skripsi_lengkap

54
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN SKRIPSI UNIVERSITAS HASANUDDIN OKTOBER 2013 IDENTIFIKASI FAKTOR STRESSOR KERJA DAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI LAINNYA PADA GURU DI SMK SERI PERLING, JOHOR BAHRU, MALAYSIA DISUSUN OLEH : SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM C 111 08 773 PEMBIMBING : dr. Sultan Buraena, MS, SpOK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: imieyeleenahanum

Post on 03-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

legkap

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi_Lengkap

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN SKRIPSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN OKTOBER

2013

IDENTIFIKASI FAKTOR STRESSOR KERJA DAN FAKTOR RESIKO

HIPERTENSI LAINNYA PADA GURU DI SMK SERI PERLING, JOHOR

BAHRU, MALAYSIA

DISUSUN OLEH :

SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM

C 111 08 773

PEMBIMBING :

dr. Sultan Buraena, MS, SpOK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Skripsi_Lengkap

Abstrak BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

SKRIPSI, OKTOBER 2013

SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM

IDENTIFIKASI FAKTOR STRESOR KERJA DAN FAKTOR RESIKO

HIPERTENSI LAINNYA PADA GURU DI SMK SERI PERLING, JOHOR

BAHRU, MALAYSIA

viii + 38 halaman + 10 tabel + 4 lampiran

Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting yang mempunyai

angka prevalensi yang tinggi. Mengingat banyaknya penyakit yang ditimbulkan hipertensi

antara lain hipertrofi jantung dan gagal jantung maka sangatlah perlu mendapat perhatian

dalam upaya pencegahan hipertensi termasuk terhadap guru. Berdasarkan uraian ini maka

dibuatlah rumusan untuk mengidentifikasi faktor resiko hipertensi termasuk faktor stressor

kerja,umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan kebiasaan olahraga.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif, dilaksanakan pada 9-20 September 2013 di

Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling di Johor Bharu, Malaysia bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor stressor kerja dan faktor resiko hipertensi lainnya pada guru.

Sebanyak 90 responden sebagai sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan

metode consecutive sampling. Data hasil penelitian berupa data primer yang diperoleh dari

kuisioner. Data diolah denganMicrosoft Excel kemudian diketik dengan program komputer

Microsoft Word, disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.

Hasil Penelitian Prevalensi hipertensi pada guru SMK Seri Perling adalah sebanyak

18,3% bersamaan dengan 18 orang penderita. Dari 18 sampel yang mengalami

hipertensi didapatkan sebesar 16,7% perempuan dan sebanyak 23.9% adalah laki-laki. Dari

18 sampel yang mengalami hipertensi didapatkan 26,9% dengan riwayat keluarga, 25%

yang tidak berolahraga dan 17,3% dengan stress berat karena kuantitas kerja yang berlebih.

Saran: Institusi pendidikan dan bidang kesehatan diharapkan menkaji semula beban kerja

dan tugasan yang diberikan pada guru supaya sesuai dengan kemampuan kerja mereka.

Skrining hipertensi juga dianjurkan dilakukan di setiap sekolah atau secara berkala

terhadap guru di sekolah. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang

lebih banyak di beberapa sekolah lain untuk mengevaluasi faktor stressor kerja dan faktor

resiko lainnya pada guru secara menyeluruh.

Kata kunci: hipertensi, guru sekolah, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, olahraga,

stressor kerja

Page 3: Skripsi_Lengkap

Abstract PUBLIC HEALTH DEPARTMENT

MEDICAL FACULTY

HASANUDDIN UNIVERSITY

OCTOBER 2013

SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM

THE IDENTIFICATION OF WORK STRESS FACTOR AND OTHER RISKS

FACTOR OF HYPERTENSION AMONG TEACHERS IN SMK SERI PERLING,

JOHOR BAHRU, MALAYSIA

viii + 38 pages + 10 table + 4 attachments

Backgrounds: Hypertension is one of the health problem which have high

prevalence. Hypertension can cause a lot of other disease such as hypertrophy of

the heart and heart failure. Therefore, we need to prevent it from happening

including to the teachers. Based on this, the conclusion has been made to identify

the risk factor of hypertension which includes work stress, gender, family history

and work out habit.

Methods: This is a descriptive study, held on 9 to 20 September 2013 at Sekolah

Menengah Kebangsaan Seri Perling di Johor Bharu, Malaysia aims to identify work

stress factor dan other hypertension risk factor towards the teachers. A total of 90

respondents as the sample obtained using consecutive sampling method. Research

data in the form of primary data obtained by questionnaires. The data being

processed using Microsoft Excel and then typed by the computer program

Microsoft Word, are presented in tables along with the explanations.

Research Results: The prevalence of hypertension among teachers of SMK Seri

Perling was 18.3% (18 respondents). From that 18 respondents, 16.7% are female

and 23.9% are male. From that 18 respondents 26.9% with family history, 25% who

are not exercise regularly and 17.3% with severe stress level due to over workload.

Suggestions: Institution of education and health sector should do a revision towards

the workload and tasks given to the teachers so that it do not over burden them.

Health screening program should be done regularly at every school for both

students and teachers. Further research need to be done with bigger samples in few

schools in order to evaluate work stress factor and other hypertension risk factor for

better evaluation.

Keywords: hypertension, teachers, age, gender, family history, exercise, work stress

Page 4: Skripsi_Lengkap

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) dr. Sultan Buraena, MS,SpOK, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini;

2) Pihak Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia

yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;

3) Ibu saya Faridah Binti Mokhtar dan ayah saya Abd Halim Bin Abd Rahman

yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan

4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu. Semoga skripsi ini bias membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Makassar, Oktober 2013

Penulis

Page 5: Skripsi_Lengkap

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK,............................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum................................................................................. 2

1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi HIpertensi...................................................................4

2.2 Epidemiologi.................................................................................................... 6

2.3 Patofisiologi......................................................................................................7

2.4 Faktor Resiko…………………………………………………………………8

2.4.1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi………………………..8

2.4.2. Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi………………………………9

2.5 Penatalaksanaan.............................................................................................. 12

2.6 Kerangka Teori............................................................................................... 14

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Identifikasi Variabel………………............................................................... 15

3.1.1. Variabel Berdasarkan Peran dan Kedudukan…………………………15

3.1.2. Variabel Berdasarkan Skala Pengukuran……………………………..15

3.2 Definisi Operasional

3.2.1. Hipertensi…………………………………...………………………...17

3.2.2. Beban Kerja…………………………….……………………………..18

3.2.3. Umur…..................................................................................................19

3.2.4. Jenis Kelamin………….……………….……………………………...19

3.2.5. Suku/Bangsa………………………………...………………………....20

3.2.6. Riwayat Penyakit Keluarga…………….……………………………...21

3.2.7. Upaya Pencegahan Hipertensi……………....…………………………21

3.2.8. Upaya Pengobatan Hipertensi ...……….……………………………...22

3.2.9. Kebiasaan Olahraga/Beraktivitas ...……….…………...……………...22

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian............................................................................................ 24

Page 6: Skripsi_Lengkap

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................... 24

4.3 Populasi dan Sampel....................................................................................... 24

4.3.1. Populasi………………………………………………………………..24

4.3.2. Sampel………………………………………………………………....24

4.4 Kriteria Seleksi

4.4.1 Kriteria Inklusi................................................................................. 25

4.4.2 Kriteria Eklusi.................................................................................. 25

4.5 Cara Pengumpulan Data….............................................................................. 25

4.6 Pengolahan dan Penyajian Data...................................................................... 26

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Perolehan Data

5.1.1 Perolehan Data Hasil Penelitian……............................................ 27

5.1.2 Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling…………..... 27

5.1.3 Distribusi Subyek Menurut Suku/Bangsa………………............. 28

5.1.4 Distribusi Subyek Menurut Umur………………………………..28

5.1.5 Distribusi Subyek Menurut Jenis Kelamin………………………29

5.1.6 Distribusi Subyek Menurut Riwayat Keluarga…………………..29

5.1.7 Distribusi Subyek Menurut Aktivitas Olahraga………………….30

5.1.8 Distribusi Subyek Menurut Faktor Stresor Kerja………………...31

5.1.9 Distribusi Subyek Menurut Upaya Pencegahan Hipertensi……...32

5.1.10 Distribusi Subyek Menurut Upaya Pengobatan Hipertensi……...33

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Umur dan Jenis Kelamin Sebagai Faktor Resiko Hipertensi.......................... 34

6.2 Riwayat Keluarga............................................................................................ 35

6.3 Aktivitas Olahraga………………………………………………………...…35

6.4 Stress Kerja/Beban Kerja…………………………………………………….36

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan..................................................................................................... 37

7.2 Saran................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: Skripsi_Lengkap

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1.1 Perolehan Data Hasil Penelitian......................................................... 27

Tabel 5.1.2 Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling.......................... 27

