slow deep breathing exercise terhadap penurunan …eprints.ums.ac.id/71384/13/naspub awal bab di...

15
PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: NURISMA PRAMUDIANA J 120 150 059 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 14-Mar-2020

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN

SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

NURISMA PRAMUDIANA

J 120 150 059

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW

DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH PENDERITA HIPERTENSI

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

NURISMA PRAMUDIANA

J 120 150 059

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Isnaini Herawati, Ftr., MSc NIK.748

Page 3: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW

DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH PENDERITA HIPERTENSI

OLEH

NURISMA PRAMUDIANA

J120150059

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 23 Januari 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Isnaini Herawati, Ftr., M.Sc (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. dr. Siti Soekiswati, M.H (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Farid Rahman S.ST.FT., M.Or (…………....)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes NIK/NIDN : 786/06-1771-7301

Page 4: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. .

Surakarta, 23 Januari 2019

Penulis

NURISMA PRAMUDIANA J120150059

Page 5: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

1

PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH PENDERITA HIPERTENSI

Abstrak Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan keadaan seseorang mengalami tekanan darah yang konsisten berkisar antara 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit pembuluh darah. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian karena tingkat morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Penanganan fisioterapi yang diberikan oleh peneliti berupa brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise untuk menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan desain two group pre test and post test untuk mengetahui pengaruh pemberian brisk walking dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Responden yang diambil sebanyak 24 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling rentang usia 45-60 tahun yang dibagi menjadi kelompok perlakuan 1 yang diberikan slow deep breathing exercise dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise. Semua responden dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan spyghmomanometer. Hasil uji pengaruh menggunakan wilcoxon test pada kelompok perlakuan 2 diperoleh hasil p: 0,002 (p<0,05), sedangkan pada kelompok perlakuan 1 diperoleh hasil p: 0,005 (p<0,05), yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah sistolik setelah diberi perlakuan. Kemudian, hasil uji pengaruh pada kelompok perlakuan 1 dan 2 memperoleh hasil p: 0,002 (p<0,05) yang bearti ada pengaruh pada tekanan darah diastolik setelah diberikan perlakuan. Kesimpulan ada pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi di Posyandu Lansia Ngudi Waras, Tohudan.

Kata Kunci: Brisk Walking exercise, Hipertensi, Slow deep breathing exercise

Abstract Hypertension or known as high blood pressure is a condition of a person experiencing consistent blood pressure ranging from 140/90 mmHg. Hypertension is the main factor that can cause strokes, heart disease, kidney disease and vascular disease. This shows that hypertension is a health problem that needs attention because of its high morbidity and mortality. Handling of physiotherapy given by researchers in the form of brisk walking exercise and slow deep breathing exercise to reduce blood pressure in patients with hypertension.

Page 6: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

2

Therefore, a study was conducted to determine the effect of giving brisk walking exercise and slow deep breathing exercise to decrease blood pressure in patients with hypertension. The type of research used was quasi experimental with two group pre-test and post-test design to determine the effect of giving brisk walking and slow deep breathing exercise to decrease blood pressure in hypertensive patients. Respondents were taken as many as 24 people with the sampling technique using purposive sampling age range 45-60 years which was divided into groups of treatment 1 given slow deep breathing exercise and treatment group 2 given brisk walking exercise and slow deep breathing exercise. All respondents performed blood pressure measurements using a spyghmomanometer. The results of the effect test using Wilcoxon test in the treatment group 2 obtained the results of p: 0.002 (p <0.05), while in the treatment group 1 the results of p: 0.005 (p <0.05), which means there is an influence on systolic blood pressure after treated. Then, the results of the effect tests on the treatment groups 1 and 2 obtained the results of p: 0.002 (p <0.05) which meant that there was an effect on diastolic blood pressure after treatment. The conclusion is that there is the effect of giving a walking walking exercise and a slow deep breathing exercise can reduce blood pressure in hypertensive patients at the Ngudi Waras Elderly Health Center, Tohudan.

