slide group 3 module 3

15

Upload: aainaaroslan

Post on 14-Oct-2015

95 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

KELOMPOK 3Kasus 3. Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Lima dari 15 individu pekerja baru pada pabrik metal mengeluh adanya ruam yang terasa gatal pada tangan dan lengan bawah dalam 2 bulan sejak mulai bekerja.Kelima pekerja mempunyai riwayat atopi, dan pada pemeriksaan kulit menunjukkan bahwa kelimanya mengalami dermatitis kontak pada tangan bagian dorsal dan setengah lengan bawah bagian distal. Testing Patch pada pekerja dengan seri standar allergen dan baterai cairan metal adalah negatif. Diagnosis sementara adalah dermatitis kontak iritan (DKI) terhadap cairan metal, dan pengobatan simtomatis dimulai. Inspeksi tempat kerja adalah menunjukkan tangan dan lengan bawah pekerja sangat terkontaminasi dengan minyak mesin pemotongan dalam melakukan pekerjaannya.

DEFINISI PENYAKIT AKIBAT KERJAMenurut KEPRES RI No. 22 Tahun 1993 Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.Penyakit akibat kerja terjadi sebagai akibat dari pajanan faktor fisik, kimia, biologi ergonomi dan atau psiko-sosial di tempat kerja

ANALISA ETIOLOGI

MULTIFACTORZat kimia: minyak mesin pemotong

Mekanikal: laserasi, tekanan, abrasi, kontusi (memar, luka lecet)

Biologikal: Mikrokoorganisme, bakteri, parasit.

Fisik: Suhu ekstrem ( dingin/panas), UV radiasiKOMPONEN MINYAK MESIN PEMOTONGZat kimia, yang umumnyacairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangigaya gesekMencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerakMengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada sel-sel epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup (Health and Safety Executive, 2004).

APA ITU KONTAK DERMATITISPATOMEKANISME5ANAMNESIS TAMBAHANPERTANYAAN SARINGANApa jenis pekerjaan yang anda lakukan?Apakah anda pikir masalah kesehatan anda mungkin berhubungan dengan pekerjaan anda?Apakah gejala-gejala penyakit-penyakit yang anda rasakan berbeda pada saat anda bekerja dan di rumah?Apakah anda sekarang terpajan terhadap bahan kimia, debu, logam, radiasi, kebisingan atau pekerjaan berulang? Apakah anda pernah terpajan dimasa lalu dengan bahan kimia, debu, logam, radiasi, kebisingan atau pekerjaan berulang?Apakah teman kerja anda mengalami gejala yang sama?RIWAYAT PEKERJAAN

Job deskription / sifat pekerjaanJumlah jam kerja / shift WorkJenis dari hazard Pekerjaan sebelumnyaPekerjaan lainnyaPajanan domestikHobbyApakah ada pegawai lain yang menderita penyakit yang sama?

INFORMASI TAMBAHANKebiasaan merokok Keluhan yang sama pada pekerja lainnyaHubungan waktu antara pekerjaan dan gejala-gejalaTingkat pajanan Penggunaan APD (PPE)Cara-cara menangani bahan/zat6RIWAYAT KESEHATAN LAINNYARiwayat atopik dalam keluargaPenyakit alergi Penyakit kulit lain dan pengobatanKebarangkalian terdedah pada iritan di rumah

DIAGNOSIS KONTAK AKUTDERMATITISKONTAK KRONIK

ALERGEN YANG MENYEBABKAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJAPENGOBATAN PROGNOSISPrognosis baik pada individu non atopi dimana DKI didiagnosis dan diobati dengan baik. Individu dengan dermatitis atopi rentan terhadap DKI (Hogan, 2009). Bila bahan iritan tidak dapat disingkirkan sempurna, prognosisnya kurang baik, dimana kondisi ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multifaktor (Djuanda, 2003). KOMPLIKASIDKI meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topikal b. lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh Stafilokokus aureus c. neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis) bisa terjadi terutapa pada pekerja yang terpapar iritan di tempat kerjanya atau dengan stres psikologik d. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi pada area terkena DKI e. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi.

TINJAUAN MANAJEMEN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkala yang secara umum dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan secara tepat.

Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian tanggap darurat).Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).Hasil-hasil inspeksi.Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.Kinerja K3 kontraktor.Kinerja K3 pemasok.Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.

TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN PADA KASUS ININILAI AMBANG BATASNILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YAN DIPERKENANKAN

NILAI AMBANG BATAS GETARAN PEMAPARAN LENGAN DAN TANGANBEBERAPA CONTOH NAB ZAT KIMIAPENYEBAB PENYAKIT KULIT

UNDANG-UNDANGUndang-undang (UU) no.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerjayang salah satu isinya mengamanahkan agar dilakukannya pencegahan dan pengendalian suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan getaran.

UU ini mengamanahkan dilakukanya pencegahan dan pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Sesuai dengan Permenakertrans No. PER. 01/MEN/1976, seorang dokter perusahaan dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang ilmu higiene industri.