skripsi_lengkap
DESCRIPTION
legkapTRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN SKRIPSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN OKTOBER
2013
IDENTIFIKASI FAKTOR STRESSOR KERJA DAN FAKTOR RESIKO
HIPERTENSI LAINNYA PADA GURU DI SMK SERI PERLING, JOHOR
BAHRU, MALAYSIA
DISUSUN OLEH :
SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM
C 111 08 773
PEMBIMBING :
dr. Sultan Buraena, MS, SpOK
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Abstrak BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SKRIPSI, OKTOBER 2013
SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM
IDENTIFIKASI FAKTOR STRESOR KERJA DAN FAKTOR RESIKO
HIPERTENSI LAINNYA PADA GURU DI SMK SERI PERLING, JOHOR
BAHRU, MALAYSIA
viii + 38 halaman + 10 tabel + 4 lampiran
Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting yang mempunyai
angka prevalensi yang tinggi. Mengingat banyaknya penyakit yang ditimbulkan hipertensi
antara lain hipertrofi jantung dan gagal jantung maka sangatlah perlu mendapat perhatian
dalam upaya pencegahan hipertensi termasuk terhadap guru. Berdasarkan uraian ini maka
dibuatlah rumusan untuk mengidentifikasi faktor resiko hipertensi termasuk faktor stressor
kerja,umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan kebiasaan olahraga.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif, dilaksanakan pada 9-20 September 2013 di
Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling di Johor Bharu, Malaysia bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor stressor kerja dan faktor resiko hipertensi lainnya pada guru.
Sebanyak 90 responden sebagai sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan
metode consecutive sampling. Data hasil penelitian berupa data primer yang diperoleh dari
kuisioner. Data diolah denganMicrosoft Excel kemudian diketik dengan program komputer
Microsoft Word, disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.
Hasil Penelitian Prevalensi hipertensi pada guru SMK Seri Perling adalah sebanyak
18,3% bersamaan dengan 18 orang penderita. Dari 18 sampel yang mengalami
hipertensi didapatkan sebesar 16,7% perempuan dan sebanyak 23.9% adalah laki-laki. Dari
18 sampel yang mengalami hipertensi didapatkan 26,9% dengan riwayat keluarga, 25%
yang tidak berolahraga dan 17,3% dengan stress berat karena kuantitas kerja yang berlebih.
Saran: Institusi pendidikan dan bidang kesehatan diharapkan menkaji semula beban kerja
dan tugasan yang diberikan pada guru supaya sesuai dengan kemampuan kerja mereka.
Skrining hipertensi juga dianjurkan dilakukan di setiap sekolah atau secara berkala
terhadap guru di sekolah. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih banyak di beberapa sekolah lain untuk mengevaluasi faktor stressor kerja dan faktor
resiko lainnya pada guru secara menyeluruh.
Kata kunci: hipertensi, guru sekolah, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, olahraga,
stressor kerja
Abstract PUBLIC HEALTH DEPARTMENT
MEDICAL FACULTY
HASANUDDIN UNIVERSITY
OCTOBER 2013
SHARIFAH FASEHA BINTI ABD HALIM
THE IDENTIFICATION OF WORK STRESS FACTOR AND OTHER RISKS
FACTOR OF HYPERTENSION AMONG TEACHERS IN SMK SERI PERLING,
JOHOR BAHRU, MALAYSIA
viii + 38 pages + 10 table + 4 attachments
Backgrounds: Hypertension is one of the health problem which have high
prevalence. Hypertension can cause a lot of other disease such as hypertrophy of
the heart and heart failure. Therefore, we need to prevent it from happening
including to the teachers. Based on this, the conclusion has been made to identify
the risk factor of hypertension which includes work stress, gender, family history
and work out habit.
Methods: This is a descriptive study, held on 9 to 20 September 2013 at Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Perling di Johor Bharu, Malaysia aims to identify work
stress factor dan other hypertension risk factor towards the teachers. A total of 90
respondents as the sample obtained using consecutive sampling method. Research
data in the form of primary data obtained by questionnaires. The data being
processed using Microsoft Excel and then typed by the computer program
Microsoft Word, are presented in tables along with the explanations.
Research Results: The prevalence of hypertension among teachers of SMK Seri
Perling was 18.3% (18 respondents). From that 18 respondents, 16.7% are female
and 23.9% are male. From that 18 respondents 26.9% with family history, 25% who
are not exercise regularly and 17.3% with severe stress level due to over workload.
Suggestions: Institution of education and health sector should do a revision towards
the workload and tasks given to the teachers so that it do not over burden them.
Health screening program should be done regularly at every school for both
students and teachers. Further research need to be done with bigger samples in few
schools in order to evaluate work stress factor and other hypertension risk factor for
better evaluation.
Keywords: hypertension, teachers, age, gender, family history, exercise, work stress
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1) dr. Sultan Buraena, MS,SpOK, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
2) Pihak Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia
yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
3) Ibu saya Faridah Binti Mokhtar dan ayah saya Abd Halim Bin Abd Rahman
yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan
4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga skripsi ini bias membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Makassar, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN CETAK,............................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi HIpertensi...................................................................4
2.2 Epidemiologi.................................................................................................... 6
2.3 Patofisiologi......................................................................................................7
2.4 Faktor Resiko…………………………………………………………………8
2.4.1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi………………………..8
2.4.2. Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi………………………………9
2.5 Penatalaksanaan.............................................................................................. 12
2.6 Kerangka Teori............................................................................................... 14
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Identifikasi Variabel………………............................................................... 15
3.1.1. Variabel Berdasarkan Peran dan Kedudukan…………………………15
3.1.2. Variabel Berdasarkan Skala Pengukuran……………………………..15
3.2 Definisi Operasional
3.2.1. Hipertensi…………………………………...………………………...17
3.2.2. Beban Kerja…………………………….……………………………..18
3.2.3. Umur…..................................................................................................19
3.2.4. Jenis Kelamin………….……………….……………………………...19
3.2.5. Suku/Bangsa………………………………...………………………....20
3.2.6. Riwayat Penyakit Keluarga…………….……………………………...21
3.2.7. Upaya Pencegahan Hipertensi……………....…………………………21
3.2.8. Upaya Pengobatan Hipertensi ...……….……………………………...22
3.2.9. Kebiasaan Olahraga/Beraktivitas ...……….…………...……………...22
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian............................................................................................ 24
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................... 24
4.3 Populasi dan Sampel....................................................................................... 24
4.3.1. Populasi………………………………………………………………..24
4.3.2. Sampel………………………………………………………………....24
4.4 Kriteria Seleksi
4.4.1 Kriteria Inklusi................................................................................. 25
4.4.2 Kriteria Eklusi.................................................................................. 25
4.5 Cara Pengumpulan Data….............................................................................. 25
4.6 Pengolahan dan Penyajian Data...................................................................... 26
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Perolehan Data
5.1.1 Perolehan Data Hasil Penelitian……............................................ 27
5.1.2 Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling…………..... 27
5.1.3 Distribusi Subyek Menurut Suku/Bangsa………………............. 28
5.1.4 Distribusi Subyek Menurut Umur………………………………..28
5.1.5 Distribusi Subyek Menurut Jenis Kelamin………………………29
5.1.6 Distribusi Subyek Menurut Riwayat Keluarga…………………..29
5.1.7 Distribusi Subyek Menurut Aktivitas Olahraga………………….30
5.1.8 Distribusi Subyek Menurut Faktor Stresor Kerja………………...31
5.1.9 Distribusi Subyek Menurut Upaya Pencegahan Hipertensi……...32
5.1.10 Distribusi Subyek Menurut Upaya Pengobatan Hipertensi……...33
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Umur dan Jenis Kelamin Sebagai Faktor Resiko Hipertensi.......................... 34
6.2 Riwayat Keluarga............................................................................................ 35
6.3 Aktivitas Olahraga………………………………………………………...…35
6.4 Stress Kerja/Beban Kerja…………………………………………………….36
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan..................................................................................................... 37
7.2 Saran................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.1 Perolehan Data Hasil Penelitian......................................................... 27
Tabel 5.1.2 Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling.......................... 27
Tabel 5.1.3 Distribusi Subyek Menurut Suku/Bangsa Menurut Kategori
Hipertensi........................................................................................... 28
Tabel 5.1.4 Distribusi Subyek menurut Umur sebagai Faktor Resiko Hipertensi.28
Tabel 5.1.5 Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin sebagai Faktor Resiko
Hipertensi……………………………………………………………29
Tabel 5.1.6 Distribusi Subyek menurut Riwayat Keluarga sebagai Faktor Resiko
Hipertensi……………………………………………………………29
Tabel 5.1.7 Distribusi Subyek menurut Aktivitas Olahraga sebagai Faktor Resiko
Hipertensi……………………………………………………………30
Tabel 5.1.8 Distribusi Subyek menurut Faktor Stresor Kerja sebagai Faktor
Resiko Hipertensi……………………………………………………31
Tabel 5.1.9 Distribusi Subyek menurut Upaya Pencegahan Hipertensi…………32
Tabel 5.1.10 Distribusi Subyek menurut Upaya Pencegahan Hipertensi……..…33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting dalam pelayanan
kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka
panjang yang ditimbulkannya.1,2 Hipertensi juga dikenal sebagai faktor
etiologi utama yang menyumbang terhadap insidens penyakit
kardiovaskuler, serebrovaskuler, mobiditas dan mortilitas ginjal. Dengan
meningkatnya angka kejadian obesitas sebagai epidemik global, ini menjadi
sebagai suatu kesulitan buat tenaga kesehatan untuk mengontrol angka
kejadian hipertensi pada populasi sekarang.2,3,4,5
Prevalensi hipertensi bervariasi di seluruh dunia. Prevalensi
terendah didapatkan di India Utara yaitu 5,2% sedangkan prevalensi
tertinggi didapatkan di Poland yaitu 70,7%. Variasi tekanan darah juga
wujud didalam komunitas di negara yang sama tergantung perkembangan
ekonominya. Di negara dengan ekonomi yang sedang berkembang,
prevalensi hipertensi diantara 20% dan 50%.3
Di Amerika, sekitar 77,9 million (1 dari setiap 3) orang dewasa
menderita hipertensi. Data yang didapatkan dari NHANES 2007-2010
menunjukkan bahwa dari keseluruhan individu yang mengalami hipertensi,
81,5% menyadari bahwa mereka mengalaminya, 74,9% yang sedang dalam
pengobatan, 52,2% yang mempunyai hipertensi terkontrol dan 47,5%
adalah hipertensi yang tidak terkontrol. Didapatkan juga 69% pasien yang
mengalami serangan jantung buat pertama kalinya, 77% yang mengalami
serangan stroke juga buat pertama kali dan 74% yang menderita gagal
jantung kongestif mempunyai tekanan darah lebih dari 140/90 mm Hg.
