skripsi - stikes bhmrepository.stikes-bhm.ac.id/161/1/22.pdf · 2018. 12. 14. · skripsi...

156
SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA TEMENGGUNGAN KEC. KARAS KAB. MAGETAN Oleh : ELLA THALIA NIM : 201402015 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN

    TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN

    DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA

    TEMENGGUNGAN KEC. KARAS

    KAB. MAGETAN

    Oleh :

    ELLA THALIA

    NIM : 201402015

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2018

  • ii

    SKRIPSI

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN

    TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN

    DARAH PADA PENDERITAHIPERTENSI DI DESA

    TEMENGGUNGAN KEC. KARAS

    KAB. MAGETAN

    Diajukan untuk memenuhi

    Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

    Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    Oleh :

    ELLA THALIA

    NIM : 201402015

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2018

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan

    dan do'a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan

    dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya

    banyak bersyukur dan terimakasih saya kepada :

    ❖ Tuhan yang Maha Esa,

    dengan rohmat serta hidayahya yang telah memberi kemudahan serta

    kelancarana dalam menyelesaikan segala urusan dalam pembuatan sekripsi

    yang saya kerjakan hingga selesaidenan lancar.

    ❖ Kedua orang tuaku dan adikku

    terimakasih yang telah memberikan segala dukungan maupun materi serta

    do'a mulai dari awal hingga akhir saya dapat menyelesaikan sekripsi ini.

    Saya tau beribu ucapan terimakasihpun tidak akan cukup saya ucapkan

    kepada bapak dan ibuk atas usaha kalian siang dan malam dalam

    mencukupi semua yang saya perlukan hingga saya menjadi diri saya yang

    sekarang. Satu kata yang ingin saya ucapkan kalian adalah yang terbaik

    dalam hidup saya.

    ❖ Kepada Saudara

    Terimakasih atas semua perkataan kalian yang sadar tau pun tidak telah

    memotivasi pada diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih kuat

    dan dan membuat saya berubah dari itik menjadi angsa dan berusaha

    menjadi kupu kupu yang dapat terbang.

    ❖ Dosen Pembimbing Tugas Akhir

    Ibu Asrina Pitayanti, S. Kep., Ners., M.Kes dan ibu Riska Ratnawanti, S.

    KM. M. Kes selaku pembimbing tugas akhir saya, terimaksih banyak Bapak

    Ibu,saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya

    tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu. Serta tidak

    lupa saya ucapakan kepada Bapak Cholik Harun, M.Kes selaku penguji

    skripsin saya. Tidak lupa saya ucapkan terimaksih Kepada dosen Prodi

  • vii

    ❖ Untuk Sahabat

    Terimakasih untuk sahabatku Yusi Vita yang selalu ada dan selalu mau

    menjadi teman baik sebelum pengerjaan sekripsi , waktu pengumpulan

    berkas, melakukan penelitian dan sampai pengerjaan sekripsi ini terimakasi

    telah mau berjuang bersama sampai kita selesai melakukan sidang bersama

    sama. Dan untuk sahabatku tias terimakakih telah menjadi teman yang juga

    selalu dada dan selalu bersedia untik menemani dalam mengerjakan sekripsi

    ini. Dan untuk teman temanku Ulfa, Candra, Epti, Ifah yamg telah menjadi

    temanku yang bersedia mendukung selama ini. Meskipun kita kedepannya

    kita terpisah untuk mimpi masing-masing mari kita yakin pertemuan pasti

    akan terjadi.

    Terimakasih kalian berharga untukku.

  • viii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Ella thalia

    Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 28 Agustus 1996

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Ds.Manisrejo RT/RW 03/03 Kec.Karangrejo

    Kab.Magetan

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    1. SDN Manisrejo II, Kab.karangrejo

    2. SMPN 2 Karangrejo, Kab.Magetan

    3. SMAN 1 Karas

  • ix

    MOTTO

    “Jangan Melakukan Sesuatu

    Yang Kamu Akan Sesali kemudian”

    “Jika Impian Kamu Hidup, Maka Suatu Saat

    Akan Manjadi Kenyataan”

  • x

    ABSTRAK

    Ella Thalia

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS

    TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA

    HIPERTENSI DI DESA TEMENGGUNGAN KEC.KARAS

    KAB.MAGETAN

    134 halaman + 18 Tabel + 2 Gambar + lampiran

    Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan

    penyakit jantung dan stroke otak. Salah satu terapi yang digunakan untuk

    menurunkan tekanan darah adalah terapi tomat karena kaya akan likopein,

    kalium, dan bioflavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

    perbedaan efektivitas jus tomat dan tomat direbus terhadap perubahan tekanan

    darah pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kec. Karas Kab. Magetan.

    Penelitian ini menggunakan True Experiment design (pretest – postest with

    control grub). Populasi penelitian ini sejumlah 60 penderita. Teknik pngambilan

    sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak

    34 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan spigmomanometer jarum,

    stetoskop, dan lembar observasi.

    Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig pValue sistolik = 0,000

  • xi

    ABSTRACT

    Ella Thalia

    Effectiveness Of Tomato Juice Therapy And Boiled Tomato Therapy To The

    Changes Of Blood Pressure In Hypertention Sufferres At Temenggungan

    Villages Karas Magetan Distric

    134 pages + 18 Tables + 2 pictures + attachments

    Hypertension is a health problem that causes heart disease and brain

    stroke. One of the therapies used to decrease the blood pressure is tomato therapy

    because its rich in lycopene, potassium, and bioflavonoids. The purpose of this

    research is to know the effectiveness differences of tomato juice and boiled tomato

    to the change of blood pressure in hypertension sufferrers at Temenggungan

    Village, Karas Magetan Distric.

    This research uses True Experimental design (pretest - postest with control

    group). The population of this study were 60 patients. Sampling technique that

    used in this study was simple random sampling with a total sample of 34 people.

    Instruments of this study were using needle spigmomanometer, stethoscope, and

    observation sheet.

    The result of tomato juice analysis showed that sig value pValue of systolic

    = 0,000

  • xii

    DAFTAR ISI

    Sampul Depan ................................................................................................ i

    Sampul Dalam ................................................................................................. ii

    Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii

    Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv

    Lembar Pernyataan .......................................................................................... v

    Lembar Persembahan ...................................................................................... vi

    Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii

    Motto ................................................................................................................ ix

    Abstrak ............................................................................................................ x

    Abstract ........................................................................................................... xi

    Daftar Isi .......................................................................................................... xii

    Daftar Tabel .................................................................................................... xv

    Daftar Gambar ................................................................................................. xvi

    Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii

    Daftar Singkatan .............................................................................................. xviii

    Daftar Istilah .................................................................................................... xix

    Kata Pengantar ................................................................................................ xx

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 6

    1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 6

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 7 1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................ 7 1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 7

    1.5 Keaslian Penelitian ................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Terapi Tomat ......................................................................... 9 2.1.1 Karakteristik Tomat ................................................... 9 2.1.2 Kandungan Tomat ..................................................... 10 2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan ..... 15 2.1.4 Manfaat Tomat .......................................................... 16 2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat ........................................... 21 2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus ...................................... 22

    2.2 Tekanan Darah ...................................................................... 23 2.2.1 Definisi Tekanan Darah ............................................ 23 2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah ............................................ 23 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .. 25 2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah ................................ 28

  • xiii

    2.3 Hipertensi .............................................................................. 30 2.3.1 Klasifikasi Hipertensi ................................................ 31 2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi ............................................ 32 2.3.3 Patofisiologi Hipertensi ............................................. 38 2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi .................................. 40 2.3.5 Komplikasi Hipertensi ................................................ 41 2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi ....................................... 43

    BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

    3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 48 3.2 Hipotesis ................................................................................ 50

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian ................................................................... 51 4.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 52

    4.2.1 Populasi ..................................................................... 52 4.2.2 Sampel ....................................................................... 52

    4.3 Teknik Sampling ................................................................... 54 4.4 Kerangka Kerja ..................................................................... 55 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......... 56

    4.5.1 Variabel Penelitian .................................................... 56 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................... 56

    4.6 Instrumen Penelitian .............................................................. 57 4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................... 57

    4.7.1 Lokasi ........................................................................ 57 4.7.2 Waktu ........................................................................ 57

