soekarno dan arsitektur

Upload: nur-rahman

Post on 07-Aug-2018

274 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    1/43

     

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    2/43

     

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi ...................................................... 1

     Biografi Ir. Soekarno ................................. 2

     Mentalite Soekarno ...................................... 9

    Periode Murid sang Profesor .................. 17

    Periode Sang Padma Sang Arsitek .......... 25

    Periode Sang Arsitek Soekarno .............. 31

     Etik dan Estetik Karya Soekarno .......... 41

    Daftar Pustaka ........................................... 42 

     ANGGOTA KELOMPOK

     ADITA RONARIZKIA 145060501111034

     APRILIA P. RISKI 145060501111002

    FIKRAN HADINATA 145060507111021

    JANITRA ERLANGGA 145060501111041

     NADIRA NUSWANTORO 145060500111009

     NURRAHMAN 145060500111001

     TAHUN AKADEMIK

    2015/2016 

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    3/43

     

     BIOGRAFI Ir. SOEKARNO

    Ir. Soekarno adalah presiden pertama bangsa Indonesia pada

    periode (1945-1966). Ia memerankan peran penting dalammemerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan. Salah satunya

    memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus

    1945 bersama Mohammad Hatta.

    Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Koesno Sosrodiharjo pada

    6 juni 1901 di Surabaya, sebagai putra dari Raden Soekemi Sosrodiharjo

    dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunda Soekarno merupakan keturunan

    bangsawan dari Bali dan Ayahnya merupakan keturunan bangsawan dariJawa yaitu Raden Hardjokromo. Soekarno kecil tinggal bersama

    kakeknya Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur, kemudian

    pindah ke Mojokerto bersama ayahnya yang bekerja sebagai guru

    disana.

    Dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan dan dilahirkan dari

    kalangan bangsawan membuat Soekarno berkesempatan mengenyam

    pendidikan. Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste

    Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Kemudian pada Juni 1911

    Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk

    memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS).Pada tahun

    1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil

    melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Tamat dari HBS Soerabaja,

    Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng

    (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil padatahun 1921, setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada

    tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926. Soekarno

    dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies

    Natalis ke-6 TH Bandung, tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama

    delapan belas insinyur lainnya. Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas

    pada saat itu menyatakan "Terutama penting peristiwa itu bagi kita

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    4/43

     

    karena ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa" . Mereka adalah

    Soekarno, Anwari, dan Soetedjo.

    Selepas menyelesaikan pendidikan di Technische Hoogeschool

    te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan jurusan teknik sipil,pada tahun 1926 Soekarno mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari,

    kemudian banyak merancang bangunan-bangunan. Selanjutnya,

    bersama Ir. Rooseno juga merancang rumah-rumah tinggal dan berbagai

     jenis bangunan lainnya. Sampai pada tahun 1938 tepatnya pada tanggal

    14 februari, Ir. Soekarno dibuang ke Bengkulu oleh Pemerintah Kolonial

    Belanda. Ketika dibuang ke Bengkulu, Ir. Soekarno menyempatkan

    merancang beberapa rumah dan merenovasi total masjid Jami' di tengah

    kota.

    Semasa menjabat sebagai Presiden pertama Republik Indonesia,

    terdapat beberapa karya arsitektur yang dipengaruhi atau dicetuskan

    oleh Soekarno. Juga perjalanan secara maraton dari bulan Mei sampai

    Juli pada tahun 1956 ke negara-negara Amerika Serikat, Kanada, Italia,

    Jerman Barat, dan Swiss. Membuat cakrawala alam pikir Soekarno

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    5/43

     

    semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik dan

    menampilkannya sebagai negara yang baru merdeka. Perjalanan

    tersebut banyak mmenginspirasi Ir. Soekarno dalam mencetuskan ide-

    ide dalam pembangunan Indonesia.

    Dalam “biografi Presiden Soekarno”   yang ditulis oleh Cindy

    Adams, disebutkan jika Soekarno memang sangat fokus untuk

    membangun citra RI di mata dunia. Hal ini dibuktikan dengan gebrakan

    Ir.Soekarno dalam “Proyek Mercusuar” pada 1957, masa pemerintahan

    Soekarno.

    Proyek Mercusuar adalah, proyek yang bertujuan

    mengembangkan identitas penanda serta menjadi kebanggaan bagi

    masyarakat yang terdapat di dalam suatu negara atau wilayah.

    Proyek Mercusuar Soekarno adalah proyek pembangunan

    ibukota Indonesia yaitu Jakarta agar mendapat perhatian dari luar negeri

    dengan tujuan membangun hubungan persahabatan dengan negara-

    negara lain. Soekarno membidik Jakarta sebagai wajah (muka) Indonesia

    terkait beberapa kegiatan berskala internasional yang diadakan di kotaitu, namun juga merencanakan sebuah kota sejak awal yang diharapkan

    sebagai pusat pemerintahan pada masa datang. Terlepas dari itu, proyek

    ini juga bertujuan memfasilitasi The Games of The New Emerging Forces

    (GANEFO) sebagai tandingan dari Olimpiade yang sudah ada.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    6/43

     

    Berikut adalah beberapa bangunan yang termasuk dalam proyek

    mercusuar :

    Gedung CONEFO

    Gedung Conference of the New Emerging Forces (CONEFO) yang

    sekarang lebih dikenal sebagai Gedung DPR, MPR, dan DPD DKI Jakarta.

    Dibangun dekat dengan Gelora Senayan/Gelora Bung Karno. Gedung

    http://1.bp.blogspot.com/_1S0n8b1Z2mQ/TSXdjNyBIOI/AAAAAAAAAIM/U4ceN9flMUc/s1600/gedung_dpr_mpr.jpg

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    7/43

     

    besar ini dibangun dalam jangka waktu 17 bulan, pembangunannya

     juga terhambat oleh karena berlangsungnya peristiwa G30S/PKI.

    Gelora Bung Karno

    Gelora Bung Karno atau yang dahulu disebut Gelora Senayan ini

    menjadi tempat dilaksanakannya GANEFO. Jika anda pikir bahwa

    Gelora Bung Karno ini bangunan yang besar, tentu anda juga pasti

    berpikir berapa lama waktu dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Pasti

    benar-benar lama. Tidak pada kenyataanya. Gelora Bung Karno

    dibangun dalam jangka waktu 2,5 tahun. Bukan dengan jin atau

    semacamnya. Tetapi fakta mengatakan bahwa Rusia pernahmengirimkan arsiteknya ke Indonesia, entah untuk pembangunan

    Gelora Bung Karno atau yang lainnya.

    http://1.bp.blogspot.com/_1S0n8b1Z2mQ/TSXHPfk4heI/AAAAAAAAAIE/KABV5pZavJw/s1600/hotelindonesia.pnghttp://goank.files.wordpress.com/2010/09/gelora-bungkarno.jpg

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    8/43

     

    Hotel Indonesia 

    Hotel Indonesia dibangun sebagai tempat menginap tamu-tamu

    negara. Diresmikan oleh Soekarno pada tanggal 5 Agustus 1962 untuk

    menyambut ajang GANEFO yang akan segera diadakan di Jakarta.Dirancang oleh Abel Sorensen dan Istrinya yang berasal dari Amerika

    Serikat. Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi dan memiliki

    slogan "A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together".

