sni 03-6863-2002

Upload: prasetyowibisono1

Post on 13-Oct-2015

539 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

SNI

TRANSCRIPT

  • Standar Nasional Indonesia

    SNI 03-6863-2002

    ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional

    Metode pengambilan contoh dan pengujian abu terbang atau pozolan alam sebagai mineral

    pencampur dalam beton semen portland

  • SNI 03-6863-2002

    i

    Daftar isi

    Daftar isi.....................................................................................................................................i

    1 Deskripsi ............................................................................................................................ 1

    2 Ketentuan .......................................................................................................................... 2

    3 Cara pengujian .................................................................................................................. 4

    4 Laporan hasil uji............................................................................................................... 11

    Lampiran A ............................................................................................................................ 12

    Daftar Istilah .......................................................................................................................... 12

    Lampiran B ............................................................................................................................ 13

    CONTOH LAPORAN HASIL PENGUJIAN .................................................................... 13

  • SNI 03-6863-2002

    1 dari 13

    Metode pengambilan contoh dan pengujian abu terbang atau pozolan alam sebagai mineral pencampur

    dalam beton semen portland 1 Deskripsi 1.1 Ruang lingkup

    Metode pengujian ini mencakup :

    1) prosedur pengambilan contoh dan pengujian abu terbang dan pozolan alam atau pozolan buatan abu terbang yang digunakan sebagai mineral pencampur dalam beton semen portland;

    2) prosedur yang ada mengikuti urutan sebagai berikut: pengambilan contoh, analisis

    kimia dan pengujian fisik. 1.2 Arti dan kegunaan

    1) metode uji ini digunakan untuk memperoleh data sebagai pembanding terhadap persyaratan spesifikasi ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete). Metode uji ini didasarkan pada standar yang diberlakukan secara ketat di laboratorium dan tidak menggambarkan kondisi pekerjaan yang sebenarnya;

    2) indeks aktivitas kekuatan - uji indeks aktivitas kekuatan digunakan untuk

    mengetahui apakah hasil penambahan mineral pencampur masih dalam ambang batas pengembangan kekuatan bila menggunakan semen hidrolis dalam beton. Bila pengujian dalam bentuk mortar, hasilnya mungkin tidak memberikan suatu hubungan langsung tentang kontribusi mineral pencampur terhadap kekuatan beton;

    3) uji kimia - penentuan unsur kimia dan jumlahnya tidak dapat memprediksi perilaku

    mineral pencampur dengan semen hidrolis pada beton, tetapi secara gabungan dapat membantu menguraikan komposisi dan keseragaman mineral pencampur.

    1.3 Pengertian

    yang dimaksud dengan :

    1) abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batubara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap, yang berbentuk halus, bundar, serta bersifat pozolanik;

    2) pozolan adalah suatu bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdir dari

    unsur-unsur silikat dan atau aluminat yang reaktif, dalam keadaan tersendiri tidak mempunyai sifat-sifat seperti semen, tetapi jika berupa bahan halus dan dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar dan membentuk suatu massa yang padat dan sukar melarut dalam air;

    3) semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling

  • SNI 03-6863-2002

    2 dari 13

    terak semen portland terutama terdiri atas Kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan lain (SNI 15-2049-1994);

    4 contoh uji individu - adalah contoh uji yang diperoleh dari aliran mineral

    pencampur secara kontinu dalam selang waktu 10 menit dengan menggunakan alat pengambil contoh otomatis;

    5) contoh uji komposit - adalah gabungan dari contoh uji individu yang diambil

    pada setiap selang waktu tersebut, selama periode waktu tertentu; 6) Pozolan buatan adalah semen merah, abu terbang, shale dan lempung yang

    mengalami proses pemanasan atau tanah/batu-batuan yang mengandung kadar silika tinggi sehingga bersifat seperti pozolan;

    7) Raw pozolan adalah pozolan yang tidak mengalami proses kalsinasi; 8) Pozolan alam adalah pozolan yang didapatkan dari alam seperti Tras, Abu

    batuan dari gunung api, tanah diatome. 2 Ketentuan 2.1 Umum

    Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

    1) peralatan yang dipakai harus sudah dikalibrasi sesuai ketentuan yang berlaku;

    2) hasil pengujian harus ditanda tangani oleh tenaga pelaksana yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian;

    3) laporan pengujian harus disahkan oleh kepala laboratorium dengan dibubuhi nama, tanda tangan, nomor surat dan cap instansi.

