sosialisasi konsep sjsn 02 01 04

Upload: adetia-krisna

Post on 13-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nomor konsep

TRANSCRIPT

  • Konsep Sistem Jaminan Sosial NasionalTim SJSNKepres No 20/2002 & 101/2003

  • PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI ASURANSI KESEHATAN SOSIAL / PEMBIAYAAN PUBLIK DI BEBERAPA NEGARA

  • Deklarasi HAM PBB(10 Des 1948)Pasal 25 ayat 1 (hak kesehatan dan kesejahteraan, jaminan kesehatan, cacat, janda, menganggur/PHK, hari tua)Konvensi ILO 102(1952)Hak jaminan sosial: nganggur, sakit, cacat, janda, hari tuaRatifikasiUUD 1945Ps 28H (3) Hak terhadap jaminan sosial, Ps 34 (2) Negara mengembangkan jaminan sosial untuk seluruh rakyatTAP MPR No.X/2001(Menugaskan Presiden membentuk SJSN) Kepres No.20/2002 dan 101/2003(Pembentukan Tim SJSN)Naskah Akademik SJSNRUU SJSN(Substansi, mekanisme, lembaga)Kepseswapres No. 7/ 2001, 21 Maret 2001 (Pembentukan Kelompok Kerja SJSN)

  • KONSEP PENDAPATAN & CAKUPAN JAMINAN SOSIALSupplements Scheme* Asuransi Jiwa* Private Pension Plan (DPLK) Employee Benefits Plan *Asuransi Jiwa Kelompok* Pension PlanAsuransi Sosial

    Personal Investment (Saham, Deposito dll.) Bantuan Sosial (Tax System) * Need Test* APBN (yang tersedia) Pekerja Formal Pekerja Informal Pencari Kerja (PNS, TNI/Polri, Swasta) (Nelayan, Petani, Pedagang, Buruh, dll.)

    0 15 30 45 60 75 90 105Kurva Upah/PenghasilanKebutuhan PerlindunganEkonomi dan SosialData Statistik Indonesia 2002 (BPS) :- Jumlah Penduduk Indonesia 212.003.000 orang- Angkatan Kerja ; 100.779.270 orang Pekerja 91.647.166 orang Pencari Kerja 9.132.104 orang- Jumlah penduduk miskin .. orangTerjangkau Belum Terjangkau Mampu Miskin Assos* Assos*

    * Assos; JAMSOSTEK, ASKES, TASPEN, ASABRI

  • Konsep Dasar SJSNMemberikan Jaminan Dasar yang setara bagi semua pendudukTidak membedakan jaminan atas dasar asal usul, tempat tinggal, jenis pekerjaan, usia atau jender. Jaminan disediakan sesuai dengan kebutuhan dasar pendudukPada akhirnya nanti akan dikelola oleh suatu badan nirlaba secara nasionalKepentingan daerah tetap dipelihara melalui investasi dan keputusan pendanaan daerah

  • * Setiap Badan Penyelenggara merupakan Badan Hukum sendiri

    PT.

    ASKES

    PT.

    TASPEN

    PT.

    ASABRI

    PT.

    JAM SOSTEK

    Administrasi JSNKerja samaDengan DitjenMinduk DepdagriDJSNPRESIDEN10-15 thPROSES PERUBAHAN KELEMBAGAAN SJSNProgramJangka PendekJKJKK

    BP

    ASKES

    BP

    TASPEN

    BP

    ASABRI

    BP

    JAM SOSTEKDJSNINFORMALProgramJangka PanjangJPHKJHTJP JKMSatu Badan Large number Portability Efisiensi Equity Uniformity Technology/ITKiniUU SJSN 2004UU SJSN 2015Penyamaan program dan penyelenggaraan untuk semua pekerja

  • DaerahPusatPenentu KebijakanRegistrasi & investasiDirektoratJangka PendekJSNPRESIDENDirektur Utama BJSNDirektorat AdministrasiJSNDirektoratJangka PanjangJSNBJSNBJSNCabangCabang

