PELATIHAN KEBERSYUKURAN UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA SMA YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

PELATIHAN KEBERSYUKURAN

Adalah adalah program psikoedukasi yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan siswa SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional melalui pelatihan Kebersyukuran

Latar belakang masalah(UN masih menjadi hal yang menakutkan bagi siswa sekolah di Kab. Sleman)

Hasil survey CPMH (2010) Didapati data bahwa di kabupaten Sleman Yogyakarta 44, 9% siswa SMA Negeri berada pada tingkat kecemasan tinggi dalam menghadapi UN.Data dari dinas pendidikan dan olahraga kabupaten Sleman tahun ajaran 2012-2013Prosentase siswa yang tidak lulus UN tinggi sehingga menempatkan sekolah pada ranking yang rendah dibandingkan dengan SMAN yang lain dilingkungan kabupaten Sleman.

LATAR BELAKANG MASALAH(UN masih menjadi hal yang menakutkan bagi siswa sekolah di Kab. Sleman)Studi pendahuluan di sekolah menggunakan skala kesiapan menghadapi Ujian Nasional diadaptasi dari Thoomaszen (2013)Hasil studi menunjukkan bahwa dari 172 siswa, 29% siswa memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, 60% berada pada tingkat yang sedang dan 11% sisanya berada pada tingkat yang rendah.Studi pendahuluan juga mengungkap dampak kecemasan pada siswa, yaitu: Susah tidur dimalam hari, kesulitan untuk berkonsentrasi dengan pelajaran, menyalahkan proses pembelajaran yang ada disekolah

Menurut Lazarus (1990), kecemasan adalah emosi yang muncul terkait dengan bahaya, termasuk adanya keinginan untuk terlepas dan terhindar dari bahaya. Kondisi bahaya yang dimaksud adalah bahaya yang bersifat psikis, terkait dengan serangan terhadap identitas seseorang.

Maher (dalam Calhoun dan Acocella, 1990) menjelaskan reaksi yang muncul akibat kecemasan ada tiga hal yaitu:Reaksi emosional, berupa perasaan takut yang kuat dan disadariKognitif, berupa kebingungan, sulit berkonsentrasi dan sulit mengingat sesuatu Fisiologis, berupa manifestasi dari reaksi emosional dan kognitif yang berupa respon perilaku

Kecemasan yang berlebihan akan mempengaruhi kehidupan akademik siswa yang berakibat pada rendahnya motivasi siswa, kemampuan coping, strategi yang buruk dalam belajar, evaluasi diri yang negatif, kesulitan berkonsentrasi serta persepsi kesehatan yang buruk (Lewis, 1997; Aysan, Thomson, dan Hamarat, 2001)

Latar belakang solusiSelama ini siswa di sekolah sudah beberapa kali diberikan ceramah-ceramah motivasi dengan mendatangkan motivator dari luar, namun hasilnya tidak menunjukkan perubahan pada kecemasan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional.

Rancangan SolusiPengalaman emosi positif memperluas strategi pemecahan masalah (Fredrickson & Branigan, 2005) dan dapat membatalkan efek samping dari emosi negatif (Fredrickson, Mancuso, & Branigan, 2000).Syukur dikaitkan dengan berbagai hasil psikologis yang positif. Dibandingkan dengan orang yang kurang bersyukur, orang yang bersyukur melaporkan mengalami kebahagiaan yang lebih besar, harapan, kebanggaan (Overwalle, Mervielde, & DeSchuyter, 1995, suasana hati positif, optimisme, kepuasan hidup, vitalitas, religiusitas dan spiritualitas, dan mereka juga cenderung melaporkan lebih sedikit depresi dan iri hati (McCullough et al., 2002).

Kendler and Liu et al. (2003) kebersyukuran berhubungan dengan depresi, gangguan kecemasan menyeluruh, phobia, bulimia nervosa, ketergantungan nikotin, ketergantungan alkohol, dan penyalahgunaan obat2an.

Proses pembelajaran dalam pelatihan kebersyukuranDalam penelitian tersebut rasa syukur (grattitude) didefinisikan sebagai perasaan tiba-tiba dan langsung muncul karena adanya ganjaran atau penghargaan (McCullough, Tsang, Emmons, 2004).Watkins (2014) menyatakan bahwa untuk menciptakan rasa syukur dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan empat langkah, yaitu recounting, reflection, expression dan reappraisal.

Recounting merupakan penghayatan pada "kesenangan sederhana" sebaik mereka menghayati nikmat yang besar (Doty, Sparrow, Boetcher, & Watkins, 2010; Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003).Reflection, dengan refleksi sederhana terhadap kebaikan seseorang dalam situasi yang membuat kita bersyukur menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap afek positif.

Expression, kemampuan untuk mengungkapkan rasa syukur dalam bentuk tindakan (Seligman, et al., 2005)Reappraisal, Orang yang bersyukur memiliki kemampuan yang baik dalam menilai kembali peristiwa negatif, membantu individu untuk menutup kenangan yang menyakitkan, menurunkan afek negatif dan ingatan yang mengganggu ini (Watkins, Cruz, Holben, & Kolts, 2008).

LOKASIData dinas pendidikan Kab. Sleman tahun 2012/2013 menunjukkan bahwa dari total 17 SMA Negeri, SMAN Y berada pada ranking 16 berdasarkan jumlah nilai Ujian Nasional. IPA dengan 51 siswa tidak lulus atau 48,11% dari total 106 siswa. Sedangkan untuk jurusan IPS terdapat 33 siswa yang tidak lulus atau 38, 37% dari total 86 siswa.Pihak Pihak SMAN Y Sleman telah bersedia untuk memfasilitasi jalannya Program pelatihan.SUBJEKSiswa kelas XII SMA yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional yang memiliki tingkat kecemasan sedang hingga tinggi.METODE

METODEProsedur pemilihan subjekDilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: a) Rekruitmen, b) Seleksi, dan c) Penandatanganan Inform ConsentDesainKEO1XO2KKO1O2Untreated control group design with pretest and posttest (Cook & Campbell, 2002)

METODEPerlakuanBentuk manipulasi yang akan dilakukan berupa pelatihan kebersyukuran terhadap kelompok eksperimen.

INSTRUMEN PENELITIANSkala kecemasan menghadapi ujian nasional. Diadaptasi dari Thoomaszen (2013) yang disusun berdasarkan reaksi yang muncul akibat munculnya kecemasan dari Maher (dalam Calhoun dan Acocella, 1990), yaitu emosional, kognitif dan fisiologis.Modul program gratefulness adalah panduan untuk melaksanakan program pelatihan kebersyukuran dari Watkins (2014).

METODE

PROSEDUR PENELITIANTahap persiapan :Penyusunan Proposal PenelitianPelaksanaan Studi Pendahuluan PenelitianMengajukan izin dengan Pihak SMAN Y YogyakartaFGD METODE

Tahap PelaksanaanPemilihan Subyek PenelitianPre-test kecemasan menghadapi Ujian NasionalPelaksanaan Pelatihan KebersyukuranPost-test mengukur kecemasan menghadapi Ujian Nasional

METODEAnalisis DataAnalisis data terhadap subjek yang terpilih yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan anava campuran (mixed-design). Analisis data dengan anava campuran ditujukan untuk membandingkan skor kecemasan sebelum dan sesudah perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Azwar, 2008). Hasil analisis dengan anava campuran digunakan untuk menguji penurunan kecemasan siswa menghadapi UN sebagai pengaruh dari Pelatihan Kebersyukuran

TERIMAKASIH