serta kesederajatan, regulasi kooperasi serta pertukaran, keseimbangan tugas dan kewajiban dan, otonomi berserikat.DURKHEIM memandang pabrik dalam kerangka kerjanya dengan analogi ORGANIS. organisasi industrial adalah bagian dari sistem sosial atau sosio-teknis (dari suatu pabrik). Sehingga hanya dengan partisipasi pekerja individual dalam manajemen perusahaan sebuah integrasi sistematis dapat diperoleh.

Page 31: Sosiologi Industri

MAX WEBER Merupakan tokoh yang memikirkan

“PEMAHAMAN EMPATETIK terhadap TINDAKAN SOSIAL”

Adalah essensial untuk membaca basis subjektif yang mendasari tindakan sosial.

Pemahaman interpretatif mengenai tindakan sosial mengacu kepada arti subjektifnya yang diarahkan kepada individu-individu atau kelompok-kelompok lain.

Page 32: Sosiologi Industri

Pemikiran Weber:A. Rasionalisasi sebagai dasar terjadinya

perubahan sosial.B. Hubungan-hubungan sosial

mempengaruhi serta dipengaruhi oleh pertumbuhan rasionalisasi. (selanjutnya menentukan arah/bentuk pada hubungan sosial dengan institusi).

C. Tingkah laku kapitalis rasional menimbulkan konsekwensi dalam wilayah organisasi sosial yang kemudian menyuburkan persebaran BIROKRASI

Page 33: Sosiologi Industri

D. Pembagian kerja yang terdiferensiasi mengkarakterisasikan kapitalisme.

E. Sistem kelas yang muncul sebagai akibat dari pembagian kerja ditandai oleh birokrasi sebagai nuansa (feature) kapitalisme modern yang paling integral.

F. Setiap bentuk organisasi yang memiliki hierarki serta otoritas dapat menjadi subjek sebuah proses expropriation (=pengambilalihan/penggantian)

G. “alat produksi” dalam istilah Marx, diganti dengan “alat administrasi”.

H. Weber berbicara mengenai “dominasi” dan “subordinasi” sebagai ganti “hubungan-hubungan produksi”.

Page 34: Sosiologi Industri

I. Menekankan pentingnya “organisasi” dan “birokrasi’. ( karena birokrasi adalah “human machine” yang meletakkan organisasi sosial manusia pada tingkat yang sama dengan rasionalitas formal teknologi di dalam dunia material).

J. Kemajuan birokratisasi menunjukkan “tekanan” antara tuntutan efisiensi teknologi administrasi vs nilai-nilai manusia mengenai spontanitas serta otonomi. ( pada akhirnya birokrasi akan membentuk “sangkar besi” (iron cage) yang membatasi kebebasan dalam kapitalisme modern).