sop radiologi

30
RS St. Antonius Jopu PELAYANAN RADIOLOGI NO. DOKUMEN 04.SPO.RAD.00 NO. REVISI 00 HALAMAN 1/1 SPO TGL. TERBIT 4 Juni 2012 Ditetapkan, Direktur dr. Maria Goretti Aran PENGERTIAN Pelayanan Radiologi adalah pelayanan radiodiagnostik yang rutin dilaksanakan bagi Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, dan pelayanan 24 jam bagi pasien Gawat darurat TUJUAN Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi KEBIJAKAN 1. Instalasi Radiologi memberikan pelayanan rutin 2. Instalasi Radiologi memberikan Pelayanan Gawat Darurat 24 jam 3. Petugas terbagi dalam 3 shift selama 24 jam PROSEDUR - UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi 2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Instalasi Rawat Inap

Upload: lieslongge

Post on 19-Jan-2016

982 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

RS St. Antonius Jopu

PELAYANAN RADIOLOGI

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

SPOTGL. TERBIT

4 Juni 2012

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pelayanan Radiologi adalah pelayanan radiodiagnostik yang rutin

dilaksanakan bagi Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, dan pelayanan 24 jam bagi pasien Gawat darurat

TUJUAN Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelayanan radiologiKEBIJAKAN 1. Instalasi Radiologi memberikan pelayanan rutin

2. Instalasi Radiologi memberikan Pelayanan Gawat Darurat 24 jam

3. Petugas terbagi dalam 3 shift selama 24 jam

PROSEDUR -UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi

2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Jalan4. Instalasi Rawat Inap

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PASIEN RAWAT JALAN UMUM

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN 1. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan Radiodiagnostik di RS

St. Antonius bagi pasien rawat jalan2. Besarnya biaya pemeriksaan bagi pasien sesuai tarif di RS St.

Antonius JopuTUJUAN Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelayanan RadiologiKEBIJAKAN Pelayanan Pasien rawat jalan umum di Instalasi Radiologi

menitikberatkan pada kepentingan Pasien.

PROSEDUR 1. Membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari Dokter Pemeriksa

2. Petugas Radiologi memberitahukan jumlah biaya pemeriksaan Radiologi yang diminta, memberi nota biling pemeriksaan, dan meminta Pasien untuk membayarnya di Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu.

3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri kwitansi pembayaran diserahkan ke Bagian administrasi Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi

4. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan radiologi yang diminta

5. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh pasien atau keluarganya pada waktu yang telah ditentukan dengan menunjukkan kwitansi pembayaran.

DOKUMEN TERKAIT 1. Formulir permintaan pemeriksaan radiologi

2. Kwitansi pembayaran3. Buku register radiologi4. Hasil foto rontgen

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi2. Bagian Keuangan RS St. Antonius

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PASIEN RAWAT JALAN ASKES

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN 1. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan

Radiodiagnostik di RS St. Antonius Jopu bagi pasien rawat jalan.

2. Selisih biaya pemeriksaan ASKES dibebankan kepada Pasien bersangkutan.

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah pemeriksaan Radiologi untuk Pasien ASKES

KEBIJAKAN Pelayanan Pasien rawat jalan yang merupakan anggota ASKES di instalasi Radiologi sesuai dengan tarif RS St. Antonius

PROSEDUR 1. Pasien membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah ditandatangani oleh Dokter pemeriksa, surat rujukan dari PUSKESMAS, dan Surat Jaminan Pemeriksaan ( SJP ) yang telah ditanda tangani oleh Pasien.

2. Apabila ada selisih biaya pemeriksaan Radiologi yang diminta, petugas Radiologi akan memberitahu dan memberikan nota pembayaran pada Pasien, selanjutnya Pasien akan membayar di loket pembayaran RS St. Antonius Jopu

3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri kwitansi pembayaran diserahkan kepada petugas administrasi Radiologi untuk dicatat ke dalam buku register radiologi

4. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan Radiologi yang diminta

5. Pengambilan hasil ekspertisi dapat dilakukan oleh pasien atau keluarganya pada waktu yang telah ditentukan, dengan menunjukkan kartu ASKES

DOKUMEN TERKAIT 1. Formulir

UNIT TERKAIT

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN

ALAT KESEHATAN NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Penyimpanan adalah suatu proses menyimpan obat dan alkes

pada tempat yang sesuai dengan kondisi ruangan penyimpanan yang sesui dengan karakteristik obat sehingga obat tetap dalam keadaan yang baik tidak mengalami kerusakan dan obat selalu tersedia disaat dibutuhkan

TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

KEBIJAKANPROSEDUR

1. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi dan alat kesehatan di dalam kartu stok.

2. Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada rak yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, secara alphabetis atau, penyimpanan khusus dll.

3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO (petama masuk-pertama keluar) dan FEFO (pertama kadaluwarsa-pertama keluar) dan harus dicatat di dalam kartu persediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

4. Memasukan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.

5. Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak secara alfabetis.

6. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.

7. Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan pada kartu stok dan memberi garis dengan warna merah di bawah jumlah penerimaan dan pengeluaran dan dibubuhi paraf petugas di setiap akhir bulan.

8. Menghindari penyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan yang berbeda dalam satu wadah.

9. Menyediakan tempat khusus di luar ruang peracikan untuk menyimpan komoditi yang rusak, kadaluwarsa.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

2. Gudang Farmasi

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PEMINDAHAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pemindahan adalah memindahkan sediaan farmasi dari satu tempat

ketempat yang lain, TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan pengambilan

dan mempercepat proses penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR a. Resep yang diterima. b. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti No. Batch

dan tanggal kadaluwarsa. c. Memindahkan sediaan farmasi dilakukan secara FIFO

(First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out).d. Memastikan bahwa bagian strip yang terpotong memuat

no batch dan tanggal kadaluwarsa pada saat memotong strip.

Note Hati-hati saat memotong strip, karena pada saat memotong

strip berlebihan dapat memperlihatkan tablet/ kapsul di dalam strip.

Jangan menyimpan sediaan farmasi dalam satu wadah dengan kekuatan yang berbeda.

UNIT TERKAIT1. Instalasi farmasi 2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL DISPENSING SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN DENGAN

RESEP

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pelayanan resep obat dan alkes adalah pelayanan atas permintaan

secara tertulis dari dokter.TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter. KEBIJAKAN

PROSEDUR Skrining Resepa. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu

nama dokter, tanggal penulisan resep, tandatangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.

c. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada pasien yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.

d. Menetapkan ada tidaknya DRP dan mebuat keputusan profesi (komunikasi dengan dokter yang terkait).

e. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.

f. Membuat kartu/catatan pengobatan pasien (medication record).g. Melakukan Penyiapan dan Penyerahan sediaan farmasi ke pasien1. Instalasi Farmasi2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PENYIAPAN RESEP RACIKAN

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Penyiapan obat adalah serangkaian proses dari dispensing obatTUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter. Dan untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses dispensing.

KEBIJAKANPROSEDUR Penyiapan sediaan farmasi

a. Menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan pada resep.

b. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.

c. Mengambil obat dan pembawanya dengan menggunakan sarung tangan/ alat/spatula/sendok.

d. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula (untuk tablet dalam kaleng).

e. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok. f. Bahan baku obat ditimbang pada timbangan yang sesuai. g. Dengan memperhatikan faktor inkompatibilitas obat,

lakukan penggerusan dan campur hingga homogen.h. Serbuk dibagi-bagi menurut penglihatan tetapi sebanyak-

banyaknya 10 bungkus. Untuk serbuk yang akan dibagi dalam jumlah lebih dari 10 bungkus, serbuk dibagi dengan jalan menimbang dalam sekian bagian, sehingga dari setiap bagian sebanyak-banyaknya dapat dibuat 10 bungkus serbuk.

i. Serbuk dikemas dengan kertas perkamen, kapsul atau kemasan plastik lekat.

j. Menyiapkan etiket warna putih dan etiket warna biru untuk obat luar.

k. Menuliskan nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONALPENYERAHAN RESEP RACIKAN

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Penyerahan obat adalah serangkaian proses dari dispensing obatTUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter. KEBIJAKANPROSEDUR Penyerahan sediaan farmasi :

1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)

2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. 3. Memeriksa identitas dan alamat pasien 4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi

obat. 5. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah

disampikan 6. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli apabila

terdapat tanda iter pada resep dan diparaf oleh Apoteker.7. Menyimpan resep pada tempatnya dan

mendokumentasikan. 8. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam

PMR (patient medication record) 9. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek

samping dsb.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SIRUP KERING

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Penyiapan dan penyerahan obat adalah serangkaian proses dari

dispensing obat TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter.KEBIJAKAN

