skripsi - stikes bhmrepository.stikes-bhm.ac.id/161/1/22.pdf · 2018. 12. 14. · skripsi...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN
TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA
TEMENGGUNGAN KEC. KARAS
KAB. MAGETAN
Oleh :
ELLA THALIA
NIM : 201402015
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
ii
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN
TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITAHIPERTENSI DI DESA
TEMENGGUNGAN KEC. KARAS
KAB. MAGETAN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
ELLA THALIA
NIM : 201402015
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan
dan do'a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya
banyak bersyukur dan terimakasih saya kepada :
❖ Tuhan yang Maha Esa,
dengan rohmat serta hidayahya yang telah memberi kemudahan serta
kelancarana dalam menyelesaikan segala urusan dalam pembuatan sekripsi
yang saya kerjakan hingga selesaidenan lancar.
❖ Kedua orang tuaku dan adikku
terimakasih yang telah memberikan segala dukungan maupun materi serta
do'a mulai dari awal hingga akhir saya dapat menyelesaikan sekripsi ini.
Saya tau beribu ucapan terimakasihpun tidak akan cukup saya ucapkan
kepada bapak dan ibuk atas usaha kalian siang dan malam dalam
mencukupi semua yang saya perlukan hingga saya menjadi diri saya yang
sekarang. Satu kata yang ingin saya ucapkan kalian adalah yang terbaik
dalam hidup saya.
❖ Kepada Saudara
Terimakasih atas semua perkataan kalian yang sadar tau pun tidak telah
memotivasi pada diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih kuat
dan dan membuat saya berubah dari itik menjadi angsa dan berusaha
menjadi kupu kupu yang dapat terbang.
❖ Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Ibu Asrina Pitayanti, S. Kep., Ners., M.Kes dan ibu Riska Ratnawanti, S.
KM. M. Kes selaku pembimbing tugas akhir saya, terimaksih banyak Bapak
Ibu,saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya
tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu. Serta tidak
lupa saya ucapakan kepada Bapak Cholik Harun, M.Kes selaku penguji
skripsin saya. Tidak lupa saya ucapkan terimaksih Kepada dosen Prodi
-
vii
❖ Untuk Sahabat
Terimakasih untuk sahabatku Yusi Vita yang selalu ada dan selalu mau
menjadi teman baik sebelum pengerjaan sekripsi , waktu pengumpulan
berkas, melakukan penelitian dan sampai pengerjaan sekripsi ini terimakasi
telah mau berjuang bersama sampai kita selesai melakukan sidang bersama
sama. Dan untuk sahabatku tias terimakakih telah menjadi teman yang juga
selalu dada dan selalu bersedia untik menemani dalam mengerjakan sekripsi
ini. Dan untuk teman temanku Ulfa, Candra, Epti, Ifah yamg telah menjadi
temanku yang bersedia mendukung selama ini. Meskipun kita kedepannya
kita terpisah untuk mimpi masing-masing mari kita yakin pertemuan pasti
akan terjadi.
Terimakasih kalian berharga untukku.
-
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ella thalia
Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 28 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ds.Manisrejo RT/RW 03/03 Kec.Karangrejo
Kab.Magetan
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Manisrejo II, Kab.karangrejo
2. SMPN 2 Karangrejo, Kab.Magetan
3. SMAN 1 Karas
-
ix
MOTTO
“Jangan Melakukan Sesuatu
Yang Kamu Akan Sesali kemudian”
“Jika Impian Kamu Hidup, Maka Suatu Saat
Akan Manjadi Kenyataan”
-
x
ABSTRAK
Ella Thalia
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA TEMENGGUNGAN KEC.KARAS
KAB.MAGETAN
134 halaman + 18 Tabel + 2 Gambar + lampiran
Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan
penyakit jantung dan stroke otak. Salah satu terapi yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah adalah terapi tomat karena kaya akan likopein,
kalium, dan bioflavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan efektivitas jus tomat dan tomat direbus terhadap perubahan tekanan
darah pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kec. Karas Kab. Magetan.
Penelitian ini menggunakan True Experiment design (pretest – postest with
control grub). Populasi penelitian ini sejumlah 60 penderita. Teknik pngambilan
sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak
34 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan spigmomanometer jarum,
stetoskop, dan lembar observasi.
Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig pValue sistolik = 0,000
-
xi
ABSTRACT
Ella Thalia
Effectiveness Of Tomato Juice Therapy And Boiled Tomato Therapy To The
Changes Of Blood Pressure In Hypertention Sufferres At Temenggungan
Villages Karas Magetan Distric
134 pages + 18 Tables + 2 pictures + attachments
Hypertension is a health problem that causes heart disease and brain
stroke. One of the therapies used to decrease the blood pressure is tomato therapy
because its rich in lycopene, potassium, and bioflavonoids. The purpose of this
research is to know the effectiveness differences of tomato juice and boiled tomato
to the change of blood pressure in hypertension sufferrers at Temenggungan
Village, Karas Magetan Distric.
This research uses True Experimental design (pretest - postest with control
group). The population of this study were 60 patients. Sampling technique that
used in this study was simple random sampling with a total sample of 34 people.
Instruments of this study were using needle spigmomanometer, stethoscope, and
observation sheet.