Keywords: Brisk Walking Exercise, Hypertension, Slow Deep Breathing Exercise

1. PENDAHULUAN

Tekanan darah menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung

untuk menggerakkan darah ke seluruh tubuh yang ditentukan oleh 2 faktor, yaitu

curah jantung dan tahanan perifer.Pengukuran tekanan darah menggunakan alat

Sphygmomanometer (Herawati dan Wahyuni, 2017). Hipertensi atau dikenal

dengan tekanan darah tinggi merupakan keadaan seseorang mengalami tekanan

darah yang konsisten berkisar antara 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor

utama yang dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan

penyakit pembuluh darah (Townsend, 2010).

Terapi hipertensi meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi

farmakologi menggunakan obat-obatan yang mengandung antihipertensive,

sedangkan terapi non-farmakologi untuk menurunkan tekanan darah salah satunya

latihan relaksasi dengan metode slow deep breathing (Janet & Gowri, 2017) serta

latihan aerobik berupa Brisk walking exercise yang direkomendasikan oleh

Page 7: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

3

European and American Hypertension Guidlines untuk menurunkan tekanan

darah (MA & Schiffrin, 2014).

2. METODE

Jenis penelitian menggunakan quasi experimental kepada kelompok perlakuan 1

dan 2 dengan desain pre test and post test two group design untuk melihat

pengaruh pada tekanan darah penderita hipertensi. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh anggota posyandu lansia ngudi waras , Tohudan yang berjumlah

156 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

sehingga jumlah sampel penelitian ini sebanyak 24 orang yang dibagi menjadi 2

kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 12 orang. Kelompok perlakuan 1

diberikan slow deep breathing exercise, sedangkan kelompok perlakuan 2

diberikan Brisk Walking Exercise dan slow deep breathing exercise.

Analisis data diuji normalitas dengan saphiro wilk dan uji pengaruh

dengan wilcoxon test, kemudian uji beda pengaruh menggunakan mann whitney

test. Uji pengaruh dikatakan berpengaruh jika p<0,05 dan tidak berpengaruh jika

P>0,05. Penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 20 untuk Windows.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Karakteristik berdasarkan usia

Tabel 1. Kriteria responden berdasarkan usia Usia0(Tahun) Frekuensi3 Persen Mean Min Max

49-50 3 12,5

56 49 60

51-52 1 4,17 53-54 2 8,33 55-56 9 37,5 57-58 1 4,17 59-60 8 33,3 Total 24 100

Page 8: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

4

Berdasarkan tabel 1 rata-rata usia responden adalah

56 tahun, kemudian rentang usia terbanyak yakni usia 55-56 tahun

dengan frekuensi 9 orang (37,5%), serta usia tertinggi responden

adalah 60 tahun (33,3%) dan usia terendahnya adalah 49 tahun

(12,5%).

3.1.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah

Tabel 2. Karakteristik berdasarkan tekanan darah Tekanan Darah (mmHg) Frekuensi Persen Min Max Mean Total

Sistolik

140-143 11 45,8

140 160 145

24

144-147 7 29,2 148-151 2 8,33 152-156 1 4,17 157-160 3 12,5 90-95 15 62,5

95 120 90 Diastolik

96-101 7 29,2 102-107 1 4,17 108-113 0 0 114-120 1 4,17

Berdasarkan hasil tabel 2, data tekanan darah sistolik

menunjukkan frekuensi terbanyak adalah 140 mmHg sebanyak 11

orang (45,8%), rata-rata 145 mmHg dan tekanan darah tertinggi

responden adalah 160 mmHg serta tekanan darah terendah

responden adalah 140 mmHg. Kemudian, data tekanan darah

diastolik menunjukkan frekuensi terbanyak pada rentang 90-95

mmHg sebanyak 15 orang (62,5%), dengan rata-rata 95 mmHg dan

tekanan darah tertinggi responden adalah 120 mmHg serta tekanan

darah terendah responden adalah 90 mmHg. Seseorang

dikategorikan hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90

mmHg (Suwarso, 2010).

