skripsi - sitedi uhositedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/b1a112022_sitedi_skripsi toto... · adik-adik...

101
SKRIPSI ANALISIS PARTISIPATIF MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN Oleh: TOTO BUDIANTO Stb. B1A1 12 022 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016

Upload: trandieu

Post on 30-May-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

ANALISIS PARTISIPATIF MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

Oleh:

TOTO BUDIANTO

Stb. B1A1 12 022

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016

ii

SKRIPSI

ANALISIS PARTISIPATIF MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

Oleh:

TOTO BUDIANTO

Stb. B1A1 12 022

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016

iii

ANALISIS PARTISIPATIF MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Ekonomi

Oleh:

TOTO BUDIANTO

Stb. B1A1 12 022

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-

Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian

yang berjudul ”Analisis Partisipatif Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa

Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan”. Meskipun

dalam bentuk yang sangat sederhana.

Harapan untuk menyajikan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya

tentulah tidak diperoleh dengan mudah melainkan atas bantuan dari berbagai

pihak, baik bantuan moril maupun materil sehingga segala sesuatunya dapatlah

penulis atasi, yang pada akhirnya terwujud hasil penelitian ini sebagaimana

adanya.

Sebagaimana kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak, seperti itulah

kiranya yang bisa penulis ungkapkan, jika dalam hasil penelitian ini terdapat

adanya kekurangan, baik dalam hal sistematika, pola penyampaian, bahasa,

maupun materi yang di luar kemampuan penulis. Hal itu tidak terlepas dari

keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Sehingga saran yang bersifat

konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan hasil penelitian ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

sedalam-dalamnya kepada Bapak saya tercinta Prawidi dan Ibu Saya tercinta

Ismiyati yang telah memberikan kasih sayang, membesarkan, mengasuh,

mendidik, dan selalu mendoakan yang tidak pernah putus hingga sekarang dan

adik-adik ku Rahmat Nur Tian, dan Fitryia Nurma Ninggsi, (Quin), Kakak-

viii

Kakak ku Siti Ismawati., ST., Muhammad Nur., ST, Ahmad Faizal Saytno.,

SKM, yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Penulis juga

mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Dr. Zainuddin Saenong, SE., M.Si

selaku pembimbing I dan Bapak Yohanes Boni, SE., M.Si selaku pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Haluoleo Kendari.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Haluoleo Kendari.

3. Para pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Haluoleo

Kendari.

4. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Haluoleo Kendari.

5. Penguji yang telah memberikan banyak pengetahuan serta memberikan

motivasi kepada penulis.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Haluoleo yang telah mendidik dan

membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Kepala Desa Mekar Sari yang telah memberikan izin penelitian kepada

penulis.

8. Saudara-saudariku community 2012 kelas A yang selalu memberikan motivasi

kepada penulis yaitu ; Haryanto.S., SE, Uswan, Mursalim, La. Denda, Aris

Purwandi., SE, Idham idris Dena, SE, Muh. Salahuddin AA., SE, Mujahiddin.,

SE, Ahmad Iksan., SE, Ebey, Endah Haritsatul Hafidzoh., SE, Wilda Widia

ix

Ninggsi, SE., La Ode Manfar,. SE, Wahid Anugrah, Nurfaidah Jodding, Linda

Purnama Sari., SE, Hawaida., SE, Anisya Ardita. P., SE, Sri Ratna Sari., SE,

Tria Asih Wulandari., SE, Sarni., SE, Tri Oktaviani., SE, Fitria Helmiati. S,

Aisyah., SE, Jumriatin., SE,

9. Seluruh saudara-saudari seperjuangan Jurusan Ilmu Ekonomi Angkatan 2012

yang penulis tidak dapat sebutkan nama satu persatu.

10. Seluruh senior angkatan 2010, 2011 tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT. senantiasa

memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Kendari, 30 Desember 2016

Penulis

x

ABSTRAK

Toto Budianto B1A112022, Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan. Program S1, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Jurusan Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Di bimbing oleh Bapak Zainuddin

Saenong dan BapakYohanes Boni.

Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui bagaimana partisipasi

masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode analisis kualitatif yaitu menggumpulkan, menyusun, dan

menganalisis data yang diperoleh khususnya yang berkaitan dengan partisipasi

masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode

analisis kualitatif menyatakan bahwa secara umum partisipasi masyarakat Desa

Mekar Sari masih dalam kategori sedang di dalam pembangunan yang ada di Desa

karena diakibatkan oleh beberapa alasan masyarakat Desa Mekar Sari seperti;

tangapan negatif terhadap pembangunan desa, dan kekecewaan terhadap program

yang tidak berjalan. Pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan adalah contoh Pembangunan dalam lingkup yang

kecil. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 bahwa

pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan seluruh

masyarakat desa dengan semangat gotong royong. Berbagai hal diusahakan oleh

Pemerintahan Desa Mekar Sari diantaranya berupa penyediaan bantuan yang

menunjang kegiatan masyarakat, perumusan kebijakan yang dapat memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan desa,

pemberian kreatifitas dan motivasi bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pembangunan Desa

xi

ABSTRACT

Toto Budianto B1A112022, Analysis of Public Participation in the

Implementation of Development In Mekar Sari subdi strict Konawe Palangga

South. S1 Program, Program Development Studi Ekonomi, Jurusan Ilmu

Economics, Faculty of Economics and Business, Guided by. Zainuddin Saenong

and Yohanes Boni.

This study aims to, knowing how participation and I in the implementation of

development in rural districts bloom sari Palangga Konsel. Methods of data

collection is done by using qualitative analysis methods that mengupulkan, collate

and analyze the data with that obtained in particular with regard to community

participation.

Based on the research results obtained by using the method of qualitative analysis

states that the general public participation Mekar Sari in the implementation of

development programs in their villages had been realized in full only Participation

of society towards development in the village of Mekar Sari still not running

because by comparing several reasons community Mekar Sari village like; In

answer negatif trural development, and disappoint ments of the program is not

running. Implementation of development in the village of Mekar Sari subdistrict

Palangga Konsel examples of the implementation of development within the

scope of the kecil. by Minister of the Interior No. 114 of 2014 that village

development carried out by the village government to involve whole community

in a spirit of mutual cooperation. Various terms sought by the Government of

Mekar Sari of which include the provision of assistance to support community

activities, formulation of policies that can give people an opportunity to

participate in the implementation of development programs, providing creativity

and motivation bagitu foster public participation in the implementation of

development programs

Keywords: Community Participation, Rural Development

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN GELAR SARJANA ..................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv

HALAMAN PENETAPAN PENGUJI SKRIPSI ........................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4

1.5 Ruang Lingkup ...................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritik .................................................................. 6

2.1.1 Konsep Partisipasi Masyarakat ................................... 6

2.1.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat....................... 15

2.1.3 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan ............ 20

2.1.3.1 Tahap Perencanaan Pembangunan ............... 23

2.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Pembangunan ............... 25

2.1.3.3 Tahap Evaluasi Pembangunan ..................... 26

2.1.4 Pentingnya Partisipasi Dalam Pembangunan ............. 27

2.1.5 Pembangunan .............................................................. 28

2.1.6 Pembangunan Desa ..................................................... 30

2.2 Tinjauan Empirik ................................................................... 34

2.3 Kerangka Pikir ....................................................................... 36

2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................... 38

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasidan Waktu Peneliti .................................................... 39

3.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 39

3.2.1 Jenis data .................................................................... 39

3.2.2 Sumber data ................................................................ 40

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 40

3.4 Teknik Pengambilan Data .................................................... 41

3.5 Metode Analisis Data ........................................................... 41

3.6 Definisi Oprasional danVariabel .......................................... 42

xiii

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 43

4.1.1 Keadaan Geografis Desa Mekar Sari ........................... 43

4.1.2 Keadaan Demografis .................................................... 45

4.1.2.1 Jumlah penduduk ........................................... 45

4.1.2.2 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa

Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan ............................................. 46

4.1.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok

Umur Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan ........... 47

4.2 Kondisi Sosial Masyarakat Desa Mekar Sari ........................ 47

4.2.1 Tingkat Pendidikan ...................................................... 47

4.2.2 Sarana dan Prasarana Infrastruktur Sosial Masyarakat

Desa Mekar Sari ........................................................... 48

4.2.2.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan .................. 48

4.2.2.2 Prasarana Ibadah ............................................ 49

4.2.2.3 Prasarana Olahraga ........................................ 50

4.2.2.4 Prasarana Kesehatan ...................................... 51

4.3 Karakteristik Responden Masyarakat Desa Mekar Sari ........ 51

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 51

4.3.2 Karakteristik Responden BerdasarkanUmur ................ 52

4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan .................................................................... 53

4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........ 54

4.4 Rencana Pembangunan .......................................................... 55

4.4.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan ............................................................ 55

4.4.2 Arah Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan .......................... 55

4.4.3 Program Pembangunan Desa Mekar Sari .................... 56

4.4.4 Strategi Pembangunan Desa Mekar Sari ...................... 56

4.5 Hasil Penelitian ...................................................................... 57

4.5.1 Pemahaman Masyarakat Terhadap Perencanaan

Pembangunan Partisipasi ............................................. 57

4.5.2 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan .......................................................................... 61

4.6 Program pembangunan Desa Mekar Sari .............................. 64

4.7 Analisis Partisipasi Masyarakat Pada Program

Pembangunan Desa Mekar Sari ............................................. 65

4.7.1 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan ... 65

4.7.2 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan .... 66

4.7.3 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi .......... 67

4.8 Pembahasan Penelitian .......................................................... 68

4.8.1 Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan ................. 68

4.8.2 Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan .................. 70

xiv

4.8.3 Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi ........................ 72

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 76

5.2 Saran ...................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Luas Wilayah Menurut Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga ........... 44

4.2. Jumlah Penduduk Dusun di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan ................................................................. 45

4.3. Jenis mata pencaharian penduduk di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan .................................................. 46

4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Mekar

Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan ........................ 47

4.5. Distribusi Tingkat pendidikan Penduduk di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan ............................... 48

4.6. Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan ............................... 49

4.7. Prasarana Ibadah Yang Ada di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan .................................................. 50

4.8. Prasarana Olahraga Yang Ada Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan .................................................. 50

4.9. Prasarana Kesehatan Yang Ada Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan .................................................. 51

4.10. Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 52

4.11. Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur ......................................... 53

4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 54

4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................. 54

4.14. Pemahaman Masyarakat Terhadap Perencanaan Pembangunan

Partisipasi .............................................................................................. 58

4.15. Pentingnya Perencanaan Pembangunan Partisipasi di Desa Mekar

Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan ........................ 59

4.16. Sosialisasi Perencanaan Pembangunan Partisipasi di Desa Mekar

Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan ........................ 60

4.17. Jenis Kegiatan Prasarana Desa Mekar Sari Yang di Bangun

Melalui Dana Pembangunan Desa ........................................................ 65

4.18. Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Perencanaan

Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan .................................................................................... 66

4.19. Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan .................................................................................... 67

4.20. Bentuk Partisipasi Responden Pada Tahap Evaluasi Pembangunan

Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan .................................................................................................. 68

xvi

DAFTAR GAMBAR

Skema Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ............................................................................. 37

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu Negara dilaksanakan adalah

untuk mensejahterakan masyarakat demikian halnya dengan Negara Indonesia.

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut dilaksanakan pembangunan nasional.

Tujuan pembangunannya harus memaksimalkan segenap potensi alam

yang bisa digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Begitu

pula dengan potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya harus

ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu menggali,

mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam tersebut. Berbagai rencana dan

program-program pembangunan sebagai wujud pelaksanaan sebuah pemerintahan

telah dibuat di daerah, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui

instansi-instansi vertikal di daerah, maupun pemerintah itu sendiri. Salah satu

program pemerintah yaitu pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat

secara swadaya, atau oleh lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya yang

memiliki program-program pembangunan berupa pemberdayaan masyarakat.

Tujuan program pembangunan pada setiap lembaga termasuk pemerintah

dapat diwujudkan dengan menerapkan suatu pola manajerial dalam pengelolaan

pembangunan. Pola manajerial tersebut dimaksudkan agar hasil pembangunan dan

2

program-program pemerintahan lainnya dapat dirasakan dan dinikmati

manfaatnya oleh masyarakat. Dalam penerapannya, salah satu hal yang

dibutuhkan adalah kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dalam

menunjang suksesnya pelaksanaan program pembangunan. Selain itu juga

diperlukan kebijaksanaan pemerintah untuk mengarahkan serta membimbing

masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan program pembangunan. Selain itu,

pelaksanaan program pembangunan ini harus pula melibatkan sektor swasta

sehingga terjadi sinergi yang baik antara ketiganya yaitu pemerintah, swasta, dan

masyarakat.

Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai

sasaran program pemerintah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Keberhasilan

dalam pencapaian sasaran pelaksanaan program pembangunan bukan semata-mata

didasarkan pada kemampuan aparatur pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan

upaya mewujudkan kemampuan dan keamanan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan program pembangunan. Adanya partisipasi masyarakat akan

mampu mengimbangi keterbatasan biaya dan kemampuan pemerintah dalam

pencapaian pelaksanaan program pembangunan tersebut.

Desa Mekar Sari merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Masyarakat di Desa Mekar Sari

masih menjunjung tinggi nilai adat istiadat dimana penduduk di desa tersebut

terdiri dari berbagai jenis suku diantaranya suku Jawa, Tolaki, dan Bugis, dan lain

sebagainya. Luas wilayah Desa Mekar Sari 588 km².Desa Mekar Sari dengan

jumlah penduduk sebanyak 4.209 jiwa yang terdiri atas 1.892 jiwa laki-laki dan

3

2.317 perempuan. Dihitung berdasarkan jumlah kepala keluarga, yang berada di

Desa Mekar Sari dimana dihuni oleh 480 kepala keluarga.

Sedemikian rupanya usaha yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa Mekar

Sari pun dalam realitasnya tidak dapat membuat semua anggota masyarakat di

Desa Mekar Sari ikut berpartisipasi dalam pembangunan desanya dengan berbagai

macam alasan. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh beberapa warga Desa

Mekar Sari atas keengganannya berpartisipasi dalam program pembangunan

adalah karena belum dipenuhinya keinginan mereka untuk menikmati pengairan

sawah atau irigasi persawahan. Karena selama ini masyarakat masih melakukan

kegiatan pertanian hanya mengandalkan air hujan saja sehingga hasil dari

pertanian mereka pun masih kurang memuaskan. Mereka beranggapan bahwa

sebagian besar penduduk Desa Mekar Sari bermata pencaharian sebagai petani

sehingga irigasi persawahan adalah hal mendasaryang harusnya difasilitasi oleh

pemerintah Desa Mekar Sari.