    4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 58 4.9 Teknik Pengolahan Data ....................................................... 59

    4.9.1 Pengolahan Data ........................................................ 59 4.9.2 Analisa Data .............................................................. 62

    4.10 Etika Penelitian ..................................................................... 64 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Gambaran Lokasi .................................................................. 67 5.2 Hasil Penelitian ..................................................................... 68

    5.2.1 Data Umum ............................................................... 68 5.2.2 Data Khusus .............................................................. 70

    5.3 Pembahasan ........................................................................... 76 5.3.1 Data Umum ............................................................... 76 5.3.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan

    Terapi Jus Tomat Pada Penderita Hipertensi ............ 79

    5.3.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Tomat Rebus Pada Penderita Hipertensi ....... 82

    5.3.4 Efektivitas Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada

    Penderita Hipertensi .................................................. 85

    5.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 87

  • xiv

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ........................................................................... 89 6.2 Saran ...................................................................................... 89

    Daftar Pustaka ............................................................................................... 91

    Lampiran-lampiran ...................................................................................... 94

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Tabel Halaman

    Tsbel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indonesia dan Jawa Timur ................ 2

    Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ................................................................... 7

    Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa...................... 32

    Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ................................................... 51

    Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 56

    Tabel 5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis

    Kelamin .................................................................................... 68

    Tabel 5.2 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Tingkat

    Pendidikan Responden Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 68

    Tabel 5.3 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Pekerjaan

    Responden Pada Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ....................................................................... 69

    Tabel 5.4 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Usia

    Responden Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ..... 69

    Tabel 5.5 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan

    Merokok Di Desa Temanggung ............................................... 70

    Tabel 5.6 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan

    Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 70

    Tabel 5.7 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan

    Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 71

    Tabel 5.8 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sesudah Diberikan

    Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 72

    Tabel 5.9 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sudah Diberikan

    Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 72

    Tabel 5.10 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Jus Tomat Pada

    Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 73

    Tabel 5.11 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Tomat Rebus Pada

    Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 74

    Tabel 5.12 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus

    Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah

    Sistolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ... 75

    Tabel 5.13 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus

    Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah

    Diastolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa

    Temenggungan ......................................................................... 75

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Gambar Halaman

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 48

    Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................... 55

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar izin pengambilan data awal dari STIKES ..................... 94

    Lampiran 2 Lembar izin pengambilan data awal BAKESBANGPOL ........... 95

    Lampiran 3 Lembar izin pengambilan data awal Di Desa .............................. 97

    Lampiran 4 Lembar permohonan menjadi responden ................................... 99

    Lampiran 5 Lembar pernyataan menjadi responden ....................................... 100

    Lampiran 6 Lembar SOP (Standart Operasional Prosedur) ........................... 101

    Lampiran 7 Lembar observasi responden ...................................................... 107

    Lampiran 8 Surat Pengantar Dari Kampus Izin Penelitian ............................ 109

    Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ................................................................... 110

    Lampiran 10 Telah Melakukan Penelitian Dari Desa ...................................... 114

    Lampiran 11 Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas ............................ 115

    Lampiran 12 Lembar Tabulasi Jus Tomat Dan Tomat Rebus .......................... 116

    Lampiran 13 Distribusi Frekuensi..................................................................... 118

    Lampiran 14 Uji Normalitas ............................................................................ 120

    Lampiran 15 Uji Homogenitas ......................................................................... 122

    Lampiran 16 Uji Wilcoxon ............................................................................... 124

    Lampiran 17 Uji Mann Whitney ....................................................................... 128

    Lampiran 18 Lembar Konsultasi ...................................................................... 130

    Lampiran 19 Foto Dokumentasi Penelitian ...................................................... 132

    Lampiran 20 Lembar Kegiatan Penelitian ....................................................... 134

  • xviii

    DAFTAR SINGKATAN

    WHO : World Health Organization

    RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

    DEPKES : Departemen Kesehatan

    FAO : Food Agriculture Organization

    Ca : Kalsium

    Mg : Magnesium

    P : Fosfor

    K : Kalium

    Na : Natrium

    Fe : Besi

    ACE : Angiotensin Converting Enzim

    HDL : High Density Lipoprotein

    LDL : Low Density Lipoprotei

  • xix

    DAFTAR ISTILAH

    ACE Inhibitor : Obat untuk penurun tekanan darah.

    Afterload : Beban akhir ventrikel.

    Aldosteron : Hormon yang mempengaruhi tekanan darah.

    Analgesik : Obat untuk meringankan nyeri.

    Arteriola : Arteri kecil dari sistem peredaran darah.

    Cardiac output : Darah yang dipompa ventrikel ke sistemik sirkulasi

    dalam satu menit.

    Coding : Pemberian kode

    Confidentiality : Rahasia

    Data entry : Entri data

    Dependent variable : Variabel bebas

    Diastolic Hypertension : Peningkatan tekanan darah diastolik.

    Drop-out : Subjek cadangan pada penelitian

    Edema : Penumpukan cairan dalam jaringan.

    Farmakologis : Menggunakan obat.

    Hipertensi : Tekanan darah tinggi.

    Hipertiroid : Produksi hormon tiroid yang berlebih.

    Hiperaldosteron : Produksi hormon aidosteron yang berlebih.

    Hipoksia : Kekurangan Oksigen dalam jaringan.

    Hipotensi : Tekanan darah rendah

    Intravena : Dalam pembuluh darah.

    Kardiovaskuler : Jantung dan pembuluh darah.

    Non-Farmakologis : Tanpa menggunakan obat.

    Obesitas : Jumlah lemak berlebih dalam tubuh.

    Pre-test : Sebelum dilakukan test

    Post-test : Sesudah dilakukan test

    Probability sampling : Teknik pengambilan sampel

    Reinforcement : Pemberian ulang informasi

    Respect human dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia

    Right to self determination : Hak untuk ikut/tidak menjadi responden

    Right to full disclousure : Hak jaminan dari perlakuan yang diberikan.

    Right to justice : Prinsip keadilan

    Right in fire treatment : Hak mendapatkan pengobatan yang adil

    Right to privacy : Hak dijaga kerahasiannya

    Resistensi : Ketahanan atau daya tahan.

    Sistolik hypertension : Peningkatan tekanan darah Sistilik.

    Toksin : Zat organisme hidup yang beracun bagi manusia.

    Vasodilatasi : Pelebaran diameter pembuluh darah

    Vasikonstriksi : Penyempitan pembuluh darh.

    Vasokonstriktor : Penyebab penyempitan pembuluh darah.

    Volume Sekuncup : Darah yang dipompa saat ventrikel berkontraksi.

  • xx

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul

    “Efektivitas Pemberian Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan

    Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan

    Karas Kabupaten Magetan”.

    Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi

    persyaratan dalam menyeleseikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES

    Bhakti Husada Mulia Madiun.

    Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terseleseikan berkat dorongan dan

    bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati

    mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

    Madiun.

    2. Pipit Amd. Kep selaku perawat Desa Temenggungan Kec. Karas Kab.

    Mageta.

    3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

    Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

    4. Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing 1 dalam

    penyusunan skripsi ini.

    5. Riska Ratnawati, M.Kes selaku pembimbing 2 dalam penyususnan skripsi

    ini.

  • xxi

    6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    7. Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan

    skripsi ini.

    Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam

    penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik

    yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan

    skripsi ini.

    Madiun, 12 Juli 2018

    Ella Thalia

    201402015

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan karena dapat

    mengakibatkan penyakit jantung dan stroke otak yang mematikan. Penyakit

    hiperrtensi merupakan masalah kesehatan yang serius dikarenakan timbulnya

    sering kali tidak disadari jika memang ada maka sedikit gejala yang dirasakan,

    hipertensi dapat bertambah parah tanpa disadari hingga dapat mencapai tingkat

    mengancam hidup (Carlson 2016).

