skripsi sosiologi

102
PERGESERAN BUDAYA LOKAL PADA PERAYAAN PERNIKAHAN (Studi pada Nyambai Muli Mekhanai ke Resepsi di Ranau) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Sarjana Sosiologi Oleh: Ruly Manende 07720015 Pembimbing: Napsiah S.Sos, M.Si PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011

Upload: demalix5446

Post on 13-Dec-2014

463 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

PERGESERAN BUDAYA LOKAL PADA PERAYAAN PERNIKAHAN(Studi pada Nyambai Muli – Mekhanai ke Resepsi di Ranau)

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi SOSIOLOGI

PERGESERAN BUDAYA LOKAL PADA PERAYAAN PERNIKAHAN

(Studi pada Nyambai Muli – Mekhanai ke Resepsi di Ranau)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Sarjana Sosiologi

Oleh:

Ruly Manende

07720015

Pembimbing:

Napsiah S.Sos, M.Si

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Skripsi SOSIOLOGI
Page 3: Skripsi SOSIOLOGI
Page 4: Skripsi SOSIOLOGI
Page 5: Skripsi SOSIOLOGI

MOTTO

“Masa muda adalah musim bunga dari hidup, maka

gunakanlah masa mudamu untuk berkarier dan berkarya”

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan dan hidayahNya sehingga

menunjukkan jalan terbaik, memberikan nikmat kesehatan dan ilmu pengetahuan.

Ayahanda (Teguh Alamsyah) dan Ibunda (Islamiah, A.ma) tercinta yang selalu

menyayangiku, memberikan semangat, dan do’a. Pengorbanan kalian yang tak

berujung adalah sumber kebahagian dalam menjalani hidup.

Kakakku (Rolio Rolando) dan Adik-adikku tercinta (Resa Rendyka dan Ray Rivandy)

yang selalu memberi keceriaan selama ini.

Sahabat-sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat, motivasi dan

bantuan selama ini.

Almamaterku, Nusa, Bangsa, Negara dan Agama.

Page 6: Skripsi SOSIOLOGI

KATA PENGANTAR

.وا�$ #ة وا�$ #م !� أ��ف ا�����ء وا�������. ا������ � ر ب ا������

��ی. �� وا�-�ان م�� �ا!��* ور�(��. ��وأص��ب� ا&� و!� ا��� ا1 وح�* � ام �ب�. ا�-�ان �ا�� ا

Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di

Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan sekalian alam Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang penuh hidayah dan penuh

dengan ilmu pengetahuan. Karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pergeseran Budaya Lokal

Pada Perayaan Pernikahan (Studi Pada Nyambai Muli-Mekhanai ke Resepsi di

Ranau)“. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana Sosiologi pada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan Skripsi ini

tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu sudah

sewajarnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dudung Abdurrahman, M.Hum selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Humaniora.

Page 7: Skripsi SOSIOLOGI

2. Bapak Dadi nurhaedi, S,Ag. M.Si selaku Ketua Prodi sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan humaniora.

3. Ibu Sulistiyaningsih, S.Sos., M.Si, selaku PA SosiologI ’07 Fakultas Ilmu

Sosial dan Homaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Ibu Napsiah S.Sos, M.Si selaku Dosen pembimbing Skripsi yang dengan

sabar memberikan bimbingan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora.

6. Ayahanda tercinta, Ibunda tercinta yang sangat kusayangi dan kakakku

(Rolio Rolando), adik-adikku (Resa Rendyka dan Ray Rivandy) terima

kasih atas do’a, semangat, pengorbanan serta kasih sayangnya.

7. Ibu Salamah (Sesepuh Marga Ranau), Bapak Bahusi (Tokoh Adat Marga

Ranau), Bapak Anas Winardi (Tokoh Masyarakat Ranau), Bapak

Syafrudin Fi’i (Tokoh Adat Marga Ranau), Bapak Milwanto (Tokoh

Masyarakat Ranau), Bapak Bustan (Tokoh Masyarakat Ranau), Bapak

Saylendra (Tokoh Masyarakat Ranau), Bapak Bahori (Tokoh Masyarakat

Ranau) saya ucapkan terima kasih atas semua informasi yang diberikan

dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Segenap teman-teman, pemuda-pemudi Kecamatan Buay Pematang Ribu

Ranau Tengah, khususnya Desa Sukabumi. Terima kasih atas segala

bantuan kalian semua baik berupa materi maupun sumbangan pikiran

untuk penelitian skripsi ini.

Page 8: Skripsi SOSIOLOGI
Page 9: Skripsi SOSIOLOGI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

HALAMAN MOTTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaaat penelitian ......................................................... 3

D. Telaah Pustaka ................................................................................... 5

E. Landasan Teori ................................................................................... 7

F. Metode Penelitian ............................................................................... 10

G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 14

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Daerah Penelitian ………………………………....... 16

B. Sejarah Asal Penduduk Marga Ranau ………………………………… 18

C. Penduduk dan Mata Pencaharian ………………………………... 25

D. Kehidupan Sosial Budaya …………………………………………… 26

E. Keagamaan ………………………………………………………….... 30

F. Bahasa ……………………………………………………………….. 31

BAB III PROSESI PERAYAAN PERNIKAHAN

A. Nyambai Muli-Mekhanai ….……………………………………… 33

B. Tujuan Pelaksanaan Perayaan ..…………………………………… 34

C. Waktu dan Tempat ...………………………………………………. 35

Page 10: Skripsi SOSIOLOGI

D. Kegiatan Perayaan .………………………………………………... 36

1. Konsep Acara Nyambai Sebelum Adanya Pergeseran .................... 36

2. Pergeseran Nyambai Muli-Mekhanai padaTahun 1990-2000an .... 39

3. Pergeseran Nyambai menjadi Resepsi2005-Sekarang …............... 40

BAB IV BERGESERNYA MALAM PERAYAAN PERNIKAHAN

NYAMBAI MULI-MEKHANAI MENJADI RESEPSI

A. Masyarakat yang Terlibat Dalam menjalankan Perayaan pernikahan .. 44 1. Tokoh Adat..................................................................................... 44

2. Ulama ............................................................................................. 45

3. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pihak keluarga besar ............................... 45

4. Masyarakat Umum ......................................................................... 46

5. Para Pemuda dan Pemudi................................................................ 46

B. Bentuk Pergeseran Budaya Nyambai muli-Mekhanai Menjadi Resepsi.. 46

1. Prosesi Acara ................................................................................. 49

2. Pakaian .......................................................................................... 50

3. Tempat Pelaksanaan....................................................................... 50

4. Undangan....................................................................................... 51

C. Faktor Penyebab Pergeseran................................................................... 51

1. Pengaruh Globalisasi...................................................................... 52

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ........................... 54

3. Tingkat Pendidikan ........................................................................ 56

4. Masuknya Budaya Luar ................................................................. 56

D. Respon Masyarakat Terhadap Pergeseran.............................................. 59

E. Dampak Pergeseran Bagi Masyarakat.................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 67

B. Saran-Saran............................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: Skripsi SOSIOLOGI

PERGESERAN PERAYAAN PERNIKAHAN NYAMBAI MULI-

MEKHANAI MENJADI RESEPSI

Oleh :

RULY MANENDE

07720015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran budaya yang terjadi

pada perayaan pernikahan Nyambai Muli-Mekhanai menjadi Resepsi. Pelaksanaan

penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana proses pergeseran yang

terjadi serta faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya pergeseran pada

perayaan pernikahan Nyambai Muli-Mekhanai.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu

menggambarkan apa adanya yang terjadi di lapangan yang didasarkan pada fakta

yang ada. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori daur-ulang (cyclical

theory) yang dikemukan oleh Stewart dan Glynn sebagai alat untuk menganalisis.

Masyarakat Ranau digunakan sebagai objek kajian. Demi hasil yang objektif,

teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,

dokumentasi, dan kemudian dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif.

Adanya pergeseran yang terjadi pada upacara perayaan pernikahan

Nyambai Muli-Mekhanai yang terjadi di era globalisasi dapat dilihat dari respon

masyarakat yang hanya merespon dengan sikap biasa saja. Sebagian besar hanya

sekedar memberikan apresiasi dengan alasan yang rasional yaitu sebagai gaya

hidup (life style). Akan tetapi sebagian kecil merespon dengan tindakan yang

rasional yaitu tetap mempertahankan ciri khas dan kekhasanahan budaya yang

terdapat dalam upacara perayaan pernikahan Nyambai-Muli Mekhanai.

Kata kunci : Nyambai Muli-Mekhanai, Resepsi, Life Style, Globalisasi.

Page 12: Skripsi SOSIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan hal yang sakral di dalam masyarakat, karena

dengan pernikahan maka akan terbentuklah sebuah keluarga. Sebagi rasa

syukur dan bahagia biasanya di dalam masyarakat tidak saja dilakukan ijab

kabul sebagai tanda resminya hubungan dua manusia yang bukan muhrimnya

namun dapat bersatu, tetapi juga disimbolkan dengan adanya perayaan

pernikahan. Setiap masyarakat mempunyai tata cara sendiri untuk merayakan

pernikahan, mulai dari masyarakat yang tradisonal sampai pada masyarakat

yang modern. Selain itu dengan adanya perayaan pernikahan juga

menunjukkan status sosial ekonomi seseorang. hal ini dapat terlihat pada

besar-kecilnya, atau modern tradionalnya acara itu di gelar.

Di masyarakat Ranau juga terdapat perayaan pernikahan. Acara

pernikahan ini disebut dalam masyarakat lokal adalah malam Nyambai Muli –

Mekhanai (pesta muda-mudi), malam dimana bertemunya muda-mudi yang

berusaha menghibur kedua mempelai dengan cara melempar selendang yang

di iringi musik (tape), bagi yang mendapatkan selendang maka mereka akan

disidang dan mendapatkan hukuman berupa melantunkan sebuah lagu tanpa

diiringi oleh musik, teka-teki atau acara lain yang berdasarkan kesepakatan

bersama dalam menetukan jenis “hukuman” yang bersifat menghibur. Pada

perayaan ini juga para muda-mudi menggunakan pakaian adat, dimana

perempuan menggunakan kebaya dan laki-laki menggunakan kain tajung

1

Page 13: Skripsi SOSIOLOGI

(sarung yang dipakai sebatas lutut), mereka memberikan hiburan sebagai

tanda bahwa rasa gembira juga mereka rasakan dalam acara pernikahan itu.

Malam pesta muda-mudi (nyambai muli – mekhanai) ini dilakukan dengan

duduk lesehan, dimana posisi perempuan berhadapan-hadapan dengan laki-

laki. biasanya makan-makanan kecil disediakan, namun untuk tidak

menganggu maka makan-makanan kecil tersebut diadakan sebelum acara

dimulai. Karena acara ini bersifat hiburan, maka hiburan bagi masyarakat

ranau adalah remaja, tanpa melibatkan orang tua didalamnya.1

Pada malam perayaan ini merupakan hal yang sangat dinanti oleh para

muda dan mudi, karena pada malam inilah mereka bisa saling berkomunikasi

satu sama lain dengan cara yang unik yaitu bersurat-suratan (perang pena),2

dimana hal tersebut dimulai dari para laki-laki yang kemudian melalui

pengantar (pos) yang telah ditunjuk oleh panitia memberikan surat kecilnya

untuk ditujukan kepada perempuan yang ia sukai, maka si perempuan pun

membalas surat tersebut sehingga mereka telah memulai komunikasi satu

sama lainnya. Tidak menutup kemungkinan dari surat kecil tersebut para

muda dan mudi yang akhirnya menjalin hubungan (berpacaran).

Tradisi seperti diuraikan di atas nampaknya mulai bergeser hal ini

diindikasikan, dalam beberapa tahun belakangan ini ( 2005 - sekarang) tidak

lagi dijumpai acara malam pesta muda-mudi (nyambai muli-mekhanai).

1 Lihat buku yang ditulis oleh Hilman Hadikusuma dan kawan-kawan, yang berjudul

Adat Istiadat Daerah Lampung. Dalam buku ini di sebutkan beberapa macam proses tata cara pernikahan mulai dari tahap sebelum pernikahan sampai pada proses pelaksanaannya.

2 Pesan yang ditulis melalui secarik kertas kemudian di antarkan oleh pengantar (orang

yang telah ditentukan sebagai pengantar dalam acara tersebut) pada orang yang disenangi, maka terjadilah suatu proses interaksi sosial antara pemuda dan pemudi.

2

Page 14: Skripsi SOSIOLOGI

Keluarga yang akan melangsungkan pernikahan merayakannya dengan cara

resepsi yang sudah dimodifikasi sehingga tidak lagi menunjukkan cara-cara

lama. Hal ini terlihat bahwa resepsi dilakukan pada malam atau siang hari,

dan diikuti oleh semua anggota masyarakat, seperti Ibu-ibu, Bapak-bapak,

remaja, bahkan masyarakat diluar kampung. Undangan yang dibuat sudah

menggunakan undangan secara tertulis berupa undangan resmi, demikian juga

tempat duduk juga sudah menggunakan kursi dan tenda-tenda, sehingga

hidangan juga bersifat prasmanan. Dengan resepsi seperti ini telah

menunjukkan adanya pergeseran dalam perayaan pernikahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang menjadi dasar penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengapa terjadi pergeseran tentang perayaan pernikahan pada masyarakat

Ranau?

2. Faktor apa yang mempengaruhi perubahan tersebut?

3. Bagaimana proses terjadinya perubahan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan banyaknya ilmu pengetahuan dan sangat bervariasinya

kebutuhan akan hasil penelitian, maka suatu penelitian dengan sendirinya

3

Page 15: Skripsi SOSIOLOGI

akan berkaitan dengan permasalahan yang dapat bervariasi dengan berbagai

macam tujuan.3

Kajian pergeseran tentang perayaan pernikahan dalam kehidupan

sosial. Melalui kajian ini diharapkan dapat mengetahui berbagai macam

gejala-gejala sosial yang dapat mempengaruhi berubahnya budaya

masyarakat setempat. Bagaimana corak budaya masyarakat setempat,

merupakan bahan kajian yang menarik, baik untuk perkembangan ilmu

pengetahuan maupun bagi perumusan kebijakan-kebijakan dalam rangka

pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

Adapun tujuan penelitian antara lain:

1. Untuk mengetahui mengapa terjadi pergeseran

2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pergeseran

3. Untuk mengetahui bagaimana proses pergeseran kebudayaan

Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-

kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :

1. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan ilmu pengetahuan tentang perubahan sosial, khususnya

yang terkait dengan pengaruh budaya globalisasi terhadap budaya lokal.