The result of tomato juice analysis showed that sig value pValue of systolic
= 0,000
-
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan ................................................................................................ i
Sampul Dalam ................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Lembar Pernyataan .......................................................................................... v
Lembar Persembahan ...................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii
Motto ................................................................................................................ ix
Abstrak ............................................................................................................ x
Abstract ........................................................................................................... xi
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii
Daftar Singkatan .............................................................................................. xviii
Daftar Istilah .................................................................................................... xix
Kata Pengantar ................................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 7 1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................ 7 1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 7
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terapi Tomat ......................................................................... 9 2.1.1 Karakteristik Tomat ................................................... 9 2.1.2 Kandungan Tomat ..................................................... 10 2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan ..... 15 2.1.4 Manfaat Tomat .......................................................... 16 2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat ........................................... 21 2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus ...................................... 22
2.2 Tekanan Darah ...................................................................... 23 2.2.1 Definisi Tekanan Darah ............................................ 23 2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah ............................................ 23 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .. 25 2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah ................................ 28
-
xiii
2.3 Hipertensi .............................................................................. 30 2.3.1 Klasifikasi Hipertensi ................................................ 31 2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi ............................................ 32 2.3.3 Patofisiologi Hipertensi ............................................. 38 2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi .................................. 40 2.3.5 Komplikasi Hipertensi ................................................ 41 2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi ....................................... 43
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 48 3.2 Hipotesis ................................................................................ 50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ................................................................... 51 4.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 52
4.2.1 Populasi ..................................................................... 52 4.2.2 Sampel ....................................................................... 52
4.3 Teknik Sampling ................................................................... 54 4.4 Kerangka Kerja ..................................................................... 55 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......... 56
4.5.1 Variabel Penelitian .................................................... 56 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................... 56
4.6 Instrumen Penelitian .............................................................. 57 4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................... 57
4.7.1 Lokasi ........................................................................ 57 4.7.2 Waktu ........................................................................ 57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 58 4.9 Teknik Pengolahan Data ....................................................... 59
4.9.1 Pengolahan Data ........................................................ 59 4.9.2 Analisa Data .............................................................. 62
4.10 Etika Penelitian ..................................................................... 64 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi .................................................................. 67 5.2 Hasil Penelitian ..................................................................... 68
5.2.1 Data Umum ............................................................... 68 5.2.2 Data Khusus .............................................................. 70
5.3 Pembahasan ........................................................................... 76 5.3.1 Data Umum ............................................................... 76 5.3.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan
Terapi Jus Tomat Pada Penderita Hipertensi ............ 79
5.3.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Tomat Rebus Pada Penderita Hipertensi ....... 82
5.3.4 Efektivitas Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi .................................................. 85
5.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 87
-
xiv
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 89 6.2 Saran ...................................................................................... 89
Daftar Pustaka ............................................................................................... 91
Lampiran-lampiran ...................................................................................... 94
-
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tsbel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indonesia dan Jawa Timur ................ 2
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ................................................................... 7
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa...................... 32
Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ................................................... 51
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 56
Tabel 5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis
Kelamin .................................................................................... 68
Tabel 5.2 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Tingkat
Pendidikan Responden Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 68
Tabel 5.3 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Pekerjaan
Responden Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ....................................................................... 69
Tabel 5.4 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Usia
Responden Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ..... 69
Tabel 5.5 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan
Merokok Di Desa Temanggung ............................................... 70
Tabel 5.6 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan
Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 70
Tabel 5.7 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan
Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 71
Tabel 5.8 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sesudah Diberikan
Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 72
Tabel 5.9 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sudah Diberikan
Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 72
Tabel 5.10 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Jus Tomat Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 73
Tabel 5.11 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Tomat Rebus Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 74
Tabel 5.12 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus
Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah
Sistolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ... 75
Tabel 5.13 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus
Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah
Diastolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 75
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 48
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................... 55
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar izin pengambilan data awal dari STIKES ..................... 94
Lampiran 2 Lembar izin pengambilan data awal BAKESBANGPOL ........... 95
Lampiran 3 Lembar izin pengambilan data awal Di Desa .............................. 97
Lampiran 4 Lembar permohonan menjadi responden ................................... 99
Lampiran 5 Lembar pernyataan menjadi responden ....................................... 100
Lampiran 6 Lembar SOP (Standart Operasional Prosedur) ........................... 101
Lampiran 7 Lembar observasi responden ...................................................... 107
Lampiran 8 Surat Pengantar Dari Kampus Izin Penelitian ............................ 109
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ................................................................... 110
Lampiran 10 Telah Melakukan Penelitian Dari Desa ...................................... 114
Lampiran 11 Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas ............................ 115
Lampiran 12 Lembar Tabulasi Jus Tomat Dan Tomat Rebus .......................... 116
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi..................................................................... 118
Lampiran 14 Uji Normalitas ............................................................................ 120
Lampiran 15 Uji Homogenitas ......................................................................... 122
Lampiran 16 Uji Wilcoxon ............................................................................... 124
Lampiran 17 Uji Mann Whitney ....................................................................... 128
Lampiran 18 Lembar Konsultasi ...................................................................... 130
Lampiran 19 Foto Dokumentasi Penelitian ...................................................... 132
Lampiran 20 Lembar Kegiatan Penelitian ....................................................... 134
-
xviii
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
DEPKES : Departemen Kesehatan
FAO : Food Agriculture Organization
Ca : Kalsium
Mg : Magnesium
P : Fosfor
K : Kalium
Na : Natrium
Fe : Besi
ACE : Angiotensin Converting Enzim
HDL : High Density Lipoprotein
LDL : Low Density Lipoprotei
-
xix
DAFTAR ISTILAH
ACE Inhibitor : Obat untuk penurun tekanan darah.
Afterload : Beban akhir ventrikel.
Aldosteron : Hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
Analgesik : Obat untuk meringankan nyeri.
Arteriola : Arteri kecil dari sistem peredaran darah.
Cardiac output : Darah yang dipompa ventrikel ke sistemik sirkulasi
dalam satu menit.
Coding : Pemberian kode
Confidentiality : Rahasia
Data entry : Entri data
Dependent variable : Variabel bebas
Diastolic Hypertension : Peningkatan tekanan darah diastolik.
Drop-out : Subjek cadangan pada penelitian
Edema : Penumpukan cairan dalam jaringan.
Farmakologis : Menggunakan obat.
Hipertensi : Tekanan darah tinggi.
Hipertiroid : Produksi hormon tiroid yang berlebih.
Hiperaldosteron : Produksi hormon aidosteron yang berlebih.
Hipoksia : Kekurangan Oksigen dalam jaringan.
Hipotensi : Tekanan darah rendah
Intravena : Dalam pembuluh darah.
Kardiovaskuler : Jantung dan pembuluh darah.
Non-Farmakologis : Tanpa menggunakan obat.
Obesitas : Jumlah lemak berlebih dalam tubuh.
Pre-test : Sebelum dilakukan test
Post-test : Sesudah dilakukan test
Probability sampling : Teknik pengambilan sampel
Reinforcement : Pemberian ulang informasi
Respect human dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia
Right to self determination : Hak untuk ikut/tidak menjadi responden
Right to full disclousure : Hak jaminan dari perlakuan yang diberikan.
Right to justice : Prinsip keadilan
Right in fire treatment : Hak mendapatkan pengobatan yang adil
Right to privacy : Hak dijaga kerahasiannya
Resistensi : Ketahanan atau daya tahan.
Sistolik hypertension : Peningkatan tekanan darah Sistilik.
Toksin : Zat organisme hidup yang beracun bagi manusia.
Vasodilatasi : Pelebaran diameter pembuluh darah
Vasikonstriksi : Penyempitan pembuluh darh.
Vasokonstriktor : Penyebab penyempitan pembuluh darah.
Volume Sekuncup : Darah yang dipompa saat ventrikel berkontraksi.
-
xx
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Efektivitas Pemberian Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan”.
Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi
persyaratan dalam menyeleseikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terseleseikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
2. Pipit Amd. Kep selaku perawat Desa Temenggungan Kec. Karas Kab.
Mageta.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
4. Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing 1 dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Riska Ratnawati, M.Kes selaku pembimbing 2 dalam penyususnan skripsi
ini.
-
xxi
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
skripsi ini.
Madiun, 12 Juli 2018
Ella Thalia
201402015
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan karena dapat
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke otak yang mematikan. Penyakit
hiperrtensi merupakan masalah kesehatan yang serius dikarenakan timbulnya
sering kali tidak disadari jika memang ada maka sedikit gejala yang dirasakan,
hipertensi dapat bertambah parah tanpa disadari hingga dapat mencapai tingkat
mengancam hidup (Carlson 2016).
Penyakit hipertensi merupakan penyakit dimana tidak normalnya tekanan
darah atau terlalu tingginya tekanan dalam arteri, sehingga suplay oksigen yang
dibawa ke jaringan yang membutuhkan tidak adekuat. Penyakit ini sering kali
gejalanya tidak dirasakan jikapun ada gejalanya maka sedikit dan pada ahirnya
akan dapat mengancam nyawa penderita. Hipertensi merupakan penyakit yang
dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit lain seperti: gagal jantung, terjadinya
infrak jantung, hal ini dapat terjadi pada penderita hipertensi yang tidak
terkontrol. Oleh karena itu penyakit hipertensi disebut sebagai pembunuh yang
tidak telihat atau silent killer. Hipertensi secara umum merupakan suatu kedaan
tanpa gejala, dimana terjadi tekanan yang abnormal atau tekanan terlalu tinggi di
dalam arteri (pembuluh yang mengangkut darah dari jantug ke seluruh tubuh).