Sekalipun Pemerintahan Desa Mekar Sari telah berupaya memprioritaskan

pembangunan desa sesuai dengan yang dikehendaki oleh masyarakat yang ada di

desa tersebut, akan tetapi masih ada saja faktor-faktor yang menyebabkan

kurangnya partisipasi masyarakat di Desa Mekar Sari dalam mendukung

pembangunan di Desa Mekar Sari. Berdasarkan uraian di atas, penulis

berkeinginan untuk melakukankan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan”

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang

akan diangkat pada penelitian ini adalah: Bagaimana Partisipasi Masyarakat

Dalam Pembangunan Di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang hendak penulis akan diteliti tersebut

seperti yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan yaitu: “Untuk Menganalisis Partisipasi Masyarakat Di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan”

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang nanti akan dicapai pada penelitian ini diharapakan memberi

manfaat sebagai berikut:

1. Secara praktis, hasil penelitian ini bisa diharapkan dapat memberikan

masukan atau sumbangan bagi Pemerintah Desa Mekar Sari Serta Pemerintah

Daerah Kabupaten Konawe Selatan sebagai aparatur pemerintah dalam

melakukan usaha dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di berbagai

bidang, khususnya pada pembangunan di Kabupaten Konawe Selatan.

2. Bagi penelitian lain dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam

melakukan penelitan yang ada kaitanya dengan Partisipatif Masyarakat dalam

Pembagunan.

5

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan judul yang diangkat, maka ruang lingkup penelitian ini hanya

terbatas pada Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi program pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan.

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritik

2.1.1 Konsep Partisipasi Masyarakat

Partisipasi selain telah menjadi kata kunci dalam pembangunan, juga

menjadi salah satu karakteristik dari penyelenggaraan pemerintah yang baik.

Secara etimologi, partisipasi berasal dari bahasa inggris „‟participation’‟ yang

berarti mengambil bagian atau keikutsertaan. Dalam kamus lengkap bahasa

indonesia dijelaskan „‟partisipasi‟ berarti : hal turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, keikutsertaan, dan peran serta.

Secara umum pengertian dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan

adalah keperansertaan semua anggota atau wakil-wakil masyarakat untuk ikut

membuat keputusan dalam pelaksanaan perencanaan dan pengolahan

pembangunan termasuk didalamnya memutuskan tentang rencana-rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan diperoleh, serta bagaimna

Pelaksanaannya.

Guna dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat sesuai kondisi

obyektif yang ada, maka partisipasi masyarakat dalam berbagai tahapan

pembangunan merupakan suatu kebutuhan. Hal ini sejalan sebagaimana

dinyatakan oleh Bintoro Tjokroamidjojo (1985:46) bahwa guna mencapai

keberhasilan pembangunan maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan

sangat penting yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan berikut: (1). Keterlibatan

dalam penentuan arah, kinerja dan kebijakan pembangunan yang dilakukan

pemerintah, (2). Keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, yang

7

termasuk didalamnya adalah memikul beban dan tanggung jawab pembangunan,

yang dapat dilakukan dengan sumbangan memobilisasi pembiyayaan

pembangunan, melakukan kegiatan produktif, mengawasi jalanya pembagunan

dan lain-lain, (3). Keterlibatan dalam menerima hasil dan manfaat pembangunan

secara adil. Pandangan Tjokroamidjojo mencerminkan bahwa partisipasi

masyarakat dalam tahapan-tahapan pembangunan pada prinsipnya merupakan

tahapan pengambilan keputusan tentang rencana yang akan dilakukan. Tahap

selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan yaitu menerima manfaat

secara propesional dan mengawasi program pembangunan yang dilaksanakan.

Dengan perencanaan pembagunan yang melibatkan partisipasi

masyarakat, berarti sudah mempertimbangkan kebutuhan dan situasi lingkungan

masyarakat. Hal ini penting dalam tahapan pelaksanaan selanjutnya, dimana

masyarakat akan melaksanakan program yang direncanakan. Jika mereka merasa

ikut memiliki dan merasakan manfaat program tersebut maka diharapkan

masyarakat dapat secara aktif melakukan pengawasan terhadap program, sehingga

penyimpangan dapat lebih dihindarkan, guna untuk mencapai keberhasilan

pembangunan sesuai tujuan yang telah direncanakan.

Disamping itu mereka juga mempunyai berbagai keinginan yang selalu

mereka usahakan guna memuaskan apa yang mereka butuhkan. Psikolog

mengatakan bahwa individu mempunyai berbagai keinginan yang tidak terhingga

keinginan ini belum pernah dapat terpenuhi sepenuhnya, kenyataan yang ada

hanya memperlihatkan bahwa kebutuhan yang pertama menjadi penting sampai

dapat terpenuhi. Setelah itu akan muncul kebutuhan kedua, ketiga dan seterusnya.

Untuk memenuhi kebutuhann dan keinginan tersebut setiap individu selalu

8

akanterlibat dalam kehidupan bermasyarakat (live of society) ataupun kehidupan

berkelompok (live of group).

Nasdian (2004:87) memaknai partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif

diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka

sendiri dengan mengunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana

mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Partisipasi tersebut dapat

dikategorikan: Pertama, warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah

dipikirkan atau dirancang oleh orang lain. Kedua, partisipasi masyarakat

merupakan proses pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka

sendiri.

Cohen Uphoff (2003:105) membagi partisipasi ke dalam beberapa

tahapan, yaitu:

a. Tahap Pengambilan Keputusan (Perencanaan) yang diwujudkan dengan

keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat desa.

b. Tahap Pelaksanaan dengan wujud nyata partisipasi berupa: (1). Partispasi

dalam bentuk sumbangan pikiran (ide). (2). Partisipasi dalam bentuk

sumbangan materi. (3). Partisipasi dalam bentuk keterlibatan sebagai anggota

proyek.

c. Tahap Evaluasi (Pengawasan), dianggap penting sebab partisipasi mayarakat

pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberikan masukan

demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

Menurut Canter (1993:78) partisipasi masyarakat sebagai proses

komunikasi dua arah yang terus menerus dapat diartikan bahwa partisipasi

masyarakaat merupakan komunikasi antara pihak Pemerintah sebagai pemegang

9

kebijakan dan masyarakat dipihak lain sebagai pihak yang merasakan langsung

dampak dari kebijakan tersebut. Dari pendapat Canter juga tersirat bahwa

masyarakat dapat memberikan respon positif dalam arti mendukung atau

memberikan masukan terhadap program atau kebijakan yang diambil oleh

Pemerintah, namun dapat juga menolak kebijakan.

Cara berpartisipasi menurut Kaho (1997:117) dapat dikategorikan

menjadi:

1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan,

Artinya keputusan-keputusan untuk kepentingan umum yang dibuat

pemerintah melibatkan masyarakat, sehingga keputusan-keputusan tersebut

akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Keputusan-keputusan yang selama

ini dinilai tidak bermanfaat, karena dibuat secara top-down tanpa melibatkan

masyarakat.

2. Partisipasi dalam melakukan perencanaan pembangunan,

Dalam merencanakan pembangunan, agar tidak menyimpang perlu melibatkan

masyarakat yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi, seperti perencanaan

pembebasan tanah masyarakat untuk pelebaran jalan, atau untuk

pembangunan gedung sekolah, sarana kesehatan (rumah sakit ataupun

puskesmas), gedung- gedung pemerintah, ataupun sarana dan prasarana publik

lainnya.

3. Parisipasi dalam pelaksanaan pembangunan,

Dalam hal ini masyarakat perlu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan

sehingga terjadi sinergi antara pemerintah dan masyarakat, misalnya dalam

pembangunan terminal, pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan.

10

4. Partisipasi dalam evaluasi,

Untuk memastikan bahwa perencanaan sesuai dengan pelaksanaan, seluruh

kegiatan harus dievalusi. Evaluasi ini perlu melibatkan partisipasi masyarakat

Sekalipun partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan unsur yang

sangat penting, tetapi tidak berarti setiap orang dapat dengan intensitas dan

kapasitas yang sama dalam pembangunan yang dimaksud. Hal ini disebabkan

oleh adanya perbedaan kemampuan, perbedaan kepentingan, dan perbedaan

keahlian antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Oleh

karena itu, seseorang dapat berpartisipasi secara parsial, hanya terlibat dalam

satu atau beberapa aktivitas saja dan juga dapat berpartisipasi secara prosesial,

dapat terlibat dalam semua fase dari awal hingga akhir.

Menurut Sumodingrat (1988:68) Partisipasi sebagai salah satu elemen

pembangunan merupakan adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang

berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam

pembangunan.

Terkait dengan masyarakat dalam tahap kegiatan Pembangunan, (Sugian ,

1989:108) menyatakan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan

merupakan Pelaksanaan dalam memilih alternatif yang diberikan semua unsur

masyarakat, lembaga formal, lembaga sosial dan lain-lain. Ini berarti partisipasi

masyarakat dalam mengambil keputusan sangat penting, karena masyarakat

dituntut untuk dapat menentukan apa yang ingin dicapai, permasalahan apa yang

dihadapi, alternatif apa yang kiranya dapat mengatasi masalah itu dan alternatif

apa yang terbaik yang harus dilakukan guna mengatasi permasalahan tersebut.

11

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan setiap keputusan perencanaan

dapat menghabiskan banyak waktu akibat banyaknya kepentingan masyarakat

yang terlibat, tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dalam benturan

berbagai kepentingan. Solusi yang paling sering ditempuh untuk menyelesaikan

benturan kepentingan tersebut adalah mengambil keputusan yang menguntungkan

lebih banyak pihak dan tidak ada pihak yang menjadi korban.

Menurut Adisasmita, (2006:38) Partisipasi masyarakat dapat didefenisikan

sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,

meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program

pembangunan. Adisasmita juga mengatakan peningkatan partisipasi masyarakat

merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat ( social empowerment )

secara aktif yang berorentasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan

dalam masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya masyarakat pedesaan secara lebih

aktif dan efisien, yaitu dalam hal sebagai berikut:

1. Aspek masukan atau input (SDM, dana, peralatan/sarana, data, rencana, dan

teknologi).

2. Aspek proses (pelaksanaan, menitoring, dan pengawasan).

3. Aspek keluar atau output (pencapaian sasaran, efektivitas dan efisiensi).

Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan adalah kesadaran yang

tidak bisa muncul dengan sendirinya.Kesadaran tersebut harus dibimbing dan

diarahkan sampai mereka bisa mencapai kemandiriannya. Tingkat kebutuhan

masyarakat sangat ditentukan sejauh mana masyarakat menyerap informasi dan

memahami dirinya sendiri dalam rangka merumuskan kebutuhannya. Hal ini

12

sering terjadi di masyarakat terutama saat Perumusan Program Pembangunan

yang dilakukan dalam tinggkat desa, tinggkat kecamatan sampai kabupaten.

Masyarakat menginginkan pembangunan tanpa menyadari kegunaanya bagi

peningkatan kesejahteraan mereka, atau akan bisa menyelesaikan masalah riil

yang dihadapi selama ini (kemiskinan dan pengagguran).

Untuk mengembangkan dan melembagakan partisipasi rakyat dalam

pembangunan harus diciptakan suatu perubahan persepsi dari pemerintah terhadap

pembagunan. Pembangunan harus merupakan suatu kewajiban moral dari seluruh

bangsa, bukan ideologi baru yang harus diamankan. Untuk membangkitkan

partisipasi masyarakat dalam pembagunan diperlukan sikap toleransi dari

pemerintah terhadap keritikan dan lain-lain karena dengan keritikan tersebut

merupakan salah satu bentu dari partisipasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam

berpartisipasi yaitu:

1. Usia

Faktor usia merupakan factor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.

2. Jenis Kelamin

3. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan

dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya,

suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh

masyarakat.

4. Pekerjaan dan Penghasilan

13

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang

akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan

dan penghasilan yang baik akan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat

mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu

kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.

Adapun yang menjadi kendala maupun permasalahan dalam pelaksanaan

partisipasi masyarakat menurut Dadang Juliantara (2004:137) adalah:

1. Sering muncul dilema karena ada upaya untuk menghindari maupun

meniadakan partisipasi dengan alasan time consuming, costly, dan masyarakat

juga malas karena time consuming dan banyak tantangan dari opposing interest

groups.

2. Permasalahan yang biasanya dihadapi tubuh pemerintah adalah:

a. Siapa yang berpartisipasi (scope of participation).

b. Bagaimana caranya pihak-pihak yang berpartisipasi tersebut dapat saling

berkomunikasi dan mengambil keputusan (mode of communication and

decisions).

c. Seberapa jauh yang didiskusikan dalam partisipasi itudiadopsi atau

diperhatikan dalam kebijakan atau kegiatan publik (extent of authority)

3. Tidak tersedia ruang partisipasi yang cukup memungkinkan masyarakat

terlibat dalam proses-proses politik yang berhubungan dengan kepentingan

mereka.

14

4. Disisi lain bahwa keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan juga belum secara memadai diakomodasi oleh saluran-saluran

partisipasi yang tersedia.

5. Masih rendahnya akses terhadap informasi publik mengenai kegiatan

perencanaan pembangunan dan pemerintahan, hal ini menyebabkan kualitas

partisipasi masyarakat menjadi rendah.

6. Rendahnya keterlibatan dan keterwakilan kelompok perempuan. Hampir

seluruh forum musyawarah dan lembaga perwakilan warga masih didominasi

oleh kelompok laki-laki dan cenderung mengabaikan keterwakilan kelompok

perempuan.

7. Apatisme masyarakat, muncul akibat berbagai kegiatan yang melibatkan

partisipasi masyarakat tidak membuahkan hasil dan tidak sesuai dengan

keinginan dan cita-cita masyarakat sehingga masyarakat merasa apatis

terhadap partisipasi.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, maka dalam

penelitian ini definisi partisipasi masyarakat yang dimaksudkan oleh peneliti,

yakni keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dengan

memberikan sumbangan ide terhadap proyek pembangunan yang akan

dilaksanakan, dimana dalam hal ini masyarakat berfungsi sebagai subjek sekaligus

sebagai objek pembangunan yang mengetahui betul kondisi di daerahnya sendiri,

sehingga pembangunan yang nantinya dilaksanakan di daerah mereka betul-betul

seperti yang mereka butuhkan.

Menurut Safi‟i (2007:104) partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas

tiga bentuk, yaitu:

15

a. Partisipasi atau keterlibatan dalam pelaksanaan penentuan arah, strategi dan

kebijakan, pembangunan yang dilakukan pemerintah.

b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam

pelakasanaan kegiatan dalam pembangunan.

c. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan itu sendiri.

Slamet (1993) mengemukakan bahwa syarat-syarat yang perlu agar

masyarakat dapat berpartisipasi adalah:

a. Adanya kesempatan untuk ikut membangun atau ikut dalam pembangunan.

b. Adanya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.

c. Adanya kemauan untuk berpartisipasi.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat

Secara sederhana partisipasi bisa diartikan sebagai keikutsertaan

seseorang, kelompok atau masyarakat dalam proses pembangunan. Pengertian

tersebuat dapat diartikan bahwa seseorang, kelompok atau masyarakat dapat

memberikan kontribusi atau sumbangan yang sekirannya dapat menunjang

keberhasilan dari sebuah proyek atau program pembangunan.

Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk partisipasi

masyarakat yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga dalam

bentuk tidak nyata (absrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta

benda, tenaga dan keterampilan.Sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata

adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan

partisipasi representatif.

