slow deep breathing exercise terhadap penurunan …eprints.ums.ac.id/71384/13/naspub awal bab di...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN
SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
NURISMA PRAMUDIANA
J 120 150 059
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW
DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
NURISMA PRAMUDIANA
J 120 150 059
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Isnaini Herawati, Ftr., MSc NIK.748
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW
DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI
OLEH
NURISMA PRAMUDIANA
J120150059
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 23 Januari 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Isnaini Herawati, Ftr., M.Sc (……..……..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. dr. Siti Soekiswati, M.H (……………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Farid Rahman S.ST.FT., M.Or (…………....)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes NIK/NIDN : 786/06-1771-7301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. .
Surakarta, 23 Januari 2019
Penulis
NURISMA PRAMUDIANA J120150059
1
PENGARUH PEMBERIAN BRISK WALKING EXERCISE DAN SLOW DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI
Abstrak Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan keadaan seseorang mengalami tekanan darah yang konsisten berkisar antara 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit pembuluh darah. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian karena tingkat morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Penanganan fisioterapi yang diberikan oleh peneliti berupa brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise untuk menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan desain two group pre test and post test untuk mengetahui pengaruh pemberian brisk walking dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Responden yang diambil sebanyak 24 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling rentang usia 45-60 tahun yang dibagi menjadi kelompok perlakuan 1 yang diberikan slow deep breathing exercise dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise. Semua responden dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan spyghmomanometer. Hasil uji pengaruh menggunakan wilcoxon test pada kelompok perlakuan 2 diperoleh hasil p: 0,002 (p<0,05), sedangkan pada kelompok perlakuan 1 diperoleh hasil p: 0,005 (p<0,05), yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah sistolik setelah diberi perlakuan. Kemudian, hasil uji pengaruh pada kelompok perlakuan 1 dan 2 memperoleh hasil p: 0,002 (p<0,05) yang bearti ada pengaruh pada tekanan darah diastolik setelah diberikan perlakuan. Kesimpulan ada pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing exercise dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi di Posyandu Lansia Ngudi Waras, Tohudan.
Kata Kunci: Brisk Walking exercise, Hipertensi, Slow deep breathing exercise
Abstract Hypertension or known as high blood pressure is a condition of a person experiencing consistent blood pressure ranging from 140/90 mmHg. Hypertension is the main factor that can cause strokes, heart disease, kidney disease and vascular disease. This shows that hypertension is a health problem that needs attention because of its high morbidity and mortality. Handling of physiotherapy given by researchers in the form of brisk walking exercise and slow deep breathing exercise to reduce blood pressure in patients with hypertension.
2
Therefore, a study was conducted to determine the effect of giving brisk walking exercise and slow deep breathing exercise to decrease blood pressure in patients with hypertension. The type of research used was quasi experimental with two group pre-test and post-test design to determine the effect of giving brisk walking and slow deep breathing exercise to decrease blood pressure in hypertensive patients. Respondents were taken as many as 24 people with the sampling technique using purposive sampling age range 45-60 years which was divided into groups of treatment 1 given slow deep breathing exercise and treatment group 2 given brisk walking exercise and slow deep breathing exercise. All respondents performed blood pressure measurements using a spyghmomanometer. The results of the effect test using Wilcoxon test in the treatment group 2 obtained the results of p: 0.002 (p <0.05), while in the treatment group 1 the results of p: 0.005 (p <0.05), which means there is an influence on systolic blood pressure after treated. Then, the results of the effect tests on the treatment groups 1 and 2 obtained the results of p: 0.002 (p <0.05) which meant that there was an effect on diastolic blood pressure after treatment. The conclusion is that there is the effect of giving a walking walking exercise and a slow deep breathing exercise can reduce blood pressure in hypertensive patients at the Ngudi Waras Elderly Health Center, Tohudan.