    Masjid Istiqlal

    Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang

    dirancang oleh Arsitek asli Indonesia yaitu Friedrich Silaban.

    Pemancangan tiang pertama oleh Soekarno pada tanggal 24 Agustus

    1951, dan selesai pada tanggal 22 Februari 1953. Pembangunan Masjid

    ini sendiri menghabiskan sekitar US$ 12 Juta (Rp 7 Triliun)

    http://1.bp.blogspot.com/_1S0n8b1Z2mQ/TSXHPD_9NZI/AAAAAAAAAH0/VlFELA93pmM/s1600/masjid_istiqlal.jpg

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    9/43

     

    Patung Selamat Datang

    Patung setinggi 7 meter ini berdiri menghadap timur atau arah Bandar

    Udara Kemayoran yang kini landasan pacunya adalah jalan raya untuk

    masuk ke Jakarta International Expo (J.I. Expo) tempat diadakannya

    Jakarta Fair. Tujuan dibangun patung ini adalah untuk menyambut

    tamu yang datang dari arah Bandar Udara Kemayoran, terutama tamu

    negara GANEFO.

    Proyek ini sempat menimbulkan pro dan kontra sebab proyek besar ini

    membutuhkan biaya yang juga besar. Bahkan, proyek ini menghasilkan

    inflasi dalam jumlah yang sangat signifikan, 600%. Meskipun demikian,

    proyek Ir.Soekarno ini kini menjadi ciri dan kebanggan Indonesia yang

    bertahan hingga sekarang.

    Demikian Ir. Soekarno dalam profesinya sebagai insinyur di bidang

    arsitektur, ia meninggalkan peninggalan-penginggalan yang menjadi

    kebanggaan bangsa Indonesia disamping jejaknya sebagai politisi.

    Hingga pada 21 juni 1970 ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah

    Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) akibat gangguan ginjal. 

    http://4.bp.blogspot.com/_1S0n8b1Z2mQ/TSXHO0d5GRI/AAAAAAAAAHk/F_LaiDpVPQ8/s1600/patungselamatdatang.jpg

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    10/43

     

     Mentalite SoekarnoBerbagai pengalaman masa muda Soekarno yang telah mengendap

    (bank data) berpotensi sebagai ‘sumber ilham’ yang mampumendorongnya melakukan tindakan merancang.

    Khasanah mentalite artistik Soekarno dibedakan menjadi lima

    kelompok yaitu :

    1.  Pengalaman dan Kebiasaan di Usia Muda

    2.  Pengaruh Budaya Jawa

    3. 

    Budaya Multikultural4.  Jiwa Artis dan Perasaan

    5.  Bakat dan Ketajaman Visual yang Dimilikinya.

    1. 

    Pengalaman dan Kebiasaan di Usia Muda

    a.  Timangan dari Orang Tua

    Orang tua soekarno yang selalu memberi pujian dan

    harapan agar Soekarno menjadi pahlawan pembuka zaman

    kegelapan sehingga membentuk Soekarno memiliki sikap

    mental pemimpin, percaya diri dan berani tampil

    menonjol.

    Hal ini dirasakan di desain dari beberapa karya soekarno

    yang bermasa tunggal yang berskala monumental, seperti

    Tugu Proklamasi Jakarta, Tugu Muda Semarang, Tugu Alun-

    Alun Bunder Malang, Tugu Pahlawan Surabaya, dan TuguMonas Jakarta. Makna yang tersirat adalah fungsinya

    sebagai pusat orientasi yang berperan ‘memimpin massa

    bangunan lain yang disekitarnya.

    Sifat ingin menonjol juga tercermin melalui tata busananya,

    sebagai ekspresi diri untuk tampil berbeda terhadap

    lingkungannya.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    11/43

     

    b.  Kecintaan terhadap Unsur Air

    Unsur air merupakan refleksi kenangan masa kanak-

    kanaknya yang sering bermain di sungai berantas,

    Surabaya. Di setiap Soekarno membangun bangunan

    rumah tinggal, beliau akan menentukan lokasi yang

    berdekatan dengan sungai. Apabila tidak diketemukan di

    dekat sungai, maka didalam ranvangannya selalu

    ditemukan kolam.

    Bangunan yang berada disekitar sungai antara lain Hing

    Puri Bima Sakti, Srihana-Srihani Bogor, Istana Tampak

    Siring, Masjid Istiqlal, Hotel Indonesia Group. Sedangkan

    kolam air yang berisi teratai ditemukan di Istana

    Yogyakarta, Istana Bogor, Wisma Yaso, Makam Pahlawan

    Kalibata, Air Mancur Bundaran Hotel Indonesia, dll.

    c.  Menolak Nuansa Kolonialisme

    Konsistensi Soekarno terhadap anti kolonialisme dan non-kooperatif juga tercermin pada rancangannya. Soekarno

    ‘menolak arsitektur bernuansa kolonial’ dengan

    ‘meniadakan’ desain tiang-tiang Yunani bergaya Ionia,

    Doria, dan Korintia. Dan juga ‘menolak’ gaya arsitektur

     Amsterdam Style.

    Soekarno juga ingin menghapus ingatan Bangsa Indonesia

    terhadap paham kolonialisme yang membuat BangsaIndonesia memiliki mental rendah diri tersebut. Aksi nyata

    penolakan ini bisa dilihat di penghapusan beberapa lokasi

    yang bernuansa kolonial sebagai lokasi pembangunan

    monumen baru yang dirancangnya. Sebagai contoh

    Lapangan Ikada dipilih sebagai lokasi Tugu Nasional dan

    Taman Merdeka. Hal yang sama juga terjadi di Taman

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    12/43

     

    Wijayakusuma, semula bernama Wilhelmina park, pada

    tanggal 21 Mei 1961 telah dibongkar karena telah dipilih

    sebagai lokasi untuk membangun monumen baru, yaituMasjid Istiqlal.

    d.  Romantisme terhadap Negara dan Bangsa Indonesia

    Kecintaan Soekarno terhadap Indonesia cenderung

    mengharapkan memberikan sesuatu yang lebih baik

    dengan cara mempermegah eksistensi Sang Merah Putih.