Secara sederhana partisipasi bisa diartikan sebagai keikutsertaan

seseorang, kelompok atau masyarakat dalam proses pembangunan kelompok atau

16

masyarakat dapat memberikan kontribusi atau subangan yang sekirannya dapat

menunjang keberhasilan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat

sebagai berikut (Huraerah, 2008:85) Bentuk partisipasi yang nyata misalny, uang,

harta benda, tenaga dan keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi yang tidak

nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi representatif

dan partisipasi pengambilan keputusan.

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancarkan usaha-

usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan uang.

Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,

biasanya berupa alat-alat kerja berupa, cangkul, parang, sabit, atau perkakas yang

dapat dimanaatkan oleh masyarakat. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang

diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat

menunjang keberhasilan suatu program.

Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat melakukan kegiatan

yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Partisipasi buah pikiran lebih

merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran

konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar

pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan

pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

Selanjutnya Keith Davis dalam Santoso Sastropoetra (1998:109)

mengemukakan pula tentang bentuk partisipasi, yaitu:

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa.

17

2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang.

3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan honornya berasal dari

sumbangan individu atau instansi yang berada di luar lingkungan tertentu

(dermawan atau pihak ketiga), dan itu merupakan salah satu partisipasi dan

langsung akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri dalam pembangunan desa

tersebut.

4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai sepenuhnya oleh

komuniti (biasanya diputuskan oleh komuniti dalam rapat desa yang

menentukan anggarannya).

5. Sumbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli

setempat. Bentuk kerja yang disumbangkan oleh masyarakat akan

memperingan pembangunan yang diselenggarakan desa tersebut.

6. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga sendiri.

7. Membangun proyek komuniti yang sifatnya otonom.

Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa sangat luas bahkan dalam hal perumusan, perencanaan,

pengawasan, pelaksanaan serta pemanfaatan hasil pembangunan pun perlu

dilibatkan. Pembangunan yang dilakukan di pedesaan harus terpadu dengan

mengembangkan swadaya gotong-royong. Terpadu di sini dimaksudkan

keterpaduan antar pemerintah dan masyarakat, antara sektor yang mempunyai

program pedesaan dan antara anggota masyarakat sendiri, hal tersebut sesuai

dengan apa yang dikemukakan oleh Daldjoeni (2003:65) bahwa: “Partisipasi

masyarakat dilakukan dalam bentuk swadaya gotong royong merupakan modal

utama dan potensi yang essensial dalam pelaksanaan pembangunan desa yang

18

selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi dasar kelangsungan pembangunan

nasional.”

Peranan masyarakat dalam pembangunan sangatlah besar. Agar

peranannya efektif perlu diwadahi melalui lembaga-lembaga yang ada di

masyarakat. Cara mengefektifkan partisipasi masyarakat utamanya pada

masyarakat lapisan bahwa menurut Santoso Sastropoetro (1998:69) adalah

sebagai berikut:

1. Inventarisir semua jenis kader yang ada di desa/kelurahan, guna menegtahui

kemampuan tenaga yang dimiliki.

2. Inventarisir kegiatan dan tujuan program masing-masing kader. Setelah

terhimpun data kegiatan dan tujuan program dari masing-masing kader, data

diolah dan disimpulkan untuk memperolah rencana lokasi kegiatan, program

kegiatan serta jangkauan keberhasilan.

3. Rencana kegiatan pelaksanaan program agar dicek pada mekanisme

penyusunan dan pelaksanaan kegiatan program pembangunan telah masuk

dalam rencana keputusan desa.

4. Tindak lanjut hasil program kegiatan yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh

masyarakat bersama dengan pemerintah dengan motor penggeraknya adalah

kader, memerlukan pembinaan yang berkesinambungan.

Dengan demikian sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat

penting sekali dalam usaha mengefektifkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan fisik maupun nonfisik. Di samping itu untuk mensukseskan

pembangunan, proses penyusunan dan pelaksanaan harus direncanakan dengan

19

matang, dengan melibatkan komponen masyarakat, sehingga tujuan pembangunan

akan tercapai.

Keadaan dan unsur penting adalah timbulnya partisipasi masyarakat dalam

pelakasnaan kegiatan pembangunan atau kebijakan daerah, maka paling tidak

terdapat beberapa faktor-faktor dasar yang mempengaruhi tingkat partisipasi itu

antara lain :

1. Proses penentuan rencana (pembuat keputusan) yang akomondatif terhadap

aspirasi masyarakat. Unsur akomondatif ini juga diwujudkan pada

kemanfaatan yang akan diterima masyarakat dari pelaksanaan kegiatan itu.

2. Adanya kesadaran, yaitu sejumlah sikap, prilaku dan pola sikap yang

didasarkan pada pengetahuan akan manfaat atau juga oleh sejumlah nilai yang

menuntut seseorang melakukan kegiatan yang ditetapkan. Hal ini berkaitan

dengan kebudayaan ataupun kebudayaan politik, yaitu kebudayaan yang

berhubungan dengan perumusan rencana (keputusan) dan pelaksanaan

keputusan-keputusan yang mengikat bersama (masyarakat).

3. Adanya upaya motivasi pengarahan dan penggerakan dari pimpinan dalam

masyarakat untuk menimbulkan pastisipasi itu. Dalam hal ini kepemimpinan

daerah yang dapat menimbulkan kesadaran anggota masyarakat dalam

partisipasi sangat dibutuhkan gaya kepemimpinan yang mampu

mengakomondasikan aspirasi masyarakat merupakan hal yang penting.

4. Untuk mendukung mewujudkan komponen-komponen diatas juga diperlukan

dukungan oleh pola komunikasi yang efektif dari para organisasi pemerintahan

daerah, guna dapat mewujudkan penerimaan kebijaksanaan yang dibuat.

Adanya kesamaan pengertian dan pandangan pelaksanaan kegiatan melalui

20

pola komunikasi yang efektif, makan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan itu akan dapat diwujudkan.

2.1.3 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Menurut Adisasmita, (2006:38) Partisipasi masyarakat dapat didefenisikan

sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,

meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program

pembangunan. Adisasmita juga mengatakan peningkatan partisipasi masyarakat

merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social empowerment)

secara aktif yang berorentasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan

dalam masyarakat pedesaan.

Partisipasi mengandung arti prakarsa, peran aktif dan keterlibatan semua

pelaku pembangunan termasuk penyedia dan penerima pelayanan, serta

lingkungan sosial dalam pengambilan keputusan hingga pemanfaataan dan

pemantauan pelaksanaan guna meningkatkan kesejahteraan desa. Kegiatan

membawa serta masyarakat dalam pembangunan desa merupakan aksi langsung

untuk pemberdayaan masyarakat desa itu sendiri.

Pembangunan desa harus dipelopori oleh elemen masyarakat desa untuk

menciptakan keselarasan diantara setiap elemen pembangunan desa. Keterlibatan

masyarakat desa berarti masyarakat desa berperan aktif untuk ikut dalam

pengelolaan desa baik kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi

sehingga masyarakat mampu memberikan sumbangan pemikiran, tenaga, hingga

materi sekalipun yang difokuskan pada terciptanya pemenuhan kebutuhan

optimal, sehingga hasil pelaksanaan pembangunan mampu dirasakan masyarakat

secara penuh, adapun secara umum partisipasi masyaraka yang ada di desa

21

tersebut sudah tergolong baik. Hal itu tampak dari sikap masyarakat yang

menunjukkan rasa antusiasnya dalam pelaksanaan program-program yang

diadakan oleh pemerintahan desa. Terlebih lagi dengan adanya kebijakan baru

dari pemerintah mengenai dana desa, masyarakat jadi semakin optimis dalam

memajukan desanya melalui program-program pembangunan yang hendak

dilaksanakan di desanya. Karena sebelum adanya dana desa tersebut, desa hanya

dapat mengajukan usulan pembangunan kepada pihak Kabupaten.

Dengan banyaknya jumlah desa yang ada di Kabupaten itulah nantinya

semua usulan akan dipertimbangkan dan direalisasikan berdasarkan prioritas

tertentu. Terlebih lagi 70% dari dana APBD Kabupaten sudah ditetapkan untuk

alokasi gaji pegawai, jadi hanya berapa persen sisanyalah yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan pembangunan seluruh desa yang ada di Kabupaten

tersebut. Karena itulah sangat wajar apabila pembangunan berlangsung lama

sebelum adanya kebijakan dana desa seperti saat ini.

Partisipasi masyarakat yang konon menjadi prasyarat dalam menjalankan

pembangunan khususnya desa, kini menjadi salah satu syarat yang juga menjadi

prinsip dalam menjalankan suatu program pembangunan desa. Sejalan dengan

kepedulian terhadap ketata pemerintahan yang baik dalam setiap kegiatan

pemerintahan desa. Benar adanya bahwa sekarang ini desa tidak bisa berharap

pada bantuan dari pusat sebagai “amunisi” maupun rencana program

pembangunan. Desa tidak bisa hanya menunggu bola yang akan diberikan namun

desa juga harus mampu melakukan gerakan progresif untuk menggapai tujuan

desa tersebut. Hal ini sesuai dengan penuturan Adisasmita bahwa desa harus

22

mampu secara mandiri dengan memanfaatkan segala kemampuan internal dengan

melibatkan segala komponen desa demi menciptakan tujuan desa.

Kemampuan desa secara mandiri yang tanpa harus mengharapkan secara

penuh pengaruh dari luar desa, ternyata sangat memberikan efek positif lebih baik

bagi pembangunan desa. Bermodalkan peran serta masyarakat dalam proses

pembangunan ternyata mampu menjawab segala kesulitan desa dalam

perkembangannya. Mulai dari kekurangan hal paling krusial, yakni dana dapat

ditanggulangi melalui peran serta masyarakat melakukan sumbangan dana

tersebut.

Berdasarkan pendapat yang diberikan Suroto (1983:78), bahwa peran serta

dalam pembangunan desa tidak hanya berpatokan pada dana, melainkan pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang disalurkan dalam

kontribusi nyata, berupa pemikiran, tenaga dan materi menghasilkan

pembangunan yang jelas bagi perkembangan desa. Untuk mewujudkan partisipasi

masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu hubungan yang harmonis antara

masyarakat dengan pemerintah desa. Hal ini menjadi hal mutlak dimana 2 elemen

tersebut harus memiliki visi dan misi yang sejalan dalam suatu ikatan kemitraan.

Tanpa adanya hal tersebut, maka masyarakat akan enggan untuk terlibat serta

dalam proses pembangunan desa.

Untuk itu diperlukan sebuah jiwa kepemimpinan, pemimpin desa yang

partisipatif dapat menjelaskan bahwa kepemimpinan partisipatif merupakan

bentuk kepemimpinan yang dimana pengambilan keputusan dan pelaksanaan

keputusan diambil dan dilkukan secara bersama dengan komunikasi dua arah dan

23

mengikutsertakan orang lain dalam aplikasi program. Hal ini menjadi motivasi

masyarakat untuk ikut mengambil bagian dalam pembangunan desa.

Gambaran dari pembangunan desa yang baik adalah pembangunan yang

dibangun oleh masyarakat yang dapat menumbuhkan manfaat, rasa memiliki dan

tanggung jawab masyarakat dalam mengelola, memelihara, dan menjaga baik

setelah program pembangunan tersebut selesai, dan didalam pembangunan desa,

partisipasi masyarakat yang harus ditingkatkan dalam pembangunan desa tersebut

ada tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi

(pengawasan).

2.1.3.4 Tahap Perencanaan Pembangunan

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang

pedoman pembangunan desa disebutkan bahwa musyawarah perencanaan

pembangunan desa atau adalah musyawarah antara badan permusyawaratan desa,

pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah

desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan dan kebutuhan pembangunan

desa yang didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja desa, swadaya

masyarakat desa. Pada tahapan ini partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk

mampu berfikir dan memberi pendapat dalam mencari masalah yang ada di desa.

Masyarakat dituntut ikut dilibatkan dan turut andil di musrenbang dalam

penetapan kebijakan pembangunan desa. Keterlibatan dalam hal ini merujuk pada

apakah masyarakat ikut dilibatkan dalam proses penyusunan program-program

pembangunan desa. Partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan

pembangunan ini dapat dilihat dari aktifnya warga dalam mengikuti Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang-des). Warga Desa diminta untuk

24

menyumbangkan aspirasi, ide dan saran mengenai program pembangunan apa

yang harus dilakukan di Desa tersebut. Aspirasi atau masukan dari warga tersebut

dapat langsung diberikan ketika Musrenbang Desa diadakan namun dapat pula

diberikan malalui Kepala Dusun tempat dimana warga tersebuit berdomisili

karena nantinya pada Musrenbang Desa tersebut akan ada sesi dimana Kepala

Dusun yang ada di Desa akan menyampaikan hasil-hasil dari semua masukan,

saran, ide dan aspirasi warga yang dipimpinnya.

Masukan juga di dapatkan dari para tokoh masyarakat yang ada di Desa.

Ke semua aspirasi dan masukan tadi dapat mencakup aspek apa saja misalnya

mengenai infrastruktur, kesehatan, ekonomi, sosial dan aspek lainnya yang

dianggap masih perlu ditingkatkan. Semua masukan yang ada dan di dapat dari

berlangsungnya Musrenbang tersebut kemudian akan ditentukan mana yang akan

dijadikan prioritas untuk dilakukan atau dibuat terlebih dahulu, karena pastinya

banyak sekali saran dan masukan yang harus dibuat mengingat banyak pula

masyarakat yang ada di Desa tersebut. Setelah mendapat prioritas mana dari

masukan masyarakat itulah yang akan dimasukkan dalam RKP (Rencana Kerja

Pembangunan) Desa yang akan diagendakan di Musrenbang Kecamatan yang

akan sangat menentukan alokasi dana desa untuk merealisasikan pembangunan

desa.

Musrenbang yang dilakukan di Desa dihadiri oleh semua lapisan dari

masyarakat yang ada di Desa mulai dari aparatur pemerintahan desanya, Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Desa

(LKMD), ibu-ibu PKK dan masyarakat yang mewakili seluruh dusun yang ada di

Desa. Dengan ikutnya semua elemen masyarakat yang ada di Desa tersebut, maka

25

diharapkan akan di dapatkan masukan dan saran-saran terbaik dalam penentuan

program-program pembangunan apa saja yang akan diwujudkan dalam masa yang

akan datang demi mencapai Desa yang lebih baik sesuai dengan keinginan semua

warga.

2.1.3.5 Tahap Pelaksanaan Pembangunan

Pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang

pedoman pembangunan desa disebutkan bahwasannya pembangunan desa harus

dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa

dengan semangat gotong royong, jadi jelaslah pelaksanaannya harus berorientasi

kebawah dan melibatkan masyarakat desa, dengan cara melalui pemberian

wewenang dan sosialisasi dalam pelaksanaan pembangunan desa. Masyarakat

harus menjadi pelaku dalam pembangunan, masyarakat perlu mengetahui hasil

kebijakan dan dipersiapkan untuk dapat merumuskan sendiri permasalahan yang

dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang dibutuhkan, melaksanakan

rencana yang telah diprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan

melestarikan atau menjaga program yang telah dirumuskan dan dilaksanakan.