PROSEDUR Peracikan sediaan farmasia. Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada

resep.b. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok. c. Menawarkan kepada pasien apakah mau melakukan

pengenceran sendiri atau dibantu apoteker. d. Membuka botol obat, apabila pengenceran dilakukan oleh

apoteker. e. Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum

sesuai takaran. f. Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu.g. Menuliskan nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara

pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

Penyerahan sediaan farmasi a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan

penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)

b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.c. Memeriksa identitas dan alamat pasiend. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.e. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah

disampikan f. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli apabila

terdapat tanda iter pada resep dan diparaf oleh Apoteker. g. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan. h. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR

(patient medication record)i. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek

samping dsb.UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PENYIAPAN DAN PENYERAHAN TABLET DAN KAPSUL

NO. DOKUMEN

02. SPO. 00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Penyiapan dan penyerahan obat adalah serangkaian proses dari

dispensing obatTUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter. KEBIJAKANPROSEDUR Penyiapan sediaan farmasi

a. Menyiapkan tablet atau kapsul sesuai dengan permintaan pada resep untuk tablet dalam kaleng. Menyiapkan kaleng obat sesuai dengan permintaan pada resep mencuci tangan dan keringkan dengan lap bersih buka kaleng obat dan letakan kaleng disebelah kiri dan tutup kaleng disebelah kanan Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok.

b. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula

c. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok. d. Menyiapkan etiket warna putih. e. Menuliskan nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara

pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

Penyerahan sediaan farmasi a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan

penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)

b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. c. Memeriksa identitas dan alamat pasiend. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat. e. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah

disampikanf. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli apabila

teradapat tanda iter pada resep dan diparaf oleh Apoteker.g. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikanh. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR

(patient medication record)i. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek

samping dsbUNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi

2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pelayanan resep narkotika adalah pelayanan permintaan obat

narkotika secara tertulis atas permintaan dokter.TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap

permintaan tertulis dari dokter.KEBIJAKANPROSEDUR

1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.2. Untuk obat racikan, Apoteker menyiapkan obat jadi

yang mengandung narkotika atau menimbang bahan baku narkotika.

3. Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk ditimbang, segera menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya.

4. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.5. Menyiapkan etiket yang sesuai.6. Menuliskan nama pasien, nomor resep, tanggal resep,

cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

7. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep.

Penyerahan sediaan farmasi a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan

penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).

b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. c. Memeriksa identitas dan alamat pasien.d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi

obat.e. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah

disampikan.f. Menyimpan resep pada tempatnya dan

mendokumentasikan. g. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam

PMR (patient medication record).h. Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek

samping dsb.UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat jalan

RS st. Antonius jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PELAYANAN INFORMASI OBAT

NO. DOKUMEN02.SPO.00

NO. REVISI00

HALAMAN1/1

PROSEDUR TETAP TGL. TERBIT Ditetapkan,

2 Juni 2011Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pelayanan Informasi obat adalah pemberian informasi terkait

obat yang di terima dan di konsumsi oleh pasien.TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, factual, terkini, mudah mengerti, etis dan bijaksana

KEBIJAKANPROSEDUR 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep

atau kartu pengobatan pasien (medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.

2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi.

3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis.

Hal-hal yang perlu disampikan kepada pasien: a. Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obatb. Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang

meliputi : bagaimana cara memakai obat. kapan harus mengkonsumsi/memakai obat. seberapa banyak/dosis dikonsumsi sebelumnya. waktu sebelum atau sesudah makan. frekuensi penggunaan obat/ rentang jam

penggunaan c. Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatand. Peringatan atau efek samping obate. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping

obat f. Tata cara penyimpanan obat g. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat .h. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)i. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayan informasi

obat.UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL KONSELING

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Konseling adalah Suatu proses membatu menjawab

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pasien terkait terapi obat yang diterima pasien.

TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan konseling pasien dengan resep, sesuai dengan kondisi pasien.

KEBIJAKANPROSEDUR a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan

pasien/keluarga pasien. b. Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat

yang dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode open-enden question. Untuk resep baru bisa dengan 3 prime question:

1. Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini?

2. Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian?

3. Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini?