Keywords: Brisk Walking Exercise, Hypertension, Slow Deep Breathing Exercise
1. PENDAHULUAN
Tekanan darah menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung
untuk menggerakkan darah ke seluruh tubuh yang ditentukan oleh 2 faktor, yaitu
curah jantung dan tahanan perifer.Pengukuran tekanan darah menggunakan alat
Sphygmomanometer (Herawati dan Wahyuni, 2017). Hipertensi atau dikenal
dengan tekanan darah tinggi merupakan keadaan seseorang mengalami tekanan
darah yang konsisten berkisar antara 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor
utama yang dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan
penyakit pembuluh darah (Townsend, 2010).
Terapi hipertensi meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi
farmakologi menggunakan obat-obatan yang mengandung antihipertensive,
sedangkan terapi non-farmakologi untuk menurunkan tekanan darah salah satunya
latihan relaksasi dengan metode slow deep breathing (Janet & Gowri, 2017) serta
latihan aerobik berupa Brisk walking exercise yang direkomendasikan oleh
3
European and American Hypertension Guidlines untuk menurunkan tekanan
darah (MA & Schiffrin, 2014).
2. METODE
Jenis penelitian menggunakan quasi experimental kepada kelompok perlakuan 1
dan 2 dengan desain pre test and post test two group design untuk melihat
pengaruh pada tekanan darah penderita hipertensi. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh anggota posyandu lansia ngudi waras , Tohudan yang berjumlah
156 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
sehingga jumlah sampel penelitian ini sebanyak 24 orang yang dibagi menjadi 2
kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 12 orang. Kelompok perlakuan 1
diberikan slow deep breathing exercise, sedangkan kelompok perlakuan 2
diberikan Brisk Walking Exercise dan slow deep breathing exercise.
Analisis data diuji normalitas dengan saphiro wilk dan uji pengaruh
dengan wilcoxon test, kemudian uji beda pengaruh menggunakan mann whitney
test. Uji pengaruh dikatakan berpengaruh jika p<0,05 dan tidak berpengaruh jika
P>0,05. Penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 20 untuk Windows.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Karakteristik berdasarkan usia
Tabel 1. Kriteria responden berdasarkan usia Usia0(Tahun) Frekuensi3 Persen Mean Min Max
49-50 3 12,5
56 49 60
51-52 1 4,17 53-54 2 8,33 55-56 9 37,5 57-58 1 4,17 59-60 8 33,3 Total 24 100
4
Berdasarkan tabel 1 rata-rata usia responden adalah
56 tahun, kemudian rentang usia terbanyak yakni usia 55-56 tahun
dengan frekuensi 9 orang (37,5%), serta usia tertinggi responden
adalah 60 tahun (33,3%) dan usia terendahnya adalah 49 tahun
(12,5%).
3.1.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah
Tabel 2. Karakteristik berdasarkan tekanan darah Tekanan Darah (mmHg) Frekuensi Persen Min Max Mean Total
Sistolik
140-143 11 45,8
140 160 145
24
144-147 7 29,2 148-151 2 8,33 152-156 1 4,17 157-160 3 12,5 90-95 15 62,5
95 120 90 Diastolik
96-101 7 29,2 102-107 1 4,17 108-113 0 0 114-120 1 4,17
Berdasarkan hasil tabel 2, data tekanan darah sistolik
menunjukkan frekuensi terbanyak adalah 140 mmHg sebanyak 11
orang (45,8%), rata-rata 145 mmHg dan tekanan darah tertinggi
responden adalah 160 mmHg serta tekanan darah terendah
responden adalah 140 mmHg. Kemudian, data tekanan darah
diastolik menunjukkan frekuensi terbanyak pada rentang 90-95
mmHg sebanyak 15 orang (62,5%), dengan rata-rata 95 mmHg dan
tekanan darah tertinggi responden adalah 120 mmHg serta tekanan
darah terendah responden adalah 90 mmHg. Seseorang
dikategorikan hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90
mmHg (Suwarso, 2010).
