solar panel
DESCRIPTION
solar panelTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,Tuhan seru sekalian alam yang
telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”PENERANG JALAN TENAGA SURYA (PJUTS)”
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami, teman – teman dan
berbagai pihak yang telah terlibat dan membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Sebagai manusia biasa, penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu dimohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak agar pada pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi.
Bandung, 12 October 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
1.3. Tujuan..............................................................................................................................................4
1.4. Manfaat............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................4
2.1 Umum....................................................................................................................................................5
2.2 Solar Cell (Panel Surya)..........................................................................................................................7
2.2.1 Modul Surya....................................................................................................................................8
2.2.2 Jenis – jenis Solar Cell...................................................................................................................10
2.2.3 Prinsip Kerja Solar Cell..................................................................................................................11
2.2.4 Faktor Pengoperasian Solar Cell...................................................................................................12
2.3 Baterai (Battery)..................................................................................................................................14
2.4 Battery Charger....................................................................................................................................14
2.4.1 Metode Charge Discharge............................................................................................................15
2.5 Solar PV Controller..............................................................................................................................18
2.5.1 Jenis PV Controller........................................................................................................................19
2.6 Inverter................................................................................................................................................20
2.7 Lampu LED ( Light Emitting Diode).......................................................................................................21
BAB III........................................................................................................................................................23
BAB IV........................................................................................................................................................24
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................24
4.2 Saran....................................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matahari adalah sumber energy terbesar dan utama bagi kehidupan Manusia.oleh
karena itu penggunaan energy Matahari dapat di jadikan sebagai salah satu alternative yang
bias kita manfaatkan.Energi semakin menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Hingga kini
permasalahan mengenai sumber daya energi masih terus berlangsung. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi global dengan semakin bertambahnya penduduk dunia. Namun persediaan energi yang
ada semakin berkurang. Jika tak segera ditangani, kemungkinan tak terhindarkan lagi adanya
krisis energi. Untuk itu inovasi tentang energi alternatif, terutama dari sumber daya yang tak
terbatas, sangat diperlukan seiring perkembangan dunia sekarang ini. Salah satu alternatif yang
dapat diterapkan adalah inovasi mengenai teknologi Sel Surya (energi surya).
Pemanfaatan sel surya selama ini adalah digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
Dari pemanfaatannya sebagai PLTS ini di antaranya dapat diaplikasikan pada satelit, bangunan
besar, pabrik industri, perumahan Dll. Sel surya juga dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk
mengatasi adanya krisis energy terutama menipisnya ketersediaan minyak bumi dunia. Tidak
hanya itu contoh kecil pemanfaatan sel surya selama ini di gunakan sebagai penerang jalan
merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik
penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi
matahari.
Permasalahan sekarang adalah level produksi sel surya di Indoneisa masih dalam tahap
assembly atau perakitan yang beberapa bahannya diimpor dan sebagian diproduksi di dalam
negeri. Secara khusus, pabrik sel surya di Indonesia masih terbilang sangat langka. Produk
produk sel surya yang dipasarkan di Indonesia mayoritas merupakan hasil impor.
Pembuatan makalah ini didasarkan pada kondisi bumi yang sumber daya alamnya digunakan
dengan tidak bijak sehingga memperburuk kondisi. Dengan energy alternativlah kita dapat
sedikit membantu memperbaiki bumi salah satunya dengan memanfaatkan sumber energy
yang melimpah yaitu SEL SURYA.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah laporan observasi ini yaitu :
1. Apa saja keunggulan lampu penerang Jalan Tenaga Surya ?
2. Apa saja Jenis-jenis Solar Cell ?
3. Bagaimana sistem kerja dari LPJTU ?
4. Apa saja Faktor Pengoperasian solar cell ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dan memberikan
informasi
kepada teman-teman tentang bagaimana proses kerja dari penerangan jalan tenaga surya, apa
saja komponen-komponen maupun faktor yang mendukung bekerjanya lampu penerang jalan
dari tenaga surya ini.