Page 9: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

5

3.1.3 Uji Normalitas Data

Tabel 3. Uji normalitas data

Kelompok Nilai p

Pre

Keteran gan

Nilai p Post

Keterangan

Tekanan Darah

Sistolik

Perlakuan 1

0,002 Tidak Normal

0,011 Tidak Normal

Perlakuan 2

0,011 Tidak Normal

0,020 Tidak Normal

Tekanan Darah

Diastolik

Perlakuan 1

0,002 Tidak Normal

0,029 Tidak Normal

Perlakuan 2

0,002 Tidak Normal

0,017 Tidak Normal

Berdasarkan uji normalitas data menggunakan saphiro wilk

didapatkan nilai p<0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal.

3.1.4 Pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep

breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah penderita

hipertensi

Tabel 4. Uji pengaruh tekanan darah sistolik

Tekanan Darah Kelompok Test SD Mean Selisih

Mean Asymp

Sig6 7(2-

tailed)

Sistolik Perlakuan1 Pre 8,908 147,08 16,41 0,005

Post 9,374 131,67 Perlakuan

2 Pre 3,769 143,75 17,92 0,002

Post 6,337 125,83

Diastolik Perlakuan1 Pre 8,66 97,5 14,17 0,002

Post 7,785 83,33 Perlakuan

2 Pre 6,077 78,75 -14,58 0,002

Page 10: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

6

Berdasarkan hasil Wilcoxon Test diperoleh hasil statistik

pada kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 sistolik dan

diastolik diperoleh nilai p< 0,05, sehingga0dapat7disimpulkan

adanya0pengaruh pemberian BW exercise dan SDB exercise

terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi.

3.1.5 Perbedaan pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow

deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah

penderita hipertensi

Uji beda pengaruh menggunakan Mann Whitney Test

bertujuan untuk mengetahui0beda6pengaruh0antara kelompok

perlakuan 1 dan62.

Tabel 5. Uji beda pengaruh

Tekanan Darah Kelompok Mean Asymp Sig (2-Tailed)

Sistolik Perlakuan 1

16,667 0,42 Perlakuan 2

Diastolik Perlakuan 1 14,37 0,774 Perlakuan 2

Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil dengan nilai

p>0,050, yang artinya tidak ada beda pengaruh terhadap penurunan

tekanan darah penderita hipertensi.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Karakteristik berdasarkan usia.

Berdasarkan tabel 1 rata-rata usia responden adalah 56

tahun, kemudian rentang usia terbanyak yakni usia 55-56 tahun

dengan frekuensi 9 orang, serta usia tertinggi responden adalah 60

tahun dan usia terendahnya adalah 49 tahun. Menurut Widharto

(2007) dalam Raihan dan Erwin (2014), menyatakan bahwa setelah

umur 45 tahun, dinding arteri akan8mengalami9penebalan8karena

adanya0penumpukan0zat0kolagen0pada0lapisan0otot5sehingga7

Page 11: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

7

pembuluh darah akan berangsur-angsur0menyempit4dan5menjadi

kaku.

3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik

Berdasarkan hasil tabel 2, data tekanan darah sistolik

menunjukkan frekuensi terbanyak adalah 140 mmHg sebanyak 11

orang, rata-rata 145 mmHg dan tekanan darah tertinggi responden

adalah 160 mmHg serta tekanan darah terendah responden adalah

140 mmHg. Kemudian, hasil tabel 4.3, data tekanan darah diastolik

menunjukkan frekuensi terbanyak pada rentang 90-95 mmHg

sebanyak 15 responden, dengan rata-rata 95 mmHg dan tekanan

darah tertinggi responden adalah 120 mmHg serta tekanan darah

terendah responden adalah 90 mmHg. Seseorang dikategorikan

hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg (Suwarso,

2010).

3.2.3 Pengaruh penambahan BW Exercise pada SDB Exercise terhadap

penurunan0tekanan7darah penderita hipertensi

Berdasarkan uji wilcoxon test dapat dilihat pada tabel 4

dari hasil uji pada kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk

walking exercise dan slow deep breathing exercise diperoleh hasil

p : 0,002(p<0,05) yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah

sistoliknya setelah diberi perlakuan slow deep breathing exercise

dan brisk walking exercise. Hasil uji pengaruh pada tekanan darah

diastolik kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk walking

exercise dan slow deep breathing exercise diperoleh hasil p :

0,002(p<0,05) yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah

diastolik setelah diberikan brisk walking exercise dan slow deep

breathing exercise.