    Penyakit hipertensi merupakan penyakit dimana tidak normalnya tekanan

    darah atau terlalu tingginya tekanan dalam arteri, sehingga suplay oksigen yang

    dibawa ke jaringan yang membutuhkan tidak adekuat. Penyakit ini sering kali

    gejalanya tidak dirasakan jikapun ada gejalanya maka sedikit dan pada ahirnya

    akan dapat mengancam nyawa penderita. Hipertensi merupakan penyakit yang

    dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit lain seperti: gagal jantung, terjadinya

    infrak jantung, hal ini dapat terjadi pada penderita hipertensi yang tidak

    terkontrol. Oleh karena itu penyakit hipertensi disebut sebagai pembunuh yang

    tidak telihat atau silent killer. Hipertensi secara umum merupakan suatu kedaan

    tanpa gejala, dimana terjadi tekanan yang abnormal atau tekanan terlalu tinggi di

    dalam arteri (pembuluh yang mengangkut darah dari jantug ke seluruh tubuh).

    Perlu diketahui ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hipertensi yaitu, usia,

    stress, ras, medikasi, nutrisi yaitu makan makanan yang tinggi garam dapat

    menimbulkan perubahan tekanan darah karena pengeluaran berlebihan hormon

  • 2

    neuritik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah, dan laki-

    laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi, dan juga perlu

    diketahui tekanan darah tinggi dapat menyebabkan meningkatnya resiko terhadap

    stroke, aneurisma, dan penyakit kardiovaskular, sedangkan untuk usia di atas 50

    tahun hipertensi banyak terjadi pada perempuan karena kebiasaan merokok, dan

    juga berat badan. Pada perempuan dengan berat badan berlebih cenderung

    memiliki tekanan daran yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurus.

    Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 hipertensi

    merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan sistolik <

    140mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg. Sekitar 40% orang dewasa berusia

    25 atau lebih di dunia telah didiagnosis dengan hipertensi, jumlah orang dengan

    kondisi hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun

    2008 (WHO, 2013). Pada tahun 2014 prevalensi hipertensi di dunia pada orang

    dewasa berusia 18 tahun keatas sejumlah 22%. Jumlah tersebut diperkirakan akan

    meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (WHO, 2014).

    Tabel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indinesia dan Jawa Timur

    Tahun Presentase Angka Kejadian Tempat

    2013 31,7 % Di Indonesia

    2013 25,8 % Jawa timur

    2014 25,8% Di indonesia

    2014 38.8% Jawa Timur

    Sumber : Riskesdas, (2013/2014)

    Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jumlah penderita darah tinggi

    pada tahun 2015 sebanyak 6.377 orang, pada tahun 2016 jumlah penduduk yang

    mengalami darah tinggi mengalami peningkatan sebanyak 7.919 orang, sedangkan

    pada tahun 2017 jumlah penderita hipertensi sebanyak 5.075. Walaupun terjadi

    penurunan prevalensi namun dapat dikatakan bahwa Indonesia belum terbebas

  • 3

    dari penyakit hipertensi, dan masih menjadi salah satu penyakit kronis yang

    menimbulkan banyak komplikasi pada penderitanya.

    Terapi hipertensi dapat dikelompokkan dalam terapi farmakologis dan

    terapi non-farmakologis, dimana terapi non-farmakologis merupakan terapi tanpa

    mengunakan obat dan terapi farmakologis adalah terapi menggunakan obat.

    penderita hipertensi tidak semua harus mengkonsumsi obat–obatan untuk

    menurunkan tekanan darah karena dapat memberikan dampak negatif terhadap

    tubuh manusia bila digunakan dalam waktu yang lama. Terapi komplementer

    menjadi salah satu pilihan pegobatan bagi masyarakat, di berbagai pelayanan

    kesehatan tidak sedikit pasien yang bertanya tentang terapi komplamenter atau

    alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter dan perawat tentang penggunaan

    terapi alternatif (Smith at al., 2004). Pengobatan dengan menggunakan terapi

    komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara

    menyeluruh juga lebih murah, manfaat pengobatan dengan menggunakan terapi

    komplementer dirasakan oleh pasien dengan penyakit kronis yang rutin

    mengeluarkan dana. Pengalaman kelien yang harus membeli obat dengan harga

    yang mahal sehingga pengeluaran dana untuk mbeli obat dapat berkurang setelah

    menggunakan pengobatan komplementer. Terapi hipertensi dapat dilakukan

    dengan terapi herbal atau terapi dengan bahan-bahan dari tanaman misal: seledri,

    tomat, bawang putih, bawang merah serta bahan-bahan alami lainnya.

    Tomat merupakan salah satu buah yang kaya akan antioksidaan juga

    kalium, kalium pada tomat dapat meurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

    dengan menghambat pelepasan renin sehingga meningkatkan ekskresi atrium dan

  • 4

    juga air, selain itu fungsi kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah

    megakibatkan vasodilatasi hingga terjadi penurunan retensi perifer yang

    meningkatkan curah jantung selain itu juga berfungsi sebagai deuritik. Dalam

    tomat juga terdapat licopene yang berfungsi sebagai terapi hipertensi, licopene

    berfungsi sebagai antioksidan yang kuat yang menghambat penyerapan oksigen

    reaktif terhadap endotel yang menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi

    penyebab hipertensi. Menurut Samuel Oetoro, dokter ahli gizi klinis tomat yang

    direbus banyak mengandung likopein. Menurut FAO-WHO menunjukkan

    kandungan likopen tomat yang direbus menjadi setengah bubur kandungan

    likopen justru meningkat ketika tomat diolah. Tomat yang dimasak dalam waktu

    15 menit dapat meningkatkan 171% kadar likopen. Meskipun kandungan likopen

    meningkat pada watu perebusan, tomat juga akan menyebabkan beberapa zat atau

    fitamin yang terkandung dalam tomat mengalami penurunan pada saat dilakukan

    perebusan atau pengolahan pasa suhu tertentu. Beberapa kandungan dalam tomat

    yang mengalami penurunan adalah : vitamin A, vitamin C, Kalsium, dan

    Bioflavonoid.

    Menurut hasil penelitian Wahyuni, Ferti Estri Suryanni, 2017 di desa

    Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan sample yang digunakan adalah

    20 orang penderita hipertensi stange 1 yang diberi intervensi pemberian jus tomat

    selama 7 hari, didpatkan hasil sistole 147,10 mmHg dan diastole 87,20 mmHg.

    Rata rata tekanan darah setlah dilakukan intervensi pemberian jus tomat tekanan

    darah sistole menjadi 140,50 mmHg dan tekanan darah diastole 87,20 mmHg,

    hasil analisis menunjukkan p:0,011 (p

  • 5

    pengaruh penurunan tekanan darah penderita hipertensi stange 1 setelah diberikan

    terapi jus tomat.

    Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada Bulan

    Desember 2017, berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas bahwa 60 orang

    di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan menderita

    hipertensi. Peneliti melakukan studi pendahuluan 10 orang yang menderita

    hipertensi. Selama ini usaha yang mereka lakukan untuk mengatasi hipertensi

    dengan mengurangi makan-makanan yang asin, sate, dan jerohan. Peneliti

    melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 10 orang, ternyata 7 dari 10 orang

    memiliki tekanan darah sistol ≥ 130 mmHg dan diastol ≤ 90 mmHg. peneliti juga

    menanyakan apakah mereka menggunakan terapi alternatif dari bahan herbal, 3

    dari 10 orang menjawab sudah mengetahui timun sebagai penurun tekanan darah

    dan saat peneliti menyebutkan buah tomat dapat menurunkan tekanan darah

    mereka menjawb belum mengetahui bahwa tomat juga dapat digunakan sebagai

    terapi herbal untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, mereka

    hanya mengetahui tomat itu sebagai bahan masakan. Mereka bertanya banyak hal

    tentang kegunaan tomat, saat peneliti menjelaskan mereka mendengarkan dan

    punya niat untuk mencoba terapi tomat karena buah tomat mudah di temukan

    dipasar atau dikebun mereka, dan harga tomat juga tidak mahal.

    Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang efektivitas jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

    perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

  • 6

    1.2 Rumusan Masalah

    “Adakah efektivitas pemberian jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

    perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan

    Kecamatan Karas Kabupaten Magetan ? ”.

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujua Umum

    Menganalisis keefektifan pemberian jus tomat dan tomat yang direbus

    terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa

    Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

    1.3.2 Tujuan Kusus

    1. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan

    sesudah diberikan terapi jus tomat pada penderita hipertensi di desa

    Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

    2. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan

    sesudah diberikan terapi tomat yang direbus pada penderita hipertensi di

    desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

    3. Mengidentifikasi signifikasi perbedaan tererapi jus tomat dan tomat rebus

    pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kecamatan Karas

    Kabupaten Magetan.