Tabel 5.1.3 Distribusi Subyek Menurut Suku/Bangsa Menurut Kategori

Hipertensi........................................................................................... 28

Tabel 5.1.4 Distribusi Subyek menurut Umur sebagai Faktor Resiko Hipertensi.28

Tabel 5.1.5 Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin sebagai Faktor Resiko

Hipertensi……………………………………………………………29

Tabel 5.1.6 Distribusi Subyek menurut Riwayat Keluarga sebagai Faktor Resiko

Hipertensi……………………………………………………………29

Tabel 5.1.7 Distribusi Subyek menurut Aktivitas Olahraga sebagai Faktor Resiko

Hipertensi……………………………………………………………30

Tabel 5.1.8 Distribusi Subyek menurut Faktor Stresor Kerja sebagai Faktor

Resiko Hipertensi……………………………………………………31

Tabel 5.1.9 Distribusi Subyek menurut Upaya Pencegahan Hipertensi…………32

Tabel 5.1.10 Distribusi Subyek menurut Upaya Pencegahan Hipertensi……..…33

Page 8: Skripsi_Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting dalam pelayanan

kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka

panjang yang ditimbulkannya.1,2 Hipertensi juga dikenal sebagai faktor

etiologi utama yang menyumbang terhadap insidens penyakit

kardiovaskuler, serebrovaskuler, mobiditas dan mortilitas ginjal. Dengan

meningkatnya angka kejadian obesitas sebagai epidemik global, ini menjadi

sebagai suatu kesulitan buat tenaga kesehatan untuk mengontrol angka

kejadian hipertensi pada populasi sekarang.2,3,4,5

Prevalensi hipertensi bervariasi di seluruh dunia. Prevalensi

terendah didapatkan di India Utara yaitu 5,2% sedangkan prevalensi

tertinggi didapatkan di Poland yaitu 70,7%. Variasi tekanan darah juga

wujud didalam komunitas di negara yang sama tergantung perkembangan

ekonominya. Di negara dengan ekonomi yang sedang berkembang,

prevalensi hipertensi diantara 20% dan 50%.3

Di Amerika, sekitar 77,9 million (1 dari setiap 3) orang dewasa

menderita hipertensi. Data yang didapatkan dari NHANES 2007-2010

menunjukkan bahwa dari keseluruhan individu yang mengalami hipertensi,

81,5% menyadari bahwa mereka mengalaminya, 74,9% yang sedang dalam

pengobatan, 52,2% yang mempunyai hipertensi terkontrol dan 47,5%

adalah hipertensi yang tidak terkontrol. Didapatkan juga 69% pasien yang

mengalami serangan jantung buat pertama kalinya, 77% yang mengalami

serangan stroke juga buat pertama kali dan 74% yang menderita gagal

jantung kongestif mempunyai tekanan darah lebih dari 140/90 mm Hg.

Dianggarkan bahwa menjelang tahun 2030, prevalensi hipertensi akan

meningkat 7,2% dari estimasi tahun 2013.6

Berdasarkan suatu survei yang dijalankan terhadap prevalensi

hipertensi di Asia Pasifik, didapatkan bahwa 5-47% penderita hipertensi

adalah laki – laki dan 7-38% penderita hipertensi adalah wanita. Pada survei

Page 9: Skripsi_Lengkap

nasional ketiga yang dilakukan terhadap morbiditas dan kesehatan di

Malaysia, didapatkan bahwa 32,9% dari keseluruhan populasi adalah

penderita hipertensi.3,4,5

Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya

hipertensi baik yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak dapat

dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu riwayat

keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskuler dan umur (≥

45tahun pada laki – laki atau ≥ 55tahun pada wanita). Sedangkan faktor

resiko yang dapat dimodifikasi antara lain merokok, konsumsi alkohol,

aktivitas fisik yang kurang dan obesitas. Dalam studi yang dilakukan oleh

Framingham, 70% kasus baru hipertensi dikaitkan dengan komposisi lemak

tubuh yang berlebihan.7,8 Adapun faktor resiko stresor kerja merupakan

faktor resiko penyebab hipertensi yang biasanya ditemukan pada guru.

Apakah faktor resiko tersebut yang dapat menimbulkan hipertensi

pada seseorang khususnya pada guru wanita masih perlu diteliti. Oleh

karenanya, saya tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk

mengidentifikasi faktor stresor kerja dan faktor resiko lainnya yang dapat

menimbulkan hipertensi pada guru.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah: Apakah faktor stresor kerja dan faktor resiko

hipertensi lainnya pada para guru Sekolah Menengah Kebangsaan Seri

Perling, Johor Bahru, Malaysia?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi faktor stresor kerja sebagai faktor resiko

hipertensi pada para guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri

Perling, Johor Bahru, Malaysia

Page 10: Skripsi_Lengkap

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik faktor resiko hipertensi lainnya

pada para guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling,

Johor Bahru, Malaysia.

2. Untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada para guru di

Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,

Malaysia yang memiliki beban kerja yang berbeda.

3. Untuk mengetahui upaya pencegahan hipertensi pada para guru

di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,

Malaysia

4. Untuk mengetahui upaya pengobatan hipertensi pada para guru

di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,

Malaysia

1.4.Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada instansi pada tempat penelitian

tentang faktor stresor kerja dan faktor resiko lainnya yang dapat

menimbulkan hipertensi pada para guru di Sekolah Menengah

Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia

2. Memberikan informasi kepada guru tentang faktor resiko

hipertensi serta penanganannya.

3. Sebagai bahan ilmiah atau dasar bagi penelitian dimasa yang akan

datang.

4. Dapat menambah wawasan keilmuan, pengalaman dan

pengembangan diri peniliti dibidang penelitian.

Page 11: Skripsi_Lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi dan Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko yang menyebabkan

terjadinya penyakit jantung, gagal jantung, diseksi aorta, dan gagal ginjal.

Dimana, tekanan diastol menetap di atas 90 mmHg, dan tekanan sistol di

atas 140 mmHg. WHO dalam Junaedi (2010), memberikan gambaran suatu

batasan normal tekanan darah yaitu 140/90 mmHg dan tekanan darah di

atas itu dikatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi

merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang menyebabkan suplai

darah yang berisi oksigen dan nutrisi menjadi terhambat untuk sampai ke

jaringan tubuh sehingga mengakibatkan jantungb harus memompa darah

keseluruh tubuh dengan lebih kuat. Sedikit berbeda dengan apa yang

dikemukakan oleh Bustan (2009), bahwa hipertensi merupakan keadaan

peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang akan berlanjut

ke suatu organ target seperti stroke, penyakit jantung koroner dan hipertrofi

ventrikel kiri.9,10,11,12

Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-

95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila

tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut,

sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti

feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), sindroma

Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat

obat.10,11,12

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

(JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi

kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti

yang terlihat pada tabel 1 dibawah.12,13

Page 12: Skripsi_Lengkap

Tabel 2.1.1

Klasifikasi hipertensi menurut JNC 712,13

Selain JNC7, WHO juga mempunyai klasifikasi untuk hipertensi.

Klasifikasi hipertensi untuk orang dewasa menurut WHO seperti dalam

tabel 2,2

Tabel 2.1.2

Klasifikasi hipertensi menurut WHO (World Health

Organization)9

Page 13: Skripsi_Lengkap

Menurut Sustrani (2006), hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu

hipertensi esensial atau primer dan hipertensi renal atau hipertensi

sekunder.10,11,12,14,15,17

a. Hipertensi esensial (hipertensi primer)

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Merupakan hipertensi

yang belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi para ahli

berpendapat bahwa yang melatar belakangi hipertensi ini adalah karena

stress dan para pakar juga berkesimpulan bahwa terdapat hubungan antara

riwayat keluarga penderita hipertensi atau keturunan (genetik). Faktor lain

yang mungkin berperan adalah lingkungan, kelainan metabolisme intra

seluler, dan faktor yang meningkatkan terjadinya obesitas, konsumsi

alkohol, merokok dan kelainan darah. Junaedi (2010) menyebutkan

penyebab hipertensi esensial adalah karena kondisi masyarakat yang

banyak mengkonsumsi garam yang cukup tinggi lebih dari 6,8 gram per

hari dan juga faktor genetik.12,14,15

b. Hipertensi sekunder

Penyebab lain hipertensi selain dari faktor yang mengakibatkan

hipertensi esensial di atas, termasuk dalam hipertensi sekunder dimana

penyebab yang spesifiknya sudah dapat diketahui secara pasti, seperti

gangguan pada hormonal, penyakit jantung,diabetes, ginjal, penyakit

pembuluh darah, atau berhubungan dengan kehamilan. Jarang sekali

ditemukan kasus keganasan pada kelenjar adrenal.12,14,15

1) Kelainan ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, penyempitan arteri

renalis (ginjal), tumor ginjal, trauma pada ginjal, penyakit ginjal polikista

2) Kelainan hormon: diabetes mellitus / kencing manis,

hiperaldosteronisme, sindrom cussing, feokromositoma.

