[slide 4] pencatatan transaksi

43
Dr. Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide 4 Pencatatan Transaksi 1

Upload: lekhanh

Post on 08-Dec-2016

244 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Dr. Dwi MartaniDepartemen Akuntansi FEUI

Slide 4Pencatatan Transaksi

1

Page 2: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

SistematikaPPh 21

(Pembayaran imbalan oleh

pemberi kerja)

PPh 22(Bendaharaw

an, impor dan barang

tertentu)

PPh 23(Penghasilan

atas aset, jasa,

kegiatan)PPh 24

(Penerimaan penghasilan

dari LN)

PPh 25(Pembayaran

angsuran)

PPh 29(Pembayaran

pajak di akhir tahun)

Penyajian Pajak dalam

Laporan Keuangan

2

Page 3: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 21

3

Page 4: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 21

Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja Jumlah yang ditanggung pemberi kerja

Menambah beban gaji. Jumlah yang ditanggung pegawai

Mengurangi kas yang diterima pegawai.

Jumlah komitmen pada pihak lain Diakui sebagai utang (misal pajak,

iuran pensiun, dan asuransi).

4

Page 5: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp 3.500.000,00, dengan iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00. Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan jika:

a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh perusahaan.

b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh pegawai.

c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan dibayarkan oleh perusahaan.

Ilustrasi 4.1 (1)(Iuran Pensiun)

5

Page 6: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.1 (2)(Iuran Pensiun)

6

a. Beban gaji 3,500,000 Beban tunjangan iuran pensiun 65,000

Kas 3,457,750 Utang iuran pensiun 65,000 Utang PPh 21 42,250

b. Beban gaji 3,500,000 Kas 3,457,750 Utang PPh 21 42,250

c. Beban gaji 3,500,000 Kas 3,392,750 Utang iuran pensiun 65,000 Utang PPh 21 42,250

Page 7: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar sendiri asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan penjurnalan?

Jawaban :

Ilustrasi 4.2(Iuran Asuransi)

7

Beban gaji 2,275,000 Beban tunjangan iuran pensiun 35,000

Kas 2,221,050 Utang iuran pensiun 35,000 Utang PPh 21 21,450 Utang asuransi kecelakaan 15,000 Utang asuransi kematian 17,500

Page 8: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang bersifat tidak berkesinambungan bagi akturaris yang secara insidental dipekerjakan oleh perusahaan. Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp 17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan penjurnalan?

Jawaban :

Ilustrasi 4.3(Imbalan Tidak

Berkesinambungan)

8

PPh 21 yang dipotong : 5% x 5% x 17.500.000: Rp 437.500,00

PencatatanBeban gaji 17,500,000

Kas 17,062,500 Utang PPh 21 437,500

Page 9: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing – masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok. Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2% dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950. Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?Jawaban :

Ilustrasi 4.4(Iuran Jamsostek)

9

Beban gaji 4,550,000 Beban tunjangan iuran pensiun 95,000 Beban tunjangan asuransi JKM 22,750 Beban tunjangan asuransi JKK 13,650 Beban tunjangan asuransi JHT 168,350

Kas 4,370,050 Utang iuran pensiun 150,000 Utang asuransi JKM 22,750 Utang asuransi JKK 13,650 Utang asuransi JKK 259,350 Utang PPh 21 33,950

Page 10: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 22

10

Page 11: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 22Bendaharawan Negara dan

Impor PPh 22 Dipungut Bendaharawan Negara

Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka.

PPN dan PPnBM tidak dicatat, namun bukti potongnya dimintakan untuk memperoleh restitusi pajak.

PPh 22 Atas Impor Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat

sebagai pajak dibayar dimuka. Untuk Bea Masuk dan PPnBM menjadi

penambah nilai persediaan.11

Page 12: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan barang sebesar Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang tersebut dikenai pemungutan PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan atas barang tersebut adalah Rp 115.000.000,00. Bagaimanakah CV. Pancala melakukan penjurnalan?

Jawaban :

Ilustrasi 4.5(Bendaharawan Negara)

12

Piutang dagang 170,000,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 30,000,000

Penjualan 200,000,000 Harga pokok penjualan 115,000,000

Persediaan 115,000,000

Page 13: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 36.000 (kurs KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya asuransi dan pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan ?Jawaban :

Ilustrasi 4.6 (1)(Impor)

13

PenghitunganCost 36,000 Insurance (7,5%) 2,700 Freight (2,5%) 1,800 CIF 40,500 Bea Masuk (10% CIF) 4,050 Bea Masuk lainnya 2,500 Nilai impor (DPP PPh 22, PPN, PPnBM) 47,050.00$ PPnBM (20% DPP) 9,410.00$ PPh 22 (2,5% DPP) 1,176.25$ PPN (10% DPP) 4,705.00$

Page 14: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.6 (2)(Impor)

14

Nilai persediaan dicatat : (47.050 + 9.410) x 9.100) 513,786,000 Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100 10,703,875 Nilai PPN masukan : 4.705 x 9.100 42,815,500

PenjurnalanPersediaan 513,786,000Pajak dibayar di muka PPh 22 10,703,875 PPN masukan 42,815,500

Kas 567,305,375

Page 15: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 22Industri Tertentu

Pihak Pemungut Mencatat penerimaan kas dan mengakui

utang pajak, sebab harus disetor ke kas negara.