1.4. Manfaat
Beranjak dari permasalahan dunia akan krisis energi maka pembuatan makalah ini menjadi
salah satu media bagi kita untuk dapat mengetahui pentingnya pemanfaatan sel surya terhadap
krisis energi dunia sekarang ini, contoh kecilnya yaitu penggunaan lampu penerang jalan tenaga
surya (LPJTS)yang sangat bermanfaat dan murah serta hemat dapat digunakan untuk daerah-
daerah yang belum tersentuh oleh listrrik. Manfaaat lainnya yaitu kita tau bagaimana kerja atau
cara kerja lampu penerang jalan tenaga surya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Umum
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah lampu penerangan jalan yang
menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Penerangan Jalan Umum
Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum
terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama
di daerah terpencil. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga marak diaplikasikan di daerah
perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan perumahan, lampu taman, area
kampus, area pabrik, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dsb.
Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat
untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis
dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya)
menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang berfungsi menerima
cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic.
Lampu ini secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan pada pagi hari dengan
perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun tahun. Lampu Jalan Tenaga Surya
menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama,
seperti terlihat pada Gambar
Lampu Penerangan Jalan Tenaga Matahari (PJU-TS)
Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang
berbeda-beda, mulai dari 5m s/d 14m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d 40m.
Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan
(brightness).
Warna cahaya yang dipilih lampu penerangan jalan biasanya yang tergolong 'warm light'
bukan 'cool light'. Cool light atau identik dengan warna putih sepintas jauh lebih terang, tetapi
untuk cuaca buruk seperti asap, kabut, hujan gerimis maupun hujan deras warna 'cool light'
sangat tidak dianjurkan. Sedangkan 'warm light' yang identik dengan warna kuning dipilih
karena masalah safety. Dalam kondisi cuaca buruk maka warna kuning masih dapat tembus
sampai ke retina mata kita.
Terang tidaknya suatu penerangan biasanya diukur dalam satuan lumen yang
merupakan satuan luminasi flux. Sedangkan bila perangkat penerangannya sudah terpasang
maka kekuatan cahaya ( illuminasi rata-rata ) yang sampai ke obyek biasanya diukur dalam
satuan lux atau lumen/m2. Untuk aplikasi Penerangan Jalan Umum (PJU) biasanya diukur dalam
lux per berapa meter ketinggian sumber cahaya ke alat ukur. Contoh PJU yang mempunyai
luminasi flux sebesar 6075 lumen mempunyai illuminasi rata-rata 15 flux / 10 m.
Keunggulan Lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya :
a. Terang dan tahan lama
b. Hemat energi
c. Ramah lingkungan
d. Bebas polusi
e. Cepat dan mudah dalam pemasangan
f. Hemat biaya perawatan
g. Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun)
h. Cocok dipasang di segala lokasi
i. Tersedia dengan daya mulai dari lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558 Lm)
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) membutuhkan beberapa komponen
perangkat pendukung, yaitu :
a. Modul Solar Cell Mono/Polycrystalline : Alat ini merubah dari cahaya matahari menjadi
energi listrik DC dengan satuan WP ( WattPeak ).
b. Battery dan charger : Berfungsi sebagai alat menyimpan energi listrik.
c. Controller : Alat ini berfungsi untuk mengatur arus dari solar module ke battery dan
battery ke beban.
d. Beban : Sebagai objek beban berupa DC atau AC. Kalau Beban DC biasanya tanpa
coventer atau converter tergantung tegangan sama atau tidak dengan battery. Kalau
beban AC harus menggunakan inverter untuk merubah arus DC ke AC.
e. Solar bracket
f. Kabel listrik 2 core untuk wiring
2.2 Solar Cell (Panel Surya)
Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya
menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC). Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh
komponen yang disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 - 15 cm persegi. Komponen ini
mengkonfirmasikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan
komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan semi konduktor. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga
terbentuklah satuan komponen yang disebut module.
Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silicon yang berperan sebagai
insulator pada temperatur rendah dan sebagaikonduktor bila ada energi dan panas. Sebuah
Silikon Sel Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari 3 lapisan atas silikon tipe n
(silicondoping of “phosphorous”), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicondoping of “boron”).
Elektron-elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan atom pada lapisan
penghubung (junction = 0.2-0.5 micron ) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module
yang ditunjukan di Gambar Pada aplikasinya, tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module
masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam
pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array.
Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 -
30 meter persegi. Beberapa gambar panel surya seperti ditunjukkan pada Gambar berikut.
Gambar Panel Surya (Solar Cell)
Sel silikon di dalam solar cells panel yang disinari matahari/ surya, membuat photon
bergerak menuju electron dan menghasilkan arus dan tegangan listrik. Sebuah sel silikon
menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang
lebih 36 sel surya (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
Solar cells panel module memiliki kapasitas output: Watt hour. Solar cell 50 WP 12 V,
memberikan output daya sebesar 50 Watt per hour dan tegangan adalah 12 Volt. Untuk
perhitungan daya yang dihasilkan per hari adalah 50 Watt x 5 jam (maximun peak intensitas
matahari). Kapasitas 10 WP artinya menghasil 10 watt dalam 1 jam apabila terjadi penyinaran
matahari dalam 5 jam dan menghasilkan arus dc 0,5 Ampere.
2.2.1 Modul Surya
Modul Surya ( Photovoltaic), berfungsi mengubah energi matahari menjadi arus listrik
DC yang diteruskan ke alat BCU untuk selanjutnya disimpan pada baterai. Modul surya terdiri
dari beberapa sel surya (Solar cell) yang disambung secara seri untuk menghasilkan system
tegangan tertentu. Apabila dilihat secara melintang, modul surya terdiri dari beberapa lapisan
seperti terlihat pada Gambar berikut.
Modul Surya dan Penampang Lintang Modul Surya
Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya
menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC). Modul surya adalah unit rangkaian
lengkap (dilapisi bahan kedap air dan tahan terhadap perubahan cuaca), tersusun dari sejumlah
sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel. Hal ini bertujan untuk meningkatkan tegangan
dari arus yang dihasilkan sehingga cukup untuk pemakaian system catu daya beban.
Bila foton yang terdiri dari jutaan partikel berenergi tinggi akibat radiasi sinar matahari
menumbuk atom silikon dari sel surya dan menghasilkan energi yang cukup mendorong
elektron terluar keluar dari orbitnya, maka akan timbul elektron-elektron bebas yang siap
mengalir di ujung-ujung terminal sel surya. Kemudian bila beban seperti lampu dipasang di
antara terminal negatif dan positif dari sel surya, maka elektron-elektron akan mengalir sebagai
arus Iistrik searah yang dapat menghidupkan lampu tersebut, Energi matahari tersedia terus-
menerus, maka arus listrik akan dialirkan ke beban terus menerus. Semakin besar radiasi
matahari yang mengenai sel surya, maka semakin besar pula arus yang dihasilkan oleh sel surya
tersebut. Sel surya akan selalu memproduksi energi listrik bila disinari oleh matahari. Oleh
karenanya sel surya tidak akan pernah habis atau rusak dalam membangkitkan listrik. Biasanya
kerusakan terjadi disebabkan karena sel surya tersebut pecah atau karena faktor lain, sehingga
bila sel surya dilindungi dengan baik, maka usianya bisa mencapai dua puluh tahun.