    2.2 Teknis 2.2.1 Ukuran dan jumlah contoh uji

    Ukuran dan jumlah contoh uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    1) setiap contoh uji campuran/komposit beratnya paling sedikit harus 2 kg dan contoh uji individu untuk pengujian khusus beratnya paling sedikit harus 4 kg;

    2) contoh uji baik individu atau campuran harus mewakili tidak lebih dari 400 ton;

    3) pengambilan contoh uji harus dilakukan oleh atau di bawah pengawasan wakil yang bertanggung jawab dari pembeli;

    2.2.2 Bahan

    Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    1) pasir standar - pasir yang digunakan untuk pembuatan benda uji indeks aktivitas dengan kapur atau semen portland harus pasir silika alam sesuai

  • SNI 03-6863-2002

    3 dari 13

    dengan spesifikasi ASTM C 778 (Specification for Standard Sand). Segregasi dari pasir standar - gradasi pasir standar harus ditangani sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya segregasi, karena variasi dalam gradasi pasir menyebabkan variasi dalam konsistensi mortar. Pada saat mengosongkan pasir dari karung, hati-hati untuk mencegah terbentuknya kawah tumpukan pasir karena partikel-partikel kasar akan menggelinding ke bagian bawah dari tumpukan tersebut;

    2) kapur padam - kapur padam yang digunakan dalam pengujian ini harus tingkat pereaksi Kalsium hidroksida, minimum 95% dihitung sebagai Ca(OH)2. Kalsium hidroksida harus dilindungi dari karbon dioksida. Sisa bahan yang ada di dalam kontainer yang telah dibuka setelah pengujian tidak boleh digunakan lagi untuk pengujian berikutnya dan mempunyai kehalusan minimum 2500 m2 / kg seperti yang ditetapkan dalam metode uji ASTM C 204 (Standard Test Method for Fineness of Portland Cement by Permeability Apparatus).

    3) semen portland - semen portland yang digunakan pada uji indeks aktivitas kekuatan dengan semen portland harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049-1994 (Semen Portland) dan mempunyai kuat tekan minimum 35 MPa pada umur 28 hari dan jumlah alkali totalnya (Na2O + 0,658 K20 ) berkisar antara 0,50 % - 0,80 %. Penggunaan semen portland yang tersedia di tempat atau diproyek untuk indeks aktivitas kekuatan tidak memenuhi persyaratan ini masih diijinkan bila variasinya dilaporkan dan bila penggunaannya dikehendaki.

    2.2.3 Persiapan contoh uji

    Siapkan contoh uji komposit untuk pengujian sesuai dengan pasal ini dengan menyusun semua contoh uji dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok mewakili jumlah berat yang diperlukan untuk pengujian dimana contoh uji komposit dikehendaki. Dari setiap contoh uji dalam kelompok, ambil bagian yang sama, sampai didapat contoh uji komposit dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi persyaratan fisik atau kimia yang diijinkan. Campur contoh uji komposit sebelum digunakan.

    2.2.4 Jumlah pengujian

    1) setiap contoh uji yang mewakili 400 ton, atau kurang harus diuji sbb: (1) kehalusan { No. 325 (45 m) analisa ayak }; (2) kadar air; (3) berat jenis; (4) hilang pijar; dan (5) kekekalan bentuk.

    2) seluruh pengujian fisika dan penentuan kimia lainnya harus dibuat contoh uji

    campuran yang mewakili masing-masing 2000 ton. Contoh uji campuran ini harus disediakan dengan menggabungkan bagian yang sama dari 5 contoh uji berurutan, masing-masing mewakili 400 ton.