Perlu diketahui ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hipertensi yaitu, usia,
stress, ras, medikasi, nutrisi yaitu makan makanan yang tinggi garam dapat
menimbulkan perubahan tekanan darah karena pengeluaran berlebihan hormon
-
2
neuritik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah, dan laki-
laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi, dan juga perlu
diketahui tekanan darah tinggi dapat menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, dan penyakit kardiovaskular, sedangkan untuk usia di atas 50
tahun hipertensi banyak terjadi pada perempuan karena kebiasaan merokok, dan
juga berat badan. Pada perempuan dengan berat badan berlebih cenderung
memiliki tekanan daran yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurus.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 hipertensi
merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan sistolik <
140mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg. Sekitar 40% orang dewasa berusia
25 atau lebih di dunia telah didiagnosis dengan hipertensi, jumlah orang dengan
kondisi hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun
2008 (WHO, 2013). Pada tahun 2014 prevalensi hipertensi di dunia pada orang
dewasa berusia 18 tahun keatas sejumlah 22%. Jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (WHO, 2014).
Tabel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indinesia dan Jawa Timur
Tahun Presentase Angka Kejadian Tempat
2013 31,7 % Di Indonesia
2013 25,8 % Jawa timur
2014 25,8% Di indonesia
2014 38.8% Jawa Timur
Sumber : Riskesdas, (2013/2014)
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jumlah penderita darah tinggi
pada tahun 2015 sebanyak 6.377 orang, pada tahun 2016 jumlah penduduk yang
mengalami darah tinggi mengalami peningkatan sebanyak 7.919 orang, sedangkan
pada tahun 2017 jumlah penderita hipertensi sebanyak 5.075. Walaupun terjadi
penurunan prevalensi namun dapat dikatakan bahwa Indonesia belum terbebas
-
3
dari penyakit hipertensi, dan masih menjadi salah satu penyakit kronis yang
menimbulkan banyak komplikasi pada penderitanya.
Terapi hipertensi dapat dikelompokkan dalam terapi farmakologis dan
terapi non-farmakologis, dimana terapi non-farmakologis merupakan terapi tanpa
mengunakan obat dan terapi farmakologis adalah terapi menggunakan obat.
penderita hipertensi tidak semua harus mengkonsumsi obat–obatan untuk
menurunkan tekanan darah karena dapat memberikan dampak negatif terhadap
tubuh manusia bila digunakan dalam waktu yang lama. Terapi komplementer
menjadi salah satu pilihan pegobatan bagi masyarakat, di berbagai pelayanan
kesehatan tidak sedikit pasien yang bertanya tentang terapi komplamenter atau
alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter dan perawat tentang penggunaan
terapi alternatif (Smith at al., 2004). Pengobatan dengan menggunakan terapi
komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara
menyeluruh juga lebih murah, manfaat pengobatan dengan menggunakan terapi
komplementer dirasakan oleh pasien dengan penyakit kronis yang rutin
mengeluarkan dana. Pengalaman kelien yang harus membeli obat dengan harga
yang mahal sehingga pengeluaran dana untuk mbeli obat dapat berkurang setelah
menggunakan pengobatan komplementer. Terapi hipertensi dapat dilakukan
dengan terapi herbal atau terapi dengan bahan-bahan dari tanaman misal: seledri,
tomat, bawang putih, bawang merah serta bahan-bahan alami lainnya.
Tomat merupakan salah satu buah yang kaya akan antioksidaan juga
kalium, kalium pada tomat dapat meurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan menghambat pelepasan renin sehingga meningkatkan ekskresi atrium dan
-
4
juga air, selain itu fungsi kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah
megakibatkan vasodilatasi hingga terjadi penurunan retensi perifer yang
meningkatkan curah jantung selain itu juga berfungsi sebagai deuritik. Dalam
tomat juga terdapat licopene yang berfungsi sebagai terapi hipertensi, licopene
berfungsi sebagai antioksidan yang kuat yang menghambat penyerapan oksigen
reaktif terhadap endotel yang menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi
penyebab hipertensi. Menurut Samuel Oetoro, dokter ahli gizi klinis tomat yang
direbus banyak mengandung likopein. Menurut FAO-WHO menunjukkan
kandungan likopen tomat yang direbus menjadi setengah bubur kandungan
likopen justru meningkat ketika tomat diolah. Tomat yang dimasak dalam waktu
15 menit dapat meningkatkan 171% kadar likopen. Meskipun kandungan likopen
meningkat pada watu perebusan, tomat juga akan menyebabkan beberapa zat atau
fitamin yang terkandung dalam tomat mengalami penurunan pada saat dilakukan
perebusan atau pengolahan pasa suhu tertentu. Beberapa kandungan dalam tomat
yang mengalami penurunan adalah : vitamin A, vitamin C, Kalsium, dan
Bioflavonoid.
Menurut hasil penelitian Wahyuni, Ferti Estri Suryanni, 2017 di desa
Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan sample yang digunakan adalah
20 orang penderita hipertensi stange 1 yang diberi intervensi pemberian jus tomat
selama 7 hari, didpatkan hasil sistole 147,10 mmHg dan diastole 87,20 mmHg.
Rata rata tekanan darah setlah dilakukan intervensi pemberian jus tomat tekanan
darah sistole menjadi 140,50 mmHg dan tekanan darah diastole 87,20 mmHg,
hasil analisis menunjukkan p:0,011 (p
-
5
pengaruh penurunan tekanan darah penderita hipertensi stange 1 setelah diberikan
terapi jus tomat.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada Bulan
Desember 2017, berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas bahwa 60 orang
di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan menderita
hipertensi. Peneliti melakukan studi pendahuluan 10 orang yang menderita
hipertensi. Selama ini usaha yang mereka lakukan untuk mengatasi hipertensi
dengan mengurangi makan-makanan yang asin, sate, dan jerohan. Peneliti
melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 10 orang, ternyata 7 dari 10 orang
memiliki tekanan darah sistol ≥ 130 mmHg dan diastol ≤ 90 mmHg. peneliti juga
menanyakan apakah mereka menggunakan terapi alternatif dari bahan herbal, 3
dari 10 orang menjawab sudah mengetahui timun sebagai penurun tekanan darah
dan saat peneliti menyebutkan buah tomat dapat menurunkan tekanan darah
mereka menjawb belum mengetahui bahwa tomat juga dapat digunakan sebagai
terapi herbal untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, mereka
hanya mengetahui tomat itu sebagai bahan masakan. Mereka bertanya banyak hal
tentang kegunaan tomat, saat peneliti menjelaskan mereka mendengarkan dan
punya niat untuk mencoba terapi tomat karena buah tomat mudah di temukan
dipasar atau dikebun mereka, dan harga tomat juga tidak mahal.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang efektivitas jus tomat dan tomat yang direbus terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
-
6
1.2 Rumusan Masalah
“Adakah efektivitas pemberian jus tomat dan tomat yang direbus terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan
Kecamatan Karas Kabupaten Magetan ? ”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujua Umum
Menganalisis keefektifan pemberian jus tomat dan tomat yang direbus
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.
1.3.2 Tujuan Kusus
1. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan
sesudah diberikan terapi jus tomat pada penderita hipertensi di desa
Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.
2. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan
sesudah diberikan terapi tomat yang direbus pada penderita hipertensi di
desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.