Latihan aerobik merupakan salah satu terapi non-

farmakologi yang direkomendasikan oleh European and American

Hypertension Guidlines untuk menurunkan tekanan darah (MA &

Schiffrin, 2014). Salah satu latihan aerobik adalah dengan

Page 12: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

8

menggunakan brisk walking exercise. Brisk walking exercise

merupakan salah satu bentuk jalan cepat yang memiliki manfaat

cukup0efektif0untuk meningkatkan0kapasitas0maksimal0jantung,

merangsang0kontraksi otot, pemecahan glikogen dan peningkatan

oksigen jaringan (Kowalski,52010).

Pemberian slow deep breathing exercise pada kelompok

perlakuan 2 yang bertujuan untuk relaksasi dan memiliki manfaat

untuk menurunkan kadar tekanan darah dan menjaganya agar tetap

stabil serta meningkatkan kualitas hidup penderita, yang jika

dilakukan secara terus menerus dapat menurunkan penggunaan

obat bagi penderita hipertensi, apabila dilakukan secara rutin (Janet

& Gowri, 2017).

Slow deep breathing exercise membantu dalam terjadinya

vasodilatasi pada pembuluh darah, selain itu juga dapat mereduksi

tension-anxietas serta membantu mengatasi kelelahan (Hayama &

Inoue, 2012) Slow deep breathing exercise akan meningkatkan

oksigen didalam darah, meningkatkan ventilasi pada paru dan

melepaskan hormon endorphin (Smeltzer & Bare, 2002).

3.2.4 Pengaruh pemberian SDB Exercise untuk menurunkan tekanan

darah penderita hipertensi

Berdasarkan uji wilcoxon test dapat dilihat pada tabel 4

dari hasil uji pada kelompok perlakuan 1 yang diberikan perlakuan

slow deep breathing exercise menunjukkan hasil p : 0,005

(p<0,05), yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah setelah

diberikan slow deep breathing exercise.Hasil uji pengaruh pada

tekanan darah diastolik yang diberikan slow deep breathing

exercise dengan wilcoxon test pada kelompok perlakuan 1

menunjukkan hasil p : 0,002 (p<0,05), yang berarti ada pengaruh

pada tekanan darah diastolik setelah diberikan slow deep breathing

exercise.

Page 13: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

9

Tujuan pemberian SDB Exercise yaitu untuk relaksasi dan

penurunan kadar tekanan darah (Janet & Gowri, 2017). Manfaat

dari pemberian SDB Exercise diantaranya dapat mempengaruhi

fungsi otonom dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin.

Neurotransmitter endorphin menyebabkan penurunan aktivitas

saraf simpatis, peningkatan saraf parasimpatis, peningkatan

relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas metabolisme (Tarwoto

,2012). Peningkatkan aktivitas baroreflex yang mengatur tekanan

darah, fisiologi refleks ini menyebabkan stimulasi karotis dan

baroreseptor arkus aorta, akhirnya menyebabkan penurnan aktivitas

simpatis dan meningkatkan kerja parasimpatis (Ingrid, 2010). hal

ini dapat memacu kekuatan kontraksi jantung serta diameter dari

pembuluh darah, meningkatkan kerja kardiovaskuler, serta dapat

menurunkan stres (Mohammed, Hanafy et al, 2013)

3.2.5 Perbedaan pengaruh pemberian slow deep breathing exercise dan

penambahan brisk walking exercise terhadap penurunan tekanan

darah penderita hipertensi.

Berdasarakan uji analisis pada tabel 5 dengan

menggunakan Mann Whitney Test menunjukan hasil p >0,050 pada

tekanan darah sistolik hasilnya 0,420 dan 0,774 pada tekanan darah

diastolik, yang artinya tidak ada beda pengaruh terhadap penurunan

tekanan darah penderita hipertensi. Menurut (Mirdha, Meena &

Mishra, 2015) menunjukkan adanya manfaat brisk walking

exercise dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan

tekanan darah.