    2.2.5 Ketelitian dan penyimpangan

    1) uji indeks aktivitas kekuatan : (1) ketelitian didapatkan dari 2 studi antar laboratorium melibatkan 2 abu

    terbang kelas C, 2 abu terbang klas F dan 1 pozolan kelas N;

    (2) standar deviasi indeks aktivitas kekuatan dari satu orang operator 3,7 % (1s) dan standar deviasi indeks aktivitas kekuatan dari beberapa

  • SNI 03-6863-2002

    4 dari 13

    laboratorium 4,5 (1s) terhadap bahan dan umur uji yang sama.

    (3) indeks aktivitas kekuatan dari 2 kali pengujian yang dilakukan oleh operator yang sama dan bahan yang sama seharusnya tidak berbeda lebih dari 10,5 % (d2s) dari rata-rata dua basil tersebut dan uji indeks aktivitas kekuatan 2 kali pengujian di laboratorium yang berbeda dengan bahan yang sama seharusnya tidak berbeda lebih dari 12,7 % (d2s) dari rata-rata dua hasil tersebut.

    Tabel 1 Perkiraan Ketelitian Dalam Dan Di antara Laboratorium Untuk

    C 114 Memakai Metode Analisis Abu Terbang

    Keterangan :

    W/L : dalam lingkup kegiatan laboratorium

    B/L : di antara kegiatan sesama laboratorium

    1 s : satu kali pengujian dengan satu orang operator atau satu kali pengujian di beberapa laboratorium terhadap bahan dan umur yang sama.

    d2s : dua kali pengujian dengan satu orang operator atau dua kali pengujian di laboratorium yang berbeda terhadap bahan yang sama.

    2) analisis kimia

    (1) ketelitian - dalam lingkup kegiatan laboratorium (W / L ) dan di antara kegiatan sesama laboratorium (R/L) perkiraan standar deviasi dan perkiraan perbedaan maksimum diharapkan di antara penetapan duplo 95% dari perbandingan yang disimpulkan pada tabel 1.

    (2) penyimpangan-penyimpangan yang nyata secara statistik ditemukan

    dalam perhitungan CaO dan MgO. 3 Cara pengujian 3.1 Cara pengambilan contoh

    Pengambilan contoh mineral pencampur dapat dilakukan dengan salah satu metode

  • SNI 03-6863-2002

    5 dari 13

    berikut ini :

    1) dari ban berjalan ke tempat penyimpanan :

    (1) cara kutip - ambil sebuah contoh uji sebanyak 2 Kg atau lebih dari paling sedikit tiap-tiap 400 ton. Contoh uji akan terjamin apabila dilakukan dalam sekali pelaksanaan dan menggunakan alat pengambil contoh otomatis

    (2) cara komposit-gabungan beberapa bagian yang diambil dengan " selang waktu teratur;

    2) dari tempat penyimpanan di tempat pengeluaran - curahkan mineral pencampur secukupnya dari tempat pengeluaran untuk memperoleh contoh yang mewakili mineral pencampur. Hal ini ditentukan dengan cara membaca indikator yang diletakkan di atas mineral pencampur tepat di atas pintu pengeluaran scbelum pengeluaran dimulai. Ambil sebanyak 2 kg contoh dari paling sedikit 400 ton dengan salah satu metode seperti yang telah diuraikan dalam 3.1.1) cara kutip atau cara komposit;

    3) dari tempat penyimpanan dengan cara tabung pengambilan contoh - bila metode yang telah diuraikan dalam pasal 3.1.1.1 dan 3.2.2 tidak dilakukan, dan bila ketinggian mineral pencampur untuk diambil tidak lebih dari 3 m, dapatkan contoh uji dengan memasukkan tabung secara tegak lurus, hingga mencapai seluruh kedalaman dari mineral pencampur. Pengambilan contoh ini harus diambil dari titik pendistribusian yang merata untuk seluruh daerah penyimpanan;

    4) dalam hal contoh uji diambil dari truk atau mobil dimana mineral pencampur dikirimkan dari satu sumber'yang sama gabungkan contoh uji dari beberapa mobil atau truk untuk membentuk suatu contoh uji yang mewakili tidak lebih dari 400 ton. Bila contoh uji diambil dari suatu timbunan, ambil contoh uji timbunan tersebut dari titik pengambilan yang tersebar merata.