Pihak yang Dipungut Mencatat pembayaran tersebut sebagai

pajak dibayar di muka pada saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya telah dipenuhi.

15

Page 16: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

CV. Talkandha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan plat baja untuk keperluan industri. Di suatu transaksi, perusahaan mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp 575.000.000,00, tidak termasuk PPN dan PPh 22 (tarif 0,3%), dengan harga pokok penjualan sebesar Rp 465.000.000,00. Bagaimana penjual dan pembeli melakukan pencatatan?Jawaban :

Ilustrasi 4.7(Industri Tertentu)

16

Penjual (CV. Talkandha)Piutang dagang 634,225,000

Penjualan 575,000,000 PPN keluaran 57,500,000 Utang PPh 22 1,725,000

Harga pokok penjualan 465,000,000 Persediaan 465,000,000

PembeliPersediaan 575,000,000 PPN masukan 57,500,000 Pajak dibayar di muka PPh 22 1,725,000

Utang dagang 634,225,000

Page 17: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 23

17

Page 18: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 23Tidak Final

Pihak Pemotong (Pihak yang Membayar) Mencatat utang pajak pada saat

pembayaran dilakukan. Pajak akan mengurangi kas yang diberikan

namun tidak mengurangi beban perusahaan.

Pajak yang dipotong akan disetorkan pada bulan berikutnya.

Saldo utang pajak di neraca Jumlah yang belum disetorkan.

Jika beban tidak dipungut pajak Beban tidak boleh menjadi pengurang.

Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pihak yang Menerima Pembayaran) Mencatat sebagai pajak dibayar di muka

pada saat pendapatan diakui. Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari

pendapatan yang diakui.

18

Page 19: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Fa. Kurusetra merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan produksi dengan menggunakan mesin yang sebagian di antaranya disewa dari pihak ketiga. Fa. Kurusetra melakukan pembayaran biaya sewa setiap bulan ketiga dan bulan kesembilan tahun berjalan untuk nilai sewa selama satu semester, sekaligus memotong PPh 23 dengan tarif 2%. Meski demikian, baik Fa. Kurusetra maupun perusahaan penyewa tetap melakukan pengakuan pendapatan dan beban untuk setiap bulan di pembukuan masing – masing. Jika nilai sewa per bulan adalah Rp 1.750.000,00, bagaimanakah penjurnalan dilakukan?

Ilustrasi 4.8 (1)(Sewa Aset)

19

Page 20: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.8 (2)(Sewa Aset)

20

Pemotong (Fa. Kurusetra)Utang sewa 3,500,000Beban sewa 1,750,000Sewa dibayar di muka 5,250,000

Kas 10,290,000Utang PPh 23 210,000

Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pemilik mesin)Kas 10,290,000Pajak dibayar di muka PPh 23 210,000

Piutang sewa 3,500,000Pendapatan sewa 1,750,000Pendapatan sewa diterima di muka 5,250,000

Page 21: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp 275,00 per lembar saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing – masing memiliki 100 lot saham. Atas pembayaran dividen dikenai pemotongan PPh 23 dengan tarif 15%. Bagaimana perusahaan dan masing – masing pemegang saham melakukan pencatatan saat pengumuman dan saat pembayaran?Jawaban :

Ilustrasi 4.9(Dividen)

21

Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)Saat Pengumuman Saat PengumumanLaba ditahan 137,500,000 Piutang dividen 20,625,000

Utang dividen 116,875,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116,875,000Utang PPh 23 20,625,000 Penghasilan dividen 137,500,000

Saat Pembagian Saat PembagianUtang dividen 116,875,000 Kas 116,875,000

Kas 116,875,000 Piutang dividen 116,875,000

Page 22: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 23Final

Pihak Pemotong Mencatat seperti dalam memperlakukan

pajak tidak final. Pihak yang Dipotong Pajaknya

Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:• Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.• Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.

Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem pembukuan.

Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan.

Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda antara kedua pendekatan.