2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti terhadap budaya

lokal dalam pergeseran ke arah yang lebih baik akibat globalisasi.

3 Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 1.

4

Page 16: Skripsi SOSIOLOGI

D. Telaah Pustaka

Penelitian tentang adat dan budaya pernikahan sudah banyak

dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang relevan

sebagai telaah pustaka sehingga bisa dirujuk. Penelitian tersebut adalah :

Buku yang ditulis oleh Hilman Hadikusuma dan kawan-kawan, yang

berjudul Adat Istiadat Daerah Lampung.4

Dalam buku ini memuat tentang

berbagai macam adat istiadat daerah lampung serta kehidupan sosial

masyarakat lampung, namun jika dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu

berupa tentang perubahan yang terjadi.

Sebuah buku yang di tulis oleh Azami dan kawan-kawan, yang

berjudul Adat dan Perkawinan Daerah Sumatera Barat.5

Dalam buku ini

memuat tentang adat dan upacara perkawinan mulai dari pemilihan jodoh,

bentuk perkawinan, upacara peminangan, pelaksanaan upacara dan adat yang

berlaku setelah perkawinan di daerah Sumatera Barat. Jika penelitian yang

akan dilakukan yaitu tentang perubahan yang terjadi pada masa sekarang ini,

sedangkan dalam buku ini menuliskan tentang Proses Budayanya.

Sebuah buku yang di tulis oleh Berthyin Lakebo dan kawan-kawan,

yang berjudul Adat dan Perkawinan Daerah Selawesi Tenggara.6

Dalam buku

ini memuat tentang adat sebelum perkawinan, upacara perkawinan, dan adat

sesudah perkawinan. Ada kesamaan terkait dengan penelitian yang akan

4 Hilman Hadikusuma dkk, Adat Istiadat Daerah Lampung. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983).

5 Azami dkk, Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Barat. (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997). 6 Berthyn Lakebo dkk, Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sulawesi Tenggara.

(Jakarta: PN Balai Pustaka, 1979).

5

Page 17: Skripsi SOSIOLOGI

dilakukan, yaitu tentang Budaya Perkawinan. Perbedaannya adalah, jika

penelitaian yang akan dilakukan yaitu tentang perubahan yang sedang terjadi,

sedangkan dalam buku ini sama dengan buku yang di atas yaitu tentang

proses kebudayaannya.

Buku yang ditulis oleh Wiwik Pertiwi dan Wisnu Subagijo, yang

berjudul Pandangan Generasi Muda Terhadap Upacara Perkawinan Adat Di

Kota Ujung Pandang.7

Dalam buku ini membahas tentang gambaran atau

deskripsi tentang keadaan generasi muda yang berkaitan dengan pengetahuan,

sikap, kepercayaan dan perilaku generasi muda dalam ruang lingkup budaya

tradisional. Dalam buku ini juga terdapat kesamaan terkait dengan penelitian

yang akan dilakukan, yaitu merupakan penelitian tentang Perkawinan. Namun

perbadaannya adalah, dalam buku ini lebih merumuskan tentang pandangan

generasi muda terhadap budaya tradisional. Sedangkan penelitian yang

dilakukan yaitu tentang perubahan sosialnya.

Buku yang di tulis oleh Thomas Wiyasa Bratawidjaja, yang berjudul

Upacara Perkawinan Adat Sunda.8

Dalam buku ini berisi tentang persiapan

perkawinan, upacara, syair dalam perkawinan, serta tata rias pengantin sunda.

Dalam buku ini merupakan sebuah proses kebudayaan sunda tentang

perkawinan, yaitu mulai dari persiapan sebelum perkawinan sampai pada

akhir dari kegiatan perkawinan tersebut. Sedangkan penelitian yang akan

7 Wiwik Pertiwi Y dan Wisnu Subagijo, Pandangan Generasi Muda Terhadap Upacara Perkawinan Adat Di Kota Ujung Pandang. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

1998). 8 Thomas Wiyasa Bratawidjaja, Upacara Perkawinan Adat Sunda. (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2002).

6

Page 18: Skripsi SOSIOLOGI

dilakukan yaitu merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam peroses

perkawinan.

E. Landasan Teori

Perubahan sosial menunjuk pada perubahan aspek-aspek hubungan

sosial, pranata-pranata masyarakat, dan pola perilaku kelompok. Beberapa

pakar antropologi berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian

dari perubahan kebudayaan. Secara empiris, sangat tidak mudah untuk

memilah antara perubahan kebudayaan dan perubahan sosial. Ini

menunjukkan betapa tidak terpisahkannya antara masyarakat dan kebudayaan

mereka. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan, dan tidak ada kebudayaan

tanpa masyarakat.

Teori-teori tentang perubahan sosial, umumnya menaruh perhatian

pada arah dan wujud perubahan. Menurut Stewart dan Glynn, ada beberapa

pandangan tentang perubahan social, yaitu Teori daur ulang (cyclical theory),

Teori garis lurus (Linear Theory)

Suatu tahap tertentu, dapat dilalui berulang-ulang. Menurut Stewart

dan Glynn, teori dinamika sosial dan kebudayaan yang dikembangkan Pitirin

Sorokin, mengemukakan bahwa masyarakat berkembang malalui tahap-tahap

yang masing-masing di dasarkan pada suatu system kebenaran. Pada tahap

pertama dasarnya adalah kepercayaan, tahap kedua dasarnya adalah indera

7

Page 19: Skripsi SOSIOLOGI

manusia, tahap ketiga dasarnya adalah kebenaran, yang merupakan perpaduan

antara hasil penalaran dengan kemampuan indera manusia.9

Sedangkan menurut teori garis lurus, perkembangan masyarakat dan

kebudayaannya akan mengikuti suatu evolusi dengan sendirinya yang

berbentuk garis lurus. Dan bahwa perubahan sosial secara evolusioner selalu

menuju keadaan yang lebih baik.

Di Ranau acara pernikahan juga mengalami perubahan secara lambat

namun menunjukkan kepastian, hal ini terjadai karena masyarakat tidak serta

merta menunjukkan perubahan namun lewat fase-fase yang terstruktur,

seperti halnya masyarakat mengalami peningkatan pendidikan, ekonomi serta

masuknya teknologi, begitupun juga pada sektor sosial kebudayaan, maka

perubahan yang mendasar pada pernikahan juga terjadi. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari sikap masyarakat yang mengkonstruksi pernikahan sedemikian

rupa, sehingga secara perlahan tampak bahwa perubahan pun telah mulai

dirasakan oleh masyarakat Ranau. Dimana pada masa sebelumnya acara

perkawinan masih berdasarkan pada adat dan budaya yang telah ditinggalkan

oleh nenek moyang sebelumnya, namun sekarang hal tersebut sudah tidak

dipakai lagi, melainkan telah memakai cara yang sangat berbeda.

Selain meneropong arah dan polanya, teori-teori perubahan sosial juga

membahas tentang penyebab, pendorong, dan kendala perubahan sosial.

Beberapa sumber yang berasal dari dalam masyarakat diantaranya, dinamika

kependudukan, penemuan-penemuan baru. Penambahan dan pengurangan

9 Mudjia Raharjo, Sosiologi Pedesaan, Studi Perubahan Sosial, (UIN Malang Press,

2007), hlm. 29-30.

8

Page 20: Skripsi SOSIOLOGI

penduduk dalam suatu masyarakat akan mendorong perubahan sosial, karena

menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan pranata masyarakat.

Penemuan-penemuan baru yang diterapkan dan menyebar kesemua kawasan

dan lapisan masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial. Perubahan

sosial dalam hal ini ada beberapa tahapan yaitu tahap discovery, tahap

invention, tahap adopsi dan difusi.

Pada tahap discovery, berlangsung penemuan dari suatu unsur

kebudayaan yang baru, baik berupa alat maupun gagasan baru yang

diciptakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Apabila suatu penemuan baru

sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat, maka telah

memasuki tahap invention. Bila seorang individu mengakui, menerima dan

menerapkan suatu penemuan baru, maka disebut adopsi (proses memiliki).

Sedangkan apabila suatu penemuan baru menyebar ke berbagai kawasan dan

lapisan masyarakat, maka disebut difusi (proses menyebar).

Sedangkan beberapa faktor luar yang merupakan sumber perubahan

sosial adalah, faktor alam, dan faktor kebudayaan masyarakat lain. Misalnya,

bencana alam yang menimpa suatu masyarakat, maka mereka harus pindah ke

tempat lain. Di tempat yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan

keadaan lingkungan alam yang baru.

Hubungan yang intensif antar masyarakat yang berbeda

kebudayaannya juga mengakibatkan perubahan sosial. Apabila kontak

kebudayaannya bersifat langsung dan timbal-balik, maka pengaruhnya juga

cenderung timbal-balik. Proses penerimaan kebudayaan asing oleh

9

Page 21: Skripsi SOSIOLOGI

kebudayaan masyarakat tertentu disebut akulturasi. Karena ada keterkaitan

erat antara perubahan kebudayaan dengan perubahan sosial, maka akulturasi

juga mengakibatkan perubahan-perubahan sosial.10

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu pedoman bagi seorang peneliti

agar tidak menyimpang dari prosedur ilmiah, yang bertujuan agar hasil

penelitian memiliki bobot ilmiah yang tinggi. Pada dasarnya sebuah

penelitian sosial dilakukan untuk memahami berbagai hal yang berkaitan

dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat.11

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif, dan

berdasarkan jenisnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang

bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang, keadaan

sekarang dan suatu interaksi sosial, individu dan kelompok, serta lembaga

masyarakat.12

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang pergeseran pernikahan dari pesta muda-

mudi (nyambai muli-mekhanai) menjadi Resepsi dalam masyrakat Ranau.

Yaitu bertempat di Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah. Kab,

OKU Selatan. Prov, Sumatera Selatan. Perlu untuk dikaji mengingat

10 Ibid. hlm. 36.

11 Bagong Suyanto, dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana, 2005),

hlm. 165. 12 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :

Bumi Aksara, 1996), hlm. 5.

10

Page 22: Skripsi SOSIOLOGI

kebudayaan masyarakat setempat belakangan ini memang sudah

mengalami pergeseran bahkan perubahan. Selain itu juga mengingat

bahwa kebudayaan di Ranau belum begitu dikenal oleh masyarakat luar.

Adapun hal-hal yang mendorong pemilihan tema pergeseran

terhadap perayaan pernikahan menjadi sasaran penelitian karena, Pertama,

karena adat dan upacara pernikahan akan tetap ada dalam suatu

masyarakat yang berbudaya. Walaupun dalam batasan waktu dan ruang

akan mengalami perubahan-perubahan, ia akan terus merupakan unsur

budaya yang dihayati dari masa ke masa. Kedua, karena adat dan perayaan

pernikahan merupakan unsur budaya yang dihayati dari masa ke masa

yang didalamnya terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang sangat luas

dan kuat, mengatur dan mengarahkan tingkah laku setiap individu dalam

suatu masyarakat.

Ketiga, di dalam membina kesatuan bangsa, adat dan upacara

pernikahan memegang peranan penting. Terjadinya pernikahan antar suku

bangsa maupun daerah, akan mempercepat proses kesatuan bangsa dalam

wujud yang sempurna. Keempat, dalam membina keluarga yang bahagia

lahir dan batin perlu diketahui dan dihayati adat dan budaya pernikahan,

karena tidak sedikit keluarga yang retak, dan salah satu sebabnya adalah

tidak diketahui dan dihayati tentang nilai-nilai luhur dari tujuan berumah

tangga, sebagaimana dilukiskan pada simbol-simbol dan tata-krama dalam

adat dan budaya pernikahan.

11

Page 23: Skripsi SOSIOLOGI

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini di ambil dari masyarakat setempat. Karena

penelitian ini berkaitan dengan kebudayaan, maka yang paling utama yaitu

para Tetua Adat yaitu orang yang memegang tampuk kekuasaan dalam hal

adat-istiadat (Raja Adat), Orang yang berpengaruh terhadap orang di

sekelilingnya yaitu orang yang terpandang, Para pemuda dan pemudi yang

ada di daerah penelitian, serta para masyarakat setempat yang dianggap

perlu untuk kelengkapan data.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi

menjadi dua: ( 1 ) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung

adari objek yang akan diteliti, ( 2 ) Data Sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu.13

a. Data Primer

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh data

yang langsung, terdiri perincian tentang kegiatan, perilaku, tindakan

orang-orang, serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi

interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari

pengalaman manusia yang diamati.14

13 Opcit. hlm. 55. 14 Bagong Suyanto, dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta : Kencana, 2005),

hlm. 184.

12

Page 24: Skripsi SOSIOLOGI

2. Wawancara

Metode wawancara, merupakan suatu cara untuk

memperoleh data, namun berbeda dengan percakapan sehari-hari.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh keterangan , pendirian,

pendapat secara lisan dari seseorang (Responden ) dengan berbicara

langsung (Face to Face).15

Dalam metode ini, menggunakan

wawancara bebas, tidak berstruktur, karena dalam perosesnya tidak

terikat oleh sistematika daftar pertanyaan, melainkan lazimnya hanya

terarahkan oleh pedoman wawancaara saja, sehingga pewawancara

bisa secara bebas mengembangkan wawancaranya. Adapun orang

yang akan diwawancarai yaitu para Tetua Adat (Raja Adat), Orang

yang berpengaruh terhadap orang di sekelilingnya, Para pemuda dan

pemudi, serta para masyarakat setempat yang dianggap perlu.

