solo skatepark - digilib.uns.ac.id/solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SKATEPARK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : WIMBA PRASIDHA I0208085 Pembimbing : Dr. Titis Srimuda Pitana, ST, M.Trop.Arch Sri Yuliani, ST, M.App.Sc JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Upload: others

Post on 26-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SOLO SKATEPARK

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

WIMBA PRASIDHA

I0208085

Pembimbing :

Dr. Titis Srimuda Pitana, ST, M.Trop.Arch

Sri Yuliani, ST, M.App.Sc

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JL.Ir.Sutami 36A Surakarta 57126; Telp. (0271)643666; Fax (0271)643666; E-mail [email protected] Surakarta

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Solo Skatepark

Dengan pendekatan Arsitektur Metafora

PENYUSUN : Wimba Prasidha

NIM : I 0208085

JURUSAN : ARSITEKTUR

TAHUN : 2013

Surakarta, Maret 2013

Menyetujui,

Pembimbing I

Tugas Akhir

Dr. Titis Srimuda Pitana, ST, M.Trop.Arch

NIP. 19680609 199402 1 001

Pembimbing II

Tugas Akhir

Sri Yuliani, ST, M.App.Sc

NIP.19710706 199512 2 001

Mengesahkan,

KetuaJurusanArsitektur

FakultasTeknik UNS

Dr. Ir. MohamadMuqoffa, MT.

NIP.19620610 199103 1 001

Ketua Program StudiArsitektur

FakultasTeknik UNS

KaharSunoko, ST, MT.

NIP. 19690320 199503 1 002

Pembantu Dekan 1

FakultasTeknik UNS

Kusno Adi Sambowo, ST, MSc, Ph.D

NIP.19691026 199503 1 001

Page 3: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan limpahan rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga Penyusun

mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Skatepark dengan

pendekatan Arsitektur Metafora ini dengan baik dan lancar.

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret. Dalam

penyusunan tugas akhir ini, Penyusun memperoleh banyak hal-hal baru, baik

berupa pengetahuan maupun pengalaman melalui arahan, bimbingan, kritik, dan

petunjuk dari berbagai pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil.

Atas semua dukungan selama proses penyusunan tugas akhir ini, Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik UNS,

2. Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas

Teknik UNS,

3. Ir. MDE. Purnomo, MT, selaku pembimbing akademis,

4. Dr. Titis Srimuda Pitana, ST, M.Trop.Arch dan Sri Yuliani, ST,

M.App.Sc, selaku pembimbing utama Tugas Akhir,

Page 4: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

5. Amin Sumadyo, ST, MT dan Ir. Maya Andria N, M.Eng, selaku penguji

dan pembimbing Tugas Akhir,

6. Ir. Hadi Setyawan, MT dan Ir. Hari Yuliarso, MT, selaku pembimbing

struktur Tugas Akhir,

7. Seluruh civitas akademika Fakultas Teknik UNS,

8. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil yang tidak

dapat penyusun sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan serta

dukungannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan Penyusun terima

dengan terbuka. Akhir kata, semoga konsep ini dapat memberikan manfaat bagi

Penyusun pribadi dan semua orang, Amin.

Surakarta, Maret 2013

Penyusun

Page 5: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Teruntuk :

Papa Dwi Prilmilono Adi dan mama Eni Yuniati “terima kasih untuk kasih

sayang kalian serta dukungan moril dan materiilnya, aku sayang kalian”

Ismulyaningsih “terima kasih karena tidak pernah lelah untuk mengingatkanku

kepada-Nya, terima kasih sudah merawat mama, terima kasih untuk cinta dan

kasih sayangmu padaku, dan masih banyak terima kasih yang tidak dapat

kutuliskan disini untukmu, aku sayang kamu”

Bapak Titis Srimuda Pitana “terima kasih bimbingan Tugas Akhirnya, terima

kasih sudah berbagi tanpa membagi ilmu-ilmu di luar kampus, terima kasih untuk

tambahan uang jajannya selama saya kuliah, terima kasih banyak pak”

Tim konsep dan desain, Hidayat Zainudin, Agie Aditama, Beni Mustafa “TA ini

terselesaikan berkat saran, masukan, bimbingan, dan bantuan kalian, terima

kasih banyak kawan”

Sahabat-sahabatku, Adhityo Bagus Wicaksono, Nanang Hardik Nugroho,

Khrisna Lintang Satrio Nugroho, Rahmat Septyanto, Danang Adityo, Firdaus

Arif Rahman, Akbar Preambudi, Ardilla Jefri, Eka Feri Rudianto “terima kasih

atas dukungan dan bantuannya, maaf saya selalu merepotkan”

Teman-teman Studio 129, Bayu Yesri, Vindut, Ratna, Dea, Meli, Virus, Gandes,

Rizka, mas Hafid, mbak Rahma, mbak Ridi, mas Pijon, mas Fatur, mas Irfan “terima kasih untuk semangat kebersamaannya di Studio”

Teman-teman Arsitektur 08, Anton, Iwang, Surya, Ican, Danu, Dandare,

Bangke, Leo, Fikar, Enk, Amir, Aros, Aziz, Iqbal, Andika, Hafid, Firman,

Cisma, Rara, Nuri, Sendi, Eca, Poe, Tumpi, Emi, Nila, Farah, Yusnita, Henis,

Adisti, Afla, Sivi, Apen, Winda, Azimah, Boni, Deby, Dewi, Sari, Indah, Nurlia,

Lusia, Qonita, Ummi, Tiwi, Rizka, Temi, Cuyuk, Sabrina, Sarah, Rizky, Selvi,

Rina “terima kasih sudah menjadikan saya bagian dari kalian”

MSD Solo crew, Yayan, mas Indro, mas Priyo, mas Luki, mas Japrak, mas

Wendi, mas Kliwon, mas downey, mas Pilang, Ijonk, Norwibi, Roni, Ali, Badil,

Mika, Robi, Jalu, Manggala, Bimo, Tunggul, Niko, Dendi, Indra, Encang “terima kasih sudah memberikan inspirasi untuk Tugas Akhir saya”

Dan semua pihak yang telah membantu “terima kasih”

Page 6: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Perumusan pengertian judul ...................................................................... 1

1.2 Latar belakang ........................................................................................... 5

1.3 Permasalahan ............................................................................................. 11

1.4 Persoalan .................................................................................................... 11

1.5 Tujuan ........................................................................................................ 12

1.6 Sasaran ....................................................................................................... 12

1.7 Lingkup pembahasan dan batasan ............................................................. 13

1.8 Metode perencanaan dan perancangan ...................................................... 14

1.9 Sistematika pembahasan ............................................................................ 15

BAB II TINJAUAN SKATEBOARD DAN ARSITEKTUR METAFORA

2.1 Tinjauan skateboard .................................................................................. 17

2.1.1 Sejarah skateboard ........................................................................... 17

2.1.2 Perkembangan skateboard di Indonesia ........................................... 19

2.1.3 Perlengkapan skateboarding ............................................................ 20

2.1.4 Gaya bermain skateboard................................................................. 24

2.1.5 Trik-trik dalam skateboard............................................................... 25

2.1.6 Obstacle skateboard ......................................................................... 26

2.1.7 Aktivitas olahraga skateboard .......................................................... 27

2.1.8 Preseden skatepark ........................................................................... 27

Page 7: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

2.2 Tinjauan arsitektur metafora ...................................................................... 33

2.2.1 Metafora dalam arsitektur ................................................................ 33

2.2.2 Contoh desain arsitektur metafora.................................................... 35

BAB III SOLO SKATEPARK YANG DIRENCANAKAN

3.1 Esensi Solo Skatepark................................................................................ 39

3.2 Lingkup pelayanan..................................................................................... 39

3.3 Aktivitas ..................................................................................................... 39

3.4 Pengguna.................................................................................................... 40

3.5 Struktur organisasi ..................................................................................... 41

3.6 Gambaran umum Solo Skatepark yang direncanakan ............................... 42

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Analisa makro ............................................................................................ 45

4.1.1 Analisa tampilan bangunan .............................................................. 45

4.1.2 Analisa orientasi bangunan .............................................................. 47

4.1.3 Analisa klimatologi .......................................................................... 47

4.1.4 Analisa pencapaian ........................................................................... 49

4.1.5 Analisa sirkulasi ............................................................................... 50

4.1.6 Analisa zoning .................................................................................. 51

4.2 Analisa mikro............................................................................................. 51

4.2.1 Analisa aktivitas dan kebutuhan ruang............................................. 51

4.2.2 Analisa pola hubungan ruang ........................................................... 53

4.2.3 Analisa besaran ruang ...................................................................... 58

4.2.4 Analisa struktur bangunan ................................................................ 65

4.2.5 Analisa arena skateboard ................................................................. 66

4.2.6 Analisa tata landscape ...................................................................... 68

4.2.7 Analisa pencahayaan ........................................................................ 69

4.2.8 Analisa penghawaan ......................................................................... 70

4.2.9 Analisa sistem penyediaan listrik ..................................................... 71

4.2.10 Analisa sistem komunikasi ............................................................... 72

4.2.11 Analisa sistem peredam petir ........................................................... 73

Page 8: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4.2.12 Analisa sistem air bersih .................................................................. 73

4.2.13 Analisa sistem air buangan ............................................................... 74

4.2.14 Analisa sistem pengamanan bahaya kebakaran ............................... 74

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO

SKATEPARK

5.1 Konsep makro ............................................................................................ 76

5.1.1 Tampilan bangunan .......................................................................... 76

5.1.2 Orientasi bangunan ........................................................................... 77

5.1.3 Klimatologi....................................................................................... 77

5.1.4 Pencapaian ........................................................................................ 78

5.1.5 Sirkulasi ............................................................................................ 78

5.1.6 Zoning .............................................................................................. 79

5.2 Konsep mikro............................................................................................. 79

5.2.1 Kebutuhan dan besaran ruang .......................................................... 79

5.2.2 Struktur bangunan ............................................................................ 82

5.2.3 Arena skateboard ............................................................................. 83

5.2.4 Tata landscape .................................................................................. 84

5.2.5 Pencahayaan ..................................................................................... 85

5.2.6 Penghawaan ...................................................................................... 85

5.2.7 Sistem penyediaan listrik ................................................................. 86

5.2.8 Sistem komunikasi ........................................................................... 87

5.2.9 Sistem peredam petir ........................................................................ 88

5.2.10 Sistem air bersih ............................................................................... 88

5.2.11 Sistem air buangan ........................................................................... 89

5.2.12 Sistem pengamanan bahaya kebakaran ............................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94

LAMPIRAN

Page 9: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar I.1 Atraksi skateboard .................................................................. 6

Gambar I.2 Event skateboard dilaksanakan di depan pasar Triwindu,

Ngarsopuro ............................................................................. 7

Gambar I.3 Grafik pertumbuhan peserta World Go Skateboarding Day di

Surakarta ................................................................................. 8

Gambar II.1 Roda skateboard terbuat dari logam ...................................... 17

Gambar II.2 Skateboard .............................................................................. 20

Gambar II.3 Papan skateboard (the deck) ................................................... 21

Gambar II.4 The trucks ................................................................................ 22

Gambar II.5 Bearing ................................................................................... 22

Gambar II.6 Ukuran roda (the wheels) ........................................................ 23

Gambar II.7 Tingkat kekerasan roda (the wheels) ...................................... 23

Gambar II.8 Bowl style ................................................................................ 24

Gambar II.9 Freestyle ................................................................................. 24

Gambar II.10 Streetstyle ................................................................................ 25

Gambar II.11 Park style ................................................................................ 25

Gambar II.12 Downhill ................................................................................. 25

Gambar II.13 Longboarding ......................................................................... 25

Gambar II.14 Arena skateboard Street League 2010 .................................... 28

Gambar II.15 Arena skateboard Street League 2011 .................................... 28

Gambar II.16 Arena skateboard Street League 2012 .................................... 29

Gambar II.17 Woodward East Plaza ............................................................. 29

Gambar II.18 Charmette Bonpua Skate Plaza ............................................... 30

Gambar II.19 Ed Benedict Skate Plaza ......................................................... 31

Gambar II.20 Obstacle yang diselingi oleh saluran hijau ............................. 31

Gambar II.21 Imperial Court Skate Plaza ..................................................... 32

Gambar II.22 The Stoner Skate Plaza ........................................................... 33

Gambar II.23 Desain obstacle di The Stoner Skate Plaza ............................. 33

Page 10: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Gambar II.24 Nakagin tower ......................................................................... 36

Gambar II.25 Kaleva church ......................................................................... 36

Gambar II.26 Interior Kaleva church ............................................................ 37

Gambar II.27 The Stockholm Public Library ................................................ 37

Gambar II.28 Interior The Berlin Philharmonic ............................................ 38

Gambar III.1 Skema struktur organisasi Solo Skatepark ............................. 42

Gambar IV.1 Metafora meluncur .................................................................. 46

Gambar IV.2 Metafora melompat ................................................................. 47

Gambar IV.3 Analisis view ke dalam site ..................................................... 47

Gambar IV.4 Analisis garis edar matahari pukul 09.00-16.00 selama bulan

Januari-Desember ................................................................... 48

Gambar IV.5 Pola hubungan makro ............................................................. 54

Gambar IV.6 Pola hubungan mikro kelompok penerimaan ......................... 54

Gambar IV.7 Pola hubungan mikro kelompok pengelolaan ......................... 55

Gambar IV.8 Pola hubungan mikro kelompok pertunjukan ......................... 55

Gambar IV.9 Pola hubungan mikro kelompok servis ................................... 56

Gambar IV.10 Pola hubungan mikro kelompok penunjang ........................... 56

Gambar IV.11 Pola hubungan kelompok penerimaan dengan kelompok lain

................................................................................................ 57

Gambar IV.12 Pola hubungan kelompok pengelolaan dengan kelompok lain

................................................................................................ 58

Gambar IV.13 Pola hubungan kelompok pertunjukan dengan kelompok lain

................................................................................................ 58

Gambar IV.14 Pola hubungan kelompok servis dengan kelompok lain ......... 58

Gambar IV.15 Analisis jarak skateboarder mulai melakukan trik hingga

berhenti ................................................................................... 62

Gambar IV.16 Analisis jarak tertinggi skateboarder melakukan trik............. 62

Gambar IV.17 Analisis jarak skateboarder mulai melakukan trik hingga

berhenti ................................................................................... 65

Gambar IV.18 Analisis jarak tertinggi skateboarder melakukan trik............. 65

Gambar IV.19 Desain layout 1 ....................................................................... 67

Gambar IV.20 Desain layout 2 ....................................................................... 67

Page 11: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Gambar IV.21 Desain layout 3 ....................................................................... 67

Gambar IV.22 Desain seat/tribun 1 ................................................................ 67

Gambar IV.23 Desain seat/tribun 2 ................................................................ 68

Gambar IV.24 Desain 1 .................................................................................. 68

Gambar IV.25 Desain 2 .................................................................................. 68

Gambar IV.26 Desain 3 .................................................................................. 68

Gambar V.1 Metafora meluncur .................................................................. 76

Gambar V.2 Metafora melompat ................................................................. 76

Gambar V.3 Metafora bentuk dasar ............................................................ 76

Gambar V.4 Orientasi bangunan ................................................................. 77

Gambar V.5 Entrance site ............................................................................ 78

Gambar V.6 Sirkulasi radial ........................................................................ 78

Gambar V.7 Zoning site .............................................................................. 79

Gambar V.8 Desain layout 3 ....................................................................... 83

Gambar V.9 Desain seat/tribun 2 ................................................................ 83

Gambar V.10 Desain 1 .................................................................................. 84

Gambar V.11 Desain 2 .................................................................................. 84

Gambar V.12 Desain 3 .................................................................................. 84

Gambar V.13 Skema sistem penyediaan listrik ............................................. 87

Gambar V.14 Skema sistem kerja telekomunikasi ........................................ 87

Gambar V.15 Skema sistem distribusi air bersih .......................................... 89

Gambar V.16 Skema pembuangan air kotor ................................................. 90

Gambar V.17 Skema pengolahan air buangan .............................................. 91

Gambar V.18 Skema sistem kerja sprinkler .................................................. 92

Page 12: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel I.1 Jumlah komunitas skate di Soloraya (pendataan 20 Mei 2012)

................................................................................................ 8

Tabel I.2 Daftar prestasi skateboarder berdomisili Surakarta ............... 9

Tabel I.3 Event skateboard di Soloraya (2009-2012) ............................ 10

Tabel II.1 Gaya bermain skateboard ....................................................... 24

Tabel IV.1 Jenis pola organisasi ruang ..................................................... 50

Tabel IV.2 Kelompok aktivitas, pengguna, aktivitas, dan kebutuhan ruang

................................................................................................ 51

Tabel IV.3 Notasi analisa model matriks .................................................. 54

Tabel IV.4 Notasi analisa model gelembung ............................................ 56

Tabel IV.5 Notasi warna kelompok aktivitas ............................................ 57

Tabel IV.6 Analisis besaran ruang ............................................................ 59

Tabel IV.7 Analisis layout dasar arena skateboard indoor ....................... 67

Tabel IV.8 Analisis desain seat/tribun arena skateboard indoor .............. 67

Tabel IV.9 Analisis desain arena skateboard outdoor .............................. 68

Tabel IV.10 Jenis dan kriteria vegetasi ....................................................... 69

Tabel IV.11 Kriteria penerangan ruang ...................................................... 70

Tabel IV.12 Kriteria penghawaan ruang ..................................................... 71

Tabel IV.13 Jenis sumber energi ................................................................. 72

Tabel IV.14 Jenis penangkal petir ............................................................... 73

Tabel IV.15 Analisis sitem distribusi air bersih .......................................... 73

Tabel V.1 Kebutuhan dan besaran ruang ................................................. 79

Tabel V.2 Jenis vegetasi .......................................................................... 84

Tabel V.3 Jenis penerangan pada ruang-ruang Solo Skatepark............... 85

Tabel V.4 Jenis penghawaan buatan pada ruang-ruang Solo Skatepark .

................................................................................................ 85

Tabel V.5 Ruang yang mendapatkan distribusi air dari ground tank grey

water ....................................................................................... 92

Page 13: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Perumusan Pengertian Judul

Tugas akhir ini diberi judul “Solo Skatepark Dengan Pendekatan

Arsitektur Metafora”. Untuk membangun rumusan pengertian dari judul tersebut

dapat dibagi menjadi dua objek pembahasan, yaitu Solo Skatepark yang

merupakan objek material dan Arsitektur Metafora yang merupakan objek formal.

Pertama, Solo Skatepark, Solo lazimnya disebut sebagai Surakarta,

merupakan kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Pada awalnya, penyebutan

Solo cenderung digunakan untuk konteks informal, namun seiring dengan

perkembangannya, penyebutan Solo menjadi lebih populer.

Skatepark merupakan istilah yang terdiri dari dua kata asing yaitu skating

dan park. Dalam kamus Inggris-Indonesia, skating memiliki terjemahan meluncur

dan park adalah taman.

Olahraga meluncur ini terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain

skateboarding, ice skating, inline skating, snow skating, dan lain-lain. Olahraga

meluncur yang dimaksud pada penelitian ini adalah olahraga skateboard.

Skateboard merupakan peralatan untuk dikendarai, biasanya sambil berdiri,

berbentuk pendek, terdiri dari sepotong kayu, plastik, atau alumunium yang

dipasang pada roda roller-skate, digunakan pada permukaan halus dan

memerlukan keseimbangan yang lebih baik daripada pengendara roller skate biasa

(Circa (1955) dalam Zalm, 2011:12).

