skripsi tri swandayani nim k7407147 fakultas …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfsmk...

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyennguyet

Post on 28-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN

SMK KRISTEN 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

TRI SWANDAYANI

NIM K7407147

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN

SMK KRISTEN 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

TRI SWANDAYANI

NIM K7407147

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wahyu Adi, M.Pd Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd

NIP. 19630520 1989031 005 NIP. 19691229 2005012 001

Page 4: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M . .......................

Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. .......................

Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd. .......................

Page 5: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M .......................

Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................

Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd .......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Tri Swandayani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta berjumlah 47 siswa. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi, dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Learning Together. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Partisipasi siswa dalam kelompok menunjukkan peningkatan sebesar 10,64% dari siklus I sebesar 68,79% menjadi 79,43% pada siklus II, (2) Partisipasi siswa dalam kelas meningkat sebesar 12,76% dari siklus I sebesar 70,21% menjadi 82,97% pada siklus II, (3) Peningkatan pencapaian hasil belajar siswa sebesar 14,66% dari siklus I sebesar 74,47% menjadi 89,13% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi.

Page 7: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Tri Swandayani. THE IMPROVEMENT OF ACCOUNTING SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT USING LEARNING TOGETHER TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL IN THE FINANCE X GRADERS OF SMK KRISTEN 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.

The objective of research is to find out the improvement of learning achievement using the Learning Together Type of Cooperative Learning Model in accounting subject of the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta in the school year of 2010/2011.

This study employed a classroom action research with cycle strategy. The subject of research was the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta consisting of 47 students. The object of research was a variety of activity occurring in the classroom during learning process. This research was carried out in the collaboration between the author, classroom teacher and by involving the students. The data sources employed were informant, place or location, event, document and archive. Techniques of collecting data used were observation, interview, test, and documentation. The research procedure included: (1) problem identification, (2) preparation, (3) action plan arrangement, (4) action implementation, (5) observation, (6) reflection, and (7) report writing. The process of research was carried out in two cycles, each of which consisted of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing and interpreting, and (4) analyzing and reflecting. Each cycle was implemented in 4 meetings; the time allotment for each meeting was 8 x 45 minutes.

Based on the research conducted, it can be concluded that there is an improvement of student learning achievement by the application of Learning Together learning model. It is reflected in some indicators as follows: (1) Student participation in group indicates an increase by 10.64% from 68.79% in cycle I to 79.43% in cycle II, (2) Student participation in the classroom increases by 12.76% from 70.21% in cycle I to 82.97% in cycle II, (3) The improvement of student learning achievement reaches 14.66% from 74.47% in cycle I to 89.13% in cycle II. Those improvements occur after the teacher takes the following attempts: (1) applying Learning Together type of cooperative learning model, (2) Teacher makes Lesson Plan before teaching so that the teaching-learning proceeds in directed and programmed manner, (3) teacher carries out an evaluation on the learning implementation to improve the student learning achievement. Thus, it can be concluded that the Learning Together type of cooperative learning model application can improve student participation and learning achievement in accounting subject.

Page 8: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. “

{ Q.S Al-Insyirah 6-7 }

“ Dalam pendidikan kehidupan pikiran berangsur secara bertahap

dari percakapan–percakapan ilmiah menuju teori–teori intelektual,

menuju perasaan spiritual, dan kemudian sampai pada Tuhan “

{ Kahlil Gibran }

“ Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran

dalam tindak dan berfikir.

Akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha Kuasa “

{ R.A. Kartini }

“ Suatu kegagalan atau keberhasilan yang didapat bukanlah sebuah takdir

melainkan suatu pilihan “

{ Penulis }

Page 9: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur mendalam kepada Allah SWT , skripsi ini

penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih dan

terimakasih penulis kepada:

- Ibu dan Ayah yang teramat penulis hormati dan sayangi, terima

kasih atas doa, bimbingan, nasehat dan kasih sayang yang terus

menerus mengalir sehingga skripsi ini selesai dengan lancar.

- Kakak-kakak tersayangku, Mbak Wenny, Mas Andri, Mas

Untung, Mbak Linda sertasemua keponakanku yang selalu

memberi senyum kebahagiaan.

- Pemacu semangatku, Fajar Budiyono yang selalu setia

menemani dan mendukung dalam suka maupun duka.

- Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd dan Ibu Sri Sumaryati S.Pd,

M.Pd terimakasih untuk kesabarannya membimbing penulis.

- Teman-teman senasib seperjuangan Mahmudah, Umi, Nurul,

Sapto, Erlin, dan semua teman-teman kelas Akuntansi A dan B

yang membantu penyelesaian skripsi ini.

- Sahabatku Ritha, Rini, Riza, Via dan juga mbak Donita, mbak

Mia, mbak Dina atas semangatnya walau dari jauh. Serta teman

kost PALUPI terutama Indah Arsita dan Teteh Yani yang

selalu memberikan tawa dan semangat.

- Ibu Setia Pratiwi, S.Pd serta keluarga besar SMK Kristen 1

Surakarta yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

- Teman-teman PPL 2010 SMK Kristen 1 Surakarta.

- Almamater UNS

Page 10: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia rancangan-Nya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan

dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan

skripsi ini.

3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

dengan bijaksana.

4. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga

selesai.

5. Ibu Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

dukungan, nasehat dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

6. Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

7. Ibu Setia Pratiwi, S.Pd, selaku guru akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dan

siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta yang telah membantu

dalam pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, membimbing dan memberikan

bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu dan ayah tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun

spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan

dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini,

penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulis

nantikan dengan hormat.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 12: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

1. Manfaat Teoretis ........................................................................ 7

2. Manfaat Praktis .......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan .................................................................................. 8

a. Pengertian Pendidikan .......................................................... 8

b. Tujuan Pendidikan ................................................................ 9

2. Proses Belajar Mengajar ........................................................... 9

a. Pengertian Belajar ................................................................ 10

Page 13: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................ 11

3. Model Pembelajaran .................................................................. 12

a. Pengertian Model Pembelajaran .......................................... 12

b. Jenis Model Pembelajaran ................................................... 12

4. Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 13

a. Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 13

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif .............................. 13

2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif .............. 15

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif ..................................... 17

b. Tipe Learning Together ......................................................... 19

1) Pengertian Tipe Learning Together ................................. 19

2) Unsur-unsur Tipe Learning Together .............................. 20

3) Langkah-langkah Tipe Learning Together...................... 21

5. Hasil Belajar ............................................................................... 21

a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 21

b. Pengukuran Hasil Belajar ...................................................... 22

6. Mata Pelajaran Akuntansi ......................................................... 23

B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 24

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 26

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 29

1. Tempat Penelitian .................................................................... 29

2. Waktu Penelitian ...................................................................... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 30

1. Subjek Penelitian....................................................................... 30

2. Objek Penelitian ....................................................................... 30

C. Sumber Data .................................................................................... 30

D. Pendekatan Penelitian ................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35

Page 14: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

1. Wawancara ................................................................................ 35

2. Observasi .................................................................................. 36

3. Dokumentasi ............................................................................. 36

4. Tes ............................................................................................. 36

F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 36

G. Proses Penelitian ............................................................................ 38

1. Rancangan Siklus I.................................................................... 38

2. Rancangan Siklus II ................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 42

1. Riwayat Singkat ....................................................................... 42

2. Keadaan Lingkungan Belajar ................................................... 44

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah .................................. 44

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi

PadaKompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan

Jasa di Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta .................. 45

1. Ditinjau dari Segi Siswa .......................................................... 45

2. Ditinjau dari Segi Guru ............................................................ 46

C. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 47

1. Siklus I ....................................................................................... 47

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................ 47

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................ 50

c. Observasi dan Interpretasi .................................................... 55

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ............................. 57

2. Siklus II ..................................................................................... 58

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ......................................... 58

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................... 62

c. Observasi dan Interpretasi ................................................... 67

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II .......................... 69

D. Pembahasan ................................................................................... 70

Page 15: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 74

B. Implikasi .......................................................................................... 75

1. Implikasi Teoritis ..................................................................... 75

2. Implikasi Praktis........................................................................ 76

C. Saran ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ............................. 29

Tabel 2. Indikator Ketercapaian ..................................................................... 39

Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I.................. 56

Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II .......................... 68

Tabel 5. Peningkatan Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar ................... 72

Page 17: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................... 28

Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ............................... 32

Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa pada SiklusI ..................................................................... 56

Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa pada Siklus II ................................................................. 68

Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ............................ 72

Gambar 6. Guru Menjelaskan Materi ........................................................... 155

Gambar 7. Siswa Bertanya dan Guru Memberi Pengarahan ...................... 155

Gambar 8. Peneliti Membantu Memberi Pengarahan pada Siswa .............. 156

Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal dengan Kelompok

Masing-masing .......................................................................... 156

Gambar 10. Siswa Berdiskusi dengan Kelompok Masing-masing ............... 157

Gambar 11. Siswa Saling Membagi Tugas dengan Kelompoknya ............... 157

Gambar 12. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi .................................... 158

Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi .............................................. 158

Page 18: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan 1........................................................................ 81

Lampiran 2. Daftar Nilai Awal Siswa ................................................................ 83

Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa................................... 85

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 93

Lampiran 5. Materi Ajar Siklus I ....................................................................... 98

Lampiran 6. Soal diskusi Learning Together siklus I ....................................... 103

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal diskusi Learning Together siklus I ............ 104

Lampiran 8. Soal Evaluasi Learning Together Siklus I .................................... 106

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal evaluasi Learning Together siklus I ......... 107

Lampiran 10.Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus I ......................................... 109

Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa pada Siklus I ................................................. 112

Lampiran 12. Catatan Lapangan 2 ..................................................................... 114

Lampiran 13. Lembar Pengamatan .................................................................... 119

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 121

Lampiran 15. Materi Ajar SiklusII ..................................................................... 126

Lampiran 16. Soal diskusi Learning Together siklus II ................................... 129

Lampiran 17. Kunci Soal diskusi Learning Together siklus II ........................ 130

Lampiran 18. Soal Evaluasi Learning Together Siklus II ................................ 131

Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Learning Together Siklus II...... 132

Lampiran 20. Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus II....................................... 134

Lampiran 21. Daftar Nilai Siswa pada Siklus II................................................ 137

Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ..................................................................... 139

Lampiran 23. Lembar Pengamatan .................................................................... 143

Lampiran 24. Hasil Wawancara Setelah Penerapan Learning Together ......... 144

Lampiran 25. Daftar Hadir Siswa Siklus I dan Siklus II .................................. 151

Lampiran 26. Daftar Kelompok Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... 153

Lampiran Dokumentasi ....................................................................................... 154

Lampiran. Perijinan ............................................................................................. 159

Page 19: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional adalah salah

satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Masa

depan bangsa selain ditentukan oleh sumber alam juga ditentukan oleh kualitas

sumber daya manusia itu sendiri. Upaya untuk membentuk sumber daya manusia

(SDM) yang cerdas dan berkualitas serta berkepribadian baik adalah bagian dari

misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Sesuai

dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai amanat Undang-undang di atas jelaslah bahwa tugas seorang guru

tidak hanya menyampaikan ilmu saja tetapi juga diharapkan mampu

meningkatakan mutu pendidikan secara menyeluruh mencakup aspek moral,

akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni.