    Cabang

    BJSNDewan JSNSTRUKTUR ORGANISASI BJSN AKHIR, 2015Daerah

  • Konsep RinciPenyelenggaraan

  • Badan PenyelenggaraLamaPT PerseroFor ProfitDi bawah Departemen/MenteriDana merupakan pendapatan BadanLaba dikenakan PPh BadanBayar dividen ke PemerintahKebijakan diputuskan pemegang saham (wakil pemerintah)BaruBadan khusus, BPJS Not for ProfitDi bawah koordinasi langsung PresidenDana merupakan titipan pesertaSurplus tidak dikenakan PPh BadanSurplus tidak digunakan untuk bayar dividen, dikembalikan kepada dana pesertaKebijakan diputuskan oleh wakil peserta, pemberi kerja, dan pemerintah

  • Mekanisme SJSN-KesehatanPPK IIIPPK IIDJSN BPJS KesehatanPeserta, Pemberi Kerja, Pemerintah(Kebijakan-Pengawasan-Pengendalian)PesertaPPK IHibah bersamaMelayaniPenganggaran bersamaDengan Dinkes BJSN otonom (Trust Fund)PNS, Peg Swasta, InformalNilai manfaat 95%

  • Hubungan Sistem Bapel Sekarang, profit maximizerPesertaPPK

    Bapel/Per As kesMaxMin???belibeliP maxP maxNilai manfaat 50%Yang lebih lebih banyak menikmati bukan pesertaSISTEM INI TIDAK LAGI DIGUNAKAN

  • Dewan JSN (Wakil Peserta, Pemberi Kerja, dan Pemerintah)Pengambil keputusan tertinggiTerdiri atas 15 orang wakil stakeholders, masing-masing 5 orang. Dipilih melalui fit and proper testMasa jabatan 3 (tiga) tahun, maksimum dua kali.Syarat anggota:Warga negara Indonesia;Memahami berbagai aspek penyelenggaraan jaminan sosial;Mempunyai mandat dari organisasi yang diwakili;Tidak pernah masuk dalam Daftar Orang TercelaTidak pernah atau sedang menjalani pidana penjaraSehat fisik dan mental; danTidak sedang menjalani proses peradilan

  • Fungsi DJSNMenyetujui Rencana Kerja dan Anggaran BPJSMenetapkan kebijakan investasi;Mengkaji kecukupan Dana JSN setiap tahun;Mengawasi penyelenggaraan pengurusan BPJS;Mengkaji dan mengusulkan besaran iuran, manfaat, perluasan program dan kepesertaan jaminan sosial nasional setiap dua tahun sekali;Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi;Menetapkan perubahan kekayaan badan; danMenyetujui laporan tahunan Dewan Direksi untuk di audit;Untuk menjalankan fungsinya, DJSN dilengkapi kelompok Ahli aktuaria, investasi, kesehatan, dll

  • Direksi/Kacab BJSN, EksekutifMemimpin, mengurus dan mengelola BPJS sesuai dengan tujuan BPJS dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna, dan hasil guna BPJS;Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan BPJS;Mengurus BPJS berdasarkan pedoman operasional yang ditetapkan oleh DJSN;Mengajukan Rencana Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran Badan kepada DJSN;Memelihara pembukuan dan administrasi BPJS dengan akuntabilitas tinggi sesuai UU SJSN;Melakukan pengelolaan keuangan dan investasi sesuai yang ditetapkan oleh DJSN;Mengangkat dan memberhentikan pegawai BPJS;Menetapkan pembukaan dan penutupan Kantor Cabang;Menyampaikan laporan berkala kepada DJSN.Menyampaikan Laporan Tahunan kepada DJSN

  • Syarat DireksiWarga Negara Indonesia;Memahami berbagai aspek penyelenggaraan Jaminan sosial;Memiliki integritas, kepemimpinan, pengalaman, berkelakuan baik, dan dedikasi untuk mengembangkan BPJS;Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi, komisaris, atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu badan usaha dinayatakan pailit;Tidak pernah atau sedang menjalani pidana penjara;Sehat fisik dan mental; Tidak sedang menjalani proses pemeriksaan peradilan yang diancam dengan pidana penjara paling sedikit satu tahun.Lulus uji kelayakan dan kepatutan oleh DJSN