Page 14: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Park atau taman adalah lahan publik atau pribadi/swasta yang disisihkan

dan tersedia untuk rekreasi, edukasi/pendidikan, bersantai, area

indah/pemandangan, budaya, atau guna estetika, atau untuk pelestarian ruang

terbuka dengan vegetasi (Christensen, 2005:258). Park yang dimaksudkan pada

objek material kajian ini adalah tempat untuk bermain skateboard dimana terdapat

obstacle di dalamnya yang dapat digunakan. Obstacle merupakan bentuk-bentuk

massa sebagai halang rintang dalam bermain skateboard. Obstacle yang tersedia

pada skatepark merupakan replika dari bentuk obstacle perkotaan dan

pengembangan variasi bentuknya.

Dari pemahaman di atas, pengertian Solo Skatepark yang dimaksud dalam

judul tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai sebuah wadah yang memiliki

fungsi utama untuk mewadahi aktivitas olahraga skateboard dan fungsi penunjang

untuk rekreasi, edukasi/pendidikan, bersantai, area indah/pemandangan, budaya,

atau guna estetika, atau untuk pelestarian ruang terbuka hijau di Surakarta.

Kedua, Arsitektur Metafora, salah sebuah teori yang paling populer

tentang metafora merumuskan metafora sebagai “perbandingan tersirat” (“implied

comparison”) di antara dua hal. Di sini metafora dipandang sebagai simile dengan

prediksi similaritas―ditandai dengan kata penghubung seperti, bagaikan, laksana,

bak―yang disembunyikan atau dilesapkan (Levinson (1983) dalam Budiman,

2011:87).

Dalam kaitannya dengan metafora-metafora visual—juga metafora-

metafora dengan kemungkinan substansi lain seperti bebunyian, gerak-gerik, dan

lain-lain—kita tidak akan pernah bisa mengembalikannya ke dalam konstruksi

Page 15: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang berupa simile karena kata penghubung seperti atau bagaikan itu sama sekali

tidak memiliki padanannya di dalam repertoar visual (Budiman, 2011:88-89).

Menimbang adanya beberapa kesulitan tersebut, Kris Budiman dalam

Semiotika Visual (2011:89-94) memaparkan sebagian kecil teori metafora di

dalam tradisi semiotika yang tergolong cukup menonjol, yakni sebagai berikut.

Pertama, Charles S. Pierce yang mengatakan bahwa metafora adalah ikon

yang didasarkan atas similaritas di antara objek-objek dari dua tanda simbolis.

Suatu cara yang cukup mudah untuk mengenali similaritas di dalam metafora

adalah dengan membandingkan deskripsi kedua objek yang diacu oleh tanda-

tanda yang bersangkutan (Aart van Zoest (1992a) dalam Budiman, 2005:89).

Apabila objek 1 yang diacu pada simbol 1 dipandang memiliki kemiripan

dengan objek lain yang diacu oleh simbol lain, maka kemiripan di antara kedua

objek yang diacu oleh kedua simbol itu menciptakan metaforanya. Lantaran

adanya proses semiosis yang berlapis-ganda ini, Pierce kemudian mengatakan

bahwa metafora pada dasarnya adalah sebuah meta-tanda (metasign)—

maksudnya, metafora adalah sebuah tanda yang tercipta di atas tanda-tanda yang

lain (biasanya dua buah simbol), metafora adalah tanda di atas tanda (Budiman,

2011:90). Proses semiosis yang berlapis ganda ini pun niscaya dapat ditelusuri

pada setiap metafora visual.

Kedua, Le Groupe µ dan I.A. Richards. Dalam pemahaman Le Groupe µ

dan yang kemudian diadopsi oleh Jonathan Culler, metafora merupakan

kombinasi dari dua buah sinekdoke, yang bergerak dari suatu keseluruhan kepada

salah satu bagiannya kepada suatu keseluruhan yang lain; atau dari anggota

kepada sebuah kelas general dan kemudian kembali kepada anggota lain di kelas

Page 16: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang sama. Gerakan yang terakhir ini, yakni dari anggota ke kelas ke anggota,

adalah prosedur paling umum dalam menginterpretasikan sebuah metafora (Culler

(1982); Levin (1977) dalam Budiman, 2005:92).

Sementara itu, melalui prosedur yang hampir sama dengan teori metafora

Le Groupe µ, I.A. Richards beranggapan bahwa relasi di antara ekspresi metaforis

(vehicle) dan ekspresi harfiah (tenor) hanya dapat dimungkinkan berkat adanya

latar (ground) tertentu, yakni sebuah karakteristik umum (the common

characteristic) yang sama-sama dimiliki oleh keduanya (Richards (1966); Levin

(1977) dalam Budiman, 2005:93).

Ketiga, Roman Jakobson, teori metafora Jakobson dilandasi oleh sebuah

prinsip dasar yang menyatakan bahwa fungsi puitis memproyeksikan prinsip

ekuivalensi dari poros seleksi ke poros kombinasi (the poetic function projects the

principle of equivalence from the axis of selection into the axis of combination)

(Jakobson (1975) dalam Budiman, 2005:93-94). Perlu digarisbawahi di sini

bahwa teori Jakobson sebetulnya tidak semata-mata bersangkutan dengan puisi

atau bahasa puitis (Budiman, 2011:94). Prinsip ekuivalensi dengan kedua

porosnya ini sebetulnya diturunkan dari konsep dikomis Ferdinand de Saussure

((1966); Budiman (2004) dalam Budiman, 2005:94) tentang dua jenis relasi tanda-

tanda, yakni relasi sintagmatis dan relasi asosiatif (paradigmatis).

Fungsi puitis yang dimaksud Jakobson tersebut, antara lain, dapat

terealisasikan sebagai figur retoris yang paling mendasar, yakni metafora dan

metomini. Figur retoris yang pertama, metafora, diproduksi berdasarkan pada

prinsip similaritas (similarity), “kemiripan”, sementara figur retoris yang kedua,

Page 17: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

metomini, berdasarkan pada prinsip kontiguitas (contiguity), “keberdampingan”

(Jakobson (1975) dalam Budiman, 2005:94).

Dari pemaparan di atas, pengertian arsitektur metafora yang dimaksud

dalam judul tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai kemiripan atau analogi yang

diperoleh dari sebuah perbandingan atas dua hal yang berbeda guna memperoleh

konsep keaslian bangunan arsitektur melalui pemikiran dalam perspektif berbeda,

interpretasi baru, dan memunculkan sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.

Dari pengertian objek material dan objek formal diatas, pengertian Solo

Skatepark dengan pendekatan arsitektur metafora dapat dirumuskan sebagai

sebuah wadah di Surakarta yang mewadahi segala aktivitas yang berhubungan

dengan olahraga skateboard dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung

terkait, dengan menggunakan arsitektur metafora sebagai pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan.

1.2. Latar Belakang

Skateboard merupakan salah satu olahraga yang masuk dalam kategori

olahraga ekstrim. Olahraga ekstrim yang dimaksud adalah olahraga demi

pemenuhan kepuasan adrenalin. Aktivitas olahraga ekstrim lazimnya cenderung

menampilkan kecepatan, ketinggian, bahaya, dan aksi tantang diri yang

membutuhkan keberanian.

Page 18: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Gambar I.1 Atraksi skateboard

Sumber : dokumen Budiharjo (2009)

Di Indonesia, olahraga skateboard terus mengalami perkembangan.

Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan bermunculannya komunitas-

komunitas skateboard, adanya industri-industri lokal yang berhubungan dengan

skateboard, dibangunnya beberapa skatepark di beberapa kota, dan jumlah peserta

skateboarding day di Indonesia yang terus meningkat.

Komunitas skateboard lokal muncul tidak hanya di kota besar seperti

Jakarta, Bandung, Semarang dan Bali, melainkan juga di Surakarta. Di Surakarta,

peminat olahraga skateboard yang tergabung dalam komunitas terus bertambah.

Berdasarkan pendataan oleh Association of Soloraya Skateboarding Community

(ASSC) pada Mei 2011 terdapat 11 komunitas yang berada di Solo Raya yang

terdiri dari 249 skateboarder yang aktif tersebar di komunitas-komunitas tersebut.

Keberadaan komunitas-komunitas skateboard Solo Raya terpencar di

karisidenan Surakarta, antara lain kompleks stadion Manahan, perpustakaan pusat

UNS, lingkungan kampus teknik UMS, Galabo, Ngarsopuro, dan lain-lain.

Beberapa ruang publik di Surakarta belum mampu mengakomodasi aktivitas

Page 19: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

masyarakat, khususnya komunitas skateboard yang sering menggunakan ruang-

ruang publik sebagai sarana bermain. Beberapa event lokal hingga nasional pernah

diadakan di Surakarta. Sarana yang digunakan pada event tersebut menggunakan

ruang-ruang publik yang ada di Surakarta. Oleh karena itu, perlu adanya sarana

atau wadah berupa skatepark di Surakarta yang dapat mewadahi aktivitas olahraga

skateboard agar aktivitas-aktivitas olahraga skateboard tidak mengganggu

kegiatan yang ada di ruang-ruang publik.

Kebutuhan skatepark di kota Surakarta disebabkan adanya fenomena

aktivitas olahraga skateboard yang berlangsung di ruang publik. Ruang publik

tersebut belum mampu mewadahi aktivitas olahraga skateboard secara optimal

karena para skateboarder hanya berlatih dengan menggunakan obstacle seadanya,

tanpa adanya sistem keamanan dan kenyamanan bagi para skateboarder maupun

masyarakat yang menyaksikannya. Selain itu, musim hujan merupakan kendala

para skateboarder saat melakukan aktivitas olahraga skateboard di area terbuka.

Gambar I.2 Event skateboard dilaksanakan di depan pasar Triwindu, Ngarsopuro

Sumber : dokumen Setya (2011)

Kebutuhan skatepark di kota Surakarta juga disebabkan adanya fenomena

perkembangan skateboard di kota Surakarta, hal ini dapat dilihat dari

pertumbuhan jumlah skateboarder yang berpartisipasi dalam acara World Go

Page 20: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Skateboarding Day setiap tahunnya di Surakarta, jumlah peminat olahraga

skateboard yang bergabung dalam komunitas-komunitas di Surakarta, dan

berbagai kompetisi tingkat nasional yang sering diikuti oleh skateboarder-

skateboarder Surakarta. Prestasi pun sering diperoleh pada kompetisi-kompetisi

tingkat nasional seperti kompetisi ISA, Volcom, Piero, dan lain-lain. Berikut data

pertumbuhan peserta World Go Skateboarding Day di Surakarta, jumlah peminat

olahraga skateboard aktif yang tergabung dalam komunitas-komunitas di

Surakarta dan daftar prestasi skateboarder Surakarta.

Jum

lah s

ka

tebo

ard

er

Tahun

50

100

150

200

250

300

2008 2009 2010 2011 20122007

159

180

207

230

243

276

Gambar I.3 Grafik pertumbuhan peserta World Go Skateboarding Day di

Surakarta

Sumber : Dokumen Association of Soloraya Skateboarding Community (ASSC)

Tabel I.1 Jumlah komunitas skate di Soloraya (pendataan 20 Mei 2012)

No Nama Komunitas Jumlah

Anggota Lokasi Latihan

1 MSD (Manahan Skateboarding

Division) 19 Manahan (samping Velodrome)

2 UNSkateboarding 21 kampus UNS Solo (halaman Bank BTN

UNS)

3 UMS Skateboarding 20 boulevard kampus II UMS

4 Pendopo Skateboard 15 Manahan pintu depan, sebelah timur

5 Imigran/FAIN 23 sekitar perumahan Fajar Indah

6 Dawung Gledekan 15 Dawung, BCA, Ngarsopuro (nomaden)

7 Slowly Skateboarding (Klaten) 20 GOR, perlimaan Mbramen, alun-alun

Klaten

Page 21: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

8 Sragen Skateboarding 18 KNPI (depan rumah dinas bupati Sragen)

9 Soekohardjo Skateboarding 12 halaman DPRD Sukoharjo

10 BSP (Boyolali Skateboarding

People) 13 pasar kota Boyolali, samping kabupaten

11 Wonogiri Boardrider 22 Wonogiri

12 Tidak Diketahui/Belum Tergabung

Komunitas 51 lokasi tersebar

Jumlah Total Skater Yang Terdaftar 249

Sumber : Dokumen Association of Soloraya Skateboarding Community (ASSC)

Tabel I.2 Daftar prestasi skateboarder berdomisili Surakarta

No Nama Prestasi

1 Yosafat Satria Setya 1st Starting Point Skateboard Comeptition (2004)

1st One Way Trick Competition (2004)

3rd

Beginner ISA Competition (2004)

3rd

Beginner Volcom Skate Jam O'rama (2004)

3rd

Beginner Volcom Wild In The Park (2005)

1st Beginner ISA Competition Series 2 (2005)

6th

Beginner ISA Competition Series 3 (2005)

5th

Beginner ISA Competition Final Series (2006)

2nd

Open Viva La Balkot (2006)

1st X-treme Foundation Skateboard Competition (2006)

1st Rapma Skateboard Competition (2006)

1st Open Semarang Skateboard Competition (2006)

1st Open Born To Be Free Skateboard Competition (2006)

2nd

Open Madiun Cinta Kamu Skateboard Competition (2007)

1st Open Mandala Skateboard Competition (2008)

4th

Open Volcom Wild In The Park (2008)

1st Open Viva La Balkot (2008)

2nd

Open Skate Now National Skateboard Competition (2008)

3rd

Open Surabaya Metropolis Skateboard Competition (2008)

1st GSD Street (2010)

1st Raildog #1 Skateboard Competition (2010)

1st Open Viva La Balkot (2010)

1st Open Street Magetan Skateboard Competition(2010)

1st Game of Skate Magetan Skateboard Competition (2010)

2nd

Open Volcom Wild In The Park National Series (2010)

1st Open Forgive For Reborn #1 Skateboard Competition

(2011)

1st GSD Street (2011)

1st Open Madiun Cinta Kamu #2 Skateboard Competition

(2011)

1st Open Skatelatiga Skateboard Competition (2011)

2nd

Reach Your Line Skateboard Competition (2011)

3rd

Warrior Ramp Jam (2012)

1st Emerica G.O.S (2012)

1st GSD Drop in Contest, High Ollie, Long Ollie, & Line

Filming (2012)

3rd

Open Kustom Fest Skateboard Competition (2012)

1st Raildog #2 Skateboard Competition (2012)

2 Narendra Setya 1st Beginner Volcom Skate Jam O'rama (2003)

4th

Beginner ISA Competition Series 1 (2003)

3rd

ISA Competition Series 3 (2004)

2nd

Forgive for Reborn (2011)

3 Tunggul Aji 1st Under 15th Piero Nation Skateboarding #1 (2012)

Page 22: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2nd

Smartfren Skate Competition (2012)

2nd

Beginner Madiun Cinta Kamu #2 (2011)

4 Roni Dapa Saputra 1st Warrior Last Sunday (2012)

3rd

GSD Street (2011)

5 Muhammad Nor

Wibisono 2

nd Amateur Viva La Balkot (2011)

6 Fajar 'Japrax' 5th

Beginner ISA Competition Series 3 (2005)

2nd

Beginner Opening Predator Park Competition (2012)

Sumber : Dokumen komunitas Manahan Skateboarding Division (MSD)

Selain itu, fenomena perkembangan skateboard di Surakarta juga dapat

dilihat dari komunitas-komunitas skateboard yang mengadakan kompetisi-

kompetisi skateboard berskala lokal. Hal tersebut memicu organisasi skateboard

dan industri skateboard untuk mengadakan kompetisi skateboard berskala

nasional di kota Surakarta seperti kompetisi ISA pada tahun 2004 yang

berlangsung di komplek stadion Manahan dan kompetisi Piero Nation

Skateboarding Seri 1 pada tahun 2012 yang menggunakan jalan di depan pasar

Triwindu, Ngarsopuro. Berikut data event-event skateboard yang telah

terselenggara di kota Surakarta.

Tabel II.3 Event skateboard di Soloraya (2009-2012)

Tahun Event Tempat

2009

Skateboarding Day 2009 Solo Grand Mall

Demo Skate Just Do It Now Gbika

Manahan Game Of Skate Komplek Stadion Manahan

2010

Skateboarding Day 2010 Ngarsopuro

Boyolali Merdeka Skate Boyolali

Raildog Competition Komplek Stadion Manahan

2011

Skateboarding Day 2011 Ngarsopuro

Demo Skate Djarum 76 Ngarsopuro

Reach Your Line Komplek Stadion Manahan

2012

Skateboarding Day 2012 Komplek Stadion Manahan

Piero Nation Skateboarding Seri 1 Ngarsopuro

Warrior Ramp Jam #1 Warrior Park

Smartfren Skate Competition Komplek Stadion Manahan

Skate Wars Warrior Park

Raildog #2 Competition Komplek Stadion Manahan

Suzuki Perform Skateboard Solo Grand Mall

Sumber : Dokumen Association of Soloraya Skateboarding Community (ASSC)

Page 23: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Aktivitas olahraga ekstrim skateboard ini memiliki daya tarik bagi

pengunjung karena mempertunjukkan gerakan-gerakan yang atraktif. Gerakan

atraktif di sini merupakan gerakan unjuk kemampuan trik-trik yang dimiliki oleh

para skateboarder pada saat event skateboard maupun pada saat photo session dan

filming video. Kesan atraktif tersebut perlu dimunculkan dalam tampilan

bangunan yang ditransformasikan melalui pendekatan arsitektur metafora.

Dalam semiotika, atraktif merupakan penggambaran suatu sifat yang

berwujud abstrak. Menurut Anthony C. Antoniades dalam Poetic of Architecture

(1990:30-31), penggambaran wujud abstrak dalam arsitektur dapat dimasukkan ke

dalam kategori metafora abstrak (intangible metaphor). Secara lebih luas,

penggunaan metafora dalam arsitektur mampu memikirkan karya/desain dalam

perspektif berbeda, memunculkan interpretasi baru, dan memunculkan sesuatu

yang tidak diketahui sebelumnya sehingga menghasilkan konsep baru substansial

yang berkaitan dengan keaslian bangunan. Sehingga metafora yang dilakukan

diharapkan mampu mencitrakan aktivitas olahraga skateboard yang terwujud

dalam perancangan desain arsitektur Solo Skatepark.

1.3. Permasalahan

Bagaimanakah konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark yang

mampu mewadahi aktivitas olahraga skateboard dan seluruh aktivitas

penggunanya, serta mencitrakan fungsi dan karakter bangunan yang diwujudkan

melalui tampilan bangunan dengan pendekatan arsitektur metafora?

1.4. Persoalan

Dari rumusan permasalahan di atas, diperoleh lima persoalan sebagai

berikut.

Page 24: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Bagaimanakah konsep tampilan bangunan Solo Skatepark yang mampu

mencitrakan fungsi dan karakter dari aktivitas olahraga skateboard?

2) Bagaimanakah konsep tata site meliputi orientasi bangunan, klimatologi,

pencapaian, sirkulasi, dan penzoningan yang menunjang tampilan

bangunan Solo Skatepark?

3) Bagaimanakah konsep program ruang secara keseluruhan yang mampu

mewadahi aktivitas pengguna Solo Skatepark?

4) Bagaimanakah konsep sistem struktur yang menunjang tampilan bangunan

Solo Skatepark?

5) Bagaimanakah konsep tata landscape dan sistem utilitas yang menunjang

tampilan bangunan Solo Skatepark, serta menunjang kenyamanan dan

keamanan aktivitas pengguna Solo Skatepark?

1.5. Tujuan

Konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark yang mampu

mewadahi aktivitas olahraga skateboard dan seluruh aktivitas penggunanya, serta

mencitrakan fungsi dan karakter bangunan yang diwujudkan melalui tampilan

bangunan dengan pendekatan arsitektur metafora.

1.6. Sasaran

Dari tujuan di atas, terdapat lima sasaran yang diperoleh berdasarkan

persoalan-persoalan yang ada yakni sebagai berikut.