2.2.2 Jenis – jenis Solar Cell
Berdasarkan pada tipe bahan solar cell nya, modul surya yang umum dipakal
dikategoñkan kedalam 3 tipe dengan efisiensi konversinya yaltu perbandingan antara daya yang
dihasilkan modul surya dengan radiasi mataai yang ditangkap modul surya dalam satuan (%):
a. Type Mono Crystalline: terbuat dari silicon kristal tunggal, efisiensi konversi paling
tinggi(12%-18%). Secara visual dapat dilihat dimana wama solar cell merata. Harga tipe
modul ini relatif paling mahal.
b. Type Poly Crystalline:terbuat dari silicon kristal banyak (Poly), saat ini paling banyak
dipakai, efisiensi lebih rendah dari monokristal tetapi lebih tinggi dari amorphous.
(10%15%). Secara visual dapat dilihat dimana wama permukaan solar cell tidak
merat&seragam. Harga tipe modul ni relatif lebih murah dari monokristal.
c. Type Amorphous: terbuat dari silicon yang tidak terbentuk kristalnya, oleh karenanya
disebut juga sebagai non kristalin. Secara visual tipe modul surya ini dapat dilihat dari
solar cell nya yg berupa lembaran (sheet, dan bukan kotak-kotak kecil seperti tipe
kristalin) dan juga dari ukuran fisiknya. Karena efisiensi konversinya yang rendah (paling
rendah diantara kedua type di atas berkirsar 8%-12%), maka ukuran modul surya tipe ini
hampir dua kali lipat dari ukuran modul surya kristalin dengan kapasitas yang sama.
Beberapa tahun yang lalu tipe ini ditinggalkan para pemakainya karena ketidakstabilan
outputnya apabila terkena matahari langsung. Belakangan beberapa produsen meng-
claim bahwa teknologi amorphous telah diperbaiki dan dapat menghasilkan listrik yang
lebih stabil. Tipe ini paling murah di antara dua tipe lainnya.
Output standar setiap modul surya umumnya dicantumkan pada label yang di lekatkan di
bagian belakang dari modul surya. Output tersebut di ukur pada STC (Standard Test Condition 1
kW/m2 pada distribusi spectral AM 1,5 dan Temperatur cell 25°C). Sedangkan output harian
yang dihasilkan oleh modul surya sangat tergantung pada tingkat radiasi matahari yang
menyinari modul surya.
2.2.3 Prinsip Kerja Solar Cell
Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p
dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran
electron, aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Bagian utama perubah
energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian,
masingmasing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari
terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara spectrum dapat
dilihat pada Gambar berikut.
Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon- photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber) akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan
begitu saja dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan elektron dari
ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap
yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari
ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari
ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas dari pada energi
bandgap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut
akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar sel
untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari
semikonduktor yang dipergunakan. Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka
foton yang berasaldari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian
memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.
Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka
absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan
untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam
tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan
salah satu dari direct semikonductor.
Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi
photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara konstan akan
menghasilkan energi berkisar ±0.5 volt — max. 600 mV pada 2 amp , dengan kekuatan radiasi
solar matahari 1000 W/m2 = ”1 Sun” akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel
surya.
Pada Gambar dibawah, grafik I-V Curve di bawah yang menggambarkan keadaan sebuah Sel
Surya beroperasi secara normal. Sel Surya akan menghasilkan energi maximum jika nilai Vm dan
Im juga maximum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maximum pada nilai volt = nol; Isc berbanding
langsung dengan tersedianya sinar matahari. Voc adalah volt maximum pada nilai arus nol; Voc
naik secara logaritma dengan peningkatan sinar matahari, karakter ini yang memungkinkan Sel
Surya untuk mengisi accu.