  • 7

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Hasil ini diharapkan dapat mendukung dalam teori ilmu keperawatan

    kususnya pada terapi komlementer tentang buah tomat untuk digunakan sebagai

    terapi herbal pada penderita hipertensi.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi Tempat Penelitian

    Diharapkan setelah ada penelitian ini terapi jus tomat dan tomat rebus

    dapat menambah informasi bagi perawat dan masyarakat .

    2. Peneliti Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti selanjutmya

    sebagai bahan rferensi terkait terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap

    perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

    NO Penelitian

    (tahun) Judul Desain Studi Variabel Hasil

    1 Yusridawati,

    Nila Astri Ayu,

    Nurul Hakimah,

    Sabdar ( 2015)

    Pengaruh

    Pemberian Jus

    Tomat

    Terhadap

    Tekanan Darah

    Pada Penderita

    Hipertensi Di

    Lorong Kurnia

    Dusun 1

    Kecamatan

    Pangkalan Susu

    Tahun 2015

    quasi

    eksperimen

    Variabel

    Independen:

    Jus Tomat

    Variabel

    Dependen:

    Tekanan

    Darah

    Terdapat

    pengaruh

    pemberian jus

    tomat terhadap

    tekanan darah

    pada penderita

    hipertensi di

    lorong kurnia

    dusun 1

    kecamatan

    pangkalan susu

    tahun 2015

    2 Lingga

    Kurniasari

    (2012)

    Pengaruh

    Pemberian Jus

    Tomat

    Terhadap

    Tekanan Darah

    Quasi

    Eksperimen

    dengan Non

    Equivalent

    control group

    Variabel

    Independen:

    Jus Tomat

    Variabel

    Dependen:

    Terdapat

    Pengaruh

    Pemberian Jus

    Tomat untuk

    menurunkan

  • 8

    NO Penelitian

    (tahun) Judul Desain Studi Variabel Hasil

    Pada Lansia

    Penderita

    Hipertensi di

    Panti Sosial

    Tresna Werda

    Unit Abiyoso

    Yogyakarta

    Tekanan

    Darah

    tekanan darah

    Sistolik dan

    Diastolik

    3 Nanda Ismalia,

    Reni Zuradia

    (2016)

    Efek Tomat

    (Lycopersion

    Esculetum

    Mill) dalam

    menurunkan

    Tekanan Darah

    Tinggi

    Pre

    eksperiment

    Variabel

    Independen:

    Jus Tomat

    Variabel

    Dependen:

    Tekanan

    Darah

    Terdapat

    Pengaruh pada

    tomat yang

    dapat berperan

    dalam

    menurunkan

    tekanan darah

    berupa likopen,

    Bioflavonoid,

    dan Kalium.

    3 Priyo Raharjo Pengaruh

    Pmberian Jus

    Tomat

    Terhadap

    Perubahan

    Tekanan

    Darah Sistolik

    Dan Diastolik

    Pada Penderita

    Hipertensi Di

    Desa

    Wonorejo

    Kecamatan

    Lawang

    Malang Tahun

    2016

    Pra

    eksperimen

    one group

    pre-post test

    Variabel

    Independen:

    Jus Tomat

    Variabel

    Dependen:

    Tekanan

    Darah

    ada pengaruh

    pemberian jus

    tomat dengan

    perubahan

    tekanan darah

    baik sistolik

    maupun

    diastolik.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Terapi Tomat

    2.1.1 Karakteristik Tomat

    Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah

    tumbuhan keluarga Solanaceae, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari

    Meksiko sampai Peru. Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku

    Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh

    Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran

    tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya

    tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang

    Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan

    demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik

    maupun subtropik. (Pracaya, 2012).

    Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman ladang,

    pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1.600 meter diatas permukaan

    laut. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah

    yang gemburdan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada

    tanaman lain, tinggi 0,5-2,5 m, bercabang banyak, berambut kasar warnanya hijau

    keputihan. Daunnya majemuk menyirip letak berseling, bentuk bulat telur atau

    memanjang, ujung rincing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya

    berlekuk, untuk helaian yang kecil tepinya bergerigi, panjang 10-40 cm, warnanya

    hijau muda. Bunganya majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa tandan

  • 10

    bertangkai, mahkota berbentuk bintang warnanya kuning. Buahnya buah buni,

    berdaging, kulit buahnya tipis licin mengkilap, dengan ragam bentuk dan

    ukurannya, warnanya merah atau kuning. Bijinya banyak, pipih, waranya kuning

    kecoklatan, buah tomat dapat dimakan secara langsung, dibuat jus, saus tomat,

    dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun dapat

    digunakan sebagai sayur. Untuk buah tomat yang umumnya terdapat di pasar

    berbentuk bulat. Yang besar berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah

    disebut tomat buah tomat jenis ini dapat disantap segar sebagai buah, yang kecil

    biasa digunakan sebagai sayur.

    2.1.2 Kandungan Tomat

    Mappiratu et al. (2010) menyatakan tomat mengandung vitamin C,

    vitamin B, vitamin E dan provitamin A, dan mineral meliputi Ca, Mg, P, K, Na,

    Fe, S dan Cl, selain itu tomat juga mengandung senyawa seperti solanin, saponin,

    asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, dan histamine.

    Selain mengandung zat gizi, tomat juga mengandung senyawa-senyawa fitokimia

    seperti beta karoten, antosianin, dan likopen.

    1. Asam askorbat (Vitamin C)

    Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia

    yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin C (asam askorbat)

    adalah suatu mikronutrien esensial yang diperlukan dalam fungsi

    metabolisme tubuh yang normal. Vitamin C merupakan antioksidan utama

    yang larut dalam air di dalam tubuh. Itu menurunkan tekanan darah dan level

    kolesterol. Analisis telah menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang

  • 11

    memadai efektif dalam menurunkan risiko berkembangnya kanker payudara,

    leher rahim, kolon, rektum, paru-paru, mulut, prostat dan perut.

    2. Vitamin A

    Fungsi vitamin A adalah untuk menjaga kesehatan mata, kesehatan kulit

    wajah, serta dapat membantu mencegah jerawat.

    3. Vitamin B1

    Vitamin ini berfungsi membantu menghasilkan energi menyehatkan jantung,

    serta metabolisme karbohidrat (Jauhary, 2017).

    4. Vitamin B2

    Vitamin B2 berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, migren, dan katarak

    (Jauhary, 2017).

    5. Vitamin B3

    Vitamin ini berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, mengatasi

    gangguan pada perdendian, melepaskan energi dari zat-zat nutrien, serta

    mengurangi depresi (Jauhary, 2017).

    6. Vitamin B6

    Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel darah merah, membantu

    meringankan gejala hipertensi, asma, serta PMS (Jauhary, 2017).

    7. Vitamin B9

    Vitamin ini berguna untuk membantu perkembangan janin, pengobatan

    anemia, serta pembentukan hemoglobin (Jauhary, 2017).

  • 12

    8. Vitamin E

    Vitamin E berfungsi untuk melindungi lemak dari serangan radikal bebas. Itu

    karena vitamin E merupakan zat anti oksidan yang larut dalam lemak.

    Sedangkan lemak sendiri adalah memberan sel yang berfungsi melindungi

    liver (Jauhary, 2017).

    9. Antioksidan Likopen

    Nama likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon

    esculantum. Likopen atau yang sering disebut sebagai α-karoten adalah suatu

    karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan

    dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Likopen

    bersifat antioksidan dengan cara melindungi sel dari kerusakan reaksi

    oksidasi singlet oksigen (singlet oxygen quenching) dan oksidator lain. Tidak

    seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur

    dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan tersebut

    setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Mengkonsumsi buah

    tomat sebaiknya dimasak lebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian

    badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukkan

    jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama

    pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat 10 kali lipat (Ikanegara,

    2015). Likopen pada buah tomat berfungsi sebagai anti oksidan sehingga

    dapat melumpuhkan radikal bebas, menyeimbangkan kadar kaolesterol dan

    tekanan darah, serta melenturkan syaraf syaraf yang kaku akibat dari endapan

    kolesterol dan gula darah dengan cara menghambat endapan endotel yang

  • 13

    menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi salah satu patofisiologi

    tomat dapat menurunkan tekanan darah.