5
3.1.3 Uji Normalitas Data
Tabel 3. Uji normalitas data
Kelompok Nilai p
Pre
Keteran gan
Nilai p Post
Keterangan
Tekanan Darah
Sistolik
Perlakuan 1
0,002 Tidak Normal
0,011 Tidak Normal
Perlakuan 2
0,011 Tidak Normal
0,020 Tidak Normal
Tekanan Darah
Diastolik
Perlakuan 1
0,002 Tidak Normal
0,029 Tidak Normal
Perlakuan 2
0,002 Tidak Normal
0,017 Tidak Normal
Berdasarkan uji normalitas data menggunakan saphiro wilk
didapatkan nilai p<0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal.
3.1.4 Pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep
breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah penderita
hipertensi
Tabel 4. Uji pengaruh tekanan darah sistolik
Tekanan Darah Kelompok Test SD Mean Selisih
Mean Asymp
Sig6 7(2-
tailed)
Sistolik Perlakuan1 Pre 8,908 147,08 16,41 0,005
Post 9,374 131,67 Perlakuan
2 Pre 3,769 143,75 17,92 0,002
Post 6,337 125,83
Diastolik Perlakuan1 Pre 8,66 97,5 14,17 0,002
Post 7,785 83,33 Perlakuan
2 Pre 6,077 78,75 -14,58 0,002
6
Berdasarkan hasil Wilcoxon Test diperoleh hasil statistik
pada kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 sistolik dan
diastolik diperoleh nilai p< 0,05, sehingga0dapat7disimpulkan
adanya0pengaruh pemberian BW exercise dan SDB exercise
terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi.
3.1.5 Perbedaan pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow
deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah
penderita hipertensi
Uji beda pengaruh menggunakan Mann Whitney Test
bertujuan untuk mengetahui0beda6pengaruh0antara kelompok
perlakuan 1 dan62.
Tabel 5. Uji beda pengaruh
Tekanan Darah Kelompok Mean Asymp Sig (2-Tailed)
Sistolik Perlakuan 1
16,667 0,42 Perlakuan 2
Diastolik Perlakuan 1 14,37 0,774 Perlakuan 2
Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil dengan nilai
p>0,050, yang artinya tidak ada beda pengaruh terhadap penurunan
tekanan darah penderita hipertensi.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Karakteristik berdasarkan usia.
Berdasarkan tabel 1 rata-rata usia responden adalah 56
tahun, kemudian rentang usia terbanyak yakni usia 55-56 tahun
dengan frekuensi 9 orang, serta usia tertinggi responden adalah 60
tahun dan usia terendahnya adalah 49 tahun. Menurut Widharto
(2007) dalam Raihan dan Erwin (2014), menyatakan bahwa setelah
umur 45 tahun, dinding arteri akan8mengalami9penebalan8karena
adanya0penumpukan0zat0kolagen0pada0lapisan0otot5sehingga7
7
pembuluh darah akan berangsur-angsur0menyempit4dan5menjadi
kaku.
3.2.2 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Berdasarkan hasil tabel 2, data tekanan darah sistolik
menunjukkan frekuensi terbanyak adalah 140 mmHg sebanyak 11
orang, rata-rata 145 mmHg dan tekanan darah tertinggi responden
adalah 160 mmHg serta tekanan darah terendah responden adalah
140 mmHg. Kemudian, hasil tabel 4.3, data tekanan darah diastolik
menunjukkan frekuensi terbanyak pada rentang 90-95 mmHg
sebanyak 15 responden, dengan rata-rata 95 mmHg dan tekanan
darah tertinggi responden adalah 120 mmHg serta tekanan darah
terendah responden adalah 90 mmHg. Seseorang dikategorikan
hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg (Suwarso,
2010).
3.2.3 Pengaruh penambahan BW Exercise pada SDB Exercise terhadap
penurunan0tekanan7darah penderita hipertensi
Berdasarkan uji wilcoxon test dapat dilihat pada tabel 4
dari hasil uji pada kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk
walking exercise dan slow deep breathing exercise diperoleh hasil
p : 0,002(p<0,05) yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah
sistoliknya setelah diberi perlakuan slow deep breathing exercise
dan brisk walking exercise. Hasil uji pengaruh pada tekanan darah
diastolik kelompok perlakuan 2 yang diberikan brisk walking
exercise dan slow deep breathing exercise diperoleh hasil p :
0,002(p<0,05) yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah
diastolik setelah diberikan brisk walking exercise dan slow deep
breathing exercise.