Dianggarkan bahwa menjelang tahun 2030, prevalensi hipertensi akan
meningkat 7,2% dari estimasi tahun 2013.6
Berdasarkan suatu survei yang dijalankan terhadap prevalensi
hipertensi di Asia Pasifik, didapatkan bahwa 5-47% penderita hipertensi
adalah laki – laki dan 7-38% penderita hipertensi adalah wanita. Pada survei
nasional ketiga yang dilakukan terhadap morbiditas dan kesehatan di
Malaysia, didapatkan bahwa 32,9% dari keseluruhan populasi adalah
penderita hipertensi.3,4,5
Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi baik yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak dapat
dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu riwayat
keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskuler dan umur (≥
45tahun pada laki – laki atau ≥ 55tahun pada wanita). Sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi antara lain merokok, konsumsi alkohol,
aktivitas fisik yang kurang dan obesitas. Dalam studi yang dilakukan oleh
Framingham, 70% kasus baru hipertensi dikaitkan dengan komposisi lemak
tubuh yang berlebihan.7,8 Adapun faktor resiko stresor kerja merupakan
faktor resiko penyebab hipertensi yang biasanya ditemukan pada guru.
Apakah faktor resiko tersebut yang dapat menimbulkan hipertensi
pada seseorang khususnya pada guru wanita masih perlu diteliti. Oleh
karenanya, saya tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk
mengidentifikasi faktor stresor kerja dan faktor resiko lainnya yang dapat
menimbulkan hipertensi pada guru.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah: Apakah faktor stresor kerja dan faktor resiko
hipertensi lainnya pada para guru Sekolah Menengah Kebangsaan Seri
Perling, Johor Bahru, Malaysia?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi faktor stresor kerja sebagai faktor resiko
hipertensi pada para guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri
Perling, Johor Bahru, Malaysia
1.3.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik faktor resiko hipertensi lainnya
pada para guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling,
Johor Bahru, Malaysia.
2. Untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada para guru di
Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,
Malaysia yang memiliki beban kerja yang berbeda.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan hipertensi pada para guru
di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,
Malaysia
4. Untuk mengetahui upaya pengobatan hipertensi pada para guru
di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru,
Malaysia
1.4.Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada instansi pada tempat penelitian
tentang faktor stresor kerja dan faktor resiko lainnya yang dapat
menimbulkan hipertensi pada para guru di Sekolah Menengah
Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia
2. Memberikan informasi kepada guru tentang faktor resiko
hipertensi serta penanganannya.
3. Sebagai bahan ilmiah atau dasar bagi penelitian dimasa yang akan
datang.
4. Dapat menambah wawasan keilmuan, pengalaman dan
pengembangan diri peniliti dibidang penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya penyakit jantung, gagal jantung, diseksi aorta, dan gagal ginjal.
Dimana, tekanan diastol menetap di atas 90 mmHg, dan tekanan sistol di
atas 140 mmHg. WHO dalam Junaedi (2010), memberikan gambaran suatu
batasan normal tekanan darah yaitu 140/90 mmHg dan tekanan darah di
atas itu dikatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang menyebabkan suplai
darah yang berisi oksigen dan nutrisi menjadi terhambat untuk sampai ke
jaringan tubuh sehingga mengakibatkan jantungb harus memompa darah
keseluruh tubuh dengan lebih kuat. Sedikit berbeda dengan apa yang
dikemukakan oleh Bustan (2009), bahwa hipertensi merupakan keadaan
peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang akan berlanjut
ke suatu organ target seperti stroke, penyakit jantung koroner dan hipertrofi
ventrikel kiri.9,10,11,12
Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-
95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila
tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut,
sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti
feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), sindroma
Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat
obat.10,11,12
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti
yang terlihat pada tabel 1 dibawah.12,13
Tabel 2.1.1
Klasifikasi hipertensi menurut JNC 712,13
Selain JNC7, WHO juga mempunyai klasifikasi untuk hipertensi.
Klasifikasi hipertensi untuk orang dewasa menurut WHO seperti dalam
tabel 2,2
Tabel 2.1.2
Klasifikasi hipertensi menurut WHO (World Health
Organization)9
Menurut Sustrani (2006), hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu
hipertensi esensial atau primer dan hipertensi renal atau hipertensi
sekunder.10,11,12,14,15,17
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Merupakan hipertensi
yang belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi para ahli
berpendapat bahwa yang melatar belakangi hipertensi ini adalah karena
stress dan para pakar juga berkesimpulan bahwa terdapat hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi atau keturunan (genetik). Faktor lain
yang mungkin berperan adalah lingkungan, kelainan metabolisme intra
seluler, dan faktor yang meningkatkan terjadinya obesitas, konsumsi
alkohol, merokok dan kelainan darah. Junaedi (2010) menyebutkan
penyebab hipertensi esensial adalah karena kondisi masyarakat yang
banyak mengkonsumsi garam yang cukup tinggi lebih dari 6,8 gram per
hari dan juga faktor genetik.12,14,15
b. Hipertensi sekunder
Penyebab lain hipertensi selain dari faktor yang mengakibatkan
hipertensi esensial di atas, termasuk dalam hipertensi sekunder dimana
penyebab yang spesifiknya sudah dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pada hormonal, penyakit jantung,diabetes, ginjal, penyakit
pembuluh darah, atau berhubungan dengan kehamilan. Jarang sekali
ditemukan kasus keganasan pada kelenjar adrenal.12,14,15
1) Kelainan ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, penyempitan arteri
renalis (ginjal), tumor ginjal, trauma pada ginjal, penyakit ginjal polikista
2) Kelainan hormon: diabetes mellitus / kencing manis,
hiperaldosteronisme, sindrom cussing, feokromositoma.
3) Kelainan neurologist / syaraf: tumor otak
4) Obat-obatan: pil KB, kortekosteroid, siklosporin, eritropoitin, kokain,
penyalahgunaan alkohol, kayu manis ( dalam jumlah yang besar )
5) Lain – lain: koartraksi aorta (penyempitan arteri besar), kehamilan,
keracunan timbal akut, porfiria intermiten akut.