    10. Bioflavonoid

    Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya kolesterol dan

    mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga

    dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga menyebabkan anti hipertensi.

    Hal ini sangat berhubungan dngan ACE sehingga angiotensin I tidak dapat

    diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya jumlah angiotensin II berkurang dan

    menyebabkan vasodilatasi dan penurunan skresi aldosteron yang

    menyebabkan terjadinya ekskresi air dan natrium yang menyebabkan

    perubahan tekanan darah.

    11. Kalium

    Kalium mempengaruhi sistem renin angiotensin dengan menghambat

    pengeluaran. Renin yang mengubah angiotensin menjadi angiotensin I karena

    adanya blok padaa sistem tersebut maka akan mengakibatkan pembuluh darah

    mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah akan menurun.

    12. Kalsium

    Kalsium sangat berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Jauhary, 2017).

    13. Zat besi

    Zat besi berpenran penting bagi dalam membantu sel darah merah agar

    berfungsi dengan baik, meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imun), serta

    menjaga energi dalam tubuh kita tetap setabil (Jauhary, 2017).

  • 14

    14. Magnesium

    Magnesium berperan penting bagi produksi energi serta pembentukan

    protein, serta membantu menjaga tulang terap kuat dan menyehatkan jantung

    (Jauhary, 2017).

    15. Fosfor

    Fosfor sangat penting untuk membantu menjadikan tulang dan gigi lebih kuat

    (Jauhary, 2017).

    16. Sodium

    Sodium bermanfaat untuk menstabilkan cairan dalam tubuh, fungsi otot,

    fungsi syaraf, tekanan darah, fungsi jantung, fungsi mental, serta

    menstabilkan kadar gula dalam darah (Jauhary, 2017).

    17. Serat

    Serat merupakan nutrisi yang membantu kesetabilan gula darah. Serat juga

    mampu menghasilkan rasa kenyang yang lebih lama pada seseorang yang

    memakannya, sehingga baik bagi seseorang yang diet, serat dalam tomat juga

    berguna untuk mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh serta

    membuangnya (Jauhary, 2017).

    18. Betakaroten

    Betakarorin merupakan anti oksidan yanng sangat dibutuhkan bagi kesehatan

    serta kekebalan tubuh. Betakarotin akan diubah menjadi vitamin A saat dalam

    liver. Hal ini berfungsi untuk menyehatkan fungsi liver (Jauhary, 2017).

  • 15

    19. Flavonoid

    Folavonoid atau bioflavonoid merupakan salah satu kandungan zat terbai

    dalam tomat. Zat ini sangat berfungsi menurunkan resiko kanker sencerta

    mampu menyehatkan sistem pencernaan dalam tubuh (Jauhary, 2017).

    2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan

    Walaupun tidak semua, tetapi terdaapt beberapa zat gizi yang dapat

    berubah (betkurang, meningkat, dan hilang) saat proses pemanasan terutama yang

    menghasilkan panas berlebih. Beberapa kandungan dalam tomat yang berubah

    saat perebusan:

    1. Vitamin A

    Hilangnya vitamin A pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan

    dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin A karena vitamin

    A merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan

    2. Vitamin C

    Hilangnya vitamin C pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan

    dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin C karena vitamin C

    merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan terutama jika

    dimasak dengan air. Perebusan akan mengakibatkan kehilangan vitamin C

    lebih besar dari pada diolah dengan cara dikukus.

    3. Kalium

    Kandungan mineral yang mengalami penurunan setelah perebusan selama 3

    menit adalah kalsium, natrium, kalium, fosfor, seng dan besi. Hal tersebut

    dikarenakan ketika tomat dimasak kandungan mineral tersebut akan

  • 16

    bergabung dengan komponen kimia lain atau bahkan larut akubat pemanasan

    dan akan semakin menurun dengan meningkatnya waktu pemasakan.

    4. Likopen

    Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau

    sayur dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan

    tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. . Seperti yang

    terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian

    lembaga ini menunjukkan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya

    tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat

    10 kali lipat (Ikanegara, 2015).

    5. Bioflavonoid

    Bioflavonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem aromatik

    terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi. Pengolahan dapat

    menyebabkan hilangnya kandungan biovlavonoid dalam makanan. Proses

    perebusan dan pemanasan dapat mengakibatkanpenurunan kadar flavonoid

    sebesar 15-78%. Flafonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem

    aromatik terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi

    2.1.4 Manfaat Tomat

    1. Menurukan tekanan darah

    Tomat kaya akan kalium, sedikit natrium, dan lemak. Kerja kalium yaitu,

    kalium menghambat pelepasan renin sehingga mengubah sistem renin

    angiotensin. Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya

    kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut

  • 17

    dalam air sehingga dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga

    menyebabkan anti hipertensi. Hal ini sangat berhubungan dngan ACE

    sehingga angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya

    jumlah angiotensin II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi

    aldosteron untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis akan menjadi

    berkurang sehingga tekanan darah menjadi turun. Selain kalium tomat juga

    mengandung likopain yang berperan sebagai antioksidan yang menghambat

    penyerapan oksigen reaktif terhadap endotel yang dapat menganggu dalatasi

    pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi sehingga tomat dapat berperan

    dalam menurunkan tekanan darah (Raharjo, 2007)

    2. Melawan kanker

    Tomat memiliki kandungan likopen yanng sangat tinggi, seelain itu tomat

    juga mengandung tinggi serat. Kedua zat inilah yang ampuh untuk mencegah

    berbagai kanker, seperti kanker prostat, mulut, tenggorokan, lambung,

    ususbesar, serta kanker ovarium, zat antioksidan lain dalam tomat juga dapat

    menangkal radikal bebas penyebab kanker (Jauhary, 2017) .

    3. Menyehatkan jantung

    Terdpat kalium yang cukup tinggi dalam buah tomat. kandungan mineral

    tersebut berguna bagi bagi jantung kita. Kalium mengontrol denyut jantung

    dan menjaganya tetap setabil, hal tersebut dapat membantu kita terhindar dari

    penyakit stroke, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan lain sebagaiannya

    (Jauhary, 2017).

  • 18

    4. Menyehatkan paru-paru

    Salah satu manfaat tomat yang mambuat para dokter menyarankan kita untuk

    mengkonsumsinya adalah karena tomat dapat menyehatkan paru-paru, tomat

    mambantu fungsi paru dan membersihkannya dari penyakit (Jauhary, 2017).

    5. Menyehatkan hati

    Zat antioksidan yang terkandung dalam tomat juga bermanfaat untuk

    melindungi hati dari serangan kanker. Selain itu, kandungan vitamin, mineral,

    dan serat yang tinggi dalam buah tomat mampu mendetoksifikasi racun dari

    dalam hati. Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan menyisakan

    racun yang berbahaya jika menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itu sangat

    disarankan untuk mengkonsumsi tomat agar dapat membersihkan racun dari

    hati (Jauhary, 2017).

    6. Menyehatkan mata

    Kandungan vitam A dalam buah tomat cukup banyak. Ada juga niasin,

    thiamin, serta asam folat di dalamnya. Nutrisi-nutrisi tersebut bekerja sama

    dan mampu menyembuhkan gangguan kesehatan yang ada pada mata

    (Jauhary, 2017).

    7. Mengobati dan mencegah diabetes

    Kandungan sodium, seng, dan koromium dalam tomat berperan penting

    dalam membantu menstabilkan kadar gula dalam darah. diabetes atau yang

    sering disebut kencing manis adalah penyakit yang yang terjadi akibat

    tingginya kadar glukosa dalam darah. Tanda dari prenyakit ini adalah selalu

    haus, sering lapar, sering buang air kecil, sering merasa gatal terutama pada

  • 19

    daerah kemaluan, luka yang sulit sembuh, penurunan berat badan merki nafsu

    makan meningkat (Jauhary, 2017).

    8. Mencegah sembelit

    Tomat kaya akan kandungan serat yang bagus bagi penderita sembelit. Serat

    mampu mengontrol pola buang air besr menjadi lancar. Hal ini akan

    mencegah kita dari penyakit sembelit (Jauhary, 2017).