Adapun daftar informan sebagai berikut:

No Nama Usia Jabatan di Kampung

1 Salamah 71 Sesepuh

2 Bahusi 65 Tokoh Adat

3 Anas Winardi 43 Tokoh Masyarakat

4 Syafrudin Fi’i 48 Tokoh Adat

5 Milwanto 65 Tokoh Masyarakat

6 Saylendra 37 Tokoh Masyarakat

15 Ibid. hlm. 69.

13

Page 25: Skripsi SOSIOLOGI

7 Bustan 34 Tokoh Masyarakat

8 Bahori 35 Tokoh Masyarakat

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

penelaahan terhadap dokumen tertulis. Dalam hal ini foto juga dapat

termasuk dalam dokumentasi, data yang diperoleh merupakan data yang

mendukung data primer yang diperoleh dilapangan.16

G. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi penelitian ini disusun dengan sistematika

pembahasan yang terdiri dari lima bab, adapun rinciannya sebagai berikut:

Bab pertama (Bab I), berisi tentang latar belakang masalah penelitian,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka

teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Dalam bab ini berisi

penjelasan tentang mengapa penelitian perlu dilakukan, kemudian juga

merupakan sebagai pijakan dan langkah awal untuk pembahasan selanjutnya.

Bab kedua (Bab II), berisi tentang gambaran umum letak geografis

lokasi penelitian, sejarah asal mulanya masyarakat Ranau khususnya tentang

budaya kearifan lokal.

Bab ketiga (Bab III), dalam bab ini akan membahas tentang gambaran

sosial dan budaya yang ada pada masyarakat Ranau. Mulai dari

16 Nasution, Metode Research Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 106.

14

Page 26: Skripsi SOSIOLOGI

kemunculannya hingga perkembangan sampai sekarang. Serta membahas

tentang pergeseran perayaan pernikahan dan perubahan yang terjadi.

Bab empat (Bab IV), Merupakan pembahasan dari hasil penelitian.

Bab lima (Bab V) merupakan penutup, yang berisi tentang kesimpulan

hasil penelitian dan saran-saran dari keseluruhan pembahasan skripsi.

15

Page 27: Skripsi SOSIOLOGI

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Daerah Penelitian

Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah berada di daerah

administrasi Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Dengan

rincian perbatasan sebagai berikut; sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Buay Rawas, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan

Warkuk Ranau Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan buay

sandang Aji, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banding

Agung. Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah memiliki luas

wilayah 35,320 km2.17

Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah adalah pemekaran

dari kecamatan banding agung ranau. Yang dibagi menjadi empat kecamatan,

yaitu:

Kec. Banding Agung, dengan Ibu Kota banding agung

Kec. Mekakau Ilir, dengan Ibu Kota Teluk agung

Kec. Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, dengan Ibu Kota Simpang Sender

Kec. Warkuk Ranau Selatan, dengan Ibu Kota Kota Batu

Penamaan suatu tempat seperti Kecamatan, Desa, maupun Kampung

didasari oleh sejarah daripada tempat tersebut. Misalnya kecamatan Buay

Pematang Ribu Ranau Tengah diambil dari nama marga “Buay Pematang

17Data dari kantor kecamatan, diambil tanggal 13 april 2011 jam 10:00 WIB.

16

Page 28: Skripsi SOSIOLOGI

Ribu” sedangkan ranau tengah diambil dari letak secara geografis, karena

berada diwilayah bagian tengah.

Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah terdiri dari 22 desa :

1. Desa Simpang sender

2. Desa Tanjung Kemala

3. Desa Suka marga

4. Desa Way Relay

5. Desa Subik

6. Desa Jepara

7. Desa Hangkusa

8. Desa Sukarami

9. Desa Simpang sender timur

10. Desa Simpang Sender Tengah

11. Desa Simpang Sender Utara

12. Desa Simpang Sender Selatan

13. Desa Sumber Mulia

14. Desa Sumber Jaya

15. Desa Tanjung Baru

16. Desa Tanjung Setia

17. Desa Gedung Baru

18. Desa Padang Ratu

19. Desa Sukabumi

20. Desa Tanjung Sari

17

Page 29: Skripsi SOSIOLOGI

21. Desa Pakhda Suka

22. Desa Serumpum Jaya18

Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah kurang lebih berjarak

52 km dari ibukota kabupaten ke arah selatan, dan berjarak kurang lebih 320

km dari ibukota provinsi Sumatera Selatan. lokasi ini berada di antara bukit

barisan yang memanjang dari lampung barat sampai ke bengkulu, dimana

dibagian selatannya terdapat Danau Ranau yang merupakan sebuah objek

wisata.

Untuk sampai ke lokasi dapat ditempuh dengan barbagai macam

kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Jika dari ibukota provinsi

waktu tempuhnya mencapai 7 jam, sedangkan dari ibukota kabupaten kurang

lebih 2 jam perjalanan. Kendaraan umum yang melalui jalur ini diantaranya

bus dan angkot serta treavel mini bus. Karena letak kecamatan Buay

Pematang Ribu Ranau Tengah merupakan lokasi yang letaknya strategis,

maka perjalanan pun tidak begitu susah dan repot, karena banyak kendaraan

yang melalui daerah ini.

B. Sejarah Asal Penduduk Marga Ranau

Lembah Ranau didiami oleh bangsa Melayu Lampung yang menurut

buku jiwa pada saat itu sebanyal 7.135 orang, selebihnya adalah orang

18 Ibid.

18

Page 30: Skripsi SOSIOLOGI

tumpang.19

Dahulu kala menurut cerita orang tua-tua desa, kira-kira di abad

15 Masehi yang mendiami lembah ini bukannya penduduk asli yang sekarang

kita dapati, melainkan orang Bangsa Abung. Setelah kedatangan nenek

moyang penduduk Ranau sekarang, terutama sekali puyangnya Pangeran

Amrah Moeslim Pasirah Marga Ranau pada saat itu, maka penduduk Bangsa

Abung bertambah lama bertambah terdesak hingga akhirnya kalah dalam

suatu peperangan dengan puyang Pangeran Amrah Moeslimin tersebut. Orang

Abung yang masih hidup dalam peperangan itu melarikan diri ke Lampung

dan tinggal menetap disana, hingga anak cucu dari orang Abung itu di

Lampung sekarang masih banyak didapati.20

Adapun asalnya penduduk asli dari lembah ini yang masih ada

sekarang terbesar sekali datangnya dari Sekala Brak yaitu dari satu bagian

(streek) yang sekarang masuk bagian Onderafdeeling Krui Keresidenan

Bengkulu. Penduduk asli dari tanah ranau ini terbagi dari 5 keturunan

dikarenakan masing-masing keturunan datangnya dari Sekala Brak bukan

bersama-sama, melainkan secara berurutan, yaitu:

Yang terutama sekali dari 5 keturunan ini yang datang mendiami

Tanah Ranau ialah puyang dari Pangeran Amrah Moeslimin Pesirah Ranau

itu bernama Pangeran Singajuru. Beliau datang ke tanah Ranau kira-kira di

abad 15 Masehi dan menetap sampai wafat di Dusun Kotabumi (sekarang

tidak ada lagi) tetapi letaknya kira-kira disebelah Barat Dusun Sukajaya,

19 Sebuah buku berupa tulisan Monographi Marga Ranau Serta Silsilah Keturunan Lurus

Pangeran Singajuru, disalin sesuai dengan aslinya oleh Mohamad Renaldi Zulkarnain yang bergelar Suntan Singajuru II, (Ranau, 2004), hlm. 1.

20 Ibid.

19

Page 31: Skripsi SOSIOLOGI

sampai sekarang makam beliau masih terdapat disana. Pada waktu itu tanah

Ranau telah didiami oleh Bangsa Abung dan selanjutnya mereka menaklukan

diri kepada Pangeran Singajuru berdasarkan perjanjian. Perjanjian itu

menurut cerita orang tua-tua adalah sebagai berikut :

Dahulukala sebelum Puyang Pangeran Siangajuru datang ke Ranau

ini, di lembah ini tumbuh pohon kayu Ara yang luar biasa besar dan

tingginya, menurut cerita pohon ini lebih tinggi dari Gunung Seminung. Di

puncak pohon ini berdiam dua ekor burung Garuda yang selalu saja mengusik

ternak peliharaan orang-orang Abung yang tinggal di lembah ini. Sudah

bertahun-tahun dicari akal oleh orang Abung untuk membunuh burung

Garuda itu tetapi sia-sia belaka.

Waktu Pangeran Singajuru datang dan berdiam disini, maka orang

tua-tua dan kepala-kepala dari bangsa Abung pergi menghadap beliau minta

ikhtiar dan nasehat bagaimana caranya untuk membunuh burung Garuda itu.

Dijawab Pangeran Singajuru, bahwa kalau akan dibunuh tentu agak sukar

tetapi kalau akan diusir saja barangkali ada jalannya. Maka dijawab orang-

orang Abung, bahwa meskipun tidak bisa dibunuh diusir saja jadi juga, asal

burung ini jangan lagi tinggal dalam lembah ini. Mereka juga bermufakat

untuk menaklukan diri kepada Pangeran Singajuru asal burung itu enyah dari

lembah ini.

Maka mulailah Pangeran Singajuru menyuruh anak buahnya

menebang kayu Ara itu sampai roboh. Menurut cerita untuk merobohkan

pohon itu memerlukan waktu selama tiga bulan. Setelah pohon itu roboh 2

20

Page 32: Skripsi SOSIOLOGI

ekor burung garuda itu pergi entah kemana dan tidak kembali lagi. Dari

pohon yang tumbang itu keluarlah air yang mengalir kedalam Danau Ranau,

sehingga danau yang waktu itu hanya berupa sebuah Tebat (kolam ikan) saja

berubah menjadi danau yang besar. Tempat pohon Kayu Ara itu dahulu

berdiri di dekat Dusun Padang Tua, sampai sekarang masih didapatkan

akarnya yang keras seperti besi. Dahulu banyak orang mengambil akar ini

untuk digunakan sebagi campuran membuat keris atau sewar dan lain-lain

agar senjata itu berbisa. Oleh karena burung Garuda itu pergi, maka Orang-

orang abung itu menaklukan diri kepada Pangeran Singajuru sesuai dengan

kesepakatannya.

Tetapi orang Abung ini di zaman anaknya Pangeran Singajuru

bernama Depati Kembang Mibor, melawan tidak mau lagi dibawah perintah

keturunanya Pangeran Singajuru. Maka terjadilah peperangan dan orang-

orang Abung kalah serta melarikan diri pergi ke Lampung. Demikianlah sejak

orang-orang Abung lari meninggalkan lembah tanah Ranau ini maka seluruh

lembah ini menjadi urusan anak cucu dari Pangeran Singajuru.

Kira-kira setelah dua abad orang-orang Abung meninggalkan lembah

ini, yaitu pada masa anak cucu Pangeran Singajuru bernama Pangeran

Wiratoha (Ratu Sebihor), datang pula seorang bangsawan dari Sekala Brak

bernama Umpu Sejadi bersama pengiringnya pergi mendiami lembah ini.

Mula-mula Umpu Sejadi serta pengiringnya itu menumpang bercocok tanam

saja dan akhirnya oleh karena kebaikan Pangeran Wiratoha maka Umpu

Sejadi dikasih tanah didaerah Batu Gejumbun ke Batu Matatahun dan dari

21

Page 33: Skripsi SOSIOLOGI

Batatahun ke ilir mengikuti Wala sampai ke Muara Way Talanai. Dari sana

mudik mengikuti air Telanai sampai di Telaga Balak dan dari sini turun lagi

ke Danau Ranau melalui Pelatasan Batu Gejumbun itu tadi. Tanah yang

diserahkan oleh Pangeran Wiratoha ini pada Umpu Sejadi ialah yang menjadi

tanah Marga Banding Agung. Penerus Keturunan Umpu Sejadi sekarang ialah

dari Keluarga Jenusin Gelar Batin Purbasa dan Keluarga Mangkuraja di

dusun Banding Agung.21

Di zaman Pangeran Natakesuma Tuha anak dari Pangeran Wiratoha,

datang dari Sekala Brak Sukau (Krui) bernama Penjurit (Prajurit) Sawangan,

beliau diberikan tanah dari Hamara Way Warkuk Anak, naik ke Pematang

Durian Helau, dari sini terus ke Way Pandok lalu kehilir mengikuti Wa y

Warkok kembali ke Hamara Way Warkok Anak. Prajurit Sawangan tinggal

didusun Kutaseri (dusun ini sekarang tidak ada lagi) letaknya kira-kira

disebelah atas sawah Dusun Pagar Dewa. Zuriat dari Prajurit Sawangan ialah

Depati Mahalatin dan H. Mustapa di Dusun Pagar Dewa.

Di zaman Pangeran Natakesuma Muda anak dari Pangeran Pangeran

Natakesuma Tua, datang pula dari kembahang (krui) Depati Unang beserta

pengiringnya. Mereka diberi tanah sebagian dari Hamara Way Warkuk Anak,

naik ke Pematang Durian Helau, belok kesebelah utara ke Pematang Rangla,

lalu turun ke Way Handak menuju Kekaur Tebak sampai ke Danau Ranau,

dari sini menyusuri Danau Ranau mendapatkan Hamara Way Warkuk terus

mudik mendapatkan Hamara Way Warkuk Anak. Daerah yang diberikan ini

21 Ibid, hlm. 3.

22

Page 34: Skripsi SOSIOLOGI

sekarang menjadi Dusun Tanjung Jati sedangkan Zuriat dari Depati Unang

ialah H. Syarief di Dusun Tanjung Jati.

Dimasa Pangeran Mangkiuda Tuha anak dari Puyang Pangeran

Natakesuma muda, datang pula dari Sekala Brak bernama Pangeran Liang

Ratu berserta pengiringnya. Mereka diberi tanah sebagian dari Way Warkuk

sampai ke Pering Kujir. Saking senangnya mendapatkan pemberian tanah ini

Pangeran Liang Ratu memotong seekor kerbau di Hamara Unga-unga dan

melepaskan tembakan meriam sebagai tanda kehormatan kepada Pangeran

Mangiuda Tuha. Zuriat dari Paneran Liang Ratu ialah Tjek Agus di Dusun

Kota Batu.