    3.2 Cara pengujian kimia

    1) umum

    (1) semua peralatan, pereaksi dan pelaksanaan teknik harus memenuhi persyaratan metode uji semen portland;

    (2) kemurnian air - kecuali ditentukan lain, seluruh air yang dipakai haruslah air suling atau air dengan kemurnian yang sama.

    2) kadar air

    (1) keringkan contoh uji yang telah ditimbang, sampai berat tetap dalam oven pada suhu 105-110C.

    (2) hitung persentase kadar air sampai mendekati 0,1% sbb :

    persentase kadar air = (A/B) x 100 ......................................1) Keterangan :

    A : berat yang hilang selama pengeringan, dan

    B : berat asal 3) hilang Pijar

    (1) tetapkan hilang pijar sesuai metode pengujian SNI 15-2049-1994

  • SNI 03-6863-2002

    6 dari 13

    (Semen Portland) kalau tidak sisa bahan dari penetapan kadar air dibakar sampai mencapai berat tetap dalam cawan porselein yang tidak tertutup, bukan cawan platina, pada 750 50C.

    (2) hitung persentase hilang pijar sampai mendekati 0,1 sbb :

    persentase hilang pijar = (A/B) x 100 ...................................2) Keterangan :

    A : berat yang hilang antara 105C dan 750 50C.

    B : berat contoh uji kering oven 4) SiIikon dioksida, Aluminium oksida, Besi oksida, Kalsium oksida, Magnesium

    oksida dan Sulfur trioksida tetapkan persentase oksida sesuai dengan metode pengujian SNI-15-2049-1994 untuk bahan yang mempunyai residu tidak larut lebih besar dari 1%. Metode cepat dan instrumental dapat digunakan cara yang sama dengan metode uji SNI-15-2049-1994.

    5) Kandungan Alkali

    (1) timbang 5 gram contoh uji dan 2 gram kapur padam pada selembar

    kertas timbang, campur dengan hati-hati dengan menggunakan spatel dan pindahkan ke sebuah botol plastik kecil yang mempunyai kapasitas kira-kira 25 ml. Tambahkan 10 ml air ke dalam campuran, tutup botol tersebut rapat-rapat dengan menggunakan pita perekat (untuk menjamin agar tidak terjadi kehilangan air pada pasta, letakan botol yang tertutup rapat tersebut pada wadah yang ditutup rapat, dan tambahkan air secukupnya sehingga menutupi dasar wadah tersebut dan ditutup rapat), campur dengan jalan mengocok sampai campuran menjadi homogen, dan simpan pada suhu 38 2 C.

    (2) buka botol tesebut setelah 28 hari dan pindahkan isinya ke dalam

    sebuah cawan yang mempunyai kapasitas 250 ml. Pisahkan dan tumbuk kueh dengan menggunakan alat penumbuk, jika perlu tambahkan sedikit air, sehingga terbentuk bubur yang merata. Bila perlu botol plastik dapat dipecahkan dan lepaskan plastik dari kueh. Dalam beberapa hal, perlu kehati-hatian untuk menghindari hilangnya bahan dan pada waktu memindahkan bahan padat dari pecahan botol tersebut jika kueh terlalu keras untuk dipecahkan, gerus dalam cawan, gunakan alat penumbuk. Tambahkan air secukupnya sampai volumenya 200 ml. Biarkan selama 1 jam pada temperatur kamar sambil sering diaduk. Saring melalui kertas saring yang berukuran medium ke dalam sebuah labu ukur yang berkapasitas 500 ml. Cuci langsung dengan air panas (delapan s/d sepuluh kali).