    Salah satu karya arsitektur yang mengekspresikan

    romantisme terhadap bangsa Indonesia pada puncaknyaadalah rancangan Tugu Monas. Awalnya rancangan tugu

    Nasional disayembarakan kepada para arsitek. Akan tetapi

    tidak diperoleh rancangan yang memuaskan Soekarno.

    Akhirnya, desain tugu Nasional dirancang sendiri oleh

    Soekarno dengan bantuan arsitek istana, R.M. Sudarsono.

    Puncak Tugu dirancang pada ketinggian 132 m sebagai

    simbol kemerdekaan bangsa Indonesia dan dirancang

    sebagai ‘tempat terhormat’ untuk menyimpan bendera

    Sang Saka Merah Putih.

    e.  Kemegahan Budaya Jawa Kuno

    Warisan arsitektur Budaya Jawa berupa candi Budha-Hindu

    sangat mengesankan Soekarno. Monumen candi

    merupakan bukti kejayaan Bangsa Indonesia sebelum

    datangnya Kolonialisme. Monumen megah seperti

    Borobudur, Prambanan dan candi Sukuh mengilhami

    rancangan Soekarno. Diekspresikan melalui material yang

    awet, konstruksi yang kokoh sehingga tahan cakaran

    zaman. Sebagai contoh adalah Masjid Istiqlal dirancang

    sebagai monumen, menurut Soekarno diperkirakan

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    13/43

     

    menjadi yang terbesar di Asia Tenggara yang tahan 3000

    tahun.

    f.  Pemuda-Pemudi sebagai Tunas Bangsa

    Ketika Soekarno mengunjungi Soviet pada tahun 1956 danmenengok Istana Pionir yang menjadi sarana untuk

    mengembangkan bakat angkatan muda Soviet di kota

    Swerdlowsk, Moskow, ia menuliskan dalam Buku Kesan,

    bahwa ia ingin membangun istana seperti Istana

    Swerdlowsk bagi anak-anak Indonesia. Di indonesia

    kemudian dibangunnlah Istana Pramuka. Gedung itu ada di

    Jakarta dan dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X,tetapi baru terealisasi ketika Soekarno wafat.

    2. 

    Pengaruh Budaya Jawa

    a.  Budaya Mistik Jawa

    Soekarno sangat terpengaruh pada hal-hal yang berkaitan

    dengan Mistik Jawa. Budaya Mistik Jawa mempercayai

    bahwa hidup di Dunia ini terkoordinir dengan kejadian-

    kejadian kosmis dan manusia hanyalah suatu bidak di

    tangan kekuatan-kekuatan kosmis itu. Kehidupan di dunia

    ini tak lain hanyalah bayangan cermin dari apa yang terjadi

    di alam aduniawi. Untuk memahaminya maka

    dipergunakan primbon dan petungan.

    b.  Kebiasaan Samadi

    Samadi secara nyata mempengaruhi Soekarno. Ia

    melakukan itu untuk memperoleh ketenangan batin.

    Setelah menjadi presiden pun, kebiasaan samadi masih

    terbawa dan mendorong Soekarno mewujudkan rancangan

    ruang atau bangunan khusus untuk samadi. Kebiasaan

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    14/43

     

    samadi Soekarno ternyata sudah berlangsung sejak

    Soekarno tinggal di Jl. Pegangsaan timur 56, Jakarta.

    Fatmawati menceritakan adanya sebuah ruang khusus

    untuk samadi atau tafakur/sembahyang. Demikian jugayang ditemukan di rumah pribadinya Hing Puri Bima Sakti,

    di rumah Hartini di Srihana-Srihani Bogor, serta di Wisma

    Yaso yang menjadi rumah Ratnasari Dewi di Jakarta.

    Bangunan yang dirancang khusus oleh Soekarno sebagai

    tempat samadi adalah pesanggrahan Tenjoresmi di

    Pelabuhan Ratu dan Gedung Bentoel di Istana Cipanas.

    Kedua tempat tersebut lazimnya dipergunakan samadiuntuk menulis pidato menjelang hari kemerdekaan

    Indonesia.

    c.  Pengaruh Budaya Keraton

    Poligami lazimnya dilakukan oleh para raja di Jawa denga

    tujuan mempertahankan keturunanya. Sekalipun penuh

    kontroversi pada masa itu, rupanya poligami juga

    mengilhami diri Soekarno. Perkawinannya dengan dengan

    beberapa wanita sekaligus setelah pernikahannya dengan

    Oetari, Inggit, dan Fatmawati, lalu dengan Hartini,

    Ratnasari Dewi seta Haryati. Kehadiran Isteri yang lebih

    dari satu orang, mendorong Soekarno merancang rumah

    tinggal bagi mereka, karena Soekarno sendiri tetap tinggal

    di Istana Merdeka dengan putera-puterinya. Soekarno

    berjanji untuk tidak menempatkan isteri-isterinya di Istana

    Jakarta. Rancangan rumah bagi isteri-isterinya memiliki

    desain ‘padu-padan’ gaya Soekarno. 

    3. 

    Budaya Multikultural

    Sifat Terus Terang dan ‘Open Mind’ 

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    15/43

     

    Sifat sportif tercermin dalam rancangan Gedung Pola yang

    bertujuan agar masyarakat Indonesia dapat melihat secara

    langsung kegiatan rancang –bangun dari Program Nasional

    Semesta Berencana 8 Tahun Tahap I (1961-1969) yangdimulai pada tanggal 1 Januari 1961. Ketika Soekarno

    menetapkan rumah di Jl.Pegangsaan Timur No. 56 sebagai

    lokasi Gedung. Pola dan hal itu membuat kontroversi

    karena merupakan tindakan pembongkaran terhadap situs

    sejarah Gedung Proklamasi.

    4.  Jiwa Artis dan Perasaan

    a. 

    Jiwa artis sebagai unsur jiwa arsitek.Untuk menjadi arsitek, seseorang memerlukan daya cipta.

    Jiwa perasaan dan jiwa artis merupakan bekal mental

    untuk menjadi arsitek. Meski disisi lain masyarakat awam

    belum dapat memahami bahwa jiwa perasaan sangat

    diperlukan. Soekarno sangat mensyukuri jiwa artis dan jiwa

    perasaan yang melingkupinya tersebut, sekalipun

    masyarakat bahkan mencemoohkan sifat keartisanSoekarno.

    b.  Kegemaran Padu-Padan Gaya

    Dalam merancang arsitektur, pada awalnya Soekarno

    tampak menggemari ‘padupadan’ atap gaya Eropa, pada

    periode berikutnya berupa ‘padu-padan’ atap tradisional

    khas Indonesia dengan arsitektur modern. Pada periode

    akhir, ditemukan kegemaran ‘padu-padan’ bentuk atapunik dengan arsitektur International Style yang futuristik

    serta dekorasi budaya Jawa Kuno.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    16/43

     

    5. 