Latihan aerobik merupakan salah satu terapi non-
farmakologi yang direkomendasikan oleh European and American
Hypertension Guidlines untuk menurunkan tekanan darah (MA &
Schiffrin, 2014). Salah satu latihan aerobik adalah dengan
8
menggunakan brisk walking exercise. Brisk walking exercise
merupakan salah satu bentuk jalan cepat yang memiliki manfaat
cukup0efektif0untuk meningkatkan0kapasitas0maksimal0jantung,
merangsang0kontraksi otot, pemecahan glikogen dan peningkatan
oksigen jaringan (Kowalski,52010).
Pemberian slow deep breathing exercise pada kelompok
perlakuan 2 yang bertujuan untuk relaksasi dan memiliki manfaat
untuk menurunkan kadar tekanan darah dan menjaganya agar tetap
stabil serta meningkatkan kualitas hidup penderita, yang jika
dilakukan secara terus menerus dapat menurunkan penggunaan
obat bagi penderita hipertensi, apabila dilakukan secara rutin (Janet
& Gowri, 2017).
Slow deep breathing exercise membantu dalam terjadinya
vasodilatasi pada pembuluh darah, selain itu juga dapat mereduksi
tension-anxietas serta membantu mengatasi kelelahan (Hayama &
Inoue, 2012) Slow deep breathing exercise akan meningkatkan
oksigen didalam darah, meningkatkan ventilasi pada paru dan
melepaskan hormon endorphin (Smeltzer & Bare, 2002).
3.2.4 Pengaruh pemberian SDB Exercise untuk menurunkan tekanan
darah penderita hipertensi
Berdasarkan uji wilcoxon test dapat dilihat pada tabel 4
dari hasil uji pada kelompok perlakuan 1 yang diberikan perlakuan
slow deep breathing exercise menunjukkan hasil p : 0,005
(p<0,05), yang berarti ada pengaruh pada tekanan darah setelah
diberikan slow deep breathing exercise.Hasil uji pengaruh pada
tekanan darah diastolik yang diberikan slow deep breathing
exercise dengan wilcoxon test pada kelompok perlakuan 1
menunjukkan hasil p : 0,002 (p<0,05), yang berarti ada pengaruh
pada tekanan darah diastolik setelah diberikan slow deep breathing
exercise.
9
Tujuan pemberian SDB Exercise yaitu untuk relaksasi dan
penurunan kadar tekanan darah (Janet & Gowri, 2017). Manfaat
dari pemberian SDB Exercise diantaranya dapat mempengaruhi
fungsi otonom dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin.
Neurotransmitter endorphin menyebabkan penurunan aktivitas
saraf simpatis, peningkatan saraf parasimpatis, peningkatan
relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas metabolisme (Tarwoto
,2012). Peningkatkan aktivitas baroreflex yang mengatur tekanan
darah, fisiologi refleks ini menyebabkan stimulasi karotis dan
baroreseptor arkus aorta, akhirnya menyebabkan penurnan aktivitas
simpatis dan meningkatkan kerja parasimpatis (Ingrid, 2010). hal
ini dapat memacu kekuatan kontraksi jantung serta diameter dari
pembuluh darah, meningkatkan kerja kardiovaskuler, serta dapat
menurunkan stres (Mohammed, Hanafy et al, 2013)
3.2.5 Perbedaan pengaruh pemberian slow deep breathing exercise dan
penambahan brisk walking exercise terhadap penurunan tekanan
darah penderita hipertensi.
Berdasarakan uji analisis pada tabel 5 dengan
menggunakan Mann Whitney Test menunjukan hasil p >0,050 pada
tekanan darah sistolik hasilnya 0,420 dan 0,774 pada tekanan darah
diastolik, yang artinya tidak ada beda pengaruh terhadap penurunan
tekanan darah penderita hipertensi. Menurut (Mirdha, Meena &
Mishra, 2015) menunjukkan adanya manfaat brisk walking
exercise dan slow deep breathing exercise terhadap penurunan
tekanan darah.