    (3) netralkan dengan larutan HCl (1+3), dengan menggunakan 1-2 tetes larutan phenolphthalien sebagai indikator. Tambahkan lagi 5 ml HCl (1+3). Dinginkan larutan pada temperatur kamar dan isi labu ukur sampai tanda batas dengan air suling. Tetapkan banyaknya Natrium dan Kalsium oksida dalam larutan dengan menggunakan cara kerja flame photometer, sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994 (Semen Portland) kecuali larutan standar harus dibuat mengandung 8 ml larutan

  • SNI 03-6863-2002

    7 dari 13

    Kalsium khlorida (CaCl2) per liter larutan standar, dan larutan yang telah dipersiapkan harus digunakan di tempat larutan semen. Larutan standar dibuat sampai mengandung 8 ml larutan Kalsium chlorida setara dengan 504 ppm CaO. Pengujian menunjukkan bahwa jumlah ini hampir mendekati jumlah Kalsium terlarut dalam larutan uji.

    (4) hitung hasilnya sebagai persentase berat dari berat contoh uji asli.

    Laporkan sebagai persentase kesetaraan Natrium oksida (Na2O), yang dihitung sebagai berikut :

    persentase kesetaraan

    Na20 = % Na20 + 0,658 x %, K20 ........................................................3)

    3.3 Cara pengujian fisik

    1) berat jenis

    tetapkan berat jenis contoh sesuai dengan metode uji SNI 15-1531-1991 (Metode Pengujian Berat Jenis Semen Porland) dengan menggunakan 50 g mineral pencampur sebagai pengganti 64 g semen ;

    2) kehalusan dengan menggunakan ayakan

    tetapkan banyaknya contoh yang tertinggal di atas ayakan No.325 (45m ) jika diayak basah sesuai dengan metode uji ASTM C 430 (Test Method for Fineness of Hydraulic Cement by the 45m (No. 325) sieve), kecuali jika menggunakan contoh abu terbang atau pozolan alam sebagai pengganti semen hidrolis. Metode uji C 430 telah diadopsi untuk pengujian kehalusan abu terbang, walaupun demikian, syarat-syarat tertentu seperti kalibrasi, pencucian dan interpretasi dari hasil-hasil uji kadang-kadang tidak cocok untuk abu terbang.

    3) penyusutan mortar

    (1) siapkan benda uji sesuai dengan metode uji ASTM C 157 (Test Method for Length Change of Hardened Hydraulic Cement Mortar and Concrete), kecuali jika membuat 3 buah mortar yang berbentuk bar untuk campuran kontrol dan campuran uji masing-masing menggunakan proporsi campuran sebagai berikut :

    (2) pelihara dan ukur benda uji pada umur 7 hari sesuai dengan metode uji ASTM C 157, kalau tidak dipelihara di ruang lembab (termasuk masa pemeliharaan di dalam cetakan), dan pembacaan komparator pada umur 24 1/2 jam diabaikan. Segera setelah melakukan pembacaan komparator pada akhir perawatan 7 hari di ruang lembab, simpan benda uji sesuai dengan metode uji C 157, dan setelah dibiarkan di udara terbuka selama 28 hari, lakukan pembacaan komparator untuk benda uji sesuai dengan metode uji ASTM C 157.

  • SNI 03-6863-2002

    8 dari 13

    (3) hitung penyusutan mortar, Si, sebagai berikut

    Si = St - Sc ......... 4) Keterangan :

    St : penyusutan rata-rata benda uji

    Sc : penyusutan rata-rata benda uji kontrol

    St dan Sc dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    Keterangan : S : penyusutan benda uji atau kontrol

    17 : perbedaan antara pembacaan komparator benda uji dengan rujukan pada umur 7 hari pemeliharaan di ruang lembab

    128 : perbedaan antara pembacaan komparator benda uji dan rujukan pada pengeringan. 28 hari

    l : panjang alat ukur benda uji 250 mm (4) laporkan hasil dengan ketelitian 0,01. Jika susut muai rata-rata benda uji

    kontrol lebih besar dari penyusutan rata-rata benda uji, letakkan tanda minus (-) di depan untuk penyusutan mortar bar.