4. Penutup

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

4.1.1. Ada pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing

exercise terhadap tekanan darah pada kelompok perlakuan 1 dan 2.

Page 14: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

10

4.1.2. Ada pengaruh pemberian slow deep breathing exercise terhadap

penurunan tekanan darah penderita hipertensi.

4.1.3. Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian brisk walking exercise dan

slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah

penderita hipertensi.

4.2.Saran

Berdasarkan0kesimpulan0dan keterbatasan peneliti diatas, peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

4.2.1. Keilmuan

Hasil dari penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai

informasi mengenai manfaat dari pemberian brisk walking exercise dan

slow deep breathing exercise untuk menurunkan tekanan darah

penderita hipertensi, sehingga diharapkan dapat dijadikan referensi

pengobatan hipertensi di masyarakat.

4.2.2. Peneliti lain

Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengontrol

konsumsi garam, aktifitas fisik, serta menggunakan peralatan yang

mumpuni sehingga mendapatkan hasil yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,0M.0R., Eswaramoorthi,0V.,0Musa,0R.0M.,0Maliki,0A.0B.0H.0M., 0Kosni,0N.0A.,0&0Haque,0M.0(2016).0The0Effectiveness0of0Aerobic0Exercises0at0difference0Intensities0of0Managing0Blood0Pressure0in0Essential0Hypertensive0Information0Technology0Officers.0Journal0of0Young0Pharmacists,08(4),0483–486.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC0

Berek,0P.0A.0L.,0Nurachmah,0E.,0&0Gayatri,0D.0(2015).0Effectiveness0Of0 Slow0Deep0Breathing0On0Decreasing0Blood0Pressure0In0Primary0 Hypertension0:0A0Randomized0Contrrolled0Trial0Of0Patients0In0Atambua0,0EastNusa0Tenggara, 1(2), 1–14

Hayama, Y., Inoue, T., 2012. The effects of deep breathing on ‘tension-anxiety’ and fatigue in cancer patients undergoing adjuvant chemotherapy. Complementary Therapies in Clinical Practice 18 : 94-98

Ingrid JMS, Abraham AK, Jürg S, et al. Novel Baroreflex Activation Therapy in Resistant Hypertension. JACC 2010;56(15):1254–8.

Page 15: SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN …eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di kiri.pdf3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik Berdasarkan

11

Isnaini Herawati, & Wahyuni. (2017). Pemeriksaan Fisioterapi. Surakarta: Muhammadiyah Universiy Press.

Janet, S., & Gowri, M. (2017). Effectiveness of Deep Breathing Exercise on Blood Pressure Among Patients With Hypertension, 8(1), 256–260.

Kowalski,0R.0E.0(2010).0Terapi0Hipertensi0:0Program0delapan0minggu0mengurangi0tekanan8darah0dan0mengurangi0risiko0serangan0jantung0dan0stroke0secara0alami.0Bandung:0Mizan0Pustaka.

MA, W., & Schiffrin, E.0(2014).0Clinical0Practice0Guidlines0for0the Management0of0Hypertension0in0the0Community0:0A0Statement0by0The0American0Society0of0Hypertension0and0The0International0Society0of00hypertension, 32(162).

Mirdha, M., & Mishra. (2015). Effects Of Walking and Relaxation Exercises on Controlling Hypertension, 7(8), 19595–19598.

Mohamed,0L.0A.0E.,0Hanafy,0N.0F.,0&0El-Naby,0A.0G.0A.0(2014).0Effect0Of Slow0Deep0Breathing0Exercise0on0Blood0Pressure0and0Heart0Rate0Among0Newly0Diagnosed0Patients0with0Essential0Hypertension. Journal of Education and Practice,05(4), 36–45.

Raihan, L., & Erwin. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi primer pada masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir, 1, 1–10.

Shakeshaft, J. (2012). 6 Breathing Excercise to Relax in 10 Minutes or Less. Tarwoto, Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.

Jakarta: Trans Info Medikal. Townsend, R. R. (2010). 100 Tanya Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi

(hipertensi). Jakarta: PT Indeks