Tahap pelaksanaan suatu program pembangunan desa agar dapat

terlaksana dengan efektif dibutuhkan peran aktif dari masyarakat yang terdapat

disuatu wilayah tertentu. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya suatu program

pembangunan desa bergantung pada partisipasi masyarakat untuk mengikuti

kegiatan pembangunan tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di

Desa, pada tahap pelaksanaan pembangunan ini yang merupakan lanjutan dari dari

tahap perencanaan pembangunan ini dilakukan penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) berdasarkan hasil dari Musrenbang Desa.

26

Kemudian RKP yang telah disusun tersebut akan dibawa ke Musrenbang

Kecamatan untuk dimusyawarahkan kembali dan dapat ditentukan alokasi dana

yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Dari situlahbisa memulai pengerjaan

program pembangunan setelah dana turun ke desa. Setelah dana turun barulah

pelaksanaan pembangunan dapat dimulai. Bisa dimulai dengan pembelian

material yang dibutuhkan hingga pengerjaannya selesai. Dalam hal pengerjaan ini,

semua hal yang dapat melibatkan masyarakat selalu diusahakan untuk melibatkan

masyarakat. Misalnya dalam program pembangunan fisik atau infrastruktur desa

seperti jalan, untuk hal seperti tukang dan orang yang mengerjakannya selalu

diusahakan dari masyarakat Desa sendiri.

Karena warga Desa ada yang memiliki skill dalam bidang tersebut selain

itu hal tersebut juga dapat membuat lapangan kerja bagi warga yang tadinya

belum memiliki pekerjaan. Masyarakat juga akan senang terlibat dalam

pengerjaan program pembangunan desanya karena hal tersebut untuk kebaikan

desanya juga agar menjadi desa yang lebih baik dari pada sebelumnya.

2.1.3.6 Tahap Evaluasi Pembangunan

Tahap evaluasi adalah tahap dimana adanya pengawasan dari masyarakat

terhadap program pembangunan di desa yang sedang berjalan. Kepala desa harus

tetap mengajak masyarakat untuk ikut dalam bentuk keikutsertaan menilai serta

mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Demikian

juga mengawasi dan memahami pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah

diambil.

Evaluasi merupakan tahapan yang sangat penting agar pembangunan yang

dilaksanakan sesuai dengan harapan dari semua pihak. Semua elemen masyarakat

27

diharapkan turut serta dalam proses pengawasan pembangunan yang telah

berjalan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa, pada tahap

evaluasi atau pengawasan ini Desa mempunyai tim yaitu Tim Pengelola Kegiatan

(TPK), jadi tim ini bertugas untuk mengelola semua tahapan pembangunan begitu

pula pada tahap evaluasi. Selain dibantu dengan Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) yang memang bertugas sebagai pengawas pembangunan di desa, tim

pengelola ini ada juga perwakilan dari masyarakat desa.

Untuk masyarakat yang paham dan mempunyai keahlian dalam

pembangunan pasti akan dimasukkan ke tim pengelola kegiatan tersebut. Kalau

masyarakat awam, pemerintah desa hanya mensosialisasikan apa saja program

yang sedang berjalan dan bagaimana proses maupun progresnya, dengan bantuan

dari para Kepala dusun jadi masyarakat tetap mengetahui apa saja yang sedang

terjadi di desa. Tapi untuk evaluasi yang datang dari masyarakat itu masih jarang

sekali dijumpai. Mungkin kebanyakan dari masyarakat menganggap semua sudah

ditangani oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa.

Namun demikian, pihak perangkat desa tetap berharap besar agar

masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam tahap evaluasi ini. Masyarakat memang

dianggap kurang memahami dengan tahapan pengawasan ini, karena mereka

memang kurang mengetahui konsep tentang pengawasan.

2.1.4 Pentingnya Partisipasi Dalam Pembangunan

Menurut Bintoro Tjokromidjojo (1985), ada 4 (empat) aspek penting

dalam rangka partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu:

28

1. Terlibatnya dan ikutsertanya rakyat tersebut sesuai dengan mekanisme proses

politik dalam suatu negara, turut menentukan arah, strategi dan kebijaksanaan

pembangunan yang dilakukan pemerintah.

2. Meningkatnya artikulasi (kemampuan) untuk merumuskan tujuan-tujuan dan

terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu sebaiknya.

3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan

arah, strategi dan rencana yang telah ditentukan dalam proses politik.

4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif dalam

pembangunan yang berencana.

2.1.5 Pembangunan

Menurut Suroto (1983:78), pembangunan adalah usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Guna penetapan tujuan dan sasaran

pembangunan pada tiap tahap, untuk alokasi sumber-sumber serta untuk

mengatasi rintangan keterbatasan dan pertentangan ini dan untuk melakukan

koordinasi kegiatan, di perlukan kebijaksanaan yang memuat program dan cara-

cara yang relevan dan efektif yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembangunan.

Dengan kata lain, kebijaksanaan berisi tujuan keseluruhan dan tujuan tiap

program yang hendak dicapai pada tiap tahap pembangunan, cara yang perlukan

dilakukan untuk mengatasi semua atau berbagai keterbatasan, rintangan-rintangan

dan pertentangan yang ada atau di perkirakan akan terjadi, cara mengalokasikan

sumber-sumber pembangunan yang optimal, serta cara melakukan koordinasi

semua kegiatan yang efektif.

29

Randy Nugroho (2006:10) memberikan definisi pembangunan secara

sederhana, yaitu pembangunan secara sederhana diartikan sebagai suatu

perubahan tingkat kesejahteraan secara terukur dan alami. Dalam

menyelenggarakan tindakan pembangunan, pemerintah memerlukan dana untuk

membiayai kegiatanya. Dana tersebut dihimpun dari warga Negara dalam bentuk:

pajak, pungutan, serta yang di peroleh secara internal dari pendapatan bukan pajak

dan laba perusahaan publik. Kesejahteraan manusia merupakan fokus dari tujuan

pembangunan, motivasi pelaku pembangunan, dan perioritas pembiayaan

pembangunan.

Michael P Todaro (2001:57) menyatakan bahwa pembangunan bukan

hanya fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus

melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Todaro

mendefinisikan pembangunan merupakan suatu proses multidimensial yang

meliputi perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-

lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan

kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan.

Menurut Todaro (2001) definisi di atas memberikan beberapa implikasi

bahwa:

1. Pembangunan bukan hanya diarahkan untuk peningkatan income , tetapi juga

pemerataan.

2. Pembangunan juga harus memperhatikan aspek kemanusiaan, seperti

peningkatan :

a. Life sustenance: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

30

b. Self-Esteem: Kemampuan untuk menjadi orang yang utuh yang memiliki

harga diri, dan bernilai.

c. Freedom From Survitude: Kemampuan untuk melakukan berbagai pilihan

dalam hidup, yang tentunya tidak merugikan orang lain.

2.1.6 Pembangunan Desa

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa desa

adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan.

Posisi pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah

pemerintahan desa, maka dalam pengembangan peran serta masyarakat,

pemerintah desa selaku Pembina, pengayom dan pemberian pelayanan kepada

masyarakat sangat berperan dalam menunjang mudahnya masyarakat digerakkan

untuk berpartisipasi ( Widjaja, 2001: 42)

Adapun menurut Syarif Purwoko (2004: 60) secara umum tujuan dari

otonomi dan desentralisasi yang dimaksud adalah meningkatkan kesejahteraan

rakyat, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mengembangkan

kreativitasdaerah, menciptakan pemerataan pembangunan, memberikan

keleluasaan kepada daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan

mewujudkan demokrasi ditingkat lokal terutama pada tingkat pemerintahan desa.

Pengertian desa secara umum menurut Daldjoeni (2003: 53) adalah

pemukiman manusia yang letaknya diluar kota dan penduduknya berjiwa agraris,

31

sedangkan desa dalam artian administaratif menurut Kartohadikusumo dalam

Daldjoeni (2003:58) yaitu desa dijelaskan sebagai suatu kesatuan hukum yang

mana tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan

sendiri.

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul

desa dan kondisi sisial budaya masyarakat setempat, dan pembentukan desa

sebagai mana yang dimaksud harus memenuhi syarat:

1. Jumlah penduduk .

2. Luas wilayah.

3. Bagian wilayah kerja.

4. Perangkat, dan

5. Sarana dan prasarana pemerintahan.

Sebagai wujud demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintah desa

dibentuk Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain sesuai dengan budaya

yang berkembang di desa yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga

pengaturan dalam penyelengaraan pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan

dan pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan

Keputusan Kepala Desa. Di desa di bentuk lembaga kemasyarakatan yang

berkedudukan sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam memberdayakan

masyarakat desa.

Menurut Ndraha (1982:71), pembangunan desa adalah setiap

pembangunan yang ada yang di dalam prosesnya masyarakat desa berpartisipasi

aktif. Sedangkan menurut T R Batten dalam Ndraha (1982:72) pembangunan desa

adalah suatu proses dimana organisasi atau masyarakat mulai mendiskusikan dan

32

menentukan keinginan mereka kemudian merencanakan dan mengerjakan

bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pembangunan Desa dinyatakan bahwa bidang pelaksanaan

pembangunan Desa antara lain:

1. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan

Desa antara lain:

a. Jalan pemukiman.

b. Jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.

c. Pembangkit tenaga listrik.

d. Lingkungan permukiman masyarakat Desa dan

e. Infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.

2. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan

antara lain:

a. Air bersih berskala Desa.

b. Sanitasi lingkungan.

c. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu dan

d. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.

3. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dan kebudayaan antara lain:

a. Taman bacaan masyarakat.

b. Pendidikan anak usia dini.

c. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat.

d. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan

33

e. Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa.

4. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:

a. Pasar Desa.

b. Pembentukan dan pengembangan BUM Desa.

c. Penguatan permodalan BUM Desa.

d. Pembibitan tanaman pangan.

e. Penggilingan padi.

f. Pembukaan lahan pertanian.

g. Pengelolaan usaha hutan Desa.

h. Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.

5. Pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Penghijauan.

b. Perlindungan mata air.

c. Pembersihan daerah aliran sungai.

d. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa

Dalam melakukan pembangunan desa ini, banyak sekali hambatan yang

dapat ditemui. Hambatan-hambatan itu, menurut Butterfield dalam Ndraha (1982:

91) adalah:

1. Problema of perception. Perencanaan pembangunan sering tidak tepat dalam

menanggapi antara apa yang pemerintah programkan dengan apa yang benar-

benar di butuhkan masyarakat pedesaan. Sehingga terjadi permasalahan dalam

pembangunan desa, karena masyarakat desa memiliki persepsi yang buruk

terhadap pembangunan yang dilakukan di desanya.

34

2. Kesukaran memilih model pembangunan yang tepat. Mungkin sekali kesulitan

ini muncul karena masyarakat pedesaan itu pada umumnya tertutup dan masih

bingung dalam menerima hal-hal baru, sehingga pemerintah pun menjadi

bingung pula dalam menentukan model pembangunan apa yang sebaiknya di

terapkan bagi masyarakat pedesaan.

3. Time of frame, dimana program pembangunan pedesaan lambat sekali

kelihatan hasilnya, sehingga pemerintah sering merasa kurang sabar

dalammenangani usaha pembanguna desa.

4. Persoalan praktis. Hambatan ini muncul bila hal-hal dalam tahap

pelaksanaannya membuat pembangunan desa terhambat, misalnya saja

kurangnya teknologi, kurangnya pengelola yang terlatih, dan sebagainya.

2.2 Tinjauan Empirik

Beberapa hasil kajian yang relevan dengan yang telah dilakukan

sebelumnya yang berkaitan dengan judul yang diambil yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Putra (2013) yang berjudul

Implementasi Perencanaan Partisipati Dalam Mewujudkan Pembangunan Di

Desa Pakkat Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan:

Implementasi Perencanaan Partisipasi masyarakat selalu menjadi perhatian

utama dalam pembangunan. Partisipasi merupakan bagian penting dari budaya

bangsa kita yang senantiasa menempuh pendekatan musyawarah untuk

mufakat dalam mencari jalan keluar serta pengambilan keputasan bersama.

Dinilai sudah sepenuhnya efisien dengan kata lain apapun yang menjadi hasil

ataupun keputusan musyawarah dalam konteks ini adalah masyaraakat

sehingga keikutsertaan masyarakat tersebut menumbuhkan rasa memiliki

35

terhadap proses pembangunan khususnya pelaksanaan program pembangunan

di desa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra (2011) yang berjudul Peranan

Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang:

Peranan Pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dinilai sudah

sepenuhnya efisien dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa di dalam

pembangunan Infrastruktur desa dalam mewujudkan pembangunan di Desa

Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang dan tidak bisa lepas

dari fungsi-fungsinya sebagai kepemimpinan yang ada di desa, dalam

melaksanakan fungsinya Pemerintah Desa sudah cukup baik seperti pada

fungsi Intruktif, Pengendalian meningkatkan partisipasi dan fungsi

kepemimpinan yang berjalan sesuai Peranan Pemerintah di dalam

Perencanaan Partisipasi.

3. Penelitan yang dilakukan oleh Meylany Sinaga (2011) yang berjudul Evaluasi

Pelaksanaan Metode Partisipasi Dalam Kegiatan Penyuluhan Program Sistem

Legowo Pada Petani Padi Sawah Di Desa Janggir Leto Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun: Pelaksanaan metode penyuluhan partisipasi dalam

penerapan Sistem Legowo yang dilaksanakan sudah bisa dikatakan berhasil

dan kategori baik. Pada indicator persentase ketercapaian sebesar 83,33%

dengan nila 10. Pada indicator Input persentase ketercapian sebesar 80,88%

dengan nilai 7,28 pada indicator produk persentase ketercapaian sebesar

86,66% dengan nilai 7,8. Tingkat partisipasi petani dalam peranana Sistem

Legowo di daerah penelitian termaksud kategori tingkat partisipasi sedang.

36

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan teoritis maka kerangka pikir yang mendasari penelitian ini

adalah mengenai Partisipasi Masyarakat dimana masyarakat ikutserta dalam

pelaksanaan pembangunan desa. Adisasmita (2006:80) mengatakan bahwa

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan lebih menekankan

kepada kemauan sendiri secara sadar untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas

pembangunan, disini semua potensi manusia (tenaga kasar dan terampil serta

dana) diarahkan bagi pelaksanaan pembangunan baik melalui swadaya gotong

royong maupun sumbangan sukarela.

Seperti partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan berupa ide-ide

yang terkait dalam pembangunan di desa yang bersangkutan dengan Perencanaan,

Pelaksanan dan Evaluasi. Disamping itu bagaimana pembangunan desa dapat

berjalan sesuai apa yang diharapkan masyarakat dan dari hasil kajian akan

diperoleh kesimpulan yang selanjutnya menjadi bahan rekomendasi dalam

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Selanjutnya secara singkat kerangka pikir

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

37

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Pembangunan Desa

Partisipasi Masyarakat

Pelaksanaan Perencanaan

Evaluasi

Analisis Kualitatif

Kesimpulan dan Saran

38

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, maka

diajukan hipotesi Partisipasi Masyarakat di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan masih kategori sedang.