2.2.Epidemiologi
Sebagai gambaran umum, masalah hipertensi ditijau dari segi
epidemiologi adalah:
a. Tingkat prevalensi sebesar 6 – 15% pada orang dewasa. Sebagai suatu
proses penuaan, hipertensi tentu umumnya ditemukan pada orang tua.
Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi berdasarkann usia.
b. Sebagaian besar penderita tidak menyadari bahwa diri sebagai penderita
hipertensi, oleh karena itu cenderung penderita tidak berusaha merubah
gaya hidup yang dapat menyebabkan hipertensi bertambah parah.
c. Sebanyak 70% merupakan hipertensi ringan karena itu hipertensi banyak
diremehkan atau terabaikan sehingga menjadi ganas.
d. Sebesar 90% adalah hipertensi essential, mereka dengan hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya secara pasti sehingga menyulitkan untuk
mencari bentuk intervensi atau pengobatan yang sesuai.9
2.3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.10,12
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mengsekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.10,12
2.4.Faktor Resiko
Secara umum, faktor resiko terjadi hipertensi dibagi menjadi 2
(dua) yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi.15,16,17
2.4.1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
1) Jenis kelamin
Pada dasarnya tidak ada perbedan prevlensi antara wanita dan laki-
laki,akan tetapi wanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi
terserang penyakit hipertensi. Karena wanita yang belum menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan aktif dalam peningkatan
kadar High Density Lipoprotein (HDL). HDL merupakan faktor yang
berperan penting dalam melindungi terjadinya arterosklerosis. Pada wanita
yang sudah mencapai umur 45 tahun ke atas maka sedikit demi sedikit
hormon estrogen akan mengalami penyusutan baik kuantitas maupun
kualitasnya sehingga berdampak pada banyaknya kasus hipertensi pada
wanita. 15,16,17
2) Umur
Pertambahan umur seseorang sebanding dengan kenaikan tekanan
darah. Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas dari
pembuluh darah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan daya
untuk menyesuaikan diri dengan aliran darah (Wolff, 2008). Oleh karena
itu orang yang lebih tua akan lebih cenderung terkena penyakit hipertensi
dari pada orang yang berumur lebih muda. Hal ini diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2009) dengan judul: jFaktor-faktor
Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada
Lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009. Hipertensi
pada usia lebih lanjut harus ditangani lebih serius hal ini karena pada usia
lanjut terjadi penurunan fungsi organ seperti ginjal yang berperan aktif
dalam proses rennin angiotensin aldosteron, karena itu dosis obat harus
diberikan secara tepat. Menurut Susilo (2011), seiring dengan
bertambahnya usia kepekaan orang bertambah terhadap hipertensi.
Individu yang berumur lebih dari 60 tahun mempunyai tekanan darah yang
lebih besar dari orang lain sebesar 50% – 60% hal tersebut dikarenakan
degenerasi yang terjadi pada orang usia lanjut. 15,16,17
3) Keturunan
Menurut Junaedi (2010), genetik merupakan salah satu faktor yang
dapat memicu timbulnya hipertensi terlebih lagi hipertensi primer. Jika
kedua orang tua kita menderita hipertensi maka kemungkinan kita
terserang penyakit hipertensi adalah 60% dan apabila hanya salah satu dari
orang tua kita terserang hipertensi maka prevalensi kita untuk terserang
akan turun menjadi 25%. Adanya faktor genetik pada suatu keluarga akan
mengakibatkan keluarga tersebut mempunyi faktor keturunan yang sama
berisiko terkena hipertensi. Sifat bawaan dari orang tua, kita warisi melalui
gen sehingga akan diwariskan kepada keturunannya. 15,16,17
2.4.2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
1) Obesitas
Obesitas merupakan salah satu ciri khas penderita hipertensi.
Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan
obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita
hipertensi dengan berat badan normal.4,5
Pada orang yang terlalu gemuk, tekanan darahnya cenderung
tinggi karena seluruh organ tubuh dipacu bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan energi yang lebih besar jantungpun bekerja ekstra karena
banyaknya timbunan lemak yang menyebabkan kadar lemak darah juga
tinggi, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Menurut Sustrani (2006),
cara mudah untuk mengetahui termasuk obesitas atau tidak yaitu dengan
mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT), Rumus untuk IMT adalah berat
badan (kg) dibagi dengan tinggi badan dikuadratkan (m2) . Adapun
kategori penilaian berat badan menurut IMT adalah :
a) IMT > 20 kg/m2 = berat badan kurang
b) IMT 20 – 24 kg/m2 = normal atau sehat
c) IMT 25 – 29 kg/m2 = gemuk atau kelebihan berat badan
d) IMT > 30 kg/m2 = sangat gemuk atau obesitas
2) Kebiasaan merokok
Rokok mempunyai beberapa pengaruh langsung yang
membahayakan jantung. Apabila pembuluh darah yang ada pada jantung
dalam keadaan tegang karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat
memperburuk keadaan tersebut. Merokok dapat merusak pembuluh darah,
menyebabkan arteri menyempit dan lapisan menjadi tebal dan kasar.
Nikotin, CO dan bahan lainnya dalam asap rokok terbukti merusak dinding
pembuluh endotel (dinding dalam pembuluh darah), mempermudah
penggumpalan darah sehingga dapat merusak pembuluh darah perifer.
Keadaan paru-paru dan jantung mereka yang merokok tidak dapat bekerja
secara efisien (Soeharto, 2001). Penelitian Rahyani (2007) dengan judul
Faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada pasien yang berobat
dipoliklinik dewasa puskesmas bangking periode januari-juni
mendapatkan suatu hasil kesimpulan yaitu kejadian hipertensi banyak
dijumpai pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15
batang perhari. 15,16,17
3) Kebiasaan berolahraga
Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan
memudahkan timbulnya hipertensi (Arjatmo & Hendra, 2001). Kurang
berolahraga cenderung mengakibatkan tekanan darah menjadi lebih tingi
hal ini dikarenakan kurang berolahraga dapat meningkatkan berat badan.
Jalan kaki olahraga yang mudah dan murah juga memberikan manfaat yang
baik bagi jantung orang yang berjalan kaki 30 – 60 menit sehari dapat
menjaga jantung dan pembuluh darahnya. Riset di Oregon Health Science,
kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan
kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri.
Sebaiknya berolahraga dilakukan rutin dan sering dari pada dilakukan
secara tidak rutin (Beevers, 2002). Olahraga lebih banyak dihubungkan
dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga teratur dapat menurunkan
tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi turun dan
mengakibatkan otot jantung beradaptasi dengan suatu keadaan yang
mengharuskan kerja jantung lebih berat. 15,16,17
4) Minum Alkohol
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa alkohol mempunyai
efek yang buruk terhadap tubuh antara lain menyebabkan kerusakan pada
jantung dan organ tubuh, juga dapat mengakibatkan kerusakan pada
pembuluh darah sehingga mengakibatkan hipertensi (Marliani, 2007).
Alkohol, peningkatan tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada
masyarakat mempunyai hubungan yang linier. 15,16,17
Diperkirakan 5 – 10% hipertensi yang terjadi di Amerika
disebabkan oleh karena alkohol. Alkohol akan mengurangi efektivitas obat
antihipertensi yang diminum dan hal ini akan berangsur-angsur membaik
efek supresornya sampai 1 atau 2 mingu setelah konsumsi alkohol
dikurangi hingga 80%.15,16,17
5) Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat memicu peningkatan tekanan darah oleh
karena itu perlu diketahui secara pasti efek samping dari obat yang
dikonsumsi. Bila obat tersebut dihentikan pada umumnya tekanan darah
akan berangsur-angsur turun. Beberapa jenis obat yang dapat memicu
peningkatan tekanan darah yaitu : pil KB, estrogen, obat batuk pilek yang
mengandung dekongestan, pil diet, dan obat anti radang non-steroid seperti
Ibuprofen. 15,16,17
6) Stress
Stress dapat memicu peningkatan aktifitas pada syaraf simpatis,
peningkatan ini yang kemudian dapat merangsang peningkatan darah yang
intermiten atau tidak tetap (Basha, 2004). Menurut Anggraini (2009), stress
juga akan memicu peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung dipacu dengan aktivitas syaraf simpatis. Adapun stress ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal. 15,16,17
2.5. Penatalaksanaan
Menurut Junaidi (2010) penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu
:
a. Penatalaksanaan non-farmakologis
Merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan yang
diterapikan untuk hipertensi. Pengobatan dengan cara ini penurunan
tekanan darah diupayakan melalui merubah kebiasaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya hipertensi antara lain:
1) Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk mengurangi berat
badan sampai batas ideal dengan cara diit yang diatur porsi makannya.