Page 14: Skripsi_Lengkap

3) Kelainan neurologist / syaraf: tumor otak

4) Obat-obatan: pil KB, kortekosteroid, siklosporin, eritropoitin, kokain,

penyalahgunaan alkohol, kayu manis ( dalam jumlah yang besar )

5) Lain – lain: koartraksi aorta (penyempitan arteri besar), kehamilan,

keracunan timbal akut, porfiria intermiten akut.

2.2.Epidemiologi

Sebagai gambaran umum, masalah hipertensi ditijau dari segi

epidemiologi adalah:

a. Tingkat prevalensi sebesar 6 – 15% pada orang dewasa. Sebagai suatu

proses penuaan, hipertensi tentu umumnya ditemukan pada orang tua.

Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi berdasarkann usia.

b. Sebagaian besar penderita tidak menyadari bahwa diri sebagai penderita

hipertensi, oleh karena itu cenderung penderita tidak berusaha merubah

gaya hidup yang dapat menyebabkan hipertensi bertambah parah.

c. Sebanyak 70% merupakan hipertensi ringan karena itu hipertensi banyak

diremehkan atau terabaikan sehingga menjadi ganas.

d. Sebesar 90% adalah hipertensi essential, mereka dengan hipertensi yang

tidak diketahui penyebabnya secara pasti sehingga menyulitkan untuk

mencari bentuk intervensi atau pengobatan yang sesuai.9

2.3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah.10,12

Page 15: Skripsi_Lengkap

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat

bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal

mengsekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal

mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons

vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan

penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.10,12

2.4.Faktor Resiko

Secara umum, faktor resiko terjadi hipertensi dibagi menjadi 2

(dua) yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang

tidak dapat dimodifikasi.15,16,17

2.4.1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

1) Jenis kelamin

Pada dasarnya tidak ada perbedan prevlensi antara wanita dan laki-

laki,akan tetapi wanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi

terserang penyakit hipertensi. Karena wanita yang belum menopause

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan aktif dalam peningkatan

kadar High Density Lipoprotein (HDL). HDL merupakan faktor yang

berperan penting dalam melindungi terjadinya arterosklerosis. Pada wanita

yang sudah mencapai umur 45 tahun ke atas maka sedikit demi sedikit

Page 16: Skripsi_Lengkap

hormon estrogen akan mengalami penyusutan baik kuantitas maupun

kualitasnya sehingga berdampak pada banyaknya kasus hipertensi pada

wanita. 15,16,17

2) Umur

Pertambahan umur seseorang sebanding dengan kenaikan tekanan

darah. Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas dari

pembuluh darah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan daya

untuk menyesuaikan diri dengan aliran darah (Wolff, 2008). Oleh karena

itu orang yang lebih tua akan lebih cenderung terkena penyakit hipertensi

dari pada orang yang berumur lebih muda. Hal ini diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2009) dengan judul: jFaktor-faktor

Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada

Lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009. Hipertensi

pada usia lebih lanjut harus ditangani lebih serius hal ini karena pada usia

lanjut terjadi penurunan fungsi organ seperti ginjal yang berperan aktif

dalam proses rennin angiotensin aldosteron, karena itu dosis obat harus

diberikan secara tepat. Menurut Susilo (2011), seiring dengan

bertambahnya usia kepekaan orang bertambah terhadap hipertensi.

Individu yang berumur lebih dari 60 tahun mempunyai tekanan darah yang

lebih besar dari orang lain sebesar 50% – 60% hal tersebut dikarenakan

degenerasi yang terjadi pada orang usia lanjut. 15,16,17

3) Keturunan

Menurut Junaedi (2010), genetik merupakan salah satu faktor yang

dapat memicu timbulnya hipertensi terlebih lagi hipertensi primer. Jika

kedua orang tua kita menderita hipertensi maka kemungkinan kita

terserang penyakit hipertensi adalah 60% dan apabila hanya salah satu dari

orang tua kita terserang hipertensi maka prevalensi kita untuk terserang

akan turun menjadi 25%. Adanya faktor genetik pada suatu keluarga akan

mengakibatkan keluarga tersebut mempunyi faktor keturunan yang sama

Page 17: Skripsi_Lengkap

berisiko terkena hipertensi. Sifat bawaan dari orang tua, kita warisi melalui

gen sehingga akan diwariskan kepada keturunannya. 15,16,17

2.4.2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

1) Obesitas

Obesitas merupakan salah satu ciri khas penderita hipertensi.

Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan

obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita

hipertensi dengan berat badan normal.4,5

Pada orang yang terlalu gemuk, tekanan darahnya cenderung

tinggi karena seluruh organ tubuh dipacu bekerja keras untuk memenuhi

kebutuhan energi yang lebih besar jantungpun bekerja ekstra karena

banyaknya timbunan lemak yang menyebabkan kadar lemak darah juga

tinggi, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Menurut Sustrani (2006),

cara mudah untuk mengetahui termasuk obesitas atau tidak yaitu dengan

mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT), Rumus untuk IMT adalah berat

badan (kg) dibagi dengan tinggi badan dikuadratkan (m2) . Adapun

kategori penilaian berat badan menurut IMT adalah :

a) IMT > 20 kg/m2 = berat badan kurang

b) IMT 20 – 24 kg/m2 = normal atau sehat

c) IMT 25 – 29 kg/m2 = gemuk atau kelebihan berat badan

d) IMT > 30 kg/m2 = sangat gemuk atau obesitas

2) Kebiasaan merokok

Rokok mempunyai beberapa pengaruh langsung yang

membahayakan jantung. Apabila pembuluh darah yang ada pada jantung

dalam keadaan tegang karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat

memperburuk keadaan tersebut. Merokok dapat merusak pembuluh darah,

menyebabkan arteri menyempit dan lapisan menjadi tebal dan kasar.

Nikotin, CO dan bahan lainnya dalam asap rokok terbukti merusak dinding

pembuluh endotel (dinding dalam pembuluh darah), mempermudah

Page 18: Skripsi_Lengkap

penggumpalan darah sehingga dapat merusak pembuluh darah perifer.

Keadaan paru-paru dan jantung mereka yang merokok tidak dapat bekerja

secara efisien (Soeharto, 2001). Penelitian Rahyani (2007) dengan judul

Faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada pasien yang berobat

dipoliklinik dewasa puskesmas bangking periode januari-juni

mendapatkan suatu hasil kesimpulan yaitu kejadian hipertensi banyak

dijumpai pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15

batang perhari. 15,16,17

3) Kebiasaan berolahraga

Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan

timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan

memudahkan timbulnya hipertensi (Arjatmo & Hendra, 2001). Kurang

berolahraga cenderung mengakibatkan tekanan darah menjadi lebih tingi

hal ini dikarenakan kurang berolahraga dapat meningkatkan berat badan.

Jalan kaki olahraga yang mudah dan murah juga memberikan manfaat yang

baik bagi jantung orang yang berjalan kaki 30 – 60 menit sehari dapat

menjaga jantung dan pembuluh darahnya. Riset di Oregon Health Science,

kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan

kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol

LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri.

Sebaiknya berolahraga dilakukan rutin dan sering dari pada dilakukan

secara tidak rutin (Beevers, 2002). Olahraga lebih banyak dihubungkan

dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga teratur dapat menurunkan

tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi turun dan

mengakibatkan otot jantung beradaptasi dengan suatu keadaan yang

mengharuskan kerja jantung lebih berat. 15,16,17

4) Minum Alkohol

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa alkohol mempunyai

efek yang buruk terhadap tubuh antara lain menyebabkan kerusakan pada

jantung dan organ tubuh, juga dapat mengakibatkan kerusakan pada

Page 19: Skripsi_Lengkap

pembuluh darah sehingga mengakibatkan hipertensi (Marliani, 2007).