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan yang terdiri dari lima dusun yaitu : (1.) Dusun

Bangun Sari, (2.) Dusun Bangun Rejo, (3.) Dusun Blok G Bangun Mulyo, (4.)

Dusun Bangun Trito, (5.) Dusun Apure. Sedangkan waktu penelitian terhitung

sejak proposal ini di setujui oleh pembimbing sampe penelitian terselesaikan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer yaitu: jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan. Data partisipasi masyarakat: pemahaman masyarakat terhadap

perencanaan pembangunan partisipasi, pentingnya perencanaan pembangunan

partisipasi di Desa Mekar Sari, sosialisasi perencanaan pembangunan partisipasi,

jenis kegiatan, keikutsertaan masyarakat berpartisipasi pada tahap perencanaan,

keikutsertaan masyarakat berpartisipasi pada tahap pelaksanaan, keikutsertaan

masyarakat berpartisipasi pada tahap evaluasi.

Sedangkan data sekunder yaitu: jumlah dusun, batas-batas wilayah, luas

wilayah menurut Desa Mekar Sari, jumlah penduduk, jenis mata pencaharian,

keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, sarana dan

prasarana pendidikan, prasarana ibadah, prasarana olahraga, dan prasarana

kesehatan.

40

3.2.2 Sumber data

Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari responden

melalui observasi dan wawancara mendalam. Dan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari instansi atau lembaga terkait yang menyediakan data yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang tinggal di

Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan yang

berjumlah 480 KK. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa

Mekar Sari, kepala desa, sekretaris Desa, Sesepuh (warga yang lebih tua),

Tokoh masyarakat/masyarakat, Sekretaris Kecamatan, Ketua organisasi

masyarakat dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Karena

penduduk Desa Mekar Sari cenderung homogen dari aspek mata pencaharian,

maka sampel penelitian ini menggunakan metode acak sederhana (Simple

Random Sampling) dari jumlah populasi kepala keluarga Desa Mekar Sari

sebagai sampel dalam penelitian ini, sehingga dapat mewakili populasi yang

ada secara keseluruhan.Untuk menentukan banyaknya sampel dalam penelitan

ini maka akan dilakukan rumus perhitungan besaran sampel dari (Rakhmat

Ridwan, 2004:65) sebagai berikut :

n = N/N(d)² + 1

Keterangan :

n : jumlah sampel yang di cari

N : jumlah populasi

d : nilai presisi

1 : nilai konstan

41

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diketahui jumlah populasi sebanyak

480 KK di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga. Besarnya jumlah populasi dan

mengingat keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian maka dilakukan

penarikan sampel yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Dengan

menggunakan rumus tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

N = 480/480.(1)² + 1

= 480/480.(0,01)² + 1

= 480

5,8

= 82

= secara keseluruhan jumlah sampel yang menjadi responden di Desa

Mekar Sari sebanyak 82 responden.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini di kumpul dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Wawancara, secara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanyak jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait atau

mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang berhubungan dengan objek

penelitian sehingga memperoleh data yang terperinci.

b. Kuisioner, menyebarkan daftar pertanyaan kepada para informan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, maka analisis yang

digunakan adalah metode analisis kualitatif yaitu mengumpulkan, menyusun dan

menganalisis data yang diperoleh khususnya yang berkaitan dengan Partisipasi

42

Masyarakat.Dalam melakukan metode analisis ini digunakan persentase dan

analisis tabel untuk menjelaskan bagaimana Partispasi Masyarakat Di Desa Mekar

Sari.

3.6 Definisi Oprasional dan Variabel

Partisipasi masyarakat adalah keterkaitannya masyarakat dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembangunan di Desa Mekar

Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan dan untuk memperjelas

arah peneltian ini, maka penelitian memberikan definisi operasional sebagai

berikut:

1. Partisipasi masyarakat kategori rendah adalah banyaknya masyarakat yang

tidak berpartisipasi yang jumlahnya lebih dari 50%.

2. Partisipasi masyarakat kategori sedang adalah banyaknya masyarakat yang

tidak berpartisipasi yang jumlahnya tidak melebihi 50%

3. Partisipasi masyarakat kategori tinggi adalah banyaknya masyarakat yang tidak

berpartisipasi yang jumlahnya tidak melebihi 10%

43

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Desa Mekar Sari

Desa Mekar Sari adalah Desa yang berada di Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan yang terdiri dari 16 desa dengan luas keseluruhan

17.780 Km². secara geografis Desa Mekar Sari terbentuk dari lima dusun dengan

perincian dusun sebagai berikut:

1. Dusun Bangun Sari

2. Dusun Bangun Rejo

3. Dusun Blok G Bangun Mulyo

4. Dusun Bangun Trito

5. Dusun Apure

Desa Mekar Sari adalah merupakan Desa yang berada di Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Baito

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Tinanggea

c. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Palangga Selatan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Andoolo

Wilayah umumnya datar dan berbukit. Kecamatan Palangga yang terdiri

dari 16 desa, dimana memiliki luas yang berbeda-beda. Wilayah yang paling luas

adalah Desa Watudemba dengan luas 2.908 km², Desa Eewa dengan luas 2.708

km², Desa Watumerembe dengan luas 2.207 km² lalu disusul oleh Desa Alakaya

dengan luas 2.088 km², Desa Mekar Sari dengan luas 588 km², dari keseluruhan

44

luas wilayah Kecamatan, sedangkan wilayah yang paling sempit adalah Desa

Wanua Morini dengan luas 219 km² dari keseluruhan luas wilayah Kecamatan

Palangga.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

No Desa Luas wilayah

(km²)

Persentase

(%)

1. Mekar Sari 588 3,3

2. Wawoura 707 3,9

3. Waworaha 378 2,1

4. Alakaya 2.088 11,8

5. Aosole 867 4,8

6. Anggodara 339 1,9

7. Onebute 1.348 7,5

8. Eewa 2.708 15,2

9. Watumerembe 2.207 12,4

10. Wawonggura 399 2,2

11. Kiaea 1.417 7,9

12. Palangga 789 4,4

13. Kapujaya 289 1,6

14. Watudemba 2.908 16,3

15. Sangi-Sangi 529 2,9

16. Wanua Morini 219 1,2

Jumlah 17.780 100

Sumber : Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

45

Wilayah umumnya datar dan berbukit. Kecamatan Palangga yang terdiri

dari 16 desa, dimana memiliki luas yang berbeda-beda. Wilayah yang paling luas

adalah Desa Watudemba 16,3 persen, Desa Eewa 15,2 persen, Desa

Watumerembe 12,4 persen lalu disusul oleh Desa Alakaya 11,8 persen, Desa

Mekar Sari 3,3 persen, dari keseluruhan luas wilayah Kecamatan, sedangkan

wilayah yang paling sempit adalah Desa Wanua Morini 1,2 persen dari

keseluruhan luas wilayah di Kecamatan Palangga

4.1.2 Keadaan Demografis

4.1.2.1 Jumlah penduduk

Desa Mekar Sari adalah desa dengan jumlah penduduk mencapai 4.209

jiwa, dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.892 jiwa, dan

jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.317 jiwa. Selengkapnya mengenai

jumlah penduduk perdusun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Dusun di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan

No Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Bangun Sari 319 551 870

2 Bangun rejo 350 432 782

3 Bangun mulyo 650 556 1.206

4 Bangun trito 304 360 664

5 Apure 269 418 687

Jumlah 1.892 2.317 4.209

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

46

Jumlah penduduk Desa Mekar Sari sebannyak 4.209 jiwa. Yang terdiri

atas 1.892 jiwa laki-laki dan 2.317 perempuan. Dihitung berdasarkan jumlah

kepala keluarga, Desa Mekar Sari dihuni oleh 480 kepala keluarga.

4.1.2.2 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan

Desa Mekar Sari adalah desa pertanian. Maka warga dan mata pencaharian

warga sebagian besar adalah sebagai petani. Dari jumlah 4.209 jiwa yang ada

43,79 persen atau 1.843 jiwa adalah petani, 17,40 persen atau 732 jiwa adalah

PNS, 18,25 persen atau 768 jiwa adalah wiraswasta, 17,13 persen atau 721 jiwa

adalah pedagang dan 3,44 persen atau 145 jiwa adala BUMD dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.3. Jenis mata pencaharian penduduk di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Sektor Jumlah Persentasi

1. Pertanian 1.843 43,79

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 732 17,40

3. Wiraswasta 768 18,25

4. Pedagang 721 17,13

5. BUMD 145 3,44

Jumah 4.209 100

Sumber: Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

Dilihat dari tingkat penghasilan, rata-rata masyarakat Desa Mekar Sari

tergolong dalam kategori tidak miskin atau menengah tetapi ada diwilayah dusun

di Desa Mekar Sari yang dapat dikategorikan kelompok rumah tangga miskin.

Hasil pertanian adalah padi, sedangkan hasil perladangan antara lain salak, coklat,

jeruk, ubi kayu, dan jagung.

47

4.1.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Mekar

Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

kelompok umur konsumtif yang berada di Desa Mekar Sari berjumlah

1.785 jiwa, kelompok umur produktif 15-59 tahun berjumlah 1.992 jiwa, dan usia

tidak produktif 60 tahun ke atas berjumlah 432 jiwa seperti terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Kelompok umur

(tahun)

Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

1. 0-4 302 330 632

2. 5-9 316 281 597

3. 10-14 162 394 556

4. 15-19 268 244 512

5. 20-29 221 286 507

6. 30-39 220 270 490

7. 40-59 251 232 483

8. 65 ke atas 152 280 432

Jumlah 1.892 2.317 4.209

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

4.2 Kondisi Sosial Masyarakat Desa Mekar Sari

4.2.1 Tingkat Pendidikan

Masyarakat di Desa Mekar Sari secara umum telah memiliki tingkat

kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya pendidikan. Hal ini terlihat dari

banyaknya remaja yang telah duduk dibangku pendidikan meskipun mayoritas

masyarakat hanya lulus di tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu 1.011 jiwa atau 24,02

persen. Data tahun 2016 menunjukan penduduk yang bersekolah berjumlah 2.848

48

jiwa, yang terdiri atas 1.011 jiwa atau 24,02 persen tamat SD, 822 jiwa atau 19,53

persen tamat SLTP, 988 jiwa atau 23,47 persen tamat SLTA, dan 27 jiwa atau

0,64 persen tamat akademik atau Sarjana S1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table berikut.

Tabel 4.5.Tingkat pendidikan Penduduk di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(jiwa)

Persentase

(%)

1. Belum Sekolah 741 17,61

2. Tidak Tamat SD 620 14,73

3. Tamat SD 1.011 24,02

4. Tamat SLTP 822 19,53

5. Tamat SLTA 988 23,47

6. Tamat Akademik/Sarjana S1 27 0,64

Jumlah 4.209 100

Sumber : Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

4.2.2 Sarana dan Prasarana Infrastruktur Sosial Masyarakatan Desa

Mekar Sari

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting bagi

kehidupan bermasyarakat. Fungsinya selain untuk mendukung kebutuhan hidup

masyarakat juga sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.2.2.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana pendidikan yang ada di Desa Mekar Sari dapat

dilihat pada tabel berikut:

49

Tabel 4.6. Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana

pendidikan di Desa Mekar Sari belum lengkap, karena Desa Mekar Sari belum

mempunyai gedung sekolah SMA/Sederajat. Namun berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan prasarana

pendidikan yang ada di Desa Mekar Sari termasuk telah memenuhi standar karena

dalam sebuah desa yang hanya perlu satu Sekolah Dasar (SD), karena penduduk

Desa Mekar Sari yang jumlahnya di atas 4.000 orang maka Desa Mekar Sari telah

memiliki dua buah Sekolah dasar (SD). Dan peraturan untuk tingkat SLTP dan

SLTA adalah dalam satu kecamatan hanya diwajibkan adanya satu sekolah SLTP

atau SLTA sederajat. Desa Mekar Sari telah memiliki satu buah SLTP Jadi

meskipun Desa Mekar Sari belum memiliki bangunan SLTA sendiri, di

Kecamatan Palangga tempat Desa Mekar Sari jadi anak-anak yang hendak

melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA dari Desa Mekar Sari dapat bersekolah

di SLTA yang ada di Kecamatan Palangga tersebut.

4.2.2.2 Prasarana Ibadah

Prasarana Ibadah yang ada di Desa Mekar Sari dapat dilihat pada table

berikut :

No Nama Jumlah

1. TK 3

2. SD 2

3 SLTP 1

Jumlah 6

50

Tabel 4.7. Prasarana Ibadah Yang Ada di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prasarana peribadatan yang

ada di Desa Mekar Sari untuk masyarakat yang beragama muslim dan kristen,

prasarana pribatdatan muslim Masjid dan Langgar/Musholah 2 dan 5 sedangkan

prasarana peribadatan Gereja 2.

Meskipun demikian seharusnya pemerintah Desa Mekar Sari juga

menfasilitasi prasarana ibadah kaum yang memeluk Agama diluar Agama Islam

sebagai bentuk saling menghormati antar umat beragama. Hal ini juga dapat

memicu kecemburuan social dan akan berdampak pada berkurangnya partisipasi

masyarakat terhadap pelaksanaan program pembangunan yang ada di Desa Mekar

Sari.

4.2.2.3 Prasarana Olahraga

Prasarana olahraga yang ada di Desa Mekar Sari dapat pada tabelberikut:

Tabel 4.8. Prasarana Olahraga Yang Ada Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Jenia lapangan Jumlah

1 Lapangan Sepak Bola 2

2 Lapangan Voli 2

Jumlah 4

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

No Rumah Ibadah Jumlah

1. Masjid 2

2. Langgar/Musholah 5

3. Gereja 2

Jumlah 9

51

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Desa Mekar Sari hanya

memiliki prasarana olahraga lapangan sepak bola sebanyak 2 dan lapangang voli

sebanyak 2 buah.

4.2.2.4 Prasarana Kesehatan

Prasarana kesehatan yang ada di Desa Mekar Sari dapat dikatakan sudah

memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Desa, walaupun

prasarana kesehatan yang ada masih perlu ditingkatkan keberadaannya untuk

lebih mekamaksimalkan, Prasarana kesehatan yang dimaksudkan dapat dilihat

pada tabel beriku.

Tabel 4.9. Prasarana Kesehatan Yang Ada Di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Jenis Jumlah

1. Puskesmas pembantu 1

2. Balai pengobatan 1

3. Posyandu 2

4 Toko obat 1

Jumlah 5

Sumber :Kantor Kecamatan Palangga, Tahun 2016

4.3 KarakteristikResponden Masyarakat Desa Mekar Sari

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden penelitan yang dilakukan di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan mengenai partisipasi masyarakat

di Desa Mekar Sari di dalam pelaksanaan program pembangunan desa dan jika

dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dapat dibagi menjadi dua yaitu laki-laki

dan perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabelberikut:

52

Tabel 4.10.Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Responden

Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. Laki-laki 63 76,82

2. Perempuan 19 23,17

Jumlah 82 100

Sumber :Data yang diolah

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, dapat terlihat bahwa berjenis

kelamin pria sebanyak 63 atau 76,82%, dan perempuan sebanyak 19 atau 23,17%.