    9. Memperlancar sistem pencernaan

    Kandungan serat dalam tomat sangat baik bagi tubuh. Serat ini mampu

    membantu sistem pencernaan dalam tubuh dan menjaganya tetap lancar dan

    sehat. Karena sistem pencernaan berkaitan dengan usus halus sebagai

    pemroses makanan dan penyerap nutrisi. Dengan rutin mengonsumsi tomat,

    dapat meringankan kerja usus halus sehingga pencernaan menjadi lebih sehat

    (Jauhary, 2017).

    10. Menurunkan kadar kolesterol

    Serat larut yang banyak terkandung dalam tomat dapat berfungsi untuk

    bersaing dengan lemak dalam usus. Serat dan lemak yang bersaing tersebut

    akan berakibat pada penurunan penyerapan LDL (Low Density Lipoprotein)

    atau kadar kolesterol buruk dan mampu meningkatkan produksi serta

    penyerapan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kadar kolesterol

    baik yang sangat diperlukan bagi tubuh (Jauhary, 2017).

    11. Mengobati radang usus buntu

    Tomat dapat membantu terhindar dari radang usus buntu karena dapat

    membantu memperlancar sistim pencernaan yang kaitannya erat dengan usus,

  • 20

    tomat mengandung serat dan asam folat yang berfungsi menjaga kesehatan

    usus sehingga dapat membantu mengobati penyakit radang usus buntu

    (Jauhary, 2017).

    12. Mencegah batu ginjal

    Serat yang terkandung dalam tomat juga berfungsi untuk menjaga kesehatan

    ginjal. Karena itu, mengkonsumsi tomat dengan rutin akan membuat ginjal

    lebih sehat (Jauhary, 2017).

    13. Mencegah osteoporosis

    Konsumsi tomat akan membantu menghindarkan dari penyakit osteoporosis,

    hal tersebut karena tomat mengandung vitamin K yang dapat memperkuat

    tulang dan gigi (Jauhary, 2017).

    14. Memperkuat sustem imun

    Vitamin A, C, B6, dan zat lainnya dalam tomat sangat baik untuk membantu

    tubuh meningkatkan sistem imun tubuh kita. Hal ini akan membantu kita

    terkena penyakit (Jauhary, 2017).

    15. Melawan efek rokok

    Tomat mengandung asam chlorogenic dan coumaric yang berfungsi melawan

    karsinogen yang ditimbulkan oleh rokok. Bagi perokok aktif, kandungan

    asam nikotinat dalam tomat juga dapat membantu untuk melawan kebiasaan

    merokok (Jauhary, 2017).

    16. Menyehatkan ibu hamil dan janin

    Berbagai kandungan buah tomat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya.

    Vitamin c dalam tomat mampu menjaga setamina ibu hamil. Zat besi dalam

  • 21

    tomat dapat mencegah ibu hamil terkena anemia dan menjaga temperatur

    tubuhnya. Asam folat sangat baik bagi perkembangan tubuh serta otak janin

    (Jauhary, 2017).

    17. Mencegah anemia

    Di dalam tomat terdapat kandungan zat besi serta vitamin B6 yang cukup

    banyak. Kandungan zat-zat ini berperan penting dalam membantu tubuh

    terkena anemia (Jauhary, 2017).

    18. Mencegah alzheimer

    Peran falonoid, asam fosfat, potasium, vitamin B3, dan zat antioksidan di

    dalam tomat mampu memperbaiki sel-sel saraf pada otak yang mengalami

    kerusakan, hal ini dapat terjadi jika kita rutin mengkonsumsi tomat, sehungga

    kita dapat terhindar dari penyakit alzaimer (Jauhary, 2017).

    2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat

    Pembuatan terapi tomat dengan cara di jus. Berikut cara menerapkan

    (Raharjo, 2007)

    1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:

    a. 150 gram tomat merah matang

    b. 50 ml air

    c. Blender

    d. Pisau

    e. Penyaring

    2. Pelaksanaan membuat jus tomat

    a. Cuci bersih tomat

  • 22

    b. Potong potong tomat

    c. Blender semua bahan hingga halus dan rata

    d. Saring jus tomat

    3. Cara pemakaian

    a. Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi sebelum makan.

    b. Minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-turut.

    2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus

    Pembuatan terapi tomat rebus, berikut cara untuk menerapkan (Yuniarti,

    2008) :

    1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:

    a. 150 gram tomat merah matang

    b. Air secukupnya

    c. Kompor

    d. Panci

    e. Saringan

    2. Pelaksanaan pembuatan tomat rebus

    a. Cuci buah tomat sampai bersih

    b. Rebus tomat dengan air secukupnya selama 15 menit

    c. Lumatkan tomat sampai halus

    d. Lalu saring

    3. Cara pemakaian

    a. Minum setelah dingin 1 kali sehari pada pagi hari sebelum makan.

    b. Minum 1 gelas selama 7 hari berturut-turut.

  • 23

    2.2 Tekanan Darah

    2.2.1 Definisi Tekanan Darah

    Tekanan darah merupakan tekanan dari aliran darah dalam pembuluh

    arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60-70 kali dalam 1 menit dalam kondisi

    istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa melalui arteri. Tekanan darah

    tertinggi terjadi ketika jantung berdetak atau berkontraksi memompa darah

    disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua

    denyut nadi disebut tekanan diadtolik (Kowalski, 2010).

    Tekanan darah adalah kekuatan tekanan lateral pada dinding arteri oleh

    darah yang didorong dengan tekanan jantung. Tekanan sistemik (arteri darah),

    merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator yang baik

    tentang kesehatan kardiovaskuler, aliran darah mengalir pada sirulasi karena

    perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yng tekanannya tinggi ke daerah

    yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan

    tinggi aorta. Pucak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan

    sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah tetap dalam arteri menimbulkan tekanan

    diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang

    mendesak dinding arteri setiap waktu (Potet & Perry, 2005).

    2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah

    Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi pembuluh

    darah perifer (tahanan perifer) curah jantung (cardiac output) adalah darah yang

    dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit,

    normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi

  • 24

    oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada pembuluh darah dipengaruhi oleh jari

    jari arteriol dan viskositas darah stroke volume atau volume sekuncup adalah

    jumlah darah yang dipompa pada saat ventrikel berkontraksi normalnya pada

    orang dewasa kurang lebih 70-75 ml atau dapat diartikan sebagai perbedaan

    volume darah ventrikel pada akhir diastolik dan volume ventrikel pada akhir

    sistolik. Heart rate atau denyut jantung adalah jumlah kontraksi ventrikel

    permenit. Volume sekuncup dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume akhir

    diastolik ventrikel, beban akhir ventrikel (afterload), dan kontraktilitas jantung

    (Dewi, 2012). Tekanan darah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding

    pembuluh. Tekanan bergantung pada volume darah yang terkandung dalam

    pembuluh dan compliance, atau distensibilitas pembuluh (seberapa mudah

    pembuluh tersebut direngangkan). Darah mengalir dalam satu lingkaran tertutup

    antara jantung dan organ-organ. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir ke

    masing-masing organ. Vena mengembalikan darah dari tingkat jaringan ke

    jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua pintu

    utamanya ke jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada dua

    kontrol pintu utamanya yaitu curah jatung dan retensi perifer total. Kontrol curah

    jantung sebaiknya bergantung pada regulasi kecepatan jantung dan isi sekuncup,

    sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat vasokontriksi

    arteriol (sheewood, 2012).

    Regulasi jangka pendek tekanan darah ditentukan oleh reflek broreseptor.

    Baroreseptor sinus karotis dan arkua aorta secara terus-menerus memantau

    tekanan arteri rerata. Jika mendekati penyimpangan dari normal maka kedua

  • 25

    baroreseptor akan memberi sinyal ke pusat kardiovaskuler medula yang berespon

    dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung, dan pembuluh darah untuk

    memulihkan tekanan darah kembali normal. Kontrol jangka panjang tekanan

    darah menimbulkan pemeliharaan volime plasma yang sesuai melalui kontrol

    ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat meningkat secara

    abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi) hipotensi yang berat dan

    menetep yang menyebabkan kurang memadainya penyaluran darah secara umum

    yang dikenal dengan syok sirkulasi (sheewood, 2012).