Alkohol, peningkatan tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada

masyarakat mempunyai hubungan yang linier. 15,16,17

Diperkirakan 5 – 10% hipertensi yang terjadi di Amerika

disebabkan oleh karena alkohol. Alkohol akan mengurangi efektivitas obat

antihipertensi yang diminum dan hal ini akan berangsur-angsur membaik

efek supresornya sampai 1 atau 2 mingu setelah konsumsi alkohol

dikurangi hingga 80%.15,16,17

5) Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat memicu peningkatan tekanan darah oleh

karena itu perlu diketahui secara pasti efek samping dari obat yang

dikonsumsi. Bila obat tersebut dihentikan pada umumnya tekanan darah

akan berangsur-angsur turun. Beberapa jenis obat yang dapat memicu

peningkatan tekanan darah yaitu : pil KB, estrogen, obat batuk pilek yang

mengandung dekongestan, pil diet, dan obat anti radang non-steroid seperti

Ibuprofen. 15,16,17

6) Stress

Stress dapat memicu peningkatan aktifitas pada syaraf simpatis,

peningkatan ini yang kemudian dapat merangsang peningkatan darah yang

intermiten atau tidak tetap (Basha, 2004). Menurut Anggraini (2009), stress

juga akan memicu peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan curah

jantung dipacu dengan aktivitas syaraf simpatis. Adapun stress ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik

personal. 15,16,17

2.5. Penatalaksanaan

Menurut Junaidi (2010) penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu

:

a. Penatalaksanaan non-farmakologis

Page 20: Skripsi_Lengkap

Merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan yang

diterapikan untuk hipertensi. Pengobatan dengan cara ini penurunan

tekanan darah diupayakan melalui merubah kebiasaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya hipertensi antara lain:

1) Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk mengurangi berat

badan sampai batas ideal dengan cara diit yang diatur porsi makannya.

2) Mengurangi penggunaan garam sampai kurang dari 2-3 gram natrium

perhari atau 6 gram natrium klorida setiap harinya yang disertai dengan

asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup.

3) Membatasi konsumsi alkohol dan kopi

4) Melakukan olahraga secara teratur (tidak fluktuatif).

5) Berhenti merokok.

6) Managemen stress agar tidak terlalu mempengaruhi pikiran.

7) Berusaha membina hidup yang positif.

b. Penatalaksanaan farmakologis

Adalah pengobatan yang didasarkan pada obat-obat medis.

Pengobatan ini dilakukan pada hipertensi dengan tekanan sisitolik >140

mmHg, dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Perlu diingat pengobatan

farmakologis merupakan pengobatan jangka panjang bahkan mungkin

sampai seumur hidup. Berdasarkan U.S Departement Health and Human

Services (2004) pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut :

1) Normal, tekanan < 120 dan < 80 mmHg : tanpa ada perubahan gaya

hidup dan terapi.

2) Prehipertensi, tekanan darah 120 – 139 atau 80 – 89 mmHg : pola hidup

sehat dan tanpa terapi obat.

3) Hipertensi derajat 1, tekanan darah 140-159 / 90-99 mmHg : melalui

pola hidup sehat ditambah dengan 1 jenis obat anti hipertensi tipe diuretik

thiazide dan bisa dipertimbangkan ACE (angiotensin-converting enzym)

inhibitor, ARB (angiotensinreseptor bloker), beta-bloker, atau kombinasi.

Page 21: Skripsi_Lengkap

4) Hipertensi derajat 2, tekanan darah ≥160/100 mmHg dengan : pola hidup

sehat dan ditambah dengan dua atau lebih obat anti hipertensi tipe diuretic

thiazide atau ACE inhibitor, ARB, beta-bloker.

Dalam kacamata epidemiologi yang ditulis oleh Bustan (2007)

pengobatan hipertensi yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti :

menurunkan tekanan darah secara bertahap, mampu menurunkan darah

secara multifokal, berkhasiat untuk semua tingkatan hipertensi dan

melindungi organ vital, mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti

DM serta mengurangi faktor resiko penyakit jantung koroner, mengurangi

frekuensi dan beratnya serangan angina, memperbaiki fungsi ginjal dan

menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut, efek samping serendah

mungkin, dapat membuat jantung bekerja efisien dan melindungi dari

infrak serta tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup penderita seperti

mengantuk dan batuk.

Menurut Sanif (2009), beberapa obat yang digunakan dalam penanganan

hipertensi dengan farmakologis :

1) Diuretik

2) Aldosteron Antagonis

3) Thiazides

4) ACE inhibitor

5) Beta blocker

6) Calcium Channel blocker

Page 22: Skripsi_Lengkap

2.6.Kerangka Teori

Hipertensi

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:

-Jenis kelamin

-Umur

-Keturunan (Genetik)

Faktor yang dapat dimodifikasi

- Obesitas

- Merokok

- Kebiasaan Olahraga

- Konsumsi Alkohol

- Stress: Beban kerja, kelas sosial, ekonomi,

Page 23: Skripsi_Lengkap

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Identifikasi variabel

Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan maksud serta tujuan maka

disusunlah variabel sebagai berikut:

3.1.1. Variabel berdasarkan peran dan kedudukan:

1. Variabel Independent : Faktor resiko, yaitu: Stresor

khususnya, umur, keturunan, dan kebiasaan olaraga

2. Variabel dependent : Hipertensi

3.1.2. Variabel berdasarkan skala pengukuran:

1. Variabel nominal:

a. Jenis kelamin : Laki – laki

Hipertensi

Faktor Stressor:

-Pekerjaan

Faktor Resiko Lainnya:

- Umur

- Jenis kelamin

-Keturunan (RIwayat keluarga)

- Kebiasaan Olahraga

Page 24: Skripsi_Lengkap

Perempuan

b. Suku/Bangsa : Melayu

India

Cina

Lain - lain

c. Riwayat penyakit keluarga : Ada riwayat hipertensi

Tidak ada riwayat

hipertensi

d. Upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi : Ada

Tidak ada

2. Variabel ordinal:

a. Hipertensi: Tidak hipertensi

Prehipertensi

Hipertensi grade 1

Hipertensi grade 2

b. Kebiasaan Olahraga: Tidak pernah

Olahraga ringan

Olahraga sedang

Olahraga berat

c. Faktor stressor:Derajat stress sangat rendah

Derajat stress rendah

Derajat stress sedang

Derajat stress tinggi

3. Variabel interval

Umur: Usia <35tahun

Usia 35-45tahun

Usia >45tahun

Page 25: Skripsi_Lengkap

3.2.Definisi Operasional

3.2.1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi adalah apabila tekanan darah darah seseorang

tekanan sistoliknya 140mmHg atau lebih atau tekanan

diastoliknya 90mmHg atau lebih atau sedang mengkonsumsi

obat hipertensi.

b. Alat ukur

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sfigmomanometer air raksa yang telah distandardisasi, merek

Lotus tahun 2009. Stetoskop yang digunakan adalah stetoskop

merek Littmann tahun 2009.

c. Cara ukur

Subjek yang akan diperiksa sebelumnya duduk tenang

selamanya sekurangnya 5 menit. Pengukuran dilakukan pada

subjek dalam posisi duduk dengan kaki berpijak pada lantai

dengan lengan dalam keadaan relaks, disangga setinggi jantung.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan manset yang

melingkari minmal 80% dari lengan atas dan lear manset paling

sedikit 2/3 kali panjang lengan atas. Tekanan darah sistolik

adalah titik dimana bunyi pertama didengar dan tekanan darah

diastolic adalah titik sebelum bunyi menghilang.

d. Hasil ukur

Data yang diperoleh berupa data numerik, yaitu tekanan darah

sistolik/tekanan darah diastolik mmHg.

Klasifikasi berdasarkan JNC-VII:

1. Tidak hipertensi : tekanan sistol <120mmHg dan

tekanan diastol <80mmHg

Page 26: Skripsi_Lengkap

2. Prehipertensi : tekanan sistol 120-139mmHg atau

tekanan diastol 80-89 mmHg

3. Hipertensi grade 1 : tekanan sistol 140-159mmHg atau

tekanan diastol 90-99 mmHg

4. Hipertensi grade 2 : tekanan sistol >160mmHg atau

tekanan diastol >100 mmHg

3.2.2. Beban kerja

a. Definisi

Suatu interaksi antara kondisi kerja dengan karakteristik

pekerja yang menghasilkan tuntutan kerja yang melampaui

kemampuan pekerja.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Dinilai berdasarkan jawaban pengisian kuesioner yang

dijawab oleh subjek studi. Kuesioner ini berisi 30

pertanyaan, dimana subjek penelitian menjawab setiap

pertanyaan dengan memberi nilai skala 1-5 yang dianggap

paling tepat untuk menilai kondisi tersebut sebagai sumber

stress. Untuk pemberian skala 1 – 5 tersebut, adalah sebagai

berikut:

1. Bila kondisi yang diuraikan tidak menimbulkan

stress

2. Bila kondisi yang diuraikan jarang menimbulkan

stress

3. Bila kondisi yang diuraikan kadang menimbulkan

stress

4. Bila kondisi yang diuraikan sering menimbulkan

stress

Page 27: Skripsi_Lengkap

5. Bila kondisi yang diuraikan selalu menimbulkan

stress

Ditentukan berdasarkan faktor stress kerja yang tercantum

pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data kategorik, dengan penjumlahan skor total

menurut kelompok stresor kerja dibedakan sebagai berikut:

1. Total skor <10 : derajat stress sangat ringan

2. Total skor 10-14 : derajat stress ringan

3. Total skor 15-19 : derajat stress sedang

4. Total skor >=20 : derajat stress berat

3.2.3. Umur

a. Definisi

Usia penderita yang dihitung dari saat kelahiran sampai saat

dilakukan penelitian.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Umur ditentukan berdasarkan umur yang tercantum pada

kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data kategorik, yaitu umur (tahun),

kemudian diklasifikasikan:

1. Usia <35 tahun

2. Usia 35-45 tahun

3. Usia >45 tahun

Page 28: Skripsi_Lengkap

3.2.4. Jenis kelamin

a. Definisi

Identitas subjek berdasarkan organ reproduksi

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Jenis kelamin ditentukan berdasarkan jenis kelamin yang

tercantum pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:

1. Laki – laki

2. Perempuan

3.2.5. Suku/Bangsa

a. Definisi

Identitas subjek berdasaran suku keturunan

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Suku/bangsa ditentukan berdasarkan suku/bangsa yang

tercantum pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:

1. Melayu

2. India

Page 29: Skripsi_Lengkap

3. Cina

4. Lain – lain

3.2.6. Riwayat penyakit keluarga

a. Definisi

Riwayat anggota keluarga subjek (kakek/nenek, ayah/ibu,

paman/bibi) yang menderita hipertensi atau mengkonsumsi

obat hipertensi.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Ditentukan berdasarkan riwayat penyakit keluarga yang

tercantum pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:

1. Ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi

2. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi

3.2.7. Upaya pencegahan hipertensi

a. Definisi

Upaya atau usaha yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya hipertensi

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Page 30: Skripsi_Lengkap

Ditentukan berdasarkan upaya pencegahan hipertensi yang

tercantum pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:

1. Ada upaya pencegahan hipertensi

2. Tidak ada upaya pencegahan hipertensi

3.2.8. Upaya pengobatan hipertensi

a. Definisi

Upaya atau usaha yang dilakukan dan sarana yang digunakan

dalam pengobatan hipertensi untuk memastikan hipertensi

terkontrol.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Ditentukan berdasarkan upaya pencegahan hipertensi yang

tercantum pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:

1. Ada upaya pengobatan hipertensi

2. Tidak ada upaya pengobatan hipertensi

3.2.9. Kebiasaan Olahraga atau beraktivitas

a. Definisi

Kegiatan olahraga yang dilakukan minimal 1jam/minggu

b. Alat ukur

Page 31: Skripsi_Lengkap

Kuesioner

c. Cara ukur

Ditentukan berdasarkan kebiasaan olahraga yang tercantum

pada kuesioner.

d. Hasil ukur

Hasil ukur berupa data ordinal, dengan klasifikasi:

1. Tidak olahraga

2. Olahraga ringan

3. Olahraga sedang

4. Olahraga berat

Page 32: Skripsi_Lengkap

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor stressor kerja dan faktor

resiko lainnya yang dapat menimbulkan hipertensi pada guru di Sekolah

Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri

Perling, Johor Bahru, Malaysia dengan jumlah guru yang cukup besar

(90 orang). Waktu penelitian dimulai tanggal 9-20 September 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Guru yang bertugas di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri

Perling, Johor Bahru, Malaysia

4.3.2. Sampel

Guru yang bertugas di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri

Perling, Johor Bahru, Malaysia yang memenuhi kriteria pemilihan

inklusi dan eksklusi. Metode sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis

consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang secara

berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam

penelitian.18

4.4. Kriteria Seleksi

Kriteria seleksi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti yang mempunyai

Page 33: Skripsi_Lengkap

pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini pemilihan

sampel adalah berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi berikut;

1. Kriteria Inklusi:

a. Individu yang bertugas sebagai guru di Sekolah Menengah

Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru dengan masa kerja minimal 6

bulan

b. Berumur 25-55 tahun

2. Kriteria Eksklusi:

a. Subjek yang tidak bersedia ikut serta dalam penelitian

b. Subjek yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap,

meliputi: jenis kelamin, umur, aktivitas olahraga dan beban kerja.

4.5. Cara Pengumpulan Data

Data penelitian yang diambil berupa data primer yang diperoleh dari

pengukuran tekanan darah dan pengisian kuesioner. Dari hasil

pengukuran tekanan darah dan pengisian kuesioner diperoleh:

1. Data mengenai tekanan darah sistol dan diastol guru di Sekolah

Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru

2. Data mengenai jumlah penderita hipertensi pada guru di Sekolah

Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru

3. Data faktor resiko hipertensi seperti umur, jenis kelamin, riwayat

penyakit keluarga, kebiasaan olahraga dan stress kerja.

4. Data mengenai upaya pencegahan hipertensi yang diambil oleh

guru di

Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru

5. Data mengenai upaya pengobatan oleh guru di Sekolah Menengah

Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru yang mengalami hipertensi

Page 34: Skripsi_Lengkap

4.6.Pengolahan dan Penyajian Data

Data primer yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan

dikumpulkan menurut variabel dan kemudian akan diolah menggunakan

komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi secara

deskriptif.

Page 35: Skripsi_Lengkap

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1.Perolehan Data

Dari 90 orang guru yang diikutsertakan dalam penelitian ini didapatkan

78 orang yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sisanya sebanyak 5 orang

(5,5%) menolak dari mengikuti penelitian dan 7 orang (7,7%) tidak

memberikan kabar. Dari 78 responden, 7 orang yang tidak lengkap mengisi

kuesioner sehingga dihitung sebagai tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga

didapatkan sampel yang memenuhi kriteria yaitu 71 sampel.

Tabel 5.1.1. Perolehan Data Hasil Penelitian

No Uraian Jumlah

1 Jumlah Guru 90

- Menolak

- Tidak memberi kabar

5

7

2 Memenuhi kriteria 78

- Mengisi kuesioner tidak lengkap 7

3 Jumlah sampel 71

Tabel 5.1.2. Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling

Total Sampel Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

71 33 25 10 3

Prevalensi 46,5% 35,2% 14,1% 4,2%

Page 36: Skripsi_Lengkap

Dari tabel 5.1.2 menggambarkan prevalensi hipertensi pada guru

SMK seri perling dan dari tabel tersebut terlihat bahwa guru yang menderita

hipertensi sebanyak 18,3% yang terbagi atas hipertensi grade I sebanyak

14,1% dan hipertensi grade II sebanyak 4,2%.

Tabel 5.1.3. Distribusi Subyek menurut Suku/Bangsa menurut Kategori

Hipertensi

Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Melayu 30 (50%) 21 (35%) 7 (11,7%) 2 (3,3%) 60 (100%)

Cina 2 (50%) 1 (25%) 1 (25%) 0 4 (100%)

India 1 (14,3%) 3 (42,8%) 2 (28,6%) 1 (14,3%) 7 (100%)

Lain – lain 0 0 0 0 0

Dari tabel 5.1.3 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut

suku/bangsa sesuai kategori hipertensi. Dari 71 sampel didapatkan terdiri dari

tiga bangsa yaitu melayu, cina dan india dengan distribusi yang tidak sama

rata yaitu melayu sebanyak 60 orang (84,5%), cina sebanyak 4 orang (5,6%)

dan india sebanyak 7 orang (9,9%).

Tabel 5.1.4. Distribusi Subyek menurut Umur sebagai Faktor

Resiko Hipertensi

Umur Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

< 35 Tahun 5 (38,5%) 6 (46,6%) 2 (15,4%) 0 13 (100%)

35-45 Tahun 17 (54,7%) 12 (38,7%) 1 (3,3%) 1(3,3%) 31 (100%)

> 45 Tahun 11(40,7%) 7 (25,9%) 7 (25,9%) 2 (7,4%) 27 (100%)

Dari tabel 5.1.4 diatas memperlihatkan karakteristik umur sebagai

faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh yang berusia di bawah 35 tahun

Page 37: Skripsi_Lengkap

sebanyak 13 orang (18,3%), yang berusia 35 – 45 tahun sebanyak 31 orang

(43,7%) dan yang berusia lebih 45 tahun sebanyak 27 orang (38%).

Dari 13 orang yang berusia di bawah 35 tahun terdapat 2 orang

(15,4%) yang menderita hipertensi yang semuanya masuk dalam kategori

hipertensi grade I. Pada kelompok umur diantara 35 – 45 tahun ditemukan

sebanyak 2 orang (6,6%) yang menderita hipertensi yang terbagi atas

hipertensi grade I, yaitu sebanyak 1 orang (3,3%) dan hipertensi grade II,

sebanyak 1 orang (3,3%). Pada kelompok umur diatas 45 tahun didapatkan

9 orang (33,3%) yang menderita hipertensi dimana 7 orang (25,9%)

menderita hipertensi grade I dan 2 orang (7,4%) menderita hipertensi grade

II.