Kalau melihat dari keterangan diatas bahwa lembah tanah Ranau yang

dahulunya merupakan satu wilayah, kemudian dibagi-bagi menjadi 5 (lima)

wilayah, masing-masing wilayah tersebut dikepalai oleh seorang Pangeran of

Adipati. Kira-kira 50-100 tahun sebelum Bendera Belanda berkibar disini, di

Tanah Ranau terdapat 5 (lima) buah marga, yaitu:

1. Marga Pematang (Batang) Ribu, dikepalai oleh anak cucu Pangeran

Singajuru yaitu Pangeran Amrah Moeslimin, Pesirah Ranau saat itu.

Wilayahya meliputi Dusun Jepara, Dusun Subik, Dusun Sukamarga, Dusun

Sukaraja, Dusun Lengkusa, Dusun Sukarami, Dusun Gedung dan Dusun

Tanjung Sari. Selain itu, Dusun Padang Ratu dan Dusun Pilla yang dikepalai

keturunan Depati Alam Padang juga bergabung ke Dusun Jepara.

2. Marga Banding Agung, dikepalai oleh anak cucu Umpu Sejadi, yaitu

Batin Purbasa di Dusun Banding Agung. Wilayahnya meliputi Dusun

23

Page 35: Skripsi SOSIOLOGI

Banding Agung, Dusun Surabaya, Dusun Sugihwaras, Dusun Sukanegeri, dan

Dusun Ranau Nipis yang berasal dari Semendo.

3. Dusun Tanjung Jati, dikepalai oleh anak cucu Depati Unang, yaitu haji

Syarief di Dusun Tanjung Jati, wilayahnya Dusun Tanjung Jati dan

sekitarnya.

4. Dusun Pagar Dewa, dikepalai oleh anak cucu Prajurit Sawangan, yaitu

Depati Mahalatin dan Haji Mustopa. Wilayahnya adalah Dusun Pagar Dewa

dan Dusun Sukajaya.

5. Dusun Kotabatu, dikepalai oleh anak cucu Pangeran Liang Ratu, yaitu

Tjek Agus di Dusun Kotabatu dan sekitarnya.

Sesudah kira-kira 50-60 tahun Bendera Belanda berkibar di lembah

Tanah Ranau ini, maka atas peraturan Kanjeng Gouvernement maka Dusun

Tanjung Jati, Pagar Dewa dan Kotabatu yang dahulunya berdiri sendiri serta

tiap-tiap bagian diperintah oleh seorang pesirah; maka digabung menjadi satu

marga saja dan dinamai Marga Warkuk pasirahnya ialah mula-mula dari

keturunan Depati Unang di dusun Tanjung Jati sesudah berhenti diganti dari

keturunan Prajurit Sawangan di dusun Pagar Dewa dan terakhir keturunan

Pangeran Liang Ratu dusun Kotabatu, yaitu Depati Jakidin. Sesudah beliau

ini berhenti pada tahun 1908, maka warkuk di gabung kedalam Marga batang

Ribu serta Marga dimatikan.

Satu tahun kemudian yaitu pada tahun 1909, sesudah Depati Lanang

Dusun Banding Agung, maka Banding Agung digabungkan lagi kepada

Marga Batang Ribu. Oleh karena penggabungan ini maka nama ketiga buah

24

Page 36: Skripsi SOSIOLOGI

marga tadi dihapuskan dan dinamakan Marga Ranau sehingga sampai

sekarang.22

C. Penduduk dan Mata Pencaharian

Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah terdiri atas 22 desa.

Menurut laporan pendataan kependudukan bulan Maret 2011 terdapat 33.752

jiwa dengan rincian sebagai berikut; laki-laki berjumlah 16.768 jiwa,

sedangkan perempuan berjumlah 16.876 jiwa.23

Penduduk kecamatan Buay

Pematang Ribu Ranau Tengah menganut agama Islam, maka di kecamatan

Buay Pematang Ribu Ranau Tengah di setiap desanya memiliki

masjid/musholla tempat peribadatan. Dimana dalam tempat peribadatan

tersebut kehidupan beragama masyarakat dibina dari pengajian harian,

khotbah jum’at, sampai pada pengajiaan-pengajian dalam rangka

memperingati hari besar islam, seperti acara muludan. Kehidupan

masyarakatnya pun masih sangat kental dengan adat istiadat dan religius, hal

tersebut dapat dilihat dari pergaulan dan cara berpakaian masyarakat yang

masih memakai pakaian adat dalam kehidupan sehari-harinya.

Tentang usaha penduduk tanah Ranau dari dahulu hanya bersawah dan

berladang serta berkebun tembakau, hasil sawah dan ladang ini untuk

dimakan sendiri, sedangkan pendapatan Tembakau dijual keluar marga

hingga dibawa ke Bengkulu, Palembang dan bahkan sampai ke Teluk Betung.

22 Ibid. hlm. 4. 23 Data dari kantor kecamatan, diambil tanggal 13 april 2011 jam 10:00 WIB.

25

Page 37: Skripsi SOSIOLOGI

Oleh karena luasnya perdagangan Tembakau Ranau pada waktu itu maka

namanya tersohor kemana-mana.

Tetapi lama-kelamaan selain dari tiga macam pencaharian masyarakat

Ranau, maka timbul pula satu jenis mata pencaharian yaitu berkebun kopi

padang. Permulaannya yaitu pada tahun 1890 tetapi setelah kira-kira 20 tahun

diganti dengan kopi Robusta yang bertahan sampai sekarang. Sejak penduduk

Ranau berkebun kopi Robusta, maka lama kelamaan berkurang yang

berkebun tembakau, disebabkan telah berkurangnya lahan karena telah

terpakai untuk berkebun kopi.

Hampir setiap kepala rumah tangga mempunyai lahan kurang lebih 4

hektar serta mempunyai sawah. Maka masyarakatnyapun selalu mengurus

dan menanami lahan serta sawah mereka untuk dijadikan sebagai mata

pencaharian mereka. Hampir setiap penduduk memiliki pekerjaan karena baik

para pemuda dan orang tua sangat giat untuk berusaha dan bekerja sesuai

dengan porsi mereka masing-masing, sehingga di kecamatan Buay Pematang

Ribu Ranau Tengah sangat jarang dijumpai orang yang pengangguran.

D. Kehidupan Sosial Budaya

1. Kondisi sosial

Sesuai dengan kodratnya manusia diciptakan sebagai makhluk

sosial, karena kehidupan manusia tidak terpikirkan di luar masyarakat.

Individu-individu tidak bisa hidup dalam keterpencilan selama-lamanya.

Untuk bertahan hidup sebagaimana mestinya, setiap orang membutuhkan

26

Page 38: Skripsi SOSIOLOGI

orang lain. Maka dari saling ketergantungan tersebut, kemudian

terbentuklah suatu masyarakat.24

Aktifitas mobilisasi penduduk di daerah kecamatan Buay Pematang

Ribu Ranau Tengah menuju daerah lainnya khususnya ibu kota kabupaten

berjalan dengan lancar, seiring dengan adanya keperluan masyarakat yang

mengikat seperti pekerjaan, perdagangan ataupun hubungan dengan sanak

keluarga yang berjauhan.

Walaupun lokasi tempat tinggal masyarakat yang agak berjauhan

dari Ibu Kota Kabupaten maupun ibu kota provinsi, namun tidak

menyebabkan keterisolasian. Baik itu dari cara berpakaian, perabotan

rumah, arsitektur rumah dan cara masyarakat memandang masa depan

yang sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah yang lebih jauh seiring

dengan perkembangan zaman.

Masyarakat pedesaan khususnya di kecamatan Buay Pematang

Ribu Ranau Tengah masih memiliki kehidupan yang religius, walaupun

sekarang ini telah memasuki zaman yang sangat maju, namun perilaku

negatif separti mabuk2an, narkotik, serta obat2 terlarang sampai saat ini

masih sangat jarang ditemukan pada masyarakat. Hal ini tentunya tidak

terlepas dari para tokoh masyarakat yang religius karena selalu

mengayomi masyarakat sekitarnya. Para masyarakat masih sangat patuh

terhadap nasehat para leluhurnya, serta harus menjaga adat dan agama.

24 Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial, Sketsa Penilaian, Perbandingan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 3.

27

Page 39: Skripsi SOSIOLOGI

Maka dari sinilah muara kehidupan masyarakat berawal untuk senantiasa

memiliki perilaku sopan santun, ramah, dan berakhlak mulia.

Bagi masyarakat Ranau, upacara perayaan pernikahan merupakan

sebuah sarana untuk melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) dan

mempererat hubungan antara sesama individu maupun masyarakat. Oleh

karena itu, baik individu dan masyarakat selalu berusaha untuk

memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat disekitarnya. Wujud

dari adanya interaksi pada saat pengunjung dan sanak keluarga yang

mendatangi acara perayaan pernikahan tersebut. Pada saat berdatangan,

banyak diantara mereka yang masih belum saling mengenal. Agar mereka

saling mengenal maka mereka melakukan interaksi sosial, dapat dikatakan

bahwa mereka saling menyapa dan lain sebagainya. Dalam kondisi yang

demikian, sudah barang tentu akan terjadi suatu interaksi. Perayaan

pernikahan yang diselenggarakan masyarakat ranau mengandung nilai

kerja sama dan gotong royong dan rasa rela kerena masyarakat yakin

bahwa aktifitas itu bermanfaat bagi keluarganya. Manfaat tersebut dapat

dirasakan melalui ketenangan dan kebahagiaan hidup dalam keluarga

setelah melakukan kerja sama dengan warga masyarakat.

Selain itu, yang dapat membuktikan rasa sosial yang tinggi adalah

adanya berbagai macam kegiatan serta organisasi sosial yang berupa

karang taruna, PKK, Posyandu, dan masih banyak lagi yang sosial dan

sosial non formal.

28

Page 40: Skripsi SOSIOLOGI

2. Kondisi budaya

Bangsa indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari

berbagai suku bangsa. Aneka ragam kebudayaan telah berkembang di

seluruh penjuru indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

berbagai macam kebudayaan, hal ini dapat dilihat dari keberadaan

kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat.

Perayaan pernikahan yang dilakukan masyarakat Ranau merupakan

salah satu dari sekian banyak bentuk pernyataan kebudayaan yang hidup

dan berkembang di bumi Indonesia. Acara perayaan pernikahan ini masih

tetap ada dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat, walaupun telah

mengalami perubahan.

Budaya acara perayaan pernikahan yang sudah merupakan adat-

istiadat masyarakat Ranau ini terwujud dalam perilaku kehidupan

bermasyarakat yang diekspresikan dalam prinsip-prisip hidup rukun dan

saling menghormati. Dengan prinsip hidup rukun dan saling menghormati

diharapkan dapat tercipta suatu kondisi masyarakat yang selaras, tenang,

tenteram, tanpa adanya perselisihan dan pertentangan, bersatu dan

bermaksud untuk saling membantu.

Pelestarian budaya perayaan pernikahan selain untuk menunjang

kepariwisataan juga untuk menarik para pengunjung yang berdatangan

dari luar daerah. Selain mereka menghadiri acara pernikahan, mereka juga

datang untuk menikmati keindahan alam serta Danau Ranau yang dihiasi

oleh gunung Seminung.

29

Page 41: Skripsi SOSIOLOGI

Meskipun masyarakat Ranau telah beragama islam, namun masih

mempunyuai dan melakukan kepercayaan tentang adanya roh atau arwah

nenek moyang dan kekuatan gha’ib. Berkenaan dengan kepercayaan

tersebut mereka melakukan aktifitas spiritual, seperti halnya keselamatan

(tolak balak), dan upacara-upacara adat atau tradisional.

E. Keagamaan

Agama sangat penting keberadaannya karena agama merupakan

pedoman hidup bagi penganutnya dan sebagai penolong di kala manusia

mengalami tekanan batin dan ketidakpastian.25

Maka agama sangat penting

peranannya dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-

hari.

Tentang hal agama apa yang dipakai oleh penduduk ranau ini,

sebelumnya agama islam, maka tidak dapat diterangkan dengan jelas, lantaran

tidak didapati tambo-tambo ataupun dari riwayat-riwayat orang tua tentang

hal itu. Hanya yang diketahui sekarang bahwa mereka mereka dahulu

bukanlah menyembah berhala ataupun menyembah patung serta gereja yang

bisa menunjukkan pada kita tentang agama apa yang dipeluk mereka dahulu.

Menurut taksiran memang dari dahulu yaitu pada zaman Pangeran Singajuru,

penduduk ranau sudah menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan memakai

ajaran agamanya yang bersendikan adat.

25 Thomas F. Odea, Sosiologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 29.

30

Page 42: Skripsi SOSIOLOGI

Namun yang hanya bisa diterangkan, bahwa yang mula-mula sekali

membawa agama islam kelembah Ranau kira-kira 200 tahuin silam adalah

seorang yang berasal dari Arab, beliau inilah yang mula-mula menyiarkan

ajaran Agama Islam di Ranau. Menurut kabar beliau dimakamkan di Dusun

Negeri Sakti Marga Semendawai Suku Dua (Komering Ulu). Sesudah beliau

ini, kurang lebih 100 tahun lamanya tidak ada lagi orang lain yang datang

mengajarkan Agama Islam.

Kemudian di awal bendera Belanda berkibar di tanah Ranau,

datanglah seorang Haji Saman Kampung Sayangan Darat Palembang

mengajarkan agama Islam. Sesudah itu tidak berhentinya para kiyai-kiyai

yang berdatangan ke Ranau untuk mengajarkan ajaran Islam. Adapun

diantaranya kiyai yang tersohor adalah Kiyai Masagoes Adji Abdoelhamid

Kampung Muara Ogan Palembang yang dimakamkan di Masjid Muara Ogan

Palembang, yang sekarang disebut orang Palembang Keramat Muara Ogan.

Oleh karena itu, maka sampai sekarang penduduk Ranau semuanya memeluk

Agama Islam.26

F. Bahasa

Bahasa yang dipakai masyarakat Ranau yaitu bahasa Lampung.

Seperti yang terdapat pada daerah lain, maka di Ranaupun ada juga terdapat

tentang hal bahasa yang halus dalam hal tutur menutur. Umpamanya kalau si-

26 Sebuah buku berupa tulisan Monographi Marga Ranau Serta Silsilah Keturunan Lurus

Pangeran Singajuru, disalin sesuai dengan aslinya oleh Mohamad Renaldi Zulkarnain yang bergelar Suntan Singajuru II, (Ranau, 2004), hlm. 23.