3. Mengidentifikasi signifikasi perbedaan tererapi jus tomat dan tomat rebus
pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan.
-
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil ini diharapkan dapat mendukung dalam teori ilmu keperawatan
kususnya pada terapi komlementer tentang buah tomat untuk digunakan sebagai
terapi herbal pada penderita hipertensi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan setelah ada penelitian ini terapi jus tomat dan tomat rebus
dapat menambah informasi bagi perawat dan masyarakat .
2. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti selanjutmya
sebagai bahan rferensi terkait terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
NO Penelitian
(tahun) Judul Desain Studi Variabel Hasil
1 Yusridawati,
Nila Astri Ayu,
Nurul Hakimah,
Sabdar ( 2015)
Pengaruh
Pemberian Jus
Tomat
Terhadap
Tekanan Darah
Pada Penderita
Hipertensi Di
Lorong Kurnia
Dusun 1
Kecamatan
Pangkalan Susu
Tahun 2015
quasi
eksperimen
Variabel
Independen:
Jus Tomat
Variabel
Dependen:
Tekanan
Darah
Terdapat
pengaruh
pemberian jus
tomat terhadap
tekanan darah
pada penderita
hipertensi di
lorong kurnia
dusun 1
kecamatan
pangkalan susu
tahun 2015
2 Lingga
Kurniasari
(2012)
Pengaruh
Pemberian Jus
Tomat
Terhadap
Tekanan Darah
Quasi
Eksperimen
dengan Non
Equivalent
control group
Variabel
Independen:
Jus Tomat
Variabel
Dependen:
Terdapat
Pengaruh
Pemberian Jus
Tomat untuk
menurunkan
-
8
NO Penelitian
(tahun) Judul Desain Studi Variabel Hasil
Pada Lansia
Penderita
Hipertensi di
Panti Sosial
Tresna Werda
Unit Abiyoso
Yogyakarta
Tekanan
Darah
tekanan darah
Sistolik dan
Diastolik
3 Nanda Ismalia,
Reni Zuradia
(2016)
Efek Tomat
(Lycopersion
Esculetum
Mill) dalam
menurunkan
Tekanan Darah
Tinggi
Pre
eksperiment
Variabel
Independen:
Jus Tomat
Variabel
Dependen:
Tekanan
Darah
Terdapat
Pengaruh pada
tomat yang
dapat berperan
dalam
menurunkan
tekanan darah
berupa likopen,
Bioflavonoid,
dan Kalium.
3 Priyo Raharjo Pengaruh
Pmberian Jus
Tomat
Terhadap
Perubahan
Tekanan
Darah Sistolik
Dan Diastolik
Pada Penderita
Hipertensi Di
Desa
Wonorejo
Kecamatan
Lawang
Malang Tahun
2016
Pra
eksperimen
one group
pre-post test
Variabel
Independen:
Jus Tomat
Variabel
Dependen:
Tekanan
Darah
ada pengaruh
pemberian jus
tomat dengan
perubahan
tekanan darah
baik sistolik
maupun
diastolik.
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terapi Tomat
2.1.1 Karakteristik Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan keluarga Solanaceae, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari
Meksiko sampai Peru. Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku
Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh
Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran
tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya
tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang
Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan
demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik
maupun subtropik. (Pracaya, 2012).
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman ladang,
pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1.600 meter diatas permukaan
laut. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah
yang gemburdan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada
tanaman lain, tinggi 0,5-2,5 m, bercabang banyak, berambut kasar warnanya hijau
keputihan. Daunnya majemuk menyirip letak berseling, bentuk bulat telur atau
memanjang, ujung rincing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya
berlekuk, untuk helaian yang kecil tepinya bergerigi, panjang 10-40 cm, warnanya
hijau muda. Bunganya majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa tandan
-
10
bertangkai, mahkota berbentuk bintang warnanya kuning. Buahnya buah buni,
berdaging, kulit buahnya tipis licin mengkilap, dengan ragam bentuk dan
ukurannya, warnanya merah atau kuning. Bijinya banyak, pipih, waranya kuning
kecoklatan, buah tomat dapat dimakan secara langsung, dibuat jus, saus tomat,
dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun dapat
digunakan sebagai sayur. Untuk buah tomat yang umumnya terdapat di pasar
berbentuk bulat. Yang besar berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah
disebut tomat buah tomat jenis ini dapat disantap segar sebagai buah, yang kecil
biasa digunakan sebagai sayur.
2.1.2 Kandungan Tomat
Mappiratu et al. (2010) menyatakan tomat mengandung vitamin C,
vitamin B, vitamin E dan provitamin A, dan mineral meliputi Ca, Mg, P, K, Na,
Fe, S dan Cl, selain itu tomat juga mengandung senyawa seperti solanin, saponin,
asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, dan histamine.
Selain mengandung zat gizi, tomat juga mengandung senyawa-senyawa fitokimia
seperti beta karoten, antosianin, dan likopen.
1. Asam askorbat (Vitamin C)
Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia
yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin C (asam askorbat)
adalah suatu mikronutrien esensial yang diperlukan dalam fungsi
metabolisme tubuh yang normal. Vitamin C merupakan antioksidan utama
yang larut dalam air di dalam tubuh. Itu menurunkan tekanan darah dan level
kolesterol. Analisis telah menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang
-
11
memadai efektif dalam menurunkan risiko berkembangnya kanker payudara,
leher rahim, kolon, rektum, paru-paru, mulut, prostat dan perut.
2. Vitamin A
Fungsi vitamin A adalah untuk menjaga kesehatan mata, kesehatan kulit
wajah, serta dapat membantu mencegah jerawat.
3. Vitamin B1
Vitamin ini berfungsi membantu menghasilkan energi menyehatkan jantung,
serta metabolisme karbohidrat (Jauhary, 2017).
4. Vitamin B2
Vitamin B2 berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, migren, dan katarak
(Jauhary, 2017).
5. Vitamin B3
Vitamin ini berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, mengatasi
gangguan pada perdendian, melepaskan energi dari zat-zat nutrien, serta
mengurangi depresi (Jauhary, 2017).
6. Vitamin B6
Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel darah merah, membantu
meringankan gejala hipertensi, asma, serta PMS (Jauhary, 2017).
7. Vitamin B9
Vitamin ini berguna untuk membantu perkembangan janin, pengobatan
anemia, serta pembentukan hemoglobin (Jauhary, 2017).
-
12
8. Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk melindungi lemak dari serangan radikal bebas. Itu
karena vitamin E merupakan zat anti oksidan yang larut dalam lemak.
Sedangkan lemak sendiri adalah memberan sel yang berfungsi melindungi
liver (Jauhary, 2017).
9. Antioksidan Likopen
Nama likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon
esculantum. Likopen atau yang sering disebut sebagai α-karoten adalah suatu
karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan
dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Likopen
bersifat antioksidan dengan cara melindungi sel dari kerusakan reaksi
oksidasi singlet oksigen (singlet oxygen quenching) dan oksidator lain. Tidak
seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur
dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan tersebut
setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Mengkonsumsi buah
tomat sebaiknya dimasak lebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian
badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukkan
jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama
pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat 10 kali lipat (Ikanegara,
2015). Likopen pada buah tomat berfungsi sebagai anti oksidan sehingga
dapat melumpuhkan radikal bebas, menyeimbangkan kadar kaolesterol dan
tekanan darah, serta melenturkan syaraf syaraf yang kaku akibat dari endapan
kolesterol dan gula darah dengan cara menghambat endapan endotel yang
-
13
menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi salah satu patofisiologi
tomat dapat menurunkan tekanan darah.