Grafik kurva I-V Keterangan:
Isc = Short-circuit current
Voc = Open-circuit voltage
Vm = Voltage maximum power
Im = Current maximum power
Pm = Power maximum-output dari PV array (watt)
2.2.4 Faktor Pengoperasian Solar Cell
Pengoperasian maximum Sel Surya sangat tergantung pada :
a. Ambient air temperature
Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maximum jika temperatur sel tetap normal
(pada 25o C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperature normal pada PV sel
akan melemahkan voltage (Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel Surya 1o C (dari 25o C)
akan berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2x
lipat untuk kenaikkan temperatur Sel per 10o C.
b. Radiasi solar matahari (insolation)
Radiasi solar matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung
keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh
pada current (I) sedikit pada volt.
c. Kecepatan angin bertiup
Kecepatan tiup angin disekitar lokasi PV array dapat membantu mendinginkan
permukaan temperatur kaca-kaca PV array.
d. Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi — berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air
udara (Rh), kabut dan polusi sangat mementukan hasil maximum arus listrik dari
deretan PV.
e. Orientasi panel atau array PV
Orientasi dari rangkaian PV (array) ke arah matahari secara optimum adalah penting
agar panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maximum. Selain arah orientasi,
sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil energi
maximum (lihat penjelasan tilt angle). Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak di
belahan Utara latitude, maka panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan,
orientasi ke Timur—Barat, walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari
panel- panel/deretan PV, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum.
f. Posisi letak sel surya (array) terhadap sudut orientasi matahari (Tilt Angle)
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak
lurus akan mendapatkan energi maximum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Kalau sinar
matahari dengan bidang PV tidak tegak lurus, maka extra luasan bidang panel PV
dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun latitude yang berubah setiap jam dalam
sehari).
2.3 Baterai (Battery)
Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Dalam sistem solar cell, energi listrik
dalam baterai digunakan pada malam hari dan hari mendung. Karena intensitas sinar matahari
bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang konstan. Baterai tidak seratus
persen efisien, beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan
discharging. Charging adalah saat energi listrik diberikan kepada baterai, discharging adalah
pada saat energi listrik diambil dari baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam
sistem solar cell, satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging,
malam digunakan/ discharging).
Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada dua jenis baterai yaitu
"disposable" dan rechargeable. Baterai rechargeable digunakan oleh sistem solar cell adalah
aki/ baterai leadacid seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar Baterai
2.4 Battery Charger
Pengertian dari Battery Charger adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi battery dengan
arus konstan hingga mencapai tegangan yang ditentukan. Bila level tegangan yang ditentukan
itu telah tercapai, maka arus pengisian akan turun secara otomatis ke level yang aman tepatnya
yang telah ditentukan dan menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga
indicator menyala menandakan battery telah terisi penuh. Rangkaian baterai charger dapat
dilihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar Rangkaian Baterai Charger
Didalam rangkaian battery charger terdapat rangkaian regulator dan rangkaian
comparator. Rangkaian regulator berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran agar tetap
konstan, sedangkan rangkaian comparator berfungsi untuk menurunkan arus pengisian secara
otomatis pada battery pada saat tegangan pada battery penuh ke level yang aman tentunya dan
menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga menyebabkan indicator aktif
menandakan battery telah terisi penuh.
2.4.1 Metode Charge Discharge
Baterry (accumulator) merupakan salah satu komponen yangsangat penting untuk
memberikan supply tenaga terutama pada kendaraan bermotor, akan tetapi dalam tugas
proyek akhir ini yang berjudul Sistem Pengisian Battery Charger Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Angin ini, accumulator digunakan untuk menyimpan energy listrik yang berasal dari generator
dikarenakan kecepatan angin yang berubah-ubah sehingga tegangan keluaran dari generator dc
juga berubah-ubah. Penelitian atau percobaan tentang Proses Charge dan Discharge telah
menghasilkan banyak sekali metode yaitu antara lain:
a. Proses Charge dan Discharge dengan Arus Konstan.
Proses Charge dan Proses Discharge dengan arus konstan yang ditunjukkan pada
Gambar1 dan 2 di bawah dapat diambil kesimpulan bahwa, proses charge discharge
akan berakhir ketika waktu yang telah diset terlampaui atau apabila kapasitas battery
(accumulator) yang ditentukan telah terpenuhi.
Gambar1 Proses Charge dengan Arus Konstan
Gambar2 Proses Discharge dengan Arus Konstan
b. Proses Charge Discharge dengan Daya Konstan.