2) Mengurangi penggunaan garam sampai kurang dari 2-3 gram natrium
perhari atau 6 gram natrium klorida setiap harinya yang disertai dengan
asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup.
3) Membatasi konsumsi alkohol dan kopi
4) Melakukan olahraga secara teratur (tidak fluktuatif).
5) Berhenti merokok.
6) Managemen stress agar tidak terlalu mempengaruhi pikiran.
7) Berusaha membina hidup yang positif.
b. Penatalaksanaan farmakologis
Adalah pengobatan yang didasarkan pada obat-obat medis.
Pengobatan ini dilakukan pada hipertensi dengan tekanan sisitolik >140
mmHg, dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Perlu diingat pengobatan
farmakologis merupakan pengobatan jangka panjang bahkan mungkin
sampai seumur hidup. Berdasarkan U.S Departement Health and Human
Services (2004) pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Normal, tekanan < 120 dan < 80 mmHg : tanpa ada perubahan gaya
hidup dan terapi.
2) Prehipertensi, tekanan darah 120 – 139 atau 80 – 89 mmHg : pola hidup
sehat dan tanpa terapi obat.
3) Hipertensi derajat 1, tekanan darah 140-159 / 90-99 mmHg : melalui
pola hidup sehat ditambah dengan 1 jenis obat anti hipertensi tipe diuretik
thiazide dan bisa dipertimbangkan ACE (angiotensin-converting enzym)
inhibitor, ARB (angiotensinreseptor bloker), beta-bloker, atau kombinasi.
4) Hipertensi derajat 2, tekanan darah ≥160/100 mmHg dengan : pola hidup
sehat dan ditambah dengan dua atau lebih obat anti hipertensi tipe diuretic
thiazide atau ACE inhibitor, ARB, beta-bloker.
Dalam kacamata epidemiologi yang ditulis oleh Bustan (2007)
pengobatan hipertensi yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti :
menurunkan tekanan darah secara bertahap, mampu menurunkan darah
secara multifokal, berkhasiat untuk semua tingkatan hipertensi dan
melindungi organ vital, mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti
DM serta mengurangi faktor resiko penyakit jantung koroner, mengurangi
frekuensi dan beratnya serangan angina, memperbaiki fungsi ginjal dan
menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut, efek samping serendah
mungkin, dapat membuat jantung bekerja efisien dan melindungi dari
infrak serta tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup penderita seperti
mengantuk dan batuk.
Menurut Sanif (2009), beberapa obat yang digunakan dalam penanganan
hipertensi dengan farmakologis :
1) Diuretik
2) Aldosteron Antagonis
3) Thiazides
4) ACE inhibitor
5) Beta blocker
6) Calcium Channel blocker
2.6.Kerangka Teori
Hipertensi
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:
-Jenis kelamin
-Umur
-Keturunan (Genetik)
Faktor yang dapat dimodifikasi
- Obesitas
- Merokok
- Kebiasaan Olahraga
- Konsumsi Alkohol
- Stress: Beban kerja, kelas sosial, ekonomi,
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Identifikasi variabel
Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan maksud serta tujuan maka
disusunlah variabel sebagai berikut:
3.1.1. Variabel berdasarkan peran dan kedudukan:
1. Variabel Independent : Faktor resiko, yaitu: Stresor
khususnya, umur, keturunan, dan kebiasaan olaraga
2. Variabel dependent : Hipertensi
3.1.2. Variabel berdasarkan skala pengukuran:
1. Variabel nominal:
a. Jenis kelamin : Laki – laki
Hipertensi
Faktor Stressor:
-Pekerjaan
Faktor Resiko Lainnya:
- Umur
- Jenis kelamin
-Keturunan (RIwayat keluarga)
- Kebiasaan Olahraga
Perempuan
b. Suku/Bangsa : Melayu
India
Cina
Lain - lain
c. Riwayat penyakit keluarga : Ada riwayat hipertensi
Tidak ada riwayat
hipertensi
d. Upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi : Ada
Tidak ada
2. Variabel ordinal:
a. Hipertensi: Tidak hipertensi
Prehipertensi
Hipertensi grade 1
Hipertensi grade 2
b. Kebiasaan Olahraga: Tidak pernah
Olahraga ringan
Olahraga sedang
Olahraga berat
c. Faktor stressor:Derajat stress sangat rendah
Derajat stress rendah
Derajat stress sedang
Derajat stress tinggi
3. Variabel interval
Umur: Usia <35tahun
Usia 35-45tahun
Usia >45tahun
3.2.Definisi Operasional
3.2.1. Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah apabila tekanan darah darah seseorang
tekanan sistoliknya 140mmHg atau lebih atau tekanan
diastoliknya 90mmHg atau lebih atau sedang mengkonsumsi
obat hipertensi.
b. Alat ukur
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan
sfigmomanometer air raksa yang telah distandardisasi, merek
Lotus tahun 2009. Stetoskop yang digunakan adalah stetoskop
merek Littmann tahun 2009.
c. Cara ukur
Subjek yang akan diperiksa sebelumnya duduk tenang
selamanya sekurangnya 5 menit. Pengukuran dilakukan pada
subjek dalam posisi duduk dengan kaki berpijak pada lantai
dengan lengan dalam keadaan relaks, disangga setinggi jantung.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan manset yang
melingkari minmal 80% dari lengan atas dan lear manset paling
sedikit 2/3 kali panjang lengan atas. Tekanan darah sistolik
adalah titik dimana bunyi pertama didengar dan tekanan darah
diastolic adalah titik sebelum bunyi menghilang.
d. Hasil ukur
Data yang diperoleh berupa data numerik, yaitu tekanan darah
sistolik/tekanan darah diastolik mmHg.
Klasifikasi berdasarkan JNC-VII:
1. Tidak hipertensi : tekanan sistol <120mmHg dan
tekanan diastol <80mmHg
2. Prehipertensi : tekanan sistol 120-139mmHg atau
tekanan diastol 80-89 mmHg
3. Hipertensi grade 1 : tekanan sistol 140-159mmHg atau
tekanan diastol 90-99 mmHg
4. Hipertensi grade 2 : tekanan sistol >160mmHg atau
tekanan diastol >100 mmHg
3.2.2. Beban kerja
a. Definisi
Suatu interaksi antara kondisi kerja dengan karakteristik
pekerja yang menghasilkan tuntutan kerja yang melampaui
kemampuan pekerja.
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Dinilai berdasarkan jawaban pengisian kuesioner yang
dijawab oleh subjek studi. Kuesioner ini berisi 30
pertanyaan, dimana subjek penelitian menjawab setiap
pertanyaan dengan memberi nilai skala 1-5 yang dianggap
paling tepat untuk menilai kondisi tersebut sebagai sumber
stress. Untuk pemberian skala 1 – 5 tersebut, adalah sebagai
berikut:
1. Bila kondisi yang diuraikan tidak menimbulkan
stress
2. Bila kondisi yang diuraikan jarang menimbulkan
stress
3. Bila kondisi yang diuraikan kadang menimbulkan
stress
4. Bila kondisi yang diuraikan sering menimbulkan
stress
5. Bila kondisi yang diuraikan selalu menimbulkan
stress
Ditentukan berdasarkan faktor stress kerja yang tercantum
pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data kategorik, dengan penjumlahan skor total
menurut kelompok stresor kerja dibedakan sebagai berikut:
1. Total skor <10 : derajat stress sangat ringan
2. Total skor 10-14 : derajat stress ringan
3. Total skor 15-19 : derajat stress sedang
4. Total skor >=20 : derajat stress berat
3.2.3. Umur
a. Definisi
Usia penderita yang dihitung dari saat kelahiran sampai saat
dilakukan penelitian.