Tabel 5.1.5. Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin sebagai Faktor

Resiko Hipertensi

Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Perempuan 27

(50%)

18

(33,3%)

6

(11,1%)

3

(5,6%)

54

(100%)

Laki – laki 6

(35,3%)

7

(41,2%)

4

(23,5%)

0

(0,00%)

17

(100%)

Dari tabel 5.1.5 diatas memperlihatkan karakteristik jenis kelamin

sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel terdiri dari guru perempuan

sebanyak 54 orang (76,1%) dan guru laki – laki sebanyak 17 orang (23,9%).

Dari 54 orang guru perempuan didapatkan sebanyak 9 orang (16,7%) yang

menderita hipertensi yang terbagi atas hipertensi grade I sebanyak 6 orang

(11,1%) dan hipertensi grade II sebanyak 3 orang (5,6%). Sedangkan dari 17

orang (23,9%) guru laki – laki didapatkan 4 orang (23,5%) yang menderita

hipertensi dan semuanya adalah hipertensi grade I.

Page 38: Skripsi_Lengkap

Tabel 5.1.6. Distribusi Subyek menurut Riwayat Keluarga sebagai

Faktor Resiko Hipertensi

Riwayat

Keluarga

Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Tidak ada 7 (41,2%) 9 (52,9%) 1 (5,9%) 0 17 (100%)

Ada 9 (34,6%) 10 (38,5%) 5 (19,2%) 2 (7,7%) 26 (100%)

Tidak tahu 17(60,7%) 6 (21,4%) 4 (14,2%) 1 (3,5%) 28 (100%)

Dari tabel 5.1.6 diatas memperlihatkan karakteristik riwayat

keluarga sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 17 orang

(23,9%) tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi, 26 orang (36,6%)

memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dan 28 orang (39,4%) tidak

mengetahui adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.

Dari 17 orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan

hipertensi didapatkan 1 orang (5,9%) yang menderita hipertensi grade I.

Dari 26 orang yang ada riwayat keluarga dengan hipertensi didapatkan 7

orang (26,9%) yang menderita hipertensi, yaitu 5 orang (19,2%) dengan

hipertensi grade I dan 2 orang (7,7%) dengan hipertensi grade II. Dan dari

28 orang yang tidak mengetahui adanya riwayat hipertensi dalam keluarga

didapatkan 5 orang (17,7%) yang menderita hipertensi, yaitu 4 orang

(14,2%) dengan hipertensi grade I dan 1 orang (3,5%) dengan hipertensi

grade II.

Tabel 5.1.7. Distribusi Subyek menurut Aktivitas Olahraga sebagai

Faktor Resiko Hipertensi

Olahraga Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Tidak ada 17 (42,5%) 13 (32,5%) 8 (20%) 2 (5%) 40 (100%)

Ringan 7(41,2%) 7 (41,2%) 2 (11,8%) 1 (5,8%) 17 (100%)

Page 39: Skripsi_Lengkap

Sedang 9 (64,3%) 5 (35,7%) 0 0 14 (100%)

Berat 0 0 0 0 0

Dari tabel 5.1.7 diatas memperlihatkan karakteristik aktivitas

olahraga sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 40 orang

(56,3%) yang tidak berolahraga dan didapatkan 10 orang (25%) yang

menderita hipertensi yaitu 8 orang (20%) dengan hipertensi grade I dan 2

orang (5%) dengan hipertensi grade II. Didapatkan pula sebanyak 17 orang

(24%) yang beraktivitas olahraga ringan dan dari 17 orang ituyang

mederita hipertensi adalah sebanyak 3 orang (17,6%) yaitu 2 orang

(11,8%) dengan hipertensi grade I dan 1 orang (5,8%) dengan hipertensi

grade II. Sedangkan yang beraktivitas olahraga sedang didapatkan

sebanyak 14 orang (19,7%) dan tidak satupun yang menderita hipertensi

dan tidak didapatkan responden yang melakukan aktivitas olahraga berat.

Tabel 5.1.8. Distribusi Subyek menurut Faktor Stresor Kerja sebagai

Faktor Resiko Hipertensi

N

o

Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

1 Kuantitas Berlebih

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

0

1 (100%)

13 (54,2%)

19 ( 41,3%)

0

0

6 (25%)

19 (41,3%)

0

0

4 (16,6%)

6 (13%)

0

0

1(4,2%)

2 (4,3%)

0

1 (100%)

24 (100%)

46 (100%)

2 Konflik Peran

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

0

19 (51,3%)

14 (42,4%)

1 (100%)

12 (32,4%)

12 (36,4%)

0

5 (13,5%)

5 (15,1%)

0

1 (2,7%)

2 (6,1%)

1 (100%)

37 (100%)

33 (100%)

Page 40: Skripsi_Lengkap

0 0 0 0 0

3 Komunikasi

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

21 (51,3%)

12 (40%)

0

0

13(31,7%)

12 (40%)

0

0

6(14,6%)

4 (6,6%)

0

0

1 (2,4%)

2 (6,6%)

0

0

41 (100%)

30 (100%)

0

0

4 Terkait Kesehatan

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

14 (50%)

19 (44,2%)

0

7 (25%)

18(41,9%)

0

5 (17,8%)

5 (11,6%)

0

2 (7,1%)

1 (2,3%)

0

28 (100%)

43 (100%)

0

5 Tekanan Kerja

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

0

8 (32%)

23 (56,1%)

2 (40%)

0

10 (40%)

12 (29,3%)

3 (60%)

0

4 (16%)

6 (14,6%)

0

0

3 (12%)

0

0

0

25 (100%)

41(100%)

5 (100%)

6 Tanggungjawab

- S.ringan

- Ringan

- Sedang

- Berat

0

11 (42,3%)

22(51,2%)

0

0

10(38,5%)

15(34,8%)

0

0

4(15,5%)

4(9,3%)

2(100%)

0

1(3,8%)

2(4,7%)

0

0

26(100%)

43(100%)

2 (100%)

Dari tabel 5.1.8 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut

faktor stressor kerja terhadap hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 46

orang mengalami derajat stress berat pada variabel kuantitas berlebih, dan

pada variabel ini didapatkan jumlah penderita hipertensi terbanyak yaitu 8

orang (17,3%) dari semua variabel.

Page 41: Skripsi_Lengkap

Untuk derajat stress sedang didapatkan terbanyak pada variabel

tanggungjawab dan hal terkait kesehatan yaitu sama – sama dengan

jumlah 43 orang (60,6%) dimana 6 orang (14%) menderita hipertensi.

Untuk derajat stress ringan didapatkan terbanyak pada variabel konflik

peran yaitu 37 orang (52,1%) dimana 6 orang (16,2%) menderita

hipertensi. Sedangkan untuk derajat stress sangat ringan didapatkan

terbanyak pada variabel komunikasi yaitu 41 orang (57,7%) dimana 7

orang (19%) menderita hipertensi.

Tabel 5.1.9. Distribusi Subyek Menurut Upaya Pencegahan

Hipertensi

Upaya

Pencegahan

Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Tidak ada 17 (58,6%) 10 (34,5%) 2 (6,9%) 0 29 (100%)

Ada 16 (38,1%) 15 (35,7%) 8 (19%) 3 (7,2%) 42 (100%)

Dari tabel 5.1.9 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut

upaya pencegahan hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 29 orang (40,8%)

yang tidak ada upaya pencegahan dan didapatkan 2 orang (6,9%)

daripadanya yang menderita hipertensi dan keduanya adalah dengan

hipertensi grade I. Didapatkan pula sebanyak 42 orang (59,2%) yang ada

melakukan tindakan pencegahan hipertensi dan didapatkan sebanyak 11

orang (26,2%) daripadanya yaitu 8 orang (19%) dengan hipertensi grade I

dan 3 orang (7,2%) dengan hipertensi grade II.

Page 42: Skripsi_Lengkap

Tabel 5.1.10. Distribusi Subyek Menurut Upaya Pengobatan

Hipertensi

Upaya

Pencegahan

Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade I

Hipertensi

Grade II

Jumlah

Tidak ada 33 (55%) 25 (41,7%) 2 (3,3%) 0 60 (100%)

Ada 0 0 8 (72,7%) 3 (27,3%) 11 (100%)

Dari tabel 5.1.10 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut

upaya pengobatan hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 60 orang (84,5%)

yang tidak ada upaya pengobatan hipertensi dan didapatkan 2 orang (3,3%)

daripadanya yang menderita hipertensi dan keduanya adalah dengan

hipertensi grade I. Didapatkan pula sebanyak 11 orang (15,5%) yang ada

upaya pencegahan hipertensi dan didapatkan sebanyak 11 orang (100%)

daripadanya yaitu 8 orang (72,7%) dengan hipertensi grade I dan 3 orang

(27,3%) dengan hipertensi grade II.