Proses Charge dengan daya konstan yang ditunjukkan pada Gambar 1 dilakukan ketika
tegangan naik dan arus turun, proses ini berakhir ketika set time terpenuhi atau
tegangan pada battery terpenuhi. Sedangkan Proses Discharge dengan daya konstan
yang ditunjukkan pada Gambar 2 dilakukan ketika tegangan baterryturun dan arus naik
dan discharge berakhir saat set time terlampaui atau tegangan beban terpenuhi.
Gambar 1 Proses Charge dengan Daya Konstan
Gambar 2 Proses Discharge dengan Daya Konstan
c. Gambar di bawah menunjukkan Proses Charge dengan arus konstan ketika tegangan
terminal lebih rendah dari pada tegangan charge.
Gambar Proses Charge dengan arus konstan / tegangan konstan
d. Gambar di bawah menunjukkan Proses Discharge dengan resistansi konstan ketika
tegangan baterry turun dan arus juga turun.
Gambar Proses Charge dengan resistansi konstan
Untuk mengetahui waktu dalam proses pengisian accumulator, dapat menggunakan
perhitungan pada persamaan berikut ini.
Lama pengisian Arus:
Ta =
Keterangan :
Ta = Lamanya pengisian arus (jam).
Ah = Besarnya kapasitet accumulator (Ampere hours).
A = Besarnya arus pengisian ke accumulator (Ampere).
Lama pengisian Daya:
Td =
Keterangan:
Td = Lamanya pengisian Daya (jam).
Daya Ah = Besarnya daya yang didapat dari perkalian Ah dengan besar tegangan accumulator
(Watt hours).
Daya A = Besarnya daya yang didapat dari perkalian A dengan besar tegangan accumulator
(Watt).
2.5 Solar PV Controller
PV (Photovoltaic) Controller bekerja seperti alat pengatur tegangan. Fungsi utama dari
PV controller ini adalah untuk menghindari baterai dari pengisian ulang yang berlebihan
(overcharged) dari solar cells. Beberapa PV controller juga melindungi baterai dari kehabisan
dini (overdrain) oleh beban (alat listrik). Overcharge dan overdrain mengurangi umur baterai.
PV Controller menghindari overdischarging dengan:
- Mengaktifkan indikator ataupun buzzer untuk menyatakan tegangan baterai yang
rendah
- Mendiskonek beban pada nilai tegangan baterai tertentu
PV controller secara konstan mengawasi tegangan baterai. Ketika baterai sudah terisi
penuh, pengontrol akan berhenti atau mengurangi jumlah arus yang mengalir dari solar cells ke
dalam baterai. Ketika baterai sudah habis sampai tingkat terendah, PV controller akan
mematikan arus yang mengalir dari baterai ke beban (alat listrik).
PV controller tersedia dalam berbagai ukuran, dari beberapa ampere sampai dengan
80amps. Untuk arus yang tinggi, dua atau lebih pengontrol PV dapat digunakan. Saat
menggunakan lebih dari satu PV controller, diperlukan untuk membagi solar cells dalam
beberapa kelompok. Berikut diagram kerja controller seperti ditunjukkan pada Gambar.
Gambar Diagram Kerja Controller
2.5.1 Jenis PV Controller
Ada 4 jenis controller :
a. Shunt PV Controller
Shunt PV controller diciptakan untuk sistem yang sangat kecil. Mereka menghindari
pengisian ulang yang berlebihan dengan shunting atau sirkuit/lingkaran pendek solar
cells saat baterai sudah terisi penuh. Shunt controller mengawasi tegangan baterai dan
mengalihkan arus dari solar cells melalui power transistor saat nilai pre-set tegangan
tercapai. Transistor bertindak sebagai resistant dan mengubah arus dari solar cells
menjadi panas. Shunt controller memiliki heat sinks untuk membantu menghilangkan
produksi panas. Shunt controller juga memiliki blocking diode untuk menghindari arus
dari arus balik dari baterai ke solar cells pada malam hari.