1) Konsep tampilan bangunan Solo Skatepark yang mampu mencitrakan

fungsi dan karakter dari aktivitas olahraga skateboard?

Page 25: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Konsep tata site meliputi orientasi bangunan, klimatologi, pencapaian,

sirkulasi, dan penzoningan yang menunjang tampilan bangunan Solo

Skatepark?

3) Konsep program ruang secara keseluruhan yang mampu mewadahi

aktivitas pengguna Solo Skatepark?

4) Konsep sistem struktur yang menunjang tampilan bangunan Solo

Skatepark?

5) Konsep tata landscape dan sistem utilitas yang menunjang tampilan

bangunan Solo Skatepark, serta menunjang kenyamanan dan keamanan

aktivitas pengguna Solo Skatepark?

1.7. Lingkup Pembahasan dan Batasan

1.7.1. Lingkup Pembahasan

Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark ini

melingkupi persoalan-persoalan dalam lingkup arsitektur dan ditekankan pada

tampilan bangunan yang menggunakan pendekatan arsitektur metafora.

Pembahasan di luar lingkup disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sebatas

menunjang dan memberi kejelasan pada pembahasan Solo Skatepark.

1.7.2. Batasan

Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark ini

mencakupi pelayanan event skateboard berskala nasional. Solo Skatepark

direncanakan mampu melayani pertumbuhan peminat olahraga skateboard di

Surakarta hingga 20 tahun ke depan.

Page 26: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1.8. Metode Perencanaan dan Perancangan

1.8.1 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan ada empat yang dapat

dipolakan sebagai berikut.

1) Observasi, dilakukan melalui pengamatan ke objek penelitian seperti,

skatepark-skatepark yang ada di Indonesia, event-event skateboard di

Indonesia, industri skateboard di Indonesia, komunitas skateboard di

Indonesia pada umumnya dan komunitas skateboard di Surakarta pada

khususnya.

2) Wawancara, dilakukan melalui interview (tanya jawab) kepada beberapa

narasumber yang paham olahraga skateboard dan kepada masyarakat

selaku pengguna yang menikmati aktivitas olahraga tersebut.

3) Dokumentasi, dilakukan melalui pengambilan dokumen (video, foto, dan

literatur) seperti, ilustrasi visual dari kejadian-kejadian dalam olahraga

skateboard, peralatan skateboard, jenis-jenis lintasan dalam skateboard,

preseden skatepark, dan contoh desain arsitektur yang menggunakan

metafora dalam perancangan.

4) Literatur, digunakan untuk memperoleh data melalui beberapa referensi

yang berkaitan dengan tugas akhir, di antaranya olahraga skateboard,

skatepark, kota Surakarta, arsitektur metafora, dan lain-lain.

1.8.2 Metode Analisis

Analisis dilakukan dengan mengkaji data dan informasi yang digunakan

sebagai data perencanaan dan perancangan melalui tiga tahap pemrograman yakni

sebagai berikut.

Page 27: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Pemrograman fungsional, menganalisis kegiatan, identifikasi pengguna,

struktur organisasi, area kegiatan, dan penstrukturan pengguna dengan

kegiatan di dalam Solo Skatepark yang direncanakan.

2) Pemrograman performansi, menganalisis identifikasi kebutuhan dengan

pengguna, atribusi lingkungan dengan pengguna, karakteristik respon

lingkungan, dan potensi lingkungan untuk memperoleh performansi sistem

ruang dan bangunan Solo Skatepark.

3) Pemrograman arsitektur, dilakukan untuk menganalisis tapak,

ruang/bangunan, dan tapak site Solo Skatepark sesuai dengan efektifitas

fungsi dan spesifikasi bangunan yang direncanakan.

1.8.3 Metode Penyajian

Penulisan hasil penelitian ini menggunakan dua cara penyajian. Pertama,

Formal, yaitu penyajian dalam bentuk tabel dan gambar. Penyajian formal berupa

transformasi desain dan gambar desain Solo Skatepark. Kedua, informal, yaitu

penguraian dalam bentuk deskripsi kata-kata (naratif). Penyajian informal berupa

konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark.

1.9. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan pada penelitian tugas akhir ini terbagi menjadi

lima tahap. Pertama, pendahuluan, berisi tentang pengertian judul, latar belakang,

permasalahan, persoalan, tujuan, sasaran, lingkup, batasan pembahasan, metode

perencanaan dan perancangan, dan sistematika penulisan.

Kedua, tinjauan skateboard dan arsitektur metafora, berisi tentang tinjauan

mengenai skateboard dan arsitektur metafora beserta preseden di dalamnya.

Page 28: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Ketiga, Solo Skatepark yang direncanakan, mengemukakan garis besar

gambaran umum perencanaan skatepark di Surakarta dengan pendekatan

arsitektur metafora.

Keempat, analisa konsep perencanaan dan perancangan, mengemukakan

tentang analisa perencanaan dan perancangan yang dimulai dengan analisa makro

(analisa tampilan bangunan, pengolahan site, dan penzoningan) dan analisa mikro

(program ruang, sistem struktur, tata landscape, dan sistem utilitas).

Kelima, konsep perencanaan dan perancangan Solo Skatepark,

mengemukakan kesimpulan dari analisis yang dilakukan sehingga menghasilkan

sebuah konsep desain.

Page 29: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

BAB II

TINJAUAN SKATEBOARD DAN ARSITEKTUR METAFORA

2.1. Tinjauan Skateboard

2.1.1. Sejarah Skateboard

Skateboard pertama kali dibuat sekitar awal tahun 1900-an ketika sepatu roda

dan skuter sedang populer. Skuter adalah sebuah papan datar dengan empat roda di

bagian bawah dan terdapat pegangan tangan sebagai kendali yang terpasang pada

bagian depan (Crossingham dan Kalman, 2004:6). Beberapa anak memutuskan

mengendarai skuter tanpa menggunakan pegangan tangan kemudian mereka

mengambil roda dari sepatu roda mereka dan memasangkannya pada papan kayu.

Walaupun penemuan ini adalah “skateboards” pertama, belum ada yang

menyebutkannya pada saat itu. “Sidewalk Surfers” adalah pabrik pertama yang

memproduksi skateboard (Crossingham dan Kalman, 2004:6).

Gambar II.1 Roda skateboard terbuat dari logam

Sumber : Crossingham dan Kalman (2004:7)

Page 30: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Skateboard pada awalnya menggunakan roda yang terbuat dari logam. Roda

ini berhenti tiba-tiba ketika menabrak batu kecil atau retakan di trotoar. Para orang

tua menjadi khawatir karena tidak ada helm, pads, atau peralatan keamanan lainnya

untuk skaters sehingga anak-anak mereka terus mendapatkan cedera. Pada tahun

1965, banyak kota yang mengesahkan undang-undang sehingga mengendarai

skateboard di jalan-jalan umum atau di ruang publik menjadi ilegal (Crossingham

dan Kalman, 2004:7). Perusahaan-perusahaan mulai berhenti memproduksi peralatan

skateboard. Pada akhir tahun 1960-an, hal ini terlihat seperti akhir dari permainan

skateboard (Crossingham dan Kalman, 2004:7).

Meskipun skateboard menjadi “underground” pada akhir tahun 1960-an, para

skateboarder tidak menyerah dan terus berjuang untuk skateboard. Untuk

mendapatkan papan (deck) menjadi sulit, kemudian para skateboarder membuat

sendiri dengan menggunakan potongan-potongan kayu dan roda dari sepatu roda.

Mereka berlatih di halaman belakang, kolam renang kosong, jalan-jalan kosong, dan

setiap ruang lain yang dapat digunakan.

Pada tahun 1970, Frank Nasworthy merubah skateboard selamanya, dia

menggunakan plastik atau disebut urethane untuk membuat roda (wheels) pada

skateboard (Crossingham dan Kalman, 2004:8). Roda ini mampu meluncur dan

mencengkram di lintasan. Trucks skateboard yang juga dirancang khusus sehingga

membuat papan lebih aman, lebih halus, lebih cepat, dan lebih mudah dikendalikan.

Pada tahun 1973 hingga tahun 1980 dikenal sebagai gelombang kedua di

dunia skateboard. Skatepark dibangun sebagai tempat yang hanya digunakan untuk

Page 31: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

skating. Perubahan pada skateboard memungkinkan para skater untuk lebih berani

dari sebelumnya. Yang terbaik dari inventive skaters pada saat itu adalah Z-boys dari

daerah Santa Monica, California, atau biasa disebut Dogtown (Crossingham dan

Kalman, 2004:8). Setiap orang meniru gaya agresif mereka dan muncullah ekstrim

skateboard.

Popularitas skateboard kembali booming pada gelombang ketiga, yang

berlangsung dari 1983 hingga 1991 (Crossingham dan Kalman, 2004:9). Pada saat

itu, permainan skateboarding menjadi lebih sulit karena profesional skateboarder

menciptakan trik-trik baru dan mengubah trik-trik lama.

Popularitas skateboard sempat mengalami „kecelakaan‟ sebentar di awal

tahun 1990-an, namun gelombang keempat dimulai beberapa tahun kemudian dan

terus berlangsung kuat sejak saat itu (Crossingham dan Kalman, 2004:9). Seiring

dengan aggressive inline skating dan BMX, skateboarding telah menjadi sebuah

olahraga ekstrim yang booming di seluruh dunia.

2.1.2. Perkembangan Skateboard di Indonesia

Skateboard masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an (Charlie, 2011, dalam

Arie, 2011:format video). Skateboard dibawa masuk oleh mahasiswa Indonesia yang

menuntut ilmu di luar negeri (Surie, 2011, dalam Arie, 2011:format video). Pada

tahun 1980-an, skateboard sempat vacum, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di

seluruh negara, hal tersebut dikarenakan mahalnya biaya pembangunan tempat

bermain skateboard dan permainan skateboard dianggap berbahaya bagi anak-anak

(Surie, 2011, dalam Arie, 2011:format video). Seiring dengan perkembangannya,

Page 32: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

permainan skateboard tidak lagi hanya meluncur, slalom, atau permainan seperti

balapan tetapi skateboard telah berkembang menjadi permainan yang membutuhkan

teknik dan skill sehingga permainan skateboard membutuhkan tempat untuk bermain

(Charlie, 2011, dalam Arie, 2011:format video).

2.1.3. Perlengkapan Skateboarding

Terdapat tiga perlengkapan utama dalam bermain skateboard. Pertama,

Skateboard, pada dasarnya terdiri dari tiga bagian, yaitu the deck, the trucks, dan the

wheels (Welinder dan Whitley, 2012:16). Masing-masing dari bagian ini memiliki

dampak terhadap cara mengendalikan skateboard, dan perubahan ke salah satu bagian

membutuhkan penyesuaian terhadap komponen lainnya.

Gambar II.2 Skateboard

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:16)

The deck merupakan sebilah papan yang terdiri dari lapisan-lapisan kayu,

biasanya berasal dari kayu maple. Pada bagian atas direkatkan griptape sehingga kaki

skateboarder tidak bergeser ke sekitarnya. Meskipun umumnya deck yang terdapat di

skateshop terlihat simetris, sebagian besar memiliki perbedaan tipis yang

membedakan bagian depan (the nose) dengan yang belakang (the tail).

Page 33: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

Gambar II.3 Papan skateboard (the deck)

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:18)

Beberapa aspek pada deck akan mempengaruhi performanya. Sebuah papan

yang lebar akan memberikan kestabilan tetapi akan lebih sulit untuk melakukan

manuver. Sebuah papan yang lebih sempit akan lebih kurang stabil. Kebanyakan para

skateboarder yang tertarik dengan street skating style menggunakan papan lebih

sempit, sementara mereka yang tertarik untuk melaju cepat atau seseorang yang

memiliki fisik lebih besar cenderung untuk menggunakan papan yang lebar.

Sebuah papan panjang akan lebih stabil tetapi tidak dapat berbelok setajam

papan yang lebih pendek. Jarak antara trucks mempengaruhi radius belokan memutar

skateboard.

Page 34: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

Gambar II.4 The trucks

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:18)

Terdapat dua set dari empat lubang yang dilubangi pada sebuah deck. Empat

buah baut memegang truck ke deck. the truck adalah bagian paling rumit dari

skateboard. Lebar dari truck ditentukan oleh panjang axle dan hanger. Ketika sebuah

skateboard terpasang, bagian luar roda (wheels) berada sedikit di dalam sisi deck.

Perakitan roda (the wheels) memiliki beberapa bagian. Ada bagian utama

roda, polyurethane, yang menyentuh lantai. Di dalam roda terdapat dua buah bearing

terbuat dari baja yang digunakan untuk berputar pada as roda. Sebuah skateboard

lengkap memiliki delapan buah bearing, dua buah pada setiap roda.

Gambar II.5 Bearing

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:21)

Page 35: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

Ukuran sebuah roda diukur dalam milimeter. Ukuran umum untuk roda adalah

antara 50 hingga 60 milimeter. Kekerasan sebuah roda diukur dalam durometer. Roda

yang lebih hard akan lebih cepat saat digunakan meluncur, tetapi akan merasakan

setiap gundukan dan celah di medan kasar. Sebuah roda yang lebih soft akan lancar di

medan kasar tetapi tidak dapat meluncur cepat.

Gambar II.6 Ukuran roda (the wheels)

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:19)

Gambar II.7 Tingkat kekerasan roda (the wheels)

Sumber : Welinder dan Whitley (2012:20)

Kedua, sepatu skate, memberikan kontribusi yang luar biasa, dimana terdapat

padding di beberapa tempat yang paling sering digunakan dan mendapat robekan

(Welinder dan Whitley, 2012:8). Saat ini, teknologi juga telah diterapkan pada sepatu

skate sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan saat bermain skateboard.

Kebutuhan utama perlengkapan ini untuk bermain skateboard menjadikan sepatu

skate menjadi ciri khas fashion para skateboarder.

Ketiga, safety gear, terdapat dua safety gear yang harus digunakan untuk

skateboarder tingkat pemula yaitu helm dan pads. Helm merupakan alat keamanan

Page 36: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

yang digunakan untuk melindungi kepala. Pads merupakan alat keamanan yang

digunakan untuk melindungi siku dan lutut. Safety gear ini digunakan untuk

menghindari para skateboarder mengalami cedera-cedera yang serius saat terjadi

kecelakaan.

2.1.4. Gaya Bermain Skateboard

Sejak pertama kali muncul di tahun 1950-an, skateboarding telah berkembang

menjadi sebuah kegiatan rekreasi sehari-hari yang sangat berbeda dan olahraga

profesional dengan profil tinggi dengan jutaan peserta di Kanada dan seluruh dunia

(Brooke (2011) dalam Zalm, 2011:12). Saat ini, bermain skateboard memiliki gaya

bermain yang berbeda-beda, ditandai dengan jenis lintasan yang telah berkembang

sesuai dengan bentuk medan. Di bawah ini adalah daftar dan deskripsi umum „gaya‟

bermain skateboard dan arena bermainnya terkait dengan medan yang dibahas oleh

van der Zalm dalam Skateboarding Amenities Stategy 2011 (2011:12-13).

Tabel II.1 Gaya bermain skateboard Gaya Bermain Deskripsi Gambar

Transition/bowl

Pada tahun 1970-an, para pemain skateboard

mulai menantang keterampilan mereka pada

dinding kolam renang yang kering. Hal ini

melahirkan gaya baru yang bentuk dasar

terinspirasi dari para peselancar yang

berselancar di ombak. Z-boys dari California

merupakan kelompok skateboarder pertama

yang bermain menggunakan dinding kolam

renang yang kering. Saat ini, atraksi

skateboarding yang menggunakan lintasan

permukaan melengkung mendekati vertikal

dikenal dengan gaya skateboard ‘transition’.

Gambar II.8 Bowl style

Sumber : Zalm (2011:12)

Freestyle

Pada tahun 1980-an, gaya skateboard baru

muncul dengan melakukan trik pada permukaan

datar dan sering dikoreografikan dengan musik.

Gaya ini melibatkan gerakan yang artistik dan

bebas dengan ukuran papan yang lebih kecil.

Gaya bermain skateboard ini sangat kompetitif

pada tahun 1980-an namun seiring

Gambar II. 9 Freestyle

Sumber : Zalm (2011:12)

Page 37: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

berkembangnya jaman, perubahan-perubahan

pada peralatan skateboard memberi dominasi

baru pada streetstyle skating.

Street

Gaya ini dianggap sebagai gaya bermain

skateboard yang paling populer. Gaya bermain

street biasa dilakukan di ruang publik atau semi-

publik seperti plaza perkotaan, parkir mobil,

area sekolah, kolam renang kosong, dan saluran

air yang kering. Gaya bermain ini menantang

keterampilan para skateboarder untuk

melakukan trik dengan menggunakan bentuk-

bentuk yang ada di ruang publik perkotaan

seperti ledges, stairs, handrail, banks, dan lain-

lain.

Gambar II.10 Streetstyle

Sumber : Zalm (2011:13)

Park

Munculnya kembali fasilitas-fasilitas untuk

bermain skateboard pada tahun 1990-an

mempopulerkan gaya baru dalam bermain

skateboard. „Park‟ merupakan gaya bermain

yang menggunakan obstacle dengan bentuk

yang dibangun khusus untuk skateboard. Fitur

yang ada di fasilitas ini merupakan replika dari

bentuk obstacle perkotaan dan pengembangan

variasi bentuknya.

Gambar II.11 Park style

Sumber : Zalm (2011:13)

Downhill

Gaya bermain skateboard ini dilakukan di

permukaan yang memiliki daerah-daerah

berbukit dan tingkat lalu lintas yang rendah.

Aktivitas pada gaya ini adalah meluncur dengan

kecepatan yang relatif tinggi. Peralatan

skateboard yang digunakan pada gaya downhill

biasanya menggunakan papan yang lebih

panjang dan menggunakan wheels yang lebih

soft.

Gambar II.12 Downhill

Sumber : Zalm (2011:13)

Longboarding

Peralatan skateboard yang digunakan pada gaya

ini hampir sama dengan gaya downhill. Lintasan

bermain pada gaya longboarding biasanya

menggunakan permukaan datar dengan tikungan

yang tajam atau lereng dengan kemiringan yang

lebih rendah. Gambar II.13 Longboarding

Sumber : Zalm (2011:13)

Sumber : Zalm (2011:12-13)

2.1.5. Trik-Trik dalam Skateboard

Skateboard merupakan olahraga ektrim yang menampilkan suatu pertunjukan

yang atraktif. Atraktif yang dimaksud adalah aktivitas skateboarder ketika melakukan

Page 38: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

trik skateboard dan berhasil landing. Terdapat lima trik dalam bermain skateboard,

yakni sebagai berikut.

1) Ollie, 1978 menjadi tahun bersejarah bagi skateboarder, karena Allan Gelfand

menciptakan “ollie pop”, yaitu mengudara tanpa menggunakan tangan dalam

bidang vertikal (Anggi dan Ronald, 2012:43).

2) Grab, merupakan trik mengudara dengan memegang deck pada skateboard.

3) Flip, sekitar akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an merupakan periode

inovasi besar dan semangat dalam skateboarding (Goodfellow, 2005:13).

Rodney Mullen merupakan skateboarder yang menciptakan trik flip, yaitu trik

mengudara dengan skateboard yang memutar dan/atau membalik.

4) Grind, merupakan trik meluncur di obstacle dengan menggunakan permukaan

truck pada skateboard.

5) Slide, merupakan trik meluncur di obstacle dengan menggunakan permukaan

deck pada skateboard.