Seorang guru dituntut menguasai berbagai kemampuan sebagai guru yang

professional. Tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman

teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Hal ini penting karena

seorang guru dalam pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi

semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang disampaikan dapat

mudah dipahami siswa dan kegiatan pembelajaran juga menyenangkan. Apabila

guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, maka dapat

Page 20: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga hasil belajarnya tidak

maksimal. Ketuntasan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat dipengaruhi

oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode

pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran dibutuhkan juga partisipasi dari siswa

sebagai dasar pengembangan materi karena pembelajaran pasif akan menghambat

kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa

lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap untuk

diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku

sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan yang mempunyai visi dan misi yang unggul dalam meningkatkan

prestasi. SMK Kristen 1 Surakarta mempunyai 4 bidang keahlian yaitu keuangan,

administrasi, tata niaga dan multimedia.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang

dilakukan peneliti selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2010

berlangsung, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada kelas X

Keuangan seperti terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah. Siswa cenderung

lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena tidak tersedianya Buku

Paket atau buku pendamping lainnya. Selain itu, peralatan dan media

pembelajaran yang dipakai sangat terbatas dan lebih cenderung manual. Kelas

masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang tidak

melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif. Guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan

dimana guru sebagai pusat informasi menerangkan materi dan siswa duduk manis

mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan, serta hanya sedikit

diselingi tanya jawab maupun diskusi.

Page 21: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Permasalahan lain yaitu ketuntasan hasil belajar siswa SMK Kristen 1

Surakarta kelas X Keuangan dalam Mata Pelajaran Akuntansi masih rendah. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan hanya 69,89. Selain itu, dari 47 siswa

kelas X Keuangan, hanya 27 siswa atau sebesar 57,45% yang memenuhi KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi

perusahaan jasa yaitu 73, sisanya 20 siswa atau sebesar 42,55% belum memenuhi

KKM tersebut. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas

siswa juga masih mengerjakan didalam kelas sebelum pelajaran akuntansi

dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam

mengikuti pelajaran Akuntansi.

Model pembelajaran kooperatif adalah merupakan salah satu model

pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam pembelajaran

kooperatif, interaksi siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilaksanakan

secara lebih optimal. Dengan adanya interaksi yang baik maka akan

meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga hasil belajar akan

meningkat. Interaksi ditandai dengan tujuan saling tergantung dengan individu

yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi tugas, tetapi hanya satu siswa

saja yang mengerjakan semua tugas tersebut dan yang lain tidak mendukungnya,

ini bukan suatu kelompok kooperatif. Semua siswa dalam kelompok kooperatif

perlu mengetahui materi yang sedang dikerjakan dan memberikan kontribusi agar

seluruh kelompok berhasil. Karena model pembelajaran ini adalah model yang

menekankan aspek kerja sama dalam memecahkan suatu persoalan. Sebuah model

pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari teman sebayanya dalam

sebuah kelompok kooperatif.

Berbagai model atau strategi pembelajaran dikembangkan para ahli untuk

mengoptimalkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dari berbagai model

pembelajaran kooperatif, Learning Together adalah tipe pembelajaran kooperatif

yang diyakini cocok dengan situasi siswa yang cenderung belajar lebih efisien

Page 22: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dalam kelompok atau belajar secara bersama-sama. Tipe pembelajaran ini

menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber

belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan secara individual

dan sosial. Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dilakukan dengan

membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam

siswa kemudian diberi satu pelajaran atau worksheet dimana mereka harus belajar

dan melengkapinya bersama-sama. Tidak ada kompetisi antar kelompok, sehingga

metode ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan

di atas, yakni : pembagian kelompok presentasi yang tidak merata dan kegiatan

diskusi kelompok yang kurang optimal, sehingga menyebabkan proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal.

Tipe pembelajaran Learning Together juga dapat diterapkan untuk semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, karena tipe ini adalah

termasuk tipe yang paling sederhana dibandingkan tipe pembelajaran kooperatif

lain. Sehingga tipe ini juga cocok diterapkan untuk Mata Pelajaran Akuntansi di

SMK. Dalam Mata Pelajaran Akuntansi sangat dibutuhkan adanya ketelitian dan

kesabaran. Maka, seorang guru akuntansi dituntut tidak hanya menyampaikan

materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat

melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, salah satunya adalh menggunakan

model pembelajaran kooperaif tipe Learning Together.

Untuk mengantisipasi agar masalah tersebut tidak berkelanjutan, maka

guru harus terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang

bervariasi. Pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar

diantaranya dengan menempatkan siswa belajar berkelompok, dengan begitu

siswa dapat berfikir sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain sehingga akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit karena tidak jarang

banyak siswa yang masih malu dan canggung untuk bertanya. Guru dapat

menciptakan proses pengajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan

Page 23: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dengan pembelajaran yang tepat dan

tentunya menyenangkan. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi,

proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai

kompetensi peserta didik, agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat optimal.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1

Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di

identifikasikan sebagai berikut:

1. Siswa cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena

tidak tersedianya Buku Paket atau buku pendamping lainnya.

2. Sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang dipakai masih sangat

terbatas dan lebih cenderung manual.

3. Kelas masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang

tidak melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif.

4. Siswa umumnya kurang antusias mengikuti pembelajaran karena kesulitan

memahami konsep yang diberikan guru, yang hanya menggunakan metode

ceramah, penugasan dan hanya sedikit diselingi tanya jawab maupun diskusi.

5. Hasil belajar yang dapat dilihat dari prestasi belajar belum menunjukkan hasil

yang maksimal, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas untuk Mata

Pelajaran Akuntansi masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,

maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil

Page 24: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

belajar siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011

pada mata pelajaran Akuntansi dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together.

Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untuk

mendapatkan hasil penelitian yang lebih berguna, maka penelitian ini membatasi

masalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam penguasaan

pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Peneliti membatasi pada hasil belajar yang dilihat dari

peningkatan prestasi belajar siswa dan partisipasi siswa setelah mengikuti

pembelajaran.

2. Learning Together

Learning Together merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang

melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok yang

beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang yang heterogen menangani tugas

tertentu. Kelompok-kelompok tersebut menyerahkan satu hasil kelompok.

Mereka menerima pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok

tersebut.

3. Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada

suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu yang digunakan oleh

pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan, apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

Page 25: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

learning together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X

Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka secara umum tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada

mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut :

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif,

serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih

mendalam mengenai dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan

pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru

akuntansi maupun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode

pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Page 26: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Bagi Siswa

Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan

sikapnya. Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih

menyenangi belajar yang bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan

terampil bertanya dan menjelaskan.

Page 27: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan yang berkualitas merupakan faktor yang sangat vital dalam

meningkatkan kemajuan suatu bangsa, karena masa depan seseorang sangat

tergantung pada pendidikannya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses

pengajaran. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya (2006:24)

menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan

perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik.”

Sejalan dengan definisi tersebut, pengertian pendidikan menurut

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan pengertian pendidikan menurut kedua ahli tersebut,

pendidikan diharapkan mampu mengembangkan dimensi manusia Indonesia

seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan,

kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek tersebut bermuara

pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan

melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan

diri dan berhasil di masa depan.

Page 28: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

banyak unsur atau komponen didalamnya, dimana masing-masing unsur

saling berkaitan membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan.

Apabila salah satu komponen tidak ada atau kurang maka pelaksanaan

pendidikan tidak akan efektif dan efisien. Jadi, pendidikan melibatkan

komponen-komponen sebagai sarana pendukung pelaksanaan pendidikan.

Unsur-unsur pendidikan menurut Tirtahardja, dkk (2005: 51) meliputi:

subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),

interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), ke arah

mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan

dalam bimbingan (materi pendidikan), cara yang digunakan dalam bimbingan

(alat dan metode), dan tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung

(lingkungan pendidikan).

b. Tujuan Pendidikan

Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan bangsa. Dengan

demikian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi bagian dari

strategi pembangunan nasional yang sangat penting dan dilandasi serta dengan

perangkat perundang-undangan yang mantap.

Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dilaksanakan

oleh pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (2003:7) yang berbunyi :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Page 29: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Proses Belajar Mengajar

Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah kegiatan utama dari pendidikan.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sedangkan

mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik bertugas untuk

memberikan sejumlah pengetahuan dan bimbingan kepada peserta didiknya ke

arah yang lebih baik, sedangkan peserta didik berusaha mencapai tujuan itu

dengan bantuan dan bimbingan dari pendidik. Dalam proses belajar mengajar

tersebut terjadi komunikasi antar peserta didik dan pendidiknya atau sering

disebut dengan interaksi pendidikan. Komponen PBM terdiri dari siswa, guru,

tujuan, bahan dan materi, metode, media dan evaluasi. Komponen-komponen

tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan PBM. Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah proses interaksi

antara guru dan siswa yang didukung seluruh komponen proses belajar mengajar

dan berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan pengajaran.

Dalam PBM interaksi yang terjadi berfokus pada kegiatan dari peserta

didik. Peserta didik adalah pelaksana primer dalam pendidikan. Peserta didik

adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan

orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai

makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota

masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Kegiatan yang dilakukan oleh

peserta didik adalah belajar. Maka, interaksi pendidikan juga berfokus pada

kegiatan belajar dari peserta didik.

a. Pengertian Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tak pernah lepas dari proses

belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan setiap orang untuk

mengembangkan dirinya. Aktivitas ini berlangsung sejak seseorang dilahirkan

dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Kata belajar mengandung berbagai

makna, maka dari itu arti dari kata belajar mempunyai banyak definisi sesuai

dengan sudut pandang penyusunnya. Menurut Slameto (1995: 2) belajar

Page 30: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sejalan dengan pengertian tersebut Gage dalam Ratna Wilis Dahar

(1989:11) menyatakan belajar adalah “suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya akibat pengalaman. Sedangkan belajar dalam arti luas

adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan, dan penilaian mengenal sikap, nilai-nilai

pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi

atau pengalaman yang terorganisasi”.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan karena adanya hasil dari

pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Adanya kemauan dan juga

kemampuan untuk berubah akan menjadikan seseorang dapat secara bebas

untuk mengeksplorasi, memilih dan menetapkan suatu keputusan atau pilihan

dalam kehidupannya. Seseorang dapat menjadi lebih dewasa karena adanya

perubahan-perubahan yang terjadi selama proses belajar dalam kehidupannya

tersebut.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan

belajar dipengaruhi juga oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari

luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa disebut faktor internal, sedangkan

faktor dari luar diri siswa disebut faktor eksternal.

Ngalim Purwanto (2007:102) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar ada dua golongan, yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang sering kita sebut dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individualistik

Page 31: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor

yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal pada penelitian ini adalah sikap dan aktivitas siswa.

Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, media belajar, bahan ajar dan

pendekatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together.

3. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar tugas seorang guru adalah membantu

siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah

dan efektif di masa yang akan datang, karena hal ini adalah merupakan tujuan

dari kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan model

pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut

Winataputra yang dikutip oleh Sugiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, model pembelajaran berfungsi

sebagai pedoman. Bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar,

model pembelajaran yang akan dipakai berpengaruh penting dalam aktivitas

pembelajaran di dalam kelas. Maka, untuk dapat mencapai tujuan belajar yang

diharapkan sebaiknya seorang guru dapat memilih dengan bijak model

Page 32: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas terutama kondisi

siswa, karena kondisi di dalam kelas setiap sekolah pasti sangat beragam dan

tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan untuk berbagai kondisi..

b. Jenis Model Pembelajaran

Dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa, ada banyak model

pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, tidaklah berarti

semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini

disebabkan karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap mata

pelajaran. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai

masing-masing model pembelajaran. Anita Lie (2008: 23) menyebutkan tiga

macam model pembelajaran yaitu model kompetensi, model individual, dan

model pembelajaran kooperatif.

Dalam model pembelajaran kompetensi, siswa belajar dalam suasana

persaingan. Tidak jarang guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana

memotivasi siswa dalam memenangkan kompetensi dengan sesama

pembelajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran kompetensi

adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling baik

sampai dengan yang paling jelek.

Model pembelajaran yang kedua yaitu pembelajaran individu. Dalam

pembelajaran ini, anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan

kemampuan mereka sendiri. Penilaian dalam model ini dilakukan dengan cara

pengajar menetapkan standar untuk setiap siswa. Jadi kelulusan siswa tidak

ditentukan nilai rata-rata teman sekelas melainkan usaha anak didik sendiri

dan standar dari pengajar. Model pembelajaran ini sudah diterapkan di

Amerika Serikat. Di Indonesia jalur pendidikan formal belum menerapkan

model ini kecuali Universitas Terbuka dengan sistem modulnya.

Model pembelajaran yang ketiga adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

Page 33: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kooperatif sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran. Namun belum

banyak pendidik yang mengetahiu mengenai model pembelajaran ini.

Sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai pembelajaran kooperatif.

4. Pembelajaran Kooperatif

a. Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui

penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap

anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan

pelajaran artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam

sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Apabila salah satu

anggota kelompok belum paham, maka teman sekelompoknya harus

membantu temannya dalam memahami bahan pelajaran tersebut.

Robert E. Slavin (2009:4) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu

satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang

mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman

masing-masing.

Anita Lie (2008:18) menjelaskan bahwa yang diperkenalkan dalam

metode pembelajaran cooperatif learning bukan sekedar kerja

kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran

cooperatif learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang

terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok

model pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif,

Page 34: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan

proses kelompok.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen. Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa

dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan

saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar

yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan

strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.

Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat

menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

Untuk mencapai hasil maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model

pembelajaran gotong royong, yaitu: saling ketergantungan positif,

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota,

evaluasi proses kelompok. Dengan model pembelajaran ini diharapkan

siswa menjadi semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai

konsep atau teori, pengetahuan dan ketrampilan serta bekerja sama dengan

siswa lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan

belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk

menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif

Seorang guru yang professional hendaknya mempunyai

pengetahuan tentang strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi

ataupun model pembelajaran yang diketahuinya bisaatau cocok untuk

diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di ruang kelas. Meski

demikian, seorang guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi

Page 35: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pembelajaran saja. Guru harus mengetahui model pembelajaran yang pasti

akan bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-

hari di dalam kelas. Guru bisa memilih dan juga memodifikasi sendiri

model-model pembelajaran yang tepat agar lebih sesuai dengan kondisi

kelas. Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa teknik

atau tipe pembelajaran yaitu:

a) Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas

empat orang yang berbeda - beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan

latar belakang etniknya. Guru menyanpaikan pelajaran, lalu siswa

bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim

telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis

mengenai materi secara sendiri-sendiri.

b) Teams Games- Tournament (TGT).

Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru

dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis

dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game akademik

dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”,

dimana ketiga peserta dalam satu meja ini adalah para siswa yang

memiliki rekor nilai terakhir yang sama.

c) Jigsaw II.

Jigsaw II adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson (1978).

Dalam teknik ini siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama,

yaitu empat orang, dengan latar belakang yang berbeda seperti STAD

dan TGT. Para siswa ditugaskan membaca materi dan tiap anggota tim

ditugaskan secara acak mencari ‘ahli’ dalam aspek tertentu dari tugas

membaca tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim

berbeda bertemu untuk mendiskusikan topic yang sedang mereka bahas,

Page 36: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topic mereka itu

kepada teman satu timnya.

d) Team Accelerated Instruction (TAI).

Sama dengan STAD dan TGT menggunakan bauran kemampuan empat

anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja

terbaik. Bedanya TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan

pengajaran yang individual. TAI dirancang khusus untuk mengajarkan

matematika kepada siswa kelas 3-6 (atau siswa pada kelas lebih tinggi

yang belum siap meneria materi aljabar lengkap).

e) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC).

CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca

dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan

juga pada sekolah menengah. Dalam CIRC, guru menggunakan novel

atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Siswa ditugaskan

untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian

kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama

lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita

naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan

terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata.

f) Group Investigation (Kelompok Investigasi).

Dalam metode ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya

sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini

kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh

seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan

melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok.

g) Learning Together (Belajar Bersama).

Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri

atas empat atau lima orang dengan latar belakang yang berbeda

mengerjakan lembar tugas. Kelompok- kelompok ini menerima satu

Page 37: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil

kerja kelompok.

h) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks).

Fokus utama dari complex instruction adalah pada membangun respek

terhadap semua kemampuan yang dimiliki para siswa, dan guru

menunjukkan bagaimana tiap siswa punya kelebihan dalam sesuatu

yang akan membantu keberhasilan kelompok.

i) Stucture Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan).

Didalam metode ini ada peningkatan, dimana dua orang murid saling

mengajarkan. Siswa saling bergantian menjadi guru dan murid untuk

mempelajari berbagai macam prosedur atau mencari informasi dari teks.

(Robert E. Slavin, 2009: 10-26)

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif dapat dicapai dengan

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas

maupun siswa. Masing-masing model pembelajaran mempunyai tujuan

yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuan dari penerapan suatu model

pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

mengajar. Sama halnya seperti model pembelajaran yang lain, model

pembelajaran kooperatif juga dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan dikembangkannya model pembelajaran kooperatif antara lain

adalah:

a) Hasil belajar akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para

pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik

Page 38: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Disamping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan

baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas akademik.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras, agama, budaya, kelas sosial, kemampuan dan

ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi

siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan

saling bergantung pada tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dengan kolaborasi. Keterampilan

sosial penting , sebab saat ini banyak anak muda yang kurang dalam

keterampilan sosial. (Ibrahim dalam Isjoni, 2007:27).

b. Tipe Learning Together

1) Pengertian Tipe Learning Together

Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together merupakan salah

satu model pembelajaran yang sederhana. Metode ini dikembangkan dan

diteliti oleh David dan Roger Johnson beserta rekan-rekan mereka di

University of Minnetosa. Robert E. Slavin (2009: 48-56) menjelaskan

bahwa Learning Together dari model pembelajaran kooperatif a la David

dan Roger Johnson mungkin merupakan yang paling banyak digunakan

dari semua metode kooperatif, dan telah dievaluasi dalam sejumlah besar

kajian. Kajian-kajian terhadap tipe Learning Together tanpa tanggung

jawab individual membuahkan hasil yang sering kali berbeda-beda. Salah

satu kajian yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, & Scott (1978)

menemukan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok individualistik,

Page 39: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sementara kajian yang lain yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, Scott,

& Ramolae (1985) menemukan tidak ada perbedaan. Serangkaian kajian di

Nigeria yang dilakukan oleh Peter Okebuka (1984, 1985, 1986a, b)

menemukan beberapa pengaruh positif dan negatif dibandingkan dengan

kondisi yang individualistik dan kompetitif.

Sebaliknya, kajian-kajian terhadap Learning Together yang

melibatkan tanggung jawab individual cukup konsisten dalam

menunjukkan pengaruh positif yang signifikan. Terbukti pada

pembelajaran individual dari anggota kelompok menghasilkan

pembelajaran yang lebih baik dibandingkan metode individualistik atau

kontrol.

Learning Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif

yang melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok

beranggota 4 sampai 6 orang menangani tugas tertentu. Kelompok-

kelompok tersebut menyerahkan 1 hasil kelompok. Mereka menerima

pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut.

Secara umum, Learning Together dapat diuraikan sebagai berikut:

guru memotivasi siswa untuk saling ketergantungan satu sama lain secara

positif, saling berinteraksi, memiliki tanggung jawab secara individu dan

sosial serta melakukan kerja kelompok. Sebagai contoh, siswa yang

mengajukan pertanyaan kepada guru akan dikembalikan kepada

kelompoknya untuk menemukan jawabannya. Penskoran didasarkan pada

kinerja individual dan kesuksesan kelompoknya, tetapi individu–individu

dan kelompok-kelompok tidak bersaing dengan yang lainnya (tidak ada

kompetisi antar kelompok). Learning Together melibatkan tanggung

jawab individu terhadap pencapaian siswa.

Learning Together juga mempunyai kelemahan, yakni: tipe ini

terkadang mempunyai tanggung jawab individual yang rendah. Dalam

teorinya satu orang siswa dapat melakukan seluruh pekerjaan atau

Page 40: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memberi tahu jawabannya kepada yang lain. Akan tetapi tipe ini lebih baik

dan memberikan pengaruh positif terhadap siswa dibandingkan metode

individualistik atau kontrol.

2) Unsur-unsur Tipe Learning Together

Ada beberapa unsur-unsur yang ditekankan dalam model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Seperti dikemukakan

oleh Robert E. Slavin (2009:250) yang menyatakan bahwa Learning

Together menekankan empat unsur, yaitu:

a) Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang).

b) Interpendensi positif: Para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok.

c) Tanggung jawab individual: Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya.

d) Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.

3) Langkah-langkah Tipe Learning Together

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Learning Together

dalam Peningkatan Profesionalitas Guru (2010:29) menjelaskan setiap

kelompok heterogen beranggota empat-lima siswa untuk membahas materi

secara bersama-sama, setiap kelompok bekerja sama untuk membahas

suatu materi. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pembahasan dan

menerima penghargaan berdasarkan apa yang dihasilkan oleh kelompok

tersebut. Model ini menekankan pada kegiatan-kegiatan untuk

pembentukan untuk pembentukan kebersamaan kelompok sebelum bekerja

dan diskusi dalam kelompok tentang seberapa baik mereka bekerja sama.

Page 41: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, bagi

siswa tentunya perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan dan

kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil belajar yang telah

dicapai sebelumnya. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai

kepentingan agar berhasil dalam belajar. Berhasil atau tidaknya suatu

proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Nana

Sudjana (2009: 3) “Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa selama

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu

dan tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur

subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan

unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari

sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek

tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian,

kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani,

budi pekerti, dan sikap.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah

laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian

hasil belajar, peranan tujuan pembelajaran yang berisi kemampuan dan

tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting

sebagai dasar dan acuan penilaian.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek , yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

Page 42: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap

yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang berupa

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,

kaharmonisan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretative.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam

penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat

berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita. Hasil belajar

juga dapat diketahui dengan menentukan nilai hasil belajar dari peserta

didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil belajar

terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotoris.

b. Pengukuran Hasil Belajar

Upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan adalah dengan cara evaluasi hasil belajar.

Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang

terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil

belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah

afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek

pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan

aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

Page 43: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek

penilaian hasil belajar.

Peneliti ingin meneliti hasil belajar yang berdasarkan pedoman

diatas, yaitu hasil belajar yang berorientasi pada proses dan produk. Proses

merupakan suatu kegiatan untuk menuju hasil, sedangkan hasil merupakan

produk dari suatu kegiatan. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah

partisipasi siswa dalam PBM dan prestasi belajar siswa. Partisipasi siswa

dalam PBM dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan

tugas belajarnya dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila

tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Sedangkan prestasi belajar

dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang

telah ditentukan sekolah.

6. Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada siswa

tingkat menengah atas terutama siswa SMK jurusan akuntansi. American

Accounting Association dalam Alam S (2004:2) mendefinisikan pengertian

akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan

informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan

keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi

keuangan tersebut.”

American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam

Agus Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni

dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu

Page 44: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau

sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara garis besar

pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan

yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu

yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pengambilan sebuah

keputusan.

Dilihat dari sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar

dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang,

dan perusahaan manufaktur/industri. Untuk SMK kelas X Keuangan

mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan

dagang.

Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi

adalah banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir

setiap pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi harus

memahami konsep, siswa juga dituntut untuk terampil dan teliti dengan cara

mempraktikkannya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian

terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah yang

dilakukan oleh Hinomarus Masu dan Muntari. Hinomarus Masu (2008) dalam

penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar

Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang

Timur Yogjakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together untuk meningkatkan kualitas

Page 45: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

proses pembelajaran dan hasil belajar Akuntansi pokok bahasan Jurnal telah

mencapai indikator keberhasilan (target) yang telah ditentukan, yaitu: partisipasi

siswa dalam diskusi kelas yang semula 3% menjadi 6,5%, interaksi antar siswa

dalam kelompok kooperatif dari kondisi awal 50% meningkat menjadi 84%,

kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa mencapai 93% dan

kemampuan siswa dalam merangkum presentasi guru mencapai 55%.

Muntari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi

Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap

Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan

kemempuan Matematika Berbeda”. Hasil menunjukkan: (1) tidak ada perbedaan

dalam pemahaman konseptual antara kelompok siswa yang belajar dengan

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dan kelompok siswa yang belajar

dengan menerapkan strategi pembelajaran langsung (F=2,177, p=0,142>0,05); (2)

kemampuan matematika yang berbeda menberikan pengaruh yang berbeda

terhadap pemahaman konseptual siswa (F=12,855, p=0,000>0,05). Siswa yang

memiliki kemampuan matmatika tinggi lebih baik pemahaman konseptualnya bila

dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah; (3) tidak ada

pengaruh interaksi dalam penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan

matematika siswa terhadap pencapaian pemahaman konseptual kimia (F=0,150,

p=0,699>0,05); (4) penerapan strategi pembelajaran kooperatif dan strategi

pembelajaran langsung memberikan pengaruh berbeda dalam pencapaian

algoritmik siswa (F=59,537, p=0,000<0,05). Strategi pembelajaran kooperatif

lebih unggul bila dibandingkan dengan strategi pembelajaan langsung dalam

pencapaian pemahaman algoritmik kimia siswa; (5) kemampuan matematika yang

berbeda memberikan pengaruh yang berbeda dalam pencapaian algoritmik kimia

(F=19,485, p=0,000<0,05). Siswa yang memiliki kemampuan matematika lebih

tinggi lebih baik pemahaman algoritmiknya dibandingkan dengan siswa yang

memiliki kemampuan matematika rendah; (6) tidak ada pengaruh interaksi dalam

Page 46: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap

pencapaian pemahaman algoritmik kimia (F=0,531, p=0,467>0.05).

Materi Pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh

Hinomarus Masu adalah pokok bahasan jurnal. Penelitian ini menggunakan objek

yang berbeda dalam menggunakan materi pelajaran, yaitu pencatatan perusahaan

jasa (jurmal umum) pada siklus I dan pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke

buku besar pada siklus II dengan variabel yang sama yaitu kualitas proses dan

hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Muntari menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe learning together dibandingkan dengan pendekatan

pembelajaran langsung pada pemahaman konseptual dan algoritmik kimia siswa

SMA dengan kemampuan matematika yang berbeda. Hasil yang diperoleh adalah

pembelajaran kooperatif learning logether lebih unggul daripada pembelajaran

langsung. Penelitian tersebut menguatkan peneliti untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mata pelajaran akuntansi di

Sekolah Menengah Kejuruan.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai

pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk

mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang

sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Selaras dengan

judul penelitian yang diambil, yaitu: ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning

Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/2011”.

Kemampuan peserta didik sangatlah beragam,. Untuk mencapai suatu

tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal, diperlukan

interaksi timbal balik positif antara guru dengan siswa melalui metode

pembelajaran yang tepat. Pada saat mengajar hal utama yang dibutuhkan oleh

Page 47: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

guru yaitu kemampuan dalam memilih dan juga menerapkan metode mengajar

yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang tepat dalam upaya

mencapai hasil belajar yang memuaskan, sedangkan metode yang tepat adalah

yang bisa menumbuhkan pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya

dalam memperoleh pemahaman siswa adalah antara lain dengan merangsang

keaktifan siswa dengan meningkatkan partisipasi dan interaksi siswa agar daya

pikir siswa bekerja secara optimal. Sebab, pada setiap kelas walaupun mata

pelajarannya sama, tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang

sama pula.

Permasalahan yang dihadapi SMK Kristen 1 Surakarta dalam

pembelajaran akuntansi adalah hasil belajar yang masih belum optimal, salah satu

faktor penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan partisispasi dan hasil belajar siswa terhadap materi

akuntansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti

menawarkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together sehingga

akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab

sekaligus dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran

akuntansi. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning

Together diharapkan hasil belajar siswa X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta

dapat meningkat karena minat dan pemahaman terhadap pembelajaran akuntansi

pun meningkat.

Page 48: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Berdasarkan alur penalaran diatas, maka digambarkan kerangka berpikir

sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta

kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas X

Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”

1. Partisipasi siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung

2. Interaksi antar siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung

3. Ketuntasan belajar rendah.

Pembelajaran Konvensional

Hasil belajar siswa rendah/ kurang maksimal

Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif

Learning Together

Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif learning

together

1. Partisipasi siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung

2. Interaksi antar siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung

3. Ketuntasan belajar meningkat

Hasil belajar siswa meningkat Penelitian Tindakan Kelas

Proses Belajar Mengajar

Page 49: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta yang

beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No. 2 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh

Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMK

Kristen 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. SMK Kristen 1 Surakarta belum pernah dipergunakan sebagai subjek

penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

b. Hasil belajar akuntansi kelas X Keuangan yang belum optimal, guru masih

menggunakan metode ceramah dan hanya sedikit tanya jawab. Perlu

dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe

Learning Together dengan harapan hasil belajar siswa meningkat.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai pertengahan bulan

Januari 2011 sampai pertengahan bulan Juli 2011. Waktu ini meliputi kegiatan

persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian

Jenis Kegiatan Jan Feb Maret April Mei Juni Jul 1.Persiapan Penelitian a.Penyusunan Judul b.Penyusunan proposal c.Perijinan d.Perencanaan Tindakan 2.Implementasi Tindakan a.Siklus I b.Siklus II 3.Penyusunan Laporan

Page 50: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kelas X Keuangan. Pada kelas ini

ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar

khususnya mata pelajaran Akuntansi pada Perudsahaan Jasa. Karena di SMK

Kristen 1 Surakarta kelas akuntansi hanya ada satu kelas, maka peneliti

mengambil kelas X Keuangan ini dengan jumlah siswa 47 siswa pada semester

genap tahun ajaran 2010/2011.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai

kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar

mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran

b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

e. Materi pelajaran : Pencatatan dan Pembukuan Perusahaan Jasa.

f. Hasil proses pembelajaran

C. Sumber Data

Sumber data merupakan sumber dimana data diperoleh. Dalam memilih

sumber data, peneliti harus berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan

dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data penelitian ini dikumpulkan dari

berbagai sumber yang meliputi:

1. Informan

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah

guru mata pelajaran akuntansi perusahaan jasa kelas X Keuangan yaitu Ibu

Setia Pratiwi, S.Pd beserta siswa kelas X Keuangan tahun pelajaran

2010/2011.

Page 51: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Tempat atau lokasi

Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang

kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta.

3. Peristiwa

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian

ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi

Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan jasa.

4. Dokumen atau arsip

Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting dalam

penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya

dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, yaitu

siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

D. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research), karena kelas merupakan bagian

kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Suharsimi

Arikunto (2008: 2) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk

pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

Page 52: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Definisi menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3), ”Penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama dengan

arahan dari guru yang dilakukan siswa”.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui 4 langkah utama

yang berkaitan, yaitu: (1)Perencanaan Tindakan, (2)Pelaksanaan Tindakan,

(3)Observasi, dan (4)Refleksi. Disini, peneliti menggunakan model PTK yang

dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan

Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, lihat bagan berikut:

Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan Data II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Permasalahan baru

Hasil refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Page 53: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Keterangan :

Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut:

Tahap 1: Perencanaan Tindakan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan

secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang

mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif).

Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur

subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila

dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan

harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa

pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding

dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri,

karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung

mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan

dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu

implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal

yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus

ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana

tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat.

Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu

diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan Tindakan

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

Page 54: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan

menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga

pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu

serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang

dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas,

dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa,

antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang

dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang

telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan

maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis

statistika dapat digunakan.

Tahap 4: Refleksi Terhadap Tindakan

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam

PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan

atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka

dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi

kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga

permasalahan dapat teratasi. Tahapan ini merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, atau untuk mengkaji secara

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah

terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris yaitu reflection, yang

diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini

sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

Page 55: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu

ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang

dirasakan sudah berjalan baik dan pada bagian mana yang dirasa belum berjalan

dengan baik. Jadi kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis,

pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam

perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap

penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam

uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut.

Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi

selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk

siklus. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap siklus menjadi penentu apakah penelitian

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan, sedangkan untuk mendapatkan data perlu digunakan teknik pengumpulan

data sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat dipercaya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah

dengan:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru kelas X Keuangan yaitu Ibu

Setia Pratiwi dan juga pada para siswa mengenai proses pembelajaran yang

selama ini dilakukan dan bagaimana respon/hasil yang timbul dari suatu proses

tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin

dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang

dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada

Page 56: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kebijaksanaan dari pewawancara. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan ini

adalah berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran di

dalam kelas yang selama ini dilakukan.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati

proses pembelajaran dikelas pada saat guru tengah memberikan materi pelajaran.

Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat

apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Data-

data yang dihasilkan dari kegiatan observasi adalah berupa catatan lapangan yang

mendeskripsikan proses pembelajaran pada saat observasi/survey awal, siklus I,

dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan

penulis terhadap pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam proses pelaksanaan

pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini

adalah berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

4. Tes

Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari

penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis

dan praktek atau lisan dengan mempresentasikan pekerjaan mereka di depan

kelas. Data yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan berupa

hasil belajar atau nilai ujian siswa dan skor penilaian keaktifan yang digunakan

sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari

beberapa tahap kegiatan yaitu:

Page 57: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :

a. Mengidentifikasi masalah.

b. Menganalisis masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :

a. Penyusunan jadwal penelitian.

b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP.

c. Penyusunan soal evaluasi.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus

II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe learning together, yakni untuk

menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga

meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya meningkatkan pula

hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur dari tingkat partisipasi siswa

dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dan

ketuntasan hasil belajar siswa.

5. Tahap Observasi dan Interpretasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang

sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.

Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan (interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan

hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.

Page 58: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

6. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan. Dalam hal ini, guru pelaksana

merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati

kegiatannya dalam tindakan.

7. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang

telah dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam kegiatan ini pertama-

tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan

dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau

teoritis.

G. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

hasil belajar akuntansi siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta melalui

pengoptimalan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam

satu unit sebagai satu siklus. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini

direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap

yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan

Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Adapun kedua siklus tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan

perencanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, yaitu meliputi :

1) Menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa

sesuai dengan tingkat kemampuan, yaitu siswa yang tergolong

Page 59: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kemampuan rendah, sedang, atau tinggi, dan membagi siswa secara

heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan lima sampai

dengan enam orang.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan

dalam tahap ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

materi pencatatan perusahaan jasa dan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together, soal tes tertulis dan lembar observasi.

3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

a) Kriteria hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan; kriteria

dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan

situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung;

b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas;

c) Instrumen observasi interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok

kooperatif ;

d) Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa.

4) Menetapkan indikator ketercapaian

Tabel 2. Indikator ketercapaian

Aspek yang diukur Persentase

Target Capaian

Cara mengukur

Partisipasi siswa dalam kelompok

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang bekerja secara aktif dalam kelompok.

Partisipasi siswa dalam kelas

80% Diamati dari keaktifan siswa bertanya dan menjawab saat guru memberikan penjelasan dengan menggunakan lembar observasi

Ketuntasan hasil belajar

80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 73 ke atas. Dikatakan tuntas jika jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 73 sebanyak 80% dari jumlah siswa di kelas

Page 60: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X Akuntansi SMK Kristen

1 Surakarta. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru

adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran dan garis

besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi

kelas. Karena aspek partisipasi siswa dalam diskusi kelompok turut

mempengaruhi hasil belajar maka peneliti juga perlu menjelaskan dan

menyampaikan pada siswa agar semua siswa terlibat dalam diskusi kelas

maupun dalam diskusi kelompok, baik dalam mengemukakan ide maupun

mengajukan pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi

adanya monopoli diskusi oleh beberapa siswa.

2) Peneliti dan guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen

beranggotakan lima sampai dengan enam orang, dan membagikan lembar

kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok

mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau

kegiatan tersebut.

3) Peneliti, guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja

kelompok secara bersama.

4) Peneliti dan guru memberi soal tertulis, dan siswa mengerjakannya secara

individual.

c. Observasi/ Pengamatan

Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan

mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara

lain:

1) Partisipasi siswa dalam diskusi kelas

2) Interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif

3) Hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.

Page 61: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis

dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti

dan guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran. Dengan

demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan

kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus II.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan

materi sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan

tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga

mengacu pada siklus sebelumnya.

Page 62: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Riwayat Singkat

SMK Kristen 1 Surakarta didirikan atas dasar inisiatif beberapa umat

Kristen di Surakarta, maka dalam musyawarah dicapai kesepakatan untuk

mendirikan sekolah lanjutan kejuruan. Atas dasar pertumbuhan keadaan

perekonomian yang memerlukan adanya peningkatan, maka perlu kiranya

diadakan spesialisasi tentang kejuruan dan telah disepakati pula untuk mendirikan

sekolah lanjutan atas bidang ekonomi.

Untuk mendirikan sekolah yang bercorak Kristen, diperlukan persetujuan

dari Pengurus Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan juga persetujuan dari

kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi (IDPE) Jawa Tengah di Semarang.

Atas ijin secara lisan, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 didirikan SMEA Kristen

Surakarta dengan dasar corak Kristen. Dengan gedungnya pertama kali beralamat

di Banjarsari (menempati SD Kristen Banjarsari, tepatnya di jalan Bali Nomor

142 Surakarta).

Untuk kelangsungan hidup SMEA Kristen ini, maka pengelolanya

dibawah bimbingan panitia yang diketuai oleh Bapak D.Reksodarmajo dan Staff.

Sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bapak Drs. Hartoyo sebagai

kepala SMEA Kristen Surakarta dan dibantu oleh Bapak Sucipto, BA. Pada tahun

1961, Bapak Hartoto mendapat tugas sebagai dosen UNDIP Semarang. Jabatan

kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Sucipto, BA yang waktu itu menjabat

sebagai kepala SMEA Kristen 1 Surakarta. Karena peraturan pemerintah yang

menyatakan kepala sekolah negeri tidak boleh merangkap jabatan maka jabatan

kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Suparjo,BA.

Tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri P dan K tanggal 11 Februari

Nomor 1757/05/1965, di SMEA Kristen mendapatkan bantuan pemerintah

Page 63: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

terhitung tanggal 1 Agustus 1964. Pada tahun 1968 diadakan pembaharuan

permohonan bantuan. Dengan SK Menteri P dan K RI tanggal 30 Agustus 1969

Nomor 7160/BAUM/Keu/01506/1969 diperbaharuilah bantuan pemerintah

terhadap SMEA Kristen 1 Surakarta.

Mulai tahun 1968 tanggungjawab panitia di serahkan kepada pengurus

PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen 1 Surakarta.

Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang

digaji langsung oleh PPKS. Selain itu pengurus PPKS memberikan subsidi

sebagian dari honorarium guru tidak tetap dari kelebihan jam mengajar. Sampai

tahun 2006 PPKS telah mengelola beberapa sekolah mulai dari

TK,SD,SMP,SMU, dan SMK. Dengan jumlah dua SMU dan 3 SMK, dimana 2

SMK berada di Kodya Surakarta dan 1 SMK di Simo, Boyolali.

Berdasarkan surat edaran dari Depdikbud tanggal 3 April 1997 Nomor

41007/A 45/UT/ 1997 tentang tindak lanjut keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 034,035 dan 036/1997 mengenai perubahan nomor status

SMP menjadi SLTP, SMA menjadi SMU, dan SMKTA menjadi SMK dan

ditegaskan oleh surat dari PPKS Nomor 33/C/IV/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang

perubahan nomor status, maka SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK

Kristen 1 Surakarta, dan sebagai catatan, pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah

mengangkat Bapak Medi Sunyoto, MPd menjadi pelaksana harian kepala SMK

Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir.

Sekarang ini SMK Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu

Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan juga Multimedia sebagai

program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta. SMK Kristen 1 Surakarta telah

mengalami masa pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali yaitu dari:

1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.

2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.

3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.

4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.

Page 64: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

5. Tahun 1979 selama kira-kira dua puluh tahun dipegang oleh Dra. Kusminah.

6. Tahun 1999 sampai awal tahun 2011 oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M.

7. Tahun 2011 sampai dengan sekarang oleh Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro

2. Keadaan Lingkungan Belajar

SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan

formal yang secara teknis memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan. Hal ini

dapat dilihat dari letak lokasi yang strategis, sehingga mudah dijangkau kendaraan

umum. SMK Kristen 1 Surakarta terletak satu lokasi dengan SMP Kristen 4

Surakarta, tepatnya berada di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta.

Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya

dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK

Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara

bising kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar.

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah

a. Visi SMK Kristen 1 Surakarta

Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional

yang menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman,

pengharapan dan Kasih.

b. Misi SMK Kristen 1 Surakarta

1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi

pada mutu.

2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan

pemasaran.

3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan

beriman.

c. Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta

1) Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan

setiap potensinya.

Page 65: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk

mengembangkan dirinya di era globalisasi.

3) Menyiapkan tenaga kerja tingkt menengah untuk mengisi kebutuhan dunia

usaha/industri pada saat ini maupun di masa mendatang.

4) Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif,

produkrif dan kreatif serta inovatif.

d. Sasaran program SMA Kristen 1 Surakarta

1) Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya.

2) Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB

3) Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/ industri dan

masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda (PSG).

4) Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan

menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi pada

Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di

Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a . Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Mata Pelajaran

Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan

Jasa

Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi di kelas X Keuangan SMK

Kristen 1 Surakarta dapat dikatakan kurang aktif dan menyenangkan karena

siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi, masih

banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran akuntansi. Ketika guru

memberikan pertanyaan, jarang sekali ada siswa yang mau menjawab dan

akhirnya guru sendiri yang menjawab pertanyaan itu. Hal inilah yang

Page 66: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menyebabkan siswa menjadi malas untuk aktif menjawab pertanyaan. Banyak

siswa yang tidak memanfaatkan kesempatan untuk lebih aktif bertanya ketika

guru memberikan kesempatan bertanya. Jika siswa tidak ada yang bertanya,

guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Hal inilah yang

menyebabkan siswa menjadi merasa jenuh karena pemberian soal latihan

tanpa dibahas penyelesaiannya. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada hasil

belajar yang diperoleh siswa.

b . Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga tidak

mengerjakan soal-soal latihan berdasar kemampuannya.

Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Soal-soal latihan yang

diberikan guru setiap minggunya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja.

Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi peringatan

dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri. Para

siswa hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan. Hal ini akan

membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan sangat

menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri. Pada

kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.

c . Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam

mengerjakan tugas rumah

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa cenderung tidak

mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka

hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan

tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya

mereka belum paham. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide,

gagasan dan kreatifitas. Dalam mengerjakan tugas rumah juga masih ada

sebagian siswa yang tidak mengerjakan. Para siswa perlu peringatan lebih dari

satu kali untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Hal ini menjadikan suasana

belajar yang kurang optimal.

Page 67: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Ditinjau dari Segi Guru

Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu

membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan pemahaman mereka pada

mata pelajaran akuntansi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan

perusahaan jasa. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang

menarik menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Meskipun guru telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada

siswa, namun keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran akuntansi

masih belum dapat ditingkatkan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 24 Februari 2011 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui

permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta

kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati

bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011, hari Rabu

tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3 Maret 2011, dan hari Jum’at

tanggal 4 Maret 2011.

Page 68: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan berikut :

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi

jasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

memperkenalkan peneliti serta tujuan mengadakan penelitian.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.

(3) Sosialisasi Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together

dan dilanjutkan mengulangi sedikit materi terdahulu lalu

diselingi dengan tanya jawab.