b. Single Stage Controller
Single stage controller menghindari pengisian baterai secara berlebihan dengan
mematikan sakelar dari solar cells ketika tegangan baterai mencapai nilai yang telah
ditentukan. Di luar dari nilai tersebut, arus dari solar cells akan mengisi baterai. Single
stage controller menggunakan relay atau transistor untuk memutuskan aliran arus pada
saat pengisian baterai dan menghindari arus balik pada malam hari, dari baterai ke solar
cells. Single stage controller ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai kapasitas muatan
yang lebih besar dari tipe shunt. controller.
c. Diversion Controller
Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke baterai dengan memonitor
tegangan baterai yang sedang diisi, arus yang berlebih dialihkan ke resistor load. Arus
dari solar cells dapat mengalir ketika tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati
penuh, controller mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.
d. Pulse Width Modulation (PWM) Controller
PWM controller adalah pengontrol yang saat ini tersedia di pasaran. seperti namanya
menggunakan 'lebar' pulse dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan
sine wave electrical form. Lamanya arus pulse yang sedang diisi ulang secara
perlahanlahan berkurang sebagaimana tegangan baterai meningkat, mengurangi rata-
rata arus ke dalam baterai.
2.6 Inverter
Inverter adalah perangkat elektrika yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC)
menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti batere,
accu, panel surya / solar cell menjadi AC. Tujuan dasar dari sistem inverter panel surya adalah
untuk mengubah listrik arus searah dari modul PV (saat terhubung dengan utilitas grid) dan
baterai (berdiri sendiri atau diikat dengan baterai cadangan) untuk listrik arus alternating, dan
untuk daya beban arus bolak balik. Berikut ini adalah skema rangkaian sederhana 12V DC to
220V AC seperti ditunjukkan pada Gambar.
Gambar Skema Rangkaian Inverter
2.7 Lampu LED ( Light Emitting Diode)
LED (Light Emitting Diode) adalah dioda semi konduktor dan dapat menyala jika
mendapat arus, biasanya LED ditambahkan dengan reflektor yang berguna sebagai dari
pantulan dari LED tersebut, warna cahaya yang dipancarkan tergantung pada material
semikondukting yang digunakan, dapat kita lihat didalam dioda terdapat Anode dan katoda.
Lampu LED (Light Emitting Diode) pada saat ini tidak hanya ditemui sebagai lampu
indikator-indikator peralatan elektronika. Karena lampu LED bisa seterang lampu pijar bahkan
neon dapat saya contohkan lampu Ostar Lighting LED buatan Osram yang siap dipasarkan dapat
memancarkan cahaya 1000 lumens sehingga cukup untuk menerangi ruangan dari ketinggian
sekitar 2 meter. Lumen merupakan satuan yang menunjukkan kekuatan cahaya yang
dipancarkan. Sebagai gambaran, sebuah lampu pijar 60 watt dapat memancarkan cahaya 730
lumen dan lampu halogen 50 watt memancarkan 900 lumen. Gambar di bawah menunjukkan
contoh lampu LED yang dipakai dalam system penerangan tenaga surya.
Gambar Lampu LED
Sebagai pengganti lampu, LED sangat potensial. Selain ukurannya kecil, LED juga hemat
daya sebab efisiensinya tinggi. Ostar Lighting LED saja menghasilkan 75 lumen per watt dengan
arus kerja 350 miliampere. Rasio perubahan energi listrik menjadi cahaya jauh lebih besar
daripada lampu pijar. Selain itu, untuk membuat LED tidak dibutuhkan logam beracun timbal
atau merkuri sehingga lebih ramah lingkungan. Daya tahannya juga mencapai 10 kali lipat
daripada lampu halogen dan 50 kali lipat dibandingkan lampu pijar sehingga secara kesleuruhan
lebih murah. Namun, selama bertahun-tahun LED belum digunakan sebagai sumber
penerangan ruangan karena tidak dapat menghasilkan cahaya yang terang. Berbagai jenis LED
telah dibuat dan dipakai sebagai lampu latar pada layar ponsel, lampu indikator berbagai alat
elektronik, atau lampu papan reklame.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari dasar teori dan hasil observasi yang telah kami lakukan, dapat di simpulkan :
1. Sel surya atau photovoltaic adalah suatu alat semi konduktor yang menkonversi
foton(cahaya)kedalam listrik.