2.1.6. Obstacle Skateboard

Atraktif dalam permainan skateboard juga dapat terlihat saat skateboarder

melakukan atraksi di obstacle. Terdapat enam bentuk dasar obstacle yang digunakan

dalam permainan skateboard yaitu ledge, rail, banks, pipe, stair/gap, dan manual

pad. Pada obstacle alami, bentuk dasar obstacle tersebut disesuaikan dengan standar

arsitektural, sedangkan obstacle pada skatepark, bentuk dasar obstacle tersebut

dikombinasikan dan dikembangkan sehingga menghasilkan variasi bentuk obstacle

baru.

Page 39: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

2.1.7. Aktivitas Olahraga Skateboard

Terdapat empat aktivitas olahraga skateboard (observasi bulan agustus –

desember 2012), yakni sebagai berikut.

1) Latihan, merupakan aktivitas mengasah kemampuan skateboarder.

2) Kompetisi, merupakan aktivitas unjuk kemampuan atau atraksi yang

dilakukan skateboarder untuk memperoleh juara.

3) Skatedemo, merupakan aktivitas unjuk kemampuan atau atraksi, biasanya

dilakukan profesional skateboarder dengan tujuan promosi brand secara

langsung.

4) Checkspot, merupakan aktivitas unjuk kemampuan atau atraksi skateboarder

yang dilakukan di ruang publik dengan menggunakan obstacle alami untuk

didokumentasikan melalui photo session maupun filming video dan bertujuan

untuk promosi brand secara tidak langsung (melalui media cetak dan

elektronik).

2.1.8. Preseden Skatepark

Di bawah ini merupakan preseden desain skatepark.

1) The Jobing.com Arena

The Jobing.com arena merupakan bangunan yang berfungsi sebagai arena

olahraga dan hiburan yang terletak di Glendale, Arizona. Permukaan lantai

menggunakan multy-surface sehingga memungkinkan mengadakan kegiatan

olahraga apapun di dalam bangunan ini dan memiliki kapasitas tempat duduk

hingga 19.000 penonton. Bangunan ini pernah disewa sebagai markas tim ice

Page 40: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

hockey Phoenix Coyotes dan Arizona Sting. Bangunan juga digunakan arena

skateboard pada Street League Skateboard Competition pada tahun 2010, 2011,

dan 2012. Obstacle pada arena skateboard yang digunakan untuk Street League

Skateboard Competition selalu mengalami perubahan setiap tahunnya.

Gambar II.14 Arena skateboard Street League 2010

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Street+League+2010+AZ&projectID=236#Arizona; diunduh

30/11/2012

Gambar II.15 Arena skateboard Street League 2011

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=STREET+LEAGUE+2011+GLENDALE+ARIZONA&projectID=257#

Arizona; diunduh 30/11/2012

Page 41: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

Gambar II.16 Arena skateboard Street League 2012

Sumber : http://californiaskateparks.com/tag/street-league-skateboarding/; diunduh

30/11/2012

Berdasarkan ketiga contoh gambar di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa obstacle pada event internasional Street League Skateboard Competition

bersifat tidak permanen.

2) Woodward East Plaza

Woodward memiliki segala jenis obstacle skate untuk setiap tingkat

skater. dalam skatepark ini terdapat area indoor dan outdoor.

Gambar II.18 Woodward East Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Woodward+East+Plaza&projectID=166; diunduh 30/11/2012

Pada area indoor terdapat obstacle seperti rail, jump boxes, quarterpipes,

dan transition pyramids. Pada area outdoor terdapat obstacle seperti vert ramp,

street course, dan beberapa bentuk obstacle lainnya yang membuat skatepark ini

menjadi “surga” untuk bermain skateboard.

Page 42: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

3) Charmette Bonpua Skate Plaza

Charmette Bonpua Skate Plaza merupakan arena skateboard yang aman

untuk setiap tingkat skater. Charmette Bonpua Skate Plaza merupakan skate

plaza bergaya street dengan bentuk-bentuk obstacle yang unik.

Gambar II.19 Charmette Bonpua Skate Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Charmette+Bonpua+Skate+Plaza&projectID=240; diunduh 30/11/2012

Gambar di atas menunjukkan bahwa area penghijauan dapat

dikombinasikan dengan obstacle untuk bermain skateboard.

4) Ed Benedict Skate Plaza

Ed Benedict Skate Plaza adalah desain kolaborasi California Skateparks

dan Newline Skateparks. Ed Benedict merupakan taman plaza pertama berbasis

lingkungan untuk arena skateboard street di Portland. Desain organik yang unik

dengan obstacle diselingi oleh banyak saluran hijau dan dua ruang terbuka hijau

untuk bio filtrasi.

Page 43: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

Gambar II.20 Ed Benedict Skate Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Ed+Benedict+Skate+Plaza&projectID=165; diunduh 30/11/2012

Gambar II.21 Obstacle yang diselingi oleh saluran hijau

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Ed+Benedict+Skate+Plaza&projectID=165; diunduh 30/11/2012

Gambar di atas menunjukkan bahwa skatepark dapat didesain berbasis

lingkungan sehingga desain landscape dapat diterapkan tanpa mengesampingkan

kebutuhan ruang terbuka hijau pada sebuah desain perancangan skatepark.

5) Imperial Court Skate Plaza

Skatepark yang terletak di Los Angeles, California, ini dirancang untuk

menjadi multy-use, yaitu sebagai playground dan arena bermain skateboard.

Bentuk desain obstacle yang unik ini terinspirasi dari arena skateboard yang

terkenal, Sadlands.

Page 44: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

Gambar II.22 Imperial Court Skate Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Imperial+Court+Skate+Plaza&projectID=61; diunduh 30/11/2012

Gambar di atas menunjukkan bahwa desain obstacle pada hardscape

landscape skatepark tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang konvensional.

6) The Stoner Skate Plaza

Desain unik pada skatepark yang terletak di Los Angeles, California, ini

merupakan salah satu proyek California Skateparks yang bekerja sama dengan

masyarakat setempat dan skater lokal. Inspirasi utama fitur pada skatepark ini

adalah bentuk S (Stoner), yang diperlihatkan oleh garis merah yang mengalir dari

satu sisi ke sisi lain plaza tersebut.

Page 45: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

Gambar II.23 The Stoner Skate Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Stoner+Skate+Plaza&projectID=65; diunduh 30/11/2012

Gambar II.24 Desain Obstacle di The Stoner Skate Plaza

Sumber : http://californiaskateparks.com/skatepark-design-and-construction-

portfolio/?n=Stoner+Skate+Plaza&projectID=65; diunduh 30/11/2012

Desain skatepark pada gambar di atas menunjukkan bahwa lokasi

keberadaan skatepark dapat dijadikan tema dalam perancangan hardscape

landscape.

2.2. Tinjauan arsitektur metafora

2.2.1. Metafora dalam Arsitektur

Di dalam Webster’s Third New International Dictionary metafora

didefinisikan secara tipikal sebagai “sebuah kiasan yang menggunakan sepatah kata

atau frase yang mengacu kepada objek atau tindakan tertentu untuk menggantikan

kata atau frase yang lain sehingga tersarankan suatu kemiripan atau analogi di antara

keduanya (a figure of speech in which a word or a phrase denoting one kind of object

or action is used in place of another to suggest a likeness or analogy between them)”

(Budiman, 2011:87). Dikatakan tipikal karena pada umumnya teori-teori tentang

Page 46: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

metafora sejak dari Aristoteles sampai dengan teori semiotika yang lebih mutakhir

masih berkutat pada konsep yang menjadi kata kunci di dalam definisi ini, yaitu

kemiripan (likeness) atau analogi yang diperoleh dari sebuah perbandingan

(comparison) atas dua hal yang berbeda (Budiman, 2011:87).

Penggunaan metafora sebagai jalur untuk kreativitas dalam arsitektur telah

populer di kalangan arsitek. Penggunaan metafora telah ditemukan untuk menjadi

jalur yang lebih berguna bagi pencipta daripada pengguna atau kritikus. Faktanya,

metafora terbaik dan penggunaan terbaik penciptanya adalah ketika metafora tidak

dapat dideteksi oleh pengguna maupun kritikus. Dalam hal ini metafora adalah

“rahasia kecil” dari sang pencipta.

Dalam pengertian yang lebih luas, penggunaan metafora dapat berguna dan

bermanfaat bagi pencipta apapun. Metafora memberikan kesempatan untuk melihat

karya yang dipikirkan dalam perspektif berbeda, metafora akan memaksa sang

pencipta untuk menyelidiki hal-hal baru sehingga memunculkan interpretasi baru,

metafora akan mengirim pikiran ke sesuatu hal yang tidak diketahui sebelumnya.

Akhirnya, metafora dapat sangat membantu untuk menghasilkan konsep baru

substansial berkaitan dengan keaslian bangunan.

Menurut Anthony C. Antoniades dalam Poetic of Architecture: Theory Design

(1990:30-31), arsitektur metafora dapat diidentifikasi ke dalam tiga kategori, yakni

sebagai berikut.

Page 47: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

1) Metafora abstrak (intangible metaphor), dalam hal ini keberangkatan metafora

untuk penciptaan adalah konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu

(individualitas, kealamian, masyarakat, tradisi, budaya).

2) Metafora konkrit (tangible metaphor), dalam hal ini keberangkatan metafora

berasal tegas dari beberapa karakter visual atau materi (rumah sebagai

benteng, atap candi sebagai langit).

3) Metafora kombinasi (combined metaphor), dalam hal ini tumpang tindih

konseptual dan visual sebagai bahan titik keberangkatan, dan visual adalah

alasan untuk mendeteksi kebajikan, kualitas, dan dasar-dasar wadah visual

tertentu (komputer, sarang lebah, keduanya sebagai “wadah” dengan proporsi

yang relevan, namun memiliki kualitas disiplin, organisasi, kerjasama).

2.2.2. Contoh Desain Arsitektur Metafora

Di bawah ini merupakan contoh desain arsitektur metafora yang dibahas oleh

Anthony C. Antoniades dalam Poetic of Architecture: Theory Design (1990:38-42).

Terdapat empat contoh desain arsitektur metafora yang dijadikan preseden pada

penelitian tugas akhir ini, yakni sebagai berikut.

1) Nakagin Tower – Kisho Kurokawa

Bangunan tinggi di Tokyo menggunakan metafora dari burung merpati.

Page 48: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

Gambar II.25 Nakagin tower

Sumber : http://www.archdaily.com/tag/nakagin-capsule-tower/; diunduh 29/11/2012

2) Kaleva Church – Reima Pietila

Bentuk gereja Kaleva (dari Kalevala, epik rakyat Finlandia) karya Reima

Pietila ini didasarkan pada bentuk ikan, dimana ikan merupakan lambang “early

Christians” yang dalam ejaan bahasa Yunani memiliki arti Yesus Kristus Anak

Tuhan, juru selamat. Ikan juga merupakan tokoh penting Kalevala, dimana

hewan tersebut menjaga dan memberi makan orang-orang Finlandia.

Gambar II.26 Kaleva church

Sumber : https://ksamedia.osu.edu/media/36380; diunduh 29/11/2012

Page 49: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Gambar II.27 Interior Kaleva church

Sumber : http://virtualsacredspace.blogspot.com/2010/04/reima-pietilas-kaleva-

church-tampere.html; diunduh 29/11/2012

3) The Stockholm Public Library – Gunnard Asplund

Sebuah bangunan perpustakaan yang melalui metafora dari tengkorak.

Dimana penampang pada ruang perpustakaan utama awalnya dipahami sebagai

penampang tengkorak sebagai rumah otak, “perpustakaan sebagai otak dari

masyarakat”.

Gambar II.28 The Stockholm Public Library

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Stockholm_public_library.jpg; diunduh

29/11/2012

Page 50: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

4) The Berlin Philharmonic – Hans Scharoun

Bangunan Berlin Philharmonic yang didesain oleh Hans Scharoun (1956-

63) ini berasal melalui visi metafora dimana ia telah mengenai kondisi nyata,

bukit ditutupi dengan kebun anggur. Interior bangunan menjadi pengingat dari

visioner landscape. Orang adalah buah anggur, sementara platform adalah lereng

bukit, dan langit-langit adalah tenda. Landscape ini seperti “Pemandangan

Langit.” Scharoun merupakan seorang utopian dan percaya pada sosialisme,

sebagaimana dimaksud bangunan umum metaforis sebagai “kota mahkota”

(stadtkrone) atau “ruang rakyat” (volkshaus).

Gambar II.29 Interior The Berlin Philharmonic

Sumber : http://viewfromhere.typepad.com/the_view_from_here/2009/11/berlin-

philharmonic-in-chicago-once-is-never-enough.html; diunduh 29/11/2012

Page 51: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

SOLO SKATEPARK YANG DIRENCANAKAN

3.1. Esensi Solo Skatepark

Solo Skatepark merupakan sebuah bagian dari langkah pengembangan

sektor olahraga khususnya olahraga skateboard sebagai salah satu potensial kota

Surakarta. Pada hakikatnya, tujuan Solo Skatepark adalah mewadahi aktivitas

olahraga skateboard melalui wadah berupa skatepark yang mampu mendukung

potensi skateboard di Surakarta yang belum terpenuhi secara optimal.

3.2. Lingkup Pelayanan

Terdapat dua sasaran lingkup pelayanan Solo Skatepark, yakni sebagai

berikut. Pertama, sasaran skala pelayanan, Solo Skatepark yang direncanakan di

arahkan mampu mencakup acara (event) dalam skala lokal dan nasional.

Kedua, sasaran pengguna, Solo skatepark pada umumnya ditujukan bagi

masyarakat perkotaan yang menghadapi tuntutan gaya hidup perkotaan, namun

secara lebih khusus, Solo Skatepark yang direncanakan ditujukan bagi para

skateboarder yang membutuhkan wadah untuk melakukan aktivitas olahraga

skateboard.

3.3. Aktivitas

Terdapat dua aktivitas yang diwadahi Solo Skatepark. Pertama, aktivitas

utama, merupakan aktivitas olahraga skateboard meliputi latihan, kompetisi,

skatedemo, dan checkspot. Kedua, aktivitas pendukung, merupakan aktivitas yang

mendukung aktivitas utama meliputi penyegaran, penjualan peralatan, dan

pengelolaan.

Page 52: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Aktivitas yang diwadahi Solo Skatepark dikelompokkan menjadi lima,

yakni sebagai berikut.

1) Penerimaan, merupakan aktivitas menyambut pengguna Solo Skatepark.

2) Pengelolaan, merupakan aktivitas mengendalikan, mengurus, dan

menjalankan aktivitas yang diwadahi Solo Skatepark.

3) Pertunjukan/hiburan, merupakan aktivitas memberikan pertunjukan/hiburan

berupa kompetisi dan skatedemo yang menjadi prioritas utama di Solo

Skatepark.

4) Servis, merupakan aktivitas membantu kelancaran operasional aktivitas Solo

Skatepark.

5) Penunjang, merupakan aktivitas yang mendukung aktivitas utama Solo

Skatepark.

3.4. Pengguna

Pengguna Solo Skatepark yang direncanakan terbagi menjadi dua, yakni

sebagai berikut.

1) Pengunjung

Pengunjung yang menggunakan Solo Skatepark terbagi menjadi dua,

yakni sebagai berikut.

a) Pengunjung umum, merupakan pengunjung yang datang untuk

menggunakan fasilitas di Solo Skatepark. Pengunjung umum yang

dimaksud antara lain pengunjung yang menggunakan fasilitas ini untuk

latihan, checkspot, bersantai, menonton, belanja, makan/minum, dan lain-

lain.

Page 53: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Pengunjung khusus, merupakan pengunjung yang datang untuk

memberikan suatu pertunjukan dan/atau hiburan. Pengunjung khusus yang

dimaksud adalah pengunjung yang bertugas sebagai entertainer dalam

acara seperti skateboarder yang melakukan perform pada saat kompetisi

maupun skatedemo.

2) Pengelola

Pengelola yang menggunakan Solo Skatepark terbagi menjadi dua,

yakni sebagai berikut.

a) Pengelola umum, merupakan penyelenggara yang mengendalikan,

mengurus, dan menjalankan aktivitas yang diwadahi Solo Skatepark.

b) Pengelola Khusus, merupakan penyelenggara yang mengendalikan,

mengurus, dan menjalankan acara (event) yang bersifat temporer di Solo

Skatepark.

3.5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pengelola umum pada Solo Skatepark yang

direncanakan dibagi dalam beberapa personil yang masing-masing memiliki

fungsi dan tugas yang berbeda, yakni sebagai berikut.

1) Direktur, merupakan penanggungjawab tertinggi dalam pengelolaan Solo

Skatepark.

2) Sekretaris, merupakan pengurus administrasi direktur Solo Skatepark.

3) Manajer, merupakan penanggung jawab kelancaran aktivitas operasional,

prasarana, keuangan, dan umum, untuk dipertanggungjawabkan kepada

direktur Solo Skatepark.

Page 54: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4) Kepala Bagian, merupakan kepala pelaksana aktivitas operasional. Prasarana,

keuangan, dan umum. Dalam pelaksanaannya, kepala bagian ini dibantu dan

membawahi beberapa staff untuk masing-masing sub divisi sesuai dengan

bidangnya. Terdapat delapan bagian sub divisi, yakni sebagai berikut.

a) Bagian Pemasaran

b) Bagian Humas

c) Bagian Pemeliharaan

d) Bagian Perlengkapan

e) Bagian Bendahara Harian

f) Bagian Anggaran

g) Bagian Personalia

h) Bagian Administrasi

MANAJEROPERASIONAL

KABAGPEMASARAN

KABAG HUMAS

KABAGBENDAHARA

HARIAN

SEKRETARIS

DIREKTUR

KABAGPEMELIHARAAN

KABAGPERLENGKAPAN KABAG

ANGGARAN

KABAGPERSONALIA

KABAGADMINISTRASI

MANAJERPRASARANA

MANAJERKEUANGAN

MANAJERUMUM

Gambar III.1 Skema struktur organisasi Solo Skatepark

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

3.6. Gambaran Umum Solo Skatepark yang Direncanakan

Solo Skatepark mempunyai fungsi utama sebagai wadah aktivitas olahraga

skateboard di Surakarta. Pada pengembangannya, Solo Skatepark memiliki fungsi

penunjang sebagai ruang publik dan taman kota di Surakarta. Solo Skatepark

direncanakan mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna

yang beraktivitas di dalam wadah ini.

Solo Skatepark sebagai sarana pertunjukan/hiburan merupakan sebuah

wadah untuk aktivitas aksi unjuk diri para skateboarder dalam bentuk kompetisi

Page 55: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

maupun skatedemo yang dipertontonkan kepada pengunjung. Wadah ini

diharapkan mampu memberikan kenyamanan kepada para skateboarder untuk

melakukan atraksi serta memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para

pengunjung yang menikmati pertunjukan tersebut. Oleh karena itu, wadah yang

direncanakan ini menggunakan area indoor dimana terdapat performing space

untuk para skateboarder maupun entertainer dan tribun untuk para pengunjung.

Sarana ini juga diharapkan mampu dijadikan sebagai wadah untuk event

entertainment sejenis lain yang bersifat temporer seperti aggresive inline skate,

freestyle BMX, dan parkour guna memberikan keuntungan lain dalam sektor

ekonomi. Pada pengembangannya, wadah ini mampu mengadakan pertunjukan

secara rutin dan terjadwal.

Solo Skatepark sebagai sarana latihan merupakan wadah untuk mengasah

kemampuan para skateboarder. Wadah latihan direncanakan menggunakan area

luar (outdoor) dengan menggunakan elemen street furniture landscape sebagai

obstacle yang menyatu dengan desain landscape bangunan para skateboarder

dapat merasakan street style skating di area skatepark. Obstacle pada Solo

Skatepark direncanakan memiliki berbagai tingkat kesulitan dan areanya

disesuaikan dengan tingkat kesulitannya masing-masing.