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Umur ditentukan berdasarkan umur yang tercantum pada
kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data kategorik, yaitu umur (tahun),
kemudian diklasifikasikan:
1. Usia <35 tahun
2. Usia 35-45 tahun
3. Usia >45 tahun
3.2.4. Jenis kelamin
a. Definisi
Identitas subjek berdasarkan organ reproduksi
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Jenis kelamin ditentukan berdasarkan jenis kelamin yang
tercantum pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:
1. Laki – laki
2. Perempuan
3.2.5. Suku/Bangsa
a. Definisi
Identitas subjek berdasaran suku keturunan
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Suku/bangsa ditentukan berdasarkan suku/bangsa yang
tercantum pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:
1. Melayu
2. India
3. Cina
4. Lain – lain
3.2.6. Riwayat penyakit keluarga
a. Definisi
Riwayat anggota keluarga subjek (kakek/nenek, ayah/ibu,
paman/bibi) yang menderita hipertensi atau mengkonsumsi
obat hipertensi.
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Ditentukan berdasarkan riwayat penyakit keluarga yang
tercantum pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:
1. Ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
2. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
3.2.7. Upaya pencegahan hipertensi
a. Definisi
Upaya atau usaha yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya hipertensi
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Ditentukan berdasarkan upaya pencegahan hipertensi yang
tercantum pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:
1. Ada upaya pencegahan hipertensi
2. Tidak ada upaya pencegahan hipertensi
3.2.8. Upaya pengobatan hipertensi
a. Definisi
Upaya atau usaha yang dilakukan dan sarana yang digunakan
dalam pengobatan hipertensi untuk memastikan hipertensi
terkontrol.
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Ditentukan berdasarkan upaya pencegahan hipertensi yang
tercantum pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data nominal, dengan klasifikasi:
1. Ada upaya pengobatan hipertensi
2. Tidak ada upaya pengobatan hipertensi
3.2.9. Kebiasaan Olahraga atau beraktivitas
a. Definisi
Kegiatan olahraga yang dilakukan minimal 1jam/minggu
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Cara ukur
Ditentukan berdasarkan kebiasaan olahraga yang tercantum
pada kuesioner.
d. Hasil ukur
Hasil ukur berupa data ordinal, dengan klasifikasi:
1. Tidak olahraga
2. Olahraga ringan
3. Olahraga sedang
4. Olahraga berat
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor stressor kerja dan faktor
resiko lainnya yang dapat menimbulkan hipertensi pada guru di Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri
Perling, Johor Bahru, Malaysia dengan jumlah guru yang cukup besar
(90 orang). Waktu penelitian dimulai tanggal 9-20 September 2013.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Guru yang bertugas di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri
Perling, Johor Bahru, Malaysia
4.3.2. Sampel
Guru yang bertugas di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri
Perling, Johor Bahru, Malaysia yang memenuhi kriteria pemilihan
inklusi dan eksklusi. Metode sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis
consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang secara
berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian.18
4.4. Kriteria Seleksi
Kriteria seleksi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti yang mempunyai
pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini pemilihan
sampel adalah berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi berikut;
1. Kriteria Inklusi:
a. Individu yang bertugas sebagai guru di Sekolah Menengah
Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru dengan masa kerja minimal 6
bulan
b. Berumur 25-55 tahun
2. Kriteria Eksklusi:
a. Subjek yang tidak bersedia ikut serta dalam penelitian
b. Subjek yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap,
meliputi: jenis kelamin, umur, aktivitas olahraga dan beban kerja.
4.5. Cara Pengumpulan Data
Data penelitian yang diambil berupa data primer yang diperoleh dari
pengukuran tekanan darah dan pengisian kuesioner. Dari hasil
pengukuran tekanan darah dan pengisian kuesioner diperoleh:
1. Data mengenai tekanan darah sistol dan diastol guru di Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru
2. Data mengenai jumlah penderita hipertensi pada guru di Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru
3. Data faktor resiko hipertensi seperti umur, jenis kelamin, riwayat
penyakit keluarga, kebiasaan olahraga dan stress kerja.
4. Data mengenai upaya pencegahan hipertensi yang diambil oleh
guru di
Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru
5. Data mengenai upaya pengobatan oleh guru di Sekolah Menengah
Kebangsaan Seri Perling, Johor Bahru yang mengalami hipertensi
4.6.Pengolahan dan Penyajian Data
Data primer yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan
dikumpulkan menurut variabel dan kemudian akan diolah menggunakan
komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi secara
deskriptif.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1.Perolehan Data
Dari 90 orang guru yang diikutsertakan dalam penelitian ini didapatkan
78 orang yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sisanya sebanyak 5 orang
(5,5%) menolak dari mengikuti penelitian dan 7 orang (7,7%) tidak
memberikan kabar. Dari 78 responden, 7 orang yang tidak lengkap mengisi
kuesioner sehingga dihitung sebagai tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga
didapatkan sampel yang memenuhi kriteria yaitu 71 sampel.
Tabel 5.1.1. Perolehan Data Hasil Penelitian
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Guru 90
- Menolak
- Tidak memberi kabar
5
7
2 Memenuhi kriteria 78
- Mengisi kuesioner tidak lengkap 7
3 Jumlah sampel 71
Tabel 5.1.2. Prevalensi Hipertensi pada Guru SMK Seri Perling
Total Sampel Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
71 33 25 10 3
Prevalensi 46,5% 35,2% 14,1% 4,2%
Dari tabel 5.1.2 menggambarkan prevalensi hipertensi pada guru
SMK seri perling dan dari tabel tersebut terlihat bahwa guru yang menderita
hipertensi sebanyak 18,3% yang terbagi atas hipertensi grade I sebanyak
14,1% dan hipertensi grade II sebanyak 4,2%.
Tabel 5.1.3. Distribusi Subyek menurut Suku/Bangsa menurut Kategori
Hipertensi
Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Melayu 30 (50%) 21 (35%) 7 (11,7%) 2 (3,3%) 60 (100%)
Cina 2 (50%) 1 (25%) 1 (25%) 0 4 (100%)
India 1 (14,3%) 3 (42,8%) 2 (28,6%) 1 (14,3%) 7 (100%)
Lain – lain 0 0 0 0 0
Dari tabel 5.1.3 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut
suku/bangsa sesuai kategori hipertensi. Dari 71 sampel didapatkan terdiri dari
tiga bangsa yaitu melayu, cina dan india dengan distribusi yang tidak sama
rata yaitu melayu sebanyak 60 orang (84,5%), cina sebanyak 4 orang (5,6%)
dan india sebanyak 7 orang (9,9%).
Tabel 5.1.4. Distribusi Subyek menurut Umur sebagai Faktor
Resiko Hipertensi
Umur Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
< 35 Tahun 5 (38,5%) 6 (46,6%) 2 (15,4%) 0 13 (100%)
35-45 Tahun 17 (54,7%) 12 (38,7%) 1 (3,3%) 1(3,3%) 31 (100%)
> 45 Tahun 11(40,7%) 7 (25,9%) 7 (25,9%) 2 (7,4%) 27 (100%)
Dari tabel 5.1.4 diatas memperlihatkan karakteristik umur sebagai
faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh yang berusia di bawah 35 tahun
sebanyak 13 orang (18,3%), yang berusia 35 – 45 tahun sebanyak 31 orang
(43,7%) dan yang berusia lebih 45 tahun sebanyak 27 orang (38%).
Dari 13 orang yang berusia di bawah 35 tahun terdapat 2 orang
(15,4%) yang menderita hipertensi yang semuanya masuk dalam kategori
hipertensi grade I. Pada kelompok umur diantara 35 – 45 tahun ditemukan
sebanyak 2 orang (6,6%) yang menderita hipertensi yang terbagi atas
hipertensi grade I, yaitu sebanyak 1 orang (3,3%) dan hipertensi grade II,
sebanyak 1 orang (3,3%). Pada kelompok umur diatas 45 tahun didapatkan
9 orang (33,3%) yang menderita hipertensi dimana 7 orang (25,9%)
menderita hipertensi grade I dan 2 orang (7,4%) menderita hipertensi grade
II.
Tabel 5.1.5. Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin sebagai Faktor
Resiko Hipertensi
Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Perempuan 27
(50%)
18
(33,3%)
6
(11,1%)
3
(5,6%)
54
(100%)
Laki – laki 6
(35,3%)
7
(41,2%)
4
(23,5%)
0
(0,00%)
17
(100%)
Dari tabel 5.1.5 diatas memperlihatkan karakteristik jenis kelamin
sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel terdiri dari guru perempuan
sebanyak 54 orang (76,1%) dan guru laki – laki sebanyak 17 orang (23,9%).
Dari 54 orang guru perempuan didapatkan sebanyak 9 orang (16,7%) yang
menderita hipertensi yang terbagi atas hipertensi grade I sebanyak 6 orang
(11,1%) dan hipertensi grade II sebanyak 3 orang (5,6%). Sedangkan dari 17
orang (23,9%) guru laki – laki didapatkan 4 orang (23,5%) yang menderita
hipertensi dan semuanya adalah hipertensi grade I.