22

Page 23: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

CV. Mahameru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemberian jasa perencanaan konstruksi sekaligus jasa konsultansi teknik. CV. Mahameru baru saja mengirimkan tagihan kepada Pemkab Maumere atas pemberian jasa senilai Rp 525.000.000,00. Atas tagihan tersebut, penghasilan yang berasal dari jasa perencanaan konstruksi dikenai PPh final senilai Rp 9.250.000,00 dan penghasilan yang berasal dari jasa konsultansi teknik dikenai PPh 23 sebesar Rp 1.250.000,00. Bagaimanakah CV. Mahameru melakukan pencatatan berdasar metode Gross atau Net? Berapakah tarif pajak efektif masing – masing?

Ilustrasi 4.10 (1)(Jasa Konstruksi)

23

Page 24: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.10 (2)(Jasa Konstruksi)

24

Metode GrossPiutang dagang 514,500,000Pajak dibayar di muka PPh Final 9,250,000Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000

Pendapatan jasa 525,000,000Tarif pajak efektif

: (9.250.000+1.250.000)/ 525.000.000 : 2%Metode NetPiutang dagang 514,500,000Pajak dibayar di muka PPh 23 1,250,000

Pendapatan jasa 515,750,000Tarif pajak efektif

:1.250.000/ 515.750.000 : 0,2424%

Page 25: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 24

25

Page 26: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 24 Saat menerima penghasilan dari LN,

pendapatan akan diakui sebesar seluruh pendapatan.

Pajak yang telah dibayar dianggap sebagai pajak dibayar di muka.

Saat akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan akan dibebankan, walaupun yang boleh dikreditkan mungkin lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan.

26

Page 27: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PT. Waranawata selama tahun pajak berjalan menerima pendapatan bruto dari dalam negeri sebesar Rp 885.000.000,00 dan pendapatan sewa dari luar negeri sebesar Rp 240.000.000,00 yang telah dikenai pajak penghasilan oleh otoritas setempat. Perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 525.000.000,00 terkait pendapatan yang diperolehnya di dalam negeri. Sebagai keterangan tambahan, perusahaan telah membayarkan sendiri angsuran PPh 25 sebesar Rp 62.500.000,00. Bagaimanakah PT. Waranawata melakukan penjurnalan saat penerimaan penghasilan dari LN dan di akhir tahun fiskal, jika:

a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 15%.

a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 25%.

a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 35%.

Ilustrasi 4.11 (1)(Penghasilan LN)

27

Page 28: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :Penghasilan netto DN = 885.000.000 - 525.000.000

= Rp 360.000.000,00Total penghasilan netto = 360.000.000 + 240.000.000

= Rp 600.000.000,00PPh badan sesuai Pasal 17 = 25% x 600.000.000

= Rp 150.000.000,00Batas kredit PPH 24 = 240.000.000/ 600.000.000 x 150.000.000

= Rp 60.000.000,00

Ilustrasi 4.11 (2)(Penghasilan LN)

28

Page 29: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.11 (3)(Penghasilan LN)

29

Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 15% x 240.000.000 : Rp 36.000.000,00

Kredit PPh 24 : Rp 36.000.000,00

PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 204,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000

Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 24 36,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 51,500,000

Page 30: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.11 (4)(Penghasilan LN)

30

Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 25% x 240.000.000 : Rp 60.000.000,00

Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00

PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 180,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000

Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 27,500,000

Page 31: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.11 (5)(Penghasilan LN)

31

Pajak yang telah dipotong di luar negeri: 35% x 240.000.000 : Rp 84.000.000,00

Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00

PenjurnalanSaat menerima penghasilan dari LNKas 156,000,000Pajak dibayar di muka PPh 24 84,000,000

Pendapatan sewa 240,000,000Saat akhir tahunBeban pajak kini 150,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 24 60,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 62,500,000Utang PPh 29 27,500,000

Untuk mencatat pajak LN yang belum dibebankanBeban pajak kini 24,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 24 24,000,000

Page 32: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 25

32

Page 33: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 25 Pencatatan angsuran pajak periode

berjalan dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Pembebanan akhir tahun Dicatat sebagai

pembayaran pajak di muka. Pembebanan langsung Dicatat sebagai

beban pajak kini. Kedua pendekatan akan mempengaruhi

jurnal pada akhir periode.

33

Page 34: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Fa. Ekacakra senantiasa melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan melakukan pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember tahun lalu Fa. Ekacakra membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan berdasar SPT tahun ini Fa. Ekacakra akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan. Bagaimanakah Fa. Ekacakra melakukan penjurnalan di setiap bulannya, dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan pembebanan langsung? Jawaban :

Ilustrasi 4.12(Angsuran Pajak)

34

Pendekatan pembebanan akhir tahun Pendekatan pembebanan langsungBulan Januari dan Februari Bulan Januari dan FebruariPajak dibayar di muka PPh 25 13,200,000 Beban pajak kini 13,200,000

Kas 13,200,000 Kas 13,200,000Bulan Maret - Desember Bulan Maret - DesemberPajak dibayar di muka PPh 25 15,750,000 Beban pajak kini 15,750,000

Kas 15,750,000 Kas 15,750,000

Page 35: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 29

35

Page 36: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

PPh 29 Pajak kurang (lebih) bayar akan dicatat

pada saat pembuatan jurnal penyesuaian pada akhir periode.