    4) kekekalan bentuk

    laksanakan uji kekekalan bentuk sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994 kalau tidak benda uji dicetak dari suatu pasta dcngan komposisi 25 bagian berat mineral pencampur dan 100 bagian berat semen portland sesuai dengan spesifikasi yang sama

    5) gelembung udara pada mortar

    (1) Gunakan semen Portland type 1 atau 2 sesuai dengan spesifikasi SNI 15-2049-1994, siapkan campuran uji sesuai dengan metode uji ASTM C 185 (Test Method for Air Content of Hydraulic Cement Mortar), dengan proporsi sebagai berikut :

    (2) Gunakan larutan vinsol resin, larutan vinsol resin yang digunakan pada pengujian gelembung udara dalam mortar pada pasal ini boleh

  • SNI 03-6863-2002

    9 dari 13

    digunakan larutan vinsol resin yang telah dinetralkan dalam perdagangan atau larutan vinsol resin yang dinetralkan sesuai dengan spesifikasi ASTM C 226 (Spesification for Air-Entraining Additions for Use in the Manufacture Air Entraining Portland Cement) Jika perlu pengenceran gunakan air suling atau air bebas mineral. Mineral terlarut dalam air minum dapat mengendapkan endapan larutan vinsol resin dan sangat mengurangi sifat-sifat penggelembungan udaranya.

    (3) Siapkan 2 macam campuran uji dengan menggunakan vinsol resin yang

    telah dinetralkan secukupnya untuk menghasilkan kadar udara dari 15% sampai 18% dalam campuran pertama dan 1 8 % sampai 2 1 % dalam campuran ke 2. Kemudian tetapkan banyaknya penambahan vinsol resin, nyatakan sebagai persen berat dari semen, yang diperlukan untuk menghasilkan kadar udara 18.

    (4) Hitung kadar udara campuran uji sebagai berikut :

    kadar udara, % volume = 100 [ 1- (Wa/Wc) ] 6)

    Keterangan :

    Wa : berat mortar sebenarnya per satuan volume (g/mL)

    W : berat mortar yang telah ditetapkan 400 mL

    Wc : berat secara teoritis per satuan volume, dihitung berdasarkan bebas udara dan menggunakan nilai berat jenis dan jumlah bahan di dalam campuran (g/mL)

    P : persentase air pencampur ditambah larutan vinsol resin berdasarkan berat semen, dan

    D : berat jenis mineral pencampur di dalam campuran, Mg/ m3

    9) Indeks aktivitas kekuatan dengan semen Portland

    (1) Cetak benda uji dari campuran kontrol dan dari campuran uji sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994. Semen portland yang digunakan dalam uji indeks aktivitas kekuatan dan batas alkali harus sesuai dengan spesifikasi SNI 15-2049-1994. Dalam campuran uji, ganti 20% dari jumlah semen yang digunakan dalam campuran kontrol dengan berat yang sama dari contoh uji. Buat 6 buah kubus dari masing-masing campuran sbb:

  • SNI 03-6863-2002

    10 dari 13

    Karena spesifikasi ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete) menyatakan "indeks aktivitas kekuatan pada umur 7 hari atau 28 hari akan memenuhi spesifikasi" maka hanya satu umur saja yang diperlukan. Bila dikehendaki produsen atau pemakai setelah persiapan 6 kubus, hanya 3 buah kubus dari masing-masing campuran kontrol dan campuran uji yang diperlukan untuk pengujian 7 hari atau 28 hari.