10. Bioflavonoid
Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya kolesterol dan
mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga
dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga menyebabkan anti hipertensi.
Hal ini sangat berhubungan dngan ACE sehingga angiotensin I tidak dapat
diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya jumlah angiotensin II berkurang dan
menyebabkan vasodilatasi dan penurunan skresi aldosteron yang
menyebabkan terjadinya ekskresi air dan natrium yang menyebabkan
perubahan tekanan darah.
11. Kalium
Kalium mempengaruhi sistem renin angiotensin dengan menghambat
pengeluaran. Renin yang mengubah angiotensin menjadi angiotensin I karena
adanya blok padaa sistem tersebut maka akan mengakibatkan pembuluh darah
mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah akan menurun.
12. Kalsium
Kalsium sangat berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Jauhary, 2017).
13. Zat besi
Zat besi berpenran penting bagi dalam membantu sel darah merah agar
berfungsi dengan baik, meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imun), serta
menjaga energi dalam tubuh kita tetap setabil (Jauhary, 2017).
-
14
14. Magnesium
Magnesium berperan penting bagi produksi energi serta pembentukan
protein, serta membantu menjaga tulang terap kuat dan menyehatkan jantung
(Jauhary, 2017).
15. Fosfor
Fosfor sangat penting untuk membantu menjadikan tulang dan gigi lebih kuat
(Jauhary, 2017).
16. Sodium
Sodium bermanfaat untuk menstabilkan cairan dalam tubuh, fungsi otot,
fungsi syaraf, tekanan darah, fungsi jantung, fungsi mental, serta
menstabilkan kadar gula dalam darah (Jauhary, 2017).
17. Serat
Serat merupakan nutrisi yang membantu kesetabilan gula darah. Serat juga
mampu menghasilkan rasa kenyang yang lebih lama pada seseorang yang
memakannya, sehingga baik bagi seseorang yang diet, serat dalam tomat juga
berguna untuk mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh serta
membuangnya (Jauhary, 2017).
18. Betakaroten
Betakarorin merupakan anti oksidan yanng sangat dibutuhkan bagi kesehatan
serta kekebalan tubuh. Betakarotin akan diubah menjadi vitamin A saat dalam
liver. Hal ini berfungsi untuk menyehatkan fungsi liver (Jauhary, 2017).
-
15
19. Flavonoid
Folavonoid atau bioflavonoid merupakan salah satu kandungan zat terbai
dalam tomat. Zat ini sangat berfungsi menurunkan resiko kanker sencerta
mampu menyehatkan sistem pencernaan dalam tubuh (Jauhary, 2017).
2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan
Walaupun tidak semua, tetapi terdaapt beberapa zat gizi yang dapat
berubah (betkurang, meningkat, dan hilang) saat proses pemanasan terutama yang
menghasilkan panas berlebih. Beberapa kandungan dalam tomat yang berubah
saat perebusan:
1. Vitamin A
Hilangnya vitamin A pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan
dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin A karena vitamin
A merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan
2. Vitamin C
Hilangnya vitamin C pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan
dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin C karena vitamin C
merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan terutama jika
dimasak dengan air. Perebusan akan mengakibatkan kehilangan vitamin C
lebih besar dari pada diolah dengan cara dikukus.
3. Kalium
Kandungan mineral yang mengalami penurunan setelah perebusan selama 3
menit adalah kalsium, natrium, kalium, fosfor, seng dan besi. Hal tersebut
dikarenakan ketika tomat dimasak kandungan mineral tersebut akan
-
16
bergabung dengan komponen kimia lain atau bahkan larut akubat pemanasan
dan akan semakin menurun dengan meningkatnya waktu pemasakan.
4. Likopen
Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau
sayur dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan
tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. . Seperti yang
terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian
lembaga ini menunjukkan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya
tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat
10 kali lipat (Ikanegara, 2015).
5. Bioflavonoid
Bioflavonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem aromatik
terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi. Pengolahan dapat
menyebabkan hilangnya kandungan biovlavonoid dalam makanan. Proses
perebusan dan pemanasan dapat mengakibatkanpenurunan kadar flavonoid
sebesar 15-78%. Flafonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem
aromatik terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi
2.1.4 Manfaat Tomat
1. Menurukan tekanan darah
Tomat kaya akan kalium, sedikit natrium, dan lemak. Kerja kalium yaitu,
kalium menghambat pelepasan renin sehingga mengubah sistem renin
angiotensin. Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya
kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut
-
17
dalam air sehingga dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga
menyebabkan anti hipertensi. Hal ini sangat berhubungan dngan ACE
sehingga angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya
jumlah angiotensin II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi
aldosteron untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis akan menjadi
berkurang sehingga tekanan darah menjadi turun. Selain kalium tomat juga
mengandung likopain yang berperan sebagai antioksidan yang menghambat
penyerapan oksigen reaktif terhadap endotel yang dapat menganggu dalatasi
pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi sehingga tomat dapat berperan
dalam menurunkan tekanan darah (Raharjo, 2007)
2. Melawan kanker
Tomat memiliki kandungan likopen yanng sangat tinggi, seelain itu tomat
juga mengandung tinggi serat. Kedua zat inilah yang ampuh untuk mencegah
berbagai kanker, seperti kanker prostat, mulut, tenggorokan, lambung,
ususbesar, serta kanker ovarium, zat antioksidan lain dalam tomat juga dapat
menangkal radikal bebas penyebab kanker (Jauhary, 2017) .
3. Menyehatkan jantung
Terdpat kalium yang cukup tinggi dalam buah tomat. kandungan mineral
tersebut berguna bagi bagi jantung kita. Kalium mengontrol denyut jantung
dan menjaganya tetap setabil, hal tersebut dapat membantu kita terhindar dari
penyakit stroke, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan lain sebagaiannya
(Jauhary, 2017).
-
18
4. Menyehatkan paru-paru
Salah satu manfaat tomat yang mambuat para dokter menyarankan kita untuk
mengkonsumsinya adalah karena tomat dapat menyehatkan paru-paru, tomat
mambantu fungsi paru dan membersihkannya dari penyakit (Jauhary, 2017).
5. Menyehatkan hati
Zat antioksidan yang terkandung dalam tomat juga bermanfaat untuk
melindungi hati dari serangan kanker. Selain itu, kandungan vitamin, mineral,
dan serat yang tinggi dalam buah tomat mampu mendetoksifikasi racun dari
dalam hati. Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan menyisakan
racun yang berbahaya jika menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itu sangat
disarankan untuk mengkonsumsi tomat agar dapat membersihkan racun dari
hati (Jauhary, 2017).
6. Menyehatkan mata
Kandungan vitam A dalam buah tomat cukup banyak. Ada juga niasin,
thiamin, serta asam folat di dalamnya. Nutrisi-nutrisi tersebut bekerja sama
dan mampu menyembuhkan gangguan kesehatan yang ada pada mata
(Jauhary, 2017).