  • Penyelenggaraan di DaerahDipimpin oleh Kepala Cabang, Fit Proper TestKacab dari dalam atau luar BPJS, Profesionalisme!!Separuh dana diinvestasi di daerahSebagian besar (sekitar 80%) dana jaminan kesehatan dibelanjakan di daerahTarif pembayaran ke PPK dinegosiasikan bersama BPJS, Dinkes, dan Asosiasi PPK di daerah

  • Akuntabilitas dan Efisiensi BPJSPemerintah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan SJSN. Pemerintah dapat melakukan tindakan-tindakan khusus guna menjamin terpeliharanya tingkat kesehatan keuangan BPJS.Biaya operasional program jangka pendek setinggi-tingginya 5 (lima) persen dari iuran yang diterima. (tahap awal boleh lebih tinggi)Biaya operasional program jangka panjang setinggi-tingginya X persen dari hasil pengembangan dana. Dana iuran tidak boleh digunakanDana JSN diinvestasikan dan dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek solvabilitas, likuiditas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai.Masing-masing program jaminan sosial dibuat akun tersendiri.Subsidi antar program dengan membayarkan manfaat suatu program dari dana program lain tidak diperkenankan

  • Ketentuan investasi dana diatur ketatPaling sedikit 50% (lima puluh persen) dari Dana program jangka panjang harus diinvestasikan dalam bentuk investasi jangka panjang yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau dana obligasi korporasi yang dijamin Pemerintah.Paling banyak 50% (lima puluh persen) Dana JSN harus disimpan dalam bentuk deposito di pasar uang Indonesia pada bank pemerintah, bank daerah, atau bank swasta yang sehat dan dijamin Pemerintah.Setinggi-tingginya 51% (lima puluh satu persen) dari Dana JSN yang terkumpul di suatu daerah dapat diinvestasikan oleh BPJS dalam bentuk obligasi dan atau deposito yang memenuhi syarat di daerah tersebut. (Dengan cara ini, daerah yang mampu menyerap investasi akan bisa berkembang)Setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari Dana JSN dapat diinvestasikan dalam bentuk penyertaan saham dan atau dalam bentuk properti (mempunyai risiko tinggi).

  • Ketentuan investasi, lanjutanPenempatan Dana JSN dalam setiap bentuk investasi pada satu pihak tidak boleh melebihi 15 % (lima belas persen) dari jumlah nilai investasiDana JSN tidak boleh diinvestasikan pada :Valuta asing;Instrumen turunan surat berharga (instrumen derivatif)Instrumen perdagangan berjangka, baik untuk komoditi maupun untuk valuta asing;Investasi di luar negeri (sementara);Perusahaan asuransi dalam bentuk penyertaan langsung;Perusahaan milik pengelola BPJS atau anaggota DJSN;Perusahaan milik keluarga sampai derajat kedua menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk menantu dan ipar, dari pihak Direksi, anggota DJSN, dan pegawai BPJSKetentutan investasi dan penggunaan dana diatur ketat dalam UU agar pengelola tidak bisa menyalah-gunakan kekuasaannya

  • PesertaPeserta yang sekarang sudah terdaftar di Askes,Jamsostek, Taspen, dan ASABRI diteruskan sambil disesuaikan dengan UU SJSNPerluasan peserta dimulai dari perusahaan sedang dan besar (lebih dari 100 karyawan). Diteruskan ke perusahaan kecilPekerja sektor informal mengikuti secara sukarela, sampai seluruh pekerja formal menjadi pesertaPerluasan kepesertaan dimulai dengan jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, dan jaminan hari tuaSecara bertahap diperluas pada program PensiunPenduduk miskin (kriterianya nanti akan ditetapkan oleh Departemen yang ditunjuk), mendapat subsidi iuran terutama untuk jaminan kesehatan (sekarang sudah dilakukan sebagian)Untuk menjamin portabilitas, setiap peserta dan anggota keluarga akan mendapat Nomor Jaminan Sosial

  • IuranSetiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau penghasilan atau suatu jumlah tertentu.Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya, dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS setiap bulan.Besarnya iuran ditetapkan untuk setiap jenis program dengan Peraturan Pemerintah.Setiap peserta akan memiliki akun iuran JHT dan PensiunPada awal tahun, setiap peserta akan menerima laporan jumlah seluruh iuran yang telah disetorkan atas namanya PLUS hasil pengembangannya dari BPJSBagi penduduk yang tidak mampu, sebagian atau seluruh iuran program tertentu dibayarkan oleh Pemerintah sebagai suatu bantuan sosial dari Pemerintah, yang akan diatur oleh Peraturan Pemerintah.