    Bakat dan Ketajaman Visual yang Dimilikinya

    a.  Inspirasi dari Seni Pewayangan

    Kegemaran Soekarno menyaksikan pagelaran wayang kulitberlanjut sejak kanak-kanak hingga Soekarno menjadi

    Presiden. Rancangan yang terilhami cerita wayang

    ditemukan di Tugu Pahlawan yang mengambil filosofi

    senjata Cakra milik Sri Kresna dan Trisula milik Arjuna

    sebagai konsep perancangan. Ditemukan juga kesesuaian

    antara rancang atap Temu Gelang yang berupa atap

    melingkar di kawasan Gelora Bung Karno dengan senjatagelang tokoh Bima yaitu gelang Candrakirana. Nuansa

    wayang yang lain di kawasan Gelora Bung Karno berupa

    patung perunggu tokoh Sri Rama.

    b.  Inspirasi dari Permainan Sirkus

    Salah satu kegemaran Soekarno di masa muda yang

    berkesan di Surabaya adalah menonton sirkus. Sebagai

    hiburan rakyat sirkus memang sangat menarik. Ketika

    pembangunan Nasional Semesta Berencan 8 Tahun Tahap

    Pertama 1961-1969 sedang dipersiapkan blueprint-nya,

    salah satu rancangan yang diusulkan Soekarno adalah

    gedung Sirkus Nasional, akan tetapi belum sempat

    direalisasi.

    c.  Kegemaran Menonton Film

    Film merupakan satu-satunya kegemaran Soekarno sejak

    usia remaja. Selain sebagai hiburan sekaligus alat revolusi.

    Melalui film, masyarakat mengetahui perubahan-

    perubahan yang terjadi di negara lain. Sehingga tidak

    mengherankan apabila di setiap rancangan bangunan yang

    ditempatinya terdapat ruang untuk menonton film. Pikiran

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    17/43

     

    bawah sadarnya selalu mendorong pikiran sadarnya untuk

    melakukan keputusan tersebut.

    d.  Kegemaran Melukis dan Mengoleksi Lukisan

    Kegemaran melukis serta mengkoleksilukisan jugamendorong Soekarno untuk merancang karya arsitektur,

    terlebih ketika Soekarno mengunjungi Museum Seni Lukis

    di Tretyakovskaya tahun 1956 di Moskow. Soekarno sangat

    terkesan dan menginginkan adanya sebuah Nasional

    Gallery of Art di Indonesia menyerupai museum

    Tretyakovskaya, yang berlokasi di lingkungan Taman

    Monas untuk menyimpan koleksi karya lukisnya.Berdasarkan data arsip Istana Bogor, sampai saat ini,

    Soekarno masih merupakan seorang Kepala Negara dengan

    koleksi lukisan terbanyak di Dunia. Rancangan gedung

    Galeri Nasional pernah diwacakan Soekarno bersama-sama

    dengan Para Seniman di Jakarta sebelum peristiwa G30S.

    Akan tetapi rancangan tersebut akhirnya batal setelah

    G30S meletus.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    18/43

     

    1926-1945

    Periode Murid Sang Profesor

    Bung Karno setelah lulus dari Jurusan Sipil TH-Bandoeng yang

    dibimbing oleh Prof. CP Wolff Schoemaker, untuk lebih

    mengasah keterampilan berarsitekturnya beliau magang di biro

    arsitek yang dipimpin sang Profesor dan kakaknya, Richard

    Schoemaker. Soekarno juga sempat magang sebagai draftsman pada Schoemaker di masa kuliahnya. Selama masa magangnya

    tersebut Soekarno pun banyak terpengaruh gaya atau style 

    arsitektur dari Schoemaker. Schoemaker sendiri selama bekerja

    magang pada Frank Lloyd Wright banyak dipengaruhi oleh gaya

    Wright, sehingga secara otomatis hal tersebut memberi

    pengaruh pada mentalite artistik Soekarno yang mengarah ke

    gaya Wright.

    Gaya arsitektur karya-karya Soekarno sendiri yaitu gaya ‘padu-

    padan’ bentuk atap gaya Eropa, ornamen inka-maya serta ‘tata

    azas’ terhadap kaidah trinitas arsitektur Marcus Vitrovius Pollio

    ( firmitas, utiiitas, venustas).

     

    Gaya ‘Padu-Padan’ Bentuk Atap Gaya Eropa 

    Gaya ‘padu-padan’ milik Soekarno ini adalah hasil kreasi

    Soekarno terhadap bentukan atap yang dikombinasikan

    dari beberapa model atap sekaligus. Jika dilihat dari

    beberap hasil karyanya, induk dari gaya ‘padu-padan’ ini

    ialah bentuk atap model Mansard  dan Hipped Roof .

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    19/43

     

    Model atap Mansard  sering dikombinasikan dengan

    Dormer Windows gaya Denmark. Soekarno juga suka

    menggunakan ‘hiasan kemuncak atap’ yang ada pada atap

    gaya Hipped Roof , yang kemudian menjadi penanda dari

    karya Soekarno yang disebut sebagai ‘gada-gada’, sebuah

    perwujudan dari lingga-yoni .

      Ornamen Inka-Maya 

    Pengaruh dari Schoemaker yang membawa gaya ornamen

    organik dari gaya Wright berupa motif Inka-Maya, juga

    memengaruhi mentalite artistik Soekarno. Ornamentersebut dapat ditemukan di kepala pilar yang berbentuk

    segi empat di karya-karya hasil ‘padu-padan’ Soekarno. 

      ‘Taat Azas’ 

    Soekarno digambarkan sebagai seorang yang sangat taat azas

    terhadap kaidah-kaidah formal arsitektur.

    Soekarno begitu mengagumi Wright dan beliau berusaha menerapkan

    gaya Wright dalam rancangannya. Beberapa hal hasil pengaruh dari

    gaya Wright diantaranya terdapat ornamen Inka-Maya pada kepala

    pilar, penggunaan kaca patri (stainedglass) pada jendela, pintu bahkan

    plafon, dan penggunaan material batu alam.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    20/43

     

    Selain dari gaya Wright, ciri dari karya Soekarno ada pula yang

    berasal dari kebiasaannya, contohnya kebiasaan samadi  

    Soekarno. Beliau biasa melakukan aktivitas samadi , semacam

    kegiatan yang dilakukan untukmencari ketenangan batin, di dalam

    sebuah ruangan tertutup ataupun

    terbuka. Hal ini tercermin pada karya

    arsitekturalnya dimana dapat

    ditemukan kecenderungan adanya

    ruang khusus untuk kegiatan

    tersebut pada hampir seluruh

    rancangan rumah tinggal pribadinya.