Dari tabel tersebut dapat menunjukan bahwa jumlah partisipan laki-laki lebih

banyak dari pada jumlah partisipan prempuan. Hal ini disebabkan karena adanya

sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat desa, yang membedakan

kedudukan dan derajat antar laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara

kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan hak dan kewajiban antar laki-laki

ataupun perempuan.

Menurut Suroto. 1983:57, bahwa didalam sistem pelapisan atas dasar

seksualitas ini, dan golongan pria memiliki sejumlah hak istimewa dibandingkan

dengan perempuan. Kerena golongan pria lebih mengandalkan tenaga yang

dimiliki untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa. Dengan demikian,

maka akan cenderungan kelompok laki-laki lebih banyak berpartisipasi di

bandingkan dengan kelompok perempua.

4.3.2 Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil kuesioner, yang penulis kategorikan dalam lima bagian,

sehingga diperoleh umur Karakteristik responden seperti terlihat pada Tabel 4.11

berikut;

53

Tabel 4.11.Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur

Sumber :Data yang diolah

Pada perhitungan Karakteristik Respoden umur diperoleh informasi bahwa

responden yang berusia 31 sampai 40 tahun mendominasidalam pelaksanaan

partisipasi. Hal ini menunjukkan adanya senioritas dalam berpartisipasi.

Perbedaan umur ini mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, karena dalam

masyarakat terdapat perbedaan kedudukan dan derajat atas senioritas, sehingga

akan memunculkan golongan tua dan golongan muda, yang berbeda dalam hal-hal

tertentu misalnya menyalurkan pendapat Canter, (1993:67) dan sedangkan

menurut Slamet (1993:142), umur berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk

berpartisipasi. Dalam hal ini golongan tua yang dianggap lebih berpengalaman

atau senior, akan lebih banyak memberikan pendapat dan dalam hal menetapkan

keputusan.

4.3.3 Karakteristik Respoden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Masyarakat di Desa Mekar Sari Dalam penelitian ini penulis

mengklasifikasikan responden menjadi 4 bagian yaitu jenjang Sekolah Dasar

(SD), jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, Sekolah

Menengah Atas (SMA) sederajat, dan Sarjana (S1). Secara lebih rinci terdapat

dalam tabel berikut

No Umur

(Tahun)

Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. <20 9 10,97

2. 21-30 22 26,83

3. 31-40 43 52,44

4. 41-50 6 7,31

5. >51 2 2,44

Jumlah 82 100

54

Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. SD 23 28,04

2. SMP 12 14,63

3. SMA 43 52,43

4. Sarjana (S1) 4 4,87

Jumlah 82 100

Sumber :Data yang diolah

4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada warga tentang

partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, terlihat ada tujuh jenis pekerjaan

responden, yang penulis kategorikan seperti dalam tabel. Untuk lebih jelasnya

mengenai pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Responden

(orang)

Persentase

Responden (%)

1. Kepala Desa Mekar Sari 1 1,22

2. Sekretaris Desa Mekar Sari 1 1,22

3. Sesepuh (warga yang lebih tua) 8 9,75

4. Tokoh Mayarakat/Masyarakat 65 79,26

5. Sekretaris Kecamatan 1 1,22

6. Ketua organsasi masyarakat 5 6,1

7. Ketua Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) 1 1,22

Jumlah 82 100

Sumber :Data yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa persentase jenis

pekerjaan responden paling banyak adalah Tokoh masyarakat sebanyak 79,26%,

Sepupuh (warga yang lebih tua) 9,75%, Ketua organsasi masyarakat 6,10%

sementara persentase yang paling sedikit adalah Kepala Desa Mekar Sari,

Sekretaris Desa Mekar Sari, Sekretaris Kecamatan, dan Ketua Badan

Permusyawaratan Desa hanya 1,22%.

55

4.4 Rencana Pembangunan

4.4.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

a. Visi, Menampung segala aspirasi masyarakat yang bersifat membangun

demi terjwujudnya masyarakat yang adil, sehat, religius dan mandiri.

b. Misi:

1. Menciptakan lingkungan masyarakat yang bersih.

2. Mendukung program-program pemerintah.

3. Melaksanakan realisasi program-program pemerintah.

4. Mengembangkan SDM secara maksimal.

5. Memperkuat swadaya dan gotong royong warga dalam meningkatkan

pembangunan Desa.

6. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

4.4.2 Arah Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga

Kabupaten Konawe Selatan

Pembangunan Desa harus mengacu pada kepentingan dan pemberdayaan

masyarakat, dalam merencanakan pembangunan perencanaan dari bawah.

Demikian juga halnya dengan Desa, dengan berpedoman pada hasil musyawarah

Musrenbang Desa/ Kelurahan yang dimulai dari tiap Dusun/Lingkungan sampai

tingkat Desa/ Kelurahan yang pada kelanjutannya diprioritaskan di Tingkat

Kecamatan yang disebut dengan Metode RPJM-Desa (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa), merupakan suatu kebijakan yang diambil berdasarkan

hasil musyawarah dan mufakat dengan BPD, LPMD, dan berbagai lapisan

56

masyarakat. Pembangunan dan Kegiatan Pelayanan lainnya diprioritaskan pada

hal-hal yang lebih utama dan mendesak dibutuhkan oleh masyarakat.

4.4.3 Program Pembangunan Desa Mekar Sari

Program pembangunan desa adalah program yang telah diusulkan oleh

masyarakat Desa Mekar Sari secara bersama-sama didalam musrenbang-des untuk

tahun 2013 s/d 2018.

Adapun program pembangunan Desa Mekar Sari adalah sebagai berikut:

1. Di bidang Pemerintah:

1) Melaksanakan pelatihan Administrasi Desa.

2) Melakukan pelatihan perangkat desa, LPMD, PKK, dll.

3) Memerintahkan kepada perangkat desa, LPMD, PKK, dan

menyusun rencana kerja.

2. Di bidang Pembangunan:

1) Menjalankan program yang telah ada seperti PNPM-MP.

2) Mengusulkan pembangunan yang telah diusulkan masyarakat.

3) Menginfetaris bangunan yang perlu untuk dibangun, diperbaiki,

direhab, atau lainnya serta bangunan yang telah diselesaikan.

4.4.4 Strategi Pembangunan Desa Mekar Sari

Dalam mencapai Program Pembangunan Desa Mekar Sari agar dapat

direalisasikan diperlukan peningkatan swadaya dan gotong-royong serta peran

aktif masyarakat, dan kerja sama yang baik antara Pemerintah Desa dengan

masyarakat setempat sehingga dapat menarik perhatian pemerintah untuk dapat

membantu mewujudkan Pembangunan Desa.

57

Pemerintah Desa Mekar Sari juga akan menyusun strategi pembangunan

ini sebagai berikut:

1. Mengiventarisasi semua bangunan yang dapat dibangun dengan swadaya murni

masyarakat.

2. Mengiventarisasi bangunan yang dapat dibangun oleh Donatur atau

penyumbang.

3. Menyusun Rencana Pembangunan yang dapat dibangun dengan dana APBD

Desa termasuk ADD.

4. Mengusulkan Pembangunan melalui PNPM-MP.

5. Mengusulkan Pembangunan APBD Kabupaten atau Provinsi.

6. Mengusulkan Program Pembangunan lainnya, yang di Programkan oleh

Pemerintah.

4.5 Hasil Penelitian

4.5.1 Pemahaman Masyarakat Terhadap Perencanaan Pembangunan

Partisipasi

Data ini diambil untuk mengetahui sejauh mana partisipan masyarakat

Desa Mekar Sari dalam mengetahui dan memahami tentang perencanaan

pembangunan Partisipasi masyarakt yang ada di daerah tersebut. Berikut ini

adalah tabel 4.14 tentang jawaban partisipan mengenai pemahaman masyarakat

tentang perencanaan pembangunan partisipasi di Desa Mekar Sari Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan ;

58

Tabel 4.14. Pemahaman Masyarakat Terhadap Perencanaan

Pembangunan Partisipasi

Sumber :Data yang diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa masyarakat Desa Mekar Sari

mengatakan “Paham” terhadap perencanaan partisipasi yaitu sebanyak 43

responden atau 52,44 persen, dari 82 jumlah partisipan. Prencanaan partisipasi

menurut pemahaman masyarakat di Desa Mekar Sari adalah perencanaan

pembangunan yang dalam prosesnya melibatkan mereka seperti dalam kegiatan

Musyawarah Antar Desa atau Musrenbang-des, kegiatan gotong-royong dalam

kebersihan desa sebagai bagian dari pemeliharaan lingkungan.

Dengan adanya Perencanaan Partisipasi sebagian besar masyarakat yang

memahami perencanaan pembangunan partisipasi, walaupun dengan pengertian

yang sederhana, hal ini cukup berperan penting dan berpengaruh besar terhadap

jalanya pembangunan di Desa Mekar Sari, karena dengan mereka memahaminya

maka mereka dengan sendirinya akan bisa menepatkan mana yang menjadi hak-

haknya serta kewajiban yang harus ditunaikan demi kemajuan pembangunan desa.

Pembangunan tanpa keterlibatan masyarakat maka hasilnya akan sia-sia, sebab

keadialan dan kesejahteraan tidak akan terwujud, dengan begitu diharapkan

optimalisasi dalam perencanaan partisipasi dapat terwujud di Desa Mekar Sari

jika ada sinergitas antara masyarakat dengan aparat pemerintah.

No Kategori Jawaban Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. Paham 43 52,44

2. Ragu-ragu 30 36,59

3. Tidak paham 9 10,97

Jumlah 82 100

59

Pemahaman masyarakat terhadap perencanaan pembangunan patisipasi

sangat penting, karena otonomi masyarakat akan sadar tentang perannya dalam

pembangunan. Berdasrkan hasil penelitian dilapangan, terlihat bahwa masyarakat

pada umumnya telah memahami tentang perencanaan partisipasi yang dapat

dilihat pada tabel 14 diatas. Keadaan seperti ini sangat baik dan dibutuhkan dalam

perencanaan pambangunan partisipasi karena dengan begitu masyarakat desa bisa

menempatkan hak dan kewajiban dalam pembangunan, secara sadar akan ikut

serta dalam pengambilan keputusan di bidang pembangunan.

Sehingga dengan partisipasi tersebut diharapkan hasil pembangunan

benar-benar akan dirasakan oleh masyarakat desa.Berdasarkan penelitian penulis,

bahwa masyarakat Desa Mekar Sari telah menyadari tentang pentingnya

partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4.15. Pentingnya Perencanaan Pembangunan Partisipasi

Di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Kategori Jawaban Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. Ya 82 100

2. Ragu-ragu 0 0

3. Tidak 0 0

Jumlah 82 100

Sumber :Data yang diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua responden menyatakan

pentingnya perencanaan partisipasi dalam pembangunan di Desa Mekar Sari yaitu

sebanyak 82 partisipan atau 100 persen. Masyarakat menyadari bahwa dengan

adanya perencanaan pembangunan partisipasi maka kesejahteraan dapat terwujud,

sebab pembangunan yang baik adalah pembangunan yang lebih berorientasi

60

terhadap kebutuhan masyarakat dan dapat dinikmati oleh masyarakat oleh karna

itu penting sekali perencanaan pembangunan partisipasi, atau ada keterlibatan

masyarakat. Hal ini didukung oleh salah seorang tokoh masyarakat yaitu:

“perencanaan partisipasi sangat penting karena seluruh komponen

masyarakat dapat berperan aktif dalam memajukan desa, selain itu pembangunan

akan lebih tepat sasaran karena masyarakat yang lebih tahu apa yang menjadi

kebutuhan dilingkungan sekitarnya” (tokoh masyarakat).

perencanaan pembangunan partisipasi, maka kondisi ini sangat baik untuk

laju pembangunan. Masyarakat punya potensi besar untuk memajukan

pembangunan di daerahnya, karena setidaknya masyarakat tidak bersikap apatis,

tinggal bagimana Pemerintah memperhatikan mereka dan bekerja sama dengan

seluruh stake holder yang ada.

Tabel 4.16. Sosialisasi Perencanaan Pembangunan Partisipasi di Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Kategori Jawaban Responden

(orang)

Persentase

(%)

1. Ada 56 68,3

2. Ragu-ragu 11 13,41

3. Tidak Ada 15 18,29

Jumlah 82 100

Sumber :Data yang diolah

Dari data yang disajikan diatas terlihat bahwa sebagian besar partisipan

menjawab sudah ada sosialisasi mengenai pedoman perencanaan pembangunan

partisipasi di Desa Mekar Sari, yaitu sebanyak 56 partisipan atau 68,30 persen

menjawab “Ada”. Sedangkan 15 partisipan atau 18,29 persen mengatakan “Tidak

Ada” sosialisasi pedoman perencanaan pembangunan partisipasi, kemudian 11

partisipan atau 13,41 persen menjawab “Ragu-ragu” apakah sosialisasi

61

perencanaan pembangunan partisipasi sudah dilakukan di Desa Mekar Sari.

Masyarakat desa mengaku telah adanya sosialisasi perencanaan pembangunan

desa di Desa Mekar Sari.

Masyarakat telah diberitahu oleh aparat desa tentang pelaksanaan

Musrenbang-desdan jika ada program seperti program raskin, program BLM

aparat juga langsung menginfokan kepada masyarakat baik kepada kepala dusun

maupun langsung kepada masyarakat melalui pertemuan sehari-hari di jalan,

maupun diwarung-warung. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Desa Mekar

Sari yaitu:

“Kami selaku aparat pemerintahan desa sudah berupaya melakukan

sosialisasi tentang perencanaan pembangunan, memang mungkin belum maksimal

apalagi saya masih baru menjabat sebagi kepala desa, jadi masih banyak yang

harus dibenahi dan kami juga terus berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk

desa ini, semisal ada bantuan ataupun kegiatan, kami selalu upayakan

menginfokan kepada masyarakat”( Kepala Desa Mekar Sari).”

Dengan adanya sosialisasi perencanaan pembangunan partisipasi

masyarakat Desa Mekar Sari, masyarakat akan lebih paham makna dari

perencanaan pembangunan desa itu sendiri dan masyarakat bisa mengerti akan

perencanaan pembangunan desa.

4.5.2 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

Partisipasi masyarakat desa merupakan suatu keterlibatan nyata

masyarakat yang secara sadar ikut dalam melaksanakan suatu program yang

sedang dijalankan. Secara spesifik dijelaskan bahwa partisipasi masyarakat tidak

62

hanya berjalan pada pelaksanaan program semata namun ikut serta dalam

perencanaan program hingga evaluasi dan pemeliharaan hasil program. Artinya,

masyarakat mampu menumpahkan langsung segala tindakan, pemikiran, dan

perkataan dalam kegiatan tersebut.

Seturut dengan penjelasan Adisasmita (2006:47) bahwa keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, Pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, Pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi adalah suatu hal

yang mutlak dilakukan untuk menjelaskan penilaian perihal keikutsertaan

masyarakat tersebut. Maka sehubungan dengan hal tersebut untuk mengetahui

realita yang terjadi di Desa Mekar Sari, peneliti mengajukan pertanyaan. Secara

umum Bagaimana partisipasi masyarakat Desa terhadap pembangunan di desa ini?