Tabel 5.1.6. Distribusi Subyek menurut Riwayat Keluarga sebagai
Faktor Resiko Hipertensi
Riwayat
Keluarga
Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Tidak ada 7 (41,2%) 9 (52,9%) 1 (5,9%) 0 17 (100%)
Ada 9 (34,6%) 10 (38,5%) 5 (19,2%) 2 (7,7%) 26 (100%)
Tidak tahu 17(60,7%) 6 (21,4%) 4 (14,2%) 1 (3,5%) 28 (100%)
Dari tabel 5.1.6 diatas memperlihatkan karakteristik riwayat
keluarga sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 17 orang
(23,9%) tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi, 26 orang (36,6%)
memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dan 28 orang (39,4%) tidak
mengetahui adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
Dari 17 orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan
hipertensi didapatkan 1 orang (5,9%) yang menderita hipertensi grade I.
Dari 26 orang yang ada riwayat keluarga dengan hipertensi didapatkan 7
orang (26,9%) yang menderita hipertensi, yaitu 5 orang (19,2%) dengan
hipertensi grade I dan 2 orang (7,7%) dengan hipertensi grade II. Dan dari
28 orang yang tidak mengetahui adanya riwayat hipertensi dalam keluarga
didapatkan 5 orang (17,7%) yang menderita hipertensi, yaitu 4 orang
(14,2%) dengan hipertensi grade I dan 1 orang (3,5%) dengan hipertensi
grade II.
Tabel 5.1.7. Distribusi Subyek menurut Aktivitas Olahraga sebagai
Faktor Resiko Hipertensi
Olahraga Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Tidak ada 17 (42,5%) 13 (32,5%) 8 (20%) 2 (5%) 40 (100%)
Ringan 7(41,2%) 7 (41,2%) 2 (11,8%) 1 (5,8%) 17 (100%)
Sedang 9 (64,3%) 5 (35,7%) 0 0 14 (100%)
Berat 0 0 0 0 0
Dari tabel 5.1.7 diatas memperlihatkan karakteristik aktivitas
olahraga sebagai faktor hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 40 orang
(56,3%) yang tidak berolahraga dan didapatkan 10 orang (25%) yang
menderita hipertensi yaitu 8 orang (20%) dengan hipertensi grade I dan 2
orang (5%) dengan hipertensi grade II. Didapatkan pula sebanyak 17 orang
(24%) yang beraktivitas olahraga ringan dan dari 17 orang ituyang
mederita hipertensi adalah sebanyak 3 orang (17,6%) yaitu 2 orang
(11,8%) dengan hipertensi grade I dan 1 orang (5,8%) dengan hipertensi
grade II. Sedangkan yang beraktivitas olahraga sedang didapatkan
sebanyak 14 orang (19,7%) dan tidak satupun yang menderita hipertensi
dan tidak didapatkan responden yang melakukan aktivitas olahraga berat.
Tabel 5.1.8. Distribusi Subyek menurut Faktor Stresor Kerja sebagai
Faktor Resiko Hipertensi
N
o
Variabel Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
1 Kuantitas Berlebih
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
0
1 (100%)
13 (54,2%)
19 ( 41,3%)
0
0
6 (25%)
19 (41,3%)
0
0
4 (16,6%)
6 (13%)
0
0
1(4,2%)
2 (4,3%)
0
1 (100%)
24 (100%)
46 (100%)
2 Konflik Peran
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
0
19 (51,3%)
14 (42,4%)
1 (100%)
12 (32,4%)
12 (36,4%)
0
5 (13,5%)
5 (15,1%)
0
1 (2,7%)
2 (6,1%)
1 (100%)
37 (100%)
33 (100%)
0 0 0 0 0
3 Komunikasi
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
21 (51,3%)
12 (40%)
0
0
13(31,7%)
12 (40%)
0
0
6(14,6%)
4 (6,6%)
0
0
1 (2,4%)
2 (6,6%)
0
0
41 (100%)
30 (100%)
0
0
4 Terkait Kesehatan
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
14 (50%)
19 (44,2%)
0
7 (25%)
18(41,9%)
0
5 (17,8%)
5 (11,6%)
0
2 (7,1%)
1 (2,3%)
0
28 (100%)
43 (100%)
0
5 Tekanan Kerja
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
0
8 (32%)
23 (56,1%)
2 (40%)
0
10 (40%)
12 (29,3%)
3 (60%)
0
4 (16%)
6 (14,6%)
0
0
3 (12%)
0
0
0
25 (100%)
41(100%)
5 (100%)
6 Tanggungjawab
- S.ringan
- Ringan
- Sedang
- Berat
0
11 (42,3%)
22(51,2%)
0
0
10(38,5%)
15(34,8%)
0
0
4(15,5%)
4(9,3%)
2(100%)
0
1(3,8%)
2(4,7%)
0
0
26(100%)
43(100%)
2 (100%)
Dari tabel 5.1.8 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut
faktor stressor kerja terhadap hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 46
orang mengalami derajat stress berat pada variabel kuantitas berlebih, dan
pada variabel ini didapatkan jumlah penderita hipertensi terbanyak yaitu 8
orang (17,3%) dari semua variabel.
Untuk derajat stress sedang didapatkan terbanyak pada variabel
tanggungjawab dan hal terkait kesehatan yaitu sama – sama dengan
jumlah 43 orang (60,6%) dimana 6 orang (14%) menderita hipertensi.
Untuk derajat stress ringan didapatkan terbanyak pada variabel konflik
peran yaitu 37 orang (52,1%) dimana 6 orang (16,2%) menderita
hipertensi. Sedangkan untuk derajat stress sangat ringan didapatkan
terbanyak pada variabel komunikasi yaitu 41 orang (57,7%) dimana 7
orang (19%) menderita hipertensi.
Tabel 5.1.9. Distribusi Subyek Menurut Upaya Pencegahan
Hipertensi
Upaya
Pencegahan
Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Tidak ada 17 (58,6%) 10 (34,5%) 2 (6,9%) 0 29 (100%)
Ada 16 (38,1%) 15 (35,7%) 8 (19%) 3 (7,2%) 42 (100%)
Dari tabel 5.1.9 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut
upaya pencegahan hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 29 orang (40,8%)
yang tidak ada upaya pencegahan dan didapatkan 2 orang (6,9%)
daripadanya yang menderita hipertensi dan keduanya adalah dengan
hipertensi grade I. Didapatkan pula sebanyak 42 orang (59,2%) yang ada
melakukan tindakan pencegahan hipertensi dan didapatkan sebanyak 11
orang (26,2%) daripadanya yaitu 8 orang (19%) dengan hipertensi grade I
dan 3 orang (7,2%) dengan hipertensi grade II.
Tabel 5.1.10. Distribusi Subyek Menurut Upaya Pengobatan
Hipertensi
Upaya
Pencegahan
Normal Prehipertensi Hipertensi
Grade I
Hipertensi
Grade II
Jumlah
Tidak ada 33 (55%) 25 (41,7%) 2 (3,3%) 0 60 (100%)
Ada 0 0 8 (72,7%) 3 (27,3%) 11 (100%)
Dari tabel 5.1.10 diatas memperlihatkan distribusi subyek menurut
upaya pengobatan hipertensi. Dari 71 sampel diperoleh 60 orang (84,5%)
yang tidak ada upaya pengobatan hipertensi dan didapatkan 2 orang (3,3%)
daripadanya yang menderita hipertensi dan keduanya adalah dengan
hipertensi grade I. Didapatkan pula sebanyak 11 orang (15,5%) yang ada
upaya pencegahan hipertensi dan didapatkan sebanyak 11 orang (100%)
daripadanya yaitu 8 orang (72,7%) dengan hipertensi grade I dan 3 orang
(27,3%) dengan hipertensi grade II.
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dan yang
telah disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka pembahasan hasil
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
6.1. Umur dan Jenis Kelamin Sebagai Faktor Resiko Hipertensi
Resiko hipertensi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan
lebih banyak ditemukan pada laki – laki dibanding perempuan. Dimana
kelompok terbanyak ditemukan pada usia >45 tahun untuk laki-laki dan
>55 tahun untuk perempuan.5
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya
usia maka semakin besar resiko menderita hipertensi. Hal ini ditunjukkan
dengan kelompok usia >45 tahun sekitar 33,3% dari total sampel
didapatkan menderita hipertensi yaitu kelompok usia terbanyak yang
menderita hipertensi dibanding kelompok usia yang lain.