    Pada periode 1926-1945 ini

    termasuk juga ketika Soekarno

    dalam pembuangan di Ende dan

    Bengkulu. Di Bengkulu Soekarno

    sempat melakukan renovasi Masjid Jamik Bengkulu. Pada kepala

    pilar Masjid Jamik Bengkulu terdapat ukiran ornamen yang sama

    dengan masjid di Jl. Suniaraja, Bandung. Hal ini menunjukkan

    bahwa Soekarno memiliki jati diri seorang perancang yang

    memiliki style atau gaya tersendiri.

    Saat di Bengkulu Soekarno selain merancang bangunan jugamerancang desain furnitur atau mebel. Soekarno membuka

    usaha mebel bersama seorang Cina Muslim bernama Oei Tjeng

    Hien, dan menamakan perusahaannya Mebel Sukamerindoe.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    21/43

     

    Berikut beberapa karya Soekarno selama periode 1926-1945 :

    1. 

    Rumah di Jl. Gatot Subroto, Bandung

    2. 

    Rumah kembar di muara Jl. Malabar – Jl. Gatot Subroto,

    Bandung

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    22/43

     

    3. 

    Toko Roti Red Tulip di Jl. Gatot Subroto, Bandung

    4. 

    Rumah di Jl. Kasim, Bandung

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    23/43

     

    5. 

    Rumah di Jl. Pungkur

    6.  Rumah di Jl. Dewi Sartika

    7. 

    Rumah di Jl. Palasari

    8. 

    Rumah di Jl. Pasir Koja

    9. 

    Rancangan penjara Sukamiskin

    10. 

    Rumah kembar di Bengkulu

    11. 

    Rumah Demang, Bengkulu12.

     

    Masjid Jamik Bengkulu

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    24/43

     

    Jika dilihat dari beberapa karya Soekarno diatas, terdapat benang

    merah berupa style atau gaya ‘padu-padan’ Soekarno. Hal

    tersebut ditandai dengan adanya :

    1. 

    Atap mansard  tunggal atau ganda dengan jendela atap

    dormer windows 

    2. 

    Hiasan kemuncak atap yang menyerupai gada-gada 

    3. 

    Penggunaan ventilasi alami melalui lubang ventilasi silang

    4. 

    Pilar berbentuk persegi dengan kepala pilar yang dihiasi

    ornamen Inka-Maya

    5. 

    Detail kaca patri (stained glass) pada jendela, pintu

    maupun plafon

    6. 

    Penggunaan material alami.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    25/43

     

    STUDI KASUS

    Toko Roti Red Tulip

    Bangunan ini terletak di Jl. Gatot Subroto, Bandung. Bangunan ini

    berfungsi sebagai sebuah toko roti. Bangunan ini merncerminkan

    gaya arsitektur Ssoekarno. Dilihat dari bentuk atapnya yang

    berupa hasil ‘padu-padan’ atap bersusun dengan hiasan

    kemuncak atap yang biasa ada di atap gaya Hipped Roof .

    Kepala pilarnya terlihat menggunakan ornamen khas Inka-Maya.

    Badan pilarnya diselubungi oleh material batu alam berupa batu

    kali yang dibelah.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    26/43

     

    1945 - 1959,

    Periode Sang Padma Sang Arsitek

    Pada tahun 1949, Soekarno merancang karya arsitektur

    pertamanya sebagai Presiden yaitu berupa tiang bendera beton

    dengan ornamen  padma  untuk istana merdeka. Pengakuan

    tersebut diungkapkan pada tahun 1966.

    Saya itu dulu waktu ke Jakarta akhir tahun 1949, the first

    thing I did , permulaan awal 1950, saya suruh apa ? Bikin tiang

    bendera dari beton di muka Istana Merdeka. Ya, saudara lihat itu

    tiang bendera di muka Istana Merdeka itu. That was the first thing

    I did . Nah, tiap hari tulisan di surat kabar pedoman dari PSI, lihat

    Bung Karno, lihat Presiden kita ini, belum apa-apa sudah

    kemegahan tiang bendera.

    Periode 1945-1959, metalite artistik Soekarno ditandai

    oleh kegandrungan pada eksplorasi budaya negeri sendiri.

    Pencarian bentuk-bentuk khas Indonesia diungkapkan ke dalam

    karya arsitektur secara mengenasankan. Meskipun masih

    menggemari ‘padu-paduan’ gaya, akan tetapi telah terjadi evolusi

    bersamaan dengan digalinya khasanah asli Indonesia. Padaperiode ini Soekarno berhasil menemukan jati diri, motif Inka-

    Maya yang dipengaruhi Schoemaker dan Wright telah ditinggalkan

    dan artefak padma.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    27/43

     

    Proses artistik Soekarno diperoleh melalui perenungan

    intensif yang diilhami oleh kebesaran Monumen Borobudur,

    Monumen Prambanan, dan semangat kepahlawanan Pangeran

    Diponegoro. Ditemukan sejumlah elemen arsitektur berbentukpadma yang biasa ada terpahat pada relief Candi Prambanan

    ataupun padmasana Boddisatva yang diadopsi sebagai bagian dari

    desain arsitektur maupun interior. Padma terdapat sebagai

    ornamen pada kepala pilar, kolam teratai, ornamen tiang bendera,

    aksen furnitur, lukisan serta relief atau pahatan dinding. Artefak

    padma menjadi elemen yang dominan pada periode 1945-1959

    ini.

    Dalam pemilihan material bangunan, Soekarno memilih

    material khas Indonesia seperti kayu jati, rotan, pualam mulai

    banyak digunakan.

    Ornamen Organik Padma pada Rancangan Interior Furnitur.

    Pada sekitar tahun 1950, Soekarno merenovasi Istana

    Jakarta dan Bogor secara bertahap. Disanalah ditemukan

    rancangan interior furnitur karya Soekarno yang ditemukan

    berupa seperangkat perabot interior dengan aksen padma.

    Furnitur rancangan Soekarno yang ditemukan bergaya artdeco 

    dengan ciri khasnya yaitu tradisionalis (terdapat unsur beritage),

    individualis dan modernis. Akan tetapi, setelah dicermatiditemukan pula nuansa aliran romantisme yaitu bercirikan bentuk

    geometris yang diwakili gaya interior Biedermeyer . Selain

    bentuknya langsing, ergonomis berkesan bodyship  juga terdapat

    aksen berbentuk padma yang tersebar di Istana Jakarta, Bogor dan

    Tampak Siring.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    28/43

     

    Arsitektur ‘Padu-Padan’ Atap Limasan dan Ornamen Padma. 