Page 43: Skripsi_Lengkap

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dan yang

telah disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka pembahasan hasil

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

6.1. Umur dan Jenis Kelamin Sebagai Faktor Resiko Hipertensi

Resiko hipertensi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan

lebih banyak ditemukan pada laki – laki dibanding perempuan. Dimana

kelompok terbanyak ditemukan pada usia >45 tahun untuk laki-laki dan

>55 tahun untuk perempuan.5

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya

usia maka semakin besar resiko menderita hipertensi. Hal ini ditunjukkan

dengan kelompok usia >45 tahun sekitar 33,3% dari total sampel

didapatkan menderita hipertensi yaitu kelompok usia terbanyak yang

menderita hipertensi dibanding kelompok usia yang lain.

Berdasarkan penelitian Krisnawati, sampel diklasifikasikan ke

dalam tiga kelompok umur, yaitu 25-44 tahun, 45-54 tahun dan 55-65

tahun. Pada kelompok umur 25-44 tahun, prevalensi penderita hipertensi

adalah sebesar 7,05%, pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 26,02%

dan sedangkan pada kelompok umur 55-65 tahun sebesar 86,5%. Hal ini

menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi

sesuai dengan pertambahan usia.19

Berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil dimana jenis kelamin

laki – laki sekitar 23,5% adalah lebih cenderung menderita hipertensi

dibanding perempuan dengan hasil sekitar 16,7%. Hal ini terjadi oleh

Page 44: Skripsi_Lengkap

karena ditemukan pola hidup yang lebih memungkinkan untuk terkena

hipertensi antara lain merokok dan minum kopi. Pada penelitian

Krisnawati didapatkan prevalensi hipertensi pada laki – laki dan

perempuan sama besar yaitu 33,3%.19

6.2. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga/genetik merupakan salah satu faktor resiko

hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan tidak dapat dihindari.

Adanya riwayat keluarga yang menderita hipertensi atau penyakit

kardiovaskuler akan mempertinggi resiko seseorang untuk menderita

hipertensi.14,15,17

Pada penelitian ini sebagian subjek penelitian tidak mengetahui

adanya salah seorang anggota keluarga yang menderita hipertensi, namun

diperoleh hasil bahwa subjek yang menderita hipertensi lebih banyak

memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi yaitu sebanyak

26,9%.

Ini hampir menyamai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Curtis, James, Raghunathan, dan Alcser yaitu sampel yang menderita

hipertensi lebih banyak dengan riwayat keluarga sebanyak 28%.20

6.3. Aktifitas Olahraga

Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan

hipertensi karena olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer

yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan

peran obesitas pada hipertensi.17

Dari hasil penelitian didapatkan subjek yang tidak berolahraga

lebih banyak yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 25% dibanding

dengan yang mempunyai kebiasaan olahraga, baik olahraga ringan

(17,6%), sedang (0%) atau berat (0%). Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Guinmont, Brisson dan Dagenais dimana sampel

Page 45: Skripsi_Lengkap

yang tidak berolahraga, 32% merupakan penderita hipertensi sedangkan

sampel yang berolahraga prevalensi hipertensi cuma 9,6%.21

6.4. Stress Kerja/Beban Kerja

Di lingkungan pekerjaan, stress kerja merupakan suatu kondisi

dimana satu atau beberapa faktor di lingkungan kerja berinteraksi dengan

pekerjaan sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.

Dapat pula dikatakan bahwa stress kerja merupakan suatu interaksi antara

kondisi kerja dengan karakteristi pekerja yang menghasilkan tuntutan

kerja yang melampaui kemampuan kerja.19

Jika dihubungkan dengan kesehatan maka penyakit yang

mungkin dapat timbul akibat stress kerja berlebihan adalah hipertensi.

Dimana hal ini dapat terjadi pada semua pekerjaan. Hubungan antara

stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas syaraf simpatis yang

dapat meningkatkan tekanan darah. Apabila stress berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.19

Dari hasil penelitian pada guru SMK Seri Perling Johor Bahru,

Malaysia, dari keenam variabel stressor kerja diperoleh hasil dimana

variabel kuantitas beban kerja berlebih yang menjadi faktor stress kerja

yang terbanyak yaitu 46 orang (67,8%) dari 71 subjek penelitian dan

diantara 46 orang itu 8 orang (17,3) menderita hipertensi yaitu 6 orang

(13%) hipertensi grade I dan 2 orang (4,3%) hipertensi grade II, dan

variabel ini memiliki subjek yang menderita hipertensi terbanyak dan

mengalami derajat stress berat.

Page 46: Skripsi_Lengkap

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Faktor stressor kerja teridentifikasi sebagai faktor resiko hipertensi

pada guru di SMK Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia. Variabel

kuantitas beban kerja berlebih yang menjadi faktor stress kerja

yang terbanyak dengan derajat stress berat yaitu sebanyak 46

orang (67,8%) dan diantara 46 orang itu 8 orang (17,3) menderita

hipertensi yaitu 6 orang (13%) hipertensi grade I dan 2 orang

(4,3%) hipertensi grade II.

2. Karakteristik faktor resiko hipertensi lainnya termasuk umur,

dimana resiko bertambah sesuai pertambahan umur, riwayat

keluarga dimana penderita hipertensi terbanyak didapatkan

dengan riwayat keluarga dan aktifitas olahraga dimana didapatkan

penderita hipertensi terbanyak adalah yang tidak berolahraga.

3. Prevalensi hipertensi pada guru SMK Seri Perling adalah

sebanyak 18,3% dibanding dengan prevalensi yang tidak

hipertensi sebanyak 46,5% dan prevalensi yang prehipertensi

sebanyak 35,2%.

4. Sebanyak 42 orang (59,2%) yang melakukan upaya pencegahan

hipertensi dengan sekurang – kurangnya melakukan aktifitas

olahraga ringan.

5. Sebanyak 11 orang (15,5%) dengan upaya pengobatan hipertensi

dan kesemuanya adalah penderita hipertensi.

Page 47: Skripsi_Lengkap

7.2. Saran

1. Mengingat bahwa stressor kerja merupakan salah satu faktor

penyumbang peningkatan angka penderita hipertensi, sebaiknya

pihak pengurusan sekolah atau kementerian pendidikan mengkaji

semula beban kerja dan tugasan yang diberikan pada guru supaya

sesuai dengan kemampuan kerja mereka.

2. Skrining hipertensi dianjurkan dilakukan di tiap – tiap sekolah atau

secara berkala pada guru di sekolah,

3. Faktor umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga tidak dapat

dihindari. Adapun, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dari

angka penderita hipertensi dari terus bertambah atau kondisi

hipertensi dari menjadi lebih jelek, dengan melakukan olahraga

teratur, mengurangi stress, mengamalkan pola pemakanan sehat

dengan mengurangi garam dan minum kopi, dan tidak merokok.

4. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang

lebih banyak, di beberapa sekolah lain untuk mengevaluasi faktor

stressor kerja dan faktor resiko lainnya pada guru secara

menyeluruh.

Page 48: Skripsi_Lengkap

DAFTAR PUSTAKA

1. Annamalai C, Govindaraja C, Chandramouli C. Prevalence, Awareness and

Control of Hypertension in Estate Workers in Malaysia. [cited August

2013]. Available at; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles

2. WHO International Society of Hypertension Writing Group. 2003 World

Health Organization (WHO)/ International Society of Hypertension(ISH)

statement on management of hypertension.[cited August 2013]. Available

at;

http://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension_guid

elines.pdf

3. Tee S.R, Teoh X.Y, Rahman W.A, Aiful A, Har C.S.Y, Tan Z.F, Khan A.R.

The Prevalence Of Hypertension And Its Associated Risk Factors In Two

Rural Communities In Penang, Malaysia. [cited August 2013]. Available at;

http://web.imu.edu.my/ejournal/approved/5.Original_TanSyerRee.pdf

4. Rashid A.K, Azizah A.M, Prevalence of hypertension among the elderly

Malays living in rural Malaysia. [cited August 2013]. Available at;

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3562944/

5. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves J, Hill MN.

Recommendations for blood pressure measurement in humans and

experimental animals: Part 1: Blood pressure measurement in humans: a

statement for professionals from the subcommittee for professional and

public education of the American Heart Association Council on high blood

pressure research. Hypertension.2005;45(1):142-61.

6. AHA 2013. Statistical Fact Sheet 2013 Update. American Heart

Association. [cited August 2013]. Available from www.heart.org/statistics

7. Eaker ED, Sullivan LM, Kelly-Hayes M, D’Agostino RB, Benjamin EJ.

Marital status, marital strain and risk of coronary heart disease or total

mortality: the Framingham off spring study. Psychosom Med. 2007;69:509-

513.

8. Narayan KA, Rashid AK. Blood pressure patterns and the prevalence of

hypertension and its associated factors in a rural community in northern

Malaysia. Malaysian Journal of Public Health Medicine. 2007;7(1):14-19.

9. Brookes L. The Updated WHO/ISH Hypertension Guidelines. 2004 [cited

August 2013]. Available at; http://www.medscape.com/viewarticle/471863

10. Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, Mitchell R.N. Hypertensive Vascular

Disease, In: Robbins Basic Pathology 8th

edition.2006.Philadelphia.Saunders Elsevier.p353-356.