Di sisi lain, fungsi Solo Skatepark memberikan sebuah konsep baru dalam

perancangan bangunan di kota Surakarta, dimana Solo Skatepark direncanakan

menjadi ruang publik kota. Solo Skatepark sebagai ruang publik kota ini

diharapkan mampu menjadi wadah untuk penyegaran dan relaksasi pengunjung

Solo Skatepark. Konsep Solo Skatepark sebagai ruang publik kota merupakan

sebuah bentuk kontribusi nyata dalam perkembangan peradaban masyarakat

Page 56: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perkotaan yang berpengaruh terhadap karakter budaya masyarakat, khususnya di

Surakarta.

Dalam perancangan sebuah desain arsitektur, aspek yang perlu

diperhatikan tidak hanya aktivitas obyek manusianya saja, tetapi juga interaksinya

terhadap alam. Kota Surakarta, terutama di site perencanaan yang terletak di pusat

kota, merupakan kawasan padat dan minim ruang terbuka hijau (RTH). Solo

Skatepark direncanakan sebagai desain arsitektur dengan pengembangan RTH

publik di Surakarta berupa taman kota. Taman kota ini terwujud dalam desain tata

landscape Solo Skatepark. Penggunaan elemen-elemen landscape pada area

bermain skateboard yang direncanakan mampu mengatur aktivitas olahraga

skateboard sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna Solo

Skatepark.

Dengan demikian, kolaborasi antara fungsi utama Solo Skatepark sebagai

wadah latihan olahraga skateboard dengan Solo Skatepark sebagai ruang publik

dan taman kota menghasilkan sebuah wadah yang berkonsep skate plaza.

Perancangan Solo Skatepark direncanakan mampu memunculkan

pemikiran desain dalam perspektif berbeda, memunculkan interpretasi baru, dan

memunculkan sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya sehingga menghasilkan

konsep baru substansial yang berkaitan dengan keaslian bangunan. Desain pada

perancangan Solo Skatepark juga diharapkan mampu mempengaruhi timbulnya

suatu interpretasi bagi masyarakat maupun kritikus. Oleh karena itu, Solo

Skatepark direncanakan menggunakan pendekatan metafora yang

menganalogikan permainan olahraga skateboard dan peralatan skateboard sebagai

arahan perancangan desain arsitektur yang ditekankan pada tampilan bangunan.

Page 57: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1. Analisa Makro

Analisa makro ini diawali dengan melihat kondisi eksisting site yang

terletak di jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi, jl. Hasanudin, dan jl. Hasanudin 3,

kelurahan Purwosari, dengan luas ±7.000 m2 yang berbatasan dengan jl.

Hasanudin 3 di sebelah utara merupakan jalan kampung; jl. Hasanudin di sebelah

timur merupakan jalan dua arah; jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi di sebelah

selatan merupakan jalan dua arah; dan pemukiman warga di sebelah barat. Site

yang direncanakan untuk Solo Skatepark memiliki tiga potensi, yakni sebagai

berikut.

1) Terletak pada RDTRK zona perdagangan dan jasa tunggal dengan peraturan

zonasi sub BWP I, kawasan II kota Surakarta.

2) Terletak di persimpangan jalan sehingga memiliki aksesibilitas baik.

3) Terletak di jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama

di kota Surakarta sehingga memiliki tingkat pencapaian tinggi.

4) Memiliki sarana dan infrastruktur yang baik.

4.1.1. Analisa Tampilan Bangunan

Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menganalisa tampilan

bangunan yaitu karakter yang ingin dimunculkan, dengan tujuan memperoleh

tampilan yang dapat mencitrakan fungsi bangunan Solo Skatepark sebagai wadah

untuk aktivitas olahraga skateboard.

Page 58: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Olahraga skateboard merupakan olahraga yang memiliki daya tarik atau

atraktif. Atraktif di sini merupakan gerakan atraksi para skateboarder saat

melakukan trik-trik skateboard. Terdapat dua hal yang menjadi inti dalam

melakukan trik-trik skateboard, yaitu meluncur (skating) dan melompat

(jumping).

Pertama, meluncur (skating), dianalogikan sebagai skateboarder yang

sedang melaju menggunakan peralatan skateboard. Analogi tersebut

ditransformasikan menjadi bentuk jajargenjang.

Gambar IV.1 metafora meluncur

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Kedua, melompat (skating), dianalogikan sebagai skateboarder yang

melakukan lompatan menggunakan peralatan skateboard. Teknik dalam

melakukan lompatan dalam permainan skateboard yaitu dengan cara menekan

(pop) salah satu bagian kemudian melakukan penggeseran (slide) kaki pada

bagian papan. Analogi tersebut ditransformasikan menjadi bentuk bujur sangkar

dengan salah satu titik pada bagian atas ditekan ke bawah.

Page 59: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar IV.2 metafora melompat

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

4.1.2. Analisa Orientasi Bangunan

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan yaitu eksisting di sekitar site dan

kondisi view ke dalam site (pengamatan dilakukan pada ketinggian mata normal

manusia), dengan tujuan memperoleh orientasi bangunan yang mampu

menunjukkan fungsi bangunan Solo Skatepark. Berikut ini kondisi eksisting site

dan view ke dalam site.

Gambar IV.3 Analisis view ke dalam site

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.1.3. Analisa Klimatologi

Terdapat tiga hal yang menjadi dasar pertimbangan, yaitu 1) Pergerakan

sinar matahari; 2) Arah angin; dan 3) Bangunan eksisting di sekitar site, dengan

tujuan memperoleh pemecahan masalah akibat iklim terhadap bangunan.

Page 60: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar IV.4 Analisis garis edar matahari pukul 09.00-16.00 selama bulan Januari-Desember

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 61: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh dua gambaran klimatologi eksisting

site, yakni sebagai berikut.

1) Area di dalam site tidak mendapatkan pembayangan terlalu banyak dari

bangunan eksisting sekitar.

2) Hembusan angin di dalam site terjadi karena pengaruh lingkungan di

sekitarnya, pergerakan angin lebih banyak dihasilkan dari mobilitas

kendaraan bermotor pada bagian selatan dan bagian timur site. Pergerakan

angin yang masuk ke dalam site tersebut bersifat buruk karena membawa

polusi-polusi yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor.

4.1.4. Analisa Pencapaian

Dalam memperoleh kemudahan pencapaian ke dalam site dan kenyamanan

sirkulasi di sekitar lingkungan site, terdapat tiga dasar pertimbangan yakni 1)

kondisi dan potensi jalan di sekitar site; 2) nilai aksesibilitas atau kemudahan

pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki

pertimbangan untuk kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu lintas dan

lingkungan sekitar; dan 3) keamanan terhadap operasional.

Kondisi eksisting di sekitar site Solo Skatepark dapat dijabarkan sebagai

berikut. Pertama, jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi, jalan utama di kota

Surakarta yang terletak di sebelah selatan site dan merupakan jalan dengan dua

jalur, jalur utama selebar 14 meter dan 2 jalur lambat masing-masing selebar 4

meter, serta merupakan jalan dua arah. Kedua, jl. Hasanudin, jalan dua arah yang

memiliki kelebaran jalan 8 meter dan terletak di sebelah timur site. Ketiga, jl.

Hasanudin 3, jalan kampung yang memiliki kelebaran jalan 2,5 meter dan terletak

di utara site.

Page 62: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Pencapaian ke dalam site dibedakan menjadi dua, yaitu pencapaian

kendaraan bermotor dan pencapaian pejalan kaki. Pencapaian kendaraan bermotor

ke dalam site terpisah dengan jalur pejalan kaki untuk keamanan. Jalur pejalan

kaki dibedakan menggunakan material perkerasan dan memiliki akses ke dalam

site yang lebih luas.

Untuk memenuhi tuntutan pencapaian kendaraan bermotor, maka entrance

dibagi menjadi dua, yaitu main entrance (ME) dan side entrance (SE). Pertama,

ME, merupakan jalur sirkulasi utama ke dalam site bagi pengunjung, oleh karena

itu ME diletakkan pada daerah yang eye catching sehingga dapat terlihat jelas

oleh pengunjung. Kedua, SE, merupakan jalur ke dalam site bagi pengelola dan

jalur keluar site bagi pengunjung dan pengelola.

4.1.5. Analisa Sirkulasi

Terdapat dua dasar pertimbangan dalam menganalisis sirkulasi dalam site

yaitu kemudahan aksesbilitas pencapaian dari zona satu ke zona lainnya dan

penyesuaian terhadap karakteristik pendekatan yang ingin ditampilkan.

Terdapat lima pola organisasi ruang yang dijabarkan pada tabel di bawah

ini.

Tabel IV.1 Jenis pola organisasi ruang

Pola organisasi ruang Deskripsi

Terpusat Merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang

sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang dominan.

Linier

Terdiri dari sederetan ruang yang dapat berhubungan secara langsung satu

dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan

terpisah.

Radial

Memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier.

Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah

organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.

Cluster

Diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau

sepanjang alur gerak yang melaluinya. Ruang-ruang dapat juga

dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang.

Grid Terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruang

dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi.

Sumber : Ching (2000)

Page 63: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Selain itu, penggunaan pola organisasi ruang yang digunakan harus

melihat dan menyesuaikan aspek karakter pendekatan yang digunakan pada

bangunan.

4.1.6. Analisa Zoning

Dasar pertimbangan penzoningan site yaitu hasil dari analisa makro

(pengolahan tapak) yang disesuaikan dengan konsep tampilan bangunan yang

ingin diterapkan, dengan tujuan memperoleh zona bangunan yang dijadikan

sebagai pedoman peletakan ruang bangunan sesuai dengan aktivitasnya masing-

masing.

4.2. Analisa Mikro

4.2.1. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang diperoleh berdasarkan macam aktivitas pengguna sesuai

dengan kelompok aktivitas yang diwadahi Solo Skatepark seperti dijelaskan pada

tabel berikut.

Tabel IV.2 Kelompok aktivitas, pengguna, aktivitas, dan kebutuhan ruang Kelompok

Aktivitas Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Penerimaan

Pengelola

Datang/Pergi Side Entrance

Parkir R. Parkir Pengelola

Memberikan Informasi R. Informasi

Pengunjung

Datang/Pergi Main Entrance

Side Entrance

Parkir R. Parkir Pengunjung

Berkumpul/Pengarah Plaza

Mendapatkan Informasi R. Informasi

Pengelolaan

Direktur Utama

Masuk/Keluar Hall

Memimpin pengelolaan Solo

Skatepark R. Direktur

Rapat R. Rapat

Menerima Tamu R. Tamu Direktur

Metabolisme Lavatory

Ibadah Musholla

Sekretaris

Masuk/Keluar Hall

Mengurus administrasi

direktur R. Sekretaris

Page 64: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Rapat R. Rapat

Menerima Tamu Lobby

Metabolisme Lavatory

Ibadah Musholla

Manajer

Masuk/Keluar Hall

Mengelola operasional R. Manajer Operasional

Mengelola prasarana R. Manajer Prasarana

Mengelola keuangan R. Manajer Keuangan

Mengelola administrasi R. Manajer Umum

Rapat R. Rapat

Metabolisme Lavatory

Ibadah Musholla

Kabag/Staf

Masuk/Keluar Hall

Mengurus pemasaran R. Bag. Pemasaran

Mengurus hubungan eksternal R. Bag. Humas

Mengurus pemeliharaan R. Bag. Pemeliharaan

Mengurus perlengkapan R. Bag. Perlengkapan

Mengurus keuangan harian R. Bag. Bendahara Harian

Mengurus anggaran R. Bag. Anggaran

Mengurus personalia R. Bag. Personalia

Mengurus administrasi R. Bag. Administrasi

Rapat R. Rapat

Menerima Tamu Lobby

Metabolisme Lavatory

Ibadah Musholla

Pertunjukan

Pengelola

Masuk/Keluar Hall

Menjual Tiket Ticket Box

Mengadakan

Pertunjukan/Hiburan Performing Space/Stage

Persiapan Backstage

Menyimpan Peralatan R. Penyimpanan

Mengontrol Lightning, Audio,

Dan Visual R. Master Control

Mengontrol Cctv R. CCTV

Metabolisme Lavatory

Masuk/keluar Gate

Pengunjung

Khusus

Memberikan

Pertunjukan/Hiburan Performing Space/Stage

Persiapan/Istirahat Backstage

Metabolisme Lavatory

Pengunjung

Umum

Masuk/Keluar Gate

Membeli Tiket Ticket Box

Menyaksikan

Pertunjukan/Hiburan Seat/Tribun

Metabolisme Lavatory

Menyuplai listrik R. Genset

Menyimpan air

Ground Tank

Water Tower

Ground Tank Grey Water

Memompa air R. Pompa

Page 65: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Mengolah air buangan R. Water Recycling

Menyimpan alat pengatur

suhu R. Chiller

Mengatur sistem utilitas R. Teknisi

Servis Pengelola

Menurun/menaikkan barang R. Loading

Menyimpan Peralatan

Pemeliharaan Gudang

Menyiapkan Makan/Minum Pantry

Menunggu Instruksi R. Ob

Metabolisme Lavatory

Ibadah Musholla

Penunjang

Pengelola

Menjaga Keamanan R. Jaga

Menjual Makan/Minum Cafe & Restoran

Menjual Peralatan Skateboard Skateshop

Metabolisme Lavatory

Memberikan perawatan

kesehatan Klinik Kesehatan

Ibadah Musholla

Pengunjung

Menyimpan barang R. Penyimpanan

Ganti pakaian R. Ganti

Berlatih Skateboard Skatepark

Bersantai/istirahat Taman/Landscape

Makan/minum Cafe & Restoran

Belanja Skateshop

Metabolisme Lavatory

Perawatan Kesehatan Klinik Kesehatan

Ibadah Musholla

Transaksi Instan Perbankan ATM Center

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.2. Analisa Pola Hubungan Ruang

Dalam menganalisa pola hubungan ruang terdapat dua hal yang menjadi

dasar pertimbangan yaitu kelompok aktivitas makro dan sub kelompok ruang serta

tuntutan ruang dan keterkaitan antar kelompok aktivitas makro sehingga diperoleh

tata ruang yang optimal.

Analisa pola hubungan ruang dapat dijelaskan dengan menggunakan

model matriks dan model gelembung. Berikut akan dijelaskan cara baca model

matriks dan model gelembung serta keterangan berupa notasi.

Page 66: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel IV.3 Notasi analisa model matriks

Nilai Derajat jauh dekat

Nilai Derajat jauh dekat

A Harus dekat sekali

0 Tidak ada

B Sangat dekat

1 Fisik

C Dekat

2 Audio Visual

D Kurang dekat

3 Audio

E Tak perlu dekat

4 Visual

F Harus jauh

Sumber : Materi kuliah Metode Perancangan Arsitektur dari Dr. Titis Srimuda

Pitana, ST,M.Trop.Arch

Penerimaan

Pengelolaan

Pertunjukan

Servis

Penunjang

B

C

E

E

C

C

CE

B

E

1

1

13

1

3

1

30

1.2

Gambar IV.5 Pola hubungan makro

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Main entrance

Side entrance

R. Parkir pengunjung

R. Parkir pengelola

Plaza

D

D

F

D

C

C

C

E

E

B

1

1.4

1.4

1

1.4

1

R. Informasi

B

E

D

E

C44

0

1

4 4

4

1

1

Gambar IV.6 Pola hubungan mikro kelompok penerimaan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 67: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Hall

R. Direktur

R. Tamu direktur

R. Sekretaris

R. Manajer operasional

R. Manajer prasarana

R. Manajer keuangan

R. Manajer umum

R. Bag. Pemasaran

R. Bag. Humas

R. Bag. Pemeliharaan

R. Bag. Perlengkapan

R. Bag. Bendahara harian

R. Bag. Anggaran

R. Bag. Personalia

R. Bag. Administrasi

R. Rapat

Lobby

Lavatory

Musholla

A

B

C

B

B

B

C

B

D

B

C

E

B

B

C

E

E

D

B

D

B

D

E

C

B

C

B

B

B

C

C

D

D

D

D

D

D

D

C

D

C

E

D

D

D

D

D

D

C

C

D

D

D

D

C

C

D

A

C

B

C

D

D

D

D

D

D

D

D

B

E

D

D

E

F

F

F

F

F

F

F

F

E

F

E

E

C

D

D

D

D

D

D

D

D

C

D

D

D

B

B

B

C

C

C

C

C

C

C

D

D

D

D

D

D

C

C

C

E

E

E

E

C

C

C

D

D

D

D

D

DD

DD

DD

DD

DD

DD

DD

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

C

B

B

B

B

B

B

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

DD

D

D

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1.2

1.3

1.3

1.3

1.3

1

1

1

0

0

1

1

0

3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1.3

1.3

1.3

1.3

1

1

1

1

1.3

1.3

1.3

1.2

1.2

1.2

1.2

1.2

1.2

1.2

1.2

1.3

1.3

1.3

1.2

1.2

1.2

1.2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.31.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.31.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.3

1.31.3

1.3

1.3

1.31.3

1.3

Gambar IV.7 Pola hubungan mikro kelompok pengelolaan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Hall

Ticket box

Performing space/stage

Backstage

R. Penyimpanan

R. Master control

R. CCTV

Gate

Seat/tribun

Lavatory

F

E

B

C

C

B

E

C

D

D

C

C

C

C

F

F

D

E

F

E

E

C

D

E

D

C

D

D

A

D

C

C

F

E

D

C

F

F

D

E

F

F D

D

D

0

0

1.3

1 4

0

0

1.2

4

4

1

1

1

1

1.4

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

1.4

0

2

0

2 2

2

0

1.4

1.20

0

1

0

00

0

Gambar IV.8 Pola hubungan mikro kelompok pertunjukan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 68: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

R. Pompa

R. Chiller

R. Teknisi

R. Loading

Gudang

Pantry

R. OB

Lavatory

Musholla

Ground tank

R. Genset

B

C

C

C

E

E

B

D

B

C

D

C

E

E

E

E

C

E

E

C

E

E

D

D

B

D

E

E

E

F

C

E

C

C

E

E

E

E

E

E

E

E

D

F

E

F

F

F

F

F

F

E

D

F

E

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1.3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

10

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

00

0

0

0

0

0

Gambar IV.9 Pola hubungan mikro kelompok servis

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

R. Jaga

Café & restoran

Skateshop

Klinik kesehatan

R. Penyimpanan

R. Ganti

Skatepark

Lavatory

Musholla

ATM center

E

C

E

E

B

C

C

E

E

E

E

C

C

B

C

C

D

E

C

E

E

E

C

D

C

C

E

E

E

E

C

CE

C

E

E

E

E

E

E

C

E

E

E

E

4

4

4

4

4

1

1

4

1

1

1

1

1

1

4

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Gambar IV.10 Pola hubungan mikro kelompok penunjang

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Tabel IV.4 Notasi analisa model gelembung

Tanda Uraian pertalian/hubungan Kode

Pergerakan Langsung

Tak langsung

Jenis hubungan

Fisik 1.1

Audio visual 1.2

Pendengaran (auditive) 1.3

Pandangan (visual) 1.4

Kelas hubungan

Manusia dengan manusia 2.1

Peralatan dengan peralatan 2.2

Hewan dengan tumbuhan 2.3

Manusia dengan hewan dan tumbuhan 2.4

Manusia dengan peralatan 2.5

Frekuensi hubungan

Tetap, terus menerus (continous) 3.1

Berulang (repetitive) 3.2

Kadang-kadang 3.3

Page 69: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Jarang 3.4

Frekuensi user

Tinggi, padat 4.1

Menengah, sedang 4.2

Rendah 4.3

Frekuensi waktu Tetap (permanent) 5.1

Sementara (temporary) 5.2

Nilai hubungan yang terjadi

Positif

Penting

Saling mengenai

Tak penting

Negatif Tak diinginkan

Tak dapat diterima

Sumber : Materi kuliah Metode Perancangan Arsitektur dari Dr. Titis Srimuda

Tabel IV.5 Notasi warna kelompok aktivitas

A

B

D

E

C

Penerimaan

Pengelolaan

Servis

Penunjang

Pertunjukan

Keterangan Warna Kelompok Kegiatan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

A B1.4; 2.1; 3.1; 4.2; 5.1

5.1; 4.1; 3.1; 2.5; 1.1

CA 1.4; 2.1; 3.3; 4.1; 5.2

5.2; 4.1; 3.3; 2.5; 1.1

A D1.1; 2.5; 3.4; 4.3; 5.2

5.1; 4.3; 3.1; 2.2; 1.1

A E1.1; 2.5; 3.1; 4.1; 5.1

5.1; 4.1; 3.1; 2.1; 1.1 Gambar IV.11 Pola hubungan kelompok penerimaan dengan kelompok lain

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 70: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

B C1.1; 2.1; 3.3; 4.3; 5.2

5.2; 4.3; 3.3; 2.1; 1.3

B D1.3; 2.1; 3.3; 4.3; 5.1

5.1; 4.3; 3.2; 2.5; 1.1

B E1.4; 2.1; 3.1; 4.3; 5.1

5.1; 4.3; 3.2; 2.1; 1.4 Gambar IV.12 Pola hubungan kelompok pengelolaan dengan kelompok lain

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

C D1.3; 2.1; 3.3; 4.3; 5.2

5.1; 4.3; 3.2; 2.5; 1.1

C E1.1; 2.1; 3.3; 4.1; 5.2

5.2; 4.2; 3.3; 2.1; 1.4 Gambar IV.13 Pola hubungan kelompok pertunjukan dengan kelompok lain

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

D E1.1; 2.3, 2.5; 3.2; 4.3; 5.1

5.1; 4.3; 3.3; 2.1; 1.3 Gambar IV.14 Pola hubungan kelompok servis dengan kelompok lain

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.3. Analisa Besaran Ruang

Pada pendekatan studi kapasitas besaran ruang diambil berdasarkan

sumber data/literatur bagi aktivitas yang dianggap umum, asumsi, dan

perbandingan dengan ruang lain yang tingkat kegunaan dan anggapan/analisanya

hampir sama. Pendekatan ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu jenis

ruang, sifat ruang, aktivitas yang diwadahi, dan pengguna. Selain itu terdapat

beberapa faktor lain yang diperhatikan dalam perhitungan besaran ruang, yaitu 1)

data obyek; 2) kapasitas disesuaikan dengan kapasitas yang direncanakan dengan

prediksi 20 tahun mendatang; 3) standart berdasarkan literatur yang berkaitan

dengan ruang yang dihitung, bagi ruang yang dianggap umum, luasan ruang

merupakan perkalian dari jumlah kapasitas dengan standart yang sesuai; 4)

presentase flow gerak berkisar 10-75 % dengan kriteria tertentu, yaitu kebutuhan

keleluasaan gerak, tuntutan kenyamanan fisik,dan tuntutan kenyamanan psikis.