7. Mengobati dan mencegah diabetes
Kandungan sodium, seng, dan koromium dalam tomat berperan penting
dalam membantu menstabilkan kadar gula dalam darah. diabetes atau yang
sering disebut kencing manis adalah penyakit yang yang terjadi akibat
tingginya kadar glukosa dalam darah. Tanda dari prenyakit ini adalah selalu
haus, sering lapar, sering buang air kecil, sering merasa gatal terutama pada
-
19
daerah kemaluan, luka yang sulit sembuh, penurunan berat badan merki nafsu
makan meningkat (Jauhary, 2017).
8. Mencegah sembelit
Tomat kaya akan kandungan serat yang bagus bagi penderita sembelit. Serat
mampu mengontrol pola buang air besr menjadi lancar. Hal ini akan
mencegah kita dari penyakit sembelit (Jauhary, 2017).
9. Memperlancar sistem pencernaan
Kandungan serat dalam tomat sangat baik bagi tubuh. Serat ini mampu
membantu sistem pencernaan dalam tubuh dan menjaganya tetap lancar dan
sehat. Karena sistem pencernaan berkaitan dengan usus halus sebagai
pemroses makanan dan penyerap nutrisi. Dengan rutin mengonsumsi tomat,
dapat meringankan kerja usus halus sehingga pencernaan menjadi lebih sehat
(Jauhary, 2017).
10. Menurunkan kadar kolesterol
Serat larut yang banyak terkandung dalam tomat dapat berfungsi untuk
bersaing dengan lemak dalam usus. Serat dan lemak yang bersaing tersebut
akan berakibat pada penurunan penyerapan LDL (Low Density Lipoprotein)
atau kadar kolesterol buruk dan mampu meningkatkan produksi serta
penyerapan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kadar kolesterol
baik yang sangat diperlukan bagi tubuh (Jauhary, 2017).
11. Mengobati radang usus buntu
Tomat dapat membantu terhindar dari radang usus buntu karena dapat
membantu memperlancar sistim pencernaan yang kaitannya erat dengan usus,
-
20
tomat mengandung serat dan asam folat yang berfungsi menjaga kesehatan
usus sehingga dapat membantu mengobati penyakit radang usus buntu
(Jauhary, 2017).
12. Mencegah batu ginjal
Serat yang terkandung dalam tomat juga berfungsi untuk menjaga kesehatan
ginjal. Karena itu, mengkonsumsi tomat dengan rutin akan membuat ginjal
lebih sehat (Jauhary, 2017).
13. Mencegah osteoporosis
Konsumsi tomat akan membantu menghindarkan dari penyakit osteoporosis,
hal tersebut karena tomat mengandung vitamin K yang dapat memperkuat
tulang dan gigi (Jauhary, 2017).
14. Memperkuat sustem imun
Vitamin A, C, B6, dan zat lainnya dalam tomat sangat baik untuk membantu
tubuh meningkatkan sistem imun tubuh kita. Hal ini akan membantu kita
terkena penyakit (Jauhary, 2017).
15. Melawan efek rokok
Tomat mengandung asam chlorogenic dan coumaric yang berfungsi melawan
karsinogen yang ditimbulkan oleh rokok. Bagi perokok aktif, kandungan
asam nikotinat dalam tomat juga dapat membantu untuk melawan kebiasaan
merokok (Jauhary, 2017).
16. Menyehatkan ibu hamil dan janin
Berbagai kandungan buah tomat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya.
Vitamin c dalam tomat mampu menjaga setamina ibu hamil. Zat besi dalam
-
21
tomat dapat mencegah ibu hamil terkena anemia dan menjaga temperatur
tubuhnya. Asam folat sangat baik bagi perkembangan tubuh serta otak janin
(Jauhary, 2017).
17. Mencegah anemia
Di dalam tomat terdapat kandungan zat besi serta vitamin B6 yang cukup
banyak. Kandungan zat-zat ini berperan penting dalam membantu tubuh
terkena anemia (Jauhary, 2017).
18. Mencegah alzheimer
Peran falonoid, asam fosfat, potasium, vitamin B3, dan zat antioksidan di
dalam tomat mampu memperbaiki sel-sel saraf pada otak yang mengalami
kerusakan, hal ini dapat terjadi jika kita rutin mengkonsumsi tomat, sehungga
kita dapat terhindar dari penyakit alzaimer (Jauhary, 2017).
2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat
Pembuatan terapi tomat dengan cara di jus. Berikut cara menerapkan
(Raharjo, 2007)
1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:
a. 150 gram tomat merah matang
b. 50 ml air
c. Blender
d. Pisau
e. Penyaring
2. Pelaksanaan membuat jus tomat
a. Cuci bersih tomat
-
22
b. Potong potong tomat
c. Blender semua bahan hingga halus dan rata
d. Saring jus tomat
3. Cara pemakaian
a. Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi sebelum makan.
b. Minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-turut.
2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus
Pembuatan terapi tomat rebus, berikut cara untuk menerapkan (Yuniarti,
2008) :
1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:
a. 150 gram tomat merah matang
b. Air secukupnya
c. Kompor
d. Panci
e. Saringan
2. Pelaksanaan pembuatan tomat rebus
a. Cuci buah tomat sampai bersih
b. Rebus tomat dengan air secukupnya selama 15 menit
c. Lumatkan tomat sampai halus
d. Lalu saring
3. Cara pemakaian
a. Minum setelah dingin 1 kali sehari pada pagi hari sebelum makan.
b. Minum 1 gelas selama 7 hari berturut-turut.
-
23
2.2 Tekanan Darah
2.2.1 Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan tekanan dari aliran darah dalam pembuluh
arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60-70 kali dalam 1 menit dalam kondisi
istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa melalui arteri. Tekanan darah
tertinggi terjadi ketika jantung berdetak atau berkontraksi memompa darah
disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua
denyut nadi disebut tekanan diadtolik (Kowalski, 2010).
Tekanan darah adalah kekuatan tekanan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan jantung. Tekanan sistemik (arteri darah),
merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator yang baik
tentang kesehatan kardiovaskuler, aliran darah mengalir pada sirulasi karena
perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yng tekanannya tinggi ke daerah
yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan
tinggi aorta. Pucak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan
sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang
mendesak dinding arteri setiap waktu (Potet & Perry, 2005).
2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi pembuluh
darah perifer (tahanan perifer) curah jantung (cardiac output) adalah darah yang
dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit,
normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi
-
24
oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada pembuluh darah dipengaruhi oleh jari
jari arteriol dan viskositas darah stroke volume atau volume sekuncup adalah
jumlah darah yang dipompa pada saat ventrikel berkontraksi normalnya pada
orang dewasa kurang lebih 70-75 ml atau dapat diartikan sebagai perbedaan
volume darah ventrikel pada akhir diastolik dan volume ventrikel pada akhir
sistolik. Heart rate atau denyut jantung adalah jumlah kontraksi ventrikel
permenit. Volume sekuncup dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume akhir
diastolik ventrikel, beban akhir ventrikel (afterload), dan kontraktilitas jantung
(Dewi, 2012). Tekanan darah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh. Tekanan bergantung pada volume darah yang terkandung dalam
pembuluh dan compliance, atau distensibilitas pembuluh (seberapa mudah
pembuluh tersebut direngangkan). Darah mengalir dalam satu lingkaran tertutup
antara jantung dan organ-organ. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir ke
masing-masing organ. Vena mengembalikan darah dari tingkat jaringan ke
jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua pintu
utamanya ke jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada dua
kontrol pintu utamanya yaitu curah jatung dan retensi perifer total. Kontrol curah
jantung sebaiknya bergantung pada regulasi kecepatan jantung dan isi sekuncup,
sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat vasokontriksi
arteriol (sheewood, 2012).