Untuk resep ulang: 1. Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?2. Bagaimana cara pemakaian obat? 3. Apakah ada keluhan selama pemakaian obat?

c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obat tertentu (inhaler, suppositoria, obat tetes, dllMelakukan verifikasi akhir meliputi:

1. Mengecek pemahaman pasien 2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

yang berhubungan dengan cara penggunaan obat untuk mengoptimalkan terapi

d. Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PEMERIKSAAN TANGGAL KADALUWARSA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria goretti AranPENGERTIAN Tanggal kadaluwarsa adalah suatu batasan tanggal yang

menunjukan bahwa obat tersebut dinyatakan rusak dan sudah tidak layak lagi untuk di konsumsi

TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa untuk menghindari pemakaian obat yang tidak terjamin mutu, stabilitas, potensi dan keamanannya.

KEBIJAKANPROSEDUR 1. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara

berkala (1.2 atau 3 bulan sekali). 2. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa melalui 2

(dua) cara yaitu: a. Melakukan pemeriksaan secara berkala untuk

masing-masing obat.b. Melakukan pemeriksaan pada saat pengambilan

obat pada tahapan penyiapan obat. 3. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara berkala

a. Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggungjawab terhadap pemeriksaan tanggal kadaluwarsa Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa untuk masing-masing obat pada satu bagian dari rak.

b. Untuk obat yang mendekati tanggal kadaluwarsa (1-3 bulan sebelumnya) beri perhatian khusus agar didistribusikan sebelum tanggal kadaluwarsa. Atau mengembalikan (retur) obat kepada distributor sesuai dengan persyaratan yang disepakati.

4. Menyisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan disimpan ditempat tersendiri dengan diberi label/tulisan : OBAT KADALUWARSA

a. Melakukan prosedur diatas kembali untuk bagian rak yang lain .

b. Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada buku tersendiri

5. Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada saat pengambilan obat :

a. Pada saat mengambil obat untuk pelayanan harus selalu melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa.

b. Sisihkan obat yang telah kadaluwarsa dan simpan ditempat tersendiri dengan diberi label/ tulisan :OBAT KADALUWARSA

c. Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa pada buku tersendiri

UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi 2. Apotek 3. Gudang Farmasi

RS St. Antonius Jopu

STANDAR PROSEDUR OPERRASIONAL PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT

KESEHATAN YANG TELAH KADALUWARSA NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Tanggal kadaluwarsa adalah suatu batasan tanggal yang

menunjukan bahwa alat tersebut dinyatakan rusak dan sudah tidak layak lagi untuk di pakai.

TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa.

KEBIJAKANPROSEDUR 1. Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan

farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa2. Tempat khusus penyimpanan komoditi harus terpisah

dari ruang peracikan 3. Memberi label KOMODITI KADALUWARSA

DILARANG DIJUAL pada tempat khusus 4. Menunjuk petugas yang bertanggung jawab mengelola

komoditi ini 5. Sebelum memasukkan komoditi yang telah

kadaluwarsa pada tempat khusus terlebih dahulu dicatat dalam buku

6. Melakukan pemusnahan komoditi sesuai tata cara yang berlaku

UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi

2. Apotek

RS St. Antonius Jopu

STANDAR OPERRASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN OBAT KERAS TANPA RESEP DOKTER

NO. DOKUMEN

02.SPO.00

NO. REVISI

00

HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAP

TGL. TERBIT

2 Juni 2011

Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti AranPENGERTIAN Pembelian obat keras tanpa resep dokter dapat dilayani diapotek

oleh apoteker dengan syarat obat-obat tersebut tergolong dalam obat-obat OWA yang dapat diberian dengan tetap mengikuti syarat yang berlaku.

TUJUAN Untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan obat yang

dibutuhkan untuk mengobati rasa sakit yang dialami.

KEBIJAKANPROSEDUR 1. Memberi salam kepada pasien

2. Petugas memperkenalkan diri kepada pasien 3. Petugas bertanya tentang identitas pasien yang meliputi;

a. Namab. Alamatc. No Tlpn

4. Petugas diwajibkan mencari informasi yang sedetail mungkin kepada pasien terkait keluhan pasien sebelum merekomendasikan obat yang akan di berikan

5. Setelah informasi yang di butuhkan telah lengkap kemudian baru di berikan recomendasi pemilihan obat yang sesui dengan keluhan pasien

6. Obat diserahkan kepasien dengan di ikuti dengan pemberian informasi tentang obat tersebut selengkap-lengkapnya dan di wajibkan pasien sampai paham.

7. Catat kedalam buku pelayanan untuk kegiatan penyerahan obat tanpa resep dokter untuk golongan obat OWA

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

2. Apotek