Page 71: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sedangkan ruang umum yang memerlukan gerak bebas, seperti ruang

pertunjukan, hall, outdoor skatepark, dan lainnya berkisar 100 %.

Tabel IV.6 Analisis besaran ruang Penerimaan

R. Parkir pengelola

Diasumsikan jumlah parkir pengelola

berkapasitas 100 kendaraan bermotor dengan

kemungkinan 25% berkendaraan mobil dan 75%

berkendaraan sepeda motor.

Mobil 25 buah x 12,5 m2 = 312,5 m

2

Sepeda motor 75 buah x 2 m2 = 150 m

2

Luas kendaraan = 462,5 m2

Sirkulasi 75% = 346,9 m2

Total luas = 809,4 m2 = 810 m

2

Volume = 810 x 2,5 = 2.025 m3

R. Parkir pengunjung

Diasumsikan pengunjung berjumlah 1.100

orang dengan kemungkinan 40%

berkendaraan mobil @ 4 orang, 50%

berkendaraan sepeda motor @ 2 orang, dan

50 orang pejalan kaki.

Mobil 110 buah x 12,5 m2 = 1.375 m

2

Sepeda motor 275 buah x 2 m2 = 550 m

2

Luas kendaraan = 1.925 m2

Sirkulasi 75% = 1.443,75 m2

Total luas = 3.368,75 m2 = 3.369 m

2

Volume = 3.369 x 2,5 = 8.422,5 m3

Plaza

Diasumsikan berkapasitas 20% jumlah

pengunjung

20% x 1.100 = 220 orang

Modul orang berdiri (membawa barang) 0,64 m2

220 x 0,64 = 140,8 m2

Flow 100 % = 140,8 m2

Total luas = 281,6 m2 = 282 m

2

Volume = 282 x 5 = 1.410 m3

R. Informasi

Diasumsikan berkapasitas 2 orang.

Luas desk 2 x 0,75 = 1,5 m2

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 = 1,6 m2

Luas = 3,1 m2

Flow 30% = 0,93 m2

Total luas = 4,03 m2 = 5 m

2

Volume = 5 x 2,5 = 12,5 m3

Pengelolaan

Hall

Diasumsikan berkapasitas 30 orang

Modul orang berdiri(membawa barang) 0,64 m2

30 x 0,64 = 19,2 m2

Flow 100% = 19,2 m2

Total luas = 38,4 m2 = 39 m

2

Volume = 39 x 4 = 156 m3

R. Direktur

Diasumsikan berkapasitas 1 orang direktur

dan 2 orang tamu

Modul orang duduk 1,06 m2

3 x 1,06 = 3,18 m2

Furnitur

1 meja kerja = 1,08 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

2 rak = 2 x 0,18 = 0,36 m2

Luas = 5,58 m2

Flow 40% = 2,23 m2

Total luas = 7,8 m2 = 8 m

2

Volume = 8 x 3 = 24 m3

R. Tamu direktur

Diasumsikan berkapasitas 6 orang

Modul orang duduk 1,06 m2

6 x 1,06 = 6,36 m2

Furnitur

1 meja tunggu = 0,32 m2

Flow 40% = 2,67 m2

Total luas = 9.35 m2 = 10 m2

Volume = 10 x 3 = 30 m3

R. Sekretaris

Diasumsikan berkapasitas 1 orang sekretaris

dan 2 orang tamu

Modul orang duduk 0,8 m2

1 x 0,8 = 0,8 m2

Modul orang duduk 1,06 m2

2 x 1,06 = 2,12 m2

Furnitur

1 meja kerja = 0,75 m2

1 almari = 0,32 m2

1 meja tunggu = 0,32 m2

Luas = 4,31 m2

Flow 30% = 1,3 m2

Luas total = 4,61 m2 = 5 m

2

Page 72: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Volume = 5 x 3 = 15 m3

R. Manajer operasional

Diasumsikan berkapasitas 1 orang manajer dan 2

orang tamu

Modul orang duduk 1,06 m2

1 x 1,06 m2 = 1,06 m

2

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 m2 = 1,6 m

2

Furnitur

1 meja kerja = 1,08 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

1 rak = 0,18 m2

Luas = 4,88 m2

Flow 40% = 1,95 m2

Luas total = 6,83 m2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Manajer prasarana

Diasumsikan berkapasitas 1 orang manajer

dan 2 orang tamu

Modul orang duduk 1,06 m2

1 x 1,06 m2 = 1,06 m2

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 m2 = 1,6 m2

Furnitur

1 meja kerja = 1,08 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

1 rak = 0,18 m2

Luas = 4,88 m2

Flow 40% = 1,95 m2

Luas total = 6,83 m2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Manajer keuangan

Diasumsikan berkapasitas 1 orang manajer dan 2

orang tamu

Modul orang duduk 1,06 m2

1 x 1,06 m2 = 1,06 m

2

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 m2 = 1,6 m

2

Furnitur

1 meja kerja = 1,08 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

1 rak = 0,18 m2

Luas = 4,88 m2

Flow 40% = 1,95 m2

Luas total = 6,83 m2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Manajer umum

Diasumsikan berkapasitas 1 orang manajer

dan 2 orang tamu

Modul orang duduk 1,06 m2

1 x 1,06 m2 = 1,06 m

2

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 m2 = 1,6 m

2

Furnitur

1 meja kerja = 1,08 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

1 rak = 0,18 m2

Luas = 4,88 m2

Flow 40% = 1,95 m2

Luas total = 6,83 m2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Bag. Pemasaran

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan 3

orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Humas

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan

3 orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Pemeliharaan

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan 3

orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Perlengkapan

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan

3 orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

Page 73: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

R. Bag. Bendahara harian

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan 3

orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Anggaran

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan

3 orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Personalia

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan 3

orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Administrasi

Diasumsikan berkapasitas 1 orang kabag dan

3 orang staff

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

4 meja kerja = 4 x 0,75 = 4,75 m2

4 almari = 4 x 0,32 = 1,28 m2

4 rak = 4 x 0,18 = 0,72 m2

Luas = 9,95 m2

Flow 30% = 2,99 m2

Luas total = 12,94 m2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Rapat

Diasumsikan berkapasitas 20 orang

Modul kursi rapat 1,06 m2

20 x 1,06 = 21,2 m2

Furnitur

1 meja rapat = 15 m2

Luas = 36,2 m2

Flow 30% = 10,86 m2

Luas total = 47, 06 m2 = 48 m

2

Volume = 48 x 3 = 144 m3

Lobby

Diasumsikan berkapasitas 15 orang

Modul kursi tamu 1,06 m2

15 x 1,06 = 15,9 m2

Furnitur

5 meja tunggu = 5 x 0,32 = 1,6 m2

Luas = 17,5 m2

Flow 100% = 17,5 m2

Luas total = 35 m2

Volume = 35 x 4 = 140 m3

Lavatory

Pria

2 wc = 2 x 2,25 = 4,5 m2

4 urinoir = 4 x 1,6 = 6,4 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Wanita

4 wc = 4 x 2,25 = 9 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Luas = 21,82 m2

Flow 30% = 6,54 m2

Luas total = 28,36 m2 = 29 m

2

Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m3

Musholla

Diasumsikan berkapasitas 10 orang jemaah

dan 1 orang imam

Modul orang sholat 0,96 m2

area sholat = 11 x 0,96 = 10,56 m2

area wudhu = 8 m2

luas = 18,56 m2

flow 20% = 3,71 m2

luas total = 22,27 m2 = 23 m

2

Volume = 23 x 3 = 69 m3

Pertunjukan

Ticket box

Diasumsikan berkapasitas 4 orang

Luas desk 4 x 0,75 = 3 m2

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Luas = 6,2 m2

Flow 30% = 1,86 m2

Backstage

Diasumsikan berkapasitas 15orang

Modul persiapan 4 m2/orang

Luas = 15 x 4 = 60 m2

Flow 20% = 12 m2

Luas total = 72 m2

Volume = 72 x 4 = 288 m3

Page 74: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Luas total = 8,06 m2 = 9 m

2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m3

Performing space/stage

Gambar IV.15 Analisis jarak skateboarder mulai melakukan trik hingga berhenti

Sumber : Zalm (2011:35)

Modul lintasan 23 x 6 = 138 m2

Diasumsikan memiliki 3 set lintasan

4 x 138 = 414 m2

N

2N

Gambar IV.16 Analisis jarak tertinggi skateboarder melakukan trik

Sumber : Zalm (2011:35)

Diasumsikan quarter pipe (N) tertinggi pada zona pertunjukan 6 m

Volume = 414 x 12 = 4.968 m3

R. Penyimpanan

Luas = 9 m2

Volume = 9 x 3 = 27 m3

Seat/tribun

Diasumsikan berkapasitas 500 tempat duduk

Modul tempat duduk 0,45 m2

500 x 0,45 = 225 m2

Flow 20 % = 45 m2

Luas total = 270 m2

Volume = 270 x 3 = 810 m3

R. CCTV

Diasumsikan berkapasitas 4 orang

Modul orang duduk 0,8 m2

4 x 0,8 = 3,2 m2

Furnitur

Peralatan = 2 m2

Luas = 5,2 m2

Flow 30% = 1,56 m2

Luas total = 6,76 m2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Master control

Diasumsikan berkapasitas 6 orang

Modul orang duduk 0,8 m2

6 x 0,8 = 4,8 m2

Furnitur

Panel-panel control = 10 m2

Luas = 14,8 m2

Flow 30% = 4,44 m2

Luas total = 19,24 m2 = 20 m

2

Volume = 20 x 3 = 60 m3

Lavatory

Page 75: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pria

2 wc = 2 x 2,25 = 4,5 m2

4 urinoir = 4 x 1,6 = 6,4 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Wanita

4 wc = 4 x 2,25 = 9 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Luas = 21,82 m2

Flow 30% = 6,54 m2

Luas total = 28,36 m2 = 29 m

2

Diasumsikan terdapat 2 buah lavatory

2 x 29 = 58 m2

Volume = 58 x 2,5 = 145 m3

Servis

R. Genset

Luas = 64 m2

Volume = 64 x 4 = 256 m3

Ground tank

Luas = 16 m2

Volume = 16 x 8 = 128 m3

R. Pompa

Luas = 4 m2

Volume = 4 x 3 = 12 m3

Water tower

Luas = 4 m2

Volume = 4 x 4 = 16 m3

R. Water recycling

Luas = 18 m2

Volume = 18 x 2,5 = 45 m3

Ground tank grey water

Luas = 12 m2

Volume = 12 x 8 = 96 m3

R. Chiller

Luas = 25 m2

Volume = 25 x 6 = 150 m3

R. Loading

Luas = 15 m2

Volume = 15 x 4 = 60 m3

R. Teknisi

Diasumsikan berkapasitas 9 orang

Modul tempat duduk 0,8 m2

9 x 0,8 = 7,2 m2

Furnitur

9 Meja kerja = 9 x 0,75 = 6,75 m2

2 almari = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Luas = 14,91 m2

Flow 30% = 4,47 m2

Luas total = 19,38 m2 = 20 m2

Volume = 20 x 3 = 60 m3

R. OB

Diasumsikan berkapasitas 8 orang

Modul tempat duduk 0,8 m2

8 x 0,8 = 6,4 m2

Furnitur

1 meja = 1,6 m2

1 almari = 0,96 m2

Luas = 8,96 m2

Flow 20% = 1,79 m2

Luas total = 10,75 m2 = 11 m

2

Volume = 11 x 3 = 33 m3

Gudang

Luas = 30 m2

Volume = 30 x 3 = 90 m3

Pantry

Luas = 9 m2

Volume = 9 x 3 = 27 m3

Lavatory

Diasumsikan terdapat 4 lavatory (2 pria, 2

wanita), @2,25 m2

4 x 2,25 = 9 m2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m3

Musholla

Diasumsikan berkapasitas 4 orang jemaah dan

1 orang imam

Modul orang sholat 0,96 m2

Area sholat = 5 x 0,96 = 4,8 m2

Area wudhu = 3 m2

Luas = 7,8 m2

Flow 20% = 1,56 m2

Luas total = 9,36 m2 = 10 m

2

Volume = 10 x 3 = 30 m3

Penunjang

R. Jaga

Diasumsikan berkapasitas 2 orang/ruang jaga

Modul tempat duduk 0,8 m2

2 x 0,8 = 1,6 m2

Page 76: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Furnitur

2 meja jaga = 2 x 0,45 = 0,9 m2

Luas = 2,5 m2

Flow 10% = 0,25 m2

Luas total = 2,75 m2 = 3 m

2

Volume = 3 x 2,5 = 7,5 m3

Skateshop

Luas = 64 m2

Volume = 64 x 4 = 256 m3

Taman/landscape

20% luas site = 20% x 7.167,585 = 1.433,51

m2 = 1.434 m

2

Volume = 1.434 x 10 = 14.340 m3

Lavatory

Pria

2 wc = 2 x 2,25 = 4,5 m2

4 urinoir = 4 x 1,6 = 6,4 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Wanita

4 wc = 4 x 2,25 = 9 m2

2 wastafel = 2 x 0,48 = 0,96 m2

Luas = 21,82 m2

Flow 30% = 6,54 m2

Luas total = 28,36 m2 = 29 m

2

Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m3

R. Ganti

Diasumsikan berkapasitas 10 orang

Modul orang berdiri (membawa barang) 0,64

m2

10 x 0,64 = 6,4 m2

Flow 30% = 1,92 m2

Luas total = 7,32 m2 = 8 m

2

Volume = 8 x 2,5 = 20 m3

Klinik kesehatan

Diasumsikan berkapasitas 2 orang petugas dan 10

orang pengunjung

Modul orang duduk 0,8 m2

2 x 0,8 = 1,6 m2

Furnitur

2 Meja kerja = 2 x 0,75 = 1,5 m2

2 almari = 2 x 0,32 = 0,64 m2

2 rak = 2 x 0,18 = 0,36 m2

5 tempat tidur = 5 x 1,8 = 9 m2

5 kursi = 5 x 1,06 = 5,3 m2

Luas = 18,4 m2

Flow 30% = 5,52 m2

Luas total = 23,92 m2 = 24 m

2

Volume = 24 x 3 = 72 m3

Atm center

Diasumsikan berkapasitas 1 orang/unit

Modul orang berdiri (membawa barang) 0,64

m2

Furnitur

Mesin ATM = 0,36 m2

Luas = 1 m2

Flow 20% = 0,2 m2

Luas total = 1,2 m2

Diasumsikan terdapat 6 unit ATM

6 x 1,2 = 7,2 m2 = 8 m

2

Volume = 8 x 2,5 = 20 m3

Musholla

Diasumsikan berkapasitas 10% pengunjung

10% pengunjung = 110 orang

Modul orang sholat 0,96 m2

Area sholat = 110 x 0,96 = 105,6 m2

Area wudhu = 8 m2

Luas = 113,6 m2

Flow 20% = 22,72 m2

Luas total = 136,32 m2 = 137 m

2

Volume = 137 x 3 = 411 m3

R. Penyimpanan

Diasumsikan berkapasitas 50 loker

Furnitur

Loker = 0,4 x 1 = 0,4 m2

50 loker = 50 x 0,4 = 20 m2

Flow 20% = 4 m2

Luas total = 24 m2

Volume = 24 x 2,5 = 60 m3

Cafe & restoran

Area makan

Diasumsikan berkapasitas 100 orang

Modul tempat duduk 1,06 m2

100 x 1,06 = 106 m2

Furnitur

Diasumsikan setiap 1 set meja terdapat 4 tempat duduk

Modul meja makan 1,5 m2

(100:4) x 1,5 = 37,5 m2

Luas = 143,5 m2

Page 77: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Flow 30 % = 43,05 m2

Luas total = 186,55 m2 = 187 m2

Dapur = 36 m2

Kasir = 4 m2

Gudang = 16 m2

Lavatory = 60 m2

Total luas keseluruhan = 303 m2

Volume = 303 x 3 = 909 m3

Skatepark

Gambar IV.17 Analisis jarak skateboarder mulai melakukan trik hingga berhenti

Sumber : Zalm (2011:35)

Modul lintasan 23 x 6 = 138 m2

Diasumsikan memiliki 2 set lintasan

2 x 138 = 276 m2

Diasumsikan terdapat 3 tingkat kesulitan

3 x 276 = 828 m2

N

2N

Gambar IV.18 Analisis jarak tertinggi skateboarder melakukan trik

Sumber : Zalm (2011:35)

Diasumsikan quarter pipe (N) tertinggi pada zona penunjang 3 m

Volume = 828 x 6 = 4.968 m3

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.4. Analisa Struktur Bangunan

Dasar pertimbangan dalam pemilihan struktur Solo Skatepark yaitu bentuk

dan karakter bangunan, dengan tujuan memperoleh sistem struktur yang mampu

menunjang konsep pendekatan tampilan bangunan yang ingin dimunculkan.