  • Konsep Rinci Program JaminanKesehatan;Kecelakaan Kerja;Hari Tua; Pensiun; danKematian.

  • Jaminan Kesehatan Manfaat JKN bersifat komprehensif yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan, bedah jantung dan hemodialisa.Untuk jenis-jenis pelayanan tertentu, peserta dapat dikenakan urun biaya sebagai alat kendali moral hazard.Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar. Pada awal kelas standar adalah kelas III untuk program bantuan sosial, kelas II dan kelas I di RS swasta maupun RS pemerintah yang memenuhi syaratJaminan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan (klinik, praktek dokter, rumah sakit, apotik, laboratorium, dll) milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kontrak dengan BPJS yang memenuhi syarat tertentu dan memiliki ijin yang berlaku melalui sistem rujukan dan dokter keluarga.Dalam keadaan gawat darurat, pelayanan dapat diberikan di fasilitas yang tidak dikontrak.

  • Manfaat JKN-2Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditetapkan DJSN secara berkala, untuk berbagai wilayah berdasarkan hasil kesepakatan antara BPJS dengan asosiasi fasilitas kesehatan di suatu wilayah.BPJS wajib membayar klaim bersih paling lambat 15 (lima belas) hari sejak klaim bersih diterima atau membayar kapitasi paling lambat tanggal 5 setiap bulan untuk bulan berjalan.Daftar dan plafon harga obat-obatan serta bahan medis habis pakai yang dijamin oleh BPJS ditetapkan oleh DJSN dengan mempertimbangkan perkembangan kebutuhan medik, ketersediaan, serta effektifitas dan efisiensi obat atau bahan medis habis pakai.Ketentuan lebih rinci dan jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Termasuk yang tidak dijamin adalah kosmetika, penyakit akibat pemakaian alkohol dan obat terlarang, obat atas permintaan sendiri, dsb.

  • Iuran Jaminan Kesehatan (JK)Iuran ditanggung bersama antara pekerja dan pemberi kerja masing-masing sebesar 50% (lima puluh persen) sampai batas upah tertentu. Batas upah untuk perhitungan iuran JK ditetapkan setiap dua tahun sekali dengan Peraturan Pemerintah.Pekerja yang memiliki tanggungan keluarga lebih dari 5 (lima) orang wajib membayar tambahan iuran sebesar 1% (satu persen) upah untuk setiap tambahan anggota keluarga, yang diambil sepenuhnya dari upah pekerja.Peserta dapat mengikut sertakan orang tua dan atau mertua yang sah yang belum menjadi peserta JK dengan menambah iuran sebesar 1% (satu persen) dari upah untuk tiap orangnya yang diambil sepenuhnya dari upah pekerja.

  • Iuran JK - 2Karena sektor informal tidak memiliki upah tetap rutin, DJSN menetapkan iuran bagi peserta sektor informal setiap dua tahun sekaliBesarnya iuran yang harus dibayarkan oleh pemerintah untuk penduduk tidak mampu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah secara berkala dengan mempertimbangkan tingkat kemahalan biaya kesehatan.Peserta yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dibebaskan dari pembayaran iuran selama 6 (enam) bulan dan setelah itu, jika ia masih belum mendapatkan pekerjaan dan termasuk kelompok penduduk tidak mampu, iurannya dibayarkan oleh Pemerintah.