      Pada bagian ‘kepala’ atau atap, dipilih atap limasan, yaitu

    atap tradisional Jawa yang menyerupai bentuk atap hipped

    roof   atau bentuk atap khas Eropa yang sering dirujuk

    Soekarno pada periode 1926-1945. Akan tetapi terdapat

    perubahan, Soekarno memilih penutup atap dari kayu

    sirap.

      Hiasan kemuncak atap yang telah menjadi style rancangan

    Soekarno yang semula menyerupai gada-gada dan

    merupakan gada-gada dan merupakan ciri khas karyanya

    di Bandung dan Bengkulu, digantikan oleh bentuk-bentuk

    yang menyerupai tajug sebagai modifikasi dari bentuk

    meru. Secara fungsional bentuk tersebut berfungsi sebagai

    dudukan penangkal petir, akan tetapi lebih jauh lagi,

    hiasan kemuncak atap itu memiliki makna tertentu.

      Pada bagian ‘badan’ bangunan berupa pilar, dirancang

    berbentuk segi empat. Apabila pada periode 1926-1945

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    29/43

     

    kepala pilar diberi ornamen organik Inka-Maya maka pada

    periode ini digantikan oleh ornamen organik padma.

      Pada wujud ‘kaki’ dirancang berupa penurunan lantai

    setengah basement, yaitu sebagai bangunan seolah-olah

    tertanam dibawah tanah yang mengesankan bangunan

    bersatu dengan alam.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    30/43

     

    Ciri khas yang menandai periode bernafaskan nasionalisme ini

    ditandai antara lain dengan hal-hal berikut ini :

    a. 

    Penggunaan ornamen organik berupa padma pada kepala

    pilar dan furnitur

    b. 

    Selalu terdapat ruang samadi/tafakur dan ruang film

    c. 

    Terdapat kolam teratai dan tanaman monumental sebagai

    lanskap

    d.  Atap limasan menggantikan atap mansand

    e. 

    Hiasan kemuncak atap menyerupai tajuk/ meru

    f. 

    Ventilasi silang dan alami

    g. 

    Pilar polos segi empat, terdiri dengan bagian kaki-badan-

    kepala

    h. 

    Relief dan ukir banyak digunakan

    i. 

    Material yang alami

    Tata Ruang Kota

    Salah satu rancangan tata ruang kota karya Soekarno pada

    periode 1945-1959 adalah rancangan skematik Kota Palangkaraya.

    Gagasan tersebut dibuat pada tahun 1957. Ketika Propinsi

    Kalimantan Tengah terbentuk dan masyarakatnya bersepakat di

    sekitar kampung Pahandut, di tepi Sungai Kahayan ditetapkansebagai ibukota propinsi. Soekarno melihat hal itu sebagai

    kesempatan emas baginya dalam menuangkan ide tata ruang kota

    atau urbandesign yang bebas dari sisa-sisa kolonial.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    31/43

     

    Masih dalam periode ini, banyak ditemukan tugu monumental

    sebagai bagian dari tata ruang kota yaitu :

    1. 

    Tugu Proklamasi di Jakarta2.

     

    Tugu Muda di Semarang

    3. 

    Tugu Alun-alun Bunder di Malang

    4. 

    Tugu Pahlawan di Surabaya

    5. 

    Tugu Monas di Jakarta.

    6. 

    Desain-desain tugu monumental yang dirancang Soekarno

    memiliki kekhasan, yaitu menyerupai bentuk phallus atau obelisk,

    ada yang menyerupai lilin, obor atau paku dudur. Ide bentuk

    phallus tersebut merupakan eksplorasi desain Soekarno berupa

    ‘padu-padan’ gaya sebagai hasil perenungannya dalam

    mengekspresikan bentuk tugu bergaya obelisk. Bentuk-bentuk

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    32/43

     

     phallus untuk monumen merupakan eksplorasi dari budaya Hindu

    yang di Candi Sukuh berupa bentuk lingga-yoni , yaitu lambang alat

    reproduksi laki-laki dan perempuan, terwujud dalam rancangan

    Tugu Monas. Dalam ranah desain, eksplorasi terhadap budayasilam tersebut disebut eksplorasi misteri budaya tak tersentuh.

    PERIODE 1959-1965 PERIODE SANG ARSITEK MAESTRO

    Mentalite  artistik Soekarno mencapai puncak kematangan

    setelah berhasil digelarnya Pemilu pertama pada bulan September 1955.

    Sebulan sebelumnya, kematangan rohaniah juga diperoleh Soekarno

    dengan berhajike Tanah Suci pada bulan Juli 1955.

    Menurut saksi sejarah, Ketika Soekarno menunaikan ibadah haji,

    Soekarno tidak pernah melewatkan perhatiannya terhadap konsidi

    Masjid Al-Haram di Mekkah. Sebagai seorang arsitek, Soekarno tergerakuntuk memberikan sumbangan ide arsitektural kepada pemerintah Arab

    Saudi agar membuat bangunan untuk melakukan sa’i menjadi dua jalur

    dalam bangunan dua lantai. Sehingga Pemerintah Arab Saudi kemudian

    merenovasi Masjid Al-Haram secara besar-besaran yang dilakanakan

    pada tahun 1966.

    Ketika menjabat sebagai Presiden Indonesia, Soekarno

    melakukan kunjungan kenegaraan ke Mancanegara yang sangat panjang

    terhitung dari taggal 4 Mei 1956 hingga 7 Juli 1956. Kunjungan ini dimulai

    dari Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman Barat dan Swiss.

    Kunjungan Soekarno ke beberapa negara secara maraton

    tersebut mempengaruhi mentalite  politiknya dan mempengaruhi cara

    Soekarno memandang karya arsitektural, dimana pengalaman visual

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    33/43

     

    yang sangat mengesankan tersebut mempengaruhi proses artistik

    kreatif pada diri Soekarno.

    Seiring berjalannya waktu dengan kepergiannya ke luar negeri,

    di Indonesia telah terjadi ketegangan-ketegangan politik. Pergolakan

    politik di tanah air yang dikhawatirkan dapat memicu retaknya

    persatuan nasional, akhirnya menyebabkan Soekarno justru mengambil

    sikap politik yang tegas yaitu mencanangkan proyek nation and

    character building melalui berbagai bidang.

    Proses kreatif yang berkecamuk dalam mentalite  Soekarno

    ketika itu dapat dipahami. Di satu sisi terdorong untuk menata negara

    secara holistik, di sisi yang lain, kebutuhan untuk dapat diperhitungkan

    sebagai negara yang baru merdeka namun mampu tampil di dunia

    internasional melalui karya arsitektur merupakan sesuatu yang tidak

    mudah.