Page 78: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Struktur suatu bangunan terdiri dari 3 bagian, yaitu sub struktur, super

struktur, dan upper struktur.

1) Upper struktur, merupakan struktur atap atau bagian atas bangunan. Karakter

tampilan bangunan yang ingin dimunculkan Solo Skatepark menjadi dasar

pertimbangan utama dalam pemilihan upper struktur. Selain itu, kebutuhan

bentang ruang dan jenis beban yang ditumpu di atasnya juga menjadi

pertimbangan dalam pemilihan upper struktur.

2) Super struktur, merupakan struktur badan atau bagian tengah. Karakter

tampilan bangunan yang ingin dimunculkan Solo Skatepark menjadi dasar

pertimbangan utama dalam pemilihan super struktur. Selain itu, kebutuhan

bentang ruang, beban manusia, beban peralatan, dan beban upper struktur

juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan super struktur.

3) Sub struktur, merupakan struktur bagian paling bawah, yaitu tertanam dalam

tanah. Letak site yang berada di tengah kota Surakarta menjadi pertimbangan

utama dalam pemilihan jenis sub struktur pada bangunan sehingga tidak

mengganggu kondisi lingkungan. Selain itu, beban pada struktur yang

digunakan pada super struktur dan upper struktur juga menjadi aspek

pertimbangan dalam pemilihan sub struktur.

4.2.5. Analisa Arena Skateboard

Dasar pertimbangan analisa arena skateboard yaitu aktivitas yang

diwadahi, dengan tujuan agar mampu memberikan keamanan dan kenyamanan

pengguna Solo Skatepark.

Arena skateboard terbagi menjadi dua berdasarkan jenis aktivitas olahraga

skateboard, yaitu dalam ruang (indoor) dan luar ruang (outdoor). Pada arena

Page 79: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

indoor, desain layout dasar arena skateboard merupakan hal penting untuk

keamanan dan kenyamanan pengguna. Terdapat tiga alternatif layout dasar indoor

yang akan dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Table IV.7 Analisis layout dasar arena skateboard indoor

Layout arena Kelebihan Kekurangan

PERFORMING SPACE

SEAT/TRIBUN

SE

RV

IS

Gambar IV.19 Desain layout 1

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

View pengunjung ke

performing space

lebih variatif

Atraksi skateboarder

dapat dipertunjukkan

ke pengunjung dari

berbagai sudut

Akses pengelola ke

performing space

harus melalui

seat/tribun

PERFORMING SPACE

SE

RV

IS

SEAT/TRIBUN

Gambar IV.20 Desain layout 2

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Akses pengelola ke

performing space

langsung

View pengunjung ke

performing space

hanya dapat dilihat

dari dua sisi

Atraksi skateboarder

hanya dapat

dipertunjukkan ke

pengunjung dari dua

sisi

PERFORMING SPACE

SE

RV

IS

SEAT/TRIBUN

Gambar IV.21 Desain layout 3

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Atraksi skateboarder

dapat dipertunjukkan

ke pengunjung dari

tiga sisi

Akses pengelola ke

performing space

langsung

View pengunjung ke

performing space

dapat dilihat dari tiga

sisi

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Desain seat/tribun untuk pengunjung yang menyaksikan pertunjukan juga

merupakan hal penting untuk keamanan dan kenyamanan. Desain untuk

seat/tribun terdiri dari dua alternatif yang akan dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.8 Analisis desain seat/tribun arena skateboard indoor

Desain seat/tribun Deskripsi

Gambar IV.22 Desain seat/tribun 1

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Area performing space untuk skateboarder

terletak sejajar dengan seat untuk pengunjung.

Keamanan dan kenyamanan pengunjung

maupun skateboarder didesain dengan

memberikan pembatas dan space antara

seat/tribun dengan performing space.

Page 80: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar IV.23 Desain seat/tribun 2

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Seat/tribun untuk pengunjung terletak lebih

tinggi dari area performing space untuk

skateboarder. Keamanan dan kenyamanan

pengunjung maupun skateboarder didesain

dengan meninggikan seat/tribun dan

memberikan space antara performing space

dengan seat/tribun.

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Pada arena outdoor, desain pembatas antara skateboarder yang melakukan

aktivitas olahraga skateboard di outdoor skatepark dengan pengunjung umum

yang menggunakan fasilitas di Solo Skatepark merupakan hal penting guna

keamanan dan kenyamanan penggunanya. Terdapat tiga alternatif desain

pembatas yang akan dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.9 Analisis desain arena skateboard outdoor

Desain Deskripsi

Gambar IV.24 Desain 1

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Pembatas area pengunjung yang menyaksikan

atraksi dengan skateboarder di outdoor skatepark

menggunakan perbedaan material perkerasan. Selain

itu penutup tanah alami juga dapat menjadi

pembatas.

Gambar IV.25 Desain 2

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Pembatas area pengunjung yang menyaksikan

atraksi dengan skateboarder di outdoor skatepark

menggunakan perbedaan level ketinggian lantai.

Gambar IV.26 Desain 3

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Pembatas area pengunjung yang menyaksikan

atraksi dengan skateboarder di outdoor skatepark

menggunakan tanaman perdu.

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

4.2.6. Analisa Tata Landscape

Dasar pertimbangan penataan landscape yaitu aktivitas yang diwadahi di

area luar (outdoor), dengan tujuan agar mampu memenuhi fungsi Solo Skatepark

Page 81: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sebagai wadah aktivitas olahraga skateboard, ruang publik kota, dan ruang hijau

kota. Penataan landscape dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1) hardscape landscape, bentuk-bentuk street furniture landscape dapat

digunakan sebagai obstacle untuk bermain skateboard. Penggunaan

perkerasan yang digunakan untuk bermain skateboard dan obstacle bersifat

skateable, yaitu permukaannya halus sehingga memudahkan skateboard

meluncur dan memiliki tingkat kekuatan yang tinggi agar tidak mudah rusak.

Sedangkan penggunaan perkerasaan bagi pengunjung umum menggunakan

perkerasan yang tidak skateable sehingga terdapat batasan antara pengunjung

umum dengan skateboarder yang sedang bermain skateboard. Selain itu,

elemen-elemen alam seperti tanah dan air juga dapat menjadi pembatas.

Penggunaan perbedaan material perkerasan ini direncanakan untuk menjaga

keamanan dan kenyamanan aktivitas pengguna Solo Skatepark.

2) Softscape landscape, tata taman direncanakan menggunakan berbagai jenis

vegetasi yang mampu menunjang aktivitas pengguna Solo Skatepark.

Tabel IV.10 Jenis dan kriteria vegetasi Jenis

Vegetasi Kriteria

Pohon

Memiliki ciri lokal Solo untuk menyesuaikan dengan keadaan iklim setempat;

disukai burung untuk menjaga keberlanjutan ekosistem; mampu menjaga unsur hara

tanah; tidak mengganggu bangunan; berfungsi sebagai barrier kebisingan dan polusi.

Perdu Berfungsi sebagai pembatas aktivitas latihan dengan aktivitas umum; mudah dalam

perawatan; mampu menambah nilai estetika.

Penutup

Tanah

Mampu meningkatkan daya serap air ke dalam tanah; mudah dalam perawatan;

mampu menambah nilai estetika.

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.7. Analisa Pencahayaan

Dasar pertimbangan analisa pencahayaan yaitu aktivitas yang diwadahi

dan kebutuhan penerangan untuk penambah estetika, dengan tujuan memperoleh

pencahayaan secara efesien dan efektif.

Page 82: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Pencahayaan buatan digunakan untuk memberikan penerangan saat

kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan untuk memberikan penerangan

ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang

tersebut.

Tabel IV.11 Kriteria penerangan ruang

Kelompok Ruang Kriteria penerangan

Penerimaan

R. Parkir Pengelola; R. Parkir pengunjung; R.

Informasi tingkat sedang

Plaza estetika

Pengelolaan

Hall; Lobby; Musholla tingkat sedang

estetika

Seluruh ruang kerja; R. Rapat; tingkat sedang

Lavatory tingkat rendah

Pertunjukan

Hall tingkat sedang

estetika

Ticket box; Backstage; R. Penyimpanan; R.

Master control; R. CCTV; Lavatory tingkat rendah

Performing space; Seat/tribun tingkat tinggi

estetika

Servis

R. Genset; Ground tank; Water tower; Ground

tank grey water; R. Pompa; R. Water recycling; R.

Chiller; R. Loading; Gudang; Pantry; R. OB;

Lavatory

tingkat rendah

R. Teknisi tingkat sedang

Penunjang

R. Jaga; R. Penyimpanan; R. Ganti; Lavatory;

ATM center tingkat rendah

Cafe & restoran; Skateshop; Musholla tingkat sedang

estetika

Klinik kesehatan tingkat sedang

Skatepark tingkat tinggi

estetika

Taman estetika

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.8. Analisa Penghawaan

Dasar pertimbangan analisa penghawaan yaitu aktivitas yang diwadahi

dalam ruang, dengan tujuan memperoleh suhu udara yang stabil di dalam ruangan

untuk memberikan kenyamanan pengguna Solo Skatepark.

Page 83: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Penghawaan buatan diaplikasikan pada ruang-ruang dengan aktivitas yang

membutuhkan kenyamanan khusus.

Tabel IV.12 Kriteria penghawaan ruang

Kelompok Ruang Kriteria penghawaan

Penerimaan

R. Parkir pengelola; R.

Parkir pengunjung Mengeluarkan udara panas dan sirkulasi udara

R. Informasi Sirkulasi udara

Pengelolaan

Hall; Seluruh ruang

kerja; R. Rapat; Lobby;

Musholla

Kenyamanan aktivitas

Lavatory Kenyamanan aktivitas dan mengeluarkan bau

Pertunjukan

Hall; Ticket box;

Performing space;

Backstage; R. Master

control; R. CCTV;

Seat/tribun

Kenyamanan aktivitas

R. Penyimpanan Mengeluarkan udara panas

Lavatory Kenyamanan aktivitas dan mengeluarkan bau

Servis

R. Genset; R. Pompa; R.

Chiller; Gudang; R. OB Mengeluarkan udara panas

Ground tank; Water

tower; Ground tank grey

water; R. Water

recycling; R. Loading

Sirkulasi udara

R. Teknisi Kenyamanan aktivitas

Pantry Mengeluarkan udara panas dan sirkulasi udara

Lavatory Mengeluarkan bau

Penunjang

R. Jaga; R.

Penyimpanan; R. Ganti;

Musholla

Sirkulasi udara

Cafe & restoran;

Skateshop; Klinik

kesehatan; ATM center

Kenyamanan aktivitas

Lavatory Mengeluarkan bau

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.9. Analisa Sistem Penyediaan Listrik

Dasar pertimbangan sistem penyediaan listrik yaitu pemenuhan kebutuhan

listrik (penerangan, penghawaan, alat elektronik, dan lain-lain) serta kelancaran

dan efektifitas distribusi dari sumber listrik terhadap bangunan, untuk

memperoleh sistem penyediaan pasokan listrik yang menunjang aktivitas

pengguna di Solo Skatepark.

Page 84: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel IV.13 Jenis sumber energi

Sumber energi Kelebihan Kekurangan

Tenaga sendiri

(sumber tenaga

listrik dari

generator)

Dapat digunakan kapan saja

Tegangan yang digunakan dapat

diatur

Biaya pengadaan dan perawatan mahal

Daya listrik besar membutuhkan biaya

besar

Sumber dari PLN

Perawatan dan operasional mudah

Biaya murah

Daya listrik besar

Terjadi pemadaman mendadak

Voltage tidak stabil

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.10. Analisa Sistem Komunikasi

Dasar pertimbangan penggunaan sistem komunikasi yaitu 1) Kebutuhan

akan komunikasi; 2) Tata suara yang menunjang aktivitas; dan 3)Kemudahan

perawatan daln operasional peralatan, dengan tujuan memperoleh sistem

komunikasi yang dapat menunjang aktivitas pengguna Solo Skatepark

Sistem komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1) Sistem Telekomunikasi, terdapat dua sistem telekomunikasi, yakni sebagai

berikut.

a) Sistem telekomunikasi internal terbagi menjadi dua. Pertama, intercom,

untuk menghubungkan komunikasi antar ruang tertentu dalam bangunan.

Kedua, handy talkie (HT), alat komunikasi yang bersifat portable untuk

menghubungkan komunikasi perseorangan antar pengelola.

b) Sistem telekomunikasi external yang berupa jaringan dari TELKOM yang

menyediakan fasilitas telepon baik lokal, interlokal maupun internasional.

2) Sistem Tata Suara, berupa pengeras suara yang menyuarakan backsound

musik, maupun beragam informasi seperti panggilan kepada seseorang, car

call, dsb.

Page 85: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4.2.11. Analisa Sistem Peredam Petir

Dasar pertimbangan penggunaan sistem peredam petir pada bangunan ada

dua. Pertama, kemampuan untuk melindungi aktivitas pengguna (outdoor) dan

bangunan dari sambaran petir. Kedua, tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau

flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding.

Tabel IV.14 Jenis penangkal petir Sistem penangkal petir Kelebihan Kekurangan

Konvensional Pengaplikasian mudah

Daya jangkau melindungi

rendah sehingga membutuhkan

banyak penangkal untuk

melindungi bangunan yang

luas

Radius

Daya jangkau luas

Radius perlindungan dapat

diatur

Sistem grounding harus baik

Pengaplikasian rumit

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

4.2.12. Analisa Sistem Air Bersih

Dalam memperoleh sistem penyediaan air bersih untuk menunjang

aktivitas pengguna Solo Skatepark, didasari pada infrastruktur site untuk

menyediakan air bersih dan sistem distribusinya. Air bersih yang didapatkan

digunakan untuk kegiatan metabolisme, minum, dan masak.

Tabel IV.15 Analisis sistem distribusi air bersih

Sistem distribusi Kelebihan Kekurangan

Up feed distribution

Distribusi air melimpah

Tekanan air sama untuk setiap

lantai

Boros, pompa bekerja terus

menerus

Jika terjadi kerusakan pada pompa,

distribusi terhenti

Down feed

distribution

Hemat, pompa air tidak bekerja

terus menerus

Jika terjadi kerusakan, distribusi

air masih berjalan hingga

persediaan tangki habis

Tekanan air pada tiap lantai tidak

sama

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 86: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

4.2.13. Analisa Sistem Air Buangan

Dasar pertimbangan analisa sistem air buangan yaitu pembuangan air

kotor dan air hujan agar tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, dan

mengganggu penciuman, serta visual.

Pada perencanaannya, air kotor (bukan dari kloset) dan air hujan dapat

diolah menjadi grey water sehingga dapat digunakan lagi untuk pemadam

kebakaran dan menyiram taman.

4.2.14. Analisa Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran

Dasar pertimbangan sistem pengamanan bahaya kebakaran yaitu 1)

Keselamatan pengguna; 2) Kecepatan evakuasi bangunan; 3) Kemudahan

penggunaan alat pemadam kebakaran; 4) Pemilihan alat pemadam kebakaran yang

efektif, dengan tujuan memperoleh sistem pengamanan terhadap bahaya

kebakaran di Solo Skatepark.

Peralatan pemadam kebakaran dapat menggunakan Sistem deteksi awal

(fire-alarm system). Sistem ini memberikan alarm bahaya atau langsung

mengaktifkan alat pemadam. Cara kerjanya dapat secara otomatis atau semi

otomatis. Terdiri atas detektor asap (smoke detector) dan detector panas (heat

detector). Smoke detector memiliki kepekaan yang tinggi dalam mendeteksi asap

dalam suatu ruangan. Angka 4% asap/m2 dalam sebuah ruang akan secara

otomatis membunyikan alarm. Sedangkan alat pendeteksi panas juga akan

membunyikan alarm dan sprinkler jika terjadi kenaikan suhu 10% per menit atau

suhu ruang 600.

Sistem pengamanan bahaya kebakaran terbagi menjadi dua yakni sebagai

berikut.

Page 87: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1) Sistem pemadam kebakaran, terdapat tiga peralatan pemadam kebakaran,

yakni sebagai berikut.

a) Fire Extinguishe, berupa tabung pemadam kebakaran yang berisi gas CO2,

yang diletakkan di tempat-tempat strategis dan mudah dilihat.

b) Hydrant, berupa kran air dan selang panjang yang diletakkan di dekat

alarm kebakaran.

c) Sprinkler Otomatis, merupakan alat pemadam kebakaran berupa

penyemprot yang memancarkan air dan dipasang di langit-langit ruangan.

Memiliki jarak jangkauan + 4,6 m dan bekerja secara otomatis apabila

terjadi suatu tanda kebakaran atau suhu ruangan mencapai 720.

2) Sistem Keamanan Bangunan, terdapat tiga hal yang menjadi rangkaian sistem

evakuasi pengguna dalam bangunan, yakni sebagai beriku.

a) Tangga darurat menuju ke luar bangunan,

b) Perletakan area terbuka untuk evakuasi yang mudah diakses kendaraan

pemadam kebakaran.

c) Penggunaan tanda kebakaran emergency secara visual.

Page 88: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SKATEPARK

5.1. Konsep Makro

5.1.1. Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan menggunakan pendekatan arsitektur metafora dengan

menganalogikan gerakan atraksi skateboard sebagai objek analogi untuk

memunculkan bentuk atraktif olahraga skateboard dalam perancangan Solo

Skatepark.

Terdapat dua hal yang menjadi inti dalam melakukan trik-trik skateboard,

yaitu meluncur (skating) dan melompat (jumping). Kedua hal tersebut dijadikan

sebagai objek analogi yang ditransformasikan ke dalam desain bentuk gubahan

massa utama bangunan dan desain secondary skin pada tampilan bangunan Solo

Skatepark.

Gambar V.1 metafora meluncur

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.2 metafora melompat

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.3 metafora bentuk dasar

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Page 89: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

5.1.2. Orientasi Bangunan

Gambar V.4 Orientasi Bangunan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Orientasi bangunan diarahkan ke kedua arah jalan Slamet Riyadi untuk

menangkap pengunjung.

5.1.3. Klimatologi

Terdapat empat respon terhadap analisa klimatologi site, yakni sebagai

berikut.

1) Memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami ke dalam bangunan

yang direncanakan dengan mengaplikasikan bukaan, skylight, dan dinding

kaca.

2) Penggunaan barrier angin berupa vegetasi pada sisi timur dan selatan site

untuk menyaring polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor

yang berlalu-lintas di jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dan jl.

Hasanudin.

3) Pengolahan massa bangunan dengan menerapkan sistem cross circulation.

4) Meletakkan massa bangunan di sisi timur dan barat site untuk

mendapatkan pembayangan guna kenyamanan aktivitas pada area outdoor.

Page 90: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

5.1.4. Pencapaian

Gambar V.5 Entrance site

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Pencapaian ke dalam site kendaraan bermotor dan pejalan kaki didasarkan

pada kondisi eksisting site. Untuk kendaraan bermotor, ME terletak di jl. Slamet

Riyadi sebelah barat untuk menghindari cross circulation dan crowded di

persimpangan jalan, dan SE terletak di jl. Hasanudin sebelah utara. Untuk pejalan

kaki, akses ke dalam site berada di sepanjang jl. Slamet Riyadi.

5.1.5. Sirkulasi

Gambar V.6 Sirkulasi radial

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Penggunaan pola organisasi ruang radial pada sirkulasi di dalam site

dengan menggunakan plaza penerima pada bagian selatan site sebagai titik sebar

ke fasilitas-fasilitas yang ada di Solo Skatepark.

Page 91: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

5.1.6. Zoning

Gambar V.7 Zoning site

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Area penzoningan dibagi menjadi lima kelompok yaitu 1) Penerimaan; 2)

Pengelolaan; 3) Pertunjukan; 4) Servis; dan 5) Penunjang.