Berdasarkan penelitian Krisnawati, sampel diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok umur, yaitu 25-44 tahun, 45-54 tahun dan 55-65
tahun. Pada kelompok umur 25-44 tahun, prevalensi penderita hipertensi
adalah sebesar 7,05%, pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 26,02%
dan sedangkan pada kelompok umur 55-65 tahun sebesar 86,5%. Hal ini
menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi
sesuai dengan pertambahan usia.19
Berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil dimana jenis kelamin
laki – laki sekitar 23,5% adalah lebih cenderung menderita hipertensi
dibanding perempuan dengan hasil sekitar 16,7%. Hal ini terjadi oleh
karena ditemukan pola hidup yang lebih memungkinkan untuk terkena
hipertensi antara lain merokok dan minum kopi. Pada penelitian
Krisnawati didapatkan prevalensi hipertensi pada laki – laki dan
perempuan sama besar yaitu 33,3%.19
6.2. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga/genetik merupakan salah satu faktor resiko
hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan tidak dapat dihindari.
Adanya riwayat keluarga yang menderita hipertensi atau penyakit
kardiovaskuler akan mempertinggi resiko seseorang untuk menderita
hipertensi.14,15,17
Pada penelitian ini sebagian subjek penelitian tidak mengetahui
adanya salah seorang anggota keluarga yang menderita hipertensi, namun
diperoleh hasil bahwa subjek yang menderita hipertensi lebih banyak
memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi yaitu sebanyak
26,9%.
Ini hampir menyamai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Curtis, James, Raghunathan, dan Alcser yaitu sampel yang menderita
hipertensi lebih banyak dengan riwayat keluarga sebanyak 28%.20
6.3. Aktifitas Olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan
hipertensi karena olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan
peran obesitas pada hipertensi.17
Dari hasil penelitian didapatkan subjek yang tidak berolahraga
lebih banyak yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 25% dibanding
dengan yang mempunyai kebiasaan olahraga, baik olahraga ringan
(17,6%), sedang (0%) atau berat (0%). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Guinmont, Brisson dan Dagenais dimana sampel
yang tidak berolahraga, 32% merupakan penderita hipertensi sedangkan
sampel yang berolahraga prevalensi hipertensi cuma 9,6%.21
6.4. Stress Kerja/Beban Kerja
Di lingkungan pekerjaan, stress kerja merupakan suatu kondisi
dimana satu atau beberapa faktor di lingkungan kerja berinteraksi dengan
pekerjaan sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.
Dapat pula dikatakan bahwa stress kerja merupakan suatu interaksi antara
kondisi kerja dengan karakteristi pekerja yang menghasilkan tuntutan
kerja yang melampaui kemampuan kerja.19
Jika dihubungkan dengan kesehatan maka penyakit yang
mungkin dapat timbul akibat stress kerja berlebihan adalah hipertensi.
Dimana hal ini dapat terjadi pada semua pekerjaan. Hubungan antara
stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas syaraf simpatis yang
dapat meningkatkan tekanan darah. Apabila stress berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.19
Dari hasil penelitian pada guru SMK Seri Perling Johor Bahru,
Malaysia, dari keenam variabel stressor kerja diperoleh hasil dimana
variabel kuantitas beban kerja berlebih yang menjadi faktor stress kerja
yang terbanyak yaitu 46 orang (67,8%) dari 71 subjek penelitian dan
diantara 46 orang itu 8 orang (17,3) menderita hipertensi yaitu 6 orang
(13%) hipertensi grade I dan 2 orang (4,3%) hipertensi grade II, dan
variabel ini memiliki subjek yang menderita hipertensi terbanyak dan
mengalami derajat stress berat.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Faktor stressor kerja teridentifikasi sebagai faktor resiko hipertensi
pada guru di SMK Seri Perling, Johor Bahru, Malaysia. Variabel
kuantitas beban kerja berlebih yang menjadi faktor stress kerja
yang terbanyak dengan derajat stress berat yaitu sebanyak 46
orang (67,8%) dan diantara 46 orang itu 8 orang (17,3) menderita
hipertensi yaitu 6 orang (13%) hipertensi grade I dan 2 orang
(4,3%) hipertensi grade II.
2. Karakteristik faktor resiko hipertensi lainnya termasuk umur,
dimana resiko bertambah sesuai pertambahan umur, riwayat
keluarga dimana penderita hipertensi terbanyak didapatkan
dengan riwayat keluarga dan aktifitas olahraga dimana didapatkan
penderita hipertensi terbanyak adalah yang tidak berolahraga.
3. Prevalensi hipertensi pada guru SMK Seri Perling adalah
sebanyak 18,3% dibanding dengan prevalensi yang tidak
hipertensi sebanyak 46,5% dan prevalensi yang prehipertensi
sebanyak 35,2%.
4. Sebanyak 42 orang (59,2%) yang melakukan upaya pencegahan
hipertensi dengan sekurang – kurangnya melakukan aktifitas
olahraga ringan.
5. Sebanyak 11 orang (15,5%) dengan upaya pengobatan hipertensi
dan kesemuanya adalah penderita hipertensi.
7.2. Saran
1. Mengingat bahwa stressor kerja merupakan salah satu faktor
penyumbang peningkatan angka penderita hipertensi, sebaiknya
pihak pengurusan sekolah atau kementerian pendidikan mengkaji
semula beban kerja dan tugasan yang diberikan pada guru supaya
sesuai dengan kemampuan kerja mereka.
2. Skrining hipertensi dianjurkan dilakukan di tiap – tiap sekolah atau
secara berkala pada guru di sekolah,
3. Faktor umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga tidak dapat
dihindari. Adapun, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dari
angka penderita hipertensi dari terus bertambah atau kondisi
hipertensi dari menjadi lebih jelek, dengan melakukan olahraga
teratur, mengurangi stress, mengamalkan pola pemakanan sehat
dengan mengurangi garam dan minum kopi, dan tidak merokok.
4. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih banyak, di beberapa sekolah lain untuk mengevaluasi faktor
stressor kerja dan faktor resiko lainnya pada guru secara
menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Annamalai C, Govindaraja C, Chandramouli C. Prevalence, Awareness and
Control of Hypertension in Estate Workers in Malaysia. [cited August
2013]. Available at; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
2. WHO International Society of Hypertension Writing Group. 2003 World
Health Organization (WHO)/ International Society of Hypertension(ISH)
statement on management of hypertension.[cited August 2013]. Available
at;
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension_guid
elines.pdf
3. Tee S.R, Teoh X.Y, Rahman W.A, Aiful A, Har C.S.Y, Tan Z.F, Khan A.R.
The Prevalence Of Hypertension And Its Associated Risk Factors In Two
Rural Communities In Penang, Malaysia. [cited August 2013]. Available at;
http://web.imu.edu.my/ejournal/approved/5.Original_TanSyerRee.pdf
4. Rashid A.K, Azizah A.M, Prevalence of hypertension among the elderly
Malays living in rural Malaysia. [cited August 2013]. Available at;
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3562944/
5. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves J, Hill MN.
Recommendations for blood pressure measurement in humans and
experimental animals: Part 1: Blood pressure measurement in humans: a
statement for professionals from the subcommittee for professional and
public education of the American Heart Association Council on high blood
pressure research. Hypertension.2005;45(1):142-61.
6. AHA 2013. Statistical Fact Sheet 2013 Update. American Heart
Association. [cited August 2013]. Available from www.heart.org/statistics
7. Eaker ED, Sullivan LM, Kelly-Hayes M, D’Agostino RB, Benjamin EJ.
Marital status, marital strain and risk of coronary heart disease or total
mortality: the Framingham off spring study. Psychosom Med. 2007;69:509-
513.
8. Narayan KA, Rashid AK. Blood pressure patterns and the prevalence of
hypertension and its associated factors in a rural community in northern
Malaysia. Malaysian Journal of Public Health Medicine. 2007;7(1):14-19.
9. Brookes L. The Updated WHO/ISH Hypertension Guidelines. 2004 [cited
August 2013]. Available at; http://www.medscape.com/viewarticle/471863
10. Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, Mitchell R.N. Hypertensive Vascular
Disease, In: Robbins Basic Pathology 8th
edition.2006.Philadelphia.Saunders Elsevier.p353-356.