    Momentum yang memberi peluang kepada Soekarno untuk

    dapat merealisasikan karya arsitektur yang megah dan menjadi national

     pride  terjadi ketika Indonesia disetujui sebagai tuan rumahpenyelenggaraan Asian Game ke IV. Meskipun sebagai konsekuensinya

    Indonesia harus menyiapkan sport venues bertaraf international sebagai

    yang disyaratkan oleh Komite Asian Games. Justru inilah yang sangat

    ditunggu oleh Soekarno, untuk dapat menata ‘Wajah Muka Indonesia’,

    begitu istilah Soekarno untuk memetaforakan kota Jakarta sebagai

    representasi wajah Indonesia.

    Pada periode Sang Arsitek Maetro ini karya arsitektur,

    monumen dan patung-patung digalakkan oleh Soekarno. Karya tersebut

    diantaranya:

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    34/43

     

    1.  Gedung Gelora Bung Karno, Jakarta

    2.  Hotel Indonesia Group

    a.  Hotel Indonesia, Jakarta

    b. 

    Hotel Samudra Beachc.  Hotel Ambarukmo, Yogyakarta

    d.  Hotel Bali Beach, Denpasar

    3.  Wisma Nusantara, Jakarta

    4.  Gedung Toserba Sarinah, Jakarta

    5.  Gedung Conefo, Jakarta

    6.  Masjid Istiqlal

    7.  Gedung Graha Purna Yudha

    8. 

    Rumah Sakit di Rawamangun, Jakarta

    9.  Gedung PMI, Jakarta

    10. Gedung Planetarium

    11. Gedung Herbarium, Bogor

    Kota Jakarta Sebagai Muara Artistik

    Rancangan tata kota Metropolitan Jakarta pada tahun 1962

    menyerupai kota tempat mermuaranya artefak artistik kota. Bangunan

    unik, indah, megah berpadu dengan patung skala kota sebagai tengaran

    kota.

    Pada periode ini, banyak sekalu dilakukan pembangunan Patung

    Skala Kota. Selain untuk memperindah kota, juga dimaksudkan sebagai

    ekspresi peringatan kepahlawanan Indonesia, ditemukannya antara lain

    :

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    35/43

     

    1.  Patung Selamat Datang

    2. 

    Patung Pahlawan Diponegoro

    3.  Patung Tani

    4.  Patung Pembebasan Irian Barat

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    36/43

     

    5.  Patung Dirgantara

    Patung skala kota yang dirancang pada periode 1959-1965 ini, dapat

    dikatakan rancang patung aliran ‘realis’ dengan artian yaitu patung yang

    ‘berwujud manusia’ sebagai sosok tiga dimensional dengan karakter

    yang disesuaikan dengan misi tertentu.

    Patung-patung tersebut verhasil divisualisasikan oleh seniman

    atau pematung yang bernama Edhie Soenarso dan pematung dari Uni

    Soviet, Menizer dan puteranya seorang arsitek yang bernama Roshin,

    yang juga mempersiapkan patung Pahlawan di Menteng Prapatan

    Jakarta.

    Dalam Periode Sang Arsitek Maestro ini mentalite Soekarno

    dipenuhi oleh ide-ide internasionalis, dalam konteks sebagai bagian

    dari national pride. Periode ini memiliki style serta ciri khas sebagai

    berikut :

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    37/43

     

    a.  Pengaruh arsitektur International Style 

    b.  Visi arsitektur kota dunia

    c.  Membangun landmark kota berupa patung skala kota gaya realis

    d. 

    Selalu terdapat desain ruang film disetiap bangunane.  Terdapat atap bangunan yang selalu unik dengan teknologi

    mutakhir pada zamannya (seperti konstruksi kubah, lipat, temu

    gelang, sebagai point of interest )

    f.  Atap limasan, hiasan kemuncak atap dan ventilasi silang

    dipertahankan untuk bangunan rendah

    g.  Beragam ornamen interior bernuansa Indonesia

    h.  Penggunaan material alami yang awet 1000 tahun (seperti beton

    dan marmer)

    Kajian estetis arsitektural pada periode Sang Arsitek Maestro

    dapat dipresentasikan mentalite Soekarno yang sangat padat dengan

    berbagai gagasan. Konsep ‘padu-padan’ gaya masih merupakan main

    frame arsitekturalnya, namun periode ini seakan-akan semua gaya

    arsitektural ingin deterapkan dalam satu bangunan.

    Contoh dari arsitektur yang mewakili pengertian architecture as

    art an craft , mencitrakan bangunan modern bergaya International Style 

    sebagai suatu muara artefak artistik. Hal ini deikarenakan bangunan

    tersebut menjadi tempat bertemunya semua obyek seni. Terdapat

    beragam motif, media/material, beragam gaya, beragam kultur sserta

    beragam warna, seperti layaknya sebuah taman sari, bunga beraneka

    rupa yang dapat ditemukan.

    Seiring berjalannya waktu International Styles  mengalami

    perkembangan, apabila sebelumnya selalu didominasi dengan bentuk

    kotak atau persegi, kemudian saat ini mulai menggunakan bentuk lain,

    misalnya lingkaran. Pada periode ini juga, arsitektur monumental mulai

    bermunculan. Arsitektur monumental itu sendiri mempunyai ciri khas

    antara lain:

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    38/43

     

    1.  Bentuknya skluptural yang berarti bentuk yang seperti

    pahatan.

    2.  Monumental yang dibentuk dengan suatu bentuk massa

    yang padat dan berat. Para arsitek pada masa itumenunjukkan monumentalisnya bangunan dengan

    menggunakan ekspresi dari bentuk beton, atau dengan

    mengkontraskan beton tertutup dengan tampilan baja dan

    kaca pada penyelesaian eksterior.

    Perbedaan dari periode ini dengan periode sebelum-sebelumnya

    yaitu pada periode ini terjadi eksplorasi besar-besaran terhadapkekayaan budaya yang ditampilkan, namun sulit untuk dikatakan

    terciptanya citra harmoni dari keberagaman artefak tersebut.

    Karya –karya Soekarno pada masa itu :

    a.  Hotel Indonesia

    Hotel Indonesia pertama kali dirancang bermula dari

    kunjungan Soekarno ke Gedung Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Kala itu perancangan Hotel Indonesia

     juga dibantu oleh Abel Sorenson, arsitek yang merancang

    Gedung Pusat PBB.

    Hotel Indonesia adalah hotel berbintang lima pertama

    di Asia Tenggara yang menjadi saksi adanya perkembangan

    bangsa Indonesia dan gerakan politik presiden Soekarno.