Kemungkinan status kewajiban pajak akhir tahun: Masih harus membayar sejumlah kas

tertentu, akibat beban pajak lebih dari kredit pajak. (Kondisi Pasal 29) Mencatat Utang PPh 29.

Memiliki kelebihan pembayaran pajak, akibat beban pajak kurang dari kredit pajak. (Kondisi Pasal 28) Mencatat pajak dibayar di muka.

Atas pajak dibayar di muka yang telah dicatat, dilakukan penutupan kemudian direlasifikasikan ke dalam beban pajak kini.

Beban pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan temporer yang muncul antara ketentuan fiskal dan pencatatan akuntansi.

36

Page 37: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

CV. Ijraba membukukan total penghasilan sebesar Rp 2.000.000.000,00 sepanjang tahun fiskal berjalan. Di dalam penghasilan tersebut, telah termasuk penghasilan dari luar negeri sebesar Rp 380.000.000,00 dan atasnya telah dikenakan pajak oleh otoritas setempat dengan tarif 30%. Berikut merupakan informasi terkait pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan oleh atau terhadap CV. Ijraba.

Memotong PPh 21 atas gaji pegawai WNI Rp 75.000.000,00

Memungut PPh 22 atas penjualan produk Rp 35.000.000,00

Dipungut PPh 22 oleh Ditjen Bea Cukai Rp 47.500.000,00

Memotong PPh 23 atas royalti Rp 63.500.000,00

Dipotong PPh 23 atas dividen Rp 24.500.000,00

Membayar PPh 25 sepanjang tahun Rp 165.000.000,00

Memotong PPh final atas sewa tanah Rp 55.000.000,00

Dipotong PPh final atas sewa bangunan Rp 40.000.000,00

Memotong PPh 26 atas gaji pegawai WNA Rp 25.000.000,00

Ilustrasi 4.13 (1)(Pajak Akhir Tahun)

37

Page 38: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jika CV. Ijraba melakukan pengakuan pajak dibayar di muka untuk setiap kewajibannya, bagaimanakah perjurnalan di akhir periode dilakukan?Jawaban :Penghasilan sewa bangunan yang dikenai PPh Final = 100%/ 5% x 20.000.000

= Rp 400.000.000,00Penghasilan Kena Pajak = 2.000.000.000 - 400.000.000

= Rp 1.600.000.000,00Baban pajak sesuai Pasal 17 = 25% x 1.600.000.000

= Rp 400.000.000,00Pajak yang telah dipotong atas penghasilan LN = 30% x 380.000.000

= Rp 114.000.000,00Batas kredit PPh 24= 380.000.000/ 1.600.000.000 x 400.000.000

= Rp 95.000.000,00

Ilustrasi 4.13 (2)(Pajak Akhir Tahun)

38

Page 39: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Jawaban :

Ilustrasi 4.13 (3)(Pajak Akhir Tahun)

39

PenjurnalanAtas utang pajak akhir tahunBeban pajak kini 400,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 22 47,500,000Pajak dibayar di muka PPh 23 24,500,000Pajak dibayar di muka PPh 24 95,000,000Pajak dibayar di muka PPh 25 165,000,000Utang PPh 29 68,000,000

Atas pajakyang belum dibebankanBeban pajak kini 69,000,000

Pajak dibayar di muka PPh 24 29,000,000Pajak dibayar di muka PPh Final 40,000,000

Page 40: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Penyajian Pajak dalam LK

40

Page 41: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Penyajian Pajak dalam LK Sebagai konsekuensi atas kewajiban

perpajakan, perusahaan secara umum akan mengakui komponen laporan keuangan yang terkait pajak yang meliputi: Utang pajak atas kewajiban memotong/

memungut pajak. Utang pajak atas kewajiban pajak

perusahaan yang masih harus dibayar (PPh 29).

Beban pajak kini (pajak dalam satu tahun fiskal).

Aset atau liabilitas pajak tangguhan atas perbedaan temporer ketentuan akuntansi dan fiskal.

Perusahaan dapat pula menghitung tarif pajak efektif atas penghasilan selama tahun berjalan.

41

Page 42: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

42

Page 43: [Slide 4] Pencatatan Transaksi

43

Dr. Dwi MartaniDepartemen Akuntansi FEUI

[email protected] atau [email protected]

081318227080/ 08161932935http:/staff.blog.ac.id/martani/

Terima Kasih