4. Penutup
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1. Ada pengaruh pemberian brisk walking exercise dan slow deep breathing
exercise terhadap tekanan darah pada kelompok perlakuan 1 dan 2.
10
4.1.2. Ada pengaruh pemberian slow deep breathing exercise terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi.
4.1.3. Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian brisk walking exercise dan
slow deep breathing exercise terhadap penurunan tekanan darah
penderita hipertensi.
4.2.Saran
Berdasarkan0kesimpulan0dan keterbatasan peneliti diatas, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
4.2.1. Keilmuan
Hasil dari penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai
informasi mengenai manfaat dari pemberian brisk walking exercise dan
slow deep breathing exercise untuk menurunkan tekanan darah
penderita hipertensi, sehingga diharapkan dapat dijadikan referensi
pengobatan hipertensi di masyarakat.
4.2.2. Peneliti lain
Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengontrol
konsumsi garam, aktifitas fisik, serta menggunakan peralatan yang
mumpuni sehingga mendapatkan hasil yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,0M.0R., Eswaramoorthi,0V.,0Musa,0R.0M.,0Maliki,0A.0B.0H.0M., 0Kosni,0N.0A.,0&0Haque,0M.0(2016).0The0Effectiveness0of0Aerobic0Exercises0at0difference0Intensities0of0Managing0Blood0Pressure0in0Essential0Hypertensive0Information0Technology0Officers.0Journal0of0Young0Pharmacists,08(4),0483–486.
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC0
Berek,0P.0A.0L.,0Nurachmah,0E.,0&0Gayatri,0D.0(2015).0Effectiveness0Of0 Slow0Deep0Breathing0On0Decreasing0Blood0Pressure0In0Primary0 Hypertension0:0A0Randomized0Contrrolled0Trial0Of0Patients0In0Atambua0,0EastNusa0Tenggara, 1(2), 1–14
Hayama, Y., Inoue, T., 2012. The effects of deep breathing on ‘tension-anxiety’ and fatigue in cancer patients undergoing adjuvant chemotherapy. Complementary Therapies in Clinical Practice 18 : 94-98
Ingrid JMS, Abraham AK, Jürg S, et al. Novel Baroreflex Activation Therapy in Resistant Hypertension. JACC 2010;56(15):1254–8.
11
Isnaini Herawati, & Wahyuni. (2017). Pemeriksaan Fisioterapi. Surakarta: Muhammadiyah Universiy Press.
Janet, S., & Gowri, M. (2017). Effectiveness of Deep Breathing Exercise on Blood Pressure Among Patients With Hypertension, 8(1), 256–260.
Kowalski,0R.0E.0(2010).0Terapi0Hipertensi0:0Program0delapan0minggu0mengurangi0tekanan8darah0dan0mengurangi0risiko0serangan0jantung0dan0stroke0secara0alami.0Bandung:0Mizan0Pustaka.
MA, W., & Schiffrin, E.0(2014).0Clinical0Practice0Guidlines0for0the Management0of0Hypertension0in0the0Community0:0A0Statement0by0The0American0Society0of0Hypertension0and0The0International0Society0of00hypertension, 32(162).
Mirdha, M., & Mishra. (2015). Effects Of Walking and Relaxation Exercises on Controlling Hypertension, 7(8), 19595–19598.
Mohamed,0L.0A.0E.,0Hanafy,0N.0F.,0&0El-Naby,0A.0G.0A.0(2014).0Effect0Of Slow0Deep0Breathing0Exercise0on0Blood0Pressure0and0Heart0Rate0Among0Newly0Diagnosed0Patients0with0Essential0Hypertension. Journal of Education and Practice,05(4), 36–45.
Raihan, L., & Erwin. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi primer pada masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir, 1, 1–10.
Shakeshaft, J. (2012). 6 Breathing Excercise to Relax in 10 Minutes or Less. Tarwoto, Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta: Trans Info Medikal. Townsend, R. R. (2010). 100 Tanya Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi
(hipertensi). Jakarta: PT Indeks