31

Page 43: Skripsi SOSIOLOGI

A menyebut “kamu” pada si-B, tetapi si-B lebih tinggi pangkatnya atau

umurnya, maka si-A harus memanggil pada si-B “paskam” artinya kamu, dan

si-A memanggil dirinya sendiri “sekindua” artinya saya. Dalam hal itu maka

si-A bertutur pada si-B disebabkan samas derajatnya atau karena oleh hal

yang lain, maka si-A memakai panggilan pada si-B seperti biasan,

umpamanya “niku” artinya kamu, dan “nyak” artinya saya.

Lain dari ini adapula yang lain, tetapi tidak perlu diterangkan secara

rinci. Hanya yang harus ita ketahui bahwa di ranau tentang hal adat dan

peribahasa dipakai dua macam yaitu: satu macam adat peribahasa yang

dipakai masyarakat sebagai suatu kebiasaan antara satu sama lainnya, dan

adapula adat bahasa yang dipakai oleh masyarakat yang rendahan terhadap

mereka yang dipandang lebih tinggi dan mulia diantara mereka. Jadi, nyata

bahwa masyarakat Ranau ini dari dahulunya tidak berdiri sendiri dan

bahasanya yang masih dipakai adalah Bahasa Lampung.27

27 Ibid. hlm. 22.

32

Page 44: Skripsi SOSIOLOGI

BAB III

PROSESI PERAYAAN PERNIKAHAN

A. Nyambai Muli-Mekhanai

Prosesi acara perayaan pernikahan adalah suatu hal yang sudah sejak

lama dilakukan dan hidup pada setiap suku bangsa atau masyarakat tertentu

dari masa-kemasa yang tetap dipertahankan keberadaannya (turun temurun).

Masyarakat ranau masih memiliki bentuk peninggalan kebudayaan dan adat

yang sampai saat ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat yaitu prosesi

acara perayaan pernikahan.

Sejarah dan asal usul acara perayaan pernikahan Nyambai Muli-

Mekhanai yang dilakukan oleh masyarakat ranau menurut keterangan dari

para tetua adat, sampai saat ini belum bisa dipastikan kapan pertama kali

dilakukan. Karena belum terdapat petunjuk dan keterangan yang pasti akan

keberadaannya dahulu. Masyarakat setempat hanya melakukan perayaan

pernikahan karena hal tersebut adalah sebuah tradisi syukuran yang dilakukan

mereka sebagai rasa syukur kepada Allah sekaligus menyatakan bahwa

mereka memiliki peninggalan budaya yang telah sejak lama mereka lakukan

pada setiap orang yang akan memasuki bahtera rumah tangga.

Nyambai Muli-Mekhanai adalah suatu prosesi acara yang dilakukan

masyarakat ranau, hal ini berkaitan dengan perayaan pernikahan. Istilah

Nyambai Muli-Mekhanai dapat diartikan sebagai malam pesta pemuda dan

pemudi dalam rangka memeriahkan acara perayaan pernikahan serata rasa

33

Page 45: Skripsi SOSIOLOGI

bahagia yang ditujukan kepada orang yang memiliki acara tersebut (tuan

rumah).

B. Tujuan Pelaksanaan Perayaan

Pelaksanaan perayaan pernikahan ini mempunyai tujuan sebagai

berikut:

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt, karena telah

menyampaikan jodoh bagi pengantin yang menikah dan telah memberikan

segalanya kepada mereka, baik itu rizki dan jodoh, serta ketenteraman,

kedamaian dan lain sebagainya.

Tujuan diadakannya acara tersebut adalah agar

supaya sanak keluarga dan kerabat mengetahui baik yang

jauh maupun dekat tentang kabar bahwa keluarga mereka

telah mendapatkan jodoh.28

Karena hal ini bersifat turun temurun dan kebiasaan maka sangat

dianggap hinalah di muka masyarakat jika tidak mengadakan acara perayaan

tersebut. Maka dari itu setiap masyarakat yang telah mengalami masa

pernikahan, harus mengadakan perayaan baik itu bersifat acara besar-besaran

maupun hanya sekedar acara kecil saja. Dengan demikian mereka juga telah

dianggap menghormati warisan budaya yang ditinggalkan oleh para leluhur

sajak lama.

28 Wawancara dengan Ibu Salamah (71 tahun), sesepuh adat marga ranau, tanggal 15 April 2011, Jam 15:30 WIB.

34

Page 46: Skripsi SOSIOLOGI

Acara perayaan pernikahan ini juga merupakan suatu wahana dan

budaya bangsa dalam bidang pariwisata, karena hal tersebut dapat

mencerminkan budaya daerah setempat. Khususnya bagi warga daerah

setempat menambah dan memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan mereka

dan tidak melupakan kebiasaan yang telah dirintis oleh para leluhur

pendahulunya. Serta juga dapat menjaga kegotongroyongan dan rasa

persatuan masyarakat Ranau.

C. Waktu dan Tempat

Waktu dari pelaksanaan perayaan pernikahan tentang malam Nyambai

Muli-Mekhanai dilakukan tergantung dari kesepakatan keluarga yang

bersangkutan. Hal yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan kerabat

dan keluarga dekat untuk membicarakan kapan akan dilakukan acara tersebut,

dalam pertemuan ini maka akan mendapatkan kesimpulan tentang waktu

diadakannya perayaan tersebut.

“Tempat pelaksanaanya berkediaman di rumah yang

bersangkutan (yang memiliki hajat)”.29

Di rumah inilah berbagai persiapan yang dilakukan para keluarga yang

bersangkutan untuk melaksanakan perayaan, mulai dari hari pertama sampai

pada akhir dari acara perayaan. Para keluarga besar memiliki tugas yang

29 Wawancara dengan Bapak Bahusi (65 tahun), tokoh adat marga ranau. tanggal 15 April 2011, Jam 09:00 WIB.

35

Page 47: Skripsi SOSIOLOGI

sangat penting, yaitu mulai dari pekerjaan yang dilakukan sampai pada

puncak acaranya.

D. Kegiatan Perayaan

Adapun kegiatan rangkaian perayaan pernikahan pada masyarakat

Ranau sebagai berikut:

1. Konsep Acara Nyambai Muli-Mekhanai Sebelum Adanya Pergeseran

Dalam proses perayaan nyambai, hal pertama yang dilakukan

adalah persiapan antara lain menyebarkan undangan kepada para muda

mudi kampung lain. Undangan ini biasanya disebarkan 2 hari menjelang

acara perayaannya. Dan pada saat malam nyambainya, para muda-mudi

pihak panitia melakukan penjemputan menggunakan transfortasi yang

telah disiapkan, hal tersebut dilakukan karena mengingat lokasi para

muda-nmudi dari kampung yang jaraknya jauh, sehingga memungkinkan

mereka untuk hadir dalam acara nyambai tersebut.

Pada malam perayaan tersebut jika para undangan muda-mudi telah

berkumpul semua, maka pihak muda mudi baya akan membuka acara yang

berintikan ajakan dan himbauan kepada para undangan untuk bersama-

sama memeriahkan malam Nyambai Muli-Mekhanai. Diharapkan juga

agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar serta tidak ada

keributan yang timbul disebabkan oleh para kerabat undangan yang hadir

tersebut.

36

Page 48: Skripsi SOSIOLOGI

Para muda-mudi duduk berhadapan beralaskan tikar yang

telah disediakan oleh pihak tuan rumah. Di tengah terdapat meja

yang berisikan sebuah talam yang memuat perlengkapan berupa

Kopiah, Sarung Tajung, Seperangkat perlengkapan pakaian wanita

beserta alat kecantikan. Hal tersebut merupakan sebuah simbol dari

perayaan malam Nyambai Muli-Mekhanai tersebut. Adapun

maknanya adalah bahwa perlengkapan tersebut merupakan pakaian

yang haarus dikenakan oleh para undangan. Dalam acara tersebut

Para pemuda diharuskan untuk memakai kopiah dan sarung tajung

gantung sebatas lutut, sedangkan para pemudinya menggunakan

kebaya dan sarung sebatas mata kaki. Hal tersebut merupakan

sebuah aturan adat, karena jika tidak berpakaian demikian, maka

para pemuda-pemudi tidak bisa masuk dan mengikuti acara malam

Nyambai tersebut. Jadi pakaian seperti itu merupakan sebuah

kaharusan bagi para muda-mudi yang hadir dalam perayaan malam

Nyambai.

Pembukaan acara dimulai dengan tarian yang dibawakan

oleh pihak muda-mudi tuan rumah. Adapun jenis tariannya yaitu

Tari Dana yang dibawakan oleh para pemuda, yang berisikan

pesan berupa pantun yang ditujukan pada para muda-mudi

undangan yang hadir. Kemudian dilanjutkan oleh taran yang

dibawakan oleh para pemudi yang berisikan pantun balasan untuk

tarian pertama tersebut.

Selanjutnya yaitu tarian pembuka kedua yang dibawakan

oleh para muda-mudi secara bersamaan untuk memulai acara.

Selanjutnya diteruskan bagi para undangan muda-mudi yang telah

hadir untuk membawakan tarian ataupun pantun, dimana muda-

mudi undangan dipanggil secara bergantian sesuai dengan

ketetapan yang telah dibuat oleh muda-mudi pihak tuan rumah.30

Pada malam Nyambai ini juga merupakan sarana bagi para muda-

mudi yang belum saling mengenal untuk berupaya agar supaya mereka

berkomunikasi sehingga nantinya akan saling mengenal antara nsatu

dengan yang lainnya. Biasanya mereka saling menyapa dan berpantun

secara bersahutan, dari perkenalan inilah biasanya nantinya mereka akan

akrab dan tidak sedikit dari mereka yang menjalin hubungan yang baik

bahkan sampai menjadi suami-istri.

30 Wawancara dengan Ibu Salamah (71 tahun), Sesepuh Marga Ranau, tanggal 15

April 2011, jam 09:WIB.

37

Page 49: Skripsi SOSIOLOGI

Para muda-mudi pihak panitia menyiapkan makanan kecil dan

minuman untuk menjamu para muda-mudi undangan sebagai tanda bahwa

mereka ikut bersuka cita atas adanya perayaan nyambai muli-mekhanai

tersebut. Adapun makan yang di sediakan yaitu; Selimpok, yaitu makanan

khas yang terbuat dari pisang dicampur dengan gandum kenudian dimasak

hingga matang. Buwak Gabus, yaitu makanan yang terbuat dari telor

dicampur dengan gandum dan di oven hingga matang. Rengginang, yaitu

makanan yang terbuat dari ketan yang direbus terus dibuat bundar pipih

kemudian dijemur dan di goreng.

Jamuan tersebut biasanya disajikan pada saat acara belum dimulai,

bertepatan pada waktu undangan baru berdatangan. Mereka di jamui

makanan dan minuman tersebut untuk istirahat sejenak sambil menikmati

jamuan makanan kecil tersebut, karena jika jamuan diberikan pada saat

acara dimulai dikhawatirkan akan mengganggu proses perayaan acaranya.

Pada saat ini juga para muda-mudi baya mengucapkan selamat datang

pada para muda-mudi undangan dari kampung luar.

Menjelang selesainya acara nyambai, para muda-mudi baya

melantunkan Wayak perpisahan yang berisi, pesan, nasehat yang ditujukan

kepada pengantin yang menikah tersebut. Adapun maknanya yaitu bahwa

mulai saat itu kedua mempelai pengantin tersebut sudah tidak termasuk

lagi dalam daftar muli-mekhanai, melainkan telah menjadi bapak dan ibu

serta memasuki gerbang rumah tangga yang baru.

38

Page 50: Skripsi SOSIOLOGI

2. Pergeseran Nyambai Muli-Mekhanai pada Tahun 1990-2000an

Pada era ini Nyambai Muli-Mekhanai mengalami pergeseran,

adapun hal yang sangat jelas yaitu dari pakaian dan proses acaranya. Pada

masa ini sudah tidak memakai tarian lagi, tetapi sudah menggunakan

musik sebagai pengiring berjalannya acara. Begitu juga dengan pakaian

yang digunakan oleh para pemuda dan pemudi sudah tidak memakai

pakaian adat lagi. Melainkan memakai pakaian biasa tetapi tetap menjaga

kesopanan dalam berpakaian.

Proses acaranya juga sangat berbeda, dalam era ini prosesnya yaitu

para muda-mudi duduk berhadapan di tikar yang telah disediakan. Jika

para tamu muda-mudi undangan telah berdatangan maka acarapun dimulai

dari kata sambutan pihak tuan rumah yang mengadakan acara. Kemudian

barulah acara Nyambai dimulai dengan diiringi oleh musik serta para

pemuda-pemudi saling mengantarkan Selendang yang berisi piring. Jika

musik dihentikan maka bagi para muda-mudi yang sedang mendapatkan

selendang tersebut akan dijatuhi sanksi. Adapun sanksinya yaitu sudah

dibuat sebelumnya ditulis di secarik kertas kemudian dimasukkan dalam

balon. Pada waktu acara ini, balon-balon tersebut digantung di tengah. Jadi

bagi yang mendapat sanksi maka dia harus memecahkan sebuah balon dan

mengambil isinya tersebut dan dibacakan, apa yang tertulis disana

merupakan hukuman baginya. Namun hukuman dalam hal ini bukanlah

berat, melainkan hanya bernyanyi ataupun berpantun.

39

Page 51: Skripsi SOSIOLOGI

Hal tersebut terjadi karena masyarakat sudah menganggap bahwa

cara lama sudah tidak bisa dipakai, karena mengingat terlalu ribetnya

dalam berbagai hal. Dengan adanya innovasi baru itu akan memudahkan

jalannya acara serta meringankan beban bagi pemuda-pemudi yang ikut

serta dalam perayaan acara Nyambai Muli-Mekhanai tersebut.

Masyarakat lokal menyebutnya juga perang pena, karena dalam

pelaksanaannya para muda dan mudi saling bersurat-suratan. Namun

dalam hal ini bukanlah seperti surat sebagaimana mestinya, melainkan

hanya ditulis di secarik kertas dan di berikan kepada tukang antar yang

telah ditentukan oleh panitia untuk menyampaikan kepada orang atau

pemudi yang kita senangi. Biasanya dalam perang pena ini para muda-

mudi saling berkomunikasi dan berkenalan melalui secarik kertas tersebut

sampai acara selesai.