Regulasi jangka pendek tekanan darah ditentukan oleh reflek broreseptor.
Baroreseptor sinus karotis dan arkua aorta secara terus-menerus memantau
tekanan arteri rerata. Jika mendekati penyimpangan dari normal maka kedua
-
25
baroreseptor akan memberi sinyal ke pusat kardiovaskuler medula yang berespon
dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung, dan pembuluh darah untuk
memulihkan tekanan darah kembali normal. Kontrol jangka panjang tekanan
darah menimbulkan pemeliharaan volime plasma yang sesuai melalui kontrol
ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat meningkat secara
abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi) hipotensi yang berat dan
menetep yang menyebabkan kurang memadainya penyaluran darah secara umum
yang dikenal dengan syok sirkulasi (sheewood, 2012).
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Faktor-faktor yanng mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut (ulfa,
2011), yitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor
yang dapat di ubah yaitu diantaranya setres, berat badan, konsumsi garam berlebih
dan kebiasaan merokok. Sedangkn faktor yang tidak dapar diubah yaiti usia, jenis
kelamin, dan keturunan.
1. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya usia maka
semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. hal ini disebabkan oleh perubahan
perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh
darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan
menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur ( Julianti,
2005).
-
26
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan Journal of clinical Hypertension, Opari menyatakan bahwa
perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita
lebih sering mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini yang menjadikan wnita
lebih sring untuk terkena penyakit jantung ( Miller, 2010). Wanita diketahui
cinderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari pada dengan laki- laki
dengan usia yang sama, hal ini sering dikaitkan dngan semakin berkurangnya
hormon seks wanita yang jumlahnya terus menurun stelah masa menopose
dimana telah diketehui hormon seks wanita seperti hormon esterogen
bertanggung jawab dalam mengurangi dan mencegah kekakuan arteri,
endothelial dysfunction, dan penumpukan lemak dalam dalam darah (Arifin,
2012). Jenis kelamin sangat erat kaitannya dengan tahap terjadinya hipertensi
dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipersetensi
pada laki- laki sdngkan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika
seorang wainita mengalami masa menopose.
3. Faktor stres
Kondisi stres memicu aktivasi dari hipotalamus yang mengendalikan sistim
neuro endokrin, yaitu saraf simpatis korteks adrenal. Aktivasi dari saraf
simpatis memicu penigkatan aktivasi berbagai organ dan otot polos salah
satunya meningkatkan kecepatan jenyut jantntung serta pelepasan epinefrin
dan nonepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal ( shewood, 2010).
Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan
-
27
tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak
menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi
saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan
darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.
4. Kegemukan atau Kelebihan Berat Badan
Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan
bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi di
kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas
dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dang memiliki berat
badan normal. Terbukti dengan adanya pompa jantung dan sirkilasi volome
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita
hipertensi dengan berat badan yang normal.
5. Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan aktivitas menghisap tembakau yang dibakar kedalam
tubuh lalu meng hembuskanya keluar (Amstrong,2007). Merokok merupakan
salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Rokok
yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Hal tersebut
dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi pembuluh darah perifer
dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
-
28
Merokok setiap hari akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik
10-20 mmHg dan meningkatkan detak jantung 5-20 kali permenit (Mangku,
2000)
6. Medikasi (obat-obatan)
Beberapa obat mempengaruhi tekanan darah secara langsung maupun tidak
langsung. Kelas obat yang mempengaruhi tekanan darh adalah analgesik
opioid yang dapat menurunkan tekanan darah. Vasokonstriktor dan asupan
cairan intravena yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
7. Etnik
Insidens hipertensi pada ras Afrika Amerika lebih tinggi dibandingkan
keturunan Eropa. Ras Afrika Amerika cenderung menderita hipertensi yang
lebih beratpada usia yang lebih muda dan memiliki resiko dua kali lebih besar
untuk menderita komplikasi seperti stroke, dan serangan jantung. faktor
genetik dan lingkungan merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi.
Kematian dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras Afrika Amerika.
2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer atau bisa dikenal dengan tensimeter. Sphygmomanometer
terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset karet.
Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa
(mmHg). Menurut potter dan perry (2005), pengukuran tekanan darh dapat
dilakukan dengan langkah langkah berikut ini:
1. Kaji tempat paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan darah.
-
29
2. Siapkan sphygmomanometer dan stetoskop serta alat tulis.
3. Anjurkan pada pasien untuk menghindari kafein dan merokok 30 menit
sebelum pengukuran.
4. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring.
5. Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas.
6. Gulung lengan baju bagian atas.
7. Palpasi arteri brankialis dan letakkan manset yang masih kempis pasang
manset dengan rata dan pas di sekeliling lengan atas.
8. Pastikan sphygmomanometer di posisikan secara vertikal sejajar dengan mata
pengamat dan pengamat tidak boleh lebi jauh dari 1 meter.
9. Letakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas, tidak
redup (muffled).
10. Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt atau difragma chestpice
diatasnya serta jangan menyentuh manset atau baju pasien.
11. Tutup kuyup balon tekan searah jarum jam sampai kencang.
12. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan sistolik yang dipalpasi
kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan
kecepatan 2-3 mmHg per detik.
13. Catat titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.
14. Lanjutkn mengempiskan manset, ctat titik pada manometer sampai 2 mmHg
terdekat atau saat bunyi tersebut hilang.
15. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset dari lengan
kecuali jika ada rencana untuk mengulang.
-
30
16. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman dan rapikan kembali lengan atas
serta beritahu hasil pengukuran pada pasien.
2.3 Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua
kali pengukuran atau lebih pada pemeriksaan tekanan darah baik yang berupa cuff
air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Brunner & Suddarth,
2013).
Hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yaitu : umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,
setres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal, dan diabetes
melitus. Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul karena adanya interaksi dari
berbagai faltor yang telah disebutkan, faktor mana yang lebih berpengaruh atau
berperan terhadap tinmbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti
(Anggara, 2013)
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Tekanan darah 140/90
mmHg disarankan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik
140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.
-
31
2.3.1 Klasifikasi Hipertensi
1. Menurut Smeltzer dan Bare (2007) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,
yaitu:
a. Hipertensi Esensial atau Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Kuranglebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi
esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi
primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu
kondisi hipertensi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak
ditemukan (lewis, 2000). Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit
renovaskuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan
penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi
penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang
diantaranya adalah faktor stres, intake alkohol, moderant, merokok,
lingkungan, demografi, dan gaya hidup (Triyanto, 2014).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) (Triyanto,
2014).
-
32
2. Berdasarkan bentuk hipertensi dikenal 3 jenis hipertensi
a. Hipertensi diastolik ( diastolic Hypertension)
Hipertertensi diastolik yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa di ikuti
peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan
dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil
menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap
aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.
b. Hipertensi sistolik (systolic hypertension)
Hipertensi sistolik yaitu penungkatan tekanan sistolik tanpa di ikuti
peningkatan tekanan diastolik. Umumnya terjadi pada usia lanjut.
c. Hipertensi campuran
Hipertensi campuran yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan
diastol (Gunawan, 2001).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
(Hipertensi Ringan ) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadiun 2
(Hipertensi Sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3
(Hipertensi Berat ) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4
(Hipertensi Maligna ) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi
Hipertensi disebsbkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi
satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga faktor
-
33
penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan. Berikut faktor faktor yang
menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum.