  • Kecelakaan KerjaPelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan mendapatkan manfaat uang tunai apabila terjadi kecacatan atau meninggal dunia.Manfaat yang berbentuk pelayanan kesehatan diberikan pada fasilitas kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS, kecuali dalam keadaan gawat darurat.Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas perawatan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar.Manfaat berupa uang tunai diberikan secara berkala sesuai dengan tingkat kecacatan sampai peserta bisa bekerja kembali atau meninggal dunia

  • Kecelakaan Kerja-2Apabila peserta meninggal dunia karena kecelakaan kerja, ahli warisnya berhak menerima manfaat uang tunai secara berkala sampai :Janda atau duda meninggal dunia;Janda atau duda menikah lagi;Seluruh anak bekerja atau menikah atau telah berusia 21 tahun.

    Jika di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta, BPJS wajib memberikan kompensasi bentuk lain.Pemberi kerja dikenakan urun biaya untuk pelayanan tertentu atau kecelakaan tertentu untuk mengurangi moral hazard.Ketentuan lebih rinci diatur dengan Peraturan Pemerintah.

  • Jaminan Hari Tua Program JHT merupakan program tabungan wajib (provident fund)Manfaat berupa uang tunai dibayarkan sekaligus pada saat peserta meninggal dunia, menderita cacat total tetap atau lima tahun menjelang pensiunBesarnya manfaat program JHT adalah seluruh akumulasi iuran yang telah disetorkan ditambah hasil pengembangannnya. (Hasil pengembangan harus 2% lebih tinggi dari bunga deposito)Apabila peserta meninggal dunia atau menderita cacat total tetap sebelum ia berhak menerima JHT, ahli warisnya yang sah berhak menerima manfaat JHT.Peserta dapat menggunakan manfaat JHT dalam bentuk pinjaman setelah memenuhi masa kepesertaan tertentu yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

  • Jaminan PensiunProgram Pensiun merupakan kombinasi dari tabungan wajib dan asuransi jiwa wajibGabungan keduanya dimaksudkan agar peserta mendapat pensiun yang layak namun yang berpenghasilan tinggi tetap mendapat pensiun yang lebih tinggiPada akhirnya nanti, seluruh pegawai negeri maupun pegawai swasta akan memiliki penghasilan pensiunNanti orang bisa pindah-pindah kerja pegawai negeri, tentara, atau swasta tanpa harus khawatir kehilangan hak pensiunSetiap peserta atau ahli warisnya berhak mendapatkan pembayaran pensiun bulanan setelah masa iur minimal 15 (lima belas) tahun.Uang pensiun dibayarkan setiap tanggal 1 setiap bulanApabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun atau belum memenuhi masa iur 15 tahun, maka ahli warisnya tetap berhak mendapatkan manfaat pensiun.

  • Jaminan Pensiun - 2Apabila peserta pensiun sebelum memenuhi masa iur 15 tahun, maka ia berhak mendapatkan seluruh akumulasi iuran yang telah disetorkan beserta hasil pengembangannya, akan tetapi ia tidak mendapatkan hak pensiun.Hak pensiun ahli waris janda/duda akan berakhir apabila ahli waris menikah lagi atau bekerja purna waktu.

    Hak pensiun ahli waris anak akan berakhir apabila ahli waris menikah, bekerja purna waktu atau mencapai usia 23 tahunPensiun Cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat total tetap yang menyebabkan ia tidak mampu bekerja untuk sisa hidupnya meskipun ia belum memasuki usia pensiun.Ketentuan mengenai persyaratan dan formula besaran uang pensiun bulanan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

  • Jaminan KematianJaminan kematian dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan ini dikelola berdasarkan prinsip asuransi jiwa wajibBersama JHT dan Pensiun, jaminan ini dapat membantu ahli waris untuk tetap hidup layak

    Manfaat jaminan kematian harus dibayarkan BPJS dalam waktu tiga hari kerja setelah laporan kematian disampaikanBesarnya jaminan kematian merupakan kelipatan tertentu dari upah terakhir pesertaFormula lebih rinci diatur dalam Peraturan Pemerintah

  • Demikian pokok-pokok Konsep SJSN yang akan diundangkan dalam waktu dekatMasukan dari berbagai pihak terkait amat menentukan tingkat kesejahteraan kita di masa depan