    Tepat didepan Hotel Indonesia terdapat kolam air

    mancur yang diberi nama Henk Ngantung Fountain, di sekitar

    area tersebut juga terdapat sebuah patung berbentuk pemuda

    pemudi yang melambaikan tangan sambil membawa bunga,

    yang kemudian patung itu diberi nama “Patung Selamat

    Datang”, karya Edhie Sunarso.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    39/43

     

    Pada Hotel Indonesia juga kita dapat menjumpai sebuah

    arca Wisnu dengan Garuda-nya dari batu candi berwarna

    hitam pada bagian lobby hotel. Lokasi dari Hotel Indonesia itu

    sendiri beralamatkan di di Jalan MH. Thamrin No. 1, Jakarta

    Massing bangunan yang memperlihatkan penggunaan bentukan

    balok yang kaku dan kokoh.

    Sebagai bangunan

    Tropis, bangunan ini

    memperlihatkan system

    sunshading  yang cukupdominan dan membentuk

    fasade dan memunculkan

    dominasi garis horizontal

    pada sisi bagian persegi

    yang memanjang secara horizontal.

    Penempatan bangunan ini atas konsep tata letak bangunan yang juga

    mendukung fungsi bangunannya sebagai point of interest  di daerah

    tersebut, yang nantinya menjadi pandangan atau titik orientasi visual

    dari arah bundaran HI.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    40/43

     

    Kini Hotel Indonesia telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemda

    DKI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.

    475 tanggal 29 Maret 1993.

    b. 

    Hotel Samudera Beach

    Hotel

    Samudra Beach

    terdapat di tepi

    pantai Laut

    Selatan Pulau

    Jawa.

    Pada Hotel

    Samudra Beach,

    terdapat relief dari

    batu paras

    berwarna putih yang bertema kehidupan masyarakat Indonesia

    sebagai penutup dinding yang tepat berada diatas kolam.

    Hotel Samudra Beach juga memiliki gaya interior yangsama. Pada bagian dinning area, terlihat karya seni mozaik

    multicolour  bertema kehidupan masyarakat Indonesia pada

    sepanjang dinding ruangan. Kemuadian pada bagian coffee shop,

    terdapat ukiran kayu jati yang menutup seluruh dinding.

    c.  Gelora Bung Karno (Gelora Senayan)

    Bangunan lain yang merupakan desain dari Ir.Soekarno

    adalah Gelora Senayan, pada masa itu Ir.Soekarno dalam

    membangun suatu bangunan yang monumental selain

    memperhatikan fungsinya, juga membangun untuk event-event

    bertaraf international, seperti Gelora Senayan atau biasa kita

    kenal Stadion GBK.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    41/43

     

    Proyek ini

    bertujuan untuk

    memperlihatkan

    kepada duniabahwa Indonesia

    adalah Negara yang

    mandiri dan

    bangunan ini

    dibangun untuk

    penyelenggaraan

    Asian Games IV

    pada tahun 1962.

    Soekarno membuat gebrakan dengan

    membangun stadion ini dengan megah, dan

    monumental. Pada saat itu stadion ini merupakan

    stadion terbesar di asia dan satu-satunya yang

    mempunyai atap unik yaitu atap temu gelang.

    Bangunan ini menampilkan system strukturyang mengekspos kolom dan balok yang memilikinya.

    Bila struktur di tonjolkan, berarti bangunan tersebut

    menampilkan garis struktur tegak dan datar sehinggal

    kesan bangunan menjadi kokoh.

    Konsep tata letak dan rancangan ruang luar

    Gelora Senayan ini rupanya juga di desain dengan jelas.

    Sumbu-sumbu yang nyata di depan bangunan ini

    seolah-olah memperkuat kedudukan sebagai bangunan

    yang megah dan monumental. Bangunan ini juga di

    tempatkan di landscape yang cukup luas sehingga

    menjadi point of interest daerah tersebut.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    42/43

     

     Etik dan Estetik Karya Soekarno

    Konsep Etik Arsitek: Pro Bono Publico

     

    Berdasarkan pengamatan selama periode 1926--1965, diketahuibahwa rancangan Soekarno didominasi tipologi bangunan fasilitas

    umum yang menekankan pada tingkat kreativitas perancangan

    yang tinggi.

      Soekarno memiliki mentalite open mind terhadap keunggulan

    teknisi dan arsitek mancanegara, sehingga didapatkan etos kerja

    dan persaingan yang sehat antara arsitek-arsitek lokal dan

    mancanegara dalam proyek arsitektur.

     

    Soekarno bersikap sangat kritis dalam menentukan rancangan,

    mengharuskan unik dan megah namun tetap sesuai dengan

    dengan kebangsaan karena Ia meyakini bahwa ruang dan wadah

    merupakan unsur penting dalam membangun rasa kebangsaan.

      Dalam dunia arsitektur, keberpihakan Soekarno kepada

    kepentingan publik terangkum dalam rancangannya selama

    periode 1926--1965 berupa masjid, taman, monumen dan

    sebagainya.

    Konsep Estetik Memberi Warna Jiwa Zaman

      Mentalite artistik Soekarno mendorong terciptanya karya-karya

    arsitektur yang penuh dengan filosofi yang berasal dari eksplorasi

    kekayaan budaya negeri sendiri yang bertujuan untuk kebanggaan

    nasional.

      Soekarno telah memberi warna kepada jiwa zaman dengan karya-

    karyanya yang memadukan gaya arsitektur modern dengan

    budaya jawa kuno yang mengilhami lahirnya aliran arsitektur form

    follow culture.

  • 8/20/2019 Soekarno Dan Arsitektur

    43/43

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardhiati, Yuke. Bung Karno Sang Arsitek. Depok: Komunitas Bambu.

    2005

    https://ariesaksono.wordpress.com/2008/.../patung-pembebasan-

    irian-barat

    http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2331/Pembebasan-

    Irian-Jaya-Monumen

    http://pembuat-patung.blogspot.co.id/2014/09/data-sejarah-

    pembuatan-patung.html

    https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional 

    http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-

    Daerah/Jawa-Timur/Tokoh/Soekarno-Sang-Presiden-dan-Insinyur  

    http://economy.okezone.com/read/2013/08/17/471/850962/soekarno

    -di-balik-pembangunan-hotel-indonesia

    https://arsitekturbicara.wordpress.com/2012/06/02/hotel-indonesia-

    dan-gedung-dprmpr-ri-pergolakan-politik-era-60-an-di-jakarta/

    http://blackfiles.mywapblog.com/mengenang-conefo-project-gedung-

    yang-seh.xhtml

    https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Selamat_Datang

    http://www.wismanusantara.com/about-us/history/

    https://id.wikipedia.org/wiki/Wisma_Nusantara