    2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

    Faktor-faktor yanng mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut (ulfa,

    2011), yitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor

    yang dapat di ubah yaitu diantaranya setres, berat badan, konsumsi garam berlebih

    dan kebiasaan merokok. Sedangkn faktor yang tidak dapar diubah yaiti usia, jenis

    kelamin, dan keturunan.

    1. Usia

    Faktor usia sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya usia maka

    semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. hal ini disebabkan oleh perubahan

    perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh

    darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan

    menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur ( Julianti,

    2005).

  • 26

    2. Jenis Kelamin

    Berdasarkan Journal of clinical Hypertension, Opari menyatakan bahwa

    perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita

    lebih sering mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini yang menjadikan wnita

    lebih sring untuk terkena penyakit jantung ( Miller, 2010). Wanita diketahui

    cinderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari pada dengan laki- laki

    dengan usia yang sama, hal ini sering dikaitkan dngan semakin berkurangnya

    hormon seks wanita yang jumlahnya terus menurun stelah masa menopose

    dimana telah diketehui hormon seks wanita seperti hormon esterogen

    bertanggung jawab dalam mengurangi dan mencegah kekakuan arteri,

    endothelial dysfunction, dan penumpukan lemak dalam dalam darah (Arifin,

    2012). Jenis kelamin sangat erat kaitannya dengan tahap terjadinya hipertensi

    dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipersetensi

    pada laki- laki sdngkan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika

    seorang wainita mengalami masa menopose.

    3. Faktor stres

    Kondisi stres memicu aktivasi dari hipotalamus yang mengendalikan sistim

    neuro endokrin, yaitu saraf simpatis korteks adrenal. Aktivasi dari saraf

    simpatis memicu penigkatan aktivasi berbagai organ dan otot polos salah

    satunya meningkatkan kecepatan jenyut jantntung serta pelepasan epinefrin

    dan nonepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal ( shewood, 2010).

    Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh

    darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan

  • 27

    tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak

    menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi

    saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita

    beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan

    darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat

    mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.

    4. Kegemukan atau Kelebihan Berat Badan

    Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan

    bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi di

    kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas

    dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya daya

    pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan

    hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dang memiliki berat

    badan normal. Terbukti dengan adanya pompa jantung dan sirkilasi volome

    darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita

    hipertensi dengan berat badan yang normal.

    5. Kebiasaan Merokok

    Merokok merupakan aktivitas menghisap tembakau yang dibakar kedalam

    tubuh lalu meng hembuskanya keluar (Amstrong,2007). Merokok merupakan

    salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Rokok

    yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Hal tersebut

    dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi pembuluh darah perifer

    dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

  • 28

    Merokok setiap hari akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik

    10-20 mmHg dan meningkatkan detak jantung 5-20 kali permenit (Mangku,

    2000)

    6. Medikasi (obat-obatan)

    Beberapa obat mempengaruhi tekanan darah secara langsung maupun tidak

    langsung. Kelas obat yang mempengaruhi tekanan darh adalah analgesik

    opioid yang dapat menurunkan tekanan darah. Vasokonstriktor dan asupan

    cairan intravena yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

    7. Etnik

    Insidens hipertensi pada ras Afrika Amerika lebih tinggi dibandingkan

    keturunan Eropa. Ras Afrika Amerika cenderung menderita hipertensi yang

    lebih beratpada usia yang lebih muda dan memiliki resiko dua kali lebih besar

    untuk menderita komplikasi seperti stroke, dan serangan jantung. faktor

    genetik dan lingkungan merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi.

    Kematian dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras Afrika Amerika.

    2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah

    Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut

    sphygmomanometer atau bisa dikenal dengan tensimeter. Sphygmomanometer

    terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset karet.

    Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa

    (mmHg). Menurut potter dan perry (2005), pengukuran tekanan darh dapat

    dilakukan dengan langkah langkah berikut ini:

    1. Kaji tempat paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan darah.

  • 29

    2. Siapkan sphygmomanometer dan stetoskop serta alat tulis.

    3. Anjurkan pada pasien untuk menghindari kafein dan merokok 30 menit

    sebelum pengukuran.

    4. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring.

    5. Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas.

    6. Gulung lengan baju bagian atas.

    7. Palpasi arteri brankialis dan letakkan manset yang masih kempis pasang

    manset dengan rata dan pas di sekeliling lengan atas.

    8. Pastikan sphygmomanometer di posisikan secara vertikal sejajar dengan mata

    pengamat dan pengamat tidak boleh lebi jauh dari 1 meter.

    9. Letakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas, tidak

    redup (muffled).

    10. Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt atau difragma chestpice

    diatasnya serta jangan menyentuh manset atau baju pasien.

    11. Tutup kuyup balon tekan searah jarum jam sampai kencang.

    12. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan sistolik yang dipalpasi

    kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan

    kecepatan 2-3 mmHg per detik.

    13. Catat titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.

    14. Lanjutkn mengempiskan manset, ctat titik pada manometer sampai 2 mmHg

    terdekat atau saat bunyi tersebut hilang.

    15. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset dari lengan

    kecuali jika ada rencana untuk mengulang.

  • 30

    16. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman dan rapikan kembali lengan atas

    serta beritahu hasil pengukuran pada pasien.

    2.3 Hipertensi

    Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih

    dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua

    kali pengukuran atau lebih pada pemeriksaan tekanan darah baik yang berupa cuff

    air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Brunner & Suddarth,

    2013).

    Hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari

    berbagai faktor resiko yaitu : umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,

    setres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal, dan diabetes

    melitus. Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul karena adanya interaksi dari

    berbagai faltor yang telah disebutkan, faktor mana yang lebih berpengaruh atau

    berperan terhadap tinmbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti

    (Anggara, 2013)

    Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

    peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka

    kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Tekanan darah 140/90

    mmHg disarankan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik

    140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik

    90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

  • 31

    2.3.1 Klasifikasi Hipertensi

    1. Menurut Smeltzer dan Bare (2007) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,

    yaitu:

    a. Hipertensi Esensial atau Primer

    Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat

    diketahui. Kuranglebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi

    esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi

    primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu

    kondisi hipertensi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak

    ditemukan (lewis, 2000). Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit

    renovaskuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan

    penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi

    penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang

    diantaranya adalah faktor stres, intake alkohol, moderant, merokok,

    lingkungan, demografi, dan gaya hidup (Triyanto, 2014).

    b. Hipertensi Sekunder

    Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

    antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid

    (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) (Triyanto,

    2014).

  • 32

    2. Berdasarkan bentuk hipertensi dikenal 3 jenis hipertensi

    a. Hipertensi diastolik ( diastolic Hypertension)

    Hipertertensi diastolik yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa di ikuti

    peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan

    dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil

    menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap

    aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.

    b. Hipertensi sistolik (systolic hypertension)

    Hipertensi sistolik yaitu penungkatan tekanan sistolik tanpa di ikuti

    peningkatan tekanan diastolik. Umumnya terjadi pada usia lanjut.

    c. Hipertensi campuran

    Hipertensi campuran yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan

    diastol (Gunawan, 2001).

    Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

    Kategori Tekanan Darah

    Sistolik

    Tekanan Darah

    Diastolik

    Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg

    Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

    Stadium 1

    (Hipertensi Ringan ) 140-159 mmHg 90-99 mmHg

    Stadiun 2

    (Hipertensi Sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

    Stadium 3

    (Hipertensi Berat ) 180-209 mmHg 110-119 mmHg

    Stadium 4

    (Hipertensi Maligna ) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

    2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi

    Hipertensi disebsbkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi

    satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga faktor

  • 33

    penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan. Berikut faktor faktor yang

    menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum.

    1. Toksin

    Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya dibuang karena

    bersifat racun. Dalam keadaan biasa hati kita mengeluarkan sisa-sisa

    pembuangan melalui usus dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa sisa

    pembuangan melalui saluran kencing. Apabila hati dan ginjal kita terluka atau

    terbebani, maka fungsi pembersihan toksin yang biasanya dapat dilakukan.

    Akibatnya tiosin didalam tubuh kita akan menyebar ke dalam darah. Darah

    yang mengandung toksin tersebut jika tidak dapat dihilangkan atau

    dinetralisir akan menyebabkan kematian. Kelenjar adrenal akan memaksa

    ginjal memperkuat fungsi penyaringan sehingga dapat merusak ginjal.