11. Camm AJ, Bunce NH.2005.Systemic Hypertension, In: Kumar & Clark

Clinical Medicine 6th edition.Philadelphia.Saunders Elsevier.p.857-863.

Page 49: Skripsi_Lengkap

12. Kabo P.2012. Hipertensi. Dalam: Bagaimana Menggunakan Obat – Obat

Kardiovaskular Secara Rasional Edisi Pertama.Jakarta.p63-74.

13. Schwenk T.L. New Hypertension Guidelines : JNC7 [Online] 2003 May

21st [cited August 2013] Available at;

http://www.jwatch.org/jw200305300000001/2003/05/30/new-

hypertension-guidelines-jnc-7

14. Elliot WJ, Black HR. Hypertension. In: Wong ND, Black HR, Gardin JM.

Preventive Cardiology A Practical Approach. 2ndEdition. New York:

McGraw-Hill.2005. p.149-155.

15. Greattinger W.F.2009. Systemic Hypertension In: Current Diagnosis &

Treatment: Cardiology 3rd edition.McGraw-Hill.p153-157.

16. Marieb E.N, Hoehn K.2007. The Cardiovascular System: Blood Vessels, In:

Human Anatomy & Physiology 7th edition. San Franscisco.Pearson

Education.p733

17. Soeparman DR. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

1990; 20-214.

18. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi

ke-4. 2011.Sagung Seto.

19. Krisnawati F, Basuki B, Naiggolan G. Job Stressors and Other Risk Factors

Related to The Risk of Hypertension Among Selected Employees in Jakarta.

[Online] July-September 2006. [cited August 2013]. Available at;

mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/download/236/234

20. Curtis AB, James SA, Raghunathan TE, Alcser KH. Job Strain and Blood

Pressure in African Americans: the Pitt County Study. [online] August

2006. [cited August 2013] Available at;

http://ajph.aphapublications.org/doi/abs/10.2105/AJPH.87.8.1297

21. Guinmont C, Brisson C, Dagenais GR. Effects of Job Strain on Blood

Pressure: A Prospective Study of White Collar Workers. [Online] August

2006 [Cited August 2013]. Available at;

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16809603

Page 50: Skripsi_Lengkap

KUESIONER

No. Kuesioner: Tgl Pengisian:

Mohon diisi dan dijawab pertanyaan dibawah ini dengan benar dan lengkap.

Kecuali bagian H diisi oleh peneliti

A. Karakteristik Demografi

responden

B. Riwayat Pekerjaan

Responden

Nama:

Umur:

Jenis Kelamin: 1. Laki – laki 2.

Perempuan

Suku/Bangsa: 1. Melayu 2. India

3. Cina 4. Lain2

…………

Status perkahwinan:

1. Sudah menikah 2. Belum

menikah

Pendidikan responden

1. Diploma 2. Perguruan

Tinggi

Lain2.Nyatakan:

Jawatan:

1.Guru biasa 2. Guru

panitia

3.Guru Penolong Kanan

4.Lain2.Nyatakan:

Lama berkhidmat:………bulan/tahun

Selain menjadi guru, apakah ada

pekerjaan tambahan?

1. YA 2. TIDAK

Bila “YA” apakah pekerjaan

tambahan ini sering menimbulkan

beban pikiran?

1. YA 2. TIDAK

C. Kebiasaan Aktivitas Fisik (pilih salah satu untuk tiap

kategori)

Frekuensi

per minggu

C1. Kegiatan rumah tangga

1. Ringan Mencuci piring, membuat kue,

membersihkan

Page 51: Skripsi_Lengkap

kaca,menulis,mengangkat barang

<5kg

2. Sedang Naik tangga 2 tingkat, berkebun,

memotong rumput dengan mesin,

mengangkat barang <10kg,

mendorong beban 4-5kg

3. Berat Naik tangga 2 tingkat (cepat),

mengangkat barang > 10kg,

mendorong beban 6-7kg

C2. Olahraga

1. Tidak olahraga

2. Ringan Jalan kaki perlahan 2-4km, bola voly,

bulu tangkis, tenis meja, bersepeda 8-

15km,berdansa

3. Sedang Jalan kaki cepat 6-8km, tennis,

berenang, bersepeda 16-20km, senam

robik

4. Berat Jogging/berlari 6-9km, mendayung,

bersepeda 21-30km, sepak bola,

mendaki gunung, semua olahraga

kompetisi

D. Riwayat Penyakit Responden

D1.

Hipertensi

1. Tidak

pernah

2. Pernah,

Tahun………

3. Masih,

Mulai

tahun……….

4. Tidak

tahu

D2. Ginjal 1. Tidak

pernah

2. Pernah,

Tahun………

3. Masih,

Mulai

tahun……….

4. Tidak

tahu

D3. Stroke 1. Tidak

pernah

2. Pernah,

Tahun………

3. Masih,

Mulai

tahun……….

4. Tidak

tahu

Page 52: Skripsi_Lengkap

D4. Jantung 1. Tidak

pernah

2. Pernah,

Tahun………

3. Masih,

Mulai

tahun……….

4. Tidak

tahu

D5. Diabetes 1. Tidak

pernah

2. Pernah,

Tahun………

3. Masih,

Mulai

tahun……….

4. Tidak

tahu

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah ada anggota keluarga(kakek/nenek, ayah/ibu, paman/bibi) yang

menderita hipertensi?

1. Tidak ada 2.Ada,sebutkan………………. 3. Tidak

tahu

KUESIONER STRESOR KERJA

Simak setiap pertanyaan, apakah anda pernah menghadapinya dan menyebabkan

anda merasa stress. Lalu tentukan berapa sering anda menghadapi hal tersebut.

Tuliskan di kolom dengan angka yang sesuai (antara 1-5) yang anda anggap paling

tepat dengan pedoman sebagai berikut:

Tulis angka: 1 = Tidak pernah

2 = Jarang

3 = Kadang – kadang

4 = Sering

F. Upaya Pencegahan Hipertensi G. Pemakaian Obat

Antihipertensi

1. Ada.

Nyatakan(contoh:olahraga,etc):

2. Tidak Ada

3. Tidak pernah

4. Pernah, sudah berhenti

Sebab putus obat:

5. Masih

Nama obat:

Tempat berobat:

H. Tekanan

Darah

1 2 Rata - rata

1. Sistolik

2. Diastolik

Page 53: Skripsi_Lengkap

5 = Selalu

Mohon seluruhnya diisi

No Pertanyaan Skor (1-5)

A. Tekanan Akibat Pekerjaan

1. Tugasan terlalu banyak, tidak dapat diselesaikan pada jam

kerja

2. Terlalu sering diperhatikan/diawasi

3. Kebutuhan kerja mengambil waktu peribadi

4. Tugasan harus diselesaikan dalam waktu yang singkat

5. Terjepit antara atasan dan bawahan

B. Konflik Peran Pekerjaan

1. Tidak jelas tentang tanggungjawab pekerjaan yang

sebenarnya

2. Terlalu banyak tugas kelompok

3. Informasi tentang pekerjaan yang seharusnya dilakukan

tidak bagus

4. Kebebasan yang tidak cukup untuk melakukan pekerjaan

5. Tidak enak melakukan tugas yang tidak etis

C. Komunikasi & Keselesaan Dengan Atasan

1. Mempunyai ide yang berbeda dengan atasan

2. Mempunyai masalah berbicara dengan atasan

3. Tidak dapat memprediksi reaksi atasan

4. Komentar yang sedikit dari atasan mengenai tugasan anda

5. Atasan suka mengkritik tugasan anda

D. Masalah Kesehatan Terkait Kerja

1. Kondisi pekerjaan yang tidak bagus

2. Teman sejawat tidak efisien

3. Tugasan fisik yang berat untuk diselesaikan

Page 54: Skripsi_Lengkap

4. Ancaman dari teman sejawat

5. Cuti sakit tidak digalakkan

E. Stress Akibat Beban Kerja Berlebihan

1. Tidak dapat berkonsultasi dengan orang lain

2. Teman sejawat tidak efisien

3. Tugasan sering dibawa pulang kerumah untuk diselesaikan

4. Bertanggungjawab terhadap terlalu banyak orang/proyek

5. Orang yang membantu menyiapkan tugasan kerja tidak

cukup

F. Tekanan Waktu Kerja

1. Memikirkan bahwa waktu adalah uang

2. Waktu mulai dan selesai kerja adalah rigid

3. Waktu istirahat atau ISHOMA terlalu pendek

4. Pekerjaan ini membutuhkan saya melakukan kerja dengan

cepat

5. Saya terpaksa pulang lambat melewati jam kerja

TERIMA KASIH ATAS KERJASAMA ANDA

Diisi oleh peneliti

Variabel A B C D E F

Skor

Stress