    (2) Simpan benda uji dan cetakan (pada tempat yang datar) setelah pencetakan dalam ruang lembab atau lemari pada suhu 23 1,7C selama 20 sampai 24 jam. Pada waktu diruang lembab atau lemari, lindungi permukaan dari tetesan air. Keluarkan cetakan dari ruang lembab atau lemari kemudian keluarkan kubus dari cetakannya. Simpan kubus-kubus dalam air kapur jenuh sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994.

    (3) Tetapkan kuat tekan, sesuai dengan metode uji SNI 15-2049-1994, dari

    tiga buah benda uji campuran kontrol dan tiga buah benda uji campuran uji pada umur 7 hari atau 28 hari atau kedua-duanya tergantung pada banyaknya contoh yang dicetak.

    (4) Hitung indeks aktivitas kekuatan dengan semen portland sebagai berikut

    A / B x100 .......................................... 7) Keterangan

    A : kuat tekan rata-rata kubus campuran uji, MPa, dan

    B : kuat tekan rata-rata kubus campuran kontrol, MPa

    (5) Hitung jumlah air yang diperlukan untuk indeks aktivitas kekuatan

    dengan semen portland sebagai berikut :

    Keterangan :

    y = jumlah air yang diperlukan untuk campuran uji yang menghasilkan alir 5 dari alir kontrol

    7) keefektifan mineral pencampur dalam pengendalian reaksi alkali silika.

    tentukanpemuaian dari mortar yang telah dibuat dengan menggunakan mineral pencampur dan semen uji sebagai persentase pemuaian dari mortar yang telah dibuat dengan menggunakan semen alkali rendah sesuai dengan metode uji ASTM C 441 (Test Method for Effectiveness of Mineral Admixtures or Ground Blast-Furnace Slag in Preventing Excessive Expansion of Concrete Due to the Alkali-Silica Reaction) yang telah dimodifikasi dalam paragrap berikut ini;

    (1) Campuran kontrol dibuat sesuai dengan metode uji ASTM C 441 kalau

  • SNI 03-6863-2002

    11 dari 13

    tidak semen kontrol harus mempunyai kandungan alkali (sebagai Na2O) lebih kecil dari 0,06 %. Umumnya semen kontrol harus mempunyai kandungan alkali sebagai Na20 antara 0,50% dan 0,60% tetapi jika diinginkan untuk menunjukkan kesetaraan dapat digunakan semen kontrol yang mempunyai kadar alkali lebih rendah.

    (2) Campuran uji yang menggunakan mineral pencampur.

    Pada umumnya, semen uji ini mempunyai kadar alkali sama dengan atau lebih besar dari yang telah digunakan dalam pekerjaan seharihari.

    (3) Simpan dan ukur benda uji sesuai dengan metode uji SNI-03-0450-

    1989.( Cara Uji Sifat Alkali Reaktif Campuran Semen dengan Agregat Beton Memakai Metode Batang Adukan). Ukur panjang benda uji pada umur 1 hari dan 14 hari.

    4 Laporan hasil uji Laporan hasil uji harus memuat sekurang-kurangnya pernyataan sebagai berikut : 1) identifikasi dan analisis kimia mineral pencampur; 2) kadar alkali kontrol dan campuran semen uji dinyatakan dalam ekivalen alkali ( Na20 +

    0,658 K2O) ; 3) persentase berat mineral pencampur berdasarkan berat total semen ditambah berat

    mineral pencampur di dalam campuran uji; 4) pemuaian pada umur 14 hari dari campuran uji sebagai persentase dari campuran

    kontrol; 5) identitas laboratorium penguji; 6) tanda tangan, nama jelas,dari pelaksana pengujian; 7) tanda tangan, nama jelas, penanggungjawab pengujian; 8) cap resmi dari laboratorium penguji.

  • SNI 03-6863-2002

    12 dari 13

    Lampiran A

    Daftar Istilah

    cara kutip : grab method

    cara komposit : composite method

    pozolan alam : raw pozzolan

    pozolan buatan : calcined pozzolan

    pemuaian : expansion

  • SNI 03-6863-2002

    13 dari 13

    Lampiran B

    CONTOH LAPORAN HASIL PENGUJIAN