(4) Guru memberikan penjelasan materi dilanjutkan tanya jawab.

(5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kooperatif.

Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang dan kelompok berjumlah

9 kelompok.

(6) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan.

(7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

b) Pertemuan kedua

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

dilanjutkan dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kondisi

kelas.

(3) Guru mengulas kembali tentang pertemuan sebelumnya dan

mempersilahkan para siswa untuk duduk sesuai dalam

kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok

pada pertemuan sebelumnya.

Page 69: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(4) Guru membagikan soal kepada tiap-tiap kelompok.

(5) Siswa diminta mendiskusikan soal kelompok dengan

kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk

presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya.

(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan

memberi penilaian.

(7) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah

presentasi.

(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

dilanjutkan dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.

(3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta

masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi

hasil diskusi kelompok.

(4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya jawab.

(5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan

memberi penilaian.

(6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan

siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan

presentasi.

(7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan evaluasi/tes individual.

(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

Page 70: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d) Pertemuan Keempat

(1) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian dilanjutkan

dengan presensi siswa.

(2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan

diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan

pada pertemuan sebelumnya.

(3) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa

mengerjakan secara mandiri.

(4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti

mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan

kemampuan siswa.

(5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis.

(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan

sebelum jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak

kesalahannya.

(7) Guru memberikan motivasi agar belajar materi selanjutnya

dan menutup pelajaran dengan salam penutup.

2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

mendiskusikannya bersama guru untuk materi kertas kerja dan laporan

laba rugi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together.

3) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya

bersama guru. Instrumen berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari

hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen

nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengamati partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan

interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok kooperatif.

Page 71: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin tanggal

28 Februari 2011, hari Rabu tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3

Maret 2011, dan hari Jum’at tanggal 4 Maret 2011 di ruang kelas X

Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran

dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja

dan laporan laba rugi. Pada pertemuan pertama digunakan guru untuk

mempresentasikan materi secara jelas dan membentuk kelompok Learning

Together. Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang

diberikan guru sesuai dengan langkah Learning Together. Pada pertemuan

ketiga digunakan untuk presentasi hasil kerja kelompok yang telah

dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat

digunakan guru bersama peneliti untuk mengadakan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti pembelajaran.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 28 Februari 2011)

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu Wiwik Puspitasari tidak

masuk dikarenakan sakit. Setelah mengabsen, guru memperkenalkan

peneliti serta tujuan mengadakan penelitian tersebut. Guru memotivasi

siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang

jurnal penyesuaian dan langkah-langkah pengikhtisaran pada siklus

akuntansi. Guru menunjuk siswa yang ramai untuk menjawab

pertanyaan. Beberapa siswa seperti Yosua, Elma, Novita, dan Elisabet

menjawab pertanyaan. Suasana kelas menjadi agak tegang karena tidak

biasanya guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Namun

perubahan ini akan berdampak positif karena siswa akan lebih

Page 72: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

memperhatikan, meski masih ada beberapa siswa yang tetap tidak

memperhatikan.

Setelah memberikan pertanyaan pada siswa, guru menjelaskan

pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together. Hal ini bertujuan agar siswa tidak

mengalami kebingungan selama proses pembelajaran berlangsung.

Setelah penjelasan langkah-langkah pembelajaran Learning Together

selesai, guru melanjutkan pelajaran dengan memberikan penjelasan

mengenai materi kertas kerja dan laporan laba rugi. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mereka belum jelas. Ada

beberapa siswa yang bertanya seperti Kristin, Yerica dan Bella

mengenai bentuk-bentuk laporan laba rugi. Selain itu, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menjawab

pertanyaan dari siswa lain.

Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa

pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-

langkah pembelajaran Learning Together. Guru membagi siswa ke

dalam 9 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Sehingga pada

pertemuan selanjutnya siswa dapat duduk sesuai dengan kelompoknya

masing-masing. Selain itu, siswa diminta belajar dan mempersiapkan

diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa

membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan. Setelah bel

berbunyi, guru menutup pelajaran dengan salam.

2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 2 Maret 2011)

Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru

mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai

kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku catatan dan

perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan

kelompoknya. Setelah itu guru mengulang secara singkat langkah-

Page 73: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

langkah dari pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan

siswa dan mengulas tentang materi pada pertemuan sebelumnya.

Kemudian guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.

Guru meminta siswa untuk mendiskusikan soal dengan masing-masing

kelompoknya serta mempersiapkan diri untuk mempresentasikan

hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Guru bersama peneliti

mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi penilaian.

Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan

telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok

mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan selanjutnya.

Guru menutup pelajaran dengan salam.

3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 3 Maret 2011)

Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru

mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru mengecek

kondisi siswa maupun kelas. Kemudian guru meminta siswa duduk

sesuai dengan kelompoknya dan dilanjutkan mengulas tentang

pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

hari itu adalah presentasi. Pada pertemuan itu guru meminta lima

kelompok yang presentasi dengan materi kertas kerja sebanyak 2

kelompok dan materi laporan laba rugi sebanyak 3 kelompok. Waktu

presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit. Guru memberikan

kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Karena

mereka masih takut dan tidak ada yang mau maju, maka guru

menunjuk secara acak. Yang mendapat giliran maju pertama adalah

kelompok I. Setelah kelompok I mempresentasikan hasil, dibuka

waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain yang ingin bertanya.

Hanya sedikit siswa yang bertanya dan itupun karena guru yang

memotivasi. Selanjutnya kelompok I mengambil undian untuk

Page 74: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menentukan kelompok yang maju selanjutnya. Yang mendapat giliran

kedua adalah kelompok III. Pada saat kelompok III mempresentasikan

hasil kerja mereka, jawaban mereka berbeda dengan kelompok I. Ada

siswa yang bertanya mengapa hasilnya berbeda. Setelah dibahas,

ternyata terjadi kesalahan yaitu akun modal masuk ke kolom laba rugi.

Setelah 2 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru

membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai kertas kerja

dan memberikan pujian pada hasil kerja kelompok mereka.

Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi 3 kelompok

mengenai laporan laba rugi. Kelompok yang mendapat giliran adalah

kelompok II, V, dan VII . Kelompok II mempresentasikan laporan laba

rugi bentuk single step. Pada presentasi ini ada beberapa siswa yang

bertanya dan kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya kelompok V

dan VII mempresentasikan secara bergantian laporan laba rugi bentuk

multiple step. Ada beberapa siswa yang bertanya cara menentukan

pendapatan dan beban di luar usaha, mereka juga bisa menjawab.

Setelah kegiatan presentasi selesai, guru membimbing siswa

untuk merumuskan kesimpulan mengenai laporan laba rugi dan

memberikan pujian untuk hasil kerja kelompok mereka. Guru juga

memberikan kesempatan lagi bagi siswa yang ingin bertanya. Ada

beberapa siswa bertanya kepada guru mengenai laba usaha dan laba di

luar usaha.

Guru memberikan informasi kepada para siswa bahwa

pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi yang dikerjakan secara

mandiri. Guru memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi

evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan mengingatkan siswa agar

mengerjakan sendiri pada saat evaluasi berlangsung. Kemudian guru

menutup pelajaran dengan salam penutup.

4 ) Pertemuan Keempat ( Jum’at, 4 Maret 2011)

Page 75: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan

mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan

evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan

sebelumnya. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi. Guru

mengawasi siswa agar mereka mengerjakan sesuai kemampuan

mereka sendiri. Kegiatan evaluasi berjalan dengan cukup baik. Hasil

evaluasi langsung dikumpulkan pada guru saat waktu mengerjakan

telah habis.

Sebelum jam pelajaran berakhir, guru membuat kesimpulan

dan sedikit memberikan jawaban dari evaluasi yang sudah diberikan

agar siswa mengetahui dimana letak kesalahannya pada saat

mengerjakan. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya. Kemudian guru menutup pertemuan hari itu

dengan salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran

berkolaborasi.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pada

siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar

68,79% dan sisanya adalah sebesar 31,21% masih kurang kompak dan

tidak saling membantu dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini

disebabkan karena siswa yang merasa kurang mampu dalam

Page 76: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

mengerjakan tidak mau ikut berdiskusi dengan anggota kelompoknya

yang mampu.

2 ) Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam

forum kelas dari apersepsi sampai pelajaran berakhir adalah sebesar

70,21%. Sisanya sebesar 29,79% masih kurang aktif dalam forum

kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu

untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun

dari siswa lain. Selain itu, pada saat diskusi kelas masih banyak siswa

yang tidak memperhatikan.

3 ) Berdasarkan dari evaluasi hasil pekerjaan individu siswa, dapat

diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu (sudah memenuhi

KKM sebesar 73) dalam mengerjakan soal evaluasi yaitu pada materi

kertas kerja (neraca lajur) dan laporan laba rugi adalah sebesar 74,47%

dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi. Sisanya adalah sebesar

25,53% siswa nilainya masih belum mencapai 73 (belum memenuhi

KKM).

Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat dalam tabel

dan grafik dibawah berikut ini:

Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I

Aspek yang dinilai Target

capaian Siklus I Keterangan

Partisipasi siswa dalam

kelompok 70 % 68,79 %

Belum

tercapai

Partisipasi siswa dalam

kelas 80 % 70,21 %

Belum

tercapai

Ketuntasan Hasil Belajar

(KKM=73) 80 % 74,47 %

Belum

tercapai

Page 77: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SIKLUS I

Jumlah

%

Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Partisipasi siswa dalam kelompok

Partisipasi siswa dalam kelas

Ketuntasan hasil belajar

Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan

analisis pada tindakan siklus I. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan

pada siklus I sesuai dengan perencanaan tindakan siklus I yang telah

direncanakan. Terdapat beberapa kelebihan saat pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together. Pada saat proses belajar mengajar

antusias siswa meningkat. Beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada

siklus I juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada

guru dan siswa. Guru kurang berperan dalam kegiatan diskusi kelas,

Page 78: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sehingga diskusi kelas hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai

bicara. Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan kondisi siswa yang

duduk dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk

dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa

siswa yang bertanya dan mencontek jawaban teman sebelahnya tanpa

diketahui guru. Dari siswa, masih banyak siswa yang kurang konsentrasi

dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat apersepsi dan pemberian

materi dari guru. Serta belum maksimalnya siswa dalam menggunakan

waktu yang diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya

beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi

pelajaran.

Pada saat pelaksanaan diskusi Learning Together, masih ada

beberapa siswa yang tidak mau berdiskusi dan bekerjasama dengan

kelompoknya. Pada saat presentasi mereka masih kurang percaya diri

untuk maju tanpa ditunjuk, sehingga guru yang menunjuk kelompok untuk

maju. Kegiatan presentasi masih kurang hidup karena siswa belum berani

bertanya dan berpendapat jika tidak dimotivasi guru. Pada saat

pelaksanaan evaluasi masih ada siswa mencontek. Dari segi ketuntasan

belajar, masih ada 12 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi.

Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya

refleksi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan juga

untuk meningkatkan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Guru perlu

lebih aktif dan ikut terlibat dalam diskusi kelas. Ikut pula menyumbangkan

ide dalam memberi penguatan materi kepada siswa yang masih bingung

agar siswa benar-benar memahami materi pembelajaran yang

disampaikan. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materi-

materi selanjutnya. Guru perlu meningkatkan kontrol dan pengawasan

kelas untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan menegur siswa yang

tidak memperhatikan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memberikan

Page 79: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pertanyaan untuk siswa yang tidak memperhatikan. Guru juga harus

meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap siswa dan selalu

memberikan motivasi ataupun penguatan agar siswa menjadi lebih aktif

dan percaya diri dalam bertanya dan berpendapat di dalam forum kelas

ataupun pada saat diskusi berlangsung. Pada saat evaluasi, guru perlu

lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada

saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang

mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya.

2. Siklus II

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Learning Together

pada mata pelajaran akuntansi berdasarkan refleksi pada Siklus I,

menunjukkan bahwa masih terdapat adanya kekurangan-kekurangan. Berikut

ini adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together pada Siklus II:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at

tanggal 4 Maret 2011 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi

siklus I. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II

akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal

7 Maret 2011, Hari Rabu tanggal 9 Maret 2011, Hari Kamis tanggal 10

Maret 2011, dan Hari Jum’at 11 Maret 2011.

Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan berikut:

1 ) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata

pelajaran akuntansi dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Page 80: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta

mengabsen siswa.

(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan

minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kelas.

(3) Guru menginformasikan hasil evaluasi pada pertemuan

sebelumnya dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih

giat belajar.

(4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada

kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan

tanya jawab.

(5) Penjelasan Materi mengenai laporan perubahan modal dan

laporan neraca diselingi tanya jawab

(6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum mereka pahami. Ketika tidak ada

yang bertanya, guru akan bertanya kepada siswa yang

mendapat nilai kurang pada evaluasi sebelumnya.

(7) Guru memberikan soal dan siswa diberi kebebasan untuk

mengerjakan bersama teman sebangku agar mereka dapat

berdiskusi.

(8) Membahas soal bersama-sama agar siswa mengetahui letak

kesalahannya.

(9) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi

yang sudah diajarkan dan memberitahukan bahwa pertemuan

selanjutnya guru akan memberikan soal yang akan dikerjakan

siswa secara kelompok.

(10) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

b) Pertemuan Kedua

(1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.

Page 81: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(3) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang

belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak

untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

(4) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya pada siklus I.

(5) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.

(6) Siswa diminta mendiskusikan soal kelompok dengan

kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk

presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya.

(7) Pada saat siswa berdiskusi dengan kelompok, guru berkeliling

sambil mengawasi mereka dan memberikan arahan bagi

kelompok yang mengalami kesulitan.

(9) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan

memberi penilaian.

(10) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok dan guru

memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya adalah

presentasi kelompok.

(11) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga

(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta

mengabsen siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.

(3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta

masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi

hasil diskusi kelompok.

(4) Guru meminta lima kelompok untuk maju mempresentasikan

hasil diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya

jawab.

Page 82: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan

memberi penilaian.

(6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan

siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan

presentasi.

(7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan evaluasi.

(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

d) Pertemuan Keempat

(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta

mengabsen siswa.

(2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan

diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan

pada pertemuan sebelumnya.

(3) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa

mengerjakan secara mandiri.

(4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru mengawasi agar

hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan siswa.

(5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis.

(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang diberikan sebelum

pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya.

(7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

2 ) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

mendiskusikannya bersama guru untuk materi laporan perubahan

modal dan laporan neraca dengan pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together.

3 ) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya

bersama guru. Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes

dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen

Page 83: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan

mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung di dalam kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 7,9,10, dan 11

Maret 2011 di ruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai

dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan

I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih

diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan

tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada

pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah laporan perubahan modal dan

laporan neraca. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi dan

diselingi tanya jawab. Siswa duduk sesuai kelompok dan mengerjakan soal

untuk memperdalam pengetahuan mereka. Setelah selesai, soal dibahas

bersama-sama dalam forum kelas. Pada pertemuan kedua, siswa diminta

mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai dengan langkah Learning

Together. Pada pertemuan ketiga diisi dengan presentasi hasil kerja

kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat

dilakukan evaluasi belajar siswa dari siklus II.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 7 Maret 2011)

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu siswa masuk semua.

Setelah mengabsen, guru memotivasi siswa sebelum memulai

pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang materi sebelumnya

yaitu kertas kerja dan laporan laba rugi. Para siswa langsung

mengeluarkan buku catatan akuntansi dan perlengkapan belajar lain.

Page 84: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Ada beberapa siswa yang mau menjawab tanpa ditunjuk guru.

Beberapa siswa seperti Kristin, Marguirette, dan Diah D menjawab

pertanyaan guru. Guru mulai menjelaskan materi yaitu mengenai

laporan perubahan modal dan neraca. Pada pertemuan ini sudah

banyak siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan

kelas. Suasana kelas menjadi lebih aktif karena siswa ada yang

bertanya dan ada yang mencoba menjawab pertanyaan siswa lain.

Sudah terjadi perubahan dari siklus I ke siklus II.

Setelah memberikan pertanyaan, guru meminta siswa

mengerjakan soal bersama dengan teman sebangkunya. Hal ini

bertujuan untuk memperdalam pemahaman materi bagi siswa dan

membiasakan siswa berdiskusi dan bertanya jika dia mengalami

kesulitan. Setelah selesai mengerjakan, guru membimbing siswa

membahas soal tersebut. Para siswa mulai aktif menjawab pertanyaan.

Dengan pembahasan ini diharapkan siswa menjadi tahu letak

kesalahan mereka sehingga tidak akan terulang lagi kesalahannya.

Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa

pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-

langkah pembelajaran Learning Together. Siswa diminta belajar dan

mempersiapkan diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru

menutup pelajaran dengan salam.

2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 9 Maret 2011)

Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru

mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum

memulai kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku

dan perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan

kelompoknya pada siklus I. Guru menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab soal agar siswa selalu siap dalam memnyelesaikan suatu

permasalahan. Setelah itu guru mengulang secara singkat langkah-

Page 85: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

langkah pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan siswa.

Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masing-

masing kelompok. Guru meminta siswa untuk bekerjasama dengan

kelompoknya dan mempersiapkan diri mempresentasikan hasilnya

pada pertemuan selanjutnya. Tempat duduk kelompok dibuat berbeda

dengan pertemuan ketiga pada siklus I. Hal ini bertujuan agar siswa

tidak merasa jenuh. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, guru

berkeliling mengecek apakah ada kelompok yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal atau tidak.

Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan

telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja

kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri

untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan

selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.

3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 10 Maret 2011)

Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru

mengabsen siswa, semua siswa masuk. Guru mengecek kondisi baik

siswa maupun kelas. Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya

dan meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan

presentasi hasil diskusi kelompok. Guru meminta lima kelompok

maju untuk mempresentasikan hasil kelompoknya. Dua kelompok

dengan materi laporan perubahan modal dan tiga kelompok lagi

dengan materi laporan neraca. Waktu presentasi dibatasi tiap

kelompok 10 - 15 menit.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau

maju presentasi. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju

pertama kali adalah kelompok II. Setelah kelompok II

mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok

yang lain yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya dan

Page 86: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya guru menawarkan lagi

untuk kelompok yang mau maju. Namun tidak ada kelompok yang

bersedia untuk maju lagi. Sehingga kelompok II mengambil undian

kelompok yang akan maju. Kelompok yang mendapat giliran maju

kedua adalah kelompok IX. Pada saat kelompok IX

mempresentasikan hasil kerja mereka, ada siswa yang bertanya dan

kelompok IX menjawab pertanyaan. Setelah mereka menjawab ada

tambahan pendapat dari kelompok VII. Setelah dua kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, guru membimbing

siswa merumuskan kesimpulan mengenai laporan perubahan modal

dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok mereka.

Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi dari tiga

kelompok mengenai laporan neraca. Kelompok yang menawarkan diri

untuk maju pertama kali adalah kelompok I. Kelompok I

mempresentasikan laporan neraca dengan bentuk stafel. Pada

presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya. Karena masih ada

siswa yang tidak memperhatikan maka guru memberikan pertanyaan

dari siswa yang bertanya tersebut kepada siswa yang tidak

memperhatikan. Selanjutnya kelompok I mengambil dua kertas

undian. Kelompok yang mendapat giliran maju berikutnya adalah

kelompok VI dan kelompok III. Selanjutnya kelompok VI dan III

mempresentasikan secara bergantian laporan neraca dengan bentuk

skontro. Disini terjadi perbedaan jawaban antara kelompok VI dengan

kelompok III. Setelah dibahas bersama-sama dan dengan bimbingan

guru, ternyata terjadi kesalahan pada kelompok VI. Akun modal yang

dicantumkan oleh kelompok VI bukanlah modal akhir, melainkan

modal awal. Jawaban mereka masih salah karena kurangnya ketelitian

saat mengerjakan. Setelah kegiatan presentasi selesai, guru

membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi

Page 87: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

laporan neraca dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok

mereka masing-masing. Guru juga memberikan kesempatan bagi

siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang meminta guru

menjelaskan kembali mengenai pengaruh laba dan rugi terhadap

laporan perubahan modal. Guru juga memberikan pertanyaan kepada

siswa yang tidak memperhatikan.

Setelah waktu sudah hampir habis, guru memberikan

informasi kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan

evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi

evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam.

4 ) Pertemuan Keempat ( Jum’at, 11 Maret 2011)

Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan

mengabsen siswa. Pada hari itu Lena Setyaningsih tidak masuk

karena sakit. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengisi tempat

duduk Lena di depan yang masih kosong. Siswa diminta

mengumpulkan semua buku dan catatan-catatan yang berkaitan

dengan materi yang akan dievaluasikan. Hal ini dimaksudkan agar

mereka mengerjakan sesuai kemampuan sendiri. Setelah itu guru

membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal kuis, sedangkan

guru mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan

kemampuan siswa.

Kegiatan evaluasi berjalan dengan baik. Hasil evaluasi

langsung dikumpulkan kepada guru setelah waktu mengerjakan habis.

Guru membahas sedikit jawaban dari soal evaluasi hari itu agar siswa

tahu dimana letak kesalahannya. Guru menutup pelajaran dengan

salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

Page 88: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran

berkolaborasi.

Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti terhadap pelaksanaan

proses belajar mengajar pada siklus II, diperoleh gambaran tentang

aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu

sebagai berikut:

1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar

79,43% dan sisanya sebesar 20,57% kurang kompak dan tidak saling

membantu dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena siswa yang

merasa kurang mampu tidak mau berdiskusi dengan anggota

kelompoknya yang mampu.

2 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di

dalam forum kelas dari apersepsi sampai selesai adalah sebesar

82,97%. Sisanya sebesar 17,03% masih kurang aktif dalam forum

kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu

untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan.

3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan para siswa, dapat diidentifikasi

bahwa siswa yang sudah memenuhi KKM (yaitu sebesar 73) dalam

mengerjakan evaluasi dengan materi laporan perubahan modal dan

neraca sebesar 89,13% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.