1. Toksin
Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya dibuang karena
bersifat racun. Dalam keadaan biasa hati kita mengeluarkan sisa-sisa
pembuangan melalui usus dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa sisa
pembuangan melalui saluran kencing. Apabila hati dan ginjal kita terluka atau
terbebani, maka fungsi pembersihan toksin yang biasanya dapat dilakukan.
Akibatnya tiosin didalam tubuh kita akan menyebar ke dalam darah. Darah
yang mengandung toksin tersebut jika tidak dapat dihilangkan atau
dinetralisir akan menyebabkan kematian. Kelenjar adrenal akan memaksa
ginjal memperkuat fungsi penyaringan sehingga dapat merusak ginjal.
Tekanan darah juga dapat meningkat dan menyebabkan serangan penyakit
jantung atau berpengaruh buruk terhadap sistem penyebaran lainnya. Penyakit
yang bisa diderita akibat penumpukan toksin dalam tubuh adalah pilek, flu,
dan bronkitis. Penumpukan toksin pada bagian yang berlainan pada tubuh
akan menyebabkan penyakit penyakit yang berbeda-beda, termasuk
hipertensi.
2. Faktor Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga yang akan menyebabkan keluarga
tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dan keluarga yang
mempunyai resiko hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk
-
34
menderita hipertensi pada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan
hipertensi.
3. Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya
umur seseorsng. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah
usia. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
4. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur oragan dan hormon yang berbeda.
Demikian juga pada perempuan dan laki-laki berkaitan dengan hipertensi,
laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih
awal. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan lebih rentan terhadap
hipertensi ketika berumur 50 tahun ketika wanita mengalami menopause.
5. Etnis
Setiap etnis memiliki memiliki kekhasan masing masing yang menjadi ciri
khas dan pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi banyak terjadi pada orang
berkulit hitam daripada berkulit putih. Belum diketahui secara pasti
penyebabnya, tetepi pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang
-
35
lenih rendah dan sensitiviras terhadap vasopersin yang lebih besar. Inilah
yang menyebabkan mereka lebih rentan terkena hipertrnsi.
6. Stres
Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan
tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak
menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi
saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan
darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.
7. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
timbulnya berbagai macam penyakit berat salah satunya hipertensi. Penelitian
epidemologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dengan
tekanan darah pada pasien hipertrnsi. Yang sangat memprngaruhi tekanan
darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah
lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat (obesitas sentral).
8. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam
tinggi akan mengakibatkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouritik
yang secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Asupan garam yang tinggi dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang
-
36
dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram per hari jika dalam sendok makan 2
sendok makan yng kita konsumsi dari makanan asin atau gurih yang kita
makan setiap hari.
9. Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi
pembulih darah perifer dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah. Merokok setiap hari akan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah sistolik 10-20 mmHg dan meningkatkan detak
jantung 5-20 kali permenit (Mangku, 2000)
Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,
nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih
tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan
darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan
bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam
organ dan jaringan tubuh lainnya. Karbon monoksida dalam asap rokok akan
-
37
menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan
tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk
memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya,
10. Narkoba
Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Komponen-komponen zat adiktif
dalam narkoba juga akan memicu peningkatan tekanan darah. Sangatlah
penting untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.
Kecanduan narkoba sepele tetapi sangat mematikan efek buruk yang
ditimbulkan sangat besar, itulah sebabnya mendeteksi sejak dini sangatlah
diperkukan, dan juga harus di imbangi dengan pola hidup sehat.
11. Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan akan memicu tekanan darah seseorang.
Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alhohol akan menimbulkan
kecanduan, menghentikan konsumsi alkohol sangatlah bik tidak hanya bagi
hipertensi tapi juga baik intuk kesehatan.
12. Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang mengandung banyak kafein, begitu pula
dengan teh walaupun kandunganya tidak sebanyak kopi. Kandungan kafein
selain tidak baik untuk tekanan darah dalam jngka panjang pada orang-orang
tertentu dapat menimbulkan efek yang yidak baik seperti tidak bisa tidur,
jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan lain lain.
-
38
13. Kurang Olahraga
Pada saat ini orng orang senang dengan hal-hal yang cepat dan praktis dan
mereka cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga
menjadikan tubuh tidak banyak bergerak hal inilah yang memicu kolesterol
tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga memicu
terjadinya hipertensi.
14. Kolesterol Tinggi
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh
darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
2.3.3 Patofisiologi Hipertensi
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga tidak dapat mengembag pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa unuk melewati
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan
darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arteri kaku dan menebal
karena arterislorosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada
saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan syaraf atau hormon dalam darah. Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah, hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
-
39
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Akibatnya volume dalam tubuh
meningkat yang ahirnya di ikuti peningkatan tekanan darah.
Sebaliknya jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan yang keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan di dalam fungfsi ginjal dan sistem syaraf otonom (bagian syaraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jiika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga
bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut enzim
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya memicu
hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan
tekanan darah. Karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat
menyebabkan tejadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang
menuju kesalah satu ginjal (sintesis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah.
Sistem syaraf simpatis merupakan bagian dari sistem syaraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-
fight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar): meningkatkan kecepatan dan
-
40
kekuatan denyut jantung, dan juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetepi
memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan
pasokan darah yang lebih banyak): mengurangi pembuangan air dan garam dari
ginjal, sehingga meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon
epinefrin (adrenalin) dan nonepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung
dan pembuluh darah. Faktor stres merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
peningkatan tekanan darah pengan proses pelepasan hormon epinefrin dan
norepinefrin (Endang, 2014).
2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi
Menurut Andini (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa:pusing, mudah marah, telinga berdengung, susah tidur,
sesa napas, rasaberat paada tengkuk, mudah lelah, mata berkunang kunang, dan
mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakkan gejala sampai bertahun tahun. Gejala muncul jika ada kerusakan
vaskuler dengan manisfestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. Crown (2009) menyebutkan bahwa sebagian
besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa
nyeri kepala, kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
intrakranial. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula dijumpai perubahan retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskis peptikus). Gejala lain umumnya
-
41
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusig, muka merah, sakit kepala, keluar
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain lain.
2.3.5 Komplikasi Hipertensi
Jika hipertensi tidak dikendalikan akan muncul dampak pada timbulnya
komplikasi penyakit lain diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal,
stroke, infark miokard, gagal jantung. Berikut adalah komplikasi yang dapat
terjadi:
1. Stroke
Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan
pembuluh sulit meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen,
biasanya ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak.
Gangguan penyakit yang bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara
(transient ischaemic attack). Tekanan di dalam pembuluh darah juga bisa
menyebabkan darah merembes keluar dan masuk ke dalam otak. Hal itu dapat
menyebabkan stroke.(WHO, 2013).
Stroke timbul akibat perdarahan karena tekanan yang terlalu tinggi pada
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehinga aliran darah ke daerah daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-
arteri otak mengalami arteroslerosis dapat menjadi lemah sehingga
menigkatkan terjadinya anurisma, gejala karena stroke adalah sakit kepala
tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang
-
42
mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemas atau sulit untuk digerakkan (
misal:wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara deengan
jelas), serta kehilangan kesadaran secara mendadak (Triyanto, 2014).
2. Infark M