2. Pemanfaatan sederhana sel surya menjadi listrik yaitu menggunakan alat yang bernama
Panel Surya. Panel surya terdidri dari rangkaian beberapa alat yaitu piringan, charge,
controler,aki(baterai) dan lampu LED
3. Inverter merubah listrik DC menjadi AC atau sebaliknya. Inverter yang mampu merubah
listrik AC ke DC dan sekaligus juga mampu merubah dari DC ke AC disebut Bi-directional
Inverter.
4. Battery Control Regulator (BCR) adalah pengontrol atau otak yang bekerja dari sistim
pengisian Solar Cell ke Battery jika Battery sudah terisi penuh maka BCR akan memutus
arus dari Solar Cell. Disamping itu BCR juga berfungsi mengontrol Battery kalau
tegangan Battery turun drop / turun secara otomatis BCR memberi perintah ke Solar Cell
untuk mengisi ulang Battery. Jadi Battery yang terpasang pada BCR akan di kontrol 24
jam sehingga Battery aman dan tidak mudah rusak.
5. UPS Home ini digunakan sebagai back-up listrik apabila sewaktu terjadi pemadaman
listrik dari PLN yang terjadi akhir2 ini sering terjadi pemadaman listrik yang berlangsung
di beberapa daerah seperti di pulau Jawa dan diluar pulau terutama. Dengan
menggunakan UPS Multi System ini anda tidak usah bingung2 lagi mencari listrik
cadangan, karena bila listrik PLN mati secara otomatis UPS akan memback-up listrik
langsung ke rumah.
6. Digital Battery Charger adalah ( Pengisi Accu ) digital yang menggunakan progam secara
komputerisasi.Digital Battery Charger ini dirancang untuk mengetahui kondisi Accu dan
mengisi Accu. Dengan progam secara komputer alat ini dapat bekerja untuk Accu basah
dan Accu kering ( Maintenance Free – MF ). Digital Battery Charger ini dilengkapi dengan
petunjuk voltmeter digital untuk mengukur tegangan yang ada pada Accu tersebut.
Disamping itu alat ini juga berfungsi menganalisa beberapa kondisi antara lain :
-Mengukur kondisi Accu.
-Mendeteksi Accu yang tidak dapat menyimpan tegangan.
-Mendeteksi Accu rusak karena mikro short pada sel Accu.
4.2 Saran
1. Kepada masyarakat, kiranaya dapat memafaatkan sumber energi dari matahari ini
khususnya untuk
daerah yang kekurangan penerangan , selain mudah dalam pemasangan tetapi harganya
yang relatif murah.
2. Kepada Pemerintah agar dapat lebih memerhatikan daerah atau wilayan yang kurang dalam
penerangan penggunaan listrik.
3. Bagi Pembaca, Kami mengharapkan kritik yang sifat membangun untuk kesempurnaan
makalah kami
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.achtungpanxzer.blogspot.co.od/bagaimana/cara/kerja/solar di akses tanggal 12
oktober 2015
http://powerbell.co.id/ di akses tanggal 12 oktober 2015
http://dunia-listrik.blogspot.sg/teoridasarpenahayaan di akses tanggal 12 oktober 2015
http://blog.solardaya.com/ Perbedaan Monocrystalline dan Polycrystalline di akses tanggal
12 oktober 2015
www.energyconsultingadvice.com di akses tanggal 12 oktober 2015
www.youtobe.com di akses tanggal 12 oktober 2015