Sisanya 10,87% siswa nilainya masih dibawah KKM. Siswa yang

tidak masuk yaitu Lena Setyaningsih dikarenakan sakit.

Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada tabel

dan grafik di bawah ini:

Page 89: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II

Aspek yang dinilai Target

capaian Siklus II Keterangan

Partisipasi siswa dalam

kelompok 70 % 79,43 % Tercapai

Partisipasi siswa dalam

kelas 80 % 82,97 % Tercapai

Ketuntasan Hasil Belajar

(KKM=73) 80 % 89,13 % Tercapai

Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SIKLUS II

Jumlah

%

Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Partisipasi siswa dalam kelompok

Partisipasi siswa dalam kelas

Ketuntasan hasil belajar

Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Page 90: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan

analisis pada tindakan siklus II. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan

pada siklus II sesuai dengan perencanaan tindakan siklus II yang telah

direncanakan peneliti. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Kelebihan itu adalah

meningkatnya antusias siswa baik dalam diskusi kelompok maupun saat

proses belajar mengajar. Siswa sudah melaksanakan diskusi Learning

Together dengan lebih baik. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai

juga meningkat. Pada saat presentasi juga sudah ada beberapa kelompok

yang maju tanpa ditunjuk.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada

siklus II juga memiliki kekurangan yang ada pada guru dan siswa.

Kekurangan yang ada pada guru adalah guru kurang memperhatikan

kondisi siswa setelah evaluasi dilaksanakan, sehingga suasana kelas

menjadi ramai dan ada beberapa siswa yang mengeluh karena tidak

mendengar dengan jelas informasi dari guru setelah evaluasi. Kekurangan

yang ada pada siswa adalah pada saat guru meminta siswa mengerjakan

soal dengan diskusi, masih ada beberapa siswa yang mengerjakan sendiri

dan tidak berdiskusi. Selain itu masih tetap ada beberapa siswa yang tidak

mau bekerja sama dengan kelompoknya. Dari ketuntasan belajar, masih

ada 5 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi.

Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya

refleksi untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan untuk meningkatkan

pembelajaran agar menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat

dilakukan adalah guru perlu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan nyaman untuk siswa, sehingga mereka tidak tegang

saat belajar . Pada waktu evaluasi selesai guru menarik perhatian siswa

Page 91: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

agar mereka mau mendengar penjelasan guru. Sehingga mereka

mengetahui informasi yang diberikan guru. Hal yang harus selalu

ditingkatkan guru adalah meningkatkan pendekatan kepada siswa dan

selalu memberikan motivasi agar mereka lebih percaya diri untuk aktif.

Baik aktif dalam belajar, bertanya, berpendapat, maupun mengerjakan soal

yang diberikan guru agar pemahaman materi meningkat.

D. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua tindakan siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan

refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei awal

ini, peneliti menemukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Akuntansi Pada

kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas

X Keuangan masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti

pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya juga kurang maksimal. Oleh karena

itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Together. Alasan peneliti memilih pembelajaran ini adalah karena

dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together diharapkan

siswa akan lebih paham ketika berdiskusi dengan temannya dan akan

meningkatkan hasil belajarnya.

Kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I

ini adalah kertas kerja/neraca lajur dan laporan laba rugi. Guru memberikan

materi kertas kerja dan menyusun laporan laba rugi. Hari berikutnya siswa

Page 92: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

diminta mengerjakan soal dengan langkah-langkah model pembelajaran tipe

Learning Together mengenai materi yang telah diajarkan. Namun, dari hasil

pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus I masih terdapat

kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan diskusi, dimana ada beberapa

siswa yang tidak turut bekerjasama dalam kelompoknya. Selain itu, kesempatan

presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang tidak maju

presentasi. Dari hasil evaluasi masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas (belum

memenuhi KKM sebesar 73). Karena itu, peneliti bersama guru mencari solusi

dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan

kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dan

perencanaan tindakan siklus II, peneliti bersama guru secara kolaboratif

melaksanakan tindakan siklus II. Materi pembelajaran pada siklus II adalah

laporan perubahan modal dan laporan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap proses belajar mengajar pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil

maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang

berpartisipasi saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih

merespon apersepsi guru. Mereka sudah mulai berani bertanya dan berpendapat

tanpa harus ditunjuk oleh guru. Hasil evaluasi juga sudah menunjukkan

peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa mengerjakan soal dan dibahas

bersama dalam forum kelas. Sehingga mereka lebih memahami materi yang

dipelajari. Kegiatan presentasi juga menjadi lebih aktif dengan tanya jawab antar

kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan dibawah bimbingan guru.

Namun masih terdapat kekurangan pada siklus II yaitu masih ada beberapa siswa

saat diskusi kelompok mengerjakan sendiri dan tidak berdiskusi. Selain itu masih

tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya.

Sehingga masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru

untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar .

Page 93: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat

dari partisipasi siswa dalam kelompok, partisipasi siswa dalam kelas dan

ketuntasan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pada kompetensi

dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Learning Together dari siklus satu ke siklus yang berikutnya. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel dan juga grafik berikut ini:

Tabel 5. Peningkatan Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Aspek yang

dinilai

Target

Capaian Siklus I Siklus II Peningkatan Target

Partisipasi siswa

dalam kelompok 70 % 68,79% 79,43% 10,64% Tercapai

Partisipasi siswa

dalam kelas 80 % 70,21% 82,97% 12,76% Tercapai

Ketuntasan hasil

belajar (KKM 73) 80 % 74,47% 89,13% 14,66% Tercapai

Peningkatan partisipasi dan hasil belajar pada grafik sebagai berikut:

Page 94: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SIKLUS I SIKLUS II

Jumlah

%

Grafik Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar

Partisipasi siswa dalam kelompok

Partisipasi siswa dalam kelas

Ketuntasan hasil belajar

Gambar. 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

Tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together berdampak baik

terhadap partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Pada

aspek partisipasi siswa dalam kelompok, dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 10,64%. Pada aspek partisipasi siswa dalam kelas, dari siklus

I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,76%. Sedangkan pada aspek

ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan yang paling besar, dari siklus I ke

siklus II meningkat sebesar 14,66%.

Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II, guru berhasil

melaksanakan pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi yang menyenangkan

sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Keberhasilan

tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: (1) Siswa terlihat antusias

dan bersemangat mengikuti pelajaran, (2) Siswa sudah mampu mengatasi

Page 95: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan teman yang lebih paham materi, (3)

Siswa sudah mampu memahami materi, (4) Pada setiap penyampaian materi, guru

selalu memberikan motivasi dengan pertanyaan yang membantu keaktifan siswa,

(5) Nilai dari hasil evaluasi yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan

dari siklus I dan siklus II.

Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Sehingga dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar siswa. Pada

penelitian ini peningkatan yang paling besar yaitu pada indikator ketuntasan hasil

belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 14,66%. Hal ini sesuai dengan manfaat

dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu memberi

kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain,

sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang optimal siswa

akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan memecahkan masalah

yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar

siswa.

Page 96: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X Keuangan SMK

Kristen I Surakarta ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi

empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat

peningkatan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan

hasil belajar Mata Pelajaran Akuntansi dengan penerapan Pembelajaran

Kooperatif tipe Learning Together pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I

Surakarta.

Upaya tersebut terbukti meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran

Akuntansi Perusahaan Jasa pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I

Surakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa temuan di kelas, yaitu:

1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi

kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi

siswa pada saat kegiatan diskusi kelompok sebesar 10,64%. Partisipasi siswa

dalam kelompok pada siklus pertama sebesar 68,79%. Partisipasi siswa dalam

kelompok pada siklus kedua sebesar 79,43%.

2. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi

siswa di dalam kelas sebesar 12,76%. Partisipasi siswa dalam kelas pada

siklus pertama sebesar 70,21%. Partisipasi siswa dalam kelas pada siklus

kedua sebesar 82,97% .

3. Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 14,66%.

Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama sebesar 74,47%. Ketuntasan

belajar siswa pada siklus kedua sebesar 89,13%.

Page 97: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

4. Peningkatan terbesar ada pada ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan

hasil belajar siswa pada siklus kedua mencapai 89,13%. Hal ini sesuai dengan

manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu

memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan

orang lain, sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang

optimal siswa akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan

memecahkan masalah yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat

meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan pada simpulan penelitian di atas, maka implikasi dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Implikasi Teoretis

Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa.

Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi,

kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau

motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Faktor-faktor

tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara

maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki

kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi

tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan

motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan

efisien.

Selain itu, penggunaan pendekatan yang tepat dalam menerapkan suatu

metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas dan efektivitas

penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 98: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi dan keaktifan siswa pada saat

mengikuti pembelajaran sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang

berkualitas.

Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara jelas bahwa kegiatan

pembelajaran akuntansi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Hal ini

disebabkan karena pembelajaran kooperatif tipe Learning Together menekankan

pada keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam

belajar melalui kegiatan diskusi. Selain itu, dengan adanya kegiatan diskusi dalam

pembelajaran lebih mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui pengggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan hasil belajar

mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih berpartisipasi dalam kegiatan

diskusi. Disamping itu siswa juga merasa senang dengan adanya diskusi sehingga

tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hasil belajar siswa

yang tercermin dari hasil evaluasi juga mengalami peningkatan.

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dalam

pembelajaran akuntansi, seorang guru harus mampu memilih metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan kondisi

lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan

berkesinambungan, melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dalam

pembelajaran akuntansi

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut :

Page 99: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

1. Bagi Guru

a. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru

hendaknya membagi kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat

kemampuan/intelegensi siswa agar diskusi dapat berjalan secara optimal.

b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru

hendaknya mengoptimalkan kegiatan belajar siswa saat berdiskusi maupun

saat presentasi dengan memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan

terhadap siswa .

c. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together yang telah berlangsung dalam upaya

memperbaiki kualitas pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Siswa memanfaatkan dengan baik penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together untuk berdiskusi memecahkan masalah dan saling

mengajari satu sama lain agar siswa paham akan materi yang dipelajari.

b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi

dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.

c. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

d. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.

3. Bagi Sekolah

a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam

proses pembelajaran di kelas tercapai.

b. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain, maupun di sekolah lain.

Namun, dalam penerapannya harus menyesuaikan kondisi kelas maupun

sekolah masing-masing, karena setiap sekolah dan setiap kelas memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut

diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran yang lebih baik.

Page 100: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suranto. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi 1 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Alam, S. 2004. Ekonomi (untuk SMA dan MA kelas XI). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hinomarus Masu. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta. Jogjakarta. Universitas Sanata Dharma.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektifitas Belajar Kelompok). Bandung: Alfabeta.

Muntari. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan Kemampuan Matematika Berbeda. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).

Bandung: Nusa Media. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PLPG. Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Page 101: SKRIPSI TRI SWANDAYANI NIM K7407147 FAKULTAS …eprints.uns.ac.id/8134/1/220840911201110471.pdfSMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tim Pengembang Pelatihan PPG. 2010. Peningkatan Profesional Guru. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

UU No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS). www.google.co.id Diakses tanggal 17 Februari 2011.