3. Pergeseran Nyambai Muli-Mekhanai menjadi Resepsi (Tahun 2005-

Sekarang)

Seiring dengan berkembangnya zaman serta teknologi dan

Informasi yang sangat pesat di berbagai belahan dunia, maka hal tersebut

telah memberikan dampak terhadap perubahan dalam budaya perayaan

pernikahan pada mayarakat ranau. Hal tersebut terlihat jelas dalam proses

perayaan pada masyarakat sekarang ini. Dimana perubahan yang terjadi

yaitu dari Nyambai Muli-Mekhanai menjadi Resepsi.

40

Page 52: Skripsi SOSIOLOGI

Dalam acara Resepsi ini, perubahan yang terjadi sangat jelas,

Karena bisa dibilang acara Resepsi ini adalah acara mewah. Dapat dilihat

dari tempat yang di sediakan sudah tidak menggunakan tikar, tetapi

melainkan sudah memakai kursi, begitu juga dengan pakaian yang

digunakan baik itu para panitia (Tuan Rumah) maupun para tamu

undangan yang datang. Umumnya mereka menggunakan pakaian yang

sangat bagus berupa Jas dan setelan kantoran, begitu juga dengan para

Ibuk-ibuknya. Perubahan lainnya juga bisa dilihat pada tempat yang

disediakan oleh Tuan Rumah, yaitu berupa tenda (Kelasa) yang besar dan

memanjang kemudian disiapkan juga kursi dan meja untuk para tamu

undangan.

Menjelang selesainya acara, para tamu undangan mengucapkan

salam kepada pengantin kemudian memberikan amplop pada tempat yang

sudah disediakan. Setelah itu, maka para undangan dipersilahkan untuk

menikmati hidangan (Makan). Dalam hal makan ini juga telah mengalami

perubahan, dimana pada masa sebelumnya berupa hidangan memanjang

atau bundar, tapi pada acara resepsi ini hanya berupa prasmanan.

41

Page 53: Skripsi SOSIOLOGI

BAB IV

BERGESERNYA MALAM PERAYAAN PERNIKAHAN

NYAMBAI MULI-MEKHANAI MENJADI RESEPSI

Perubahan sosial masyarakat Ranau dipengaruhi oleh adanya

perkembangan yang terjadi di daerah tersebut. Berkembangnya suatu wilayah

dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu lokalitas, accesibilitas dan status sosial-ekonomi.

Lokalitas, maksudnya adalah posisi daerah tersebut dalam tata ruangnya, makin

memungkinkan daerah tersebut untuk berkembang karena adanya arus globalisasi.

Aksesibilitas, maksudnya adalah pencapaian terhadap daerah tersebut. Makin

aksibel, makin besar kemungkinan suatu daerah untuk berkembang, sejalan

dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah tersebut.

Status Sosial-Ekonomi maksudnya adalah tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Di dalam sebuah wilayah, faktor aksesbilitas akan mempengaruhi

kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita.

Kebudayan yang merupakan kepribadian dan identitas suatu bangsa patut untuk

dijaga seiring dengan berkembangnya zaman. Suatu wilayah pasti memiliki

warisan budaya dari nenek moyang terdahulu yang terdapat ciri khas dan

kekhasanahannya tersendiri di banding dengan daerah lain. Upacara perayaan

pernikahan Nyambai Muli Mekhanai sudah mengalami pergeseran, baik dari pola

hidup (life style) maupun status sosial-ekonomi pada masyarakat.

Secara singkat, faktor yang menyebabkan pergeseran upacara perayaan

pernikahan Nyambai Muli-Mekhanai adalah sebagai berikut:

42

Page 54: Skripsi SOSIOLOGI

1. Posisi daerah dalam lingkup tata ruang kota karena pengaruh dari globalisasi

2. Aksesibilitas daerah seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Status Sosial-Ekonomi ; semakin tinggi status sosial-ekonominya maka akan

mengakibatkan gaya hidup (life style)dari masyarakat tersebut semakin tinggi.

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa penyebab adanya pergeseran

perayaan upacara pernikahan Nyambai Muli-Mekhanai yaitu pengaruh globalisasi,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan status sosial-ekonomi

masyarakat tersebut. Hal ini berulang pada masing-masing informan dengan

situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

Berdasarkan teori daur ulang (cyclical theory) yang menyatakan bahwa

setiap masyarakat selalu berada pada suatu titik tertentu di dalam suatu lingkaran

evolusi. Setiap kemajuan atau kemunduran selalu melalui titik-titik lain dalam

lingkaran evolusi, dan kembali pada kedudukan yang kurang lebih sama

sebagaimana sebelumnya.

Sedngakan menurut teori garis lurus, perkembangan masyarakat dan

kebudayaannya akan mengikuti suatu evolusi dengan sendirinya yang berbentuk

garis lurus. Dan bahwa perubahan sosial secara evolusioner selalu menuju

keadaan yang lebih baik.31

Ranau merupakan wilayah yang sedang berkembang dengan jarak yang

tidak terlalu jauh dengan daerah perkotaan, menjadi alasan utama untuk terjadinya

pergeseran perayaan pernikahan Nyambai Muli-Mekhanai menjadi acara resepsi.

Oleh karena wilayahnya yang sangat mudah dijangkau dari daerah perkotaan

31 Mudjia Raharjo, Sosiologi Pedesaan, Studi Perubahan Sosial, (Malang: UIN Malang

Press, 2007), hlm. 31.

43

Page 55: Skripsi SOSIOLOGI

maka perkembangan akses komunikasi pun semakin cepat terjadi di wilayah

tersebut. Hal ini mempengaruhi gaya hidup (life style) dari masyarakat itu sendiri

yang kemudian terlihat dampaknya pada perubahan upacara adat pernikahan.

Dahulu upacara Nyambai Muli-Mekhanai masih terlihat ciri khas dan

kekhasanahan budayanya tetapi saat ini sudah mengalami sedikit perubahan

dengan mulai adanya acara resepsi.

A. Masyarakat Yang Terlibat dalam Menjalankan Perayaan Pernikahan

Acara pernikahan pada umumnya merupakan sebuah acara yang

prosesnya melibatkan orang banyak, mulai dari para pemuda-pemudi, sampai

pada orang tua. Demikian juga pada perayaan pernikahan yang dilakukan oleh

masyarakat Ranau, dimana prosesnya sangat melibatkan dan membutuhkan

peran serta dari masyarakat. Namun mempunyai ciri tersendiri, yaitu setiap

golongan mempunyai tugasnya masing-masing. Adapun uraiannya sebagai

berikut:

1. Tokoh Adat

Setiap masyarakat, suku, dan ras, tentunya memiliki tokoh adat

masing-masing. Begitu juga pada masyarakat ranau, tokoh adat adalah

orang yang sangat penting keberadaannya karena memiliki pengetahuan

akan budaya serta tradisi yang ada. Dalam perayaan pernikahan pada

masyarakat Ranau, seorang tokoh adat mempunyai peranan yang sangat

44

Page 56: Skripsi SOSIOLOGI

penting yaitu mengatur dan memberitahukan akan hal-hal yang harus

dilaksanakan pada perayaan pernikahan tersebut.

2. Ulama

Dalam perayaan pernikahan pada masyarakat Ranau, para ulama

juga berperan dalam proses perayaannya. Adapun perannya yaitu sebagai

penasehat serta kontrol dalam berlangsungnya acara agar tidak menyimpang

dari ajaran dan norma-norma agama.

3. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pihak keluarga besar

Dalam perayaan pernikahan pada masyarakat Ranau, para keluarga

besar serta kerabat dekat mempunyai tanggung jawab dan peran yang sangat

penting dalam proses perayaan pernikahan yang akan dilaksanakan, karena

mereka adalah orang yang ikut andil dalam berbagai hal dan setiap

pekerjaan yang dilakukan dalam perayaan pernikahan tersebut. Adapun

tugas-tugas yang dilakukan yaitu:

- Menyediakan segala keperluan

- Memasak dan menghidangkan

- Mengajak kerabat lain untuk ikut serta dalam pelaksanaan

- Menjaga supaya acara berlangsung sesuai dengan yang diharapkan

- Dll

45

Page 57: Skripsi SOSIOLOGI

4. Masyarakat Umum

Masyarakat umum yang dimaksud disini adalah para masyarakat

yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan (bukan keluarga besar).

Masyarakat umum memiliki peranan dalam perayaan pernikahan, yaitu

untuk memberikan bantuan baik itu berupa materi maupun tenaga serta

pikiran demi kelancaran dan suksesnya acara perayaan agar sesuai dengan

apa yang telah diinginkan dan direncanakan. Hal seperti ini merupakan

suatu kebiasaan yang memang sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat

ranau, dengan adanya hal itu maka ciri khas kegotongroyon gan masih

sangat jelas terlihat pada maasyarakat Ranau.

5. Para Pemuda dan pemudi

Di dalam perayaan pernikahan Nyambai Muli Mekhanai para

pemuda-pemudi memiliki peranan dan tugas-tugas tersendiri yaitu

membantu mengerjakan pekerjaan yang ringan saja, contohnya membuat

kue untuk persiapan pada puncak acara pernikahan. Selain itu juga peranan

pemuda-pemudi ini sangat penting pada saat acara malam Nyambai. Karena

pada malam Nyambai, acara memang khusus untuk para pemuda-pemudi.

B. Bentuk Pergeseran Budaya Nyambai Muli-Mekhanai Menjadi Resepsi

Sebagai bangsa yang majemuk, indonesia memiliki berbagai macam

ciri khas kebudayaan di tiap-tiap daerahnya dan kesemuanya memiliki makna

dan nilai yang berbeda-beda. Pada masyarakat Ranau terdapat suatu

46

Page 58: Skripsi SOSIOLOGI

kebudayaan peninggalan leluhur, yaitu budaya Nyambai Muli-Mekhanai.

Sebuah acara perayaan yang selalu dilaksanakan oleh keluarga yang akan

melasungkan pernikahan.

“Dulu pada waktu memakai acara Nyambai Muli-Mekhanai,

pelaksanaannya melibatkan muda-mudi saja, sedangkan sekarang

setelah bergeser menjadi acara Resepsi, maka pelaksanaannya juga

hanya melibatkan para bapak-bapak dan ibu-ibu saja”.32

Sebelum adanya perubahan prosesnya yaitu para muda-mudi duduk

berhadapan di tikar yang telah disediakan. Jika para tamu muda-mudi

undangan telah berdatangan maka acarapun dimulai dari kata sambutan pihak

tuan rumah yang mengadakan acara. Kemudian barulah acara Nyambai dimulai

dengan diiringi oleh musik serta para pemuda-pemudi saling mengantarkan

Selendang yang berisi piring. Jika musik dihentikan maka bagi para muda-

mudi yang sedang mendapatkan selendang tersebut akan dijatuhi sanksi.

Adapun sanksinya yaitu sudah dibuat sebelumnya ditulis di secarik kertas

kemudian dimasukkan dalam balon. Pada waktu acara ini, balon-bal on

tersebut digantung di tengah. Jadi bagi yang mendapat sanksi maka dia harus

memecahkan sebuah balon dan mengambil isinya tersebut dan dibacakan, apa

yang tertulis disana merupakan hukuman baginya. Namun hukuman dalam hal

ini bukanlah berat, melainkan hanya bernyanyi ataupun berpantun.

Masyarakat lokal menyebutnya juga perang pena, karena dalam

pelaksanaannya para muda dan mudi saling bersurat-suratan. Namun dalam hal

32 Wawancara dengan Bapak Bahusi (65 tahun), tokoh adat marga ranau. Jum’at, tanggal

15 April 2011, Jam 09:00 WIB.

47

Page 59: Skripsi SOSIOLOGI

ini bukanlah seperti surat sebagaimana mestinya, melainkan hanya ditulis di

secarik kertas dan di berikan kepada petugas yang telah ditentukan oleh

panaitia untuk menyampaikan kepada orang atau pemudi yang kita senangi.

Biasanya dalam perang pena ini para muda-mudi saling berkomunikasi dan

berkenalan melalui secarik kertas tersebut sampai acara selesai.

Sedangkan setelah bergeser menjadi Resepsi, maka prosesi acaranya

adalah sebagai berikut:

Dalam acara Resepsi ini, perubahan yang terjadi sangat jelas, Karena

bisa dibilang acara Resepsi ini adalah acara mewah. Dapat dilihat dari pakaian

yang digunakan baik itu para panitia (Tuan Rumah) maupun para tamu

undangan yang datang. Umumnya mereka menggunakan pakaian yang sangat

bagus berupa Jas dan setelan kantoran, begitu juga dengan para Ibuk-ibuknya.

Perubahan lainnya juga bisa dilihat pada tempat yang disediakan oleh Tuan

Rumah, yaitu berupa tenda (Kelasa) yang besar dan memanjang kemudian

disiapkan juga kursi dan meja untuk para tamu undangan.

Menjelang selesainya acara, para tamu undangan mengucapkan salam

kepada pengantin kemudian memberikan Amplop pada tempat yang sudah

disediakan. Setelah itu, maka para undangan dipersilahkan untuk menikmati

hidangan (Makan). Dalam hal makan ini juga telah mengalami perubahan,

dimana pada masa sebelumnya bereupa hidangan memanjang atau bundar, tapi

pada acara resepsi ini hanya berupa prasmanan.

Dari uraian diatas, sangat jelas bahwa pergeseran telah terjadi pada

acara dalam perayaan pernikahan, namun hal tersebut tidak berubah

48

Page 60: Skripsi SOSIOLOGI

sepenuhnya, melainkan prosesi acaranya yang telah bergeser sedemikian rupa

sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya, walaupun masih ada masyarakat

yang kurang merespon akan pergeseran tersebut. Jika pada masa sebelumnya

acara malam perayaan diisi dengan acara Nyambai Muli-Mekhanai, dimana

pada prosesnya hanya melibatkan para muda-mudi saja. Namun setelah adanya

pergeseran menjadi Resepsi maka yang dilibatkan dalam prosesinya tidak lagi

muda-mudi, melainkan para Bapak-bapak dan Ibu-ibu.