Bapak Kepala Desa Mekar Sari menjelaskan :

“Secara umum partisipasi masyarakat yang ada di Desa Mekar Sari ini

tergolong sedang, karena hampir semua kegiatan dan program yang diadakan oleh

desa ditanggapi secara antusias oleh semua masyarakat desa dan hampir semua

kalangan yang di Desa Mekar Sari ini menyambut baik program-program

pembangunan yang akan dilaksanakan”. (Kepala Desa Mekar Sari).

Sejalan dengan jawaban Kepala Desa Mekar Sari tersebut, salah satu

warga Desa Mekar Sari juga mengemukakan jawabannya :

“Partisipasi masyarakat di Desa ini termasuk cukup baik, apalagi beberapa

tahun belakangan sejak diberlakukannya kebijakan pemerintah yang baru

mengenai dana desa. Masyarakat sangat menyambut baik kebijakan tersebut dan

63

sangat antusias untuk berpartisipasi membangun desanya menjadi lebih baik

lagi”(Masyarakat).

Dari dua jawaban informan di atas, terdapat kesamaan jawaban yang

mengatakan bahwa pada umumnya partisipasi masyarakat Desa Mekar Sari

tergolong baik dalam pelaksanaan program pembangunan desanya. Partisipasi

masyarakat yang konon menjadi prasyarat dalam menjalankan pembangunan,

khusus nya desa, kini menjadi salah satu syarat yang juga menjadi prinsip dalam

menjalankan suatu program pembangunan. Sejalan dengan kepedulian terhadap

ketata pemerintahan yang baik dalam setiap kegiatan pemerintahan desa.

Berdasarkan pendapat yang diberikan, bahwa peran serta dalam

pembangunan desa tidak hanya berpatokan pada dana, melainkan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang disalurkan dalam kontribusi

nyata, berupa pemikiran, tenaga dan materi menghasilkan pembangunan yang

jelas bagi perkembangan desa.

Untuk mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu

hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintah desa. Hal ini

menjadi hal mutlak dimana 2 elemen tersebut harus memiliki visi dan misi yang

sejalan dalam suatu ikatan kemitraan. Tanpa adanya hal tersebut, maka

masyarakat akan enggan untuk terlibat serta dalam proses pembangunan desa.

Untuk itu diperlukan sebuah jiwa kepemimpinan pemimpin desa yang partisipatif.

Menjelaskan bahwa kepemimpinan partisipatif merupakan bentuk kepemimpinan

yang dimana pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan diambil dan

dilkukan secara bersama dengan komunikasi dua arah dan mengikutsertakan

orang lain dalam aplikasi program. Hal ini menjadi motivasi masyarakat untuk

64

ikut mengambil bagian dalam pembangunan desa. Masyarakat dan pemerintah

mampu bersinergi mewujudkan pembangunan desa yang partisipastif.

Hal ini berkaitan dengan cara Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi

dari warganya, dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan “Bagaimana cara

Bapak selaku Kepala Desa Mekar Sari dalam meningkatkan partisipasi dari

seluruh masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan yang ada di desa

ini?” Bapak Desa Mekar Sari pun mengutarakan jawabannya.

“Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, namun menurut saya cara yang

paling efektif adalah dengan memberikan pengertian berupa sosialisasi kepada

semua elemen masyarakat akan arti pentingnya partisipasi dari semua masyarakat

dalam pelaksanaan program pembangunan guna memajukan Desa Mekar Sari

menjadi lebih baik lagi seperti yang di dambakan oleh semua pihak”.(Kepala Desa

Mekar Sari)

4.6 Program pembangunan Desa Mekar Sari

Sehubungan Desa Mekar Sari adalah desa yang berada di Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan, bahwa seluruh wilayah jalan menuju dusun

sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 maupun roda 4,berkat pembangunan

sarana dan prasarana jalan yang dilaksanakan di Desa Mekar Sari masyarakat

sudah tidak lagi berkeluh kesa atas sarana jalan lagi karena pembangunan sarana

jalan sudah dilakukan oleh pemerintah desa meskipun baru tahap peninggian jalan

lingkungan ataupun perbaikan-perbaikan sarana dan prasarana lainnya yang telah

diibangun melalui dana pembangunan desa dapat dilihat pada Tabel berikut ;

65

Tabel 4.17 Jenis Kegiatan Prasarana Desa Mekar Sari Yang di Bangun Melalui

Dana Pembangunan Desa

No Jenis

Kegiatan

Prasaranan

Perencanaan Pelaksanaan Lokasi

1. Peninggian

jalan

lingkungan

800 x 1,5 x

0,70 M

800 x 1,5 x

0,70 M

Dusun Bangun Sari,

Dusun Apure, Dusun

Bangun Rejo, Dusun

Bangun Trito

2. Perbaikan

jembatan

4 unit 4 unit Dusun Apure, Dusun

Bangun Rejo, Dusun

Blok G Bangun

Mulyo, Dusun

Bangun Trito

3. Pembuatan

saluran air

350x0,50x0,8

6 M

350x0,50x0,

86 M

Dusun Bangun Sari,

Dusun Blok G

Bangun Mulyo,

Dusun Bangun Trito

4. Perbaikan jalan

lingkungan

700x1,5x0,86

M

700x1,5x0,8

6 M

Dusun Bangun Sari,

Dusun Apure, Dusun

Blok G Bangun

Mulyo Dusun

Bangun Rejo, Dusun

Bangun Trito

Sumber :Profil Desa Mekar Sari, Tahun 2016

4.7 Analisis Partisipasi Masyarakat Pada Program Pembangunan Desa Mekar

Sari

4.7.1 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan

Dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada warga berkaitan dengan

berpartisipasi pada tahap perenanaan pembangunan desa melalui Program desa

bentuk partisipasi masyarakat sebanyak 32 jiwa atau 39,02% responden dalam

bentuk Pikiran (saran dan ide), 14 jiwa atau 17,07% dalam bentuk Keahliandan 36

jiwa atau 43,90% tidak Ikut berpartisipasi, dengan demikian dapat di katakan

bahwa partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan tergolong dalam kategori

sedang dimana banyaknya masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi yang

66

jumlahnya setengah dari sampel yang telah ditentukan tidak melebihi 50%.Seperti

terlihat pada tabel 4.18 berikut :

Tabel 4.18. Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Perencanaan

Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan

No Bentuk

Partisipasi

Masyarakat

Pada Tahap

Perencanaan

Jenis Kegiatan Prasaranan Responden

Peninggian

jalan

lingkungan

Perbaikan

jembatan

Pembuatan

saluran air

Perbaikan

jalan

lingkungan

Jumlah %

1. Pikiran (saran

dan ide)

6 9 10 7 32 39,02

2. Keahlian 3 4 2 5 14 17,07

3. Tidak ikut

berpartisipasi

- - - - 36 43,90

Jumlah 82 100

Sumber :Profil Desa Mekar Sari, Tahun 2016

4.7.2 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan

Partisipasi pada tahap pelaksanaan pembangunan melalui Program desa

yang ada di lingkungan desa, menunjukkan bahwa 52 jiwa atau 63,42% dalam

bentuk tenaga, 2 jiwa atau 2,43% dalam bentuk uang, 8 jiwa atau 9,75% dalam

bentuk material, dan 20 jiwa atau 24,40% tidak ikut berpartisipasi, dengan

demikian dapat di katakan bahwa partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan

tergolong dalam kategori sedang dimana banyaknya masyarakat yang tidak ikut

berpartisipasi yang jumlahnya setengah dari sampel yang telah ditentukan tidak

melebihi 50%.selengkapnya dapat dilihat pada table 4.19berikut:

67

Tabel 4.19. Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan

No Bentuk

Partisipasi

Masyarakat

Pada Tahap

Pelaksanaan

Jenis Kegiatan Prasaranan Responden

Peninggian

jalan

lingkungan

Perbaikan

jembatan

Pembuatan

saluran air

Perbaikan

jalan

lingkungan

Jumlah %

1. Tenaga 5 25 10 12 52 63,42

2. Uang - 1 1 - 2 2,43

3. Material - 2 3 3 8 9,75

4. Tidak ikut

berpartisipasi

- - - - 20 24,40

Jumlah 82 100

Sumber :Profil Desa Mekar Sari, Tahun 2016

4.7.3 Analisis Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi

Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh informasi bahwa kesesuaian bentuk

prasarana dengan rencana sebanyak 9 orang atau 10,97%, 24 orang atau 29,26%

menjawab Daya guna, 19 orang atau 23,18% menjawab Hasil guna dan yang

menjawab Tidak ikut berpartisipasi sebanyak 30 orang atau 36,58%, dengan

demikian dapat di katakan bahwa partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi

tergolong dalam kategori sedang dimana banyaknya masyarakat yang tidak ikut

berpartisipasi yang jumlahnya setengah dari sampel yang telah ditentukan tidak

melebihi 50%. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.20 sebagai berikut:

68

Tabel 4.20. Bentuk Partisipasi Responden Pada Tahap Evaluasi

Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan

No Bentuk

Partisipasi

Masyarakat

Pada Tahap

Evaluasi

Jenis Kegiatan Prasaranan Responden

Peninggia

n jalan

lingkunga

n

Perbaikan

jembatan

Pembuatan

saluran air

Perbaikan

jalan

lingkunga

n

Jumlah %

1. Kesesuaian

prasarana

dengan

rencana

2 3 2 2 9 10,97

2. Daya guna 5 10 5 4 24 29,26

3. Hasil guna 4 7 5 3 19 23,18

4. Tidak ikut

berpartisipasi

- - - - 30 36,58

Jumlah 82 100

Sumber :Profil Desa Mekar Sari, Tahun 2016

4.8 Pembahasan Penelitian

4.8.1 Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan pembangunan desa dilihat pada tabel 4.18 dimana

dimulai dari tahap perencanaan atau biasa disebut dengan Musrenbang

(Musyawarah Rencana Pembangunan). Pada tahapan ini partisipasi masyarakat

sangatlah penting untuk mampu berfikir dan memberi pendapat dalam mencari

masalah yang ada di desa. Masyarakat dituntut ikut dilibatkan dan turut andil

dimusrenbang dalam penetapan kebijakan pembangunan desa.

Keterlibatan dalam hal ini merujuk pada apakah masyarakat ikut dilibatkan

dalam proses penyusuna program-program pembangunan desa. Sehubungan

dengan tahapan pertama ini, penulis mengajukan pertanyaan kepada Bapak selaku

Kepala Desa“ Apa kiat atau usaha yang Bapak lakukan untuk menghimpun

69

partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini?”. Dan

jawaban dari Bapak Kepala Desa adalah :

“Dalam perencanaan pembangunan, partisipasi masyarakat memang

merupakan hal yang mutlak ada, karena tanpa partisipasi masyarakat,

pembangunan itu tidak akan berjalan. Dan cara yang saya pilih untuk

menghimpun partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini

adalah dengan menampung keluh kesah mereka mengenai kekurangan-

kekurangan dalam hal pembangunan yang ada di Desa Mekar Sari ini. Dari semua

aspirasi tersebut kemudian saya akan meminta pendapat dari setiap Kepala Dusun

untuk memastikan keadaan di lapangan. Namun ada pula warga yang

menyampaikan aspirasinya kepada Kepala dusun dimana dia tinggal dan

kemudian Kepala dusun terkait menyampaikannya kepada saya. Masyarakat

memiliki hak untuk menyampaikan semua saran yang mereka punya mulai dari

hal kemiskinan, kesehatan, infrastruktur atau apapun yang menurut mereka perlu

untuk diperbaiki.

Seluruh masukan yang diberikan oleh masyarkat akan disampaikan semua

di Musrenbang desa ini, gak hanya itu masukan atau ide dari bagian lain juga

diterima dan dikumpulkan seperti masukan dari para Tokoh Masyarakat atau

Masyarakat. Lalu ditentukan masukan dan aspirasi mana yang akan dijadikan

sebagai prioritas pembangunan. Setelah mendapat prioritas mana dari masukan

masyarakat itulah yang akan dimasukkan dalam RKP (Rencana Kerja

Pembangunan) Desa yang akan diagendakan di Musrenbang Kecamatan yang

akan sangat menentukan alokasi dana desa untuk merealisasikan pembangunan

desa”.

70

Dari penjelasan Kepala Desa Mekar Sari tersebut dapat diketahui bahwa

dalam proses perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat dihimpun dengan

cara menerima aspirasi dan masukan dari masyarakat tersebut melalui kepala

dusun yang memimpin masing-masing dusun yang ada di Desa yang kemudian

dihimpun menjadi satu untuk kemudian ditentukan skala prioritas realisasinya dan

dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa untuk dibawa ke

Musrenbang Kecamatan. Partisipasi masyarakat masih dikatakan kategori sedang

dimana banyaknya masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi yang jumlahnya

setengah dari sampel yang telah ditentukan tidak melebihi 50%. Tidak terhenti

pada masukan dan aspirasi masyarakat, selanjutnya saat diadakannya Musrenbang

Desa pun kehadiran dari masyarakat dianggap sangat penting untuk mengetahui

program pembangunan apa saja yang akan dilakukan di desanya.

4.8.2 Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat di tabel 4.19, dimana warga

masyarakat Desa Mekar Sari beranggapan bahwa, siapapun boleh terlibat dalam

pelaksanaan pembangunan, apalagi sarana dan prasarana yang dibangun berada

dilingkungan permukiman warga Desa Mekar Sari. Senada dengan hal ini,

Ericson (dalam Slamet, 1993: 89) mengatakan bahwa partisipasi didalam

pelaksanaan dimaksudkan adalah pelibatan seseorang pada tahapan pelaksanaan.

Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material sebagai salah

satu wujud partisipasi masyarakat pada pekerjaan tersebut.

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengaplikasian program-program

pembangunan desa yang telah dipilih sesuai ranking atau prioritas yang paling

dibutuhan pada masa ini. Pada tahap pelaksanaan dimana masyarakat juga

71

diharapkan untuk dapat ikut berpartisipasi pada saat pelaksanaan pembangunan

desa, dimana adanya kerjasama antara kepala desa dengan masyarakat dalam

proses pelaksanaan program pembangunan desa. Sehubungan dengan tahap

pelaksanaan pembangunan, Bapak selaku Sekretaris Desa Mekar Sari menjelaskan

dalam wawancara pada tahap pelaksanaan pembangunan “Bagaimana partisipasi

dari masyarakat dalam tahapan pelaksanaan program pembangunan di Desa

Mekar Sari ini?” Bapak menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban:

“Tahap pelaksanaan pembangunan ini merupakan lanjutan dari

Musrenbang-des yang telah dilakukan di Desa. Hasil dari Musrenbang Desa akan

dituangkan didalam Rencana Kerja Pembangunan desa. Dan dari RKP akan

dibawa kemusrenbang kecamatan untuk dimusyawarahkan kembali dan dapat

ditentukan alokasi dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Dari situlah kita

bisa memulai pengerjaan program pembangunan setelah dana turun ke desa.

Setelah dana turun kita mulai membicarakan pelaksanaanya, mulai dari membeli

material sampai pengerjaan hingga selesai. (Sekretaris Desa Mekar Sari).