5.2. Konsep Mikro

5.2.1. Kebutuhan Dan Besaran Ruang

Tabel V.1 Kebutuhan dan besaran ruang Penerimaan

R. Parkir pengelola Luas = 809,4 m

2 = 810 m

2

Volume = 810 x 2,5 = 2.025 m3

R. Informasi Luas = 4,03 m

2 = 5 m

2

Volume = 5 x 2,5 = 12,5 m3

Plaza Luas = 281,6 m

2 = 282 m

2

Volume = 282 x 5 = 1.410 m3

R. Parkir pengunjung Total luas = 3.368,75 m

2 = 3.369 m

2

Volume = 3.369 x 2,5 = 8.422,5 m3

Pengelolaan

Hall Luas = 38,4 m

2 = 39 m

2

Volume = 39 x 4 = 156 m3

R. Direktur Luas = 7,8 m

2 = 8 m

2

Volume = 8 x 3 = 24 m3

R. Tamu direktur Luas = 9.35 m2 = 10 m

2

Volume = 10 x 3 = 30 m3

R. Sekretaris Luas = 4,61 m

2 = 5 m

2

Volume = 5 x 3 = 15 m3

R. Manajer operasional Luas = 6,83 m

2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Manajer prasarana Luas = 6,83 m

2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Manajer keuangan Luas = 6,83 m

2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

Page 92: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

R. Manajer umum Luas = 6,83 m

2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

R. Bag. Pemasaran Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Humas Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Pemeliharaan Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Perlengkapan Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Bendahara harian Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Anggaran Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Personalia Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Bag. Administrasi Luas = 12,94 m

2 = 13 m

2

Volume = 13 x 3 = 39 m3

R. Rapat Luas = 47, 06 m

2 = 48 m

2

Volume = 48 x 3 = 144 m3

Lobby Luas = 35 m

2

Volume = 35 x 4 = 140 m3

Lavatory Luas = 28,36 m

2 = 29 m

2

Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m3

Musholla luas = 22,27 m

2 = 23 m

2

Volume = 23 x 3 = 69 m3

Pertunjukan

Ticket box Luas = 8,06 m

2 = 9 m

2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m3

Performing space/stage Luas = 414 m

2

Volume = 414 x 12 = 4.968 m3

Backstage Luas = 72 m

2

Volume = 72 x 4 = 288 m3

R. Penyimpanan Luas = 9 m

2

Volume = 9 x 3 = 27 m3

R. Master control Luas = 19,24 m

2 = 20 m

2

Volume = 20 x 3 = 60 m3

R. CCTV Luas = 6,76 m

2 = 7 m

2

Volume = 7 x 3 = 21 m3

Seat/tribun Luas = 270 m

2

Volume = 270 x 3 = 810 m3

Lavatory Luas = 2 x 29 = 58 m

2

Volume = 58 x 2,5 = 145 m3

Servis

R. Genset Luas = 64 m

2

Volume = 64 x 4 = 256 m3

Ground tank Luas = 16 m

2

Volume = 16 x 8 = 128 m3

Page 93: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

R. Pompa Luas = 4 m

2

Volume = 4 x 3 = 12 m3

Water tower Luas = 4 m

2

Volume = 4 x 4 = 16 m3

R. Water recycling Luas = 18 m

2

Volume = 18 x 2,5 = 45 m3

Ground tank grey water Luas = 12 m

2

Volume = 12 x 8 = 96 m3

R. Chiller Luas = 25 m

2

Volume = 25 x 6 = 150 m3

R. Teknisi Luas total = 19,38 m2 = 20 m

2

Volume = 20 x 3 = 60 m3

R. Loading Luas = 15 m

2

Volume = 15 x 4 = 60 m3

Gudang Luas = 30 m

2

Volume = 30 x 3 = 90 m3

Pantry Luas = 9 m

2

Volume = 9 x 3 = 27 m3

R. Ob Luas = 10,75 m

2 = 11 m

2

Volume = 11 x 3 = 33 m3

Lavatory Luas = 9 m

2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m3

Musholla Luas = 9,36 m

2 = 10 m

2

Volume = 10 x 3 = 30 m3

Penunjang

R. Jaga Luas = 3 m

2

Volume = 3 x 2,5 = 7,5 m3

Cafe & restoran Luas = 303 m

2

Volume = 303 x 3 = 909 m3

Skateshop Luas = 64 m

2

Volume = 64 x 4 = 256 m3

Lavatory Luas = 29 m

2

Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m3

Klinik kesehatan Luas = 23,92 m

2 = 24 m

2

Volume = 24 x 3 = 72 m3

Musholla Luas = 136,32 m

2 = 137 m

2

Volume = 137 x 3 = 411 m3

R. Penyimpanan Luas = 48 m

2

Volume = 48 x 2,5 = 120 m3

R. Ganti Luas = 7,32 m

2 = 8 m

2

Volume = 8 x 2,5 = 20 m3

Skatepark Luas = 828 m

2

Volume = 828 x 6 = 4.968 m3

Taman/landscape Luas = 1.434 m

2

Volume = 1.434 x 10 = 14.340 m3

ATM center Luas = 7,2 m

2 = 8 m

2

Volume = 8 x 2,5 = 20 m3

Page 94: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Penerimaan Luas = 4.466 m

2

Volume = 11.870 m3

Pengelolaan Luas = 329 m

2

Volume = 1.046, 5 m3

Pertunjukan Luas = 859 m

2

Volume = 6.341,5 m3

Servis Luas = 247 m

2

Volume = 1.025,5 m3

Penunjang Luas = 2.886 m

2

Volume = 21.196 m3

Luas total = 8.949 m2

Volume total = 41.965,5 m3

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.2. Struktur Bangunan

Solo Skatepark merupakan bangunan dengan ketinggian 1-3 lantai untuk

fungsi pengelolaan, pertunjukan, dan penunjang, dan 1-2 lantai basement untuk

fungsi penerimaan dan servis. Struktur bangunan Solo Skatepark dibagi menjadi

tiga. Pertama, upper struktur, menggunakan konstruksi space frame pada bagian

atas bangunan karena fungsi pertunjukan dan restoran membutuhkan penutup

dengan bentang yang lebar. Selain itu, desain bentuk konstruksi space frame yang

fleksibel dapat disesuaikan dengan tampilan bangunan yang ingin dimunculkan.

Kedua, super struktur, pada fungsi pengelolaan, servis, penunjang, dan

penerimaan menggunakan konstruksi rigrid frame yang disesuaikan dengan grid

struktur bangunan karena fungsi-fungsi tersebut tidak membutuhkan ruang dengan

bentang lebar. Pada fungsi pertunjukan menggunakan konstruksi rigrid frame

dengan struktur yang diletakkan di bagian terluar dan langsung disambungkan

dengan upper struktur. Selain fungsi pertunjukan, fungsi penunjang berupa

restoran juga menjadi massa penangkap pada bangunan Solo Skatepark. Struktur

pada fungsi ini didesain atraktif dengan menggunakan konstruksi pre-strecth yang

Page 95: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dikombinasikan dengan kantilever sehingga lantai pada fungsi ini memiliki

bentang ruang yang lebar dan memiliki kesan melayang.

Ketiga, sub truktur, bangunan Solo Skatepark memiliki 1-2 lantai

basement. Konstruksi bearing wall pada dinding basement dimanfaatkan sebagai

sub struktur kemudian disalurkan ke pondasi bored pile. Pondasi bored pile

digunakan dengan pertimbangan letak site yang berada di tengah kota sehingga

tidak mengganggu kondisi lingkungan..

5.2.3. Arena Skateboard

5.2.4.1. Arena indoor

Desain layout arena skateboard indoor untuk memberikan keamanan dan

kenyamanan pengguna menggunakan desain layout 3. Desain seat/tribun untuk

pengunjung yang menyaksikan pertunjukan menggunakan desain seat/tribun 2.

PERFORMING SPACE

SE

RV

IS

SEAT/TRIBUN

Gambar V.8 Desain layout 3

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.9 Desain seat/tribun 2

Sumber : Analisa Prasidha (2013)

5.2.4.2. Arena outdoor

Desain pembatas antara skateboarder yang melakukan aktivitas olahraga

skateboard di outdoor skatepark dengan pengunjung umum guna keamanan dan

kenyamanan penggunanya menggunakan ketiga alternatif desain yang

peletakannya disesuaikan dengan tata landscape Solo Skatepark.

Page 96: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Gambar V.10 Desain 1

Sumber : Analisa Prasidha

(2013)

Gambar V.11 Desain 2

Sumber : Analisa

Prasidha (2013)

Gambar V.12 Desain 3

Sumber : Analisa

Prasidha (2013)

5.2.4. Tata Landscape

5.2.5.1. Hardscape landscape

Terdapat enam hasil analisa hardscape landscape, yakni sebagai berikut.

1) Penggunaan elemen street furniture landscape yang dapat digunakan

sebagai obstacle bermain skateboard, dan memiliki dimensi berbeda-beda

sesuai dengan tingkat kesulitan dan area bermainnya.

2) Jalur untuk bermain skateboard menggunakan beton bertulang yang halus

(tanpa plesteran dan acian) sehingga memberikan kenyamanan dan

keamanan bagi para skateboarder.

3) Jalur pedestrian menggunakan batu alam andesit (bertekstur kasar)

sehingga dapat memberikan batasan area permainan skateboard serta

memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung umum.

4) Jalur kendaraan bermotor menggunakan perkerasan aspal.

5.2.5.2. Softscape landscape

Di bawah ini merupakan tabel penggunaan jenis vegetasi yang digunakan

sebagai softscape landscape Solo Skatepark.

Tabel V.2 Jenis vegetasi

Kelompok vegetasi Pohon Perdu Penutup tanah

Tanaman Sawo kecik Pagar hijau Rumput gajah

Tanjung

Rumput peking

Sumber : analisa Prasidha (2012)

Page 97: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

5.2.5. Pencahayaan

Berdasarkan analisa, diperoleh respon penggunaan pencahayaan buatan

pada ruang-ruang di Solo Skatepark yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel V.3 Jenis penerangan pada ruang-ruang Solo Skatepark

Kelompok Ruang Jenis penerangan

Penerimaan

R. Parkir Pengelola; R. Parkir pengunjung; R.

Informasi Fluorescent

Plaza Lampu Merkuri

Pengelolaan

Hall; Lobby; Musholla Fluorescent

Spot light

Seluruh ruang kerja; R. Rapat; Fluorescent

Lavatory LED

Pertunjukan

Hall Fluorescent

Spot light

Ticket box; Backstage; R. Penyimpanan; R. Master

control; R. CCTV; Lavatory LED

Performing space; Seat/tribun Fluorescent

Spot Light

Servis

R. Genset; Ground tank; Water tower; Ground tank

grey water; R. Pompa; R. Water recycling; R. Chiller;

R. Loading; Gudang; Pantry; R. OB; Lavatory

LED

R. Teknisi Fluorescent

Penunjang

R. Jaga; R. Penyimpanan; R. Ganti; Lavatory; ATM

center LED

Cafe & restoran; Skateshop; Musholla Fluorescent

Spot light

Klinik kesehatan Fluorescent

Skatepark Lampu Merkuri

Taman Lampu Merkuri

Sumber : analisa Prasidha (2012)

5.2.6. Penghawaan

Berdasarkan analisa, diperoleh respon penggunaan penghawaan buatan

pada ruang-ruang di Solo Skatepark yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel V.4 Jenis penghawaan buatan pada ruang-ruang Solo Skatepark

Kelompok Ruang Jenis penghawaan

Penerimaan R. Parkir pengelola; R. Parkir pengunjung Exhaust fan

R. Informasi Exhaust Fan

Pengelolaan Hall; Seluruh ruang kerja; R. Rapat;

Lobby; Musholla AC sentral

Page 98: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lavatory AC sentral dan exhaust fan

Pertunjukan

Hall; Ticket box; Performing space;

Backstage; R. Master control; R. CCTV;

Seat/tribun

AC sentral

R. Penyimpanan Exhaust fan

Lavatory AC sentral dan exhaust fan

Servis

R. Genset; R. Pompa; R. Chiller; Gudang;

R. OB Exhaust fan

Ground tank; Water tower; Ground tank

grey water; R. Water recycling; R.

Loading

Exhaust fan

R. Teknisi AC split

Pantry Exhaust fan

Lavatory Exhaust fan

Penunjang

R. Jaga; R. Penyimpanan; R. Ganti;

Musholla Exhaust fan

Cafe & restoran; Skateshop; Klinik

kesehatan; ATM center AC split

Lavatory Exhaust fan

Sumber : analisa Prasidha (2012)

5.2.7. Sistem Penyediaan Listrik

Listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah automatic

switches yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari

PLN padam sehingga tetap memberikan kenyamanan aktivitas pengguna Solo

Skatepark. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi menjadi 2

jenis, yakni sebagai berikut.

1) Instalasi untuk penerangan

Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan

peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan Solo Skatepark.

2) Instalasi untuk power

Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya

seperti pompa, alat elektronik, dan sebagainya.

Page 99: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

PL NGarduInduk

GarduDistribusi

AutomaticTransferSwitch

Meteran PanelUtama

Trafo

PanelPertunjukan

PanelPengelolaan

PanelServis

GENSET

PanelPenunjang

PanelPenerimaan

Gambar V.13 Skema sistem penyediaan listrik

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Distribusi listrik dari panel-panel zona didistribusikan ke seluruh ruang di

zona tersebut.

5.2.8. Sistem Komunikasi

Sistem Telekomunikasi menggunakan sistem intercom antar ruang,

penyediaan telepon yang disediakan dalam beberapa line, radio komunikasi, dan

alat telepon.

TELKOM PABX Panel Box

Reception(Hall)

Intercom

PertunjukanPengelolaanPenerimaan Servis Penunjang

R. InformasiR. Sub bag

Sekretaris

R. Manajer

R. Direktur

R. Loading

R. OB

R. MasterControl

R. Jaga

Café

Skateshop

Klinikkesehatan

Gambar V.14 Skema sistem kerja telekomunikasi

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Page 100: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Sistem tata suara diatur melalui sebuah ruang khusus dengan petugas yang

selalu standby di r. Informasi untuk memberitahukan informasi ataupun mengatur

musik.

5.2.9. Sistem Peredam Petir

Penangkal petir menggunakan sistem radius yang dipasang pada bagian

tertinggi bangunan Solo Skatepark. Melihat eksisting site, aplikasi sistem ini

efisien untuk Solo Skatepark sehingga keterjagaan aktivitas di area luar (outdoor)

maupun di area bangunan tetap dapat berjalan.

5.2.10. Sistem Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada

bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian

air bersih menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur

disalurkan menuju ground tank kemudian dipompa menuju water tower dan

didistibusikan ke fasilitas-fasilitas dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi.

Page 101: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

PDAM

SUMUR Pompa

MeteranAir

GroundTank Pompa

WaterTower

Pengelolaan Pertunjukan Servis Penunjang

Lavatory

Musholla

Lavatory Pantry

R. OB

Lavatory

Musholla

Skateshop

R. Ganti

Lavatory

Musholla

Café &Restoran

Klinikkesehatan

Gambar V.15 Skema sistem distribusi air bersih

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.11. Sistem Air Buangan

Sistem pembuangan air buangan terbagi menjadi dua, yakni sebagai

berikut.

1) Air kotor, terdapat tiga sistem distribusi buangan air kotor, yakni sebagai

berikut.

a) Air kotor dapur dan pantry dialirkan melalui saluran drainase

melewati bak penyaring lemak menuju bak recycling.

b) Air kotor wastafel, bekas mandi, dan urinoir dialirkan melalui saluran

drainase menuju bak recycling untuk kemudian diolah menjadi grey

water. Grey water ditampung di ground tank grey water kemudian

didistribusikan menggunakan pompa untuk kebutuhan pemadam

kebakaran, sprinkler, dan penyiram tanaman.

Page 102: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

c) Air kotor dari kloset dialirkan melalui saluran drainase menuju septic

tank dan peresapan.

Pengelolaan PenunjangPertunjukan

Lavatory

Servis

Lavatory Lavatory Lavatory Café

Lavatory

Air Kotor(Kloset)

SepticTank

Peresapan

Gambar V.16 Skema pembuangan air kotor

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

2) Air hujan, terdapat tiga sistem distribusi buangan air hujan, yakni sebagai

berikut.

a) Air hujan di area bangunan ditangkap melalui talang-talang air

menuju bak recycling untuk kemudian diolah menjadi grey water.

Grey water ditampung di ground tank grey water kemudian

didistribusikan menggunakan pompa untuk kebutuhan pemadam

kebakaran, sprinkler, dan menyiram tanaman.

b) Pada area taman diberi sumur peresapan hujan.

c) Pada area hardscape landscape, air hujan dialirkan melalui saluran

drainase menuju bak kontrol kemudian dibuang ke saluran riol kota.

Page 103: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Air Kotor(wastafel,

bekas mandi,urinoir)

Air Kotor(dapur,

pantry)

BakPenyaring

Lemak

BakKontrol

BakRecycling

GROUNDTANK

GREYWATER

Bau TidakSedap

AkarWangi

AirHujan

Talang

Pengelolaan

Lavatory Musholla

Penunjang

Café

Lavatory Dapur

LavatoryMusholla KlinikR. Ganti

Pertunjukan

Lavatory Lavatory

Servis

Musholla Pantry

Gambar V.17 Skema pengolahan air buangan

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.12. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran

Berdasarkan data dan analisa, maka sistem pengamanan bahaya kebakaran

dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1) Pengamanan pasif, terdapat tiga respon pengamanan pasif terhadap bahaya

kebakaran, yakni sebagai berikut.

a) Tangga kebakaran mempunyai lebar tangga minimal 1,25 m

dilengkapi pintu kebakaran selebar minimal 90 cm.

b) Terdapat area evakuasi bangunan terutama pada area pertunjukan.

c) Penerangan darurat (menggunakan sumber daya baterai untuk lampu

penunjuk dan penerangan pada pintu keluar, tangga darurat, dan pada

koridor).

Page 104: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2) Pengamanan aktif, terdapat empat peralatan untuk pengamanan aktif

terhadap bahaya kebakaran, yakni sebagai berikut.

a) Alat pemadam kimia portable (daya layanan 200-250 m/unit, jarak

antar alat 20-25 m).

b) Hidrant (daya layanan 800 m/unit, jarak antar alat maksimal 30 m).

c) Sprinkler ( daya layanan 25 m2/unit, jarak antar alat 6-9 m ).

d) Fire alarm ( berupa alat heat detector dan smoke detector,area

pelayanan 75 m/alat ).

GROUNDTANK

GREYWATER

PompaPanel

KontrolJunction

Box

SmokeDetector

One PushButton

SprinklerAirHydrant

Gambar V.18 Skema sistem kerja sprinkler

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Tabel V.5 Ruang yang mendapatkan distribusi air dari ground tank grey water

Kelompok Aktivitas Ruang Hydrant Sprinkler

Penerimaan

R. Parkir pengelola √ √

R. Parkir Pengunjung √ √

Pengelolaan

Hall √ √

R. Direktur x √

R. Tamu Direktur x √

R. Sekretaris x √

R. Manajer x √

R. Sub divisi x √

R. Rapat x √

Lobby √ √

Pertunjukan

Ticket box x x

Performing space/stage x √

backstage √ √

R. Penyimpanan √ √

R. Master Control √ √

R. CCTV √ √

Page 105: SOLO SKATEPARK - digilib.uns.ac.id/Solo-skatepark-dengan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Solo Teknik UNS, commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Seat/tribun √ √

Servis

R. Genset √ √

R. Pompa √ √

R. Chiller √ √

R. Teknisi √ √

Pantry √ √

R. OB √ x

Penunjang

Cafe & restoran √ √

Skateshop √ √

Klinik ksehatan √ √

R. Penyimpanan √ √

Taman x √

ATM center x √

Sumber : Analisa Prasidha (2012)