    Tekanan darah juga dapat meningkat dan menyebabkan serangan penyakit

    jantung atau berpengaruh buruk terhadap sistem penyebaran lainnya. Penyakit

    yang bisa diderita akibat penumpukan toksin dalam tubuh adalah pilek, flu,

    dan bronkitis. Penumpukan toksin pada bagian yang berlainan pada tubuh

    akan menyebabkan penyakit penyakit yang berbeda-beda, termasuk

    hipertensi.

    2. Faktor Genetik

    Adanya faktor genetik pada keluarga yang akan menyebabkan keluarga

    tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dan keluarga yang

    mempunyai resiko hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk

  • 34

    menderita hipertensi pada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan

    hipertensi.

    3. Umur

    Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya

    umur seseorsng. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai

    tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu

    merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah

    usia. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada

    laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita

    meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

    4. Jenis Kelamin

    Setiap jenis kelamin memiliki struktur oragan dan hormon yang berbeda.

    Demikian juga pada perempuan dan laki-laki berkaitan dengan hipertensi,

    laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih

    awal. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan

    mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan lebih rentan terhadap

    hipertensi ketika berumur 50 tahun ketika wanita mengalami menopause.

    5. Etnis

    Setiap etnis memiliki memiliki kekhasan masing masing yang menjadi ciri

    khas dan pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi banyak terjadi pada orang

    berkulit hitam daripada berkulit putih. Belum diketahui secara pasti

    penyebabnya, tetepi pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang

  • 35

    lenih rendah dan sensitiviras terhadap vasopersin yang lebih besar. Inilah

    yang menyebabkan mereka lebih rentan terkena hipertrnsi.

    6. Stres

    Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh

    darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan

    tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak

    menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi

    saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita

    beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan

    darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat

    mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.

    7. Kegemukan (obesitas)

    Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

    timbulnya berbagai macam penyakit berat salah satunya hipertensi. Penelitian

    epidemologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dengan

    tekanan darah pada pasien hipertrnsi. Yang sangat memprngaruhi tekanan

    darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah

    lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat (obesitas sentral).

    8. Nutrisi

    Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam

    tinggi akan mengakibatkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouritik

    yang secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

    Asupan garam yang tinggi dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang

  • 36

    dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram per hari jika dalam sendok makan 2

    sendok makan yng kita konsumsi dari makanan asin atau gurih yang kita

    makan setiap hari.

    9. Merokok

    Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi

    tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan

    tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi

    pembulih darah perifer dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi

    peningkatan tekanan darah. Merokok setiap hari akan mengakibatkan

    peningkatan tekanan darah sistolik 10-20 mmHg dan meningkatkan detak

    jantung 5-20 kali permenit (Mangku, 2000)

    Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil

    dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,

    nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

    epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan

    memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih

    tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan

    darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan

    bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.

    Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen

    dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena

    jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam

    organ dan jaringan tubuh lainnya. Karbon monoksida dalam asap rokok akan

  • 37

    menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan

    tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk

    memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya,

    10. Narkoba

    Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Komponen-komponen zat adiktif

    dalam narkoba juga akan memicu peningkatan tekanan darah. Sangatlah

    penting untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

    Kecanduan narkoba sepele tetapi sangat mematikan efek buruk yang

    ditimbulkan sangat besar, itulah sebabnya mendeteksi sejak dini sangatlah

    diperkukan, dan juga harus di imbangi dengan pola hidup sehat.

    11. Alkohol

    Penggunaan alkohol secara berlebihan akan memicu tekanan darah seseorang.

    Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alhohol akan menimbulkan

    kecanduan, menghentikan konsumsi alkohol sangatlah bik tidak hanya bagi

    hipertensi tapi juga baik intuk kesehatan.

    12. Kafein

    Kopi adalah bahan minuman yang mengandung banyak kafein, begitu pula

    dengan teh walaupun kandunganya tidak sebanyak kopi. Kandungan kafein

    selain tidak baik untuk tekanan darah dalam jngka panjang pada orang-orang

    tertentu dapat menimbulkan efek yang yidak baik seperti tidak bisa tidur,

    jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan lain lain.

  • 38

    13. Kurang Olahraga

    Pada saat ini orng orang senang dengan hal-hal yang cepat dan praktis dan

    mereka cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga

    menjadikan tubuh tidak banyak bergerak hal inilah yang memicu kolesterol

    tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga memicu

    terjadinya hipertensi.

    14. Kolesterol Tinggi

    Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan

    kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh

    darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

    2.3.3 Patofisiologi Hipertensi

    Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

    cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

    pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

    sehingga tidak dapat mengembag pada saat jantung memompa darah melalui

    arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa unuk melewati

    pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan

    darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arteri kaku dan menebal

    karena arterislorosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada

    saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

    mengkerut karena perangsangan syaraf atau hormon dalam darah. Bertambahnya

    cairan dalam sirkulasi bisa menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah, hal ini

    terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang

  • 39

    sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Akibatnya volume dalam tubuh

    meningkat yang ahirnya di ikuti peningkatan tekanan darah.

    Sebaliknya jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami

    pelebaran, banyak cairan yang keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan

    menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh

    perubahan di dalam fungfsi ginjal dan sistem syaraf otonom (bagian syaraf yang

    mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal

    mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jiika tekanan darah

    meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang menyebabkan

    berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika

    tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,

    sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga

    bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut enzim

    renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya memicu

    hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan

    tekanan darah. Karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat

    menyebabkan tejadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang

    menuju kesalah satu ginjal (sintesis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

    Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan

    naiknya tekanan darah.

    Sistem syaraf simpatis merupakan bagian dari sistem syaraf otonom yang

    untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-

    fight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar): meningkatkan kecepatan dan

  • 40

    kekuatan denyut jantung, dan juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetepi

    memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan

    pasokan darah yang lebih banyak): mengurangi pembuangan air dan garam dari

    ginjal, sehingga meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon

    epinefrin (adrenalin) dan nonepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung

    dan pembuluh darah. Faktor stres merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya

    peningkatan tekanan darah pengan proses pelepasan hormon epinefrin dan

    norepinefrin (Endang, 2014).

    2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi

    Menurut Andini (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita

    hipertensi biasanya berupa:pusing, mudah marah, telinga berdengung, susah tidur,

    sesa napas, rasaberat paada tengkuk, mudah lelah, mata berkunang kunang, dan

    mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak

    menampakkan gejala sampai bertahun tahun. Gejala muncul jika ada kerusakan

    vaskuler dengan manisfestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh

    pembuluh darah yang bersangkutan. Crown (2009) menyebutkan bahwa sebagian

    besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa

    nyeri kepala, kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan

    intrakranial. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain

    tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula dijumpai perubahan retina, seperti

    perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada

    kasus berat, edema pupil (edema pada diskis peptikus). Gejala lain umumnya

  • 41

    terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusig, muka merah, sakit kepala, keluar

    darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain lain.

    2.3.5 Komplikasi Hipertensi

    Jika hipertensi tidak dikendalikan akan muncul dampak pada timbulnya

    komplikasi penyakit lain diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal,

    stroke, infark miokard, gagal jantung. Berikut adalah komplikasi yang dapat

    terjadi:

    1. Stroke

    Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan

    pembuluh sulit meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen,

    biasanya ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak.

    Gangguan penyakit yang bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara

    (transient ischaemic attack). Tekanan di dalam pembuluh darah juga bisa

    menyebabkan darah merembes keluar dan masuk ke dalam otak. Hal itu dapat

    menyebabkan stroke.(WHO, 2013).

    Stroke timbul akibat perdarahan karena tekanan yang terlalu tinggi pada

    otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

    tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronik apabila

    arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,

    sehinga aliran darah ke daerah daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-

    arteri otak mengalami arteroslerosis dapat menjadi lemah sehingga

    menigkatkan terjadinya anurisma, gejala karena stroke adalah sakit kepala

    tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang

  • 42

    mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemas atau sulit untuk digerakkan (

    misal:wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara deengan

    jelas), serta kehilangan kesadaran secara mendadak (Triyanto, 2014).

    2. Infark M