Dari wawancara yang peneliti lakukan pada sekretaris desa, dapat dilihat

bahwa masyarakat mau ikut berpastisipasi dalam pembangunan yang jika dilihat

butuh tenaga dan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya. Pernyataan di

atas disetujui oleh salah seorang Kepala Dusun Bangun Rejo. Seperti pernyataan

Bapak yang hampir sama denganbeliau menyatakan :

“ Dalam pelaksanaan program pembangunan di Desa Mekar Sari ini, saya

ikut berpartisipasi dalam pengerasan jalan. Karena saya merasa punya keahlian

dalam bidang ini yaa saya juga merasa harus turut membantu, bagaimana pun juga

ini untuk kepentingan kita di desa, selagi saya bisa membantu pasti saya lakukan.

72

Tidak sulit menurut saya dalam pengerjaannya, karena material kan sudah

disediakan oleh desa dan banyak juga masyarakat yang ikut bantu. Jadi

Alhamdulillah bisa ringan jika dikerjakan bersama-sama.” (Ketua organisasi)

Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan masih dikatakan kategori

sedang dimana banyaknya masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi yang

jumlahnya setengah dari sampel yang telah ditentukan tidak melebihi 50%.

4.8.3 Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi

Penentuan jenis atau bentuk prasarana dan lokasi didasarkan pada

kebutuhan masyarakat yang dihimpun dan ditetapkan melalui mekanisme yang

ada pada masyarakat. Sementara Jawaban dari responden yang berkaitan dengan

keaktifan masyarakat Desa Mekar Sari dalam melakukan Tahap Evaluasi

(Pengawasan) kegiatan pembangunan desa dapat dilihat dalam table 4.20 bentuk

partisipasi masyarakat dalam tahap Evaluasi Bapak sebagai masyarakat Desa

Mekar Sari yang menjadi responden yang memberikan penilaian dalam

berpartisipasi dalam evaluasi pembangunan menyatakan sebagai berikut:

“terkadang memang kita sebagai warga perlu memberikan penilaian

terhadap kualitas pembangunan apabila memang sudah sangat buruk hasilnya, kan

sayang juga anggaran yang telah dikeluarkan untuk suatu proyek gagal”

(Masyarakat)

Selanjutnya Bapak salah seorang masyarakat Desa Mekar Sari yang

menjadi responden yang turut berpartisipasi dalam evaluasi pembangunan,

menyatakan sebagia berikut:

73

“itu penting, agar ada perbaikan pembangunan ke depan dan itu adalah hak

kita sebagai masyarakat untuk memberikan penilaian karna tanpa menilai tidak

ada kemajuan dalam pembangunan” (tokoh masayarakat).

Tahap Evaluasi adalah tahap dimana adanya pengawasan dari masyarakat

terhadap program pembangunan di desa yang sedang berjalan. Kepala Desa harus

tetap mengajak masyarakat untuk ikut dalam bentuk keikutsertaan menilai serta

mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Demikian

juga mengawasi dan memahami pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah

diambil. Dalam hal ini peneliti menanyakan “Bagaimana partisipasi masyarakat

dalam tahapan pengawasanatau evaluasi pembangunan di Desa Mekar Sari ini?”

Dalam wawancara yang dilakukan kepada Bapak selaku Kepala Desa,

mengungkapkan:

“Dalam tahapan evaluasi pembangunan ini, kita punya tim yaitu Tim

Pengelola Kegiatan (TPK), jadi tim ini bertugas untuk mengelola semua tahapan

pembangunan begitu pula pada tahap evaluasi. Selain dibantu dengan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), tim pengelola ini ada juga perwakilan dari

masyarakat. Untuk masyarakat yang paham dan mempunyai keahlian dalam

pembangunan pasti akan kita masukan ke tim pengelola kegiatan tersebut. Kalau

masyarakat awam, paling kita hanya mensosialisasikan apa saja program yang

sedang berjalan dan bagaimana proses maupun progresnya, dengan bantuan dari

para masyarakat jadi tetap mengetahu apa saja yang sedang terjadi di desa. Tapi

untuk mengevaluasi langsung datang ke kita itu jarang sekali. Mungkin mereka

menganggap semua sudah ditangani oleh BPD dan perangkat desa.”(Kepala Desa

Mekar Sari)

74

Pernyataan serupa diungkapkan oleh Bapak selaku Ketua Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Mekar Sari;

“kalau partisipasi langsung masyarakat dalam tahapan ini sepertinya

kurangyaa. Kita sebagai BPD memang berfungsi sebagai pengawas

pembangunan, jadi sebaik mungkin BPD dan perangkat desa mengawasi apa saja

program yang sedang berjalan. Dan kita tetap mensosialisasikan pada masyarakat.

Tetapi kita tetap mengharapkan semua masyarakat mau ikut serta dalam tahapan

evaluasi ini, kita ingin masyarakat ikut mengawasi pembangunan yang sedang

berjalan. Sehingga hasil dari program pembangunan yang telah kita sepakati

sesuai dengan kebutuhan semua masyarakat. Untuk kebijakan atau keputusan

yang maujana dan perangkat desa ambil, kita mengharapkan masyarakat juga bisa

memahami dan mengetahui hal itu.” (Ketua Badan Permusyawaratan Desa)

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita lihat dan simpulkan, bahwa Desa

Mekar Sari juga menggunakan Tim Pengelola Kegiatan yang berfungsi sebagai

pengelola dari semua tahapan pembangunan, begitu juga pada tahap evaluasi. Dan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai badan yang bertugas untuk

mengawasi jalannya program pembangunan melakukan tugasnya dengan baik.

Namun, untuk partisipasi masyarakat desa dalam tahap Evaluasi ini, sepertinya

kurang baik seperti yang diutarakan oleh Bapak Kepala Desa dan ketua BPD,

Evaluasi sangat minim dilaksanakan oleh masyarakat.

Namun demikian, pihak perangkat desa tetap berharap besar agar

masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam tahap evaluasi ini. Partisipasi

masyarakat pada tahap evaluasi masih dikatakan kategori sedang dimana

banyaknya masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi yang jumlahnya setengah

75

dari sampel yang telah ditentukan tidak melebihi 50%. Karena masyarakat

memang dianggap kurang memahami pada tahapan evaluasi (pengawasan).

76

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka

peneliti dapat menarik kesimpulan tentang Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan yakni ;

Partisipasi Masyarakat pada tahap Perencanaan yang hanya 43,90%

masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi, pada tahap Pelaksanaan yang hanya

24,40% masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dan pada tahap Evaluasi

sebanyak 36,58% yang tidak ikut berpartisipasi yang dimana pada tahap

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi jumlahnya setengah dari sampel yang

telah ditentukan tidak melebihi 50%. Berdasarakan metode analisis kualitatif

menunjukan tingkat partisipasi yang masih tergolong kategori sedang, dimana

bentuk partisipasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat berupa sumbangan

pemikiran, keahlian, tenaga, uang, materi dan lain lain yang sifatnya membangun

tetapi masyarakat akan partisipasi masih dalam kategori sedang sehingga

pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan berjalan dengan tidak efektif dan efisien.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka saran yang

dapat diberikan peneliti demi perbaikan ke depannya tentang Partisipasi

Masyarakatdalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa Mekar Sari

Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan adalah sebagai berikut:

77

1. Lebih memaksimalkan usaha untuk menghimpun semua partisipasi

masyarakat yang ada di Desa Mekar Sari sehingga partisipasi masyarakat

benar-benar dapat mencakup semua elemen masyarakat Desa Mekar Sari dan

menyelesaikan segala yang termasuk hambatan-hambatan kurangnya

partisipasi masyarakat yang ada di Desa Mekar Sari.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat pola partisipasi yang dapat

di lakukan masyarakat setelah peran pemerintah untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten

Konawe Selatan berjalan dengan baik.

78

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita.2006. Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Canter, 1993. Pengantar Perencanaan Pembangunan Wilayah Desa. Yogyakarta:

Elekx Media Komputer Indonesia.

Daldjoeni, 2003. Geografi Kota dan Desa.Bandung: PT. Alumni.

Hendra, 2011. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi

Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Limau Manis Kecamatan.

Huraerah, 2008. Dinamika Kelompok: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Juliantara, Dadang. 2004. Pembaruan Kabupaten Arah Realisais Otonomi Daerah.

Yogyakarta: Pustaka Jogja Mandiri.

Kaho, Josef R. 1997. Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nasdian, 2004. Partisipatif Wilayah Desa. www.google.com. Di akses tanggal 09

Agustus 2016.

Ndraha, 1982. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat Tinggal

Landas. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nugroho, Randy. 2006. Managemen Pembangunan Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pembangunan Desa.

Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasarana

PendidikanUmum

Purwoko, Syarif. 2004. Desentralisasi dalam Perspektif Lokal. Salatiga: Pustaka

Peruk

Putra, Erwin. 2013. Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan

Pembangunan Di Desa Pakkat Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang

Hasundutan. Medan : SkripsiUniversitas Sumatra Utara.

79

Ridwan, Rakhmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosda karya.

Safi‟I, 2007. Strategi dan Kebijakan Ekonomi Pembangunan Daerah Perspektif

Teoritik. Malang: Averoes Press.

Sastropoetro, Santoso. 1998. Partisipasi, Komunikasi Dan Persuasi Dan Disiplin

Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Slamet, 1993. Pembanguanan Masyarakat Berwawasan Peran Serta. Surakarta :

University Press.

Sinaga, Meylany. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Metode Partisipasi Dalam Kegiatan

Penyuluhan Program Sistem Legowo Pada Petani Padi Sawah Di Desa

Janggir Leto Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi

Universitas Sumatra Utara.

Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja, Yogyakarta:

Gajamadah University.

Sumodingrat, 1988. Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB. Press. Bogor

Aksara.

Sugian. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan

Nasional. Bandung: Alumni.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1985. Perencanaan Pembangunan Dalam Masyarakat

Desa. Jakarta: haji Mas Agung. Tanjung Morawa Deli Serdang. Medan:

Skripsi Universitas Sumatra Utara.

Todaro, Michael P. 2001. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga

Uphoff, Cohen. 2003. Tahapan Partisipasi Masyarakat desa. www.google.com/.

Di aksestanggal 09 Agustus 2016.

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 TentangDesa

Undang-UndangDasar 1945.

Widjaja, 2001. Otonomi Desa merupakan Otonomi Asli Bulat Dan Utuh. Jakarta:

Raja Grafindo Persada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun

2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa.\

80

LAMPIRAN

81

KUESIONER PENELITIAN

PETUNJUK PENGISIAN :

1. Isi data diri Bapak/Ibu pada tempat yang telah disediakan

2. Pada pertanyaan pilihan dalam kuesioner, diisi dengan memberikan tanda

silang (×) pada jawaban yang telah disediakan.

3. Khusus pertanyaan yang memerlukan jawaban penjelasan, mohon dijawab.

DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……………………………………………………

Alamat : ……………………………………………………

Umur : ……………………………………………………

Jenis Kelamin : ……………………………………………………

Pekerja : ……………………………………………………

Pendidikanterakhir:

a) SD.

b) SLTP.

c) SLTA.

d) Perguruan Tinggi

Pendapatan perbulan :

a) Kurang dari Rp 1.000.000

b) Antara Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000

c) Lebih dari Rp 5.000.000

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Bentuk Partisipasi Masyarakat

1. Apakah Bapak/Ibu ikut berpartisipasi pada tahap perencanaan pembangunan di

Desa :

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan, selanjutnya kepertanyaan nomor 3)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

82

2. Bagaimana bentuk partisipasi Bapak/Ibu pada tahap perencanaan

pembangunan desa:

a. Aktif mengikuti pertemuan

b. Aktif menyampaikan usulan/saran

c. Terlibat dalam pengambilan keputusan

3. Apakah Bapak/Ibu ikut berpartisipasi pada tahap pelaksanaan pembangunan

prasarana melalui Program Pembangunan Desa:

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan, selanjutnya kepertanyaan nomor 6)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

4. Apa bentuk partisipasi Bapak/Ibu pada tahap pelaksanaan pembangunan

prasarana melalui Program Pembangunan Desa:

a. Tenaga

b. Uang

c. Material

d. Pikiran

e. Keahlian

5. Terkait pilihan pada pertanyaan nomor 4 (empat) di atas, mohon dijelaskan

alasan Bapak/Ibu, kenapa memilih bentuk tersebut?

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

6. Apakah Bapak/Ibu ikut berpartisipasi pada tahap evaluasi (pengawasan)

pembangunan prasarana di lingkungan Bapak/Ibu :

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan, selanjutnya kepertanyaan nomor 8)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

7. Bagaimana bentuk partisipasi Bapak/Ibu pada tahap pembangunan prasarana

di lingkungan Bapak/Ibu :

a. Melihat kesesuaian bentuk prasarana yang telah dibangun dengan rencana

yang telah ditetapkan

83

b. Melihat daya guna (kemampuan yang mendatangkan hasil yang sebanyak-

banyaknya) dari prasarana lingkungan yang telah dibangun

c. Melihat hasil guna (sesuatu yang diadakan atau dibuat yang memberikan

manfaat) dari prasarana lingkungan yang telah dibangun.

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

Tingkat Partisipasi Masyarakat

8. Pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan prasarana

Dilingkungan Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu pernah diundang oleh pemerintah

untuk mendapatkan persetujuan tentang program tersebut :

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, langsung kepertanyaan nomor 10)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

9. Siapa yang mengundang Bapak/Ibu?

a. Sekretaris Desa

b. KepalaDesa

c. Ketua organisasi

d. Lainnya, mohon disebutkan………………………….......

10. Apakah Bapak/Ibu selalu mendapat perlakuan yang sama dengan warga lain

jika Diundang untuk menghadiri rapat terkait dengan program ini?

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

11. Pada saat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan prasarana di

Lingkungan Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi dari

pemerintah mengenai program ini tanpa pemberian kesempatan kepada

Bapak/Ibu untuk bertanya atau memberikan saran untuk program ini?

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan)

84

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

12. Darimana Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang Partisipasi Masyarakat :

a. Mediamassa

b. Poster

c. Lainnya, mohon di sebutkan…………………………………………

13. Pada saat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan prasarana di

lingkungan Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu pernah melakukan tanya jawab

dengan Pemerintah mengenai program ini?

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

14. Dimanakah tempat yang biasanya Bapak/Ibu gunakan dalam melakukan Tanya

jawab dengan pemerintah mengenai Program Pembangunan Desa?

a. Kantor Desa

b. Rumah Kepala Desa

c. Rumah Warga

d. Lainnya, mohon disebutkan.............................................................................

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

15. Pada saat pertemuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembangunan dengan pemerintah di lingkungan Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu

pernah memberikan saran-saran mengenai program ini?

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................

16. Apa saran-saran dari Bapak/Ibu pada saat perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan di lingkungan Bapak/Ibu?

a. Saran pada tahap perencanaan : ........................................................................

..............................................................................................................................

85

b. Saran pada tahap pelaksanaan : ........................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

c. Saran pada tahap evaluasi : ...............................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

17. 17. Apakah saran-saran dari Bapak/Ibu diterapkan dalam pembangunan desa

ini?

a. Ya

b. Tidak (Jika tidak, mohon dijelaskan)

Mengapa? ............................................................................................................

..............................................................................................................................