Adapun rincian bentuk perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Prosesi Acara

Pada waktu sebelumnya yaitu menggunakan acara Nyambai, proses

acaranya didominasi oleh para pemuda dan pemudi baik itu pihak keluarga

maupun undangan dari pihak luar. Sehingga semua acara yang

dilangsungkan pada malam Nyambai ini dilakukan oleh para pemuda dan

pemudi. Adapun para Bapak-bapak dan Ibu-ibu hanya sebagai penonton

saja.

Setelah adanya pergeseran malam Nyambai menjadi Resepsi,

keseluruhan prosesi acaranya didominasi oleh para bapak-bapak dan ibu-ibu

saja. Maka dalam acara ini para pemuda-pemudi sudah tidak dilibatkan lagi,

melainkan hanya sebagai pelengkap dan membantu lancarnya rangkaian

acara yang akan dilaksanakan.

49

Page 61: Skripsi SOSIOLOGI

2. Pakaian

Bentuk pakaian juga telah mengalami pergeseran, dimana pada

waktu Nyambai pakaian yang digunakan oleh para pemuda adalah memakai

kopiah (Katek) serta serong gantung, sedangkan para pemudi memakai

kebaya dan kain sarung. Sehingga kesannyapun masih sangat tradisional dan

sederhana. Namun setelah berubah menjaadi Resepsi, maka pakaianpun

mengalami perubahan. Dimana para Bapak-bapak telah mengenakan

pakaian formal, begitu juga para Ibu-ibu yang tidak kalah mewahnya

dengan pakaian yang serba modern, Maka dalam acara resepsi ini sangat

terkesan mewah.

3. Tempat Pelaksanaan

Setiap pelaksanaan suatu kegiatan tentunya akan memakan tempat

atau ruangan yang harus disediakan. Dalam perayaan pernikahan pada

masyarakat Ranau, ruang dan tempat telah mengalami perubahan. Dimana

pada waktu memakai acara Nyambai, tempat yang disediakan adalah berupa

ruangan yang terdapat di bawah rumah saja atau hanya mengunakan tenda

yang sederhana.

Namun seiring dengan pergeseran menjadi resepsi, maka kebutuhan

akan tempat dan ruangpun menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting.

Pada acara resepsi ini sudah tidak lagi memakai ruang yang ada di bawah

rumah ataupun tenda yang sederhana, melainkan telah dimodifikasi menjadi

tenda yang megah yang terbuat dari besi, serta memiliki kapasitas yang

50

Page 62: Skripsi SOSIOLOGI

sangat besar dan luas. Sehingga terlihat sangat megah, serta memberikan

kesan kenyamanan bagi para tamu undangan yang hadir pada malam acara

resepsi tersebut.

4. Undangan

Sebuah acara yang melibatkan orang banyak tentunya tidak terlepas

dari adanya suatu undangan yang ditujukan kepada pihak luar untuk datang

menghadiri acara yang akan dilaksanakan. Setelah mengalami pergeseran

pada malam acara perayaan pernikahan pada masyarakat Ranau, maka

secara otomatis sifat undangannya juga mengalami pergeseran. Dimana

pada waktu acara Nyambai undangan yang ditujukan kepada pihak luar

hanya bersifat lisan saja yaitu hanya disampaikan dengan cara mengutus

seseorang untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang berharap agar

mereka bisa datang. Sedangkan setelah manjadi acara Resepsi, undangan

yang ditujukan sudah tidak secara lisan lagi, melainkan telah memakai

undangan resmi layaknya surat formal.

C. Faktor Penyebab Pergeseran

Semakin tinggi status ekonomi suatu masyarakat, maka semakin besar

juga perayaan pernikahan yang akan dilaksanakan. Perkembangan atau

kemajuan ekonomi yang ditandai oleh tingginya tingkat konsumsi dan standar

hidup, revolusi teknologi disamakan dengan modernisasi ekonomi.

51

Page 63: Skripsi SOSIOLOGI

Perkembangan pada masyarakat Ranau juga telah diikuti oleh tingginya

pengetahuan ilmiah, inovasi teknologi, serta pendidikan yang tinggi.

“Hal yang paling utama yang melatar belakangi pergeseran

dari Nyambai muli-Mekhanai menjadi Resepsi yaitu Status Sosial dan

Ekonomi suatu masyarakat yang akan mengadakan perayaan

pernikahan tersebut”.33

Adapun perincian penyebab pergeseran dan perubahan pada Nyambai

Muli-Mekhanai menjadi Resepsi adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh globalisasi

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20,

telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus

bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap

seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah

kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan

sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi

yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.

Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan

yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa.

Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film dari layar

televisi yang berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,

Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran

33 Wawancara dengan Bapak Syafrudin Fi’i (48 tahun), tokoh adat marga ranau, tanggal

19 April 2011, Jam 10:00 WIB.

52

Page 64: Skripsi SOSIOLOGI

televisi internasional yang bisa ditangkap melalui parabola dan receiver

yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu,

kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd

yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-

tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa

negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang

kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara kita. Peristiwa

transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap

keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan

bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga

kelestariannya.

“Pengaruh globalisasi dalam kebudayaan kita telah

berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh

adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses

komunikasi dan berita”.34

Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa

Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Perubahan budaya yang

terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat

tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang

bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan

salah satu dampak dari adanya globalisasi.

34 Wawancara dengan Bapak Milwanto (65 tahun), tokoh masyarakat, tanggal 20 April 2011, jam 10:00 WIB.

53

Page 65: Skripsi SOSIOLOGI

pengetahuan dan teknologi

pengetahuan

dan

teknologi

Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan

batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung

mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga

melibatkan manusia secara menyeluruh.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan mengalami

perkembangan. Berkaitan dengan dunia pendidikan perkembangan

terus berlangsung. Dari kemajuan ilmu

tersebut dipergunakan untuk kemajuan

kehidupan masyarakat. Sehingga pola pikir dan gaya hidup masyarakat

pun ikut berubah.

Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman

dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi

dan misi ilmu pengetahuan dan teknologi dirumuskan sebagai panduan

untuk mengoptimalkan setiap sumber daya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah

menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif

pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya

masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan

tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Dengan

54

Page 66: Skripsi SOSIOLOGI

teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi

oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam

serta bervariasi, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan

kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan

berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari

berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat

semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan

masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat

Indonesia.

“Sekarang ini telah banyak pengaruh dari perkembangan

zaman dan teknologi, contohnya saja dengan adanya berbagai

macam siaran dari negara luar yang bisa kita tonton dirumah kita

masing-masing, begitu juga dengan pesatnya masyarakat yang

telah memiliki Handphone yang sangat memudahkan pembicaraan

atau sms’an dimanapun dan kapanpun”.35

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari

dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai

dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang

sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat

positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta

sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam

bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang

35 Ibid. tanggal 20 April 2011, Jam 10:00 WIB.

55

Page 67: Skripsi SOSIOLOGI

dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir

ini.

3. Tingkat Pendidikan

Masyarakat yang bisa dikatakan maju adalah masyarakat yang

berpendidikan yang tinggi. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting

dalam menjalani proses kehidupan sehari-hari, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan semakin maju pula pola pikirnya.

“Para warga kita telah banyak yang menempuh pendidikan

tinggi, serta mencapai kesuksesan diluar. Maka tidak menutup

kemungkinan bahwa mereka telah banyak membawa budaya luar

kedalam budaya kita, sehingga kita juga mengetahui

dampaknya”.36

Dalam era modernisasi sekarang ini, masyarakat sudah mulai

memperhatikan tentang hal pendidikan. Karena semakin tinggi pendidikan,

maka akan semakin besar peluang seseorang untuk bersaing dengan

masyarakat lainnya. Begitu juga dengan lapangan pekerjaaan yang akan di

dapatkan, tergantung dari tingkat pendidikan seseorang.

4. Masuknya Budaya Luar

Di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia,

melalui cara-cara tertentu membuat dampak positif dan dampak negatif

nya sendiri bagi bangsa Indonesia, terutama dalam bidang kebudayaan.

36

Ibid. tanggal 20 April 2011, Jam 10:00 WIB.

56

Page 68: Skripsi SOSIOLOGI

Hal ini dapat terlihat dari semakin terkikisnya nilai–nilai budaya atau ke

ciri khasan adat-istiadat kita yang terpengaruh oleh budaya asing yang

masuk ke negara kita.

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam

merupakan suatu kebanggaan tersendiri yang sekaligus ju ga sebagai

tantangan untuk dipertahankan agar dapat diwariskan kepada generasi

selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena

memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan

tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola

hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih

kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dan modern

dibandingkan dengan budaya lokal.

“Menurut saya pergeseran terjadi karena pengaruh

lingkungan dan budaya dari luar. Tapi perubahan tersebut kurang

baik, karena dengan adanya pergeseran, maka kekhasanahan

budaya akan semakin terlupakan dan tergeser”.37

Dalam hal ini proses modernisasi juga sangat berpengaruh dalam

pembentukan budaya yang baru dalam suatu lingkungan masyarakat di

suatu daerah tertentu. Perubahan memang tidak dapat dihindari, pengaruh

budaya luar memang sangat kuat terhadap perubahan yang terjadi dalam

budaya lokal yang dialami oleh masyarakat Ranau, karena di era sekarang

ini sudah banyak budaya luar yang diadopsi oleh masyarakat Ranau.

37 Wawancara dengan Bapak Salendra (37 tahun), tokoh masyarakat, tanggal 20 April

2011, jam 15:00 WIB.

57

Page 69: Skripsi SOSIOLOGI

Pada masyarakat Ranau telah banyak masuknya penemuan suatu

unsur kebudayaan yang baru ke dalam kebudayaan lokal, baik berupa alat

yang baru, maupun gagasan yang baru yang diciptakan oleh individu atau

masyarakat yang bersangkutan.38

Kemudian penemuan baru tersebut seiring dengan berjalannya

waktu maka akan diakui dan diterima oleh masyarakat, serta diterapkan

dalam masyarakat.39

Kemudian penerimaan dan penerapan kebudayaan

baru tersebut akan menyebar ke berbagai kawasan dan lapisan

masyarakat40

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah

identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga

keaslian maupun kepemilikannya agar tidak diakui oleh negara lain.

Seperti yang pernah terjadi saat Tari Pendet yang jelas-jelas berasal dari

Indonesia diakui oleh negara Malaysia. Walaupun demikian, tidak

menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan

kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input

dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di

negaranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai

menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dengan

masuknya budaya-budaya asing ke dalam budaya kita. Sebagai contoh

38 Proses ini disebut dengan tahap discovery.

39 Proses ini disebut dengan tahap invention. 40 Proses ini disebut dengan tahap Adopsi.

58

Page 70: Skripsi SOSIOLOGI

budaya dalam tata cara berpakaian. Dulunya dalam budaya kita sangatlah

mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi

akibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.

Sekarang berpakaian yang membuka aurat serasa sudah menjadi

kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.

Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan

hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian

bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi

sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Hal ini jelas terlihat dalam

perubahan yang terjadi pada masyarakat ranau, dimana kebudayaan lama

telah hilang karena masuknya budaya baru.

D. Respon Masyarakat Terhadap Pergeseran

Perubahan yang terjadi didalam masyarakat merupakan perubahan yang

normal. Pengaruhnya tersebar secara cepat ke dalam kehidupan masyarakat.

Bahkan perubahan yang terjadi di suatu tempat di belahan bumi satu bisa

mempengaruhi tempat di belahan bumi yang lain. Perubahan yang terjadi akan

semakin berkembang seiring berkembangnya kehidupan masyarakat di era

modernisasi dan globalisasi saat ini. Perubahan itulah yang mempengaruhi

perilaku masyarakat di dalam kehidupan.

Masyarakat tradisional cenderung sulit menerima budaya asing yang

masuk ke lingkungannya, namun ada juga yang mudah menerima budaya asing

dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya asing tersebut

59

Page 71: Skripsi SOSIOLOGI

membawa kemudahan bagi kehidupannya suatu masyarakat. Perubahan yang

terjadi pada masyarakat ranau pada umumnya telah didukung oleh para

masyarakat itu sendiri. Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari sikap positif

yang ditunjukkan oleh masyarakat ranau dalam menyikapi terjadinya

pergeseran kebudayaan tersebut.

“Setuju, asalkan masyarakat menerima perubahan tersebut

dengan sikap positif, yang tentunya tetap mempertahankan ciri khas

dan keaslian budaya kita yang merupakan warisan dari nenek moyang

terdahulu serta tidak menyimpang dari ajaran dan norma agama yang

berlaku”.41

Dimana sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat

terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap positif yang ditunjukan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Keterbukaan masyarakat

Sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima

pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat

masyarakat lebih dinamis, tidak terbelenggu oleh hal-hal lama yang bersikap

kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dari kemajuan zaman

tanpa melepas pemikiran akan dampak-dampak yang ditimbulkan. Misalnya

pola pikir dan gaya hidup yang akan lebih mengarah pada sesuatu yang

efisien dan instan. Begitu juga dengan sikap masyarakat ranau terhadap

41 Wawancara dengan Bapak Bustan (34 tahun), tokoh masyarakat, tanggal 22 April 2011,

jam 15:00 WIB.

60

Page 72: Skripsi SOSIOLOGI

masuknya budaya luar, masyarakat selalu terbuka dan menerima dengan

baik budaya luar yang selalu masuk seiring dengan berkembangnya zaman

serta pesatnya pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun sikap

keterbukaan itu tidak terlepas dari filtrasi atau penilaian tentang masuknya

budaya luar tersebut, yaitu yang ditinjau dari dampak positif ataupun negatif

yang ditimbulkan dari budaya luar itu sendiri.

2. Adaptasi

Sikap adaptasi merupakan sikap masyarakat yang mampu

menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan

globalisasi.

“Kita tentunya tidak terlepas dari penyesuaian antara budaya

luar yang masuk ke dalam budayua kita, serta penilaian baik dan

buruknya".42

Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya

memilih pengaruh positif yang bermanfaat bagi masyarakat dan disesuaikan

dengan kekhasanahan budaya masyarakat. Jika pengaruhnya tidak

bermanfaat bagi masyarakat, tentunya masyarakat tidak akan menerima

karena akan memberikan dampak atau pengaruh yang tidak baik terhadap

gaya hidup, pola pikir serta adat kebiasaan masyarakat.