11. Camm AJ, Bunce NH.2005.Systemic Hypertension, In: Kumar & Clark
Clinical Medicine 6th edition.Philadelphia.Saunders Elsevier.p.857-863.
12. Kabo P.2012. Hipertensi. Dalam: Bagaimana Menggunakan Obat – Obat
Kardiovaskular Secara Rasional Edisi Pertama.Jakarta.p63-74.
13. Schwenk T.L. New Hypertension Guidelines : JNC7 [Online] 2003 May
21st [cited August 2013] Available at;
http://www.jwatch.org/jw200305300000001/2003/05/30/new-
hypertension-guidelines-jnc-7
14. Elliot WJ, Black HR. Hypertension. In: Wong ND, Black HR, Gardin JM.
Preventive Cardiology A Practical Approach. 2ndEdition. New York:
McGraw-Hill.2005. p.149-155.
15. Greattinger W.F.2009. Systemic Hypertension In: Current Diagnosis &
Treatment: Cardiology 3rd edition.McGraw-Hill.p153-157.
16. Marieb E.N, Hoehn K.2007. The Cardiovascular System: Blood Vessels, In:
Human Anatomy & Physiology 7th edition. San Franscisco.Pearson
Education.p733
17. Soeparman DR. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
1990; 20-214.
18. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi
ke-4. 2011.Sagung Seto.
19. Krisnawati F, Basuki B, Naiggolan G. Job Stressors and Other Risk Factors
Related to The Risk of Hypertension Among Selected Employees in Jakarta.
[Online] July-September 2006. [cited August 2013]. Available at;
mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/download/236/234
20. Curtis AB, James SA, Raghunathan TE, Alcser KH. Job Strain and Blood
Pressure in African Americans: the Pitt County Study. [online] August
2006. [cited August 2013] Available at;
http://ajph.aphapublications.org/doi/abs/10.2105/AJPH.87.8.1297
21. Guinmont C, Brisson C, Dagenais GR. Effects of Job Strain on Blood
Pressure: A Prospective Study of White Collar Workers. [Online] August
2006 [Cited August 2013]. Available at;
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16809603
KUESIONER
No. Kuesioner: Tgl Pengisian:
Mohon diisi dan dijawab pertanyaan dibawah ini dengan benar dan lengkap.
Kecuali bagian H diisi oleh peneliti
A. Karakteristik Demografi
responden
B. Riwayat Pekerjaan
Responden
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin: 1. Laki – laki 2.
Perempuan
Suku/Bangsa: 1. Melayu 2. India
3. Cina 4. Lain2
…………
Status perkahwinan:
1. Sudah menikah 2. Belum
menikah
Pendidikan responden
1. Diploma 2. Perguruan
Tinggi
Lain2.Nyatakan:
Jawatan:
1.Guru biasa 2. Guru
panitia
3.Guru Penolong Kanan
4.Lain2.Nyatakan:
Lama berkhidmat:………bulan/tahun
Selain menjadi guru, apakah ada
pekerjaan tambahan?
1. YA 2. TIDAK
Bila “YA” apakah pekerjaan
tambahan ini sering menimbulkan
beban pikiran?
1. YA 2. TIDAK
C. Kebiasaan Aktivitas Fisik (pilih salah satu untuk tiap
kategori)
Frekuensi
per minggu
C1. Kegiatan rumah tangga
1. Ringan Mencuci piring, membuat kue,
membersihkan
kaca,menulis,mengangkat barang
<5kg
2. Sedang Naik tangga 2 tingkat, berkebun,
memotong rumput dengan mesin,
mengangkat barang <10kg,
mendorong beban 4-5kg
3. Berat Naik tangga 2 tingkat (cepat),
mengangkat barang > 10kg,
mendorong beban 6-7kg
C2. Olahraga
1. Tidak olahraga
2. Ringan Jalan kaki perlahan 2-4km, bola voly,
bulu tangkis, tenis meja, bersepeda 8-
15km,berdansa
3. Sedang Jalan kaki cepat 6-8km, tennis,
berenang, bersepeda 16-20km, senam
robik
4. Berat Jogging/berlari 6-9km, mendayung,
bersepeda 21-30km, sepak bola,
mendaki gunung, semua olahraga
kompetisi
D. Riwayat Penyakit Responden
D1.
Hipertensi
1. Tidak
pernah
2. Pernah,
Tahun………
3. Masih,
Mulai
tahun……….
4. Tidak
tahu
D2. Ginjal 1. Tidak
pernah
2. Pernah,
Tahun………
3. Masih,
Mulai
tahun……….
4. Tidak
tahu
D3. Stroke 1. Tidak
pernah
2. Pernah,
Tahun………
3. Masih,
Mulai
tahun……….
4. Tidak
tahu
D4. Jantung 1. Tidak
pernah
2. Pernah,
Tahun………
3. Masih,
Mulai
tahun……….
4. Tidak
tahu
D5. Diabetes 1. Tidak
pernah
2. Pernah,
Tahun………
3. Masih,
Mulai
tahun……….
4. Tidak
tahu
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga(kakek/nenek, ayah/ibu, paman/bibi) yang
menderita hipertensi?
1. Tidak ada 2.Ada,sebutkan………………. 3. Tidak
tahu
KUESIONER STRESOR KERJA
Simak setiap pertanyaan, apakah anda pernah menghadapinya dan menyebabkan
anda merasa stress. Lalu tentukan berapa sering anda menghadapi hal tersebut.
Tuliskan di kolom dengan angka yang sesuai (antara 1-5) yang anda anggap paling
tepat dengan pedoman sebagai berikut:
Tulis angka: 1 = Tidak pernah
2 = Jarang
3 = Kadang – kadang
4 = Sering
F. Upaya Pencegahan Hipertensi G. Pemakaian Obat
Antihipertensi
1. Ada.
Nyatakan(contoh:olahraga,etc):
2. Tidak Ada
3. Tidak pernah
4. Pernah, sudah berhenti
Sebab putus obat:
5. Masih
Nama obat:
Tempat berobat:
H. Tekanan
Darah
1 2 Rata - rata
1. Sistolik
2. Diastolik
5 = Selalu
Mohon seluruhnya diisi
No Pertanyaan Skor (1-5)
A. Tekanan Akibat Pekerjaan
1. Tugasan terlalu banyak, tidak dapat diselesaikan pada jam
kerja
2. Terlalu sering diperhatikan/diawasi
3. Kebutuhan kerja mengambil waktu peribadi
4. Tugasan harus diselesaikan dalam waktu yang singkat
5. Terjepit antara atasan dan bawahan
B. Konflik Peran Pekerjaan
1. Tidak jelas tentang tanggungjawab pekerjaan yang
sebenarnya
2. Terlalu banyak tugas kelompok
3. Informasi tentang pekerjaan yang seharusnya dilakukan
tidak bagus
4. Kebebasan yang tidak cukup untuk melakukan pekerjaan
5. Tidak enak melakukan tugas yang tidak etis
C. Komunikasi & Keselesaan Dengan Atasan
1. Mempunyai ide yang berbeda dengan atasan
2. Mempunyai masalah berbicara dengan atasan
3. Tidak dapat memprediksi reaksi atasan
4. Komentar yang sedikit dari atasan mengenai tugasan anda
5. Atasan suka mengkritik tugasan anda
D. Masalah Kesehatan Terkait Kerja
1. Kondisi pekerjaan yang tidak bagus
2. Teman sejawat tidak efisien
3. Tugasan fisik yang berat untuk diselesaikan
4. Ancaman dari teman sejawat
5. Cuti sakit tidak digalakkan
E. Stress Akibat Beban Kerja Berlebihan
1. Tidak dapat berkonsultasi dengan orang lain
2. Teman sejawat tidak efisien
3. Tugasan sering dibawa pulang kerumah untuk diselesaikan
4. Bertanggungjawab terhadap terlalu banyak orang/proyek
5. Orang yang membantu menyiapkan tugasan kerja tidak
cukup
F. Tekanan Waktu Kerja
1. Memikirkan bahwa waktu adalah uang
2. Waktu mulai dan selesai kerja adalah rigid
3. Waktu istirahat atau ISHOMA terlalu pendek
4. Pekerjaan ini membutuhkan saya melakukan kerja dengan
cepat
5. Saya terpaksa pulang lambat melewati jam kerja
TERIMA KASIH ATAS KERJASAMA ANDA
Diisi oleh peneliti
Variabel A B C D E F
Skor
Stress