42 Wawancara dengan Bapak Bahori (35 tahun), tokoh masyarakat, tanggal 23 April 2011,

jam 09:00 WIB.

61

Page 73: Skripsi SOSIOLOGI

3. Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli

Dalam perkembangannya seiring dengan kemajuan teknologi yang

semakin canggih, kebudayaan atau budaya Indonesia semakin tidak di

perhatikan keberadaanya, bahkan belakangan ini banyak sekali budaya

Indonesia yang diklaim oleh pihak lain, lantaran mereka tahu kalau

pemiliknya kurang peduli. Padahal Indonesia adalah Negara yang kaya,

subur dan seharusnya juga makmur, termasuk kemakmuran budaya dan

etnis yang beranekaragam. Dalam kurun waktu yang singkat telah banyak

unsur-unsur budaya yang terlepas dari bingkainya, terjadi pengikisan makna

budaya di mana-mana.

“Yang terpenting kita tidak boleh melupakan budaya asli kita.

Memang masyarakat menyambut dengan senang hati atas berubahnya

kehidupan sosial dan budaya sekarang ini, tapi kita juga harus

menyadari akan hal negatif yang menjadi dampaknya. Tentunya kita

harus pintar - pintar menyeleksi. hal positifnya yang harus kita ambil,

sedangkan hal negatifnya kita hinder”i.43

Dengan adanya pergeseran yang terjadi dalam masyarakat Ranau,

namun sifat-sifat kebudayaan asli masih dapat dilakukan oleh masyarakat

setempat. Yaitu berupa budaya kegotongroyongan dalam berbagai hal yang

berkaitan akan pelaksanaan perayaan pernikahan tersebut. Walaupun

konsepnya telah jauh berbeda, namun sistim kekerabatan yang sangat kental

masih dilakukan oleh masyarakat ranau.

43 Wawancara dengan Bapak Syafrudin Fi’i (48 tahun), tokoh adat marga ranau, tanggal

19 April 2011, Jam 10:00 WIB.

62

Page 74: Skripsi SOSIOLOGI

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi dan komunikasi, ternyata telah memperlancar arus masuknya

budaya asing yang tak terkendali. Dalam kondisi terbuka tanpa filter, tanpa

prinsip yang kuat, rendahnya sosialisasi, tanpa pemeliharaan nilai-nilai

budaya, dan rendahnya kepedulian terhadap pelestarian budaya nasional,

maka budaya bangsa ini akan tergilas dan punah. Bukan bangsa lain yang

harus dipersalahkan, akan tetapi bangsa sendiri yang tidak menjaga nilai-

nilai luhur kebudayaannya. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka

bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya sebagai negara yang kaya

raya akan budayanya.

Kemajuan zaman yang telah mengubah tata-kelakuan atau perilaku

manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan

menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang /

masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus dapat dihindari.

Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh

meninggalkan unsur-unsur budaya asli dan sebesar apapun kemajuan yang

dicapai, sebaiknya tidak melupakan identitas diri kita sebagai masyarakat

yang berbudaya.

E. Dampak Pergeseran Bagi Masyarakat

Pergeseran yang terjadi pada masyarakat Ranau tentunya membawa

dampak bagi seluruh masyarakat yang ada. Adapun dampak yang paling

menonjol yaitu tingginya pandangan hidup masyarakat terhadap acara perayaan

63

Page 75: Skripsi SOSIOLOGI

pernikahan, karena dengan adanya pergeseran tersebut telah menunjukkan

bahwa masyarakat Ranau telah menjadi masyarakat yang lebih maju dan tidak

dianggap kolot lagi oleh masyarakat luar.

Pada perayaan pernikahan masyarakat Ranau, para tokoh adat dan

agama sudah tidak memegang kendali yang kuat dalam pelaksanaan perayaan

menggunakan acara Resepsi. dimana yang dulunya peranan tokoh adat dan

tokoh agama sangat berpengaruh terhadap jalannya prosesi acara. Namun

setelah bergeser menjadi Resepsi, maka dalam hal ini tidak mendahulukan

tokoh adat atau bukan, tapi memerlukan oreng yang lebih berpengalaman di

bidangnya dibandingkan yang lainnya. Misalnya saja para masyarakat yang

sudah terbiasa dengan budaya asing dan memahami pola pergerakannya, atau

masyarakat yang tinggal di kota yang sudah terbiasa dalam acara resepsi. orang

yang memiliki pengetehuan lebih memang sangat penting keberadaannya

dalam proses acara resepsi.

Dengan adanya pergeseran acara Nyambai Muli-Mekhanai yang

menjadi Resepsi pada masyarakat Ranau sekarang ini, tentunya telah

memberikan dampak yang begitu baik dalam hal gaya hidup yang modern bagi

masyarakat setempat. Karena dengan menggunakan acara Resepsi, maka telah

menunjukkan kemajuan ke arah yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Hal tersebut sebenarnya tidak terlepas dari keterbukaan masyarakat

yang sangat mudah menerima masuknya budaya luar yang selalu membawa

inovasi bagi budaya lokal. Masyarakat pada umumnya memang cenderung

untuk menirukan hal-hal baru yang dianggap canggih, menarik dan

64

Page 76: Skripsi SOSIOLOGI

menyenangkan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang

memudahkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain antar daerah, antar

pulau, antar negara bahkan antar benua tidak menutup kemungkinan masuknya

kebudayaan – kebudayaan asing kedalam suatu masyarakat dan berbaur dengan

pola hidup masyarakat.

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang menjadikan kebiasaan

dan kenyamana (plenty and comfort) telah menimbulkan berbagai realitas.

Misalnya lahirnya pikiran-pikiran dan kemungkinan-kemungkinan alternatif

yang merestrukturalisasi budaya dan kekhasanahan di dalam suatu masyarakat.

Hal ini dapat terlihat jika kebudayaan asing yang masuk tampak lebih

modern dan lebih menarik. Sebagai contoh masyarakat ibu kota yang

melakukan migrasi ke daerah, cenderung memamerkan hal – hal baru yang

dimiliki dan membawa kebudayaan kota yang biasa dilakukannya ke

daerahnya yang baru. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi yang terjadi

saat ini. Teknologi yang pada hakekatnya merupakan alat dan cara yang

digunakan dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan digunakan

untuk kepentingan pembangunan yang berhasil guna dan berdaya guna.

Teknologi telah mampu membuat masyarakat daerah tertarik dan cenderung

mengikuti pola hidup serta adat kebiasaan dari kebudayaan asing tersebut.

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan

pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi

65

Page 77: Skripsi SOSIOLOGI

lebih mudah dalam beraktivitas serta mendorong untuk berpikir lebih maju dan

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

66

Page 78: Skripsi SOSIOLOGI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya merupakan sebuah aset yang menunjukkan identitas dan jati

diri suatu bangsa. Dalam era global ini tentunya budaya kita tidak terlepas dari

terpaan budaya luar sehingga mengalami pergeseran. Walaupun demikian,

jangan sampai budaya kita akan hilang dan terkikis begitu saja dengan

masuknya budaya asing. Secara tidak langsung tentunya modernisasi telah

mempengaruhi budaya lokal kita, maka kita harus merespon dengan adanya hal

tersebut. Tampaknya kita harus lebih memperhatikan akan besarnya pengaruh

budaya luar terhadap budaya lokal kita.

Budaya Nyambai Muli-Mekhanai pada perayaan pernikahan masyarakat

Ranau, merupakan salah satu aset bangsa dan peninggalan nenek moyang sejak

dahulu kala. Namun seiring dengan berkembangnya zaman serta pesatnya

pengaruh budaya luar dari berbagai aspek, maka budaya nyambai pada

masyarakaat Ranau telah mengalami pergeseran menjadi Resepsi. Walaupun

dengan adanya pergeseran tersebut, dalam proses pelaksanaannya masih

menunjukkan adanya eksistensi budaya lokal yang masih dipertahankan.

Masyarakat Ranau pada umumnya telah menerima pergeseran yang

terjadi tersebut, karena masyarakat menyadari bahwa perkembangan teknologi,

modernisasi, dan globalisasi merupakan suatu gejala yang tidak bisa kita

hindari. Masyarakat juga yakin bahwa pergeseran tersebut mempunyai manfaat

yang lebih baik daripada sebelumnya.

67

Page 79: Skripsi SOSIOLOGI

Sikap keterbukaan masyarakat telah menunjukkan bahwa masyarakat

membuka diri untuk menerima masuknya budaya luar untuk mempengaruhi

budaya lokal, sehingga budaya lokalpun mengalami pergeseran. Namun

demikian, hal tersebut tentunya melalui proses yang sangat panjang.

Perubahan yang disebabkan oleh teknologi, modernisasi, dan

globalisasi merupakan suatu proses yang sangat besar kaitannya dengan

perubahan sosial dan budaya dalam kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi

jika perubahan yang dihasilkan lebih menunjukkan ke arah yang lebih baik

serta memiliki manfaat yang besar bagi suatu masyarakat, maka perubahan

yang demikian akan sangat diterima oleh masyarakat dengan baik.

B. Saran-Saran

Dari sedikit pengetahuan yang didapatkan selama melakukan penelitian

tentang Pergesaran Perayaan Pernikahan Nyambai Muli Mekhanai yang

diperoleh melalui wawancara, dokumen dan literatur pendukung, ada sedikit

saran antara lain :

1. Di dalam setiap kelompok masyarakat pasti memiliki ciri khas dan

kekhasanahan budaya. Hal tersebut telah menjadi identitas kultural

pada setiap daerah di Indonesia. Oleh sebab itu, walaupun dengan

adanya perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang menjadikan

adanya modernisasi hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang

memiliki keanekaragaman budaya haruslah menjaga dan

68

Page 80: Skripsi SOSIOLOGI

melestarikannya. Agar budaya yang telah ada sejak nenek moyang

terdahulu kita tetap hidup seiring dengan berkembangnya zaman.

2. Pentingnya mengembangkan dan melestarikan Upacara Perayaan

Pernikahan Nyambai Muli Mekhanai yang lebih intensif agar mampu

dimanfaatkan dari berbagai segi seperti sebagai wisata budaya, supaya

budaya leluhur ini tidak terkikis oleh masuknya budaya luar.

3. Perlunya publikasi dan sosialisai tentang pentingnya kesadaran

mencintai budaya bangsa Indonesia yang memiliki ciri dan

kekhasanahan tersendiri sehingga mampu menumbuhkan rasa bangga

terhadap budaya sendiri yang dimulai sejak dini.

4. Hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan

dimasa mendatang ada peneliti yang berusaha menggali apa-apa yang

belum terungkap dalam skripsi ini.

69

Page 81: Skripsi SOSIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Francis. Modernisasi di Dunia Ketiga, diterjemahkan oleh M. Rusli

Karim, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1991.

Azami dkk. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Barat, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997.

Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, diterjemahkan Oleh Paulus

wirutomo, Cetakan ke 4, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003.

Campbell, Tom. Tujuh Teori Sosial, Yogyakarta, Kanisius, 1994.

Hadikusuma, Hilman dan kawan-kawan. Adat Istiadat Daerah Lampung, Jakarta,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.

Jacob, T. Manusia Ilmu dan Teknologi, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1993.

Lakebo, Berthyn dkk. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sulawesi Tenggara,

Jakarta, PN Balai Pustaka, 1979.

Mulyana, Deddy, Komunikasi Antar budaya, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996.

Munawir, Imam. Modernisasi di Indonesia, Suatu kajian Kritis, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Nasution. Metode Research Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara, 2004.

Ngurah Agung, Gusti. Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,

1992.

Pertiwi Y, Wiwik dan wisnu Subagijo. Pandangan Generasi Muda Terhadap

Upacara Perkawinan Adat Di Kota Ujung Pandang, Jakarta, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998.

Rahardjo, Mudjia. Sosiologi Pedasaan, studi perubahan sosial, Malang, UIN-

Malang Press, 2007.

Rusli Karim, Muhammad, Seluk Beluk Perubahan Sosial, Surabaya,

Usaha Nasional, 1990.

Schoorl, JW. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara

Sedang Berkembang, diterjemahkan oleh R.G Soekadijo, Jakarta, Gramedia,

1984.

70

Page 82: Skripsi SOSIOLOGI

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers, 1990.

Soemardjan, Selo dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta,

Yayasan Badan Penerbit Universitas Indinesia, 1964.

Suprapti, Mc dan Sumarsono, Budaya Masyarakat Perbatasan, Jakarta, Bufara

Nugraha, 1996.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Kencana, 2005.

Sztompka, piotr. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta, Prenada, 2004.

Triwulan Tutik, Titik dan Trianto, Dimensi transendental dan Transformasi Sosial

Budaya, Jakarta, Lintas Pustaka, 2008.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta,

Bumi Aksara, 1996.

Wiyasa Bratawidjaja, Thomas. Upacara Perkawinan Adat Sunda, Jakarta, Pustaka

Sinar Harapan, 2002.

71

Page 83: Skripsi SOSIOLOGI

LAMPIRAN

72

Page 84: Skripsi SOSIOLOGI

73

Page 85: Skripsi SOSIOLOGI

74

Page 86: Skripsi SOSIOLOGI

75

Page 87: Skripsi SOSIOLOGI

76

Page 88: Skripsi SOSIOLOGI

77

Page 89: Skripsi SOSIOLOGI

78

Page 90: Skripsi SOSIOLOGI

79

Page 91: Skripsi SOSIOLOGI

80

Page 92: Skripsi SOSIOLOGI

81

Page 93: Skripsi SOSIOLOGI

82

Page 94: Skripsi SOSIOLOGI

83

Page 95: Skripsi SOSIOLOGI

84

Page 96: Skripsi SOSIOLOGI

85

Page 97: Skripsi SOSIOLOGI

86

Page 98: Skripsi SOSIOLOGI

87

Page 99: Skripsi SOSIOLOGI

88

Page 100: Skripsi SOSIOLOGI

89

Page 101: Skripsi SOSIOLOGI

90

Page 102: Skripsi SOSIOLOGI

91